ANALISIS DAN DESAIN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JADWAL PEMADAMAN LISTRIK PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA AREA YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Alvin Galang Citaka 10.11.3973
kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014
ANALYSIS AND DESIGN OF DECISION SUPPORT SYSTEM OF BLACKOUT SCHEDULE DETERMINATION PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA AREA YOGYAKARTA ANALISIS DAN DESAIN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JADWAL PEMADAMAN LISTRIK PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA AREA YOGYAKARTA
Alvin Galang Citaka Andi Sunyoto Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT PT PLN(Persero) is one of Badan Usaha Milik Negara(BUMN) that has agendas to maintain the hardware of the electricity in its region. The maintenance will be created based on the inspection on the worthiness of the hardware, checking if the hardware is still good to be used, checking if the hardware needs to be replaced, etc that needs a blackout. The current blackout schedules are just made by estimation without a specific calculation. Data collection technique that used is by interviewing the Chief of Pemeliharaan Jaringan PLN Distribusi D.I.Y dan Jawa Tengah and the Chief of Rayon Kota Yogyakarta. The result of the interviews is transformed into a decision support system model with Analytical Hierarchy Process (AHP) as the method. The result of the analysis is that the system is able to show which component that should be maintain with a proper calculation, which is prioritized, depending on the budget that every rayon has. So, finally the purpose of the blackout will be effective and efficient. Keywords : Decision Support System, AHP, PLN, Priority, Scheduling
1.
Pendahuluan Listrik sudah menjadi kebutuhan utama bagi setiap manusia di dunia, meskipun
tidak semua orang dapat dan sudah memperolehnya, namun fungsi listrik sudah menjadi penyokong kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan oleh manusia. Dengan listrik, kita bisa menggerakan berbagai alat elektronik mulai dari dari alat rumah tangga sampai peralatan komersial. Adapula masalah yang dihadapi PLN adalah bagaimana mengatur penjadwalan pemadaman listrik terencana dalam studi kasus ini DIY. Untuk membuat jadwal tersebut, PLN akan mempertimbangkan kondisi peralatan yang harus dirawat dan keuangan yang tersedia untuk melakukan perawatan tersebut. Selama ini, penjadawalan dilakukan berdasarkan perkiraan, daerah mana yang harus dijadwalkan untuk dipadamkan listriknya untuk pemeliharaan alat-alat tersebut. Menurut penulis, penjadwalan ini dirasa kurang efektif dan efisien, mengingat perencanaan yang tidak diperhitungkan secara matang dan akurat akan menimbulkan kerugian. Hal itu mendorong penulis untuk membuat “Analisis dan Desain Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jadwal Pemadaman Listrik PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta Area Yogyakarta”. 2.
Landasan Teori
2.1
Keputusan Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis
pada hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi, dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.1 2.2
Sistem Pendukung Keputusan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, edukasi berarti (perihal)
pendidikan. Dan pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dl usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan 2
pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.
2.2.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Secara umum definisi DSS menunjukkan DSS sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur.3
1
Turban, Efraim, Jay E. Aronson dan Ting-Peng Liang, Decision Support Systems and Intelegent Systems – 7th Ed. Penerbit Andi, Yogyakarta, hal 10, 2005 2 Ibid., hal 21 3 Ibid., hal 25
1
2.2.2 Fase-Fase Proses Pengambilan Keputusan Proses pendukung keputusan dimulai dengan fase intelligence, dimana kenyataan diuji dan masalahnya diidentifikasi, kemudian fase desain, yaitu suatu model yang menggambarkan suatu sistem dibangun. Fase ini dengan membuat suatu asumsi yang sederhana dengan mengacu pada peraturan-peraturan dan kriteria-kriteria yang sifatnya sudah baku dan menggabungkan antara semua variabel. Selanjutnya model divalidasi dan kriteria-kriteria dikumpulkan untuk suatu evaluasi dari pilihan-pilihan aksi yang diidentifikasi. Selanjutnya fase pemilihan yang mengandung suatu tujuan penyelesaian untuk model dan fase yang terakhir adalah implementasi, dimana akan dilihat tingkat kesuksesan sistem dalam menyelesaikan masalah yang ada (Turban, 1998).4 2.2.3 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Ada berbagai alasan mengapa sistem pendukung keputusan diperlukan, (Efrain Turban, Jay E. Aronson dan Ting Peng Liang, Decision Support System and Intelligent Systems, Edisi 7, Jilid 1, 2005 : 12), antara lain: 1. Kecepatan komputasi 2. Peningkatan produktifitas 3. Dukungan kualitas 4. Berdaya saing: manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan 5. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan 2.2.4 Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode AHP memperhitungkan tingkat validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan. selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi objektif dan multi kriteria yang didasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hierarki, sehingga menjadi model pengambil keputusan yang komprehensif. 2.3
Sistem Informasi Menurut Gordon B Davis, sistem informasi adalah suatu sistem yang
menghubungkan pengguna (individu dan organisasi) dengan komputer yang dirancang secara integrasi guna menyediakan informasi yang mendukung fungsi operasional, manajemen, analisis serta fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. 5 2.3.1
Konsep Perancangan Sistem Perancangan sistem dapat didefinisikan sebagai berikut: menurut Robert J.
Verzello atau John Reuter III Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari 4
Turban, Efraim, Jay E. Aronson dan Ting-Peng Liang, Decision Support Systems and Intelegent Systems – 7th Ed. Penerbit Andi, Yogyakarta, hal 30, 2005 5 Yasin, V,Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek Pemodelan, Arsitektur, dan Perancangan (Modeling, Architecture and Design), Mitra Wacana Media,Jakarta, hal 267, 2012
2
siklus pengembangan sistem sebagai pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi, menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk. Menurut John Burth dan Gary Grundnitski Perancangan sistem didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Menurut George M. Scott Perancangan sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sistem akan benar-benar memuat rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem. 2.3.2
UML (Unified Modeling Language) UML (Unified Modeling Language) adalah salah satu standar bahasa yang
banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuatanalisis dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek. 2.3.2.1 Use Case Diagram Use case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk melakukan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. 2.3.2.2 Sequence Diagram Diagram sekuen menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek. 2.3.2.3 Class Diagram Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi. 2.3.3 Diagram Hubungan Entitas (ERD) Entity Relationship Diagram (ERD) adalah suatu model jaringan (network) yang menggunakan susunan data yang disimpan dari sistem secara baik atau merupakan konseptual yang mendeskripsikan hubungan antara data store (dalam DAD). 2.4 Perangkat Lunak yang Digunakan Akan ada banyak perangkat lunak yang digunakan dalam pembangunan sistem ini. Dalam makalah ini, perangkat lunak utama yang digunakan untuk membangun aplikasi adalah Visual C# .Net dan SQL Server. 2.4.1 Visual C# .Net C# adalah sebuah bahasa pemrograman yang dirancang untuk membangun berbagai aplikasi yang berjalan di. NET Framework. C# adalah bahasa yang sederhana, kuat, dan berorientasi objek. Banyak inovasi dalam C# memungkinkan pengembangan
3
aplikasi yang cepat namun tetap mempertahankan ekspresi dan keanggunan gaya bahasa C.6 2.4.2 SQL Server Microsoft SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) produk Microsoft. Bahasa kueri utamanya adalah Transact-SQL yang merupakan implementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan oleh Microsoft dan Sybase. Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang memiliki basis data berskala kecil sampai dengan menengah, tetapi kemudian berkembang dengan digunakannya SQL Server pada basis data besar. 3. 3.1
7
Analisis Tinjauan Umum PT PLN Persero adalah perusahaan besar yang dikelola oleh negara. Struktur
organisasi dalam perusahaan ini sangat kompleks, sehingga peneliti dalam makalah ini sangat terbatas untuk mendapatkan data. Namun, data wawancara yang sudah dilakukan sudah cukup untuk membuat Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jadwal Pemadaman Listrik PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta Area Yogyakarta. Dalam studi kasus ini, stackholder yang akan masuk dalam sistem adalah pimpinan rayon. Pimpinan rayon bertugas untuk mengatur jalannya inspeksi dan perawatan. Sistem ini akan menggantikan metode pengambilan keputusan penjadwalan pemadaman listrik yang sekarang dilakukan, yaitu diskusi, dengan sistem informasi yang lebih efisien dan efektif. Penjelasan terkait akan terdapat pada sub bab selanjutnya. 3.2
Analisis Sistem
3.2.1 Analisis Kelemahan Sistem 1. Strenghts Sistem ini memiliki keunggulan konsistensi yang lebih tinggi dari perhitungan manual yang dilakukan dengan cara berdiskusi. Dikarenakan lebih banyak faktor eksternal yang mempengaruhi kemampuan perhitungan manusia dengan cara tersebut, contohnya adalah ketahanan fisik, emosi, dsb. Selain itu, sistem ini menghasilkan penjadwalan yang efisien dan efektif. Efisien untuk pemilihan tiang-tiang yang akan dirawat dan efektif dari segi biaya yang disediakan
6
Tien, Tan Soei, Bahasa C# untuk Pemrograman Berorientasi Objek,Elex Media Komputindo,Yogyakarta,hal 3,2001 7 Utami, Ema & Sukrisno, Mengoptimalkan Query pada Microsoft SQL Server, Penerbit Andi, Yogyakarta, hal 5, 2008
4
2. Weakness Kelemahan dari sistem ini adalah data yang dibutuhkan sangat banyak, akan memerlukan waktu yang relatif lama untuk input data pertama kali. Sistem tidak dapat memprediksi faktor-faktor lain dalam mendukung keputusan selain dari kriteria-kriteria yang sudah ada. Contohnya, dalam satu hari, dengan 2 lokasi yang berbeda tetapi berdekatan, seharusnya dilakukan pada 2 lokasi tersebut dalam satu hari, tetapi dikarenakan keterbatasan peneliti dalam kemampuan sistem informasi geografis, sistem ini tidak memiliki fitur perhitungan jarak antar lokasi. 3. Opportunities Keuntungan adalah pengambilan keputusan terkait pun dapat dilakukan lebih cepat. Waktu pengambilan kuputusan yang dimaksud adalah waktu diluar input data. 4. Threats Ancaman dari lingkungan luar terhadap sistem ini adalah kemungkinan adanya kesalahan input data, dimana input 1 data saja dapat mempengaruhi keseluruhan rekomendasi tiang-tiang yang akan dirawat. Input data yang dimaksud adalah input bobot-bobot kriteria yang ada. Bobot kriteria harus dihitung secara matang oleh pengguna dalam hal ini adalah pimpinan rayon agar dapat dihasilkan ouput yang optimal. Output yang optimal adalah output yang memenuhi kebutuhan rayon dalam pelaksanaan perawatan kelistrikan di wilayahnya. 3.2.2
Analisis Kebutuhan Sistem
3.2.2.1 Kebutuhan Fungsional 1.
Mengolah data Wilayah.
2.
Mengolah data Lokasi.
3.
Mengolah data Tiang.
4.
Mengolah data Komponen.
5.
Mengolah data Inspeksi.
6.
Melihat dan mengubah Konfigurasi SPK (Bobot kriteria).
7.
Melihat hasil atau daftar tiang yang direkomendasikan untuk di rawat.
3.2.2.2 Kebutuhan Non-Fungsional Kebutuhan ini merupakan jenis kebutuhan yang berisi property prilaku apa saja yang dimiliki oleh sistem. 3.2.3
Analisis Kelayakan Sistem
3.2.3.1 Kelayakan Teknologi Sistem ini dibuat dengan teknologi yang dibuat oleh Microsoft. Miscrosoft Visual C# yang dibuat dalam penelitian ini sudah digunakan oleh perusahaan besar baik perusahaan swasta maupun negeri dalam pengelolaan data-data dengan skala yang
5
lebih besar. Sistem ini akan sanggup untuk menampung dan memproses data-data yang dibutuhkan. 3.2.3.2 Kelayakan Hukum Pembuat menggunakan Microsoft Visual C# Express Edition dan SQL Server Management Studio yang dirilis oleh Microsoft pada tahun 2005 secara gratis. Tidak ada unsur pembajakan atau hal-hal lain yang melanggar dalam pembangunan sistem ini. 3.2.3.3 Kelayakan Operasional Sistem ini sangat layak untuk digunakan di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta Area Yogyakarta. Sudah banyak perangkat-perangkat keras dengan sistem operasi Windows yang dapat menjalankan sistem ini. Dari sisi pengguna, pimpinan
masing-masing
rayon
PLN
juga
sudah
memiliki
ketrampilan
untuk
mengoperasikannya. 3.3 Perancangan Sistem 3.3.1 Perhitungan AHP Ada 3 level dalam perhitungan AHP : Goal, Kriteria, dan Alternatif 3.3.1.1 Level 1 : Goal Goal adalah tujuan dari perhitungan ini, akan didapat hasil komparasi dari alternatif yang ada dikalikan dengan priority vector (PV). Dalam penelitian ini, tujuan yang diharapkan adalah daftar rekomendasi tiang-tiang yang harus di rawat. 3.3.1.2 Level 2 : Kriteria Kriteria adalah faktor-faktor penentu dalam pemilihan alternatif. Kriteria memiliki bobot masing-masing, bobot yang lebih besar akan berpengaruh lebih besar pada penentuan goal. Dalam penelitian ini, terdapat 4 kriteria yang akan digunakan. 1. Fungsi Fungsi ini terdapat pada setiap komponen. Skala yang akan dibuat adalah 1-5. 1 berarti komponen tersebut tidak memiliki fungsi yang tidak terlalu penting, atau jika ada kerusakan pada kerusakan tersebut, maka fungsi utama dari tiang yang bersangkutan tidak akan terganggu. 5 berarti fungsi tersebut sangat penting pada jalannya listrik pada daerah atau tiang yang bersangkutan, contoh : travo. 2. Maintenance_needed_level (MNL) MNL berasal dari hasil inspeksi yang ada. Skala yang akan dibuat adalah 0-10. 1 berarti komponen tersebut sama sekali tidak perlu mendapat maintenance, 10 berarti komponen tersebut mengalami kerusakan yang parah dan harus ditangani sesegera mungkin.
6
3. Perkirayaan Biaya Perawatan (PBP) PBP berasal dari hasil inspeksi. Petugas inspeksi tentu sudah berpengalaman dalam memperkirakan biaya perawatan pada komponen dengan tingkat kerusakan tertentu. 4. Perkiraan Waktu Pelaksanaan Perawatan (PWPP) PWPP berasal dari hasil inspeksi. Diperkirakan oleh petugas inspeksi yang bersangkutan. 3.3.1.3 Level 3 : Alternatif Alternatif adalah data-data yang dibandingkan. Dalam penelitian ini, jika inspeksi dilakukan keseluruh wilayah kelistrikan yang ada pada satu wilayah. Maka data yang akan dibandingkan berjumlah kurang lebih 6000 tiang dan kurang lebih 10 komponen didalamanya. Dari data-data tsb, dihitung menggunakan sistem ini, akan didapatkan kurang lebih 27 daftar tiang yang akan dirawat. 3.3.2 Analisis Sistem Informasi Analisis sistem informasi adalah serangkaian perancangan sistem informasi yang akan dibangun. Pada sub bab sebelumnya telah dijelaskan kebutuhan informasi yang ada. Pada tahap perancangan ini akan dibuat rancangan basis data dan model aplikasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sistem informasi pada sistem pendukung keputusan ini berfungsi untuk mempermudah pengguna untuk mengolah data yang ada. 3.3.2.1 ERD
Gambar 3.1 ERD
7
3.3.2.2 UML 3.3.2.2.1 Use Case Diagram Use diagram adalah representasi interaksi antar pengguna dalam kasus ini digambarkan sebagai actor dengan sistem SPK Pemadaman Listrik PLN Kota Yogyakarta.
Gambar 3.2 Use Case Diagram SPK. Pemadaman Listrik Kota Yogyakarta 3.3.2.2.2 Class Diagram Class diagram merupakan rancangan kelas-kelas yang akan dibuat pada tahap implementasi SPK Penjadwalan Pemadaman Listrik PLN Kota Yogyakarta.
8
3.3.2.2.3 Sequence Diagram Sequence Diagram menggambarkan interaksi antara satu objek dengan objek lainnya dalam sebuah sistem. 3.3.2.3 Perancangan Antar Muka Perancangan antar muka menggambarkan bagaimana tampilan dari SPK Penjadwalan Pemadaman Listrik PLN Kota Yogyakarta yang akan dibangun. 4. Implementasi dan Pembahasan 4.1 Implementasi Sistem ini dibangun sampai tahap prototyping. Meskipun belum dapat sepenuhnya diimplementasikan karena keterbatasan kewenangan penulis dalam implementasi langsung, namun dasar-dasar pemikiran dan analisa terhadap masalah pada dukungan pengambilan keputusan penjadwalan pemadaman listrik PLN Distribusi DIY dan Jawa Tengah Area Yogyakarta telah terpenuhi. Terpenuhi dalam artian bahwa semua analisa sudah diterapkan pada proses dan hasil pembangan aplikasi ini. 4.1.2
Pengujian Aplikasi
4.1.2.1 White Box Testing Uji coba white box testing yaitu menguji perangkatlunak dari segi kode program apakah fungsi-fungsi, masukan, dan keluaran mampu dihasilkan sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. 4.1.2.2 Black Box Testing Pengujian black box dilakukan dengan menguji seluruh kontrol pada masingmasing form yang ada. Sistem operasi yang digunakan untuk menjalankan black box testing adalah windows 7 32 bit ultimate. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Listing Program Pada sub bab ini, akan dijelaskan inti utama dari program ini, yaitu kelas perhitungan SPK, menerangkan bagaimana proses perhitungan SPK yang ada didalam aplikasi. 4.2.2 Tampilan Aplikasi Untuk mempermudah pengguna untuk menggunakan sistem ini, maka penulis membuat tampilan program menggunakan windows form. Windows form adalah tampilan yang paling umum digunakan pada produk-produk aplikasi desktop dari Micrososft.
9
Gambar 4.1 Tampilan Menu Utama
Gambar 4.2 Tampilan Hasil SPK
10
Gambar 4.3 tampilan konfigurasi SPK 4.2.3 Dukungan Keputusan Pada menu hasil SPK, dapat kita lihat bahwa terdapat skor total yang menjadi paramater bahwa suatu komponen menjadi prioritas atau tidak bagi administrator untuk dirawat. Terdapat detail jumlah biaya dan lama waktu pengerjaan perawatan yang membantu administrator dalam menentukan keputusan perawatan komponen. Performa dalam menyajikan informasi relatif labih cepat. Dalam waktu kurang dari satu menit, program sudah dapat menyajikan informasi skor masing-masing kriteria beserta skor total untuk semua alternatif yang ada. Hal ini menunjukan bahwa penyajian informasi jauh lebih cepat dibandingkan dengan berdiskusi yang dapat memakan waktu berjam-jam untuk menentukan komponen mana yang harus dirawat. Tingkat keakuratan data lebh tinggi dibandingkan berdiskusi. Skor yang dihasilkan pun lebih detail, lebih dari sekedar penting atau tidak penting. Program ini menjadi solusi untuk pimpinan rayon PLN untuk mencari informasi prioritas komponen yang akan dirawat. Informasi yang tersedia dari program ini dapat menjadi pendukung keputusan bagi pimpinan rayon untuk melakukan perawatan. Contoh dalam kondisi belum ada biaya yang mencukupi untuk melakukan perawatan komponen berfungsi tinggi, maka pimpinan rayon tetap dapat melakukan perawatan dengan komponen-komponen yang memiliki biaya perawatan atau PWPP yang rendah.
11
5. Penutup 5.1
Kesimpulan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jadwal Pemadaman Listrik PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta Area Yogyakarta dapat membantu pimpinan rayon setempat untuk mengambil keputusan pemadaman listrik. Dapat membantu dalam artian memberikan gambaran bagaimana pemilihan komponen yang harus dirawat yang akan berpengaru pada biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemadaman. Kesimpulan dari Analisis dan Desain Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jadwal Pemadaman Listrik PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta Area Yogyakarta adalah sebagai berikut : 1.
Prototype Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jadwal Pemadaman Listrik
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta Area Yogyakarta menjadi dasar pemikiran untuk membantu pengambilan keputusan oleh pimpinan rayon menjadi lebih efektif. Efektif dalam artian dengan kondisi tertentu, pemadaman atau pemeliharaan komponen kelistrikan dapat dilakukan pada tempat yang lebih tepat, tepat dalam artian sesuai dengan tingkat kebutuhan pemeliharaan atau prioritas pemeliharaan. 2.
Prototype Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jadwal Pemadaman Listrik
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta Area Yogyakarta menjadi dasar pemikiran untuk membantu pengambilan keputusan oleh pimpinan rayon menjadi lebih efisien. Efisien dalam artian pimpinan rayon dapat membuat keputusan yang lebih tepat dalam pemilihan komponen yang dirawat, sesuai dengan kondisi keuangan maupun ketersediaan waktu. 5.2
Saran
Penulis menyadari bahwa Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jadwal Pemadaman Listrik PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta Area Yogyakarta ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak analisa lanjutan atau fitur tambahan yang dapat ditambahkan pada sistem ini. Berikut saran dari penulis : 1.
Analisa untuk detail pemetaan. Sistem yang dibuat hanya menyediakan data
wilayah dan lokasi. Untuk pengembangan kedepan, dapat ditambahkan fitur pemetaan berdasarkan jalur jaringan kelistrikan yang lebih detail. 2.
Cetak hasil SPK. Hasil keputusan pada sistem ini masih berupa tabel dalam form
aplikasi. Penulis berharap dalam pengembangan sistem kedepan, sistem menyediakan fitur cetak hasil SPK dengan data yang lengkap, diharapkan hasil percetakan hasil SPK ini dapat menjadi laporan bagi pimpinan rayon maupun instansi-instansi terkait dengan pemadaman listrik.
12
DAFTAR PUSTAKA
Team Dosen STMIK AMIKOM Yogyakarta. 2013. Pedoman Penyusunan Proposal dan Laporan Skripsi Jurusan Sistem Informasi & Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta. Yogyakarta. Turban, Efraim, Jay E. Aronson dan Ting-Peng Liang. 2005. Decision Support Systems and Intelegent Systems – 7th Ed. Yogyakarta:Penerbit Andi. Yasin, V. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek Pemodelan, Arsitektur, dan Perancangan (Modeling, Architecture and Design). Jakarta:Mitra Wacana Media. Kusrini. 2007. Strategi Perancangan dan Pengelolaan Basis Data. Yogyakarta: Penerbit Andi. Utami, Ema & Sukrisno. 2008. Mengoptimalkan Query pada Microsoft SQL Server. Yogyakarta: Penerbit Andi. Jaenudin. 2006. Belajar Sendiri.net Dengan Visual C# 2005. Yogyakarta: Penerbit Andi. Budiharto, Widodo. 2004. Panduan Bagi Programmer .NET Aplikasi e-Commerce menggunakan Visual C#.NET.Yogyakarta:Penerbit Andi. Tien, Tan Soei. 2001. Bahasa C# untuk Pemrograman Berorientasi Objek. Yogyakarta: Elex Media Komputindo.
13