Analisis Faktor‐Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan PT. Maxim Sidoarjo Meithiana Indrasari Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Dr. Soetomo Surabaya Email :
[email protected] Abstract: Human resources as the most important element of organization or nation, cause human who producing goods and value service for organization or nation, and valuable products determined life level and people prosperity degree. Therefore it is fairly that all parties feel concerned with various problems of human resources. Based on such findings, the researcher suggesting to PT. Maxim Sidoarjo to improving employee work satisfaction, then necessary be paid attention are : company leader shall be cooperation to improving overall employee work satisfaction, it is very important in order to maximizing result, high work satisfaction able to increase productivity and effectiveness of employee work, then company leader get oriented above factors, by emphasize on recognition factor as well as other variables which significant toward work satisfaction, in order to improving productivity and effectiveness of employee work. Keywords : Analysis of some factors which influencing employee work satisfaction.
1
2
Pendahuluan Dalam era globalisasi yang sarat dengan perubahan, perusahaan – perusahaan profit maupun non profit dituntut untuk melakukan penyesuaian agar tetap eksis dan berkembang. Salah satu cara yang umumnya dilakukan akhir – akhir ini adalah melalui peningkatan atau pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Masalah SDM kini menjadi topik yang penting dan masih terus menjadi bahan perbincangan hangat di berbagai kalangan dan dalam berbagai kesempatan. Peranan SDM memang sangat penting, tidak ada keraguan akan hal ini. Lebih – lebih dalam era informasi dan flobalisasi seperti sekarang, sebagaimana kata John Naisbitt (Umar Nimran, 1997 : 7) “In an information society, human recource is the cutting edge”. Pernyataan singkat Naisbitt ini jelas menunjukkan betapa besar dan pentingnya peranana SDM pada masa kini dan akan datang yang sering disebut dengan masyarakat informal itu. Hal ini dapat dimaklumi karena manusia merupakan unsur utama dari setiap organisasi mereka yang menciptakan berbagai inovasi dan kemudian membuat banyak organisasi menjadi dikenal luas. Dewasa ini ada suatu fenomena yang menunjukkan terjadinya perpindahan karyawan dari perusahaan yang saru ke perusahaan yang lain, yaitu perpindahan karyawan dari perusahaan yang tingkat gajinya rendah perusahaan yang tingkat gajinya tinggi. Kasus yang serupa terjadi juga pada Universitas Dr. Soetomo di Surabaya, di mana para dosen mogok mengajar, karena tidak puas terhadap pembagian jam dan honor mengajar yang mereka nilai tidak adil (Jawa Post, 22 Maret 1997 : 9). Kepuasan kerja menjadi masalah yang menarik dan cukup penting baik bagi kepentingan individu, industri dan masyarakat. Bagi individu, penelitian tentang sebab – sebab dan sumber – sumber kepuasan kerja memungkinkan timbulnya usaha – usaha peningkatan kebahagiaan hidup mereka. Bagi industri, penelitian mengenai kepuasan kerja dilakukan dalam rangka usaha peningkatan produksi dan pengurangan biaya melalui perbaikan sikap dan tingkah laku karyawannya. Selanjutnya masyarakat
3
menikmati hasil kapita maksimum dari industri serta naiknya nilai manusia di dalam konteks pekerjaan (M. As’ad, 1991 : 105). Kepuasan kerja dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu “Satisfiers” atau “motivator” dan “dissatisfiers” atau “hygiene factor” (Herzberg, 1959 : 107). Satisfiers (‘intrinsic factor’) adalah faktor – faktor atau situasi yang dibuktikan sebagai sumber kepuasan kerja, terdiri dari : kesempatan berprestasi, pengakuan, tanggungjawab, pekerjaan yang lebih menantang. Dikatakan bahwa adanya faktor ini akan menimbulkan kepuasan, tetapi tidak hadirnya faktor ini tidaklah selalu mengakibatkan ketidakpuasan “Dissatisfiers” (extrinsic factor) adalah faktor – faktor yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan, terdiri dari : kondisi kerja, gaji, supervisi / gaya kepemimpinan. Perbaikan terhadap kondisi atau situasi ini akan mengurangi atau menghilangkan ketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan karena ia buka sumber kepuasan kerja. Selain itu disebutkan pula, perbaikan upah atau gaji dan kondisi kerja tidak akan menimbulkan kepuasan tetapi hanya mengurangi ketidakpuasan. Selanjutnya dikatan oleh Herzberg , bahwa yang bisa memacu orang untuk bekerja dengan baik dan bergairah hanyalah kelompok “satisfiers”. Maka untuk kepentingan khasanah ilmu yang sesuai dengan realitas di Indonesia, perlu kiranya ditelaah faktor – faktor apakah yang mempunyai pengaruh bermakna (signifikan) terhadap kepuasan kerja karyawan atau faktor apakah yang dominan pengaruhnya pada kepuasan.
Metode Penelitian Berdasarkan latar belakang, permasalahan, maka alur pikir peneliti sebagai berikut :
4
Gambar 1.1. Alur Pikir Peneliti a. Model Analisis yang digunakan Spesifikasi model yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk : Y=b0+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+b8X8+b9X9+b10X10+ b11X11+ b12X12+ b13X13+ b14X14+ei b. Prosedur Penentuan Sampel Penelitian yang dilakukan bersifat riset eksplorasi dan populasi adalah seluruh karyawan PT. Maxim Sidoarjo. Model yag digunakan dalam pembuatan kuesioner adalah skala Likert yang dimodifikasi skalanya agar lebih bisa mencakup pendapat responden. c. Teknik Analisis Data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini berupa sikap dasar terhadap pekerjaannya. Melalui sikap karyawan terhadap pekerjaannya dapat diketahui tingkat kinerja karyawan yang bersangkutan. Hasil yang
5
berupa skor jawaban pertanyaan yang digabung menjadi satu sesuai pasangannya, hasil itu sebagai data siap yang ditabulasi. Proses selanjutnya adalah menganalisis data, sebagai berikut : 1. Tahap awal dilakukan uji parsial untuk masing – masing variabel bebas dengan uji t. 2. Dicari koefisien determinasi parsial (r2) untuk masing – masing variabel bebas. Kegunaannya untuk mengetahui variabel mana yang mempunyai sumbangan terbesar (dominan). 3. Tahap berikutnya dilakukan uji serentak untuk seluruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebasnya dengan uji f. 4. Dicari koefisien determinasinya (R2) gunanya untuk mengukur ketepatan dari analisis regresi linier ganda. Hal ini menunjukkan besarnya variasi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap variasi variabel tidak bebasnya.
HASIL PENELITIAN d. Analisis Hasil Penelitian Tabel 1.1 Coefficients
Model 1 (Constan t) X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12
Unstandardized Standardized t Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 1.168 1.831 .637 ‐8.540E‐02 .168 ‐.106 ‐.507 480 .175 .567 2.741 8.041E‐02 .139 .108 .579 ‐.139 .182 ‐.129 ‐.764 1.877E‐02 .168 .028 .112 4.873E‐02 .225 .043 .217 ‐2.749E‐02 .088 ‐.075 ‐.311 ‐.182 .144 ‐.244 ‐1.269 .101 .110 .137 .919 .197 .303 .122 .650 .132 .191 .107 .689 ‐.114 .140 ‐.152 ‐.817
Sig.
.527 .614 .008 .565 .449 .912 .829 .757 .210 .362 .519 .494 .418
6
X13 ‐.249 .299 ‐.831 X14 5.854E‐02 .198 .296 a. Dependent Variable: Y Sumber : Hasil Estimasi dari Print Out Program SPSS terlampir
‐.831 .296
Y = 1.168 – 0.085X1 + 0.480X2 + 0.08X3 – 0.139X4 + 0.018X5 + 0.048X6 – 0.027X7 – 0.182X8 + 0.101X9 + 0.197X10 + 0.132X11 – 0.114X12 – 0.24X13 + 0.058X14. Berdasarkan persamaan regresi tersebut diatas dapat diketahui pengaruh masing- masing variabel bebas (X) terhadap kepuasan kerja karyawan (Y) PT. Maxim. a. Prestasi Kerja (X1) Prestasi kerja, menunjukkan koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0.085, tanda negatif berarti bahwa perubahaan variabel bebas X1 berlawanan arah dengan kepuasan kerja (Y). Apabila prestasi kerja meningkat kepuasan kerja akan menurun. b. Pengakuan yang Diterima (X2) Pengakuan yang diterima, menunjukkan koefisien regresi bertanda positif sebesar 0.480, tanda positif berarti bahwa perubahaan variabel bebas X2 searah dengan kepuasan kerja (Y). Apabila pengakuan yang diterima meningkat kepuasan kerja akan makin meningkat pula. Pengaruh variabel pengakuan yang diterima, dari nilai korelasi sebesar 0.354, berarti pengakuan yang diterima terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 0.354. Bila dilihat dari signifikan pengakuan yang diterima (tabel 5.36), sebesar 0.002 mendekati 0% berarti pengakuan yang diterima sangat berpengaruh. Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu 2.741, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671 ini berarti t hitung > t tabel sehingga variabel pengakuan yang diterima, sangat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. c. Tanggung jawab Terhadap Pekerjaan (X3)
.410 .769
7
Tanggung jawab terhadap pekerjaan, menunjukkan koefisien regresi bertanda positif sebesar 0.08, tanda positif berarti bahwa perubahan variabel bebas X3 searah dengan kepuasan kerja (Y). Apabila variabel tanggung jawab terhadap pekerjaan meningkat, kepuasan kerja akan meningkat. Pengaruh variabel tanggung jawab terhadap pekerjaan, dari nilai korelasi sebesar 0.127, berarti pengaruh prestasi kerja terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 0.127. Bila dilihat dari signifikan variabel tanggung jawab terhadap pekerjaan sebesar 0.154, mendekati 0 berarti variabel tanggung jawab berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu 0.579, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel tanggung jawab tidak mutlak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. d. Kemajuan (X4) Bahwa variabel kemajuan, menunjukkan koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0.139, tanda negatif berarti bahwa perubahan variabel bebas X4 berlawanan arah dengan kepuasan kerja (Y). Apabila variabel kemajuan meningkat, kepuasan kerja akan menurun. Pengaruh variabel kemajuan, dari nilai korelasi sebesar 0.033, berarti pengaruh variabel kemajuan terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 0.033. Bila dilihat dari signifikan variabel kemajuan sebesar 0.396, mendekati 0 berarti variabel kemajuan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu -0.764, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel kemajuan tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. e. Pekerjaan Itu Sendiri (X5) Variabel Pekerjaan Itu Sendiri, menunjukkan koefisien regresi bertanda positif sebesar 0.018, tanda positif berarti bahwa perubahan
8
variabel bebas X5 searah dengan kepuasan kerja (Y). Apabila variabel Pekerjaan Itu Sendiri meningkat, kepuasan kerja akan meningkat. Pengaruh variabel Pekerjaan Itu Sendiri, dari nilai korelasi sebesar 0.171, berarti pengaruh Pekerjaan Itu Sendiri terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 0.171. Bila dilihat dari signifikan variabel Pekerjaan Itu Sendiri sebesar 0.085, mendekati 0 berarti variabel Pekerjaa Itu Sendiri berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu 0.112, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel Pekerjaan Itu Sendiri tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. f. Kemungkinan Berkembang (X6) Variabel Kemungkinan Berkembang menunjukkan koefisien regresi bertanda positif sebesar 0.048, tanda positif berarti bahwa perubaha variabel bebas X6 searah dengan kepuasan kerja (Y). Apabila variabel Kemungkinan Berkembang meningkat, kepuasan kerja akan meningkat. Pengaruh variabel Kemungkinan Berkembang, dari nilai korelasi sebesar 0.144, berarti pengaruh variabel Kemungkinan Berkembang terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 0.144. Bila dilihat dari signifikan variabel Kemungkinan Berkembang sebesar 0.124 mendekati 0 berarti variabel Kemungkinan Berkembang berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu 0.217, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel Kemungkinan Berkembang tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. g. Upah (X7) Bahwa variabel Upah, menunjukkan koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0.027, tanda negatif berarti bahwa perubahan variabel
9
bebas X7 berlawanan arah dengan kepuasan kerja (Y). Apabila variabel Upah meningkat, kepuasa kerja akan tetap. Dilihat pengaruh variabel Upah, dari nilai korelasi sebesar 0.050, berarti pengaruh variabel Upah terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 0.050. Bila dilihat dari signifikan variabel Upah sebesar 0.347, mendekat 0 berarti variabel kemajuan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu -0.311, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel Upah tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. h. Jaminan Pekerjaan (X8) Bahwa variabel Jaminan Pekerjaan menunjukkan koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0.182, tanda negatif berarti bahwa perubahan variabel bebas X8 berlawan arah dengan kepuasan kerja (Y). Apabila variabel Jaminan Pekerjaan meningkat, kepuasan kerja akan tetap. Dilihat pengaruh variabel Jaminan Pekerjaan, dari nilai korelasi sebesar -0.002, berarti pengaruh variabel Jaminan Pekerjaan terhadap kepuasan kerja adalah sebesar -0.002. Bila dilihat dari signifikan variabel Jaminan Pekerjaan sebesar 0.493, mendekati 0 berarti variabel Jaminan Pekerjaan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Signifikansi variabel bebas dengan variabel teriak dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu -1.269, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel Jaminan Pekerjaan tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. i. Kondisi Kerja (X9) Bahwa variabel Kondisi Kerja, menunjukkan koefisien regresi bertanda positif sebesar 0.101, tanda positif berarti bahwa perubahan variabel bebas X9 searah dengan kepuasan kerja (Y). Apabila variabel Kondisi Kerja meningkat, kepuasan kerja akan meningkat.
10
Dilihat pengaruh variabel Kondisi Kerja, dari nilai korelasi sebesar 0.037, berarti pengaruh variabel Kondisi Kerja terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 0.037. Bila dilihat dari signifikan variabel Kondisi Kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu 0.919, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel Kondisi Kerja tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. j. Tingkat Status (X10) Bahwa variabel Tingkat Status menunjukkan koefisien regresi bertanda positif sebesar 0.197, tanda positif berarti bahwa perubahan variabel bebas X10 searah dengan kepuasan kerja (Y). Apabila variabel Tingkat Status meningkat, kepuasan kerja akan meningkat. Dilihat pengaruh variabel Tingkat Status, dari nilai korelasi sebesar 0.069. Berarti pengaruh variabel Tingkat Status terhadap kepuasan kerja adlaah sebesar 0.069. Bila dilihat dari signifikan variabel Tingkat Status sebesar 0.291, mendekati 0 berarti variabel Tingkat Status berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu 0.650, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel Tingkat Status tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. k. Prosedur Organisasi (X11) Bahwa variabel Prosedur Organisasi, menunjukkan koefisien regresi bertanda positif sebesar 0.132, tanda positif berarti bahwa perubahan variabel bebas X11 searah dengan kepuasan kerja (Y). Apabila variabel Prosedur Organisasi meningkat, kepuasan kerja akan meningkat. Dilihat pengaruh variabel Prosedur Organisasi, dari nilai korelasi sebesar 0.067. Berarti pengaruh variabel Prosedur Organisasi terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 0.067. Bila dilihat dari signifikan variabel
11
Prosedur Organisasi sebesar 0.297, mendekati 0 berarti variabel Prosedur Organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu 0.689, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adlaah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel Prosedur Organisasi tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. l. Supervisi (X12) Bahwa variabel Supervisi menunjukkan koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0.114, tanda negatif berarti bahwa perubahan variabel bebas X12 berlawanan arah dengan kepuasan kerja (Y). Apabila variabel Supervisi meningkat, kepuasan kerja akan tetap. Dilihat pengaruh variabel Supervisi, darinilai korelasi sebesar 0.076, berarti pengaruh variabel Supervisi terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 0.076. Bila dilihat dari signifikan variabel Supervisi sebesar 0.271 mendekat 0 berarti variabel Supervisi berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Ssignifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu -0.187, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel Supervisi tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. m. Hubungan Dengan Rekan Sekerja (X13) Bahwa variabel Hubungan Dengan Rekan Sekerja menunjukkan koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0.249, tanda negatif berarti bahwa perubahan variabel bebas X13 berlawanan arah dengan kepuasan kerja (Y). Apabila variabel Hubungan Dengan Rekan Sekerja meningkat, kepuasan kerja akan tetap. Dilihat pengaruh variabel Hubungan Dengan Rekan Sekerja, dari nilai korelasi sebesar -0.058, berarti pengaruh variabel Hubungan Dengan Rekan Sekerja terhadap kepuasan kerja adalah sebesar -0.058. Bila dilihat dari signifikan variabel Hubungan Dengan Rekan Sekerja
12
sebesar 0.321, mendekati 0 berarti variabel Hubungan Dengan Rekan Sekerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu -0.831, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t thitung < t tabel sehingga variabel Hubungan Dengan Rekan Sekerja tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. n. Hubungan Dengan Atasan (X14) Bahwa variabel Hubungan Dengan Atasan menunjukkan koefisien regresi bertanda positif sebesar 0.058, tanda positif berarti bahwa perubahan variabel bebas X14 searah dengan kepuasan kerja (Y). Apabila variabel Hubungan Dengan Atasan meningkat, kepuasan kerja akan meningkat. Dilihat pengaruh variabel Hubungan Dengan Atasan, dari nilai korelasi sebesar 0.355 berarti pengaruh variabel Hubungan Dengan Atasan terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 0.355. Bila dilihat dari signifikan variabel Hubungan Dengan Atasan sebesar 0.043, mendekati 0 berarti variabel Hubungan Dengan Atasan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu 0.296, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel Hubungan Dengan Atasan tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.
PENGUJIAN HIPOTESIS Tabel 1.2 Model
Sum
of df
Squares 1
Regression 30.164
Mean
F
Sig
1.003
.465
Squares 14 2.155
13
Residual
109.594
51 2.149
Total
139.758
65
Sumber : Data diolah dari Print Out Program SPSS Selanjutnya akan dilakukan pengujian kebenaran hipotesis yang diajukan. Hipotesis pertama adlah terdapatnya pengaruh yang bermakna dari seluruh variabel bebas dengan variabel terikat, untuk itu dilakukan uji serempak atau F Test. Sedang pada hipotesis kedua yang menyatakan variabel bebas mana yang berpengaruh dominan ini akan dilakukan dengan uji t sebagai berikut : a. Uji serempak (F Test) Tingkat signifikan hasil perhitungan diperoleh dari nilai F hitung sebesar 1.003 dan F tabel 1.27, dengan demikian F hitung < F tabel. Ini berarti seluruh variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu kepuasan kerja karyawan PT. Maxim Sidoarjo. Dengan kata lain bahwa faktor – faktor prestasi, pengakuan, tanggung jawabm kemajuan, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan berkembang, upah, jaminan pekerjaan, kondisi kerja, status prosedur organisasi, supervisi, hubungan rekan sekerja, hubungan dengan atasan, tidak semuanya berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Maxim Sidoarjo. Besarnya kontribusi seluruh variabel bebas yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dapat ditunjukkan dari R sebagaimana terlihat dari tabel berikut:
Tabel 1.3 Kepuasan Kerja R
R Squares
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Model 1 .465 .216 .001 1.466 Sumber : Data diolah dari Print Out Program SPSS
Durbin Watson 2.177
Dari table kontribusi seluruh variabel bebas yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 46.5%, berarti hipotesis pertama
14
bahwa diduga variabel – variabel faktor – faktor prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan berkembang, upah, jaminan pekerjaan, kondisi kerja, status, prosedur organsasi, supervisi, hubungan rekan sekerja, hubungan dengan atasan, berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Maxim Sidoarjo, adalah tidak terbukti. Sebab tidak semua variabel berpengaruh tehradap kepuasan kerja. b. Uji Parsial (T Test) Uji T digunakan untuk melihat keberartian hubungan antara variabel bebas yaitu prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan berkembang, upah, jaminan pekerjaan, kondisi kerja, status, prosedur organisasi, supervisi, hubungan rekan sekerja, hubungan dengan atasan, secara parsial berpengaruh terhadap variabel tergantung yaitu kepuasan kerja karyawan PT. Maxim Sidoarjo. Untuk membuktikan hipotesis kedua yang mengatakan bahwa variabel mana yang dominan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja akan dibuktikan sebagai berikut : a) Variabel X1, adalah Prestasi Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu -0.507, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671 ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel prestasi kerja tidak mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. b) Variabel X2, adalah Pengakuan Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu 2.741, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671 ini berarti t hitung > t tabel sehingga variabel pengakuan yang diterima, sangat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. c) Variabel X3, adalah Tanggung Jawab
15
Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu 0.579, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel tanggung jawab tidak mutlak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. d) Variabel X4, adalah Kemajuan Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu -0.764, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel kemajuan tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. e) Variabel X5, adalah Pekerjaan Itu Sendiri Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu 0.112, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel Pekerjaan Itu Sendiri tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. f)
Variabel X6, adalah Kemungkinan Berkembang Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu 0.217, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel Kemungkinan Berkembang tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.
g) Variabel X7, adalah Upah Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu -0.311, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel Upah tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. h) Variabel X8, adalah Jaminan Pekerjaan Signifikansi variabel bebas dengan variabel teriak dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu -1.269, dan t tabel dengan taraf nyata 5%
16
adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel Jaminan Pekerjaan tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. i)
Variabel X9, adalah Kondisi Kerja Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu 0.919, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel Kondisi Kerja tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.
j)
Variabel X10, adalah Status Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu 0.650, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel Tingkat Status tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.
k) Variabel X11, adalah Prosedur Organisasi Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu 0.689, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel Prosedur Organisasi tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. l)
Variabel X12, adalah Supervisi Signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu -0.187, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel Supervisi tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.
m) Variabel X13, adalah Hubungan Rekan Sekerja Signifikan variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu -0.831, dan t tabel dengan huruf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel
17
Hubungan Dengan Rekan Sekerja tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. n) Variabel X14, adalah Hubungan Dengan Atasan Signifikan variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai t hitung yaitu 0.296, dan t tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 1.671. Ini berarti t hitung < t tabel sehingga variabel Hubungan Dengan Atasan tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Dari 14 Variabel tersebut, yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Maxim Sidoarjo adalah variabel pengakuan yang diterima. Dengan demikian hipotesis kedua terbukti
KESIMPULAN a.
Hipotesis pertama tidak terbukti kebenarannya, sebab tidak semua variabel bebas berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Variabel yang ada pengaruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Maxim Sidoarjo yaitu : pengakuan,
tanggung
jawab,
pekerjaan
itu
sendiri,
kemungkinan
berkembang, kondisi kerja, status, prosedur organisasi, supervisi, hubungan dengan atasan. Kesimpulan tersebut didasarkab pada hasil analisis yang menunjukan F hitung sebesar 1.003 < dari F tabel sebesar 1.27. b.
Hipotesis kedua menunjukan variabel yang dominan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan adalah variabel pengakuan yang diterima. Kesimpulan tersebut didasarkan pada hasil analisis dengan ujia T. Variabel pengakuan menunjukan bahwa t hitung > dari t tabel yaitu 2.741 > 1.671, sedangkan besarnya sumbangan atau R 46.5%.
c.
Kebutuhan akan tanggung jawab, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan berkembang, kondisi kerja, status, prosedur oraganisasi, supervise, hubungan dengan atasan merupakan faktor-faktor motivasi yang secara parsial mempunyai pengaruh yang tidak bermakna terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Maxim Sidoarjo. Kesimpulan yang didasarkan pada hasil analisis yang secara berturut-turut menunjukan t hitung < dari t table yaitu :
18
tanggung jawab : 0.576 < 1.671, pekerjaan itu sendiri : 0.112 < 1.671, kemungkinan berkembang : 0.217 < 1.671, kondisi kerja : 0.919 < 1.671, status : 0.650 < 1.671, prosedur organisasi : 0.689 < 1.671, supervisi : 0.871 < 1.671, hubungan dengan atasan 0.296 < 1.671
SARAN d.
Berdasarkan hasil analisis yang menytakan bahwa pengakuan merupakan variabel motivasi yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Maxom Sidoarjo, maka usaha meningkatkan semangat dan gairah kerja karyawan, pimpinan perusahaan terlebih dahulu harus memperhatikan pengakuan yaitu bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan yang berprestasi. Agar pengakuan dapat memotivasi para karyawan sebaiknya dalam memberikan penghargaan pimpinan perusahaan memperhatikan karyawan yang berprestasi atau hasil produksinya melebihi standart, hendaknya diberikan penghargaan. Hal ini dimaksudkan agar karyawan tersebut selalu memiliki dorotngan dan motivasi untuk tetap berprestasi dan akan memotivasi karyawan-karyawan lain untuk berprestasi juga. Kebutuhan penghargaan dari setiap karyawan, yaitu pemberian pujian dan pemberian hadiah oleh pimpinan terhadap karyawan .
e.
Disamping
memperhatikan
variabel
pengakuan
dalam
memotivasi
karyawan, pimpinan perusahaan juga harus memperhatikan tanggung jawab yang diberikan, pekerjaan itu sendiri, peningkatan status, pelaksanaan sistem dan prosedur, gaya kepemimpinan, hubungan karyawan dengan atasan, karena mempunyai pengaruh yan g cukup besar terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Maxim Sidoarjo.
19
DAFTAR PUSTAKA Barnes, M, C, et.al., Organisasi Perusahaan Teori dan Praktek, Terjemahan : Kussriyanto,Jakarta : LPPM : 1991. Dessler, Gary, Manajemen Personalia, Terjemahan, Edisi Ketiga, Jakarta Erlangga, 1992. Gibson, James. L, Ivancevich John, M. Donnelly, James H. Organisasi, Edisi Kelima, Terjemahan : Djakarsih,Jakarta : Erlangga, 1992. Hamid Darmadi, Studi Hubungan Antara Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kepuasan Kerja Guru Pada Sekolah Menegah Atas Negeri Kotamadya Pontianak, Ikip Malang Tesis, 1994. Herzberg F.,B., Mousner dan B.b. Snyderman, Motivation to work, Second Edition, New York : John Wiley & Sonc Inc. 1959. Hurlock, Elizabeth. B, Psikologi Perkembangan, edisi kelima, terjemahan : Istiwidayanti , Soedjarwo, Jakarta : Erlangga : 1980. M. As’ad, Psikologi Industri, edisi Keempat, Yogyakarta : Libertu, 1991. Maisyaroh, Kepuasan Kerja Guru Sekolah Dasar Negri di Kotamadya Mojokerto, IKIP Malang, Tesis, 1991. Payaman J. Simanjuntak, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Modul Program MM UGM, Yogyakarta ; MIM UGM, 1991. Stoner, James AF. Dan Charles Wankel, Manajemen, Terjemahan, Edisi Ketiga Indonesia, Simon & Schuster (Asia) PTE LTD, 1996. Suad Husnan dan Heidjrachman Ranupandojo, Manajemen Personalia Edisi Keempat, Yogyakarta : BPFE, 1996. Sutaryono, Analisis Faktor Atas Variabel-variabel Kepuasan Kerja Karyawan, Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta : Tesis, 1995. T. Hani Handoko, manajemen personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, Yogyakarta : BPFE, 1996.