ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTS AMAL SHOLEH KECAMATAN GETASAN Kurnia Pradika, Kriswandani, Tri Nova Hasti Yunianta Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia Email:
[email protected] ABSTRAK Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, salah satunya adalah kesulitan belajar matematika. Kesulitan belajar tidak akan terjadi tanpa adanya suatu penyebab. Salah satu faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa adalah faktor eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor eksternal penyebab kesulitan belajar mata pelajaran matematika siswa kelas VIII MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini ditentukan menggunakan teknik pengambilan purposive sampling dimana pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Sampel yang diambil adalah 4 siswa kelas VIII. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor eksternal penyebab kesulitan belajar mata pelajaran matematika siswa kelas VIII MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan dari keempat subyek adalah berbeda. Secara keseluruhan, faktor-faktor tersebut adalah faktor lingkungan keluarga yang meliputi perhatian orang tua, sarana belajar matematika, dan suasana belajar matematika di rumah; faktor lingkungan sekolah yang meliputi sumber belajar mata pelajaran matematika di sekolah, fasilitas belajar matematika di sekolah, situasi belajar matematika di sekolah, dan kondisi lingkungan belajar matematika di sekolah; dan faktor lingkungan masyarakat yang meliputi aktivitas/kegiatan siswa di luar sekolah dan media massa. Terdapat juga temuan lainnya yaitu faktor lingkungan keluarga berupa kemampuan ekonomi keluarga dan faktor lingkungan masyarakat berupa kemampuan mengatur waktu yang kurang baik. Kata kunci: faktor eksternal, kesulitan belajar, mata pelajaran matematika
PENDAHULUAN Kesulitan belajar menurut Djamarah (2004) merupakan suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan atau gangguan belajar. Kesulitan yang dialami siswa mengakibatkan proses belajar siswa menjadi terhambat, tidak jarang siswa harus mengulang kelas hanya karena mengalami kesulitan belajar secara akademik. Salah satu bentuk kesulitan belajar siswa yang berkaitan dengan akademik adalah kesulitan belajar matematika (Abdurrahman, 2009). Kesulitan belajar juga dialami oleh siswa MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan terutama pada mata pelajaran matematika. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Retno Nursanti selaku guru matematika pada tanggal 16 Juli 2014, bahwa konsentrasi siswa pada saat mengikuti pelajaran matematika sangat kurang. Siswa suka ramai sendiri ketika pelajaran di kelas, sebagian besar siswa pasif pada saat mengikuti pelajaran matematika. Hal tersebut 1
ditunjukkan dengan hasil belajar yang dicapai masih kurang, bahkan terkadang siswa acuh tak acuh terhadap tugas yang diberikan sehingga dalam proses pengerjaan masih banyak mengalami kesulitan, dan berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai. Ahmadi (1991) menyatakan bahwa kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Hal tersebut sesuai dengan Warkitri (2005) bahwa ciri-ciri anak berkesulitan belajar ditunjukkan dengan prestasi belajar yang rendah, sikap acuh dalam mengikuti pelajaran dan sikap kurang wajar lainnya. Anak yang mempunyai ciri-ciri berkesulitan belajar, tidak mempunyai ciri tersebut tanpa suatu penyebab. Secara garis besar, Syah (2012) mengelompokkan faktor kesulitan belajar terdiri atas dua macam yaitu faktor dari dalam diri siswa (internal) dan luar diri siswa (eksternal). Faktor internal siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dalam diri siswa sendiri seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa, labilnya emosi dan sikap, dan terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar. Faktor eksternal siswa, yakni hal-hal atau keadaan yang datang dari luar diri siswa, biasanya berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan perkampungan/masyarakat, dan lingkungan sekolah. Ahmadi (2004) berpendapat bahwa faktor penyebab kesulitan belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor psikologis yang meliputi intelegensi, bakat, minat, kesehatan mental, tipe khusus belajar, serta faktor fisiologis meliputi faktor kesehatan, cacat tubuh. Faktor eksternal terdiri dari lingkungan keluarga yang meliputi cara orang mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan, lingkungan masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat, serta lingkungan sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Peran orang tua dan guru diperlukan untuk mencegah atau mengatasi kesulitan belajar anak agar memberikan perhatian yang cukup kepada anak, sehingga kekurangan atau kelemahan-kelemahan mereka dapat diketahui dan diatasi. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar anak perlu diketahui terlebih dahulu, sehingga dapat menentukan alternatif pilihan bantuan bagaimana mengatasi kesulitan tersebut (Rahajeng, 2011). Sejalan dengan pendapat Triyanto (2010), bahwa meneliti latar belakang penyebabnya atau menganalisis gejala-gejala
2
kesulitan atau
hambatan
belajar
yang
tampak
dapat
menentukan
masalah
atau
ketidakmampuan siswa dalam belajar. Faktor-faktor penyebab kesulitan yang dialami siswa berdasarkan penelitian yang dilakukan Caryono (2012) yaitu faktor fisiologi, faktor psikologis, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan keluarga, serta faktor lingkungan masyarakat. Maftukhah (2012) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa adalah faktor kemampuan siswa, faktor kemampuan guru, faktor sarana penunjang, faktor dukungan sekolah, serta faktor dukungan keluarga. Faktor kemampuan siswa merupakan faktor yang paling dominan
mempengaruhi
kesulitan belajar siswa.
Dari penelitian-penelitian
serbelumnya, faktor penyebab kesulitan belajar siswa salah satunya adalah faktor eksternal. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini akan menganalisis faktor eksternal penyebab kesulitan belajar mata pelajaran matematika siswa kelas VIII MTs Amal Sholeh kecamatan Getasan. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta tentang faktor penyebab kesulitan belajar mata pelajaran matematika. Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci (Sugiyono, 2010). Subyek penelitian ini ditentukan menggunakan teknik pengambilan purposive sampling dimana pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Sampel yang diambil adalah 4 siswa kelas VIII. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi, dengan observasi, wawancara semi struktur, dan dokumentasi. Observasi diartikan sebagai suatu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian (Widoyoko, 2012). Teknik lain yang digunakan dalam memperoleh data adalah wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur ini peneliti lebih bebas dalam bertanya, dengan tujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana fihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya (Sugiyono, 2010). Dokumentasi dalam penelitian ini yaitu berupa gambar dan video atau rekaman suara. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti itu sendiri. 3
Peneliti juga menggunakan alat bantu pedoman wawancara yang nantinya digunakan untuk mengarahkan pewawancara dalam memperoleh data yang dibutuhkan melalui wawancara semi terstruktur. Teknik analisis data mengenai faktor eksternal penyebab kesulitan belajar mata pelajaran matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknis analisis data kualiatif model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010). Teknik inmenurut diterapkan melalui tiga alur yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian terdapat faktor eksternal yang menyebabkan kesulitan belajar mata pelajaran matematika. Faktor eksternal penyebab kesulitan belajar mata pelajaran matematika dari keempat subyek disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Aspek yang diteliti
Sub Aspek
Subyek Siswa DM Siswa SS Siswa FM Siswa SF Siswa DM Siswa SS Siswa FM Siswa SF Siswa DM Siswa SS Siswa FM Siswa SF
Faktor Lingkungan Sekolah Faktor Eksternal
Faktor Lingkungan Keluarga
Faktor Lingkungan Masyarakat
Kriteria Tidak Nampak Nampak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa dalam setiap aspek yang diteliti yaitu terdapat faktor eksternal yang menyebabkan kesulitan belajar khususnya mata pelajaran matematika. Faktor eksternal yang menyebabkan kesulitan belajar khususnya mata pelajaran matematika yang dialami siswa terdiri dari beberapa sub aspek yaitu sub aspek faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan keluarga, dan faktor lingkungan masyarakat.
4
a. Faktor Lingkungan Sekolah Faktor lingkungan sekolah merupakan salah satu yang menjadi penyebab kesulitan belajar mata pelajaran matematika. Faktor lingkungan sekolah sendiri dibagi menjadi beberapa indikator yaitu sumber belajar mata pelajaran matematika di sekolah, fasilitas belajar matematika di sekolah, situasi belajar matematika di sekolah, dan kondisi lingkungan belajar matematika di sekolah. 1) Sumber belajar mata pelajaran matematika Keempat subyek menyatakan bahwa sumber belajar mata pelajaran matematika yang terdapat/diperoleh dari sekolah kurang memadai. Sehingga dalam belajar matematika keempat subyek sering merasa mengalami kesulitan. Hal tersebut terjadi dikarenakan siswa tidak memiliki sumber belajar lainnya selain dari guru. Sumber belajar berupa buku yang terdapat di perpustakaan sekolah juga terbatas jumlah dan macamnya ditambah akses untuk masuk perpustakaan juga terbatas untuk siswa. 2) Fasilitas belajar mata pelajaran matematika Fasilitas belajar matematika yang terdapat di sekolah menurut keempat subyek kurang memadai. Misalnya seperti minimnya jumlah meja, yang mana siswa merasa kurang nyaman pada saat belajar karena terkadang harus berebut meja. Selain itu beberapa subyek seperti DM, FM, dan SF mengeluhkan penggunaan kapur pada saat pembelajaran yang membuat mereka kurang nyaman. Tidak tersedianya penggaris besar di kelas juga menjadi bahan kritikan tentang fasilitas belajar matematika yang dirasakan oleh siswa FM dan SS. Fasilitas lainnya yaitu adanya perpustakaan sekolah juga belum digunakan secara optimal karena menurut siswa perpustakaan jarang dibuka dan buku-bukunya pun terbatas. Oleh karena itu, sumber belajar yang didapat siswa di sekolah juga terbatas. 3) Situasi belajar mata pelajaran matematika Siswa merasa kurang nyaman dengan situasi di sekolah terutama di kelas pada saat belajar matematika. Keempat subyek sering merasa kurang konsentrasi pada saat pelajaran matematika karena kondisi kelas yang ramai. Keadaan tersebut tidak berubah walaupun guru sudah menegur sehingga proses pembelajaran cukup terganggu. 4) Kondisi lingkungan belajar mata pelajaran matematika Menurut siswa DM dan FM, kondisi lingkungan belajar di sekolah kurang nyaman karena banyak debu sehingga menganggu proses belajar. Debu yang ada 5
dikarenakan sisa penggunaan kapur ketika menulis dan pada saat proses penghapusan tulisan di papan tulis. Kemudian kekurang nyamanan juga terjadi karena kondisi kelas yang kotor sehingga mengganggu konsentrasi belajar keempat subyek. Banyaknya sampah membuat siswa sering mengeluh.
b. Faktor Lingkungan Keluarga Faktor lingkungan keluarga juga merupakan salah satu yang menjadi penyebab kesulitan belajar mata pelajaran matematika. Faktor lingkungan keluarga sendiri dibagi menjadi beberapa indikator yaitu perhatian orang tua, sarana belajar matematika, dan suasana belajar matematika di rumah. 1) Perhatian orang tua Menurut siswa DM, FM, dan SS perhatian orang tua terhadap belajarnya kurang. Kurangnya bimbingan dari orang tua mereka pada saat belajar di rumah terjadi karena kesibukan orang tua mereka sehingga tidak ada waktu khusus untuk mendampingi anaknya pada saat belajar di rumah. Siswa tidak ada teman belajar sehingga ketika kesulitan dalam belajar pun, tidak ada teman belajar yang membantunya. 2) Sarana belajar matematika Fasilitas dan sarana belajar yang dimiliki siswa SS dan FM kurang memadai sehingga kurang menunjang dalam belajarnya. Sarana tersebut diantaranya adalah buku penunjang sebagai sumber belajar matematika dan alat tulis yang terbatas. Adanya keterbatasan sarana yang dimiliki di rumah dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar mata pelajaran matematika. 3) Suasana belajar matematika di rumah Suasana belajar matematika siswa SS kurang mendukung karena merasa sering terganggu oleh adiknya yang masih kecil. Terkadang ketika sedang belajar adik sering mengganggunya sehingga kurang konsentrasi. Hal tersebut terjadi karena siswa SS harus menjaga adiknya saat orang tuanya bekerja.
c. Faktor Lingkungan Masyarakat Faktor lingkungan masyarakat juga merupakan salah satu yang menjadi penyebab kesulitan belajar mata pelajaran matematika. Faktor lingkungan masyarakat sendiri dibagi menjadi beberapa indikator meliputi aktivitas/kegiatan siswa di luar sekolah dan media massa. 6
1) Aktivitas di luar sekolah Aktivitas yang dilakukan oleh siswa DM ketika pulang sekolah seperti bermain sampai sore menyebabkan siswa malas belajar. Aktivitas siswa SS seperti menjaga adiknya dan bermain dengan teman-temannya juga menyita waktu belajar siswa bahkan terkadang membuat siswa kelelahan dan malas untuk belajar. Siswa FM merasa malas belajar karena sering kelelahan akibat bermain dan terkadang siswa harus mengambil air di sungai, terkadang kegiatan organisasi di masyarakat seperti karang taruna juga menyita waktu belajarnya. Sedangkan siswa SF sering mengabaikan waktu belajarnya dikarenakan bermain sepak bola. 2) Media massa Pengaruh media massa seperti televisi, handphone, dan play station juga membuat siswa merasa malas dan terkadang lupa untuk belajar dan mengerjakan tugas. Adanya televisi, handphone, dan play station membuat siswa DM merasa malas untuk belajar. Siswa FM sering malas belajar karena bermain handphone dan play station. Televisi membuat siswa SF sering mengabaikan waktu belajarnya.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan didapatkan hasil bahwa faktor eksternal penyebab kesulitan belajar mata pelajaran matematika yang nampak pada siswa DM adalah sumber belajar mata pelajaran matematika dari sekolah yang kurang memadai, fasilitas belajar mata pelajaran matematika di sekolah yang belum memadai, situasi lingkungan belajar dan kondisi lingkungan belajar di sekolah yang kurang nyaman, kegiatan/aktivitas siswa di masyarakat dan media massa yang mengganggu waktu belajarnya. Faktor eksternal penyebab kesulitan belajar mata pelajaran matematika yang nampak pada siswa SS adalah kurangnya sumber belajar mata pelajaran matematika, kurang memadainya fasilitas belajar mata pelajaran matematika di sekolah, situasi lingkungan belajar yang kurang nyaman, kondisi lingkungan belajar di sekolah yang kurang mendukung, suasana belajar matematika di rumah yang kurang mendukung, kurang memadainya sarana belajar matematika di rumah, kegiatan/aktivitas siswa di masyarakat dan media massa yang mengganggu belajarnya. Faktor eksternal penyebab kesulitan belajar mata pelajaran matematika yang nampak pada siswa FM adalah suasana belajar matematika di rumah, sarana belajar matematika, kurangnya sumber belajar mata pelajaran matematika, fasilitas belajar mata pelajaran matematika yang belum memadai, situasi lingkungan belajar, kondisi lingkungan belajar di sekolah yang kurang 7
nyaman, kegiatan/aktivitas siswa di masyarakat dan media massa. Faktor eksternal penyebab kesulitan belajar mata pelajaran matematika yang nampak pada siswa SF adalah sumber belajar mata pelajaran matematika, fasilitas belajar mata pelajaran matematika, situasi lingkungan belajar, dan media massa yang mengganggu belajarnya. Selain temuan berupa faktor eksternal penyebab kesulitan belajar mata pelajaran matematika siswa kelas VIII MTs Amal Sholeh kecamatan Getasan berupa faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan keluarga, dan faktor lingkungan masyarakat yang terdiri dari beberapa indikator, ditemukan temuan lainnya. Terdapat dua temuan lainnya yaitu faktor lingkungan keluarga berupa kemampuan ekonomi keluarga dan faktor lingkungan masyarakat berupa kemampuan mengatur waktu yang kurang baik. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Caryono, Suhas. Analisis Deskriptif Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Matematika di SMA Negeri 8 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal. Universitas Negeri Yogyakarta Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Maftukhah. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar IPS Terpadu Kelas VII di SMP Negeri 1 Plantungan Kabupaten Kendal. Jurnal. Universitas Negeri Semarang Rahajeng, Resty. 2011. Kesulitan Belajar Matematika. Jurnal Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada Triyanto, Agus. 2012. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial. Jurnal. Universitas Negeri Yogyakarta Warkitri, dkk. 2005. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta: Karunika UT Widoyoko, E.P. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
8