PROFIL GURU KIMIA SMA/SEDERAJAT SE-KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN
SKRIPSI Diajukkan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan Pada Jurusan Pendidikan Kimia OLEH
MUAMAR LEWA A1C4 11 083
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
i
PROFIL GURU KIMIA SMA/SEDERAJAT SE-KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Jurusan Pendidikan Kimia
Disusun dan Diajukan oleh
MUAMAR LEWA A1C411083
Kepada
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“ Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya menggunakan untuk memotong, ia akan memotongmu (menggilasmu)” (H.R. Muslim) “Barang siapa yang melakukan perbuatan baik, ia akan mendapatkan pahala (dalam perbuatan itu)dan pahala orang yang menirunya tidak di kurangi pahalanya sedikitpun. Dan barang siapa yang melakukan perbuatan yang jelek, ia akan menanggung dosa dan orang-orang yang menirunya dengan tidak di kurangi dosanya sedikitpun”. (H.R.Imam Muslim)
" permudahlah dan jangan mempersulit, gembirakanlah dan janganlah menakut-nakuti” (Mutafaq’laih)
Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi kemenanganmu, dan agar tentram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah
Karya ini Kupersembahkan Untuk Kedua Orang Tuaku, Keluarga Besarku, Sahabat-Sahabatku, Agamaku, Almamater dan Negaraku.
iv
KATA PENGANTAR
Patutlah kiranya sebagai makhluk Allah SWT, penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat-Nya, karena atas limpahan rahmat dan petunjuk yang diberikan sehingga sikripsi ini yang berjudul “Profil Guru Kimia SMA/Sederajat SeKabupaten Konawe Kepulauan” dapat terselesaikan. Penulis juga menyadari adanya rintangan dan hambatan yang dihadapi selama penyusunan proposal hingga penyusunan sikripsi dapat terselesaikan. Namun, semua dapat teratasi berkat nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, penulis juga senantiasa mendapat bantuan dan petunjuk-petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa hormat dan mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Rustam Musta, S.Pd., M.Sc selaku Pembimbing I dan Bapak Esnawi, S.Pd., M.Pd selaku Pembimbing II yang dengan tekun dan penuh kesabaran memberikan petunjuk dan membantu penulis menyusun skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat-Nya kepada Bapak dan beserta keluarga tercinta. Amin.. Pada kesampatan ini pula secara khusus dan dengan hati yang tulus penulis menyampaikan terima kasih kepada Ayahanda H. ABD HAFID dan Ibunda HJ. ST NATRIAH tercinta Serta Istri ASRIANI dan Anak AHMAD RIZAL RUNA tercinta yang senantiasa mendoakan dan memotivasi kepada penulis.
vii
Ucapan terima kasih yang sama penulis sampaikan kepada yang terhormat: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S., selaku Rektor Universitas Halu Oleo 2. Bapak Prof. Dr. La Iru, SH., M.Si., selaku Dekan FKIP UHO Kendari. 3. Bapak Esnawi, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia. 4. Bapak Rustam Musta, S.Pd., M.Sc, selaku Penasehat Akademik. 5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Kimia. 6. Bapak Drs. Gamsir, selaku Kepala SMK Negeri 1 Wawonii, Bapak H. Muh Usman, A.Md, selaku Kepala SMK 1 Kesehatan Wawonii, Bapak Sahabu, S.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 1 Wawonii Tenggara, Ibu Rosidah Asnal, S.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 1 Wawonii Utara, Ibu Abidan, S.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Wawonii Timur, Ibu Nur Adenin Lambaye, S.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Wawonii Tengah , Bapak Drs. Sarmindo selaku Kepala SMA Negeri 1 Wawonii Barat, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian pada sekolah yang beliau pimpin. 7. Ibu Mina, S.Pd, selaku Guru Kimia SMK Negeri 1 Wawonii Barat, Ibu Jasnia Asnal, S.Si, selaku Guru Kimia SMK 1 Kesehatan Wawonii, Bapak Lanono, S.Pd, selaku Guru Kimia SMA Negeri 1 Wawonii Tenggara, Ibu Eci Endriyana, S.Pd dan Bapak Arsad, S.Pd selaku Guru Kimia SMA Negeri 1 Wawonii Utara, Ibu Iche Pujiastuti, S.Pd dan Bapak Suwardi, S.Si, selaku Guru Kimia SMA Negeri 1 Wawonii Timur, Bapak Nasrullah Hakim, S.Pd, selaku Guru Kimia SMA Negeri 1 Wawonii Barat, Ibu Risnayanti, S.Pd, selaku Guru Kimia SMA
viii
Negeri 1 Wawonii Barat yang telah membimbing dan membantu dalam pelaksanaan penelitian di sekolah yang bersangkutan. 8. Seluruh staf pengajar dan siswa SMA Negeri 1 Wawonii Barat, SMA Negeri 1 Wawonii Tengah, SMA Negeri 1 Wawonii Tenggara, SMA Negeri 1 Wawonii Timur, MA Wawonii Timur Laut, SMA Negeri 1 Wawonii Utara, SMK Negeri 1 Wawonii Barat, SMK 1 Kesehatan, yang saya sangat banggakan yang telah membantu penulis untuk berpartisipasi aktif selama pelaksanaan penelitian. 9. Bapak Jamhur Umirlan, S.Pd., M.Pd, Bapak Kopda Ajoruddin Ladupu, Mas Jefri, Fahmiati Tahir, Ula Runa, Jawahir, Sultan Tahir, Aksan, Jumran dan orang tua serta keluarga di Konawe Kepulauan khususnya Desa Waworope, yang saya sangat banggakan yang telah membantu penulis untuk berpartisipasi aktif selama pelaksanaan penelitian. 10. Sahabat-sahabat dan Saudara-saudariku di asrama Arafif, Ade, Alif, Bita, Linda, Ical, Dedi, Alan, Dedi, Upe, Dani, Cili, Angga, Ipang, Sawal, Risal, Segi, Nining, Anti, Uun,
Lina, Eka maupun abang-abang saya di luar maupun di
dalam kampus UHO terima kasih atas bantuan dan motivasi selama ini. 11. Sahabat-sahabat di HIP GARDA’W
Askar, Wawancoy, Mulfi, Pendi, Iman
Romy, Heril, Dedi, Jan, Yus, Pance, Bobi, Ipul, Didin, Rikal, Barna, Alpen, Milka, Jojo, Ego, Egi, Mustaman, Yasir, Piter, Pian, Irwan, serta teman-teman mahasiswa Konkep, terima kasih atas bantuan dan motivasi selama ini. 12. Teman-temanku mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia Angkatan 2011 (KATALIS 011) Ramdan, Najib, Ibnu, Arman, Kayum, Adi, Ardan, Tisan, Ali ix
Faisal, Amirul, Ardi, Kamal, Kahar, Herman, Sadam, Liston, Jali, Atun, Irma, Rina, Sovi, Nili, Arni, Ita, Nova, Trisna, Ayu, Dian, Herni, Juli, Ima, Nita, Sri Ningsih, Peni, Daya, Noni, Jumi, Iwan, Ariani, Anisa, Ida, Har, Iin, Narti, Guti, dan Resti, serta seluruh kawan-kawanku Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang selalu memberikan semangat, bantuan dan dorongan kepada penulis setiap saat dalam penyelesaian studi. Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya semoga Allah SWT berkenan memberi balasan yang setimpal, Amiin.
Kendari,
Penulis
x
April 2016
ABSTRAK
MUAMAR LEWA (A1C4 11 083), Profil Guru Kimia SMA/Sederajat SeKabupaten Konawe Kepulauan (dibimbing oleh Rustam Musta, S.Pd., M.Sc dan Esnawi, S.Pd., M.Pd). Telah dilakukan penelitian Profil Guru Kimia SMA/Sederajat Se-Kabupaten Konawe Kepulauan, Tujuan Penelitian ini adalah: 1) Untuk Mengetahui Gambaran Tingkat Pendidika dan Relevansi Mata Pelajaran yang Diajarkan Guru Kimia di SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan; 2) Untuk Mengetahui Status Guru Kimia di SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan; 3) Untuk Mengetahui Pengalaman Mengajar Guru Kimia di SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan; 4) Untuk Mengetahui Rasio Guru Kimia dan Siswa di SMA/Sederajat seKabupaten Konawe Kepulauan; 5) Untuk Mengetahui Sebaran Guru kimia di SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan; 6) Untuk Mengetahui Gambaran Kualitas Mengajar Guru Kimia di SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan;. Subyek pada penelitian ini adalah semua guru mata pelajaran kimia pada delapan (8) SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan: 1) Gambaran tingkat pendidikan dan relavansi mata pelajaran yang diajarkan oleh guru kimia terdapat 7 orang guru S1 pendidikan kimia, 1 orang guru S1 pendidikan fisika dan 2 orang guru S1 IPA. 2) Status guru kimia terdapat 2 guru tetap dan 8 oranng guru lainnya honorer. 3) Pengalaman mengajar guru kimia, masih terdapat beberapa orang guru yang pengalaman mengajarnya 1-2 tahun. 4) Rasio guru kimia dan siswa, sesuai dengan angkaangka hasil penelitian bahwa perbandingan guru dan siswa yang dilayani masih belum efektif. 5) Sebaran guru kimia belum menunjukan hasil yanng merata. 6) Gambaran kualitas mengajar guru kimia masih ada beberapa orang guru yang sudah memberikan kontribusi baik dalam perencanaan pembelajaran dan saat proses pembelajaran.
Kata Kunci : Gambaran dan Guru Kimia.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. iv HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI................................. vi KATA PENGANTAR.................................................................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... xi DAFTAR ISI................................................................................................... xii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN ABSTRAK A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Batasan masalah .............................................................................. 3 C. Rumusan Masalah............................................................................ 4 D. Tujuan Penelitian............................................................................. 4 E. Mamfaat Penelitian .......................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Guru............................................................................... 6 B. Tugas Guru di Sekolah .................................................................... 9 C. Peranan Guru di Sekolah ................................................................. 10 D. Profesi Guru .................................................................................... 13 E. Profil Guru ....................................................................................... 22 F. Tanggung Jawab Guru ..................................................................... 24 G. Kualitas Mengajar Guru .................................................................. 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 41 B. Subjek Penelitian ............................................................................ 41 C. Instrumen Penelitian ....................................................................... 41
xii
D. Teknik Penguumpulan Data ............................................................ 41 E. Teknik Penyajian Data..................................................................... 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Singkat Lokasi Penelitian ................................................... 43 B. Deskriptif Hasil Penelitian............................................................... 44 1. Jumlah Sekolah............................................................................ 44 2. Status Guru .................................................................................. 45 3. Identitas Guru Kimia ................................................................... 46 4. Pengalaman Mengajar Guru ........................................................ 47 5. Penghasilan Guru......................................................................... 48 6. Rasio Guru dan Siswa, Sebaran guru dan Beban Mengajar Guru Kimia ................................................................. 48 7. APKG I dan APKG II.................................................................. 49 C. Pembahasan ..................................................................................... 52 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...................................................................................... 63 B.Saran ................................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 65 LAMPIRAN.................................................................................................... 68
xiii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.2.1. Data Jumlah Sekolah tiap Kecamatan yang berada di Kabupaten Konawe Kepulauan......................................................................... Tabel 4.2.2. Data Tingkat Pendidikan, Relevansi mata Pelajaran dan Status Guru ..................................................................................... Tabel 4.2.3. Identitas Guru Kimia SMA/Sederajat se Kabupaten Konawe Kepulauan....................................................................................... Tabel 4.2.4. Lama mengajar guru Kimia SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan......................................................................... Tabel 4.2.5. Data Penghasilan Guru Kimia Perbulan ..................................... Tabel 4.2.6. Data Rasio Guru dan Siswa, Sebaran Guru dan Beban Mengajar Guru Kimia ...................................................................................... Tabel 4.2.7. Data Deskripsi Kemampuan Guru Membuat Perencanaan Pembelajaran ..................................................................................... Tabel 4.2.8. Data Deskripsi Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran ..
xiv
45 46 47 47 48 49 50 52
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Peta Kabupaten Konawe Kepulauan ........................................... Lampiran 2 Data Keterlaksanaan Berdasarkan Kriteria Penilian Guru Dengan Alat Ukur Perencanaan. ................................................. Lampiran 3 Data Keterlaksanaan Berdasarkan Kriteria Penilian Guru Dengan Alat Ukur Pembelajaran................................................. Lampiran 4 Identitas guru kimia SMA/Sederajat se Kabupaten Konawe Kepulauan. ................................................................................. Lampiran 5 Instrumen Penelitian. ................................................................... Lampiran 6 Lembar Penilaian APKG I dan APKG II. ................................... Lampiran 7 Hasil Penilaian APKG I dan APKG II. ....................................... Lampiran 8 Lampiran 8. Indikator APKG I dan APKG II ............................ Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian...............................................................
xv
68 69 73 77 80 82 88 92 127
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Upaya peningkatan mutu pendidikan tidak lepas dari peranan guru di sekolah. Oleh karena itu, dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar atau merupaka ujung tombak pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah. Sebab guru secara langsung mengajar, mendidik dan membina untuk mengembangkan kemampuan siswa. Namun dengan demikian guru sebagai tenaga pendidik, pengajar dan pembimbing dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini tidak terlepas dari pada guru, sistem pendidikan yang berlaku, tingkat pengetahuan, sarana dan prasarana yang ada status dan tingkat kesejahteraan. Dengan beragamnya tingkat karasteristik pribadi dan faktor-faktor pendukung lainnya tentulah ini pula yang akan mempengaruhi keberhasilan peserta didik. Guru memegang peranan penting untuk mewujudkan siswa-siswa berkualitas, salah satu indikator atau ukuran kualitas guru adalah kualitas hasil belajar yang diperoleh siswanya. Jika siswanya yanng diajarkan memperoleh hasil belajar yang baik, makka guru yang mengajar siswa tersebut dapat dikatakan telah berhasil mengajar dengan baik. Sebaliknya, jika siswa memperoleh hasil belajaar yang rendah atau menunjukan kegagalan dalam belajar misalnya tidak naik kelas,
2
tidak lulus ujian, atau mendapat nilai merah rapor, maka hal ini juga menunjukan guru tersebut belum berhasil baik, dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah. Menurut Taaha (2000), bahwa peningkatan kualitas pendidikan harus melalui peningkatan kualitas proses belajar mengajar. Kualitas proses belajar di tentukan oleh beberapa faktor yaitu: (1) faktor yang diajarkan yang tercantum dalam kurikulum; (2) faktor kemampuan kemampuan guru dalam penguasaan materi termasud dalam penyajian meteeri; (3) faktor dedikasi dan komitmen guru; (4) faktor kesiapan siswa untuk mengajar; (5) faktor motivasi dan usaha keras siswa dalam mengajar; (6) faktor sarana dan prasarana, sumber belajar, media pendidikan dan faisilitas lainnya; (7) faktor lingkungan. Besarnya tanggung jawab guru dan tuntutan untuk terus menerus berupaya untuk meningkatkan preastasi belajar siswa, menghadaapi segala kompleksitas permasalahan yang dihadapinya, namun hal ini tidak diikuti dengan perubahan status yang sesuai dengan kemampuannya terutama guru, pengajaran ilmu kimia dilakukan oleh guru yang bukan dari spesialisasi guru non kimia, perbandingan guru dan siswa dalam sekolah sangat tinggi, distribusi guru kimia yang kurang merata antara sekolah di kota dan desa, adanya guru yang mempunyai pekerjaan rangkap sebagai imbas minimnya tingkat pendapatan khususnya untuk guru honor/bantu, pengalaman mengajar yang masih kurang, jumlah jam mengajar yang tinggi dan minimnya keikutsertaanya dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
3
Gambaran guru yang demikian tidak menutup kemungkinan terjadi di semua daerah, tidak terkecuali di Kabupaten Konawe Kepulauan. Berdasarkan observasi yang dilakukan dibeberapa SMA di Kabupaten Konawe Kepulauan, diperoleh guru mengajarkan pelajaran yang tidak sesuai bidang keahliannya terutama pelajaran kimia, beban mengajar guru tidak profesional antara guru dengan rombongan belajar siswa, sehingga secara tidak langsung memberi dampak negatif pada siswa salah satunya tidak efektifnya pemberian materi pelajaran oleh guru. Dengan demikian perlu diadakan penelitian mengenai profil guru terutama guru kimia di Kabupaten Konawe Kepulauan. sehingga penulis melakukan penelitian yang berjudul “Profil Guru Kimia SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan”. B. Batasan Masalah Profil guru kimia SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan hanya dibatasi pada: 1. Tingkat pendidikan dan Relevansi Mata Pelajaran yang diajarkan; 2. Status Guru Kimia; 3. Pengalaman Mengajar Guru; 4. Rasio Guru dan Siswa; 5. Sebaran Guru Kimia; 6. Kualitas mengajar guru;
4
C. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang dan Batasan Masalah maka, Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana gambaran tingkat Pendidikan dan relevansi mata pelajaran yang diajarkan Guru Kimia di SMA/sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan? 2. Bagaimana Status Guru Kimia di SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan? 3. Bagaiamana Pengalaman Mengajar Guru Kimia di SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan? 4. Bagaimana Rasio Guru Kimia dan Siswa di SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan? 5. Bagaimana Sebaran Guru Kimia di SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan? 6. Bagaimana Gambaran Kualitas Mengajar Guru Kimia di SMA/Sederajat seKabupten Konawe Kepulauan? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk Mengetahui Gambaran Tingkat Pendidikan dan Relevansi Mata Pelajaran yang Diajarkan Guru Kimia di SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan; 2. Untuk Mengetahui Status Guru Kimia di SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan; 3. Untuk Mengetahui Pengalaman Mengajar Guru Kimia di SMA/Sederajat seKabupaten Konawe Kepulauan;
5
4. Untuk Mengetahui Rasio Guru Kimia dan Siswa di SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan; 5. Untuk Mengetahui Sebaran Guru kimia di SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan; 6. Untuk Mengetahui Gambaran Kualitas Mengajar Guru Kimia di SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan; E. Manfaat Peneltian
1. Sebagai Bahan Masukkan Pada Pemerintah dan Dinas Terkait Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Belajar Khususnya Untuk Pelajaran Kimia; 2. Bahan Pertimbangan Bagi Guru yang Mengajarkan Mata Pelajaran Kimia Dalam Meningkatkan dan Mengembangkan Kemampuannya Sebagai Tenaga Pengajar dan Pendidik; 3. Sebagai Bahan Pertimbangan Bagi Para Pengajar Khususnya Guru Kimia SMA/Sederajat Se-Kabupaten Konawe Kepulauan;
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Guru Pengertian guru menurut Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang tercantum dalam Bab. 1 Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 sebagai berikut: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pendapat lain di kemukakan oleh Sardiman (2011), guru adalah tenaga profesional di bidang kependidikan yang memiliki tugas mengajar, mendidik dan membimbing anak didik agar menjadi manusia yang berpribadi (Pancasila). Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus, Usman (1992). Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh seseorang tanpa memiliki keahlian sebagai guru. Untuk menjadi seorang guru, diperlukan syarat-syarat khusus, apa lagi seorang guru yang profesional yang harus menguasai berbagai
seluk beluk pendidikan dan mengajar
dengan
ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dikembangkan melalui masa
pendidikan tertentu. Menurut Sukardja (2003), pada dasarnya ada tiga hal pokok yang harus dimiliki seorang guru. Ketiga hal tersebut adalah :
7
1. Kepribadian yang mantap; 2. Wawasan yang luas; dan 3. Kemampuan profesional yang memadai; Guru kelas merupakan jabatan guru selain mengajar dimana tugas tersebut untuk membantu kepala sekolah untuk mencapai tujuan sekolah tersebut. Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, mengenai ketentuan umum butir 6, pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya,
serta
berpartisipasi
dalam
menyelenggarakan
pendidikan. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa guru adalah pendidik. Lalu, siapakah guru? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), yang dimaksud dengan guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Pengertian guru menurut KBBI di atas, masih sangat umum dan belum bisa menggambarkan sosok guru yang sebenarnya, sehingga untuk memperjelas gambaran tentang seorang guru diperlukan definisi-definisi lain. Suparlan dalam bukunya yang berjudul Menjadi Guru Efektif, mengungkapkan hal
yang berbeda tentang pengertian
guru. Menurut
Suparlan (2008), guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya. Namun,
8
Suparlan (2008) juga menambahkan bahwa secara legal formal, guru adalah seseorang yang memperoleh surat keputusan (SK), baik dari pemerintah maupun pihak swasta untuk mengajar. Dalam pengertian guru menurut Suparlan, Imran juga menambahkan rincian pengertian guru dalam desertasinya. Menurut Imran (2010), guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah. Menurut Sugarda (dalam Hadi Supeno 1999), guru dalam masyarakat Jawa diartikan sebagai seorang yang memberi atau melaksanakan tugas pendidikan, tugas untuk mendidik. Menurut Hart (dalam Samana 1994), ciri atau sifat guru yang disenangi siswanya yaitu : 1. Guru senang membantu siswa dalam pekerjaan sekolah dan mampu menjelaskan isi pelajarannya seara mendalam dengan menggunakan bahasa yang efektif, yang disertai contoh-contoh yang kongkret. 2. Guru berpering-riang, berperasaan humor dan rela menerima lelucon atas dirinya. 3. Bersifat bersahabat, merasa seorang anggota dari kelompok kelas atau sekolahnya.
9
4. Penuh perhatian kepada perorangan siswanya, berusaha memahami keadaan siswanya dan menghargainya. 5. Bersikap korektif dalam tindak keguruannya dan mampu membangkitkan semangat serta keiletan bbelajar siswanya. 6. Bertindak tegas, sanggup, mengusai kelas dan dapat membbangkitkan rasa hormat dari siswa kepada gurunya. 7. Guru tidak pilih kasih dalam pergaulan dengan siswanya dalam tindak keguruannya. 8. Guru tidak senang mencela, menghina siwa dann bertindak sarkastis. 9. Siswa merasa dan mengakui belajar sesuatu yang bermakna dari gurunya. 10. Secara keseluruhan, guru hendaknya berkepribadian yang menyenangkan siswa dan pantas menjadi panutan para siswa. Pengertian-pengertian mengenai guru di atas sangat mungkin untuk dapat dirangkum. Jadi, guru adalah seseorang yang telah memperoleh surat keputusan (SK) baik dari pihak swasta atau pemerintah untuk menggeluti profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya untuk mengajar dan mendidik siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah, yang tujuan utamanya untuk mencerdaskan bangsa dalam semua aspek. B. Tugas Guru di Sekolah Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas. Apa bila dikelompokan, maka terdapat tiga jenis tugas yaitu: (1) tugas
10
dalam bidang profesi; (2) tugas dalam bidang kemanusiaan; dan (3) tugas dalam bidang kemmasyarakatan. Guru merupakan jabatan/profesi yang membutuhkan keahlian khusus. Profesi ini tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan atau pekerjaan sebagai guru. Oleh karna itu guru mempunyai tugas dan peranan yang penting dalam proses belajar mengajar. Tugas pokok seorang guru sebagai profesi meliputi mendidik mengajar dan melatih. Mendidik memiliki tujuan meneruskan dan mengembangkan nilainilai atau norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Mengajar memiliki tujuan meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada siswa, sedangkan melatih bertujuan mengembangkan keterampilan yang dimiliki seorang siswa. selain itu mengajar adalah perbuatan komplit yang merupakan pengintegrasian secara untuh berbagai komponen kemampuan. Komponenn kemampuan tersebut berupa pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru yang bersifat umum dan abadi ataupun suatu pembawaan yang dipengaruhi oleh pembelajaran dan pengalaman. Sedangkan keterampilan adalah suatu derajat kemantapan (kesiapan) yang dimiliki oleh seorang guru untuk dapat melakukan teknik-teknik mengajar secara tepat guna dan efektif. C. Peranan Guru di Sekolah Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Peserta didik memerlukan peran seorang guru untuk membantunya dalam proses perkembangan diri dan pengoptimalan bakat dan kemampuan yang
11
dimiliki peserta didik. Tanpa adanya seorang guru, mustahil seorang peserta didik dapat mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Hal ini berdasar pada pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang selalu memerlukan bantuan orang lain untuk mencukupi semua kebutuhannya. Mulyasa (2007), mengidentifikasikan sedikitnya sembilan belas peran guru dalam pembelajaran. Kesembilan belas peran guru dalam pembelajaran yaitu, guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu (innovator), model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas,
pembangkit
pandangan,
pekerja
rutin,
pemindah
kemah,
pembawa cerita, aktor, emansivator, evaluator, pengawet, dan sebagai kulminator. Peranan guru menurut Wrightman (dalam Usman 1995), adalah situasi tertentu serta hubungannya dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya. Dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena hasil siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan guru dan kompetensi guru. Guru yang memiliki kompetensi yang memadai akan lebih mampu menciptakan lingkungan mengajar yang efektif sehingga hasil belajar siswa dapat lebih optimal. Menurut Usman (1995), adapun peranan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah antara lain : 1. Guru Sebagai Demonstrator
12
Guru hendaknya menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkannnya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menenntukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa . 2. Guru Sebagai Penngelolah Kelas Guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi pengawasan terhadap lingkungan bbelajar itu turut menntukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan yang baik. Lingkungan yang baik ialah yang bersifat menantang dan meransang siswa unntuk memberikan belajar rasa aman dalam kepuasan pencapaian tujuan. 3. Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pemdidikan karena media pendidikan merupakan alat koomunikasi untuk lebih mengetifkan untuuk proses belajar-mengajar. Sebagaii mediator, gurupun menjadi prantara dalam hubungan antara manusia. Untuk itu guru harus trampil mempergunakan pengetahuan tenteng bagaimana orrang berinteraksi dan berkomunikasi. Sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar.
13
4. Guru Sebagai Evaluator Guru hendaknya menjadi seorang
evaluator baik untuk mengetahui
apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. D. Profesi Guru
Salah satu ciri sebagai profesi, Guru harus memiliki kompetensi yang dituntut oleh disiplin ilmu pendidikan dan harus dikuasainya. Kompetensi merupakan kebulatan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja. Definisi kompetensi dikutip dari beberapa pakar ilmu pendidikan sebagai berikut: 1. Menurut Permadi dan Arifin (2010), menyebutkan: Kompetensi adalah kemampuan Guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi
pemahaman peserta didik, perencanaan
dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan bebagai potensi yang dimilikinya. 2. Khoiri (2010), mendefinisikan kompetensi adalah suatu gambaran yang utuh tentang potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan dan diwujudkan melalui tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu.
14
3. Saudagar (2009), mendefinisikan kompetensi adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki Guru untuk mencapai tingkatan Guru profesional. 4. Broke dan Stone (dalam Mulyasa 2007), mendefinisikan kompetensi adalah descriptive of qualitative nature of teacher behavior appears to be entirely
meaningful artinya
kompetensi. Guru
merupakan
gambaran
kaulitatif tentang hakikat perilaku Guru yang penuh arti. Soandi dan Suherman (2010), mendefinisikan kompetensi adalah seluruh kemampuan Guru yang dipersyaratkan guna melaksanakan profesinya agar mencapai hasil yang memuaskan. Berdasarkan definsi kompetensi dari berbagai pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah seluruh kemampuan Guru (baik pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati) yang diwajibkan dalam mengelola pembelajaran baik bagi peserta didik untuk menciptakan mutu peserta didik yang menguasai ilmu pengetahuan dan berkhlak mulia sehingga dapat diharapkan bagi pencapaian pembangunan nasional. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta
didik.
Karakteristik
tugas
kepribadian
utamanya adalah
Guru sebagai
mengajar,
sangat
tenaga
berpengaruh
pendidik
yang
terhadap keberhasilan
pembangunan sumber daya manusia. Sehingga dapat dikatakan kepribadian
15
Guru yang baik menentukan
kepribadian peserta didik
yang
baik
pula
demikian sebaliknya. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi semacam ini meliputi pengetahuan, sikap, keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis. Kompetensi profesional
merupakan
kompetensi dasar yang wajib dimiliki oleh Guru yang profesional. Kompetensi sosial adalah kemampuan Guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama Guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial ini berkaitan erat dengan kemampuan Guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat Guru tinggal sehingga peranan dan cara Guru berkomunikasi di masyarakat berbeda dengan orang yang bukan Guru.
Kompetensi
sosial
meliputi:
terampil berkomunikasi
dengan peserta didik dan orang tuanya, bersikap simpatik, bekerja sama dengan pihak sekolah, pandai bergaul dengan kawan sekerja dalam mitra pendidikan, dan mempu memahami dunia sekitarnya. Guru
dibutuhkan
untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional
melalui menjadikannya sebagai profesi. Tentu hal itu harus mempersyaratkan adanya kompetensi Guru sebagaimana dijelaskan empat macam kompetensi di atas. Keempat macam kompetensi itu dapat dipisah-pisahkan satu sama lain, namun dalam praktiknya sesungguhnya keempat jenis kompetensi tersebut
16
tidak mungkin dapat dipisahkan akan tetapi telah menyatu dalam peran Guru. Guru
dalam
mengembang kompetensinya sekaligus
tanggung jawabmoral yakni
setiap
Guru
mengemban
berkewajiban menghayati dan
mengamalkan Pancasila dan bertanggung jawab mewariskan moral Pancasila itu serta nilai-nilai dalam UUD 1945 kepada generasi muda yakni siswasiswi atau peserta didik yang akan tumbuh menjadi penerus pembangunan bangsa Indonesia. Demikian sangat penting kompetensi Guru ini, menurut Hamalik (2004), kompetensi Guru penting sebagai: 1. Alat seleksi penerimaan Guru; 2. Acuan dalam rangka pembinaan Guru; 3. Acuan dalam rangka penyusunan kurikulum; 4. Acuan terhadap hasil belajar siswa atau peserta didik; 5. Kriteria professional; Kompetensi
itu
dipandang sangat
penting sebagai
bagian
atau
komponen dari pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari eksistensi Guru dalam melaksanakan profesinya sebab profesi Guru bukan urusan mudah bahkan untuk menjadi Guru (sekolah formal) membutuhkan kerja keras melalui studi pada universitas tertentu memerlukan waktu yang lama, biaya, dan kerja keras, jadi tidak mudah dan tidak sembarangan orang dapat berperan sebagai Guru melainkan harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai pendukung dan penunjang dalam pelaksanaan profesi. Guru yang tidak
17
memiliki kompetensi dimaksud, mustahil akan terwujud pelaksanaan kegiatan proses pendidikan di sekolah-sekolah. Kompetensi tersebut menjadi modal dasar Guru dalam membina dan menididik peserta didik sehingga tercapai mutu pendidikan yang diharapkan bersama sebagaimana diamanahkan dalam UU Sisdiknas, UUGD, PP No.19 Tahun 2005 tentang Stándar Nasional Pendidikan, dan peraturan perundang-undangan lainnya terkait dengan pendidikan nasional. Perwujudan
kompetensi
tersebut
merupakan
tanggung
jawab
pendidikan, terutama mempersiapkan anak didik menjadi subjek yang cerdas dan kreatif dalam rangka pencapaian hasil belajar secara maksimal. Salah satu indikator tercapainya tujuan pembelajaran dapat diketahui dengan melihat
tinggi
rendahnya hasil
belajar
yang diperoleh siswa. Purwanto
menyatakan bahwa, Hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat dari belajar. Perubahan perilaku itu disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan secara kognitif, afektif dan psikomotorik. (Purwanto, 2009) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa yaitu faktor internal seperti kecerdasan anak, kesiapan belajar anak dan kemampuan belajar anak. Faktor eksternal seperti keluarga, guru dan lingkungan. Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam pendidikan
18
formal, bagi siswa guru adalah sosok manusia yang paling banyak mengetahui dan yang paling benar dalam setiap bertindak, guru sering dijadikan tokoh teladan bahkan sering dijadikan tokoh identifikasi dirinya. Guru yang berkompetensi adalah guru yang mampu memahami seluk beluk pendidikan dan pengajaran yakni seluruh komponen yang berkaitan dengan masalah pembelajaran diantaranya adalah penguasaan materi ajar, pengelolaan, program belajar mengajar dan mampu mengolah kelas. Sudarwan Danim menyatakan bahwa, Kompetensi pedagogik guru meliputi memahami peserta
didik
secara
mendalam, merancang
pembelajaran
termasuk
memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pendidikan, melaksanakan pembelajaran, merancang dan melaksanakan
evaluasi
pembela-jaran,
dan
mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya. (Danim 2011). Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan memperoleh hasil belajar siswa yang memuaskan
diperlukan guru yang berkualitas dan berkompetensi,
namun masalah guru
dilihat dari segi kualitas biasanya disebabkan oleh adanya rasa kurang pengabdian seorang guru terhadap tugasnya, mungkin tidak adanya niat untuk menjadi guru sehingga terpaksa dari pada tidak bekerja. Disamping itu juga guru
kurang
memperhatian
kualitas
kerja
guru,
guru hanya sekedar
melakukan kewajiban sebagai guru yang hanya mengajar di kelas pada jam
19
pelajaran saja tanpa mampu membimbing dan mendidik dengan serius anak didiknya. Menurut Rimang (2011), Kompetesi adalah kemampuan seorang guru dalam mentransfer ilmu yang dimiliki guru kepada anak didiknya. Danim (2011). Guru yang berkopetensi adalah guru yanng mampu memahami seluk beluk dan mengajar yakni seluruh komponen yang berkaitan dengan masalah pembelajaran di antaranya adalah penguasaan materi ajar, pengolahan, program belajar mengajar dan mampu mengolah kelas. Kompetensi pedagigok guru meliputi memahami peserta didik secara mendalam, merancang pembelajaran termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pendidikan, melaksanakan
pembelajaran
dan
mengembangkan
peserta
didik
untuk
mengakutalisasikan berbagai profesinya. Pendapat lain dikemukakan Sadulloh (2011), menyatakan bahwa “pedagogik merupakan teori dan kajian yang secara eliti, kritis dan objektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakikat manusia, hakikat anak, tujuan pendidikan serta hakikat proses pendidikan.” Berdasarkan kutipan tersebut di atas, penulis menyatakan bahwa kompetensi pedagogik meliputi penguasaan peserta didik, menguasai tiori-teori belajar, mengembangkan memanfaatkan
kurikulum, teknologi
melaksanakan informasi
dan
proses
belajar
komunikasi,
mengajar,
memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik, berkomunikasi secara efektif, menilai dan mengevaluasi hasil belajar.
20
Kemudian dalam buku yang ditulis oleh Yamin, secara konseptual, unjuk kerja guru menurut Departemen Pendidikan dan kebudayaan dan Johnson mencangkup tiga aspek, yaitu: (a) kemampuan profesional, (b) kemampuan sosial, dan (c) kemampuan personal (pribadi). Kemudian ketiga aspek ini dijabarkan menjadi: a. Kemampuan profesional mencangkup: 1) Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkan
2) Penguasaan dan penghayatan atas landasan wawasan kependidikan dan keguruan 3) Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa. b. Kemampuan sosial menangkup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntuntan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawa tugasnya sebagai guru. c. Kemampuan personal (pribadi) mencangkup: 1) Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya. 2) Pemahaman, peghayatan, dan penampilan nilai-nilai seyogyanya dianut oleh seorang guru. 3) Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya.
21
Kata profesi idientik dengan kata keahlian. Yamin (2007) mengartikan seseorang yang melakukan tugas profesi juga sebagai seorang ahli (expert). Pada sis lain, profesi mempunyai pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan
keahlian,
kemampuan,
teknik,
dan
prosedur
berdasarkan
intelektualitas. Sardiman (2009), berpendapat secara umum profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut dalam science
dan
teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam kegiatan yang bermanfaat. Pengertian profesi menurut Sardiman ini dikuatkan dengan
pengertian
profesi
menurut
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia (KBBI). Menurut KBBI (2005), kata profesi berarti bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Dari beberapa pengertian mengenai istilah profesi menurut Yamin, Sardiman, dan KBBI, dapat disimpulkan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan keterampilan khusus untuk melakukannya. Karena dua kata kunci dalam istilah profesi adalah pekerjaan dan keterampilan khusus, maka guru merupakan suatu profesi. Hal ini dikuatkan dengan pendapat Uno. Menurut Uno (2008), guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan.
22
E. Profil Guru Menurut Djojonegoro (1996), bahwa kemampuan melakukan tugas mengajar dan mendidik yang diperoleh melalui keikutsertaan dalam kegiatan organisasi semiar kimia, penataran /lokakarya
yang perna diikuti serta
penghargaan (prestasi akademik). Masalah yang timbul dalam pembelajaran bersifat kompleks diantaranya mengikuti seminar ilmiah, penataran/lokakarya, kegiatan organisasi dan sebagainya. LPTK pernah menegaskan mengenai kualifikasi kompetensi yaitu kemampuan melakukan tugas mengajar dan mendidik yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan. Pada umumnya dibedakan atas profil kompetensi mengacu pada berbagai aspek kompetensi yang dimiliki seorang tenaga profesional pendidikan dan spektrum kompetensi mengacu pada variasi kuantitatif dan kualitatif perangkat kompetensi yang dimiliki seorang guru (Sudjatmiko dan Nurlaili, 2003). Menurut Chandber (dalam Sahertian 1994), bahwa guru sebagai tenaga pendidik merupakan suatu profesi, karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Mengutamakan layanan sosial, lebih dari kepentingan pribadi; 2. Mempunyai status yang tinggi; 3. Memiliki pengetahuan yang khusus (dalam hal mengajar dan mendidik); 4. Memilikki kegiatan intelektual; dan 5. Memiliki kode etik profesi yang ditentukan oleh organisasi profesi;
23
Guru sebagai tenaga pendidik memiliki profil-profil yang dapat ditinjau dari konteks histori dan budaya 1. Profil Guru Dalam Konteks Histori Secara histori jabatan guru mengandung arti pelayanan yang luhur. Hal ini terbukti jika kita membaca sejara pendidikan, baik di barat maupun di timur. Para perguruan kuno bangsa yunani, anak-anak kaum bangsawan diantar oleh pelayan ke sekolah disebut padagogos (paes: anak, gogos: bujang). Jadi seorang guru adalah seorang pelayan anak, pelayan yang terhormat yang memanusiakan manusia (Sahertian, 1993). Di abad pertengahan yang menjadi guru adalah orang-orang
yang
berperan di bidang keagamaan. Artinya orang penting yang mempunyai pengaruh pada zamannya yang memegang kunci keselamatan rohani dalam masyarakat (Hamalik, 2003). Sesudah masa renaisans ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Peran guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah relatif tinggi, akan tetapi buku-buku dan alat pelajaran yang modern bertambah banyak sehingga penghormatan terhadap guru seolah-olah telah di alihkan media belajar sebagai sumber pengetahuan dan guru hanya dipandang sebagai “penjual ilmu” (Dimyati dan Mudjiono, 1994). 2. Profil Guru Dalam Konteks Budaya Menurut sahertian (1994), ditinjau dari segi kebudayaan, profil guru dapat dibedakan atas : a. Guru di desa
24
Guru didesa dipandang sebagai seorang yang punya keahlian atau lebih banyak tahu. Semua tugas dan beban kependidikan yang menyangkut kehidupan masyarakat, guru yang tampil sebagai pemeran utama. Terlalu banyak harapan yang digunakan pada guru, akibatnya sedikit saja kesalahan yang dibuat maka ia menjadi kambing hitam. b. Guru di kota Di kota, guru itu sibuk bukan sekedar pengabdian masyarakat tetapi ia sibuk mempertahankan status dan tingkat kehidupan ekonominya yang lebih tinggi dari di desa dengan berusaha menambah pendapatannya. Akibatnya kegairahan atau dorongan mengajar dan tanggung jawabnya nampak mengalami gangguan psikologi seperti sering terlambat dan suka bolos berbagai alasan. c. Guru di daerah industri Di daerah industry guru memperoleh gaji yang relatif cukup. Namun disisi lain menimbulkan masalah psikologi. Siswa sekolah di daerah industri berasal dari orang tua yang terpelajar dan terdidik sehinggga para siswa dipandang punyai pengetahuann yang lebih mantap dari guru. F. Tanggung Jawab Guru Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan
25
orang
lain,
sejak
lahir, bahkan pada saat meninggal. Ketika orang tua
mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal. Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena antara satu peserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Mungkin di antara kita masih ingat, ketika duduk di kelas I SD, gurulah yang pertama kali membantu memegang pensil untuk menulis, ia memegang satu demi satu tangan peserta didik dan membantunya untuk dapat memegang pensil dengan benar. Guru pula yang memberi dorongan agar peserta didik berani berbuat benar, dan membiasakan mereka untuk bertanggungjawab terhadap setiap perbuatannya. Guru juga bertindak bagai pembantu ketika ada peserta didik yang buang air kecil, atau muntah di kelas, bahkan ketika ada yang buang besar di celana. Gurulah yang menggendong peserta didik ketika ketika jatuh atau berkelahi dengan temannya, menjadi perawat dan lainlain yang sangat menuntut kesabaran, kreatifitas dan profesionalisme. Memahami uraian di atas, betapa besar jasa guru dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik. Mereka memiliki peran dan fungsi yang sangat penting membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterahkan, masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa. Guru juga harus berpacu dalam
26
pembelajaran, dengan kemudahan bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini guru harus kreatif, profesional dan menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai berikut: 1. Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didik 2. Teman, tempat mengaduh, dan mengutarakan perasaan bagi peserta didik. 3. Fasilitator yang selalu siap memberika kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai dengan minat, kemampuan danbakatnya. 4. Memberikan
sumbangan
pemikiran
kepada
orang
tua
untuk dapat
mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya. 5. Memupuk ras pecaya diri, berani dan bertanggungjawab. 6. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan (bersilaturahmi) dengan orang lain secara wajar. 7. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain, dan lingkungannya. 8. Mengembangkan kreatifitas. 9. Menjadi pembantu ketika diperlukan. 1. Guru Sebagai Pendidik Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki
27
standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri,
dan
disiplin.
Berkaitan
dengan tanggung jawab;
guru
harus
mengetahui serta memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggungjawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajarannya di sekolah, dan dalan kehiduapan masyarakat. Berkenaan dengan wibawa; guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spritual, emosional, moral, sosial dan intelektual dalam peribadinya, serta memiliki kelebihan
dalam pemahaman ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni sesuai dengan bidang yang dikembangkan. Guru juga harus mampu mengambil keputusan secara mandiri, terutama dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentrukan kompetensi, serta berytindak sesuai dengan kondisi peserta didik, dan lingkungan. Sedangkan disiplin dimaksudkan bahwa guru harus mematuhi berbagai peraturan dan berbagai tata tertib secara konsisten, atas kesadaran
profesional, karena mereka bertugas untuk mendisiplinkan para
peserta didik di sekolah. Oleh karena itu dalam menanamkan disiplin guru harus memulai dari dirinya sindiri, dalam berbagai tindakan dan perilakunya. 2. Guru Sebagai Pengajar Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
motivasi,
kematangan,
hubungan
peserta
didik
dengan guru,
kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru
28
dalam berkomunikasi. Sehubungan dengan itu, sebagai orang yang bertugas menjelaskan sesuatu, guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik, dan berusaha lebih terampil dalam memecahkan masalah. Untuk
itu terdapat
beberapa
hal
yang
perlu
dilakukan
guru
dalam
pembelajaran, sebagai berikut: (a) Membuat ilustrasi; (b) Mendefinisikan; (c) Menganalisis; (d) Mensintesis; (e) Bertanya; (f) Merespon; (g) Mendengarka; (h) Menciptakan kepercayaan; (i) Memberikan pandangan yang bervariasi; (j) Menyediakan media untuk mengkaji materi standar; (k) Menyesuaikan metode pembelajaran; dan (l) Memberikan nada perasaan; 3. Guru Sebagai Pembimbing Guru
dapat
diibaratkan
sebagai
pembimbing
perjalanan
yang
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, spritual yang dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Istilah perjalan merupakan suatu proses belajar, baik dalam kelas maupun di luar kelas yang mencakup seluruh kehidupan. Analogi dari perjalanan itu sendiri merupakan pengembangan dari setiap aspek yang terlubat dalam
29
proses
pembelajaran.
Setiap
perjalan tentu mempunyai tujuan. Keinginan,
kebutuhan dan bahkan naluri manusia menuntut adanya suatu tujuan. Suatu rencana dibuat, perjalanan dilaksanakan dari waktu ke waktu terdapatlah saat berhenti untuk melihat ke belakang serta mengukur sifat, arti dan efektifitas perjalanan sampai tempat berhenti tadi. Berdasarkan ilustrasi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal sebagai berikut: a. Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai. Tugas guru adalah menetapkan apa yang telah dimiliki oleh peserta didik sehubungan dengan latar belakang dan kemampuannya, serta kompetensi apa yang mereka perlukan untuk dipelajari dalam mencapai tujuan. Untuk merumuskan tujuan guru perlu melihat dan memahami seluruh aspek perjalanan. Sebagai contoh, kualitas hidup seseorang sangat bergantung pada kemampuan membaca dan menyatakan pikiranpikirannya secara jelas. b. Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis. Dengan kata lain, peserta didika harus dibimbing untuk
30
emndapatkan
pengalaman, dan
membentuk
kompetensi
yang
akan
mengantar mereka mencapai tujuan. c. Guru harus memaknai kegitan belajar. Hal ini mungkin tugas yang paling sukar tetapi penting, karena guru harus memberikan kehidupan dan arti terhadap kegiatan belajar. Bisa jadi pembelajaran direncanakan dengan baik, dilaksanakan secara tuntas dan rinci, tetapi kurang relevan, kurang hidup, kurang bermakna, kurang menantang rasa ingin tahu, dan kurang imajinatif. 4. Guru Sebagai Pelatih Proses
pendidikan
dan
pembelajaran
memerlukan
latihan
keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Karena tanpa latihan seorang peserta didik tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar, dan tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi
standar. Oleh karena itu, guru harus berperan sebagai pelatih, yang
betugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan porensi masing-masing. Pelatihan
yang
dilakukan,
disamping harus
memperhatikan
kompetensi dasar dan materi standar, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individual peserta didik, dan lingkungannya. Untuk itu guru harus banyak tahu, meskipun tidak mencakup semua hal, dan tidak setiap hal secara sempurna, karena hal itu tidaklah mungkin.
31
5. Guru Sebagai Penasehat Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan sebagai bagi orang tua. Menjadi guru pada tingkat manapun berarti menjadi penasehat
dan
menjadi
orang
kepercayaan, kegiatan
pembelajaranpun
meletakkannya pada posisi tersebut. Peserta didik senantiasa
berhadapan
dengan kebutuhan untuk membuat keputusan, dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan, dan penasehat secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental. Pendekatan psikologi dan mental akan banyak menolong guru dalam menjalankan fungsinya sebagai penasehat . 6. Guru Sebagai Model Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Sehubungan dengan itu, beberapa hal di bawah ini perlu mendapat perhatian yaitu: (a) Sikap dasar; yaitu postur psikologisyang akan nampak dalam
masalah-masalah
pembelajaran,
kebenaran,
penting hubungan
seperti: antar
keberhasilan, kegagalan,
manusia, agama,
pekerjaan,
permainan dll, (b) Berbicara dan gaya bicara penggunaan bahasa sebagai alat berpikir; (c) Kebiasaan bekerja, (d) Sikap melalui pengalaman dan
32
kesalaha; (e) Pakaian; (f) Hubungan kemanusiaan; (g) Proses berpikir; (h) Perilaku neurotis; (i) Selera; (j) Keputusan; (k) Kesehatan, dan (l) Gaya hidup secara umum. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, secara teoretis, menjadi teladan merupakan bagian integral dari seorang guru, sehingga menjadi guru berarti menerima tanggung jawab untuk menjadi teladan. Memang setiap profesi mempunyai
tuntutan-tuntutan khusus, dan karenanya bila menolak berarti
menolak profesi itu. 7. Guru Sebagai Pribadi Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan akan kepribadian sebagai pendidik kadang-kadang dirasakan lebih berat dibandingkan profesi lainnya. Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa “guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksunya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani. Ujian berat bagi guru dalam hal kepribadian ini adalah ransangan yang memancing emosinya. Kestabilan emosi amat diperlukan, namun tidak semua orang mampu menahan emosi terhadap ransangan yang menyinggung perasaan, dan memang diakui bahwa tiap orang mempunyai temperamen yang berbeda dengan orang lain. Guru yang mudah marah akan membuat peserta didik takut, dan ketakutan mengakibatkan kurangnya minat untuk
33
mengikuti
pembelajaran
menimbulkan
serta
kekuatiran
rendahnya
untuk
dimarahi
konsentrasi, dan
hal
karena ketakutan ini membelokkan
konsentrasi peserta didik. 8. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas Kreatifitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan guru dituntut
untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan
proses
kreatifitas tersebut. Kreatifitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia kehidupan disekitar kita. Kreatifitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Sebagai orang yang kreatif, guru menyadari bahwa kreatifitas merupakan yang universal dan oleh karenanya semua kegiatannya ditopang, dibimbing dan dibangkitkan oleh kesadaran itu. Kreatifitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih dari yang telah dikerjakan sebelumnya dan apa yang dikerjakan di masa mendatang lebih dari sekarang. 9. Guru Sebagai Pekerja Rutin Sedikitnya terdapat 17 (tujuh belas) kegiatan rutin yang sering dikerjakan guru dalam pembelajaran di setiap tingkat, yaitu: a. Bekerja tepat waktu baik di awal maupun akhir pembelajaran. b. Membuat catatan dan laporan sesuai dengan standar kinerja, ketetapan dan jadwal waktu.
34
c. Membaca, mengevaluasi dan mengembalikan hasil kerja peserta didik. d. Mengatur kehadiran peserta didik dengan penuh tanggung jawab. e. Mengatur jadwal, kegiatan harian, mingguan, semesteran dan tahunan. f. Mengembangkan peraturan dan prosdur kegiatan kelompok, termasuk diskusi. g. Menetapkan jadwal kerja peserta didik. h. Mengadakan pertemuan dengan orang tua dan dengan peserta didik. i. Mengatur tempat duduk peserta didik. j. Mencatat kehadiran peserta didik. k. Memahami peserta didik. l. Menyiapkan
bahan-bahan
pembelajaran,
kepustakaan
dan
media
pembelajaran. m. Menhadiri pertemuan dengan guru, orang tua peserta didik dan alumni. n. Menciptakan iklim kelas yang kondusif. o. Melaksanakan latihan-latihan pembelajaran. p. Merencanakan program khusus dalam pembelajaran, misalnya karya wisata. q. Menasehati peseta didik. G. Kualitas Mengajar Guru Mandaru (2005), “ mengatakan kualitas seorang harus menjadi prioritas dalam upaya mengembangkan sebuah pola pendidikan yang efektif ”. Kualitas seorang guru ditandai dengan tingkat kecerdasan, ketangkasan, dedikasi, dan loyalitas yang tinggi serta iklas dalam memajukan pendidikan
35
mencerdaskan anak didik. Kualitas tenaga pengajar guru adalah bagian penting dari proses belajarmengajar yang merupakan tujuan dari suatu organisasi pendidikan. Kualitas seorang guru terhadap mutu pendidikan yaitu kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru yang diberikan kepada anak didiknya yang diharapakan mampu meningkatkan kualitas kelulusan, baik dalam kualitas pribadi, moral, pengetahuan mampu kompetensi kerja. Guru harus berkualitas menurut standar tertentu. Bukti kualitas menurut standar tertentu yang menjamin seseorang dapat dikatakan sebagai guru profesional adalah selembar sertifikat. Pemerolehan sertifikat sebagai guru profesional harus melalui dan lulus uji kompetensi guru. Kualitas tenaga pengajar guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya
dengan berhasil
mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan interaksi
dalam
proses
komunikasi.
Kemampuan
Profesional.
Menurut
Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi profesional adalah “kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam”. Secara singkat dapat dikatakan bahwa guru yang berkualitas atau yang berkualifikasi, adalah yang memenuhi standar pendidik, menguasai materi/isi pelajaran sesuai dengan standar isi, dan menghayati dan melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan standar proses pembelajaran. Kriteria-kriteria tersebut telah dirumuskan dalam ketentuan perundangan, yaitu UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, UU Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005, PP No. 19 Tentang
36
Standar Nasional Pendidikan dan serangkaian Keputusan Menteri Pendidikan Nasional (dalam makalah ini Keputusan Mendiknas yang digunakan terutama adalah Kepmen No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah). Kompetensi didefinisikan oleh Lefrancois, (dalam Miarso, 2008), sebagai kapasitas untuk melakukan sesuatu, yang dihasilkan dari proses belajar. Selama proses belajar stimulus akan bergabung dengan isi memori dan menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu. Apabila individu sukses mempelajari cara melakukan satu pekerjaaan yang kompleks dari sebelumnya, maka pada diri individu tersebut pasti sudah terjadi perubahan kompetensi. Perubahan kompetensi tidak akan tampak apabila selanjutnya tidak ada kepentingan atau kesempatan untuk melakukannya. Keutamaan konsep kompetensi menurut Rychen (dalam Miarso, 2008), adalah bahwa kompetensi merupakan hal yang perlu dimiliki oleh setiap individu, dan merupakan instrumen untuk menghadapi tuntutan dan tantangan lingkungan yang kompleks. Setiap individu harus berpartisipasi di dalam beberapa rangkaian aktivitas dalam lingkungannya yang berbeda. Jelas bahwa untuk bekerja dengan baik dan berhasil seseorang membutuhkan kompetensi dari ranah yang berbeda atau kompetensi dasar tertentu yang berbeda pula. Namun demikian, fokus terletak pada kompetensi yang dianggap sebagai instrumen untuk mengatasi tuntutan sosial dan individual yang cukup penting di dalam konteks spektrum
37
yang lebih luas. Dengan demikian, kompetensi bertujuan untuk menghasilkan seseorang yang mampu melangkah dan berpatisipasi secara efektif dalam bidang sosial, seperti sektor ekonomi, kehidupan politik, hubungan sosial dan keluarga, hubungan interpersonal yang bersifat pribadi dan hubungan masyarakat, dan bidang kesehatan. Ini berarti bahwa kompetensi bukan hanya spesifik untuk satu bidang, melainkan bersifat transversal dalam artian bahwa kompetensi dapat diterapkan pada setiap bidang kehidupan. Kompetensi adalah sesuatu yang mengalami perkembangan dari waktu ke waktu melalui usaha. Perkembangan dari kompetensi dari waktu ke waktu tersebut adalah kesempatan untuk menumbuhkan keyakinan, kebanggaan, dan minat.
Mengembangkan
kompetensi
digambarkan
sebagai
proses
yang
berkelanjutan dari didapatnya dan konsolidasi suatu keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk kinerja. Selanjutnya menurut Usman (1990), terkait dengan pengertian kompetensi dasar menunjukkan tingkat kompetensi elementer, tingkat kinerja seseorang secara umum dan mendasar sebagai syarat minimal atau kualifikasi awal untuk dikuasai oleh seorang pemula. Hal yang berbeda dikemukan oleh Cowell (dalam Miarso, 2008), yang mendefinisikan
kompetensi
secara
lebih
spesifik
sebagai
suatu
keterampilan/kemahiran yang bersifat aktif. Selanjutnya kompetensi oleh Cowell dikategorikan mulai dari tingkat sederhana atau dasar hingga lebih sulit atau
38
kompleks yang pada gilirannya akan berhubungan dengan proses penyusunan bahan atau pengalaman belajar, yang lazimnya terdiri dari: 1. Penguasan minimal kompetensi dasar; 2. Praktik kompetensi dasar; dan 3. Penambahan penyempurnaan atau pengembangan terhadap kompetensi atau keterampilan; Ketiga proses tersebut dapat terus berlanjut selama masih ada kesempatan untuk melakukan penyempurnaan atau pengembangan kompetensinya. Gagasan pembagian tersebut berdasarkan perbedaan-perbedaan individu yang berkenaan dengan pengalaman, kebutuhan, perhatian dan kompetensi setiap individu untuk memutuskan penguasaan taraf atau tingkat kompetensi mana dia akan mencoba menguasainya. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu. Sedangkan bertolak dari UU No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, setiap guru harus menguasai serangkaian kompetensi. Dalam makalah ini dibatasi hanya dua kompetensi saja, yaitu kompetensi pedagogi dan profesional, yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
39
Kompetensi Pedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran siswa yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi
hasil
belajar,
dan
pengembangan
siswa
untuk
mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya, terinci ke dalam rumusan kompetensi sebagai berikut: 1. Memahami karakteristik siswa; 2. Memahami karakteristik siswa dengan kelainan fisik, sosial emosional dan intelektual yang membutuhkan penanganan secara khusus; 3. Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat untuk menetapkan kebutuhan belajar siswa dalam konteks kebinekaan budaya; 4. Memahami cara dan kesulitan belajar siswa; 5. Mampu mengembangkan potensi siswa; 6. Menguasai prinsip-prinsip dasar pembelajaran yang mendidik; 7. Mengembangkan kurikulum yang mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran; 8. Merancang pembelajaran yang mendidik; 9. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik; dan 10. Menilai proses dan hasil pembelajaran yang mengacu pada tujuan utuh pendidikan. Kompetensi Profesional,adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing siswa untuk memenuhi
40
standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan, terinci ke dalam rumusan kompetensi sebagai berikut: 1. Menguasai secara luas dan mendalam substansi dan metodologi dasar keilmuan; 2. Menguasai materi ajar dalam kurikulum; 3. Mampu mengembangkan kurikulum dan pembelajaran, secara kreatif dan inovatif; 4. Menguasai dasar-dasar materi kegiatan ekstra kurikuler yang mendukung tercapainya tujuan utuh pendidikan siswa; 5. Mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.
41
BAB III METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil yakni tahun ajaran 2015/2016 di SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan. B. Subyek Penelitian Subyek pada penelitian ini adalah semua guru mata pelajaran kimia pada delapan (8) SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan. C. Instrumen Penelitian 1. Lembar Observasi yaitu pertanyaan-pertanyan yang diisi oleh pihak sekolah dengan yang tercantum dalam pertanyaan yaitu mengenai nama sekolah, jumlah guru pendidikan kimia, jumlah kelas dan jumlah siswa pada SMA/Sederjat se-Kabupaten Konawe Kepulauan 2. Angket yaitu sejumlah pertanyaan yang diisi oleh guru pendidikan kimia untuk mendapat dan memperoleh
suatau data tentang gambaran profil
personal guru pendidikan kimia pada SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan. D. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini adalah : Dengan pengisian pada lembar observasi dan pengisian angket;
42
E. Teknik Penyajian Data Data dalam penelitian ini di sajikan dalam bentuk data kualitatif berupa Tabel
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Lokasi Penelitian Konawe Kepulauan atau lebih dikenal dengan sebutan WAWONII merupakan sebuah kabupaten yang berada di sebelah timur Sulawesi. Secara etimologi Wawonii berasal dari dua suku kata yaitu WAWO yang berarti di atas dan NII jadi Wawonii, bisa diartikan sebagai pulau dengan ditumbuhi banyak pohon kelapa.
Sumber lain menyebutkan bahwa Wawonii
sebenarnya merupakan nama keseharian Raja setempat yang pertama berkuasa raja di pulau tersebut nama aslinya Tangkombuno. (wawancara dari toko masyarakat dengan bapak Lagolupu, tanggal 24 Desember 2015). Konawe kepulauan menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB) sesuai UU No. 13 Tahun 2013. Dengan bupati pelaksana H. Nur Sinapoy, belum ada pengganti Bupati sampai saat ini. Letak geografis Kabupaten Konawe Kepulauan adalah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Wawonii. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda. Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Buton. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Wawonii.
44
Luas wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan (Wawonii) adalah ± 1.513.98 Km terdiri dari daratan ± 867,58 Km2, Luas Perairan (laut) ± 646,40 Km2 dan garis pantai 178 Km2. Secara administratif Konawe Kepulauan terbagi menjadi 7 kecamatan diataranya ; Kec. Wawonii Barat, Kec. Wawonii Tengah, Kec. Wawonii Selatan, Kec. Wawonii Tenggara, Kec. Wawonii Timur, Kec. Wawonii Timur Laut dan Kec. Wawonii Utara dengan ibu kota kabupaten berada di Langara Kec. Wawonii Barat. Pada Tahun 2013 jumlah penduduk tercatat 30.396 jiwa terdiri dari 15.179 jiwa laki-laki dan 15.217 jiwa perempuan. Secara geografis Kabupaten Konawe Kepulauan berada pada posisi strategis karena perairan lautnya di lalui jalur pelayaran nasional kawasan timur dan barat, wilayah darat pulau wawonii di apit oleh laut banda dan selat Buton yang memiliki sumber daya keragaman hayati cukup besar. Adapun bentuk topografi wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan pada umumnya merupakan daratan rendah, bergelombang hingga berbukti. B. Deskriptif Hasil Peneltian 1. Jumlah Sekolah Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa jumlah Sekolah yang berada 7 kecamatan di Kabupaten Konawe Kepulauan memiliki 8 jumlah sekolah . Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2.1
45
Tabel 4.2.1 Data Jumlah Sekolah tiap Kecamatan yang berada di Kabupaten Konawe Kepulauan. No
Nama Kecamatan
Jumlah Sekolah
1.
Kec.Wawonii Utara
1 (satu)
Nama Sekolah SMAN 1 Wawonii Utara SMAN 1 Wawonii Barat
2.
Kec. Wawonii Barat
3 (tiga)
SMKN 1 Wawonii Barat SMK 1 Kesehatan
3.
Kec. Wawonii Tengah
1 (satu)
4.
Kec. Wawonii Selatan
-
5.
Kec. Wawonii Tenggara
1 (satu)
SMAN 1 Wawonii Tenggara
6.
Kec. Wawonii Timur
1 (satu)
SMAN 1 Wawonii Timur
7.
Kec. Wawonii Timur laut
1 (satu)
MAS Wawonii Timur Laut
Jumlah
SMAN 1 Wawonii Tengah -
8 SMA/Sederajat
2. Status Guru Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terdapat 10 orang guru kimia pada 8 SMA/Sederajat se Kabupaten Konawe Kepulauan bahwa di dapatkan 2 orang guru kimia berstatus guru tetap dan 8 orang guru kimia berstatus guru honor
dengan tingkat pendidikan 2 orang guru berlatar
belakang dari IPA kimia, 1 orang guru berlatar belakang dari pendidikan fisika dan 7 orang guru berlatar berlatar belakang dari pendidikan kimia. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2.2.
46
Tabel 4.2.2 Data Tingkat Pendidikan, Relevansi mata Pelajaran dan Status Guru Inisial Latar Belakang Tingkat Status No Guru Pendidikan pendidikan Guru 1 SI Kimia S1 USL Honor 2
IP
Pend. Kimia
S1 UHO
Tetap
3
EA
Pend. Kimia
S1 UHO
Honor
4
AD
Pend. Kimia
S1 UHO
Honor
5
RI
Pend. Kimia
S1 UHO
Honor
6
NH
Pend. Kimia
S1 UHO
Honor
7
LO
Pend. Fisika
S1 UHO
Honor
8
MA
Pend. Kimia
S1 UHO
Tetap
9
JA
Kimia
S1 UHO
Honor
10
NH
Pend. Kimia
S1 UHO
Honor
3. Identitas guru Kimia SMA/Sederajat se Kabupaten Konawe Kepulauan Identitas guru yang dijadikan sebagai obyek penelitian terdapat 8 guru
yang mengajar mata pelajaran pendidikan kimia pada Kimia
SMA/Sederajat se Kabupaten Konawe Kepulauan dan dijelaskan pada Tabel 4.2.3
47
Tabel 4.2.3 Identitas Guru Kimia SMA/Sederajat se Kabupaten Konawe Kepulauan. Jumlah Guru Peridentitas
1.
Inisial Guru SI
Status Guru Honor
Jenis Kelamin L
Usia Guru 30 Thn
Golongan / Pangkat -
2.
IP
Tetap
P
30 Thn
IIIA
3.
EA
Honor
P
25 Thn
-
4.
AD
Honor
L
26 Thn
-
5.
RI
Honor
P
28 Thn
-
6.
NH
Honor
L
24 Thn
-
7.
LO
Honor
L
26 Thn
-
8.
MA
Tetap
P
40 Thn
IIIA
9.
JA
Honor
P
28 Thn
-
10.
NH
Honor
L
24 Thn
-
No
4. Pengalaman Mengajar Lama mengajar guru Kimia SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan dapat dilihat pada Tabel 4.2.4 sebagai berikut. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Inisial Guru SI IP EA AD RI NH LO MA JA NH
Pengalaman mengajar 4 Tahun 5 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 2 Tahun 1 Tahun 6 Bulan 5 Tahun 3 Tahun 1 Tahun
48
5. Penghasilan Guru Kimia SMA/sederajat se Kabupaten Konawe Kepulauan Penghasilan guru kimia kimia SMA/Sederajat se Kabupaten Konawe Kepulauan terdapat 3 orang guru yang mendapat penghasilan di atas 1 juta dan 7 guru lainnya mendapatkan penghasilan kurang dari 1 juta. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2.5. Tabel 4.2.5 Data Penghasilan Guru Kimia Perbulan
1
Inisial Guru SI
2
IP
Rp 3 Juta
3
EA
Rp 500.000
4
AD
Rp 400.000
5
RI
Rp 500.000
6
NH
Rp 1 Juta
7
LO
Rp 500.000
8
MA
Rp 3 Juta
9
JA
Rp 300.000
10
NH
RP 1 Juta
No
Penghasilan Rp 600.000
6. Rasio guru dan siswa, Sebaran Guru dan Beban Mengajar Guru Kimia SMA/sederajat se Kabupaten Konawe Kepulauan Berdasarkan hasil penelitian dimana terdapat SMAN 1 Wawonii Barat, SMAN Wawonii Utara dan SMAN 1 Wawonii Timur memiliki guru kimia masing-masing 2 orang guru kimia dan SMA/sederajat lainnya memiliki 1 orang guru kimia dengan rasio guru dan siswa yang masih kurang merata demikianpun dengan beban mengajar guru kimia 4 orang
49
guru yang mendapatkan beban mengajar diatas 24 jam perminggu. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2.6 Tabel 4.2.6 Data Rasio Guru dan Siswa, Sebaran Guru Mengajar Guru Kimia
Nama Sekolah SMAN 1 Wawonii Barat SMAN 1 Wawonii Tengah SMAN 1 Wawonii Tenggara SMAN 1 Wawonii Utara SMAN 1 Wawonii Timur SMKN 1 Wawonii Barat SMK 1 Kesehatan Wawonii MAS Wawonii Timur Laut Jumlah
Jumlah Guru Kimia
Jumlah Siswa
dan Beban
Jam Mengajar /Minggu
Beban jam Mengajar/ Minggu
Jumlah
inisial Guru
X
XI IPA
XII IPA
RI NH
89
52
48
14 10
12 14
26 Jam 24 Jam
NH
64
25
29
14
10
24 Jam
LO
71
26
31
14
16
30 Jam
78
44
39
69
22
30
10 12 8 16
16 8 20 -
26 Jam 20 Jam 28 Jam -
MA
70
-
-
6
18
24 Jam
JA
27
15
23
14
-
14 Jam
-
-
-
-
-
-
-
10
692
187
200
EA AD SI IP
1 : 107
7. APKG I dan APKG II a. APKG I ( Alat Ukur Perencanaan Pembelajaran) Berdasarkan hasil penelitian tentang penilaian profesional guru kimia dengan menggunakan keterlaksanaan alat ukur
perencanaan
pembelajaran dilihat tiap guru yang mengajar pada Kimia SMA/Sederajat se Kabupaten Konawe Kepulauan menunjukan bahwa untuk alat ukur perencanaan pembelajaran, dimana terdapat 40%
guru masuk dalam
50
kategori tinggi, 30% guru masuk pada kategori sedang dan 30% guru masuk kategori rendah, Pengkategorian profil profesi guru yang dinilai dalam penelitian dengan keterlaksanaan alat ukur perencanaan pembelajaran untuk setiap indikator penilaian. Dari hasil penelitian alat ukur perencanaan pembelajaran terdapat: 1). Menentukan bahan perbaikan pembelajaran dan
merumuskan
tujuan,
2).
Merencanakan
skenario
perbaikan
\pembelajaran dan 3). Tampilan dokumen rencana Pembelajaran, masuk pada kategori tinggi, untuk indikator 1). Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian
perbaikan pembelajaran, masuk pada
kategori
kategori
sedang
dan
untuk
1).
Mengembangkan
dan
mengorganisasikan materi, media (alat bantu pembelajaran), dan sumber belajar, masuk pada kategori rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2.7. Tabel 4.2.7 Data Deskripsi Kemampuan Guru Membuat Perencanaan Pembelajaran No 1 2 3 4 5 6
Penilaian Indikator Menentukan bahan perbaikan pembelajaran dan merumuskan tujuan Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media dan sumber belajar Merencanakan skenario perbaikan \pembelajaran Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian perbaikan pembelajaran Tampilan dokumen rencana Pembelajaran Merancang Perbaikan Kelas Pembelajaran Rata-rata
Skor (%)
Kategori
71,00
T
54,50
R
68,40
T
58,00
S
67,00
T
53,00 61,98
R S
51
b. APKG II ( Alat Ukur Mengajar) Berdasarkan hasil penelitian tentang penilaian profesional guru kimia dengan menggunakan alat ukur mengajar yang dilihat tiap guru yang mengajar pada Kimia SMA/Sederajat se Kabupaten Konawe Kepulauan menunjukan bahwa untuk alat ukur mengajar terdapat 50 % guru masuk kategori tinggi, 30% guru masuk pada kategori sedang dan 20% guru masuk kategori rendah. Sedangkan untuk pengkategorian profil profesi guru berdasarkan keterlaksanaan alat ukur mengajar untuk setiap indikator penilaian. Dari hasil penelitian terdapat indikator : 1). Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran, 2). Mengelola interaksi kelas dan 3). Bersikap terbuka dan luwes serta membantu, masuk pada kategori tinggi. Untuk kategori sedang terdapat: 1). Tematik, 2). Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar dan 3). Kesan umum pelaksanaan pembelajaran dan untuk kategori rendah terdapat : 1). Mengelola interaksi kelas. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2.8.
52
Tabel 4.2.8 Data Deskripsi Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran No
Penilaian Indikator
1
Mengelola ruang dan fasilitas belajar Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran Mengelola interaksi kelas Bersikap terbuka dan luwes serta membantu Tematik Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar Kesan umum pelaksanaan pembelajaran Rata-rata
2 3 4 5 6 7
Skor (%) 54,00
Kategori R
66,33
T
70,00
T
72,00
T
64,00
S
62,00
S
65,00 65
S T
C. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil penelitian terdapat jumlah SMA/sederajat se Kabupaten Konawe Kepulauan ada 8 SMA/sederajat dimana Kecamatan Wawonii barat memiliki 3 SMA/sederajat. Kecamatan Wawonii barat terletak dipusat kota Kabupaten Konawe Kepulauan disamping itu juga dengan padatnya jumlah penduduk yang berada dikecamatan tersebut, karena Kecamatan Wawonii barat adalah pusat perkotaan Kabupaten Konawe Kepulauan. Sementara itu kecamatan lainnya hanya memiliki masing-masing 1 SMA/sederajat. Hal ini mengambarkan bahwa jumlah sekolah yang berada di Kabupaten Konawe Kepulauan sudah cukup merata. Status adalah keberadaan atau predikat guru pada sebuah sekolah tertentu, hal ini berkaitan langsung dengan ttanggung jawab yang diamanakan kepadahnya. Semakin baik status dan predikat yang dimiliki seorang guru
53
akan meyebabkan tanggung jawab yang besar dan hasil yang diperolehnya akan lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa terdapat 10 guru kimia pada 8
SMA/Sederajat se Kabupaten Konawe Kepulauan dengan
tingkat pendidikan 2 orang guru berlatar belakang dari IPA kimia, 1 orang guru berlatar belakang dari pendidikan fisika dan 7 orang guru berlatar belakang pendidikan kimia, dimana dari ke 10 guru tersebut 2 didapatkan sebagai guru tetap dan 8 orang guru lainnya honorer. Dari uraian tersebut masih dijumpai pula guru yang mengajar Pendidikan Kimia yang berlatar belakang pendidikan adalah non kimia. Hal tersebut di sebabkan karena kurangnya guru pendidikan kimia sehingga guru yang berlatar belakang pendidikan non kimia diminta untuk mengisi. Salah satu faktor
yang
mempengaruhi proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagai output yang dihasilkan guru adalah latar belakang pendidikan guru, dimana semakin tinggi latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh guru maka kualitas mengajar dan metode pembelajaran yang diterapkan akan lebih baik. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa meskipun hanya beberapa orang guru yang berlatar belakang non pendidikan kimia namun dengan demikian dapat dikatakkan bahwa guru SMA/sederajat se kabupaten konawe kepulauan belum cukup merata jika dibandingkan dengan jumlah SMA yang ada di Konawe Kepualauan dan guru status guru kimia hampir seluruhnya honorer tentu saja bila dikaitkan dengan keefektifan mengajar guru honor akan kurang fokus karna membagi kegiatan lain. Tidak sama halnya dengan
54
guru tetap yang memiliki tunjangan atau ketercapainnya keberhasilan dalam proses mengajarnya. Hal ini menggambarkan bahwa status guru kimia yang ada di kabupaten Konawe Kepulauan bisa dikatakan sebagian besar guru honorer dengan tingkat pendidikan keseluruhan guru masih rata-rata S1 dan memiliki jumlah guru kimia SMA yang sebagian guru dari non pendidikan kimia tentunya dapat disimpulkan bahwa SMA/Sederajat masih kekurangan guru khususnya guru kimia. Berdasarkan hasil penelitian diketahui identitas guru yang mengajar kimia di SMA/sederajat se Kabupaten Konawe Kepualauan berjumlah 10 orang guru, dimana 5 orang guru terdapat dari perempuan dan 5 orang guru berjenis kelamin laki-laki dengan usia guru hampir seluruhnya 30 tahun kebawah diketahui bahwa usia juga mempengaruhi kinerja guru. Usia guru diatas 30 tahun akan lebih rendah motivasi kerjanya apalagi jika gurunya honorer karena harapan untuk menjadi guru tetap lebih kecil dibandingkan dengan usia guru di bawah 30 tahun . Berdasarkan hasil penelitian bahwa ditinjau dari segi pengalaman mengajar guru-guru kimia SMA/sederajat se Kabupaten Konawe Kepulauan tampak pengalaman mengajar dibawah 5 tahun sebanyak 8 orang guru sebagian besar guru honor. Hal ini disebabkan karena guru tersebut belum lama mengajar pada sekolah tersebut, disamping itu adanya bangunan sekolah baru yang ada di setiap Kecamatan yang baru pemekaran. Selanjutnya terdapat 2 orang guru dengan pengalaman mengajar di atas 5 tahun, dimana
55
kedua guru tersebut merupakan guru tetap pada SMAN 1 Wawonii Barat dan SMKN 1 wawonii Barat. Peningkatan kemampuan guru yang lebih tinggi dapat memperoleh dengan cara memberikan perangsangan yang lebih menarik atau dengan mendidik mereka lebih lama. Menurut janisson (1980) dalam Suryadi bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman mengajar guru dalam memperoleh pendidikan, baik di perguruan tinggi ataupun melalui pelatihan/penataran. Berdasarkan hasil penelitian tentang pengalaman pengembangan sumber daya guru kimia pada
SMA/sederajat se Kabupaten Konawe
Kepulauan menunjukan bahwa dari 10 guru hanya terdapat 2 orang guru yang pernah mmengiikuti kegiatan pelatihan dan penataran. Sedangkan 8 orang guru lainnya belum perna mengikuti organisasi ataupun pelatihan/penataran. Hal ini disebabkan karena guru-guru tersebut belum pernah mendapatkan panggilan dari dinas setempat untuk mengikuti organisasi pelaithan ataupun penataran dan juga guru-guru tersebut tidak aktif dalam lembaga-lembaga yang ada di daerah atau ibukota setempat. Selain itu, lokasi yang jauh dari perkotaan yang umumnya tempat pelatihan juga menghambat laju informasi yang akhirnya membuat motivasi untuk turut serta dalam pelatihan/penataran sangat minim. Besarnya penghasilan guru erat kaitannya dengan mutu guru. Penghasilan guru yang demikian rendah dapat berpengaruh secara tidak langsung terhadap proses pembelajaran di sekolah. Berdasarkan wawancara
56
dari bapak Abd. Said bahwa, UMR Provinsi ialah 1.800.000. Tentunya hal ini guru yang berpenghasilan rendah dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik minimal membuat guru tersebut harus mencari pekerjaan rangkap. Dari hasil penelitian tentang penghasilan guru kimia perbulannya < 1 juta sebanyak 8 orang guru dimana guru tersebut masih berstatus sebagai guru honor. Sedangkan 2 orang guru memiliki penghasil >1 juta perbulan dengan status sebagai guru tetap. Dimana guru honor digaji Rp 7000-10.000 per jam pelajaran. Tentunya bila dikaitkan dengan proses mengajar guru tidaklah sepadan dengan apa yang mereka ajarkan kepada siswa-siswanya. Hal ini menunjukan bahwa jika dihubungkan dengan penghasilan perbulan maka penghasilan sebagian besar guru-guru kimia di Kabupaten Konawe Kepulauann belum cukup memenuhi kebutuhan keluarga guru tersebut. Ditinjau dari beban mengajar guru tidak menunjukan guru yang memiliki beban ± 24 jam/minggu. Dengan demikian masih banyak guru yang ditemukan mengajar ke sekolah lain karena masih kurangnya jam mengajar agar dapat terpenuhi. Normalnya beban mengajar seorang guru 24 jam/minggu, sebagian besar guru khususmya guru kimia di kabupaten konawe kepulauan 4 orang guru memiliki beban mengajar. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam proses mengajar adalah beban mengajar karena guru yang memiliki beban mengajar terlalu banyak. Maka dengan sendirian akan menyebabkan guru yang bersangkutan merasa lelah akibat pada rendahnya prestasi siswa yang dihasilkan sebagai output.
57
Berdasarkan hasil penelitian keterkaitan mengenai Sebaran guru kimia yang ada di Kabupaten Konawe kepualuan belum menunjukan hasil yang merata artinya guru tetap atuapun guru honorernya di Provensi Sulawesi Tenggara khususnya Kabupaten Konawe Kepualauan penyebaran gurunya melum merata. Dari hasil wawancara bersama bapak Jamhur Umirlan 13 Januari 2016 mengemukakan bahwa sebenarnya jumlah guru kimia di Sulawesi Tenggara sangat memadai. Namun, karena distribusinya tidak merata itulah banyak daerah kekurangan guru. Distribusi guru tersebut tidak lagi dikendalikan oleh pemerintah provensi Sulawesi teenggara atas penempatan kerja para guru. Alasannya sejak otonomi daerah diberlakukan tenaga guru diberlakukan dibawah kewenangan pemerintah Kabupaten/Kota. Salah satu dampak ketidakmerataan guru tersebut adalah banyaknya siswa yang tidak lulus ujian nasional di daerah-daerah terpencil, dikarenakan daerah-daerah terpencil itu masih ada sekolah yang tidak memiliki guru mata pelajaran kimia. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas menunjukan bahwa SMAN 1 Wawonii Tenggara dan SMK kesehatan masih belum memiliki guru mata pelajaran kimia sehingga dengan secara tidak langsung pihak sekolah akan mengizinkan kepada guru-guru yang siap mengisi mata pelajaran tersebut. Dari gambaran tersebut dapat disimpulkan bahwa sebaran guru kimia di Provensi Sulawesi Tenggara khususnya di Kabupaten Konawe Kepulauan belum Merata. Berlakunya pasal 17 mengenai rasio guru siswa pada peraturan pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang guru, pada aawal tahun 2016 bagi
58
satuan yang hanya memiliki satu rommbongan belajar pada tingkat kelas tertentu maka jumlah rasio guru dan siswa dapat kurang dari 20 untuk SD/SMP/SMA dan kurang dari 15 untuk TK/SMK. Rasio siswa dan guru didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid sebagai jumlah guru pada jenjanng pendidikan tertentu untuk mengetahui rata-rata jumlah guru yang dapat melayani murid di suatu sekolah daerah tertentu. Jika rasio tinggi, ini berarti satu orang tenaga pengajar harus melayani banyak murid. Banyaknya murid yang diajarkan akan mengurangi evektifitas mengajar guru. Sebagaimana dinyatakan dalam indikator rasio guru dan siswa dapat ditunjukkan keefektifan seorang guru dibanding dengan jumlah siswa yang dilayani. Sesuai dengan angka-angka hasil penelitian dapat ditunjukan berbagai indikasi pada setiap sekolah seluruhnya memiliki angka tertinggi rata-rata 1 : 30. 1. Berdasarkan alat membuat perencanaan pembelajaran Dari hasil penelitian diperoleh bahwa profil profesional yang dimiliki guru-guru SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan ditinjau dari 6 indikator penilaian yang berdasarkan alat ukur perencanaan pembelajaran menunjukan bahwa 4 indikator guru (40%)
masuk dalam
kategori tinggi, 3 indikator (30%) masuk dalam kategori sedang, dan 3 indikator (30%) masuk dalam kategori rendah. Dari 6 indikator dengan nilai rata-rata 61,82 penilaian dengan menggunakan alat ukur perencanaan mengajar yang masih kurang dilakukan oleh guru dalam perencanaan pembelajaran yaitu 1). Mengembangkan dan mengorganisasikan materi,
59
media (alat bantu pembelajaran) dan sumber belajar dan merancang dan 2). merancang perbaikan kelas pembelajaran. Hasil penilaian keterlaksanaan berdasarkan alat ukur perencanaan dan alat ukur mengajar melalui pengamatan saat proses belajar mengajar di dalam kelas dari 10 orang guru yang diteliti ditemukan bahwa dari 6 indikator penelitian yang menjadi acuan penulis untuk meneliti profesional guru terdapat alat ukur perencanaan pembelajaran yaitu 1). Menentukan bahan perbaikan pembelajaran dan merumuskan tujuan. 2). Tampilan dokumen rencana Pembelajaran, yang dari keefektifan pembelajaran, penggunaaan bahasa Indonesia lisan serta penampilan guru dalam proses pembelajaran dinilai bagus dan masuk dalam kategori tinggi. 3). Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran, masuk dalam kategori tinggi, dengan melihat guru yang mengajar sesuai tujuan dan waktu yang tersedia, sesuai materi yang diajarkan serta memotifasi siswa dan memberi penguatan pada siswa. Untuk kategori sedang terdapat 1 indikator, yaitu 1). Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian
perbaikan pembelajaran,
karena melihat bahwa alat evaluasi tidak secara khusus, seperti menyiapkan soal yang dilengkapi dengan kunci jawaban itu sesuai dengan struktur rencana pembelajaran. Indikator ini penulis nilai tampa melihat alat evaluasi yang dimaksud. Pengalaman mengajar yang lama mungkin telah membuat sebagian guru tidak terlalu mementingkan alat evaluasi. Meskipun ada beberapa guru mempunyai nilai yang cukup baik dalam kategori ini, namun jika dibandingkan nilai yang diperoleh guru yang lain yang rendah maka tetap
60
saja berdasarkan keterlaksanaan Alat ukur perencanaan dan alat ukur mengajar, sehingga indikator ini masuk dalam kategori sedang. Untuk kategori rendah terdapat 2 indikator 1). Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media (alat bantu pembelajaran), dan sumber belajar, sebagian besar guru tidak dapat mengajarkan materi yang sesuai dengan perkembangan siswa sehingga indikator ini masuk dalam kategori rendah. Alat bantu juga belum memadai dikarenakan karena fasilitas dari laboratorium memadai, namun ada juuga beberapa guru yang dengan kreatif menyiapkan alat bantu sendiri. 2). Merancang Perbaikan Kelas Pembelajaran dilihat
dengan
penatapan
alokasi
waktu
belajar
mengajar
serta
pengorganisasian siswa seperti pengelompokan dan pemberian tugas yang secara umum tidak melaksanakan sebagian besar guru sehingga insikator ini masuk dalam kategori rendah. 2. Berdasarkan alat ukur mengajar Dari hasil penelitian diperoleh bahwa profil profesional yang dimiliki guru-guru SMA/Sederajat se Kabupaten Konawe Kepulauan ditinjau dari 6 indikator penilaian yang berdasarkan alat ukur perencanaan pembelajaran menunjukan bahwa 5 indikator guru (50%)
masuk dalam
kategori tinggi, 3 indikator (30%) masuk dalam kategori sedang, dan 2 indikator (20%) masuk dalam kategori rendah. Dari 7 indikator penilaian dengan menggunakan alat ukur mengajar yang masih kurang dilakukan oleh guru yaitu 1). mengelolah ruang dan fasilitas mengajar.
61
Hasil penilaian keterlaksanaan berdasarkan alat ukur perencanaan dan alat ukur mengajar melalui pengamatan saat proses belajar mengajar di dalam kelas dari 10 orang guru yang diteliti ditemukan bahwa dari 6 indikator penelitian yang menjadi acuan penulis untuk meneliti profesional guru terdapat alat ukur perencanaan pembelajaran yaitu 1). Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran, masuk dalam kategori tinggi, dengan melihat guru yang mengajar sesuai tujuan dan waktu yang tersedia, sesuai materi yang diajarkan serta memotifasi siswa dan memberi penguatan pada siswa dan indikator ini masuk kategori tinggi, 2). Mengelola interaksi kelas, setiap guru nampak bisa berkomunikasi kepada siswa dengan baik, sehingga indikator ini masuk dalam kategori tinggi dan 3). Bersikap terbuka dan luwes tentunya tidak diragukan akan poin 5 ini, karena tentunya semua guru memiliki hal yang sama tentang keterbukaan serta membantu siswa akan kelemahan dari dirinya untuk mengetahui peajaran-pelajaran yang diberikan oleh gurunya, sehingga masuk pada kategori tinggi. Untuk kategori sedang terdapat 2 indikator diantaranya 1). Tematik dalam proses pelaksanaannya, tentunya dalam hal ini guru sudah memperlihatkan keterampilannya dengan mengguakan metode media pembelajarannya, disamping itu juga guru tersebut masih sulit mengaitkan tema dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa mampu berkembang dalam mendalami aspek yang terkait dengan teman yang diajarkan. Sehingga indikator ini masuk kategori sedang. 2). Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar, pada indikator ini guru sangatlah kurang melakukan penilaian diakhir dalam
62
melaksanakan
proses
sesunggunya
indikator
pembelajaran ini
begitu
dan
akhir
penting
pembelajaran,
dilakukakan
bagi
yang guru,
bahwasannya untuk mengukur tingkat pemahaman dan problematika siswa selama proses belajar mengajar. Untuk kategori rendah terdapat 1 yaitu 1). Mengelola ruang dan fasilitas belajar menata fasilitas dan sumber belajar masih kurang diterapkan oleh sebagian besar guru sehingga dalam hal ini guru akan kesulitan melakukan pengelolahan ruang dalam proses belajar mengajar, sehingga indikator ini masuk dalamm kategori rendah. Berdasarkan hasil penelitian profil profesi guru kimia SMA/Sederajat se Kabupaten Konawe Kepulauan ditinjau dari alat ukur perencanaan dan alat ukur mengajar guru yang termasuk kategori sedang dengan nilai rata-rata untuk alat ukur membuat perencanaan pembelajaran dengan nilai rata-rata 61,98 terdapat 4 dalam kategori tinggi, 3 kategori sedang dan 3 kategori rendah, sedangkan untuk alat ukur mengajar dengan nilai rata-rata 64,76 terdapat 5 kategori tinggi, 3 kategori sedang dan 2 kategori rendah. Selain itu guru mengajar
kimia SMA/sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan
kelemahan yang didapatkan pada penilaian guru adalah sebagian besar guru tidak menyediakan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan pada saat mengajar seperti rencana pembelajaran, metode mengajar yang digunakan kurang tepat atau tidak sesuai dengan materi yang diajarkan, ini disebabkan terbatasnya fasilitas pembelajarn yang disediakan sehingga guru banyak
63
menggunakan metode ceramah, diskusi dan disamping itu juga ada guru mengajar bukan bidang profesinya.
64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Profil guru Kimia SMA//Sederajat se Kabupaten Konawe Kepulauan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Gambaran tingkat pendidikan dan relavansi mata pelajaran yang diajarkan
oleh guru kimia SMA/Sederajat se Kabuputen Konawe Kepulauan terdapat beberapa orang guru berlatar tingkat pendidikan S1 non pendidikan kimia diantaranya S1 IPA 2 orang Guru dan S1 pendidikan fisika serta tidak didapatkan guru yang mengajar kimia dengan tingkat pendidikan SMA ataupun DIII. 2. Status Guru Kimia di SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan
terdapat 2 guru tetap dan 8 oranng guru lainnya honorer bisa dikatakan sebagian besar guru memiliki sebagai status guru masih honorer 3. Pengalaman Mengajar Guru Kimia di SMA/Sederajat se-Kabupaten
Konawe Kepulauan, masih terdapat beberapa orang guru yang pengalaman mengajarnya 1-2 tahun. 4. Rasio Guru Kimia dan Siswa di SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe
Kepulauan,
sesuai
dengaan
angka-angka
hasil
penelitian
perbandingan guru dan siswa yang dilayani masih belum efektif.
bahwa
65
5. Sebaran Guru Kimia di SMA/Sederajat se-Kabupaten Konawe Kepulauan,
sudah menunjukan hasil yang merata. Guru tetap ataupun guru honorer di Provensi Sulawesi Tenggara khusunya Kabupaten Konawe kepulauan penyebaran gurunya menunjukan hasil yang merata. 6. Gambaran Kualitas Mengajar Guru Kimia di SMA/Sederajat se- Kabupten
Konawe
Kepulauan,
sudah
memberikan
kontribusi
baik
dalam
perencanaan pembelajaran ataupun saat proses pembelajaran yang signifikan. B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Dinas pendidikan provensi mauapun pemerintah daerah harus memikirkan agar segera melakukan tindakan secapat mungkin terkait penempatan guru tetap khususnya guru kimia yang masih kurang efisien meratanya. 2. Peneliti merekomendasikan kepada kepala Dinas Pendidikan Konawe
Kepulauan dann Kepala Sekolah agar lebih meningkatkan mutu guru kimia, misalnya dengan mengirim guru untuk mengikuti kegiatan pelatihan, penataran, seminar dan worskhop. Mengadakan kegiatan pelatihan dan sosialisasi bagi seluruh guru dengan mendatangkan narasumber, mendorong guru untuk melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan sebagaimana ditentukan pemerintah. Melengkapi berbagai sarana dan media yang dapat menunjung kegiatan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi dan motode, meskipun tidak semua sekolah mampu melakukan secara efektif.
66
DAFTAR PUSTAKA
A.M Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT Rajawali Pers. Djojonegoro, 1996. Lima Tahun Perkembangan Indonesia. Depdikbud. Jakarta. Hamzah B Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar, 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.
Pendekatan
Hamalik, 2003. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Sinar Grafindo Offset. Jakarta. Khoiri, Hoyyima, Jitu dan Mudah Lulus Sertifikasi Guru. Jogjakarta: Bening, 2010. Khairil dan Sudarwan Danim. (2011). Profesi kependidikan. Bandung: Alfabeta. Mandaru, MZ, Guru Kencing Berlari. Yogyakarta, ar-Ruzz, 2005. Miarso.Y, 2008. Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan. Mulyasa, E. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja Rosda Karya. Nafriadin, (2013). Efektifitas Hasil Strategi Peta konsep Dalam Pembelajaran Materi Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Kaledupa, Skripsi Sarjana Pada FKIP UHO. Kendari Ondi Saondi dan Aris Suherman, 2010. Etika Profesi Keguruan. Bandung: Refika Aditama. Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
67
Permadi, Dadi dan Daeng Arifin. The Smilling Teacher Perubahan Motivasi dan Sikap Dalam Mengajar, Bandung: Nuansa Aulia, 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional (PP SPN). Sardiman. (2011). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grfindo Persada. Siti Suwadah Rimang. (2011). Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna.Bandung: Alfabeta. Saudagar, Fachruddin dan Ali Idrus. 2009. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta : Gaung Persada. Suparlan. (2008). Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hidayat. Sahertian, P.A., 1994. Profil Pendidikan Profesional. Andi Offset. Yogyakarta. Samana, 1994. profesionalisme Keguruan. Kanisius. Jakarta. Sudjatkimo dan Nurlaili, 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. Jakarta. Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka: 2005 Uyoh Sadulloh. (2011). Pedagogik Grafindo Persada.
(Ilmu
Mendidik). Jakarta:
Raja
Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: SinarGrafika. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, (1990), p. 111. Uzer Usman, Moh. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rermaja Rosda Karya.
68
Usman Uzer, 1995. Menjadi Guru Profesional. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Yamin, Martinis. 2008. Profesionalisasi guru dan implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press.
69
Lampiran 1. Peta Kabupaten Konawe Kepulauan (Pulau Wawonii)
70 Lampiran 2. Data keterlaksanaan berdasarkan kriteria penilian guru dengan alat ukur perencanaan
No
Kriteria Penilaian
SMAN 1 W.TMR
SMA/Sederajat Konawe Kepulauan SMAN 1 SMAN 1 SMAN 1 SMKN 1 SMK SMAN 1 RataW.UTR W.BRT W.TRA WWNI 1 KES W.TENG rata
SI
EA
IP
AD
RI
NH
LO
MA
JA
NH
A
Menentukan Bahan Pembelajaran dan merumuskan Tujuan
1
menggunakan bahan perbaikan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan masalah yang diperbaiki
3,00 4,00 4,00 3,00 4,00 4,00
4,00
4,00
3,00
4,00
merumuskan tujuan khusus/indikator perbaikan pembelajaran
3,00 3,00 3,00 4,00 4,00 4,00
3,00
3,00
4,00
3,00
rata-rata mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media (alat bantu Pembelajaran), dan sumber belajar mengembngkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran mengembangkan jaringan tema dan menentukan tema ( khusus untuk pembelajaran Tematik) menentukan dan mengembangkan alat bantu pembelajaran
3,00 3,50 3,50 3,50 4,00 4,00
3,50
3,50
3,50
3,50
3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
2,00
3,00
3,00
3,00
3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00
3,00
2,00
2,00
2,00
2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
2,00
2,00
2,00
3,00
memilih sumber belajar rata-rata merencanakan skenrio perbaikan/
3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,75 3,00 3,00 2,75 3,00 3,00
2,00 2,25
3,00 2,50
2,00 2,25
3,00 2,75
2
B
1
2
3 4 C
3,55
2,73
71 pembelajaran menentukan jenis kegiatan perbaikan pembelajaran yang sesuai dengan tema
3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
2
menyusun langkah-langkah perbaikan yang sesuai dengan tema
3,00 4,00 3,00 4,00 3,00 3,00
3,00
2,00
3,00
3,00
3
menentukan alokasi waktu perbaikan pembelajaran menentukan cara-cara memotivasi siswa mempersiapkan pertanayaan rata-rata Merencanakan prosedur, jenis dan meyiapkan alat penilaian perbaikan pembelajaran menentukan prosedur dan jenis penilaian (khusus untuk pembelajaran tematik prosedur penilaian harus dilakukan secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh membuat alat-alat penilaian dan kunci jawaban rata-rata Tampilan dokumen rencana pembelajaran Kebersihan dan Kerapihan Penggunaan Bahasa Tulis rata-rata Merancang Perbaikan Kelas Menentukan penataan ruang dan fasilitas belajar
4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00
3,00
3,00
3,00
4,00
4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00
3,00
3,00
4,00
4,00
3,00 4,00 4,00 3,00 4,00 4,00 3,40 3,80 3,40 3,60 3,60 3,60
4,00 3,20
3,00 2,80
3,00 3,20
4,00 3,60
2,00 4,00 3,00 3,00 4,00 3,00
2,00
2,00
2,00
3,00
3,00 3,00 2,00 3,00 4,00 3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
2,50 3,50 2,50 3,00 4,00 3,00
2,50
2,50
2,50
3,00
2,90
3,00 4,00 4,00 4,00 4,00 3,00 4,00 4,00 3,00 3,00 4,00 3,00 3,50 4,00 3,50 3,50 4,00 3,00
2,00 3,00 2,50
3,00 3,00 3,00
2,00 3,00 2,50
4,00 4,00 4,00
3,35
3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00
2,00
2,00
2,00
3,00
1
4 5 D
1
2
E 1 2 F 1
3,42
2,65
72 2
menentukan cara-cara pengorganisasian siswa agar dapat berpartisispasi dalam 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 4,00 pembelajaran rata-rata 2,50 3,00 3,00 2,50 3,00 3,50
2,00
2,00
2,00
3,00
2,00
2,00
2,00
3,00
73 Data hasil keterlaksanaan penilaian profesional masing-masing guru kimia berdasarkan alat perencanaan pembelajaran SMA/Sederajat Konawe Kepulauan No A B
C D
E F
kriteria Penilaian
SMAN 1 W.TMR SI IP
SMAN 1 W.UTR EA AD
Menentukan Bahan Pembelajaran 3,00 3,50 3,50 3,50 dan merumuskan Tujuan mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media 2,75 3,00 3,00 2,75 (alat bantu Pembelajaran), dan sumber belajar merencanakan skenrio perbaikan/ 3,40 3,80 3,40 3,60 pembelajaran Merencanakan prosedur, jenis dan meyiapkan alat penilaian 2,50 3,50 2,50 3,00 perbaikan pembelajaran Tampilan dokumen rencana 3,50 4,00 3,50 3,50 pembelajaran Merancang Perbaikan Kelas 2,50 3,00 3,00 2,50 Skor 17,65 20,80 18,90 18,85 Nilai 58,83 69,33 63,00 62,83 Kategori S T S S
SMAN 1 W.BRT RI NH
SMAN1 W.TRA LO
SMKN 1 SMK SMAN 1 WWNI 1 KES W.TENG MA JA NH
Skor
Nilai
Kategori
4,00
4,00
3,50
3,50
3,50
3,50
3,55
71,00
T
3,00
3,00
2,25
2,50
2,25
2,75
2,73
54,50
R
3,60
3,60
3,20
2,80
3,20
3,60
3,42
68,40
T
4,00
3,00
2,50
2,50
2,50
3,00
2,90
58,00
S
4,00
3,00
2,50
3,00
2,50
4,00
3,35
67,00
T
3,00 21,60 72,00 T
3,50 20,10 67,00 T
2,00 15,95 53,17 R
2,00 16,30 54,33 R
2,00 15,95 53,17 R
3,00 19,85 66,17 T
2,65
53,00
R
61,98 S
S
74 Lampiran 3 . Data keterlaksanaan berdasarkan kriteria penilian guru dengan alat ukur pembelajaran
No A 1 2 B
Kriteria Penilaian Mengelola ruang dan fasilitas menata fasilitas dan sumber belajar melaksanakan tugas rutin kelas rata-rata Melaksanakan kegiatan perbaikan Pembelajaran
SMAN 1 W.TMR SI IP
SMAN 1 W.UTR EA AD
SMA/Sederajat Konawe Kepulauan SMAN 1 SMAN 1 SMKN 1 SMK 1 W.BRT W.TRA WWNI KES RI NH LO MA JA
SMAN 1 RataW.TENG rata NH
2,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00
3,00 2,00 2,50
3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
3,00 3,00 3,00
2,00 2,00 2,00
3,00 2,00 2,50
3,00 3,00 3,00
3,00 3,00 3,00
1 2
memulai pembelajaran memulai pembelajaran tujuan, siswa, situasi ddan lingkungan
3,00 4,00
4,00
3,00 3,00
4,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00 4,00
3,00
3,00 3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
4,00
3
menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, siswa, situasi dan lingkungan melaksanakan pembelajaran dalam urutan yang logis menggunakan perbaikan pembelajaran secara individual, kelompok atau klasikal mengelola waktu pembelajaran secara efisien rata-rata Mengelola interaksi kelas
2,00 3,00
4,00
4,00 4,00
4,00
3,00
3,00
3,00
4,00
3,00 3,00
4,00
4,00 4,00
3,00
2,00
4,00
4,00
4,00
3,00 3,00
4,00
4,00 4,00
3,00
3,00
3,00
4,00
3,00
3,00 4,00
3,00
3,00 4,00
3,00
3,00
2,00
3,00
3,00
2,83 3,50
3,67
3,50 3,67
3,33
2,83
3,00
3,33
3,50
4 5
6
C
2,70
3,32
75 1 2 3 4 5
D
1 2 3 4 5
E 1 2
memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran menangani pertanyaan dan respon siswa menggunakan ekpresi lisan, tulisan, isarat dan gerakan badan memicu dan memelihara keterlibatan siswa memantapkan penguasaan materi pembelajaran rata-rata bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar menunjukan sikap rama, luwes, terbuka, penuh pengertian dan sabar kepada siswa menujukkan kegairahan dalam mengajar mengembangkan hubungan antar pribadi yang sehat dan serasi membantu siswa menyadari kelebihan dan kekurangannya membantu siswa menumbuhkan kepercayaan diri rata-rata Tematik Menampilkan penguasaan pembelajaran tematik secara holistic terampil menggunakan metode dan media pembelajaran
3,00 4,00
3,00
3,00 3,00
4,00
4,00
3,00
3,00
3,00
3,00 4,00
4,00
3,00 3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
4,00
3,00 3,00
4,00
4,00 4,00
4,00
4,00
3,00
3,00
4,00
3,00 4,00
4,00
4,00 4,00
4,00
3,00
4,00
4,00
3,00
3,00 4,00
3,00
4,00 4,00
4,00
3,00
3,00
4,00
4,00
3,00 3,80
3,60
3,60 3,60
3,80
3,40
3,20
3,40
3,60
3,00 4,00
3,00
4,00 3,00
4,00
3,00
3,00
3,00
4,00
3,00 4,00
4,00
4,00 4,00
3,00
3,00
3,00
3,00
4,00
3,00 4,00
4,00
4,00 4,00
3,00
4,00
4,00
3,00
3,00
4,00 4,00
3,00
4,00 4,00
3,00
3,00
4,00
3,00
4,00
3,00 4,00
4,00
3,00 4,00
3,00
4,00
3,00
3,00
3,00
3,20 4,00
3,60
3,80 3,80
3,20
3,40
3,40
3,00
3,60
3,00 3,00
3,00
4,00 4,00
4,00
4,00
3,00
3,00
3,00
2,00 4,00
3,00
3,00 4,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,50
3,60
76 3 4 5
6
F 1 2
G 1 2 3 4
mahir dalam mengaitkan tema dengan kehidupan sehari-hari meningkatkan keterlibatan siswa melalui pengamattan langsung mengembangkan kemampuan siswa dalam berbagai aspek yang terkait dengan tema menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-hari rata-rata melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran rata-rata kesan umum pelaksanaan pembeelajaran keefektifan proses pembelajaran menggunaan bahasa indonesia lisan peka terhadap kesalahan berbahasa siswa penampilan guru dalam pembelajaran rata-rata
3,00 3,00
3,00
4,00 3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00 3,00
3,00
3,00 4,00
4,00
2,00
3,00
3,00
3,00
3,00 4,00
3,00
3,00 3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
4,00
3,00 3,00
4,00
3,00 4,00
3,00
3,00
4,00
3,00
3,00
2,83 3,33
3,17
3,33 3,67
3,33
3,00
3,17
3,00
3,17
2,00 4,00
4,00
4,00 4,00
3,00
2,00
3,00
2,00
3,00
2,00 3,00
4,00
3,00 3,00
4,00
2,00
3,00
3,00
4,00
2,00 3,50
4,00
3,50 3,50
3,50
2,00
3,00
2,50
3,50
3,00 4,00 2,00 4,00
4,00 3,00
4,00 3,00 3,00 3,00
3,00 3,00
2,00 3,00
3,00 3,00
3,00 2,00
3,00 3,00
3,00 4,00
3,00
3,00 4,00
3,00
2,00
3,00
3,00
3,00
3,00 3,00 2,75 3,75
3,00 3,25
4,00 4,00 3,50 3,50
3,00 3,00
3,00 2,50
3,00 3,00
3,00 2,75
4,00 3,25
3,20
3,10
3,25
77
Data hasil keterlaksanaan penilaian profesional masing-masing guru kimia berdasarkan alat pembelajaran
No
A B C D
E F G
kriteria Penilaian Mengelola ruang dan fasilitas Melaksanakan kegiatan perbaikan Mengelola interaksi kelas bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar Tematik melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar kesan umum pelaksanaan pembeelajaran Skor Nilai Kategori
SMAN 1 W.TMR SI IP 2,00 3,00
SMAN 1 W.UTR EA AD 2,50 3,00
SMA/Sederajat Konawe Kepulauan SMAN 1 SMAN 1 SMKN 1 SMK SMAN 1 Skor Nilai Kategori W.BRT W.TRA WWNI 1 KES W.TENG RI NH LO MA JA NH 3,00 3,00 2,00 2,50 3,00 3,00 2,70 54,00 R
2,83
3,50
3,67
3,50
3,67
3,33
2,83
3,00
3,33
3,50
3,32
66,33
T
3,00
3,80
3,60
3,60
3,60
3,80
3,40
3,20
3,40
3,60
3,50
70,00
T
3,20
4,00
3,60
3,80
3,80
3,20
3,40
3,40
3,00
3,60
3,60
72,00
T
2,83
3,33
3,17
3,33
3,67
3,33
3,00
3,17
3,00
3,17
3,20
64,00
S
2,00
3,50
4,00
3,50
3,50
3,50
2,00
3,00
2,50
3,50
3,10
62,00
S
2,75
3,75
3,25
3,50
3,50
3,00
2,50
3,00
2,75
3,25
3,25
65,00
S
18,62 53,19 R
24,88 71,10 T
23,78 24,23 24,73 23,17 67,95 69,24 70,67 66,19 T T T T
19,13 54,67 R
21,27 60,76 S
20,98 59,95 S
23,62 67,48 S
64,76 S
S
78 Lampiran 4. Identitas guru kimia SMA/Sederajat se Kabupaten Konawe Kepulauan a. Status Guru, lama Mengajar Guru, latar belakang pendidikan jumlah mengajar perminggu pekerjaan sampingan dan penghasilan penghasilan perbulan
No
Kode Guru
1
SI
2
IP
3
EA
4
AD
5
RI
6
NH
7
LO
8
MA
9
JA
10
NH
Status Guru
Lama Mengajar Guru
Gol/ Pangkat
Honor
3 Tahun
-
Tetap
5 tahun
IIIA
Honor
2 Tahun
-
Hoon
2 Tahun
-
Honor
2 Tahun
-
Honor
1 Tahun
-
Honor
6 Bulan
-
Tetap
5 tahun
IIIB
SMK 1 Kesehatan
Honor
3 Tahun
-
SMAN 1 Wawonii Tengah
Honor
1 Tahun
-
Tempat Mengajar SMAN 1 Wawonii Timur SMAN 1 Wawonii Timur SMAN 1 Wawonii Utara SMAN 1 Wawonii Utara SMAN 1 Wawonii barat SMAN 1 Wawonii barat SMAN 1 Wawonii Tenggara SMKN 1 Wawonii barat
Alumni (Tahun) S1 Kimia USL (2009) S1 Pend.Kimia UHO (2008) S1 Pend.kimia UHO (2013) S1 Pend.kimia UHO (2012) S1 Pend.kimia UHO (2010) S1 Pend.kimia UHO (2013) S1 Pend.Fisika UHO (2014) S1 Pend.kimia UHO (2008) S1 Kimia UHO (2011) S1 Pend.kimia UHO (2013)
Jumlah Jam Mengajar/ Minggu
Pekerjaan Sampingan
Jumlah Jumlah Penghasilan Tanggungan /Bulan (RP) Keluarga
ada
600.000
-
ada
3 Juta
3
Ada
500.000
-
-
400.000
-
-
500.000
-
ada
1 Juta
-
-
500.000
-
-
3 juta
3
ada
300.000
ada
1 Juta
-
79
b. Kegiatan Pengalaman Organisasi Pengalaman organisasi yang pernah diikuti oleh guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 1) Kegiatan Organisasi No
Kode Guru
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
SI IP EA AD RI NH LO MA JA NH
Tempat Mengajar SMAN 1 Wawonii Timur SMAN 1 Wawonii Timur SMAN 1 Wawonii Utara SMAN 1 Wawonii Utara SMAN 1 Wawonii barat SMAN 1 Wawonii barat SMAN 1 Wawonii Tenggara SMKN 1 Wawonii barat SMK 1 Kesehatan SMAN 1 Wawonii Tengah
Nama Organisasi -
Lama Berorganisasi -
Nama Organisasi -
Lama Berorganisasi -
2) Penghargaan Prestasi Akademik No
Kode Guru
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
SI IP EA AD RI NH LO MA JA NH
Tempat Mengajar SMAN 1 Wawonii Timur SMAN 1 Wawonii Timur SMAN 1 Wawonii Utara SMAN 1 Wawonii Utara SMAN 1 Wawonii barat SMAN 1 Wawonii barat SMAN 1 Wawonii Tenggara SMKN 1 Wawonii barat SMK 1 Kesehatan SMAN 1 Wawonii Tengah
80
3) Kegiatan Seminar Ilmiah
No
Kode Guru
1 2 3 4 5 6 7
SI IP EA AD RI NH
8 9 10
MA JA NH
LO
Tempat Mengajar SMAN 1 Wawonii Timur SMAN 1 Wawonii Timur SMAN 1 Wawonii Utara SMAN 1 Wawonii Utara SMAN 1 Wawonii barat SMAN 1 Wawonii barat SMAN 1 Wawonii Tenggara SMKN 1 Wawonii barat SMK 1 Kesehatan SMAN 1 Wawonii Tengah
Tempat Penataran/ Lokarya -
Waktu
Status
penyelenggara
Status
penyelenggara
-
4) Pentaran/Lokarya
No
Kode Guru
1 2 3 4 5 6 7
SI IP EA AD RI NH
8 9 10
MA JA NH
LO
Tempat Mengajar SMAN 1 Wawonii Timur SMAN 1 Wawonii Timur SMAN 1 Wawonii Utara SMAN 1 Wawonii Utara SMAN 1 Wawonii barat SMAN 1 Wawonii barat SMAN 1 Wawonii Tenggara SMKN 1 Wawonii barat SMK 1 Kesehatan SMAN 1 Wawonii Tengah
Tempat Penataran/ Lokarya -
Waktu -
81
Lampiran 5. Instrumen Penelitian 1. Lembar Observasi Nama Sekolah
:
Alamat Sekolah
:
Jumlah Guru Kimia
:
Guru Tetap
:
Guru Bantu
:
Guru Honor
:
Jumlah kelas
:
Kelas X
: (…………
[email protected])
Kelas XI IPA
: (…………
[email protected])
Kelas XII IPA
: (…………
[email protected])
Mengetahui, Kepala SMAN 1 Wawonii
……………………... NIP.
82
2. Angket (Untuk Guru Bidang Studi Kimia) 1) Nama Guru Kimia
:
2) Jenis Kelamin
:
3) Umur
:
4) Tempat dan Tanggal Lahir
:
5) Tempat Mengajar
:
6) Status Guru a. Guru Tetap
:
b. Guru Bantu
:
c. Guru Honor
:
7) Mengajar di Sekolah Sekarang Selama a. ……… Bulan b. ……… Tahun 8) Golongan
:
9) Pendidikan Tertinggi
:
10) Jumlah Jam Mengajar/Minggu : 11) Pekerjaan Lain Selain Mengajar : 12) Jumlah Penghasilan/Perbulan
:
13) Beban Sosial a. Jumlah Istri/Suami
:
b. Jumlah Anak
:
83
Lampiran 6. Lembar Penilaian APKG I dan APKG II ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU (APKG I) Nama Guru
:
Mata Pelajaran/Tema
:
NIP
:
Waktu (Jam)
:
Tempat Mengajar
:
Hari,Tanggal
:
Kelas
:
1. Menentukan bahan pembelajaran dan merumuskan tujuan 1.1 Menggunakan bahan perbaikan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan masalah yang diperbaiki 1.2 Memetakan kompetensi dasar, indikator dan Pengalaman belajar
2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media (alat bantu pembelajaran), dan sumber belajar 2.1 Mengembangkan dan mengorganisasikan materi Pembelajaran 2.2 Menentukan dan mengembangkan alat bantu Pembelajaran 2.3 Memilih sumber belajar
3. Merencanakan skenario perbaikan pembelajaran 3.1 Menentukan jenis kegiatan perbaikan pembelajaran/ yang sesuai dengan tema (untuk pembelajaran tematik) 3.2 Menyusun langkah-langkah perbaikan pembelajaran
1
2
3
4
5
84
yang sesuai dengan tema (untuk pembelajaran tematik) 3.3 Menentukan alokasi waktu perbaikan pembelajaran 3.4 Menentukan cara-cara memotivasi siswa 3.5 Mempersiapkan pertanyaan
4. Merancang pengelolaan kelas perbaikan pembelajaran 4.1 Penatapan alokasi waktu belajar mengajar 4.2 Menentukan cara-cara pengorganisasian siswa agar dapat berpartisipasi dalam pembelajaran
5. Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian perbaikan pembelajaran 5.1 Menentukan prosedur dan jenis penilaian (khusus untuk pembelajaran tematik prosedur penilaian harus dilakukan secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh 5.2 Membuat alat-alat penilaian dan kunci jawaban
6. Kesan umum rencana pembelajaran 6.1 Kebersihan dan kerapihan 6.2 Penggunaan bahasa tulis
85
Nilai APKG 1 = R R=
A+B+C+D+E+F 6
= ………………….
R = Rata-rata butir
Langara
November 2015
Mengetahui Kepala Sekolah
Penilai 1/Penilai 2
………………………… Nip.
Muamar lewa Stb. A1C4 11 083
No.HP…………………
86
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU(APKG II) Nama Mahasiswa
:
Mata Pelajaran/Tema
:
NIP
:
Waktu (Jam)
:
Tempat Mengajar
:
Hari,Tanggal
:
Kelas
:
1. Mengelola ruang dan fasilitas belajar
1
2
1.1 Menata fasilitas dan sumber belajar
3
1.2 Melaksanakan tugas rutin kelas
3
2. Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran 2.1 Memulai pembelajaran 2.2 Melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, Siswa, situasi dan lingkungan 2.3 Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang Sesuai. Dengan tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan 2.4 Melaksanakan pembelajaran dalam urutan yang logis 2.5 Menggunakan perbaikan pembelajaran secara individual, Kelompok atau klasikal 2.6 Mengelola waktu pembelajaran secara efisien
3. Mengelola interaksi kelas 3.1 Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan Dengan isi pembelajaran 3.2 Menangani pertanyaan dan respon siswa
3
4
5
87
3.3 Menggunakan ekspresi lisan, tulisan, isyarat dan gerakan badan 3.4 Memicu dan memelihara keterlibatan siswa 3.5 Memantapkan penguasaan materi pembelajaran
4. Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar 4.1 Menunjukkan sikap ramah, luwes, terbuka, penuh pengertian dan sabar kepada siswa 4.2 Menunjukkan kegairahan dalam mengajar 4.3 Mengembangkan hubungan antar pribadi yang sehat Dan serasi 4.4 Membantu siswa menyadari kelebihan dan Kekurangannya 4.5 Membantu siswa menumbuhkan kepercayaan diri
5. mendorong menggalakkan siswa dalam belajar 1) Menggunakan prosedur yang melibatkan siswa Pada awal pelajaran 2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk Berpartisispasi dalam pelajaran 3) Memelihara keterlibatan siswa dalam Pebelajaran 4) Meningkatkan keterlibatan siswa melalui pengamatan Langsung 5) Upaya guru untuk meningkatkan keterlibatan siswa
88
Dalam rosese belajar mengajar 6) Menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-hari
6. Melaksanakan penilaian proses dan hasil beajar 1) Melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran 2) Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran
7. Kesan umum pelaksanaan pembelajaran 1) Keefektifan proses pembelajaran 2) Penggunaan bahasa Indonesia lisan 3) Peka terhadap kesalahan berbahasa siswa 4) Penampilan guru dalam pembelajaran Ni lai A P K G 2 = V
Nilai APKG 2 = V V=
A+B+C+D+E+F+G 7
V = Rata-rata butir
= …………………. .Langara
Mengetahui Kepala Sekolah
…………………………… Nip.
A+B+C+D+E+F+G November V = 2015 =
… Penilai1/Penilai 2… … … … Muamar Lewa … Stb. A1C4 11 083 … . V = R at
7
89
Lampiran 7. Hasil Penilaian APKG I dan APKG II 1. APKG I -
Berdasarkan Kriteria masing-masing guru
Inesial Guru 1 SI 2 IP 3 EA 4 AD 5 RI 6 NH 7 LO 8 MA 9 JA 10 NH rata-rata
No
Skor
Nilai
17,65 58,83 20,8 69,33 18,9 63 18,85 62,83 21,6 72 20,1 67 15,95 53,17 16,3 54,33 15,95 53,17 19,85 66,17 61,98
Kategori S T S S T T R R R T S
Frekuensi Kategori (%) Tinggi Sedang Rendah
40
a. Kategori Tinggi Jumlah kategor tinggi = 4 orang guru Jumlah guru
= 10 orang
Frekuensi Kategori
= (4/10) x 100 = 40%
b. Kategori Sedang Jumlah kategori Sedang = 3 orang guru Jumlah guru
= 10 orang
Frekuensi Kategori
= (3/10) x 100 = 30 %
c. Kategori Rendah Jumlah kategori Rendah = 3 orang guru Jumlah guru
= 10 orang
Frekuensi Kategori
= (3/10) x 100 = 30 %
30
30
90
-
Keterelaksanaan berdasarkan kriteria penilaian guru
No
kriteria Penilaian
Skor
Nilai
Kategori
A
Menentukan Bahan Pembelajaran dan merumuskan Tujuan mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media (alat bantu Pembelajaran), dan sumber belajar merencanakan skenrio perbaikan/pembelajaran Merencanakan prosedur, jenis dan meyiapkan alat penilaian perbaikan pembelajaran Tampilan dokumen rencana pembelajaran Merancang Perbaikan Kelas Rata-rata
3,55
71,00
T
2,73
54,50
R
3,42
68,40
T
2,90
58,00
S
3,35
67,00
T
2,65 53,00 61,98
R S
B
C D
E F
a. Kategori Tinggi Jumlah kategor tinggi = 3 indikator Jumlah Indikator
= 6 indikator
Frekuensi Kategori
= (3/6) x 100 = 50%
b. Kategori Sedang Jumlah kategori Sedang = 1 indikator Jumlah Indikator
= 6 indikator
Frekuensi Kategori
= (3/6) x 100 = 16,66 %
c. Kategori Rendah Jumlah kategori Rendah = 2 indikator Jumlah Indikator
= 6 indikator
Frekuensi Kategori
= (3/6) x 100 = 33,33 %
Frekuensi Kategori (%) Tinggi Sedang Rendah
50
16,66
33,33
91
2. APKG II - Berdasarkan Kriteria masing-masing guru Inesial Guru 1 SI 2 IP 3 EA 4 AD 5 RI 6 NH 7 LO 8 MA 9 JA 10 NH rata-rata No
Skor
Nilai
18,62 53,19 24,88 71,1 23,78 67,95 24,23 69,24 24,73 70,67 23,17 66,19 19,13 54,67 21,27 60,76 20,98 59,95 23,62 67,48 65,00
Kategori
Frekuensi Kategori (%) Tinggi Sedang Rendah
R T T T T T R S S S T
50
30
a. Kategori Tinggi Jumlah kategor tinggi = 5 orang guru Jumlah guru
= 10 orang
Frekuensi Kategori
= (5/10) x 100 = 50%
b. Kategori Sedang Jumlah kategori Sedang = 3 orang guru Jumlah guru
= 10 orang
Frekuensi Kategori
= (3/10) x 100 = 30 %
c. Kategori Rendah Jumlah kategori Rendah = 2 orang guru Jumlah guru
= 10 orang
Frekuensi Kategori
= (2/10) x 100 = 20 %
20
92
-
Keterelaksanaan berdasarkan kriteria penilaian guru
No
kriteria Penilaian
A B C D
Mengelola ruang dan fasilitas Melaksanakan kegiatan perbaikan Mengelola interaksi kelas bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar Tematik melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar kesan umum pelaksanaan pembeelajaran
E F G
Skor Nilai
Kategori
2,70 3,32 3,50
54,00 66,33 70,00
R T T
3,60
72,00
T
Frekuensi kategori Tinggi Sedang Rendah
42,85 3,20
64,00
S
3,10
62,00
S
3,25
65,00
S
a. Kategori Tinggi Jumlah kategor tinggi = 3 indikator Jumlah Indikator
= 7 indikator
Frekuensi Kategori
= (3/7) x 100 = 42,85%
b. Kategori Sedang Jumlah kategori Sedang = 3 indikator Jumlah Indikator
= 7 indikator
Frekuensi Kategori
= (3/7) x 100 = 42,85 %
c. Kategori Rendah Jumlah kategori Rendah = 1 indikator Jumlah Indikator
= 7 indikator
Frekuensi Kategori
= (1/7) x 100 = 14,28 %
42,85
14,28
93
Lampiran 8. Indikator APKG I dan APKG II PENJELASAN SKALA NILAI APKG 1 LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN MERENCANAKAN PEMBELAJARAN 1. Menentukan Bahan Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran Indikator : 1.1 Menggunakan bahan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum Penjelasan : Kurikulum yang dimaksud adalah GBPP. Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut: Skala Penilaian
1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam rencana pembelajaran dicantumkan bahan pembelajaran yang: Tidak sesuai dengan kurikulum; Sesuai dengan kurikulum tetapi tidak dijabarkan; Sesuai dengan kurikulum disertai dengan penjabaran Singkat; Sesuai dengan kurikulum disertai dengan penjabaran rinci; atau Sesuai dengan kurikulum disertai dengan penjabaran rinci dan jelas.
Indikator : 1.2 Memetakan kompetensi dasar, indikator dan pengalaman belajar Penjelasan : Dalam memetakan kompetensi dasar, indikator dan pengalaman belajar, guru perlu mempertimbangkan deskriptor-deskriptor berikut. a. Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dalam Tema b. Kesesuaian indikator dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, rumusan menggunakan kata operasional yang terukur dan atau dapat diamati.
94
c. Kesesuaian dengan lingkungan yang terdekat dengan peserta didik. d. Mulai dari yang termudah menuju yang sulit, atau dari yang sederhana menuju yang kompleks atau dari yang konkret menuju ke yang abstrak. Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut : Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam rencana pembelajaran: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat deskriptor tampak.
2. Mengembangkan dan Mengorganisasikan Materi, Media (Alat Bantu Pembelajaran), dan Sumber Belajar Indikator : 2.1 Mengembangkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran dengan pendekatan tematik Penjelasan : Dalam mengembangkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran dengan pendekatan tematik, guru perlu mempertimbangkan deskriptor-deskriptor berikut : a. Cakupan materi (keluasan dan kedalaman) yang sesuai dengan GBPP. b. Sistematika materi. c. Kesesuaian dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. d. Kemutakhiran (sesuai dengan perkembangan terakhir dalam bidangnya). Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut.
Skala Penilaian 1 2 3 4
Penjelasan Dalam rencana pembelajaran: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau
95
5
Empat deskriptor tampak.
Indikator : 2.2 Pengembangan jaringan tema dan menentukan tema (khusus RRP tematik) Penjelasan : Dalam mengembangkan jaringan tema dan menentukan tema, guru harus mempertimbangkan deskriptor-deskriptor berikut: a. Tema-tema sesuai dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan daerah setempat b. Tema menggambarkan secara menyeluruh dan utuh semua. Standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), Indikator dari berbagai mata pelajaran/tema, memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri peserta didik. c. Tema memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri peserta didik. d. Mulai dari yang termudah menuju yang sulit, atau dari yang sederhana menuju yang kompleks atau dari yang konkret menuju ke yang abstrak. Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut : Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam rencana pembelajaran: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu dan dua deskriptor tampak, Dua sampai empatdeskriptor tampak, Empat dan lima deskriptor tampak, atau Enam deskriptor tampak
Indikator : 2.3 Menentukan dan mengembangkan media/ pembelajaran alat bantu pembelajaran yang relevan
96
Penjelasan : Yang dimaksud dengan alat bantu mengajar (media) adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyajikan bahan pembelajaran, sehingga memudahkan siswa belajar (misalnya: gambar, model, peta, dan "chart"), tidak termasuk papan tulis, penghapus, dan kapur. Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaianberikut : Skala Penilaian 1 2 3
4 5
Penjelasan Dalam rencana pembelajaran: Tidak direncanakan penggunaan alat bantu mengajar (media); Direncanakan penggunaan satu macam media tetapi tidak tampak kesesuaiannya dengan tujuan; Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media tetapi tidak kelihatan kesesuaiannya dengan tujuan; Direncanakan penggunaan satu macam media dan tampak kesesuaiannya dengan tujuan; Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media dan kelihatan kesesuaiannya dengan tujuan.
Indikator : 2.4 Memilih sumber belajar Penjelasan : Sumber belajar dapat berupa buku paket, buku pelengkap, manusia sumber, museum, lingkungan, laboratorium, dan sebagainya. Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor seperti di bawah ini : a. Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan. b. Kesesuaian sumber belajar dengan perkembangan siswa. c. Kesesuaian sumber belajar dengan materi yang akan diajarkan. d. Kesesuaian sumber belajar dengan lingkungan siswa.
97
Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam rencana pembelajaran: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu dan dua deskriptor tampak, Dua sampai empatdeskriptor tampak, Empat dan lima deskriptor tampak, atau Enam deskriptor tampak
3. Merencanakan Skenario Kegiatan Pembelajaran Indikator : 3.1 Menentukan jenis kegiatan belajar serta kesesuaiannya dengan tema Penjelasan : Kegiatan belajar dapat berupa mendengarkan penjelasan guru, observasi, belajar kelompok, melakukan percobaan, membaca, dan sebagainya. Penggunaan lebih dari satu jenis kegiatan belajar sangat diharapkan dengan maksud agar perbedaan individual siswa dapat dilayani dan kebosanan siswa dapat dihindari. Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut : a. Sesuai dengan tujuan; b. Sesuai dengan bahan yang akan diajarkan; c. Sesuai dengan perkembangan anak; d. Sesuai dengan waktu yang tersedia; e. Sesuai dengan sarana atau lingkungan yang tersedia; f. Bervariasi; g. Memungkinkan terbentuknya dampak pengiring; serta
98
h. Memungkinkan keterlibatan siswa. Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam rencana pembelajaran: Tidak satu deskriptor pun tampak; Satu sampai dua deskriptor tampak; Tiga sampai empat deskriptor tampak; Lima sampai enam deskriptor tampak; atau tujuh sampai delapan deskriptor tampak.
Indikator : 3.2 Menyusun langkah-langkah pembelajaran dan kesesuaiannya dengan tema Penjelasan : Langkah-langkah pembelajaran (pendahuluan/awal, kegiatan inti, dan penutup/akhir) hendaknya memenuhi kriteria berikut : Skala Penilaian 1 2 3
4
5
Penjelasan Dalam rencana pembelajaran: Tidak dicantumkan langkah-langkah pembelajaran; Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup tetapi tidak dirinci dan tidak sesuai dengan tema; Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci tetapi tidak sesuai dengan tema dan materi pembelajaran; Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci dan sesuai dengan tema atau materi pembelajaran; Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci dan sesuai dengan tema dan materi pembelajaran.
Indikator : 3.3 Menentukan alokasi waktu pembelajaran Penjelasan : Alokasi waktu pembelajaran adalah pembagian waktu untuk setiap tahapan/jenis kegiatan dalam suatu pertemuan. Untuk menilai butir ini perlu
99
diperhatikan penyediaan waktu bagi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup sebagaimana tampak pada deskriptor berikut : Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam rencana pembelajaran: Alokasi waktu keseluruhan tidak dicantumkan pada rencana pembelajaran; Alokasi waktu keseluruhan dicantumkan pada rencana pembelajaran; Alokasi waktu untuk setiap langkah (kegiatan pembukaan, inti, dan penutup) dicantumkan; Alokasi waktu kegiatan inti lebih besar daripada jumlah waktu kegiatan pembukaan dan penutup; Alokasi waktu untuk setiap kegiatan dalam langkahlangkah pembelajaran dirinci secara proporsional.
Indikator : 3.4 Menentukan cara-cara memotivasi siswa Penjelasan : Memotivasi siswa adalah upaya guru untuk membuat siswa belajar secara aktif. Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut. a. Cara memotivasi siswa dapat dilihat dari cara guru: b. Mempersiapkan bahan pengait (termasuk apersepsi) yang menarik bagi siswa; c. Mempersiapkan media; d. Menetapkan jenis kegiatan yang menarik; serta e. Melibatkan siswa dalam kegiatan. Dalam menilai butir ini perlu dikaji seluruh komponen rencana pembelajaran. Skala Penilaian 1 2 3 4
Penjelasan Dalam rencana pembelajaran: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau
100
5
Empat deskriptor tampak.
Indikator : 3.5 Menyiapkan pertanyaan Penjelasan : Pertanyaan yang dirancang dapat mencakup pertanyaan tingkat rendah yang menuntut kemampuan mengingat dan pertanyaan tingkat tinggi
yang
menuntut kemampuan memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Pertanyaan yang disiapkan guru dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Guru mempersiapkan pertanyaan untuk menilai/memotivasi siswa pada awal pelajaran, menilai siswa dalam proses belajar, dan menilai siswa pada akhir pelajaran. Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut. Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam rencana pembelajaran: Tidak terdapat pertanyaan; Terdapat pertanyaan ingatan saja; Terdapat pertanyaan pemahaman; Terdapat pertanyaan penerapan; atau Terdapat pertanyaan analisis atau sintesis atau evaluasi
4. Merancang Pengelolaan Kelas Indikator : 4.1 Menentukan penataan ruang dan fasilitas belajar Penjelasan : Penataan ruang dan fasilitas belajar mencakup persiapan dan pengaturan ruangan dan fasilitas (tempat duduk, perabot, dan alat pelajaran) yang diperlukan sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang dirancang. Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut ini.
101
a. Penataan ruang dan fasilitas belajar sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. b. Penataan ruang dan fasilitas belajar sesuai dengan jenis kegiatan. c. Penataan ruang dan fasilitas belajar sesuai dengan waktu. d. Penataan ruang dan fasilitas belajar sesuai dengan lingkungan. Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam rencana pembelajaran: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat deskriptor tampak.
Indikator : 4.2 Menentukan cara-cara pengorganisasian siswa agar dapat berpartisipasi dalam pembelajaran Penjelasan : Yang dimaksud dengan pengorganisasian siswa adalah kegiatan guru dalam menentukan pengelompokan, memberi tugas, menata alur kerja dan cara kerja, sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang dirancang. Pengorganisasian siswa ditandai oleh deskriptor berikut : a. Pengaturan pengorganisasian siswa (individu, kelompok, klasikal); b. penugasan, c. alur dan cara kerja; dan d. kesempatan bagi siswa untuk mendiskusikanhasil tugas.
102
Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam rencana pembelajaran: tidak satu deskriptor pun tampak; deskriptor a tampak; deskriptor a dan b tampak; deskriptor a, b, dan c tampak; atau deskriptor a, b, c, dan d tampak
5. Merencanakan Prosedur, Jenis, dan Menyiapkan Alat Penilaian Indikator : 5.1 Menentukan prosedur dan jenis penilaian (berkala, berkesinambungan, menyeluruh) Penjelasan : Prosedur penilaian meliputi: a. penilaian awal b. penilaian dalam proses, dan c. penilaian akhir Jenis penilaian meliputi: a. tes lisan b. tes tertulis, dan c. tes perbuatan Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut :
103
Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam rencana pembelajaran: Tidak dinyatakan prosedur dan jenis penilaian; Tercantum prosedur atau jenis penilaian tetapi tidak sesuai dengan tujuan; Tercantum prosedur atau jenis penilaian yang sesuai dengan tujuan; Tercantum prosedur dan jenis penilaian, salah satu di antaranya sesuai dengan tujuan; atau Tercantum prosedur dan jenis penilaian, keduanya sesuai dengan tujuan
Indikator : 5.2 Membuat alat-alat penilaian dan kunci jawaban Penjelasan : Alat penilaian dapat berbentuk pertanyaan, tugas, dan lembar observasi, sedangkan kunci jawaban dapat berupa kunci jawaban yang benar atau rambu-rambu jawaban. Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut : Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam rencana pembelajaran: Tidak terdapat soal/pertanyaan; Ada soal/pertanyaan untuk setiap tujuan pembelajaran Khusus/tpk; Setiap soal/pertanyaan mengukur tujuan pembelajaran Khusus/tpk; Bahasa dan/atau format setiap soal/pertanyaan memenuhi Syarat penyusunan butir soal; atau Setiap soal/pertanyaan disertai kunci/rambu jawaban yang benar
6. Tampilan Dokumen Rencana Pembelajaran Indikator : 6.1 Kebersihan dan kerapian
104
Penjelasan : Kebersihan dan kerapian rencana pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat dari penampilan fisik rencana pelaksanaan pembelajaran. Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut. a. Tulisan dapat dibaca dengan mudah. b. Tidak banyak coretan. c. Bentuk tulisan ajeg (konsisten). d. Ilustrasi tepat dan menarik.
Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam rencana pembelajaran: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat deskriptor tampak.
Indikator : 6.2 Penggunaan bahasa tulis Penjelasan : Bahasa tulis adalah yang digunakan dalam rencana pembelajaran hendaknya mengikuti kaidah bahasa tulis yang baik. Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut : a. Bahasa komunikatif. b. Pilihan kata tepat. c. Struktur kalimat baku. d. Cara penulisan sesuai dengan EYD.
105
Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam rencana pembelajaran: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat deskriptor tampak.
106
PENJELASAN SKALA NILAI APKG 2 LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN 1. Mengelola ruang dan fasilitas belajar a. Indikator : Melaksanakan tugas rutin kelas Penjelasan : Tugas rutin dapat berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan pembelajaran. Tetapi, pelaksanaannya cukup penting karena dapat menunjang kelancaran pembelajaran. Penilaian butir ini memperhatikan deskriptor berikut : 1) Memeriksa ketersediaan alat tulis (kapur/spidol dan penghapus). 2) Memeriksa kehadiran siswa. 3) Memeriksa kebersihan (seperti papan tulis, kebersihan dan kerapian siswa dan ruangan, serta perabotan kelas). 4) Memeriksa kesiapan alat-alat pelajaran siswa. Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat deskriptor tampak.
b. Indikator : menata fasilitas dan summber belajar Penilaian butir ini dilakukan dengan memperhatikan deskriptor berikut : 1) Alat bantu (media) pembelajaran yang diperlukan tersedia
107
2) Sumber belajar yang diperlukan tersedia 3) Sumber belajar mudah dimamfaatkan 4) Alat bantu (media) pebelajaran diletakkan yang mudah dilihat dan atau ditanyakan Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat deskriptor tampak.
2. Melaksanakan Kegiatan Perbaikan Pembelajaran a. Indikator : Memulai kegiatan pembelajaran Penjelasan : Kemampuan guru dalam memulai pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan kegiatan selanjutnya. Karena itu, kegiatan ini dilakukan dengan berbagai cara yang bermanfaat, memotivasi, serta menarik perhatian siswa. Penilaian butir ini dilakukan dengan memperhatikan deskriptor berikut. 1) Menjelaskan tujuan/kemampuan yang diharapkan dan manfaat pembelajaran bagi siswa 2) Menjelaskan skenario pembelajaran 3) Menjelaskan cara penilaian yang akan dilakukan 4) melakukan upaya menjebatani antara apa yang telah dipahami siswa dengan yang akan dipelajarinya (melalui apersepsi, pertanyaan, cerita kasus, permainan, dan sebagainya.)
108
Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat deskriptor tampak.
b. Indikator : melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, siswa, situasi dan lingkungan. Penjelasan : Terdapat kesesuaian antara ragam kegiatan yang dipilih dan digunakan guru dengan kemampuan/tujuan belajar, siswa, serta situasi yang dihadapi dan lingkungan. Pada indikator ini tercermin pula pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru. Penilaian
butir
ini
dilakukan
dengan
memperhatikan
deskriptor,
yaitu
kegiatanpembelajaran: 1) sesuai dengan kemampuan/ tujuan belajar yang diharapkan; 2) sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang diajarkan; 3) sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan siswa; 4) sesuai dengan situasi dan lingkungan belajar (ruang, fasilitas kelas, dan sebagainya.); 5) terkoordinasi dengan baik (guru dapat mengendalikan pelajaran, perhatian siswa terfokus pada pelajaran, ketertiban kelas terpelihara).
109
Skala Penilaian
Penjelasan Dalam pembelajaran guru:
1
Tidak satu deskriptor pun tampak,
2
Satu deskriptor tampak,
3
Dua deskriptor tampak,
4
Tiga dan empat deskriptor tampak, atau
5
Semua deskriptor tampak.
c. Indikator : Menggunakan sumber belajar (media) yang sesuai dengan kemampuan/tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan Penjelasan : Sumber belajar dapat berupa buku pelajaran, diktat, modul, kamus, manusia sumber, museum, lingkungan, laboratorium, dan sebagainya. Penilaian butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut : 1) Sumber belajar sesuai dengan kemampuan/ tujuan belajar 2) Sumber belajar sesuai dengan karakteristik materi atau kemampuan yang akan diajarkan 3) Sumber belajar sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan, serta lingkungan siswa 4) Tidak hanya tergantung pada satu sumber (misalnya pada satu buku pelajaran saja), atau lebih dari dari satu macam sumber belajar. Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat/semua deskriptor tampak.
110
d. Indikator : Melaksanakan kegiatan dalam urutan kegiatan yang logis dan sistematis Penjelasan : Guru dapat memilih, mengatur, dan menjalankan kegiatan belajar secara logis dan sistematis sehingga antar-kegiatan saling terkait sebagai satu kesatuan yang utuh. Penilaian butir ini dilakukan dengan memperhatikan deskriptor berikut : 1) Kegiatan yang disajikan berkaitan satu sama lain. 2) Kegiatan disajikan dari yang mudah ke yang sukar dan dari konkret ke abstrak. 3) Terdiri lebih dari satu kegiatan yang bermakna. 4) Seluruh kegiatan bermuara pada suatu kesimpulan Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat deskriptor tampak.
e. Indikator : Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara individual, kelompok, atau klasikal Penjelasan : Variasi kegiatan yang bersifat individual, kelompok, dan klasikal sangat penting dilakukan agar dapat memenuhi perbedaan individual siswa. Indikator ini dinilai dengan memperhatikan deskriptor berikut : 1) Dilakukan variasi kegiatan klasikal, kelompok, atau individual (sekurangkurangnya dua variasi).
111
2) Jenis kegiatan yang digunakan sesuai dengan kemampuan/tujuan atau kebutuhan belajar. 3) Guru berperan sesuai dengan jenis kegiatan pengelolaan kelas yang diterapkannya. 4) Perubahan dari satu jenis kegiatan (dari klasikal ke kelompok dan ke individual, atau sebaliknya) berlangsung dengan lancar. Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat deskriptor tampak.
f. Indikator : Menggunakan waktu pembelajaran secara efisien Penjelasan : Guru dapat mengatur dan memanfaatkan waktu belajar secara optimal sehingga seluruh kegiatan yang dirancang dapat terlaksana dengan baik untuk mencapai kemampuan/tujuan belajar. Indikator ini dinilai dengan memperhatikan deskriptor berikut : 1) Memulai pembelajaran tepat waktu. 2) Menghindari penundaan kegiatan atau penyimpangan kegiatan yang tidak sesuai dengan keperluan pembelajaran. 3) Membagi setiap fase kegiatan (fase pembukaan, inti, dan penutup) dan ragam kegiatan secara proporsional. 4) Menutup pembelajaran tepat waktu.
112
Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat/semua deskriptor tampak.
3. Mengelolah interaksi kelas a. Indikator : memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran Indikator ini dinilai dengan memperhatikan deskriptor berikut :
Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak satu deskriptor pun tampak, Mengubah kata-kata penjelasan yang hampir sama Memberi petunjuk dengan cara yang lain Memberi petunjuk dengan cara yang lain dengan contoh yang kongkrit Memberi petunjuk dengan cara yang lain dengan contoh yang kongkrit sehingga siswa mengerti.
b. Indikator :menangani pertanyaan dan respon siswa Indikator ini dinilai dengan memperhatikan deskriptor berikut : 1) mengabaikan atau menggunakan kata atau tindakan yang mengurangi gairah siswa untuk bertanya atau respon 2) mengetahui adanya siswa yang ingin menyakan mengajukkan seesuatu da sesekali meminta rrespon atau pertanyaan siswa
113
3) meminta espon atau pertanyaan siswa terus menerus selama pelajaran berlangsunng 4) guru memberikan respon dan pertanyaan siswa untuk dibahas bersama Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat deskriptor tampak.
c. Indikator : Menggunnakan ekspresi lisan, tulisan, isyarat dan gerakan badan Indikator ini dinilai dengan memperhatikan deskriptor berikut : 1) Pembicaraan dapat dimengeti 2) Ekspresi lisan tepat (pilihan kata, tata kalimat, ucapan, itonasi dan mimik) 3) Materi tertulis jelas 4) Ekspresi tertulis benar (bahasanya baku dan konsepnya benar) Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat deskriptor tampak.
d. Indikator : memicu dan memelihara keterlibatan siswa Penjelasan : Kegiatan belajar terjadi karena apa yang dilakukan siswa secara aktif. Guru akan melakukan berbagai upaya untuk mempersiapkan, menarik minat dan
114
perhatian, serta mendorong dan menjaga keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Penilaian indikator ini dilakukan dengan mengacu pada deskriptor berikut. 1) Membantu siswa mengingat kembali pengalaman atau pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya, yang terkait dengan kemampuan/materi yang akan dipelajari. 2) Menggali atau mengajukan pertanyaan atau rangsangan yang bersifat terbuka, yang dapat menggali dan mendorong reaksi, pertanyaan, atau respons siswa. 3) Memberikan kesempatan dan memperhatikan siswa yang ingin menyampaikan pertanyaan/ respons. 4) Memberikan balikan atas pemikiran, pertanyaan, atau respons siswa lainnya Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat deskriptor tampak.
4. Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar a. Indikator : Menunjukkan perhatian serta sikap bersahabat, terbuka dan penuh pengertian kepada siswa Penjelasan : Indikator ini merujuk pada kemampuan guru dalam bersikap dan berperilaku dengan siswa. Indikator ini dinilai dengan memperhatikan deskriptor berikut :
115
1) Menampilkan sikap bersahabat kepada siswa. 2) Memperlakukan seluruh siswa secara adil atau proporsional 3) Menghargai setiap perbedaan pendapat, baik antarsiswa maupun antara guru dengan siswa 4) Mampu mengontrol tindakan (ucapan atau perilaku lainnya) dalam merespon perilaku atau pertanyaan yang kurang sesuai atau di luar kepatutan. Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat/semua deskriptor tampak.
b. Indikator : Melakukan komunikasi secara efektif Penjelasan : Guru mampu menjelaskan secara efektif konsep, ide, dan prosedur yang bertalian dengan pelajaran, dengan bahasa lisan, tulis, isyarat, ekspresi muka, ataupun gerakan badan. Dalam menilai indikator ini, penilaian perlu mengamati reaksi siswa agar skala penilaian dapat ditentukan dengan tepat. Indikator ini dinilai dengan memperhatikan deskriptor berikut. 1) Guru menggunakan berbagai perangkat berbahasa (bahasa lisan, tulis, ekspresi, dan gerak tubuh) secara efektif sehingga penjelasan yang disampaikan mudah dimengerti siswa. 2) Guru melakukan usaha mengatasi ketidakjelasan, kesalahpahaman, atau kebingungan siswa secara efektif.
116
3) Pembicaraan lancar dan tulisan terbaca (di papan tulis, kertas, atau layar) 4) Ucapan dan suara jelas dan dapat ditangkap oleh seluruh siswa. Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat/semua deskriptor tampak.
c. Indikator : Mengembangkan hubungan antarpribadi siswa yang sehat dan serasi Penjelasan : Guru memiliki sikap mental yang baik dalam menanggapi kesulitan belajar yang dirasakan dan dialami siswa. Penilaian indikator ini dilakukan dengan memperhatikan deskriptor berikut : 1) Memberikan perhatian terhadap masalah atau kesulitan siswa. 2) Memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan kesulitan belajar yang dihadapinya. 3) Meminta siswa lain untuk membantu masalah/kesulitan temannya. 4) Mendorong siswa untuk memecahkanmasalahnya sendiri. Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat/semua deskriptor tampak.
117
d. Indikator : Menghargai keragaman siswa serta membantunya menyadari kelebihan dan kekurangannya Penjelasan : Indikator ini mengacu pada sikap dan tindakan guru dalam menerima kenyataan mengenai kelebihan dan kekurangan siswa. Penilaian indikator ini memperhatikan deskriptor berikut : 1) Memperhatikan dan menghargai perbedaan individual siswa (bahasa, adat istiadat, suku, agama, dan sebagainya.). 2) Memberikan perhatian kepada siswa yang memiliki ‘kekhususan’, seperti cacat fisik, agresif, pemalu atau tidak percaya diri, pembohong, hiperaktif, dan sebagainya. 3) Memberikan tugas tambahan kepada mahasiswa yang memiliki kelebihan dalam hal belajar, atau membantu siswa yang lambat dalam belajar. 4) Mendorong kerja sama antara siswa yang cepat dan lambat dalam belajar. 5) Melakukan upaya untuk membantu siswa menemukan kekuatan dan kelemahannya dalam belajar, serta meningkatkan kekuatan dan memperbaiki kelemahan belajarnya. Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat/semua deskriptor tampak.
118
e. Indikator : Membantu menumbuhkan kepercayaan diri siswa Penjelasan : Guru berupaya untuk membantu siswa menumbuhkan rasa percaya diri. Indikator ini dinilai dengan memperhatikan deskriptor di bawah ini : 1) Mendorong siswa agar berani mengemukakan pendapat sendiri. 2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan alasan tentang pendapatnya. 3) Memberikan kesempatan siswa untuk memimpin kelompoknya. 4) Memberikan respons positif atas usaha siswa: pujian bagi siswa yang berhasil dan/ ataupemberian semangat kepada siswa yang belum berhasil (misalnya dengan memberikan kesempatan untuk mengulang atau memperbaiki kekurangannya). Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat/semua deskriptor tampak.
5. Tematik a. Indikator : Menampilkan penguasaan Pembelajaran Tematik secara holistik Penjelasan: Guru menampilkan penguasaan terhadap konsep, prinsip, teori, dan keberlakuan dalam pembelajaran tematik secara holistik Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut :
119
Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak memunculkan pembelajaran tematik. Pembelajaran yang disampaikan benar tetapi tidak sistematis. Pembelajaran yang disampaikan benar dan sistematis tetapi tidak ada generalisasi. Pembelajaran yang disampaikan benar, sistematis, dan ada generalisasi tetapi berpusat pada guru. Pembelajaran yang disampaikan benar, sistematis, dan ada generalisasi yang dilakukan
b. Indikator : Terampil menggunakan metode dan media pembelajaran Penjelasan: Materi akan mudah dipahami oleh siswa jika guru mampu menerapkan metode dan media pembelajaran yang sesuai/tepat sehingga dapat menimbulkan semangat/motivasi siswa. Dengan menggunakan lebih dari satu/variasi metode pembelajaran. Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut : Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Menyajikan 1 metode dan media dalam pembelajaran Menyajikan 2 metode dan media dalam pembelajaran Menyajikan 3 metode dan media dalam pembelajaran Menyajikan metode dan media bervariasi yang utuh Menyajikan metode dan media bervariasi yang utuh dan sistematis
c. Indikator : Mahir dalam mengaitkan tema dengan kehidupan sehari-hari Penjelasan : Pembelajaran tematik lebih bermakna dengan mengaitkan pada berbagai tema di kehidupan sehari hari. Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut :
120
Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak ada contoh penerapan tema yang muncul dalam pembelajaran Guru memberikan contoh mengaitkan tema dalam kehidupan sehari-hari. Guru membimbing siswa untuk memberikan contoh dan mengaitkan tema. Guru mengalihtangankan contoh yang dikemukakan oleh siswa dengan mengaitkan tema. Guru mampu memberikan balikan atas contohcontoh yang dikemukakan oleh siswa dengan tepat dan mengaitkan tema
d. Indikator : Meningkatkan keterlibatan siswa melalui pengamatan langsung Penjelasan: Pembelajaran tematik akan lebih bermakna bagi siswa apabila pembelajaran dilakukan melalui suatu pengalaman belajar langsung. Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut : Skala Penilaian 1 2
3
4
5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Pembelajaran berlangsung melalui ceramah (ekspositori). Pembelajaran berlangsung dengan ceramah yang diikuti dengan pengamatan oleh guru tanpa banyak melibatkan siswa untuk aktif bertanya (hanya mencatat). Pembelajaran berlangsung dengan ceramah yang diikuti dengan pengamatan langsung oleh siswa serta melibatkan keaktifan siswa. Pembelajaran berlangsung dengan kegiatan pengamatan langsung oleh kelompok siswa atau individu dan kesimpulan dibuat oleh guru. Pembelajaran berlangsung dengan kegiatan pengamatan langsung oleh siswa secara kelompok atau individu, kemudian siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru.
121
e. Indikator : Mengembangkan kemampuan siswa dalam berbagai aspek yang terkait dengan tema Penjelasan: Guru menampilkan penguasaan terhadap tema dalam pembelajaran Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut : Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tema yang disampaikan benar, sistematis, dan ada generalisasi yang dilakukan bersama-sama siswa. Tema yang disampaikan benar tetapi tidak Sistematis Tema yang disampaikan benar dan sistematis tetapi tidak ada generalisasi Tema yang disampaikan benar, sistematis, dan ada generalisasi tetapi berpusat pada guru. Tema yang disampaikan benar, sistematis, dan ada generalisasi yang dilakukan bersama-sama siswa.
f. Indikator : Menerapkan konsep dalam kehidupan seharihari Penjelasan : Pemahaman konsep pembelajaran tematik akan lebih baik apabila konsep tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut : Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak ada contoh penerapan konsep yang muncul dalam pembelajaran. Guru memberikan contoh penerapan konsep. Guru membimbing siswa untuk memberikan contoh. Guru mengalihtangankan contoh yang dikemukakan oleh siswa. Guru mampu memberikan balikan atas contoh-contoh yang dikemukakan oleh siswa dengan tepat.
122
1. Melaksanakan Penilaian Proses dan Hasil Belajar a. Indikator : Melaksanakan penilaian pada awal dan selama proses pembelajaran Penjelasan : Guru melakukan penilaian pada permulaan belajar (secara lisan, tertulis, atau bentuk lainnya) untuk mengetahui kesiapan dan kemampuan awal terhadap bahan pelajaran yang akan diajarkan. Hasil penilaian itu digunakan guru sebagai pijakan untuk memilih dan melakukan pembelajaran. Sementara itu, penilaian dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk memperoleh balikan atas kemajuan siswa dan keefektifan pembelajaran yang dilakukan guru. Penilaian proses dapat dilakukan melalui tes (pertanyaan lisan, tes tertulis, tugas, dan sebagainya) dan non-tes (pengamatan, interviu, angket, dan sebagainya.). a. Indikator ini dinilai dengan menggunakan deskriptor berikut b. Melakukan penilaian awal dengan berbagai cara berkaitan dengan kemampuan siswa mengenai bahan yang akan diajarkan. c. Menggunakan hasil penilaian awal sebagai titik tolak melakukan pembelajaran. d. Melakukan penilaian proses (melalui tes atau non-tes) atas kemajuan belajar siswa ketika pembelajaran sedang berlangsung e. Melakukan upaya untuk memperoleh balikan atau masukan dari siswa mengenai keefektifan pembelajaran Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian sebagai berikut :
123
Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat deskriptor tampak.
b. Indikator : Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran Penjelasan : Guru melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap apa yang telah dipelajarinya. Penilaian dilakukan dengan cara dan alat evaluasi yang sesuai dengan kemampuan/tujuan belajar, termasuk jenjang kemampuan dan ranah yang dinilai (kognitif, afektif, dan/atau psikomotor), serta bentuk penilaian (tes tertulis, tes lisan, tes perbuatan, atau alat penilaian lainnya. Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian sebagai berikut : Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Guru tidak melakukan penilaian akhir. Guru melakukan penilaian akhir, tetapi sepenuhnya tidak sesuai dengan kemampuan/ tujuan belajar Guru melakukan penilaian akhir, tetapi hanya sebagian kecil yang sesuai dengan kemampuan/tujuan belajar. Guru melakukan penilaian akhir, dan sebagian besar sesuai dengan kemampuan/tujuan belajar. Guru melakukan penilaian akhir dan semuanya sesuai dengan kemampuan/tujuan belajar.
124
2. Kesan Umum Pelaksanaan Pembelajaran a. Indikator : Keefektifan pembelajaran Penjelasan : Indikator ini mengacu pada keberhasilan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Penilaian indikator ini dilakukan dengan memperhatikan deskriptor berikut. 1) Menggunakan rencana pembelajaran yang telah dikembangkan sebelumnya. 2) Menyesuaikan rencana pembelajaran dengan kebutuhan kelas, yang tidak terantisipasi sebelumnya. Kemampuan/tujuan belajar yang telah ditetapkan tercapai. 3) Pembelajaran berlangsung dengan lancar. 4) Terbentuknya dampak pengiring (misalnya menumbuhkan sikap solidaritas ketika kerja kelompok, saling menghargai ketika dalam diskusi, dan sebagainya) Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian sebagai berikut : Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat deskriptor tampak.
b. Indikator : penggunaan bahasa indonesia lisan Penjelasan : Guru menunjukkan penguasaan yang baik atas bidang ilmu dan metodologi keilmuan yang diajarkan. Indikator ini dinilai dengan mengacu pada deskriptor berikut :
125
1) Guru menyampaikan pelajaran secara meyakinkan (tidak tampak keraguan atau kebingungan ketika menjelaskan, merespons pertanyaan siswa, dan melakukan penyimpulan/ penegasan). 2) Penjelasan tentang materi pelajaran dilakukan secara sistematis. 3) Pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran sesuai dengan karakteristik bahan yang diajarkan. 4) Tidak ada kesalahan substansi. Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian sebagai berikut : Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat deskriptor tampak.
c. Indikator : Peka terhadap kesalahan berbahasa siswa Penjelasan : Guru menunjukkan kepekaan terhadap kesalahan berbahasa siswa, agar mereka terbiasa menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Sikap peka itu dapat ditunjukkan dengan berbagai cara, seperti mengingatkan dan meminta mereka memperbaikinya kembali. Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian sebagai berikut :
126
Skala Penilaian 1 2 3 4
5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Guru membiarkan siswa melakukan kesalahan berbahasa Indonesia Guru memberi tahu kesalahan berbahasa siswa tanpa memberikan masukan atau memperbaikinya. Guru memperbaiki langsung kesalahan berbahasa yang dilakukan siswa. Guru meminta dan menuntun siswa lain untuk memberikan masukan atau memperbaiki kesalahan berbahasa temannya Guru mengarahkan siswa untuk menemukan dan memperbaiki sendiri kesalahan berbahasa yang dilakukannya..
d. Indikator : Penampilan guru dalam pembelajaran Penjelasan : Indikator ini mengacu pada penampilan guru secara keseluruhan dalam menyelenggarakan pembelajaran, baik fisik, gaya mengajar, ketegasan, dan sebagainya. Indikator ini dinilai dengan memperhatikan deskriptor berikut. 1) Berbusana pantas dan rapi. 2) Posisi guru bervariasi, tidak terpaku hanya pada satu tempat. 3) Tegas dan cermat dalam mengambil keputusan, sehingga suasana pembelajaran terkendali. 4) Menunjukkan kegairahan dalam mengajar, yang tampak dari pandangan mata, ekspresi wajah, nada suara, gerakan tubuh, dan cara mendekati siswa. Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian sebagai berikut:
127
Skala Penilaian 1 2 3 4 5
Penjelasan Dalam pembelajaran guru: Tidak satu deskriptor pun tampak, Satu deskriptor tampak, Dua deskriptor tampak, Tiga deskriptor tampak, atau Empat deskriptor tampak.
127
Lampiran 9. Dokumentasi Peneltian 1. SMAN 1 Wawonii Utara
128
2. SMAN 1 Wawonii Tengah
129
3. SMAN 1 Wawonii Tenggara
130
4. SMAN 1 Wawonii Timur
131
5. SMAN 1 Wawonii Utara
133
6. SMKN 1 Wawonii
133
7. SMK 1 Kesehatan Wawonii