Analisis Bentang Alam dan Kehidupan Landscape-Lifescape Analysis (DRAFT)
Apa itu Analisis Bentang Alam dan Bentang Kehidupan Bentang Alam Investasi So-Bud-Eko
Ekosiste m
Lingkungan Hidup Gender
Bentang Alam Pembanguna n
Tanaman Hewan Tanah/air batuan/Ikli m Ekosiste m
Manusia Sistem kehidupan
Sos-Bud-Eko
Desain Projek/Proposal Keberlanjutan
Ekosiste m Sos-Bud-Eko
Pernyatan Mslh Kegiatan Kerangka Proyek Monev, Logis dll.
Apa itu Analisis Bentang Alam dan Bentang Kehidupan?
«Analisis situasional antara investasi Proyek Kemakmuran Hijau dengan lingkungan sosial sekitarnya serta lingkungan alam untuk mengidentifikasi risiko dan peluang, yang dapat menginformasikan desain proyek dan implementasi, serta meningkatkan hasil yang berkelanjutan»
Mengapa kita perlu analisis Bentang Alam dan Kehidupan • Memastikan intervensi sosial untuk memaksimalkan sumber daya manusia, sosial dan modal alam • Perlindungan terhadap konsekuensi yang tidak diinginkan karena kurang informasi sosial dan lingkungan • Mengidentifikasi dan mengurangi risiko kecemburuan sosial yang memecah-belah masyarakat lokal karena merasa dikecualikan dari proyek • Memberi masukan penting bagi desain proyek/proposal serta memastikan keberlanjutan proyek
Apa Isi Analisis L-L • Lihat Bab 6 dari Outline Proposal (hal A-3) dan Penjelasannya (hal. A14-A19) • Isinya: Petunjuk Analisis L-L (lihat Lampiran 8 hal. A40) Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (ESMS) Rencana Integrasi Sosial dan Gender (SGIP)
Berapa Skor Analisis L-L dalam Penilaian Proposal? • Lihat Bab 6 dari Outline Proposal (hal A-3) dan Penjelasannya (hal. A14-A19) • Skornya (hal. 3-1): – Petunjuk Analisis L-L = 5 – ESMS =5 – SGIP =5 • Tetapi ingat, Analisis L-L juga menjadi sumber informasi bagi Bab 4: Deskripsi Project dari Butir 4.1 4.6. • Oleh sebab itu: sebaiknya kerjakan Analisis L-L terlebih dahulu.
Apa Contoh Bentang Alam • Daerah Aliran Sungai (DAS) atau Sub-DAS • Kondisi lahan/lingkungan yang unik (kawasan gambut, danau, taman nasional, kawasan karst (kapur), suaka alam, atau interaksi atar kawasan ini, dll) • Batasan kewenangan/administrasi (Kabupaten atau antar Kabupaten, Kecamatan, beberapa kecamatan, beberapa desa) • Atau lintas batasan di atas.
Bagaimana bentuk analisis Bentang Alam dan Kehidupan • Bentang Alam Investasi (BAI) (lokasi dimana Proyek Kemakmuran Hijau Melakukan kegiatan Utama) • Bentang Alam Pembangunan (BAP) (Lingkungan sekitar yang terkena dampak atau memberi dampak pada investasi Proyek Kemakmuran Hijau)
BAI vs BAP
Bentang Alam Investasi
Bentang Alam Pembangunan
Bagaimana Interaksi dengan Komponen Lain? SGIP
ESMS
SGA/GSI
ESP ESMP
Analisis Bentang Alam/Kehidupan
Desain Proyek dan atau Implementasi
SGIP: Social and Gender Integration Plan SGA: Social and Gender Assessment GSI: Gender and Social Inclusion ESMS: Environmental and Social Management System ESP: Environmental and Social Performance ESMP: Environmental and Social Management Plan
Beberapa Petunjuk Praktis • Kenali Lokasi Kerja/Investasi Proyek (BAI): Letak lokasi proyek (dapat berupa sub DAS, beberapa desa, atau kecamatan) • Kaitkan dengan Bentang Alam Pembangunan (BAP), yaitu lingkungan sekitar yang akan mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh proyek • Mulai analisis dari Bentang Alam Investasi (BAI), kemudian meluas ke Bentang Alam Pembangunan(BAP) (atau sebaliknya?) • Buatkan Peta BAI yang berada di dalam BAP
Bagaimana Prosesnya?
Masukan dari GPM
Kerangka L-L Pengayaan oleh Pemrakarsa
Analisis L-L
Analisis Bentang Alam dan Bantang Kehidupan A. INFORMASI BENTANG ALAM (LANDSCAPE) PROYEK
Mengidentifikasi karakteristik bio-fisik/lingkungan hidup yang ada, pola penggunaan lahan dan infrastruktur (gunakan peta untuk membantu visualisasi) Mendeskripsikan penyediaan layanan lingkungan hidup untuk berbagai kegunaan dan fungsi yang dapat melayani populasi lokal, pihak luar, dan jika berlaku, kepada pemangku kepentingan tingkat nasional atau global Mendeskripsikan nilai-nilai ekonomi, keuangan dan sosial yang ada pada bentang alam dan potensi biaya pemeliharaan dan peningkatan fungsi-fungsi bentang alam, dengan menyebutkan sumber-sumber utama modal alam dan isu-isu perlindungan
Analisis Bentang Alam dan Bentang Kehidupan B. SITUASI UMUM SOSIAL EKONOMI PADA BENTANG ALAM PROYEK:
Struktur sosial: Potensi Kerentanan dan kohesi sosial: Tren migrasi masuk/keluar dan isu-isu demografi: Pengembangan manusia dan status/statistik gender:
Analisis Bentang Alam dan Bentang Kehidupan
C. PENILAIAN PENERIMA MANFAAT:
Deskripsi tentang pemanfaat yang diusulkan dan besar populasinya: Kebutuhan dan kendala (alam, fisik, keuangan, sosial dan modal manusia) yang dihadapi oleh penerima manfaat: Akses terhadap jasa kredit/keuangan untuk masyarakat dan penerima manfaat: Dis-insentif (ketiadaan insentif) yang dihadapi penerima manfaat: Peluang bagi masyarakat dan penerima manfaat: Pengembangan Kapasitas bagi Masyarakat lokal:
Analisis Bentang Alam dan Kehidupan
D. POLA DAN PELUANG MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT:
Mata pencaharian utama masyarakat: Isu Sosial dan Gender yang berdampak pada pola mata pencaharian dalam kaitannya dengan bentang alam: Diversifikasi strategi mata pencaharian masyarakat: Potensi kegiatan untuk peningkatan pendapatan keluarga:
Analisis Bentang Alam dan Kehidupan
E. ANALISIS PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemangku kepentingan dan peran/pengaruh mereka terhadap proyek/penerima manfaat: Bagaimana lembaga politik, administratif, sosial dan budaya – termasuk dari luar wilayah setempat – mempengaruhi pemangku kepentingan lokal dalam mengakses dan mengendalikan sumber daya alam dan potensi manfaat yang didapat dari investasi ini:
Analisis Bentang Alam dan Kehidupan F. BENTANG ALAM INVESTASI GP DAMPAK DAN SINERGI INVESTASI GP PADA BENTANG ALAM:
Kegiatan-kegiatan GP/MCAI lainnya yang berpotensi berdampak pada proyek dan L-L nya, jika ada Kegiatan-kegiatan GP/MCAI lainnya yang berpotensi terdampak oleh proyek dan L-L nya, jika ada Proyek atau program regional non-GP/MCAI yang berpotensi berdampak pada proyek dan L-L nya Proyek atau program regional non-GP/MCAI yang berpotensi terdampak oleh proyek dan L-L nya Peluang bagi proyek untuk menciptakan sinergi positif melalui koordinasi tepat dengan yang tersebut di atas
Analisis Bentang Alam dan Kehidupan G. PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT DARI PROYEK ATAU INISIATIF SERUPA KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN:
Pembelajaran dari Kajian Lingkungan Hidup Strategis (SEA/KLHS) atau analisis-analisis serupa Pembelajaran dari Forum Multi-pihak (MSF) GP atau forum serupa, dan pembelajaran dari PLUP GP, jika kegiatan telah dimulai di lokasi proyek Pembelajaran lain yang teridentifikasi oleh pemrakarsa proyek Pembelajaran lokal, nasional atau global apa yang didapat dari berbagai tantangan dan kegagalan di masa lalu? Kegiatan serupa apa saja yang tidak berjalan di masa lalu, dan bagaimana investasi kali ini bisa dibangun dari solusi-solusi yang dapat dijalankan dari proyekproyek yang berhasil.
Analisis Bentang Alam dan Kehidupan H. TANTANGAN/RESIKO BAGI PROYEK TANTANGAN INVESTASI:
Apakah terdapat bias sektoral, apa saja antara lain? Apakah sektor-sektor akan lebih berinvestasi lagi atau lebih mendapatkan manfaat dari investasi ini dibandingkan yang lainnya? Apakah ada sektor yang seharusnya berinvestasi, tapi tidak ditekankan untuk melakukannya? Mengapa? Adakah tantangan atau kendala kebijakan struktural atau kelembagaan? Adakah ketegangan antara lembaga-lembaga pembangunan, donor dan penelitian di bentang alam yang sama dan apa saja hal tersebut? Apa saja potensi ketidakpastian atau resiko bagi investor? Adakah resolusi sengketa dan langkah akuntabilitas sosial untuk penggunaan dan pengelolaan sumber daya lokal?
Analisis Bentang Alam dan Kehidupan H. TANTANGAN/RESIKO BAGI PROYEK TANTANGAN DAN POTENSI LINGKUNGAN HIDUP, SOSIAL DAN EKONOMI: Sertakan deskripsi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini: Bagaimana status sumber daya alam untuk meningkatkan produktivitas, khususnya lahan, tanah dan air? Adakah peluang atau kendala akses pasar dan investasi bagi masyarakat setempat, yang signifikan untuk investasi ini? Adakah praktik-praktik lingkungan hidup destruktif dari penggunaan sumber daya alam terkait, mis. gangguan di wilayah hulu atau hilir daerah aliran sungai yang mempengaruhi mata pencaharian?
Analisis Bentang Alam dan Kehidupan H. TANTANGAN/RESIKO BAGI PROYEK POTENSI EKSKLUSIVITAS DAN ELITISME: Sertakan deskripsi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
Adakah potensi tidak diikutsertakannya kelompok-kelompok tertentu dalam kegiatan ekonomi terkait investasi dan kegiatan lainnya, mengapa? Adakah kecemburuan sosial yang memecah belah, apa alasannya? Adakah potensi perselisihan dan konflik, mengapa?
IDENTIFIKASI STRATEGI-STRATEGI MITIGASI Langkah apa saja yang akan diambil untuk memitigasi resiko-resiko yang diidentifikasi di atas?
Analisis Bentang Alam dan Kehidupan I. METODOLOGI L-L DAN RENCANA PELAKSANAAN Sertakan secara rinci deskripsi tentang:
Metode/mekanisme yang digunakan untuk melakukan analisis L-L untuk menginformasikan desain proyek Metode/mekanisme yang digunakan untuk memastikan bahwa L-L terus menerus menginformasikan pelaksanaan proyek untuk memungkinkan tanggapan yang tepat Metode/mekanisme untuk memperbarui daftar resiko proyek, dan berbagi informasi ini dengan MCA Indonesia
Metodologi Analisis L-L Contoh, silahkan kembangkan: Key Informant Interview Focus Group Discussion Gendered Natural Resource Assessment Transect Walks and Direct Observation Wealth Ranking and Social/Community Maps Seasonal Calendars and Activity Profiles Ecological Oral History Time Lines and Local History Vulnerability and trend analysis Dll.
Kerangka Logis Proyek PSDABM
Apa yang akan kita lakukan? • Memahami Kerangka Logis • Memahami Kerangka Logis Green Prosperity MCA Indonesia • Menyusun Kerangka Logis berdasarkan 4 tema • Presentasi
Memahami Kerangka Logis • Apa yang pertama kali harus disiapkan sebelum membangun rumah?
Apakah Kerangka Logis (logical framework) ? • Alat perencanaan proyek berupa matriks yang sederhana untuk menggambarkan kerangka pemikiran rancangan suatu proyek
• Jembatan antara pemikiran strategis dan kegiatan praktis: menggambarkan strategi proyek dan bagaimana cara-cara mewujudkannya • Menguraikan bagaimana kita mengetahui bahwa tujuan-tujuan proyek tercapai • Menjelaskan prasyarat eksternal yang harus ada agar proyek berhasil
Nilai Kerangka Logis dalam proposal adalah 10 : • Menunjukkan keselarasan dengan tujuan Proyek GP dan • indikator di dalam: • Mengurangi kemiskinan atau meningkatkan pendapatan rumah tangga; dan • Mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GHG) • Kerangka proyek harus menunjukkan logika proyek dan konsistensinya.
Oleh karena itu setiap proposal WAJIB! • Proposal mampu mendefinisikan fitur kunci proyektujuan, lokasi, dan konteks proyek • Proposal mampu menunjukkan bagaimana proyek berkontribusi pada tujuan inti Proyek GP dan tujuan jangka panjang pengurangan kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi rendah karbon yang dituangkan dalam kerangka kerja logis; • Dengan jelas menguraikan bagaimana (dan mengapa) kegiatan proyek yang diusulkan akan berdampak pada pendapatan rumah tangga dan mewujudkan pengurangan bersih emisi gas rumah kaca;
Lanjutan • Untuk hibah pemberdayaan ekonomi kaum wanita (hibah gender), jelaskan bagaimana keterampilan kaum wanita, kewirausahaan, peluang ekonomi, dan pendapatan akan meningkat dalam prakarsa rendah karbon; • Untuk proyek PSDABM lainnya yang mencakup beberapa kegiatan dan jenis intervensi dalam pendekatan terpadu (yaitu perlindungan sumber daya alam, kegiatan meningkatkan mata pencaharian, dan pengembangan energi terbarukan), dengan jelas ditunjukkan dalam logika program bagaimana keterkaitan antara berbagai kegiatan dan bagaimana kegiatan itu diperlukan untuk mencapai tujuan proyek secara keseluruhan
Kemudian
Memahami Kertas Konsep • • • • • • • • •
Kembali ke kertas konsep masing masing Mulai dengan pertanyaan Apa? Mengapa? Dimana? Oleh siapa? Untuk siapa? Bagaimana? Berapa?
Perbandingan Peristilahan Antar Lembaga Donor Needs-based CARE terminology CARE logframe
Ultimate Impact
End Outcomes
Intermediate Outcomes
Outputs
Higher Consequence
Specific Problem
Cause
Solution
Process
Inputs
Program Impact
Project Impact
Effects
Outputs
Activities
Inputs
Program Goal
Project Final Goal
Intermediate Objectives
Outputs
Activities
Inputs
Goal
Purpose
Outputs
Activities
Outputs
Activities
Inputs
Strategic Goal/ Objective
Intermediate results
Activities
202E
Goal
Purpose
Outputs
Activities
Overall goal
Project purpose
Results/outputs
Activities
Inputs
PCI LogFrame USAID Results Framework
Strategic Objective
Intermediate Results
USAID Logframe
Final Goal
DANIDA + DfID CIDA + GTZ European Union FAO + UNDP + NORAD UNHCR World Bank AusAID
Overall Objective
Project Purpose
Development Objective
Results
Interventions
Activities
Immediate Objectives
Outputs
Activities
Inputs
Project Objective
Outputs
Activities
Input/ Resources
Long-term Objectives
Short-term Objectives
Outputs
Scheme Goal
Major Development Objectives
Outputs
Sector Objective
Goal
Inputs Activities
Inputs
36
Format Kerangka Logis
Merumuskan Tujuan-tujuan • Tujuan Umum (Goal) – Gambaran (ideal) keadaan umum yang ingin dicapai dalam bidang/konteks tertentu
• Sasaran (Outcomes) – Hal yang harus dicapai untuk mewujudkan tujuan umum yang telah dirumuskan
• Hasil (Output) – Hasil-hasil kegiatan yang diperlukan untuk mencapai Sasaran
• Kegiatan (Activities) – Hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan
• Masukan (Inputs) – Sumberdaya yang diperlukan agar kegiatan berhasil
Langkah I
Buat pohon masalah
Langkah II
Rangkuman Naratif Meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat desa kawasan Laiwangi-Wanggameti
Tujuan (Goal)
Beberapa sasaran (antara) yang harus dicapai untuk mewujudkan Tujuan Umum yang telah dirumuskan, misalnya: Sasaran
1.
Mengembangkan usaha produksi dan pemasaran hasil hutan non-kayu oleh masyarakat
2.
Mengupayakan keberlanjutan sumberdaya alam sebagai dasar penghidupan masyarakat
(Outcomes)
44
Deskripsi Sasaran
1.
Mengembangkan usaha produksi dan pemasaran hasil hutan non-kayu oleh masyarakat
2.
Mengupayakan keberlanjutan sumberdaya alam sebagai dasar penghidupan masyarakat
(Outcomes)
Hasil (Output)
Hasil apa saja yang harus diusahakan agar Sasaran-sasaran tercapai, misalnya…. 1.a. Warga masyarakat mempunyai akses terhadap sumberdaya hutan non-kayu 1.b. Warga mempunyai pengetahuan dan ketrampilan pengolahan hasil hutan non-kayu 2.a. Eksploitasi SDA terkendali 2.b. Hasil hutan non-kayu berkelanjutan
45
Rangkuman Naratif Hasil (Output)
1.a. Warga masyarakat mempunyai akses terhadap sumberdaya hutan non-kayu 1.b. Warga mempunyai pengetahuan dan ketrampilan pengolahan hasil hutan non-kayu 2.a. Eksploitasi SDA terkendali 2.b. Hasil hutan non-kayu berkelanjutan
Kegiatan
Kegiatan apa yang diperlukan untuk mencapai hasil-hasil tersebut, misalnya: 1.a.1. Pemilihan dan persiapan Tim Perunding 1.a.2. Perundingan masy – DisHut Kab….. 1.b.1. Pelatihan pasca-panen madu hutan 1.b.2. Kunjungan belajar ke Kelompok tani desa… 2.a.1. Kajian partisipatif kearifan lokal 2.a.2. Pertemuan perumusan aturan adat 2.b.1. Perumusan rancangan perdes ttg HHBK 2.b.2. Rapat pembahasan Perdes HHBK
46
Outputs VS Outcomes Outputs ( KELUARAN) : menilai apa yang Anda lakukan dan siapa target penerima manfaat. Contoh : 1. Terdapat 1000 penenun perempuan memanfaatkan pewarna tekstil selama perkemahan tahun proyek 2. Tersedia 2.250 ton pupuk organik selama tahun proyek 3. 9 dari 10 perempuan mengikuti setidaknya 75% dari yang tersedia kegiatan pembuatan pupuk organik yang diselenggarakan Outcomes (SASARAN) : menilai perubahan dalam populasi target Anda. Contoh : • 75% dari penenun penerima manfaat di Desa A meningkat pengetahuan mereka tentang pemanfaatan pewarna tekstil alami selama perkemahan musim panas • 50% dari petani Kakao dari Desa B meningkat pendapatannya sebanyak 10 % dari semula selama tahun proyek . • Partisipasi perempuan di Desa C meningkat 25% dari data sebelumnya
Langkah III
Merumuskan Indikator Dirumuskan secara S-M-A-R-T – Simple
Sederhana
– Measurable
Terukur
– Achievable
Dapat dicapai
– Realistic relevant
Realistis - relevan
– Time-bound
Waktu tertentu
Objectively Verifiable Indicators (OVI) (Indikator Objektif yang Dapat Diverifikasi) 1. Definisi indikator seharusnya dapat memberikan informasi mengenai: • Who? (target group(s), aktor lain, dll) • What? (produk/proses) • How much? (Kuantitas) • How well? (Kualitas) • When? (waktu/periode) • Where? (lokasi) 2. Mengidentifikasi sumber verifikasi yang diperlukan dan frekuensi pengumpulannya
Tujuan Umum (Goal)
Sasaran
Deskripsi
Indikator Objektif
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desakawasan LaiwangiWanggameti
Petanda tercapainya tujuan: hal-hal yg dapat diamati & diukur, misalnya: + tingkat pendapatan % belanja konsumsi
1.
Mengembangkan usaha produksi dan pemasaran hasil hutan non-kayu oleh masyarakat
Petanda tercapainya Sasaran: hal-hal yg dapat diamati & diukur, misalnya: # usaha produksi/produsen # produksi yg dipasarkan
2.
Mengupayakan keberlanjutan sumberdaya alam sebagai dasar penghidupan masyarakat
Tingkat ekstraksi : tingkat regenerasi SDA yg digunakan Regulasi pemanfaatan SDA Ada dan berfungsinya institusi penegakan
(Outcomes)
51
Indikator Objektif + tingkat pendapatan % belanja konsumsi
Cara & sumber kita mengetahui terpenuhinya indikator tujuan, misalnya: Q1 & Q6: Survei rumahtangga peserta program (control group / Base-line vs End-line)
# usaha produksi/ produsen # produksi yg dipasarkan Tingkat ekstraksi : tingkat regenerasi SDA yg digunakan Regulasi pemanfaatan SDA Ada dan berfungsinya institusi penegakan
Cara & sumber kita mengetahui terpenuhinya indikator sasaran, misalnya: Laporan dua bulanan pengamatan staf lapangan Q6: Analisa usaha Dokumentasi PerDes (akhir tahun I)
Tujuan Umum
Sasaran
Cara Verifikasi
52
Langkah IV
Asumsi • Asumsi = hal-hal eksternal diluar kendali proyek yang jadi prasyarat / prakondisi tercapainya tujuan, sasaran, keluaran atau kegiatan tertentu dan dianggap terpenuhi • Anggapan itu mungkin tidak benar = resiko; • Makin besar kemungkinan tidak benar, makin besar resikonya • Kemungkinan pengendalian resiko: – prakarsa menciptakan prasyarat tsb dalam proyek xtidak lagi jadi resiko – Gagasan alternatif untuk mencapai tujuan, sasaran, keluaran atau kegiatan tertentu 54
Jika
dan
Rangkuman Narratif
Indikator Objektif
maka Cara Verifikasi
Asumsi
Tujuan Umum
Sasaran
Hasil
Kegiatan
Masukan
55
Rangkuman Naratif Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desakawasan LaiwangiWanggameti
Tujuan Umum
Sasaran
Asumsi Tidak ada peristiwa ekonomi makro yg berdampak negatif terhadap ekonomi lokal Warga masyarakat responsif thp prakarsa program
1.
Mengembangkan usaha produksi dan pemasaran hasil hutan non-kayu oleh masyarakat
1.
2.
Mengupayakan keberlanjutan sumberdaya alam sebagai dasar penghidupan masyarakat
2. 3. 4.
Warga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar dari sumber lain sehingga HHBK yg diperoleh masyarakat dari hutan tidak dijual sebelum diolah Pasar setempat dapat menampung produk masyarakat Tidak ada persaingan produk sejenis dari luar daerah Penjarahan SDA oleh pihak luar dapat dicegah
Latihan 1 dari • Buat 4 Kelompok Tematik 1. Energi Terbarukan 2. Pengelolaan DAS 3. Pengembangan Bisnis 4. Pengelolaan Hutan
Kerangka Logis Sederhana • Tujuan • Sasaran Proyek • Hasil yang diharapkan • Kegiatan • Indikator • Asumsi
Contoh Kerangka Logis
World Cafe • Tunjuk 1 orang menjadi pengelola kafe anda • Siapkan Kerangka Logis kelompok anda • Siapkan penjelasan bagi Kerangka Logis anda.
Bagaimana? • Saat ini kita mempunyai 4 kafe • Peserta selain pengelola dapat berkeliling dan meminta penjelasan/ bertanya kepada pengelola kafe masing masing. • Peserta dapat mencatat hal penting yang menjadi input Waktu
menit ( 1 kafe = 5 menit)
Kemudian • Peserta kembali ke kelompok masing masing • Setiap perwakilan kelompok mengemukakan hal hal penting yang didapat dari hasil nongkrong di beberapa kafe tersebut. • INSIGHT Waktu
menit
Perlu Di INGAT! • Bangun permasalahan yang genuine, ASLI, bukan rekaan sehingga proyek dapat betul betul membantu mengatasi masalah tersebut • Kerangka Logis tidak sekedar selesai di proposal tapi digunakan juga untuk MONITORING dan EVALUASI juga untuk penyusunan ANGGARAN • Kerangka Logis bukan harga mati, tapi merupakan dokumen hidup yang harus disesuaikan dengan kondisi proyek.
TERIMA KASIH SEMUA MATERI DAPAT DIUNDUH DI WWW.EMM-GPM2.COM
Langkah V
Evaluasi
Monitoring
Baseline : Endline
Table 7.1 Monitoring and Evaluation Plan Target*
Kegiatan
Level
Indikator
Definisi
Satuan Ukuran
Pemilahan
Frekuensi Pelaporan
Data Awal (Baseline)
Asumsi 2016
2017
Metode Pengumpulan Data
Langkah VI
Dari Kerangka Logis ke Proposal Analisa Landscape dan Lifescape
Kegiatan
Indikator
Definisi Indikator
Cara Verifikasi
Tujuan Umum
Masalah umum Sasaran Hasil
Masalah prioritas Masukan
Analisa Biaya
Anggaran
Uraian gagasan proyek
Rencana monitoring & evaluasi
70
Evaluasi
Monitoring
Baseline : Endline
Table 7.1 Monitoring and Evaluation Plan Target*
Kegiatan
Level
Indikator
Definisi
Satuan Ukuran
Pemilahan
Frekuensi Pelaporan
Data Awal (Baseline)
Asumsi 2016
2017
Metode Pengumpulan Data
Langkah VI
Dari Kerangka Logis ke Proposal Analisa Landscape dan Lifescape
Kegiatan
Indikator
Definisi Indikator
Cara Verifikasi
Tujuan Umum
Masalah umum Sasaran Hasil
Masalah prioritas Masukan
Analisa Biaya
Anggaran
Uraian gagasan proyek
Rencana monitoring & evaluasi
75
Rencana Integrasi Sosial dan Gender (Cross Cutting Requirement: Social and Gender Integration Plan - SGIP)
Rencana Integrasi Sosial dan Gender (SGIP) Nilai: 5
4. Deskripsi Proyek 4.1. Konfirmasi Konsistensi Deskripsi Proyek dengan Concept Note 4.2. Dasar Pemikiran Proyek • Latar Belakang Informasi Bentang Alam Lokasi Spesifik Proyek. • Analisa Situasi Umum tentang sosial, lingkungan, ekonomi, gender dan kelompok rentan • Deskripsi: – Isu spesifik yang ditangani oleh proyek (pernyataan masalah) – Mengapa intervensi ini dibutuhkan – Bagaimana proyek yang diusulkan akan menangani masalah2 tsb – Program Pemerintah terkait dan intervensi proyek lain (jika ada).
• Logical Framework
Analisa Situasi Umum tentang sosial, lingkungan, ekonomi, gender dan kelompok rentan serta deskripsinya(1)
• Sosial, Gender dan Kelompok Rentan – Setidaknya terdapat satu (1) paragraph menyebutkan keterlibatan, peran, hambatan yang dihadapi dan kesempatan perempuan dan kelompok rentan dalam Bab. Dasar Pemikiran Proyek sesuai tipe proyek yang dipilih.
Analisa Situasi Umum tentang sosial, lingkungan, ekonomi, gender dan kelompok rentan dan deskripsinya (2) •
Paragraph dalam analisa situasi umum tersebut
setiap pilihan tipe proyek yang dipilih dari 7 tipe proyek
yang ada sbb. 1.
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
2.
Peningkatan Pengelolaan Hutan
3.
Energi Terbarukan Skala Kecil
4.
Pertanian Berkelanjutan
5.
Pengembangan Bisnis Berbasis NRM
6.
Pemberdayaan Ekonomi Perempuan
7.
Inisiatif Pembangunan Rendah Karbon Lainnya
Bagaimana Cara Mengembangkan Paragraf Sosial dan Gender
Concept Note (CN) Review (Tipe Proyek: Pertanian Berkelanjutan - Contoh) Isu
Ringkasan Isu Pokok Sosial/Gender dan Concerns yang diangkat oleh para Stakeholder, dan Data Pendukung Lainnya di Provinsi/ Lokasi Proyek
Sumba Timur Kemiskinan 13%. Jumlah petani atau peternak yang tidak memiliki dan penqhasilan dari pekeriaan mereka berkisar 13%. dikarenakan kerentanan tanaman yang ditanam (seperti jagung, padi dan singkong) hanya masyarakat cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan harian lanpa ada sisa untuk diperjual belikan (petani subsisten) (Sumber: Concept Note YSD, 2015)
Saran dan Harapan yang disampaikan oleh para Stakeholder
Konfirmasikan data data/isu pokok di samping ini dan tuliskan harapan dan saran untuk bisa keluar dari persoalan tsb (seperti tertulsi). Harapan dan saran diperoleh dari Saran dan harapan dari: Laki2:
96% , Sebagian besar masyarakat Sumba berprofesi sebagai perempuan petani atau petemak (96%) (Sumber: Concep Note YSD, 2015) Kel rentan Kasta rendah banyak yang tidak memiliki sumberdaya, sehingga Kel non rentan hanya sebagai petani penggarap yang mendapat bagian tertentu atau secara umum hidupnya bergantung pada kelas di atasnya Kaitkan dengan tujuan yang ingin (Sumber: Concept Note YSD, 2015)
dicapai oleh proyek YSD – GPM – MCA
Concept Note (CN) Review (Tipe Proyek: Pertanian Berkelanjutan - Contoh) Isu
Ringkasan Isu Pokok Sosial/Gender dan Concerns yang diangkat oleh para Stakeholder, dan Data Pendukung Lainnya di Provinsi/ Lokasi Proyek
Saran dan Harapan yang disampaikan oleh para Stakeholder
pola pengeluaran masyarakat terdapat beberapa konsumsi yang cukup mendominasi seperti membeli rokok, pengeluaran untuk acara / upacara adat, dan sirih pinang. Pola pendapatan dan pengeluaran yang kadang tidak seimbang membuat tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum masih rendah.
Konfirmasikan data data/isu pokok di samping ini dan tuliskan Saran dan harapan dari: - laki2: - perempuan - Kel rentan - Kel non rentan
Sumba Timur
Pola Hidup
Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah masih sering terjadi tindak criminal (pencurian) di beberapa wilayah (sumber: Concept Note YSD, 2015)
Desk Review (Contoh: YSD, Sumba Timur pertanian berkelanjutan) Isu
Partisipasi perempuan dalam pertanian
Ringkasan Isu Pokok Sosial/Gender dan Concerns yang diangkat oleh para Stakeholder, dan Data Pendukung Lainnya di Provinsi/ Lokasi Proyek
Saran dan Harapan yang disampaikan oleh para Stakeholder
Perempuan dalam konteks pembangunan pertanian, masih Konfirmasikan data/isu berada dalam tataran objek dan partisipan yang pasif, pokok di samping ini dan ketiadaan listrik di kecamatan Haharu, Sumba Timur tuliskan memperparah perempuan pasif. Saran dan harapan dari: - laki2: Perempuan menjadi subjek yang cukup penting dalam proses - perempuan pembangunan berkelanjutan. Di dalam proses pembangunan, - Kel rentan perempuan dinilai mampu mengidentifikasi kebutuhan- - Kel non rentan kebutuhan masyarakat yang tidak terpikirkan oleh laki-laki, Kaitkan dengan tujuan seperti kebutuhan di bidang kesehatan, pendidikan, simpan yang ingin dicapai oleh pinjam, air bersih, atau jembatan penghubung ke desa lain. proyek YSD – GPM Selain itu, perempuan dinilai dapat bersikap lebih objektif MCA dalam menentukan prioritas kebutuhan (The World Bank, 2009).
Desk Review (Contoh: YSD, Sumba Timur pertanian berkelanjutan) Isu
Ringkasan Isu Pokok Sosial/Gender dan Concerns yang diangkat oleh para Stakeholder, dan Data Pendukung Lainnya di Provinsi/ Lokasi Proyek Partisipasi tersebut perlu didorong oleh tiga unsur pokok, pertama, adanya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi, kedua, adanya kemauan masyarakat untuk berpartisipasi, dan ketiga, kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi (Slamet dalam Mardikanto, 2010, h. 104). Meskipun kerja kebun dilakukan bersama-sama oleh bapa dan mama (sebutan untuk bapak dan ibu menurut masyarakat Sumba Timur), seluruh proses pengolahan dan penyimpanan hasil pertanian dilakukan oleh perempuan. Dina Listiorini, Perempuan dalam Komunikasi Pembangunan Pertanian di Sumba Timur, Jurnal ILMU KOMUNIKASI, VOLUME 11, NOMOR 2, Desember 2014: 195-214) http://ojs.uajy.ac.id/index.php/jik/article/view/418/466
Saran dan Harapan yang disampaikan oleh para Stakeholder
Desk Review (Contoh: YSD, Sumba Timur pertanian berkelanjutan) Isu
Ringkasan Isu Pokok Sosial/Gender dan Concerns yang diangkat oleh para Stakeholder, dan Data Pendukung Lainnya di Provinsi/ Lokasi Proyek
Saran dan Harapan yang disampaikan oleh para Stakeholder
Pembang Lalu Marlina Rambu Meha, merupakan pegiat tani dari Saran dan harapan dari: unan Sumba Timur, NTT yang melestarikan tenun dan 12 jenis laki2: pangan lokal demi mendorong kemandirian perempuan di perempuan tengah “pagar’ budaya yang ketat. Kel rentan (Sumber: Tujuh Wanita Pejuang Pangan Berbagi Cerita Di Hari Kel non rentan Perempuan Sedunia, http://www.kiara.or.id/tujuh-wanita- pejuang-pangan-berbagi-cerita-di-hari-perempuan-sedunia/ Kaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh proyek YSD – GPM - MCA
Desk Review (Contoh: YSD, Sumba Timur pertanian berkelanjutan) Isu
Ringkasan Isu Pokok Sosial/Gender dan Concerns yang diangkat oleh para Stakeholder, dan Data Pendukung Lainnya di Provinsi/ Lokasi Proyek
Saran dan Harapan yang disampaikan oleh para Stakeholder
DESK Review (Tipe Proyek: Daerah Aliran Sungai) Contoh: •
•
Perempuan yang tinggal di daerah aliran tengah sungai dan daerah hilir mengatakan bahwa kualitas tanah daerah aliran sungai menjadi sedikit lebih buruk dari lima tahun sebelumnya. Hal ini sesuai dengan data perubahan spasial berasal dari penginderaan jarak jauh dan sistem teknik informasi geografis yang menunjukkan bahwa tiga tingkat hilangnya daerah tanah yaitu: – – –
-
sebagian besar daerah hulu , seperempat dari aliran tengah sungai dan sebagian besar daerah hilir.
•
Studi ini menemukan bahwa informasi pengelolaan DAS dilakukan oleh kelompok perempuan yang disampaikan melalui pertemuan informal dan dalam diskusi dengan kepala rumah tangga.
•
Bila dilihat dari tingkatan partisipasi warga yang tinggal dekat aliran DAS, menunjukkan ditemukan bahwa perempuan dari daerah aliran hulu dan menengah memiliki pengetahuan ekosistem DAS yang baik . Pengenalan pengetahuan efek gas rumah kaca , kepemimpinan dan kemandirian konsep melalui pembentukan kelompok pendidikan informal dan kelompok swadaya perempuan sangatlah diharapkan.
•
Women Empowerment in Watershed Management of the Khwai Noi Upper River, Kanchanaburi Province S. Rodsoodthi, S. Pattanakiat, 2005
Bagaimana Cara Mengembangkan Paragraf Sosial dan Gender
Problems Statement/ Ringkasan Isu Pokok
Metodologi Konfirmasi
Observations
Saran dan Harapan dari para stakeholders
Participatory rapid Appraisal
Kelompok Laki-laki
A. Bentuk Program
Landscape Lifescale Analysis
Kelompok Perempuan
1. Laki-laki
CNs review Desk Reviews
Konfirmasi kepada Stakeholders
Pengembangan Saran dan Harapan Stakeholders
Data Sekunder
(L - L analysis)
Data primer
Kajian Sosial dan Gender Indepth Interview
Kelompok Rentan
B. Jenis Kegiatan untuk kelompok Sasaran 2. Perempuan Kumpulkan dan Lakukan Analisa
3. Kel. Rentan 4. Kel. Non Rentan C. Tertulis Dalam:
Kelompok non rentan*
1. Paragraph Dasar Pemikiran Proyek; 2. Logframe 3. Budget 4. Monev
Lembar Kajian Sosial Dan Gender Lampiran Proposal
Metodologi L L Analysis Dengan L-L Analysis mengkonfirmasi (menanyakan): • Isu spesifik yang ditangani oleh proyek (pernyataan masalah) • Mengapa intervensi ini dibutuhkan • Bagaimana proyek yang diusulkan akan menangani masalah2 tsb • Program Pemerintah terkait dan intervensi proyek lain (jika ada) Kepada stakeholder: - Laki-laki/ kelompok laki-laki - Perempuan/ kelompok perempuan - Kelompok rentan - Kelompok non Rentan Pastikan persentase (%) tingkat partisipasi - kelompok perempuan dan - kelompok rentan
Metodologi Kajian Sosial dan Gender Analisis Gender mengkonfirmasi (menanyakan) kepada stakeholder: • Laki-laki/ kelompok laki-laki • Perempuan/ kelompok perempuan • Kelompok rentan • Kelompok non Rentan
Pastikan persentase (%) tingkat partisipasi - kelompok perempuan dan - kelompok rentan
Metodologi Kajian Sosial dan Gender Kajian Sosial dan Gender mengkonfirmasi (menanyakan): • •
Pekerjaan yang sehari-hari dilakukan para stakeholder (sebutkan hambatan dan kesempatan terkait pekerjaan tsb) Sumberdaya yang dibutuhkan yang menunjang pekerjaan mereka – Apa saja jenis sumberdaya yang dibutuhkan tsb? (kemungkinan adanya hambatan dan kesempatan) – Bagaimana tingkat akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk pemenuhan pangan, mata pencaharian dsb, misalkan kepesertaan dalam pelatihan-pelatihan (kemungkinan adanya hambatan dan kesempatan) – Bagaimana tingkat kontrol terhadap sumberdaya yang dibutuhkan untuk memperlancar pekerjaan mereka (misal ketersediaan lahan, dana dsb) (kemungkinan adanya hambatan dan kesempatan)
Metodology Kajian Sosial dan Gender Analisa Sosial dan Gender mengkonfirmasi (menanyakan): • Isu spesifik yang diekspresikan oleh stakeholder (laki-laki dan perempuan), kemudian dikonfirmasi dengan isu yang ditangani oleh proyek (pernyataan masalah) • Intervensi yang dibutuhkan oleh para stakeholder (laki-laki dan perempuan), kemudian dikonfirmasi dengan: Pertanyaan mengapa intervensi proyek ini dibutuhkan? • Bagaimana proyek yang diusulkan akan menangani masalah2 tsb • Program Pemerintah terkait dan intervensi proyek lain (jika ada)
Hasil L- L Analysis
Menginformasikan disain proyek dan pelaksanaan spesifik diantaranya terkait dengan rencana integrasi sosial dan gender (SGIP) untuk menjamin keberlanjutan dari investasi yang dilaksanakan untuk Kemakmuran Hijau.
Kajian Sosial dan Gender yang terintegrasi dengan L L Analysis
Tabel Hasil dari Analisa Sosial dan Gender Isu kunci persoalan Sosial dan Kesetaraan Gender
Kegiatan untuk menangani isu2
Anggar Indikator Kinerja an
Hasil dari Analisa Sosial dan Gender Isu kunci persoalan Sosial dan Kesetaraan Gender Proyek Kemakmuran Hijau
Kegiatan untuk menangani isu2
Anggar Indikator Kinerja an
Memastikan perempuan hadir dan terwakili di tiap pertemuan Rp xxx proyek setidaknya 30 % perempuan hadir dari dari total yang hadir/atau pada pelatihanpelatihan yang Perempuan dan kelompok rentan diselenggarakan. sering ditemui bahwa mereka tidak terlibat dalam proses konsultasi dan pengambilan keputusan proyek Pembuatan Peraturan desa yang mendefinisikan keterlibatan perempuan dalam proyek kemakmuran hijau
Tingkat kehadiran perempuan, laki-laki dan kelompok rentan Pasal dalam Perdes yang menyertakan keterlibatan perempuan dalam kegiatan Kemakmuran Hijau
Hasil dari Analisa Sosial dan Gender (Logframe) Tingkatan Indikator
Indikator Kinerja
Definisi
Outcome
Jumlah peserta (laki-laki dan perempuan) yang mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dari kehadirannya dalam kegiatan pelatihan kemakmuran hijau
Jenis pelatihan yang diaplikasikan oleh para peserta misalkan: - Pembudidayaan pohon - Penggunaan pupuk - Paska panen - Pengelolaan tanaman pekarangan dsb
Output
Jumlah peserta pelatihan kemakmuran hijau (laki-laki dan perempuan)
Jumlah peserta pelatihan yang telah menyelesaikan paket-paket pelatihan terkait dengan kemakmuran hijau misal: - Paket pelatihan produksi dan pemasaran produk - Paket pengurusan perijinan pendirian UKM dsb
Hasil Analisa Sosial dan Gender (Contoh: Pengelolaan DAS) Isu kunci persoalan Sosial dan kesetaraan Gender
Kegiatan untuk menangani isu2
Agar dimasa datang Turunnya debit perempuan dapat air sungai, memanfaatkan air menyebabkan sungai melalui open perempuan di wells* yang dibuat hulu/hilir kurang dengan baik, mendapat perempuan diajak manfaat dari bermusyawarah untuk aliran sungai yang mengatasi menurunnya ada debit air.
Anggara n
Indikator Kinerja Proyek
• Xxxxx
•
(*bila program mengusulkan membuat open wells)
Berapa kali dan berapa banyak partisipasi perempuan/laki-laki hadir dalam pertemuan2 yang membahas turunnya debit air; dan upaya harvesting the water (pengambilan pemanfaatan air) melalui pengelolaan daerah aliran sungai yang baik. Jumlah perempuan (rumah tangga dan kelompok rentan yang memanfaatkan kegiatan proyek)
Hasil Analisa Sosial dan Gender (Pengelolaan DAS Logframe) Tingkatan Indikator Outcome
Output
Indikator Kinerja Meningkatkan volume air sumur ( open wells: sebagai alat pengukuran ) dan di sepanjang DAS menunjukkan peningkatan volume dan perkolasi air karena peremajaan perkebunan dan pohon XXXXX Ha •
•
Komite Desa untuk Pengelolaan Daerah Aliran Sungai terbentuk, merupakan kelompok swadaya yang terdiri dari desa-desa yang tercakup pengelolaan DAS ; Perempuan memiliki kesempatan untuk memiliki kelompok mereka sendiri, juga berkesempatan untuk menjadi anggota dalam kelompok anggota yang heterogen , dan memiliki kesempatan untuk memiliki posisi/jabatan di komite . Kelompok pengguna air didirikan dan memiliki aturan sendiri tentang pengelolaan air, dan kelompokkelompok terbentuk terdiri dari kel perempuan dan lakilaki
Definisi
Hasil Analisis Sosial dan Gender (Pertanian Berkelanjutan) Isu kunci persoalan Sosial dan kesetaraan Gender Pertanian Berkelanjutan Penanaman hutan kembali/menghutan kembali daerah aliran sungai, dimana hasil tanaman yang ditanam dapat menambah pendapatan keluarga bila hasil tsb dipasarkan., namun perempuan dan kelompok rentan jarang hadir dalam pertemuan
Kegiatan untuk menangani isu2
Angga ran
Perempuan terlibat dalam xxxxxx pembibitan, penanaman dan pemeliharaan ( 1 perempuan dari 1 KK mendapatkan jatah untuk mebibitkan setidaknya 20 – 50 pohon
Indikator Kinerja Proyek
Jumlah pohon yang dibibitkan atau ditanam atau diawasi oleh kelompok perempuan/lakilaki/kel rentan jumlah perempuan/laki-laki/ kel rentan yang terlibat dlam kegiatan pembibitan, penanaman dan perawatan
Hasil Analisa Sosial dan Gender (Pertanian Berkelanjutan Logframe) Tingkatan Indikator
Output
Indikator Kinerja
• •
•
Parit dibuat untuk mengurangi erosi tanah dan menyerap air hujan ; kelompok swadaya dibentuk termasuk kel perempuan, mereka berpartisipasi dalam pertanian / pekerjaan vegetatif sepanjang sistem pengairan pertanian Tugas-tugas didistribusikan ke anggota, misal : mengolah , bibit , perawatan dll berdasarkan peraturan mereka sendiri , dipisahkan berdasarkan jenis kelamin
Definisi
Sistem Pengelolaan Dampak Lingkungan dan Sosial
SISTEM PENGELOLAAN DAMPAK LINGKUNGAN DAN SOSIAL Sistem Pengelolaan Dampak Lingkungan dan Sosial atau Environmental and Social Management System (selanjutnya disingkat ESMS) bertujuan untuk :
Menyusun rencana mitigasi untuk menghindari atau meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan, dan memaksimalkan dampak positif terhadap masyarakat (termasuk kelompok rentan dan wanita) Memastikan keluhan dan komplain masyarakat atau stakeholder lain, ditanggapi dan dikelola dengan baik Memastikan keterlibatan masyarakat yang akan terkena dampak dalam seluruh siklus proyek Memastikan semua informasi terkait dampak lingkungan dan sosial yang relevan diinformasikan kepada masyarakat
•
ESMS disiapkan mengacu kepada L-L Analysis
ALUR PENYARINGAN ESMS DAN INSTRUMEN Alur Penyaringan
ESMS Instrumen
Usulan Proyek
Penyaringan untuk menentukan
Pelingkupan & Penyaringan
kategori Proyek Pelingkupan dampak lingkungan dan sosial
Penyiapan Dokumen Usulan Proyek Perencanaan Pelingkupan & Pengelolaan Lingkungan Penyaringan dan Sosial (ESMP)
Penyiapan dok UKL-UPL atay SPPL LARAP, singkat, IP Plan atau lainnya Konsultasi dan Penyampaian Informasi (disclosure)
Penilaian dok ESMP dan Ijin Lingkungan
Proses Persetujuan Dokumen ESMP dan Ijin Lingkungan (dari GoI dan MCA I)
Pelaksanaan Proyek
Pelaksanaan ESMP Pemantauan dan Supervisi Evaluasi
PENYARINGAN DAMPAK LINGKUNGAN DAN SOSIAL Alat kajian/penyaringan :
Ceklist penyaringan dan pelingkupan ESMS Proyek Kemakmuran Hijau IFC Standar Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang tipe kegiatan yang memerlukan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) Proyek yang diusulkan harus kategori B atau C (tidak memerlukan dokumen AMDAL).
Penting untuk dilakukan agar bisa melakukan penyaringan dengan baik
Memahami kondisi awal lingkungan sekitar proyek Memahami L-L Analysis Berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup/Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten setempat untuk menentukan kategori proyek
KATEGORI PROYEK Kategori Proyek
Dampak Lingkungan
Kategori A
Proyek yang diusulkan memiliki dampak penting negatif terhadap lingkungan yang tidak dapat dirubah, berbeda-beda atau belum tersedia teknologi untuk menanggulanginya.
Dampak dapat mempengaruhi area yang lebih besar dari lokasi atau fasilitas untuk pekerjaan fisik. Termasuk dalam daftar kegiatan yang tercantum dalam KepmenLH No 05 year 2012 tentang Jenis Kegiatan yang Harus Dilengkapi AMDAL Proyek memiliki potensi dampak lingkungan proyek yang diusulkan kurang merugikan dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan proyek kategori A.
Kategori B
Dampak terbatas di lokasi proyek, dan tersedia teknologi untuk penanggulangannya. Tidak termasuk dalam daftar kegiatan yang tercantum dalam KepmenLH No 05 year 2012 tentang Jenis Kegiatan yang Harus Dilengkapi AMDAL Jika proyek yang diusulkan memiliki dampak minimal atau tidak memiliki dampak lingkungan yang merugikan.
Kategori C
Tidak termasuk dalam daftar kegiatan yang tercantum dalam KepmenLH No 05 year 2012 tentang Jenis Kegiatan yang Harus Dilengkapi AMDAL
Mitigasi
Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) Diperlukan Surat Ijin Lingkungan
Upaya Pengelolaan LingkunganUpaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)
PS 1
IFC PERFORMANCE STANDAR PS2
Tenaga Kerja dan Kondisi Kerja
PS3
Efisiensi Sumber Daya dan Pencegahan Pencemaran
PS4
Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Masyarakat
PS5
Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali Secara Paksa
PS6
Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan
PS7 PS8
Masyarakat Adat Warisan Budaya
IFC PERFORMANCE STANDAR PS. 1 Penilaian dan Pengelolaan Risiko dan Dampak Lingkungan dan Sosial
Standar Kinerja ini berlaku untuk rencana kegiatan yang mempunyai risiko dan/atau dampak lingkungan dan / atau sosial. Standar Kinerja 1 menetapkan pentingnya(i) pendekatan yang sistematis dalam mengidentifkasi resiko dan atau dampak lingkungan dan sosial ; (ii) keterlibatan masyarakat melalui konsultasi dan komunikasi yang intensif; dan (iii) pengelolaan kinerja lingkungan dan sosial pada seluruh tahapan proyek
PS. 2 Tenaga Kerja dan Kondisi Kerja Tujuan : (i) Untuk membangun, memelihara dan meningkatkan hubungan antara manajemen dan pekerja, (ii)Untuk mendorong perlakuan yang adil terhadap pekerja dan kepatuhan terhadap hukum ketenaga kerjaan nasional, (iii). Untuk mencegah perlakuan yang tidak dapat diterima tenaga kerja, (iv). Untuk mendorong kondisi kerja yang aman dan melindungi serta meningkatkan kesehatan pekerja Persyaratan : (i) Kebijakan Sumberdaya Manusia, (ii) Mengkomunikasikan dan Dokumentasi Kondisi dan Persyaratan, (iii). Saling menghormati kesepakatan bersama, (iv) Hak pekerja untuk berorganisasi dan berunding secara kolektif,(v). Non-diskriminasi dan peluang sama, (vi) Mekanisme penyampaian keluhan harus jelas, (vii). Perencanaan penghematan tenaga kerja, (viii) Tidak mempekerjakan anak dibawah umur, (ix). Tidak ada kerja paksa, (x). Lingkungan Kerja yang Sehat
IFC PERFORMANCE STANDAR PS. 3 Efisiensi Sumber Daya dan Pencegahan Pencemaran Tujuan : (i) Untuk menghindari atau meminimalkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dengan menghindari atau meminimalkan pencemaran dari kegiatan proyek, (ii) Untuk mendorong penggunaan yang lebih berkelanjutan sumber daya, termasuk energi dan air, (iii). Mengurangi emisi gas rumah kaca
PS. 4 Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Masyarakat Menghindari atau meminimalkan risiko dan dampak terhadap kesehatan masyarakat, keselamatan dan keamanan yang mungkin timbul dari kegiatan proyek Persyaratan : (i) Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat : Prasarana dan per lengkapan desain dan keselamatan, pengelolaan bahan yang berbahaya, paparan masyarakat terhadap penyakit, kesiapan menghadapi kondisi darurat, petugas keamanan
IFC PERFORMANCE STANDAR PS. 5. Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali Secara Paksa Tujuan : (i) Menghindari, meminimalkan kerugian/dampak sosial dan ekonomi akibat pembebasan tanah atau pembatasan tanah dengan optimasi desain, (ii) menjaga taraf hidup sama atau lebih baik dari sebelum adanya proyek Pemicu : (i) pemindahan secara fisik (relokasi, kehilangan tanah, kehilangan rumah), (ii) pemindahan ekonomi (kehilangan mata pencaharian/sumber pendapatan,akses ke sumberdaya alam) PS tidak berlaku untuk donasi tanah, atau jual beli atas keinginan sendiri PS. 6. Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan Tujuan : (i) Untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati, (ii) Untuk menjaga manfaat dari layanan ekosistem, (iii) Untuk mendorong pengelolaan sumber daya alam hayati yang berkelanjutan melalui penerapan praktek-praktek yang mengintegrasikan kebutuhan konservasi dan prioritas pembangunan Lingkup : (i) proyek terletak di habitat alam, atau habitat kritis, (ii) yang berpotensi berdampak pada atau tergantung pada jasa ekosistem di mana klien memiliki kontrol manajemen langsung atau pengaruh yang signifikan, (iii). yang mencakup produksi sumber daya alam hayati (misalnya, pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan).
IFC PERFORMANCE STANDAR PS 7. Masyarakat Adat Berlaku untuk semua proyek yang berdampak pada masyarakat adat (berlaku untuk komunitas, bukan individual) Kriteria masyarakat adat : (i) mengidentifikasi diri sebagai masyarakat adat dan mendapat pengakuan dari pihak lain, (ii). Keterikatan bersama habitat yang berbeda, wilayah, atau sumber daya alam, (iii). Memiliki sistem kemasyarakatan, budaya dan kelembagaan politik yang berbeda, (iv).Memiliki bahasa asli
PS. 8. Warisan Budaya Tujuan : (i) Melindungi warisan budaya dari dampak negatif dan mendukung pelestariannya, (ii) Mendukung pembagian keuntungan yang merata dari proyek untuk pemanfaatan warisan budaya Project harus melakukan perlindungan warisan budaya berwujud dalam desain dan pelaksanaan proyek.
INFORMASI “ESMS” DALAM PROPOSAL Nama Pemohon 1. Penjelasan kegiatan/komponen/fasilitas terkait proyek yang diperlukan untuk mencapai tujuan proyek 2. Pemicu Standar Kinerja IFC
(Centang pemicu - jika ya, berikan penjelasan singkat)
(Silakan lihat ESMS Framework MCA-I ESMS Proyek GP dan Standar Kinerja IFC)
PS1. Penilaian dan Pengelolaan Risiko dan Dampak Lingkungan dan Sosial Penjelasan PS2. Tenaga Kerja dan Kondisi Kerja PS3. Efisiensi Sumber Daya dan Pencegahan Pencemaran PS4. Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Masyarakat PS5. Pembebasan Lahan dan Pemukiman Kembali dengan Paksa PS6. Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan PS7. Masyarakat Adat PS8. Warisan Budaya
3. Jelaskan kemampuan pemohon untuk memenuhi persyaratan Kebijakan Lingkungan dan Sosial 4. Penanggung jawab Pengelolaan Dampak Lingkungan dan Sosial di dalam organisasi porponent
Ya
Tidak
Tidak Diketahui
INFORMASI “ESMS” DALAM PROPOSAL 5. Penjelasan singkat Kategori Proyekberdasarkan • Peraturan Kemenkeu Pemerintah I Indonesia No. 05/2012 • Undang-Undang Pemerintah Indonesia 32/2009 • ESMS GP Bagian 12.1
B. Masalah dan Manajemen Kinerja Sosial dan Lingkungan 6. Jelaskan setiap dampak lingkungan atau sosial langsung atau/dan tidak langsung terkait dengan proyek yang akan didanai oleh Proyek GP dan fasilitas terkait. Identifikasi dan jelaskan dampak potensial yang signifikan dan tidak dapat diubah . 7. Jelaskan setiap potensi dampak kumulatif atau jangka panjang dari Proyek GP/Investasi atas area proyek 8. Jelaskan setiap alternatif proyek (jika relevan) yang dianggap akan membantu menghindari atau meminimalkan dampak negatif: 9. Jelaskan langkah-langkah yang diambil oleh pemohon untuk mengatasi masalah lingkungan dan sosial. Berikan penilaian atas kemampuanpemohon untuk merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah yang dijelaskan: 10. Identifikasi pemangku kepentingan kunci dan jelaskan mekanisme untuk konsultasi danketerlibatan, dengan penekanan pada masyarakat yang berpotensi terkena dampaknya: Informasi banyak diambil dari L-L Analysis
Pendekatan Proyek, Rencana Pelaksanaan dan Keberlanjutan (Project Approach, Implementation Plan, and Sustainability)
Pendekatan Proyek (Project Approach) Nilai: 10
Pendekatan Proyek Pedoman dalam dokumen Call for Proposal: • Kegiatan-kegiatan utama; • Keterkaitan proyek dengan pendekatan bentang alam. • Metodologi yang akan digunakan dalam menangani masalah-masalah utama proyek. • Untuk komponen Enerji Terbarukan
Kegiatan-kegiatan utama • Apakah intervensi2 utama (komponen proyek/subproyek) yang akan dilakukan? • Apakah kegiatan2 utama itu mengarah pada tujuan2 proyek? • Bagaimana intervensi itu dijabarkan menjadi kegiatan2 operasional? Penjabaran yang jelas…dengan logframe! • Apakah kegiatan2 itu tepatguna: Pilihan terbaik dari alternatif yang ada? Sesuai dengan keadaan sosial-budaya warga desa? Mudah dipahami, dipelajari, dan diterapkan oleh peserta program? Efisiesi dan ektivitas penggunaan dana?
Keterkaitan proyek dengan pendekatan bentang alam • Apa pokok2 persoalan, kendala2 dan peluang2 yang muncul dari analisa bentang-alam (geografi, biofisik) dan bentang-kehidupan (sosial, ekonomi, budaya)? • Apakah rancangan proyek dikembangkan berdasarkan hasil kajian bentang-alam dan bentang-kehidupan itu? Menjawab persoalan2 yang teridentifikasi? Mengantisipasi kendala2 yang ditemukan? Memanfaatkan peluang2 yang ada? Sinergis/komplementer dengan prakarsa2 PSABM lain dalam bentang-alam yang sama?
Metodologi yang Akan Digunakan • Bagaimana cara kegiatan2 utama akan dilakukan? • Apakah cara itu melibatkan para peserta program? Bagaimana mereka akan dilibatkan? Beberapa pendekatan/metodologi partisipatif: Kajian Pedesaan Partisipatif (PRA – Participatory Rural Appraisal) Kajitindak Partisipatif (PAR Participatory Action Research), Pengembangan Teknologi Bersama Petani (Ujicoba di kebun petani, Participatory Research, Participatory Technology
Kajian Kelayakan Teknis Lengkap Untuk Komponen Enerji Terbarukan / Kajian Awal/ • Kajian Kelayakan Teknis Lengkap…jika sudah ada… atau
• Hasil kajian awal tentang relevansi dan kelayakan teknologi/infrasruktur yang diusulkan:
Dasar Pemikiran: Mengapa dan untuk apa teknologi(/infrastruktur) diperlukan? Keterpatgunaan: Apakah merupakan pilihan terbaik dari alternatif yang ada? Dari segi biaya/ekonomi, teknis dan waktu, sosial-budaya, dsb.
Rencana Pelaksanaaan (Implementation Plan) Nilai: 15
Rencana Pelaksanan Proyek •
Rencana yang baik menjawab apa yang akan dilakukan oleh siapa, dimana, bagaimana, dengan cara apa, dan berapa biayanya
•
Kegiatan yang jelas dan rinci dengan capaian-capaian kwartalan terjadwal dengan baik
•
Anggaran kwartalan yang rinci sesuai dengan capaian-capaian kwartalan;
•
Struktur manajemen proyek.
Lead Agency dan Tim Manajemen – hubungan serta pembagian peran dan kewenangan yang jelas
•
Anggota Tim Manajemen – disyaratkan keanggotaan dan keterlibatan penuh Lembaga mitra setempat dalam Tim Manajemen dan pengelolaan proyek Mekanisme pengambilan keputusan yang tepatguna
Alokasi staf yang mamadai
Rencana Pelaksanaan (Lampiran ...)
Rencana Pelaksanaan (Lampiran ...) 2017
2016 Kw-1
Keluaran: Kegiatan2
Keluaran: Kegiatan2
Keluaran: Kegiatan2
Kw-2
Kw-3
Kw-4
Kw-1
Kw-2
Kw-3
2018 Kw-4
Kw-1
Keberlanjutan (Sustainability) Nilai: 10
Pembangunan Berkelanjutan (sustainable development)
• Pembangunan keberlanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa mengancam kemampuan generasi-generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
"Sustainable development is development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs. Komisi Bruntland • Keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan dayadukung lingkungan – eksploitasi sumberdaya alam dalam batas kemampuan regenerasi • Orientasi jangka-panjang
Keberlanjutan (Sustainability)
• Prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan tersirat dalam keseluruhan rancangan program • Bagaimana mengupayakan bahwa capaian/manfaat proyek berlanjut pasca masa proyek? Dari dokumen Call for Proposal: • Keberlanjutan kelembagaaan (institutional sustainability);
Keberlanjutan kelembagaan (institutional sustainability)
• Kelembagaan seperti apa yang akan melanjutkan upaya menuju cita-cita keberlanjutan yang dimulai proyek? Kelembagaan
desa sebagai lembaga lokal yang akan berlanjut? – UU No 16/2014 tentang Desa Lembaga Pemerintah? Lembaga pemrakarsa program? Lembaga lain…?
• Apa strategi Proyek untuk melibatkan lembaga mitra dalam proyek? • Apa upaya proyek utk memperkuat dan
Keberlanjutan keuangan/pendanaan (financial sustainability)
• Pendanaan pasca proyek? • Kemampuan mengusahakan pendanaan berlanjut pasca-proyek Lembaga-lembaga
pemrakarsa proyek? Swadana - hasil dari proyek itu sendiri? Swadaya warga masyarakat peserta proyek? Desa? Pemerintah Kabupaten / Propinsi Lembaga-lembaga lain?
Pengelolaan pengetahuan (knowledge management). … upaya yang sadar dan sengaja untuk…
mengelola informasi dan pengetahuan sebagai aset lembaga,
menjaga keberlanjutan pengetahuan dalam lembaga,
mengembangkan dan menangkap pengetahuan (knowledge generation & knowledge capture),
pembelajaran dan pengalihan pengetahuan (knowledge transfer),
pemanfaatan pengetahuan Identifikasi pengetahuan tersirat (tacit knowledge ), untuk dijadikan pengetahuan tersurat (explicit knowledge) Dokumentasikan dan diteruskan kepada pihak lainnya.
The Knowledge-Creating Company Ikujiro Nonaka & Hirotaka Takeuchi.
Pengelolaan pengetahuan (knowledge management). • • • •
•
Pengetahuan (knowledge) = modal/sumberdaya yang perlu dikelola Kinerja lembaga = cerminan kerja mendayagunakan (ilmu) pengetahuan Keberlanjutan = a.l. kemampuan mengelola pengetahuan secara berlanjut Kegiatan pengelolaan pengetahuan: Identifikasi – pengungkapan pengetahuan tersirat (tacit knowledge) menjadi pengetahuan tersurat (eksplisit) Pengembangan pengetahuan (knowledge generation) – pengkajian pembelajaran Dokumentasi (knowledge capture) dan penyimpanan (repository) Desiminasi – berbagi pengetahuan - komunikasi Pemanfaatan Apa dan bagaimana kegiatan pengelolaan pengetahuan yang akan dilakukan dalam proyek yang diusulkan?
Rencana Monitoring dan Evaluasi
Diskusi dan Sharing • Memahami Mekanisme pelaporan • Memahami pengertian serta fungsi serta manfaat Monitoring dan Evaluasi • Memahami Rencana Monitoring dan Evaluasi (ME) MCA-Indonesia • Memahami Template ME Proyek dalam Proposal • World Café Template ME Proyek
Pelaporan •
•
MCA Indonesia akan menggunakan berbagai mekanisme untuk memantau kinerja penerima dana hibah (Grantee) dengan meninjau laporan, baik yang berupa laporan keprograman maupun laporan keuangan secara berkala termasuk melakukan kunjungan lapangan selama kegiatan berlangsung melalui GPM. Dalam hal ini, perjanjian hibah PSDABM juga akan mencakup audit, dan ketentuan pelaporan keuangan yang cukup untuk memungkinkan jaminan penuh sesuai dengan semua standar dan peraturan MCA Indonesia.
Mekanisme Pelaporan • Grantee diwajibkan untuk memberikan laporan secara berkala kepada GPM (KEHATI) sesuai yang disyaratkan dalam CBNRM Grant Operations Manual yang terdiri dari: 1. Quarterly Progress Report (Laporan Kemajuan Tiga Bulanan) dan; 2.
Quarterly Disbursement Request (Permohonan Pencairan Dana untuk pembiayaan tiga bulan berikutnya
Mekanisme Pelaporan • Penerima Hibah harus menyadari bahwa MCAIndonesia membutuhkan laporan kemajuan kuartalan yang akan mencakup informasi terkini tentang Rencana M & E dan kemajuan terhadap indikator proyek yang tepat. • Laporan-laporan ini juga akan berfungsi sebagai 1. 2. 3.
dukungan untuk pencairan hibah triwulan berdasarkan penyelesaian deliverables dan dokumentasi yang sama. Akhirnya, laporan kuartalan akan mencakup informasi terbaru keuangan pada pengeluaran dari kedua dana hibah MCAIndonesia dan dana kontribusi (jika ada).
Rencana Monitoring dan Evaluasi • Rencana monitoring dan evaluasi (M&E) dibangun berdasarkan kerangka logis proyek dan pada dasarnya menguraikan apa yang akan Anda kumpulkan, kapan dan oleh siapa itu harus dikumpulkan, pertanyaan tentang informasi apa yang memerlukan jawaban, dan apa yang harus dilaporkan. • Rencana M&E adalah dokumen penting bagi suatu program karena menggambarkan bagaimana sistem M&E akan dijalankan.
PENGERTIAN MONITORING 1. Monitoring adalah penilaian yang terus menerus terhadap fungsi kegiatankegiatan proyek di dalam konteks jadwal-jadwal pelaksanaan dan terhadap penggunaan input-input proyek oleh kelompok sasaran di dalam konteks harapanharapan rancangan. Monitoring adalah kegiatan proyek yang integral, bagian penting dari praktek manajemem yang baik dan karena itu merupakan bagian yang integral dari manajemen sehari-hari (Casely & Kumar 1987) 2. Monitoring adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan rencana suatu kegiatan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin (PP 39/2006) 3. Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi (berdasarkan indikator yang ditetapkan) secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan program / proyek sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program / proyek itu selanjutnya (Harry Hikmat) 4. Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif program. Memantau perubahan, yang focus pada proses dan keluaran. • Monitoring melibatkan perhitungan atas apa yang kita lakukan • Monitoring melibatkan pengamatan atas kualitas dari layanan yang kita berikan
PENGERTIAN MONITORING 1. Dapat dilakukan dengan metoda pengumpulan dan analisis informasi secara teratur. 2. Dilakukan untuk menilai apakah masukan sudah digunakan, apakah dan bagaimana kegiatan dilaksanakan, dan apakah keluaran dihasilkan sesuai rencana. 3. Umumnya berfokus secara khusus pada efisiensi.
4. Sumber data yang penting digunakan adalah alat verifikasi pada tingkat kegiatan dan keluaran yang umumnya merupakan dokumen internal maupun eksternal seperti: Laporan bulanan / triwulan, catatan kerja dan perjalanan, catatan pelatihan, notulen rapat dan sebagainya pada perjalanan pelaksanaan program / kegiatan, dokumen pengumpulan data, laporan konsultan dan sebagainya.
PENGERTIAN MONITORING 5. Dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu : • Monitoring melalui kunjungan lapangan (field visits) • Monitoring melalui laporan kemajuan yang di peroleh dari laporan dari masing-masing penanggung jawab baik itu yang menangani program / kegiatan utama atau pendukung yang meliputi persentase target dan realisasi serapan dana serta prosentase target dan realisasi kemajuan kegiatan. 6. Monitoring pelaksanaan program dan kegiatan dilakukan pada : • Perkembangan realisasi penyerapan dana • Realisasi pencapaian target kinerja / output
TUJUAN MONITORING 1. Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana 2. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi 3. Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan proyek.
4. Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran kemajuan, 5. Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa menyimpang dari tujuan
FUNGSI MONITORING •
Ketaatan (compliance). Monitoring menentukan apakah tindakan administrator, staf, dan semua yang terlibat mengikuti standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
•
Pemeriksaan (auditing). Monitoring menetapkan apakah sumber dan layanan yang diperuntukkan bagi pihak tertentu bagi pihak tertentu (target) telah mencapai mereka.
•
Laporan (accounting). Monitoring menghasilkan informasi yang membantu “menghitung” hasil perubahan sosial dan masyarakat sebagai akibat implementasi kebijaksanaan sesudah periode waktu tertentu.
•
Penjelasan (explanation). Monitoring menghasilkan informasi yang membantu menjelaskan bagaimana akibat kebijaksanaan dan mengapa antara perencanaan dan pelaksanaannya tidak cocok.
PRINSIP-PRINSIP MONITORING 1) Monitoring harus dilakukan secara terus-menerus 2) Monitoring harus menjadi umpan terhadap perbaikan kegiatan program organisasi 3) Monitoring harus memberi manfaat baik terhadap organisasi maupun terhadap pengguna produk atau layanan. 4) Monitoring harus dapat memotifasi staf dan sumber daya lainnya untuk berprestasi 5) Monitoring harus berorientasi pada peraturan yang berlaku 6) Monitoring harus obyektif 7) Monitoring harus berorientasi pada tujuan program
MANFAAT MONITORING BAGI PENANGGUNGJAWAB 1. Salah satu fungsi manajemen yaitu pengendalian atau supervisi. Sebagai bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) kinerja 2. Untuk meyakinkan pihak-pihak yang berkepentingan 3. Membantu penentuan langkah-langkah yang berkaitan dengan kegiatan selanjutnya.
4. Sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi selanjutnya BAGI PENGELOLA 1.
Membantu untuk mempersiapkan laporan dalam waktu yang singkat
2.
Mengetahui kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dan menjaga kinerja yang sudah baik.
3.
Sebagai dasar (informasi) yang penting untuk melakukan evaluasi proyek
PENGERTIAN EVALUASI 1. Evaluasi adalah penilaian yang komprehensif terhadap keluaran dan dampak proyek; apa sumbangannya terhadap pencapaian tujuan sasaran. Evaluasi bisanya dilakukan baik oleh orang dalam maupun orang luar untuk membantu pihak terkait dan pembuat keputusan belajar dan menerapkan pelajaran yang sudah dipetik. Evaluasi berfokus khusus pada dampak dan sustainibilitas. 2. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi input, output, dan outcome terhadap rencana dan standar yang didasarkan atas : • Sumber daya yang digunakan • Indikator dan sasaran kinerja output kegiatan untuk kegiatan pokok • Indikator dan sasaran kinerja outcome untuk program • Evaluasi dilakukan secara sistematis, obyektif, dan transparan (Bappenas)
JENIS EVALUASI BERDASARKAN WAKTU PELAKSANAANNYA Ex-ante evaluation Dilakukan sebelum ditetapkannya rencana Untuk memilih dan menentukan : •
Skala prioritas
•
Cara mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya
On going evaluation Dilakukan pada saat pelaksanaan rencana kegiatan Untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan rencana dibandingkan dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya Ex-post evaluation Dilaksanakan setelah pelaksanaan rencana berakhir Untuk melihat apakah pencapaian (keluaran / hasil / dampak) program mampu mengatasi masalah yang ingin dipecahkan
Untuk menilai program dari sisi :
JENIS EVALUASI BERDASARKAN FOKUSNYA
Formatif
Fokus pada bidang kinerja yanglebih baik (kegiatan, program, atau kebijakan) Sumatif Fokus pada hasil (akibat) Prospektif Menjawab pertanyaan : •
Menjawab program / kegiatan / kebijakan ini harus dievaluasi ?
•
Apakah hasil yang diperoleh sesuai dengan upaya / sumberdaya yangdipergunakan ?
Monitoring Memantau
Evaluasi Menilai
PERBEDAAN & PERSAMAAN MONITORING & EVALUASI Kapan ? Apa yang diukur ?
Siapa yang terlibat ?
MONITORING
EVALUASI
Terus menerus Output dan proses; sering focus terhadap input, kegiatan, kondisi / asumsi Internal
Akhir setelah program Dampak jangka panjang, kelangsungan
Sumber informasi ?
Sistem rutin, survey dokumen internal, laporan
User ?
Manajer dan staff
Penggunaan hasil
Koreksi minor program
Internal dan eksternal
kecil, Dokumen eksternal dan internal, laporan assessment dampak, riset dan evaluasi Manajer, staff, donor, konsultan, stakeholder, organisasi lain Koreksi mayor program Perubahan kebijakan, startegi, masa mendatang, termasuk penghentian
KAITAN MONITORING-EVALUASI DENGAN FUNGSI LAINNYA
PLANNING
M&E
REPORTING
IMPLEMENTATION
BUDGETING
M&E MCA-Indonesia Untuk membantu upaya MCA-Indonesia mengembangkan kebijakan dan menarik pembelajaran dari pelaksanaan proyek melalui evaluasi dampak tingkat-proyek, Pemohon harus memaparkan: • Evaluasi dampak akan memungkinkan M&E untuk memperkirakan secara cermat dampak proyek tertentu pada hasil utama. • Efektivitas relatif dari berbagai jenis intervensi dalam sektor tertentu (misalnya: apakah pelatihan tertentu lebih efektif daripada metodologi lain dalam meningkatkan tingkat penggunaan petani atas teknologi pertanian?), atau pertanyaan tentang kemungkinan hasil spesifik untuk intervensi tertentu (misalnya: apakah penyediaan energi terbarukan untuk masyarakat menyebabkan pengurangan konsumsi bahan bakar fosil?)
• Jika memungkinkan Pemohon dapat menyediakan data-informasi hasil analisis proyek yang dapat memandu MCA-Indonesia dalam memilih proyek manakah dalam portofolio GP yang akan dievaluasi. • Walaupun permintaan ini bukan aspek penting dari penilaian proposal, akan tetapi proposal yang disertai dengan tanggapan yang baik atas hal ini akan lebih disukai
Indikator Fungsi Indikator? • Indikator adalah variabel kuantitatif dan kualitatif yang menyediakan cara sederhana dan dapat diandalkan untuk mengukur pencapaian, dan untuk melacak perubahan terkait dengan intervensi • membantu menilai kinerja organisasi terhadap target yang telah ditetapkan. • Indikator diperlukan untuk memeriksa masukan, memeriksa kemajuan pelaksanaan kegiatan, memeriksa keluaran/hasil yang telah dicapai, • memerlihatkan manfaat, dan dampak.
INDIKATOR yang SMART Specific/Spesifik:
Didefinisikan dengan baik dan jelas apa yang ingin dicapai
Measurable/Terukur:
Hasil, apakah itu kuantitatif atau kualitatif, harus memiliki indikator yang terukur, sehingga memungkinkanuntuk menilai apakah kegiatan tercapai atau tidak
Achievable/Ketercapaian
Hasil harus mempertimbangkan kapasitas mitra untuk menjangkaunya (mempertimbangkan sumberdaya dan kapasitas pelaksana untuk mencapai target)
Relevant/Relevan
Hasil harus memberikan kontribusi kepada tujuan
Time-bound/Kerangka waktu
Pencapaian dengan batas waktu yang jelas (
Merumuskan Indikator • Merumuskan indikator harus dilakukan hatihati. • Pada umumnya indikator dinyatakan untuk mendukung ukuran dari suatu tujuan proyek/program. • Ini artinya indikator bisa berada pada level-level tahapan, baik di input, output, outcome maupun GOAL
Metode Pengumpulan Data • Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan terstandarkan untuk memperoleh data dalam suatu penelitian. • Dalam pemilihan metode penelitian, selalu tergantung pada permasalahan penelitian yang akan dipecahkan dan jenis data yang akan dikumpulkan. • Masalah penelitian menentukan jenis data yang diperlukan, dan jenis data ini memandu pemilihan metode atau cara pengumpulan data. • Pada M&E metode pengumpulan data yang digunakan adalah: survey, observasi, dokumentasi, wawancara, dan isian singkat (angket terbuka).
Harus diingat!
• Rencana M&E harus sesuai dengan Kerangka Logis
Contoh Kerangka Logis
Tabel 7.1 Rencana Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan
Level
Hasil/ Outcome
Indikator
Perkiraan jumlah generator diesel dan penggunaan pembangkit listrik batubara yang digantika
Definisi
Unit: Mwh. Perkiraan generator diesel dan penggunaa n listrik batubara yang digantikan sebagai akibat dari proyek yang didanai GP. Tingkat: Klasifikasi Hasil: kumulatif
Satuan Ukura n KWH
Pemilahan (Jenis Kelamin penerima manfaat)
Target* Frekuensi Pelaporan
Data Awal (Baseline)
semester
0 mHW
Asumsi 2016 200K WH
2017 Visibility study lengkap
Metode Pengumpulan Data Data monitoring teknis
Contoh M&E Plan
Rencana M&E • Penajaman Rencana M & E akan dilakukan bersama-sama GPM selama proses perjanjian hibah dilakukan dan diselesaikan di dalam kuartal pertama fase pelaksanaan proyek. • Penerima dana hibah akan melaporkan secara triwulanan melalui GPM. • Minimal, tabel di atas harus mencakup indikator yang digunakan dalam Rencana M&E Proyek Kemakmuran Hijau (tercantum dalam tabel 7.1) dan setiap indikator tambahan yang relevan untuk menunjukkan kemajuan proyek yang diusulkan serta menunjukkan kontribusi terhadap pencapaian tujuan keseluruhan Proyek Kemakmuran Hijau. • Pemohon hibah dapat mengacu pada GP Indicator Handbook pada indikator tambahan yang relevan untuk mengukur pencapaian proyek.
Hal yang harus diperhatikan •
Rencana Monitoring dan Evaluasi yang baik dibangun oleh KERANGKA LOGIS yang baik
•
Penerima Hibah akan diharapkan untuk bekerja sama dengan tim M&E MCA-Indonesia dan EMM, dalam rangka memfasilitasi evaluasi yang cermat; hal ini dapat mencakup diskusi tentang merancang strategi implementasi yang memungkinkan dilakukannya perbandingan antara kelompok “perlakuan” yang menerima intervensi proyek dan kelompok “kontrol” yang tidak menerimanya.
•
Demikian pula, Penerima Hibah akan diharapkan untuk mematuhi strategi pelaksanaan dan evaluasi yang telah disetujui.
•
Biaya Evaluasi Dampak tidak termasuk dalam dana hibah dan anggaran dana hibah, selain itu MCA-Indonesia dan konsultan evaluasi- dari EMM yang akan mengumpulkan semua data berbasis survei;
•
Penerima Hibah diharapkan untuk menyediakan data administratif
Latihan 2 dari 100 • Dibagi 4 Kelompok • Sesuai dengan kelompok logframe • Buat M&E Plan sesuai dengan FORMAT yang dijelaskan sebelumnya • Buka Café paling lambat jam 4.00
TERIMA KASIH SEMUA MATERI DAPAT DIUNDUH DI WWW.EMM-GPM2.COM
TERIMA KASIH SEMUA MATERI DAPAT DIUNDUH DI WWW.EMM-GPM2.COM