ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OMSET UMKM NASABAH PEMBIAYAAN BMT X KOTA BINJAI
MUHAMMAD FAJAR DANI
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Omset UMKM Nasabah Pembiayaan BMT X Kota Binjai adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Dftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2017 Muhammad Fajar Dani NIM H54120067
ABSTRAK MUHAMMAD FAJAR DANI. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Omset UMKM Nasabah Pembiayaan BMT X Kota Binjai. Dibimbing oleh Irfan Syauqi Beik, Ph.D. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) saat ini menjadi kekuatan dan berperan penting bagi perekonomian negara. Perkembangan UMKM selama ini menghadapi permasalahan pada keterbatasan modal. Baitul Mal wat Tamwil (BMT) sebagai salah satu lembaga yang menghimpun dana dan melakukan penyedia jasa pembiayaan modal pada UMKM untuk pengembangannya. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi omset UMKM yang mendapatkan pembiayaan dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dan dilakukan pada Juli hingga Agustus 2016. Hasil analisis menunjukkan variabel dependen yang signifikan terhadap pendapatan omset UMKM adalah variabel lama usaha, frekuensi pembiayaan, kefahaman akad, pendidikan dan status usaha. Kata kunci : Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Baitul Mal wat Tamwil (BMT), Ordinary Least Square (OLS) ABSTRACT MUHAMMAD FAJAR DANI. Analysis of Factors Affecting for MSMEs Revenue Funding Customer BMT X Binjai City. Supervised by IRFAN SYAUQI BEIK. Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) has become to power and give an important role to economic growth. MSMEs growth have problem about financial capital untill now. Baitul Mal wat Tamwil (BMT) is the one of the financial intitutions which is can be funder of capital and provider of financial service to developt MSMEs. This research is analyze the influence factors of MSMEs turnover which are get the funding from BMT with Ordinary Least Square (OLS) method and was conducted in July untill August 2016. OLS analysis results proved that time duration of bisnis, funding frequency, aplication of akad, education and business status are influence MSMEs turnover Keywords: Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs), Baitul Mal wat Tamwil (BMT), Ordinary Least Square (OLS)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OMSET UMKM NASABAH PEMBIAYAAN BMT X KOTA BINJAI
MUHAMMAD FAJAR DANI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Ilmu Ekonomi Syariah Departemen Ilmu Ekonomi
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Omset UMKM Nasabah Pembiayaan BMT X Kota Binjai. Sholawat beserta salam senantiasa dipanjatkan kepada Rasulullah Muhammad Sallallahu 'Alaihi Wassalam yang telah menjadi panutan dan pemimpin terbaik bagi umat manusia. Pada kesempatan ini, penulis ingin berterimakasih kepada: 1. Kedua orang tua penulis, Bapak Djunawar Aidy dan Ibu Lailan Fatmi serta kakak kandung Fikria Ulfa Wardani yang membantu dan mensupport dalam bentuk materi dan non materi. 2. Bapak Dr.Irfan Syauqi Beik, S.P,M.Sc.Ec selaku dosen pembimbing, Ibu Dr.Ir.Sri Mulatsih, M.Sc.Agr selaku penguji pertama dan Bapak Deni Lubis, S.Ag, M.A selaku penguji kedua atas arahan dan bimbingannya dalam penulisan skripsi ini. 3. Seluruh jajaran BMT X Kota Binjai yang telah banyak membantu dalam penelitian. 4. Teman-teman sebimbingan Achmad Fauzan Firdaus, Ariqy Raihan, Rizal Arif W, Noviyanti, Nia Ramadhani, Riandi Alam Putra, Tatu Kultsum, Vidiastana Bafagih dan Ega Pratiwi. 5. Seluruh Ekonomi Syariah 49 terutama Dwi Adi Mukti, Hasan Azzahid, Choirunnisa, Aulia Hidayati, Tri Widyastuti, Shofwan Muhammad Rasyid, Arief Amin dll. 6. Seluruh elemen Asrama Sylvapinus dan angkatan libas. 7. Seluruh jajaran BEM KM IPB Kabinet Rumah Kita dan Ayo Gerak, terutama Badan Internal Rumah Kita dan Ayo Gerak dan Core Team Ayo Gerak. 8. Teman-teman SMAN 6 Binjai dan BTBS Medica Putri Rhamadani, Bambang Wiradana, Uci Armayanti dll yang telah membantu mensupport dan penelitian dilapangan. 9. Teman-teman KKNP Desa Cipicung Kecamatan Banyuresmi Ditaviana, Nouva Paramitha, Nisrina Priyandani, Natia Olviani dan Monica. 10. Dan semua pihak yang mendukung penelitian ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Bogor, Januari 2017
Muhammad Fajar Dani
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
4
Manfaat Penelitian
5
Ruang Lingkup Penelitian
5
TINJAUAN PUSTAKA
5
Baitul Mal Wat Tamwil (BMT)
5
Pembiayaan Syariah
6
Unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
7
Penelitian Terdahulu
8
Kerangka Pemikiran
9
Hipotesis Penelitian
10
METODE PENELITIAN
10
Jenis dan Sumber Data
10
Lokasi dan Waktu Penelitian
10
Metode Pengumpulan Data
10
Metode Pengolahan dan Analisis Data
11
Pengujian Hipotesis
12
Evaluasi Model
13
GAMBARAN UMUM
14
HASIL DAN PEMBAHASAN
15
SIMPULAN DAN SARAN
23
Simpulan
23
Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
24
LAMPIRAN
26
DAFTAR TABEL 1 Perkembangan Unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Tahun 20122013 2 Perkembangan Kontribusi Terhadap PDB Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Tahun 2012-2013 3 Perkembangan Tenaga Kerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Tahun 2012-2013 4 Perkembangan Kredit Perbankan Usaha Mikro, Kecil, Menengah Tahun 2011-2014 5 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Kota Binjai Tahun 20112015 6 Jumlah dan Persentasi Penduduk Miskin Kota Binjai 2012-2014 7 Laporan Keuangan Akhir Tahun BMT X Kota Binjai 8 Statistik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 9 Statistik Deskriptif Karakteristik Responden 10 Karakteristik Responden Bedasarkan Pendidikan 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Usaha 13 Karakteristik Pembiayaan yang Dilakukan BMT X Terhadap Responden 14 Persentasi Penggunaan Responden Terhadap Akad Pembiayaan yang Diberikan 15 Dampk Pembiayaan BMT X Kota Binjai Terhadap UMKM 16 Perkembangan Rata-Rata Omset UMKM yang Mendapatkan Pembiayaan dari BMT X Kot Binjai 17 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Responden setelah Mendapat Pembiayaan
1 1 2 2 3 4 15 15 16 16 16 17 17 17 18 18 21
DAFTAR GAMBAR
1 2 3 4
Kerangka Pemikiran Kriteria Hasil Uji Autokorelasi Hasil Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Hasil Normal P-Plot Uji Normalitas
9 13 19 20
DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil Analisis SPSS 2 Kuisioner Penelitian 3 Daftar Riwayat Hidup
26 31 35
1
PENDAHULUAN Latar Belakang
Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berperan sangat besar dalam pembangunan dan perputaran ekonomi di Indonesia. Kekuatan UMKM juga telah teruji dengan bertahannya UMKM menghadapi krisis 1998 dan menggerakkan roda perekonomian Indonesia setelah pengusaha dan investor besar di Indonesia gulung tikar. Hal ini disebabkan karena UMKM memproduksi barang dan jasa dengan elastisitas yang rendah dan menggunakan modal sendiri dan tidak banyak bergantung pada perbankan sehingga tidak terpengaruh akan naiknya tingkat suku bunga yang terjadi. UMKM merupakan basis ekonomi kerakyatan yang banyak menyerap tenaga kerja, memperbesar pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), membangun ekonomi pedesaan yang dapat mengurangi angka pengangguran, dan kemiskinan yang menjadi salah satu masalah besar di Indonesia. Hal ini dapat di buktikan dengan data berikut ini: Tabel 1 Perkembangan Unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Tahun 20122013 (Unit) Indikator Tahun 2012 Tahun 2013 Perkembangan Jumlah Jumlah (%) Total UMKM 56 534 592 57 895 721 2.41 Usaha Mikro 55 856 176 57 189 393 2.39 Usaha Kecil 629 418 654 222 3.94 Usaha Menengah 48 997 52 106 6.35 Total Usaha Besar 4 968 5 066 1.97 Sumber: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2016
Pada tabel 1 dapat dilihat dari presentasi perkembangannya UMKM dari tahun 2012 ke 2013 berkembang sebesar 2,41% dengan peningkatan mencapai 1.361.129 unit usaha. Presentasi ini lebih besar dari usaha besar yang berkembang hanya 1,97% pada tahun yang sama dengan peningkatan sebanyak 98 unit usaha. Tabel 2 Perkembangan Kontribusi terhadap PDB Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Tahun 2012-2013 (Miliar). Indikator Tahun 2012 Tahun 2013 Perkembangan Jumlah Jumlah (%) Total UMKM 1 451 460 1 536 918.8 5.89 Usaha Mikro 790 825.6 807 804.5 2.15 Usaha Kecil 294 260.7 342 579.19 16.42 Usaha Menengah 363 373.9 386 535.07 5.50 Total Usaha Besar 1 073 660.1 1 133 396.05 5.56 Sumber: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2016
2
Kontribusi UMKM yang lebih besar daripada usaha besar juga ditunjukkan dengan perkembangannya yang dapat dilihat pada tabel 2. UMKM berkembang sebanyak 5,89% pada tahun 2012 ke 2013 dengan perkembangan mencapai Rp85.458,8 Miliar dan mengungguli usaha besar yang berkembang sebesar 5,56% dengan perkembangan mencapai Rp59.735,95 Miliar. Tabel 3 Perkembangan Tenaga Kerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Tahun 2012-2013 (Orang). Indikator Tahun 2012 Tahun 2013 Perkembangan Jumlah Jumlah (%) Total UMKM 107 657 509 114 144 082 6.03 Usaha Mikro 99 859 517 104 624 466 4.77 Usaha Kecil 4 535 970 5 570 231 22.80 Usaha Menengah 3 262 023 3 949 385 21.07 Total Usaha Besar 3 150 645 3 537 162 12.27 Sumber: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2016
Dalam perkembangan penyerapan tenaga kerja, dapat dilihat pada tabel 3 UMKM mengalami perkembangan sebesar 6,03% dengan perkembangan mencapai 6.486.573 orang. Presentasi ini mungkin jauh lebih rendah dibanding usaha besar yang dapat mencapai 12,27% namun lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuantitasnya yang hanya sebesar 386.547 orang. Dengan potensi yang besar, bukan berarti UMKM tak memiliki kendala. menurut Beik dan Arsyianti (2015) ada 5 masalah yang sering dialami UMKM seperti: terbatasnya modal dan akses dari sumber lembaga keuangan, masih rendahnya kualitas SDM pelaku usaha, kemampuan pemasaran yang terbatas, akses informasi usaha yang rendah dan belum terjalin kemitraan yang baik yang saling menguntungkan antar pelaku usaha UMKM, usaha besar dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ataupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Keterbatasan modal dan akses usaha pada UMKM ini terlihat dari data yang dikeluarkan Bank Indonesia seperti berikut : Tabel 2 Perkembangan Kredit Perbankan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah Tahun 2011-2014 (Miliar). Kredit
2011
2012
2013
2014
Kredit usaha mikro Kredit usaha kecil Kredit usaha menengah
102 905.1 150 912.1 226 069.4
113 754.0 169 882.5 268 589.5
137 929.8 193 874.7 308 230.0
161 201.1 210 098.6 335 841.5
Total kredit
479 886.5
552 226.1
640 035.5
707 141.2
Sumber: Bank Indonesia, 2016
Kredit yang diberikan perbankan mengalami perkembangan menurut klasifikasi usaha yaitu kredit usaha mikro tahun 2011 berjumlah Rp102 Miliar menjadi Rp161 Miliar tahun 2014, kredit usaha kecil tahun 2011 berjumlah Rp150 Miliar
3
menjadi Rp210 Miliar tahun 2014, dan kredit usaha menengah tahun 2011 berjumlah Rp226 Miliar menjadi Rp335 Miliar tahun 2014 (Tabel 4). Permasalahan akses modal UMKM ini mulai dibantu dengan hadirnya Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS). Pelaku UMKM yang mayoritas tidak bankable dapat mengakses permodalan dengan mudah dan terjangkau. LKM yang berbasis konvensional tentu berbeda dengan LKMS yang berbasis syariah. Kredit yang disalurkan dari LKM berbasis bunga dan dinilai hanya menguntungkan sebelah pihak sedangkan pembiayaan yang disalurkan oleh LKMS berbasis syariah menggunakan sistem bagi hasil yang membagi keuntungan ataupun kerugian sesuai presentasi di awal akad. Baitul Mal wat Tamwil (BMT) adalah salah satu LKMS yang mulai berkembang dan berpeluang cukup besar dalam mengembangkan ekonomi yang berbasis kerakyatan. Sesuai dengan namanya, BMT memiliki dua fungsi utama yaitu Baitul Mal atau rumah yang menampung harta dan Baitul Tamwil atau rumah yang mengembangkan harta. Hingga tahun 2014 sendiri ada lebih dari 5.500 BMT yang ada di Indonesia dengan aset mencapai Rp 4,7 triliun.
Perumusan Masalah Kota Binjai merupakan salah satu kota di Sumatera Utara yang laju perekonomiannya relatif mengalami fluktuasi. Pertumbuhan struktur ekonomi Kota Binjai yang dapat berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku juga pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari PDB atas dasar harga konstan mengalami kenaikan tertinggi dari tahun 2011 ke tahun 2012 dan mengalami penurunan tertinggi pada tahun 2014 ke tahun 2015. Ini didukung oleh data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Binjai Tabel 5 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Kota Binjai dalam (%) Kota Binjai, 2011-2015 Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan 2011 11.41 5.56 2012 11.29 6.06 2013 10.81 6.07 2014 11.36 5.83 2015 10.52 5.4 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Binjai
Dari segi kemiskinan, Kota Binjai menempati posisi kedua terendah pada kategori presentasi penduduk miskin di Sumatera Utara dan hanya kalah dari Kabupaten Deli Serdang. Dari jumlah penduduk yang mencapai angka 261.490 jiwa pada tahun 2014, penduduk miskin di Kota Binjai mencapai 16.720 jiwa dengan presentasi sebesar 6,38% dengan garis kemiskinan pada angka Rp310.384 per kapita dalam satu bulan. Ini lebih rendah dibanding dengan rata-rata Provinsi Sumatera Utara yang mencapai presentasi sebesar 9,81% dengan garis kemiskinan
4
Rp349.372 per kapita dalam satu bulan. Berikut tabel yang menunjukkan data kemiskinan pada Kota Binjai. Tabel 6 Jumlah dan Persentasi Penduduk Miskin Kota Binjai, 2012-2014 Indikator Satuan 2012 2013 2014 Penduduk Miskin Jiwa 17 200 17 500 16 720 Penduduk Miskin Persen 6.72 6.75 6.38 Garis Kemiskinan Rupiah/Kapita/Bulan 295 265 305 596 310 384 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Binjai
Kota Binjai memiliki UMKM yang berkecimpung di berbagai sektor. Dari sektor perdagangan, jumlah UMKM di Kota Binjai mencapai 2058 usaha per tahun 2014 dengan jumlah usaha besar yang hanya berjumlah 6 usaha. Sektor pertanian juga ditanami dengan 4 komoditas utama yaitu padi, singkong, jagung dan ubi jalar. Pada sektor peternakan selain unggas telah terdata ada 1.702 sapi, 22 kerbau, 1.629 kambing dan 3.006 babi yang telah di potong di Rumah Pemotongan Hewan pertahun 2010. Sektor perikanan air tawar juga telah menghasilkan 135,11 ton ikan nila ,17,82 ton ikan gurame, 7,68 ton ikan mas dan 3.457 ton ikan lele pertahun 2011. Dengan potensi yang relatif bagus, UMKM di Kota Binjai juga masih belum bankable dan kesulitan mendapatkan modal. Menurut Beik dan Arsyianti (2015) salah satu upaya untuk mengembangkan akses permodalan bagi UMKM adalah melalui pembiayaan syariah, salah satunya BMT. Di Kota Binjai sendiri terdapat 3 BMT yang mengadakan program pembiayaan, salah satunya BMT X. BMT X sendiri telah banyak melakukan penyaluran dana sebagai fungsinya menjadi lembaga intermediari. UMKM yang tidak bankable juga dapat meminjam dengan mudah setelah melalui syarat-syarat administrasinya. Namun BMT X hanya memfasilitasi pembiayaan kepada usaha kecil dan menengah pada rentang Rp1 juta sampai Rp 10 juta dengan durasi 100 hari, 200 hari sampai 1 tahun dan boleh meminjam lebih dari sekali pinjam dalam setahun . Berdasarkan permasalahan di atas, beberapa pertanyaan yang akan di jawab dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh pembiayaan yang dilakukan BMT X kepada omset UMKM di Kota Binjai? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi omset UMKM yang mendapatkan pembiayaan dari BMT X di Kota Binjai?
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Melihat pengaruh pembiayaan terhadap perubahan omset UMKM. 2. Identifikasi faktor-faktor dampak pembiayaan yang mempengaruhi omset UMKM.
5
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya: 1. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pengaruh pembiayaan terhadap omset UMKM. 2. Bagi BMT, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan kepada UMKM di Kota Binjai. 3. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan wawasan mengenai pengaruh pembiayaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan omset UMKM khususnya di Kota Binjai.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitin ini mengambil studi kasus di BMT X yang berada di Kota Binjai. Populasi dalam penelitian ini adalah para penerima pembiayaan dri BMT X. Sampel yang dianalisis adalah nasabah pembiayaan BMT sebagai pelaku UMKM di Kota Binjai.
TINJAUAN PUSTAKA Pembiayaan Syariah
Pengertian Pembiayaan Syariah Menurut UU No.10 Tahun 1998, Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang di biayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Adapun penjelasan pembiayaan syariah dijelaskan pada UU No.21 Tahun 2008 yaitu penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: 1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah. 2. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik. 3. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna'. 4. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan 5. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa. Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil Menurut Burhanuddin (2010), penyaluran pembiayaan dengan prinsip bagi hasil berdasarkan pada akad mudharabah dan musyarakah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan syariah. Ini tentu sangat membantu UMKM yang tidak bankable, karena sistem bunga relatif dengan memperoleh keuntungan yang
6
membebani UMKM yang relatif mempunyai ketidakpastian tinggi dan keterbatasan informasi. 1. Mudharabah Akad kerja sama suatu usaha antara dua pihak, dimana pihak pertama (malik, shahibul maal, LKS) menyediakan seluruh modal sedang pihak kedua (amil, mudharib, nasabah) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi antara mereka sesuai kesepakatan kontrak (DSN MUI No 07 Tahun 2000). 2. Musyarakah Pembiayaan berdasarkan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan keuntungan dan resiko ditanggung bersama sesuai kesepakatan (DSN MUI No 8 Tahun 2000). Pembiayaan Berdasarkan Sewa-Menyewa 1. Ijarah Akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (Ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri (DSN MUI No 09 Tahun 2000). 2. Al-Ijarah Muntahia bit-Tamlik Akad sewa-menyewa yang disertai dengan opsi pemindahan hak milik atas benda yang disewa, kepada penyewa, setelah selesai masa sewa (DSN MUI No 27 Tahun 2002). Pembiayaan Berdasarkan Jual-Beli 1. Murabahah Yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba (DSN MUI No 04 Tahun 2000). 2. Salam Jual beli barang dengan cara pemesanan dan pembayaran harga lebih dahulu dengan syarat-syarat tertentu (DSN MUI No 05 Tahun 2000). 3. Istishna' Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni) dan penjual (pembuat, shani') (DSN MUI No 06 Tahun 2000). Pembiayaan dalam Bentuk Piutang 1. Qardh Akad pinjaman kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya kepada LKS pada waktu yang telah disepakati oleh LKS dan nasabah (DSN MUI No 19 Tahun 2001).
Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Baitul mal wat tamwil (BMT) secara bahasa dapat berarti rumah penampung harta (Baitul mal) dan pengembangannya (At-Tamwil). Namun secara defenisi istilah, BMT merupakan balai usaha mandiri terpadu berorientasi profit
7
yang mempunyai kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi untuk meningkatkan kualitas ekonomi kecil melalui program tabungan dan pembiayaan UMKM dan menerima titipan zakat, infak dan sedekah serta menyalurkan sesuai amanatnya. Namun seiring berkembangnya zaman, fungsi BMT sebagai pengumpul dana ibadah digantikan oleh lembaga- lembaga lain yang berwenang, sehingga fokus BMT hanya terhadap dana investasi dan pengembangannya layaknya sebuah bank skala kecil dengan mayoritas mengaplikasikan akad bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) serta jual beli (murabahah). Menurut Soemitra (2009), fungsi BMT yaitu (1) mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisir, mendorong, dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota, kelompok usaha anggota muamalat (Pokusna) dan kerjanya; (2) mempertinggi kualitas SDM anggota dan Pokusna menjadi lebih profesional dan islami sehingga semakin utuh dan tangguh menghadapi tantangan global; dan (3) menggalang dan mengorganisir potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota. BMT juga memiliki ciri-ciri utama seperti (1) berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan pemanfaatan ekonomi paling banyak untuk anggota lingkungannya; (2) bukan lembaga sosial, namun dapat menghinpun dana ibadah seperti zakat, infak, dan sedekah; (3) tumbuh dari bawah beserta masyarakat di sekitarnya; dan (4) milik masyarakat kecil dan bawah dari lingkungan BMT itu sendiri, bukan milik orang seorang atau orang dari luar masyarakat itu.
Unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pengertian dan karakteristik usaha mikro, kecil, dan menengah menurut undang-undang no. 20 tahun 2008 adalah : 1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro, yakni: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300 juta. 2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil, yakni: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50 juta sampai dengan paling banyak Rp500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300 juta sampai dengan paling banyak Rp2.5 Miliar. 3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan yang memenuhi kriteria usaha menengah, yakni:
8
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500 juta sampai dengan paling banyak Rp10 Miliar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.5 Miliar sampai dengan paling banyak Rp50 Miliar.
Penilitian Terdahulu Gina (2015) meneliti tentang program pembiayaan BMT Baitul Karim Bekasi dalam peningkatan kesejahteraan pelaku usaha mikro. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinary Least Square (OLS) untuk mengukur pengaruh variabel terhadap pendapatan rata-rata pendapatan rumah tangga dan metode analisis logistik untuk mengukur hubungan variabel terhadap probabilitas kesejahteraan nasabah. Hasil penelitian menunjukkan, jumlah pembiayaan berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan UMKM dengan didukung variabel jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, etika dan moral nasabah. Hidayati (2014) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan mikro syariah dan dampaknya terhadap omset usaha nasabah BMT UGT Sidogiri di Koja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinary Least Square (OLS) yang berfungsi untuk mengukur pengaruh pembiayaan terhadap omset usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aset usaha, frekuensi pembiayaan, serta dummy usaha berpengaruh secara signifikan terhadap relisasi pembiayaan, sedangkan aset usaha, laba usaha setelah pembiayaan, lama pendidikan, dan lama usaha berkorelasi positif terhadap omset usaha setelah pembiayaan. Prayoga (2015) menganalisis dampak pembiayaan mikro syariah terhadap sektor perdagangan di KBMT wihdatul Ummah Bogor. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. analisis uji beda dan Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan mikro syariah berdampak positif terhadap perkembangan omset usaha, dengan jumlah pembiayaan, aset dan lama usaha menjadi faktor-faktor yang berpengaruh signifikan. Haekal (2015) juga menganalisis tingkat kesehatan BMT dan dampak pembiayaan mikro syariah terhadap perkembangan usaha mikro di BMT AlAzhar Maros. Metode analisis yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian menunjukkan, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan omset usaha adalah lama usaha, jumlah pembiayaan dan lama pendidikan. Hidayati (2016) meneliti pengaruh pembiayaan mudharabah dan karakteristik demografi usaha terhadap perubahan pendapatan dan keuntungan usaha mikro di BMT El Hamid 156 Serang. Metode yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS). Hasilnya faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pendapatan adalah lama pendidikan, lama usaha, jumlah pembiayaan, dan dummy sedekah, sedangkan yang mempengaruhi perubahan keuntungan adalah jumlah tenaga kerja, lama usaha, jumlah pembiayaan, total aset, dan dummy sedekah.
9
Kerangka Pemikiran Dalam kontribusinya, sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, baik dari jumlah unit usaha, jumlah penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kontribusi terhadap PDB. Para pelaku usaha pun selalu memiliki kendala untuk memulai atau mengembangkan usaha, salah satunya kendala modal. Permasalahan ini membutuhkan dukungan dari pihak pemodal, meskipun kebanyakan sektor UMKM tidak bankable. Baitul Mal wat Tamwil (BMT) adalah salah satu lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) yang mampu mengatasi masalah permodalan. BMT mempunyai persyaratan yang tidak seketat bank, sehingga bisa menjadi sumber tambahan modal bagi pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya meskipun dana yang di berikan tidak terlalu besar seperti bank. BMT sebagai lembaga intermediasi mengumpulkan sumber dana lewat penabung dan pemilik saham. Dana yang terkumpul, akan di distribusikan sebagian untuk dikembangkan sebagai sumber profit bagi BMT dan sebagian lagi disimpan sebagai dana liquid bagi BMT. Pendistribusian dana pembiayaan inilah yang menjadi suntikan bagi UMKM sebagai pengembangan usaha, meskipun terkadang sebagian kecil UMKM menggunakan untuk konsumsi pribadi. Setelah aset ataupun komoditas UMKM bertambah, dampak pembiayaan akan di analisis pada penelitian ini dengan melihat faktor-faktor pendukung yang dampak mempengaruhi omset usaha. Adapun kerangka pemikiran ini dapat dilihat pada Gambar 1. Penabung
Pemilik Saham BMT Pembiayaan UMKM Pengolahan Modal
Konsumsi
Pengembangan Usaha
Pengaruh Pembiayaan Saran Gambar 1 Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian Pembiayaan mikro syariah yang diterima oleh para pelaku usaha responden berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan omset usaha
10
mikro. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap omset usaha mikro adalah umur, lama usaha, modal awal usaha, jumlah pembiayaan, lama menjadi anggota BMT X, konsumsi, frekuensi pembiayaan, pendidikan, status usaha dan pemahaman tentang akad. Umur, lama usaha, modal awal usaha, jumlah pembiayaan, lama menjadi anggota BMT X, frekuensi pembiayaan, pendidikan, status usaha dan pemahaman tentang akad signifikan terhadap perkembangan omset usaha mikro.
METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara kuisioner dengan para pelaku UMKM yang mendapatkan pembiayaan dari BMT X di Kota Binjai, sedangkan data sekunder diperoleh dari Kementrian Koperasi dan UMKM, Bank Indonesia, Dinas Pemerintah Kota Binjai, dokumen dan laporan keuangan BMT X di Kota Binjai, buku, jurnal, skripsi, tesis dan internet.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di BMT X di Kota Binjai. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja) dengan melihat banyaknya pembiayaan yang dilakukan BMT X di Kota Binjai sebagai salah satu Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang ada di Kota Binjai. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2016 sampai Agustus 2016.
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara kepada para nasabah pembiayaan yang mempunyai usaha mikro, kecil, dan menengah dengan kuisioner. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode convenience sampling yaitu prosedur mengambil sampel yang sesuai dengan ketentuan atau persyaratan sampel dari populasi tertentu yang paling mudah dijangkau dan didapatkan. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 responden penerima pembiayaan dari nasabah yang memperoleh pembiayaan di BMT X di Kota Binjai.
Metode Pengolahan dan Analisis Data Pada penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, analisis uji beda menggunakan SPSS, dan Ordinary Least Square (OLS). Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh dari hasil penelitian agar informasi dapat lebih mudah dipahami. Analisis uji beda
11
digunakan untuk menyajikan data pengujian hipotesis serta Ordinary Least Square (OLS) digunakan untuk menyajikan data pengukur. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer hasil wawancara dengan pelaku usaha mikro.
Metode Ordinary Least Square (OLS) Metode kuadrat terkecil biasa Ordinary Least Square (OLS) digunakan dalam menganalisis regresi linier berganda yakni regresi dimana lebih dari satu variabel penjelas atau variabel bebas.Metode ini digunakan untuk menjelaskan perilaku variabel tak bebas, dalam hal ini yaitu untuk mengidentifikasi faktorfaktor dampak pembiayaan yang memengaruhi perubahan pendapatan dan perubahan keuntungan usaha mikro. Metode OLS memiliki beberapa sifat teoritis yang kokoh, yang diringkaskan dalam teorema Gauss-Markov, yaitu berdasarkan asumsi-asumsi dari model regresi linear klasik. Penaksir OLS memiliki varian yang terendah di antara penaksir-penaksir linier lainnya, dalam hal ini, penaksir OLS disebut sebagai penaksir tak bias linier terbaik (Best Linear Unbiased Estimators / BLUE) (Gujarati, 2006). Model OLS yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dampak pembiayaan yang memengaruhi omset UMKM yaitu: Ln = + Ln Ln + Ln + Ln + Ln + (1) Ln Keterangan: Ln = Omset setelah mendapatkan pembiayaan (Rupiah) = Parameter penduga X1 = Umur (tahun) X2 = Lama usaha (tahun) X3 = Modal awal usaha (Rupiah) X4 = Jumlah pembiayaan (Rupiah) X5 = Lama menjadi anggota BMT (tahun) X6 = Frekuensi pembiayaan D1 = Dummy pendidikan; (1= Mengenyam wajib belajar 9 tahun dan 0= Tidak mengenyam wajib belajar 9 tahun) D2 = Dummy status usaha; (1= Usaha sebagai penghasilan utama dn 0= Usaha sebagai penghasilan sampingan) D3 = Dummy aplikasi akad; (1= Pelaku usaha mengaplikasikan dan memahami akad yang disepakati; 0= Pelaku usaha tidak mengaplikasikan atau tidak memahami akad yang disepakati)
Pengujian Hipotesis Hipotesis akan diuji menggunakan kriteria statistik dan ekonometrika untuk melihat nyata atau tidaknya suatu variabel independen memengaruhi variabel dependen. Agar model regresi bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) model harus memenuhi syarat asumsi klasik yang dilakukan melalui
12
uji autokorelasi, heteroskedastisitas, uji normalitas dan uji multikolinieritas. Uji lain yang harus dilakukan untuk mendapatkan koefisien variabel-variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tidak bebas dalam model regresi adalah uji f dan uji t. Uji F Uji F merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak atau tidak layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. : = = = = = = =0 : Minimal ada satu yang tidak sama dengan nol Jika nilai probabilitas F-statistik yang didapatkan dari hasil estimasi < taraf nyata maka tolak yang artinya terdapat minimal satu variabel yang berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Jika nilai probabilitas F-statistik yang didapatkan > taraf nyata maka tidak tolak yang artinya variabel-variabel bebas dalam model secara bersama-sama berpengaruh tidak nyata terhadap variabel terikatnya. Uji t Uji t dalam model regresi berganda dilakukan untuk menguji ketepatan parameter yang digunakan untuk menduga estimasi persamaan/model. Hipotesis untuk uji t adalah: : variabel bebas tidak signifikan : variabel bebas signifikan Jika nilai probabilitas t-statistik suatu variabel yang didapatkan dari hasil estimasi lebih kecil dari taraf nyata, maka tolak yang artinya variabel bebas tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tidak bebas dalam model. Sebaliknya, jika nilai probabilitas t-statistik suatu variabel lebih besar dari taraf nyata, maka tidak tolak yang artinya variabel bebas tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tidak bebas dalam model. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) mengukur tingkat ketepatan atau kecocokan (goodness of fit) dari suatu model regresi. Dalam model regresi linear berganda, nilai R2 menjelaskan seberapa besar variabel-variabel bebas dalam model mampumenjelaskan variabel tak bebas dalam model secara bersama-sama. Nilai R2berkisar antara 0 sampai 1. Bila nilai R2semakin mendekati satu, makin cocokgaris regresi untuk meramalkan Y. Oleh karena itu R2digunakan sebagai kriteria untuk mengukur cocok atau tidaknya suatu garis regresi untuk meramalkan variabel tak bebas Y (Firdaus 2011).
Evaluasi Model Model harus memenuhi syarat asumsi klasik agar hasil estimasi koefisien variabel bebas dalam model bersifat BLUE (Best Liniear Unbiase Estimator). Uji
13
asumsi klasik untuk metode regresi meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Uji Normalitas Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui distribusi rataan error pada model menyebar secara normal atau tidak. Bila suatu model tidak memenuhi asumsi normalitas, uji f dan uji t tidak dapat dilakukan. Salah satu cara mengetahui hal tersebut adalah dengan melihat sebaran titik-titik pada gambar Normal P-P Plot dari hasil estimasi. Apabila sebaran titik-titik tersebut mendekati garis lurus (diagonal) maka dapat disimpulkan bahwa data residual penelitian terdistribusi secara normal. Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan gangguan pada fungsi regresi yang berupa korelasi di antara faktor gangguan (Firdaus 2011). Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam model regresi adalah estimator-estimator yang dihasilkan tidak memiliki varians minimum atau dapat dinyatakan penduga tidak efisien. Deteksi adanya autokorelasi dalam model regresi dapat diketahui dengan melihat nilai Durbin-Watson pada tabel Model Summary dari hasil estimasi.Deteksi DW hitung terdeteksi masalah autokorelasi dapat dilihatpada Gambar 3. Nilai dL dan dU diperoleh dengan melihat tabel Durbin Watson dengan n ( jumlah sampel) dan k (jumlah variabel bebas) pada model. Autokorelasi positif 0
Ragu-ragu
dL
Tidak terjadi Ragu-ragu autokorelasi dU
4-dU
Autokorelasi negatif 4-dL
4
Sumber: Iqbal, Muhammad (2015)
Gambar 2 Kriteria hasil uji autokorelasi
Uji Multikolinearitas Multikolinearitas menunjukkan adanya hubungan linear yang hampir sempurna di antara variabel bebas dalam model. Jika terdapat multikolinearitas sempurna di antara variabel bebas maka koefisien regresi tidak dapat ditentukan dan error tidak dapat didefinisikan (Gujarati dan Porter 2009). Salah satu cara mendeteksi keberadaan multikolinearitas diantara variabel bebas dalam model adalah dengan cara melihat nilai VIF di tabel Coefficients pada hasil estimasi. Apabila nilai VIF kurang dari 5 maka dapat disimpulkan bahwa variabel dalam model terbebas dari masalah multikoleniaritas. Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan membuat Scatterplot (alur sebaran) antara residual dan nilai prediksi dari variabel terikat yang telah distandarisasi (Iqbal, 2015). Untuk mendeteksi keberadaan heteroskedastisitas dalam suatu model regresi berganda dapat melihat sebaran titik Scatterplot hasil
14
estimasi, jika tidak membentuk suatu pola tertentu model dapat disimpulkan tidak mengandung heteroskedastisitas.
Definisi Operasional Variabel 1. Omset adalah total pendapatan kotor setelah memperoleh pembiayaan. Satuan yang digunakan untuk mengukur pendapatan adalah rupiah per bulan. 2. Umur responden yang dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir responden saat penelitian dilakukan satuan yang digunakan adalah tahun. 3. Lama usaha adalah lamanya waktu berjalannya usaha yang dilaksanakan responden. Satuan yang digunakan untuk mengukur lama usaha adalah tahun. 4. Modal awal usaha adalah modal atau uang pribadi yang digunakan pelaku usaha untuk operasional usaha pada awal berdiri. Satuan yang digunakan adalah rupiah. 5. Jumlah pembiayaan adalah nilai pinjaman yang diberikan oleh pihak BMT X untuk membantu operasional UMKM. Satuan yang digunakan adalah rupiah. 6. Lama menjadi anggota BMT adalah lamanya pelaku usaha terdaftar sebagai nasabah BMT X. Satuan yang digunakan adalah rupiah. 7. Frekuensi pembiayaan adalah intensitas pembiayaan yang disalurkan BMT X dan telah diterima oleh responden selama mengikuti program. Satuan yang digunakan adalah kali. 8. Pendidikan adalah lamanya waktu pendidikan formal yang telah dijalani oleh responden. Satuan yang digunakan dalam mengukur lama pendidikan adalah tahun. 9. Status usaha adalah status yang digunakan untuk mengklasifikasi usaha menjadi usaha utama dan usaha sampingan. 10. Aplikasi akad adalah pengelolaan modal sesuai akad dan pengetahuan responden terkait akad yang diberikan dari BMT X.
GAMBARAN UMUM BMT X Kota Binjai berdiri pada tahun 2009 dengan jumlah aset lebih dari 12 miliar rupiah dan terdapat 3 cabang pembantu yang tersebar di Kota Binjai dan Kabupaten Langkat. Perkembangan BMT X sebagai LKMS dapat dilihat pada Tabel 7 yang memperlihatkan perputaran dana pada tiga tahun terakhir. Pada program tabungan, endapan (selisih antara simpanan dan penarikan) mengalami kenaikan yang signifikan terutama tahun 2014 ke 2015. Dari program pembiayaan, kenaikan nilai pembiayaan pun berbanding lurus dengan kenaikan jumlah nasabah pembiayaan.
15
Tabel 7 Laporan Keuangan Akhir Tahun BMT X Tahun Frekuensi Jumlah Pembiayaan (Rp) Pembiayaan 2011 346 1 617 800 000.00 2012 543 4 077 000 000.00 2013 1 273 8 367 000 000.00 2014 2 202 10 042 000 000.00 2015 2 593 12 515 500 000.00
Jumlah Endapan (Rp) 289 022 697.84 775 875 923.90 1 266 608 512.09 1 929 164 095.27 2 972 651 437.56
Sumber BMT X Kota Binjai
Prosedur menabung dan pembiayaan di BMT X relatif mudah. Untuk tabungan harian harus menyetor tabungan awal sebesar Rp10 ribu. Selanjutnya, tabungan akan dijemput dari rumah ke rumah dengan minimal setoran penyimpanan Rp 2.000,00. Pembiayaan BMT X melayani pembiayaan bernilai Rp1.000.000,00Rp10.000.000,00 dengan akad mudharabah namun diaplikasikan layaknya murabahah al-wakalah yang membuat akad tersebut berjalan layaknya sistem konvensional. Pembiayaan kurang dari 2 juta rupiah, pembiayaan tidak menggunakan agunan dan menyerahkan fotocopy identitas lengkap beserta surat keterangan usaha dari lurah dengan margin sebesar 1% berdasarkan modal. Cicilan modal bisa dilakukan dalam 100, 200 hari sampai 12 bulan tergantung besaran pinjaman dan pelunasan cicilan dijemput ke rumah. Penentuan margin juga dapat dinegosiasi besar kecil dan sistemnya tergantung nasabah. Untuk di awal pinjaman akan cari setelah 4 minggu, dan selanjutnya berkisar 3 minggu.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Dalam penelitian ini, responden yang dijadikan sampel penelitian sebanyak 100 orang. Responden tersebut merupakan pemilik UMKM yang mendapatkan pembiayaan dari BMT X Kota Binjai. Pelaku UMKM yang bermitra dengan BMT X Kota Binjai berjumlah 34 orang laki-laki dan 66 orang perempuan. Tabel 8 Statistik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Responden Jumlah Laki-laki 34 Perempuan 66 Total 100
Presentase 34% 66% 100%
Umur rata-rata responden sebesar 40 tahun. Rata-rata lama usaha yang dijalankan responden sekitar 14 tahun dengan rata-rata modal awal berdirinya usaha sekitar Rp5,49 juta.
16
Tabel 9 Statistik Deskriptif Karakteristik Responden Variabel Responden Mean Nilai Nilai (Rata-rata) Minimum Maksimum Umur 40.41 24 59 Lama Usaha 13.83 3 37 Modal Usaha (juta) 5.49 0.05 50
Standar Deviasi 9.381 8.431 6.96
Lama Pendidikan Tingkat pendidikan responden penerima pembiayaan dari BMT X Kota Binjai sangat beragam. Terdapat 12 orang yang sempat menempuh pendidikan SD sederajat, 50 orang yang sempat menempuh pendidikan SMP sederajat, 25 orang yang sempat menempuh pendidikan SMA sederajat dan 13 orang yang sempat menempuh pendidikan Perguruan Tinggi. Tabel 10 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah Responden (Orang) SD 12 SMP 50 SMA 25 Perguruan Tinggi 13 Total 100
Proporsi (%) 12% 50% 25% 13% 100%
Jenis Usaha Jenis usaha responden penerima dari BMT X Kota Binjai terdiri dari 6 jenis usaha. Mayoritas usaha ada disektor perdagangan sebanyak 63 usaha, 17 usaha disektor jasa, 1 usaha disektor pertanian dan perkebunan, 1 usaha disektor perikanan, 10 usaha disektor kerajinan dan 8 usaha disektor produksi. Tabel 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Jenis Usaha Jumlah Responden (Orang) Perdagangan 63 Jasa 17 Pertanian 1 Perikanan 1 Kerajinan 10 Produksi 8 Total 100
Proporsi (%) 63% 17% 1% 1% 10% 8% 100%
Status Usaha Status usaha responden yang mendapatkan pembiayaan di BMT X Kota Binjai dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan penghasilan yang dihasilkan. Kategori penghasilan utama terdapat 42 usaha sedangkan penghasilan sampingan terdapat 58 usaha.
17
Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Usaha Status Usaha Jumlah Responden (Orang) Penghasilan utama 42 Penghasilan sampingan 58 Total 100
Proporsi (%) 42% 58% 100%
Pembiayaan BMT X Terhadap Responden Fungsi BMT X Kota Binjai sebagai lembaga intermediasi salah satunya adalah mengorganisir dana dalam bentuk pembiayaan. Pembiayaan inilah yang diolah menjadi tambahan modal dan perkembangan UMKM. Dari pembiayaan yang telah diberikan kepada responden, rata-rata nilai pembiayaan mencapai Rp2,3 juta dengan nilai minimum Rp1 juta dan maksimum Rp7 juta dengan ratarata menjadi anggota selama 2,44 tahun dengan lama minimum 1 tahun dan maksimum 5 tahun. Sedangkan untuk frekuensi pembiayaan rata-rata mendapatkan pembiayaan sebanyak 4 kali dengan nilai minimum 1 kali dan maksimal 10 kali. Tabel 13 Karakteristik Pembiayaan yang Dilakukan BMT X Terhadap Responden Variabel Mean Nilai Nilai Standar (Rata-Rata) Minimum Maksimum Deviasi Nilai Pembiayaan (juta) 2.3 1 7 1.233 Lama Menjadi Anggota 2.44 1 5 0.925 (tahun) Frekuensi Pembiayaan 4.09 1 10 2.045 Aplikasi Akad Sebelum memberikan pembiayaan, pihak BMT X akan menjelaskan akad atau kesepakatan yang akan diberikan. Dalam akad akan ditentukan sistem pembagian hasil dan persyaratan pembiayaan dalam perspektif islam yang akan di setujui oleh kedua belah pihak. Seiring berjalannya sistem, ternyata ada penyimpangan dikarenakan kerancuan akad yang ada di BMT X dan tidak keperdulian tentang aplikasi akad pembiayaan usaha yang dijalankan. Hal ini berpotensi meningkatkan moral hazard yang ada di masyarakat. Dari 100 responden ada 88 yang mengaplikasikan akad pembiayaan yang disepakati sedangkan ada 12 responden yang tidak memahami dan mengaplikasikan akad yang disepakati. Tabel 14 Persentasi Aplikasi Responden Terhadap Akad Pembiayaan Pemahaman Responden Jumlah Presentasi Aplikasi sesuai akad 88 88% Aplikasi tidak sesuai akad 12 12% Total 100 100
18
Dampak Pembiayaan Terhadap Omset UMKM Pembiayaan yang dilakukan BMT X Kota Binjai bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan UMKM di Kota Binjai. Dalam penelitian ini, perkembangan usaha dapat dilihat lewat perkembangan omset setelah mendapatkan pembiayaan. Dari 100 responden pelaku UMKM yang diwawancarai, ada 89 usaha yang mengalami peningkatan omset setelah menerima pembiayaan dan 11 usaha yang tidak mengalami peningkatan omset sesuai tabel 15. Tabel 15 Dampak Pembiayaan BMT X Kota Binjai Terhadap UMKM Kategori Jumlah Persentasi Berkembang 89 89% Tidak berkembang 11 11% Total 100 100 Berdasarkan persepsi responden, dampak pembiayaan BMT X Kota Binjai terhadap pelaku UMKM rata-rata omset meningkat mencapai 11% dari omset sebelum mendapatkan pembiayaan. Hal ini terlihat pada tabel 16 yang mana ratarata perkembangan omset mencapai Rp595.000,00. Tabel 16 Perkembangan Rata-Rata Omset UMKM yang Mendapatkan Pembiayaan dari BMT X Kota Binjai Omset Rata-Rata per Bulan Perkembangan Omset Usaha Sebelum Setelah Jumlah Persentase Mendapat Mendapat (Rupiah) (%) Pembiayaan Pembiayaan UMKM yang mendapatkan 5 329 000 5 924 000 595 000 11.17% pembiayaan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan UMKM Setelah Mendapatkan Pembiayaan Hasil Estimasi Regresi Linier Berganda Pembiayaan yang dilakukan BMT X Kota Binjai merupakan salah satu solusi dalam mengembangkan UMKM. Pembiayaan yang diberikan kepada UMKM diharapkan bisa memberikan dampak positif dalam pengembangan UMKM. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pendapatan UMKM setelah mendapatkan pembiayaan dari BMT X dianalisis dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil estimasi regresi linear berganda dan uji signifikansi dengan perangkat lunak IBM SPSS 22 dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 17. Untuk mendapatkan model yang bersifat Best Linear Unbiased Estimator
19
(BLUE), model harus terbebas dari masalah autokorelasi, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan memenuhi asumsi normalitas. Berdasarkan syarat asumsi klasik regresi linear dengan metode OLS, maka model regresi linear berganda yang baik adalah yang terbebas dari masalah multikolinieritas. Uji multikolinieritas dilakukan dengan cara melihat nilai VIF pada tabel coefficients. Karena nilai VIF semua variabel bebas kurang dari nilai 5 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas pada variabel usia, jumlah keluarga, lama usaha, modal pertama, pinjaman terakhir, lama menjadi anggota, konsumsi, frekuensi pembiayaan, dummy status keluarga, dummy pendidikan, dummy status usaha serta dummy aplikasi akad. Keberadaan autokorelasi pada model dapat dideteksi dengan menggunakan tabel Durbin-Watson(DW). Nilai DW hitung yang dihasilkan pada hasil estimasi sebesar 1.962. Kriteria tidak terjadinya masalah autokorelasi pada model dapat dideteksi dengan syarat nilai dU
Gambar 3 Hasil scatterplot uji heteroskedastisitas Sumber: Hasil Analisis Data dengan SPSS 22
20
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya asumsi normalitas pada model. Hasil uji normalitas dapat dilihat dari Gambar 4. Karena sebaran titik-titik yang ada pada gambar mendekati garis lurus diagonal maka dapatdisimpulkanbahwa data residual dalam penelitian ini terdistribusi secara normal.
Gambar 4 Hasil Normal P-P Plot uji normalitas Sumber: Hasil Analisis Data dengan SPSS 22
Nilai R-Squared yang diperoleh dari hasil estimasi sebesar 0.51 sehingga dapat disimpulkan bahwa 51% keragaman perkembangan pendapatan responden dapat dijelaskan oleh variabel umur, lama usaha, modal pertama, pinjaman terakhir, lama menjadi anggota, frekuensi pembiayaan, dummy pendidikan, dummy status usaha serta dummy aplikasi akad. Faktor-faktor yang berpengaruh sisanya sebesar 49% dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Hasil uji F-statistik diperoleh nilai probabilitas F-statistik 0.000. Karena nilai F-statistik yang diperoleh lebih kecil dari taraf nyata 1%, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat minimal satu dari variabel lama usaha, modal awal, pinjaman terakhir, lama menjadi anggota, frekuensi pembiayaan, dummy pendidikan, dummy status usaha serta dummy aplikasi akad, yang mempengaruhi pendapatan UMKM setelah mendapatkan pembiayaan usaha. Hasil uji t dapat dilihat pada nilai probabilitas t hitung. Jika nilai probabilitas t hitung lebih kecil dari tingkat kesalahan 10% maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel tidak bebasnya, sedangkan apabila nilai probabilitas t hitung lebih besar dari tingkat kesalahan 10% maka variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap
21
variabel tidak bebasnya. Hasil estimasi probabilitas t hitung pada Tabel 17 menunjukkan variabel lama usaha, frekuensi, dummy status usaha, dummy aplikasi akad dan dummy pendidikan memiliki nilai probabilitas yang lebih kecil dari taraf nyata 10%, maka dapat disimpulkan variabel lama usaha, frekuensi, dummy status usaha, dummy aplikasi akad dan dummy pendidikan berpengaruh signifikan terhadap omset UMKM setelah mengikuti pembiayaan dari BMT X Kota Binjai. Sedangkan hasil estimasi nilai probabilitas t hitung variabel umur, modal awal, jumlah pembiayaan terakhir, dan lama menjadi anggota memiliki nilai probabilitas yang lebih besar dari taraf nyata 10%, maka dapat disimpulkan variabel umur, modal pertama, jumlah pembiayaan terakhir, dan lama menjadi anggota tidak berpengaruh secara signifikan terhadap omset UMKM setelah mendapatkan pembiayaan dari BMT X Kota Binjai. Berdasarkan Tabel 17 diketahui terdapat lima variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat perkembangan pendapatan UMKM setelah mendapatkan pembiayaan. Variabel bebas tersebut adalah variabel lama usaha, frekuensi pembiayaan, dummy aplikasi akad, dummy pendidikan dan dummy status usaha. Sedangkan variabel bebas yang tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan UMKM setelah mendapatkan pembiayaan adalah umur, modal awal, lama menjadi anggota, jumlah pembiayaan terakhir, dan lama menjadi anggota. Tabel 17 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Responden Setelah Mendapat Pembiayaan Variabel Koefisien Probabilitas Konstanta 10.443 0.000 Umur 0.306 0.295 Lama Usaha -0.208 0.051* Modal Awal 0.057 0.151 Frekuensi Pembiayaan 0.179 0.040* Lama Menjadi Anggota 0.080 0.522 Pembiayaan Terakhir 0.190 0.108 Dummy Aplikasi Akad 0.304 0.030* Dummy Pendidikan 0.187 0.094* Dummy Status Usaha 0.354 0.001* R Square 0.51 Prob (F-Statistik) 0.000 Keterangan: *) signifikan pada taraf nyata 10%
Variabel lama usaha berpengaruh negatif dengan koefisien sebesar -0.208 dan signifikan pada taraf nyata 10%, yang tandanya terjadi penurunan omset seiring bertambah lamanya usaha. Hal ini bertentangan dengan Hidayati (2016) yang mengatakan bahwa lama usaha signifikan dan berpengaruh positif, semakin lama usaha akan meningkatkan omset usaha. Hal yang terjadi adalah UMKM yang dijadikan sebagai responden mayoritas adalah usaha mikro yang tidak mempunyai manajemen yang baik, sehingga omset usaha bergantung kepada kesanggupan pelaku usaha menjalankan usahanya tanpa ada regenerasi. Ini
22
menimbulkan adanya masa produktif usaha sampai pada titik tertentu, dan masa tidak produktif usaha yang membuat omset turun sesuai analisis data. Variabel frekuensi pembiayaan berpengaruh positif dengan koefisien 0.179 dan signifikan pada taraf nyata 10%. Dapat disimpulkan bahwa bertambahnya frekuensi pembiayaan sebesar 1% akan meningkatkan perkembangan omset sebesar 0.179%, ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan Haekal (2014) yang menunjukkan bahwa variabel frekuensi berpengaruh terhadap pendapatan UMKM. Ini berarti, semakin sering pelaku usaha mendapatkan pembiayaan akan meningkatkan omset responden pelaku UMKM yang mendapatkan pembiayaan. Variabel dummy aplikasi akad berpengaruh positif terhadap pengaruh positif dengan koefisien sebesar 0.304 dan signifikan pada taraf nyata 10%. Dapat disimpulkan bahwa responden yang memahami dan mengaplikasikan modal sesuai akad akan mendapatkan omset yang lebih besar dari responden yang tidak memahami akad sebesar 0.304 kali ceteris paribus. Hal ini menunjukkan bahwa jika responden memahami dan mengaplikasikan modal sesuai akad yang disetujui, maka dapat menaikkan omset usaha. Variabel dummy pendidikan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan omset dengan koefisien sebesar 0.187 pada taraf nyata 10%. Artinya jika responden telah mengenyam pendidikan lebih dari 9 tahun akan memiliki omset yg lebih besar daripada yang mengenyam pendidikan 9 tahun atau kurang sebesar 0.187 kali. Hal ini sesuai dengan penelitian Gina (2015) yang mengatakan bahwa dummy pendidikan berpengaruh positif dan signifikan dalam mempengaruhi omset usaha. Dari hasi estimasi terbukti bahwa dummy status usaha memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan pendapatan usaha UMKM pada taraf nyata 10% dengan koefisien 0.354. Responden dengan status usaha sebagai penghasilan utama mempunyai rata-rata perkembangan pendapatan usaha lebih tinggi sebesar 0,354 kali bandingkan dengan status usaha sampingan. Signifikan pada taraf nyata 10%, ceteris paribus. Hal ini menunjukkan bahwa jika status usaha sebagai penghasilan utama, akan meningkatkan produktifitas dan menaikkan omset. Variabel lainnya yaitu umur, modal pertama, jumlah pinjaman terakhir, dan lama menjadi anggota tidak signifikan dan tidak memiliki pengaruh nyata terhadap pendapatan UMKM setelah mendapatkan pembiayaan.Variabel umur memiliki nilai probabilitas 0.295 lebih besar dari taraf nyata 10%, hasil penelitian ini sesuai dengan Gina (2015) bahwa variabel umur tidak membuktikan hipotesis penelitian. Variabel modal awal memiliki nilai probabilitas 0.151 lebih besar pada taraf nyata 10%, hasil penelitian ini sesuai dengan Hidayati (2016) bahwa variabel modal awal tidak membuktikan hipotesis penelitian. Variabel pembiayaan terakhir memiliki nilai probabilitas 0.108 lebih besar dari taraf nyata 10%, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Prayoga (2015) bahwa variabel nilai pembiayaan berpengaruh signifikan dan positif bagi omset usaha. Variabel lama menjadi anggota memiliki probabilitas 0,522 lebih besar dari taraf nyata 10%, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Gina (2015) bahwa variabel lama menjadi anggota berpengaruh signifikan dan positif bagi omset usaha.
23
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di BMT X Kota Binjai, pembiayaan yang dilakukan dapat menaikkan rata-rata omset responden. Dari 100 responden yang diwawancarai ada 89 usaha yang mengalami peningkatan omset dan 11 yang tidak mengalami peningkatan omset dengan rata-rata persentase peningkatan mencapai 11.17%. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi omset UMKM yang yang mendapatkan pembiayaan. Frekuensi pembiayaan, dummy aplikasi akad, dummy pendidikan dan dummy status usaha adalah variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap omset usaha. Sedangkan lama usaha adalah variabel yang berpengaruh negatif dan siginfikan terhadap omset usaha. Adapun modal pertama, jumlah pinjaman terakhir, dan lama menjadi anggota tidak berpengaruh nyata dalam pengembangan omset usaha. Saran 1. BMT diharapkan mempertegas akad yang dijalankan. Pembiayaan mudharabah yang diaplikasikan harus dibagi keuntungannya dengan sistem bagi hasil ataupun pembiayaan murabahah al-wakalah yang harusnya memantau aplikasi nasabah terhadap akad yang disepakati. 2. BMT diharapkan memberikan pembiayaan kepada usaha yang berada pada usia pelaku usaha produktif, karena dalam penelitian ini usaha yang berdiri dengan usia yang cukup lama berpengaruh negatif terhadap omset dikarenakan ketatnya persaingan usaha, kurangnya manajemen untuk mengelola usaha dan sulitnya pasar menerima produk tanpa inovasi yang terbaru. 3. BMT diharapkan meningkatkan frekuensi pembiayaan kepada UMKM, dikarenakan banyaknya UMKM yang membutuhkan modal. Berdasarkan penelitian ini, frekuensi pembiayaan yang didapat oleh pelaku UMKM dapat berpengaruh positif pada omset usaha. 4. BMT dapat memberikan pembiayaan BMT bagi usaha yang menjadi penghasilan utama bagi responden dan pelaku usaha yang menempuh pendidikan diatas 9 tahun karena menurut penelitian ini usaha dengan status penghasilan utama mempunyai kenaikan omset yang lebih signifikan daripada penghasilan sampingan. 5. BMT harus memastikan responden memahami akad dan mengaplikasikannya. Menurut penelitian ini, pengaplikasian akad yang sesuai dapat berpengaruh positif pada omset usaha. Selain menaikkan omset, diharapkan pemahaman ini dapat mengurangi moral hazard yang terjadi.
24
DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik. Sumatera Utara dalam Angka Tahun 2014. [Internet]. [diunduh 2016 September 20]. Tersedia pada http://sumut.bps.go.id/frontend/ [BPS] Badan Pusat Statistik Kota Binjai dalam Angka Tahun 2015. [Internet]. [diunduh 2016 September 20]. Tersedia pada https://binjaikota.bps.go.id/frontend/ [DSN MUI] Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Tahun 2016. [Internet]. [diunduh 2016 September 20]. Tersedia pada http://www.dsnmui.or.id. [KEMENKOP] Kementrian Koperasi dan UKM. 2014. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dan Usaha Besar Tahun 2008-2012. [internet]. [diunduh 2014 Februari 13]. Tersedia pada: http://www.depkop.go.id. Bank Indonesia.2016.Perkembangan Baki Debet Kredit Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah (UMKM) Perbankan. [internet]. [diunduh 2016 September 20]. Tersedia pada:http://www.bi.go.id Beik, I. Arsyianti, L. D., 2016. Ekonomi Pembangunan Syariah (Edisi Revisi). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Burhanuddin. 2010. Hukum Bisnis Syariah. Yogyakarta(ID): UII Press. Firdaus. 2011. Ekonometrika: Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta: Bumi Aksara Gina W. 2015. Program Pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) dalam Peningkatan Kesejahteraan Pelaku Usaha Mikro: Studi Kasus BMT Syariah Baitul Karim, Bekasi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Gujarati DN. Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi Kelima. Jakarta (ID):Erlangga. Haekal M. 2015. Analisis Tingkt Kesehatan BMT dan Dampak Pembiyaan Mikro Syariah Terhadap Perkembangan Usaha Mikro: Studi Kasus BMT AlAzhar Maros [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Hidayati A. 2016. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Karakteristik Demografi Serta Usaha Terhadap Perubahan Pendapatan dan Keuntungan Usaha Mikro: Studi Kasus BMT El Hamid 156 Kota Serang [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Hidayati N. 2014. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Realisasi Pembiayaan Mikro Syariah dan Dampaknya terhadap Omzet Usaha Nasabah: Studi Kasus KJKS BMT UGT Sidogiri cabang Koja Jakarta [skripsi] . Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Iqbal, Muhammad. 2015. Pengolahan Data dengan Analisis Regresi Linear Berganda. [Internet]. [diunduh 2016 September 20]. Tersedia pada: http://dosen.perbanas.id/wp-content/uploads/2015/05/Regresi-LinierBerganda-SPSS1.pdf Nicholson W. 2002.Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Jakarta (ID): Erlangga. Soemitra A. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Medan (ID): Kencana. Pemerintah Kota Binjai.2016. Portal Pemerintah Kota Binjai, Ekonomi & Pariwisata. [internet]. [diunduh pada 2016 September 20]. Tersedia pada www.binjaikota.go.id/
25
Pemerintah Republik Indonesia. 2008. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah(UMKM). Jakarta (ID). Prayoga RR. 2015. Analisis Dampak Pembiayaan Mikro Syariah terhadap Omset Usaha Mikro Sektor Perdagangan (Studi Kasus KBMT Wihdatul Ummah Kota Bogor).[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Tunas ANP.2014.Analisis Pengaruh Pembiayaan Syariah terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah di Kota Depok. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
26
LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Analisis SPSS Model Summaryb Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate a 1 ,711 ,505 ,455 ,41541
DurbinWatson 1,962
a. Predictors: (Constant), status_usaha, kefahaman_akad, pendidikan, frekuensi, lama_anggota, umur, pembiayaan, modal_awal, lama_usaha b. Dependent Variable: omset ANOVAa Model 1 Regression Residual Total
Sum of Squares 15,841 15,531 31,372
df
Mean Square 9 1,760 90 ,173 99
F 10,199
Sig. ,000b
a. Dependent Variable: omset b. Predictors: (Constant), status_usaha, aplikasi_akad, pendidikan, frekuensi, lama_anggota, umur, pembiayaan, modal_awal, lama_usaha Coefficientsa
Model 1 (Constant) umur lama_usaha modal_awal lama_anggota frekuensi pembiayaan aplikasi_akad pendidikan status_usaha
Standardize Unstandardized d Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 10,443 1,718 ,306 ,291 ,130 -,208 ,105 -,276 ,057 ,039 ,162 ,080 ,124 ,061 ,179 ,086 ,191 ,190 ,117 ,158 ,304 ,138 ,176 ,187 ,111 ,162 ,354 ,105 ,312
t 6,077 1,053 -1,978 1,448 ,643 2,087 1,621 2,199 1,690 3,386
Sig. ,000 ,295 ,051 ,151 ,522 ,040 ,108 ,030 ,094 ,001
Coefficientsa
Model
Correlations Zero-order Partial
Part
Collinearity Statistics Tolerance VIF
27
1
(Constant) umur lama_usaha modal_awal lama_anggota frekuensi pembiayaan aplikasi_akad pendidikan status_usaha
,091 -,064 ,556 ,137 ,290 ,481 ,210 ,453 ,432
,110 -,204 ,151 ,068 ,215 ,168 ,226 ,175 ,336
,078 -,147 ,107 ,048 ,155 ,120 ,163 ,125 ,251
,361 ,283 ,438 ,618 ,654 ,578 ,856 ,600 ,649
2,773 3,530 2,284 1,618 1,529 1,732 1,168 1,668 1,542
a. Dependent Variable: omset
Mode Dimensio l n 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions Eigenvalu Condition (Constant e Index ) umur lama_usaha 8,395 1,000 ,00 ,00 ,00 ,620 3,679 ,00 ,00 ,00 ,509 4,061 ,00 ,00 ,00 ,245 5,858 ,00 ,00 ,00 ,110 8,738 ,00 ,00 ,00 ,073 10,689 ,00 ,00 ,02 ,042 14,137 ,00 ,00 ,41 ,004 46,396 ,01 ,05 ,31 ,001 89,599 ,07 ,91 ,24 ,000 160,260 ,92 ,04 ,01
Mode Dimensio l n 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions modal_aw lama_anggo frekuens pembiayaa aplikasi_aka al ta i n d ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,01 ,00 ,23 ,08 ,00 ,12 ,00 ,30 ,78 ,00 ,01 ,00 ,35 ,00 ,00 ,75 ,02 ,07 ,01 ,00 ,07 ,89 ,02 ,03 ,01 ,03 ,08 ,01 ,03 ,12 ,00 ,01 ,02 ,07 ,87 ,01
28
Model 1
Dimension 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions pendidikan status_usaha ,00 ,48 ,06 ,04 ,00 ,01 ,20 ,11 ,00 ,09
,00 ,05 ,60 ,06 ,00 ,00 ,09 ,14 ,04 ,02
a. Dependent Variable: omset Residuals Statisticsa Minimu Maximu m m Mean 14,5015 16,2872 15,4404 -2,347 2,117 ,000
Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of ,074 Predicted Value Adjusted Predicted 14,4355 Value Residual -1,15140 Std. Residual -2,772 Stud. Residual -3,037 Deleted Residual -1,38193 Stud. Deleted Residual -3,187 Mahal. Distance 2,178 Cook's Distance ,000 Centered Leverage ,022 Value a. Dependent Variable: omset
Std. Deviation ,40001 1,000
N 100 100
,128
,030
100
16,3099 15,4425
,40655
100
1,57469 3,791 4,139 1,87764 4,575 29,703 ,330
,00000 ,000 -,002 -,00205 -,001 8,910 ,015
,39608 ,953 1,018 ,45262 1,049 4,870 ,041
100 100 100 100 100 100 100
,300
,090
,049
100
,231
29
Charts
30
31
Lampiran 2 Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN ANALISIS DAMPAK PROGRAM PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (LKMS) TERHADAP OMSET USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu menjadi responden untuk mengisi kuisioner penelitian ini. Adapun tujuan dari kuisioner ini adalah sebagai pengumpul informasi untuk kepentingan tugas akhir program sarjana, sehingga saya mohon kepada Bapak/Ibu untuk menjawab semua pertanyaan yang diberikan. Informasi dari kuisioner ini bersifat rahasia dan hanya dipakai untuk kepentingan akademik, sehingga sangat dijaga kerahasiaannya. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Pewawancara
:
Hari/Tanggal Wawancara
:
Jam
:
1. Identitas responden Nama
:
Nomor Telepon
:
Umur
:
Jenis Kelamin
: 1. Laki-laki 2.Perempuan
Agama
:
Alamat
:
Status Pernikahan
: 1.Menikah
2.Belum Menikah
3.Bercerai
32
Status dalam Keluarga
: 1) Kepala keluarga 2) Ibu rumah tangga 3) dll,
sebutkan..... Jumlah Anggota Keluarga
:
Jumlah Anak
:
Jumlah Tanggungan
:
Jumlah Anggota Keluarga yang Bekerja
:
Rata-rata Penghasilan Total Rumah Tangga / Bulan : Rata-rata Kebutuhan Total Rumah Tangga / Bulan : Pendidikan Terakhir
:1.SD/MI
2.SMP/MTs
3.SMA/MA
4.PT
2. Karakteristik Usaha 1. Jenis Usaha
:
a) Perdagangan
e) Perikanan
b) Jasa
f) Kerajinan
c) Pertanian dan Perkebunan
g) Produksi
d) Peternakan
h) dll, sebutkan.........
2. Lama Usaha
:
tahun
3. Status Usaha
: a) Penghasilan Utama b)Penghasilan Sampingan
4. Status Badan Hukum
: a) Berbadan Hukum b)Tidak Berbadan Hukum
5. Modal Saat Berdiri
:Rp.........................
6. Presentasi Modal a) Sendiri
:
b) Mitra Bisnis
:
c) BMT
:
d) Sumber Lain : 7. Jumlah Tenaga Kerja a) Sebelum pembiayaan
:
orang
b) Setelah pembiayaan
:
orang
8. Omzet usaha rata-rata/bulan a) Sebelum pembiayaan
:
b) Setelah pembiayaan
:
33
9. Laba usaha rata-rata/bulan a) Sebelum pembiayaan
:
b) Setelah pembiayaan
:
3. Aspek Pembiayaan 1. Tanggal Pinjam
:
2. Jatuh Tempo
:
3. Sudah berapa lama menjadi anggota BMT? 4. Sudah berapa lama melakukan pembiayaan di BMT? 5. Sudah berapa kali mendapatkan pembiayaan dari BMT? 6. Besar Pinjaman Saat Mengajukan
Pembiayaan yang
Pembiayaan yang
Diajukan
Disetujui
Pembiayaan pertama Pembiayaan saat ini 7. Besar nisbah/ bagi hasil
:
8. Apakah bapak/ibu menabung di BMT? 9. Jumlah tabungan di BMT: a) < Rp100.000
c) Rp500.000 - Rp1.000.000
b) Rp100.000 - Rp500.000
d) > Rp1.000.000
10. Berapa lama masa pencairan dana pinjaman untuk pinjaman pertama? a) < 1 minggu
c) > 1 minggu tapi < 1bulan
b) 1 minggu
d) 1 bulan atau lebih
11. Berapa lama masa pencairan dana pinjaman untuk pembiayaan saat ini? a) < 1 minggu
c) > 1 minggu tapi < 1bulan
b) 1 minggu
d) 1 bulan atau lebih
12. Besar angsuran per hari / minggu / bulan Rp.........................................
13. Pinjaman yang diberikan digunakan untuk:
34
a) Konsumsi pribadi
:
%
b) Pengembangan usaha (aset) :
%
c) Tambahan modal
%
:
14. Apakah bapak/ibu paham tentang akad-akad yang ada di BMT? a) Paham semua
c) Tidak paham sama sekali
b) Paham sebagian (hanya paham akad yang dipakai) 15. Apakah pernah mengalami penunggakan? Jika ya, alasannya?
16. Alasan memilih menjadi nasabah BMT? (boleh lebih dari satu) a) Syarat mudah
f) Kenal dengan pengurus BMT
b) Tidak ada agunan
g) Sesuai dengan prinsip syariah
c) Lokasi dekat dengan usaha/rumah
h) Pencairan cepat
d) Marjin rendah
i) Dikutip ke rumah-rumah
e) Administrasi yang mudah dan murah 17. Apa keuntungan adanya BMT?
18. Apa kekurangan dari BMT?
35
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Binjai pada tanggal 10 Januari 1995, dari pasangan Djunawar Aidy dan Lailan Fatmi. Pendidikan formal yang pernah dijalani adalah TK Kartika, Binjai pada tahun 1998, dilanjutkan dengan SDN 024772, Binjai pada tahun 1999-2003 dan pindah ke SDN 023900, Binjai pada tahun 2003-2005. Penulis melanjutkan pendidikannya ke SMPN 3 Binjai pada tahun 2005 dan pindah ke MTs Swasta Daarul Arafah, Lau Bakeri pada tahun 2006-2008. Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikan di SMAN 6 Binjai pada tahun 2009-2012, dan pada tahun 2012, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi Syariah, Departemen Ilmu Ekonomi, Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) Tertulis. Selama berkuliah, penulis aktif di dewan gedung Asrama C4 sebagai RT Lorong 2B periode 2012-2013, staff Divisi Kastrad (Kajian Strategi dan Advokasi) BEM FEM IPB Kabinet SIMFONI periode 2013-2014, staff Biro Badan Internal BEM KM IPB Kabinet Rumah Kita periode 2014-2015, staff Pengembangan Sumberdaya Manusia Asrama Sylvapinus IPB tahun 2015, Direktur Biro Badan Internal BEM KM IPB Kabinet Ayo Gerak periode 20152016 dan staff Hubungan Luar dan Alumni Asrama Sylvapinus 2016. Penulis juga aktif diberbagai kepanitiaan seperti TPB CUP 2013, EUPHORIA 2013, Farewell Party 2013, MPKMB IPB 50, The 3rd Bogor Art Festival, The 5th JUST!, Bina Desa FEM, 6th Politik Ceria, The 7th Politik Ceria, Festival Ide Mahasiswa 2015, The 2nd Bogor Green Sound For The Earth, Student Summit for Better Bogor 2016. Penulis juga sempat aktif sebagai volunteer di Komunitas Peduli Autis Bogor dan Jadi Baik IPB. Penulis sempat memenangkan Lomba Renang Estafet pada Olimpiade Mahasiswa IPB sebagai juara tiga tahun 2013. Dan sempat aktif mewakili IPB menjadi OJK's Youth Goverment Ambassador 2016.