ANALISIS DAN PRODUKSI FILM DOKUMENTER KENANGAN YANG TAK TELUPAKAN
Naskah Publikasi
diajukan oleh Adytama Wahyu Nugroho 07.12.2649
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011
Analisis dan Produksi Film Dokumenter Kenangan Yang Tak Terlupakan Documentary Film Production Analysis and Unforgettable Memories Adytama Wahyu Nugroho Sistem Informasi 07.12.2649
ABSTRACT Kedunggalar Village is the largest village among other villages, although far from urban Kedunggalar Village now has undergone many changes. In this village school was built for all people who once did not have far to travel in the wake of science it is SMP Negeri 1 Kedunggalar. Where the founder of this school is Mr. Harjo Sucipto in 1949. After many years, many in the wake of new buildings and spaces for smooth teaching and learning. Based on the above background the authors formulate the question of how to produce a movie "MEMORIES ARE NOT FORGOTTEN" with the theme of taking the story of the past. The idea of making a video documentary Memories Unforgettable This is based on a bank on the fact that the state junior high school who now have made progress in terms of facilities and pre-school facility that is provided to all students while also increasing the quality of education both from year to year. which is now a School National standard. Therefore, this is certainly a good pencapain for the school in question. Which in the end, hopefully the video documentary is expected to be archived and entertainment are important to SMP Negeri 1 Kedunggalar. Keywords : Documentary Unforgettable Memories
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi tentang kemajuan dari sekolah tempat belajar, sering membuat para alumni ingin mengetahuinya, yang mengakibatkan mereka selalu bertanya jika bertemu dengan setiap orang yang berhubungan dengan sekolah yang dulu menjadi tempat belajar mereka. Keingintahuan itu akan menimbulkan kerinduan untuk berkumpul dengan sesama teman seangkatan yang bisa dilakukan dengan cara reuni. Dimana pada saat reuni itu akan bertemu antar teman yang bisa diajak berbicara mengenai masa lalu, sampai dengan masa sekarang dan juga akan ada pembicaraan mengenai sekolah tempat mereka belajar bersama. Berdasarkan uraian di atas maka judul yang akan di ambil “ANALISIS DAN PRODUKSI FILM DOKUMENTER KENANGAN YANG TAK TERLUPAKAN” 1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan permasalahan bagaimana cara memproduksi sebuah film dokumenter dengan tema cerita masa lalu. 1.3 Batasan Masalah Ruang lingkup pemanfaatan tekhnologi Broadcast saat ini sangat luas sesuai fungsi penerapan pada masing-masing bidang yang berbeda untuk memfokuskan pembahasan dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup yang lebih sempit yaitu bagaimna cara memproduksi sebuah film dokumenter. Isi dari film dokumenter, antara lain menceritakan tentang
:
-
Kenangan SMP di masa lalu dan di masa sekarang
-
Kegiatan-kegiatan di SMP di dalam sekolah dan di luar sekolah
Software yang di gunakan
:
-
Adobe Premier Pro CS3
-
Adobe Photoshop
-
Adobe Audition
2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Multimedia Multimedia adalah media dan konten dimana merupakan kombinasi dari berbagai bentuk elemen. Multimedia mencakup beberapa unsur elemen yaitu unsur teks, suara, gambar, animasi, dan video. Multimedia biasa ditampilkan atau diakses dengan perangkat pengolahan informasi, seperti komputer dan perangkat elektronik, tetapi juga dapat menjadi bagian dari sebuah pertunjukkan secara langsung. Multimedia secara lugas dibagi menjadi kategori konten linier dan non-linier. Konten linier aktif berlangsung tanpa kontrol navigasi seperti tampilan pada bioskop. Konten non-linier menawarkan interaktif para pengguna untuk berinteraksi dalam mengontrol informasi yang di tawarkan seperti permainan komputer atau digunakan dalam pelatihan informasi berbasis komputer. Berbagai
format
teknologi
multimedia
digital
dimaksudkan
untuk
meningkatkan akses para pengguna berpengalaman, misalnya untuk kemudahan dan kecepatan dalam penyampaian informasi seperti hiburan, seni maupun pelayanan kebutuhan informasi. 2.2 Elemen Multimedia Multimedia menurut James A. Senn merupakan kombinasi dari beberapa elemen yaitu teks, grafik, suara, video, dan animasi. Kesemua unsur membentuk suatu hasil karya dimana setiap elemen dapat menjelaskan makna dari pesan yang ditampilkan. 2.3 Pengertian Video Dokumenter Film dokumenter sering dianggap sebagai rekaman dari aktualitas potongan rekaman kejadian sebenarnya berlangsung, saat orang yang terlibat di dalamnya berbicara, kehidupan nyata seperti apa adanya, spontan. John Grierson pertama menemukan istilah “dokumenter” dalam suatu pembahasan mengenai film karya Robert Flaherty, Moana (1925) dia mengacu pada kemampuan suatu media untuk menghasilkan dokumen visual tentang suatu kejadian tertentu. Dia sangat percaya bahwa "sinema bukanlah seni atau hiburan, melainkan suatu bentuk publikasi dan dapat dipublikasikan dengan 100 cara berbeda untuk 100 penonton yang berbeda pula". 2.4 Peralatan yang Digunakan
Pembuatan sebuah video maupun film tentunya haruslah di dukung dengan beberapa peralatan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tema yang akan dibuat. Berikut ini adalah beberapa alat yang biasa di pergunakan dalam pembuatan film-film antara lain :
Audio Mixers ;
Media CD ;
Kabel koneksi ;
Kartu Grafis ;
Komputer ;
Kamera Foto dan Kamera Video ;
Tripod ;
Perangkat Lunak Editing ;
Media Penyimpanan Data Removable.
2.5 Kebutuhan Sumber Daya Manusia Video telah menjadi salah satu alat komunikasai yang ampuh. Video dokumentasi merupakan salah satu dari berbagai jenis video yang di buat oleh suatu rumah produksi maupun kalangan komunitas untuk kepentingan seluruh khalayak sebagai alat penyebaran informasi alat bantu pendidikan alat berbagi pengetahuan, serta alat pengungkap segala persoalan dan permasalahan yang ada di masyarakat. Namun ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan sumber daya manusia. tentunya untuk menghindari kesalahan dan kecerobohan dalam proses produksi video. Berikut adalah beberapa komponen sumber daya manusia yang ada dalam sebuah pembuatan video maupun film :
Eksekutif Produser Dan Produser ;
Sutradara ;
Unit Manager ;
Manager Lokasi ;
Pencatat Adegan ;
Talent Koordinator ;
Storyboard Artist ;
Penata Artistik ;
Editor.
2.6 Sistem Televisi Global Dunia broadcasting terdapat beberapa standar yang berlaku pada setiap negara dan ini juga berlaku dan berpengaruh terhadap proses pembuatan video dokumenter. Semakin besar frame rate, semakin halus gerakan yang ditampilkan. Sistem tersebut antara lain : 2.6.1
Sistem NTSC NTSC (National Television SysteM Committe) telah lama digunakan di
Amerika Serikat, sistem ini juga digunakan di Jepang, Philipina, Canada, Greenland, Mexico, Kuba, dan sebagainya. Sistem ini menggunakan 552 pixel/detik dengan frame rate 29,97 fps ( frame per second ) dan frame size 640x480 pixel 33. 2.6.2
Sistem PAL PAL ( Phase Alternating Line) yang digunakan di beberapa bagian Eropa,
Asia, dan juga Indonesia. Sistem ini menggunakan 625 pixel/detik dengan frame rate 25 fps (frame per second) yaitu dalam satu detik sebuah video akan ditampilkan dalam 25 gambar atau frame, selain itu juga dalam pembuatan video dokumenter lainnya. 2.6.3
Sistem SECAM (Sequential Color o'memoeire) Sistem ini menggunakan 815 pixel/detik dan memiliki frame rate yang Sama
dengan sistem PAL yaitu 25 fps ( frame per second) dan memiliki frame size 600x500 pixel. Negara-negara bekas jajahan Perancis banyak menggunakan sistem ini. G4. 2.6.4
Sistem HDTV HDTV (High Definition Television) merupakan standar baru internasional,
sistem ini dapat digunakan seluruh dunia karena telah memiliki kemampuan mengkonversi sesuai sistem yang berlaku setiap negara. Sistem ini menggunakan 1123 Pixel/detik dengan frame rate bisa diatur sesuai kebutuhan dan memiliki keistimewaan, yaitu bisa dilihat pada layar ukuran 2x5 meter . 3. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tinjauan Umum Desa Kedunggalar merupakan desa terluas di antara desa-desa lainya, meskipun jauh dari perkotaan Kedunggalar sekarang sudah mengalami banyak
perubahan dimana dulu masih banyak delman sebagai sarana transportasi sekarang sudah berganti menjadi yang lebih baik bagi warga-warganya. Di desa ini lah di bangun sekolahan bagi semua kalangan yang dulu tidak perlu jauh-jauh untuk menempuh ilmu maka di bangun lah SMP Negeri 1 Kedunggalar. SMP 1 berdiri pada tahun 1949 pada revolusi perang dunia ke dua, yang dulu nama dari SMP adalah ST (swasta) yang didirikan oleh Bapak Harjo Sucipto
3.2 Analisis Masalah Mencari solusi guna memperlancar proses produksi film itu sendiri, beberapa masalah yang mungkin akan dihadapi nantinya, mungkin dapat dilihat seperti berikut. 3.2.1 Penentuan Ide Dasar Video Yang Hendak Dibuat
Ide pembuatan video dokumenter Kenangan Yang Tak Terlupakan ini di dasarkan pada sebuah kenyaataan bahwa keadaan SMP yang sekarang sudah mengalami kemajuan dari segi sarana dan pra sarana yang di berikan sekolah kepada semua siswa selain itu juga meningkatnya mutu pendidikan baik dari tahun ke tahun yang sekarang menjadi Sekolah Standart Nasional. Oleh karena itu, jelas ini merupakan sebuah pencapain yang baik bagi SMP tersebut 3.2.2 Riset Ada beberapa persiapan yang dilakukan penulis sebelum proses penulisan skripsi serta pembuatan video dokumenter. Karena dengan konsep yang tersusun apik dan kematangan dalam menggarap sebuah video dokumenter, menjadi awal nilai jual produksi tersebut dapat tayang di berbagai tempat. 3.3 Analisis Sistem Sukses dan tidaknya sebuah pembuatan video dokumenter tidak lepas dan sistem
perangkat
yang
digunakan
dalam
proses
penggarapan.
Beberapa
pertimbangan yang perlu dipikirkan tentunya ada pada alat dan jumlah personil yang dibutuhkan. Karena dengan alat yang baik pula akan dapat kualitas video yang baik. Sedangkan untuk personil yang dibutuhkan terbatas pada jumlah yang ada, penulis disini mencoba merangkap beberapa posisi tanggung jawab dari seorang kameramen, sutradara, editing, produser dan lain-lain. untuk kekurangannya, penulis dibantu oleh kru yang lain.
3.4 Identifikasi Masalah Inti permasalahan yang ada di SMP Negeri 1 kedunggalar adalah : 1. Sudah banyak berdiri gedung dan ruangan yang baru. 2. Belum ada dokumen atau kenangan bagi SMP. Untuk itu jelas bahwa video dokumenter Kenangan Yang Tak Terlupakan dapat menjadi media kenangan bagi SMP Negeri 1 kedunggalar .Analisis SWOT (Strenght, Weak, Opportunity, Treat) Metode dalam menganalisa masalah yang ada pada skripsi ini menggunakan analisis SWOT, dimana titik letak kelebihan dan kekurangannya dapat secara nyata dijelaskan dengan kondisi sebenarnya berkaitan dan cocok. Tabel 3.2 Analisis SWOT ANALISIS PERMASALAHAN DENGAN METODE ANALISIS SWOT
STRENGHT Perijinan penelitian mudah. Objek lokasi dekat Kondisi lingkungan cukup kondusif Harga sewa alat murah
WEAKNESS 1. Kekurangan personil 2. Keterbatasan alat 3. Peralatan tidak bekerja dengan baik 4. Ilmu broadcast masih sebatas belajar, belum memenuhi standar profesional produser. 5. Nilai artistik kurang 6. Obyek yang hanya kecil membuat durasi video menjadi pendek.
1. Hasilnya bisa menjadi arsip penting dokumentasi SMP Negeri 1 Kedunggalar
1. Hanya dipandang sebelah mata sebagai mahasiswa penelitian 2. Karena berupa video dokumenter, sehingga tidak perlu artis
1. Banyaknya rumah produksi film, menjadi tantangan dalam berkompetisi. Namun dengan sedikit sentuhan nilai seni diharapkan dapat berjuang diketatnya Persaingan.
1. Apabila terjadi kerusakan alat menjadi kerugian tersendiri 2. Cuaca hujan deras sehingga menghambat dalam pengambilan gambar. 3. Waktu tempo habis
1. 2. 3. 4.
OPPORTUNITY 1. Kesempatan untuk unjuk diri sebagai produser film 2. Kesempatan untuk mencoba peralatan broadcasting 3. THREATH 1. Kondisi lokasi pengambilan gambar yang terbatas 2. Kondisi cuaca yang tidak mendukung. 3. Alat yang tidak bisa bekerja dengan maksimal.
4. Membutuhkan biaya yang besar.
2. Biaya yang dikeluarkan tidak banyak, namun untuk memanajemen dan memaintenance tidak dapat dilakukan.
sehingga lokasi sudah tidak ada.
3.5 Pra Produksi Merupakan proses persiapan dan langkah pertama sebelum keseluruhan proses produksi atau pengambilan gambar akan dilakukan. Berguna untuk mengurangi kesalahan dan meminimalisir kurang koordinasinya komunikasi antar personil yang bertugas agar mampu melakukan tugasnya masing-masing. . Sebelumnya pada film dokumenter ini mengandung tema, ide, logline dan sinopsis supaya jalan cerita menjadi mudah dipahami :
3.5.1
Persiapan Awal Persiapan awal ini terdiri dari beberapa tahap dimana tiap tahapan
menjelaskan rencana proses yang akan dilakukan dalam pembuatan video dokumenter Kenangan Yang Tak Terlupakan. 3.5.2
Persiapan Jadwal Pembuatan Video Mengingat waktu dan pelaksanaan yang sangat sempit sekali, maka perlu di
buatlah sebuah agenda jadwal pembuatan video. 3.5.3
Jadwal Pengambilan Gambar Sebuah shooting video atau pun film memiliki jadwal untuk shooting supaya
dalam proses produksi dapat diperkirakan waktu mulai dan waktu selesai. Sebuah shooting membutuhkan jadwal lokasi shooting atau biasa disebut dengan breakdown
location. Breakdown lokasi ini berguna supaya para kru dan artis mengetahui waktu dan lokasi shooting yang akan diadakan. 3.5.4
Persiapan Kru
Kru dalam pembuatan video ini terdiri dari 4 orang, dimana tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7 Personil Kru dan Tanggung Jawab Pekerjaan. No.
Nama
Tugas dan Tanggung Jawab
1.
Adytama
Selaku Produser, Kameramen, Editor, Narator
2.
Anthon
Sutradara, Penulis Naskah
3.
Aditya
Unit Manager, Pencatat Adegan
Rifand
Manager lokasi, Logistik dan peralatan
4.
3.5.5
Persiapan Alat Yang Digunakan Kebutuhan akan perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan video
dokumenter ini sudah layak dan memenuhi standart, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Komputer untuk kebutuhan data mobile dengan spesifikasi :
Laptop Merk Acer Aspire 4732Z
Processor Intel Pentium 2 Ghz
Intel GMA 4500M video graphic
Layar Monitor 14”
1 GB Memory RAM
DVD Super Multi DL.drive
Baterey tahan lama untuk proses rendering
b. Kamera Digital Canon Power Shot A495 10 mega pixel c.
Kamera Handycame Sony Dcr-Hc48
d. Kaset MiniDV 60 Menit sejumlah 3 buah e. Tripod f.
Transportasi
4. IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Produksi Proses saat pelaksanaan shooting dimulai hingga selesai serta teknik yang digunakan, dan pada tulisan ini akan menjelaskan beberapa laporan pada saat Pembuatan video dokumenter kenangan yang tak terlupkan. 4.1.1
Proses Setting Kamera Kamera Sony Dcr-Hc48 merupakan kamera yang sangat bagus apabila
dapat mengoperasikan dengan cermat, karena mampu menangkap dan merekam gambar yang bagus serta memiliki kualitas zoom yang besar pada objek yang jauh. Untuk mendapatkan hasil yang sempurna dan tidak merepotkan pada pengambilan gambar tentu saja keseluruhan alat tersebut dilakukan cek terlebih dahulu seperti kekuatan baterai dan jumlah kaset yang di bawa untuk bekal apabila proses pengambilan gambar banyak noise karena objek berjalan yang tidak di inginkan. 4.1.2
Teknik Pengamatan Gambar Ada dua macam teknik pengamatan gambar dalam penggunaan video
handycame yaitu dengan menggunakan media menu LCD monitor pada kamera handycame tersebut atau dengan menggunakan teropong lensa khusus mata untuk menghindari pantulan cahaya maupun fokus koreksi. Kedua cara tersebut bisa digunakan dari kemampuan mata masing-masing kameramen dan keahlian dalam mengambil gambar secara teknik. 4.1.3
Teknik Pengambilan Gambar Ada dua macam teknik pengambilan gambar dalam video ini, yaitu autofokus
dan manual. Auto fokus memberi kemudahan dalam mengambil gambar tanpa maupun efek fokus objek. Sedangkan manual dapat memberikan kesan yang mendalam pada saat pengambilan gambar medium dengan latar belakang objek blur atau sebaliknya tergantung pada keinginan tampilan video yang diinginkan. 4.2
Pasca Produksi Secara sederhana, tahap pasca produksi atau proses editing merupakan
usaha merapikan dan membuat sebuah tayangan film menjadi lebih berguna dan enak ditonton. Dalam tahap editing yang dilakukan penulis yaitu merekonstruksi potongan-potongan gambar yang diambil. Langkah yang dilakukan sebagai berikut :
Menganalisis skenario mengenai kontruksi dramatisnya.
Melakukan pemilihan shoot yang terpakai (OK) dan yang tidak sesuai shooting report.
Menyiapkan bahan gambar dan menyusun daftar gambar yang memerlukan efek suara. Berkonsultasi dengan kru lain untuk evaluasi hasil editingnya.
4.3 Editing Banyak sekali software yang tujuannya untuk editing video. Software itu antara lain : Ulead, Pinacle, Windows Movie Maker, Adobe Premiere dan sebagainya. Dari berbagai macam program tersebut, penulis memilih Adobe Premiere Pro CS3 dalam proses editing video dibanding dengan software yang lain, karena software ini banyak memberikan ruang yang luas untuk berkreasi dan mempunyai banyak sekali fasilitas serta customisasi seperti yang diinginkan oleh user dan juga sangat compatible dengan berbagai merk video capture card.
Gambar 4.6 Langkah Produksi Film.
4.3.1
Capture Video Pastikan komputer dapat mengenali kamera video agar memudahkan proses
transfernya dan setting kamera video telah here claim posisi mode VCR untuk mentransfer file format mini DV ke dalam komputer via kabel Firewire untuk proses editing selanjutnya. 4.3.2
Import Video Import video menjadi bagian proses setelah dilakukannya capture video,
terdapat tahapan proses yang mendasari proses import video, yaitu : proses awal import video, pemilihan video dan tampilan hasil video yang sudah di import. 4.3.3
Edit Video Proses edit video yang dilakukan penulis disini terdiri dari 3 proses yaitu
memotong video, reposisi peletakan video, dan memberi efek baik suara narasi dan transisi. Proses pemotongan dengan menggunakan tool razor, yaitu memisahkan dua atau lebih file capture . Sedangkan reposisinya berdasarkan dari cerita atau naskah film yang sudah dipersiapkan dengan contoh storyboard sehingga memudahkan dalam peletakan antara video cut satu dengan video cut lainnya. 4.3.4
Renderring Video Setelah semua proses editing dilakukan, lagkah selanjutya adalah
menemukan format yang akan digunakan pada proses finishingnya. Tahap ini merupakan tahap akhir dari keseluruhan pembuatan video dokumenter. 4.4 Review Editing Setelah film selesai diproduksi maka kegiatan selanjutnya adalah pemutaran film tersebut secara intern. Alat untuk pemutaran film dapat bermacam-macam dapat menggunakan VCD/DVD player dengan monitor TV, atau pun dengan PC (DVDROM) yang diproyeksikan dengan menggunakan LCD (Light Computer Display). Pemutaran intern ini berguna untuk review hasil editing. Jika ternyata terdapat kekurangan atau penyimpangan dari skenario maka dapat segera diperbaiki. Bagaimanapun juga editor juga manusia biasa yang pasti tidak luput dari kelalaian. Maka kegiatan review ini sangat membantu tercapainya kesempurnaan hasil akhir suatu film.
4.5 Presentasi dan Evaluasi Setelah pemutaran film secara intern dan hasilnya dirasa telah menarik dan sesuai dengan gambaran skenario, maka film dievaluasi bersama-sama dengan kalangan yang lebih luas. Kegiatan evaluasi ini dapat melibatkan :
Ahli Sinematografi. Untuk mengupas film dari segi atau unsur dramatikalnya.
Ahli Produksi Film. Untuk mengupas film dari segi teknik, baik pengambilan gambar, angle, teknik lighting, dan lain-lain.
Ahli Editing Film (Editor). Untuk mengupas dari segi teknik editingnya.
Penonton atau penikmat film. Penonton biasanya dapat lebih kritis dari para ahli atau pekerja film. Hal ini dikarenakan mereka mengupas dari sudut pandang seorang penikmat film yang mungkin masih awam dalam pembuatan film. Berikut beberapa data kuesioner yang telah penulis dapatkan pada saat presentasi dan evaluasi hasil pembuatan video dokumenter yang nantinya dapat menjadi kritik dan saran untuk perbaikan kearah yang lebih baik. Hasil survei diperoleh dengan cara bertanya kepada 35 warga Desa Sepi termasuk kepala desa dan perangkatnya.
KUESIONER TANGGAPAN AUDIENS PADA PEMUTARAN VIDEO DOKUMENTER “KENANGAN YANG TAK TERLUPAKAN”. IDENTITAS RESPONDEN : Nama : .………………………………………………… Alamat
: ………………………………………………….
Usia
: ………………………………………………….
Tabel 4.1 Data Kuesioner Terhadap 51 Orang Tentang Film Dokumenter “KENANGAN YANG TAK TERLUPAKAN” NO.
PERTANYAAN
1.
Bagaimana menurut anda tetang film dokumenter kenangan yang tak terlupakan yang telah saya di buat ini? Mengenai tema yang dibuat, apakah sudah sesuai dengan kondisi SMP sekarang? Mengenai obyek itu sendiri, apakah sudah cocok dan pas dengan kondisi SMP sebenarnya? Mengenai durasi video yang 16 menit, apakah kurang panjang atau kurang pendek? Menurut anda apakah layak video dokumenter ini di putar untuk penyampain suatu informasi masyarakat? Apakah video ini boleh diperuntukan bagi semua kalangan, umur, dan kenis kelamin? Menurut anda, apakah sudah bisa mengangkat memori SMP pada zaman dahulu? Apakah film dokumenter ini bisa menjadi arsip bagi SMP Negeri 1 kedunggalar ini? Apakah ada suatu keinginan dari anda untuk dibuat suatu dokumentasi untuk SMP yang baru?
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
A
B
NILAI C
D
E
84%
16%
-
-
-
68%
20%
12%
-
-
59%
20%
21%
-
-
65%
35%
-
-
-
76%
24%
-
-
-
86%
14%
-
-
-
83%
17%
-
-
-
83%
17%
-
-
-
65%
35%
-
-
-
10.
Apakah video bisa dijadikan kenangan bagi SMP?
74%
13%
13%
-
-
5. Penutup 5.1 Kesimpulan Cara memproduksi film dokumenter kenangan yang tak terlupakan mulai dari proses pra produksi, produksi dan pasca produksi. 1.
Pra Produksi Penulis melakukan survey terlebih dahulu ke obyek yaitu di SMP Negeri 1 kedunggalar, setelah melakukan survey kemudian penulis membuat jadwal untuk pembuatan video dan jadwal pengambilan gambar. Hal ini di wajib dilakukan agar proses pengambilan gambar dapat terkonsep dan tidak mengalami kendala.
2.
Produksi Penulis terlebih dahulu menentukan ide, tema, sinopsis, dan logline sebelum proses pengambilan gambar, ini perlu dilakukan agar kita tahu objek mana saja yang sebaiknya kita ambil agar sesuai dengan ide dan tema yang sudah kita tentukan.
3.
Pasca Produksi Pasca produksi, untuk menghasilkan sebuah gambar yang maksimal dan terlihat kealamianya di dalam software Adobe Premire Pro CS3 penulis tidak memberikan efek yank berlebihan, yaitu menggunakan efek cross dissolve pada transisinya, sedangkan pada saat pengambilan gambar yang dilakukan di malam hari, penulis menggunakan bantuan banyak cahaya yaitu menggunakan lilin dan lampu yang tidak terlalu terang hal itu juga dilakukan agar hasil videonya lebih kelihatan alami.
5.2 Saran Dengan kesimpulan diatas, penulis meberikan saran sebagai berikut : 1.
Pada
saat
pengambilan
gambar
pada
objek
yang
ada
baiknya
menggunakan bantuan cahaya yang tidak terlalu cerah, bantuan cahaya itu bisa menggunakan lilin atau lampu yang berwarna kuning untuk menjaga kealamain hasil gambar. 2.
Dengan menggunakan Adobe Premiere Pro CS3 sangat membantu untuk pengeditan sebuah film, karena adanya efek-efek yang begitu bagus.
3.
Dalam membuat video dokumenter yang terpenting adalah kreatifitas dalarn pengambilan gambar yang ada harus dengan kenyataan (fakta) dan tidak berasal dari imajinasi.
DAFTAR PUSTAKA Bayu Adji dan Seno Adji. 2005. Step By Step Teknik Digital Video Editing dengan Adobe Premiere. Datakom Lintas Buana. Jakarta. Pandapotan Sianipar. 1997. Cara Mudah Menguasai Editing dengan Adobe Premiere Pro. Elek Media Komputindo. Jakarta Parkinson,
David.
1995.
History
Off
Film.
From:
http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_film, 20 April 2011. Suyanto, M. 2003. Analilsis dan Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Andi Offset. Yogyakarta. Suyanto, M. 2003. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Andi Offset. Yogyakarta. Yoga.
2008.
Apa
itu Film
detail.php?id=15, 17 April 2011.
Dokumenter
?.
From:
http://www.kawanusa.co.id/news-