Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0172 pp. 56- 63
8 Pages
ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN MODAL ZAKAT PRODUKTIF TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN DIKABUPATENACEH UTARA Rusli1, Abubakar Hamzah2, Sofyan Syahnur2 1)
Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstract:The purposeof this studywas to analyze the impactofgivingzakatin the form ofproductivecapitalby Baitul Mal of North Aceh Districtto the poorin an effort to poverty reductionin North Aceh District.For purposes of analysis were usedprimary data"Crosssectiondata". The form of data wereearnings of samples before and aftergettingzakat. The samples takenwere77 samples of householdfrom 10 sub districts in theNorth Aceh District. The analysis usedin this studyis thelinearregression models and wilcoxon analysis for the analysis ofdifferent test of earnings.The resultsshowthat zakat as a productivecapitalfor venture capitalhas a positive impactand reduce poverty rate in theNorth Aceh District0.02%.Therefore, distribution of zakat in the form ofproductivecapitalbyBaitulmalNorth Aceh districtcan be continuedwithimproved in management system and used a validate of database. Keywords: Zakat, Productive Capital, Earning, Poverty
Abstrak:Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak dari pemberian zakat produktif dalam bentuk modal usaha oleh Baitul Mal Kabupaten Aceh Utara kepada masyarakat miskin dalam upaya pegentasan kemiskinan di Kabupaten Aceh Utara. Untuk keperluan analisis data dipergunakan data primer hasil penelitian lapangan yang berbentuk “Cross section data”. Data yang diambil adalah tentang modal dan pendapatan sebelum dan sesudah mendapatkan zakat produktif dalam bentuk modal usaha. Sampel yang diambil adalah 77 orang dari 10 kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Utara. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan regresi linear dan untuk analisis data digunakan analisis uji beda wilcoxon. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pemberian modal zakat produktif dalam bentuk modal usaha berdampak positif dan dapat menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Aceh Utara sebesar 0,02%. Oleh karena itu, pemberian zakat produktif dalam bentuk modal usaha oleh Baitul mal Kabupaten Aceh Utara dapat lanjutkan dan ditingkatkan. Kata Kunci:Zakat, Modal Zakat Produktif, Pendapatan, Kemiskinan
Vol. 1, No. 1, Februari 2013
-1
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pendidikan,
PENDAHULUAN
Persoalan
dan
lain
merupakan
sebagainya.Sedangkan untuk tujuan jangka
fenomena ekonomi yang selalu mengiringi
panjang penyaluran zakat dilakukan dalam
proses pembangunan. Berbagai perdebatan
bentuk pemberian modal usaha produktif
tentang penyebab kemiskinan, ukuran dan
sehingga diharapkan hasilnya dapat diterima
solusi
secara terus menerus dan memberikan manfaat
yang
kemiskinan
kesehatan
mungkin
diterapkan
untuk
mensejahterakan masyarakat merupakan bentuk
secara
dari
pendapatan.Dengan
kekhawatiran
meningkatnya
jumlah
perekonomian
serta
meningkatkan
demikian
diharapkan
penduduk miskin yang akan berakibat kepada
masyarakat miskin yang dahulunya menjadi
besarnya dampak negatif dalam masyarakat.
penerima zakat (mustahik) menjadi pemberi
Para ahli menyimpulkan bahwa ada tiga
zakat (muzakki).
penyebab kemiskinan yaitu karena keterbatasan
Kabupaten Aceh Utara merupakan salah
sumber daya yang dimiliki, kedua adalah akibat
satu
rendahnya kualitas sumber daya manusia,
kepadatan penduduk tertinggi di Provinsi Aceh,
ketiga adalah kurangnya akses modal yang
tahun 2010 tercatat sebanyak 529.751 jiwa
menyebabkankurang
dengan
berkembangnya
usaha
kabupaten
jumlah
yang
memiliki
penduduk
tingkat
miskin
sebesar
23,43%.
(BPS,
yang dijalankan dan rendahnya tingkat produksi
124.400
baik barang maupun jasa.
2011).Sedangkan persentase jumlah rata-rata
jiwa
atau
Ketiga penyebab kemiskinan tersebut
penduduk miskin di Provinsi Aceh tahun 2010
merupakan tugas semua pihak baik pemeritah
yaitu 19, 57%.Artinya persentase jumlah
maupun masyarakat dalam upaya mengentaskan
penduduk miskin di Aceh Utara masih berada
kemiskinan.
diatas persentase jumlah penduduk miskin di
Zakat
yang
terkumpul
dari
dana
Provinsi Aceh.
masyarakat muslim melalui Baitul Mal dapat
Adapun standar garis kemiskinan yang
menjadikan zakat menjadi salah satu instrumen
digunakan sesuai dengan data Badan Pusat
yang secara khusus dapat mengatasi masalah
Statistik (BPS) Kabupaten Aceh Utara tahun
kemiskinan
2011 yaitu Rp. 448,500.00 perkapita/bulan.
dan
dapat
mensejahterakan
masyarakat ekonomi lemah. Karena ditinjau dari
pola
distribusi
zakat
tersebut
Dilihat dari besarnya penerimaan zakat dan infaq pada Baitul Mal dari tahun 2006
menggambarkan adanya keseimbangan untuk
sampai
sebesar
Rp.
tujuan
14,853,097,688.00 dana zakat dan
Rp.
jangka
pendek
dan
jangka
2010
yaitu
panjang.Untuk tujuan jangka pendek maka
9,151,989,996.00 dana infaq, maka sangat
distribusi zakat disalurkan untuk kebutuhan
memungkinkan untuk dijadikan zakat sebagai
yang bersifat konsumtif yaitu untuk memenuhi
basis dana produktif untuk pengembangan
kebutuhan-kebutuhan
ekonomi umat dengan mendistribusikan zakat
57 -
dasar
rumah
Vol. 1, No. 1 Februari 2013
tangga,
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dalam bentuk modal untuk menghidupkan sektor-sektor
usaha
kecil
agar
meningkatkan
pendapatan jangka
Oleh karenanya masalah yang dapat
dapat
dikemukakan dalam artikel ini adalah apakah
panjang.
pemberian zakat produktif dalam bentuk modal
Namun apabila didistribusikan hanya dalam
usaha
bentuk santunan atau konsumtif, dinilai hanya
terhadap peningkatan pendapatan penerima
dapat
zakat
memberi
dampak
sesaat
kepada
telah
memberikan
produktif
dan
dampak
dampak
positif
terhadap
masyarakat, karena dana yang diberikan hanya
penurunan jumlah kemiskinan dalam upaya
untuk dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan
pengentasan kemiskinan di Kabupaten Aceh
dasar atau diistilahkan dengan uang habis pakai.
Utara.
Selanjutnya akan kembalimenjadi masyarakat yang
menunggu
kembali
tanpa
waktu ada
penyaluran
sesuatu
yang
zakat dapat
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Zakat
produktif
adalah
zakat
yang
dikelola dengan cara produktif, yang dilakukan
dimanfaatkan dalam jangka panjang. Jumlah keseluruhan pemberian modal
dengan cara pemberian modal usaha kepada
usaha dari Baitul Mal Kabupaten Aceh Utara
para fakir dan miskin sebagai penerima zakat
kepada
27
dan kemudian dikembangkan, untuk memenuhi
kecamatan di Kabupaten Aceh Utara dari tahun
kebutuhan hidup mereka untuk masa yang akan
2007 sampai dengan 2010 berjumlah Rp.
datang (Asnainu, 2008). Berbeda dengan zakat
885.000.000 dengan jumlah penerima kurang
konsumtif yaitu penyaluran zakat berbentuk
lebih 533 orang. Dari jumlah tersebut 10%
pemberian dana langsung berupa santunan
penerima zakat produktif dinyatakan tidak aktif
sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan pokok
lagi dan tidak diketahui keberadaan usahanya
penerima (mustahik) seperti untuk makan,
karena berbagai faktor internal penerima.
pakaian, biaya sekolah dan lain-lain.
usaha
Dampak
masyarakat
yang
meningkatnya
miskin
di
diharapkan
pendapatan
usaha
dari adalah
Dalam
Keputusan
Menteri
Agama
Nomor RI No. 581 tahun 1999 tentang
di
Pelaksanaan Zakat disebutkan bahwa jenis-jenis
Kabupaten Aceh utara.Namun kenyataannya
kegiatan pendayagunaan dana zakat dibagi
untuk dapat memastikan apakah kenaikan
menjadi
jumlah pendapatan setelah menerima modal
pendayagunaan zakat yang berbasis sosial yaitu
usaha tersebut dapat mengeluarkannya dari
penyaluran dana zakat dalam bentuk santunan
garis kemiskinan harus dilihat dari jumlah
untuk kebutuhan konsumtif disebut program
tanggungan dalam keluarga, karena hal itu juga
santunan (karitas) atau hibah konsumtif.
menurunnya
jumlah
penduduk
miskin
menjadi perhitungan dalam menentukan keluar
dua
Kedua,
bagian
yaitu
Pertama,
pendayagunaan zakat berbasis
atau tidaknya penerima zakat produktif dari
pengembangan ekonomi yaitu penyaluran zakat
garis kemiskinan.
dalam bentuk pemberian modal usaha kepada Volume 1, No. 1, Februari 2013
- 58
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala yang berhak menerima (mustahik) secara langsung
maupun
yang
Kemiskinan menurut Mannan (1997) adalah
pengelolaannya bisa melibatkan maupun tidak
bahwa aliran dana zakat secara produktif dapat
melibatkan mustahik sasaran. Penyaluran dana
dikembangkan oleh penerima zakat
zakat ini diarahkan pada usaha ekonomi yang
kemandirian mereka. Pemberian zakat produktif
produktif, yang diharapkan hasilnya dapat
lebih jauh lagi diharapkan dapat memutus
mengangkat taraf kesejahteraan masyarakat.
lingkaran kemiskinan, dimana hal tersebut
Dalam
tidak
langsung,
Peran Zakat produktif dalam Pengentasan
pendistribusian
dana
untuk
zakat
terjadi karena rendahnya tingkat kesejahteraan
produktif dibagi menjadi dua bagian yaitu
karena produktivitas dalam menghasilkan nilai
produktif konvensional dan produktif kreatif.
tambah yang rendah. Produktivitas sangat erat
Pendistribusian zakat secara produktif
kaitannya dengan modal, akses pasar dan
konvensional adalah zakat yang diberikan
kualitas sumberdaya manusia, yang menjadi
dalam bentuk barang-barang produktif, di mana
tumpuan dalam pengelolaan dana zakat adalah
dengan menggunakan barang-barang tersebut,
untuk memotong keterbatasan modal dan
para
dapat
kualitas sumberdaya manusia yang kurang
menciptakan suatu usaha, seperti pemberian
memadai. Produktivitas yang dimaksud disini
bantuan ternak kambing, sapi perahan atau
adalah setelah mereka menerima bantuan modal
untuk membajak sawah, alat pertukangan,
produktif tersebut baik dalam bentuk modal
mesin jahit.
kerja atau pelatihan, penerima zakat tersebut
pemberi
zakat
(muzakki)
Sedangkan pendistribusian zakat secara
mampu menghasilkan sesuatu yang memiliki
produktif kreatif adalah zakat yang diwujudkan
nilai tambah.Hal tersebut ditujukan untuk dapat
dalam bentuk pemberian modal bergulir, baik
mengangkat tingkat kesejahteraan penerima
untuk
zakat tersebut dan terputusnya dari rantai
pemodalan
proyek
sosial,
seperti
pembangunan sosial, seperti pembangunan
kemiskinan (Qadir, 1998).
sekolah, sarana kesehatan atau tempat ibadah
Kemiskinan dapat didefinisikan sebagai
maupun sebagai modal usaha untuk membantu
ketidakmampuan
untuk
atau bagi pengembangan usaha para pedagang
hidup minimum.BPS bersumber dari Survei
atau pengusaha kecil.
Sosial
Ekonomi
memenuhi
Nasional
standar
(Susenas),
Qadir (2001) menyatakan bahwa zakat
mendefinisikan kemiskinan dengan standar
produktif yaitu zakat yang diberikan kepada
garis kemiskinan (poverty line) makanan dan
mustahik sebagai modal untuk menjalankan
bukan makanan. Garis kemiskinan makanan
suatu
untuk
yaitu nilai pengeluaran konsumsi kebutuhan
menumbuhkembangkan tingkat ekonomi dan
dasar makanan setara dengan 2100 kalori per
potensi produktivitas mustahik.
kapita perhari, sedangkan garis kemiskinan
kegiatan
ekonomi
yaitu
bukan makanan yaitu besarnya rupiah untuk 59 -
Vol. 1, No. 1 Februari 2013
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala memenuhi kebutuhan minimum non makanan
Sampling” yaitu pengambilan sampel secara
seperti
acak
perumahan,
kesehatan,
pendidikan,
berdasarkan
dari
masing-masing
angkutan, pakaian, dan barang serta jasa
kecamatan, dimana setiap masyarakat miskin
lainnya. (Kuncoro, 1997)
yang penerima modal usaha zakat produktif memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Total populasi adalah 313
METODE PENELITIAN
Sumber informasi dan data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
orang, jumlah sampel yang diambil adalah 77 orang.
primer dan data sekunder.Data primer meliputi
Metode analisis data yang dipakai adalah
sampel dari masyarakat miskin penerima modal
analisis statistik dan ekonometrik. Secara
zakat produktif yang merupakan data cross-
statistik akan dilakukan uji beda wilcoxon
section.Data
melalui
untuk melihat perbedaan pendapatan sebelum
wawancara langsung dengan para responden
dan sesudah pemberian zakat produktif dalam
dan
bentuk modal usaha dan korelasi spearman
hasil
tersebut
pengisian
diperoleh
daftar
pertanyaan
(kuesioner).
mengetahui hubungan antara modal usaha
Sedangkan data sekunder bersumber dari
Zakat
Produktif
dengan
peningkatan
berbagai instansi antara lain : (1) Badan Pusat
pendapatan penerima modal usaha (variable
Statistik (BPS) Kabupaten Aceh Utara. (2)
dependent).
Baitul Mal Kabupaten Aceh Utara. (3) Studi
Analisis secara ekonometrika dilakukan
Kepustakaan. (4) Dokumen-dokumen yang ada
untuk menganalisis pengaruh variabel modal
hubungannya dengan penelitian ini.
zakat produktif dan variabel-variabel lainnya
Populasi untuk penelitian ini adalah
yaitu Keahlian dan tenaga kerja terhadap
semua masyarakat miskin penerima zakat
peningkatan
produktif dalam bentuk modal usaha dan masih
menggunakan pendekatan fungsi Cobb Douglas
aktif
mengenai efesiensi pendapatan usaha dengan
dalam
menjalankan
usahanya
di
Kabupaten Aceh Utara. Wilayah penelitian yang dipilih adalah 10 Kecamatan yang memiliki
pendapatan
yaitu
dengan
formula sebagai berikut:
jumlah penerima modal usaha zakat produktif
Y= a + bK + cL + dS + u Dalam hal ini Y adalah pendapatan usaha
terbanyak dan masih aktif dalam melanjutkan
penerima zakat produktif dalam bentuk modal
usahanya sampai akhir tahun 2011 yaitu
usaha, K adalah jumlah modal zakat produktif,
kecamatan Nisam, Meurah Mulia, Syamtalira
L adalah jumlah tenaga kerja, S adalah
Bayu, Samudera, Dewantara, Kuta Makmur,
Keahlian dan u adalah error term.
Baktiya, Paya Bakong dan Syamtalira Aron. Metode
pengambilan
sampel
yang
digunakan adalah metode “Stratified Random
Variabel-variabel yang akan dianalisis dapat didefinisikan sebagai berikut: Pemberian Zakat Produktif merupakan Volume 1, No. 1, Februari 2013
- 60
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala program pengembangan
usaha
masyarakat
menerima zakat produktif dalam bentuk usaha
miskin melalui pemberian modal usaha bergulir
dibandingkan dengan pendapatan perkapita
oleh Baitul Mal Kabupaten Aceh Utara dari
perbulan pada tahun 2010 di kabupaten Aceh
tahun 2007 - 2010. Variabel yang akan
Utara, dapat di ketahui bahwa sebanyak 52
dianalisis adalah Modal (K) yang bersumber
orang masih berada digaris kemiskinan dan
dari zakat produktif, yaitu bantuan modal uang
sebanyak 21 responden keluar dari garis
yang digunakan untuk mengembangkan usaha
kemiskinan atau 27,3%.
dalam meningkatkan pendapatan.
Pendapatan
Pengentasan Kemiskinan adalah jumlah penurunan angka kemiskinan penerima zakat produktif
yang
pendapatan setahun
(Y)
diukur rata-rata
(2011)
dengan
jumlah
perbulan
dibandingkan
dalam dengan
Menerima
Zakat
Sebelum Produktif
dan
Sesudah
dibandingkan
dengan pendapatan Perkapita 800,000.00
Pendapatan
700,000.00
Setelah Menerima
600,000.00
Modal
500,000.00
Poverty
400,000.00
pendapatan perkapita Aceh Utara 2010.
Line
300,000.00
Keahlian (S) adalah jumlah pelatihan tentang
pengelolaan
usaha
yang
pernah
diikuti.Tenaga Kerja (L) adalah Jumlah pekerja
200,000.00 100,000.00
Pendapat
-
an
1 9 17 25 33 41 49 57 65 73
yang terlibat aktif dalam menjalankan usaha.
Sebelum
Menerima Modal
Gambar 1. Grafik 1 HASILPEMBAHASAN
Hasil responden
penelitian
kepada
menunjukkan
bahwa
seluruh
Sumber : Hasil Penelitian Catatan : Poverty Line: Rp. 448.500.
setelah
menerima zakat produktif dalam bentuk modal usaha terjadi kenaikan rata-rata pendapatan sebesar 19% dari sebelum menerima zakat
Dengan demikian dampak pemberian zakat produktif bagi penurunan kemiskinan di Kabupaten Aceh Utara sebesar 0.02%.
produktif. Jumlah
penerimaan
zakat
produktif
dalam bentuk modal usaha sangat variatif tergantung kepada jumlah yang dimohon dan penambahan modal.Dari data menunjukkan menujukkan bahwa semakin tinggi modal yang diterima oleh responden maka semakin tinggi pula terjadi kenaikan pendapatan. Hasil pendapatan 61 -
penelitian seluruh
jumlah responden
Vol. 1, No. 1 Februari 2013
Hasil Analisis Data Untuk mengetahui dampak pemberian zakat produktif dalam bentuk modal usaha terhadap pendapatan maka dilakukan olah data dengan menggunakan analisis statistik uji beda wilcoxon.
Hasil
menunjukkan kenaikan setelah
pendapatan
dari
bahwa antara
olah
data
terdapat
sebelum
dan
tersebut perbedaan sesudah
menerima modal zakat produktif dari Baitul
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Mal Kabupaten Aceh Utara yaitu Nilai Zhitung = -7.535
Tabel 1.
Hasil Regressi Pemberian Modal usaha Zakat Produktif, Keahlian dan tenaga Kerja
Nilai Sig. (2-tailed)
0,000 < 0,05.tingkat kepercayaan 95% dan
Unstandardized
tingkat signifikan α = 5%.
Coefficients
Hasil ouput olah data korelasi rank
Std. Error
Sig.
(Constant) -.010
.044
.826
demikian hubungan antara kedua variabelnya
K
.142
.018
.000
tersebut menunjukkan korelasi yang cukup
S
.121
.036
.001
L
.263
.037
.000
spearman
antara
didapat
modal
pendapatan
sebesar
zakat
usaha.
0,811. Dengan
produktif Tanda
dengan
positif
(+)
Model 1
B
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 18
menunjukkan hubungan modal zakat produktif
Berdasarkan hasil pengolahan data pada
dengan pendapatan usaha yang searah, artinya
Tabel diatas tersebut dapat dibentuk sebuah
bahwa semakin tinggi modal zakat produktif
persamaan regressi dengan model matematis
yang diberikan maka semakin tinggi pula
sebagai berikut:
pendapatan usahanya. Derajat hubungan yang
Y = -0.10 + 0.142K+ 0.121S + 0.263 L
terjadi menyatakan „Sangat Kuat‟ karena berada
Berdasarkan persamaan diatas dapat
di interval korelasi antara 0,800 – 1,000. Nilai
diinterpretasikan dengan koefisien regressi dari
Sig. (2-tailed) menunjukkan nilai 0,000< 0,05,
masing-masing variabel sebagai berikut:
artinya bahwa hubungan yang terjadi adalah
a. Koefisien modal zakat produktif sebesar
signifikan (nyata/berarti). Ini menunjukkan
0.142.
bahwa terdapat hubungan antara pemberian
peningkatan modal zakat produktif sebesar
modal dengan peningkatan usaha.
1%
Dengan demikian terdapat hubungan
Hal
akan
ini
menunjukkan
mempengaruhi
setiap
peningkatan
pendapatan usaha sebesar 0.142%.
yang kuat antara pemberian modal zakat
b. Koefisien keahlian sebesar 0.121. Hal ini
produktif dengan peningkatan pendapatan usaha
menunjukkan setiap peningkatan keahlian
masyarakat miskin penerima zakat produktif di
sebesar
Kabupaten Aceh Utara.
peningkatan
Pengaruh Modal Zakat Produktif, Keahlian dan Tenaga Kerja Terhadap Peningkatan Pendapatan
0.121%.
Koefisien
regressi
pemberian
modal
1
kali
akan
pendapatan
mempengaruhi usaha
sebesar
c. Koefisien jumlah tenaga kerja sebesar 0.263.
Hal
ini
menunjukkan
setiap
usaha zakat produktif, keahlian dan tenaga kerja
peningkatan jumlah tenaga kerja sebesar
terhadap
1%
peningkatan
pendapatan
usaha
masyarakat miskin dapat dilihat di tabel dibawah ini;
akan
mempengaruhi
peningkatan
pendapatan usaha sebesar 0.263%. d. Nilai konstanta sebesar -0.010menunjukan nilai prediksi rata-rata pendapatan usaha Volume 1, No. 1, Februari 2013
- 62
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala apabila jumlah tenaga kerja, modal zakat
menyarankan:
produktif dan keahlian sama dengan nol.
1.
Kepada Pemerintah Daerah Kabupaten
Artinya jika kedua variabel modal usaha
Aceh Utara untuk dapat mendukung
dan
program
tenaga
kerja
bernilai
nol
maka
pendapatan usaha berada di bawah standar.
Baitul
mengembangkan produktif
Mal
pendayagunaan
dengan
dalam zakat
mengalokasikan
KESIMPULAN DAN SARAN
sejumlah dana untuk penambahan modal
Kesimpulan
usaha dan pelaksanaan kegiatan pelatihan-
1. Pemberian Zakat produktif dalam bentuk
pelatihan kewirausahaan penerima modal
modal
usaha
peningkatan
berdampak pendapatan
positif
bagi
zakat produktif agar dapat meningkatkan
masyarakat
penerima zakat produktif, dimana terjadi
sumber daya manusia. 2.
Baitul Mal sebagai pengelola zakat agar
perbedaan pendapatan sebelum menerima
dapat membenahi sistem pengelolaan yang
dan
lebih baik dan membuat database penerima
sesudah
menerima
modal
zakat
produktif.
zakat produktif maupun konsumtif yang
2. Pemberian zakat produktif dalam bentuk modal usaha memberikan pengaruh positif terhadap masyarakat
kenaikan miskin
pendapatan
usaha
penerima
zakat
produktif. 3. Meningkatnya pendapatan usaha penerima zakat produktif dalam bentuk modal usaha berdampak kepada berkurangnya jumlah angka kemiskinan di Kabupaten Aceh Utara.
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis
63 -
Vol. 1, No. 1 Februari 2013
valid
agar
distribusinya
dapat
tepat
sasaran. DAFTAR KEPUSTAKAAN Asnainu, 2008. Zakat Produktif dalam Perspektif Islam. Bengkulu: Pustaka Pelajar. Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara, 2011. Kabupaten Aceh Utara dalam Angka Departemen Agama RI, 2007. Petunjuk Pelaksanaan Pemberdayaan Zakat.Jakarta. Kuncoro, M., 1997. Ekonomika Pembangunan (Teori, Masalah dan Kebijakan). Yokyakarta: UPP STIM YKN. Mannan, M. A., 1997. Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Dana Bhakti Wakaf. Yogyakarta. Qadir, A., 1998. Zakat dalam Dimensi Mahdah dan Sosial.Jakarta: Raja Grafindo Persada.