1/12/2016
Analisis Bentang Alam dan Kehidupan Landscape-Lifescape Analysis (DRAFT)
Apa itu Analisis Bentang Alam dan Bentang Kehidupan B entang A lam Pem banguna n
B entang A lam Investasi So-B ud-Eko
Ekosiste m
Lingkungan H idup G ender
Tanam an H ew an Tanah/air batuan/Ikli m
M anusia
Sistem kehidupan
Ekosiste m Sos-B ud-Eko
Ekosiste m
Sos-B ud-Eko
D esain Projek/Proposal K eberlanjutan
Pernyatan M slh Kegiatan Ker angka Proyek MLogi onev, s dll.
1
1/12/2016
Apa itu Analisis Bentang Alam dan Bentang Kehidupan?
«Analisis situasional antara investasi Proyek Kemakmuran Hijau dengan lingkungan sosial sekitarnya serta lingkungan alam untuk mengidentifikasi risiko dan peluang, yang dapat menginformasikan desain proyek dan implementasi, serta meningkatkan hasil yang berkelanjutan»
Mengapa kita perlu analisis Bentang Alam dan Kehidupan • Memastikan intervensi sosial untuk memaksimalkan sumber daya manusia, sosial dan modal alam • Perlindungan terhadap konsekuensi yang tidak diinginkan karena kurang informasi sosial dan lingkungan • Mengidentifikasi dan mengurangi risiko kecemburuan sosial yang memecah-belah masyarakat lokal karena merasa dikecualikan dari proyek • Memberi masukan penting bagi desain proyek/proposal serta memastikan keberlanjutan proyek
2
1/12/2016
Apa Isi Analisis L-L • Lihat Bab 6 dari Outline Proposal (hal A-3) dan Penjelasannya (hal. A14-A19) • Isinya: Petunjuk Analisis L-L (lihat Lampiran 8 hal. A40) Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (ESMS) Rencana Integrasi Sosial dan Gender (SGIP)
Berapa Skor Analisis L-L dalam Penilaian Proposal? • Lihat Bab 6 dari Outline Proposal (hal A-3) dan Penjelasannya (hal. A14-A19) • Skornya (hal. 3-1): – Petunjuk Analisis L-L = 5 – ESMS =5 – SGIP =5 • Tetapi ingat, Analisis L-L juga menjadi sumber informasi bagi Bab 4: Deskripsi Project dari Butir 4.1 – 4.6. • Oleh sebab itu: sebaiknya kerjakan Analisis L-L terlebih dahulu.
3
1/12/2016
Apa Contoh Bentang Alam • Daerah Aliran Sungai (DAS) atau Sub-DAS • Kondisi lahan/lingkungan yang unik (kawasan gambut, danau, taman nasional, kawasan karst (kapur), suaka alam, atau interaksi atar kawasan ini, dll) • Batasan kewenangan/administrasi (Kabupaten atau antar Kabupaten, Kecamatan, beberapa kecamatan, beberapa desa) • Atau lintas batasan di atas.
Bagaimana bentuk analisis Bentang Alam dan Kehidupan
• Bentang Alam Investasi (BAI) (lokasi dimana Proyek Kemakmuran Hijau Melakukan kegiatan Utama) • Bentang Alam Pembangunan (BAP) (Lingkungan sekitar yang terkena dampak atau memberi dampak pada investasi Proyek Kemakmuran Hijau)
4
1/12/2016
BAI vs BAP
B entang A lam Investasi
B entang A lam Pem bangunan
Bagaimana Interaksi dengan Komponen Lain? SGIP
ESM S
SGA/GSI
ESP ESM P
A nalisis B entang A lam /Kehidupan
D esain Proyek dan atau Im plem entasi
SG IP:Socialand G ender Integration Plan SG A :Socialand G ender A ssessm ent G SI:G ender and SocialInclusion ESM S:Environm entaland SocialM anagem ent System ESP:Environm entaland SocialPerform ance ESM P:Environm entaland SocialM anagem ent Plan
5
1/12/2016
Beberapa Petunjuk Praktis • Kenali Lokasi Kerja/Investasi Proyek (BAI): Letak lokasi proyek (dapat berupa sub DAS, beberapa desa, atau kecamatan) • Kaitkan dengan Bentang Alam Pembangunan (BAP), yaitu lingkungan sekitar yang akan mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh proyek • Mulai analisis dari Bentang Alam Investasi (BAI), kemudian meluas ke Bentang Alam Pembangunan(BAP) (atau sebaliknya?) • Buatkan Peta BAI yang berada di dalam BAP
Bagaimana Prosesnya?
M asukan dariG PM
Kerangka L-L
A nalisis L-L
Pengayaan oleh Pem rakarsa
6
1/12/2016
Analisis Bentang Alam dan Bantang Kehidupan
A. INFORMASI BENTANG ALAM (LANDSCAPE) PROYEK
Mengidentifikasi karakteristik bio‐fisik/lingkungan hidup yang ada, pola penggunaan lahan dan infrastruktur (gunakan peta untuk membantu visualisasi) Mendeskripsikan penyediaan layanan lingkungan hidup untuk berbagai kegunaan dan fungsi yang dapat melayani populasi lokal, pihak luar, dan jika berlaku, kepada pemangku kepentingan tingkat nasional atau global Mendeskripsikan nilai‐nilai ekonomi, keuangan dan sosial yang ada pada bentang alam dan potensi biaya pemeliharaan dan peningkatan fungsi‐fungsi bentang alam, dengan menyebutkan sumber‐sumber utama modal alam dan isu‐isu perlindungan
Analisis Bentang Alam dan Bentang Kehidupan
B. SITUASI UMUM SOSIAL EKONOMI PADA BENTANG ALAM PROYEK:
Struktur sosial: Potensi Kerentanan dan kohesi sosial: Tren migrasi masuk/keluar dan isu‐isu demografi: Pengembangan manusia dan status/statistik gender:
7
1/12/2016
Analisis Bentang Alam dan Bentang Kehidupan C. PENILAIAN PENERIMA MANFAAT:
Deskripsi tentang pemanfaat yang diusulkan dan besar populasinya: Kebutuhan dan kendala (alam, fisik, keuangan, sosial dan modal manusia) yang dihadapi oleh penerima manfaat: Akses terhadap jasa kredit/keuangan untuk masyarakat dan penerima manfaat: Dis‐insentif (ketiadaan insentif) yang dihadapi penerima manfaat: Peluang bagi masyarakat dan penerima manfaat: Pengembangan Kapasitas bagi Masyarakat lokal:
Analisis Bentang Alam dan Kehidupan D. POLA DAN PELUANG MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT:
Mata pencaharian utama masyarakat: Isu Sosial dan Gender yang berdampak pada pola mata pencaharian dalam kaitannya dengan bentang alam: Diversifikasi strategi mata pencaharian masyarakat: Potensi kegiatan untuk peningkatan pendapatan keluarga:
8
1/12/2016
Analisis Bentang Alam dan Kehidupan E. ANALISIS PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemangku kepentingan dan peran/pengaruh mereka terhadap proyek/penerima manfaat: Bagaimana lembaga politik, administratif, sosial dan budaya – termasuk dari luar wilayah setempat – mempengaruhi pemangku kepentingan lokal dalam mengakses dan mengendalikan sumber daya alam dan potensi manfaat yang didapat dari investasi ini:
Analisis Bentang Alam dan Kehidupan
F. BENTANG ALAM INVESTASI GP DAMPAK DAN SINERGI INVESTASI GP PADA BENTANG ALAM:
Kegiatan‐kegiatan GP/MCAI lainnya yang berpotensi berdampak pada proyek dan L‐L nya, jika ada Kegiatan‐kegiatan GP/MCAI lainnya yang berpotensi terdampak oleh proyek dan L‐L nya, jika ada Proyek atau program regional non‐GP/MCAI yang berpotensi berdampak pada proyek dan L‐L nya Proyek atau program regional non‐GP/MCAI yang berpotensi terdampak oleh proyek dan L‐L nya Peluang bagi proyek untuk menciptakan sinergi positif melalui koordinasi tepat dengan yang tersebut di atas
9
1/12/2016
Analisis Bentang Alam dan Kehidupan G. PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT DARI PROYEK ATAU INISIATIF SERUPA KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN:
Pembelajaran dari Kajian Lingkungan Hidup Strategis (SEA/KLHS) atau analisis‐analisis serupa Pembelajaran dari Forum Multi‐pihak (MSF) GP atau forum serupa, dan pembelajaran dari PLUP GP, jika kegiatan telah dimulai di lokasi proyek Pembelajaran lain yang teridentifikasi oleh pemrakarsa proyek Pembelajaran lokal, nasional atau global apa yang didapat dari berbagai tantangan dan kegagalan di masa lalu? Kegiatan serupa apa saja yang tidak berjalan di masa lalu, dan bagaimana investasi kali ini bisa dibangun dari solusi‐solusi yang dapat dijalankan dari proyek‐ proyek yang berhasil.
Analisis Bentang Alam dan Kehidupan
H. TANTANGAN/RESIKO BAGI PROYEK TANTANGAN INVESTASI:
Apakah terdapat bias sektoral, apa saja antara lain? Apakah sektor‐sektor akan lebih berinvestasi lagi atau lebih mendapatkan manfaat dari investasi ini dibandingkan yang lainnya? Apakah ada sektor yang seharusnya berinvestasi, tapi tidak ditekankan untuk melakukannya? Mengapa? Adakah tantangan atau kendala kebijakan struktural atau kelembagaan? Adakah ketegangan antara lembaga‐lembaga pembangunan, donor dan penelitian di bentang alam yang sama dan apa saja hal tersebut? Apa saja potensi ketidakpastian atau resiko bagi investor? Adakah resolusi sengketa dan langkah akuntabilitas sosial untuk penggunaan dan pengelolaan sumber daya lokal?
10
1/12/2016
Analisis Bentang Alam dan Kehidupan
H. TANTANGAN/RESIKO BAGI PROYEK TANTANGAN DAN POTENSI LINGKUNGAN HIDUP, SOSIAL DAN EKONOMI: Sertakan deskripsi untuk menjawab pertanyaan‐pertanyaan berikut ini: Bagaimana status sumber daya alam untuk meningkatkan produktivitas, khususnya lahan, tanah dan air? Adakah peluang atau kendala akses pasar dan investasi bagi masyarakat setempat, yang signifikan untuk investasi ini? Adakah praktik‐praktik lingkungan hidup destruktif dari penggunaan sumber daya alam terkait, mis. gangguan di wilayah hulu atau hilir daerah aliran sungai yang mempengaruhi mata pencaharian?
Analisis Bentang Alam dan Kehidupan H. TANTANGAN/RESIKO BAGI PROYEK POTENSI EKSKLUSIVITAS DAN ELITISME: Sertakan deskripsi untuk menjawab pertanyaan‐pertanyaan berikut ini:
Adakah potensi tidak diikutsertakannya kelompok‐kelompok tertentu dalam kegiatan ekonomi terkait investasi dan kegiatan lainnya, mengapa? Adakah kecemburuan sosial yang memecah belah, apa alasannya? Adakah potensi perselisihan dan konflik, mengapa? IDENTIFIKASI STRATEGI‐STRATEGI MITIGASI Langkah apa saja yang akan diambil untuk memitigasi resiko‐resiko yang diidentifikasi di atas?
11
1/12/2016
Analisis Bentang Alam dan Kehidupan I. METODOLOGI L‐L DAN RENCANA PELAKSANAAN Sertakan secara rinci deskripsi tentang:
Metode/mekanisme yang digunakan untuk melakukan analisis L‐L untuk menginformasikan desain proyek Metode/mekanisme yang digunakan untuk memastikan bahwa L‐L terus menerus menginformasikan pelaksanaan proyek untuk memungkinkan tanggapan yang tepat Metode/mekanisme untuk memperbarui daftar resiko proyek, dan berbagi informasi ini dengan MCA Indonesia
Metodologi Analisis L-L Contoh, silahkan kembangkan:
Key Informant Interview Focus Group Discussion Gendered Natural Resource Assessment Transect Walks and Direct Observation Wealth Ranking and Social/Community Maps Seasonal Calendars and Activity Profiles Ecological Oral History Time Lines and Local History Vulnerability and trend analysis Dll.
12
1/12/2016
Menyusun Kerangka Logis Proyek PSDABM
Apakah Kerangka Logis (logical framework) ? • Alat perencanaan proyek berupa matriks yang sederhana untuk menggambarkan kerangka pemikiran rancangan suatu proyek • Jembatan antara pemikiran strategis dan kegiatan praktis: menggambarkan strategi proyek dan bagaimana cara-cara mewujudkannya • Menguraikan bagaimana kita mengetahui bahwa tujuan-tujuan proyek tercapai • Menjelaskan prasyarat eksternal yang harus ada agar proyek berhasil
13
1/12/2016
+/- Logframe + • Mudah dipahami • Orientasi pada hasil • Bisa digunakan untuk berbagai jenis proyek pada berbagai skala • Rancangan proyek mudah dievaluasi • Diterima secara luas antara lembaga2 kerjasama pembangunan nasional & international
– • Cenderung top-down & mekanistis • Berdasar logika linier – menyederhanakan & “merapihkan” realita yang sesungguhnya rumit & dinamis • Evaluasi berdasar model yang kaku bisa jadi masalah antara donor & grantee
Contoh
14
1/12/2016
30
15
1/12/2016
31
16
1/12/2016
Perbandingan Peristilahan Antar Lembaga Donor Needs-based CARE terminology CARE logframe
Ultimate Impact
End Outcomes
Intermediate Outcomes
Outputs
Higher Consequence
Specific Problem
Cause
Solution
Process
Inputs
Program Impact
Project Impact
Effects
Outputs
Activities
Inputs
Program Goal
Project Final Goal
Intermediate Objectives
Outputs
Activities
Inputs
Goal
Purpose
Outputs
Activities
Outputs
Activities
Inputs
Strategic Goal/ Objective
Intermediate results
Activities
202E
Purpose
Outputs
Activities
Project purpose
Results/outputs
Activities
Inputs
PCI LogFrame USAID Results Framework
Strategic Objective
Intermediate Results
USAID Logframe
Final Goal
DANIDA + DfID CIDA + GTZ European Union FAO + UNDP + NORAD UNHCR World Bank AusAID
Goal Overall goal Overall Objective
Project Purpose
Development Objective
Results
Interventions
Activities
Immediate Objectives
Outputs
Activities
Inputs
Project Objective
Outputs
Activities
Input/ Resources
Long-term Objectives
Short-term Objectives
Outputs
Scheme Goal
Major Development Objectives
Outputs
Sector Objective
Goal
Inputs Activities
Inputs
34
17
1/12/2016
Peristilahan
35
18
1/12/2016
19
1/12/2016
20
1/12/2016
Merumuskan Tujuan-tujuan • Tujuan Umum (Goal) – Gambaran (ideal) keadaan umum yang ingin dicapai dalam bidang/konteks tertentu
• Sasaran (Outcomes) – H alyang harus dicapaiuntuk m ew ujudkan tujuan um um yang telah dirum uskan
• Hasil (Output) – Hasil-hasil kegiatan yang diperlukan untuk mencapai Sasaran
• Kegiatan (Activities) – Hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan
• Masukan (Inputs) – Sumberdaya yang diperlukan agar kegiatan berhasil
Langkah I
21
1/12/2016
22
1/12/2016
Langkah II
Dari Pohon Tujuan ke Kerangka Logis
Analisa Landscape dan Lifescape
Kegiatan
Indikator
Definisi Indikator
Sumber Verifikasi
Asumsi
Tujuan
Masalah (Goal) umum …………. Sasaran (Outcomes)
Masalah ………….. prioritas
Keluaran (Outputs) ……………..
46
23
1/12/2016
Rangkuman Naratif Meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat desa kawasan Laiwangi-Wanggameti
Tujuan (Goal)
Beberapa sasaran (antara) yang harus dicapai untuk mewujudkan Tujuan Umum yang telah dirumuskan, misalnya: Sasaran
1.
Mengembangkan usaha produksi dan pemasaran hasil hutan non-kayu oleh masyarakat
2.
Mengupayakan keberlanjutan sumberdaya alam sebagai dasar penghidupan masyarakat
(Outcomes)
47
Deskripsi Sasaran
1.
Mengembangkan usaha produksi dan pemasaran hasil hutan non-kayu oleh masyarakat
2.
Mengupayakan keberlanjutan sumberdaya alam sebagai dasar penghidupan masyarakat
(Outcomes)
Hasil (Output)
Hasil apa saja yang harus diusahakan agar Sasaran-sasaran tercapai, misalnya…. 1.a. Warga masyarakat mempunyai akses terhadap sumberdaya hutan non-kayu 1.b. Warga mempunyai pengetahuan dan ketrampilan pengolahan hasil hutan non-kayu 2.a. Eksploitasi SDA terkendali
48
24
1/12/2016
Rangkuman Naratif Hasil (Output)
1.a. Warga masyarakat mempunyai akses terhadap sumberdaya hutan non-kayu 1.b. Warga mempunyai pengetahuan dan ketrampilan pengolahan hasil hutan non-kayu 2.a. Eksploitasi SDA terkendali 2.b. Hasil hutan non-kayu berkelanjutan
Kegiatan
Kegiatan apa yang diperlukan untuk mencapai hasil-hasil tersebut, misalnya: 1.a.1. Pemilihan dan persiapan Tim Perunding 1.a.2. Perundingan masy – DisHut Kab….. 1.b.1. Pelatihan pasca-panen madu hutan 1.b.2. Kunjungan belajar ke Kelompok tani desa… 2.a.1. Kajian partisipatif kearifan lokal 2.a.2. Pertemuan perumusan aturan adat 2 b 1 Perumusan rancangan perdes ttg HHBK
49
Langkah III
25
1/12/2016
Table 7.1 Monitoring and Evaluation Plan
Kegiatan
Indikator
Definisi Indikator
Sumber Verifikasi
Asumsi
Tujuan (Goal) ………….
Sasaran (Outcomes) …………..
Hasil (Outputs) ……………..
51
Merumuskan Indikator D irum uskan secara “S-M -A -R -T”
– Sim ple
Sederhana
– M easurable
Terukur
– A chievable
D apat dicapai
– R ealistic – relevant R ealistis - relevan – Tim e-bound
W aktu tertentu
26
1/12/2016
Objectively Verifiable Indicators (OVI) (Indikator O bjektif yang D apat D iverifikasi) 1. Definisi indikator seharusnya dapat memberikan informasi mengenai: • Who? (target group(s), aktor lain, dll) • What? (produk/proses) • How much? (Kuantitas) • How well? (Kualitas) • When? (waktu/periode) • Where? (lokasi) 2. Mengidentifikasi sumber verifikasi yang diperlukan dan frekuensi pengumpulannya
Tujuan Umum (Goal)
Sasaran
Deskripsi
Indikator Objektif
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desakawasan LaiwangiWanggameti
Petanda tercapainya tujuan: hal-hal yg dapat diamati & diukur, misalnya: + tingkat pendapatan % belanja konsumsi
1.
Mengembangkan usaha produksi dan pemasaran hasil hutan non-kayu oleh masyarakat
Petanda tercapainya Sasaran: hal-hal yg dapat diamati & diukur, misalnya: # usaha produksi/produsen # produksi yg dipasarkan
2.
Mengupayakan keberlanjutan sumberdaya alam sebagai dasar penghidupan masyarakat
Tingkat ekstraksi : tingkat regenerasi SDA yg digunakan Regulasi pemanfaatan SDA Ada dan berfungsinya institusi penegakan
(Outcomes)
54
27
1/12/2016
Indikator Objektif + tingkat pendapatan % belanja konsumsi Tujuan Umum
Sasaran
Cara Verifikasi C ara & sum ber kita m engetahuiterpenuhinya indikator tujuan,m isalnya: Q1 & Q6: Survei rumahtangga peserta program (control group / Base-line vs End-line)
# usaha produksi/ C ara & sum ber kita produsen m engetahuiterpenuhinya indikator sasaran,m isalnya: # produksi yg dipasarkan Laporan dua bulanan Tingkat ekstraksi : tingkat pengamatan staf lapangan regenerasi SDA yg digunakan Q6: Analisa usaha Regulasi pemanfaatan SDA Dokumentasi PerDes (akhir tahun I) Ada dan berfungsinya institusi penegakan
55
Langkah IV
28
1/12/2016
Asumsi • Asumsi = hal-hal eksternal diluar kendali proyek yang jadi prasyarat / prakondisi tercapainya tujuan, sasaran, keluaran atau kegiatan tertentu dan dianggap terpenuhi • Anggapan itu mungkin tidak benar = resiko; • Makin besar kemungkinan tidak benar, makin besar resikonya • Kemungkinan pengendalian resiko: – prakarsa menciptakan prasyarat tsb dalam proyek xtidak lagi jadi resiko – Gagasan alternatif untuk mencapai tujuan, sasaran, keluaran atau kegiatan tertentu
57
Jika … dan … maka …. Rangkuman Narratif
Indikator Objektif
Cara Verifikasi
Asumsi
Tujuan Umum Sasaran
Hasil
Kegiatan
Masukan
58
29
1/12/2016
Rangkuman Naratif Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desakawasan LaiwangiWanggameti
Tujuan Umum Sasaran
Asumsi Tidak ada peristiwa ekonomi makro yg berdampak negatif terhadap ekonomi lokal Warga masyarakat responsif thp prakarsa program
1.
Mengembangkan usaha produksi dan pemasaran hasil hutan non-kayu oleh masyarakat
1.
2.
Mengupayakan keberlanjutan sumberdaya alam sebagai dasar penghidupan masyarakat
2. 3. 4.
Warga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar dari sumber lain sehingga HHBK yg diperoleh masyarakat dari hutan tidak dijual sebelum diolah Pasar setempat dapat menampung produk masyarakat Tidak ada persaingan produk sejenis dari luar daerah Penjarahan SDA oleh pihak luar dapat dicegah
Langkah V
30
1/12/2016
Evaluasi
Monitoring
B aseline :Endline
31
1/12/2016
Table 7.1 Monitoring and Evaluation Plan Target*
Kegiatan
Level
Indikator
Definisi
Satuan Ukuran
Pemilahan
Frekuensi Pelaporan
Data Awal (Baseline)
Asumsi 2016
2017
Metode Pengumpulan Data
Langkah VI
32
1/12/2016
Dari Kerangka Logis ke Proposal Analisa Landscape dan Lifescape
Kegiatan
Indikator
Definisi Indikator
Cara Verifikasi
Tujuan Umum
Masalah umum Sasaran Hasil
Masalah prioritas Masukan
Analisa Biaya
Anggaran
Uraian gagasan proyek
Rencana monitoring & evaluasi
65
Rencana Integrasi Sosial dan Gender (Cross – Cutting Requirement: Social and Gender Integration Plan - SGIP)
33
1/12/2016
Rencana Integrasi Sosial dan Gender (SGIP) N ilai:5
4. Deskripsi Proyek 4.1. Konfirmasi Konsistensi Deskripsi Proyek dengan Concept Note 4.2. Dasar Pemikiran Proyek • Latar Belakang Informasi Bentang Alam Lokasi Spesifik Proyek. • Analisa Situasi Umum tentang sosial, lingkungan, ekonomi, gender dan kelompok rentan • Deskripsi: – Isu spesifik yang ditangani oleh proyek (pernyataan masalah) – Mengapa intervensi ini dibutuhkan – Bagaimana proyek yang diusulkan akan menangani masalah2 tsb – Program Pemerintah terkait dan intervensi proyek lain (jika ada).
• Logical Framework
34
1/12/2016
Analisa Situasi Umum tentang sosial, lingkungan, ekonomi, gender dan kelompok rentan serta deskripsinya(1)
• Sosial, Gender dan Kelompok Rentan – Setidaknya terdapat satu (1) paragraph menyebutkan “keterlibatan, peran, hambatan yang dihadapi dan kesempatan perempuan dan kelompok rentan” dalam Bab. Dasar Pemikiran Proyek sesuai tipe proyek yang dipilih.
Analisa Situasi Umum tentang sosial, lingkungan, ekonomi, gender dan kelompok rentan dan deskripsinya (2) •
Paragraph dalam analisa situasi umum tersebut setidaknya menjelaskan “peran, hambatan yang dihadapi dan kesempatan” perempuan dan kelompok rentan di setiap pilihan tipe proyek yang dipilih dari 7 tipe proyek yang ada sbb. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Peningkatan Pengelolaan Hutan Energi Terbarukan Skala Kecil Pertanian Berkelanjutan Pengembangan Bisnis Berbasis NRM Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Inisiatif Pembangunan Rendah Karbon Lainnya
35
1/12/2016
Bagaimana Cara Mengembangkan Paragraf Sosial dan Gender
Concept Note (CN) Review (Tipe Proyek: Pertanian Berkelanjutan - Contoh) Isu
Ringkasan Isu Pokok Sosial/Gender dan Concerns yang diangkat oleh para Stakeholder, dan Data Pendukung Lainnya di Provinsi/ Lokasi Proyek
Sumba Timur Kemiskinan 13%. Jumlah petani atau peternak yang tidak memiliki penqhasilan dari pekeriaan mereka berkisar 13%. dikarenakan dan kerentanan tanaman yang ditanam (seperti jagung, padi dan singkong) hanya masyarakat cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan harian lanpa ada sisa untuk diperjual belikan (petani subsisten) (Sumber: Concept Note YSD, 2015)
Saran dan Harapan yang disampaikan oleh para Stakeholder Konfirmasikan data data/isu pokok di samping ini dan tuliskan harapan dan saran untuk bisa keluar dari persoalan tsb (seperti tertulsi). Harapan dan saran diperoleh dari Saran dan harapan dari: Laki2:
96% , Sebagian besar masyarakat Sumba berprofesi sebagai petani atau petemak (96%) (Sumber: Concep Note YSD, 2015) Kasta rendah banyak yang tidak memiliki sumberdaya, sehingga hanya sebagai petani penggarap yang mendapat bagian tertentu atau secara umum hidupnya bergantung pada kelas di atasnya (Sumber: Concept Note YSD, 2015)
perempuan Kel rentan Kel non rentan
Kaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh proyek YSD – GPM – MCA
36
1/12/2016
Concept Note (CN) Review (Tipe Proyek: Pertanian Berkelanjutan - Contoh) Ringkasan Isu Pokok Sosial/Gender dan Concerns yang diangkat oleh para Stakeholder, dan Data Pendukung Lainnya di Provinsi/ Lokasi Proyek
Saran dan Harapan yang disampaikan oleh para Stakeholder
Sumba Timur
Pola Hidup
pola pengeluaran masyarakat terdapat beberapa konsumsi yang cukup mendominasi seperti membeli rokok, pengeluaran untuk acara / upacara adat, dan sirih pinang. Pola pendapatan dan pengeluaran yang kadang tidak seimbang membuat tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum masih rendah. Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah masih sering terjadi tindak criminal (pencurian) di beberapa wilayah (sumber: Concept Note YSD, 2015)
Konfirmasikan data data/isu pokok di samping ini dan tuliskan Saran dan harapan dari: - laki2: - perempuan - Kel rentan - Kel non rentan
Isu
Desk Review (Contoh: YSD, Sumba Timur – pertanian berkelanjutan) Isu
Partisipasi perempuan dalam pertanian
Ringkasan Isu Pokok Sosial/Gender dan Concerns yang diangkat oleh para Stakeholder, dan Data Pendukung Lainnya di Provinsi/ Lokasi Proyek
Saran dan Harapan yang disampaikan oleh para Stakeholder
Perempuan dalam konteks pembangunan pertanian, masih berada dalam tataran objek dan partisipan yang pasif, ketiadaan listrik di kecamatan Haharu, Sumba Timur memperparah perempuan pasif. Perempuan menjadi subjek yang cukup penting dalam proses pembangunan berkelanjutan. Di dalam proses pembangunan, perempuan dinilai mampu mengidentifikasi kebutuhankebutuhan masyarakat yang tidak terpikirkan oleh laki-laki, seperti kebutuhan di bidang kesehatan, pendidikan, simpan pinjam, air bersih, atau jembatan penghubung ke desa lain. Selain itu, perempuan dinilai dapat bersikap lebih objektif dalam menentukan prioritas kebutuhan (The World Bank, 2009).
Konfirmasikan data/isu pokok di samping ini dan tuliskan Saran dan harapan dari: - laki2: - perempuan - Kel rentan - Kel non rentan Kaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh proyek YSD – GPM MCA
37
1/12/2016
Desk Review (Contoh: YSD, Sumba Timur – pertanian berkelanjutan) Isu
Ringkasan Isu Pokok Sosial/Gender dan Concerns Saran dan Harapan yang disampaikan oleh para yang diangkat oleh para Stakeholder, Stakeholder dan Data Pendukung Lainnya di Provinsi/ Lokasi Proyek Partisipasi tersebut perlu didorong oleh tiga unsur pokok, pertama, adanya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi, kedua, adanya kemauan masyarakat untuk berpartisipasi, dan ketiga, kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi (Slamet dalam Mardikanto, 2010, h. 104). Meskipun kerja kebun dilakukan bersama-sama oleh bapa dan mama (sebutan untuk bapak dan ibu menurut masyarakat Sumba Timur), seluruh proses pengolahan dan penyimpanan hasil pertanian dilakukan oleh perempuan. Dina Listiorini, Perempuan dalam Komunikasi Pembangunan Pertanian di Sumba Timur, Jurnal ILMU KOMUNIKASI, VOLUME 11, NOMOR 2, Desember 2014: 195‐214) http://ojs.uajy.ac.id/index.php/jik/article/view/418/466
Desk Review (Contoh: YSD, Sumba Timur – pertanian berkelanjutan) Isu
Saran dan Harapan yang disampaikan oleh para Stakeholder
Ringkasan Isu Pokok Sosial/Gender dan Concerns yang diangkat oleh para Stakeholder, dan Data Pendukung Lainnya di Provinsi/ Lokasi Proyek
Pembang Lalu Marlina Rambu Meha, merupakan pegiat tani dari unan Sumba Timur, NTT yang melestarikan tenun dan 12 jenis pangan lokal demi mendorong kemandirian perempuan di tengah “pagar’ budaya yang ketat. (Sumber: Tujuh Wanita Pejuang Pangan Berbagi Cerita Di Hari Perempuan Sedunia, http://www.kiara.or.id/tujuh-wanitapejuang-pangan-berbagi-cerita-di-hari-perempuan-sedunia/
Saran dan harapan dari: laki2: -
perempuan
-
Kel rentan
-
Kel non rentan
Kaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh proyek YSD – GPM - MCA
38
1/12/2016
Desk Review (Contoh: YSD, Sumba Timur – pertanian berkelanjutan) Isu
Ringkasan Isu Pokok Sosial/Gender dan Concerns yang diangkat oleh para Stakeholder, dan Data Pendukung Lainnya di Provinsi/ Lokasi Proyek
Saran dan Harapan yang disampaikan oleh para Stakeholder
DESK Review (Tipe Proyek: Daerah Aliran Sungai) Contoh: • •
Perempuan yang tinggal di daerah aliran tengah sungai dan daerah hilir mengatakan bahwa kualitas tanah daerah aliran sungai menjadi sedikit lebih buruk dari lima tahun sebelumnya. Hal ini sesuai dengan data perubahan spasial berasal dari penginderaan jarak jauh dan sistem teknik informasi geografis yang menunjukkan bahwa tiga tingkat hilangnya daerah tanah yaitu: – – –
-
sebagian besar daerah hulu , seperempat dari aliran tengah sungai dan sebagian besar daerah hilir.
•
Studi ini menemukan bahwa informasi pengelolaan DAS dilakukan oleh kelompok perempuan yang disampaikan melalui pertemuan informal dan dalam diskusi dengan kepala rumah tangga.
•
Bila dilihat dari tingkatan partisipasi warga yang tinggal dekat aliran DAS, menunjukkan ditemukan bahwa perempuan dari daerah aliran hulu dan menengah memiliki pengetahuan ekosistem DAS yang baik . Pengenalan pengetahuan efek gas rumah kaca , kepemimpinan dan kemandirian konsep melalui pembentukan kelompok pendidikan informal dan kelompok swadaya perempuan sangatlah diharapkan.
•
Women Empowerment in Watershed Management of the Khwai Noi Upper River, Kanchanaburi Province S. Rodsoodthi, S. Pattanakiat, 2005
39
1/12/2016
Bagaimana Cara Mengembangkan Paragraf Sosial dan Gender
Problems Statement/ Ringkasan Isu Pokok
Metodologi Konfirmasi
Konfirmasi kepada Stakeholders
A. Bentuk Program
Participatory rapid Appraisal
CNs review
Kelompok Laki‐laki
Desk Reviews
Landscape ‐ Lifescale Analysis
Kelompok Perempuan
Data Sekunder
(L ‐ L analysis)
Data primer
Kajian Sosial dan Gender
Kelompok Rentan
Kumpulkan dan Lakukan Analisa
Observations
Indepth Interview
Pengembangan Saran dan Harapan Stakeholders
Saran dan Harapan dari para stakeholders
Lembar Kajian Sosial Dan Gender Lampiran Proposal
B. Jenis Kegiatan untuk kelompok Sasaran 1. Laki‐laki
Kelompok non rentan*
2. Perempuan 3. Kel. Rentan 4. Kel. Non Rentan C. Tertulis Dalam: 1. Paragraph Dasar Pemikiran Proyek;
2. Logframe 3. Budget 4. Monev
Metodologi L – L Analysis Dengan L-L Analysis mengkonfirmasi (menanyakan): • Isu spesifik yang ditangani oleh proyek (pernyataan masalah) • Mengapa intervensi ini dibutuhkan • Bagaimana proyek yang diusulkan akan menangani masalah2 tsb • Program Pemerintah terkait dan intervensi proyek lain (jika ada) Kepada stakeholder: - Laki-laki/ kelompok laki-laki - Perempuan/ kelompok perempuan - Kelompok rentan - Kelompok non Rentan Pastikan persentase (%) tingkat partisipasi - kelompok perempuan dan - kelompok rentan
40
1/12/2016
Metodologi Kajian Sosial dan Gender Analisis Gender mengkonfirmasi (menanyakan) kepada stakeholder: • Laki-laki/ kelompok laki-laki • Perempuan/ kelompok perempuan • Kelompok rentan • Kelompok non Rentan
Pastikan persentase (%) tingkat partisipasi - kelompok perempuan dan - kelompok rentan
Metodologi Kajian Sosial dan Gender Kajian Sosial dan Gender mengkonfirmasi (menanyakan): • Pekerjaan yang sehari-hari dilakukan para stakeholder (sebutkan hambatan dan kesempatan terkait pekerjaan tsb) • Sumberdaya yang dibutuhkan yang menunjang pekerjaan mereka – Apa saja jenis sumberdaya yang dibutuhkan tsb? (kemungkinan adanya hambatan dan kesempatan) – Bagaimana tingkat akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk pemenuhan pangan, mata pencaharian dsb, misalkan kepesertaan dalam pelatihan-pelatihan (kemungkinan adanya hambatan dan kesempatan) – Bagaimana tingkat kontrol terhadap sumberdaya yang dibutuhkan untuk memperlancar pekerjaan mereka (misal ketersediaan lahan, dana dsb) (kemungkinan adanya hambatan dan kesempatan)
41
1/12/2016
Metodology Kajian Sosial dan Gender Analisa Sosial dan Gender mengkonfirmasi (menanyakan): • Isu spesifik yang diekspresikan oleh stakeholder (laki-laki dan perempuan), kemudian dikonfirmasi dengan isu yang ditangani oleh proyek (pernyataan masalah) • Intervensi yang dibutuhkan oleh para stakeholder (laki-laki dan perempuan), kemudian dikonfirmasi dengan: Pertanyaan mengapa intervensi proyek ini dibutuhkan? • Bagaimana proyek yang diusulkan akan menangani masalah2 tsb • Program Pemerintah terkait dan intervensi proyek lain (jika ada)
Hasil L- L Analysis
Menginformasikan disain proyek dan pelaksanaan spesifik diantaranya terkait dengan rencana integrasi sosial dan gender (SGIP) untuk menjamin keberlanjutan dari investasi yang dilaksanakan untuk Kemakmuran Hijau.
Kajian Sosial dan Gender yang terintegrasi dengan L – L Analysis
42
1/12/2016
Tabel Hasil dari Analisa Sosial dan Gender
Isu kunci persoalan Sosial dan Kesetaraan Gender
Kegiatan untuk menangani isu2
Anggar Indikator Kinerja an
Hasil dari Analisa Sosial dan Gender Isu kunci persoalan Sosial dan Kesetaraan Gender Proyek Kemakmuran Hijau Perempuan dan kelompok rentan sering ditemui bahwa mereka tidak terlibat dalam proses konsultasi dan pengambilan keputusan proyek
Kegiatan untuk menangani isu2
Anggar Indikator Kinerja an
Memastikan perempuan hadir dan terwakili di tiap pertemuan Rp xxx proyek setidaknya 30 % perempuan hadir dari dari total yang hadir/atau pada pelatihanpelatihan yang diselenggarakan. Pembuatan Peraturan desa yang mendefinisikan keterlibatan perempuan dalam proyek kemakmuran hijau
Tingkat kehadiran perempuan, laki-laki dan kelompok rentan Pasal dalam Perdes yang menyertakan keterlibatan perempuan dalam kegiatan Kemakmuran Hijau
43
1/12/2016
Hasil dari Analisa Sosial dan Gender (Logframe) Tingkatan Indikator Outcome
Output
Indikator Kinerja
Definisi
Jumlah peserta (laki-laki dan perempuan) yang mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dari kehadirannya dalam kegiatan pelatihan kemakmuran hijau Jumlah peserta pelatihan kemakmuran hijau (laki‐laki dan perempuan)
Jenis pelatihan yang diaplikasikan oleh para peserta misalkan: - Pembudidayaan pohon - Penggunaan pupuk - Paska panen - Pengelolaan tanaman pekarangan dsb Jumlah peserta pelatihan yang telah menyelesaikan paket‐paket pelatihan terkait dengan kemakmuran hijau misal: ‐ Paket pelatihan produksi dan pemasaran produk ‐ Paket pengurusan perijinan pendirian UKM dsb
Hasil Analisa Sosial dan Gender (Contoh: Pengelolaan DAS) Isu kunci persoalan Sosial dan kesetaraan Gender Turunnya debit air sungai, menyebabkan perempuan di hulu/hilir kurang mendapat manfaat dari aliran sungai yang ada
Kegiatan untuk menangani isu2
Agar dimasa datang perempuan dapat memanfaatkan air sungai melalui open wells* yang dibuat dengan baik, perempuan diajak bermusyawarah untuk mengatasi menurunnya debit air.
Anggara n
Xxxxx
Indikator Kinerja Proyek
•
• (*bila program mengusulkan membuat open wells)
Berapa kali dan berapa banyak partisipasi perempuan/laki-laki hadir dalam pertemuan2 yang membahas turunnya debit air; dan upaya harvesting the water (pengambilan pemanfaatan air) melalui pengelolaan daerah aliran sungai yang baik. Jumlah perempuan (rumah tangga dan kelompok rentan yang memanfaatkan kegiatan proyek)
44
1/12/2016
H asilA nalisa Sosialdan G ender (Pengelolaan D A S – Logfram e) Tingkatan Indikator
Indikator Kinerja
Definisi
Outcome
Meningkatkan volume air sumur ( open wells: sebagai alat pengukuran ) dan di sepanjang DAS menunjukkan peningkatan volume dan perkolasi air karena peremajaan perkebunan dan pohon XXXXX Ha
Output
•
•
Komite Desa untuk Pengelolaan Daerah Aliran Sungai terbentuk, merupakan kelompok swadaya yang terdiri dari desa-desa yang tercakup pengelolaan DAS ; Perempuan memiliki kesempatan untuk memiliki kelompok mereka sendiri, juga berkesempatan untuk menjadi anggota dalam kelompok anggota yang heterogen , dan memiliki kesempatan untuk memiliki posisi/jabatan di komite . Kelompok pengguna air didirikan dan memiliki aturan sendiri tentang pengelolaan air, dan kelompokkelompok terbentuk terdiri dari kel perempuan dan lakilaki
Hasil Analisis Sosial dan Gender (Pertanian Berkelanjutan) Isu kunci persoalan Sosial dan kesetaraan Gender Pertanian Berkelanjutan Penanaman hutan kembali/menghutan kembali daerah aliran sungai, dimana hasil tanaman yang ditanam dapat menambah pendapatan keluarga bila hasil tsb dipasarkan., namun perempuan dan kelompok rentan jarang hadir dalam pertemuan
Kegiatan untuk menangani isu2
Angga ran
Perempuan terlibat dalam xxxxxx pembibitan, penanaman dan pemeliharaan ( 1 perempuan dari 1 KK mendapatkan jatah untuk mebibitkan setidaknya 20 – 50 pohon
Indikator Kinerja Proyek
Jumlah pohon yang dibibitkan atau ditanam atau diawasi oleh kelompok perempuan/lakilaki/kel rentan jumlah perempuan/laki-laki/ kel rentan yang terlibat dlam kegiatan pembibitan, penanaman dan perawatan
45
1/12/2016
H asilA nalisa Sosialdan G ender (Pertanian B erkelanjutan– Logfram e) Tingkatan Indikator Output
Indikator Kinerja
Definisi
• •
•
Parit dibuat untuk mengurangi erosi tanah dan menyerap air hujan ; kelompok swadaya dibentuk termasuk kel perempuan, mereka berpartisipasi dalam pertanian / pekerjaan vegetatif sepanjang sistem pengairan pertanian Tugas-tugas didistribusikan ke anggota, misal : mengolah , bibit , perawatan dll berdasarkan peraturan mereka sendiri , dipisahkan berdasarkan jenis kelamin
Sistem Pengelolaan Dampak Lingkungan dan Sosial
46
1/12/2016
SISTEM PENGELOLAAN DAMPAK LINGKUNGAN DAN SOSIAL Sistem Pengelolaan Dampak Lingkungan dan Sosial atau Environmental and Social Management System (selanjutnya disingkat ESMS) bertujuan untuk :
Menyusun rencana mitigasi untuk menghindari atau meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan, dan memaksimalkan dampak positif terhadap masyarakat (termasuk kelompok rentan dan wanita) Memastikan keluhan dan komplain masyarakat atau stakeholder lain, ditanggapi dan dikelola dengan baik Memastikan keterlibatan masyarakat yang akan terkena dampak dalam seluruh siklus proyek Memastikan semua informasi terkait dampak lingkungan dan sosial yang relevan diinformasikan kepada masyarakat
•
ESMS disiapkan mengacu kepada L-L Analysis
ALUR PENYARINGAN ESMS DAN INSTRUMEN Alur Penyaringan
ESMS Instrumen
Usulan Proyek
Penyaringan untuk menentukan
Pelingkupan & Penyaringan
kategori Proyek Pelingkupan dampak lingkungan dan sosial
Penyiapan Dokumen Usulan Proyek Perencanaan Pelingkupan & Pengelolaan Lingkungan Penyaringan dan Sosial (ESMP)
Penyiapan dok UKL-UPL atay SPPL LARAP, singkat, IP Plan atau lainnya Konsultasi dan Penyampaian Informasi (disclosure)
Penilaian dok ESMP dan Ijin Lingkungan
Proses Persetujuan Dokumen ESMP dan Ijin Lingkungan (dari GoI dan MCA I)
Pelaksanaan Proyek
Pelaksanaan ESMP Pemantauan dan Supervisi Evaluasi
47
1/12/2016
PENYARINGAN DAMPAK LINGKUNGAN DAN SOSIAL Alat kajian/penyaringan :
Ceklist penyaringan dan pelingkupan ESMS Proyek Kemakmuran Hijau IFC Standar Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang tipe kegiatan yang memerlukan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) Proyek yang diusulkan harus kategori B atau C (tidak memerlukan dokumen AMDAL).
Penting untuk dilakukan agar bisa melakukan penyaringan dengan baik
Memahami kondisi awal lingkungan sekitar proyek Memahami L-L Analysis Berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup/Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten setempat untuk menentukan kategori proyek
KATEGORI PROYEK Kategori Proyek
Dampak Lingkungan
Kategori A
Proyek yang diusulkan memiliki dampak penting negatif terhadap lingkungan yang tidak dapat dirubah, berbeda-beda atau belum tersedia teknologi untuk menanggulanginya.
Dampak dapat mempengaruhi area yang lebih besar dari lokasi atau fasilitas untuk pekerjaan fisik. Termasuk dalam daftar kegiatan yang tercantum dalam KepmenLH No 05 year 2012 tentang Jenis Kegiatan yang Harus Dilengkapi AMDAL Proyek memiliki potensi dampak lingkungan proyek yang diusulkan kurang merugikan dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan proyek kategori A.
Kategori B
Dampak terbatas di lokasi proyek, dan tersedia teknologi untuk penanggulangannya. Tidak termasuk dalam daftar kegiatan yang tercantum dalam KepmenLH No 05 year 2012 tentang Jenis Kegiatan yang Harus Dilengkapi AMDAL Jika proyek yang diusulkan memiliki dampak minimal atau tidak memiliki dampak lingkungan yang merugikan.
Kategori C
Tidak termasuk dalam daftar kegiatan yang tercantum dalam KepmenLH No 05 year 2012 tentang Jenis Kegiatan yang Harus Dilengkapi AMDAL
Mitigasi
Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) Diperlukan Surat Ijin Lingkungan
Upaya Pengelolaan LingkunganUpaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)
48
1/12/2016
PS 1
IFC PERFORMANCE STANDAR PS2
Tenaga Kerja dan Kondisi Kerja
PS3
Efisiensi Sumber Daya dan Pencegahan Pencemaran
PS4
Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Masyarakat
PS5
Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali Secara Paksa
PS6
Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan
PS7 PS8
Masyarakat Adat Warisan Budaya
IFC PERFORMANCE STANDAR PS. 1 Penilaian dan Pengelolaan Risiko dan Dampak Lingkungan dan Sosial
Standar Kinerja ini berlaku untuk rencana kegiatan yang mempunyai risiko dan/atau dampak lingkungan dan / atau sosial. Standar Kinerja 1 menetapkan pentingnya(i) pendekatan yang sistematis dalam mengidentifkasi resiko dan atau dampak lingkungan dan sosial ; (ii) keterlibatan masyarakat melalui konsultasi dan komunikasi yang intensif; dan (iii) pengelolaan kinerja lingkungan dan sosial pada seluruh tahapan proyek
PS. 2 Tenaga Kerja dan Kondisi Kerja Tujuan : (i) Untuk membangun, memelihara dan meningkatkan hubungan antara manajemen dan pekerja, (ii)Untuk mendorong perlakuan yang adil terhadap pekerja dan kepatuhan terhadap hukum ketenaga kerjaan nasional, (iii). Untuk mencegah perlakuan yang tidak dapat diterima tenaga kerja, (iv). Untuk mendorong kondisi kerja yang aman dan melindungi serta meningkatkan kesehatan pekerja Persyaratan : (i) Kebijakan Sumberdaya Manusia, (ii) Mengkomunikasikan dan Dokumentasi Kondisi dan Persyaratan, (iii). Saling menghormati kesepakatan bersama, (iv) Hak pekerja untuk berorganisasi dan berunding secara kolektif,(v). Non-diskriminasi dan peluang sama, (vi) Mekanisme penyampaian keluhan harus jelas, (vii). Perencanaan penghematan tenaga kerja, (viii) Tidak mempekerjakan anak dibawah umur, (ix). Tidak ada kerja paksa, (x). Lingkungan Kerja yang Sehat
49
1/12/2016
IFC PERFORMANCE STANDAR PS. 3 Efisiensi Sumber Daya dan Pencegahan Pencemaran Tujuan : (i) Untuk menghindari atau meminimalkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dengan menghindari atau meminimalkan pencemaran dari kegiatan proyek, (ii) Untuk mendorong penggunaan yang lebih berkelanjutan sumber daya, termasuk energi dan air, (iii). Mengurangi emisi gas rumah kaca PS. 4 Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Masyarakat Menghindari atau meminimalkan risiko dan dampak terhadap kesehatan masyarakat, keselamatan dan keamanan yang mungkin timbul dari kegiatan proyek Persyaratan : (i) Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat : Prasarana dan per lengkapan desain dan keselam atan,pengelolaan bahan yang berbahaya, paparan m asyarakat terhadap penyakit,kesiapan m enghadapikondisidarurat, petugas keam anan
IFC PERFORMANCE STANDAR PS. 5. Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali Secara Paksa Tujuan : (i) Menghindari, meminimalkan kerugian/dampak sosial dan ekonomi akibat pembebasan tanah atau pembatasan tanah dengan optimasi desain, (ii) menjaga taraf hidup sama atau lebih baik dari sebelum adanya proyek Pemicu : (i) pemindahan secara fisik (relokasi, kehilangan tanah, kehilangan rumah), (ii) pemindahan ekonomi (kehilangan mata pencaharian/sumber pendapatan,akses ke sumberdaya alam) PS tidak berlaku untuk donasi tanah, atau jual beli atas keinginan sendiri PS. 6. Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan Tujuan : (i) Untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati, (ii) Untuk menjaga manfaat dari layanan ekosistem, (iii) Untuk mendorong pengelolaan sumber daya alam hayati yang berkelanjutan melalui penerapan praktek-praktek yang mengintegrasikan kebutuhan konservasi dan prioritas pembangunan Lingkup : (i) proyek terletak di habitat alam, atau habitat kritis, (ii) yang berpotensi berdampak pada atau tergantung pada jasa ekosistem di mana klien memiliki kontrol manajemen langsung atau pengaruh yang signifikan, (iii). yang mencakup produksi sumber daya alam hayati (misalnya, pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan).
50
1/12/2016
IFC PERFORMANCE STANDAR PS 7. Masyarakat Adat Berlaku untuk semua proyek yang berdampak pada masyarakat adat (berlaku untuk komunitas, bukan individual) Kriteria masyarakat adat : (i) mengidentifikasi diri sebagai masyarakat adat dan mendapat pengakuan dari pihak lain, (ii). Keterikatan bersama habitat yang berbeda, wilayah, atau sumber daya alam, (iii). Memiliki sistem kemasyarakatan, budaya dan kelembagaan politik yang berbeda, (iv).Memiliki bahasa asli
PS. 8. Warisan Budaya Tujuan : (i) Melindungi warisan budaya dari dampak negatif dan mendukung pelestariannya, (ii) Mendukung pembagian keuntungan yang merata dari proyek untuk pemanfaatan warisan budaya Project harus melakukan perlindungan warisan budaya berwujud dalam desain dan pelaksanaan proyek.
INFORMASI “ESMS” DALAM PROPOSAL Nama Pemohon 1. Penjelasan kegiatan/komponen/fasilitas terkait proyek yang diperlukan untuk mencapai tujuan proyek 2. Pemicu Standar Kinerja IFC
(Centang pemicu - jika ya, berikan penjelasan singkat)
(Silakan lihat ESMS Framework MCA-I ESMS Proyek GP dan Standar Kinerja IFC)
PS1. Penilaian dan Pengelolaan Risiko dan Dampak Lingkungan dan Sosial Penjelasan PS2. Tenaga Kerja dan Kondisi Kerja
Ya
Tidak
Tidak Diketahui
PS3. Efisiensi Sumber Daya dan Pencegahan Pencemaran PS4. Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Masyarakat PS5. Pembebasan Lahan dan Pemukiman Kembali dengan Paksa PS6. Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan PS7. Masyarakat Adat PS8. Warisan Budaya
3. Jelaskan kemampuan pemohon untuk memenuhi persyaratan Kebijakan Lingkungan dan Sosial 4. Penanggung jawab Pengelolaan Dampak Lingkungan dan Sosial di dalam organisasi porponent
51
1/12/2016
INFORMASI “ESMS” DALAM PROPOSAL 5. Penjelasan singkat Kategori Proyekberdasarkan • Peraturan Kemenkeu Pemerintah I Indonesia No. 05/2012 • Undang-Undang Pemerintah Indonesia 32/2009 • ESMS GP Bagian 12.1
B. Masalah dan Manajemen Kinerja Sosial dan Lingkungan 6. Jelaskan setiap dampak lingkungan atau sosial langsung atau/dan tidak langsung terkait dengan proyek yang akan didanai oleh Proyek GP dan fasilitas terkait. Identifikasi dan jelaskan dampak potensial yang signifikan dan tidak dapat diubah . 7. Jelaskan setiap potensi dampak kumulatif atau jangka panjang dari Proyek GP/Investasi atas area proyek 8. Jelaskan setiap alternatif proyek (jika relevan) yang dianggap akan membantu menghindari atau meminimalkan dampak negatif: 9. Jelaskan langkah-langkah yang diambil oleh pemohon untuk mengatasi masalah lingkungan dan sosial. Berikan penilaian atas kemampuanpemohon untuk merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah yang dijelaskan: 10. Identifikasi pemangku kepentingan kunci dan jelaskan mekanisme untuk konsultasi danketerlibatan, dengan penekanan pada masyarakat yang berpotensi terkena dampaknya: Informasi banyak diambil dari L-L Analysis
Pendekatan Proyek, R encana Pelaksanaan dan K eberlanjutan (Project A pproach,Im plem entation Plan, and Sustainability)
52
1/12/2016
Pendekatan Proyek (Project A pproach) N ilai:10
Pendekatan Proyek Pedoman dalam dokumen Call for Proposal: • Kegiatan-kegiatan utama; • Keterkaitan proyek dengan pendekatan bentang alam. • Metodologi yang akan digunakan dalam menangani masalah-masalah utama proyek. • Untuk komponen Enerji Terbarukan (dan pembangunan infrastruktur lain):
53
1/12/2016
Kegiatan-kegiatan utam a • Apakah intervensi2 utama (komponen proyek/subproyek) yang akan dilakukan? • Apakah kegiatan2 utama itu mengarah pada tujuan2 proyek? • Bagaimana intervensi itu dijabarkan menjadi kegiatan2 operasional? Penjabaran yang jelas…dengan logframe! • Apakah kegiatan2 itu tepatguna: Pilihan terbaik dari alternatif yang ada? Sesuai dengan keadaan sosial-budaya warga desa? Mudah dipahami, dipelajari, dan diterapkan oleh peserta program? Efisiesi dan ektivitas penggunaan dana?
K eterkaitan proyek dengan pendekatan bentang alam • Apa pokok2 persoalan, kendala2 dan peluang2 yang muncul dari analisa bentang-alam (geografi, biofisik) dan bentang-kehidupan (sosial, ekonomi, budaya)? • Apakah rancangan proyek dikembangkan berdasarkan hasil kajian bentang-alam dan bentang-kehidupan itu? Menjawab persoalan2 yang teridentifikasi? Mengantisipasi kendala2 yang ditemukan? Memanfaatkan peluang2 yang ada? Sinergis/komplementer dengan prakarsa2 PSABM lain dalam bentang-alam yang sama?
54
1/12/2016
M etodologiyang A kan D igunakan • Bagaimana cara kegiatan2 utama akan dilakukan? • Apakah cara itu melibatkan para peserta program? Bagaimana mereka akan dilibatkan? Beberapa pendekatan/metodologi partisipatif: Kajian Pedesaan Partisipatif (PRA – Participatory Rural Appraisal) Kajitindak Partisipatif (PAR Participatory Action Research), Pengembangan
Teknologi Bersama Petani (Ujicoba di kebun petani, Participatory Research, Participatory Technology D l t) P P ti i tif K ji
K ajian Kelayakan Teknis Lengkap U ntuk Kom ponen EnerjiTerbarukan / K ajian A w al/
• Kajian Kelayakan Teknis Lengkap…jika sudah ada… atau
• Hasil kajian awal tentang relevansi dan kelayakan teknologi/infrasruktur yang diusulkan:
Dasar Pemikiran: Mengapa dan untuk apa teknologi(/infrastruktur) diperlukan? Keterpatgunaan: Apakah merupakan pilihan terbaik dari alternatif yang ada? Dari segi biaya/ekonomi, teknis dan waktu, sosial-budaya, dsb. dan
55
1/12/2016
R encana Pelaksanaaan (Im plem entation Plan) N ilai:15
R encana Pelaksanan Proyek •
Rencana yang baik menjawab apa yang akan dilakukan oleh siapa, dimana, bagaimana, dengan cara apa, dan berapa biayanya
•
Kegiatan yang jelas dan rinci dengan capaian-capaian kwartalan terjadwal dengan baik
•
Anggaran kwartalan yang rinci sesuai dengan capaian-capaian kwartalan;
•
Struktur manajemen proyek.
•
Lead Agency dan Tim Manajemen – hubungan serta pembagian peran dan kewenangan yang jelas Anggota Tim Manajemen – disyaratkan keanggotaan dan keterlibatan penuh Lembaga mitra setempat dalam Tim Manajemen dan pengelolaan proyek Mekanisme pengambilan keputusan yang tepatguna
Alokasi staf yang mamadai
56
1/12/2016
R encana Pelaksanaan (Lam piran ...)
R encana Pelaksanaan (Lam piran ...) 20 17
20 16 K w -1
K w -2
K w -3
K w -4
K w -1
K w -2
K w -3
20 18 K w -4
K w -1
Keluaran: Kegiatan2
Keluaran: Kegiatan2
Keluaran: Kegiatan2
57
1/12/2016
K eberlanjutan (Sustainability) N ilai:10
Pem bangunan B erkelanjutan (sustainable developm ent)
• Pembangunan keberlanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa mengancam kemampuan generasi-generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
"Sustainable development is development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs. Komisi Bruntland • Keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan dayadukung lingkungan – eksploitasi sumberdaya alam dalam batas kemampuan regenerasi • Orientasi jangka-panjang
58
1/12/2016
Keberlanjutan (Sustainability)
• Prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan tersirat dalam keseluruhan rancangan program • Bagaimana mengupayakan bahwa capaian/manfaat proyek berlanjut pasca masa proyek? Dari dokumen Call for Proposal: • Keberlanjutan kelembagaaan (institutional sustainability); • Keberlanjutan keuangan/pendanaan
K eberlanjutan kelem bagaan (institutionalsustainability)
• Kelembagaan seperti apa yang akan melanjutkan upaya menuju cita-cita keberlanjutan yang dimulai proyek? Kelembagaan desa
sebagai lembaga lokal yang akan berlanjut? – UU No 16/2014 tentang Desa Lembaga Pemerintah? Lembaga pemrakarsa program? Lembaga lain…?
• Apa strategi Proyek untuk melibatkan lembaga mitra dalam proyek? • Apa upaya proyek utk memperkuat dan b k k l b d l
59
1/12/2016
K eberlanjutan keuangan/pendanaan (financialsustainability)
• Pendanaan pasca proyek? • Kemampuan mengusahakan pendanaan berlanjut pasca-proyek Lembaga-lembaga
pemrakarsa proyek? Swadana - hasil dari proyek itu sendiri? Swadaya warga masyarakat peserta proyek? Desa? Pemerintah Kabupaten / Propinsi Lembaga-lembaga lain?
Pengelolaan pengetahuan (know ledge m anagem ent). … upaya yang sadar dan sengaja untuk… mengelola informasi dan pengetahuan sebagai aset lembaga, menjaga keberlanjutan pengetahuan dalam lembaga, mengembangkan dan menangkap pengetahuan (knowledge generation & knowledge capture), pembelajaran dan pengalihan pengetahuan (knowledge transfer), pemanfaatan pengetahuan Identifikasi pengetahuan tersirat (tacit knowledge ), untuk dijadikan pengetahuan tersurat (explicit knowledge) Dokumentasikan dan diteruskan kepada pihak lainnya.
The Knowledge-Creating Company Ikujiro Nonaka & Hirotaka Takeuchi.
60
1/12/2016
Pengelolaan pengetahuan (know ledge m anagem ent). • • • •
•
Pengetahuan (knowledge) = modal/sumberdaya yang perlu dikelola Kinerja lembaga = cerminan kerja mendayagunakan (ilmu) pengetahuan Keberlanjutan = a.l. kemampuan mengelola pengetahuan secara berlanjut Kegiatan pengelolaan pengetahuan: Identifikasi – pengungkapan pengetahuan tersirat (tacit knowledge) menjadi pengetahuan tersurat (eksplisit) Pengembangan pengetahuan (knowledge generation) – pengkajian pembelajaran Dokumentasi (knowledge capture) dan penyimpanan (repository) Desiminasi – berbagi pengetahuan - komunikasi Pemanfaatan Apa dan bagaimana kegiatan pengelolaan pengetahuan yang akan dilakukan dalam proyek yang diusulkan?
TERIMA KASIH SEMUA MATERI DAPAT DIUNDUH DI WWW.EMM-GPM2.COM
61