i
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA IKAN MAS KOKI (Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri, Tulungagung)
RENDRA EKA ARDHYA
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usaha Budidaya Ikan Mas Koki di Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri, Kabupaten Tulungagung” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor . Bogor, Oktober 2013
Rendra Eka Ardhya NRP. H34070140
ABSTRAK RENDRA EKA ARDHYA.Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usaha Budidaya Ikan Mas Koki di Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri, Kabupaten Tulungagung. Dibimbing oleh RATNA WINANDI. Ikan mas koki adalah salah satu produk perikanan yang sangat baik dikembangkan dengan meningkatkan produksi kebutuhan untuk memenuhi permintaan Indonesia dan luar negeri. Tetapi, produksi ikan mas koki masih fluktuatif di petani. Kelompok Budidaya Ikan Tugu Mina Asri merupakan kelompok yang sering mendapatkan penghargaan karena dinilai baik dalam membudidayakan ikan hias mas koki. Penelitian ini menggunakan fungsi CobbDouglas untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi di kegiatan produksi dan pendapatan budidaya ikan hias mas koki. Penelitian ini menunjukkan pendapatan budidaya sebesar Rp 109.324.000,00 dan R/C rasio sebesar 1,68 sehingga budidaya ikan hias mas koki menguntungkan dan layak untuk dijalankan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi produksi adalah kepadatan tebar, pakan pellet, dan obat-obatan. Kata kunci: Ikan Mas Koki, Faktor Produksi, Pendapatan, Tulungagung ABSTRACT RENDRA EKA ARDHYA. Production Factor And Income Analysis Goldfish Farming. Boyolangu District Tulungagung East Java. Supervised by RATNA WINANDI. Goldfish is one of the potential fisheries products for increasing production to meet demand at Indonesia and other country. However, the production of a goldfish is still volatile at farmers.Tugu Mina Asri Fish Farming is a group that often get credit for rated well in cultivating ornamental fish goldfish. This study uses a Cobb-Douglas function to analyze the factors that the affect production and farmer income of ornamental fish goldfish. This study shows farming income of Rp 109,324,000.00 and R/C ratio of 1.68 so that the cultivation of goldfish is profitable and feasible. While the factors that influence the production is stocking density, feed pellets, and medicine. Keywords: Goldfish, Factor Production, Income, Tulungagung
v
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA IKAN MAS KOKI (Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri, Tulungagung)
RENDRA EKA ARDHYA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
vi
vii
Judul Skripsi
Nama NIM
: Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usaha Budidaya Ikan Mas Koki di Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri, Kabupaten Tulungagung. : Rendra Eka Ardhya : H34070140
Disetujui oleh
Dr Ir Ratna Winandi, MS Pembimbing Skripsi
Diketahui oleh
Dr Ir Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen
Tanggal Lulus: (
)
Judul Skripsi
Nama NIM
: Anali sis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usaha Budidaya Ikan Mas Koki di Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri, Kabupaten Tulungagung. : Rendra Eka Ardhya : H34070140
Disetujui oleh
~;
Dr Ir RatnaWinandi, MS Pembimbing Skripsi
Diketahui oleh
Tanggal Lulus: (
,.16 nCT 2013 '
v
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2011 ini ialah pengembangan usaha, dengan judul “Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usaha Budidaya Ikan Mas Koki di Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri, Kabupaten Tulungagung”.Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Ratna Winandi MS selaku dosen pembimbing skripsi dan seluruh pengajar beserta staff di departemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Suparmi sebagai ibu kandung, Pelda Wiwiek Wibowo sebagai ayah, Putri Dwi Cita sebagai adik serta seluruh anggota keluarga, atas segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya. Selain itu, penulis ucapkan terima kasih kepada Rainieke Putri Arum beserta keluarga dan keluarga besar PT Mitra Mina Nusantara yang sudah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta teman-teman Pondok Koplak, Agribisnis Angakatan 44 dan teman-teman yang tidak bisa Penulis sebutkan satu per satu atas segala dukungan dan bantuannya selama penulis mengerjakan skripsi. Semoga karya ilmiah ini memberikan manfaat bagi para pembaca.
Bogor, Mei 2013 Rendra Eka Ardhya
ix
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan penelitian TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Ikan Hias Mas Koki Biologi Ikan Mas Koki Sejarah Singkat dan Perkembangan Ikan Hias Koki Jenis Penyakit dan Hama ikan Koki Penelitian terdahulu Penelitian Terdahulu yang Terkait tentang Perikanan Penelitian Terdahulu yang Terkait tentang Analisis Usahatani KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Teknis Budidaya Ikan Hias Mas Koki Fungsi Produksi Model Fungsi Produksi Pendapatan Usahatani Kerangka Pemikiran Operasional METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Penarikan Contoh Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis Pendapatan Usaha Budidaya dan R/C rasio Suvival Rate Analisis Fungsi Produksi Pengujian Hipotesa Definisi Operasional Hipotesis Kependudukan dan Mata Pencaharian Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri Karakteristik Responden Status usaha Umur Pendidikan Pengalaman Budidaya Ikan Koki Lama Menjadi Anggota Pokdakan Tugu Mina Asri Tatalaksana Usaha Budidaya Pokdakan Tugu Mina Asri Persiapan Kolam, Pengadaan dan Pemilihan Benih Ikan Koki Pemeliharaan Pembesaran Ikan Mas Koki Kesehatan Ikan Serta Penanggulangan Hama dan Penyakit
xi xii xii 1 1 6 8 8 9 9 9 9 10 11 11 12 15 15 15 16 18 19 20 23 23 23 23 23 24 24 25 25 27 28 30 31 33 34 34 35 35 35 36 36 36 37
x
Pemanenan 38 Pemasaran 39 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI IKAN MAS KOKI KELOMPOK TUGU MINA ASRI 41 Analisis Fungsi dan Model Penduga Produksi Ikan Mas Koki 41 Analisis Elastisitas Produksi Ikan Mas Koki 43 Analisis Elastisitas Produksi Ikan Hias Mas Koki 43 Analisis Skala Usaha (Return to Scale) 45 PENDAPATAN USAHABUDIDAYA IKAN MAS KOKI KELOMPOK TUGU MINA ASRI 47 Keragaan Usahabudidaya Ikan Hias Mas Koki Tugu Mina Asri 47 Penggunaan input 47 Penerimaan Usahabudidaya 50 Pengeluaran Usahabudidaya 50 Pendapatan Usahabudidaya 51 Analisis R/C Rasio 52 SIMPULAN DAN SARAN 55 Simpulan 55 Saran 55 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN 58
xi
DAFTAR TABEL 1 Perkembangan Lima Negara Terbesar Ekspor Ikan Hias Tahun 20032007 Volume (kg), Nilai (US$) 2 Perkembangan Lima Negara Terbesar Impor Ikan Hias Tahun 20032007 Volume (kg), Nilai (US$) 3 Jumlah Produksi Ikan Hias Kabupaten Tulungagung 2011 (ekor) 4 Data luas Lahan dan Jumlah Pembudidaya (RTP) Kabupaten Tulungagung 2011 5 Data Perkembangan Luas Kolam dan Jumlah Anggota Pokdakan Tugu Mina Asri 6 Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Tulungagung, 2009-2011 (Orang) 7 Sebaran Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Usaha Kabupaten Tulungagung, 2009 - 2011 (Persentasi) 8 Karakteristik Responden di Kelompok Budidaya Ikan Hias 9 Harga Beli Ikan Mas Koki PT MMN Berdasarkan Daerah Produksi 2012 12 Penggunaan Input Produksi Usahabudidaya Ikan hias Mas Koki di Kelompok Tugu Mina Asri Tulungagung Tahun 2011 13 Pengeluaran UsahaBudidaya Pembesaran Ikan Mas Koki di Pokdakan Tugu Mina Asri Tulungagung Tahun 2011 14 Rata-rata Penerimaan, Biaya Dan Pendapatan Usahabudidaya pembesaran Ikan Mas koki Tahun 2011 15 Rata-rata Penerimaan , Biaya dan R/C Rasio Usahabudidaya
1 2 4 5 6 30 31 33 40 47 51 52 52
xii
DAFTAR GAMBAR 1
Grafik Produksi Ikan Hias Mas Koki Dalam Luasan Kolam Tugu Mina Asri Tulungagung Tahun 2011 2 Produksi Ikan Hias Mas Koki Kabupaten Tulungagung Berdasarkan Luas Kolam per Bulan Selama Tahun 2011 (ekor) 3 Ikan Mas Koki 4 Grafik Fungsi Produksi Klasik dan Tiga Tahap Produksi 5 Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian 6 Struktur Organisasi Pokdakan Tugu Mina Asri 7 Stok Cacing Sutera 8 Alur Tataniaga Ikan Hias Mas Koki Pokdakan Tugu Mina Asri 9 Hasil Uji Kenormalan P-Plot 10 Hasil Uji Scaterplot 11 Pestisida Merk BASSA
6 7 9 17 22 32 37 39 42 43 49
DAFTAR LAMPIRAN 1 2
Daftar Tanggal Panen Ikan Mas Koki Tiap Responden Variabel-variabel yang diuji dari Responden Tugu Mina Asri Kabupaten Tulungagung 3 Penyusutan Peralatan 4 Daftar Alokasi Tenaga Kerja untuk Setiap Petani Responden Per Kegiatan di Kabupaten Tulungagung Pokdakan Tugu Mina Asri (Jam) 5 Daftar Anggota Tahun 2011 6 P-Plot dan Scatterplot Output SPSS 20 7 Gambar Output Analisis Fungsi Cobb-Douglas SPSS 20 8 Gambar Hasil Pengujian ANOVA dan Pengujian Variabel Cob-Douglas 9 Hasil Pengujian Multikolineritas 10 Hasil Pengujian Kolmogorov Smirnov dan Heterokedistas 11 Gambar Lokasi di Pokdakan Tugu Mina Asri
58 60 61 62 64 65 66 67 68 69 70
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki potensi perikanan yang besar yaitu berupa daratan yang membentang dari Sabang sampai Merauke dengan perairan sungai, danau, dan rawa di dalamnya. Pulau-pulau berjumlah 17.000 dengan perairan baik tawar, payau, maupun laut menjanjikan produksi ikan hias yang begitu besar. Menurut Irzal (2004) Indonesia juga memiliki sejarah akuakultur yang cukup panjang yaitu sejak tahun 1400, budidaya sudah dilakukan di tambak dan sampai sekarang budidaya ikan ini masih tetap eksis. Dewasa ini terdapat puluhan ikan yang sudah dibudidayakan di Indonesia dan turut berpengaruh kepada sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. Beberapa komoditas perikanan, seperti udang windu, ikan hias, rumput laut, dan ikan kerapu telah diekspor dan mendatangkan devisa Negara sehingga dijadikan komoditas unggulan sektor perikanan budidaya (Irzal 2004). Tabel 1 Perkembangan Lima Negara Terbesar Ekspor Ikan Hias Tahun 2003-2007 Negara
Keterangan
2003
2004
2005
2006
2007
Malaysia
Volume (kg) Nilai (US$) Volume (kg) Nilai (US$) Volume (kg) Nilai (US$) Volume(kg) Nilai (US$) Volume (kg) Nilai (US$)
11.008.775 19.333.984 4.199.320 15.192.884 2.515.615 41.4442.663 3.377.498 15.808.955 1.724.745 6.479.033
39.813.942 21.565.441 4.148.374 18.290.267 2.717.063 49.143.584 3.516.077 15.809.245
40.576.593 22.500.309 4.339.393 17.775.134 6.480.910 54.109.104 5.571.068 14.386.730 2.098.888 7.612.826
46.268.121 22.384.101 4.511.356 26.711.008 4.520.955 61.431.165 2.004.364 9.433.513 2.049.880 7.969.797
39.151.968 27.759.722 4.868.887 31.386.095 4.297.052 66.114.538 1.588.617 8.175.359 2.108.902 9.249.975
Spanyol Singapura Indonesia Maroko
1.705.218 7.139.457
Sumber : BPS Tabel 1 diatas menggambarkan peran Singapura sebagai eksportir terbesar di dunia. Tujuan ekspor Singapura adalah Amerika serikat, jepang, dan Eropa (Inggris, Jerman, Perancis) bahkan selain itu Singapura memiliki pasar ikan hias di negara pengimpor tradisional seperti Indonesia. Oleh karena itu,di bidang ikan hias negara Singapura merupakan pesaing terdekat, dan tertangguh bagi Indonesia meskipun sebagian besar ikan hias diimpor dari Indonesia. Selain Singapura pesaing terdekat adalah Malaysia yang mempunyai tujuan ekspor utama adalah Singapura, Iran, Perancis, Inggris, dan Spanyol. Sedangkan Spanyol mempunyai tujuan ekspornya ke Negara Italia, Perancis, Jerman dan Inggris. Indonesia akhir tahun 2007 Tabel 1. mendapatkan devisa lebih dari US$ 8 juta dengan volume 963 ton dari ekspor ikan hias. Negara yang paling meminati produk ikan hias dari Indonesia adalah Amerika dengan nilai impor US$ 1,8 juta, jepang US$ 1,4 juta, Singapura US$ 1,1 juta, Malaysia US$ 760 ribu, serta Jerman, Inggris, Perancis, Swedia, Belanda, Uni Emirat Arab dengan nilai impor masing-masing US$ 100 ribu-US$ 400 ribu. Berikut Tabel 2 adalah data yang
2
menunjukkan potensi besar Indonesia dalam mengembangkan pasar ikan hias ke lima negara terbesar importir ikan hias di dunia Tabel 2 Perkembangan Lima Negara Terbesar Impor Ikan Hias Tahun 2003-2007 Negara Malaysia
Inggris
Keterangan Volume (kg) Nilai (US$) Volume (kg) Nilai (US$) Volume (kg)
2003 2.727.326 8.512.136 3.123.806 13.337.329 1.981756
2004 6.878.899 9.786.906 2.472.781 13.845.460 2.428.342
2005 7.001.908 9.849.950 1.093.787 20.792.832 2.284.494
2005 7.946.751 9.080.212 758.802 22.315.456 2.143.227
2007 8.334.259 11.021.882 798.787 23.491.384 2.148.077
Amerika Serikat Belgia
Nilai (US$) Volume (kg) Nilai (US$) Volume (kg)
26.605.929 3.377.935 64.214.578 1.196.652
29.960.515 3.584.723 68.145.605 1.076.273
30.210.875 3.811.784 72.462045 1.221.547
30.857.064 2.520.242 74.117.239 1.022.102
33.924.549 2.218.129 65.232.483 1.975.975
Nilai (US$)
11.580.309
11.672.337
11.450.145
10.902.103
13.070.484
Singapura
Sumber: BPS Tabel 2 adalah perkembangan Negara importir yang terbesar di seluruh dunia yang menunjukkan bahwa perkembangannya selalu meningkat disepanjang tahun. Sehingga negara-negara diatas berpotensi sebagai pemenuhan pasar ikan hias di luar negeri. Indonesia di Tabel 1 yang menunjukkan penurunan di tahun 2006 sampai 2007 ini menunjukkan ada masalah dalam agribisnis ikan hias di Indonesia sehingga berbagai masalah yang ada harus diselesaikan agar perdagangan ekspor selalu meningkat. Selain diekspor ke luar negeri, ikan hias merupakan salah satu komoditas yang potensial untuk diperdagangkan di dalam negeri. Kegiatan budidaya ikan hias ini ternyata mampu memberikan banyak penghidupan bagi banyak orang. Selain orang suka akan keindahan ikan hias, banyak pula orang yang melihat dari segi keuntungan sehingga membudidayakan dan memasarkan ikan hias sebagai mata pencaharian. Ada beberapa kasus bahwa petani yang menjalankan budidaya ikan konsumsi seperti ikan lele, ikan nila, guramih dan lain sebagainya beralih menekuni budidaya ikan hias karena melihat lebih menguntungkan. Semua itu dilakukan karena potensi ekonomis budi daya ikan hias lebih menggiurkan dibandingkan dengan ikan konsumsi1. Dengan pola pemeliharaan dan pemberian makanan yang hampir sama dengan ikan konsumsi, budidaya ikan hias mampu menghasilkan pemasukan yang lebih besar karena harga ikan hias lebih mahal. Ikan hias mempunyai beberapa kelebihan yaitu dapat dilakukan oleh usaha skala kecil sampai skala besar, perputaran uang yang cepat, dan dapat dilakukan dalam lahan yang sempit. Kelebihan dalam budidaya ikan hias ini menarik beberapa masyarakat untuk melakukan kegiatan budidaya sebagai alternatif usaha dalam bidang perikanan. Pelaku dalam kegiatan bisnis ikan hias di Indonesia terdiri dari nelayan penangkap ikan hias, peternak pembenih ikan hias, peternak pembesaran ikan hias, pedagang, pengumpul atau penampung, pedagang ikan hias keliling antar kota, toko akuarium, toko akuarium, eksportir dan importir ikan hias serta 1
Peluang Usaha Budidaya Mas Koki. http://dyazo.blogspot.com/2012/03/peluang-usaha-budidaya-mas-koki.html. [diakses 12 februari 2012]
3
hubungan antarkelompok unit usaha tersebut (Kuncoro 2004). Pelaku ikan hias yang tersebut berhubungan dengan besar kecilnya modal, hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan setiap pelaku bisnis berbeda seperti pemodal kecil sebagai nelayan penangkap sedangkan pemodal besar sebagai eksportir atau importir ikan hias. Daerah penghasil ikan hias di Indonesia adalah Sumatra Utara, Jambi, Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua. Sumatra Utara, Jambi, Riau, Sulawesi, Papua, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur mengandalkan sumber daya ikan hias dari tangkapan alam. Sedangkan Jawa Barat dan Jawa Timur produksi ikan hias didominasi hasil budidaya. Jawa Timur termasuk pemasok ikan hias besar ke eksportir dengan produksi komoditi ikan hias yang khas yaitu ikan koi dan ikan mas koki2. Ikan mas koki termasuk komoditi ekspor yang potensial untuk dikembangkan sebab permintaan untuk ekspor masih belum terpenuhi. Selain pasar ekspor, ikan mas koki sangat laku dipasaran lokal setiap kios ikan hias ada ikan koki yang dijual. Karena permintaan yang tinggi produksi di Indonesia belum bisa memenuhi jumlah yang di perdagangkan. Ada beberapa kendala di kegiatan budidaya kenapa ikan mas koki ini belum terpenuhi jumlah permintaannya yaitu penyakit yang menyerang, ph dan dh yang tidak sesuai sehingga ikan koki lambat pertumbuhannya dan mudah mati, keadaan perubahan cuaca yang ekstrim dan jumlah pembudidaya yang belum banyak3. Tulungagung sebagai sentra produksi ikan hias mas koki mempunyai keunggulan yang membuat hasil produksinya bisa bersaing dari daerah lain terutama produksi ikan mas koki Bogor, Jakarta, dan Jawa Barat. Ikan mas koki selalu digemari oleh para pecinta ikan hias. Keanekaragaman jenis dan ciri khas masing-masing menjadikan ikan koki tetap diminati pasar dan tidak tenggelam walau muncul jenis-jenis ikan lain. Ada beberapa ikan di pasar bersifat temporer, artinya bersifat mengalami pasang surut. Untuk periode tertentu ikan tersebut dicari orang bahkan harganya melambung tinggi dari harga normal tetapi ada saatnya harga ikan jatuh dan keberadaannya pun sudah jarang ditemukan (Sayuti 2003 dalam Made 2005). Hal ini dikarenakan keunggulan ikan koki tidak hanya bagus sebagai pengisi akuarium air tawar tetapi juga dapat mengisi kolam. Jawa Timur mempunyi daerah yang dijuluki segitiga emas ikan hias yaitu Tulungagung, Kediri dan Blitar4. Dengan peran masing-masing yaitu Kediri sebagai pusat perdagangan ikan hasil produksi dari daerah Blitar dan Tulungagung. Blitar sebagai produksi ikan koi 40 juta per tahun, dengan luas lahan budidaya khusus ikan koi seluas 200 hektar dan Blitar ditetapkan sebagai kawasan minapolitan ikan hias koi. Sedangkan Tulungagung sebagai produksi ikan hias mas koki yang besar di Jawa Timur.Tulungagung mempunyai potensi 2
Anonim. Mei 2011. Tulungagung Segitiga Emas Pengembangan Ikan Hias http://www.tulungagung.go.id/index.php/beranda/ekonomi/agrobisnis/752-tulungagung-segitiga-emas-pengembanganikan-hias. [diiakses 12 februari 2012] 3 Anonim. Agusutus 2003. Ke China Berburu Mas koki. Trubus. Edisi 405. Hal 12 coloum 3. 4 Anonim. Mei 2011. Tulungagung Segitiga Emas Pengembangan Ikan Hias http://www.tulungagung.go.id/index.php/beranda/ekonomi/agrobisnis/752-tulungagung-segitiga-emas-pengembanganikan-hias. [diiakses 12 februari 2012]
4
produksi ikan hias untuk memasok eksportir yang besar untuk ikan mas koki di Indonesia. Tulungagung mempunyai jumlah pembudidaya ikan hias sebanyak 2.256 RTP atau jumlah pembudidaya 3.396 orang yang terpusat di Kecamatan Sumbergempol, Kedungwaru, Boyolangu, dan Tulungagung. Pembudidaya ikan konsumsi sebanyak 10.370 RTP dengan jumlah pembudidaya 12.220 orang, yang tersebar di 12 Kecamatan potensi perikanan, yaitu Ngunut, Rejotangan, Sumbergempol, Boyolangu, Kedungwaru, Ngantru, Tulungagung, Pakel, Kalidawir, Karangrejo,’ Gondang, dan Kauman. Sedangkan untuk potensi budidaya ikan di air deras berada pada wilayah Kecamatan Pagerwojo dan Sendang . Jenis Ikan hias dikhususkan pada ikan mas koki (kaliko, tosa, rasket, mutiara, lion head, mata kantong, mas lowo, tekim, spenser, rensil dan 40 jenis ikan hias lainnya). Produksi ikan hias air tawar Tulungagung tahun 2011 nilai produksi mencapai Rp90.798.586.100,00 dan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 3,00 %5. Produksi terbanyak adalah ikan hias mas koki. Berikut data tabel jumlah produksi ikan hias se-Kabupaten Tulungagung 2011 Tabel 3 Jumlah Produksi Ikan Hias Kabupaten Tulungagung 2011 (ekor) Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Total
Ikan Mas Koki (ekor)
Jenis Produksi
576.005
Ikan Lain (ekor)
30.316
1.309.10 2 68.900
4.293.85 5 225.992
1.256.73 8 66.144
6.283.69 0 330.720
5.760.04 9 303.160
Jenis Produksi (ekor)
Jul
Agust
Sept
Okt
Nop
Des
19.479.4 39 1.025.23 2 Total
Ikan Mas Koki (ekor)
7.330.97 1 385.841
680.733
6.336.05 3 333.477
3.665.48 6 192.920
6.493.14 5 341.745
8.819.21 3 440.961
Ikan Lain (ekor) Total Ikan Mas Koki (ekor) Total Ikan Lain (ekor)
35.828
33.325.6 01 1.730.77 2
52.805.040 2.756.004
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Tulungagung (2011) Berdasarkan data Tabel 3 diketahui bahwa Ikan hias yang banyak dibudidayakan di Kabupaten Tulungagung adalah Ikan Hias Mas Koki. Perairan umum Tulungagung menyerap tenaga kerja sebesar 5.124 orang dengan rincian sungai menyerap 3.492 orang, rawa 207 orang, waduk 1.149 orang, telaga 276 orang. Pembudidaya ikan hias 3.412 orang dan ikan konsumsi 12.200 orang untuk pembenihan 784 orang. Pendapatan sektor perikanan juga cukup tinggi, pada 2007 pendapatannya sebesar Rp 302,140 miliar. Perikanan budidaya menyumbang porsi terbesar dengan jumlah Rp 256,124 miliar disusul perikanan tangkap laut Rp 39,478 miliar dan perikanan tangkap di perairan umum Rp 6, 536 miliar. Besarnya pendapatan didukung penyebaran budidaya ikan air tawar yang merata di berbagai kecamatan di Tulungagung. Komoditas unggulan ikan hias air tawar khususnya Mas koki tersentra di tiga Kecamatan 5
Anonim. Mei 2011. Tulungagung Segitiga Emas Pengembangan Ikan Hias http://www.tulungagung.go.id/index.php/beranda/ekonomi/agrobisnis/752-tulungagung-segitiga-emas-pengembanganikan-hias. [diiakses 12 februari 2012]
5
Sumbergempol, Kedungwaru, Boyolangu dan yang lain tersebar di 12 kecamatan6. Adapun daerah pemasaran ikan hias air tawar Tulungagung meliputi Surabaya, Solo, Semarang, Jakarta, sebagian Sumatera, Balikpapan dan daerah lain yang terkait rantai perdagangan ikan hias. Upaya yang dilakukan untuk memperluas jaringan pemasaran, khususnya untuk ekspor, telah dilakukan kerjasama dengan Asosiasi penggemar Ikan Hias (APIH) Jakarta dan Bali dengan para buyer (pembeli) dari Singapura, Selandia baru dengan diberikan kriteria baik kualitas (tepat mutu), kuantitas (tepat jumlah) dan kontinuitas (tepat waktu)7. Bentuk kelembagaan dalam budidaya ikan hias dirasakan sangat penting dalam pengembangan ikan hias mas koki. Melalui kelompok budidaya ikan hias ini mampu membantu dalam kepastian pasar, kepastian penyediaan input, dan tempat adopsi teknologi. Selain itu mampu memberikan teknik dan penyuluhan budidaya serta sebagai organisasi pembudidaya dalam memasarkan output dan menyediakan input secara kolektif. Kelompok Pembudidaya Ikan Hias "Tugu Mina Asri" berada di Desa Boyolangu Kecamatan Boyolangu merupakan kelompok pembudidaya berprestasi yang ada di Tulungagung. Tugu Mina Asri pada tahun 2011 memperoleh penghargaan Adi Bhakti Mina Mandiri yang sebelumnya memperoleh juara di tingkat Jawa Timur 8. Penghargaan Bhakti Mina Mandiri adalah penghargaan bagi yang berpretasi dari upaya mengembangkan budidaya ikan hias. Tugu Mina Asri mempunyai luas kolam yang dimiliki oleh seluruh anggota kelompok ada 9.240 m2 yang meliputi kolam pasang dan kolam terpal. Selain memiliki kolam, kelompok ini juga memiliki akuarium 12 unit, sementara untuk jenis ikan yang dibudidayakan antara lain Jenis ikan mas koki, koi, dan Plati marble. Kelompok budidaya ikan hias ini merupakan organisasi non formal yang didasari atas kepentingan bersama untuk mengatasi permasalahan bersama. Tabel 4 Data luas Lahan dan Jumlah Pembudidaya (RTP) Kabupaten Tulungagung 2011 No Kecamatan Luas Lahan (Ha) Pembudidaya (RTP) 1 10,1 250 Sumber Gempol 2 14,04 630 Boyolangu 3 1,89 113 Tulungagung 4 6,38 272 Kedungwaru Sumber : Data Lahan dan Pembudidaya Perikanan Tulungagung (2011) Tabel 4 adalah data pembudidaya dan luas lahan yang ada di daerah Tulungagung Jawa Timur yang menunjukkan besarnya potensi pengembangan komoditas ikan hias dan jumlah pembudidaya ikan hias yang ada di Tulungaagung. Boyolangu sebagai daerah asal kelompok pembudidaya ikan hias mas koki mempunyai lahan dan jumlah pembudidaya ikan hias yang terbesar di kabupaten Tulungagung. 6
Ikan Air Tawar ,Kebanggaan Tulungagung . http://www.trobos.com/show_article.php?rid=9&aid=1257. [diakses 12 februari 2012] 7 Anonim. Temu Usaha Ikan Hias. http://www.tulungagung.go.id/index.php/berita/1437-temu-usaha-ikan-hias-2012. [diakses 12 februari] 8 Pokdakan Tugu Mina Asri dan Mina Sari Maju ke Tingkat Nasional . http://www.tulungagung.go.id/index.php/berita/1153-pokdakan-tugu-mina-asri-dan-mina-sari-maju-ke-tingkat-nasional. [diakses 12 februari 2012]
6
Pokdakan Tugu Mina Asri awal berdiri pada tahun 2005 mengalami perkembangan tiap tahunnya baik dari Luas kolam budidaya dan anggotanya. Berikut adalah tabel 5 adalah data perkembangan luas kolam dan jumlah anggota Kelompok Budidaya Ikan Tugu Mina Asri yang menunjukkan ada peningkatan keduanya Tabel 5 Data Perkembangan Luas Kolam dan Jumlah Anggota Pokdakan Tugu Mina Asri No 1 2 3 4 5 6
Awal Tahun Luas Kolam (m2) 2006 6350 2007 6370 2008 6070 2009 6570 2010 6120 2011 9240
Jumlah Anggota 12 12 11 12 12 20
Sumber : Data Inventaris Pokdakan Tugu Mina Asri (2011) Pada Kelompok Budidaya Ikan Hias Tugu Mina Asri produksi ikan mas koki mengalami fluktuasi pada tiap bulannya dalam satu tahun. Berikut gambar 1 grafik produksi ikan hias mas koki dalam luasan kolam Tugu Mina Asri Tulungagung tahun 2011 menunjukan bahwa ada penurunan produksi di beberapa bulan dan peningkatan produksi dibulan tertentu. 25000 20000 15000 Series1
10000 5000
0 Jan Feb Mar Aprl Mei Jun
Jul Agust Sept Okt Nov Des
Gambar 1 Grafik Produksi Ikan Hias Mas Koki Dalam Luasan Kolam Tugu Mina Asri Tulungagung Tahun 2011 Perumusan Masalah Pemintaan dunia terhadap ikan hias meningkat sangat besar pada tahun 2003 sampai 2007 dengan peningkatan sebesar 37% jadi pertambahannya sebesar 9% per tahun. Hal ini menjadikan Indonesia berpeluang untuk menyuplai ikan hias ke luar negeri. Saat ini Singapura menduduki peringkat pertama dalam hal ekspor ikan hias dunia. Singapura yang mempunyai luas wilayah yang lebih kecil
7
dari Indonesia justru mempunyai nilai ekspor ikan hias yang lebih tinggi. Tetapi ternyata 70% bahan baku Singapura berasal dari Indonesia 9. Hal ini disebabkan oleh kualitas, infrastruktur, dan pangsa pasar yang dimiliki oleh Singapura lebih bagus. Dengan demikian nilai tambah yang didapatkan berada pada negara Singapura. Indonesia mempunyai peluang besar dalam meningkatkan dan memasarkan produksi ikan hias untuk mendulang devisa ke dalam negeri. Indonesia mempunyai jenis ikan hias yang besar, lahan perairan yang luas, musim tropis yang dimana tiap musim dapat digunakan memproduksi ikan hias, lahan yang subur, jumlah peternak yang besar, dan harga yang lebih murah. Pasar ikan hias sangat terbuka bagi negara mana saja asalkan produksi ikan hias memenuhi permintaan berdasarkan kriteria yang dibutuhkan. Pasar ikan hias sangat terbuka karena antara jumlah permintaan dunia untuk ikan hias lebih besar dari jumlah produksi ikan hias dunia. Sedangkan jumlah produksi dan kualitas dari produksi ikan hias Indonesia masih dapat diperbaiki karena sebenarnya peternak ikan hias ini banyak yang belum diperhatikan oleh pemerintah. Pada kondisi riil pembudidaya ikan hias mas koki di Tulungagung menghadapi permasalahan. Permasalahan saat ini yaitu pada kegiatan usahatani. Keadaan alam yang tidak menentu ketersediaan input, dan lain lain yang terjadi selama setahun yang fluktuatif menyebabkan produksi ikan hias juga bersifat fluktuatif juga. Pada bulan tertentu produksi ikan hias pembudidaya rendah sehingga berdampak pada rendahnya pendapatan pada usahatani. Berikut Gambar 2 grafik produksi ikan hias mas koki selama setahun pada tahun 2012. Gambar 2 Produksi Ikan Hias Mas Koki Kabupaten Tulungagung Berdasarkan Luas Kolam per Bulan Selama Tahun 2011 (ekor) 10,000,000 8,000,000 6,000,000
4,000,000
Series1
2,000,000 0
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan 2011 Permasalahan kenapa hasil budidaya ikan hias mas koki di Tulungagung belum bisa memenuhi pasar atau produksi kecil hal ini adalah yang akan mendasari petelitian ini. Berdasarkan anonim 2003 dalam Trubus, Tulungagung setiap tahun mengalami paceklik selama dua sampai tiga bulanyang biasanya terjadi bulan Juni sampai Agustus karena keadaan alam yang disebabkan perbedaan suhu dan malam yang tinggi.
9
Anonim.Juni 2009.Pasar Ikan Hias Semakin Bernas. Craby&Starky.13 (kolom4-6)
8
Perlu adanya analisis usahatani dan deskripsi peran kelompok pembudidaya dalam kegiatan budidaya ikan hias koki di kelompok pembudidaya ikan hias mas koki Tugu Mina Asri di Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung agar beberapa pembudidaya bergabung untuk memenuhi permintaan pasar domestik dan pasar untuk ekspor. Berdasarkan rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : a. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan hias mas koki di Kelompok Tugu Mina Asri Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung? b. Apakah Usaha budidaya produksi ikan hias mas koki di Kelompok Tugu Mina Asri Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung menguntungkan? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi budidaya ikan hias mas koki 2 Menganalisis tingkat pendapatan yang diterima oleh pembudidaya ikan hias Kegunaan penelitian 1. Bagi peneliti sebagai media untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Agribisnis Penyelenggara Khusus Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. 2. Memberikan informasi kepada pembudidaya sebagai pertimbangan dalam upaya untuk mengembangkan ikan hias dan meningkatkan pendapatan dari usahatani ikan hias. 3. Pihak-pihak ataupun institusi terkait sebagai referensi dalam pengambilan keputusan dan kebijakan terkait usahatani ikan hias. 4. Memberikan manfaat bagi pembaca, baik sebagai tambahan pengetahuan mupun literatur referensi.
TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Ikan Hias Mas Koki Biologi Ikan Mas Koki
Gambar 3. Ikan Mas Koki Menurut Axelrod dan Schultz (1983) dalam winarni (2001), sistematika Ikan Hias Maskoki adalah : Phylum : Chordata Sub phylum: Craniata Super kelas: Gnathostomata Kelas : Ostheichthyes Sub Kelas: Actinopterygii Sub ordo : Cyprinoidae Family : Ciprinidae Genus : Carassius Berdasarkan ciri-ciri morfologi dan kesamaan jumlah kromosomnya ikan hias mas koki diduga kuat merupakan hasil evolusi dari jenis Crucian carp (Carassius carassius) yang pertama kali ditemukan di negeri Cina sekitar tahun 256-316 M (Matsui 1976 dalam Winarni 2001) Secara alami ikan hias mas koki menyukai habitat kolam berlumpur, bendungan sungai atau danau (Wheeler 1975 dalam Winarni 2001). Ikan ini termasuk jenis omnivora semasa larva makanannya berupa planktton dan protozoa terutama dari golonganb rotifera (Matsui 1976 dalam Winarni 2001) Temperatur optimum yang dibutuhkan untuk pertumbuhan maupun pemijahan berkisar antara 200 C sampai 260 C. Kisaran temperatur yang diadaptasi tergantung pada kecepatan perubahannya. Tapi temperatur tertinggi yang dapat ditolerir adalah 340 Cdan terendah-20 C (Matsui 1976 dalam Winarni 2001). Sejarah Singkat dan Perkembangan Ikan Hias Koki Sejarah tentang ikan koki yang berasal dari Cina yang Menurut Anonim 2003 dalam Trubus yaitu mulai pada zaman dinasti Jin di negara Cina atau mulai abad ketujuh ikan mas koki dijadikan satwa peliharaan kesayangan yang dianggap masyarakat etnis cina sebagai ikan pembawa hoki. Perkembangan budidaya mulai
10
ditangkarkan pada saat Dinasti Ming dengan metode tradisional. Induk yang diandalkan mirip ikan mas sekarang ini seperti jenis black carp, golden carp, redwhite carp, dan yellow-black carp. Perkembangannya melalui proses mutasi selama berpuluh puluh abad disilangkan lahirlah mas koki seperti yang dikenal saat ini, dengan bentuk dan corak yang lebih indah. Cara beternak modern dengan manajemen maju mulai dilakukan menjelang abad 20. Banyak tempat budidaya besar berdiri di Cina 3-8 hektar seperti Tung Hoi Aquarium Co. Ltd dan Ocean Aquarium di Dangguan, Guangzhou, provinsi Guandong, Cina selatan. Sehingga hasilnya tangkaran kedua farm itu menyebar ke seluruh dunia melalui perdagangan ekspor. Ada sekitar 100 jenis mas koki yang beredar di Cina yaitu jenis oranda, ryukin, butterfly, telescope, mata balon, lionhead, dan ranchu. Selain itu ada pengelompokan yang berdasarkan warna pada ikan koki. Sedangkan yang menyebar di Indonesia tak sampai 20% dari jenis yang ada di Cina. Tulungagung Jawa Timur yang sebagai sentra budidaya ikan mas koki hanya beberapa jenis dan corak yang dibudidayakan disana yaitu jenis mutiara merah putih, red oranda, red telescope, butterfly, tossa, lionhead, dan mata balon. Tapi yang banyak atau dominan yang sering ditemui adalah jenis koki oranda, koki tossa, koki rhancu sesuai jenis yang dibudidayakan oleh Pokdakan Tugu Mina Asri berdasarkan keadaan lapang. Jenis Penyakit dan Hama ikan Koki Anonim 2003 dalam Trubus Panduan Praktis Rahasia Cina Hasilkan Maskoki Berkualitas memaparkan penyakit dan hama yang biasanya menyerang mas koki. Adapun beberapa jenis hama maupun penyakit yang menyerang adalah sebagai berikut: 1. White spot penyebabnya yaitu protozoa Ichyphiriu multifilis yang gejalanya adalah tubuh ikan tampak terdapat bintik-bintik putih. Lantaran gatal, ikan sering menggosok-gosokan badan ke dasar kolam. Serangan itu semakin hebat tatkala terjadi perubahan suhu ekstrim. 2. Cacing Anchor adalah jenis nematoda yang menyerang sirip dada dan dibawah sirip punggung. Penyerang penyakit ini disebut dengan Learnea sp. Parasit ini suka membenamkan kepalanya dan menyebabkan pertumbuhan ikan terganggu karena mengisap sari-sari makanan. 3. Argulus kutu ikan yang berbentuk bulat pipih yang mengisap darah ikan. Ikan yang terserang akan menderita kekurangan darah lalu mati. 4. Cacing Kulit merupakan infeksi sporozoa yang menyerang insang. Penyebabnya Trematoda Dactylogyrus dan Gyrodactylus. Gejalanya ikan yang terserangmenunjukkan gejala berenang tidak beraturan dan corsk warna akan memudar jika didiamkan maka ikan akan mati. 5. Infeksi sporozoa yang sering menyerang ikan koki ada tiga yaitu Myxobolus, Myxosoma, dan Thelohanellus ketiganya menyerang insang hingga bengkak sehingga menghambat pertukaran oksigen dan karbon dioksidasehingga ikan akan susah bernapas dan mati.
11
Penelitian terdahulu Penelitian Terdahulu yang Terkait tentang Perikanan Winarti (2001) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Ekonomi Usaha Pembesaran Ikan Mas Koki (Carrasius Auratus Liin) di Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini mengkaji tentang analisis ekonomi terhadap usaha pembesaran ikan mas koki (kondisi proyek) yang didapat kesimpulan adalah 1) Menghasilkan keuntungan bagi masyarakat yang jauh lebih besar dibanding usaha pertanian (dalam tanpa proyek) , 2) Mendorong usaha lain (eksternalitas) berupa usaha pembenihan ikan hias mas koki dan usaha penjualan pakan cacing sutera (tubifex sp.) , 3) Usaha tersebut layak dan memberikan keuntungan pada sektor lain sehingga merupakan peluang investasi bagi pengembangan daerah sebagai sentra produksi ikan hias mas koki Indonesia Penelitian Diyaniati (2005) dalam skripsinya yang berjudul Optimalisasi Pengunaan Faktor-Faktor Produksi pada usaha Pembesaran Ikan Gurame di Desa Petir, Kecamatan Dramaga , Kabupaten Bogor. Tujuan penelitian ini adalah mengalokasikan faktor produksi secara optimal serta tidak meninggalkan prinsipprinsip efisiensi dengan mendeskripsikan keragaan usaha pembesaran ikan guramih, menganalisis fakor produksi yang berpengaruh nyata terhadap tingkat produksi pada usaha pembesaran guramih dan menganalisis alokasi penggunaan faktor-faktor produksi yang optimal agar tercapai keuntungan yang maksimal. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yaitu data primer diperoleh dari pengamatan langsung kepada petani ikan sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai instansi sepeti Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, Kantor kepala desa dan lembaga- lembaga lainnya. Hasil dari penelitian dengana menggunakan fungsi produksi cobb-Douglas memunjukkan bahwa luas kolam (X1), benih (X2), pakan alami (X3), pakan pelet (X4), kotoran ayam (X5), dan tenaga kerja (X6). Alokasi penggunaan faktor produksi usaha pembesaran ikan guramih di Desa petir pada kondisi optimal dapat dicapai pada padat penebaran benih sebanyak 378,310 kg, pakan pelet sebannyak 2.820,333 kg dan penggunaan tenaga kerja sebesar Rp 27.693.232,26 per unit kolam untuk satu kali musim tanam, sedangkan pada kondisi aktual keuntungan yang diperoleh petanihanya sebesar Rp 6.313.740, 90 per unit kolam untuk satu kali musim tanam. Penelitian Lindawati (2005) dalam skripsinya yang berjudul Optimalisasi Faktor Produksi Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Mas pada Kolam Air Deras di Desa Situ Daun, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penelitian ini bertujuian menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap tingkat produksi usaha budidaya ikan mas dan menganalisis alokasi penggunaan faktor-faktor produksi usaha budidaya ikan mas secara optimal agar tercapai keuntungan yang maksimal. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer berasal dari wawancara petani ikan mas di daerah tersebut dan data sekunder diperoleh dari instansi Perikanan Kabupaten Bogor dan Kantor kepala Desa Situ Daun. Efisiensi usaha budidaya ikan mas untuk satu kali musim menggunakan pendekatan Cobb-Douglas dengan alat pengolahan data Minitab versi 13.0. Sedangkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor produksi yang diduga berpengaruh terhadap hasil produksi adalah luas kolam, benih, pakan, tenaga kerja. Hasil analisis dengan manggunakan uji t
12
menunjukkan bahwa hasil produksi yang diduga berpengaruh nyata terhadap hasil produksi ikan mas dengan taraf kepercayaam 80% adalah benih, pakan dan tenaga kerja. Hasil analisis efisiensi menunjukkan bahwa alokasi penggunaan faktorfaktor produksi usaha budidaya ikanmas pada kondisi aktual belum efisien karena tingkat penggunaan inputnya belum optimal. Walaupun sama dalam produk perikanan tetapi penelitian terdahulu diatas berbeda komoditinya seperti Diyaniati (2005) yaitu meneliti tentang ikan konsumsi ikan guramih dan ikan mas. Selain itu penelitian keduanya adalah tentang faktor produksi dengan penggunaan cobb douglas sebagai pembentukan fungsi produksi. Sedangkan Winarti (2001) komoditi penelitiannya sama yaitu ikan hias mas koki tetapi hal yang diteliti berbeda dengan penelitian ini yaitu Winarti (2001) meneliti tentang ekonomi usaha NPV dan Net B/C sebagai alat analisis usaha pembesaran ikan mas koki. Ketiga penelitian ini cukup menggambarkan dan memberikan pandangan tentang kegiatan produksi perikanan. Penelitian Terdahulu yang Terkait tentang Analisis Usahatani Penelitian Herdiman (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor” menggunakan analisis usahatani yang terdiri dari biaya dan pendapatan dan efisiensi keragaaan dari usahatani ubi jalar dilihat dari pengguanaan sarana produksi, teknik budidaya, dan pemasarannya. Petani Ubi jalar dalam kegiatan usahatani ternyata tidak melakukan pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida selain itu petani ubi jalar tidak melakukan dan tidak menangggung biaya panen karena hasil panen langsung dijual dilahan kepada pembeli tengkulak. Terdapat tiga saluran pemasaran ubi jalar di Desa Gunung malang, namun petani hanya bisa menjual hasil panen ubi jalar ke tengkulak (pedagang pengumpul 1). Sedangkan hasil penelitiannya adalah bahwa total biaya usahatani ubi jalar per hektar sebesar Rp 8.9112.701,59, yang terdiri dari biaya tunai sebesar Rp 6.125.225,40 dan biaya diperhitungkan sebesar Rp 2.787.476,19. Hasil analisis penerimaan usahatani menunjukkan total penerimaan usahatani responden di Desa Gunung Malang untuk lahan seluas stu hektar selama satu musim tanam sebesaar Rp 15.902.225,17 sehingga pendapatan usahatani dari budidaya ubi jalar tersebut sebesar Rp 9.777.377,78 atas biaya tunai dan Rp 6.989.901,59 atas biaya total. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan usahatani ubi jalar petani responden di Desa Gunung malang layak untuk dijalankan karena menghasilkan nilai R/C yang cukup tinggi yaitu 2,60 untuk R/C atas biaya tunai dan R/C atas biaya total sebesar 1,78. Perbedaan penelitian dengan penelitian ini adalah komoditi yang berbeda dan tidak menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi. Sedangkan persamaanannya adalah menggunakan analisis pendapatan usahatani dengan menggunakan analisis R/C rasio sehingga ada referensi tentang pembahasan pendapatan usahatani. Penelitian skripsi MAS’UD (2011) yang berjudul “Analisis Usahatani dan faktor-faktor produksi Belimbing Dewa pada kelompok Tani Maju Bersama kelurahan Tugu Kelapa Dua Kecamatan Cimanggis Kota Depok” . Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis tingkat pendapatan usahatani belimbing di Kelurahan Tugu Kelapa Dua Kecamatan Cimanggis Kota Depok dan
13
menganalisis rasio penerimaan dan biaya, serta menganalisis tingkat produktivitas dari tanaman Blimbing Dewa di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan teknik nonrandom sampling deangan metode pengambilan sampel quota sampling yang dilakukan tehadap Kelompok Tani Maju Bersama dengan total jumlah petani responden 50 dan pengolahan menggunakan software minitab 14.0 dan program Microsoft Office Excel. Sedangkan pendapatan usahatani didapatkan dari hasil selisih antara penerimaan dengan biaya produksi. Hasil produksi yang didapatkan oleh seluruh petani bellimbing secara keseluruhan dalam satu tahun dengan demiklian penerimaan seluruh petani adalah Rp 169.462.228,58 dengan rata-rata harga jual masing-masing petani Rp 5.461,14 per kilogram. Adapun biaya total yang dikeluarkan seluruh petani sebesar Rp 5.461,14 per kilogram. Dengan demikian maka pendapatan usahatani atas biaya tunai responden adalah sebesar Rp 40.131.316,56 dan pendapatan atas biaya total sebesar Rp 14.086.849,14. Penelitian FahmiAbidin Achmad tentang Analisis Pendapatan Usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi Susu Sapi Perah Peternak Desa Cibeureum Kabupaten Bogor yang menganalisis tentang faktor-faktor input yang diperkirakan memiliki dampak cukup signifikan bagi hasil produksi susu segar. Diantaranya adalah pakan konsentra, hijauan, tenaga kerja, obat-obatan, ketersediaan air. Proses pengumpulan data menggunakan metode non propability sampling yaitu teknik justified sampling (sampel yang ditentukan), data yang diambil dari 36 responden. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif gambaran umum responden , pelaksanaan budidaya sapi perah, dan wilayah penelitian. Sedangkan analisis kuantitatif menggunakan analisi Usahatani dan R/C rasio serta menggunakan Cobb Douglas untuk menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi produksi peternak. Penelitian Desi Natalis br. Singarimbun yang berjudul “Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usahatani Jeruk Siam Madu di Kabupaten Karo (Kasus : Kecamatan Simpang Empat)” yang menganalisi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jeruk, menganalisis keefisienan usahatani jeruk dan menganalisis tingkat keuntungan usahatani jeruk di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo Sumatra Utara. Input yang diguanakan adalah pupuk N, P, K, pupukNPK dan pupuk kandang, pestisida, dolomit, dan tenaga kerja. Sedangkan kegiatannya adalah pemupukan, peniangan, pemberian dolomit, pemberian pupuk kandang, pemangkasan cabang, penyemprotan hama dan penyakit, serta pemanenan. Variabel yang dianalisis adalah pupuk N(X1) , pupuk P(X12pupuk K(X3), pupuk NPK(X4), pestisida(X5), pupuk kandang(X6), dolomit(X7), tenaga kerja(X8), dan jumlah tanaman(X9) berpengaruh nyata terhadap produksi jeruk siam madu pada selang kepercayaan 95% dan hasilnya adalah pupuk K(X3), dan tenaga kerja(X8) berpengaruh nyata pada selang kepercayaan (99%). Sedangkan pupuk NPK(X4), pupuk kandang(X6) dan dolomit(X7) berpengaruh nyata pada selang kepercayaan (95%). Sedangkan R/C atas biaya total dan R/C atas biaya tunai yang dihasilkan lebih dari nilai 1. Yaitu 1,76 dan 3,11. Perbedaan penelitian terhadap referensi tiga penelitian diatas yang diantaranya penelitian Mas’ud (2011), Achmad (2011) dan Singarimbun (2012) adalah komoditi dan alat-alat yang analisis seperti software yang berbeda antara ketiga penelitian tersebut juga berbeda dengan penelitian inisehingga penelitian
14
mempunyai referensi tentang alat dan pembahasan yang berbeda. Sedangkan persamaannya adalah penelitian sama-sama membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan menganalisis pendapatan petani .
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis Teknis Budidaya Ikan Hias Mas Koki 1. Persiapan Kolam Jenis kolam yang baik untuk usaha budidaya ikan mas koki oranda yaitu kolam bak semen yang dasar kolam harus rata dan dibuat kemalir secara diagonal dari saluran pemasukan dan pembuangan air. Hal ini dilakukan supaya memudahkan dalam pemanenan. Selain itu air yang masuk ke kolam harus baik dan bebas dari hama atau predator. Oleh karena itu saluran pemasukan dan pembuangan air diusahakan menggunakan penyaring. Jika telah melakukan pemanenan, maka dilakukan pengeringan kolam selama beberapa hari atau minimal satu minggu, supaya penyakit dan hamayang ada di dasar kolam akan mati sehingga tidak akan menyerang benih yang ditebar di kolam tersebut. Selain membunuh hama dan penyakit, pengeringan ini dapat menghilangkan senyawa-senyawa beracun yang mengendap didasar kolam. 2. Penebaran benih Benih ikan koki yang sudah siap untuk ditebar tidak boleh langsung dimasukkan ke kolam akan tetapi harus diaklimatisasi (penyesuaian suhu dan mineral) terlebih dahulu. Aklimatisasi dilakukan untuk menekan jumlah kematian dan mengurangi tingkat stres pada benih. Ketika benih ikan koki oranda dalam kantong oksigen, kantong tersebut dimasukkan ke dalam kolam air kolam lalu dibiarkan mengapung selama 10-20 menit. Setelah itu masukkan air sedikit demi sedikit sampai sekiranya ikan cukup dapat beradaptasi. 3. Pemberian Pakan Jenis pakan ikan koki oranda ada dua macam yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami merupakan pakan yang disediakan yang berasal dari alam, yaitu kutu air atau dhapnia dancacing sutra atau tubifex. Pemberian pakan ini dilakukan secara rutin untuk membentuk bodi atau fisik yang menghasilkan kualitas bagus. Sedangkan pakan buatan adalah pakan yang berasal dari buatan pabrik yang bermerk. Pakan buatan untuk memacu pertumbuhan dari ikan koki oranda dan memenuhi gizi tambahan dari kebutuhan ikan mas koki. Pakan harus diberikan 3-4 kali sehari dan harus dibrikan secara merata agar tidak terjadi persaingan antar ikan koki yang akan menyebabkan pertumbuhan tidak merata. Jumlah pakan yang diberikan akan meningkat setiap bulannya. 4. Penggantian Air Kolam dan Pemanenan Sisa-sisa makanan pemberian pakan yang berlebih akan mengendap di dasar kolam bak semen sehingga kolam akan menjadi kotor dan rentan terhadap penyakit. Oleh karena itu. Harus dilakukan pengurasan atau pergantian air kolam setiap bulannya. Air kolam tidak semuanya diganti tetapi hanya sebagian saja. Panen dilakukan setelah masa pemeliharaan koki oranda selama tiga bulan dengan ukuran 2,5 inch sampai 3 inch. Akan tetapi di lapangan akan sulit ditemukan ukuran seragam sehingga harus dilakukan sortir terlebih dahulu. Kegiatan pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari agar ikan tidak terkena sinar matahari langsung dan mengurangi tingkat stres akibat panen.
16
Fungsi Produksi Produksi merupakan kegiatan menghasilkan barang dan jasa. Menurut Beattie dan Taylor (1996) dalam Wardani (2012), produksi adalah proses kombinasi dan koordinasi beberapa material serta beberapa kekuatan input (faktor, sumberdaya atau jasa-jasa produksi) dalam pembuatan suatu barang dan jasa (output atau produk). Kegiatan produksi sangat bergantung dengan faktor ketersediaan bahan baku secara kontinyu dalam jumlah yang tepat. Sehingga output produk sangat bergantung dengan inputnya. Menurut Nicholson (2004), fungsi produksi merupakan hubungan matematis antara input dan output. Sedangkan menurut Soekartawi et al. (1986), fungsi produksi adalah hubungan kuantitatif antara masukan dan produksi. Input produksi adalah penting dalam kegiatan produksi karena input-input yang dipakai akan sangat berpengaruh dalam menghasilkan output. Input produksi terdiri dari tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen . Untuk tanah, tenaga kerja dan modal adalah syarat mutlak dalam suatu proses produksi.Tanah berperan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan produksi sedangkan tenaga kerja adalah tenaga yang akan digunakan untuk mengerjakan kegiatan produksi sehingga curahan waktu dan jumlah tenaga kerja akan meningkatkan hasil produksi. Modal dalam proses produksi dibagi menjadi dua yaitu modal tetap (fixed cost) dan modal tidak tetap (variabel cost). Modal tetap adalah modal yang tidak sekali habis dipakai, tetapi dapat berkali-kali pemakaian dalam jumlah waktu yang lama. Contohnya mesin pabrik, bangunan tanah, peralatan dan sebagainya. Biaya modal tetap dihitung dari nilai penyusutannya. Sedangkan modal variabel merupakan modal yang habis sekali dipakai, contoh pennggunaan pupuk, benih, pakan, dan sebagainnya. Biaya modal variabel merupakan biaya variabel merupakan biaya riil yang dikeluarkan untuk membelinya. Menurut Beattie dan Taylor (1996) dalam Wardani (2012) dalam bentuk matematika sederhana, fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut : Y = f (X1,X2,X3, …, Xm) Keterangan : Y = hasil produksi X1,X2,X3,.., Xm = faktor-faktor produksi yang digunakan Hubungan antara masukan X dan Y produksi berlaku hukum kenaikan yang berkurang (The Law of Deminishing return). Artinya bahwa setiap tambahan unit masukan pada saat tertentu akan mengakibatkan proporsi unit tambahan produksi semakin kecil dibandingkan masukan tersebut. Hukum ini menjelaskan bahwa jika faktor produksi dengan jumlah tertentu ditambahkan terus menerus dalam proses produksi sedangkan sejumlah faktor produksi lainnya tetap maka akhirnya akan dicapai suatu kondisi dimana setiap penambahan satu satuan faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang besarnya semakin berkurang .
17
Gambar 4 Grafik Fungsi Produksi Klasik dan Tiga Tahap Produksi Sumber : John P.Doll dan Frank Orazem, 1984 Proses produksi, jumlah input yang digunakan cenderung berubah ubah. Perubahan tersebut diakibatkan adanya elastisitas produksi dari input yang digunakan. Elastisitas produksi (εp) adalah persentaaase perubahan jumlah output sebagai akibat dari persentase perubahan jumlah input. Berdasarkan tingkat elastisitasnya, suatu fungsi produksi memiliki tiga daerah, antara lain : 1. Daerah I εp>1 artinya setiap perubahan faktor produksi sebesar satu persen maka akan menyebabkan penambahan produksi lebih besar dari satu persen. Jadi pada daerah ini produsen akan memperoleh keuntungan berupa jumlah output yang lebih besar apabila jumlah input ditambahkan. Pada grafik, daerah I memperlihatkan bahwa TP terus meningkat pada tahap increasing rate, AP juga terus meningkat, dan nilai MP yang naik hingga mencapai titik maksimum. Daerah ini juga disebut daerah irrasional karena keuntungan masih dapat ditingkatkan dengan menambah faktor produksi. Sehingga keuntungan maksimum belum tercapai. 2. Daerah II 0 <εp< 1 artinya setiap penambahan faktor produksi sebesar satu persen maka akan menyebabkan penambahan produksi lebih kecil dari satu persen sampai pada produksi nol persen. Jadi pada daerah ini penambahan input tidak diimbangi dengan penambahan jumlah output secara proporsional. Daerah ini memperlihatkan penurunan MP dan AP. Sedangkan TP tetap mengalami peningkatan pada tahap decreasing rate karena setiap penambahan input maka peningkatan jumlah output semakin lama akan semakin berkurang. Hal ini menandakan penggunaan faktor produksi telah optimal sehingga disebut juga daerah rasional.
18
3. Daerah III εp< 0 artnya setiap penambahan faktor produksi akan menyebabkan penurunan jumlah output yang dihasilkan. Pada daerah ini TP, MP, dan AP mengalami penurunan atau bahkan berniai negatif untuk MP sehingga penambahan input justru akan menyebabkan penurunan jumlah output. Daerah ini termasuk irrasional atau tidak diinnginkan oleh perusahaan. Skala hasil usaha (return to scale) menunjukkan kondisi yang terjadi pada output jika terjadi peningkatan seluruh faktor produksi pada skala yang sama. Konsep skala usaha merupakan konsep yang terjadi dalam jangka panjang dimana semua faktor produksi dianggap variabel. Ada tiga macam skala hasil usaha yaitu Constant Return to scale (CRTS), Increasing Return to Scale (IRTS) dan Decreasing Return to scale (DRTS). Model Fungsi Produksi Menurut Soekartawi (1994), bentuk model fungsi produksi yang sering digunakan dalam penelitian adalah fungsi Cobb-Douglas dengan asumsi data tersebar normal dan faktor produksi yang digunakan mewakili variabel-variabel yang mempengaruhi hasil produksi. Terdapat tiga alasan pokok fungsi CobbDouglas lebih banyak digunakan oleh para peneliti antara lain : 1. Penyelesaian fungsi Cobb Douglas relatif lebih mudah dibandingkan dengan fungsi lain, seperti kuadratik. Selalin itu, fungsi Cobb-Douglas dapat dengan mudah ditransfer ke dalam bentuk linear. 2. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb-Douglas akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus juga menentukan besaran elastisitas. 3. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkaan besaran return to scale. Menurut Soekartawi (1994), penyelesaian fungsi Cobb-Douglas selalu dilogaritmakan dan diubah bentuk fungsinya menjadi fungsi linear, oleh sebab itu ada beberapa persyaratan yang harus dipenuh sebelum menggunakan fungsi Cobb-Douglas, antara lain : 1. tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol sebab logaritma dari nol adalah suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui (infinite) 2. Dalam fungsi produksi diperluakan asumsi bahwa tidak ada perbedaan teknologi pada setiap pengamatan (non-neutral difference in the respective technologies), artinya jika fungsi Cobb-Douglas yang dipakai sebagai model dalam suatu pengamatan , dan bila diperlukan analisis yang memerlukan lebih dari satu model maka perbedaaan model tersebut terletak pada intersept dab bukan pada kemiringan garis (slope) 3. Tiap variabel X adalah perfect competition. 4. Perbedaan lokasi (pada fungsi produksi) seperti iklim sudah tercakup pada kesalahan (u) Fungsi Cobb-Douglas, selain memiliki kelebihan kelebihan tertentu dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain, bukan bearti fungsi tersebut terhindar darikelemahan-kelemahan yang ada. Umumnya kesulitan/kelemahan yang dijumpai dalam penggunaan fungsi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut : 1. Spesifikasi variabel yang keliru, akan menghasilkan elastisitas produksi negatif atau nilainya terlalu besar atau terlalu kecil. Spesifikasi yang keliru juga sekaligus mendorong terjadinya multikolinearitas pada variabel independen yang dipakai.
19
2. Kesalahan pengukuran variabel, terletak pada validitas data. Kesalahan pengukuran akan menyebabkan besaran elastisitas menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. 3. Bias terhadap variabel manajemen. Dalam praktek, manajemen merupakan hal penting untuk meningkatkan produksi, tetapi variabel ini kadang-kadang sulit diukur dan dipakai sebagai variabel independen dalam pendugaan fungsi Cobb-Douglas. Alasannya adalah variabel ini erat hubungannya dengan variabel independen lain, karena variabel manajemen erat hubungannnya dengan proses pengambilan keputusan dalam mengalokasi variabel masukankeluaran, maka variabel ini dalam fungsi pendugaan akan menghasilkan dugaan yang bias. 4. Multikolinearitas, walaupun pada umumnya telah diusahakan agar besaran korelasi antara variabel independen diusahaan tidak terlalu tinggi, namun dalam praktek masalah kolinearitas ini sulit dihindarkan. Pendapatan Usahatani Pendapatan Usahatani disebut juga keuntungan yang diterima oleh pembudidaya. Berhasil atau tidaknya usahatani bisa diukur dari tingkat pendapatan yang didapatkan selama masa periode Usahatani. Adapula yang disebut pendapatan rumah tangga usahatani merupapkan total dari penerimaan rumah tangga dikurangi total pengeluaran yang berasal dari kegiatan usahatani maupun luar usahatani pada suatu periode tertentu. Menurut Suratiyah (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya dan pendapatan sangatlah kompleks. Namun demikian, faktor tersebut dapat dibagi dalam dua golongan. Pertama adalah faktor internal dan eksternal akan bersama-sama mempengaruhi biaya dan pendapatan usahatani. Faktor internal yang akan mempengaruhi biaya dan pendapatan usahatani yaitu: (1) umur petani, (2) pendidikan, pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan (3) jumlah tenaga kerja keluarga, (4) luas lahan, dan (5) modal. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi dari segi input adalah ketersediaan dan harga input, sedangkan dari segi output adalah permintaan dan harga jual. Pendapatan yang berasal dari sector usahatani, misalkan penerimaan dari usatani padi, usaha peternakan, usaha budidaya perikanan, kegiatan berburuh tani dan jasa tanah. Sedangkan pendapatan yang berasal dari luar sektor usahatani, meliputi seluruh penerimaan luar usahatani, misalkan usaha angkutan, industri, rumah tangga, kegiatan perdagangan dan lain-lain. Penelitian ini menganalisis pendapatan yang berasal dari usahatani budidaya ikan hias koki jenis oranda. Menurut Soekartawati et al (1986), pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Pd = TR-TC Keterangan : Pd = Pendapatan Usahatani TR = Total Penerimaan TC = Total biaya Menurut Soekartawi (2002) Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi dan harga jual, biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam usahatani dan pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Menurut Soekartawati et al. (1986), terdapat
20
beberapa istilah yang digunakan dalam melihat pendapatan usahatani yaitu pendapatan kotor usahatani dan pendapatan bersih usahatani. Pendapatan kotor usahatani (gross farm income) didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Dalam menaksir pendapatan kotor, semua komponen yang tidak dijual maupun yang tidak dijual. Dalam menaksir pendapatan kotor, semua komponen yang tidak dijual harus dinilai dengan harga pasar. Pendapatan bersih usahatani (net farm income) adalah selisih antara selisih antara pendapatan kotor dengan pengeluaran total usahatani. Pendapatan bersih uasahatani mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi tenaga kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan kedalam usahatani. Sedangkan total usahatani (total farm expenses) adalah nilai semua input yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani. Pengeluaran usahatani mencakup pengeluaran tunai dan tidak tunai. Pengeluaran tunai adalah pengeluaran berdasarkan nilai uang sehingga segala pengeluaran untuk keperluan usahatani yang dibayar dalam bentuk benda tidak termasuk dalam pengeluaran tunai. Analisis R-C ratio menurut Soekartawi (2002), analisis return cost (R-C) ratio merupakan perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya. Secara teoritis, apabila nilai R-C rasio kurang dari satu maka usahatani tersebut tidak menguntungkan, apabila nilai R-C rasio sama dengan satu usahatani tidak untung atau rugi sedangkan jika R-C rasio lebih besar dari satu maka usahatani menguntungkan. Kerangka Pemikiran Operasional Pada kondisi riil bahwa produksi dari ikan hias mas koki di Kabupaten Tulungagung masih optimal dengan produksi yang masih sangat fluktuatif (Gambar 1) pada satu tahunnya. Padahal permintaan pengumpul di Kabupaten Tulungagung belum memenuhi permintaan ikan koki ini yang akan didistribusikan lagi keluar kota dan keluar pulau bahkan untuk diekspor ke luar negri. Ikan mas koki merupakan produksi terbesar dari jenis ikan hias yang dibudidayakan di Kabupaten Tulungagung dengan jumlah produksinya yang sangat besar dibandingkan ikan hias lainnya (Tabel 3). Produksi ikan mas koki di tahun 2011 sebesar 52.805.040 , jumlah ini besar tetapi berdasarkan waancara di lapang bahwa para penampung masih kekurangan jumlah ikan hias dibandingkan besar permintaannya. Produksi ikan hias mas koki di Kabupaten masih dinilai sangat baik untuk dikembangkan jumlah produksinya karena nilainya yang besar dibanding dengan budidaya ikan lainnya dan memerlukan waktu yang pendek yaitu tiga bulan panen. Selain itu pengembangan jenis baru dari ikan mas koki akan meningkatkan nilai dari produk ikan hias tersebut. Kelembagaan agribisnis dalam bentuk kelompok pembudidaya diharapkan dapat membantu permasalahan dalam kegiatan usahatani budidaya ikan hias mas koki di Kabupaten Tulungagung. Kelembagaan ini mampu menjadi organisasai di tingkat petani dalam memobilisasi sumberdaya dan penyalur aspirasi petani. Pengaruh kelembagaan ini mampu memberikan penyuluhan dan kepada petani dalam hal penggunaan input dan penyelenggaraan teknologi dalam budidaya ikan
21
hias mas koki. Sehingga peran dari kelembagaan yang dilaksanakan kelompok tani akan membantu permasalahan-permasalahan pemudidaya ikan hias. Analisis pendapatan usahatani yang digunakan dalam penelitian ini sebagai gambaran untuk menilai kinerja usahatani pembudidaya ikan hias mas koki. Hasil dari analisi ini diharapkan akan menjadi gambaran umum mengenai usahatani ikan hias mas koki yang dapat menjadi penyelesaian masalah yang ada.
22
Gambar 5 Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian Analisis Faktor - Faktor Produksi dan Pendapatan dilakukan di Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan sengaja (purposive) karena lokasi penelitian merupakan salah satu sentra produksi usaha budidaya Ikan Koki Oranda di Indonesia. Kelompok pembudidaya ikan Tugu Mina Asri dipilih sebagai objek penelitian karena tiap tahun mendapatkan juara 1 kelompok tani di Jawa Timur. Penelitian dilakukan Januari-Februari 2012. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer berasal dari hasil wawancara langsung ke petani dengan menggunakan kuisioner yang telah dibuat sebalumnya. Selain itu melakukan pengamatan dan wawancara tidak terstruktur kepada petugas pendamping petani lapang Data sekunder berasal dari literatur-literatur seperti buku, jurnal, skripsi, tesis, dan semua sumber literatur yang mendukung penelitian ini. Selain itu data sekunder juga berasal dari Departemen Kelautan dan Perikanan, Badan Pusat Statistik, dan kantor pemerintahan terkait. Metode Penarikan Contoh Penelitian ini dilakukan secara sengaja wilayah dan kelompok yang membudidayakan ikan hias mas koki dengan di Tulungagung sebagai sentra ikan mas koki dan Kelompok Pembudidaya Ikan Tugu Mina asri adalah Kelompok pembudidaya ikan hias yang mendapatkan juara tingkat nasional di Indonesia. Dari data pembudidaya ikan hias mas koki di kelompok budidaya ikan hias mas koki dilakukan secara sensus yaitu dengan mengambil seluruh populasi menjadi objek atau (sensus sampling). Karena berdasarkan data yang ada menunjukkan jumlah pembudidaya ikan hias mas koki yang ada di Pokdakan Tugu Mina Asri hanya ada tujuh belas orang. Metode Pengolahan dan Analisis Data Penelitian menggunakan metode analisis kulaitatif dan kuantitatif, kemudian dilakukan langkah pengolahan dan analisis data. Analisis kualitatif bertujuan untuk melihat keragaan usaha budidaya yang dikemukakan secara deskriptif dalam bentuk uraian yang dibantu dengan table. Analisis kuantitaif yang digunakan dalam penelitian meliputi analisis pendapatan usaha budidaya dan analisis factor-faktor produksi yang mempengaruhi usaha budidaya ikan koki oranda. Pengolahan data secara kuantitatif menggunakan alat bantu kalkulator, Microsoft Excel 2007, dan Software SPSS 20 Tahap analisis data adalah mulai dari transfer data, pengeditan dan serta pengolahan data.
24
Analisis Pendapatan Usaha Budidaya dan R/C rasio Menurut Soekartawati (2002), penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Biaya usahatani adalaha pengorbanan yang dilakuakan oleh petani dalam mengelola usahanya dalam mendapatkan hasil yang maksimal. Pendapatan usahatani adalaha selisih antara penerimaan dan semua biaya tidak tunai atau biaya diperhitungkan. Biaya tunak digunakan untuk melihat seberapa besar pengeluaran tunai yang dibutuhkan petani untuk menjalankan kegiatan usahataninya. Biaya tidak tunai digunakan unutuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja petani jika penyusutan, sewa lahan , dan nilai kerja keluarga diperhitungkan. Secara Matematis pendapatan dapat ditulis sebagai berikut : Y = NP-(BT + BD) Dimana : Y = tingkat pendapatan (Rp) NP = nilai produksi (hasil kali jumlah fisik produk dengan harga) (Rp) BT = biaya tunai (Rp) BD = biaya diperhitungkan (Rp) R-C rasio adalah perbandingan antara penerimaan dan biaya. Rasio R-C yang dihitung dalam analisis ini terdiri dari R-C atas biaya tunai dan R-C atas biaya tunai dihitung dengan membandingkan antara penerimaan total dengan dihitung dengan membandingkan antara penerimaan total dengan biaya total dalam satu periode tertentu. Secara matematik hal ini dapat dituliskan sebagai berikut : R-C rasio atas biaya tunai = TR/biaya tunai R-C rasio atas biaya total = TR/TC Keterangan : TR : total penerimaan usahatani (Rp) TC : total biaya usahatani (Rp) Secara teoritis R-C menunjukan bahwa setiap msatu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan yang sebesar R-C nya. Apabila nilai RC > 1 maka usahatani yang dilakukan menguntungkan sedangkan jika nilai R-C < 1, maka berarti usakhatani yang dilakukan merugikan. Suvival Rate Survival rate atau sintasan adalah nilai ikan yang mampu bertahan hidup dari keseluruhan total jumlah ikan yang ditebar (Irzal 2004). Kemampuan ikan untuk bertahan hidup sangat bergantung dengan keadaan yang ada di lingkungan sekitar jika lingkungan dan perawatan pada ikan budidaya baik maka ikan yang mampu bertahan hidup semakin besar atau nilai sintasan atau survival rate tinggi. Berikut di bawah ini adalah cara menghitung nilai sintasan atau survival rate Menurut Birungi, et al (2006) dalam Suryanti (2008) : Nt SR = N0 Keterangan : SR : Sintasan atau Survival Rate (%) Nt : Jumlah ikan yang dipanen (ekor)
25
N0 : Jumlah ikan yang ditebar (ekor) Apabila nilai sintasan besar maka semakin besar pula persentase keberhasilan hidup ikan yang dibudidayakan begitu pula sebaliknya. Analisis Fungsi Produksi Menurut Soekartawi et all. (1986), analisis fungsi produksi adalah analisis dan pendugaan hubungan kuantitatif antara masukan (faktor-faktor produksi) dan produksinya. Fungsi produksi Cobb-Douglas dapat mengetahui secara langsung keadaan return to scaleproduksi tersebut, sehingga fungsi produksi lebih mudah untuk diduga. Secara matematis, persamaan fungsi produksi Cobb-Douglasdapat ditulis sebagai berikut : Y = aX1b1X2b2 X3b3 … Xnbnee Keterangan : Y = Variabel yang dijelaskan X = Variabel yang menjelaskan a,b = Besaran yang akan diduga Fungsi produksi cobb-Douglas dapat diubah menjadi bentuk regresi linier, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut : Ln Y = ln a +b1ln X1 +b2ln X2 +b3 ln X3 +b4 ln X4 +b5 ln X5 +b6 ln X6 +u Dimana : Y A X1 X2 X3 X4 X5 X6 b1 b2 b3 b4 b5 b6 u
= survival rate (SR) = konstanta = kepadatan benih tebar (ekor/m) = tenaga kerja (HOK) = lama budidaya (hari) = obat-obatan (ml) = pakan cacing sutra / tubifex (liter) = pakan buatan pellet (kg) = koefisien regresi kepadatan benih tebar = koefisien regresi tenaga kerja = koefisien regresi lama budidaya = koefisien regresi obat-obatan = koefisien pakan cacing sutra / tubifex = koefisien regresi buatan pellet = unsur galat Pengujian Hipotesa
Pengujian hipotesa ini dilakuakan untuk hasil dari model fungsi produksi yang dihasilkan dari pengolahan data, pengujian yang dilakukan yaitu : 1. pengujian terhadap Model Penduga Pengujian teerhadap model penduga dilakukan dengan tujuan mengetahui apakah model penduga yang diajukan sudah layak untuk menduga parameter dan fungsi produksi. Hipotesis :
26
H0 : β1 = β2 = ….= βi = 0 H1 : β1 ≠ β2 ≠ ….≠ βi ≠ 0 Uji statistic yang digunakan Uji F Fhitung
R2 (k − 1) = (1 − R) (n − k)
Keterangan : R2 = koefisien determinasi k = jumlah peubah n = jumlah data Kriteria Uji : Fhitung > F tabel α (k,n-k-l), maka tolak H0 Fhitung < F tabel α (k,n-k-l), maka tolak H0 Apabila tolak H0 bearti bahwa, secara bersama-sama variabel yang digunakan berpengaruh secara nyata terhadap praoduks, namun apabila terima H 0 maka variabel yang digunakan secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Koefisien determinasi (R2) dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesesuaian (goodness of fit) model dugaan, yang mrupakan ukuran deskriptif tingkat kesesuaian antara data aktual dengan ramalannya. Koefisien determinasi (R2) mengukur besarnya keragaman total data yang dapat dijelaskan oleh model, sisanya (1-R2) dijelaskan oleh komponen error. Semakin tinggi nilai R2 bearti model dugaan yang diperoleh semakin akurat untuk meramalakan vartiabel dependent, atau dengan kata lain tingkat kesesuaian antara data aktual dengan ramalannya semakin tinggi. Koefisien determinasi melihat sampai sejauh mana besar keragaman yang diterangkan oleh parameter bebas (X) terhadap parameter tidak bebas (Y). Koefisien determinasi (R2) dapat dirumuskan sebagai berikut : ∑et 2
R2 = 1 − ∑yt 2 Keterangan : ∑et2 = jumlah kuadratunsur sisa (galat) ∑yt2 = jumlah kuadrat total 2. Uji Masing-Masing Parameter Pengujian ini untuk masing-masing parameter adalah untuk mengetahui apakah koefisien regresi dari masing-masing variable bebas (X) yang digunakan berpengaruh secara nyata atau tidak terhadap variable tidak bebas (Y) Hipotesis : H0 : βj = 0 H1 : βj < 0 atau βj > 0 Uji statistik yang digunakan adalah uji t : bj − βj(H0) Thitung = StDev (bj ) Dimana : bj = koefisien model dugaan (slope) untuk variable Xj βj(H0) = nilai koefisien model (slope) untuk variable Xj
27
StDev(bj) = standar deviasi dari bj Kriteria uji : thitung > t-tabel (α, n-k-l), maka tolak H0 thitung < t-tabel (α, n-k-l), maka terima H0 Dimana : n = jumlah variable k = jumlah data Apabila tidak menggunakan tabel, maka dapat dilihat dari nilai P dengan criteria sebagai berikut : (P-value)/2 < α,maka tolak H0 (P-value)/2 > α,maka terima H0 3. Uji Multikolineritas Terdapat banyak cara untuk mendeteksi multikolinier, diantaranya menggunakan criteria Variance Inflation Factor variabel independent ke-j (VIFxj). Apabila nilai VIFxj lebih besar dari 10, maka disimpulkan terdapat masalah multikolinier diantara variabel independent VIFxj =
1 1 − R2xj
Definisi Operasional Faktor produksi yang mempengaruhi usahatani dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang perbaikannya dapat dijangkau oleh petani seperti penggunaan lahan, pupu, bibit, obat-obatan, tenaga kerja dan manajemen, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang sulit dikontrol dan berada di luar jangkauan petani seperti iklim, curah hujan, perubahan harga dan lain-lain. Peubah atau variabelyang diamati merupakan data dan informasi mengenai usahatani tomat yang diusahakan petani. Dalam menganalisis pendapatan usahatani dan efisiensi faktor produksi, variabel-variabel yang dianalisis adalah : 1. Pembudidaya ikan mas koki oranda yang melakukan kegiatan budidaya di daerah penelitian. 2. Luas kolam garapan, adalah luas areal usaha budidaya ikan mas koki yang merupakan kolam yang dipakai untuk kegiatan budidaya ikan mas koki oranda dalam satuan hektar. 3. Modal, adalah barang ekonomi berupa lahan, kolam, alat-alat dan sarana produksi beserta uang tunai yang digunakan unuutuk menghasilkan ikan koki oranda. 4. Tenaga kerja , adalah yang digunakan dalam proses produksi baik untuk persiapan benih, pengolahan kolam, penebaran dan pemeliharaan, pemanenan dan pengangkutan. Tenaga kerja dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Seluruh tenaga kerja disetarakan dengan hari orang kerja (HOK). 5. Produksi total, adalah hasil ikan mas koki oranda dari luas lahan kolam tertentu yang diukur dalam satuan kilogram.
28
6. Biaya tunai, adalah besarnya nilai uang tunai yang dikeluarkan pembudidaya untuk membeli pakan, benih, obat-obatan, upah tenaga kerja luar keluarga, dan lain yang diukur dalam satuan rupiah. 7. Biaya yang diperhitungkan, adalah pengeluaran untuk pemakaian input milik sendiri dan pembayaran upah tenaga kerja untuk keluarga, berdasarkan tingkat upah yang berlaku. 8. Biaya total, merupakan penjumlahan dari biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. 9. Harga produk, adalah harga ikan koki oranda ditingkat petani dalam satu musim panen. Satuan yang digunakan adalah rupiah per kilogram. 10. Penerimaan usahatani, merupakan nilai produksi yang diperoleh dari produk total dikalikan dengan harga jual ditingkat pembudidaya. Satuan yang dipakai adalah rupiah. 11. Pendapatan usahatani, merupakan selisih antara penerimaan dan biaya usahatani. Karena ada dua macam biaya, maka perhitungan pendapatan dilakukan atas biaya tunao dan biaya total. Pendapatan atas biaya tunai merupakan selisih penerimaan usahatani dengan biaya tunai, sedangkan pendapatan atas biaya total merupakan selisih antara penerimaan usahatani dengan biaya total. 12. Produktivitas adalah hasil yang diperoleh per luas lahan, diukur dalam kilogram per luas lahan. Hipotesis Hipotesis yang digunakan sebagai dasar pertimbangan adalah bahwa semua faktor produksi berpengaruh positif terhadap tingkat produksi ikan mas koki oranda. Adapun penjelasan hipotesis tersebut adalah : 1. Kepadatan Benih tebar (X1) Kepadatan benih yang ditebar akan mempengaruhi jumlah produksi dari ikan mas koki. Jadi semakin besar ikan mas koki oranda yang ditebar maka semakin besar pula jumlah ikan yang dihasilkan. 2. Tenaga kerja dalam keluarga (X2) Diduga bahwa semakin besar hari orang kerja (HOK) dari tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) maka akan semakin bertambah juga produksi dari produksi ikan mas koki oranda. 3. Lama Budidaya (X3) Diduga semakin lama hari budidaya akan mempengaruhi jumlah produksi ikan hias mas koki. Semakin lama hari budiaya akan semakin banyak mengurangi jumlah ikan yang diproduksi. 4. Obat-obatan(X4) Diduga semakin banyak penggunaan obat yang diberikan maka produksi ikan mas koki juga semakin besar. 5. Pakan cacing sutra (X5) Semakin besar jumlah cacing sutra sebagai pakan alami yang diberikan maka akan semakin besar jumlah hasil produksi ikan mas koki. 6. Pakan buatan (X6) Diduga semakin banyak jumlah pakan buatan yang diberikan maka produksi ikan mas koki juga semakin besar.
29
GAMBARAN UMUM Wilayah dan Topografi Secara geografis Kabupaten Tulungagung terletak antara koordinat (111°43' - 112°07') Bujur Timur dan (7°51'-8°18') Lintang Selatan dengan titik nol derajat dihitung dari Greenwich Inggris. Dan terletak kurang lebih 154 km ke arah Barat Daya dari Kota Surabaya.Luas wilayah Kabupaten Tulungagung secara keseluruhan sebesar 1.150,41 Km² (115.050 Ha) atau sekitar 2,2% dari seluruh wilayah Propinsi Jawa Timur. Fisiografi wilayah Kabupaten Tulungagung menunjukkan adanya dataran rendah, perbukitan bergelombang serta daerah lereng Gunung Wilis. Adapun secara garis besar dapat dibedakan sebagai berikut. Bagian utara (barat daya) seluas +25%, adalah daerah lereng gunung yang relatif subur yang merupakan bagian tenggara dari Gunung Wilis. Bagian selatan seluas +40% adalah daerah perbukitan yang relatif tandus, namun kaya akan potensi hutan (walaupun akhirakhir ini terjadi kerusakan besar-besaran) dan bahan tambang merupakan bagian dari pegunungan selatan Jawa Timur.Bagian Tengah seluas +35% adalah dataran rendah yang subur dimana dataran ini dilalui oleh Sungai Brantas dan Sungai Ngrowo beserta cabang-cabangnya.Keadaan topografi Kabupaten Tulungagung menunjukkan ketinggian yang bervariasi sebagai berikut. Ketinggian 0-100 meter diatas permukaan air laut meliputi wilayah seluas 38.527,23 Ha atau 33,49% dari luas wilayah Tulungagung. Ketinggian 100-500 meter diatas permukaan air laut meliputi wilayah seluas 64.215,89 Ha atau 55,82% dari luas wilayah Tulungagung.Ketinggian 500-1.000 meter di atas permukaan air laut meliputi wilayah seluas 9.479,38 Ha atau 7.67% dari luas wilayah Tulungagung.Ketinggian lebih dari 1.000 meter diatas permukaan air laut meliputi wilayah seluas 3.474,24 Ha atau 3,02% dari luas wilayah Tulungagung. Secara garis besar Kabupaten Tulungagung mempunyai iklim tropis yang terbagi ke dalam dua musim yaitu penghujan dan kemarau. Musim penghujan dipengaruhi oleh angin barat (muson barat) yang jatuh pada Bulan Oktober sampai Maret, dan musim kemarau (muson timur) yang jatuh pada bulan-bulan April-September. Hal ini diperoleh berdasarkan data seri waktu yang dikumpulkan dari stasiun yang ada di Kabupaten Tulungagung. Dari data yang dikumpulkan menunjukkan curah hujan rata-rata 120,26 mm selama tahun 2006. Curah hujan paling besar pada bulan Januari, Pebruari, Maret, April, Mei, dan Desember. Paling sedikit bulan Juni dan November. Jumlah dan pertumbuhan penduduk Kabupaten Tulungagung selama 5 Tahun (Tahun 2003-2007) yaitu Tahun 2003 sebanyak 984.730 jiwa dengan tingkat pertumbuhan 0,68%; Tahun 2004 sebanyak 989.856 jiwa dengan tingkat pertumbuhan 0,52%; Tahun 2005 sebanyak 996.962 jiwa dengan tingkat pertumbuhannya 0,72%; Tahun 2006 sebanyak 1.002.807 jiwa dengan tingkat pertumbuhan 0,59%; dan Tahun 2007 sebanyak 1.020.217 jiwa dengan tingkat pertumbuhan 1,74%. Kabupaten Tulungagung usia kerja tenaga kerja dengan usia antara (15-64) tahun pada Tahun 2006 sejumlah 590.552 jiwa, Tahun 2007 sejumlah 600.003 jiwa dan Tahun 2008 sejumlah 628.598 jiwa. Mata pencaharian penduduk Kabupaten Tulungagung pada Tahun 2008 yang menonjol adalah dibidang pertanian 169.246 jiwa. Sedangkan mata pencaharian yang lain yaitu
30
buruh sebanyak 91.007 jiwa, peternakan sebanyak 70.844 jiwa, lain-lain 28.103 jiwa dan swasta sebanyak 34.671 jiwa.
Kependudukan dan Mata Pencaharian Bidang ketenagakerjaan sangat penting dalam proses pembangunan, karena berkaitan erat dengan pengangguran dan kemiskinan. Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas Kabupaten Tulungagung pada tahun 2011 yang masuk kelompok angkatan kerja sebanyak 517.678 orang, bukan angkatan kerja sebanyak 229.757. Penduduk yang masuk kategori bukan angkatan kerja, persentase terbanyak ada dikelompok mengurus rumah tangga yaitu untuk laki-laki sebanyak 3,06 persen dan perempuan sebanyak 59,67 persen. Tabel 6 Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Tulungagung, 2009-2011 (Orang) Uraian
2009 (Orang)
2010 (Orang)
2011(Orang)
Angkatan kerja
566.787
543.315
517.678
-Bekerja
571.505
524.294
499.125
-Mencari Kerja
27.278
19.021
18.535
Bukan Angkatan Kerja
276.061
200.746
229,757
TPAK (%)
68,44
72,73
69,25
Tingkat Pengangguran (%)
4,55
3,50
3,58
Bekerja (%)
95,44
96,50
96,42
641
720
815
UMK (000 Rp)
Sumber Data : BPS Kabupaten Tulungagung (2011) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Tulungagung tahun 2011 jika dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami penurunan yaitu dari 72,73 persen menjadi 69,26 persen. Tingkat pengangguran pada periode yang sama mengalami kenaikan yaitu dari 3,50 persen menjadi 3,58 persen. Oleh karena itu Pemerintah harus terus berupaya untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Seharusnya dengan mempunyai pekerjaan akan mendapatkan upah yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya, sehingga jika tingkat pengangguran menurun, kemiskinan juga diharapkan menurun. Salah satu caranya dengan menetapkan upah minimal pekerja yang cukup layak. Tingkat upah minimal pekerja Kabupaten Tulungagung pada tahun 2011 sebesar Rp. 815.000,-. Sebagian besar Penduduk Kabupaten Tulungagung bekerja di sektor pertanian, persentasenya pada tahun 2011 mengalami kenaikan di bandingkan tahun 2010 yaitu dari 40,52 persen menjadi 42,4 persen. Sebaliknya lapangan usaha perdagangan mengalami penurunan yaitu 21,05 persen pada tahun 2010 menjadi 18,32 persen, begitu juga untuk lapangan usaha industri dari 15,15 persen pada tahun 2010 menjadi 14,85 persen pada tahun 2011.
31
Tabel 7 Sebaran Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Usaha KabupatenTulungagung, 2009 - 2011 (Persentasi) Lapangan Usaha
2009
2010
2011
1. Pertanian
43,56
40,52
42,44
2. Industri
13,59
15,15
14,85
3. Perdagangan
19,41
21,05
18,32
4. Jasa
10,58
12,15
9,86
5. Lainnya
12,86
11,13
14,52
100
100
100
Jumlah
Sumber Data : BPS Kabupaten Tulungagung (2011)
Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri Kelompok Budidaya Ikan Tugu Mina Asri dijadikan objek penelitian karena prestasi dari pokdakan tersebut yang telah memperoleh penghargaan Kelompok Budidaya Ikan Hias terbaik nasional yang diberikan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). Pokdakan ini menetapkan khas ikan budidayanya adalah ikan hias mas koki. Pokdakan Tugu Mina Asri mempunyai jumlah anggota dua puluh orang dengan responden yang berjumlah tujuh belas yang memproduksi ikan mas koki dan tiga orang membudidayakan ikan lain. Pokdakan Tugu Mina Asri dibentuk beradasarkan keinginan anggotanya untuk sarana berkumpul, mengorganisir, beserta bertukar pikiran untuk meningkatkan kualitas dan hasil produksi ikan koki agar lebih mensejahterakan anggotanya. Tokoh penting Pokdakan Tugu Mina Asri yaitu Ketua kelompok adalah Mustofa yang merupakan pendiri organisasi ini. Perannya sangat aktif dengan mendirikan dan memajukan Pokdakan Tugu Mina Asri. Teknis produksi ikan hias mas kokinya menjadi contoh bagi anggota lain. Selain baik dalam teknis membesarkan ikan hias mas koki beliau aktif dalam mencetak jenis ikan mas koki baru sehingga produksinya sering mendapatkan juara nasional untuk mewakili ikan Pokdakan. Beberapa majalah yang membahas ikan mas koki nasional banyak memuat hasil wawancara dengan beliau.
32
Gambar 6 Struktur Organisasi Pokdakan Tugu Mina Asri Berikut ini adalah gambar struktur organisasi yang berlaku pada Pokdakan Tugu Mina Asri di Kabupaten Tulungagung Kecamatan Boyolangu Desa Tugu. Segala kegiatan pada Pokdakan ini dibina langsung oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). Dibawahnya adalah ketua yang memimpin berdasarkan pemilihan yang diadakan seluruh anggota sedangkan bendahara dan sekretaris membantu ketua dalam bidang keuangan dan administrasi yang diperlukan. Kegiatan Tugu Mina Asri dibagi menjadi enam divisi yaitu divisi produksi yang mengatur produksi ikan hias mas koki, divisi pemasaran yang mengatur informasi kepada pedagang dan pembeli, divisi kesehatan ikan yaitu menjaga kegiatan budidaya terhindar dari serangan penyakit ikan, divisi pembenihan mengatur produksi benih yang akan ditebar oleh anggota, divisi wanita yaitu mempromosikan kegiatan budidaya ikan ke seluruh warga desa wanita, dan divisi humas yaitu mengurusi segala kegiatan untuk komunikasi ke masyarakat. Kegiatan yang diadakan pada pokdakan ini adalah inovasi silangan, pengembangan produksi, pendampingan modal, kontrol hama dan penyakit, simpan-pinjam, informasi perlombaan dan pengembangan budidaya oleh Dinas Perikanan dan Kelautan untuk ikan hias mas koki. Pokdakan Tugu Mina Asri mengadakan pertemuan rutin tiap bulan pada tanggal dua puluh. Setiap pertemuan diadakan, anggotanya selalu banyak yang datang dan hanya anggota yang sakit dan ada kegiatan lain saja yang tidak mengikuti ini. Agenda pada saat pertemuan rutin bulanan adalah membahas bagaimana keadaan setiap anggota dan membahas bagaimana perkembangan Pokdakan ini. Pada saat pertemuan, anggota berdiskusi untuk membuat agenda-agenda kegiatan yang akan meningkatkan perkembangan budidaya ikan hias khususnya ikan mas koki dan perkembangan organisasi kelompok. Pada saat ini focus pengembangan organisasi kelompok adalah pembentukan koperasi pembudidaya ikan hias yamg menyediakan jasa simpan pinjam. Berdasarkan di lapang banyak sekali prestasi dan penghargaan yang didapatkan atas nama Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri. Baik juara pada perlombaan ikan mas koki dan perlombaan organisasi kelompok budidaya ikan
33
hias. Pada tahun 2011 Pokdakan ini mendapatkan penghargaan kelompok budidaya ikan hias terbaik nasional dengan mendapatkan juara kedua. Pokdakan ini pantas mendapatkan penghargaan diatas berdasarkan di lapang organisasi kelompok ini sangat rapi. Segala kegiatan seperti inventaris aset, jadwal panen, jumlah produksi, administrasi, pernyataan kerja sama antar stakeholder, dan dokumentasi tercatat dan tersimpan rapi. Selain itu suasana kehangatan dalam bekerja sama dan interkasi yang dilakukan oleh setiap anggota sangat baik seperti saling bantu membantu saat memperbaiki kolam dan panen. Karakteristik Responden Penelitian di Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri di Desa Tugu Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung yang merupakan sentra produksi Ikan mas Koki. Responden yang diambil dalam kelompok Tani ini adalah yang membudidayakan ikan mas koki dan di bawah ini merupakan data yang didapat pada kegiatan budidaya ikan hias mas koki. Karakteristik responden sangat penting karena berpengaruh dalam setiap kegiatan dalam budidaya dan kelompok. Beberapa karakteristik yang penting meliputi status usaha, umur, pendidikan, pengalaman dalam budidaya ikan, lama menjadi kelompok budidaya. Karakteristik responden pembudidaya ikan hias koki ini dapat dilihat dalam tabel 6Karakteristik Responden di Kelompok Budidaya Ikan Hias. Tabel 8 Karakteristik Responden di Kelompok Budidaya Ikan Hias Karakteristik responden Jumlah Persentase Petani (Orang) 1. Status Usaha 14 82% a. Utama 3 18% b. Sampingan 17 100% Total 2. Umur 2 12% a. < 35 11 65% b. 35-55 4 24% c. > 55 17 100% Total 3. Pendidikan 0 0% a. Tidak Sekolah 4 24% b. SD 0 0% c. SLTP 13 76% d. SLTA 17 100% Total 4. Pengalaman Budidaya (thn) 2 12% a. < 10 11 65% b. 10-15 2 12% c. 16-20 2 12% d. 21-25
34
17 Total 5. Lama Menjadi Anggota Kelompok Budidaya 8 a.dibawah 2 tahun 1 b 2-3 tahun 8 c. 4-5 tahun 17 Total Sumber : Data Tugu Mina Asri Kabupaten Tulungagung (2011)
100%
47% 6% 47% 100%
Status usaha Status usaha diduga akan mempengaruhi fokus keseriusan dalam melakukan kegiatan usaha yang dijalankan oleh pelaku usaha budidaya. Budidaya ikan hias mas koki memerlukan perhatian yang lebih karena dalam keadaan lingkungan yang berubah sangat mempengaruhi keadaaan ikan hias mas koki. Seperti perubahan kualitas air, perubahan suhu yang drastis akibat hujan, penyebaran penyakit, serangan hama pengganggu dan lain lain. Kegiatan perikanan khususnya kegiatan pembesaran ikan hias mas koki sangat memerlukan ketelatenan yang besar sehingga status usaha diduga mempengaruhin kegiatan usaha pembesaran ikan hias mas koki. Pekerjaan responden sebagian besar masih berada dalam pertanian dan perikanan. Hanya tiga dari responden 17 yang memiliki pekerjaan utama tidak berhubung dengan pertanian, perikanan, peternak yaitu service elektronik, toko bangunan, dan kerja bangunan. Pekerjaan utama ditentukan dengan pendekatan tenaga kerja maupun maupun waktu terbesar yang diluangkan oleh seorang dalam bentuk uang maupu bentuk pendapatan lain seperti hasil pertanian maupun peternak. Tabel 6. menunjukkan bahwa sebagian besar (82%) responden menjadikan usaha budidaya ika hias sebagai pekerjaan utama. Sedangkan responden yang menjadikan usaha budidaya ikan koki sebagai pekerjaaan tambahan yang menjadikan sebagai pekerjaan tambahan yang memiliki pekerjaan samping hanya sebesar 18 persen. Umur Umur manusia mempunyai masa produktif dalam seumur hidup yang dibagi berdasarkan jumlah umur dalam tahun. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di anggota Pokdakan Tugu Mina Asri didapatkan hasil umur 20 sampai 35 adalah 4 orang, umur 35 sampai 55 berjumlah 11 orang sedangkan yang berumur lebih besar 55 adalah 2 orang. Usia akan berkorelasi dengan mas produktif seseorang, yang akan berpengaruh pada kegiatan usaha pembesaran ikan mas koki. Usia seseorang dikelompokkan yaitu umur 20-55 adalah masa produktif sedangkan umur lebih besar dari 55 adalah dikelompokkan pada usia yang tidak produktif. Hasil dari penelitian responden yang memasuki usia produktif dengan umur 25 sampai 55 yaitu 13 orang dengan persentase sejumlah 77 persen sedangkan redponden yang memasuki usia yang tidak produktif dengan umur di atas 55 yaitu 4 orang dengan persentase 23 persen. Responden pembudidaya ikan hias mas koki pada Pokdakan Tugu Mina Asri yang paling banyak masih berumur produktif sedangkan yang tidak produktif haya 33 persen saja.
35
Pendidikan Tingkat pendidikan sangat berpengaruh pada kegiatan usaha pembesaran ikan mas koki Pokdakan Tugu Mina Asri. Pengaruh dari tingkat pendidikan adalah tingkat penyerapan teknologi dan ilmu pengetahuan. Seluruh responden yang diwawancarai pernah mengikuti pendidikan formal.. Sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah pendidikan SLTA (Sekolah Lanjut Tingkat Atas) yaitu 76 persen atau sejumlah 13 orang. Hanya 24 persen atau sejumlah 4 orang yang yang lulusan SD ( Sekolah Dasar ). Tingkat pendidikan menjadi faktor utama dalam penerapan transformasi teknologi yang ada dalam usahabudidaya ikan koki tersebut. Pada umumnya tingkat pendidikan yang rendah akan mengalami kesulitan dalam mengadopsi teknologi dan memahami Informasi, baik dalam dalam hal budidaya maupun bersosial. Pengalaman Budidaya Ikan Koki Pengalaman budidaya adalah waktu yang sudah dihabiskan untuk membudidayakan serta mempelajari setiap interaksi dalam membudidayakan ikan mas koki. Responden pada umumnya sudah melakukan budidaya ikan hias saat umur 9-10 tahun. Selain mendapatkan pengalaman dari membudidayakan ikan hias mas koki dengan memelihara sendiri, pembudidaya juga mendapatkan pengalaman sejak membantu orang tua maupun keluarga yang memiliki usaha budidaya. Sebagian besar responden telah lama memiliki usaha budidaya ikan hias koki telah lama berprofesi menjadi pembudidaya ikan hias. Secara umum pengalaman responden Pokdakan Tugu Mina Asri mempunyai pengalaman yang lama. Semakin lama pengalaman budidaya ikan hias dapat dinilai bahwa responden sudah memahami teknik budidaya ikan hias. Pengalaman yang paling kecil hanya dua orang dengan pengalaman kurang dari 10 tahun dengan persentase 12 %, pengalaman antara 11-25 tahun ada 15 orang yaitu dengan persentase 88 %. Dilihat persentasenya para responden di Pokdakan Tugu Mina Asri kebanyakan sudah berpengalaman sehingga rata-rata sudah mengerti dan mempunyai teknik budidaya sendiri. Lama Menjadi Anggota Pokdakan Tugu Mina Asri Lamanya menjadi anggota Pokdakan Tugu Mina Asri dapat mempengaruhi dalam kegiatan usaha budidaya aikan hias. Karena dalam kegiatan sosialisasi dalam kelompok bididaya terdapat diskusi tentang pengalaman budidaya, saling tukar pikiran tentang teknis, penyuluhan dari pemerintah, bantuan-bantuan dan lain lain. Sebagian Responden telah lama menjadi anggota kelompok Tugu Mina Asri. Kelompok Budidaya ini adalah memberikan informasi perlombaan, pinjaman uang, pelatihan, Alat-alat budidaya, dan lain lain dengan mewujudkan semangat kekeluargaan diantara pembudidaya ikan hias. Hasil dari survei yaitu lama menjadi anggota dibawah dua tahun sebesar 8 orang dengan persentase 47%, sedangkan 2-3 tahun sejumlah satu orang persentase sebesar 6 % sedangkan yang memnjadi anggota 4 sampai 5 tahun sebesar 8 orang dengan persentase 47%.
36
Tatalaksana Usaha Budidaya Pokdakan Tugu Mina Asri Kegiatan Usaha Budidaya yaitu pembesaran ikan mas koki yang dilakukan di Pokdakan Tugu Mina Asri telah dilakukan turun temurun dari pendahulu. Sehingga masyarakat Tulungagung di Kabupaten Boyolangu sudah terbiasa dengan kegiatan ini. Teknis yang dilakukan sudah berdasarkan pelajaran dari pengalaman-pengalaman pendahulu dan responden. Tetapi dengan bergabung dalam Pokdakan Tugu Mina Asri yang selalu didampingi Departemen Kelautan (DKP) dan Perikanan mempunyai Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melaksanakan kegiatan usaha budidaya. Responden anggota Pokdakan ini semua mengacu pada SOP yang dianjurkan penyuluh pemerintah dari DKP. Persiapan Kolam, Pengadaan dan Pemilihan Benih Ikan Koki Sebelum dilakukan kegiatan usahabudidaya pembesaran ikan mas koki di Pokdakan Tugu Mina Asri di Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung Kegiatan awal adalah menyiapkan tempat media untuk membesarkan ikan mas koki yang dilakukan pada saat pagi jam 06.00 pagi. Media yang akan digunakan harus sesuai dan aman bagi ikan agar ikan yang dihasilkan bisa maksimal. Rata rata responden menggunakan kolam sebesar 4700 m2 yang digunakan untum pembesaran ikan mas koki. Tahapan pertama adalah kolam dijemur selama dua hari agar kuman dan alga yang menempel di dinding kolam mati terkena panasnya sinar matahari. Setelah dijemur kolam diisi air sampai penuh dan dibiarkan selama satu hari, hal ini untuk menetralkan uunsur mineral dan kandungan oksigen air yang diambil dari tanah. Air yang sudah didiamkan segala kadungan yang berlebih akan mengendap didasar adalah sangat cocok untuk menebar benih yang siap dibesarkan. Benih yang siap tebar dapat dibeli pada kelompok budidaya ikan mas koki Tugu Mina Asri. Benih ini berasal dari hasil pembenihan anggota-anggota yang dikumpulkan. Keuntungan yang didapat kelompok tani akan dijadikan pendapatan kelompok tani. Benih yang diku pulkan di Pokdakan selalu di sortir supaya kualitas benih yang siap disebar bagus, karena benih hasil panen tidak semuanya bagus. Ada beberapa ikan mas koki yang cacat atau bentuk tubuhnya tidak sesuai dengan ikan mas koki yang normal. Benih yang sudah sesuai siap disebar responden ke kolam yang sudah disiapkan Pemeliharaan Pembesaran Ikan Mas Koki Ikan mas koki yang sudah disebar selanjutnya adalah pemeliharaan ikan sampai ikan siap dipanen. Pemeliharaan rutin yang dilakukan responden adalah pengecekan ikan, pemberian pakan, dan mengisi air yang menguap. Hal ini rutin dilakukan setiap hari untuk menjaga ikan tetap pada produksi yang maksimal. Pengecekan keadaan ikan dilakukan jam 6.00 pagi selama setangah jam, responden mengelilingi setiap kolam yang dimiliki. Hal ini diperlukan karena setiap pagi hari ikan yang ada di kolam akan kekurangan oksigen pada air akibat saat malam hari alga dan tanaman yang ada disekitar kolam mengeluarkan karbon
37
dioksida dan menggunakan oksigen. Sehingga oksigen yang berdifusi ke kolam berkurang. Pada saat ini adalah saat rawan ikan akan mati mendadak karena kekurangan oksigen sehingga jika terjadi tingkah ikan mas koki yang mengambang sampai terjadi ikan pingsan. Sehingga responden akan melakukan pergantian air setengah dari kolam atau menguras seluruh air. Kegiatan selanjutnya setelah pengecekan keadaan ikan adalah pemberian pakan yang dilakukan rutin setiap hari. Pakan yang diberikan pada ikan mas koki ada dua jenis yaitu pakan buatan dan pakan alami. Pakan buatan yang diberikan adalah pakan berbentuk pelet apung yang mempunyai kandungan protein 28 %. Pemberian pakan dilakukan tiga kali dalam sehari yaitu jam 07.00, jam 12.00, dan 15.00. Sedangkan jumlah pakan yang diberikan tidak boleh terlalu berlebihan karena pakan sisa yang tidak termakan akan menjadi racun yang akan membuat ikan sakit. Teknis pemberian pakan yaitu pakan disebar pada setiap kolam sampai ikan kenyang atau ikan tidak mau mengejar pakan lagi. Pemberian pakan seperti ini agar pemberian pakan efektif. Pakan alami yang diberikan adalah cacing sutera. Cacing sutera didapatkan dari pencarian pada sungai-sungai kecil yang ada disekitar pembudidaya. Pembudidaya biasanya membawa cacing sutera sejumlah penuhnya kantong yang dibawa. Cacing yang didapatkan diendapkan dan dipisahkan dari kotoran yang menempel agar ikan yang memakan tidak terkena racun atau kotoran. Pemberian cacing sutera yaitu dua piring setiap kolam yang ditinggalkan pada kolam dan akan diisi lagi saat cacing yang ada di piring habis. Pemberian cacing sutera akan diberikan sampai ikan dipanen. Cacing sutera berguna untuk menggemukkan tubuh ikan yang membuat tubuh ikan tampak lebih indah dan tampak lucu sehingga menarik pembeli. `
Gambar 7 Stok Cacing Sutera Kesehatan Ikan Serta Penanggulangan Hama dan Penyakit Kesehatan pada produksi ikan sangat penting bagi pembudidaya karena penyakit yang menyerang akan mengurangi jumlah dan kualitas ikan. Selain itu
38
keberadaan hama dalam budidaya ikan juga berdampak negatif sehingga harus ditanggulangi. Responden di Tugu Mina Asri melakukan pencegahan sebelum penyakit dan hama menyerang tetapi dalam bulan-bulan tertentu karena keadaan alam yang kurang mendukung ikan selalu diserang penyakit bahkan sampai sekarang belum bisa menanggulangi hal ini. Siklus Bulan penyakit atau bulan paceklik di Tulungagung adalah bulan agustus selain itu bulan Januari dan Februari dilihat dari gambar 1. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan produksi yang drastis pada bulan ini. Pada bulan ini produksi ikan sangat menurun sekali karena keadaan alam yang ekstrim akibat pergantian musim sehingga terjadi perbedaan suhu siang dan malam yang sangat besar menyebabkan imun dalam tubuh ikan berkurang. Berikut adalah gambar 5 yaitu gambar grafik produksi ikan mas koki tiap bulan selama satu tahun di Kabupaten Tulungagung. Yang akan menunjukkan penurunan produksi di bulan tertentu. Keadaan ikan mati ini sebelumnya mengalami bengkak perut sehingga ikan berenang terbalik mengambang di air, sirip merah-merah dan badan luka bercak merah. Ikan yang sudah terkena penyakit parah susah untuk diselamatkan. Penyakit yang terjadi pada bulan packlik biasa disebut haratan oleh responden. Untuk masalah karena cuaca dan iklim hal ini tidak bias diatasi karena diluar kemampuan manusia sehingga pembudidaya mengurangi jumlah produksi. Untuk mencegah datangnya penyakit dan hama responden mengecek keadaan ikan setiap hari di kolam yaitu pada saat pagi dan sore saat memberikan pakan ke ikan. Reponden berkeliling kolam mengamati tanda-tanda ikan yang sedang tidak sehat. Ikan yang tidak sehat terlihat dari nafsu makan berkurang, tidak normal berenangnya, ikan mengambang di permukaan, ikan berkumpul di pojok kolam atau ikan menggesek-gesekan badannya ke dinding kolam. Jika sudah ada tanda-tanda ikan tidak sehat maka ikan yang diduga sakit lagsung disendirikan atau jika penyakit terjangkit di seluruh ikan maka akan dilakukan penggantian air kolam dan pengobatan. Pengobatan untuk menanggulangi penyakit dan parasit berbeda yaitu dengan kimia atau obat-obatan atau mekanis. Untuk penyakit seperti bercak merah, fin root (sirip rusak), dan white spot responden mengobati dengan cara pemberian antibiotik dengan merk elbaju. Jika ikan terserang parasit yang sering menyerang ikan koki di Tulungagung adalah jenis Argulus dan lernaea bentuk seperti kutu yang menempel pada sirip dan badan ikan. Argulus mengisap darah ikan sehingga ikan akan merasa tidak nyaman dan menggesekan badannya di dinding kolam. Ikan koki yang terserang parasit argulus dan lernea dapat di hilangkan dengan diambil dengan tangan tetapi jika ikan yang terserang hampir seluruh kolam maka diberikan obat pestisida Basa. Pestisida Basa akan membunuh kutu yang menempel pada ikan koki. Pemanenan Rata -rata responden melakukan panen ikan koki selama 3-4 bulan satu kali panen. Semua Responden melakukan panen pada saat pagi hari yaitu antara jam 06.00-09.00. Panen dilakukan pagi hari di kolam karena jika dilakukan siang hari maka sinar dilakukan dengan benar karena pemanenan yang tidak benar akan mengurangi kualitas dan kesehatan pada ikan koki.
39
Panen ikan koki yang dilakukan responden dilakukan dengan cara sederhana dan tradisional. Sebelum melakukan proses panen terlebih dahulu kolam dikurangi airnya dengan menggunakan mesin pompa. Air dibuang sampai ikan yang ada di kolam mudah untuk diambil setelah itu ikan ditangkap dengan menggunakan alat serok. Penyerokan ikan ikan harus dilakukan perlahan -lahan karena jika dilakukan dengan sembarangan akan mengurangi kualitas dan kesehatan ikan. Ikan yang dipanen dengan sembarangan akan terdapat luka-luka pada tubuhnya nantinya akan membuat ikan terinfeksi menyebabkan kematian. Kualitas berkurang yang disebabkan pemanenan yang tidak benar yaitu patahnya sirip atas ikan koki dan cacat pada tubuh ikan koki. Setelah diambil dari kolam ikan koki yang dipanen dikumpulkan pada jaring yang dipasang di kolam lain untuk memudahkan penyortiran. Responden tidak melakukan sortir pada saat setelah panen karena pembeli atau pengumpul yang melakukan akan melakukan penyortiran. Pemasaran Pemasaran adalah ujung tombak dari kegiatan budidaya ikan hias mas koki karena tujuan dari budidaya adalah keuntungan. Sehingga penjualan dan harga yang lebih dari biaya-biaya budidaya sangat diharapkan bagi responden. Dalam hal pemasaran ikan hias mas koki pada responden tidak ada ditemui dalam masalah penjualan. Ikan mas koki hasil produksi tidak pernah susah dalam penjualan. Pasar yang meminta ikan hias mas koki di Tulungagung masih besar dan penawarannya masih kecil karena produksinya masih terbatas.
Gambar 8 Alur Tataniaga Ikan Hias Mas Koki Pokdakan Tugu Mina Asri Responden menjual ikan hias mas koki kepada pembeli yang datang. Pedagang pengumpul yang sering datang untuk mengambil ikan hias mas koki responden sedangkan lainnya sangat jarang yaitu penghobi yang datang langsung untuk memilih ikan yang layak ikut kontes. Penjualan produksi responden dibeli di tempat atau kolam dengan sekaligus dibeli semua. Sedangkan harga dibeli dengan harga sama kecuali yang benar-benar ikan yang tidak memenuhi standar seperti cacat dan ukuran yang terlalu kecil. Sedangkan pembayaran diberikan langsung setelah ikan sudah dibungkus atau maksimal seminggu setelah ikan dibawa tanpa menanggung resiko kematian setelah ikan ditampung oleh pedagang. Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri bekerja sama dengan salah satu
40
pengumpul besar Tulungagung yaitu Bapak Yullius. Kerja samanya adalah Kelompok Tugu Mina Asri dipersilahkan untuk mensuplai ikan hias mas koki kepada Bapak yullius sedangkan beliau akan memberikan bantuan indukanindukan bermutu dan berkualitas tinggi serta sesuai permintaan pasar. Pemasaran Ikan hias mas koki hasil produksi Kabupaten Tulungagung dapat bersaing dengan produksi dari daerah lain. Ikan Tulungagung dapat bersaing karena harga yang ditawarkan di daerah pemasaran lebih murah dari harga daerah lain. Sehingga untuk pedagang kios-kios luar kota lebih mencari ikan hias mas koki yang berasal dari Tulungagung agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Walaupun beradasarkan wawancara ikan mas koki memiliki kekurangan pada kemampuan bertahan hidup atau mudah mati saat di penampungan. Hal ini dinilai wajar karena ikan mas koki sebelumnya melalui perjalanan jauh sehingga keadaan ikan berkurang. Berikut daftar harga beli suplier dari daerah yang memproduksi Ikan mas Koki. Tabel 9 Harga Beli Ikan Mas Koki PT MMN Berdasarkan Daerah Produksi 2012 No Nama Ukuran Harga Rata-Rata (Rp) Daerah Tulungagung 2,5 cm 2000 1 5 cm 4000 8 cm 17500 Sumedang 2,5 cm 2500 2 5 cm 6000 8 cm 25000 Parung/Depok 2,5 cm 2500 3 5 cm 6000 8 cm 25000 Jakarta 2,5 cm 3500 4 5 cm 6000 8 cm 35000 Sumber : PT Mitra Mina Nusantara (2011) Berikut diatas ini tabel 8 adalah harga beli pedagang dari petani oleh pedagang di setiap daerah sentra pembudidaya ikan hias mas koki diterima di daerah Jakarta. Terlihat bahwa harga ikan hias mas koki produksi pembudidaya ikan hias mas koki yang berasal dari Tulungagung masih lebih murah dari daerah sentra pembudidaya ikan hias mas koki. Selain harga berbeda tiap daerah mempunyai persepsi pedagang pembeli yang berbeda pula. Persepsi kualitas pembeli berdasarkan daerah yaitu untuk ikan mas tulungagung mempunyai kualitas bagus baik warna dan bentuk badan tetapi mempunyai kelemahan bahwa ikan pertama kali datang banyak yang sakit dan mati karena perjalanan pengiriman yang panjang membuat ikan menjadi sakit. Ikan Koki Sumedang mempunyai kualitas yang bagus dari warna, warna yang dipunyai lebih cerah dan mencolok tetapi ikan ini memiliki kekurangan di jambul dan bentuk badan, hal ini dikarenakan dalam proses pembesaran untuk membentuk badan di daerah sumedang susah mencari cacing sutera. Sedangkan Depok dan Parung mempunyai kualitas buruk karena cara budidaya yang asal-asalan dan tidak melakukan seleksi breeding.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI IKAN MAS KOKI KELOMPOK TUGU MINA ASRI
Analisis Fungsi dan Model Penduga Produksi Ikan Mas Koki Hasil wawancara responden yang berdasarkan kepada seluruh populasi seluruh anggota Pokdakan Tugu Mina Asri yang membudidayakan ikan mas koki yang ditetapkan nilai survival rate ikan mas koki sebagai variable dependen (Y). Sedangkan variable independen (Xi) yaitu kepadata tebar (X1), tenaga kerja (X2), lama budidaya (X3), obat-obatan (X4), pakan cacing sutera (X5), dan pakan pellet (X6). Data yang disusun ini untuk menggambarkan hubungan antara faktor-faktor produksi yang digunakan dengan output yang dihasilkan. Untuk menduga parameter dalam persamaan Cobb-Douglas maka terlebih dahulu diubah ke dalam bentuk double logaritma natural (Ln). Berdasarkan hasil output model penduga fungsi produksi eksponensial yanmg diajukan untuk responden di Pokdakan Tugu Mina Asri. Pemodelan yang terbentuk dari hasil olahan diperoleh koefisien determinasi terkoreksi (R 2) sebesar 0,772 . Angka tersebut mempunyai arti bahwa 77 persen keragaman produksi ikan mas koki dapat dijelaskan oleh faktor-faktor produksi yang digunakan dalam model. Sisanya 33 persen dijelaskan oleh variable lain yang tidak terdapat dalam model. Berdasarkan hasil perumusan model variable independen pakan alami cacing sutera dihilangkan dari pemodelan hal ini dikarenakan adanya indikasi bahwa terdapat korelasi antara jumlah pakan cacing sutera dengan variable independen yang lain sehingga dalam software SPSS versi 20 variabel ini dihilangkan secara otomatis agar tidak mengganggu fungsi yang terbentuk. Model fungsi produksi hasil pengolahan data adalah sebagai berikut : Ln Y = -0.242 - 0.133 ln X1 + 0.026 ln X2 + 0.042 ln X3 - 0.052 ln X4-0.059 ln X5-0.133 ln X6 Keterangan : Y : Nilai Survival Rate X1 = kepadatan tebar (ekor/m) X2 = tenaga kerja (HOK) X3 = lama budidaya (hari) X4 = obat-obatan (ml) X5 = pakan cacing sutra / tubifex (liter) X6 = pakan buatan pellet (kg) Untuk menguji tingkat kelayakan fungsi produksi berdasarkan data yang didapatkan harus diuji berdasarkan asumsi OLS. Yaitu multikolineritas, homoskedastisitas, dan normalitas error (Siagian 2002 dalam Alpian 2010). Analisis multikolineritas dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factors). Nilai VIF yang lebih besar dari 10 menunjukkan bahwa ada multikolineritas pada model yang diuji. Berikut adalah hasil pengolahan dari output analisis :
42
Nilai VIF yang tertera dalam lampiran 8 menunjukkan tidak adanya angka yang melebihi nilai 10 sehingga tidak ada multikolineritas pada setiap independent Pengujian normalitas error yaitu menggunakan grafik P-plot dengan melihat dengan kasat mata titik-titik menyebar di sekitar garis peluang normal dan mengikuti garis tersebut, maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal. Untuk mempastikan pengujian normalitas maka digunakan uji Kolmogorov Smirnov .
Gambar 9 Hasil Uji Kenormalan P-Plot Berdasarkan gambar grafik diatas bahwa terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis peluang normal dan mengikuti garis tersebut, maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal. Untuk meyakinkan hasilnya maka digunakan uji Kolmogorov Smirnov. Dengan hipotesis H0 : sisaan menyebar normal ; H1 : sisaan menyebar tidak normal. Kaidah penolakan H0 yaitu p-value < alpha 5%. Berikut hasil uji Kolmogorov Smirnov pada lampiran Berdasarkan tabel diketahui bahwa p-value = 0,974 > alpha (5%), maka terima H) dengan artinya sisaan menyebar normal pada taraf nyata 5% sehingga dpat disimpulkan sisaan menyebar normal. Uji heterokedastisitas menguji model regresi apakah terjadi ketidaksamaan ragam dari residual (sisaan) pada satu pengamatan ke pengamatan lain. Model yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
43
Gambar 10 Hasil Uji Scaterplot Gambar diatas menunjukkan penyebaran titik-titik tidak membentuk pola atau acak menyebar, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas pada model.
Analisis Elastisitas Produksi Ikan Mas Koki Berdasarkan data Tabel 10 dibawah ini dapat dilihat bahwa nilai koefisien faktor, nilai t hitung dan nilai p-value. Menurut tabel diatas faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usaha budidaya ikan hias mas koki berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 99 persen, 95 persen. Nyata pada selang kepercayaan 99 persen bearti bahwa factor produksi tersebut berpengaruh signifkan terhadap produksi ikan mas koki sebesar 99 persen. Faktor yang berpengaruh nyata adalah Padat tebar dengan selang kepercayaan 99 persen, Luas kolam dan Obat-obatan berpngaruh nyata pada selang kepercayaan 95 persen. Analisis Elastisitas Produksi Ikan Hias Mas Koki Pada fungsi Cobb-Douglas, besaran koefisien regresi merupakan nilai elastisitas produksinya berdasarkan variable tersebut. Menurut hasil analisis yang didapatkan pengaruh masing-masing variable independen terhadap variable dependen adalah sebagai berikut :. Padat Tebar (X1) Padat tebar pada hasil analisis fungsi produksi Cobb-Douglas berpengaruh nyata dengan koefisien positif sebesar -0,133 pada selang kepercayaan 99 persen. Pengertiannya adalah pada selang kepercayaan 99 persen menggambarkan bahwa setiap ada penambahan padat tebar pada budidaya sebesar satu persen maka survival rate atau nilai ikan yang bertahan hidup pada mas koki akan menurun sebesar 0,133 % dengan asumsi ceteris paribus. Padat tebar pada keadaan lapang di responden Pokdakan tugu Mina Asri berbeda-beda pada setiap responden. Perbedaan ini dikarenakan beberapa alasan
44
responden yaitu diantaranya adalah kemampuan untuk membeli benih ikan, keyakinan bahwa dengan padat tebar yang tinggi akan memperlambat pertumbuhan ikan, kepadatan tebar yang tinggi dapat menghasilkan ikan lebih banyak untuk dipanen, kepadatan tinggi meningkatkan beban biaya produksi, dan kepadatan tinggi membuat tinggi resiko terserang penyakit. Setiap kepadatan tebar rendah maupun tinggi mempunyai kekurangan dan kelebihan tertentu tetapi semakin besar kepadatan yang terjadi adalah penurunan survival rate atau nilai ikan yang bertahan yang bearti bahwa rata-rata padat tebar pada level yang sudah terlalu padat sehingga pada saat pembesaran ikan mengalami kematian karena adanya persaingan yang ketat. Tenaga Kerja (X2) Tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan pembesaran ikan mas koki responden di Pokdakan Tugu Mina Asri menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Karena hanya tiga orang saja yang menggunakan tenaga kerja luar keluarga maka penghitungan tenaga kerja ditotalkan berdasarkan jumlah tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Penjumlahan ini untuk memenuhi syarat membuat (Ln) dari setiap data sebab tidak boleh ada data yang nilainya nol. Hasil uji parameter parsial, variable tenaga kerja tidak berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95 % yang berarti adalah terima H0 atau tidak sesuai dengan hipotesis. Variabel ini memiliki nilai koefisien 0,26. Karena hasil pengujian tidak berpengaruh nyata maka penambahan atau pengurangan jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap survival rate atau nilai ikan yang bertahan hidup. Hal ini diduga terjadi di keadaan lapang karena waktu yang dihabiskan untuk merawat dan segala kegiatan ikan hias hanya diperlukan waktu sedikit dan rata-rata waktu yang digunakan hampir sama walaupun jumlah yang dihasilkan berbeda. Lama Budidaya (X3) Lama Budidaya yang dilakukan oleh responden berbeda-beda, hal ini dikarenakan adanya anggapan bahwa semakin lama ikan mas koki dipelihara maka ikan akan bertambah ukuran dan mempunyai harga yang mahal. Sehingga ada petani yang memperpanjang lama budidaya dan ada juga yang memperpendek lama budidaya yang dikarenakan alas an memerlukan uang lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Berdasarkan hasil analisis bahwa pada selang kepercayaan 95% yang bearti terima H0 yaitu jumlah hari lama budidaya ikan mas koki tidak berpengaruh pada survival rate atau nilai ikan yang bertahan hidup pada kegiatan budidaya responden. Obat-obatan (X4) Berdasarkan hasil pengujian parameter variabel penggunaan obat-obatan pada fungsi produksi ikan hias mas koki Pokdakan Tugu Mina Asri berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 99%. Koefisien dari variabel obat-obatan adalah bernilai negatif dengan nilai 0,052 . Nilai ini menunjukkan bahwa jika terjadi penambahan sebesar satu persen pada penggunaan obat-obatan maka akan menurunkan nilai survival rate atau nilai ikan yang bertahan hidup sebesar 0,052 % asumsi keadaan ceteris paribus. Penggunaan obat-obatan menurunkan produksi ikan hias mas koki dari responden hal ini berdasarkan penelusuran di lapang karena penggunaan jenis obat yang belum benar. Penggunaan obat pada responden ialah untuk mengatasi
45
kutu ikan yang menempel pada badan ikan atau Argulus.sp. Penggunaan obat yang digunakan pada responden yaitu menggunakan obat pertisida pada tanaman merk BASSA. Walaupun penggunaan obat pestisida ini bisa membunuh kutu yang menempel pada ikan, karena memang bukan diperuntukkan untuk hewan penggunaan yang salah dapat mengakibatkan kematian pada ikan. Bahkan penyuluh yang mendampingi menghimbau untuk tidak menggunakan pestisida tersebut karena selain berbahaya untuk ikan juga dapat mencemari air yang dibuang tapi penggunaan pestisida ini untuk ikan tetap dipercaya responden untuk digunakan. Penggunaan pestisida ini dipercaya responden dapat membersihkan kutu yang menempel pada badan sehingga pembeli akan lebih puas karena keberadaan kutu dapat melukai badan dan membuat infeksi pada luka. Pakan Alami Cacing Sutera (X5) Responden menggunakan pakan alami yaitu cacing sutera untuk meningkatkan nafsu makan dan menggemukkan ikan supaya lebih bongsor. Sehingga semua responden menggunakan input ini agar ikan lebih sehat. Berdasarkan hasil pengujian variable penggunaan pakan alami cacing sutera pada ikan mas koki pada selang kepercayaan 95% tidak berpengaruh kepada nilai survival rate atau nilai ikan yang bertahan hidup pada kegiatan budidaya responden. Pakan cacing sutera tidak berpengaruh pada jumlah ikan yang bertahan hidup dikarenakan porsi yang diberikan kepada ikan jumlahnya tepat sehingga tidak mengotori air yang akan membunuh ikan yang dibudidayakan. Pakan pelet (X6) Pakan utama yang digunakan untuk membesarkan ikan mas koki responden Pokdakan Tugu Mina Asri adalah pakan pellet. Pakan ini umum digunakan responden, menggunakan merk yang sama karena mempunyai perjanjian terhadap salah satu pabrik produksi pelet tersebut. Pelet yang digunakan adalah tipe apung. Berdasarkan hasil pengujian variabel pakan pelet berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95 persen. Sehingga terima H1 atau sesuai dengan hipotesis. Variabel pakan pelet mempunyai nilai koefisien 0,133. Jadi setiap ada penambahan jumlah pakan pellet pada budidaya sebesar satu persen maka survival rate atau nilai ikan yang bertahan hidup pada mas koki akan meningkat sebesar 0,133 % dengan asumsi ceteris paribus Berdasarkan keadaan lapang pakan pelet yang mempengaruhi jumlah ikan yang bertahan pada kegiatan produksi. Pakan pelet berpengaruh untuk pertumbuhan dan ketahanan daya tahan tubuh ikan. Hal ini dikarenakan semua responden paham dan mengerti teknis pemberian dan jumlah pemberian pakan pelet. Sehingga kandungan mineral dan vitamin pada pakan diserap baik oleh ikan yang meningkatkan kekebalan daya tahan tubuh ikan yang meninkatkan jumlah survival rate pada ikan. Analisis Skala Usaha (Return to Scale) Penjumlahan dari koefisien fungsi produksi Cobb-Douglas dapat menunjukkan skala ekonomi usaha (Return to Scale). Berdasarkan model fungsi produksi diperoleh nilai elastisitas produksi total responden Pokdakan Tugu Mina Asri adalah sebesar -0,52 Bearti besaran elastisitas lebih kecil dari 1 dikatakan skala usaha menaik (decreasing return to scale), ini berarti bahwa dengan menambah penggunaan semua faktor produksi ikan hias mas koki sebesar 1
46
persen, maka pengurangan produksi sebesar -0,52%. Kegiatan usaha budidaya ikan hias mas koki pada Pokdakan Tugu Mina Asri bersifat tidak efisien karena pengurangan output yang bertahan hidup pada kegiatan produksi berada pada skala return to scale..
PENDAPATAN USAHABUDIDAYA IKAN MAS KOKI KELOMPOK TUGU MINA ASRI
Keragaan Usahabudidaya Ikan Hias Mas Koki Tugu Mina Asri Penggunaan input Semua input yang digunakan dalam budidaya ikan hias mas koki dalam Kelompok Budidaya ikan Tugu Mina Asri dapat dilihat Tabel berikut ini : Tabel 10 Penggunaan Input Produksi Usahabudidaya Ikan hias Mas Koki di Kelompok Tugu Mina Asri Tulungagung Tahun 2011 No Input Produksi Jumlah Satuan Luas Kolam 7.200 m2 1 Benih ikan mas koki 96.750 Unit 2 Pakan pelet 7.250 Kg 3 Cacing sutera 2.900 Liter 4 Obat 64 Liter 5 Tenaga Kerja 939 HOK 6 Listrik Pompa air 7.810.000 Rupiah 7 Serokan 20 Unit 8 Hapa 9 Unit 9 Ember 19 Unit 10 Pompa 18 Unit 11 Selang 170 M 12 Sumber: Data Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri (2012) 1. Bibit Jenis ikan hias yang dibudidayakan Kelompok Tani Tugu Mina Asri adalah ikan mas koki dengan berbagai jenis varian antara lain rancu, demekin, oranda dan mutiara. Petani responden memilih jenis ikan koki untuk dibudidayakan yaitu karena sudah sejak jaman dahulu dan memang sudah turuntemurun bahwa koki sangat cocok dibudidayakan di daerah Kelompok Tugu Mina Asri di Kecamatan Boyolangu Tulungagung. Ikan mas koki di Kabupaten sudah menjadi ciri khas dan unggulan produk perikanan non konsumsi. Ikan mas koki mempunyai keunggulan yaitu daya tahan terhadap kematian yang besar dibandingkan ikan hias lain. Kecepatan pertumbuhan yang cepat dengan parameter air yang ada di Tulungagung. Biaya yang dikeluarkan petani responden untuk membeli bibit yaitu per ekornya adalah Rp 400,00 dengan usia bibit 1 bulan. Bibit semua dibeli dari kelompok Tugu Mina Asri yang berasal dari pengumpulan hasil pemijahan petanipetani anggota. Hasil penjualan akan digunakan menjadi pendapatan dari kelompok tani. Jumlah yang dibeli oleh respoden yaitu sesuai luas kolam yang dipunyai biasanya dalam 100 m2 diperlukan 1000 benih ikan hias mas koki. Dalam pengamatan jumlah tebar rata2 yang dilakukan pada semua responden sudah sesuai standar budidaya yang digunakan kelompok Tugu Mina Asri.
48
Sedangkan jenis ikan mas koki yang dipilih yaitu sesuai yang disediakan atau yang ada di kelompok Tugu Mina Asri. Benih dengan jenis berbeda, tidak masalah untuk dibesarkan karena dari segi harga penjualan rata-rata sama hanya ukuran yang membedakan harga jualnya. 2. Pakan Pakan yang digunakan responden dalam kegiatan membesarkan ikan mas koki adalah pakan buatan dan pakan alami. Pakan buatan yang digunakan responden yaitu pellet apung merk Matahari Sakti. Semua anggota kelompok pembudidaya responden memakai pellet dengan merk Matahari Sakti dengan kandungan protein 28% semua karena ada perjanjian kerja sama antara Tugu Mina Asri bersama pabrik merk tersebut yang isinya adalah kelompok pembudidaya membeli produk pakan ini dengan imbal balik akan dibantu dalam kegiatan kelompok budidaya dan didampingi untuk mengatasi masalah-masalah dalam budidaya seperti penanganan penyakit, permasalahan modal, teknologi terbaru serta penyuluhan. Selain alasan kerja sama, responden memilih merk tersebut karena pakan merk Matahari Sakti lebih murah dari pakan merk pesaing yaitu Cargill, Shinta, dll. Harga pakan tersebut adalah Rp 210.000,00 per karung dengan isi 30kg pakan pellet apung. Walaupun lebih murah merk pakan buatan yang dipilih responden ternyata sangat baik untuk pertumbuhan ikan koki tidak kalah dari merk-merk pakan pesaing. Pemberian pakan buatan pada responden yaitu tiga kali setiap hari yaitu setiap pagi jam 07.00 ; 12.00 ; 17.00 . Total waktu yang dihabiskan untuk memberikan pakan ikan di seluruh kolam yaitu setengah jam. Rata-rata 10 menit setiap menyebarkan pakan setiap luasan lahan. Tidak banyak waktu yang dihabiskan karena hanya menyebarkan pakan membagi pakan sesuai jumlah ikan yang ada. Pemberian pakan buatan tidak boleh berlebihan karena sisanya akan mengotori dan dapat menjadi racun bagi ikan koki. Jumlah pakan yang digunakan selama tahun 2011 adalah 7.250 kg untuk 17 responden yang membudidayakan ikan mas koki. Rata-rata ikan mas koki yang dibesarkan responden pada tahun 2011 membutuhkan 10 gr per ekor sampai ikan dipanen. Sedangkan pakan dibeli oleh responden dari kelompok budidaya karena lebih dekat dari tempat tinggal selain itu Tugu Mina Asri menyediakan pinjaman pakan yang dapat ditukar dengan benih hasil budidaya atau panen ikan mas koki. Pakan alami yang digunakan responden adalah cacing sutera. Cacing sutera didapatkan dengan cara mencari di sungai sekitar rumah pembudidaya. Para responden mencari cacing sutera pagi hari yaitu setelah memberi makan dan mengecek keadaan ikan. Mereka membutuhkan 2 jam untuk menangkap cacing sutera sesuai yang diperlukan. Tiap tiga hari responden mencari cacing sutera di sungai hal ini untuk menjaga keberadaan cacing sutera agar tidak habis karena pengambilan yang berlebihan. Responden menceritakan bahwa jadwal pengambilan cacing sutera sudah dijadwalkan sehingga sampai diadakan penelitian tidak ada keluhan hilangnya cacing sutera di sungai. Mencari cacing sutera di sungai dengan jadwal yang telah disepakati ternyata menjadikan waktu untuk berkomunikasi antar pembudidaya ikan hias. Sehingga informasi tentang hias diketahui pada saat tersebut. Responden anggota Pokdakan Tugu Mina Asri menghabiskan cacing sutera sebanyak 2900 liter pada 2012 dengan konsumsi 0,04 liter per ikan. Sebagian besar responden mencari cacing sutera sehingga biaya digolongkan pada
49
biaya yang diperhitungkan sedangkan responden yang membeli cacing langsung dari pedagang digolongkan biaya tunai karena biaya langsung dikeluarkan oleh responden. 3. Obat-obatan Untuk mengatasi penyakit dan hama yang menyerang ikan koki responden menggunakan obat-obatan bahan kimia. Yang digunakan pada anggota Pokdakan Tugu Mina Asri adalah nama dagang BASA yaitu obat pembasmi hama dalam kegiatan pertanian. Walaupun untuk pertanian ternyata responden mengakui bahwa cara ampuh mengatasi hama dan parasit pada ikan koki adalah menggunakan bahan kimia BASA. Cairan kimia ini sebenarnya tidak diperbolehkan digunakan oleh penyuluh-penyuluh budidaya di Tulungagung karena bahan logam yang ada di cairan tersebut akan terakumulasi di badan bahayanya jika ikan tersebut dimakan hewan lain sehingga dapat menggangu kesehatan tangga makanan diatasnya. Tapi karena efeknya cepat dan harganya yang murah responden tetap menggunakan cairan kimia tersebut. Satu kaleng isinya setengah liter dengan harga Rp 24000,00. Sedangkan pada tahun 2011responden menghabiskan total sejumlah 64 liter.
Gambar 11 Pestisida Merk BASSA 4. Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah suatu yang penting dalam kegiatan usaha pembesaran ikan mas koki karena segala kegiatannya diperlukan tenaga kerja untuk menjalankannya. Pada kegiatan responden pada anggota pokdakan menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Sebagian besar tenaga yang digunakan adalah tenaga kerja dalam keluarga penjelasan responden adalah karena waktu yang diperlukan hari-hari untuk kegiatan budidaya ikan koki hanya sedikit sehingga tidak diperlukan tenaga kerja luar keluarga. Tidak ada penggunaan tenaga kerja wanita pada responden. Pekerjaan yang meghabiskan waktu dalam budidaya adalah kegiatan menyiapkan kolam, menebar ikan, memberi pakan, mengecek keadaan ikan, dan pemanenan. 5. Alat-alat usahabudidaya yang digunakan Alat yang digunakan responden dalam kegiatan usahabudidaya adalah serokan, pompa, hapa atau jaring, ember dan pipa atau selang. Alat-alat yang
50
digunakan oleh responden adalah milik sendiri. Biasanya alat-alat ini selalu dipakai untuk kegiatan berulang kali setiap musim budidaya sampai alat tersebut rusak atau tidak bias terpakai lagi. Untuk membuat umur ekonomis dari alat-alat yang digunakan maka responden merawat dengan baik dan menjaga dalam penggunaannya. Biaya penyusutan peralatan dimasukkan dalam biaya yang diperhitungkan karena penyusutan peralatan pertanian ini dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) dengan asumsi peralatan setelah umur teknis tidak dapat dijual kembali dan tidak dapat digunakan kembali. Penerimaan Usahabudidaya Penerimaan usahatani didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani (Soekartawi et al, 1986). Penerimaan usahatani terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakam penerimaan langsung yang diterima oleh pembudidaya dalam bentuk uang tunai dari hasil pembesaran ikan hias mas koki. Sedangkan penerimaan non tunai merupakan penerimaan yang diperoleh pembudidaya tidak dalam bentuk uang tunai melainkan dalam stok hasil pembesaran misalnya dalam responden yaitu ikan yang disisihkan dan disiapkan untuk indukan. Penerimaan usahabudidaya ikan hias mas koki di responden Kelompok Budidaya Ikan Tugu Mina Asri adalah harga penjualan yang dikalikan dengan jumlah panen yang terjual dengan ukuran rata-rata panen dari tiga inchi sampai tiga koma lima inchi dengan harga jual rata Rp 3300,00. Jumlah benih yang dihasilkan rata-rata menghasilkan 4757 ekor, dengan harga rata-rata panen per responden nilai total pendapatan pembudidaya ikan koki di Pokdakan Tugu Mina Asri pada tahun 2011 adalah Rp 270.516.500,00. Pengeluaran Usahabudidaya Pengeluaran usahabudidaya merupakan biaya yang dikeluarkan responden untuk mengadakan input dalam menjalankan kegiatan usahabudidaya. Pengeluaran dalam usaha budidaya digolongkan menjadi dua yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Pengeluaran atas biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan pembudidaya secara tunai dari kegiatan usahabudidaya sampai panen yang terjual kepada pembeli. Sedangkan biaya diperhitungkan adalah biaya yang dikeluarkam oleh pembudidaya secara tidak tunai misalnya adalah tenaga kerja dalam keluarga, biaya sewa lahan, dan penyusutan alat-alat pembenihan. Biaya tunai dalampembesaran ikan mas koki digunakan unutuk membayar benih, pakan buatan, cacing sutera beli, obat-obatan, transportasi, iuran kelompok budidaya, tenaga kerja, dan listrik untuk pompa. Besar nilai yang dikeluarkan untuk biaya tuani oleh responden anggota Pokdakan Tugu Mina Asri Tulungagung pada tahun 2011 adalah Rp 110.340.250,00. Biaya diperhitungkan Pokdakan Tugu Mina Asrimeliputi penyusutan kolam, penyusutan peralatan, tenaga kerja dalam keluarga, sewa lahan, cacing sutera tangkap sehingga jumlah total 50.582.000 . Pada kegiatan budidaya ikan hias mas koki di Kelompok Budidaya input-input ini tidak dipikirkan bahwa seharusnya dikeluarkan tetapi karena dikerjakan dengan tenaga sendiri maka biaya ini tidak
51
dikeluarkan. Walaupun biaya-biaya yang harusnya dibebankan kepada pembudidaya ini tidak dikeluarkan tetapi ini sebenarnya dikonversi menjadi pendapatan sendiri karena pembayaran yang harusnya dikeluarkan tidak dikeluarkan dan jika saat panen margin atau pengurangan dengan penerimaan biaya yang dikeluarkan akan menjadi besar. Antara biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan pada Pokdakan Tugu Mina Asri dijadikan biaya total sebesar Rp 161.192.500 ,00. Biaya tunai merupakan bagian 68 persen dari biaya tunai sedangkan biaya diperhitungkan merupakan bagian 32 persen dari biaya total. Biaya diperhitungkan yang tidak dimasukkan ke beban biaya akan meningkatkan selisih antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan sehingga penadapatan yang diterima akan semakin besar. Tabel 11 Pengeluaran UsahaBudidaya Pembesaran Ikan Mas Koki di Pokdakan Tugu Mina Asri Tulungagung Tahun 2011 No Input Produksi Jumlah Biaya A Biaya tunai 110.340.250,00 Pakan Buatan 50.748.250 1 Beli Cacing sutera 1.050.000 2 Obat 3.070.000 3 Biaya Benih 37.422.000 4 Transportasi 4.200.000 5 Tenaga Kerja Luar keluarga 4.000.000 6 Iuran Kelompok Tani 2.040.000 7 listrik Pompa 7.810.000 8 B Total Biaya Tunai 110.340.250 C Biaya Diperhitungkan 50.852.250 Penyusutan alat 1 a. Kolam 21.600.000 b. Peralatan 9.585.000 Tenaga kerja dalam keluarga 1.698.500 2 Sewa Lahan 7.810.000 3 Cacing sutera tangkap 10.158.750 4 D Total Biaya Diperhitungkan 50.852.250 E Total Biaya 161.192.500 Sumber : Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri (2011) Pendapatan Usahabudidaya Pendapatan usahabudidaya merupakan selisih dari penerimaaan usahabudidaya dengan pengeluaran pada kegiatan usahabudidaya. Pendapatan usahabudidaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai adalah penerimaan yang berasal dari pengurangan dari biaya yang dikeluarkan langsung. Jadi biaya tunai yang didapatkan oleh responden Pokdakan Tugu Mina Asri sejumlah Rp 160.176.250,00. Sedangkan pendapatan atas biaya total yaitu berasal dari
52
penerimaan yang dikurangi dari biaya total. Biaya total adalah total biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Nilai Pendapatan atas biaya total adalah Rp 190.324.000,00. Berikut ini Tabel mengenai penerimaan, biaya dan pendapatan usahabudidaya pembesaran ikan mas koki di Pokdakan Tugu Mina Asri. Tabel 12 Rata-rata Penerimaan, Biaya Dan Pendapatan Usahabudidaya Pembesaran Ikan Mas koki Tahun 2011 No Komponen Nilai Penerimaan 270.516.500 A Biaya Tunai 110.340.250 B Biaya Diperhitungkan 50.852.250 C Biaya Total 161.192.500 D E Pendapatan Atas Biaya Tunai 160.176.250 F Pendapatan Atas Biaya Total 109.324.000 Sumber : Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri (2011)) Analisis R/C Rasio Analisis R/C rasio adalah indikator suatu kegiatan usahatani antara layak atau tida layak. Yaitu dikatakan layak apabila nilai R/C rasio lebih dari satu dan dikatakan tidak layak apabila kurang dari satu. R/C rasio dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu R/C rasio atas biaya tunai R/C rasio atas biaya total. Penelitian Pada responden Pokdakan Tugu Mina Asri didapatkan nilai R/C atas biaya tunai dari usaha budidaya pembesaran ikan mas koki adalah 2,45 yang artinya adalah setiap satu rupiah yang dikeluarkan atas biaya tunai akan memeberikan penerimaan 2,45. Sedangkan nilai R/C rasio atas biaya total yaitu bernilai 1,68 yaitu setiap satu rupiah yang dikeluarkan atas biaya total akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,68. Saat biaya yang diperhitungkan ini dimasukkan dalam komponen biaya ternyata biaya ini mengurangi nilai R/C rasio yang besar dari nilai 2,45 menjadi 1,68. Nilai R/C rasioyang dihasilkan atas biaya tunai dan biaya total adalah 2,45 dan 1,68 hal ini menunjukan bahwa usahabudidaya ikan mas koki menguntungkan untuk diusahakan karena memiliki R/C rasio yang bernilai lebih dari satu. Berikut tabel 14 yang menunjukkan perbedaaan R/C rasio berdasarkan biaya tunai dan biaya total. Tabel 13 Rata-rata Penerimaan , Biaya dan R/C Rasio Usahabudidaya No Komponen Nilai Penerimaan 270.516.500 A Biaya Tunai 110.340.250 B Biaya Diperhitungkan 50.852.250 C Biaya Total 161.192.500 D E R/C Atas Biaya Tunai 2,45 F R/C Atas Biaya Total 1,68 Sumber : Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri (2011)
53
Nilai R/C rasioyang dihasilkan atas biaya tunai dan biaya total adalah 2,45 dan 1,68 hal ini menunjukan bahwa usahabudidaya ikan mas koki menguntungkan untuk diusahakan karena memiliki R/C rasio yang bernilai lebih dari satu. Perbedaan yang besar antara nilai R/C rasio atas biaya tunai dan biaya total menunujukkan layak tetapi hal ini menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan hias mas koki responden sangat tergantung pada biaya yang diperhitungkan. Walaupun biaya diperhitungkan dimasukkan dalam biaya total, nilai R/C rasio masih diatas satu sehingga dalam keadaan semua biaya dikeluarkan kegiatan budidaya ikan koki di Pokdakan Tuggu Mina Asri layak karena masih menguntungkan. Peran Kelompok Budidaya Ikan Hias a. Syarat Masuk Anggota Pembudidaya ikan hias mas koki yang ada di Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung memiliki pembudidaya yang menjadi aggota kelompok tani dan ada yang tidak bergabung. Pembentukan Kelompok Budidaya Ikan Hias Tugu Mina Asri dimulai pada tahun 2006 dengan jumlah anggota awal yaitu 2006. Kelompok tugu Mina Asri aktif dalam kegiatan yang diadakan pemerintah serta sering mengikuti perlombaan dan mulai tahun 2007, kelompok pembudiaya ini mendapatkan penghargaan. Sehingga pada tahun 2012 anggota bertambah menjadi 20 orang yang semuanya aktif dalam semua kegiatan budidaya ikan hias. Berdasarkan hasil dari wawancara anggota pembudidaya ikan hias mas koki Tugu Mina Asri berpendapat sangat mudah karena tidak ada syarat khusus untuk menjadi anggota. Anggota mempunyai alasan sukarela menjadi anggota karena ingin berbagi dan saling berdiskusin untuk mengembangkan jenis dan cara budidaya ikan hias mas koki. Anggota pembudidaya ikan hias Tugu Mina Asri tidak hanya membudidayakan ikan hias mas koki. Rata-rata pembudidaya membudidayakan ikan hias lain selain ikan hias mas koki dan ada juga pembudidaya yang hanya membudiayakan ikan hias lain. Alasannya adalah agar panennya lebih beragam dan mendapatkan panen tambahan dari jenis lain. b. Penjualan Hasil Panen Kelompok Budidaya Ikan Hias Tugu Mina Asri mempunyai kerja sama kepada pengumpul besar ikan hias mas koki di Tulungagung. Kerja sama ditulis dalam surat perjanjian yang ditandatangani oleh ketua anggota dan pemilik usaha pengumpul ikan hias mas koki. Kerja sama yang disepakati yaitu hasil panen petani akan dibeli keseluruhan oleh pemilik usaha pengumpul tanpa ada batas maksimal jumlah dan minimum kualitas. Sedangkan pemilik usaha akan memberikan dana modal, benih unggul, dan pendampingan budidaya kepada kelompok. Anggota dari Tugu Mina Asri berpendapat kerja sama ini sangat membantu karena ada kepastian pasar yang dijamin sehingga akan fokus kepada kehiatan produksi. Selain itu bantuan seperti sarana dan modal yang diberikan pemilik usaha pengumpul terbesar mempermudah dalam produksi ikan hias mas koki. Sedangkan pembayaran selama ini tidak ada masalah karena pembayaran langsung dibayarkan saat panen diambil pengumpul. Sedangkan cicilan modal akan dipotong langsung dari hasil pembayaran panen ikan hias mas koki.
54
c. Ketersediaan Input Selain sebagai penyalur produksi ikan hias mas koki, kelompok ini juga mengusahakan input-input budidaya untuk lebih mudah mendapatkannya. Tugu Mina Asri menjalin kerja sama dengan perusahaan besar pakan ikan yaitu Perusahaan Matahari Sakti. Kerja sama ditulis dalam surat perjanjian yang ditandatangani oleh direktur marketing PT Matahari Sakti. Isi dalam perjanjian adalah pemberian bantuan pembelian pakan dengan pembayaran saat panen selain itu pembagian keuntungan untuk Kelompok Budidaya Ikan Hias Tugu Mina Asri. Anggota kelompok menyatakan bahwa penjaminan ketersediaan pakan oleh kerja sama antara Tugu Mina Asri dengan PT Matahari sakti sangat meringankan beban dari pembudidaya. Selain kepastian stok, anggota tidak khawatir ketersediaan pakan akibat kekurangan modal. d. Bimbingan dan Penyuluhan Kegiatan dalam Tugu Mina Asri mengadakan bimbingan kepada anggotaanggotanya khususnya kepada pembudidaya muda. Dalam keadaan lapang semua anggota sangat serius. Hal ini dibuktikan dengan adanya jadwal-jadwal kegiatan bimbingan dan penyuluhan yang tertulis di papan tuli yang berada di dinding tempat kelompok. Pemberi materi adalah ketua kelompok yang sering mengikuti kegiatan penyuluhan oleh pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan. Anggota kelompok berpendapat bahwa ada kegiatan bimbingan dan penyuluhan yang dilakukan oleh Kelompok Tugu Mina Asri. Dampaknya pun dirasakan oleh pembudidaya sehingga dapat mengatasi permasalahan dalam budidaya. Hal yang sering diingatkan dalam bimbingan adalah menulis segala kegiatan produksi dan hasil panen untuk mengetahui apakah yang dilakukan sudah efektif. e. Bantuan Peminjaman Modal Bantuan peminjaman pada Kelompok Tugu Mina Asri masih bernilai kecil karena hanya mengandalkan hasil simpan pinjam saja. Sehingga bantuan keuangan untuk pemijaman modal lebih banyak dari pihak di luar yang menjalin kerjaasama saja. Fungsi sebagai bantuan peminjaman modal masih diupayakan oleh pengurus dan anggota dengan mengajukan bantuan modal kelompok kepada pemerintah.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian tentang analisis pendapatan dan faktor-faktor yang emempengaruhi produksi ikan mas koki di Pokdakan Tugu Mina Asri adalah sebagai berikut : 1. Faktor faktor yang berpengaruh terhadap survival rate atau nilai jumlah ikan yang bertahan hidup ikan mas koki di Pokdakan Tugu Mina Asri adalah padat tebar, obat-obatan dan pakan pellet. Koefisien luas kolam dan pakan peller bernilai positif sedangkan padat tebar dan obat-obatan bernilai negatif. Pakan pellet berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95 persen. Padat Tebar dan obat-obatan berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99 persen. Menurut hasil penjumlahan koefisien variabel didapatkan nilai -0,52 kurang dari nilai satu sehingga usahabudidaya Ikan mas koki ini berada pada keadaan tidak karena pengurangan output yang diproduksi berada pada skala decreasing return to scale. Sehingga faktor produksi untuk memaksimalkan produksi harus mengurangi jumlah padat tebar dan obat-obatan dan menambah jumlah pakan pellet 2. Berdasarkan hasil analisis pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usahabudidaya ikan hias mas koki dinyatakan layak dan menguntungkan untuk diusahakan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pendapatan dari usahabudidaya di Pokdakan Tugu Mina Asri dalam setahun mempunyai pendapatan hasil penjualan produksi adalah sebesar Rp 270.516.500,00 . Sehingga dengan dikurangi biaya tunai usahabudidaya ini memiliki R/C rasio 2,45 sedangkan dikurangi biaya total usahabudidaya ini memiliki R/C rasio sebesar 1,68. Dari hasil nilai R/C rasio Usahabudidaya ini dinilai layak untuk kegiata yang menguntungkan.. Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan serta kesimpulan, maka disarankan : 1. Untuk meningkatkan produksi ikan mas koki ke produksi maksimum maka yang harus dilakukan responden adalah mengurangi jumlah padat tebar dan mengurangi jumlah pemakaian obat-obatan yang berlebihan sehingga mengakibatkan ikan mati. Sedangkan meningkatkan jumlah pakan pellet akan meningkatkan nilai bertahan hidup ikan selama budidaya. 2. Ketergantungan pengguanaan pakan alami cacing sutera dengan mencari di sungai harus dicari alternatif lainnya sebelum bahan tersebut habis di habitatnya. Karena pakan alami ini dapat habis sewaktu-waktu akibat keadaan alam atau manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad F.A. 2010. Analisis Pendapatan Usahatani dan Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi Susu Sapi Perah Peternak Desa Cibeureum Kabupaten Bogor. Bogor: Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut pertanian Bogor. Dian A. 2008. Ikan Air Tawar, Kebanggaan Tulungagung.http://www.trobos.com/show_article.php?rid=9&aid=1257. [12 februari 2012] Diyaniati. 2005. Optimalisasi Pengunaan Faktor-Faktor Produksi pada usaha Pembesaran Ikan Gurame di Desa Petir, Kecamatan Dramaga , kabupaen Bogor (skripsi).Bogor: Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut pertanian Bogor. DKP [Depatemen Kelautan dan Perikanan]. 2009. Pasar Ikan Hias Semakin Bernas. Craby & Starky. Jakarta. DKP [Depatemen Kelautan dan Perikanan]. 2009. Transportasi Ikan Hias Hidup. Craby & Starky. Jakarta. DKP [Depatemen Kelautan dan Perikanan]. 2011. Tulungagung, Segitiga pengembangan ikan hias. http://www.tulungagung.go.id/index.php/beranda/ekonomi/agrobisnis/752tulungagung-segitiga-emas-pengembangan-ikan-hias. [12 februari 2012] Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Jakarta : Penebar Swadaya Suyantri, Erni. 2008. Sintasan (Survival Rate) Ikan Mujaer (Oreochromis mossambicus) Secara IN-SITU di Kali Mas Surabaya (Skripsi). Surabaya: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Tekonolgi Sepuluh November. Hernanto F. 1996. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya. Herdiman. 2010. Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor (skripsi). Bogor: Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut pertanian Bogor. Mas’ud. 2011. Analisis Usahatani dan Faktor-faktor produksi Belimbing Dewa pada kelompok Tani Maju Bersama kelurahan Tugu Kelapa Dua Kecamatan Cimanggis Kota Depok (skripsi). Bogor: Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut pertanian Bogor. Natalis D.S. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usahatani Jeruk Siam Madu di Kabupaten Karo (Kasus : Kecamatan Simpang Empat). Bogor: Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut pertanian Bogor. Lidawati. 2005. Faktor Produksi Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Mas pada Kolam Air Deras di Desa Situ Daun, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat (skripsi).Bogor: Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut pertanian Bogor. Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press) Sholeh Adi. 2003. Ke Cina Berburu Mas Koki. Trubus. Hlm 11-14
57
Suratiyah K. 2009. Ilmu Usaha Tani. Jakarta: Penebar Swadaya Wardani N.P. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Gula di PT Perkebunan Nusantara IX Unit Pabrik Gula (PG) Mojo-Jawa Tengah (skripsi). Bogor: Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Winarti. 2001. A.nalisis Ekonomi Usaha Pembesaran Ikan Mas Koki (Carrasius Auratus Liin) (skripsi). Bogor: Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
58
LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Tanggal Panen Ikan Mas Koki Tiap Responden No
Nama
TglPanen
JenisIkan
1
ImamTaufiq
15/09/2011
KokiTossa Mutiara,ranchu, oranda Kokioranda Kokitossa Mutiara Tekim Oranda Ranchu Kokitossa Kokitossa Kokioranda Kokioranda Kokioranda Kokioranda Kokioranda Kokioranda Kokioranda Kokioranda Kokioranda Kokioranda Kokioranda KokiOranda KokiTossa KokiTossa KokiTossa KokiTossa Oranda Oranda Tosa Kokioranda Kokioranda
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mustofa AliMustofa Zulkarnaen Suryanto Samsoedin Marjono ChalidM AnangS Sujiono
14/11/2011 09/02/2011 20/03/2011 11/03/2011 06/05/2011 16/06/2011 05/07/2011 02/08/2011 04/09/2011 06/10/2012 05/02/2011 11/06/2011 20/08/2011 10/10/2011 02/01/2011 07/03/2011 13/06/2011 01/10/2011 09/01/2011 11/09/2011 01/05/2011 05/01/2011 10/01/2011 10/04/2011 15/04/2011 01/03/2011 10/08/2011 05/01/2011 21/04/2011 07/09/2011
5
Jumlah Panen (ekor) 2.800
3
1.700
5 4 3.5 4 3 5 4 4 3.5 3.5 3.5 4 2 3 3 3 4 3 3 5 3 2 4 4 4 4 5 3 5
1.850 1.320 1.300 700 1.050 1.080 1.200 1.200 1.050 2.300 2.350 3.400 3.450 3.000 2.700 3.500 5.200 2.700 2.600 1.300 921 900 870 875 1438 1435 925 680 765
Waktu (bulan)
59
11 12 13 14 15 16 17
AgusYusuf Yulianto Tyas Susilowati Agung widodo Agus Haryanto Supeno Sudiro Jumlah
06/08/2011 Maret Agustus 25/04/2011
Kokioranda KokiTossa Kokioranda oranda
4 3 4 4
1197 1100 1025 2800
15/05/2011
KokiTossa
5
1850
24/09/2011
KokiOranda
4
1780
01/04/2011
Kokioranda
4
2400
28/09/2011
KokiTossa
5
2600
04/04/2011
Kaliko
4
2400
21/09/2011 10/06/2011 18/08/2011 15/09/2011
Tosa KokiOranda KokiMutiara KokiOranda
5 6 3 4
1850 2100 1400 1800 80.861
ImamTaufiq Mustofa AliMustofa Zulkarnaen Suryanto Samsoedin Marjono ChalidM AnangS Sujiono AgusYusuf Yulianto Tyas Susilowati Agung widodo Agus Haryanto Supeno Sudiro RataRata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
16 17
15
14
13
Responden
No
12 3 13,00
9
11
10
10 12 24 48 10 15 10 16 5 9 12 10
PadatTebar (ekor/meter)
50,38 22,81 55,22
50,38
50,38
39,13
20,31 109,94 74,19 73,88 53 62 39,75 34,63 34,56 95,81 84,88 42,81
HOK
135 120 121,00
135
135
135
150 120 90 90 90 150 90 120 150 120 105 120
LamaBudidaya (hari)
4000 11000 3853,00
1000
1000
500
250 12000 250 25000 6000 3000 100 100 100 100 100 1000
114,00 60,00 170,40
135,00
165,00
114,00
90,00 433,50 360,00 720,00 180,00 45,00 118,50 96,00 30,00 82,50 69,00 90,00
Obatobatan Cacingsutera (ml) (Liter)
Lampiran 2 Variabel-variabel yang diuji dari Responden Tugu Mina Asri Kabupaten Tulungagung
671,43 328,57 511,80
514,29
542,86
428,57
171,43 1628,57 946 1342,86 514,29 357,14 223,57 344,29 92,86 165,71 142,86 285,71
Pakan pellet(kg)
0,92 0,9 0,89
0,944
0,909
0,955
SurvivalRate 0,9333 0,861 0,958 0,6 0,883 0,866 0,902 0,897 0,925 0,96 0,923 0,933
60
1
1
1
2
20
Mustofa
Ali Mustofa
Zulkarnaen
Suryanto
Samsoedin
Marjono
Chalid M
Anang S
Sujiono
Agus Yusuf
Yulianto
Tyas Susilowati
Agung widodo
Agus Haryanto
Supeno
Sudiro
Total
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14 15
16
17
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
Imam Taufiq
1
Serokan (Unit)
Responden
No
60000
6000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
3000
9000
3000
Penyusutan (Rp)
Lampiran 3 Penyusutan Peralatan
19
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
Ember (Unit)
95000
5000
5000
5000
5000
5000
5000
5000
5000
5000
5000
5000
5000
5000
5000
5000
15000
5000
Penyusutan (Rp)
9
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
3
1
Hapa (Unit)
90000
0
10000
0
0
0
10000
0
0
0
0
10000
0
0
10000
10000
30000
10000
Penyusutan (Rp)
Jumlah Peralatan
18
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
Pompa (Unit)
900000
50000
50000
50000
50000
50000
50000
50000
50000
50000
50000
50000
50000
50000
50000
50000
100000
50000
Penyusutan (Rp)
170
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Selang (m)
340000
20000
20000
20000
20000
20000
20000
20000
20000
20000
20000
20000
20000
20000
20000
20000
20000
20000
Penyusutan (Rp)
21600000
2100000
960000
1440000
1500000
1200000
900000
600000
900000
600000
600000
1200000
300000
1800000
1500000
1500000
3600000
900000
Perbaikan Kolam (Rp)
61
61
15
14
13
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
N o
Imam Taufiq Mustofa AliMustofa Zulkarnaen Suryanto Samsoedin Marjono ChalidM AnangS Sujiono AgusYusuf Yulianto Tyas Susilowati Agung widodo Agus Haryanto
Nama Responden
2
2
2
3 3 4 2 2 4 2 1 3 2 1
1
Penyiapa nKolam (jam)
1
1
1
1,5 1,5 2 1 1 2 1 0,5 1,5 1 0,5
0,5
135
135
135
300 150 150 180 135 105 120 75 270 240 120
45
Sebar Pemberia Ikan nPakan (jam) (jam)
135
135
135
270 150 150 90 135 105 120 75 270 240 120
90
5 1 1 3 3 3 3
Cek Penangana Keadaan npenyakit Ikan (jam) (jam)
90
90
200 200 200 120 180 70 100 180 160 80
0
Pencarian Cacing Sutera (jam)
PemeliharaanRutin
36
36
36
80 80 80 24 36 28 32 20 36 32 16
24
Ganti Air (jam)
4
4
4
20 8 4 4 4 4 2 2 6 4 2
2
Pemane nan (jam)
403,00
403,00
313,00
879,50 593,50 591,00 424,00 496,00 318,00 277,00 276,50 766,50 679,00 342,50
162,50
Total (jam)
50,38
50,38
39,13
109,94 74,19 73,88 53,00 62,00 39,75 34,63 34,56 95,81 84,88 42,81
20,31
Konversi (HOK)
Lampiran 4 Daftar Alokasi Tenaga Kerja untuk Setiap Petani Responden Per Kegiatan di Kabupaten Tulungagung Pokdakan Tugu Mina Asri (Jam)
62 62
16 Supeno 17 Sudiro Total
2 1 37
1 0,5 18,5
135 60 2490
135 60 2415
3 22
90 40 1800
36 16 648
4 2 80
403,00 182,50 7510,5
50,38 22,81 938,8125
63
63
64 Lampiran 5 Daftar Anggota Tahun 2011
65 Lampiran 6 P-Plot dan Scatterplot Output SPSS 20
66 Lampirann 7 Gambarr Output Annalisis Fungsi Cobb-Doouglas SPSS S 20
masi Setellah transform
Variables En ntered/Remov ved Mode l
Variables Entered 1
lnX6,
lnX2 2,
Variables Removed
lnX1,
.
Method Enter
a
lnX3,, lnX5, lnX4
a. All requessted variabless entered.
b Model Summary S
Mo del
R R
1
Square
.879a
.772
Adjuste ed R Square
the e Estimate .648
a. Predictorss: (Constant), lnX6, lnX3, ln nX2, lnX1, lnX4, lnX5 b. Dependent Variable: ln nY
Std. Error of
.06202 2
67
Lampiran 8 Gambar Hasil Pengujian ANOVA dan Pengujian Variabel CobDouglas ANOVAb Sum of Model
Mean
Squares
Regression
df
.144
Square
6
Residual
.042
11
Total
.186
17
Sig F
.024
.
6.2
.00
20
5a
.004
a. Predictors: (Constant), lnX6, lnX3, lnX2, lnX1, lnX4, lnX5 b. Dependent Variable: lnY Coefficientsa Standa Unstandardized Coefficients
rdized
Collinearity
Coefficients
Statistics
Std. Model (Constant)
lnX1
lnX2
lnX3
lnX4
lnX5
lnX6
B -.242
-.133
.026
.042
-.052
-.059
.133
a. Dependent Variable: lnY
Error
S Beta
.625
.040
.040
.116
.013
.054
.057
-.722
.113
.072
-.947
-.443
.969
t
ig.
Tolerance VIF
-
.
.388
706
-
.
3.319
007
.
.
650
529
.
.
362
725
-
.
4.054
002
-
.
1.090
299
2
.
.333
040
.437
2.289
.684
1.462
.521
1.919
.379
2.637
.125
7.982
.120
8.332
68
Lampiran 9 Hasil Pengujian Multikolineritas Residuals Statisticsa
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
Predicted Value
-.4188
.0050
-.1125
.09190
18
Std. Predicted Value
-3.333
1.278
.000
1.000
18
.018
.053
.037
.011
18
-.2495
.0407
-.0993
.08049
18
-.09202
.06912
.00000
.04989
18
Std. Residual
-1.484
1.114
.000
.804
18
Stud. Residual
-2.892
1.723
-.071
1.168
18
-.34973
.18049
-.01322
.11615
18
-5.636
1.923
-.217
1.667
18
Mahal. Distance
.519
11.582
5.667
3.636
18
Cook's Distance
.000
3.347
.295
.786
18
Centered Leverage Value
.031
.681
.333
.214
18
Standard
Error
of
Predicted Value Adjusted Predicted Value
Residual
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
a. Dependent Variable: lnY
69
Lampiran 10 Hasil Pengujian Kolmogorov Smirnov dan Heterokedistas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N
18
Normal Parametersa,,b
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
.04989117
Absolute
.114
Positive
.083
Negative
-.114
Kolmogorov-Smirnov Z
.483
Asymp. Sig. (2-tailed)
.974
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Runs Test Unstanda rdized Residual Test Valuea Cases
<
.06912b Test
17
Cases >= Test
1
Value
Value Total Cases
18
Number of Runs Z Asymp. Sig. (2-
2 -1.237 .216
tailed) a. Mode b. There are multiple modes. The mode with the largest data value is used.
70 Lampiran 11 Gambar Lokasi di Pokdakan Tugu Mina Asri
Ikan Mas Koki Hasil Panen
Peneliti dengan Pengumpul Terbesar Tulungagug
Prestasi Pokdakan Tugu Mina Asri
Tempat Berkumpul Anggota
Jadwal Panen yang Terorganisir
Rencana Kerja yang Terjadwal
71
Ikan Mas Koki Siap Dikirim
Surat-surat Perjanjian dan Kerja sama
Cacing Sutera yang ditampung
Struktur Kepengurusan Tugu Mina Asri
Jenis Koki Tosa yang Dipanen
Jenis Koki Oranda yang Dipanen
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Madiun tanggal 12 Juni 1989, merupakan putra pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Wiwiek Wibowo dan Ibu Suparmi. Pada tahun 2004 Penulis melakukan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 02Madiun dan menamatkannya pada tahun 2007. Kesempatan untuk melanjutkan kuliah di IPB didapatkan dengan cara SPMB pada tahun 2007. Selama mengikuti program sarjana penulis menjadi anggota Ikatan Alumni SMA Se-Kabupaten Madiun dan menjadi salah satu pengurusnya pada periode 2008-2009. Selain itu, penulis juga merupakan salah satu anggota dan pengurus kegiatan Sharia Economics Student Club (SES-C) pada tahun 2008-2010. Prestasi yang didapatkan selama pendidikan adalah pada tahun 2010, penulis terpilih menjadi juara III Entrepeneur Competition. Pada tahun 2011 dan 2012 berturutturut penulis mandapatkan pendanaan hibah kewirausahaan dari Program Mahasiswa Wirausaha. Selain aktif dalam kegiatan kampus penulis juga mempunyai usaha suplai ikan hias ke seluruh Indonesia dan ekspor ke luar Negri.
64