ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN WONOGIRI EFFICIENCY ANALYSIS OF MARKETING SOYBEAN IN WONOGIRI REGENCY Sutarno 1)
ABSTRACT The objectives of the research wre to study theresearch were to study the farmers share and benefits on each marketing institution, marketing margin of each marketing institusion , and to evaluate the factors affecting soybean marketing. The study showed that the marketing margin soybean was affected by quality of marketing soybean , number of marketing intitusion involved, distance of producer and trader and transaction system. The implicasion of this study was supposed to be an input for local government in developing the decision to increase farmers poverty and farmers ability based on agribusnees concept and local condition. Key words : analysis efficiency, soybean, marketing.
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kedelai merupakan komoditi hasil pertanian yang cukup penting ditinjau dari segi ekonomi, kegunaan maupun penyerapan tenaga kerja. Dilihat dari peluang pasarnya, mempunyai prospek yang cukup baik karena permintaan dalam negri masih terus meningkat. Dengan semakin gencarnya konsep agribisnis diperkenalkan, petani yang rasional tidak lagi hanya berorientasi kepada tingginya produksi, tetapi lebih menekankan kepada tingginya pendapatan atau keuntungan. Pemasaran merupakan bagian dari agribisnis yang cukup menentukan untuk tercapainya tujuan tersebut. ⃰ Jurusan Argobisnis Fakutas Pertanian Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
2.
Tujuan Penelitian 1. Menghitung share petani dan keuntungan masing-masing lembaga pemasaran. 2. Mempelajari distribusi margin pemasaran pada masing-masing saluran pemasaran. 3. Mempelajarifaktor-faktor yang mempengaruhi margin pemasaran.
METODE PENELITIAN 1. Metode Pengambilan Sampel Penelitian ini dilakukan dengan metode diskriptif. Lokasipenelitian di Kabupaten Wonogiri dengan pertimbangan karena Kabupaten Wonogiri merupakan produsen kedelai yang cukup tinggi. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dengan tehnik observasi dan wawancara dengan petani sampel dan pedagang perantara. Data petani sampel meliputi identitas petani, jumlah produksi tiap periode penjualan, sistem penjualan.Untuk lembaga pemasaran, identitas lembaga pemasaran,harga dan jumlah pembelian dan biaya pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan, harga jual, biaya pemasaran, jumlah dan jarak pembelian. Metode yang dilakukan dalam penentuan sampel adalah menggunakan metode Snow Ball Sampling, yakni pertama-tama menentukan sampel awal kemudian penentuan sampel berikutnyaberdasarkan informasi dari sampel sebelumnya. 2.
Metode Analisa 1. Margin pemasaran Secara matematika besarnya margin pemasaran dirumuskan sebagai berikut : MP = Pr-Pf Atau MP = ∑Bi+∑ki Dimana : MP = Margin Pemasaran Pr = harga di tingkat pengeceran
Pf = Harga ditingka tpetani ∑Bi = Jumlah keuntungan yang diperoleh lembaga-lembaga (B1,B2,…….,Bn) ∑Ki = Jumlah keuntungan yang diperoleh lembaga-lembaga Pemasaran(K1,K2,…….,Kn)
pemasaran
Besarnya bagian biaya (Sbi) dan bagian keuntungan (Ski) masing-masing lembaga pemasaran yang digunakan sebagai berikut :
Di mana : Sbi= share (bagian) biaya lembaga pemasaranke-i Ski= Share keuntungan lembaga pemasaran ke-i Bi =Biaya lembaga pemasaran ke-i Ki =keuntungan lembaga pemasaran ke-i Besarnya share (bagian) harga yang diterima petani (Sp)menggunakan model sebagai berikut :
Untuk membandingkan besarnya margin pemasaran digunakanan analisis tabel. 2. Faktor - faktor yang mempengaruhi margin pemasaran Mp = bo + b1x1 + b2x2 + b3D1 + b4D2 Di mana: MP = Margin pemasaran X1 = Kualitas /lembaga pemasaran D1 = Dummy variabel untuk jarak/lokasi D1 = 1 lokasi produsen kepasar desa setempat D2 = 0l D2 = sistem penjualan dengan uang muka D2 = 0 sistem penjualan dengan uang kontan Untuk menguji pengaruh variabel-variabel bebas secara simultan terhadap variabel tidak bebas digunakan uji F dengan hipotesis sebaga berikut : Ho : b1 : b2 : b3 : b4 = 0 Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0 Jika F hitung> F tabel berarti Ho ditolakdan Ha diterima, artinya secara bersama-sama variabel-variabel bebas berpengaruh terhadap margin pemasaran.
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel secara parsial digunakan dengan uji t dengan hiotesis sebagai berikut: Ho : bi = 0 Ha : bi ≠ 0 Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh terhadap margin pemasaran. Jika t hitung> t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara parsial variabel bebas berpengaruh terhadap margin pemasaran. Untuk mengetahui apakah pada struktur pasar yang ada marginnya konstan, maka dilakukan pengujian dengan model estimasi sebagai berikut ; Pfi = bo + b1Prt + b2 D Margin pemasaran antara pasar produsen dengan pasar konsumen akan konstan bila b1 = 1. Untuk menguji dilakukan dengan uji t Ho diterima bila t hitung lebih kecil t tabel. Ho ditolak bila t hitung lebih besar tabel. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Share Petani dan Keuntungan Lembaga Pemasaran A. Share Petani Besarnya bagianh arga (share) yang diterima petani produsen dari keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen dihitung menggunakan model sebagai berikut : Hasil analisisnya disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Bagian harga (share) petani setiap kg kedelai saluran pemasaran di KabupatenWonogiri, 2013. Saluran Jumlah Share pemasaran Lembaga petani pemasaran (%) I 4 68,3 II 3 70 III 2 82 Sumber :Analisis data Primer
Tabel 1 menunjukkan saluran pemasaran I dengan 4 lembaga pemasaran yang terlihat, petani memperoleh share sebesar 68,3% saluran emasaran II yang melibatkan 3 lembaga pemasaran memberikan share 70% kepada etani. Dan saluran pemasaran III dengan 2 lembaga pemasaran yang terlihat di dalamnya memberikan share 82% kepada petani, ini mengidentifikasi bahwas semakin panjang saluran pemasaran akan semakin kecil share/bagian harga yang diterima petani dan sebaliknya.
B. Distribusi keuntungan lembaga pemasaran Besarnya keuntungan masing-masing lembaga pemasaran dihitung dengan model :
Hasil analisis selengkapnya disajikan pada tabel 2. Tabel 2. Rata-rata keuntungan lembaga pemasaran kedelai di 2013. Sal ura n I II II
PP Kecil % 16,64 -
Keuntungan PP P. Besar Pengolah % an % 10,37 25,29 23,08 16,94 35,13
Kabupaten Wonogiri,
P. Ecera n% 20,78 20,71 33,29
Sumber :Analisis data primer
Tabel 2 menunjukkan bahwa , saluran I dengan lembaga pemasaran yang terlibat adalah lembaga pemasaran yang terlibat adalah Pedagang Pengumpul Kecil (PPK), Pedagang Pengumpul Besar (PPB), Pedagan Pengolah (PP) dan Pedagang Eceran(PE). Distribusi keuntungannya berturut-turut adalah (16,64%). Saluran II dengan lembaga pemasaran yang terlibat didalam lembaga pemasaran terdiri dari Pedagang Penggumpul Besar (PP B), Pedagang Pengolah (PP) dan Pedagang Eceran (PE), Distribusi keuntungannya erturut-turut adalah (23,08%), (16,94%) dan (28,41%).Saluran III dengan lembaga pemasaran yang terlibat adalah dagang Eceran (PE), distribusi keuntungannya masing-masing mendapat (25,13%) dan (33,29%) Ditinjau dari segi pemerataan keuntungan,masing-masing lembaga pemasaran pada setiap saluran pemasaran tampak adanya distribuasi keuntungan yang tidak merata pada saluran I dan II yang mengidentifikasikan bahwa pemasaran tidak efisien (Mubyarto, 1992).Sedang padasaluran III relative lebih merata. C. Distribusi Margin Pemasaran Besarnya margin pemasaran dihitung menggunakan model sebagai berikut : MP = Pr – Pf atau MP = ∑Bi + ∑Ki analisis margin pemasaran pada setiap saluran pemasaran disajikan tabel 3. Tabel 3. Distribusi margin pemasaran kedelai di Kabupaten Wonogiri, 2013 Saluran
I II II
PPK % 18,73 -
Margin PPB PP % % 16,4 29,9 9 0 26,0 19,3 7 5 42,4 5
PE % 24, 92 29, 37 42, 31
Sumber : Analisis data primer
Dari tabel 3 diketahui bahwa saluran pemasaran I melibatkan 4 lembaga pemasaran meliputi Pedagang Kecil (PPK), Pedagang Pengumpul Besar (PPB), Pedagang Eceran (PE), Distribusi margin pemasaran berturut-turut adalah 18,73%, 16,49%,29,90% dan 24,92%. Saluran pemasaran II melibatkan 3 lembaga pemasaran meliputi Pedagang Pengepul Besar (PPB), Pedagang Pengolah (PP) dan Pedagang Eceran (PE). Disribusi margin pemasarannya berturut-turut adalah 39,28, 19,35, 29,37%.Saluran pemasaran III yang melibatkan dua lembaga pemasaran yaitu Pedagang Pengolah dan Pedagang Eceran (PE), masing-masing memperoleh margin pemasaran sebesar 42,45% dan 42,31%. Tabel 4. Faktor yang mempengaruhi margin pemasaran kedelai, 2013 Variabel Bebas Kualitas
Tahapan
Transaksi
Konstanta
F DW N
OLS
AR-1
0,72531* ** (4,6085) 0,4231** * (3,6208) 0,8326** * (4,2361) 153,8395
0,7231*** (4,3763)
0,6129 40,5771* ** 1,1971 60
0,6432 41,2332***
0,3743*** (3,4837) 0,8293*** (4,2127) 162,5283
1,8176
Sumber : Analisis data primer Keterangan *** =nyata pada tingkat kepercayaan 99% (...) = t hitung T (1%) = 2,358 F (1%) = 2,790 du (1%) = 1,570 Hasil estimasi dengan model OLS menunjukan bahwa hasil uji F nyata pada tingkat kepercayaan 99% dan = 0,6129. Hal ini menunjukan bahwa spesifikasi variabel penjelas dan yang dijelaskan dalam model penduga dapat dianggap tepat. Seluruh variabel penjelas tersebut secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi variabel yang dijelaskan sebesar 61,29%, sedangkan sisanya 38,61% dijelaskan oleh variabel penjelas lainnya yang tidak dimasukkan dalam model. Derajat keeratan hubungan antar nilai pengamatan yang satu dengan lainnya dapat diketahui dari nilai d lainnya dapat diketahui dari nilai d statistik Durbin - Watson(DW) =
1,1971. Nilai DW jika dibandingkan dengan nilai DW tabel (dl = 1,570) akan lebih kecil maka estimasi dengan model OLS terjadi autokorelasi. Adanya autokorelasi diatasi dengan mnggunakan prosedur Cochrane-Orcutt, setelah tiga kali interaksi, hal ini disebut model AR (1) (first-order autoregressive correction). Pada model AR, nilai F nyata pada tingkat kepercayaan 99% dan = 0,6432, ini berarti variabel penjelas secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi variabel yang dijelaskan sebesar 64,32%, sedang sisanya sebesar 35,68% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Derajat keeratan hubungan antara nilai pengamanan yang satu dengan yang lainnya dapat diketahui dari nilai d statistik Durbin-warson (DW). Hasil perhitungan DW (1,8176) diperoleh hasil yang tidak nyata, sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi penduga terhindar dari masalah autokorelasi. Variabel tahapan atau jumlah pedagang yang terlibat dalam pemasaran menggambarkan panjang pendeknya saluran pemasaran. Variabel ini menunjukkan pengaruh nyata terhadap besarnya margin pemasararanpada tingkat kepercayaan 99% dengan koefisien regresi sebesar 0,3747, berarti apabila lembaga pemasaran bertambah satu maka margin pemasaran akan meningkat sebesar 37,47 dan sebaliknya. Variabel transaksi penjualan oleh petani dalam model dimasukkan sebagai variabel dummy menunjukan pengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99% dengan koefisien regresi 0,8293, berarti penjualan dengan sistem pembayaran terlebih dahulu akan meningkatkan margin pemasaran dengan sistem pembayaran tunai akan menurunkan margin pemasaran sebesar itu pula. Hasil estimasi margin pemasaran antara harga di tingkat petani dengan harga di tingkat eceran terdapat pada tabel 5. Tabel 5. Margin pemasaran kedelai, 2013. Variabel bebas harga kacang ditingkat konsumen Kontanta
tanah
Koefisien regresi 0,8387*** (6,159) -2,3546 0,2503 36,072 60
F N Sumber : Analisis data primer
Keterangan : *** = nyata pada tingkat kepercayaan 99% (...) = t hitung Variabel harga kedelai di tingkat petani (PF) memberi hasil yang berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 99%, berarti kita menolak hipotesis bahwa b1 = 1 dan menerima Ha dimana b1=\=1 yang mengidentifikasikan bahwa margin pemasaran tidak konstan dan terjadi persaingan tidak sempurna. KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan pembahasan, penelitian efisiensi pemasaran kedelai di Kabupaten Wonogiri dapatdisimpulkan sebagai berikut: 1. Share Petani Share petani semakin tinggi apabila saluran pemasaran semakin pendek dan sebaliknya. Pada saluran I dengan 4 lembaga pemasaran yang terlibat, share petani 67%. Saluran II dengan 3lembaga pemasaran terlibat didalamnya, share petani77%. Dan saluran III dengan 2 lembaga pemasaran terlibat didalamnya, share petani 88,5%. 2. Distibusi Keuntungan Distribusi keuntungan masing-masing lembaga pemasaran pada setiap saluran pemasaran tidak merata. a. Saluran I, keuntungan yang diperoleh PP kecil 216,64%, PP besar Rp. 10,37%, P Pengolah 25,29% dan P Eceran 20,78%. b. Saluran II, keuntungan yang diperoleh PP besar 23,08%, P Pengolah 26,94% dan P Eceran 28,41%. c. Saluran III, keuntungan yang diperoleh P besar Rp. 42,45% dan P Eceran 42,31%. d. Lembaga pemasaran akan memperoleh keuntungan tertinggi pada masing-masing saluran pemasaran apabila lembaga pemasaran tersebut membeli kedelai langsung dari petani produsen. 3. Disribusi Margin Disribusi margin pemasaran kedelai di Kabupaten Wonogiri tidak merata. Saluran I, margin pemasaran dengan disribusi PPK 18,73%, PPB 16,49%, P Pengolah 29,90% dan PE 24,92%, Saluran II, margin pemasaran dengan disribusi PPB 376,07%, Pengolah 29,25% dan PE 29,37%. Saluran III, margin Pemasaran dengan distribusi PB 42,45% dan PE 42,63%. 4. Efisiensi Pemasaran Besarnya margin pemasaran kedelai dipengaruhi oleh kualitas jumlah saluran pemasaran, jarak antara produsen pedagang dan sistem transaksi. Pengaruh kualitas memperlihatkan pengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99% dengan koefisien regresi 8,3241, ini berarti penambahan skor variabel kualitas satu tingkat akan meningkatkan margin pemasaran sebesar 61,43. Variabel tahapan pedagang yang terlibat dalam pemasaran menggambarkan panjang pendeknya saluran pemasaran. Variabel ini menunjukkan berpengaruh nyata pada kepercayaan 99% dengan koefisien regresi sebesar 0,3747. Ini berarti bahwa bertambah satu, maka margin pemasaran akan meningkat sebesar 37,47 dan sebaliknya. Variabel transaksi penjualan oleh petani dalam model dimasukan sebagai variabel dummy menunjukkan pengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99% dengan koefisien regresi sebesar 0,9285.Berarti penjualan dengan sistem pembayaran terlebih dahulu akan meningkatkan margin pemasaran sebesar 91,85. Variabel dummy lokasi dalam model menunjukkan pengaruh nyata pada kepercayaan 99% dengan koefisien regresi -0,6732.Ini berarti penjualan ke pedagang/pengolahan akan menurunkan biaya pemasaran sebesar 67,32.Ini dimungkinkan karena kondisi jalan ke lokasi pedagang pengolah lebih baik walau dari jarak lebih jauh serta cukup menggunakan kendaraan umum, sedangkan ke pasar desa setempat mungkin harus menyewa.
B.
SARAN-SARAN 1. Mengingat bahwa semakinpanjang saluran pemasaran yang terlibat akan semakin rendah share petani setiap kg-nya, maka untuk menjual produknya dapat diupayakan secara kolektif dan atau setidak-tidaknya di pedagang pengumpulan besar. 2. Sesuai dengan konsep agribisnis bahwa petani tidak lagi hanya berorientasi pada tingginya produksi, tetapi mengarah kepada besarnya pendapatan atau keuntungan, maka dimungkinkan selanjutnya mengenai pemasaran dapat ke pedagang eceran atau ke kota-kota besar. Hal tersebur disamping memperbesar share petani, juga sekaligus dapat diharapkan menyerap tenaga kerja di daerah pedesaan yang bekerja di sektor pertanian dapat mengurangi arus urbanisasi dari desa ke kota-kota besar.
DAFTAR PUSTAKA Collieer, William, 1977, Agricultural Evolusion in Java. The Declined of shared Porerty. Certo, Samuel C., 1985. Management of Organizations and human Besources, lowo, Wm. C. brown Company Publishers. Draper N. R. and Smith h., 1981. Applied Regression Analisys Second Edition, jhon Wiley dan Sons, Inc, New York.
Effendi, tadjudin Noer, 1993. Sumber daya Manusia Peluang Kerja dan kemiskinan.tiara Wacana Yogya.
Gujarati, D. N., 1995. Basic Econometries, MC Graw Hill Internationw Edition, prnted in Singapore. Prasudi
Suparlan ., 1979. Maslah lapangan kerja bagi penduduk berpengaruh rendah, PLPIIS, FIS. U.I Jakarta.
Ps, Djarwanto dan Subagyo Pangestu., 1993. Statistic induktif edisi ke empat BPFE. UGM Yogyakarta