DETEKSI DINI MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MELALUI PENJARINGAN ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN ( SMP/MTs & SMA/ MA sederajat ) Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat baik secara fisik, jiwa maupun sosial yang berkaitan dengan sistim, fungsi dan proses reproduksi. Reproduksi yang sehat dibutuhkan dalam rangka mengembangkan keturunan yang sehat dan berkualitas di masa dewasa. Salah satu cara untuk mencegah kelainan-kelainan yang mungkin dapat mengganggu proses reproduksi adalah dengan deteksi dini masalah kesehatan reproduksi. Deteksi dini ini dilaksanakan melalui kuesioner yang meliputi berbagai hal terkait kesehatan reproduksi, antara lain tanda awal pubertas (menstruasi/mimpi basah), keluhan pada organ reproduksi dan perkembang pubertas yang dinilai dengan menggunakan skala tanner yang telah dirangkum dalam kuisioner kesehatan reproduksi Remaja yang dirilis oleh Kemenkes pada tahun 2011 Kuesioner Kesehatan reproduksi merupakan kuesioner untuk mengidentifikasi secara dini masalah kesehatan reproduksi pada remaja, terutama yang terkait dengan tanda awal pubertas, keluhan pada organ reproduksi dan perkembangan pubertas baik pada peserta didik putri maupun putra. Undang Undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 136: •
upaya pemeliharaan kesehatan remaja harus ditujukan untuk mempersiapkan menjadi orang dewasa yang sehat dan produktif baik sosial maupun ekonomi.
•
upaya pemeliharaan kesehatan remaja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk untuk reproduksi remaja dilakukan agar terbebas dari berbagai gangguan kesehatan yang dapat mengambat kemampuan menjalani kehidupan reproduksi secara sehat.
•
upaya pemeliharaan kesehatan remaja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
Pasal 137: •
Pemerintah berkewajiban menjamin agar remaja dapat memperoleh edukasi, informasi, dan layanan mengenai kesehatan remaja agar mampu hidup sehat dan bertanggung jawab.
•
Ketentuan mengenai kewajiban Pemerintah dalam menjamin agar remaja memperoleh edukasi, informasi dan layanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan pertimbangan moral nilai agama dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 71
(1) Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan. (2) Kesehatan reproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. saat sebelum hamil, hamil, melahirkan, dan sesudah melahirkan; b. pengaturan kehamilan, alat konstrasepsi, dan kesehatan seksual; dan c. kesehatan sistem reproduksi. (3) Kesehatan reproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pasal 72 Setiap orang berhak: a) menjalani kehidupan reproduksi dan kehidupan seksual yang sehat, aman, serta bebas dari paksaan dan/atau kekerasan dengan pasangan yang sah. b) menentukan kehidupan reproduksinya dan bebas dari diskriminasi, paksaan, dan/atau kekerasan yang menghormati nilai-nilai luhur yang tidak merendahkan martabat manusia sesuai dengan norma agama. c) menentukan sendiri kapan dan berapa sering ingin bereproduksi sehat
secara medis serta tidak bertentangan dengan norma agama. d) memperoleh informasi, edukasi, dan konseling mengenai kesehatan reproduksi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Pasal 73 Pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi dan sarana pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, bermutu, dan terjangkau masyarakat, termasuk keluarga berencana. Pasal 74 1) Setiap pelayanan kesehatan reproduksi yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan/atau rehabilitatif, termasuk reproduksi dengan bantuan dilakukan secara aman dan sehat dengan memperhatikan aspek-aspek yang khas, khususnya reproduksi perempuan. 2) Pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tidak bertentangan dengan nilai agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3) Ketentuan mengenai reproduksi dengan bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Kesehatan Reproduksi Remaja Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat baik secara fisik, jiwa maupun sosial yang berkaitan dengan sistim, fungsi dan proses reproduksi. Reproduksi yang sehat dibutuhkan dalam rangka mengembangkan keturunan yang sehat dan berkualitas di masa dewasa. Dengan demikian, deteksi dini pada peserta didik sekolah lanjutan mutlak diperlukan untuk mencegah kelainan-kelainan yang mungkin dapat mengganggu proses reproduksi.
Kuesioner penjaringan kesehatan reproduksi remaja ini dibedakan berdasarkan jenis kelamin peserta didik, yaitu kesehatan reproduksi putri dan putera. A. Kesehatan Reproduksi Putri Kesehatan reproduksi putri yang dideteksi dalam penjaringan ini adalah mengenai menstruasi, keluhan pada organ reproduksi, dan perkembang pubertas.
Menstruasi Menstruasi adalah proses peluruhan lapisan dalam dinding rahim atau endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah. Akibat peluruhan tersebut pembuluh darah terputus, dan keluar darah. Kemudian darah keluar dari tubuh melalui vagina. Setelah terjadi menstruasi, atas pengaruh hormon Estrogen yang dikeluarkan oleh indung telur, maka endometrium akan tumbuh kembali. Menstruasi yang pertama (menarche) merupakan tanda awal pubertas. Biasanya siklus menstruasi pada remaja belum teratur, dapat terjadi 2 kali dalam sebulan, atau beberapa bulan tidak menstruasi lagi. Hal ini berlangsung kira-kira 3 tahun. Beberapa perempuan merasakan kram atau sakit selama menstruasi, ini disebut dismenore.
Keluhan pada Organ Reproduksi Luar Secara alamiah vagina akan mengeluarkan lendir yang berfungsi untuk melindungi alat kelamin dalam. Apabila Kelembaban dan kebersihan tidak dijaga
dapat
menyebabkan terganggunya ekosistim vagina sehingga vagina akan rentan terhadap infeksi. Vagina
yang
mengeluarkan
cairan
yang
banyak
disertai
gatal
dan
bau
menunjukan adanya infeksi, misalnya infeksi jamur (candida albicans) yang menyebabkan cairan vagina menjadi lebih
banyak dan berwarna putih kuning
seperti keju, dan berbau. Keluhan umum yang banyak ditemukan adalah keluhan keputihan, yaitu keluarnya cairan/duh vagina yang bisa berwarna bening, putih seperti susu, kuning kehijauan, atau berbusa dan dapat berbau
Perkembangan Pubertas Deteksi Pubertas yang dilakukan adalah dilakukan dengan menggunakan skala Tanner untuk menilai tumbuh kembang organ seksual sekunder.
Kesehatan Reproduksi Puteri Pada peserta didik putri, yaitu proses tumbuh kembang kelenjar payudara dan timbulnya bulu di sekitar organ reproduksi luar remaja putri.
Perkembangan pubertas peserta didik puteri
A.
B
Keterangan gambar Gambar I
Karakteristik A. Prepubertas, tak terdapat jaringan payudara B. Rambut pubis tidak ada
2
A. Pembesaran areola dan timbulnya breast-bud B. Timbul rambut halus di pubis
3
A. Pembesaran areola dan payudara sebagai satu gunung B. Rambut pubis menjadi ikal disekitar pubis
4
A. Timbul tonjolan ke 2 diatas bukit pertama B. Rambut pubis menyebar ke lateral dan atas
5
A. Payudara dewasa dengan single-contour B. Distribusi rambut pubis dewasa
B. Kesehatan Reproduksi Putra Kesehatan reproduksi putra yang dideteksi dalam penjaringan ini adalah mengenai mimpi basah, keluhan pada organ reproduksi , dan perkembangan pubertas. Mimpi basah Mimpi basah merupakan peristiwa yang dipakai sebagai tanda mulainya pubertas pada remaja putra, yang biasanya dimulai pada usia 10-13 tahun. Mimpi basah itu sendiri merupakan peristiwa keluarnya sperma saat tidur, sering pada saat mimpi tentang seks. Mimpi basah sebetulnya merupakan salah satu cara alami berejakulasi dan umumnya terjadi secara periodik, berkisar setiap 2 – 3 minggu. Keluhan organ reproduksi putra Infeksi pada organ reproduksi putra dapat terjadi akibat perilaku berisiko seperti melakukan hubungan seksual yang tidak aman dan berganti-ganti pasangan. Salah satu infeksi menular seksual yang dapat terjadi adalah Gonore. Gonore (GO) ditandai dengan rasa gatal pada saat kencing, keluar cairan/nanah (kental berwarna kuning kehijauan) secara spontan dari saluran kencing, ujung penis tampak merah, bengkak dan menonjol keluar. Perkembangan pubertas Deteksi Pubertas yang dilakukan adalah dilakukan dengan mempergunakan skala tanner untuk menilai kematangan organ reproduksi sekunder putra. Perkembangan pubertas peserta didik putera
Keterangan Gambar : Gambar Karakteristik 1 Prepubertas, panjang testes < 2.5 cm Tidak ada rambut pubis 2 Diameter testes > 2.5 cm, skrotum menipis dan berwarna merah Timbul rambut pubis terutama di pangkal penis 3 Terjadi pembesaran penis, testis lebih besar Rambut pubis lebih tebal, jadi ikal dan terutama di mons pubis 4 Penis dan testis menjadi lebih besar, skrotum menjadi lebih hitam Rambut pubis dewasa tetapi belum sampai ke paha
5
Genitalia ukuran dan bentuk dewasa Rambut pubis sampai ke medial paha CARA PENGISIAN KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA A. Cara mengisi kuesioner kesehatan reproduksi putri adalah sebagai berikut: 1. Pertanyaan mengenai usia saat menstruasi; peserta menulis jawaban dengan tanda rumput pada kotak yang sesuai dengan usia mereka pertama kali mendapat menstruasi, yaitu < 8 tahun, 8-15 tahun dan > 15 tahun. 2. Pertanyaan mengenai siklus menstruasi; peserta menulis jawaban dengan tanda rumput pada kotak “ya” apabila mengalami menstruasi yang teratur, atau kotak “tidak” apabila mengalami menstruasi yang tidak teratur. 3. Pertanyaan mengenai keluhan nyeri perut hebat pada saat menstruas; peserta menulis jawaban dengan tanda rumput pada kotak “ya” apabila mengalami nyeri perut hebat, atau kotak “tidak” apabila tidak mengalami nyeri perut hebat. 4. Pertanyaan mengenai keluhan keputihan; peserta menulis jawaban dengan tanda rumput pada kotak “ya” apabila mengalami keputihan, atau kotak “tidak” apabila tidak mengalami keputihan. 5. Pertanyaan mengenai keluhan gatal-gatal di sekitar kemaluan; peserta menulis jawaban dengan tanda rumput pada kotak “ya” apabila mengalami gatal-gatal di sekitar kemaluan, atau kotak “tidak” apabila tidak mengalami gatal-gatal di sekitar kemaluan. 6. Untuk pertanyaan mengenai perkembangan pubertas; peserta menulis jawaban dengan cara melingkari nomer pada gambar A dan B sesuai dengan keadaan tubuh peserta saat ini. B. Cara mengisi kuesioner kesehatan reproduksi putra adalah sebagai berikut: 1. Pertanyaan mengenai pernah mimpi basah; peserta menulis jawaban dengan tanda rumput pada kotak “ya” apabila pernah mimpi basah, atau kotak “tidak” apabila belum pernah mengalami mimpi basah. 2. Pertanyaan mengenai keluhan kencing kuning kental; peserta menulis jawaban dengan tanda rumput pada kotak “ya” apabila pernah mengalami kencing kuning kental, atau kotak “tidak” apabila tidak pernah mengalami kencing kuning kental.
3. Pertanyaan mengenai keluhan gatal-gatal di sekitar kemaluan; peserta menulis jawaban dengan tanda rumput pada kotak “ya” apabila mengalami gatal-gatal di sekitar kemaluan, atau kotak “tidak” apabila tidak mengalami gatal-gatal di sekitar kemaluan.
4. Untuk pertanyaan mengenai perkembangan pubertas; peserta menulis jawaban dengan cara melingkari nomer pada gambar A dan B sesuai dengan keadaan tubuh peserta saat ini.
INTERPRETASI HASIL PENGISIAN KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Setelah peserta dapat mengisi kuesioner kesehatan reproduksi, peserta diharapkan dapat mengintepretasikan hasil dari pengisian kuesioner tersebut: A. Kuesioner Kesehatan Reproduksi Putri 1. Pertanyaan mengenai usia saat menstruasi; Apabila jawaban peserta adalah < 8 tahun,dan > 15 tahun menunjukan adanya masalah pada awal pubertas; Apabila jawaban peserta adalah 8 – 15 tahun menunjukan tidak adanya masalah pada awal pubertas. 2. Untuk pertanyaan mengenai siklus menstruasi, keluhan nyeri perut hebat, keputihan, gatal-gatal disekitar kemaluan; apabila jawaban peserta “ya” menunjukan adanya masalah; apabila jawaban peserta “tidak” menunjukan tidak adanya masalah. 3. Untuk pertanyaan mengenai perkembangan pubertas; Jawaban peserta menunjukan adanya masalah, apabila ditemukan ketidaksesuai nomor antara gambar A dan B, atau peserta menjawab nomor 1 pada gambar A dan B. B. Kuesioner Kesehatan Reproduksi Putra 1. Pertanyaan mengenai pernah mimpi basah, kencing kuning kental dan gatal-gatal disekitar kemaluan; Apabila jawaban peserta “ya” menunjukan adanya masalah; apabila jawaban peserta “tidak” menunjukan tidak adanya masalah. 2. Untuk pertanyaan mengenai perkembangan pubertas; Jawaban peserta menunjukan adanya masalah, apabila peserta didik melingkari gambar A. 1 dan usia anak minimal 14 tahun, maka menunjukan adanya masalah.
TINDAK LANJUT HASIL INTERPRETASI KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA A. Kesehatan reproduksi peserta didik puteri 1. Untuk pertanyaan nomor 1, bila ditemukan jawaban < 8 tahun atau > 15 tahun, dirujuk ke puskesmas. 2. Untuk pertanyaan nomor 2, bila ditemukan jawaban ‘tidak’ dirujuk ke puskesmas. 3. Untuk pertanyaan nomor 3, 4 dan 5, bila ditemukan jawaban ‘ya’, dirujuk ke puskesmas. 4. Bila pada gambar, peserta didik melingkari gambar A. 1 dan atau B.1 dan usia anak minimal 14 tahun, maka dirujuk ke puskesmas.
B. Kesehatan reproduksi peserta didik putera 1. Untuk pertanyaan nomor 1, bila ditemukan jawaban ‘belum pernah’, maka perlu mendapat perhatian guru pembina UKS/ guru BK. 2. Untuk pertanyaan 2 dan 3, bila ditemukan jawaban ‘ya’, maka dirujuk ke puskesmas. 3. Bila pada gambar, peserta didik melingkari gambar A. 1 dan usia anak minimal 14 tahun, maka perlu dirujuk ke puskesmas. Seksi Kesehatan Anak usia sekolah Remaja dan usia Lanjut Dinkes Trenggalek.