JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282
Volume 1, Nomor 2, September 2016
ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN INFLASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI JAWA TIMUR TAHUN 2004-2014 Dwi Puspa Hambarsari1, Kunto Inggit2 Alumni Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 2
[email protected],
[email protected] ABSTRAK
Poverty is inability to minimum standards basic needs which includes some food and non food. Proverty in East Java is one of social problems are more attention from the government of east java. This research aims to analyze the factors affect poverty level of East Java. Variabel is used includes economic growth, population growth and inflation. This research using secondary data obtained from the central bureau of statistics in East Java. Secondary data used in this research in the form of time series the period 2004- 2014. This research uses the method of analysis linear regression multiple with program assistance spss 21. Based on the results of multiple linear regression analysis obtained the following conclusions: variable of economic growth and a significant negative effect on poverty levels in East Java because the result is smaller than the significance level of significance (α = 0.05) in the amount of population and inflation 0,010.Pertumbuhan no effect a significant changed in poverty in East Java as the result of greater significance than the level of significance (α = 0.05) in. While for R2 obtained yield was 0.678 or 67.8 %, this means that the poverty rate in East Java explained by the three independent variables for 67.8 % and 32.2 partially explained by other factors beyond the study models . Key words: The level of poverty in East Java, Economic Growth, Population Growth and Inflation. Pendahuluan
merupakan permasalahan yang kompleks .
Kemiskinan yang terjadi di Indonesia
Oleh karena itu upaya pengentasan harus
sering kali menimbulkan banyak masalah
dilakukan secara tepat dan mencakup berbagai
diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi yang
aspek kehidupan.
melambat dan juga memicu tingkat inflasi
Tabel 1.1 Tingkat Kemiskinan Di Pulau Jawa Dari Tahun 2012-2013
menjadi tinggi. Dan sering kali dua masalah tersebut menyebabkan masyarakat mengalami
No
kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari–hari . Permasalahan kemiskinan
257
Provinsi
Tingkat Kemiskinan 2012(%)
2013(%)
1
D.I Yogyakarta
15.88
15.03
2
Jawa Tengah
14.98
14.44
3
Jawa Timur
13.08
12.73
4
Jawa Barat
9.89
9.61
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 5
Banten
5.71
5.89
6
DKI Jakarta
3.70
3.72
Volume 1, Nomor 2, September 2016 di
deret ukur sedangkan untuk bahan pangan
tinggi dikarenakan tingkat kemiskinan Jawa
sesuai dengan deret hitung. Berdasarkan hal ini
tahun terakhir memang cukup
maka terjadi ketimpangan antara besarnya
tinggi yang akhirnya menempatkan Jawa
jumlah penduduk dengan minimnya bahan
Timur diurutan ketiga dengan provinsi di jawa
yang
memiliki
tingkat
pangan yang tersedia. Hal ini merupakan salah
ke-
satu indicator penyebab terjadinya kemiskinan.
miskinan yang cukup tinggi.
Inflasi merupakan salah satu faktor
Pada dua tahun terakhir Jawa Timur masih
menempati
tingkat
kemiskinan
urutan yang
mempunyai
Malthus yaitu pertumbuhan sesuai dengan
di Jawa Timur dapat dikatakan masih cukup
pulau
juga
Timur sendiri. Hal ini sesuai dengan teori
Berdasarkan Tabel tingkat kemiskinan
dua
Timur
pengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Jawa
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur
Timur
Jawa
yang dianggap
ketiga dengan cukup
menyebabkan
tingkat ke-
miskinan di Jawa Timur bisa meningkat,
tinggi,
mengapa bisa dikatakan seperti itu
tingkat kemiskinan Jawa Timur dari tahun
,karena jika inflasi terjadi harga barang–barang
2012 ke 2013 sudah mengalami penurunan
umum akan merangkak naik, hal tersebut akan
yakni sebesar 0.35 % dari
membuat masyarakat sulit untuk memenuhi
13.08% ke 12.73%.
kebutuhan sehari harinya. Dan jika hal tersebut
Tabel 1.2
terjadi akan membuat masyarakat jauh dari
Jumlah Penduduk Miskin Di Jawa Timur
kata sejahtera.
Tahun 2012-2014 Tahun Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 2012 4.960.2 2013 4.893.0 2014 4.784.4 Sumber: Badan Pusat Statistik Jawa Timur
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan
masalah
latar
belakang
diatas
maka
dan tujuan
penelitian yang akan dicapai dalam pnelitian
Berdasarkan tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk miskin Jawa Timur
ini adalah :
selama tiga tahun terakhir mengalami pe-
1. Hendak membuktikan dan menganalisis
nurunan. Dari tahun 2012 ke 2013 mengalami
pengaruh
penurunan sebesar 67.2 jiwa. Dan pada
tingkat kemiskinan di Jawa Timur .
tahun 2013 ke 2014 mengalami penurunan sebesar 108.6 jiwa. Pertumbuhan
penduduk 258
pertumbuhan
ekonomi terhadap
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282
Volume 1, Nomor 2, September 2016
2. Hendak membuktikan dan menganalisis pengaruh
pertumbuhan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan
penduduk terhadap
bahwa Koefisien determinasi (R²) sebesar
tingkat kemiskinan di Jawa Timur.
0.932199 yang berarti bahwa variabel-variabel
3. Hendak membuktikan dan menganalisis
bebas yaitu pertumbuhan ekonomi, Pendapatan
pengaruh inflasi terhadap tingkat kemiskinan
Per kapita, Inflasi, dan Pengangguran ber-
di Jawa Timur.
pengaruh terhadap Jumlah Penduduk Miskin
4. Hendak membuktikan dan menganalisis
Provinsi Sumatera Utara. Amy Yuan (2009) Beberapa faktor
apakah pertumbuhan ekonomi , pertumbuhan penduduk dan inflasi secara simultan atau
yang
mempengaruhi
bersama–sama terhadap tingkat kemiskinan di
Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan
Jawa Timur.
data
sekunder
tingkat kemiskinan di
yang diambil selama kurun
menganalisis
waktu 15 tahun. Data sekunder diperoleh dari
diantara pertumbuhan ekonomi,pertumbuhan
BPS. Untuk analisis data menggunakan regresi
penduduk dan inflasi manakah variabel yang
linier
paling dominan berpengaruh terhadap tingkat
menggunakan alat bantu computer dengan
kemiskinan di Jawa Timur.
program SPSS versi 13.00. Variabel bebas
5.Hendak
membuktikan
dan
berganda.
Untuk
analisis
data
dalam penelitian ini adalah dependency ratio Tinjauan pustaka
(X1),
Penelitian Terdahulu
Pertumbuhan Penduduk (X3) dan Kesempatan
Restuty (2014)
Anggereny
Analisis
Mempengaruhi
Faktor-Faktor
Jumlah
kerja
Rumahorbo
(X4).
Dan
pemerintah
variabel
terikat
(X2),
dalam
penelitian ini adalah Tingkat kemiskinan di
Yang
Penduduk
Pengeluaran
Jawa Timur (Y).
Miskin
Provinsi Sumatera Utara Provinsi Sumatera
Hasil analisis secara simultan semua
Utara Tahun 2003-2012”. Variabel yang
variabel bebas berpengaruh secara signifikan
digunakan meliputi Pertumbuhan
terhadap variabel terikatnya dengan diperoleh
Pendapatan Pengangguran.
Per
Kapita,
Metode
Ekonomi,
Inflasi
penelitian
F hitung = 14.0905 >
dan
sedangkan
yang
berdasarkan dan
hasil
uji
dependency
Square (OLS), yang menggunakan metode
berpengaruh
regresi linear berganda untuk mengelola data
kemiskinan
di Jawa Timur.
tersebut dengan menggunakan eviews 7.
pengeluaran
pemerintah dan pertumbuhan
signifikan
kesempatan
parsial
digunakan adalah Metode Ordinary Least
259
ratio
f tabel = 3.48,
terhadap
kerja tingkat
Dan untuk
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282
Volume 1, Nomor 2, September 2016
penduduk tidak memiliki pengaruh signifikan
mereka
yang
sudah
mempunyai
mata
terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur.
pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi
Tegar Risky Akbar (2013) pengaruh
kebutuhan dasar yang layak bagi kemanusiaan.
jumlah penduduk, tingkat pengangguran dan
Yang dimaksud dengan kemiskinan
tingkat pendidikan terhadap kemiskinan (studi
adalah penduduk miskin, yakni penduduk yang
kasus provinsi Jawa Timur). Dalam penelitian
tidak mampu mendapatkan sumber daya yang
ini menggunakan data sekunder yang dianalisis
cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.
menggunkan analisis regresi linier berganda.
Mereka hidup dibawah tingkat pendapatan rill minimum atau di bawah garis kemiskinan.
Hadil dari analisis linier berganda diperoleh kesimpulan bahwa tingkat jumlah
(Ketut Nehen, 2012: 193) lain
yang
sangat
penduduk (X1), tingkat pengangguran (X2)
bervariasi, yang mencerminkan biaya
dan tingkat pendidikan (X3) mempunyai
tisipasi dalam kehidupan masyarakat sehari-
pengaruh yang simultan terhadap kemiskinan
hari.
par-
di Jawa timur, tetapi hanya tingkat pe-
Penduduk Miskin adalah penduduk
ngangguran (X2) yang berpengaruh secara
yang memiliki rata–rata pengeluaran perkapita
langsung atau secara positif terhadap ke-
per bulan dibawah garis kemiskinan. (BPS,
miskinan di Jawa Timur.
2007: 7) Tingkat Kemiskinan adalah proporsi penduduk yang hidup dibawah garis ke-
Pengertian Kemiskinan Menurut Badan Pusat Statistik (BPS,
miskinan dari tahun ke tahun. (BPS RI
2004: 11) kemiskinan adalah ketidakmampuan
dalam kajian ekonomi regional aceh, 2011:
memenuhi standar minimum kebutuhan dasar
66)
yang meliputi kebutuhan makan maupun non makan. Membandingkan tingkat konsumsi penTeori Kemiskinan
duduk dengan garis kemiskinan atau jumlah rupiah
untuk
konsumsi
orang
Menurut
perbulan.
Nurkse
dalam
kutipan
Sedangkan bagi dinas sosial mendefinisikan
(Lincolin; 1999) ada dua lingkaran perangkap
orang miskin adalah mereka yang sama sekali
kemiskinan, yaitu dari segi penawaran (supply)
tidak mempunyai sumber mata pencaharian
dimana tingkat pendapatan masyarakat yang
dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar
rendah
mereka yang layak bagi kemanusiaan dan
produktivitas 260
yang
diakibatkan yang
rendah
oleh
tingkat
menyebabkan
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 kemampuan
masyarakat
untuk
Volume 1, Nomor 2, September 2016
menabung
tinggi diperlukan akumulasi modal (capital)
rendah. Kemampuan untuk menabung rendah,
melalui
menyebabkan tingkat pembentukan modal
masyarakat yang mampu menabung adalah
yang rendah, tingkat pembentukan modal
kelompok orang kaya, bukan dari kelompok
(investasi) yang rendah menyebabkan ke-
orang miskin. Sehingga pertumbuhan ekonomi
kurangan
hanya dapat dimotori oleh kelompok masya-
modal,
dan
dengan
demikian
tabungan
tingkat produktivitasnya juga rendah dan
rakat
yang
seterusnya .Dari segi permintaan (demand), di
(Todaro; 2002)
(saving) .Komponen
mampu
memupuk
modal.
negara-negara yang miskin perangsang untuk menanamkan modal adalah sangat rendah,
Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
karena luas pasar untuk berbagai jenis barang
Menurut Sukirno (2012,
29) per-
adanya terbatas, hal ini disebabkan oleh karena
tumbuhan
pendapatan
kegiatan ekonomi yang berlaku dari waktu
masyarakat
sangat
rendah.
ekonomi
adalah
perkembangan
Pendapatan masyarakat sangat rendah karena
ke
tingkat produktivitas yang rendah, sebagai
nasional riil semakin berkembang. Tingkat
wujud dari tingkatan pembentukan modal yang
pertumbuhan ekonomi menunjukkan persentasi
terbatas di masa lalu. Pembentukan modal
kenaikan pendapatan nasional riil pada suatu
yang terbatas disebabkan kekurangan pe-
tahun tertentu apabila dibandingkan dengan
rangsang untuk menanamkan modal dan
pendapatan
seterusnya.
sebelumnya.
waktu
Teori pembangunan yakin masalah
dan menyebabkan pendapatan
nasional
riil
pada
tahun
Pertumbuhan ekonomi dapat diukur
kemiskinan akan teratasi dengan sendirinya
dengan
melalui mekanisme pertumbuhan ekonomi.
regional bruto (PDRB) atas dasar harga
Bahkan
konstan (ADHK).
Kuznets
berpendapat
bahwa
menggunakan
Produk
domestik
ketimpangan pendapatan merupakan syarat keharusan bagi pertumbuhan ekonomi yang
Rumus Pertumbuhan Ekonomi :
tinggi. Jadi pada awal pertumbuhan ekonomi
G=
tingkat kesenjangan ekonomi makin tinggi
2007) Keterangan :
sampai pada tingkatan tertentu baru menurun.
G
: Pertumbuhan ekonomi
Teori
PDRB 1
: PDRB ADHK tahun ini
Harrod-Domar
juga
menyatakan
demikian, dimana untuk pertumbuhan yang 261
x 100 %..........(Sukirno,
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 PDRB0
:
PDRB
ADHK
Volume 1, Nomor 2, September 2016
tahun
memiliki hubungan antara satu dengan yang
sebelumnya
lain. Peningkatan kinerja pada suatu sektor
Teori Pertumbuhan Ekonomi
akan meningkatkan daya tarik bagi pemupukan
Michael
Todaro
(2006:
modal,
125)
mendorong
kemajuan
teknologi,
pertumbuhan
meningkatkan spesialisasi, dan memperluas
ekonomi dalam empat pendekatan, antara lain
pasar. Hal-hal tersebut yang nantinya akan
teori pertumbuhan linier (linier stages of
mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi
growth), teori pertumbuhan struktural, teori
semakin pesat.
revolusi
b. Teori Rostow: Tahap-Tahap Pertumbuhan
mengklasifikasikan
teori-teori
ketergantungan
internasional
(dependensia), dan teori neo-klasik. 1)
W.W.
Rostow
menyatakan
bahwa
proses pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan
Teori Pertumbuhan Ekonomi Linier a.
dalam lima tahapan, antara lain masyarakat
Teori Adam Smith: Teori Pertumbuhan tahapan
tradisional, prasyarat lepas landas, tahap lepas
pertumbuhan ekonomi menjadi lima tahap
landas, tahap gerak menuju kematangan, dan
yang berurutan, yaitu dimulai dari masa
tahap konsumsi masa tinggi. Menurut Rostow,
perburuan, masa beternak, masa bercocok
setiap negara berada dalam salah satu dari
tanam, masa perdagangan, dan yang terakhir
tahap-tahap
masa perindustrian. Dari tahapan tersebut,
tumbuhan ini sebenarnya berpangkal pada
dapat disimpulkan bahwa tanah memegang
keadaan-keadaan dinamis dari permintaan,
peranan
penawaran, dan pola produksinya.
Adam
Smith
membagi
yang penting dalam pertumbuhan.
tersebut.
Tahap-tahap
per-
Tahap-tahap pertumbuhan ini tidak
Dalam teori ini, Adam Smith memandang pekerja sebagai salah satu input dalam proses
dapat
produksi. Pembagian kerja merupakan hal
permintaan
utama
meningkatkan
kembangan yang pesat dalam sektor tertentu
produktivitas tenaga kerja. Spesialisasi yang
tidak hanya tercermin dari segi produksi saja,
dilakukan oleh tiap-tiap pelaku ekonomi
tetapi juga dari harga dan pendapatan yang
dipengaruhi
faktor-faktor pendorong,
tinggi. Sektor-sektor yang berperan penting
yaitu peningkatan keterampilan kerja dan
dalam pertumbuhan ekonomi tidak hanya
penemuan mesin-mesin yang dapat menghemat
ditentukan oleh
tenaga.
tingkat teknologi dan kemauan para pengusaha
dalam
oleh
Menurut
upaya
Adam
Smith
proses
pertumbuhan akan terjadi secara simultan dan 262
dipisahkan
dari
dikarenakan
adanya
kekuatan
tahap-tahap
per-
perubahan-perubahan dalam
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282
Volume 1, Nomor 2, September 2016
untuk berinovasi, tetapi juga oleh kekuataan
non-fisik
permintaan dalam hubungannya dengan harga.
teknologi.
berupa
ilmu
pengetahuan
dan
Menurut teori neo-klasik, rasio modal-
Adanya penemuan baru berawal dari
tenaga kerja yang rendah pada negara-negara
proses learning by doing. Proses ini dapat
berkembang menjanjikan tingkat pengembalian
memunculkan penemuan-penemuan baru yang
investasi yang sangat tinggi. Oleh sebab itu,
meningkatkan efisiensi produksi sehingga akan
reformasi pasar bebas akan memicu investasi
meningkatkan produktivitas. Dengan demikian,
yang lebih tinggi, meningkatkan produktivitas,
kualitas
dan meningkatkan standar kehidupan. Namun
faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
kenyataannya, banyak negara berkembang
ekonomi.
sumberdaya
manusia
merupakan
yang tidak tumbuh atau hanya tumbuh sedikit dan gagal menarik investasi asing. Perilaku tersebut
memicu
lahirnya
konsep
Ukuran Pertumbuhan Ekonomi
teori
Tingkat
pertumbuhan endogen. Teori
pertumbuhan
ekonomi
ditentukan oleh pertambahan yang sebenarnya
Pertumbuhan
Endogen
atas
barang-barang
dan
jasa-jasa
yang
Pengembangan teori pertumbuhan endogen
diproduksi
berawal
Dengan
demikian
pendapat yang menyatakan bahwa teknologi
tingkat
pertumbuhan ekonomi yang dicapai
yang memberi sumbangan bagi pertumbuhan
oleh suatu negara perlu dihitung pendapatan
ekonomi bersifat eksogen. Dalam teori ini,
nasional riil, yaitu Produk Domestik Bruto atau
teknologi dapat dipengaruhi sehingga akan
Produk Nasional Bruto.
bersifat
a. Produk Domestik Bruto
dari
adanya
penolakan
terhadap
endogen. Teori ini menggunakan
beberapa asumsi sebagai berikut. (1) adanya
dalam
Bagi
suatu
perekonomian.
untuk
negara-negara
menentukan
berkembang,
eksternalitas dalam perekonomian, dan (2)
konsep Produk Domestik Bruto (PDB) atau
imperfect market dalam produksi intermediate
Gross Domestic Product
input.
suatu Menurut teori pertumbuhan endogen,
sumber-sumber
pertumbuhan
konsep
dibandingkan
yang dengan
(GDP) merupakan paling penting jika konsep
pendapatan
disebabkan
nasional lainnya. Produk Domestik Bruto
adanya peningkatan akumulasi modal dalam
(PDB) dapat diartikan sebagai nilai barang dan
arti yang luas. Modal dalam teori ini tidak
jasa yang diproduksikan di dalam negara
hanya modal fisik tetapi juga yang bersifat
tersebut dalam satu tahun tertentu.Dalam suatu 263
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 perekonomian,
barang
diproduksi
bukan
perusahaan
milik
dan
yang
seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
hanya dihasilkan oleh
baik formal maupun non-formal seperti latihan
warga
jasa
Volume 1, Nomor 2, September 2016
negara
tersebut
- latihan kerja.
melainkan juga perusahaan miliki warga negara lain. Pada umumnya, hasil produksi nasional
juga
berasal
faktor-faktor
Penduduk adalah semua orang yang
produksi luar negeri. Output yang dihasilkan
berdomisili di wilayah geografis Indonesia
merupakan bagian yang cukup penting dalam
selama enam bulan atau lebih dan atau mereka
kegiatan ekonomi suatu negara. Oleh sebab itu,
yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi
nilai
bertujuan menetap . (BPS Jatim)
produksi
dari
Pengertian Pertumbuhan Penduduk
yang disumbangkan
perlu
dihitung dalam pendapatan nasional.
Pertumbuhan
b. Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik (PDRB)
penduduk
adalah
perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat
Regional Bruto
dihitung sebagai perubahan dalam jumlah
dapat digunakan sebagai alat ukur
individu dalam sebuah populasi menggunakan
pertumbuhan
yang
lebih
baik
dalam
"per
mencerminkan kesejahteraan penduduk. Hal
waktu
unit"
untuk
pengukuran.
penduduk
merupakan
(Wikipedia: 2016)
ini disebabkan perhitungan PDRB yang lebih
Pertumbuhan
menyempit dari perhitungan PDB. PDRB
proses perubahan jumlah penduduk serta
hanya mengukur pertumbuhan perekonomian
komposisinya yang dipengaruhi tiga komponen
di lingkup wilayah, pada umumnya wilayah
demografi yaitu fertilitas, mortalitas dan
provinsi atau kabupaten.
migrasi. (Mulyadi, 2003: 13)
Teori
ekonomi
menemukan
Menghitung Pertumbuhan Penduduk
bahwa kemauan seseorang untuk bekerja lebih
dari tahun ke tahun menggunakan rumus
banyak dipengaruhi oleh tingkat upah yang
sebagai berikut :
tersedia. Dengan kata lain, semakin tinggi
Pertumbuhan Penduduk =
tingkat
100%…….(Putong , 2003: 25) Keterangan:
upah,
seseorang
telah
semakin
untuk
bekerja.
tinggi
kemauan
Sementara
itu,
Pn
: Jumlah penduduk tahun sekarang
kemampuan bekerja seseorang dipengaruhi
P n -1
oleh kesehatan, kecakapan, keterampilan, dan
sebelumnya
keahliannya. kecakapan,
Lebih
jauh
keterampilan,
lagi, dan
: Jumlah penduduk pada tahun
tingkat keahlian
Teori Pertumbuhan Penduduk 264
X
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Aliran
Malthusian:
Aliran
Volume 1, Nomor 2, September 2016 ini
kekurangan bahan makanan, karena kaum
dipelopori Thomas Robert Malthus seorang
Kapitalis mengambil sebagian pendapatan
Pendetalnggris, hidup tahun pada tahun 1766-
mereka.
1834. Thomas Robert Maithus menyatakan bahwa
penduduk
apabila
tidak
ada
Inflasi
pembatasan, akan berkembang biak dengan
A. Pengertian Inflasi
cepat dan memenuhi dengan cepat pula
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah
beberapa bagian dan pemukaan bumi ini. Tingginya
penduduk
umum yang berkaitan dengan mekanisme pasar
disebabkan karena hubungan kelamin laki-laki
yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor
dan
antara
perempuan
Disamping
itu
pertumbuhan
suatu proses meningkatnya harga- harga secara
tidak
dapat
manusia
dihentikan.
untuk
lain,
konsumsi
masyarakat
yang
hidup
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,
memenlukan
bahan
makanan,
sedangkan
pertumbuhan
bahan
makanan
jauh lebih
sampai
termasuk
juga
akibat
adanya
lambat dibandingkan dengan pertumbuhan
ketidaklancaran distribusi barang. Inflasi dapat
penduduk.
ada pembatasan
digolongkan menjadi empat golongan, yaitu
pertumbuhan penduduk maka manusia akan
inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi.
mengalami
Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga
Apabila
tidak
kekuarangan
bahan
makanan.
lnilah sumber dan kemiskinan manusia.
berada di bawah angka 10% setahun; inflasi
Aliran Marxis Marx dan Engels
sedang antara 10%-30% setahun; berat antara
tidak sependapat dengan yang menyatakan
30%-100% setahun; dan hiperinflasi atau
bahwa apabila tidak diadakan pembatasan
inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan
terhadap
harga
pertumbuhanpenduduk,
maka
manusia akan kekuranqan bahan pangan.
berada
di
atas
100%
setahun.
(Wikipedia; 2016)
Menurut Marx tekanan penduduk di suatu negara bukannya tekanan penduduk terhadap bahan
pangan,
tetapi
tekanan
Teori-teori Inflasi
penduduk
Secara garis besar ada tiga kelompok
terhadap kesempatan kerja. Kaum Kapitalis
teori
membeli mesin-mesin untuk menggantikan
menyoroti aspek-aspek tertentu dan bukan teori
pekerjaan yang dilakukan oleh buruh. Jadi
inflasi yang lengkap yang (Suparmoko, 2002;
penduduk yang melarat tidak disebabkan oleh
128) 265
mengenai
inflasi,
masing-
masing
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Teori inflasi dibedakan menjadi
dan barang-barang ekspor. Karena adanya
1. Teori Kuantitas
sebab-sebab struktural pertambahan produksi
Jumlah uang yang beredar merupakan
barang-barang ini terlalu lambat dibanding
pendorong utama terjadinya inflasi baik uang
dengan pertumbuhan kebutuhannya, sehingga
kartal maupun uang giral. Ada beberapa sebab
menaikan baha makanan dan kalangan devisa.
terjadinya
beredar,
Akibat selanjutnya adalah kenaikan harga-
anggaran
harga lain sehingga terjadi inflasi semacam itu
pemerintah yang di biayai dari mencetak uang
tidak dapat di obati dengan misal mengurangi
semakin besar defisit anggaran pemerintah
jumlah uang beredar tetapi harus
yang di biayai dari anggaran mencetak uang,
perbaikan sektor bahan makanan oleh ekspor.
maka inflasi yang terjadi semakin parah.
(Boediono, 2000: 170)
uang
diantaranya
jumlah
terjadinya
uang defisit
dengan
(Suparmoko, 2002; 135) Kerangka Konseptual 2. Teori Keynes Pemerintah yang telah dijelaskan pada
Pertumbu han Ekonomi
inflasi menurut teori kuantitas, pemerintah dapat menyebabkan inflasi apa bila defisit anggaran pemerintah di biayai dengan cara mencetak
uang
baru.
Akan
Pertumbu han Pendudu k
semakin
memperparah terjadinya inflasi. Pemerintah
Tingkat Kemiskinan
ingin memperoleh bagian yang lebih besar dari output masyarakat dengan cara menjalankan
defisit
anggaran
Inflasi
yang dilakukn
dengan meningkatkan anggaran pengeluaran Gambar Kerangka Konseptual
pemerintah. (Suparmoko, 2002: 136) 3. Teori strukturialis Teori
ini
penekannya
pada
Pada kerangka diatas dijelaskan bahwa
aspe
institusional. Teori ini bersifat jangka panjang
tingkat
karena menyoroti sebab-sebab inflasi yang
beberapa faktor yaitu pertumbuhan ekonomi,
berasal
pertumbuhan
dari kelakuan
struktur
ekonomi,
kemiskinan
penduduk
dipengaruhi
oleh
dan inflasi. Dan
penjelasan kerangka tersebut sebagai berikut :
khususnya ketegaran supply bahan makanan 266
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
Sumarto (2002) Mengenai hubungan
Per-
hubungan
tumbuhan
dan
variabel terikat. Sehingga dapat diketahui
ekonomi,
ketimpangan tersebut
di
kemiskinan
Indonesia. Hasil studi
menemukan
bahwa
sebab
karakteristik
terdapat
akibat variabel bebas dan
hubungan
antara
variabel
penyebab dan efek yang akan diprediksi.
hubungan negative dan sangat kuat antara pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan yang
Definisi Operasional
artinya ketika pertumbuhan ekonomi tumbuh,
Variabel penelitian adalah suatu gejala
kemiskinan berkurang. (Kuncoro, 2010: 72)
yang bervariasi.Variabel juga dapat diartikan
Menurut Todaro (1998: 259) di negara–
sebagai objek penelitian yang menjadi titik
negara sedang berkembang tingginya per-
pusat perhatian dari suatu penelitian (Arikunto,
tumbuhan penduduk dianggap sebagai salah
1998). Variabel penelitian ini antara lain :
satu hambatan terbesar dalam
1. Variabel Bebas (Independent variables)
ekonomi.
Pertumbuhan
pembangunan
jumlah
penduduk
Variabel bebas adalah suatu variabel
berdampak negative terhadap penduduk miskin
yang variasinya mempengaruhi variabel lain.
terutama paling miskin.
Dapat pula dikatakan bahwa variabel bebas
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
adalah variabel yang pengaruhnya terhadap
tingginya laju inflasi bisa menaikkan ukuran
variabel lain ingin diketahui (Azwar, 2001)
garis kemiskinan. Pasalnya, harga barang
Dalam
dan jasa menjadi salah satu penentu tolok
bebas adalah sebagai berikut ;
penelitian ini yang menjadi variabel
ukur garis kemiskinan. Kenaikan inflasi pasti akan menaikkan garis kemiskinan. Sebab, garis
Pertumbuhan Ekonomi (X1)
kemiskinan juga ditentukan oleh harga barang
Pertumbuhan
ekonomi
adalah
dan jasa, hanya memang bobotnya berbeda,
terjadinya
kenaikan laju inflasi serta ukuran garis
pendapatan nasional dalam PDB pada harga
kemiskinan, tidak serta-merta menaikkan atau
konstan yang dinyatakan dalam satuan Persen.
menurunkan angka kemiskinan.
( %)
Metode penelitian
Pertumbuhan Penduduk ( X2)
Desain
penelitian
yang
digunakan
perubahan
atau
pertambahan
Perubahan populasi sewaktu waktu dan
adalah desain Riset Kausal. Yaitu suatu desain
dapat 267
dihitung sebagai perubahan dalam
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 jumlah
individu
dalam
populasi
Volume 1, Nomor 2, September 2016 yang
variabel penduga. Tujuan analisis regresi linier
dinyatakan dalam satuan persen (%)
berganda adalah untuk mengukur intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih dan membuat prediksi perkiraan nilai Y atas X.
Inflasi (X3)
Secara umum model regresi linier berganda
Perubahan harga–harga secara umum
untuk sampel adalah sebagi berikut :
pada periode tertentu yang dinyatakan dengan satuan persen (%) 2. Variabel Terikat (Dependent Variables) Variabel
terikat
adalah
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
variabel
Keterangan :
penelitian yang diukur untuk mengetahui
Y
: Tingkat kemiskinan (dalam persen)
besarnya efek atau pengaruh variabel yang
A
: Konstanta
lain.Besarnya efek tersebut diamati dari ada
b1,b2,b3: Koefisien Regresi
tidaknya
membesar–
X1
: Pertumbuhan ekonomi (dalam persen)
mengecilnya atau berubahnya variasi yang
X2
: Pertumbuhan penduduk (dalam persen)
,timbul–hilangnya,
tampak sebagai akibat perubahan variable.
X3
(Azwar , 2001)
: Inflasi (dalam persen)
e
:kesalahan penganggu
Koefisien Determinasi (R2)
Tingkat Kemiskinan (Y) Tingkat kemiskinan adalah jumlah
Uji R2 atau uji determinasi merupakan
penduduk miskin dari tahun ke tahun yang
suatu ukuran yang penting dalam regresi,
dinyatakan dalam satuan persen (%)
karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi atau dengan
Analisis Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda adalah analisi
kata
mengukur
lain
angka
tersebut
dapat
seberapa dekatkah garis regresi
regresi yang menjelaskan hubungan antara
yang terestimasi dengan data sesungguhnya.
perubah respon (Variabel dependent) dengan
Nilai
faktor–faktor yang mempengaruhi lebih dari
mencerminkan seberapa besar variasi dari
satu prekditor (variabel independent). Regresi
koefisien
determinasi
(R2)
ini
variabel terikat Y dapat diterangkan
linier berganda hampir sama dengan regresi
oleh
linier sederhana, hanya saja pada regresi linier
determinasi sama dengan 0 (R2 = 0 ) artinya
berganda variabel bebasnya lebih dari satu 268
variabel
X.
Bila
nilai
koefisien
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282
Volume 1, Nomor 2, September 2016
variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X
Keterangan :
sama sekali. Sementara bila R2 = 1 artinya
r2
: koefisien determinasi
variasi Y secara keseluruhan dapat diterngkan
n
:banyaknya jumlah tahun
oleh X. Dengan kata lain bila R 2 = 1,maka
m :banyaknya jumlah variabel bebas
semua titik pengamatan berada tepat pada
Uji statistik yang digunakan adalah :
garis regresi. Dengan demikian baik
atau
H0:b1 = b2 = b3 = 0 berarti tidak ada pengaruh
regresi
antara pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan
buruknya
suatu
ditentukan oleh R2
persamaan
penduduk
nya yang mempunyai
Adjusted
R
tingkat
ekonomi, pertumbuhan penduduk dan inflasi
square adalah R
terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur.
square yang telah disesuaikan nilai ini selalu
Dengan taraf signifiasi α = 5% atau α = 0.05.
lebih kecil dari nilai R square dari angka ini
Daerah penerimaan dan penolakan H0 ;
bisa memiliki harga negative, bahwa untuk
1. Apabila F hitung < F tabel = H0 diterima
regresi dengan lebih dari dua variabel bebas dingunkan Adjusted R2
terhadap
0 berarti ada pengaruh antara pertumbuhan
Menurut Santoso dalam buku (Priyatno, 81)
inflasi
kemiskinan di Jawa Timur, H0: b1 ≠b2 ≠ b3 ≠
nilai antara nol dan satu.
2008:
dan
dan Ha ditolak sebagai koefisien
2. Apabila F hitung > F tabel = H0 ditolak
determinasi.
dan Ha diterima
Uji Simultan (Uji Statistik F) Uji
statistik
menunjukkan
apakah
F
pada
dasarnya
semua
variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama sama atau simultan terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dan nilai F tabel, menghitung nilai F statistik dengan rumus :
Gambar Daerah penolakan dan daerah penerimaan
F hitung =
(Uji-F)
269
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282
Volume 1, Nomor 2, September 2016 111,0o - 114,4o BT dan 7,12o - 8,48o LS.
Uji T parsial (Uji statistik t)
Batas-batas wilayah Provinsi Jawa Timur, di
Uji statistik t digunakan untuk menguji
sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa
signifikasi masing–masing variabel. Adapun
(Pulau Kalimantan), sebelah timur berbatasan
rumusnya adalah sebagai berikut :
dengan Selat Bali (Pulau Bali), sebelah selatan
ttabel =
berbatasan
dengan
Samudera
Indonesia, sebelah barat berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.
Keterangan : b1 SE
:Koefisen regresi
Tingkat Kemiskinan Di Jawa Timur Pemerintah
:Standar estimasi
Provinsi
Jawa
Timur
Dengan taraf signifiasi α = 5% atau α = 0.05.
menjadikan
Model uji statistik yang digunakan adalah : H0
fokus
: b1 = 0 berarti tidak ada pengaruh H0 : b1 >
Penanggulangan
0 berarti ada pengaruh
dalam bentuk penyuluhan dan bimbingan
Adapun daerahh penerimaan dan penolakannya
sosial, pelayanan sosial, penyediaan akses
adalah ;
kesempatan kerja dan berusaha, penyediaan
1. t hitung < t tabel = H0 diterima Ha ditolak
akses pelayanan kesehatan dasar, penyediaan
2. t hitung > t tabel = H0 ditolak Ha diterima
akses pelayanan pendidikan dasar, pelayanan
persoalan
utama
mereka
kemiskinan sebagai untuk
kemiskinan
dituntaskan. dilaksanakan
akses pelayanan perumahan dan pemukiman dan/atau penyediaanakses pelatihan, modal usaha dan pemasaran hasil usaha. Berikut ini adalah tabel Tingkat kemiskinan di Jawa Timur. Gambar Daerah penolakan dan daerah penerimaan (Uji-t)
Tabel Tingkat Kemiskinan Di Jawa Timur 2004 2014
Keadaan umum daerah penelitian
Tahun
Tingkat kemiskinan (% )
Provinsi Jawa Timur merupakan satu
2004
20,08
provinsi di Pulau Jawa yang terletak pada
2005
19,95
270
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282
Volume 1, Nomor 2, September 2016
2006
21,09
2007
19,98
2008
18,19
salah satu indikator yang dijadikan sebagai
2009
16,22
tolak ukur atas keberhasilan pembangunan
2010
14,87
2011
13,85
2012
13,08
2013
12,73
2014
12,28
Pertumbuhan
ekonomi
merupakan
suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di suatu daerah dapat mengindikasikan bagaimana prestasi dan perkembangan daerah tersebut .Berikut tabel pertumbuhan ekonomi
Sumber :BPS Jawa Timur data diolah
di Jawa Timur.
Berdasarkan data dari tabel diatas
Tabel Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Timur 2004 -2014
yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur tingkat kemiskinan yang terjadi di provinsi Jawa Timur pada tahun 2006 sampai
Tahun 2004
Pertumbuhan Ekonomi (% ) 5.01
dengan tahun 2014 pada setiap tahunnya
2005
5.80
2006
5.84
mengalami penurunan. Sedangkan dari tahun
2007
5.83
2004 sampai dengan 2006 sempat mengalami
2008
5.86
naik turun. Tingkat kemiskinan tertinggi di
2009
5.94
2 010
6.68
provinsi Jawa Timur terjadi pada tahun 2006
2011
7.22
dengan tingkat kemiskinan sebesar 21,09 %
2012
6.11
2013
6.55
2014
7.27
dan tingkat kemiskinan terendah terjadi pada tahun 2014 dengan tingkat kemiskinan sebesar
Sumber : BPS Jawa Timur dalam berbagai
12,28 %.
terbitan yang
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
me-
bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi di
yang dilakukan
Jawa Timur dalam kurun waktu sepuluh tahun
pemerintah untuk upaya penurunan tingkat
dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2014
kemiskinan
Timur
cenderung fluktuatif. Hal tersebut dapat dilihat
positif, dengan
bahwa pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur
tingkat kemiskinan yang setiap tahunnya
mengalami naik turun. Pertumbuhan ekonomi
mengalami penurunan.
tertingi di Jawa timur selama kurun waktu
setiap
Dengan
Tingkat
tahun
mengalami
nunjukkan
bahwa
menunjukkan
di
kemiskinan
usaha
provinsi
hasil
yang
penurunan
Jawa
sepuluh tahun terjadi pada tahun 2014 dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Timur
pertumbuhan ekonomi sebesar 7,27 % dalam setahun, dan pertumbuhan ekonomi terendah di 271
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Jawa Timur terjadi pada tahun 2004 yakni
cukup.Hal tersebut dirasa cukup berhasil
dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 %.
terbukti pertumbuhan penduduk pada tahun 2014 turun menjadi 0,64 %.
Pertumbuhan Penduduk Di Jawa Timur Pertumbuhan
penduduk
adalah
Inflasi Di Jawa Timur
keseimbangan yang dinamis antara kekuatan– kekuatan
yang
menambah
atau
Inflasi merupakan salah satu tolak ukur
yang
perekonomian Indonesia. Inflasi merupakan
mengurangi jumlah penduduk. Berikut ini tabel
indikator penting perekonomian yang berkaitan
pertumbuhan penduduk di provinsi Jawa
dengan daya beli masyarakat dn stabilitas
Timur.
ekonomi makro. (BPS jatim, 2014: 49 )
Tabel Pertumbuhan Penduduk Di Jawa Timur 2004 -2014
Tabel Inflasi Di Jawa Timur 2004 -2014
Tahun
Pertumbuhan Penduduk (% )
2004
0,91
Tahun 2004
Inflasi (% ) 5,92
2005
1,46
2005
15,19
2006
1,1
2006
6,76
2007
0,84
2007
6,47
2008
-1,85
2008
9,66
2009
0,52
2009
3,62
2010
0,51
2010
6,96
2011
0,56
2011
4,09
2012
0,51
2012
4,5
2013
1,28
2013
7,59
2014
0,64
2014
7,77
Sumber : BPS Jawa Timur dalam berbagai
Sumber : BPS Jawa Timur data diolah
terbitan
Pertumbuhan penduduk yang terjadi
Berdasarkan dari tabel diatas dapat
di Jawa Timur dari tahun 2004 sampai naik
dilihat bahwa inflasi yang terjadi di jawa
turun.Pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi
timur selama kurun waktu 10 tahun dari
pada
pertumbuhan
tahun 2004 sampai dengan tahun 2014 bisa di
penduduk sebesar 1,28 %, namun pada tahun
golongkan inflasi ringan karena kurang dari 10
2014 pemerintah berusaha menekan laju
% dalam setahun, kecuali pada tahun 2005
pertumbuhan
berbagai
inflasi tertinggi terjadi pada tahun ini dengan
kembali
tingkat
2
digolongkan sebagai inflasi sedang .
dengan
2014
tahun
2013
cenderung
dengan
penduduk
dengan
program
misalnya
menggalakkan
program
KB dengan semboyan
anak 272
inflasi
sebesar
15,19
%
yang
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Hasil penelitiaan dan pembahasan Provinsi
Jawa
Timur
merupakan
salah satu provinsi di Indonesia yang tidak
2010
14,87
6,68
0,51
6,96
2011
13,85
7,22
0,56
4,09
2012
13,08
6,11
0,51
4,50
2013
12,73
6,55
1,28
7,59
2014
12,28
7,27
0,64
7,77
Sumber: Badan Pusat Statistik Jawa Timur
terlepas dari masalah kemiskinan. Hal tersebut
(Diolah)
terbukti dengan data yang diperoleh dari badan pusat
statistik
(BPS)
Jawa
timur,
yang
Hasil Analisis regresi
menempatkan Jawa timur diurutan ketiga
Regresi linier Berganda
provinsi–provinsi di pulau Jawa dengan tingkat
Dari hasil pengolahan menggunakan program
kemiskinan yang cukup tinggi yaitu dengan
SPSS 21 di dapatkan persamaan sebagai
prosentase sebesar 12,73 % pada tahun 2013.
berikut :
Inflasi yang terjadi di Jawa Timur
Tabel Hasil Analisis Regresi
tergolong inflasi ringan dengan inflasi sebesar 7,77%, dikatakan ringan karena inflasi tersebut < 10 %. Inflasi harus dikendalikan lajunya karena jika laju inflasi dalam setahun tidak dikendalikan akan memicu tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Timur meningkat. Karena dengan harga barang–barang naik secara terus menerus akan menyebabkan masyarakat sulit
Setelah dilakukan pengujian regresi
untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
linier berganda terhadap data dalam tabel 5.5 maka diperoleh hasil pada tabel 5.6 dengan
Tabel Tingkat Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, Pertumbuhan Penduduk Dan Inflasi Di Provinsi Jawa Timur Tahun 20042014 Tahun
Tingkat Kemiskinan %
Pertumbuhan Pertumbuhan Ekonomi % Penduduk % Inflasi %
2004
20,08
5,01
0,91
5,92
2005
19,95
5,8
1,46
15,19
2006
21,09
5,84
1,10
6,76
2007
19,98
5,83
0,84
6,47
2008
18,19
5,86
-1,85
9,66
2009
16,22
5,94
0,52
3,62
tingkat signifikan α = 5% maka dapat dituliskan persamaan regresi sebagai berikut : Y = 38,195 – 3,779 X1 + 0,127 X2 + 0,238 X3 a = 38,195 artinya, apabila variabel–variabel independen
yaitu
pertumbuhan
ekonomi,
pertumbuhan penduduk dan inflasi sama dengan nol satuan maka Tingkat kemiskinan
273
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 yang
ada
di
provinsi
Jawa
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Timur
Dari tabel model summary diatas dapat
mengalami kenaikan sebesar 38,195 satuan.
terlihat bahwa nilai R (koefisien korelasi)
b1
sebesar 0,824 yang berarti bahwa variabel
= (-3,779) artinya, apabila variabel
dependen
yaitu
variabel
dependent dan indepndet dapat dikategorikan
Tingkat
memiliki hubungan linier yang sangat kuat.
Kemiskinan berubah atau naik 1 satuan maka variabel pertumbuhan ekonomi akan menga-
Koefisien Determinasi (R2)
lami kenaikan sebesar (-3,779) satuan, dan karena pertumbuhan ekonomi bertanda negatif (-)
maka
perubahan
pertumbuhan
ekonomi
yang
R2
ditimbulkan
terhadap
untuk
mengetahui
proporsi variasi dalam variabel terikat (Y) yang
Tingkat
dijelaskan oleh variabel–variabel bebas (X1
kemiskinan mempunyai arah yang berlawanan. b2
digunakan
,X2 dan X3) secara bersama- sama.
= (0,127) artinya, apabila variabel
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
dependen yaitu variabel Tingkat Kemiskinan berubah
atau
naik
1
variabel
pertumbuhan
satuan
maka
R2 sebesar 0,678 yang berarti bahwa 67,8%
penduduk
akan
variasi dari variabel terikat ditentukan oleh
mengalami kenaikan sebesar (0,127) satuan.
variasi ketiga variabel bebasnya. Dengan kata
b3 = (0,238) artinya, apabila variabel dependen
lain, Tingkat kemiskinan di Jawa Timur dapat dijelaskan oleh variabel pertumbuhan ekonomi,
yaitu variabel Tingkat Kemiskinan berubah
pertumbuhan penduduk dan inflasi sebesar
atau naik 1 satuan maka variabel Inflasi akan
mengalami
67,8
kenaikan sebesar (0,238)
% dan
sebagian
sebesar 32,2
%
sebabnya berkaitan dengan faktor–faktor diluar
satuan.
model. Pada tabel diatas menunjukkan hasil R2
Tabel Model Summary Model R
1
a.
R SquareAdjusted Square a
,824
,678
,540
Predictors:
yang disesuaikan sebesar 0,540
R Std. Error of Durbinthe Watson Estimate 2,29066
(Constant),
atau sebesar 54 % yang berarti bahwa
1,408
keseluruhan variabel bebas yang tercakup
Inflasi,
dalam model mampu menjelaskan variabel
Pertumbuhan_penduduk,
terikat sebesar 54 % sedangkan sisanya 46 %
Pertumbuhan_ekonomi b. Dependent Variable:
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
Tingkat_kemiskinan
tercakup dalam model. Uji – F 274
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Pengujian
Volume 1, Nomor 2, September 2016
F ini merupakan suatu
Pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan pen-
ukuran arti keseluruhan dari regresi yang
duduk dan inflasi (X) terhadap variabel
ditaksir ,jika F yang dihitung melebihi nilai
terikat Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur
F tabel dari F tabel pada tingkat signifikasi
(Y) secara parsial berikut hasilnya:
α
%
berarti
Dibawah
ini
menolak table
hipotesis
hasil
nol. Tabel Tabel Uji –t
penghitungan
menggunakan program SPSS 21: Tabel uji F
Berdasarkan tabel menunjukkan hasil Uji
perhitungan yang diperoleh adalah F hitung sebesar
4,919
dengan
tingkat
t
digunakan
untuk
mengetahui pengaruh dari masing–masing
signifikan
variabel
0,038. Nilai F tabel dengan df 1 = k-1 = 3 , df 2 n-k = 7. Maka diperoleh t tabel
statistik
independen
yaitu
pertumbuhan
ekonomi, pertumbuhan penduduk dan inflasi
4,35 dan
terhadap variabel dependen yaitu Tingkat
tingkat signifikasi yang digunakan adalah 0,05.
kemiskinan
Hal ini berarti F hitung (4,919) > F tabel
di
Jawa
Timur.
Dari
hasil
penghitungan menggunakan SPSS 21 diperoleh
(4,35) dan signifikan
hasil sebagai berikut (lihat tabel).
0,038 < 0,05. Dengan demikian maka H0
1. Berdasarkan tabel uji t diatas pertumbuhan
ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa ada
ekonomi berpengaruh negative dan signifikan
pengaruh yang signifikan antara pertumbuhan
terhadap tingkat kemiskian di Jawa Timur.
ekonomi, pertumbuhan penduduk dan inflasi
Hal tersebut terbukti dengan nilai t hitung
terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur.
sebesar – 3.481 dengan tingkat signifikan 0.010 < 0.05. Berdasarkan tingkat signifikan
Uji signifikasi regresi secara parial (Uji T)
pertumbuhan ekonomi sebesar 0.010 berarti H0
Uji t digunakan untuk mengtahui ada
ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti bahwa
atau tidaknya pengaruh antara variabel bebas 275
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282
Volume 1, Nomor 2, September 2016
pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh
akan mengakibatkan tingkat kemiskinan turun
yang signifikan terhadap tingkat kemiskinan di
sebesar 3,779. Hal tersebut sesuai dengan
Jawa Timur.
hipotesis
2. Berdasarkan hasil uji t diatas Pertumbuhan
tumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan
penduduk memiliki tingkat signifikan sebesar
signifikan
0.882 > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H0
Jawa Timur.
yang
menyatakan
bahwa
per-
terhadap tingkat kemiskinan di
berarti
Hal ini juga sejalan dengan penelitian
pertumbuhan penduduk tidak berpengaruh
yang dilakukan oleh Sri Kuncoro (2014) dalam
secara signifikan terhadap tingkat kemiskinan
jurnal analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi,
di Jawa Timur.
tingkat pengangguran dan pendidikan terhadap
3. Berdasarkan hasil uji t diatas Inflasi
tingkat kemiskinan di Jawa Timur, yang me-
memiliki tingkat signifikasi sebesar 0.333 >
nemukan bahwa terdapat hubungan
0.05. Hal tersebut berarti H0 diterima dan Ha
dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di
ditolak, yang berarti inflasi tidak berpengaruh
Jawa Timur.
diterima
dan
Ha
ditolak,
yang
negatif
signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur.
Pertumbuhan
Penduduk
Dan
Tingkat
Kemiskinan Hasil Penelitian Pertumbuhan
Dilihat dari analisis regresi menggunakan Ekonomi
Dan
bantuan SPSS 21dilihat bahwa pertumbuhan
Tingkat
Kemiskinan Dilihat
dari
penduduk
nyata
(signifikan) dan positif dengan nilai koefisien
regresi menggunakan bantuan program spss
0,127. Hal ini berarti bahwa jika tingkat
21
kemiskinan naik 1 satuan maka pertumbuhan
bahwa
penghitungan
berpengaruh
analisis
dilihat
hasil
tidak
pertumbuhan
ekonomi
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap
penduduk akan naik sebesar 0,127. Pertumbuhan penduduk
tingkat kemiskinan di Jawa Timur. Dengan
tahun
nilai koefisien sebesar negatif (-3,779). Hal ini
2004–2014
menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi
terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur,
mempunyai
menurut penulis hal tersebut disebabkan karena
pengaruh
terhadap
tingkat
:
kemiskinan di Jawa Timur. Artinya apabila terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 1 satuan maka 276
tidak
dari
berpengaruh signifikan
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282
Volume 1, Nomor 2, September 2016
1. Tingkat pertumbuhan penduduk dari tahun
Berdasarkan
hasil
analisi
regresi
dengan
2004–2014 dapat dikendalikan, hal tersebut
bantuan program SPSS 21 ,diperoleh hasil
terbukti dengan perkembangan pertumbuhan
bahwa
penduduk provinsi Jawa Timur tidak terlalu
(signifikan)
dan
positif terhadap tingkat
tinggi , sehingga
kemiskinan
di
Jawa
tidak
pertumbuhan
berpengaruh
terhadap
penduduk tingkat
ke-
pertumbuhan
dikendalikan
tidak
koefisien positif
miskinan di Jawa Timur. 2. Laju
inflasi
berpengaruh
Timur.
nyata
Dengan
sebesar (0,238). Hal ini
berarti bahwa jika tingkat kemiskinan naik 1 penduduk
berusaha
satuan inflasi juga akan naik sebesar 0,238.
oleh pemerintah provinsi Jawa
Inflasi
dari
tahun
2004–2014
tidak
Timur melalui Bkkbn dengan program Kb, hal
berpengaruh nyata (signifikan) terhadap tingkat
ini
kemiskinan di Jawa Timur, menurut penulis
dirasa
cukup
efektif
dilihat
dari
pertumbuhan penduduk di Jawa timur dari
hal tersebut disebabkan oleh:
tahun 2004 sampai dengan 2014 cenderung
1.
menurun setiap tahunnya.
Inflasi yang tergolong ringan seperti yang terjadi di Jawa Timur tidak selalu
3. Pemerintah provinsi Jawa Timur juga berusaha
membawa dampak negatif tetapi juga
meningkatkan kualitas SDM terutama untuk
dampak positif. Dampak positif nya adalah
keluarga yang tergolong miskin, hal ini
inflasi dapat mendorong perekonomian
bertujuan untuk memperbaiki kualitas
lebih baik dengan meningkatkan pen-
dari
SDM
dapatan
segi pendidikan yang bertujuan untuk
dan membuat orang
mengurangi jumlah penggangura. Bantuan
begairah bekerja, menabung dan menga-
yang diberikan pemerintah dalam rangka
dakan investasi.
memperbaiki kualitas SDM adalah Bantuan
2.
siswa miskin. 4.
nasioanal
Laju inflasi di provinsi Jawa Timur selama
10
tahun
terakhir
dapat
dikendalikan, sehingga tidak menyulitkan
Dilihat dari pertumbuhan ekonomi provinsi mengalami
masyarakat yang tergolong miskin untuk
peningkatan, menyebabkan permintaan akan
memenuhi kebutuhan mereka sehari – hari.
Jawa
Timur
yang
terus
tenaga kerja pun meningkat, hal tersebut pada akhirnya
akan
mengurangi
jumlah
3.
Pemerintah provinsi Jawa Timur juga memberikan
pe-
naiknya
nggangguran.
bantuan
harga
bahan
apabila
terjadi
bahan
pangan
yang bisa memicu inflasi dengan memberi bantuan seperti operasi pasar murah yang
Inflasi Dan Tingkat Kemiskinan 277
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282
Volume 1, Nomor 2, September 2016
memudahkan masyarakat membeli bahan
signifikan pertumbuhan penduduk 0,882 >
bahan pangan dengan harga murah,serta
0,05.
ada bantuan raskin untuk membantu
4. Variabel
inflasi
tidak
mempunyai
pengaruh secara parsial terhadap tingkat
keluarga miskin.
kemiskinan di Jawa Timur, hal ini terbukti dengan tingkat signifikan inflasi 0,333 >
Simpulan Penelitian mengkaji
ini
pengaruh
dimaksudkan variabel
0,05.
untuk
pertumbuhan
2.
Dari
hasil
uji
F
diketahui
bahwa
ekonomi,pertumbuhan penduduk dan inflasi
pertumbuhan ekonomi (X1), pertumbuhan
terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur
penduduk
dari tahun 2004–2014. Berdasarkan hasil
berpengaruh
analisis data yang telah dilakukan maka dapat
bersama–sama
ditarik simpulan sebagai berikut:
miskinan di Jawa Timur. Hal ini terbukti
(X2)
dan
(X3)
simultan
atau
secara
inflasi
terhadap
tingkat
ke-
diketahui
dengan nilai F hitung (4,919) > F tabel
variabel independent mana saja yang
(4,35) dengan tingkat signifikan 0.038b <
1. Dari
hasil
berpengaruh terhadap
uji
t
dapat
signifikan
variael
secara
independet
parsial
0,05 atau 5%.
Tingkat
3. Variabel pertumbuhan ekonomi (X1) adalah
kemiskinan di Jawa Timur:
variabel yang paling dominan mempunyai
2. Variabel pertumbuhan ekonomi
mem-
pengaruh terhadap tingkat kemiskinan di
punyai pengaruh secara parsial terhadap tingkat
kemiskinan
Variabel
di
Jawa
pertumbuhan
Jawa Timur. Hal tersebut terbukti karena
Timur.
variabel
ekonomi
pertumbuhan
ekonomi
(X1)
merupakan satu–satuya variabel inde-
mempunyai pengaruh negatif dan sig-
penden yang berpengaruh secara sig-
nifikan terhadap tingkat kemiskinan di
nifikan terhadap tingkat kemiskinan di
Jawa Timur, hal ini terbukti dengan t
Jawa Timur dengan tingkat signifikan
hitung (-3,481) dan tingkat signifikasi 0,01
0,01
< 0,05.
< 0,05 .
3. Variabel pertumbuhan penduduk tidak mempuyai
pengaruh
secara
4.
parsial
Korelasi antar variabel dependent (Y) tingkat kemiskinan di Jawa Timur dan
terhadap tingkat kemiskinan di Jawa
variabel
Timur, hal ini terbukti dengan tingkat 278
independent
(X)
yaitu
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 pertumbuhan ekonomi (X1), pertumbuhan
seluruh wilayah di Jawa Timur sehingga
penduduk
(X3)
kesejahteraan masyarakat di Jawa Timur
yang sangat kuat
merata. Dengan pertumbuhan ekonomi
(X2)
memiliki
5.
Volume 1, Nomor 2, September 2016
dan
korelasi
inflasi
dengan nilai korelasi sebesr 0,824.
yang merata diharapkan dapat mengurangi
R2
jumlah penduduk miskin di Jawa Timur.
dari penelitian ini sebesar 0.678
yang
berarti
berarti
bahwa
variabel
67.8
terikat
%
yaitu
.Yang Daftar pustaka
tingkat
kemiskinan dapat dijelaskan oleh variabel
Akbar,T.R.2013.Pengaruh jumlah penduduk,tingkat penganggguran dan tingkat pendidikan terhadap kemiskinan (studi kasus prov jatim).Skripsi.FE UPN Jatim..
bebas yaitu pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan inflasi sebesar 67.8 % dan sebagian besar 32.2 %
Angereny,Restuty.2014.Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah penduduk miskin provinsi sumatera utara.Skripsi.FE Hasanudin Makasar. Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
dijelaskan factor lain diluar model.
Saran Dari hasil penelitian, didapat bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur, sehingga
Azwar.2001.Metedologi Penelitian.Pustaka Pelajar Offset.Yogyakarta. Arikunto,1998.prosedur penelitian suatu praktek.Jakarta:PT Rineka Cipta.
penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Pemerintah
harus
membuat
sebuah Boediono.2000.Sinopsis pengantar ilmu ekonomi,no2.Penerbit : BPFE UGM Yogyakarta.
kebijakan dan mengambil peranan yang cukup besar untuk dapat mendorong pencapaian pertumbuhan ekonomi
yang
Boediono.2001.Ekonomi ketiga.Penerbit: Yogyakarta
lebih baik dan lebih maju dengan menaikkan
kapasitas produksi masyarakat
BPS
agar mengurangi jumlah penduduk miskin di Jawa Timur sehingga bisa menurunkan
moneter,Edisi BPFE UGM
Jatim, 2004. Analisis ketenagakerjaan dan pendapatan, BPS jatim.
kemiskinan, distribusi
tingkat kemiskinan di Jawa Timur. BPSjatim.2007.Analisis dan perhitungan tingkat kemiskinan 2007.BPS Jatim.
2. Pemerintah diharapkan mampu meratakan pendistribusian pertumbuhan ekonomi di
279
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282
Volume 1, Nomor 2, September 2016
BPSRI.2011.Kajian Regional aceh.Jakarta:BPS RI
Sukirno,Sadono.2007.Makro Ekonomi Modern Perkembangan Pemikiran Dari Sadono,Sukirno. (2012). Makro ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers..
Kuncoro,Sri.2014.analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi,tingkat pengangguran dan pendidikan terhadap tingkat kemiskinan di provinsi jawa timur 2009 2011.Jurnal Ilmiah.FE Muhamadiyah Surakarta.
Sumber internet https://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan . http://ditpk.bappenas.go.id/ http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuha n_penduduk http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
Lincolin,arsyad.1999.Pengantar perencanaan dan pembangunan ekonomi daerah edisipertama.Yogyakarta:BPFE Yogyakarta,
Suparmoko.2002.Pengantar ekonomi makro,edisi keempat.Penerbit BPFE UGM Yogyakarta.
Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia.Jakarta: PT Grafindo Parsada. Nehen,Ketut.2012.Perekonomian indonesia.Denpasar:Udayana university press.
Todaro, Michael P., dan Smith, Stephen C. (2006). Pembangunan Ekonomi/ Edisi Kesembilan, Jilid 1 (Alih Bahasa: Haris Munandar dan Puji A.L.). Jakarta: Penerbit Erlangga
Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter. Buku II. Edisi Kesatu. Cetakan Kesepuluh. BPFE UGM. Yogyakarta.
Todaro,Michael.1994.Pembangunan ekonomi dunia ketiga.Jakarta:Erlangga. Todaro.1998.Hubungan jumlah penduduk dengan kemiskinan.Jakarta:Erlangga
Priyatno,dwi.2008.mandiri belajar spss untuk analisis data dan uji statistik edisi pertama.Jakarta:mediakom. Ryan,Okta.2013.pengaruh pertumbuhan ekonomi,upah minimum,tingkat pengangguran terbuka dan inflasi terhadap kemiskinan di Indonesia 2009 - 2011.Skripsi FE UNNES.
www.bps.go.id (Situs Resmi Badan Pusat Statistik) Yuan,amy.2009.beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di jawa timur.Skripsi.FE UPN Jatim.
Sharp, Ansel M, Charles A. Register and Paul W. Cerimes. 1996. Economic of Social Issue. Edisi ke-12. Richard D. Irwin. Chicago. Sukirno,Sadono.2002.Teori ekonomi cetakan belas.Jakarta:Rajawali pres.
Mikro keempat
280
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282
Volume 1, Nomor 2, September 2016
281