ANALISIS DAN PERANCANGAN FILM STRIP MERAH
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Ahmad Hisyam Haikal 10.12.4832
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2015
ANALISIS DAN PERANCANGAN FILM STRIP MERAH Ahmad Hisyam Haikal1), Melwin Syafrizal2), 1) 2)
Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta
Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283
Email :
[email protected]),
[email protected])
karena dianggap kampungnya.
Abstract - Film is a medium of expression to convey the message to be conveyed by the filmmaker to the audience. In the production of a film production requires good management, so the production will run smoothly and produce good films. And cost and time are used effectively and efficiently. Strip Merah of film production through several processes including the pre production, production and post-production. In the production process we do a shooting in accordance with the guidelines storyboards and scripts that have been agreed during pre-production process takes place, resulting in better image, and members ease during the process of editing. Strip Merah Film tells the story of a family portrait of the accused as part of the "rebel". How they are isolated in their own environment, how they have difficulty in finding jobs and decent education. Until the climax when they were expelled by the village residents because it is considered as a source of disaster from the village.
sebagai
sumber
bencana
bagi
1.1 Latar Belakang Perkembangan film Indonesia mengalami pasang surut, Meskipun pernah mati suri cukup lama, Akhirnya film Indonesia kembali bangkit, Dengan semakin banyaknya produksi film-film berkualitas di Indonesia. Dan para sineas di tuntut untuk selalu membuat karya yang bagus dan fresh agar film yang di produksi mendapat sambutan positif dari penikmat film tanah air. Banyak aspek penting yang harus diperhatikan dalam sebuah produksi film sehingga menghasilkan film yang nantinya dapat diterima oleh penonton. Yang paling utama adalah ide cerita yang terkadung dalam film yang diproduksi, mampu tidaknya pesan yang terkandung dalam film tersebut sampai kepenonton. Banyak para sineas yang sering melupakan aspek yang paling penting ini dan lebih menonjolkan segi tehnik dan special effect yang tidak optimal sehingga terkesan mengganggu.
Keywords - Film Production, Production Management, Strip Merah Film.
Pembahasan dalam tulisan ini mencakup tentang proses Pra produksi, Produksi dan Pasca Produksi sampai menghasilkan produk yang nyata berupa film yang selesai diproduksi dan dapat dinikmati. Sehingga harapannya tulisan ini dapa dijadikan acuan dalam produksi film, khususnya bagi pembuat film pemula
1. Pendahuluan Film adalah sebuah media ekspresi untuk menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat film kepada penonton. Dalam produksi sebuah film membutuhkan manajemen produksi yang baik, sehingga produksi nantinya akan berjalan lancar dan menghasilkan film yang baik. Dan biaya serta waktu yang digunakan efektif dan efesien. Produksi film Strip Merah ini melalui beberapa proses diantaranya proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Dalam proses produksi kita melakukan pengambilan gambar sesuai dengan panduan storyboard dan naskah yang telah disepakati saat proses pra produksi berlangsung, sehingga menghasilkan gambar baik, dan member kemudahan saat proses editing. Film Strip Merah ini bercerita tentang potret sebuah keluarga yang tertuduh sebagai bagian dari "sayapkiri". Bagaimana mereka terkucilkan dalam lingkungan mereka sendiri, bagaimana mereka kesulitan dalam mencari pekerjaan serta pendidikan layak. Sampai pada klimaks ketika mereka diusir oleh warga kampungnya
1.2 Tinjauan Pustaka Kajian pustaka yang digunakan dalam penulisan ini mengacu pada skripsi yang mengangkat tema pembuat film pendek sehingga dapat menjadi acuan dalam pembuatan film Strip Merah ini. Berikut beberapa skripsi yang dijadikan tinjauan pustaka dalam tulisan ini. Kajian yang pertama adalah skripsi yang berjudul Perancangan dan Pembuatan Film Pendek dengan Judul “Jati Diri”. Perbedaan yang menonjol dengan skripsi penulis adalah dari tema yang diangkat yaitu skripsi yang sudah ada menceritakan tentang perjuangan anak desa dalam pencapaiaan impiannya sedangkan skripsi milik penulis menceritakan tentang sebuah keluarga yang mengalami diskriminasi oleh warga kampung.[1] Kajian yang terakhir adalah sebuah skripsi yang mengangkat tentang sebuah film nurani, yaitu film yang diperuntukkan untuk penguatan iman agama Budha.
1
Jelas dalam tema serta tujuan pembuatan film ini memiliki sebuah perbedaan, akan tetapi tahap tahap yang dilakukan sama sampai menghasilkan sebuah film yang utuh.[2]
Table 1. Analisis SWOT Kekuatan
1.3 Dasar Teori
Faktor internal
Menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman “ Film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan.[3] Jenis-jenis Film berdasarkan proses pembuatannya menurut Heru Effendy dalam buku Mari Membuat Film (Konfiden,2002) ; menjelaskan beberapa definisi tentang film, antara lain : film dokumenter, film cerita pendek, film cerita panjang, dan film-film jenis lain : profil perusahaan, iklan televisi, program televisi, dan video klip. .[4] Begitu juga menurut Heru Effendy dalam bukunya “Mari Membuat Film” (Konfiden,2002). Unsur-unsur dalam pembuata film atau tim produksi film yaitu meliputi : Produser, Sutradara, Manajer Produksi, Desainer Produksi, Penata Fotografi, dan Asisten Produksi. 2. Pembahasan 2.1 Metode Analisis Analisis sistem (system analysis) dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahanpermasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatanhambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikanperbaikannya. Tahap analisis merupakan tahap yang paling kritis dan sangat penting, karena kesalahan di tahapan ini akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya. Analisis sistem ini dilakukan oleh seseorang yang disebut analisis sistem. Tugas utama analisis sistem dalam tahap ini diperlukan yaitu menemukan kelemahan-kelemahan dari sistem, sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Hal pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah yang timbul.Adapun beberapa masalah yang timbul antara lain : a. Proses produksi yang meliputi pra produksi, produksi dan pasca produksi. b. Manajemen produksi yang kurang baik sehingga proses produksi dilapangan kurang efektif dan efisien.
Faktor Eksternal
PELUANG Film ini dibantu oleh kru yang mempunyai pengalaman Film ini diperankan oleh pemain yang sesuai dengan karakter cerita. Mendapatkan kesan positif dari penikmat film
2.2 Analisis SWOT
2
Kelemahan
Film ini di Film ini dukung oleh bercerita kru yang tentang potret sudah sensitive dari berpengalama politik Negara n di ini, tentang bidangnya deskriminasi sehingga yang didapat proses oleh keluarga produksi maupun diharapkan terduga berjalan komunis. lancar. Film ini diperankan oleh pemain2 yang memiliki karakter yang cocok karena pemilihan pemain melalui proses kasting. Film ini bertemakan sejarah fiksi sehingga memberi pelajaran kepada penonton tentang apa yang terjadi di masalalu. SO WO STRATEGI STRATEGI Melakukan pemilihan kru yang mempunyai pengalaman di bidangnya. Melakukan proses casting untuk mendapat pemain yang memiliki karakter yang diinginkan. Melakukan proses pemutaran film.
Menggunakan alat pendukung untuk memaksimalkan hasil produksi film.
Ancaman Film ini bercerita tentang potret sensitive dari politik Negara ini, tentang deskriminasi yang didapat oleh keluarga maupun terduga “sayapkiri”.
ST STRATEGI
WT STRATEGI
Mendapatkan sumber yang terpercaya yaitu melalui orang yang hidup pada zaman tersebut dan dari film yang menguak tentang fakta dari potret politik Indonesia pada masa lalu.
Film bertemakan sejarah dan potret masa lalu mempunyai daya tarik tersendiri dan dapat memberikan pesan moral yang positif bagi penonton
Film yang diproduksi tidak melanggar hukum dan undang-undang perfilman di Indonesia. Sehingga film ini dinyatakan tidak melanggar hukum dan layak ditonton oleh masyarakat luas.
2.4 Konsep Film Film yang berdurasi sekitar 11 menit ini menceritakan sebuah keluarga yang hidup pada tahun 1973, tepat satu dekade setelah penumpasan keluarga PKI atau yang terkenal dengan istilah G 30 S PKI. Dimana keluarga tersebut juga dituduh sebagai antek dari PKI sehingga selama itu pula mereka mendapatkan perlakuan diskriminasi dari warga sekitar sehingga pada akhirnya mereka diusir dari kampong tersebut. Isu yang begitu sensitif ini sengaja kita angkat dengan tujuan bahwa segala bentuk deskriminasi dengan alasan apapun tidak dibenarkan.
Banyaknya film yang bertemakan cinta dan horor yang lebih Memaksilkan mendapatkan kinerja tim kesan positif untuk dari penonton. menghasilkan film edukasi yang menarik dan tidak kalah dengan film yang bertemakan cinta.
2.5 Rancangan Film a. Deskripsi Film Durasi : 11 Menit Format : MPEG Video Codec : HDTV 48 KHz Judul : Strip Merah b. Segmentasi Sasaran Usia : Remaja = 16 Tahun Dewasa = 18 – 65 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan Domisili : Yogyakarta dan sekitarnya Kelas Sosial : Semua golongan
2.3 Analisis Kelayakan Analisis ini sebagai implementasi atas film yang telah diproduksi. Layak atau tidak film ini nantinya diputar di masyarakat.
2.6 Rancangan Anggaran Table 2. Rancangan Anggaran
1.
Kelayakan Teknologi Kelayakan teknologi ini menyoroti kebutuhan proses produksi dari aspek teknologi yang digunakan. Apakah teknologi yang digunakan sudah tersedia dipasaran dan pemakaian yang mudah.
Rancangan Total Anggaran Pra-Produksi Produksi Pasca Produksi
Proses produksi ini menggunakan kamera Canon DSLR 5 D pemilihan kamera jenis ini karena mudah dijalankan (User Friendly) dan mempunyai kualitas yang memadai yaitu full HD 1920 x 1280. Sehingga manejemen produksi ini dinyatakan layak dari segi teknologi.
Total 2.7 Pengumpulan Data
Sebagai usaha dalam memoperoleh data yang benar, relefan dan terarah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, maka perlu adanya suatu metode yang tepat untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini. Untuk itu digunakan beberapa metode pengumpulan data, antara lain : 1. Metode Observasi Yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan dari film documenter the act of klilling dan Senyap.
2.
Kelayakan Operasional Proses produksi ini beranggotakan kru - kru yang sudah memiliki keahlian dalam jobdesk yang sudah dibagi sehingga proses produksi nantinya akan berjalan lancar.
3.
Rp 450.000,Rp 2.585.000,Rp 150.000,Rp 3.185.000,-
Kelayakan Hukum
3
2.
Metode Wawancara Data diperoleh dengan melakukan wawancara dengan saksi hidup atas peristiwa G 30 S dan yang merasakah langsung dampak setelahnya.
Table 4. Tabel Treatment
3. Kepustakaan Pada metode ini teknik penyusun membaca bukubuku sumber serta mengumpulkan data antara lain data diperoleh dari buku Contours of Mass Violance in Indonesia 1965-1968. 2.8 Proses Produksi Film Proses produksi film Striip Merah ini melalui beberapa tahap yang telah disusun dengan diagram dibawah ini Pra Produksi
Ide Cerita Naskah Storyboard Casting Reading & Blocking Hunting lokasi
Produksi
Pasca Produksi
Breafing Kru & Talent Pengambilan Gambar
Editing Testing Review Evaluasi
Gambar 1. Tahap Produksi 2.9 Pra-produksi Tahap Pra-produksi dalam produksi film Strip Merah ini akan disajikan dalam tabel berikut ini :
2.10 Produksi Proses produksi adalah proses pengambilan gambar dan audio dalam sebuah produksi film Pengambilan gambar yang dilakukan mengacu pada storyboard yang telah dibuat.
Table 3. Tabel Pra-produksi NO
Kegiatan 1
1 2 3 4 5
September 2 3 4
1
Oktober 2 3 4
Pembuatan Naskah Pembuatan Storyboard Casting Hunting Lokasi Reading dan Blocking
Tahapan dalam pembuatan naskah adalah pengembangan dari ide cerita yang kemudaian menjadi Storyline, kemudian dikembangkan menjadi treatment sam pai akhirnya menjadi naskah scenario yang utuh.
Gambar 2. Proses Pengambilan Gambar Gambar yang dihasilkan adalah hasil pengambilan gambar yang mengacu dari storyboard. Jikapun terjadi perubahan atau penambahan yang keluar dari storyboard, hal itu merupakan kesepakatan yang disepakati bersama tim.
4
Table 5. Storyboard
dan melakukan penataan blocking serta tata letak lampu dan kemera yang telah di sepakati baik oleh sutradara dan konsep yang di buat oleh Departement of Photografi atau biasa disebut DOP yang dituangkan dalam bentuk floor plan.
5
Film ini secara umum melalui 3 tahapan pelaksanaan sampai akhirnya dapat dinikmati oleh banyak orang. Tahapan itu antara lain perencanaan awal atau yang biasa disebut pra-produksi. Kemudian proses produksi dimana dalam proses ini semua gambar diambil dan segala komponen komponen dalam perencanaan berhasil dieksekusi. Yang terakhir adalah pasca produksi, dimana dalam tahap ini hasil gambar yang telah diambil akan ditata sesuai dengan kemauan sutradara. Kemudian penambahan efek efek dan komponen komponen yang di sepakati bersama antara sutradara dan editor. 3.2 Saran Film Strip Merah ini memiliki beberapa kelemahan antara lain yaitu terdapat beberapa noise pada gambar terutama pada adegan malam. Juga suara yang dianggap kurang jernih. Sehingga mendapat beberapa kritik dan saran yang sangat membangun terkait masalah diatas. Kekurangan diatas akan menjadikan sebuah pembelajaran bagi penulis, untuk memperhatikan semua komponen sehingga proses produksinya benar benar optimal.
Gambar 3. Floorplan 2.11 Pasca Produksi Proses Pasca Produksi adalah proses editing atau penggabungan gambar dan penambahan efek jika diperlukan.
Daftar Pustaka [1]
[2]
Gambar 4. Editing
Wicaksono, Guntur 2013. Perancangan dan Pembuatan Film Pendek dengan Judul Jati Diri : Skripsi Amikom. Gunawan, Surya Cahya, 2014.Pembuatan Film Cahaya-Mu dalam Hidupku Sebagai Media Penguatan Iman di Vihara Bodhicitta Maitreya Yogyakarta: Skripsi Amikom.
[3]
Morissan, M.A. 2009 Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta : Kencana. [4] Mabruri, Anton, 2010. Manajemen Produksi Program Acara Televisi. Depok : Mind 8 Publishing.
Biodata Penulis Ahmad Hisyam Haikal memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2015.
Gambar 5. Rendering 3
Kesimpulan dan Saran
Melwin Syafrizal 2004 – S1 Teknologi Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta. 2008 - S2 Magister Teknologi Informasi UGM, sejak 2005 sampai sekarang menjadi dosen tetap STMIK AMIKOM.
3.1 Kesimpulan Film ini memiliki durasi 00:11:12, durasi yang cukup singkat untuk merangkum semua penderitaan yang dialami oleh Darmo dan kelurga. Tentang penderitaan sebuah keluarga yang didiskriminasi oleh warga kampung, karena mereka adalah anggota keluarga dari keluarga komunis ataupun yang hanya tertudah sebagai bagian dari mereka.
6