ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGERAKAN HARGA EMAS SEBAGAI ALTERNATIF INVESTASI DI INDONESIA
Yuli Eni dan Johan Halim
Laporan Teknis
Jakarta, 16/04/2014 Disetujui :
Johan Halim, MM
ABSTRAK Emas merupakan suatu logam mulia yang dianggap paling efektif untuk dijadikan investasi bagi sebagian investor dikarenakan nilai dari harga emas tersebut yang mempunyai daya jual yang tinggi dan mudah untuk dicairkan dalam bentuk mata uang. Investasi emas dianggap investasi yang paling bebas resiko, namun permasalahan yang terjadi adalah terkadang para investor masih meragukan untuk menginvestasikan uangnya di emas dikarenakan kurangnya pengetahuan atas faktor – faktor yang mempengaruhi harga emas. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan meneliti faktor – faktor yang dominan mempengaruhi harga emas. Adapun faktor – faktor yang diteliti adalah return London Gold price, return kurs USD - IDR, return IHSG, inflation rate, dan return kurs EURO - IDR, yang secara individual atau secara simultan dapat mempengaruhi harga emas. Tujuan penelitian ini adalah meneliti seberapa besar pengaruh faktor – faktor yang dianggap dapat mempengaruhi fluktuasi dari harga emas dan meramalkan harga emas untuk periode selanjutnya yang dapat digunakan investor dalam mencari alternative investasi yang akan dilakukan. Hasil yang didapat akan memberikan informasi kepada investor tentang prediksi harga emas baik jangka panjang maupun jangka pendek. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari beberapa website. Selanjutnya data yang telah didapat, diolah dengan menggunakan metode Regresi Linear Berganda dengan GARCH Model dan ECM model, dengan bantuan tools e-views 8 dan SPSS 22. Adapun hasil yang didapat dari pengolahan data adalah secara simultan ada pengaruh antara variabel return London Gold price, return kurs USD - IDR, return IHSG, inflation rate, dan return kurs EURO - IDR, dengan return emas di Indonesia. Secara indivdu, variabel return London Gold price dan kurs USD - IDR yang memiliki pengaruh terhadap return harga emas di Indonesia. Kata Kunci : return London Gold price, Kurs USD - IDR, IHSG, inflation rate, kurs EURO - IDR, Harga Emas di Indonesia 1. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Emas merupakan suatu logam mulia yang dianggap paling efektif untuk dijadikan investasi bagi sebagian investor dikarenakan nilai dari harga emas tersebut yang mempunyai daya jual yang tinggi dan mudah untuk dicairkan dalam bentuk mata uang. Menurut Sunariyah (2006), emas merupakan salah satu alternatif investasi yang cenderung aman dan bebas resiko. Hal ini didukung berdasarkan hasil penelitian Witjaksono (2010) dimana emas berpengaruh positif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) karena investor melakukan diversifikasi aset investasi guna mengurangi resiko yang dihadapi dalam berinvestasi dan juga emas mudah diperdagangkan. Berbicara tentang investasi, menurut Tan (2009) investasi adalah penanaman modal dalam jangka waktu tertentu (pendek/panjang) dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan dan seorang investor pasti berharap jika menanamkan modal untuk investasi pastinya akan mendapatkan keuntungan bukan mengalami kerugian. 2
Menurut Fardiansyah (2003), harga emas di Indonesia akan naik jika melemahnya nilai IDR terhadap USD - IDR disamping tentunya juga dipengaruhi permintaan dan pasokan local dan di pasar emas dunia. Berikut ini adalah tabel perbandingan nilai harga emas terhadap kurs Dollar AS dan EURO - IDR Tabel 1. 1 Nilai Harga Emas Terhadap Kurs Mata Uang Dollar AS
EURO - IDR
21% ↑
2,2% ↑
Sumber : data World Gold Council, Kompas.com (2011) Dari tabel 1.1 diatas, Bayu (2011) menjelaskan bahwa harga emas telah naik sekitar 21% menurut nilai Dollar AS dalam 12 bulan terakhir hingga 30 Juni 2011. Emas semakin meningkat melampaui kurs mata uang mana pun, meningkat menjadi 2,2% terhadap EURO - IDR. Selain dari pada kurs mata uang dan harga saham, pergerakan harga emas juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terkait. Faktor – faktor tersebut diprediksikan dapat dijadikan variable untuk menentukan harga emas di pasar. Dari penelitian sebelumnya Pukthuanthong & Roll (2011) mengatakan, dollar mengalami depresiasi seperti kurs EURO - IDR dimana hal ini dapat memberikan pengaruh terhadap kenaikan harga emas. Didukung juga dari penelitian yang dilakukan oleh Han, Xu, & Wang (2008) yang mengatakan bahwa harga emas mempunyai nilai yang signifikan terhadap kurs dollar USD - IDR baik secara jangka panjang maupun jangka pendek dan memiliki cointegrasi dan korelasi antar kedua variabel tersebut. Berdasarkan informasi diatas, peneliti tertarik untuk melanjutkan penelitian sebelumnya dan membuktikan beberapa faktor yang mempunyai pengaruh terhadap harga emas dengan menambah variabel – variabel yang terkait, maka dalam penelitian ini akan digunakan beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan atau penurunan dari harga emas di pasar Indonesia tersebut antara lain adalah return London Gold price, return kurs USD - IDR, return IHSG, inflation rate, dan return kurs EURO - IDR. Pemilihan data yang terkait variable – variable yang digunakan adalah data harian dari tahun 2009 – 2013 dengan menyamakan tanggal dari masing – masing data tersebut. Hal ini dimaksudkan agar pergerakan dari masing- masing data terlihat dengan jelas dari hari ke hari sehingga prediksi untuk periode harga yang akan datang dapat lebih akurat. Oleh karena itu, investor sering menggunakan emas untuk berinvestasi dikala kondisi pasar tidak memberikan kepastian investasi yang dalam hal ini adalah harga saham yang berfluktuasi menurun.
3
b. Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh investor. Oleh karena itu peneliti merangkum beberapa masalah yang bisa diidentifikasi sebagai berikut : 1. Apakah return London Gold price mempunyai pengaruh terhadap return harga emas di Indonesia? 2. Apakah return Index Harga Saham Gabungan (IHSG) mempunyai pengaruh terhadap return harga emas di Indonesia? 3. Apakah inflation rate mempunyai pengaruh terhadap return harga emas di Indonesia? 4. Apakah return Kurs USD - IDR mempunyai pengaruh terhadap return harga emas di Indonesia? 5. Apakah return Kurs EURO - IDR mempunyai pengaruh terhadap return harga emas di Indonesia?
c. Tujuan Penelitian Dari penelitian ini mempunyai beberapa tujuan. Adapun tujuan dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Mempelajari dan memprediksi return harga emas di Indonesia berdasarkan pengaruh return London Gold price, 2. Mempelajari dan memprediksi return harga emas di Indonesia berdasarkan return Index Harga Saham Gabungan (IHSG), 3. Mempelajari dan memprediksi return harga emas di Indonesia berdasarkan inflation rate, 4. Mempelajari dan memprediksi return harga emas di Indonesia berdasarkan return Kurs USD - IDR, 5. Mempelajari dan memprediksi return harga emas di Indonesia berdasarkan return Kurs EURO – IDR.
d. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini mempunyai beberapa manfaat bagi banyak pihak yang terkait. Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Manfaat bagi investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang prediksi harga emas berdasarkan variable London Gold price, kurs USD - IDR, IHSG, inflation rate, dan
4
return Kurs EURO - IDR, untuk harga emas pada periode yang akan datang sehingga investor dapat membeli atau menjual emas yang dimiliki dengan waktu yang tepat. 2. Manfaat bagi Penulis Selaku penulis, penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai pemahaman, interpretasi dan pengaplikasian secara langsung terhadap teori – teori investasi, serta dapat melakukan perbandingan antara teori dengan kenyataan yang ada dalam dunia investasi.
2. KERANGKA PEMIKIRAN DAN MODEL PENELITIAN Kerangka pemikiran merupakan tahapan – tahapan atau alur berpikir peneliti sehingga menjadi suatu kesimpulan yang dapat memberikan informasi yang berguna untuk para pihak yang terkait. Desain kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Identifikasi Masalah
Studi Literatur
Tahap Desain Penetapan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi Harga Emas di Indonesia
Pembentukan Model dan Variabel Penelitian
Pengumpulan data Harga emas dan data variabel penelitian yang sudah ditetapkan
Tahap Analisis Analisis Harga emas dan variabel – variabel penelitian dengan menggunakan hipotesis sesuai dengan model yang sudah dibentuk Konversikan data dengan menggunakan metode GARCH dan ECM
Kesimpulan dan Saran
Gambar 1. 1 Kerangka Pemikiran 5
Sumber : Peneliti (2014) 3. METODOLOGI PENELITIAN a. Desain Penelitian Tabel 1.2 Desain Penelitian Desain Penelitian
Objek Penelitian
Jenis Penelitian
Metode Penelitian
Time Horizon
O-1
Asosiatif, Descriptive
Kuantitatif
One Shot Cross-Sectional
O-2
Asosiatif, Descriptive
Kuantitatif
One Shot Cross-Sectional
O-3
Asosiatif, Descriptive
Kuantitatif
One Shot Cross-Sectional
O-4
Asosiatif, Descriptive
Kuantitatif
One Shot Cross-Sectional
O-5
Asosiatif, Descriptive
Kuantitatif
One Shot Cross-Sectional
Sumber : Peneliti (2014)
b. Operasionalisasi Variabel Penelitian Tabel 1. 3 Operasionalisasi Variabel Variabel Return London Gold price Return IHSG Inflation Rate Return USD - IDR Return EURO - IDR Return Emas di Indonesia Sumber : Peneliti (2014)
Jenis Data Time - Series Time – Series Time – Series Time – Series Time – Series Time - Series
Sumber Data Sekunder Sekunder Sekunder Sekunder Sekunder Sekunder
c. Jenis dan Sumber Data Penelitian Tabel 1. 4 Jenis dan Sumber Data Penelitian Data
Sumber data T-1
Data London Gold price Data IHSG Data inflation rate Data Kurs USD IDR Data Kurs EURO - IDR
Kuantitatif - Data Sekunder dari Website http://www.usagold.com Kuantitatif - Data Sekunder dari Website http://finance.yahoo.com/ Kuantitatif - Data Sekunder dari Website http://www.bi.go.id/, Kuantitatif - Data Sekunder dari Website http://www.bi.go.id/, Kuantitatif - Data Sekunder dari Website http://www.bi.go.id/, 6
Tujuan T-2 T-3 T-4
T-5
√
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
√
Data
Sumber data T-1
Data Harga Emas Indonesia
Kuantitatif - Data Sekunder dari Website https://www.ANTAMgold.com/ Sumber : Peneliti (2014)
Tujuan T-2 T-3 T-4
√
√
√
√
T-5 √
d. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik untuk melakukan pengumpulan data, antara lain sebagai berikut : 1. Studi Pustaka Peneliti melakukan studi pustaka untuk mendapatkan teori – teori pendukung, variabel – variabel dan indikator mengenai investasi emas melalui jurnal, buku dan melalui website yang terkait dengan hal tersebut.
2. Jelajah Situs Pengumpulan data yang dilakukan untuk mendukung penelitian ini adalah dengan jelajah situs yaitu mencari data – data yang berkaitan dan teori – teori dalam jurnal maupun artikel – artikel yang terdapat dalam website.
e. Metode Analisis Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan beberapa model untuk melakukan analisis data, antara lain sebagai berikut : 1. Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) Model Model ini merupakan model yang digunakan untuk meramalkan volatility suatu produk, dan untuk menganalisis resiko dan nilai dari memegang suatu asset serta dapat meramalkan dengan memodelkan varians dari error. (Firmansyah, 2013) 2. Error Correction Mechanism (ECM) ECM merupakan metode peramalan yang dapat melakukan spesifikasi model atas bentuk umumnya, mendapatkan informasi jangka panjang dan jangka pendek dari data, dapat diketahui konsisten tidaknya model empirik dengan teori ekonomi, model dinamik untuk mencari penyelesaian data runtun waktu yang tidak stasioner dan mencari penyelesaian masalah multikolliniaritas dan regresi langsung. (Setiawan, 2012).
7
4. HASIL a. Analisis Uji
Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity
(GARCH) Model Analisis dengan menggunakan model GARCH ini dilakukan untuk menganalisis resiko yang ada. Berikut adalah langkah – langkah dan hasil output yang dihasilkan dengan menggunakan bantuan tools e-views 8. Syarat untuk menggunakan GARCH model ini adalah harus memenuhi uji LM ARCH. Jika mempunyai masalah LM ARCH harus menggunakan Model GARCH, namun jika tidak ada masalah menggunakan OLS Model. Berikut adalah hasil dari LM ARCH dengan menggunakan OLS model Tabel 1. 5 F- Test Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
61.59984 Prob. F(5,1206) 247.5794 Prob. Chi-Square(5) Sumber : Peneliti (2014) F- Statistik < 0.05 ada masalah
0.0000 0.0000
0.000 < 0.05 ada masalah Jika dilihat dari hasil yang didapat melalui t-statistik > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan OLS Model kurang mendukung model ini karena tidak memenuhi syarat ketentuan yang berlaku untuk data time series. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilengkapi juga dengan hasil yang di running dengan menggunakan GARCH Model. Berikut adalah hasil dari GARCH Model. Jika dilihat dari hasil yang tertera pada tabel 1.5, maka pengobatan yang akan dilakukan untuk F-test dengan menggunakan GARCH model adalah sebagai berikut. Tabel 1. 6 F-Test dengan ARCH Heteroskedasticity Test: ARCH F-statistic
0.008362
Prob. F(3,1210)
0.9990
Obs*R-squared
0.025168
Prob. Chi-Square(3)
0.9989
Sumber : Peneliti (2014) Selanjutnya langkah kedua yang dilakukan untuk pengujian GARCH model adalah test of normality, yang dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini.
8
Gambar 1. 1 Grafik Test of Normality Pada GARCH Model Sumber : Peneliti (2014) Dari Grafik diatas menurut Brooks (2008) Jarque-Bera < 0.05 Normal dan jika JarqueBera > 0.05 tidak normal. Dari hasil diatas data tidak normal oleh karena itu dapat menggunakan GARCH Model. Selanjutnya adalah uji dengan menggunakan GARCH Model. Berikut adalah hasil output dari running GARCH Model. Tabel 1. 1 Hasil Ouput GARCH Model GARCH = C(7) + C(8)*RESID(-1)^2 + C(9)*GARCH(-1) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.739653 Mean dependent var 0.738578 S.D. dependent var 0.638859 Akaike info criterion 494.2586 Schwarz criterion 195.3116 Hannan-Quinn criter. 2.851065 Sumber : Peneliti (2014)
0.046139 1.249494 -0.306182 -0.268435 -0.291973
Dari hasil output diatas dapat digambarkan pengaruh antar variabel berikut ini. Return London Gold Price (X1)
H1 = 0.976354
Return IHSG (X2)
H2 = -0.107089
Return Inflation Rate (X3)
H3 = 0.019676
Return Kurs USD - IDR (X4)
H4 = 0.988276
Return Kurs Euro - IDR (X5)
H5 = -0.027328
Return Harga Emas di Indonesia (Y)
Gambar 1. 2 Model Penelitian dan Hasil GARCH Model Sumber : Peneliti (2014) 9
Interpretasi Hasil Dari hasil model penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa : a. R-squared (koefisien determinasi) menunjukkan bahwa Sebesar 73,96% harga emas di Indonesia dipengaruhi oleh keseluruhan dari variabel independent yang diteliti (London Gold price, inflasi, IHSG, kurs USD - IDR, dan kurs EURO - IDR) dan sisanya sebesar 26.04% dipengaruhi oleh faktor lainnya. b. London Gold price mempunyai pengaruh yang signifikan sebesar 0.976354 terhadap harga emas di Indonesia. Pengaruh ini merupakan pengaruh yang cukup besar dan dapat dijadikan faktor yang mendominasi pergerakan harga emas di Indonesia. c. Return IHSG tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga emas di Indonesia. d. Inflasi tidak mempunyai perngaruh terhadap harga emas di Indonesia dan mempunyai nilai negatif dikarenakan emas merupakan salah satu investasi yang dianggap aman dan bisa dijadikan safe haven bagi sebagian investor. e. Kurs USD - IDR mempunyai pengaruh yang signfikan sebesar 0.988276 terhadap harga emas di Indonesia. f. Kurs EURO - IDR tidak mempengaruhi harga emas di Indonesia dengan nilai negative hal ini menerangkan bahwa pengaruh kurs EURO - IDR terhadap harga emas adalah berbanding terbalik. g. Model Regresi yang dapat dibentuk adalah : Y = 0.019241 + 0.976354x1 – 0.107089x2 + 0.019676x3 + 0.988276x4 – 0.027328x5 Dimana, X1 = return London Gold Price, X2 = inflasi, X3 = return IHSG, X4 = return kurs USD – IDR, X5 = return kurs EURO - IDR Jika London Gold Price naik satu satuan maka akan mempengaruhi kenaikan nilai variabel harga emas di Indonesia sebesar satu satuan London Gold Price.
Analisis Uji Error Correction Mechanism (ECM) Sesuai dengan pembahasan dalam Bab 3, pengujian ECM dilakukan dengan tahapan sebagai berikut. 1. Pengecekan Stasioner Langkah pertama model ECM adalah pengecekan apakah variabel yang diteliti memnuhi syarat stasioner atau tidak. Berikut adalah output yang dihasilkan dari data yang diteliti.
10
Tabel 1. 2 Pengecekan Stasioner 1 dalam Uji ECM Intermediate Phillips-Perron test results UNTITLED Series Prob. Bandwidth Obs RETURN_EURO - IDR 0.0000 4.0 1216 INFLASI 0.3937 2.0 1217 RETURN_HARGA_EMAS 0.0000 5.0 1216 RETURN_IHSG 0.0000 20.0 1216 RETURN_USD - IDR 0.0000 14.0 1216 RETURN_LONDON_GOLD_PRIC E 0.0000 2.0 1216 Sumber : Peneliti (2014) Dari hasil output diatas dan dengan asumsi peneliti bahwa alpha yang digunakan adalah 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa : -
return harga emas, return EURO - IDR, return USD - IDR, return London Gold price, dan return IHSG (0.000) < 0.05 stasioner,
-
inflasi (0.3937) > 0.05, tidak stasioner
Dari hasil yang didapatkan diatas, ada 1 variabel yang belum stasioner, oleh karena itu peneliti melakukan uji stasioner kembali dengan menggunakan bentuk difference pertama, sehingga output yang dihasilkan adalah sebagai berikut.
Tabel 1. 3 Pengecekan Stasioner 2 dalam Uji ECM Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process) Intermediate Phillips-Perron test results D(UNTITLED) Series D(RETURN_EURO - IDR) D(INFLASI) D(RETURN_HARGA_EM AS) D(RETURN_IHSG) D(RETURN_USD - IDR) D(RETURN_LONDON_G OLD_PRICE)
Prob. 0.0001 0.0000
Bandwidth 428.0 0.0
Obs 1215 1216
0.0001 0.0001 0.0001
332.0 95.0 84.0
1215 1215 1215
0.0001
200.0
1215
Sumber : Peneliti (2014)
Dari hasil output diatas dan dengan asumsi peneliti bahwa alpha yang digunakan adalah 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa : -
return harga emas, return EURO - IDR, return USD - IDR, return London Gold price, dan return IHSG (0.001) < 0.05 stasioner,
-
inflasi (0.000) > 0.05 stasioner 11
2. Estimasi Persamaan Jangka panjang Tahap kedua dalam menggunakan model ECM adalah estimasi persamaan jangka panjang. Berikut ini adalah hasil output dari estimasi persamaan jangka panjang. Tabel 1. 4 Estimasi Jangka Panjang Dependent Variable: RETURN_HARGA_EMAS Included observations: 1217 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C 0.008669 RETURN_LONDON_GOL D_PRICE 0.833114 RETURN_IHSG 0.021769 INFLASI -0.021584 RETURN_USD - IDR 0.899973 RETURN_EURO - IDR 0.000151
0.055592
0.155943
0.8761
0.014347 58.07085 0.014499 1.501417 0.301469 -0.071597 0.042155 21.34894 0.028293 0.005322
0.0000 0.1335 0.9429 0.0000 0.9958
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.759801 0.758809 0.613641 456.0092 -1129.526 766.1301 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.046139 1.249494 1.866106 1.891270 1.875579 2.811643
Sumber : Peneliti (2014) Return London Gold Price (X1)
H1 = 0.833114
Return IHSG (X2)
H2 = 0.021769
Return Inflation Rate (X3)
H3 = -0.021584
Return Kurs USD - IDR (X4)
H4 = 0.899973
Return Kurs Euro - IDR (X5)
H5 = 0.000151
Return Harga Emas di Indonesia (Y)
Gambar 1. 3 Model Penelitian dan Hasil ECM Jangka Panjang Sumber : Peneliti (2014) Dari hasil ouput diatas maka dapat disimpulkan bahwa : a. Nilai Prob (F - statistic) menunjukkan bahwa 0.0000 < 0.05 secara simultan model ini mempunyai pengaruh yang signifikan b. Analisis per variabel independent adalah sebagai berikut : 12
Return London Gold price (0.000) < 0.05 berpengaruh terhadap return harga emas Return IHSG (0.1335) > 0.05 tidak berpengaruh terhadap return harga emas Inflasi (0.9429) > 0.05 tidak berpengaruh terhadap return harga emas Return USD - IDR (0.000) > 0.05 berpengaruh terhadap return harga emas Return EURO - IDR (0.9958) > 0.05 tidak berpengaruh terhadap return harga emas
3. Pengecekan Kointegrasi Tahap ketiga dalam pengujian ECM adalah pengecekan kointegrasi. Berikut adalah hasil output untuk tahap pengecekan ada tidaknya kointegrasi. Tabel 1. 5 Pengecekan Kointegrasi Null Hypothesis: RES has a unit root Exogenous: Constant Bandwidth: 26 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel Adj. t-Stat
Prob.*
Phillips-Perron test statistic -69.79581 Sumber : Peneliti (2014)
0.0001
Output di atas memberikan informasi bahwa variabel res stasioner pada Level (0.0001 < 0.05), dan secara tersirat menyatakan bahwa return harga emas, return London Gold price, return ihsg, inflasi, return USD - IDR, dan return EURO - IDR saling berkointegrasi.
4. Estimasi Persamaan Jangka Pendek Tahap keempat dalam tahapan pengujian ECM adalah tahap estimasi persamaan jangka pendek. Berikut adalah hasil output dari estimasi persamaan jangka pendek. Tabel 1. 12 Estimasi Persamaan Jangka Pendek Dependent Variable: D(RETURN_HARGA_EMAS) Included observations: 1216 after adjustments Variable
Coefficient
C D(RETURN_LONDON_GOLD _PRICE) D(RETURN_IHSG) D(INFLASI) D(RETURN_USD - IDR) D(RETURN_EURO - IDR) RES(-1)
-0.000358
0.016002 -0.022386
0.804494 0.033666 -2.473328 0.887984 0.015931 -1.405046
0.009124 88.17510 0.009430 3.570154 3.176655 -0.778595 0.025493 34.83202 0.018302 0.870457 0.026194 -53.64055
R-squared Adjusted R-squared
Std. Error
0.905761 0.905294
t-Statistic
Mean dependent var S.D. dependent var 13
Prob. 0.9821 0.0000 0.0004 0.4364 0.0000 0.3842 0.0000 1.20E-05 1.813242
S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.558014 Akaike info criterion 376.4582 Schwarz criterion -1012.540 Hannan-Quinn criter. 1936.688 Durbin-Watson stat 0.000000 1
1.676875 1.706253 1.687934 2.153394
Sumber : Peneliti (2014) Hasil output diatas menunjukkan bahwa : -
Nilai speed of adjustment-nya (koefisien dari res(-1)) (0.000) < 0.05 Nilai koefisien tersebut harus negatif dan signifikan (probabilitasnya berada di bawah 0.05). Kemudian melihat nilai probabilitas masing-masing variabel dimana nilainya signifikan atau berada di bawah alpha (0.05), yaitu : a. D return London Gold price (0.000) < 0.05 signifikan b. D return IHSG (0.0104) < 0.05 signifikan c. D return inflasi (0.5648) > 0.05 tidak signifikan d. D return USD - IDR (0.000) < 0.05 signifikan e. D return EURO - IDR (0.9958) > 0.05 tidak signifikan
5. KESIMPULAN & SARAN Pada penelitian ini, kesimpulan yang dapat dijabarkan oleh peneliti adalah sebegai berikut : 1. London Gold price mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga emas di Indonesia, hal ini didukung oleh penelitian Rusbariandi (2012) yang mengatakan bahwa London Gold price mempunyai pengaruh positif terhadap harga emas di Indonesia. Hal ini didukung juga oleh berita dan fakta yang menyebutkan bahwa harga emas di Indonesia mengacu kepada London Gold price. (JalatamaFuture, 2012). 2. Return IHSG tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga emas di Indonesia, hal ini didukung dengan penelitian Irianto (2007), yang mengatakan bahwa harga emas ANTAM tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap IHSG dikarenakan tujuan masyarakat membeli emas bukan untuk tujuan berinvestasi melainkan digunakan untuk tujuan konsumtif yakni sebagai perhiasan. Serta didukung dengan penelitian Lawrence (2013), yang menyatakan pengaruh harga emas terhadap IHSG sangat kecil dikarenakan IHSG yang justru lebih banyak digerakkan dari sektor 14
manufaktur, dengan kapitalisasi pasar sebesar 37,34%. Hal ini didukung juga dari berita yang menyebutkan bahwa harga emas malah dijadikan patokan penentuan IHSG jadi secara langsung IHSG tidak mempengaruhi harga emas, namun sebaliknya harga emas yang menjadi penentu IHSG. (Kalipatullah, 2010) 3. Inflasi tidak mempunyai perngaruh terhadap harga emas di Indonesia dikarenakan emas merupakan salah satu investasi yang dianggap aman dan bisa dijadikan safe haven bagi sebagian investor. Hal ini didukung oleh penelitian (Baur & Lucey, 2010) yang mengatakan bahwa Gold merupakan investasi asset save haven di pasar financial, dan hal ini juga di dukung oleh penelitian (Blose, 2010) yang mengatakan bahwa gold price tidak mempengaruhi future inflation. Hal tersebut didukung juga oleh berita di dalam (VIVA.co.id, 2011) yang mengatakan bahwa harga emas tidak mengikuti pergerakan inflasi karena emas dianggap merupakan investasi aman bagi investor. 4. Kurs USD - IDR mempunyai pengaruh terhadap harga emas di Indonesia. Hal ini didukung oleh penelitian (Apergis & Dimitrios, 2013) yang menyebutkan bahwa USD - IDR mempunyai pengaruh terhadap harga emas. Selain dari pada itu berita dari Info Business (2012) juga menyebutkan bahwa kurs USD - IDR mempunyai pengaruh yang positif terhadap harga emas dikarenakan perhitungan harga emas dunia menggunakan kurs USD - IDR dan harga emas dunia tersebut dijadikan acuan harga jual beli emas di Indonesia. Kemudian (BisnisIndonesia, 2013) juga menyebutkan bahwa USD - IDR merupakan mata uang komoditas, sehingga dapat berpengaruh positif terhadap harga emas. Oleh karena itu, hasil ini memang signifikan terhadap penelitian sebelumnya dan didukung juga dengan berita – berita yang ada. 5. Kurs EURO - IDR mempengaruhi harga emas di Indonesia dengan nilai negative hal ini menerangkan bahwa pengaruh kurs EURO - IDR terhadap harga emas adalah berbanding terbalik. Hasil yang didapat ini didukung oleh penelitian (Pukthuanthong &
15
Roll, 2011) yang menghasilkan bahwa return EURO - IDR mempunyai pengaruh yang negatif terhadap harga emas. Menurut (Iqbal, 2011) EURO - IDR dianggap mata uang kedua termahal di dunia sehingga harga emas bebranding terbalik dengan kurs EURO IDR, dan negara Eropa juga bukan pengkonsumsi emas terbesar. Konsumsi Emas terbesar adalah Cina, India dan Indonesia. Pada bagian ini, peneliti akan memberikan saran – saran yang untuk kedepannya dapat memberi manfaat bagi para investor atau peneliti selanjutnya. 1. Saran untuk Investor Saran yang peneliti tujukan untuk para investor yang ingin melakukan investasi emas untuk periode selanjutnya adalah sebagai berikut a. Jika ingin menginvestasikan emas dalam jangka pendek bisa dilihat dari faktor seperti pergerakan London Gold Price, IHSG, dan USD - IDR, namun jika ingin menginvestasikan emas dalam jangka panjang bisa dilihat pergerakan London Gold Price dan USD - IDR. b. Jika investor ingin memilih antara emas dan emas dunia, investor dapat melihat dari statistic deskriptif yang telah dijelaskan dalam bab 4, yaitu investor dapat lebih memilih London Gold Price sebagai investasi utama. c. Jika Investor ingin menginvestasikan uangnya pada USD – IDR atau EURO – IDR, hal ini dapat dilihat dari statistic deskriptif dalam bab 4, yaitu investor dapat memilih meinvestasikan uangnya kepada matauang EURO – IDR yang lebih dinilai menguntungkan dibandingkan USD – IDR. 2. Saran untuk Peneliti Selanjutnya Saran yang dapat diberikan oleh peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut.
16
a. Sebaiknya peneliti selanjutnya dapat melihat dari faktor – faktor yang sudah diteliti saat ini dan mengkonversikan dengan berita – berita yang akan datang supaya faktor – faktor yang diteliti dapat sesuai dengan kondisi saat itu. b. Sebaiknya peneliti dapat menggunakan data dengan range yang lebih lama supaya historical data dapat lebih terlihat. 6. DAFTAR PUSTAKA AdminFinanceRoll. (2012). uncategorized. Retrieved from http://financeroll.co.id: http://financeroll.co.id/uncategorized/harga-EURO - IDR/ Andra.biz. (2013). Ekonomi. Retrieved from andra.biz: http://ardra.biz/ekonomi/ekonomiinternasional/pengaruh-harga-emas-terhadap-kurs-valuta-asing/ ANTAMGOLD. (2013, January 2). Home. Retrieved from www.antamgold.com: https://www.antamgold.com/ Apak, S., Akman, V., Cankaya, S., & Sonmezer, S. (2012). A Case for Gold Refisited : A Safe Heaven or A Hedge. Emerging Markets Journal, 1-8. Apergis, N., & Dimitrios, P. (2013). The Australian Dollar and Gold Prices. The Open Economics Journal, 1-10. Baur, D. G., & Lucey, B. M. (2010). Is Gold a Hedge or Safe Haven? An Anlysis of Stocks, Bonds and Gold. The Eastern FInance Association, The Financial Review, 217-229. bayu. (2011, Juli 28). http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?id=62094&title=perlukah_kit a_membeli_emas. Retrieved from seputarforex.com: http://www.seputarforex.com belajarforex.com. (2012). Linear Regression. Retrieved from belajarforex.com: http://belajarforex.com/indikator-teknikal/linear-regression.html BisnisIndonesia. (2013, Maret 24). Index. Retrieved from www.bisnis-jateng.com: http://www.bisnis-jateng.com/index.php/2013/03/pt-j-resources-asia-pasifik-bukatiga-tambang-baru/ Bloomberg. (2014, Januari 13). Exchange Rate. Retrieved from www.bloomberg.com: http://www.bloomberg.com/quote/EURIDR:CUR Blose, L. E. (2010). Gold Prices, Cost of Carry, and Expected Inflation. Journal of Economics and Business, 35-47. Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. (2009). Investments (8 ed.). America, New York: McGraw.Hill International Edition. Brooks, C. (2008). Introductory Economotrics for Finance (Second ed.). United States of America: Cambridge University Press, New York. CoinMill.com. (2013, November 23). CHF_IDR. Retrieved from http://in.coinmill.com: http://in.coinmill.com/CHF_IDR.html Debian. (2004). eprints. Retrieved from undip.ac.id: http://eprints.undip.ac.id/21374/1/Archibald_Nagel%282004%29.pdf detikFinance. (2012, September 14). Read. Retrieved from http://finance.detik.com: http://finance.detik.com/read/2012/09/14/131730/2019165/6/perusahaan-tambangbakrie-simpan-emas-berlimpah-di-gorontalo-dan-newmont DeutscheWelle. (2009). Mengapa Harga Emas Anjlok. Retrieved from www.dw.de: http://www.dw.de/mengapa-harga-emas-anjlok/a-16747440
17
Dirgantara, A. (2014, January 7). Home. Retrieved from http://odnv.co.id: http://odnv.co.id/bagaimana-menghitung-harga-emas-internasional-ke-dalamrupiah-dan-gram Fardiansyah, T. (2003). Kiat dan Strategi Menjadi Investor Piawai. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. FinanceIndonesia. (2012). Korelasi IHSG dengan Harga emas dunia. Retrieved from www.financeindonesia.org: http://www.financeindonesia.org/entry.php?304Korelasi-IHSG-dengan-Harga-emas-dunia FinanceRoll. (2012, September 24). uncategorized. Retrieved from Finanveroll.co.id: http://financeroll.co.id/uncategorized/yen/ Firmansyah. (2013). Model Forecasting ARIMA (Box Jenkins) dan Praktek dengan EViews 8.0. Semarang: Universitas Diponegoro. Ghozali, I. (2009). Ekonometrika. Semarang: Universitas Diponegoro. Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gilmore. (2009). The Dynamics of Gold Prices, Gold Mining Stock Prices and Stock Market Prices Comovements. Research in Applieds Economics, 1, 1 : E12. Gujarati, D. (2003). Basic Econometric. New York: Mc-Grawhill. Han, A., Xu, S., & Wang, S. (2008). Australian Dollars Exchange Rate and Gold Prices : An Interval Method Analysis. The 7 th International Symposium on Operations Research and Its Applications (ISORA'08), 46-52. Hasanah, K. (2013). Uji Korelasi Product Moment. Retrieved from http://statistikapendidikan.com: http://statistikapendidikan.com/wpcontent/uploads/2013/06/Uji-Korelasi-Product-Moment-Khuswatun-Hasanah.pdf Hidayat, A. (2007). BBM Turun, Inflasi Turun, Kenapa IHSG Turun Juga? Retrieved from http://portalreksadana.com: http://portalreksadana.com/node/361 Indah, V. (2009). http://lontar.ui.ac.id. Retrieved from http://lontar.ui.ac.id: http://lontar.ui.ac.id Indonesia, B. (2013, Desember 10). Moneter. Retrieved from www.bi.go.id: http://www.bi.go.id Iqbal, M. (2011). Dinar/Emas. Retrieved from http://geraidinar.com: http://geraidinar.com/index.php/using-joomla/extensions/components/contentcomponent/article-categories/87-gd-articles/uang-fiat/873-EURO - IDR-jatuhemas-juga-jatuh Irianto, G. (2007, Juli). Pengaruh Bunga Deposito, Kurs Rp/US$ Dan Harga Emas Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Jurnal Manajemen Mutu, 6, No.2, 155-164. JalatamaFuture. (2012). Produk. Retrieved from http://www.jalatama.com: http://www.jalatama.com/index.php?option=com_content&view=article&id=808& Itemid=88&lang=id Kalipatullah. (2010). Korelasi IHSG dengan Harga emas dunia. Retrieved from www.financeindonesia.org: http://www.financeindonesia.org/entry.php?304Korelasi-IHSG-dengan-Harga-emas-dunia Kamery, R. H. (2005). A Historical Viewpoint Concerining The Federal Reserve's Economic Policies Concerning Gold and Inflation. Allied Academies International Conference. 9, pp. 37-41. Florida: Proceedings of the Academy of Legal, Ethical and Regulatory Issues, Memphis. Lawrence, S. S. (2013). pengaruh Varibel Makro Ekonomi dan Harga Komoditas Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia. FINESTA, 18-23.
18
Nanga, M. (2005). Teori, Masalah & Kebijakan (2 ed.). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Pukthuanthong, K., & Roll, R. (2011, January 14). Gold and Dollar ( and The EURO IDR, Pound, and Yen). Journal of Banking & Finance, 1-14. Raharja, P., & Manurung, M. (2008). Teori Ekonomi Makro (IV ed.). Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Reader'sDigestIndonesia. (2013). 3 Hal Penyebab Harga Emas Naik . Retrieved from www.readersdigest.co.id: http://www.readersdigest.co.id/uang/investasi.dan.bisnis/3.hal.penyebab.harga.ema s.naik/004/001/69 RepublikaOnline. (2014, Januari 12). Berita. Retrieved from http://www.republika.co.id: http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis-global/13/02/07/mhtplb-jelangpertemuan-ecb-kurs-EURO - IDR-malah-loyo Riduwan, & Kuncoro, E. A. (2007). Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta. Rochaety, Tresnati, R., & Latief, A. M. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis : Dengan Aplikasi SPSS (Pertama ed.). Jakarta: Mitra Wacana Media. Rusbariandi, S. P. (2012). Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia. (tidak dipublikasikan), 1-14. Samanta, S. K., & Zadeh, A. H. (2012). Co-Movements of Oil, Gold, The US Dollar, and Stocks. Scientific Research, 111-117. Sarjono, H. (2011). SPSS vs Lisrel. Jakarta: Salemba Empat. Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sekaran, U. (2006). Reserach Methods for Business (Metodologi Penelitian untuk Bisnis), Buku 2 (4 ed.). Jakarta: Salemba Empat. Sekaran, U. (2007). Reserach Methods for Business (Metodologi Penelitian untuk Bisnis), Buku 1 (4 ed.). Jakarta: Salemba Empat. Setiawan, N. (2012, Desember 3). Statistik Ceria. Retrieved from statistikceria.blogspot.com: http://statistikceria.blogspot.com/2012/12/metode-boxjenkins-arima.html Setyadharma, A. (2010). Uji Asumsi Klasik dengan SPSS 16.0. Universitas Negeri Semarang (UNNES), 1-10. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. Sunariyah. (2006). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal (5th ed.). Yogyakarta: UPPSTIM YKPN. Sutanto, B., Murhadi, W. R., & Ernawati, E. (2013). Analisis Pengaruh Ekonomi Makro, Indeks Dow Jones, dan Indeks Nikkei 225 Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI Periode 2007 - 2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2 No.1, 1-9. Tan, I. (2009). Bisnis & Investasi Sistem Syariah (perbandingan dengan sistem konvensional). Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Terbuka, U. (2013, Desember 18). Pengertian dasar Investasi. Retrieved from www.ut.ac.id: http://www.ut.ac.id TokoPerhiasan. (2011, November 8). Home. Retrieved from http://tokoperhiasan.com: http://tokoperhiasan.com/bisnis-dan-investasi/emas-investasi-menguntungkantahan-inflasi/ USAGOLD. (2013, January 8). references. Retrieved from http://www.usagold.com: http://www.usagold.com/reference/prices/history.html
19
VIVA.co.id. (2011). Pengamat: Kecil, Pengaruh Emas atas Inflasi . Retrieved from http://bisnis.news.viva.co.id: http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/244231pengamat--pengaruh-emas-atas-inflasi-kecil Wild, M. (2010). Black and Gold : Oil and The US Dollar. Readers Journal, 1-4. Witjaksono, A. A. (2010). Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak DUnia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones Terhadap IHSG. Karisma, 5, 63-72. Wiwik Anggraeni, L. K. (2008, Juli). Peramalan Menggunakan Metode Vector Autogressive Moving Average (VARMA). JUTI, 2 No.2, 101-108.
20