Implementasi Sistem Inovasi Daerah (Sida) Melalui Kurikulum Muatan Lokal (Mulok) Potensi Unggulan Daerah Pada SMP/Sederajat di Kabupaten Wonogiri Siti Supeni1) dan Sunarno2) 1) DRD Kabupaten Wonogiri, 2)Kantor Litbang Iptek Wonogiri Email :
[email protected] ABSTRACT This study aims to (a). determine the application of local curriculum (mulok) on agriculture and agricultural products potential in Wonogiri that can be applied in the learning process teachers in Junior high school. (b). Conducting Need Analysis for junior high school teachers in Wonogiri relates to issues of local curriculum without reducing the hours of lessons that have been defined school; (c) Implement the local curriculum development workshop about agricultural potential in accordance with local environmental conditions of the region. Data was collected by questionnaire technique, test, and observasi.Data analyzed using qualitative descriptive analysis. In realizing the curriculum of local district governments Wonogiri through the Department of Education needs to provide flexibility to teachers for learning innovation potential based adapted to environmental conditions and are gradually conduct policy evaluation and appreciation of the program in line with Local content that has been implemented by schools. Keywords: regional innovation systems, local curriculum, the potential in the regions PENDAHULUAN Pemahaman tentang Kurikulum muatan lokal keberadaan di Indonesia telah dikuatkan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan nomor 0412/U/1987 tanggal 11 Juli 1987. Sedang pelaksanaannya telah dijabarkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan menengah Nomor 173/-C/Kep/M/87 tertanggal 7 Oktober 1987. Menurut surat keputusan tersebut yang dimaksud dengan kurikulum muatan lokal ialah program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid didaerah tersebut, bisa juga kurikulum muatan lokal materi pelajaran yang diajarkan secara terpisah, menjadi kajian tersendiri. (Menurut Kurikulum 1994), khususnya di Kabupaten Wonogiri sangat potensial perlu dimasukkan pada materi pembelajaran secara terpadu, atau terpisah sebagai kurikulum muatan lokal pada SMP agar siswa lebih paham dan mengetahui tentang potensi alam (pertanian dan hasil bumi: Singkong, Jagung, Janggelan, Mete, dll) yang menjadi icon (kebanggaan) sebagai
putera daerah yang terus ingin mengembangkannya pada studi lanjut, penelitian dan pemasarannya. Dalam kajian penelitian ini, peneliti akan membatasi pada fokus penelitian pada sekolah menengah pertama (SMP) Kabupaten Wonogiri sebagai pusat penelitian, karena selama ini guru-guru dalam menerapkan kurikulum muatan lokal (mulok) perlu dilengkapi dengan program dan hasil kajian tentang penelitian yng berkaitan dengan sistem inovasi daerah (SIDa), khusunya tentang pertanian dan hasil bumi yang menjadi salah satu potensi di Kabupaten Wonogiri dalam mempersiapkan ke jenjang pendidikan lanjutan atas. Melalui kemampuan profesional guru SMP yang merupakan unsur dominan dalam proses belajar yang diarahkan untuk meningkatkan kualifikasi, kompetensi dan profesionalisme yang diimplementasikan pada kurikulum muatan lokal (mulok). Oleh karena itu upaya peningkatan kemampuan profesional guru SMP merupakan tantangan yang perlu ditangani secara serius. Setiap guru tidak hanya bertugas mengajar dalam pengertian mentransformasi pengetahuan kepada murid, melainkan guru harus juga terus berupaya meningkatkan kualitas sebagai 68
guru, setidaknya selalu membaca, belajar meneliti dan menemukan hasil kajian yang sesuai dengan potensi daerah kabupaten Wonogiri dan membelajarkan pada siswanya untuk mengetahui, memahami dan dapat dipraktekkan (psiko motorik) pada siswanya tentang mulok (pertanian dan hasil bumi) yang sesuai dengan potensi daerah kabupaten Wonogiri, agar merupakan aktivitas yang berbeda namun akan bermuara ke satu tujuan yakni untuk memenuhi kebutuhan SIDa dan pengembangan diri siswa. Permasalahan kompetensi profesional tentang pemahaman strategi pembelajaran yang saat ini dialami guru- guru SMP diantaranya berkaitan dengan masih kurangnya tingkat pemahaman guru terhadap berbagai strategi pembelajaran. Apabila menurunnya kompetensi profesional guruguru SMP disebabkan karena pemahaman strategi pembelajaran yang rendah, teridentifikasi bahwa strategi pengorganisasian materi, strategi penyampian materi dan strategi pengelolaan kegiatan pembelajaran belum dipahami dengan baik dan benar oleh guru dalam memberikan muatan lokal sebagai muara pada pembangunan daerah, khusunya potensi pertanian dan hasilnya. Kepedulian dan sikap guru terhadap inovasi-inovasi pembelajaran dengan muatan lokal belum tampak secara optimal, diupayakan semua siswa tahu dan paham dengan potensi dan keunggulan pada masingmasing wilayahnya (desa, kecamatan, dan kabupaten) pada umumnya. Hal ini terbukti masih banyak guruguru belum menguasai model dan pendekatan pembelajaran yang inovatif, khusunya yang berkaitan dengan keunggulan pertanian dan potensi daerah Wonogiri. Atas dasar masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ”ImplementasiSistem Inovasi Daerah (Sida) Melalui Kurikulum Muatan Lokal (Mulok) Potensi Daerah Pada SMP Kabupaten Wonogiri”. Sebagai kajian Dewan Riset Daerah Pada SMP Tahun 2016, hasil kajian akan memberi kontribusi pemahaman terhadap strategi pembelajaran inovatif dan kemampuan profesional guru smp dalam
mengembangkan kurikulum muatan lokal potensi daerah di kabupaten Wonogiri. Dalam rangka riset yang dilakukan oleh Dewan Riset Daerah (DRD) Kabupaten Wonogiri, serta pihak-pihak yang terkait bersinergi bersama untuk mendukung dan memperluas potensi daerah yang dibanggakan, melalui proses pembelajaran di tingkat SMP bukan hanya di kelas dalam ranah kognitif saja, tetapi harus mencapai pada perubahan perilaku siswa untuk bangga terhadappotensi daerahnya. Penerapan dari penemuan, penelitian, dan hasil teknologi pembelajaran yang inovatif dari pusat-pusat kajian dankurikulum diterapkan dalam proses pembelajaran, khusunya pada SMP di Kabupaten Wonogiri. Pemerintah Pusat dan Daerah diharapkan dapat menjalankan kebijakan yang terintegrasi dan mendukung pengembangan Kurikulum Nasional (Kurnas) Indonesia, serta mempunyai ciri khas yang diterapkan pada kurikulum muatan lokal (Mulok), melalui penataan kurikulum muatan lokal pada sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Wonogiri secepatnya, disesuaikan dengan lokalisasi potensi daerah yang mempunyai produk unggulan dengan dukungan akses yang memadai, serta penyediaan infrastruktur yang berpihak kepada Mulok, khususnya hasil industri pertanian di Kabupaten Wonogiri. Tujuan dari penelitian ini adalah: (a). Untuk mengetahui penerapan kurikulum muatan lokal (mulok) tentang pertanian dan hasil bumi potensi daerah sebagai icon Wonogiri dapat diterapkan dalam proses pembelajaran Guruguru SMP melalui strategi pembelajaran yang inovatif, aktif, kreatif, partisipatif, dalam mewujudkan pembangunan daerah yang berbasis SIDa (Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Wonogiri); (b). mengetahui Need Analysis bagi para guru SMP di Kabupaten Wonogiri menyangkut permasalahan muatan kurikulum muatan lokal, tanpa mengurangi jam pelajaran yang sudah ditetapkan sekolah; (c) Melaksanakan workshop pengembangan kurikulum muatan lokal (Mulok) tentang potensi pertanian yang sesuai dengan kondisi lingkungan daerah wilayahnya.
69
METODE Penelitian ini dilakukan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan, (Maret-Juli 2016). Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dimana informasi atau data yang dibutuhkan oleh peneliti diperoleh dari responden (guru SMP) dengan menggunakan kuesioner, instrumen tes, dan observasi. Sampel subyek penelitian diambil dari guru SMP Negeri sejumlah 30 dan SMP swasta sejumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tehnik kuesioner, tes, dan observasi. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian tentang pemahaman mulok adalah kemampuan merancang program pembelajaran yang dikaitkan dengan potensi daerah dalam membangun pendidikan karakter siswa SMP di Kabupaten Wonogiri berbasis potensi unggulan daerah dengan mengoptimalkan sumber belajar sebagai implementasi dalam sistem inovasi daerah (SIda) melalui kurikulum muatan lokal dengan menunjukkan potensi unggulan daerah (pertanian) pada SMP Kabupaten Wonogiri yang dilakukan melalui kajian Dewan Riset Daerah (DRD) pada SMP di Kabupaten Wonogiri tahun 2016, dari sejumlah 60 responden yang menjawab pernyataan pemehaman tentang: (1).Mulok (kurikulum muatan lokal) adalah kemampuan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, (2) Kejelasan penyajian materi dan ketepatan penggunaan media dan strategi/metode pembelajaran, (3) Kemampuan merancang program pembelajaran yang dikaitkan dengan potensi daerah, (4) Kemampuan personal dan interaksi sosial pada siswa dan orang tua siswa teman sejawat, serta pada masyarakat yang berkaitan, (5) Kemampuan mengembangkan keaktifan siswa (Diskusi, Seminar, Diklat, Kerja kelompok), (6) Guru ditunjang melalui PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Bahwa sistem inovasi yang berorientasi potensi daerah menjadi kunci
sukses keberhasilan pengembangan pendidikan di Kabupaten Wonogiri, melalui orientasi kewilayahan maka dapat ditentukan fokus Mulok Pengembangan potensi daerah, sehingga dapat memotivasi Guru untuk aktif mencari peluang belajar tentang perubahan dan inovasi pendidikan melalui kegiatan yang terus akan dilaksanakan melalui seminar, diskusi dan pelatihan-pelatihan guna menunjang empat kompetensi guru (kompetensi mendidik, kompetensi professional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial) Sistem inovasi yang berorientasi potensi daerah menjadi kunci sukses keberhasilan pengembangan pendidikan di Kabupaten Wonogiri, dengan orientasi kewilayahan maka dapat ditentukan fokus Muatan lokal dapat dilakukan melalui internalisasi dalam semua bidang mata pelajaran, melalui kegiatan ekstra kurikuler, disisipkan dalam kegiatan kepramukaan dan kegiatan lain yang menunjang pengembangan potensi daerah kabupaten Wonogiri. Pemahaman Strategi Pembelajaran adalah pengetahuan yang dimiliki secara mendalam, teori dan praktek, sehingga mampu memberi makna dalam mengorganisasi strategi, kegiatan, dan proses pembelajaran. Indikator pemahaman strategi pembelajaran dapat diukur dari dimensidimensi: identifikasi, klasifikasi, mengemukakan kembali dan komprehensif tentang strategi pembelajaran. Dengan sikap Inovatif adalah sikap guru, dalam bentuk kecenderungan bertindak secara kognitif, afektif, dan konatif terhadap perubahan dan pembaharuan (inovasi) yang berupa respon-respon verbal. Indikator sikap inovatif dapat diukur dari respon-respon verbal dari sikap penerimaan inovasi, sikap penolakan inovasi, sikap penerapan inovasi, dan sikap dampak penerapan inovasi, melalui empat dimensi yaitu; (1) Sikap penerimaan adalah respon-respon verbal terhadap penerimaan perubahan dan inovasi; a). Respon verbal kognitif terhadap penerimaan inovasi; b). Respon verbal afektif terhadap penerimaan inovasi; c). Respon verbal konatif terhadap penerimaan inovasi. (2) Sikap penolakan inovasi adalah respon-respon verbal terhadap perubahan inovasi. Dimensi 70
ini dijabarkan atas tiga sub dimensi yaitu: a). Respon verbal kognitif terhadap penolakan inovasi; b). Respon verbal afektif terhadap penolakan inovasi; c). Respon verbal konatif terhadap penolakan inovasi. (3) Sikap penerapan inovasi adalah respon-respon verbal terhadap penerapan inovasi. Dimensi ini dijabarkan atas tiga sub dimensi yaitu: a). Respon verbal kognitif terhadap penerapan inovasi; b). Respon verbal afektif terhadap penerapan inovasi; c). Respon verbal konatif terhadap penerapan inovasi. Berikut di bawah ini akan peneliti sajikan dalam bentuk beberapa Grafik/Diagram tentang Pemahaman Mulok yang dikaitkan dengan potensi daerah sebagai berikut: 1. Kemampuan merancang program pembelajaran 70% (Kognitif), merasakan/ sikap (Afektif) 20%, dalam praktek (Psiko motoric) 10%, sehingga dalam praktek pembelajaran perlu ditingkatkan melaui kegiatan ekstra kurikuler, maupun kegiatan lain yang menunjang kurikulum muatan daerah disesuaikan dengan potensi kewilayahannya masing-masing daerah, guru perlu kreatif dan inovatif.
Gambar 2. Kegiatan pembelajaran dengan tuntas 3. Guru memahami kemampuan personal dan interaksi sosial pada siswa, orang tua siswa, teman sejawat, dan masyarakat yang berkaitan, 75%, belum dipraktekkan secara nyata 25%. Cukup dibanggakan bahwa para guru sudah membentuk hubungan personal dengan beberapa pihak, sehingga perlunya berkolaborasi dengan pihak lain untuk memajukan potensi daerahnya dengan menyajikan kurikulum muatan lokal di sekolahnya. Memahami
Belum Dipraktikkan
25% 75%
Gambar 1. Kemampuan merancang program pembelajaran 2. Kegiatan pembelajaran dengan tuntas, dikaitkan dengan potensi daerah, 62% (Kognitif), (Afektif) 18%, belum dipraktekkan (Psiko motoric) 20%.
Gambar 3. Guru memahami kemampuan personal dan interaksi sosial pada siswa, orang tua siswa, teman sejawat, dan masyarakat yang berkaitan 4. Guru perlu ditunjang melalui PTK 50%, belum paham tentang penulisan artikel/jurnal ilmiah pendidikan 50%. Bahwa peningkatan profesi guru perlu difasilitasi melalui pendidikan dan pelatihan, pendampingan dari para ahli di bidangnya, sehingga akan meningkatkan prosentase dalam pengembangan kompetensi profesinya.
71
Gambar 4. Guru perlu ditunjang melalui PTK 5. Kemampuan Guru dalam PBM; (1) Kejelasan penyajian materi (2) Ketepatan penggunaan media dan strategi/metode pembelajaran 60%, Pernah mengikuti Diklat pembelajaran 25%, Belum paham tentang Inovasi media pembelajaran 15%.
Gambar 5.Kemampuan Guru dalam PBM 2. Guru aktif mencari peluang belajar tentang perubahan dan inovasi pendidikan Seminar, diskusi dan pelatihan 60 %, guru belum perlu Inovasi PBM 40%.
Gambar 6. Guru aktif mencari peluang belajar tentang perubahan dan inovasi pendidikan
Berdasarkan diagram/grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa kemampuan Profesional Guru adalah kapabilitas seseorang yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan sesuai tugas-tugas keprofesionalan guru SMP. Kemampuan guru meliputi kemampuan paedagogik, kemampuan kepribadian, kemampuan sosial dan kemampuan profesional. Indikator kemampuan profesional guru SMP dapat diukur dari: kemampuan merancang pembelajaran, kemampuan melaksanakan pembelajaran dan kemampuan mengevaluasi pembelajaran serta kemampuan personal dan interaksi sosial. Melalui pengamatan pada dimensi sebagai berikut: 1).Kesiapan pribadidan materi; 2). Kesiapan alat atau media pembelajaran; 3). Melakukan pengelolaan kelas; 4). Kejelasan penyajian materi atau bahan ajar (Mulok); 5). Ketepatan pemilihan strategi atau pendekatan; 6). Ketepatan penerapan metode pembelajaran; 7). Memberikan kesempatan diskusi, latihan, kerja kelompok; 8). Melakukan penilaian hasil belajar dan tindak lanjut. Lembar observasi kemampuan profesional guru menggunakan skala interval. Berdasarkan hasil kajian tentang Implementasi Sistem Inovasi Daerah (Sida) Melalui Kurikulum Muatan Lokal (Mulok) tentang potensi daerah yang diterapkan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dilaksanakan oleh Dewan Riset Daerah (DRD) tahun 2016 di Kabupaten Wonogiri maka team penelitian memberi kesimpulan dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah kabupaten Wonogiri cq. Dinas Pendidikan Nasional dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri, sebagai berikut: 1. Perlu ditindaklanjuti dalam implementasinya tentang pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi para guru secara terus-menerus dan merata tentang: Inovasi media pembelajaran dan strategi/metode pembelajaran. 2. Memberikan ijin dan rekomendasi pada para guru secara mandiri untuk melakukan perubahan dan inovasi melalui pendidikan dan latihan, seminar, diskusi dan pendampingan oleh team ahli dalam 72
pembuatan PTK dan penulisan artikel pada jurnal ilmiah pendidikan. 3. Dalam mewujudkan kurikulum muatan local (mulok) pemerintah kabupaten Wonogiri melalui cq. Dinas Pendidikan Nasional dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri, perlu mengeluarkan “gebrakan” dan keleluasaan kepada guru untuk melakukan inovasi pembelajaran berbasis potensi yang disesuaikan dengan kondisi daerahnya masing-masing. 4. Pemerintah kabupaten Wonogiri cq. Dinas Pendidikan Nasional dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri secara bertahap melakukan kebijakan evaluasi dan apresiasi terhadap program seiring dengan Mulok yang telah dilaksanakan oleh sekolah-sekolah.
Drucker, Peter F. Innovation and Entrepreneurship. London: Heindemann, 1986. Duck Barbara J, Susan E. Groh, Debora E. Allen. The Power of Problem Based Learning. Boston: Stylus Publishing, 2001. Ghozali, Imam. Analisis Multivariate.Semarang : Penerbit Universitas Diponegoro, 2005. Haryono, Agung. Tantangan Profesionalisme Guru Ekonomi Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Artikel: http://www.ekofeum.or.id. (20 Maret 2006)
DAFTAR PUSTAKA
Jamarah Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006.
Albrecht, Karl. Successful Management by Objective An Action Manual. New York : Prentice Hall Inc. Englewood Cliffs, 1978.
Kunandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta: Raja Grafindo Persada,.
Branch Robert Maribe, Instructional Design: The ADDIE Approach. London : USA LLC Springer, 2009. Burden, Paul R. dan David M Byrd, Method for Effective Teaching. Boston: Allyn & Bacon, 1999. Burn, R.B. alih bahasa Eddy, Konsep Diri, Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku.Jakarta : Penerbit Arcan, 2007. Dimyati & Mudjiono.Belajar Pembelajaran. Jakarta: Direkorat Jendral Pendidikan Tinggi, 2006.
Mulyasa.Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007. Sagala, Syaiful, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta, 2009. Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Setiawan, Benyamin. Peran Kreativitas & Inovasi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Hidup Masyarakat.Jakarta : Pustaka Populer Obor, 2005.
73