Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
PENENTUAN ALOKASI PENDAPATAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR S. Djoko Purwanto, Bobby Oedy P Soepangkat, Nurhadi Siswanto Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto 12A Surabaya
ABSTRAK Kebutuhan energi listrik di wilayah Propinsi Jawa Timur, dikelola oleh PT PLN (Persero) Jawa Timur dengan membeli energi listrik dari PT PLN (Persero) P2B (Pengaturan dan Penyaluran Beban), PT Indonesia Power, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), pembangkit skala kecil serta produksi sendiri. Energi yang dibeli oleh PT PLN (Persero) Jawa Timur setelah dikurangi dengan keperluan sendiri (keperluan operasional) disebut energi siap jual (Esj), yang siap disalurkan kepada konsumen. Energi yang disalurkan kepada konsumen dengan melalui konduktor yang dipasok tegangan rendah (TR) dengan 1 atau 3 phasa, tegangan menengah (TM) dengan 3 phasa, serta tegangan tinggi (TT) dengan 3 phasa.. Rupiah pendapatan penjualan tenaga listrik sangat tergantung pada besarnya energi yang dipakai konsumen disebut energi jual (Ej), daya yang tersambung pada konsumen, jumlah pelanggan dan tergantung pada energi siap jual (Esj), Penyaluran energi listrik dengan tegangan rendah (TR) dan tegangan menengah (TM) mengalami susut, dan susut ini harus dibatasi sekecil mungkin karena merupakan kerugian. Pada penyaluran dengan tegangan tinggi (TT) susut tidak ada, karena pengukuran pemakaian energi jual pada sisi tegangan tinggi. Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana mengalokasikan, pertama pendapatan penjualan tenaga listrik, kedua energi terjual pada konsumen, ketiga daya tersambung, keempat jumlah pelanggan, kelima energi siap jual (berkaitan dengan susut), dan keenam harga jual rata rata Rp/kwh. Untuk menyelesaikan permasalahan ini akan digunakan program tujuan linier (linear goal programing), sehingga diperoleh pengusahaan yang maksimal. Hasil perhitungan alokasi pendapatan dengan program tujuan linier menunjukkan bahwa kenaikan pendapatan untuk seluruh Jawa Timur adalah sebesar 5,60 %. Kenaikan ini disertai dengan kenaikan pendapatan pada tahun berikutnya masing masing area, serta kenaikan masing masing faktor faktor yang mempengaruhi, yaitu untuk enerji jual sebesar 5,01 %, daya tersambung sebesar 7,67 %, jumlah pelanggan sebesar 2,10 % dan enerji siap jual sebesar 3,20 %. Kata kunci: rupiah pendapatan, energi jual, daya tersambung, jumlah konsumen, energi siap jual, susut, harga rata rata Rp/kWh, dan program lindo.
PENDAHULUAN Dalam memenuhi kebutuhan daya listrik di wilayah Propinsi Jawa Timur, PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur membeli energi dari PT PLN (Persero) P2B (Penyaluran dan Pengaturan Beban) dengan sistem interkoneksi. Untuk pulau pulau disekitar Jawa Timur seperti pulau Bawean, Sapudi, Mandangin, Giligenting, Giliketapang dan pulau kecil lainnya, dilayani dengan sistem yang terisolasi kecuali Madura.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
Pada penyaluran tenaga listrik ada kebocoran atau hilangnya energi yang disebut “susut,” yang dapat bersifat teknis atau “non teknis.” Yang pertama terjadi kehilangan energi disebabkan oleh hal hal yang bersifat teknis, misalnya kontak lepas, penampang kawat terlalu kecil, dan lain sebagainya, yang kedua adalah susut “non teknis,” yaitu hilangnya energi karena penggunaan yang tidak sah (tidak menurut aturan), misalnya pencurian listrik, penerangan jalan liar, meter listrik macet, meter listrik tidak akurat, dan lain sebagainya. Dilihat dari cara penyaluran, konsumen tenaga listrik dapat di kelompokan menjadi 4 kelompok pelanggan sebagai berikut: a. Kelompok tegangan tinggi (TT), adalah pelanggan yang menerima daya listrik dengan tegangan 150 atau 70 KV (Kilo Volt) dan menggunakan 3 (tiga) phasa. b. Kelompok pelanggan tegangan menengah (TM), adalah kelompok pelanggan yang menerima daya dengan tegangan 20 KV dan menggunakan 3 phasa. c. Kelompok pelanggan tegangan rendah (TR) adalah pelanggan yang menerima daya dengan tegangan 220 Volt dan menggunakan 3 phasa atau satu phasa, tergantung pada daya yang diperlukan konsumen. d. Kelompok pelanggan multiguna atau MUL, adalah tempat untuk menampung berbagai jenis pelanggan yang mempunyai ciri khas tertentu, dan yang dapat diklasifikasikan dalam kelompok ini adalah: 1. Pelanggan yang melakukan Jual Beli Secara Terbatas (JBST), yaitu jenis pelanggan yang menggunakan daya listrik secara terbatas dalam waktu pemakaian hanya selama 3 (tiga) bulan. Tegangan suplai/pasokan dapat berupa TT, TM ataupun TR, tergantung pada besar daya yang diperlukan konsumen. 2. Pesta, yaitu tarip yang biasa diperlukan oleh kebanyakan orang. Jenis pelanggan ini pada umumnya adalah tegangan rendah (TR) dan hanya untuk beberapa hari saja. Selain itu ada juga yang dilayani dengan tegangan menengah (TM), tergantung daya yang dikehendaki pemakai. 3. Multiguna Rumah Tangga, yaitu pemakaian daya minimum, tanpa meter. 4. Opal, yaitu pelanggan yang terkena Operasi Jaringan Listrik karena pelanggaran sehingga dikenakan denda tertentu sesuai dengan Tarif Dasar Listrik 2004. 5. Kurang tagih, yaitu tambahan tagihan karena pencurian atau sebab lain. Ada 16 area pelayanan dilingkungan PT (Persero) PLN Distribusi Jatim, yaitu Surabaya Selatan, Surabaya Utara, Malang, Pasuruan, Kediri, Mojokerto, Madiun, Bojonegoro, Jember, Banyuwangi, Pamekasan, Situbondo, Gresik, Sidoarjo, Surabaya Barat, dan Ponorogo. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mengalokasikan pendapatan penjualan masing masing area di seluruh PT (Persero) Distribusi Jawa Timur sehingga diperoleh: 1. Energi jual pada pelanggan per tegangan TR, TM, TT dan MUL. 2. Daya tersambung TR, TM, TT dan MUL. 3. Jumlah pelanggan pertegangan TR, TM, TT dan MUL. 4. Energi siap jual (berkaitan dengan susut). Batasan masalah Batasan yang diberlakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian dilakukan hanya dilingkup PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur.
ISBN : 979-99735-1-1 A-19-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
2. Pengalokasian pendapatan untuk seluruh Jawa Timur dari penjualan tenaga listrik dibatasi oleh: a. Rupiah pendapatan minimal sebesar Rp 9.827.301.495.000,b. Energi Jual minimal sebesar 16.735.700 kWh c. Daya tersambung pada pelanggan minimal sebesar 8.362.552 kVA d. Jumlah Pelanggan di Jawa Timar maksimal sebanyak 6.432.105 pelanggan. e. Energi siap jual maksimal sebesar 18.124.077 kWh f. Susut energi maksimal sebesar 7,55 %. g. Harga jual rata rata per Kwh minimal sebesar Rp 587,21/kWh. 3. Tidak memperhitungkan biaya operasi, dan tidak memperhitungkan pendapatan biaya penyambungan, biaya beban, subsidi pemerintah dan biaya biaya lain. Asumsi Asumsi asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Tidak ada perubahan tarif dasar listrik oleh pemerintah selama penelitian berlangsung. 2. Tidak ada kenaikan BBM yang mengakibatkan harga beli Rp/Kwh dari PLN PT(Persero) P2B berubah. 3. Cukup tersedia daya pembangkit dalam melayani kenaikan pasokan kebutuhan daya listrik. 4. Tidak ada investasi untuk peningkatan sambungan (investasi trafo, jaringan tegangan menengah, jaringan tegangan rendah serta sambungan rumah), kecuali yang telah direncanakan. 5. Faktor yang mempengaruhi pendapatan seperti, energi jual, daya tersambung, jumlah pelanggan, dan energi siap jual dianggap mempunyai bobot yang sama. Tujuan penelitian Tujuan penelitian adalah menentukan alokasikan pendapatan penjualan masing masing area seluruh PT PLN Distribusi Jawa Timur, dengan deviasi yang yang paling kecil terhadap target: 1. Energi jual pada pelanggan per tegangan TR, TM, TT dan MUL. 2. Daya tersambung TR, TM, TT dan MUL. 3. Jumlah pelanggan pertegangan TR, TM, TT dan MUL. 4. Energi siap jual (berkaitan dengan susut). PROGRAM TUJUAN LINIER Menurut Hillier dan Lieberman (1990), perumusan program tujuan linier adalah sebagai berikut: K
Minimumkan
Z ( bk ak ) k 1
n
Dengan kendala
a i 1
ijk
X ij bk ak bk
X ij C j untuk i = 1, 2, 3, ....n j = 1, 2, 3, ....P serta k =1, 2, 3... K
PENGUMPULAN DATA Data yang dikumpulkan adalah data tahun 2004 yaitu, rupiah pendapatan, energi jual, daya tersambung, jumlah pelanggan, dan susut.
ISBN : 979-99735-1-1 A-19-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
PERUMUSAN MODEL MATEMATIS Koefisien teknologi Koefisien teknologi menunjukan korelasi antara variabel keputusan (rupiah pendapatan) dengan faktor faktor yang mempengaruhi yaitu, energi jual ,jumlah pelanggan, daya tersambung, dan energi siap jual. 1. Koefisien teknologi rupiah pendapatan dan masing masing besarnya 1 (satu), karena masing masing dibagi dengan dirinya. 2. Koefisien teknologi energi jual, dapat diperoleh dengan membagi energi jual dengan rupiah pendapatan yang bersangkutan. Misalnya koefisien energi jual pada tegangan tinggi Surabaya Selatan bisa diperoleh dengan membagi energi jual TT pada Area Surabaya Selatan dengan rupiah pendapatan penjualan TT pada area Surabaya Selatan, sehingga satuannya adalah kWh/rp 3. Koefisien teknologi daya tersambung, dapat diperoleh dengan membagi daya tersambung dengan rupiah pendapatan pada kelompok pelanggan, sehingga satuannya adalah kVA/rp 4. Koefisien teknologi Sambungan Pelanggan, dapat diperoleh dengan jalan seperti butir 2 atau 3 diatas, sehingga satuannya adalah SP/rp (SP = Sambungan Pelanggan). 5. Koefisien teknologi Energi Siap Jual, dapat diperoleh dengan membagi energi siap jual dengan rupiah pendapatan. Energi siap jual dapat diperoleh dengan menambahkan susut pada TR dan TM energi jual, sehingga satuannya adalah kWh/Rp Koefisien teknologi di tulis dengan simbol: aijk = koefisien teknologi, kelompok tegangan i dan Area pelayanan j dan fungsi tujuan k i = 1, 2, 3, 4 (kelompok pelanggan TR, TM,TT, Mul) j = 1, 2, 3, .... 16 (jumlah area pelanggan) k = 1, 2, 3, .....85 (fungsi tujuan) K
Fungsi objektif:
minimumkan Z ( bk ak ) k 1 n
Fungsi kendala:
a i 1
ijk
X ij bk ak bk
X ij C j , i = 1, 2, 3, ....n untuk j = 1, 2, 3, ....P dan k =1, 2, 3...K
Penjabaran fungsi kendala adalah sebagai berikut: 1. Kendala rupiah pendapatan untuk masing masing area, dengan i = 1 s/d 4, j = 1 s/d 16, dan k = 1 s/d 16 2. Kendala energi jual untuk masing masing area, dengan i = 1 s/d 4, j = 1 s/d 16, dan k = 17 s/d 32 3. Kendala daya tersambung untuk masing masing area, dengan i = 1 s/d 4, j = 1 s/d 16, dan k = 33 s/d 48 4. Kendala jumlah pelanggan untuk masing masing area, dengan i = 1 s/d 4, j = 1 s/d16 Dan k = 49 s/d 64 5. Kendala energi siap jual untuk masing masing area, dengan i = 1 s/d 4, j = 1 s/d16
ISBN : 979-99735-1-1 A-19-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
Dan k = 65 s/d 80. 6. Kendala rupiah pendapatan, energi jual, daya tersambung, jumlah pelanggan, energi siap jual seluruh Jawa Timur adalah 16
4
j 1
i 1
a
ijk
X ij bk ak bk
Untuk rupiah pendapatn k=81, energi jual k = 82, daya tersambung k = 83, jumlah pelanggan k = 84, dan energi siap jual k = 85 PENETAPAN NILAI RUAS KANAN Nilai ruas kanan adalah merupakan tujuan yang akan dicapai, namun angka ini tidak harus di capai mengingat ada faktor faktor lain yang juga ingin dicapai. Nilai ruas kanan juga bisa disebut sebagai kendala yang akan dituju, dan diberi notasi βk. Nilai ruas kanan untuk masing masing area ada 5 macam ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1 Nilai ruas kanan βk ( k = 1,2,……… 80 )
No
Area Pelayanan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Surabaya Selatan Surabaya Utara Malang Pasuruan Kediri Mojokerto Madiun Bojonegoro Jember Banyuwangi Pamekasan Situbondo Gresik Sidoarjo Surabaya Barat Ponorogo
Rp pendapatn k = 1s/d 16
energi jual k = 17 s/d 32 (mWh)
daya tersbng k = 33 s/d 48 (kVA)
1,636,496 1,147,797 742,982 1,010,618 598,014 890,955 256,823 655,518 299,118 215,373 215,892 122,094 496,745 748,155 996,632 156,542
2,516,474.50 1,657,314.50 1,218,685.50 1,794,577.00 1,081,321.50 1,647,147.00 482,960.00 1,256,509.00 523,630.00 371,116.50 396,535.50 217,586.00 828,657.50 1,270,946.50 1,779,325.50 286,725.50
1,184,585.55 882,447.31 705,061.94 722,569.10 612,769.14 701,153.02 338,510.43 519,144.59 351,614.36 240,506.04 269,780.46 135,801.69 376,471.76 547,114.60 557,856.23 217,166.01
Jmlh plngn Energi siap jual k = 49 s/d 65 k = 66 s/d 80 (mWh) 355,246 252,410 661,779 446,978 717,854 695,837 501,083 593,505 443,256 277,965 392,604 166,683 178,557 290,206 137,591 320,551
2,737,381.00 1,806,534.00 1,348,103.00 1,935,383.00 1,188,908.00 1,176,594.00 530,954.00 1,329,921.00 606,545.00 407,239.00 493,313.00 232,513.00 862,137.00 1,367,282.00 1,839,476.00 328,965.00
Karena jumlah semua area ada 16, dan masing masing area mempunyai 5 persamaan kendala jumlah persamaan kendala ada 80 persamaan kendala, ditambah persamaan kendala untuk seluruh Jawa Timur 5 persamaan kendala, sehingga keseluruha berjumlah 85 persamaan kendala. KENDALA MASING MASING VARIABEL KEPUTUSAN Masing masing variabel keputusan harus mempunyai harga minimum sebesar pendapatan tahun sebelumnya. Kendala ini menggambarkan bahwa pendapatan tahun berikutnya tidak boleh lebih rendah dari yang pernah diperoleh.
ISBN : 979-99735-1-1 A-19-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
HASIL PEMROGRAMAN Hasil pemrograman dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Perhitungan Alokasi Total Jawa Timur dan masing masing area uraian
Pendapatan (juta Rp)
energi jual ( Mwh )
daya tersambung ( KVA )
Jumlah pelanggan
Energi siap jual ( Mwh )
Rp/Kwh Susut %
hasil pemrograman Target Tahun lalu deviasi thd tahun lalu
9,928,683.15 9,827,301.50 9,402,398.97 526,284.17 5.60 101,381.65 1.03
17,243,410.60 16,735,700.00 16,420,957.63 822,452.97 5.01 507,710.60 3.03
8,717,736.57 8,362,552.00 8,096,452.25 621,284.33 7.67 355,184.57 4.25
6,432,098 6,432,105 6,299,755 132,343 2 -7 -0.0001
18,616,419.22 18,124,077.00 18,039,676.90 576,742.32 3.20 492,342.22 2.72
575.80 587.20 572.59 3.21 0.56 -11.40 -1.94
% dev thdp thn lalu
deviasi thd target % dev thdp target
7.38 7.55 8.97 -1.60 -17.81 -0.17 -2.31
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Untuk memenuhi pendapatan seluruh Jawa Timur sebesar Rp 9.928.683,15 juta, berart kenaikan sebesar 5,6 % dari tahun 2004, maka masing masing area mempunyai alokasi pendapatan (dalam juta) sebagai berikut: No:
Area
Pendapatan
1
Surabaya Selatan
Rp
2 3 4 5 6 7 8
Surabaya Utara Malang Pasuruan Kediri Mojokerto Madiun Bojonegoro
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
9
Jember
Rp
10 11 12 13 14 15 16
Banyuwangi Pamekasan Situbondo Gresik Sidoarjo Surabaya Barat Ponorogo Total Jatim
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Kenaikan %
1,586,430 1,147,797 718,338 991,517 587,127 822,439 251,297 638,887
6.33 10.87 5.79 2.90 6.06 0.77 5.68 1.21
291,051 211,769 208,498 118,895 488,935 726,411 986,502 152,790 9,928,683
5.34 4.96 3.38 1.67 5.14 7.35 8.05 7.28 5.60
Agar target pendapatan untuk seluruh Jawa Timur dapat dicapai, maka: a. Energi yang harus dijual adalah sebesar 17.243.410,60 kWh, yang berarti kenaikan sebesar 5,01 % dari tahun sebelumnya. b. Daya yang harus disambung ke pelanggan adalah sebesar 8.717.736,57 kVA, yang berarti kenaikan sebesar 7,67 % dari tahun sebelumnya. c. Jumlah pelanggan yang harus disambung adalah sebanyak 6.432.098 pelanggan, yang berarti kenaikan sebesar 2,1 % dari tahun sebelumnya. d. Energi siap jual yang akan disalurkan adalah sebesar 18.616.419,22 kWh, yang berarti kenaikan sebesar 13,37 % dari tahun sebelumnya.
ISBN : 979-99735-1-1 A-19-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi IV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006
Saran Agar dapat diperoleh hasil optimun yang akurat maka disarankan: 1. Untuk melakukan pembobotan pada faktor faktor yang mempengaruhi rupiah pendapatan 2. Memperhitungkan biaya operasi, biaya investasi, subsidi pemerintah 3. Memperhitungkan panjang saluran tegangan menengah, panjang saluran tegangan rendah DAFTAR PUSTAKA Bustani, H., 2005, Fundamental Operation Research, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hillier, Frederick S., and Lieberman, Gerald J., 1967, Introduction to Operations Research, 3rd edition, Holden-Day Inc., Oakland, California. Taylor III, B. W., 1986, Introduction to Management Science, 6th edition, Prentice Hall International Inc. PT. PLN, 2004, Statistik 2004, PT PLN (persero) Distribusi Jawa Timur.
ISBN : 979-99735-1-1 A-19-7