ISSN 2302-0172 pp. 49- 59
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
11 Pages
ANALISIS BELANJA PEMERINTAH DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI ACEH Rudi Wahyudi 1, Abubakar Hamzah2, Sofyan Syahnur 3 1)
Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Email :
[email protected]
Abstract : This study aims to empirically analyze the influence of local government spending wellknowed as direct and indirect government expenditure and economic growth against poverty rate in Aceh as well to estimate the level of poverty if the allocation of government expenditure and economic growth have increased . This study uses secondary data in the form of time series data in 2007-2012 with quantitative research approach is based on panel data regression, ie direct and indirect expenditure data, economic growth, and the level of poverty in 23 districts / cities in Aceh. The results showed that direct expenditure significantly positive effect on the level of poverty, and indirect expenditure significant negative effect on the level of poverty, while economic growth does not significantly affect the level of poverty. based on the results of this study, locals governments are required to manage finances with greater responsibility through synergies between policy priorities and development programs/activities undertaken by evaluated of the activities that have been implemented, revising development activities based on the results of the evaluation, also conducted preliminary studies before running up the development programs/activities which include the collection and analysis of data. And the development program wouldnβt seem made as situated and temporally decision. Keywords: direct government expenditure, indirect government expenditure, economic growth, poverty rate, panel data regression. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara empiris pengaruh faktor belanja pemerintah daerah baik belanja langsung maupun belanja tidak langsung dan juga pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Aceh serta untuk mengestimasi tingkat kemiskinan jika alokasi belanja pemerintah dan pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan. Penelitian ini mengunakan data sekunder berupa data runtun waktu tahun 2007-2012 dengan pendekatan penelitian kuantitatif berdasarkan regresi data panel, yaitu data belanja langsung, belanja tidak langsung, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat kemiskinan di 23 kabupaten/kota di Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belanja langsung secara signifikan berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan, dan belanja tidak langsung signifikan berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan, sementara pertumbuhan ekonomi tidak signifikan berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan. Atas hasil penelitian ini pemerintah daerah dituntut untuk mengelola keuangan dengan tanggung jawab yang lebih besar melalui pensinergian antara prioritas maupun kebijakan pembangunan dengan program/kegiatan yang dilaksanakan melalui evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan, merevisi kembali kegiatan pembangunan berdasarkan hasil evaluasi, juga melakukan studi awal yang meliputi pengumpulan dan analisis data sebelum menjalankan kegiatan pembangunan sehingga program/kegiatan lebih terencana, matang dan bukan sebuah keputusan situasional dan temporal. Kata kunci : belanja langsung, belanja tidak langsung, pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan, regresi data panel.
PENDAHULUAN Di Negara-negara berkembang, kemiskinan merupakan masalah klasik multidimensi yang belum tuntas terselesaikan, ini bermakna bahwa kemiskinan adalah masalah yang dihadapi dan menjadi 49 -
perhatian
ditiap
negara
di
Volume 2, No. 3, Agustus 2014
dunia.
Kemiskinan
juga
permasalahan
pokok
merupakan yang
satu
dihadapi
dari bangsa
Indonesia dari dulu hingga sekarang. Kemiskinan terjadi karena kemampuan masyarakat sebagai pelaku ekonomi tidak sama, sehingga terdapat masyarakat yang tidak dapat ikutserta dalam proses
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pembangunan atau menikmati hasil pembangunan.
Indikator
lain
dari
keberhasilan
Penyebab terjadinya kemiskinan dapat dikarenakan
pembangunan
adalah
kondisi alamiah dan ekonomi, disebabkan kondisi
pertumbuhan
ekonomi
struktural dan sosial, serta disebabkan kondisi
pengertian sebagai suatu proses kenaikan output per
kultural
(budaya). Kemiskinan alamiah dan
kapita dalam jangka panjang. Dalam teori trickle-
ekonomi timbul akibat keterbatasan sumberdaya
down effect, dijelaskan bahwa kemajuan yang
baik, alam, manusia dan lainnya hingga peluang
diperoleh oleh sekelompok masyarakat akan
produksi relatif kecil dan tidak dapat berperan
sendirinya
dalam pembangunan. Kemiskinan struktural dan
menciptakan lapangan kerja dan berbagai peluang
sosial disebabkan hasil pembangunan yang belum
ekonomi yang akan menumbuhkan berbagai
merata, tatanan kelembagaan dan kebijakan dalam
kondisi demi terciptanya distribusi hasil-hasil
pembangunan. Sedangkan kemiskinan kultural
pertumbuhan ekonomi yang merata.
menetes
pertumbuhan sendiri
ke
ekonomi,
mengandung
bawah
sehingga
(budaya) disebabkan sikap atau kebiasaan hidup
Teori yang dikembangkan oleh Arthur Lewis
yang merasa kecukupan sehingga menjebak
tahun 1954 ini menyatakan bahwa manfaat
seseorang dalam kemiskinan.
pertumbuhan ekonomi akan dirasakan penduduk
Upaya
penanggulangan
kemiskinan
kaya terlebih dahulu, dan kemudian pada tahap
membutuhkan berbagai strategi dan melibatkan
selanjutnya penduduk miskin mulai memperoleh
banyak pihak, seperti pemerintah pusat, pemerintah
manfaat
daerah maupun dari unsur masyarakat miskin itu
membelanjakan hasil dari pertumbuhaan ekonomi
sendiri. Dari beragam hal yang diharapkan mampu
yang telah diterimanya. Dengan demikian, maka
untuk menanggulangi kemiskinan, salah satunya
pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap penuruan
adalah melalui desentralisasi fiskal.
angka kemiskinan merupakan efek tidak langsung
Desentralisasi
fiskal
berkaitan
dengan
pemberdayaan masyarakat melalui pemberdayaan pemerintah daerahnya, desentralisasi berpotensi mempengaruhi
kaya
mulai
oleh adanya aliran vertikal dari penduduk kaya ke penduduk miskin. Beberapa studi ilmiah membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi memberikan pengaruh
yang
terhadap kemiskinan, Prastyo (2010:106) dalam
dilakukan pemerintah daerah yang berdampak
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
terhadap kualitas hidup mayarakat dan menjadi
kemiskinan di jawa tengah menyatakan bahwa
unsur penting bagi penanggulangan kemiskinan.
kenaikan 1 persen pertumbuhan ekonomi akan
Kebijakan desentralisasi dan penganggaran yang
menyebabkan
berpihak kepada orang miskin merupakan satu dari
sebesar 0,173200 persen.
melalui
kebutuhan
penduduk
dasar
masyarakat
pemenuhan
ketika
pelayanan
publik
banyak kebijakan pembangunan yang diperlukan untuk
menanggulangi
komprehensif.
kemiskinan
secara
penurunan
tingkat
kemiskinan
Dalam penelitian pengaruh investasi dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi serta hubungannya terhadap tingkat kemiskinan di Volume 2, No. 3, Agustus 2014
- 50
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Indonesia, Chairul Nizar, dkk (2013:6) menjelaskan
salah satu pokok permasalahan pembangunan di
bahwa
Provinsi Aceh. Anggaran besar yang dimiliki
pertumbuhan
ekonomi
berpengaruh
terhadap kemiskinan, dimana jika terjadi perubahan
dibelanjakan
untuk
membiayai
operasional
pertumbuhan ekonomi (GDP) sebesar 1 unit maka
pemerintahan yang terbagi kedalam belanja tidak
akan menurunkan persentase kemiskinan di
langsung (Aparatur) dan belanja langsung (Publik)
Indonesia sebesar 0,000361%.
Termasuk pula dalam rangka penanggulangan
Namun hasil penelitian diatas bertolak
kemiskinan di Aceh, yang menjadi persoalan
belakang dengan laporan Bank Dunia tentang
apakah meningkatnya dana transfer dan anggaran
kesenjangan antara pertumbuhan dan perbaikan
belanja
kesejahteraan masyarakat. Dalam laporan dengan
penanggulangan kemiskinan.
memberikan
pengaruh
pada
upaya
tema World Development Report: Sustainable Development In A Dinamic world: Transforming
METODE PENELITIAN Dengan pertimbangan beberapa studi lain
Institutions ,growth, and quality of life melaporkan bahwa ditemukan fakta diberbagai belahan dunia, semua negara telah mencatat laju pertumbuhan ekonomi
yang
mengesankan
dan
bahkan
berlangsung secara konsisten selama dua dekade, namun tidak diimbangi dengan penurunan angka kemiskinan (dengan asumsi pendapatan dibawah $2
terkait
yang
menjadi
solusi
terhadap
kemiskinan, penelitian ini memfokuskan pada anggaran belanja pemerintah daerah yang terpilah dalam belanja langsung dan belanja tidak langsung serta pertumbuhan ekonomi disemua kabupaten/kota pada provinsi Aceh.
per hari). Mengatasi
persoalan
kemiskinan
yang
dihadapi, dibutuhkan strategi pembangunan efektif dan efisien yang mengacu pada karakteristik pengelolaan kekayaan yang dimiliki oleh daerah, terutama
yang dilakukan sebelumnya tentang bidang
menyangkut
bagaimana
mengelola
potensi sumber daya dalam bentuk pendapatan daerah kedalam bentuk belanja pemerintah dengan menggunakan pendekatan kebijakan dan strategi pembangunan yang tepat. Secara keseluruhan, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Aceh (APBA) jumlahnya selalu
Model yang dibangun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: πΏπππππ‘ = π½0π + π½1 πΏππ΅πΏππ‘ + π½2 πΏππ΅πππ‘ + Ξ΅ππ‘ Dan πΏπππππ‘ = π½0π + π½1 πΏπππΈππ‘ + Ξ΅ππ‘ Dimana : πΏπππππ‘ = Persentase
penduduk
miskin
kabupaten/kota ke-i pada tahun t πΏππ΅πΏππ‘ = Anggaran belanja kategori belanja langsung kabupaten/kota ke-i pada tahun t
meningkat dari tahun ke tahun. Dengan perhitungan
πΏππ΅πππ‘ = Anggaran belanja kategori belanja
jumlah pendapatan perkapita yang besar, sumber
tidak langsung kabupaten/kota ke-i
daya yang dimiliki, maupun desentralisasi dalam
pada tahun t
bentuk transfer fiskal, kemiskinan masih menjadi 51 -
Volume 2, No. 3, Agustus 2014
πΏπππΈππ‘ = Laju
pertumbuhan
ekonomi
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kabupaten/kota ke-i pada tahun t Ξ΅ππ‘
individu sama dalam berbagai kurun waktu,
= error term pada kabupaten/kota ke-i
(Ordinary Least Square) untuk mengestimasi
pada periode ke-t Ln
sehingga dapat menggunakan metode OLS
model data panel.
= Logaritma natural / (ln)
2. Pendekatan fixed effect Lazimnya
sebuah
kebijakan
(policy),
pengaruh belanja pemerintah terhadap kemiskinan tidak bisa dilihat hasilnya pada saat yang sama, melainkan memerlukan kelambanan waktu/timelag. Guna mendapatkan persamaan model yang tepat, dilakukan pemilihan model kelambanan (lag). Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan model regresi, yaitu studi ketergantungan dari variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel
penjelas/bebas),
mengestimasi
atau
populasi/variabel
dengan
memprediksi
dependen
tujuan rata-rata
berdasarkan
nilai
variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003). Dalam
statistik,
pemilihan
model
menggunakan kriteria koefisien determinasi (R2) menimbulkan kelemahan karena nilainya yang selalu meningkat seiring dengan penambahan variabel bebas, walaupun variabel itu kurang atau tidak relevan. Lalu dipakailah adjusted-R2 yang memberi
penalty/timbangan
jika
kita
menambahkan variabel bebas.
common
effect
yang
mengasumsikan bahwa intersep maupun slope adalah sama antar individu maupun antar waktu adalah
jauh
dari
realita
sebenarnya.
Karakteristik antar individu jelas berbeda. Karena
itu
pendekatan
fixed
effect
mengestimasi data panel menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Pendekatan fixed effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antar individu namun intersepnya sama antar waktu (time invariant). 3. Pendekatan random effect Dimasukkannya variabel dummy di dalam model fixed effect bertujuan untuk mewakili ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun, konsekuensinya derajat kebebasan (degree of freedom) berkurang yang akhirnya mengurangi efisiensi dari parameter yang diestimasi. Hal ini diatasi dengan memasukkan parameter-parameter yang berbeda antar individu maupun antar waktu ke dalam error yang dikenal sebagai metode random
Untuk mengestimasi model regresi dengan data panel, biasa digunakan beberapa metode, diantaranya:
effect. Model ini mengestimasi data panel dimana variabel
gangguan
mungkin
akan
saling
berhubungan antar waktu dan antar individu. Dalam
1. Pendekatan common effect Adalah
Pendekatan
pendekatan
hal ini variabel gangguan adalah berbeda-beda antar yang
mengkombinasikan data time series dan cross section tanpa melihat perbedaan antar waktu
individu tetapi tetap antar waktu. Model random effect juga sering disebut dengan Error Component Model (ECM).
dan individu. Diasumsikan perilaku data antar Volume 2, No. 3, Agustus 2014
- 52
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala yang dikeluarkan untuk membeli standar gizi
KAJIAN PUSTAKA Menurut
Todaro,
(2006:28-29)
proses
minimum dan kebutuhan mendasar lainnya. (2).
pembangunan di semua masyarakat paling tidak
jumlah kebutuhan lain yang sangat bervariasi,
harus memiliki tiga tujuan inti, yaitu: 1).
yang mencerminkan biaya partisipasi dalam
Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi
kehidupan masyarakat sehari-hari.
berbagai barang kebutuhan hidup yang pokok, 2). Peningkatan standar hidup, dan 3). Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial. Tujuan dari pembangunan
salah
satunya
adalah
untuk
Pertumbuhan Ekonomi Simon
Kuznets
mendefinisikan
(1966:1)
pertumbuhan
ekonomi
meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu
sebagai peningkatan kapasitas jangka panjang
menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan
dalam penyediaan ragam economic goods
yang layak, dimana akhirnya akan bermuara kepada
berdasarkan
terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Besar atau
juga mendefinisikan bahwa pertumbuhan
kecilnya jumlah anggaran yang dialokasikan
ekonomi terjadi jika output (barang dan jasa,
mengambil
baik yang dinikmati manusia maupun tidak)
peran
dalam
pencapaian
tujuan
pembangunan.
jumlah penduduk. Kuznets
tumbuh lebih cepat dibandingkan pertumbahan populasi. Menurut
Defenisi Kemiskinan Menurut kemiskinan
Kartasasmita merupakan
(1996:234),
masalah
dalam
Budiono,
(2009:
1-2),
pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output
perkapita
dalam
jangka
panjang,
pembangunan yang ditandai yang kemudian
dimana penekanannya pada tiga hal yaitu
meningkat menjadi ketimpangan, masyarakat
proses, output perkapita dan jangka panjang.
miskin lemah dalam kemampuan berusaha dan
Pertumbuhan
terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi
βprosesβ, yaitu bukan merupakan gambaran
sehingga tertinggal jauh dari masyarakat yang
ekonomi pada suatu saat. Disini dilihat aspek
mempunyai potensi lebih tinggi.
dinamis
dari
melihat
bagaimana
Menurut
Rudiningtyas
(2009:7)
ekonomi
suatu
merupakan
perekonomian, suatu
suatu
yaitu
perekonomian
Kemiskinan sebagai ketidakmampuan untuk
berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.
memenuhi standar hidup minimum. Tingkat
Pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan
kemiskinan dipertimbangkan berdasarkan pada
kenaikan βoutput perkapitaβ. Dalam pengertian
norma tertentu, pilihan norma tersebut sangat
ini ada dua sisi yang perlu diperhatikan yaitu
penting,
pengukuran
output total dan jumlah penduduk, sebab hanya
kemiskinan yang didasarkan konsumsi. Garis
apabila kedua aspek tersebut dijelaskan, maka
kemiskinan yang didasarkan pada konsumsi
perkembangan output perkapita bisa dijelaskan.
terdiri dari dua elemen, yaitu: (1). pengeluaran
Kemudian
53 -
terutama
dalam
hal
Volume 2, No. 3, Agustus 2014
aspek
yang
ketiga
adalah
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pertumbuhan ekonomi perspektif waktu jangka
pemerintah untuk mengatur roda perekonomian
panjang, yaitu apabila selama jangka waktu
dengan
yang cukup panjang tersebut output perkapita
pengeluaran belanja pemerintahan.
menunjukkan kecenderungan yang jelas.
menentukan
Menurut (2009:7)
Wagner
bahwa
dalam
pengeluaran
dan
Yulianita pemerintah
memegang peranan penting terutama dalam
Belanja Pemerintah Musgrave
penerimaan
(1993:
207
-
208)
menyediakan
barang
dan
jasa
publik,
mengemukakan bahwa kebijakan anggaran
ketersediaan barang dan jasa publik akan
(budget
menentukan pengumpulan modal atau investasi
policy)
dapat
mempengaruhi
perekonomian melalui tiga aspek utama yaitu:
masyarakat/swasta sehingga akan mendorong
- Perpindahan
pertumbuhan ekonomi. Pengumpulan modal
sumber
daya
(Resources
Transfer)
atau investasi akan mendorong sektor produksi
Kebijakan anggaran pemerintah berupa perubahan
pengeluaran
pemerintah
dapat
menyebabkan terjadi pengalihan/transfer input
meningkat dan pada akhirnya akan mendorong laju pertumbuhan perekonomian. Pengeluaran
pemerintah
pengeluaran
masyarakat (publik).
pembangunan. Pengeluaran rutin mencakup
- Distribusi pendapatan (Incident)
belanja
perekonomian
belanja
pengeluaran
barang,
belanja
sudah
perjalanan dinas, belanja pemeliharaan, belanja
mencapai full employment jika pengeluaran
tak tersangka, serta bunga dan cicilan hutang.
pemerintah meningkat berarti transfer input dari
Pengeluaran
swasta
publik
pembiayaan dan bantuan proyek. Sedangkan
sehingga pendapatan riil swasta akan menurun.
penerimaan pemerintah terdiri dari pajak dan
Disisi lain peningkatan pengeluaran tersebut
retribusi daerah, bagi hasil pajak dan bukan
akan meningkatkan pendapatan masyarakat
pajak serta penerimaan lain-lain yang sah.
kepada
penggunaan
yang
pegawai,
dan
dari
dari perseorangan (individu/swasta) kepada
Pada
rutin
terdiri
untuk
(publik) sebagai balas jasa dari peningkatan
pembangunan
terdiri
dari
Belanja pemerintah merupakan refleksi
penggunaan input untuk publik.
antara kombinasi produk yang dihasilkan untuk
- Output Effect (Perubahan Terhadap Output)
menyediakan barang publik dengan pelayanan
Belanja
pemerintah
(goverment
kepada masyarakat yang berisi pilihan atas
expenditure) adalah seperangkat produk yang
keputusan yang dibuat oleh pemerintah. Guna
memuat pilihan atau keputusan yang dibuat
memilah
oleh pemerintah untuk menyediakan barang-
pencapaian prestasi kerja satuan kerja perangkat
barang publik maupun pelayanan kepada
daerah (SKPD), maka jenis belanja daerah
masyarakat (Sukirno, 2005: 152), atau dengan
dikelompokkan
kata lain merupakan tindakan yang dilakukan
langsung
kontribusi
ke
(belanja
belanja
terhadap
dalam
belanja
aparatur)
dan
Volume 2, No. 3, Agustus 2014
tidak belanja - 54
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala langsung (belanja publik). Kelompok belanja
Sumber: Data penelitian dari BPS diolah
tidak
dengan program Eviews 7.0
langsung
merupakan
belanja
yang
dianggarkan tidak terkait secara langsung Pada tabel diatas hasil estimasi regresi
dengan pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan wajib dan urusan pilihan dari SKPD. Sedangkan kelompok belanja langsung adalah belanja yang dipengaruhi secara langsung oleh adanya
program
dan
kegiatan
yang
dilaksanakan pada urusan wajib dan urusan
panel data dengan model random effect. Dari tabel di atas dapat diartikan sebagai berikut: 1. Konstanta = 2,919030. Yaitu, jika variabel belanja langsung dan belanja tidak langsung dianggap konstan, maka tingkat kemiskinan di kab/kota di Aceh akan naik sebesar
pilihan dari SKPD.
2,919030 persen. 2. Koefisien
parameter
HASIL PEMBAHASAN
langsung
=
Interpretasi Model
menganggap
0,102699. variabel
variabel
belanja
Yaitu,
dengan
belanja
langsung
Penelitian ini menggunakan analisis
konstan, maka jika variabel belanja langsung
regresi data panel dengan metode random effect.
bertambah sebesar 1 persen maka tingkat
Hasil analisis kedua model regresi yang telah
kemiskinan
disebut diatas adalah sebagai berikut.
sebesar 0,102699 persen.
akan
mengalami
kenaikan
3. Koefisien parameter variabel belanja tidak
a. Model I Pada model I diperoleh koefisien variabel
langsung = -0,099563, Memiliki arti bahwa
belanja langsung sebesar 0,102699, belanja
jika
variabel
belanja
tidak
langsung
tidak langsung sebesar -0,099563, seperti pada
bertambah sebesar 1 persen sementara
tabel berikut.
variabel belanja langsung dianggap konstan
Tabel Hasil Estimasi Regresi Model I
maka tingkat kemiskinan akan mengalami
Menggunakan Random Effect Model
penurunan sebesar 0,099563 persen.
Var.
R2
F-
b. Model II
Coef.
T-stat
2,9190
9,2977
30
36
Ln
0,1026
6,7042
BL
99
69
-
-
0,0995
9,9256
Var
63
16
.
C
Ln BT
Pada model II diperoleh koefisien untuk
stat
variabel
ekonomi
sebesar
0,029019, seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut. 0,4714 49,948 42
Tabel Hasil Estimasi Regresi Model II
65
Menggunakan Random Effect Model
C 55 -
pertumbuhan
Volume 2, No. 3, Agustus 2014
Coef.
T-stat
R2
F-stat
2,94622
49,8794
0,01887
2,17373
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 4
2
dikabupaten/kota
meningkatkan
jumlah
5
2
Ln
0,02901
1,48238
penduduk miskin. Hasil yang bertolak
PE
9
1
belakang dengan hipotesis pada penelitian
Sumber: Data penelitian dari BPS diolah
ini dapat terjadi dikarenakan beberapa hal
dengan program Eviews 7.0
seperti;
a)
Program/kegiatan
dilaksanakan
oleh
yang
pemerintah
Pada tabel diatas hasil estimasi regresi panel
kabupaten/kota belum menyentuh langsung
data dengan model random effect. Dari tabel di
kepada penduduk miskin. b) Kesalahan
atas dapat diartikan sebagai berikut:
dalam penentuan prioritas maupun kebijakan
1. Konstanta = 2,946225. Yaitu, jika variabel pertumbuhan
ekonomi
dianggap
tetap/konstan, maka tingkat kemiskinan di kab/kota
di
Aceh
akan
naik
sebesar
2,946225 persen.
ekonomi = 0,029019
meningkatkan
perekonomian masyarakat, dan c) Perilaku dan kultur sosial masyarakat. 2. Untuk
belanja
tidak
langsung,
hasil
hipotesis
penelitian
ini.
Penelitian
ini
menyimpulkan bahwa jenis belanja tidak variabel
langsung yang berperan dalam hal ini adalah
pertumbuhan ekonomi bertambah sebesar 1
belanja pegawai dalam bentuk gaji dan
persen
arti
dalam
penelitian menunjukkan kesesuaian dengan
2. Koefisien parameter variabel pertumbuhan
Memiliki
pembangunan
maka
mengalami
bahwa
tingkat
kenaikan
jika
kemiskinan sebesar
akan
honorarium. Ini teriindikasi dari penerimaan
0,029019
pegawai sebagai tenaga bakti, kontrak dan
persen. tetapi, dalam penelitian ini variabel
tenaga honor proyek yang terjadi secara
pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan.
masif ditiap kabupaten/kota. 3. Pertumbuhan
ekonomi
tidak
signifikan
terhadap tingkat kemiskinan. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis dalam penelitian ini
SIMPULAN DAN SARAN
yang
Simpulan Penelitian ini mengkaji pengaruh variabel belanja langsung, belanja tidak langsung dan pertumbuhan
penduduk
terhadap
tingkat
kemiskinan pada 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh pada periode 2007-2012. Berdasar hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belanja langsung yang dikelola pemerintah daerah
menyatakan
ekonomi
bahwa
berpengaruh
pertumbuhan
negatif
terhadap
tingkat kemiskinan di Aceh. Tidak signifikannya dampak pertumbuhan ekonomi
dalam
mempengaruhi
tingkat
kemiskinan dapat disebabkan oleh peranan belanja pemerintah terhadap pembentukan PDRB cukup besar dibandingkan peran pembentukan PDRB oleh swasta, dimana tataran ideal suatu pertumbuhan ekonomi Volume 2, No. 3, Agustus 2014
- 56
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dari suatu daerah akan meningkat cenderung
mensinergikan
antara
lebih besar dipengaruhi oleh peran sektor
kebijakan
pembangunan
swasta sebagai pelaku ekonomi utama.
program/kegiatan yang dilaksanakan baik
Hal
dalam jangka pendek, jangka menengah
lain
yang
mungkin
meneggarai
pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota di
maupun
Aceh
mengevaluasi
tidak
signifikan
adalah
masih
jangka
prioritas
maupun dengan
panjang
kegiatan
dengan
yang
telah
rendahnya tingkat penyerapan tenaga kerja,
dilaksanakan, merevisi kembali kegiatan
selain itu meskipun pertumbuhan ekonomi
pembangunan yang telah dievaluasi dan
aceh terus meningkat namun belum dikuti
melakukan
oleh kenaikan upah yang lebih memadai, hal
pengumpulan dan analisis data sebelum
ini menyebabkan distribusi pendapatan yang
menjalankan
terjadi dalam periode penelitian (2007-2012)
berdasarkan
tidak
mempengaruhi masing-masing variabel yang
merata,
pertumbuhan
dimana ekonomi
seharusnya yang
studi
awal
yang
kegiatan
meliputi
pembangunan
faktor-faktor
yang
terjadi
menjadi indikator keberhasilan pembangun
diimbangi dengan distribusi pendapatan
sehingga program/kegiatan pembangunan
yang merata.
yang dilaksanakan lebih terencana, matang
4. Dari kedua model yang dibentuk, hanya model pertama yang signifikan berpengaruh terhadap kemiskinan sementara model kedua tidak
signifikan.
Diperoleh
koefisien 2
serta
tidak
berkesan
sebagai
sebuah
keputusan situasional dan temporal. 2. Kongkrit dari tanggung jawab pengelolaan keuangan yang dapat dilakukann oleh
determinasi tertimbang (Adjusted-R ) pada
pemerintah daerah kabupaten/kota dapat
model pertama adalah 0,462004. Hal ini
dilakukan melalui; a) Peningkatan akses
menunjukkan
variasi
terhadap kebutuhan dasar seperti pendidikan
variabel bebas yang digunakan dalam
dan kesehatan melalui perbaikan sistem
persamaan
bantuan dan jaminan sosial bagi masyarakat
variabel
bahwa
regresi terikat
proporsi
mampu
sebesar
menjelaskan 46,20
persen
miskin untuk memperoleh pendidikan dan
sedangkan sisanya 53.79 persen dijelaskan
peningkatan taraf kesehatan masyarakat. b)
oleh variabel di luar persamaan.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas melalui upaya padat karya lewat
Saran
pemberdayaan masyarakat yang bertujuan Beberapa hal yang menjadi saran dari
penelitian yang telah dilakukan, yaitu:
bagi
1. Pemerintah kabupaten/kota di Aceh dituntut untuk mengelola tanggung jawab keuangan yang 57 -
lebih
besar
dengan
Volume 2, No. 3, Agustus 2014
untuk membuka kesempatan berpartisipasi
lebih
masyarakat
miskin
dalam proses
pembangunan dan meningkatkan peluang dan posisi tawar masyarakat miskin. c) Pengembangan
usaha
kecil
menengah
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala (UKM) berdasarkan potensi yang dimiliki
langsung
masing-masig
masyarakat
kabupaten/kota
serta
melakukan perdagangan ekspor.
dirasakan miskin
oleh
kelompok
sehingga
dapat
melengkapi hasil penelitian yang telah ada.
3. Dalam kajian belanja pemerintah maupun pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan menunjukkan hasil yang berbeda untuk beberapa penelitian yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA Boediono. 2009. Teori Pertumbuhan Ekonomi. BPFE UGM, Yogyakarta.
Bagi yang tertarik dengan kajian ini dimasa yang akan datang, guna mendapatkan hasil yang
lebih
komprehensif,
penelitian
sebaiknya mencakup rentang waktu lebih panjang dari penelitian yang telah penulis lakukan serta dengan perluasan ruang lingkup penelitian sehingga hasil analisis lebih
lengkap
dan
hasilnya
dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan berbagai pihak yang berkaitan dengan pembangunan
ekonomi
dalam
4. Model yang dikembangkan dalam penelitian ini masih terbatas karena hanya melihat
(belanja
variabel langsung
belanja dan
pemerintah
belanja
langsung)
serta
pertumbuhan
terhadap
tingkat
kemiskinan
tidak
ekonomi pada
23
kabupaten/kota di Provinsi Aceh karena keterbatasan data yang dimiliki. Penelitian maupun studi selanjutnya diharapkan dapat lebih mendalam dengan data dan metode yang lebih lengkap dengan memasukkan variabel-variabel
lain,
seperti
Kartasasmita G. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. CIDES, Jakarta. Kuznets, S. 1966. Modern Economic Growth: rate structure, and spread, Yale University Press.
hal
penekanan kemiskinan.
pengaruh
Dyah, A.R. 2009. Pengaruh pendapatan dan belanja terhadap pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan Pengangguran (Studi Pada APBN 2004-2008). Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang.
tingkat
Prastyo, A. A. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan (studi kasus 35 kabupaten/kota di jawa tengah tahun 2003-2007) Universitas Diponegoro, Semarang. Republik Indonesia, 2004. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Republik Indonesia, 2006 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Republik Indonesia, 2009. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
urusan pemerintahan yang tertuju kepada
Richard A. Musgrave, Peggy B. Musgrave, 1993. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek, alih bahasa Alfonsus Sirait, Erlangga, Jakarta.
penurunan tingkat kemiskinan, atau efeknya
Sukirno. S. 2007. Makro Ekonomi Modern;
pengangguran dan kegiatan belanja daerah yang lebih spesifik dari masing-masing
Volume 2, No. 3, Agustus 2014
- 58
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Perkembangan Pemikiran Dari Klasik Hingga Keynesian Baru. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. Sukirno. S. 2005. Makro Ekonomi; Teori Pengantar. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. Todaro, P. Michael, 2006. Pembangunan Ekonomi. Edisi IX, Erlangga, Jakarta. World Bank, 2003. World Development Report: Sustainable Development In A Dinamic world: Transforming Institutions, growth, and quality of life. Washington, D.C. USA. Chairul, N., Abubakar, H., Syahnur, S. 2013. Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta Hubungannya Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Volume 1, No. 2, Mei 2013 Universitas Syiah Kuala. Riyanto, dan H. Siregar. 2005. Dampak Dana Perimbangan terhadap Perekonomian Daerah dan Pemerataan Antarwilayah. Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol I No 1, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Yulianita, A. 2009. Analisis Sektor Unggulan Dan Pengeluaran Pemerintah Di Kabupaten Ogan Komering Ilir Jurnal Ekonomi Pembangunan Hal.70-85 Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya.
59 -
Volume 2, No. 3, Agustus 2014