ANALISIS ALOKASI BAURAN PROMOSI PAKAIAN OPERASI (Studi Kasus pada PT. Lestari Dini Tunggul)
Oleh NOOR INDAH PERMATASARI H24087019
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
RINGKASAN NOOR INDAH PERMATASARI. H24087019. Analisis Alokasi Bauran Promosi Pakaian Medis (Studi Kasus pada PT. Lestari Dini Tunggul). Di bawah bimbingan MIMIN AMINAH. Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya (Wikipedia,2010). Semakin banyaknya rumah sakit yang bermunculan, maka kebutuhan medispun semakin meningkat. Dalam hal ini salah satu kebutuhan medis diantaranya adalah pakaian untuk operasi, yang secara tidak langsung hal tersebut membuka peluang pasar yang dimanfaatkan bagi para produsen dalam memproduksi dan memasarkan produk untuk memenuhi kebutuhan medis tersebut. Dengan terbukanya peluang tersebut, maka semakin banyak pula bermunculan produsen yang berlomba-lomba memproduksi dan memasarkan produk pakaian operasi yang salah satu diantaranya yaitu PT. Lestari Dini Tunggul. Dalam memasarkan produknya, informasi mengenai produk bersangkutan sangatlah penting dan suatu tantangan yang dihadapi perusahaan adalah masalah promosi. PT. Lestari Dini Tunggul perlu merumuskan bauran promosi yang tepat agar promosi yang dilakukan dapat lebih efektif. Penelitian ini bertujuan (1) Mengidentifikasi bentuk bauran promosi yang telah diterapkan perusahaan, (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan promosi perusahaan, dan (3) Merumuskan pemilihan alokasi bauran promosi yang tepat pada perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Alat bantu analisis yang digunakan adalah AHP (Analitycal Hierarchy Process), data yang diperoleh kemudian diolah dengan program komputer expert choice 2000 dan Microsoft exel 2007. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Pemberian kuesioner diberikan kepada tiga responden yang terdiri dari marketing manager, plant manager dan sales eksekutif. Struktur hierarki terdiri atas lima tingkat yaitu, (1) Fokus : alokasi bauran promosi pakaian operasi, (2) Faktor : anggaran promosi, sumber daya manusia, persaingan pasar, (3) Aktor : manager marketing, plant manager dan sales eksekutif, (4) Tujuan : meningkatkan citra perusahaan, mempertahankan pelanggan dan meningkatkan penjualan, (5) Alternatif : membuat kesan web yang kuat dan interaktif, lebih aktif dalam penjualan personal, lebih aktif dalam promosi penjualan, merancang pemasaran langsung yang efektif, merencanakan program iklan media cetak dan luar ruang, pengembangan program publisitas. Hasil analisis data AHP menunjukkan bahwa faktor dengan prioritas tertinggi adalah faktor sumber daya manusia (0.406), pada tingkat aktor, prioritas utama adalah marketing manager (0.696). Untuk tujuan promosi, prioritas utama adalah mempertahankan pelanggan (0.561), dan alternatif prioritas bauran promosi adalah lebih aktif dalam melakukan penjualan personal (0.269).
ANALISIS ALOKASI BAURAN PROMOSI PAKAIAN OPERASI (Studi Kasus pada PT. Lestari Dini Tunggul)
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh : NOOR INDAH PERMATASARI H24087019
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Judul Skripsi : ANALISIS ALOKASI BAURAN PROMOSI PAKAIAN OPERASI (Studi Kasus pada PT. Lestari Dini Tunggul) Nama : Noor Indah Permatasari NRP : H24087019
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Mimin Aminah, MM NIP. 19660907 199103 2 002
Mengetahui Ketua Departemen
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M. Sc NIP. 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus
:
RIWAYAT HIDUP Noor Indah Permatasari dilahirkan di kota Bogor pada tanggal 16 Juni 1987. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari keluarga Bapak M. Yamin Mile dan Ibu A. Subariah. Penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Polisi IV Bogor pada tahun 1993 dan lulus pada tahun 1999, kemudian melanjutkan pendidikan dan diterima di SLTP Negeri 2 Banjarbaru, Kalimantan Selatan pada tahun 1999 dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 3 Bogor dan lulus pada tahun 2005. Penulis diterima sebagai mahasiswi di Akademi Pimpinan Perusahaan, Departemen Perindustrian Jakarta pada tahun 2005, Jurusan Manajemen pada Program Studi Perdagangan Internasional dan lulus pada tahun 2008. Penulis pernah melakukan praktek kerja lapangan (PKL) bagian Marketing di PT. Garuda Maintenance AeroAsia selama dua bulan (April-Juni 2008). Pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan Strata 1 pada Program Sarjana Alih Jenis, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
iii
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas limpahan rahmat, karunia dan kasih sayangNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis Alokasi Bauran Promosi Pakaian Operasi ( Studi Kasus Pada PT. Lestari Dini Tunggul ) ”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karuniaNya pada kita semua, kritik dan saran yang membangun tetap diharapkan penulis, mudahmudahan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin Ya Robbal Alamin.
Bogor, Maret 2011
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada berbagai pihak yang telah memberikan saran, petunjuk, bantuan dan dorongan serta bimbingan dari semua pihak baik yang bersifat moril maupun materil. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, perkenankan penulis menghaturkan terimakasih yang setinggi dan sebesar-besarnya kepada Ibu Mimin Aminah selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan pengarahan dengan penuh kesabaran. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Yang terhomat, Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku ketua Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. 2. Yang terhormat, ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM dan ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut., MM selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak arahan kepada penulis. 3. Yang terhormat, Deddy CS, selaku dosen yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Yang tercinta, kedua orang tua penulis yang selalu memberikan bantuan dan kasih sayang serta senantiasa mengiringi langkah dengan doa dan kasih sayang. 5. Yang tercinta, mbah dan seluruh keluarga besar sindang barang yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis. 6. Yang terhormat, Bapak Yusuf Susanta selaku marketing manager PT. Lestari Dini Tunggul, Bapak Ratri Sapta selaku Plant Manager, Mba Ina, Erni Ibol, Mas Hary, Mas Fuji dan seluruh staff PT. Lestari Dini Tunggul yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian di PT. Lestari Dini Tunggul. 7. Yang terhormat, Bapak Adeng, A.Qodir, dan Bapa Haji Pagentongan yang telah banyak membantu mendoakan penulis. 8. Yang tersayang, Achmad Hamdani, Indah Fitriah, Ii Fauzi, Devy Wono, Maman Sulaeman, Irwan Setiawan, Lisa Mardiyah, Anisah, Dania, Lesti Zakia dan teman-teman MBC yang telah memberikan semangat, dorongan dan doa kepada penulis. v
9. Yang tersayang, Putri Febian, Kristina Vita, Intan Anggraini, Susy Sukawati, Murniasih. Funy, Vonny dan seluruh rekan-rekan yang telah memberikan semangat, dorongan dan doa kepada penulis di Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. 10. Semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materil hingga selesainya skripsi ini. Penulis berdoa semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan balasan yang sebaik-baiknya. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
vi
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... iii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................... v DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1.2. Perumusan Masalah.............................................................................. 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................
1 1 3 5 5 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 2.1. Pengertian Pemasaran ........................................................................ 2.2. Pengertian Promosi ............................................................................ 2.3. Bauran Promosi .................................................................................. 2.3.1 Periklanan ................................................................................... 2.3.2 Penjualan Personal (Personal Selling) ........................................ 2.3.3 Promosi Penjualan (Sales Promotion) ........................................ 2.3.4 Publisitas (Publicity) ................................................................... 2.3.5 Pemasaran Langsung (Direct Marketing) ................................... 2.3.6 Interaktif Media .......................................................................... 2.4. Faktor yang Mempengaruhi Bauran Promosi ...................................... 2.5. Anggaran Promosi ............................................................................... 2.6. Analytic Hierarchy Process ................................................................. 2.7. Penelitian Terdahulu ............................................................................
6 6 6 6 7 7 8 9 9 10 10 12 12 15
III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 3.1. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 3.3. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 3.5. Metode Pengambilan Sampel ............................................................. 3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................
18 18 20 20 20 21 21
vii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 32 4.1. Gambaran Umum Perusahaan.............................................................. 32 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Lestari Dini Tunggul .................................. 32 4.1.2 Visi dan Misi PT. Lestari Dini Tunggul ..................................... 33 4.1.3 Struktur dan Fungsi PT. Lestari Dini Tunggul ........................... 33 4.2. Bauran Pemasaran PT. Lestari Dini Tunggul ...................................... 36 4.2.1 Produk ......................................................................................... 36 4.2.2 Harga ........................................................................................... 36 4.2.3 Distribusi ..................................................................................... 38 4.3. Bauran Promosi yang telah dilakukan oleh PT. Lestari Dini Tunggul 38 4.3.1 Periklanan ................................................................................... 38 4.3.2 Penjualan Personal ...................................................................... 38 4.3.3 Promosi Penjualan ...................................................................... 38 4.3.4 Publisitas ..................................................................................... 39 4.3.5 Pemasaran Langsung .................................................................. 39 4.3.6 Interaktif Media .......................................................................... 39 4.4. Rumusan Struktur Hierarki Bauran Promosi ....................................... 40 4.4.1 Analisis Faktor-faktor Penyusunan Alokasi Bauran Promosi .... 42 4.4.2 Aktor yang Berpengaruh Dalam Alokasi Bauran Promosi ......... 42 4.4.3 Tujuan Promosi PT. Lestari Dini Tunggul ................................. 43 4.4.4 Alternatif Alokasi Bauran Promosi ............................................. 44 4.5. Hasil Pengolahan Data Secara Horizontal dalam AHP ....................... 45 4.5.1 Elemen Aktor Penyusunan Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul .............................................................................. 45 4.5.2 Elemen Tujuan Penyusunan Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul ............................................................................... 47 4.5.3 Elemen Alternatif Penyusunan Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul .............................................................. 49 4.6. Hasil Pengolahan Data Secara Vertikal Dalam AHP .......................... 52 4.6.1 Elemen Faktor Terhadap Alokasi Bauran Promosi Pada PT. Lestari Dini Tunggul .................................................................. 52 4.6.2 Elemen Aktor Terhadap Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul ............................................................................... 54 4.6.3 Elemen Tujuan Terhadap Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul ................................................................................ 54 4.6.4 Elemen Alternatif Dalam Penyusunan Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul ............................................................. 55 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 57 1. Kesimpulan .......................................................................................... 57 2. Saran .................................................................................................... 58 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 59
viii
DAFTAR TABEL No.
Halaman
1. Perkembangan jumlah Rumah Sakit di Indonesia, 2003-2008 ..................... 2. Data Penjualan PT. Lestari Dini Tunggul 2010 ............................................ 3. Sarana komunikasi bauran promosi .............................................................. 4. Jenis kebutuhan data ..................................................................................... 5. Skala banding secara berpasangan (Saaty,1991) ......................................... 6. Matriks Pendapat Individu (MPI) (Saaty,1993) ............................................ 7. Matriks Pendapat Gabungan (MPG) (Saaty, 1993) ...................................... 8. Ilustrasi pengolahan MPB pada langkah pertama (Saaty, 1993) ................. 9. Ilustrasi MPB yang telah dinormalisasi (Saaty, 1993) ................................. 10.Ilustrasi pengolahan matriks normalisasi pada langkah berikut (Saaty,1993) 11. Ilustrasi penentuan eigen value pada dua langkah pertama (Saaty,1993) .. 12. Nilai indeks acak (RI) matriks berorder 1 s/d 15 dengan sampel 100 (Saaty,1993) ................................................................................................ 13. Baju operasi Lestari Medical Apparel.......................................................... 14. Baju operasi Medicloth ................................................................................ 15. Baju operasi Comfort ................................................................................... 16. Susunan bobot dan prioritas hasil pengolahan horizontal antar elemen pada tingkat tiga (Elemen aktor yang berpengaruh dalam penyusunan alokasi bauran promosi pada PT. Lestari Dini Tunggul) ............................. 17. Susunan bobot dan prioritas hasil pengolahan horizontal antar elemen pada tingkat empat (Elemen tujuan yang ingin dicapai PT. Lestari Dini Tunggul )……………………………………………………………. 18. Susunan bobot dan prioritas hasil pengolahan horizontal antar elemen pada tingkat lima (Elemen alternatif yang ingin dipilih PT. Lestari Dini Tunggul) ……………………………………………………………. 19. Susunan bobot dan prioritas faktor-faktor penyusun alokasi bauran promosi pada PT. Lestari Dini Tunggul…………………………………. 20. Susunan bobot dan prioritas aktor yang berperan dalam pemilihan alokasi bauran promosi pada PT. Lestari Dini Tunggul……………… 21. Susunan bobot dan prioritas tujuan alokasi bauran promosi pada PT. Lestari Dini Tunggul…………………………………………………… 22. Bobot dan prioritas alternatif alokasi bauran promosi PT. Lestari Dini Tunggul……………………………………………………………....
ix
1 4 7 21 25 26 26 27 27 28
28 30 37 37 37
45
47
49 53 54 55 56
DAFTAR GAMBAR No.
Halaman
1. Kerangka pemikiran penelitian ...................................................................... 2. Struktur hierarki lengkap ............................................................................... 3. Struktur hierarki alokasi bauran promosi PT. Lestari Dini Tunggul ............. 4. Hasil pengolahan vertikal struktur hierarki alokasi bauran promosi PT.Lestari Dini Tunggul..................................................................................
x
19 24 40 52
DAFTAR LAMPIRAN No.
Halaman
1. Kuesioner penelitian ...................................................................................... 61 2. Struktur organisasi PT. Lestari Dini Tunggul ................................................ 73 3. Hasil pengolahan data Analytic Hierarchy Process (AHP) ........................... 74
xi
1
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya (Wikipedia, 2010). Dalam beberapa tahun belakangan ini, industri rumah sakit Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup berarti dengan diterbitkannya peraturan menteri kesehatan no 84/Men.Kes/II/V/1990 yang menyatakan bahwa “pelayanan rumah sakit dapat oleh yayasan dan badan hukum lainnya”. Dengan demikian rumah sakit dapat berbentuk PT atau CV yang secara langsung akan membuka peluang bagi penanaman modal, baik modal asing maupun dalam negeri. Tidak hanya pemerintah yang memang berkewajiban menyediakan jasa layanan kesehatan kepada masyarakat, para pelaku bisnis pun kini semakin aktif berinvestasi di Industri rumah sakit Indonesia. Hal inilah yang menjadi pendorong bermunculannya berbagai rumah sakit swasta baru dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini. Tabel 1. Perkembangan Jumlah Rumah Sakit di Indonesia, tahun 2003-2008 No. 1. 2. 3. 4. 5.
Pengelola/Kepemilikan Departemen Kesehatan Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota TNI/Polri BUMN/Departemen lain Swasta
Total
2003 31 396
2004 31 404
2005 31 421
2006 31 433
2007 31 446
2008 31 446
112 78 617
112 78 621
112 78 626
112 78 638
112 78 652
112 78 653
1.234
1.246
1.268
1.292
1.319
1.320
(Sumber: Depkes, 2009)
Pada tahun 2008, jumlah rumah sakit di Indonesia mencapai 1.320 rumah sakit (Depkes, 2009), atau bertambah sebanyak 86 rumah sakit dari posisi tahun 2003. Dari total 1.320 rumah sakit ini, 653 diantaranya adalah milik swasta dengan rata-rata pertumbuhan jumlah rumah sakit per tahun sekitar 1,14 persen. Sisanya merupakan rumah sakit yang dibangun oleh Departemen Kesehatan, Pemerintah provinsi atau kabupaten atau kota, TNI atau Polri, dan BUMN.
2
Semakin banyaknya rumah sakit yang bermunculan, maka kebutuhan medispun semakin meningkat. Dalam hal ini salah satu kebutuhan medis diantaranya adalah pakaian untuk operasi yang dibutuhkan oleh dokter dan asistennya. Sehingga hal tersebut membuka peluang pasar yang dimanfaatkan bagi para produsen dalam memproduksi dan memasarkan produk untuk memenuhi kebutuhan medis tersebut. Dengan terbukanya peluang tersebut, maka semakin banyak pula bermunculan produsen yang berlomba-lomba memproduksi dan memasarkan produk pakaian operasi. Salah satu diantaranya yaitu PT. Lestari Dini Tunggul yang bertempat di Jl. Anggrek No. 46, Jagakarsa-Depok, Jakarta Selatan. Perusahaan ini bergerak dalam bidang industri garmen yang memproduksi pakaian medis yaitu pakaian operasi, pakaian dokter, pakaian perawat, dan pakaian pasien. Diantara sekian banyak produk perusahaan, produk unggulan yang ditawarkan oleh PT. Lestari Dini Tunggul adalah pakaian operasi. Hal ini dikarenakan pakaian operasi merupakan pakaian yang sering dibutuhkan oleh dokter maupun asistennya dalam melakukan kegiatan operasi di rumah sakit ataupun klinik. Produk pakaian operasi yang ditawarkan PT. Lestari Dini Tunggul dijual dengan tiga brand yaitu, Lestari Medical Apparel (LMA), Medicloth dan Comfort. LMA merupakan pakaian operasi yang terbuat dari seratus persen katun soil release. Keunggulan pakaian operasi ini yaitu terdapat pada material yang digunakan seperti water repellent yang dapat melindungi pengguna dari percikan darah, pakaian operasi ini juga dilengkapi dengan serat karbon agar tidak menjadi listrik statis. Kemudian brand kedua yaitu Medicloth, merupakan pakaian operasi yang terbuat dari bahan tetoron yang dilengkapi dengan material anti bakteri. Brand yang ketiga adalah Comfort yaitu pakaian operasi yang terbuat dari seratus persen katun. Berbeda dengan LMA dan Medicloth, Comfort tidak dilengkapi dengan material water repellent dan juga anti bakteri. Sejak mengawali bisnisnya, PT. Lestari Dini Tunggul senantiasa dihadapkan dengan berbagai macam rintangan dan hambatan, yaitu persaingan dalam menjalankan usahanya. Persaingan yang semakin ketat membuat PT. Lestari Dini Tunggul memiliki banyak pesaing sejenis, diantaranya adalah PT.
3
Sarci Megatama, PT. Agarzy dan CV Java Centra. Perusahaan ini menawarkan pakaian medis dengan berbagai macam variasi dengan harga yang terjangkau, sehingga konsumen mempunyai banyak pilihan dan semakin selektif dalam memilih serta memastikan produk yang akan mereka beli. Perusahaan pesaing juga sangat gencar dalam memasarkan produk mereka melalui media-media promosi terutama melalui web yang sangat interaktif. Sementara promosi yang dilakukan oleh PT. Lestari Dini Tunggul, belum gencar seperti yang dilakukan oleh pesaingnya. Oleh karena itu, agar dapat menghadapi persaingan pasar, PT. Lestari Dini Tunggul perlu melakukan upaya alokasi bauran promosi, agar promosi yang dilakukan dapat lebih efektif. Karena promosi sangat bermanfaat bagi keberhasilan tujuan pemasaran perusahaan. Terutama pada saat ini, industri di pasar medical yang sedang berkembang pesat, maka promosi merupakan salah satu cara yang ampuh bagi PT. Lestari Dini Tunggul dalam mengembangkan dan mempertahankan usahanya. Berdasarkan hal tersebut penulis melakukan riset mengenai “ ANALISIS ALOKASI BAURAN PROMOSI PAKAIAN OPERASI “ (Studi Kasus pada PT. Lestari Dini Tunggul ). 1.2. Perumusan Masalah PT. Lestari Dini Tunggul merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri garmen yang memproduksi pakaian operasi. Produk Lestari dibuat dari tekstil dengan teknologi mutakhir yang dibarengi dengan peningkatan kualitas pengerjaan yang berkesinambungan, agar mampu menampilkan produk pakaian operasi yang bermutu tinggi, yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kalangan medis masa kini. Perusahaan mendistribusikan produk-produk tersebut melalui empat puluh cabang distributor nasional.Dari data penjualan yang didapat pada Tabel 2, dapat terlihat bahwa penjualan yang dilakukan oleh PT. Lestari Dini Tunggul belum sesuai dengan target perusahaan secara optimal. Hal ini dapat terlihat dari target yang diharapkan perusahaan pada semester II yang diharapkan sebesar Rp 6,203,225,000 namun penjualan yang dilakukan hanya sebesar Rp 4,488,324,952.
4
Tabel 2. Data Penjualan PT. Lestari Dini Tunggul 2010 TARGET Target/ Bulan Realisasi/ Bulan Target Semester I Realisasi Sales Semester 1
Januari
Februari
867,680,000
935,180,000
1,054,595,653
784,301,239
BULAN ( Rp ) Maret April 1,214,381, 1,115,790,000 000 278,672, 942,000, 418 167
Mei 581,180, 000 1,587,191, 908
Juni 430,090, 000 611,822, 150
TOTAL
5,144,301,000 5,258,583,535 Juli
Agustus
Sept
Oktober
Nov
Target/ Bulan
549,260,000
723,260,000
1,305,260, 000
980,510, 000
1,353,405, 000
Realisasi/ Bulan
273,158,265
506,357,694
1,429,243, 410
696,529, 470
518,028, 754
Target Semester II Realisasi Sales Semester II
Des 1,291, 530, 000 1,065, 007, 359 6,203,225,000
4,488,324,952
(Sumber : Divisi Marketing PT. Lestari Dini Tunggul) Pada awal tahun 2011 ini PT. Lestari Dini Tunggul berupaya meningkatkan penjualan dan memperluas pangsa pasar, untuk itu perusahaan membuat program kerja baru, yaitu dengan membagi tim marketing untuk memegang masing-masing wilayah pemasaran, seperti di sumatera Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Dengan adanya program kerja tersebut, maka secara tidak langsung akan menambah anggaran promosi perusahaan. Sehingga, agar perusahaan dapat menjalankan programprogram dengan optimal, maka perusahaan perlu mengalokasikan anggarannya ke dalam bauran promosi promosi, seperti periklanan, penjualan personal, promosi penjualan, pemasaran langsung, dan publisitas agar promosi yang dilakukan dapat lebih efektif. Berdasarkan hal diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bauran promosi apa yang telah diterapkan oleh perusahaan ? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kegiatan promosi perusahaan ? 3. Bauran promosi apa yang tepat pada perusahaan ?
5
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian yaitu : 1. Mengidentifikasi bauran promosi yang telah diterapkan perusahaan. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan promosi perusahaan. 3. Merumuskan pemilihan bauran promosi yang tepat pada perusahaan. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini antara lain : 1. Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi PT. Lestari Dini Tunggul sebagai masukan dalam merencanakan dan menjadikan bahan pertimbangan dalam perencanaan strategi promosi di masa yang akan datang. 2. Merupakan sarana pengembangan bagi penulis dalam penerapan teori yang diperoleh, serta diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini terbatas pada pembahasan mengenai kegiatan promosi perusahaan dengan menggunakan bauran promosi yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, publisitas, penjualan pribadi, interaktif media dan pemasaran langsung.
II.
6
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pemasaran Definisi pemasaran menurut Kotler (2005) adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain. Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dari berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas (Rangkuti, 2005). 2.2. Pengertian Promosi Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk, dan mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut (Kotler, 2005). Promosi merupakan
aktifitas
pemasaran
yang
berusaha
menyebarkan
informasi
mempengaruhi, membujuk, atau, mempengaruhi, membujuk atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 1997). Simamora (2000), mengemukakan promosi adalah pengkomunikasian informasi antara penjual dan pembeli potensial atau pihak-pihak lainnya dalam saluran distribusi guna mempengaruhi sikap dan perilakunya. 2.3. Bauran Promosi (Promotional Mix) Bauran promosi merupakan instrument dasar yang digunakan untuk mencapai tujuan komunikasi perusahaan (Morisan, 2007). George dan Blench dalam Morisan (2007) menambahkan dua elemen dalam bauran promosi yaitu pemasaran langsung dan interaktif media.
7
Tabel 3. Sarana Komunikasi Bauran Promosi Iklan • Iklan cetak dan siaran • Kemasan luar • Sisipan kemasan film • Brosur dan buklet • Poster dan liflet • Direktori • Cetak ulang iklan • Reklame • Tanda Pajangan • Pajangan ditempat pembelian • Bahan audiovisual • Simbol dan logo • Videotape
Promosi Penjualan Kontes, permainan, undian, lotere Cinderamata dan hadiah Contoh produk Pekan raya dan pameran dagang Pameran Peragaan Kupon Rabat Pembiayaan bunga rendah Hiburan Potongan harga tukar tambah Program berkelanjutan Promosi bersama
• • • • • • • • • • •
Hubungan Masyarakat Peralatan pers Ceramah Seminar Laporan tahunan Sumbangan amal Peran sebagai sponsor Pemberitaan Hubungan lingkungan tetangga Lobi Majalah Perusahaan Acara-acara
Penjualan Pribadi Persentase pemasaran Pertemuan penjualan Contoh produk Pekan raya dan pameran dagang
Pemasaran Langsung • Katalog • Surat • Telemarketing • Belanja elektronik • Belanja TV • Surat faks • Email • Voice mail
(Sumber: Kotler, 2005) 2.3.1. Periklanan Periklanan menurut Kotler (1997) adalah segala bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Periklanan merupakan seluruh proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan iklan (Tjiptono, 1997). Dalam melakukan periklanan perusahaan dapat menggunakan mediamedia berikut: a. Media Cetak (Printed Matters) seperti koran, majalah iklan pos, katalog, direktori, buletin, leaflet, sirkuler, tiket. b. Media Elektronik seperti televisi, radio, komputer, telepon, video, film. c. Pajangan diluar (outdoor) seperti poster, pamflet, papan nama, papan reklame, spanduk, bendera.
8
2.3.2. Penjualan Personal (Personal Selling) Menurut Morissan (2007), penjualan personal adalah suatu bentuk komunikasi langsung antara seorang penjual dengan calon pembelinya (person-toperson communication). Penjualan personal merupakan komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya (Tjiptono, 1997). Bentuk-bentuk penjualan personal yang dikenal secara garis besar adalah sebagai berikut: 1. Penjualan personal di toko 2. Di rumah-rumah (penjual datang ke rumah) 3. Penjual yang ditugaskan oleh pedagang besar untuk mendatangi pedagang eceran 4. Penjual yang ditugaskan oleh produsen untuk menghubungi pedagang besar/pedagang eceran 5. Pimpinan perusahaan berkunjung kepada langganan-langganan penting 6. Penjual yang terlatih secara teknis mengunjungi para konsumen industry untuk memberikan nasehat dan bantuan 2.3.3. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Menurut Morrisan (2007), promosi penjualan adalah kegiatan pemasaran yang memberikan nilai tambah atau insentif kepada tenaga penjualan, distributor atau konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Promosi penjualan merupakan bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan (Tjiptono, 1997). Promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Pengelompokkan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Customer promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang atau mendorong pelanggan untuk membeli.
9
2. Trade promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk mendorong atau merangsang pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan importer untuk memperdagangkan barang atau jasa dari sponsor. 3. Sales-force-promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasi armada penjual. 4. Business promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama dan mendidik pelanggan. 2.3.4. Publisitas (Publicity) Publisitas yaitu kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang, organisasi atau perusahaan di media massa (Morissan, 2007). Publisitas merupakan bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu (Tjiptono,1997). Contoh publisitas yang kerap digunakan media massa adalah: 1. Berita pada halaman ekonomi surat kabar mengenai peningkatan laba suatu perusahaan. 2. Berita di media massa yang melaporkan kegiatan penghijauan yang dilaksanakan satu perusahaan. 3. Laporan feature di suatu majalah mengenai penemuan obat terbaru produksi suatu perusahaan farmasi. 2.3.5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) Pemasaran langsung atau direct marketing adalah upaya perusahaan atau organisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan sasaran dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan dan atau transaksi penjualan (Morissan, 2007). Pemasaran langsung adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi disembarang lokasi (Tjiptono, 1997). Dalam pemasaran langsung, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut
10
ditanggapi konsumen yang bersangkutan. Pemasaran langsung dapat dilakukan melalui direct-mail pengiriman surat atau katalog kepada konsumen, via telepon, atau dengan datang langsung ke tempat pemasar. 2.3.6. Interaktif Media Morissan (2007), menyatakan bahwa media interaktif memungkinkan terjadinya arus informasi timbal baik yang memungkinkan pengguna dapat berpartisipasi dan memodifikasi bentuk dan isi informasi pada saat itu juga (real time). Interaktif media saat ini digunakan oleh perusahaan dalam rangka mempromosikan produk atau jasa sehingga konsumen bisa mendapatkan informasi yang jelas dan akurat tentang produk dan jasa mereka. Kemajuan teknologi komunikasi yang memungkinkan dilakukannya komunikasi secara interaktif melalui media massa, dalam hal ini yang utama adalah internet, khususnya melalui fasilitas yang dikenal Worl Wide Web (WWW). Selain berfungsi sebagai media promosi, internet juga dipandang sebagai suatu instrument komunikasi pemasaran yang bersifat mandiri. Karena sifatnya yang interaktif, internet menjadi cara yang efektif untuk berkomunikasi dengan konsumen. Keuntungan yang diperoleh dalam situs web adalah : 1. Pelanggan atau calon pelanggan akan dapat dengan mudah menemukan lokasi usaha atau nomor telepon perusahaan. 2. Penyampaian informasi yang cepat dan praktis mengenai suatu produk. 3. Mengurangi jumlah tenaga pemasar karena staf penjualan tidak perlu harus membuat janji dengan calon pelanggan sekedar untuk menjelaskan produk. 4. Membangun hubungan dengan pelanggan melalui program seperti penawaran khusus, kuis, dan kontes secara online. 2.4. Faktor yang Mempengaruhi Bauran Promosi Menurut Tjiptono (1997), faktor-faktor yang mempengaruhi bauran promosi pakaian medis dikelompokkan menjadi tujuh faktor, yaitu: 1. Anggaran Promosi Menurut Tjiptono (1997), jika perusahaan memiliki dana promosi yang besar, maka peluangnya untuk menggunakan bauran promosi bersifat nasional juga besar. Sebaliknya jika dana yang tersedia terbatas, maka perusahaan dapat
11
memilih penjualan personal, promosi penjualan, atau iklan bersama didalam wilayah lokal atau regional. 2. Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2005), manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. 3. Komunikasi Menurut Chandra (2001), dalam rangka merancang komunikasi pemasaran yang efektif, setiap pemasar perlu memahami proses komunikasi secara umum. 4. Persaingan Pasar Menurut Sutojo (2003), faktor bisnis eksternal yang dapat mempengaruhi jumlah permintaan produk adalah perkembangan suasana persaingan pasar. Munculnya produk baru yang menjanjikan lebih banyak manfaat dapat mempengaruhi laju penjualan produk lama. 5. Etika Bisnis Menurut Sutojo (2003), etika bisnis adalah pedoman moral untuk membedakan tindakan bisnis yang baik dan buruk, benar dan salah, serta secara moral menjadi hak dan kewajiban. 6. Produk dan Harga Menurut Tjiptono (1997), produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Menetapkan harga secara tepat dapat melancarkan proses pemasaran barang dan jasa. 7. Segmentation, Targetting, dan Positioning (STP) Menurut Suwanto dan Rasto (2003), segmentasi adalah tindakan membagi sebuah pasar ke dalam kelompok-kelompok konsumen yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran tersendiri berdasarkan geografis, demografis, psikografis, dan atau perilaku. Targetting adalah tindakan mengevaluasi dan menyeleksi satu atau lebih dari segmen-segmen pasar yang akan dimasuki. Positioning adalah tindakan menciptakan suatu
12
penempatan produk dan merek yang kompetitif pada benak konsumen berdasarkan persaingan 2.5. Anggaran Promosi Anggaran promosi merupakan bagian dari anggaran pemasaran. Namun demikian tidak ada standar yang pasti mengenai seberapa besar pengeluaran untuk promosi yang harus dialokasikan. Faktor penyebabnya adalah pengeluaran promosi itu bervariasi tergantung pada produk atau situasi pasar. Berikut metode penentuan anggaran promosi yang biasa digunakan : a. Affordable method, yaitu menetapkan besarnya anggaran promosi berdasarkan kemampuan financial perusahaan. b. Percentage of sales method, yaitu menetapkan anggaran promosi berdasarkan presentase tertentu dari penjualan (baik penjualan saat ini meupun prediksi penjualan) atau berdasarkan presentase dari harga jual. c. Competitive parity method, yakni menetapkan anggaran promosi untuk mencapai paritas share of voice dengan para pesaingnya. Dengan kata lain, besarnya pengeluaran promosi harus sama atau proporsional dengan pengeluaran promosi para pesaing. d. Objective and task method, yaitu menetapkan anggaran promosi melalui beberapa langkah sistematis yang terdiri atas menentukan tujuan spesifik, menetapkan tugas-tugas yang harus dilakukan dala rangka mewujudkan tujuan tersebut dan memperkirakan biaya pengimplementasian tugas-tugas tersebut. 2.6. Analytic Hierarchy Process Salah satu metode yang digunakan oleh pengambil keputusan untuk dapat membantu memecahkan masalah yang kompleks dan telah teruji efektif dalam mengidentifikasi dan menentukan prioritas dalam suatu pengambilan keputusan adalah Analytic Hierarchy Process (AHP). Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dari Wharton School of Bussiness pada tahun 1970-an. Metode AHP ditujukan untuk memodelkan problema-problema tidak terstruktur, baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun sains manajemen. Menurut Saaty (1991), Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah suatu metode yang ditujukan
13
untuk memodelkan masalah-masalah yang tidak terstruktur, baik dalam bidang ekonomi, sosial maupun manajemen. Menurut Saaty (1991), secara khusus metode AHP dapat digunakan untuk persoalan keputusan seperti: 1. Menetapkan prioritas 2. Menghasilkan seperangkat alternatif 3. Memilih alternatif kebijakan yang terbaik 4. Menetapkan berbagai persyaratan 5. Mengalokasikan sumber daya 6. Meramalkan hasil dan menaksir resiko 7. Mengukur prestasi 8. Merancang sistem 9. Menjamin kemantapan sistem 10. Mengoptimumkan 11. Merencanakan 12. Memecahkan konflik Metode Analytic Hierarchy Process yang digunakan dalam penelitian ini, mencoba menstrukturkan permasalahan yang kompleks dan menunjukkan prioritas untuk suatu kriteria dan alternatif yang diturunkan dari hasil komparasi berpasangan dengan cara menentukan dan menginterpretasikan konsistensi dari penilaian pendapat kualitatif ke kuantitatif. Tiga prinsip dasar Analytic Hierarchy Process (Saaty, 1991) adalah: 1. Menggambarkan dan menguraikan secara hierarki yang kita sebut menyusun secara hierarki, yaitu memecah persoalan menjadi unsurunsur terpisah. 2. Perbedaan prioritas dan sintesis, yang kita sebut penetapan prioritas, yaitu
menentukan
peringkat
elemen-elemen
menurut
relative
pentingnya. 3. Konsisten logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Hal-hal yang perlu diingat dalam membangun model hierarki adalah:
14
a) Tidak ada batasan dalam menentukan tingkatan hierarki. Hal ini merupakan
suatu
kewajaran,
semenjak
jumlah
variabel
keputusan beserta sub variabelnya dapat terdiri dari jumlah terhingga
namun
banyak.
Model
ini
merupakan
penyederhanaan atas masalah. b) Jenjang haruslah bersifat fleksibel. Model ini memudahkan kita mengubah analisis berjenjang, faktor atau kriteria, sub-sub kriterianya, pola hubungan dan hal-hal lain, segera bila kita temukan hal-hal lain yang lebih mendekati kebenaran. Perubahan berlaku bila analisis perbandingan dilakukan atas masalah berkarakteristik penuh ketidakpastian. c) Jika
alternatif
dibandingkan dilakukan
solusi secara
atas
beserta langsung,
tingkatan
kriterianya maka
hierarki
tidak
dapat
perubahan
harus
dengan
pembedaan
karakteristik sifat yang jelas. Menurut Saaty (1991), keuntungan penggunaan metode AHP antara lain: 1. Memberikan satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan tak terstruktur 2. Memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks 3. Dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu sistem dan tak memaksakan pemikiran linier 4. Mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah elemen-elemen suatu system dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsure yang serupa dalam setiap tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat 5. Memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan wujud suatu metode untuk menetapkan prioritas 6. Melacak
konsistensi
logis
dari
pertimbangan-pertimbangan
yang
digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas 7. Menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif
8.
15
Mempertimbangkan prioritas-prioritas relative dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih alternative terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka
9. Tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesis suatu hasil yang representative dari berbagai penilaian yang berbeda-beda 10. Memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan melalui pengulangan. 2.7. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai analisis strategi promosi juga telah dilakukan oleh Rachmanda (2009) mengenai analisis strategi bauran promosi AJB BumiPutera 1912 cabang siliwangi Bogor. Hasil penelitiannya adalah AJB Bumiputera merencanakan program periklanan media cetak, Agency lebih aktif dalam menjual produk asuransi jiwa melalui penjualan personal, supervisor dan agency bekerja sama menjalankan pemasaran langsung ke lembaga pemerintahan, pendidikan dan perusahaan, promosi penjualan terus dikembangkan oleh agency sehingga masyarakat berminat terhadap program asuransi jiwa di AJB Bumiputera, AJB Bumiputera membuat web site khusus wilayah Bogor termasuk cabang Siliwangi sehingga pemegang polis mengetahui kinerja perusahaan termasuk klaim tiap pemegang polis dan sarana publisitas sebaiknya dipublikasikan di media cetak dan elektronik agar masyarakat Bogor mengetahui manfaat mengikuti program asuransi jiwa di AJB Bumiputera 1912. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Agrina (2009) yaitu penerapan metode proses hierarki analitik dalam analisis bauran promosi ekspor sepatu kulit (studi kasus pada CV Fortuna Shoes Bandung). Hasil analisis data AHP menunjukkan, bahwa faktor dengan prioritas tertinggi adalah faktor STP (Segmentation, Targeting, dan Positioning) dengan bobot 0,381. Pada tingkat aktor, prioritas utama adalah manajer pemasaran dengan bobot 0,467. Tujuan yang menjadi prioritas utama dengan nilai tertinggi 0,467 adalah meningkatkan pendapatan perusahaan. Pemilihan alternatif bauran promosi yang paling tinggi bobotnya dengan bobot 0,212 adalah merancang pemasaran langsung yang efektif. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hambali (2008) yaitu use of anlytic hierarchy process for selecting the best design consept (Penggunaan
16
proses hirarki analitik (PHA) untuk pemilihan konsep desain terbaik), jurnal pada www.google.com. AHP dapat digunakan untuk membantu desainer untuk mengevaluasi dan memilih konsep desain terbaik berdasarkan kriteria dan aspek sub-kriteria keputusan. Analisis menunjukkan bahwa desain konsep-5 adalah yang paling sesuai untuk pengembangan lebih lanjut karena memiliki nilai tertinggi (0,236 atau 23,6%) di antara konsep desain lainnya. Penerapan AHP untuk memilih desain konseptual pada tahap desain konseptual dapat meningkatkan kualitas produk dan mempersingkat proses pengembangan produk. Penelitian yang dilakukan oleh Montevechi (2010) yaitu decision making with multiple criteria in the selection of ultrasonic scanning system in a private hospital in Brazil. (Pengambilan keputusan dengan multi kriteria dalam pemilihan scanning ultrasonik dalam sistem rumah sakit swasta di Brazil), jurnal pada www.google.com. Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai suatu bantuan mendekati pengambilan keputusan, berlaku untuk evaluasi yang teknis dari proses yang didapatkan dari alat ultrasonik dalam suatu rumah sakit pribadi di Brazil. AHP menunjukkan manjadi alat yang berguna dalam teknik akuisisi peralatan proses evaluasi medis dimanfaatkan karena penguraian kompleksitas masalah dalam pohon hirarki yang diizinkan sebelumnya kriteria itu, definisi yang jelas untuk dievaluasi dan fundamental sebagai pedoman untuk penjabaran dari pesanan pembelian kompetisi permintaan, serta buku catatan untuk kunjungan evaluasi dalam proses pembelian dari peralatan berpartisipasi terpasang di rumah sakit lain. Penilaian bobot dan catatan memberikan peta auditable kriteria dan nilainilai yang digunakan oleh tim pengambilan keputusan, yang dapat menghindari kemungkinan keuntungan tidak langsung anggota. Fungsi dokumentasi yang dihasilkan sebagai jejak auditable yang memungkinkan kriteria, bobot kriteria dan nilai-nilai penghakiman itu harus diperiksa untuk setiap alternatif di depan kriteria oleh direktur atau auditor independen. Ini transparansi hibah untuk proses evaluasi teknis peralatan itu. Hasilnya dapat dinyatakan dalam bentuk yang jelas, sistematis dan numerik, meskipun telah merupakan evaluasi yang sangat kompleks karena
17
jumlah variabel dan atribut teknis peralatan itu. Dengan demikian, peringkat teknis dari alternatif dievaluasi yang dihasilkan dapat dibandingkan dengan peringkat yang dihasilkan oleh evaluasi komersial, dan dilaksanakan dalam suatu proses paralel. Bahwa perbandingan kriteria yang jelas dan pasti memungkinkan keputusan akhir tentang pembelian peralatan yang akan diambil oleh pembuat keputusan utama lembaga, bahkan jika ia bukan dari sektor kesehatan, sektor teknis (engineering klinis) atau dari kawasan komersial.
18
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Lestari Dini Tunggul merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri garmen yang memproduksi pakaian operasi yang berupa topi operasi, baju operasi dan jas untuk operasi yang dipasarkan dengan tiga brand, yaitu Lestari Medical Apparel (LMA), Medicloth dan Comfort. Dalam menghadapi persaingan pasar, PT. Lestari Dini Tunggul perlu merumuskan bauran promosi yang efektif agar dapat mencapai tujuan promosi yang diinginkan. Adapun perumusan bauran promosi tersebut harus berdasarkan pada visi dan misi perusahaan. Visi dan misi mencerminkan suatu perusahaan dan apa yang menjadi tujuannya dalam jangka waktu tertentu. Tanpa adanya visi dan misi maka suatu perusahaan akan kehilangan arah dan tujuan serta hasil yang ingin dicapai. Langkah pertama yang dilakukan untuk merumuskan bauran
promosi
pada PT. Lestari Dini Tunggul adalah dengan mengetahui secara rinci gambaran mengenai bauran promosi yang telah dilakukan oleh PT. Lestari Dini Tunggul. Visi dan misi perusahaan diidentifikasi untuk mencari tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Visi dan misi memegang peranan penting terhadap keberhasilan strategi dan keberhasilan tujuan akhir perusahaan. Langkah selanjutnya setelah mengetahui visi dan misi PT. Lestari Dini Tunggul adalah mengetahui produkproduk yang dijual oleh perusahaan, kemudian diidentifikasi bauran promosinya dengan media promosi seperti periklanan, penjualan personal, promosi penjualan, pemasaran langsung, interaktif media dan publisitas. Setelah itu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi bauran promosi perusahaan. Kemudian dilakukan analisis terhadap bauran promosi perusahaan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) . Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan program komputer Expert Choice 2000, sehingga diperoleh alternatif bauran promosi yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut. Alur kerangka pemikiran konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
PT. Lestari Dini Tunggul
Visi dan Misi
Produk PT. Lestari Dini Tunggul
Identifikasi Alokasi Bauran Promosi Perusahaan
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Periklanan Penjualan Personal Promosi Penjualan Publisitas Pemasaran Langsung Interaktif Media
Identifikasi Faktor-faktor Penyusunan Alokasi Bauran Promosi Metode AHP Alternatif Alokasi Bauran Promosi
Rekomendasi Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
19
20
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 hingga Januari 2011 di PT. Lestari Dini Tunggul yang berlokasi di Jln Anggrek no 46 Jagakarsa, Jakarta Selatan. 3.3.Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, misalnya dari individu atau perorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti (Durianto dkk, 2004). Data primer diperoleh dengan cara mewawancarai pihak manajemen PT. Lestari Dini Tunggul dan penyebaran kuesioner kepada marketing manager, plant manager dan sales ekekutif. Pemilihan responden dalam wawancara dilakukan secara sengaja (purposive), responden merupakan para ahli yang mengetahui dan memahami tentang kegiatan promosi perusahaan. Data sekunder merupakan data primer yang diperoleh oleh pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer atau pihak lain yang disajikan dalam bentuk tabel atau diagram (Durianto dkk, 2004). Sumber data sekunder diperolah dari program kerja perusahaan serta semua data promosi yang telah diterapkan perusahaan yang bersifat kualitatif. Data juga diperoleh melalui literatur-literatur, seperti buku-buku dan website yang relevan dalam penelitian ini. 3.4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data diperoleh melalui: 1. Pengisian kuesioner yaitu membagikan daftar pertanyaan terhadap permasalahan promosi pakaian medis kepada pihak manajemen dan praktisi terkait. Kuesioner disajikan pada Lampiran 1. 2. Melakukan wawancara terhadap manajemen perusahaan seperti marketing manager, plant manager dan sales eksekutif mengenai kebijakan yang berkaitan dengan perusahaan. 3. Observasi yaitu peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap situasi perusahaan khususnya mengenai pemasaran pakaian medis.
21
4. Studi literatur yang berkaitan dengan bauran promosi seperti penelusuran data, buku, majalah, dan internet. Jenis kebutuhan data selama penelitian berdasarkan tujuan yang ditetapkan. Metode pengumpulan data dilakukan sesuai dengan masing-masing tujuan. Hasil metode tersebut, dilakukan analisis secara statistik deskriptif dan AHP. Jenis kebutuhan data disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Jenis Kebutuhan Data No
Tujuan Penelitian
Jenis Data
1.
Mengidentifikasi bentuk bauran promosi
• Primer • Sekunder
2.
Menyusun struktur hierarki bauran promosi Merumuskan prioritas bauran promosi
• Primer • Sekunder
3.
Metode Analisis Pengumpulan Data Data • Statistik • Wawancara Deskriptif • Observasi • Studi Literatur • AHP • Wawancara • Observasi • Studi Literatur • Kuesioner • AHP
3.5. Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu sampel diambil berdasarkan ketersediaan dan kemudahan untuk mendapatkannya. Pemberian kuesioner diberikan kepada tiga responden yang terdiri dari marketing manager, plant manager dan sales eksekutif. Pemberian kuesioner dipilih secara sengaja dengan pertimbangan responden mengetahui dan memahami tentang kegiatan promosi PT. Lestari Dini Tunggul. 3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data Tahap awal yang dilakukan adalah menentukan prioritas faktor-faktor penyusunan alokasi bauran promosi setelah mengkonfirmasi kepada pihak manajemen perusahaan terlebih dahulu. Tahap selanjutnya adalah pembuatan hierarki yang juga disusun berdasarkan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan terkait dengan kegiatan promosi yang dilakukan. Struktur hierarki ini merupakan dasar dalam pembuatan kuesioner yang diberikan kepada responden pemilihan alokasi. Kuesioner diberikan untuk mengetahui pembobotan setiap elemen pada seluruh tingkat pada struktur hierarki. Validitas kuesioner untuk pemilihan alokasi promosi dilihat melalui konsistensi setiap matriks baik itu individu maupun gabungan dan juga konfirmasi yang dilakukan dengan pakar.
22
Setelah hasil kuesioner didapat dan diketahui pembobotan setiap elemen pada seluruh tingkat hierarki, data ini akan diolah dengan menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP) . Hasil pengolahan data primer ini dimulai dengan memeriksa terlebih dahulu kekonsistenan pembobotan yang diberikan responden. Pengolahan kekonsistenan pembobotan dilakukan dengan menggunakan Expert Choice 2000. Dalam Saaty (1991), penelitian ini memiliki batas tingkat inkonsistensi ditetapkan 10 persen atau kurang, jika lebih dari 10 persen pertimbangan itu mungkin perlu diperbaiki. Kemudian setelah masing-masing pembobotan per individu terbukti konsisten, keseluruhan pembobotan oleh masing-masing individu akan digabungkan dalam satu matriks gabungan. Setelah itu matriks gabungan inilah yang akan diukur kembali pembobotannya lewat mekanisme perhitungan AHP dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 yang akan melahirkan pengolahan data horizontal dan pengolahan data vertikal. Hasil pengolahan horizontal akan memperlihatkan keterkaitan dan tingkat pengaruh antara satu faktor dalam satu tingkat hierarki dengan elemen lain dalam tingkat hierarki diatasnya. Hasil pengolahan vertikal akan menunjukkan data pemilihan alternatif alokasi bauran promosi. Hasil data yang diperoleh dari manajemen PT. Lestari Dini Tunggul akan menyimpulkan apakah alokasi bauran promosi yang diterapkan oleh perusahaan sudah tepat atau belum dan penelitian ini diharapkan mampu memberikan rekomendasi yang terbaik dalam menerapkan alokasi promosi. Menurut Saaty (1991), terdapat beberapa langkah dalam penggunaan model AHP, yaitu : 1. Mendefinisikan permasalahan dan merinci pemecahan yang diinginkan. Langkah pertama menitikberatkan pada penguasaan masalah secara mendalam, karena permasalahan yang tidak jelas atau spesifik akan menimbulkan kekacauan (bias) dalam menentukan pemilihan tujuan, kriteria, aktivitas dan berbagai elemen atau faktor yang membentuk struktur hierarki pemecahan masalah tersebut. Tidak terdapat suatu prosedur yang khusus atau pasti untuk mengidentifikasi komponenkomponen struktur hierarki tersebut. Komponen sistem dapat diidentifikasi oleh peneliti, yang telah memahami dan menguasai dengan benar
23
permasalahan yang dihadapi. Selain itu, penentuan komponen juga didasarkan pada kemampuan para peneliti untuk menemukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam struktur tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari literatur untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah. 2. Membuat struktur hierarki dari sudut pandang manajemen secara menyeluruh Hierarki adalah abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari fungsi interaksi antar komponen dan dampaknya terhadap sistem. Tidak ada aturan khusus yang mengatur model suatu hierarki karena yang menentukan penyusunannya adalah jenis permasalahan dan keputusan yang akan diambil. Setiap set atau perangkat elemen atau faktor dalam hierarki menduduki satu tingkat hierarki. Tingkat puncak hierarki hanya terdiri dari satu elemen saja, yang disebut fokus, yaitu seluruh sasaran yang ingin dicapai. Tingkat berikutnya dapat terbagi menjadi menjadi beberapa elemen atau faktor, yang terbagi dalam kelompok-kelompok yang homogen (berjumlah antara limasembilan agar dapat dibandingkan secara efektif terhadap elemen-elemen yang berada setingkat diatasnya). Tidak ada batasan tertentu yang mengatur jumlah tingkatan struktur keputusan dan elemen-elemen pada setiap tingkatan. Elemen dalam struktur hierarki dapat berupa faktorfaktor, pelaku, aktivitas, tujuan, skenario, alternatif-alternatif dan sebagainya. Struktur hierarki dapat dilihat pada Gambar 2 :
Fokus
24
F
Faktor
F1
Aktor
K1
Alternatif
K11
F2
F3
F3
K2
K3
K4
Kn
K12
K13
K14
Kn1
Gambar 2. Struktur hierarki lengkap 3. Menyusun matriks banding berpasangan Penyusunan matriks banding berpasangan, pasangan-pasangan faktor dibandingkan satu sama lain dalam hal kriteria yang ada di tingkat lebih tinggi. Pembanding pertama dilakukan dari puncak hierarki untuk fokus tujuan, yang merupakan dasar untuk melakukan pembanding berpasangan antar elemen atau faktor yang terkait didalamnya. Menurut perjanjian, suatu elemen yang ada disebelah kiri prihal dominasinya atas suatu elemen di puncak matriks (Saaty, 1993). 4. Mengumpulkan
semua
pertimbangan
yang
diperlukan
dari
hasil
melakukan pembandingan berpasangan antar elemen pada langkah 3. Langkah selanjutnya adalah melakukan perbandingan berpasangan antar setiap elemen pada kolom ke-I dengan pada kolom ke-j yang berhubungan dengan fokus tujuan. Pembandingan antar elemen dapat dilakukan dengan pertanyaan “Seberapa kuat elemen baris ke-I didominasi atau dipengeruhi oleh fokus tujuan, dibandingkan dengan elemen kolom ke-j?”. Untuk menuliskan nilai-nilai hasil pertimbangan ke dalam matriks banding berpasangan, digunakan angka-angka yang berfungsi sebagai skala banding (Tabel 5). Angka tersebut menunjukkan relatif pentingnya suatu elemen dibanding dengan elemen lainnya sehubungan dengan sifat atau kriteria tertentu. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian garis diagonal dari kiri atas ke kanan bawah.
25
Tabel 5. Skala Banding Secara Berpasangan Intensitas Kepentingan
Definisi
1
Kedua elemen sama pentingnya
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang yang lainnya
5
Elemen yang satu esensial atau sangat penting ketimbang elemen yang lainnya Satu elemen jelas lebih penting dari elemen yang lainnya
7 9
Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen yang lainnya
2, 4, 6, 8
Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan
Penjelasan
Dua elemen menyumbangnya sama besar pada sifat itu Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas yang lainnya. Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya. Satu elemen dengan kuat disokong, dan dominannya telah terlihat dalam praktik Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan. Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan
(Sumber : Saaty, 1991) 5. Memasukkan bilangan 1 sepanjang diagonal utama dan nilai-nilai kebalikannya. Matriks dibawah diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya. Misalnya bila elemen F12 memiliki nilai 3, maka nilai elemen F21 adalah kebalikannya, yaitu 1/3. Setelah itu prioritas dicari dan konsistensi diuji. 6. Melaksanakan langkah 3,4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hierarki. Pembanding dilanjutkan untuk semua elemen atau elemen pada setiap tingkat keputusan yang terdapat pada hierarki, berkenaan dengan kriteria elemen diatas. Ada dua macam matriks pembandingan yang dipakai dalam AHP, yaitu : a. Matriks Pendapatan Individu (MPI) MPI adalah matriks hasil pembandingan oleh individu. Elemennya disimbolkan oleh aij, yaitu elemen matriks baris ke-1 dan kolom ke-j (Tabel 6). b. Matriks Pendapatan Gabungan (MPG) Merupakan matriks baru yang elemennya berasal dari rata-rata geometric pendapat individu yang rasio inkonsistensinya lebih kecil atau sama dengan 0,1 atau 10 persen. Elemennya disimbolkan oleh gij
26
yaitu elemen matriks baris ke-1 dan kolom ke-j (Tabel 7). Berikut adalah rumus untuk menghitung rataan geometrik : gij =
∏
............………..……………………………… (1)
= elemen MPG baris ke-I kolom ke-j
gij
(aij) = elemen baris ke-1 kolom ke-j dari MPI ke-j k
= indeks MPI dari individu ke-k yang memenuhi syarat
m
= jumlah MPI yang memenuhi syarat ∏
= akar pangkat m dari perkalian elemen ke-1sampai e-m
Tabel 6. Matriks Pendapat Individu (MPI) G A1 A2 A3 A1 a11 a12 a13 A2 a21 a22 a23 A3 a31 a32 a33 … … … … An an1 an2 an3 (Sumbe : Saaty, 1993)
… … … … … …
An a1n a2n a3n … Ann
Tabel 7. Matriks Pendapat Gabungan (MPG) G G1 G2 G3 … G1 g11 g12 g13 … G2 g21 g22 g23 … G3 g31 g32 g33 … … … … … … Gn gn1 gn2 gn3 … (Sumber : Saaty, 1993)
Gn g1n g2n g3n … Gnn
7. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor prioritas. Pengolahan matriks terdiri dari dua tahap, yaitu pengolahan horizontal dan vertikal. Keduanya dapat digunakan untuk MPI maupun MPG. a. Pengolahan horizontal, yaitu terdiri dari penentuan vektor prioritas, uji konsistensi dan revisi pendapat bila diperlukan. Tahapan perhitungan dalam pengolahan horizontal adalah : Penentuan vektor prioritas 1. Jumlahkan setiap elemen dalam masing-masing kolom matriks pembandingan berpasangan (MPB) yang telah terisi, dan diperoleh vektor baris Cj (Tabel 8).
Cj = [Cj] dan Cj = ∑ aij Dimana : Cj aij
27
…………………………..……….. (2)
= elemen vektor baris Cj pada kolom j = elemen MPB yang diolah pada baris ke-I dan kolom ke-j
Tabel 8. Ilustrasi pengolahan MPB pada langkah pertama G A1 A2 … An A1 a11 a12 … a1n A2 a21 a22 … a2n .. … … … … An an1 an2 … Ann Cj Ci C2 … Cn (Sumber: Saaty, 1993) 2. MPB yang ada dinormalisasi dengan cara membagi setiap elemen matriks pada setiap kolom dengan elemen vektor baris Cj pada kolom tersebut yang telah didapat dari pengolahan pada langkah sebelumnya. Diperoleh matriks normalisasi dij dengan dij = aij/Cj dimana dij= elemen MPB setelah dinormalisasi pada baris ke-I dan kolom ke-j Tabel 9. Ilustrasi MPB yang telah dinormalisasi G A1 A2 … A1 d11 d12 … A2 d21 d22 … … … … … An dn1 dn2 … (Sumber : Saaty, 1993)
An d1n d2n … Dnn
3. Elemen-elemen matriks normalisasi yang berada dalam satu baris dijumlahkan dan didapat vektor kolom Ei dengan ei, sebagai elemennya (Tabel 10). Dengan fi = ei/n dan Fi = (fi) Dimana Fi = vektor prioritas dalam bentuk vektor dengan fi sebagai elemen vektor pada baris ke-i. Ei = elemen baris ke-I dari vektor kolom Ei n = jumlah baris atau kolom MPB
28
Tabel 10. Ilustrasi pengolahan matriks normalisasi pada langkah berikut G A1 A2 … An Ei Fi A1 d11 d12 … d1n e1 f1 A2 d21 d22 … d2n e2 f2 … … … … … … … An dn1 dn2 … Dnn en Fn (Sumber : Saaty,1993) Pengolahan MPB hingga langkah ini memberikan hasil bahwa prioritas bagi A1 adalah f1 dan seterusnya hingga bagi An adalah fn. Uji Konsistensi Rasio inkonsistensi dari suatu MPB dapat dicari dengan terlebih dahulu mencari nilai eigen (eigen value), serta menentukan indeks rasio inkonsistensinya. Penentu nilai eigen 1. Lihat kembali MPB dengan aij sebagai elemen-elemen dan vektor kolom Fi dengan fi sebagai elemen-elemen pada setiap barisnya. Lakukan perkalian antara elemen faktor kolom fi pada baris tertentu dengan elemen-elemen MPB pada kolom tertentu yang nomor kolomnya sama dengan nomor baris f1 (j pada aij harus sama dengan nomor baris fi) dengan gij = fi.aij, dimana : Gij = elemen baris ke-I dan kolom ke-j dari matriks baru Aij = elemen baris ke-I dan kolom ke-j dari MPB awal Fi = elemen vektor kolom pada baris ke-i Tabel 11. Ilustrasi penentuan Eigen Value pada dua langkah pertama G A1 A2 … An Hi A1 g11 g12 … g1n h1 A2 g21 g22 … g2n h2 … … … … … … An gn1 gn2 … Gnn Hn (Sumber : Saaty,1993) 2. Menjumlahkan elemen-elemen dalam matriks eigen (Tabel 11) pada baris yang sama, kemudian diperoleh vektor kolom Hi dengan hi sebagai elemen-elemen pada baris ke-1 dengan hi = ∑ gij dimana hi = elemen baris ke-1 dari vektor kolom Hi.
29
3. Membagi elemen baris ke-1 dari vektor kolom Hi, dengan elemen ke-i dari vektor prioritas (eigen vektor) Fi, dan diperoleh vektor kolom ii. Dengan ii= hi/fi dimana ii = elemen pada baris ke-I vektor kolom Ii. 4. Menjumlahkan semua elemen vektor kolom Ii dan mencari rata-ratanya kemudian didapat eigen value dengan
Maks =
∑ Ii/n Dimana
maks = eigen value n
= jumlah elemen matriks kolom Ii
Penentuan Indeks Konsistensi Dengan nilai eigen yang telah didapatkan, maka indeks konsistensi (CI) didapat dengan formulasi : CI =
…………………………………………………..………… (3)
Dimana CI = Indeks konsistensi,
maks + nilai eigen dan
n = jumlah baris kolom dari MPB. Penentuan Rasio Konsistensi Rasio konsistensi (CR) diperoleh dengan membagi CI dengan suatu indeks random (IR) tertentu. Indeks ini menyatakan rata-rata konsistensi dari suatu matriks pembandingan acak berukuran n (n = ordo matriks) yang didapatkan dari suatu eksperimen. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa semakin besar ordo matriks pembanding maka semakin tinggi pula inkonsistensinya yang ditunjukkan oleh nilai RI yang semakin besar. Daftar RI ini dapat dilihat pada Tabel 12.
30
Tabel 12. Nilai Indeks Acak (RI) matriks berorder 1 s/d 15 dengan sampel 100 (Saaty,1993). Ordo (n) Indeks Acak (RI) 1 0.00 2 0.00 3 0.58 4 0.90 5 1.12 6 1.24 7 1.32 8 1.41 9 1.45 10 1.59 11 1.51 12 1.48 13 1.56 14 1.57 15 1.59 CR ditentukan dengan CR=
……………………………………………...…………... (4)
Batasan diterima tidaknya konsistensi suatu matriks sebenarnya tidak ada yang baku, hanya saja menurut beberapa ekperimen dan pengalaman, tingkat inkonsistensi (CR) sebesar 10% ke bawah adalah tingkat yang masih bisa diterima. Revisi pendapat dilakukan bila CR lebih dari 10%). b. Pengolahan vertikal merupakan tahap lanjutan setelah MPI dan MPG diolah secara horizontal. Pengolahan ini bertujuan untuk mendapatkan suatu prioritas pengaruh setiap elemen pada level tertentu dalam suatu hierarki terhadap fokus atau tujuan utamanya. Hasil akhir pengolahan vertikal adalah mendapatkan suatu bobot prioritas setiap elemen pada level terakhir dalam suati hierarki terhadap sasarannya. Prioritas-prioritas yang diperoleh dalam penglolahan horizontal sebelumnya disebut sebagai prioritas lokal, karena hanya berkenaan dengan sebuah kriteria pembanding yang merupakan anggota elemen-elemen level diatasnya. Apabila Xij merupakan nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada level ke-I dari suatu hierarki keputusan terhadap fokusnya, maka diformulasikan :
31
Xij = ∑ Yij (t.i-1). Zt(1-1) …………………………..…………...…. (5) Untuk i = 1,2,…, p j = 1,2,…, r t = 1,2,… s Yij = nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada level ke-I berkenaan dengan elemen ke-t pada level diatasnya (i-1) yang menjadi sifat pembanding (sama dengan prioritas lokal elemen ke-j pada level ke-i). Zt = nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada level ke i-t terhadap sasaran utama (fokus), didapat dari hasil pengolahan vertikal. P = jumlah level keputusan dalam hierarki R = jumlah elemen pada level ke-i S = jumlah elemen pad level ke i-1 Jika dalam hierarki keputusan terdapat dua faktor yang tidak berhubungan (keduanya tidak saling mempengaruhi), maka nilai prioritasnya sama dengan nol. Vektor prioritas vertikal untuk tingkat ke-I (X) didefinisikan sebagai X = (Xij)
……………………………………………..…… (6)
Untuk j = 1,2,3,…, n 8. Mengevaluasi konsistensi untuk seluruh hierarki Langkah ini dilakukan dengan mengkalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria yang bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagikan dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks inkonsistensi acak yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang sama, setiap indeks inkonsistensi acak juga dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Rasio inkonsistensi ini harus bernilai 10 persen atau kurang. Jika tidak, mutu informasi harus ditinjau kembali
dan
diperbaiki,
antara
lain
dengan
memperbaiki
cara
menggunakan pertanyaan pada saat pengisian ulang kuesioner dan dengan lebih mengarahkan responden membuat perbandingan berpasangan.
IV.
32
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Lestari Dini Tunggul Bermula dari sebuah garasi sebelah rumah, 29 tahun yang lalu, dengan sebuah kemampuan wirausaha dan semangat juang yang tinggi, didukung oleh teman dan seluruh keluarga, didirikanlah PT. Lestari Dini Tunggul. PT. Lestari Dini Tunggul menjual produk pakaian operasi yang terdiri dari topi operasi, baju operasi dan jas operasi. Dalam penjualannya perusahaan memasarkan melalui tiga brand, yaitu Lestari Medical Apparel (LMA), Medicloth dan Comfort. PT. Lestari Dini Tunggul merupakan bentuk perseroan yang didirikan terhitung sejak tanggal 15 September 1982. Dengan lokasi kantor pusat dan pabrik berada di Jl. Ir. H. Juanda No. 75 m Ciputat Centre Kelurahan Cireundeu Kecamatan Ciputat Kabupaten Tanggerang Propinsi Banten. Namun
untuk
mengembangkan perusahaannya, PT. Lestari Dini Tunggul memutuskan untuk memindahkan lokasi
usahanya, dengan
fokus utama adalah pada perluasan
pabrik. Oleh karena itu semenjak tanggal 17 April 2007 PT. Lestari Dini Tunggul berlokasi di Jl. Anggrek No. 46, Jagakarsa-Depok, Jakarta Selatan, 12620, Indonesia sampai sekarang. Anggaran dasar PT. Lestari Dini Tunggul dimuat dalam Akta Nomor 26 tanggal 4 Februari 1982 yang dibuat dihadapan Nyonya Sitti Marjami Soepangat, SH, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai dengan SK no. C2-1246. HT. 01. 01. Th 82, tanggal 15 september 1982. PT. Lestari Dini Tunggul ini juga telah terdaftar pada tata usaha Departemen Keuangan RI cq Dirjen Pajak Dalam Negeri dengan SK No. KEP-161/ PJ./ 2001 sehingga wajib mencantumkan NPWP sejak tanggal 14 November 1982. Dalam mendirikan sebuah perusahaan diperlukan adanya modal begitu pula dengan pendirian PT. Lestari Dini Tunggul ini. Kepemilikan saham pada PT. Lestari Dini Tunggul diatur pada anggaran dasar pasal 4, dengan modal dasar berjumlah Rp. 300.0000.000,00 terbagi atas 300 helai saham, masingmasing saham bernilai Rp.100.000,00. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan oleh para pemegang saham, antara lain :
33
1. Nyonya Raharas Sapta tersebut sebanyak 840 helai saham dengan nilai nominal seluruhmya sebesar Rp. 84.000.000,00. 2. Tuan Insinyur Yogana Prasta tersebut sebanyak 105 helai saham dengan nilai nominal seluruhmya sebesar Rp. 10.500.000,00. 3. Tuan Ratri Hagarayu Sapta tersebut sebanyak 105 helai saham dengan nilai nominal seluruhmya sebesar Rp. 10.500.000,00. atau seluruhnya berjumlah 1050 helai saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp. 105.000.000,00 . 4.1.2 Visi dan Misi PT. Lestari Dini Tunggul Visi PT. Lestari Dini Tunggul adalah “Be the Market Leader of Medical Clothing & Working Wear Nationally”. Misi PT. Lestari Dini Tunggul adalah: a. Memberikan pelayanan terbaik dengan menjalin hubungan secara professional serta menawarkan produk pakaian medis yang sangat kompetitif dan terjamin yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kalangan medis masa kini. b. Memberikan keuntungan maksimum kepada stake holders dan menjamin pertumbuhan dan peningkatan laba yang berkesinambungan. c. Memperhatikan kepentingan masyarakat dan lingkungan dalam setiap pengambilan keputusan. 4.1.3 Struktur dan Fungsi PT. Lestari Dini Tunggul Organisasi dapat diartikan sebagai wadah, sistem atau kegiatan kelompok orang yang saling bekerjasama untuk mencapai satu tujuan tertentu yang memerlukan suatu struktur dalam pengaturan dan tanggung jawab. Struktur organisasi yang digunakan PT. Lestari Dini Tunggul adalah sistem organisasi garis dan staff, yaitu organisasi yang mempunyai satu kesatuan perintah, dimana setiap atasan mempunyai bawahan tertentu dan satu orang bawahan hanya menerima perintah dari satu atasan saja dalam hal bertanggung jawab mengenai pekerjaannya. Struktur organisasi PT. Lestari Dini Tunggul dapat dilihat pada Lampiran 2.
34
PT. Lestari Dini Tunggul mempunyai empat bagian atau divisi yaitu : 1. Divisi Personalia 2. Divisi Keuangan 3. Divisi Perencanaan dan Produksi 4. Divisi Marketing Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing divisi adalah sebagai berikut : 1. Divisi Personalia yang dipimpin oleh seorang kepala personalia mempunyai tugas dan tanggung jawab : a. Mengatur serta membuat konsep tata tertib dan peraturan perusahaan dalam lingkungan perusahaan b. Mewakili unit manager perusahaan untuk membuat menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam lokasi dengan pihak luar c. Memproses dan membuat konsep-konsep surat penerimaan dan pemutusan hubungan kerja d. Bertanggungjawab atas pelaksanaan manajemen pekerja di lokasi perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan jadwal e. Ketentuan-ketentuan lain di bidang personalia yang telah ditentukan f. Bertanggung jawab atas terlaksananya tata tertib dan peraturan yang telah ditentukan, khususnya menyangkut pekerja dilokasi perusahaan g. Menjalankan kerjasama dengan aparat keamanan dan instansi-instansi terkait h. Mengadakan koordinasi setiap bulan dengan divisi lain 2. Divisi Keuangan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Membuat daftar pengajuan pengeluaran belanja b. Membuat dan meminta rencana anggaran tahunan per bagian c. Membuat laporan meeting bulanan dan tahunan d. Membuat realisasi pemasukan dan pengeluaran kas e. Mengontrol laporan control budget 3. Divisi Perencanaan dan Produksi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
35
a. Merencanakan jumlah SDM yang efisien b. Merencanakan produksi yang efisien, berkualitas dan tepat waktu c. Bertanggung jawab terhadap kualitas , biaya serta ketepatan waktu d. Memastikan semua proses pekerjaan telah sesuai dengan prosedur e. Memastikan pembelian material dari sumber-sumber yang kompetitif f. Membuat laporan produksi bulanan, semesteran dan tahunan g. Membuat rencana kerja produksi dan budget h. Kontrol terhadap budget dan biaya produksi i. Kontrol terhadap kualitas dan delivery time 4. Divisi Marketing memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Merencanakan, mengatur dan menggunakan waktu kerja dengan baik, efisien dan efektif b. Merencanakan pengelolaan wilayah kerja masing-masing c. Menyusun business Plan dan analisa secara periodik d. Menyusun dan mengendalikan program promosi e. Secara kontinue mengadakan koordinasi operasional dengan atasan dan rekn kerja untuk memastikan program-program kerja berjalan sesuai rencana f. Berkoordinasi dengan team dan seluruh staff cabang untuk mencapai sales target yang ditetapkan g. Memberikan masukan ke perusahaan perihal perkembangan dan opportunity usaha dan kegiatan pesaing h. Mendata dan memantau jadwal pengiriman secara on time dan lengkap i. Menjaga “Tingkat pelayanan dan hubungan yang memuaskan” dan membangun citra perusahaan dengan pelanggan j. Melaksanakan dan melakukan permintaan pesanan (PO) dari marketing dengan baik dan benar serta tepat waktu k. Berusaha semaksimal mungkin untuk berkarya dengan baik dan professional yang berkembang secara terus menerus untuk mencapai ouput kerja yang terus menerus tumbuh.
36
4.2. Bauran Pemasaran PT. Lestari Dini Tunggul 4.2.1. Produk Produk yang dihasilkan PT. Lestari Dini Tunggul yaitu pakaian operasi, yang berupa topi operasi, baju dan celana operasi dan jas operasi. Pakaian operasi yang ditawarkan oleh PT. Lestari Dini Tunggul dijual dengan tiga brand, pertama LMA (Lestari Medical Apparel), yaitu pakaian operasi yang terbuat dari seratus persen katun soil release. Pakaian bedah ini terdapat material, water repellent yang dapat melindungi pengguna dari percikan darah, dan juga dilengkapi dengan serat karbon agar tidak menjadi listrik statis. Kemudian brand kedua yaitu Medicloth, pakaian bedah yang terbuat dari kain tetoron yang juga dilengkapi dengan material anti bakteri. Brand yang ketiga adalah Comfort yang terbuat dari seratus persen katun. Berbeda dengan LMA dan Medicloth, Comfort tidak dilengkapi dengan material water repellent dan juga anti bakteri. 4.2.2 Harga PT. Lestari Dini Tunggul memiliki tiga brand pakaian operasi dengan harga yang berbeda untuk kelas atas, perusahaan menawarkan produk Lestari Medical Apparel yang relative lebih mahal, kelas menengah perusahaan menawarkan Medicloth dan kelas bawahnya yaitu Comfort dengan harga relatif lebih rendah dibandingkan dengan Lestari Medical Apparel dan Medicloth. Hal ini dilakukan PT. Lestari Dini Tunggul untuk mempermudah rumah sakit dalam menganggarkan pengeluarannya sesuai dengan budget yang ada. Berikut daftar harga yang ditawarkan PT. Lestari Dini Tunggul.
37
Tabel 13. Baju Operasi Lestari Medical Apparel Nama Produk Jas Operasi Jas Operasi standar Jas Operasi Overlapping Jas Operasi Water Reppellent Baju & Celana Operasi Harcinco & Celana Baju & Celana leher Bulat Baju& Celana leher overlapping Topi Topi (Tali) Topi (Karet)
Material
Warna
Ukuran
Harga
Cotton Soil Release Cotton Soil Release Cotton Soil Release, WR
Hunter Green Hunter Green Hunter Green
All Size All Size All Size
262.000 295.000 302.000
Cotton Soil Release Cotton Soil Release
Hunter Green Hunter Green
S,M,L&XL S,M,L&XL
253.000 252.000
Cotton Soil Release
Hunter Green
S,M,L&XL
252.000
Cotton Soil Release Cotton Soil Release
Hunter Green Hunter Green
All Size All Size
25.000 25.000
(Sumber : Divisi Marketing PT. Lestari Dini Tunggul, 2010) Tabel 14. Baju Operasi Medicloth Nama Produk Jas Operasi Jas Operasi standar Jas Operasi Overlapping Jas Operasi Water Reppellent Baju & Celana Operasi Harcinco & Celana Baju & Celana OK leher bulat Baju & Celana leher overlapping Topi Topi (Tali) Topi (Karet)
Material
Warna
Ukuran
Harga
TR Twill Antibacteri TR Twill Antibacteri TR Twill Antibacteri, WR
Teal Green Teal Green Teal Green
All Size All Size All Size
240.000 269.000 286.000
TR Twill Antibacteri TR Twill Antibacteri
Teal Green Teal Green
S,M,L&XL S,M,L&XL
231.000 231.000
TR Twill Antibacteri
Teal Green
S,M,L&XL
231.000
TR Twill Antibacteri TR Twill Antibacteri
Teal Green Teal Green
All Size All Size
22.000 22.000
Warna
Ukuran
Harga
Cotton
Apple Green
All Size
189.000
Cotton Cotton Cotton
Apple Green Apple Green Apple Green
S,M,L&XL S,M,L&XL S,M,L&XL
182.000 182.000 182.000
Cotton Cotton
Apple Green Apple Green
All Size All Size
18.000 18.000
(Sumber : Divisi Marketing PT. Lestari Dini Tunggul, 2010) Tabel 15. Baju Operasi Comfort Nama Produk Jas Operasi Jas Operasi standar Baju & Celana Operasi Harcinco & Celana Baju & Celana leher bulat Baju & Celana leher overlapping Topi Topi (Tali) Topi (Karet)
Material
(Sumber: Divisi Marketing PT.Lestari Dini Tunggul, 2010)
38
4.2.3 Distribusi Distribusi perusahaan merupakan kegiatan penyampaian barang dari produsen ke konsumen. Dalam menyampaikan barang atau produknya hingga ke tangan konsumen perusahaan menggunakan sistem distribusi langsung yaitu dari produsen langsung disampaikan ke tangan pembeli tanpa penyalur, dan saluran distribusi tidak langsung yaitu dengan menggunakan perantara. Dalam hal ini PT. Lestari Dini Tunggul bekerjasama dengan PT. Rajawali Nusindo untuk memasarkan produknya ke seluruh wilayah Indonesia. 4.3. Bauran promosi yang telah dilakukan oleh PT. Lestari Dini Tunggul adalah: 4.3.1 Periklanan Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak dikenal dan paling banyak dibahas banyak orang. Bentuk periklanan yang sudah dilakukan PT. Lestari Dini Tunggul yaitu: Media Cetak: PT. Lestari Dini Tunggul mempromosikan produknya melalui majalah Persi (Persatuan Rumah Sakit Indonesia ) yang terbit setiap satu tahun sekali. 4.3.2 Penjualan Personal Penjualan personal merupakan komunikasi antar individu secara langsung, dalam hal ini adalah antara perusahaan dengan calon pelanggan. Penjualan personal dilakukan untuk mengkomunikasikan mengenai suatu produk yang memungkinkan pihak perusahaan dapat menggugah hati calon pelanggan dengan segera dan pada waktu itu juga, sehingga diharapkan dapat mengambil keputusan untuk membeli produk perusahaan. Penjualan personal pada PT. Lestari Dini Tunggul dilakukan oleh manager pemasaran dan para stafnya. Penjualan personal dilakukan dengan mengunjungi rumah sakit-rumah sakit dan melakukan presentasi untuk menawarkan produk perusahaan. 4.3.3 Promosi Penjualan Promosi penjualan dilakukan untuk menarik pelanggan dalam membeli produk yang ditawarkan dengan segera. Promosi penjualan yang dilakukan oleh PT. Lestari Dini Tunggul yaitu dengan mengikuti pameran-pameran. Pameran
39
yang rutin diikuti oleh PT. Lestari Dini Tunggul yaitu Hospex (Hospital Ekspo) yang diadakan setiap satu tahun sekali, pameran alat-alat kesehatan (pada bulan oktober dan novermber) ,pameran yang diadakan Himpunan Kesatuan Ahli Bedah
Indonesia
dan
Persatuan
Perawat
Nasional
Indonesia.
Dalam
memamerkan produknya, para staff dari team marketing mengenakan produk baju operasi agar para calon pembeli tertarik untuk membeli produk dari PT. Lestari Dini Tunggul. 4.3.4 Publisitas Peranan publisitas sangat penting dalam terciptanya komunikasi dua arah antara pihak perusahaan dengan public. Kegiatan publisitas ini berkaitan dengan reputasi perusahaan untuk membangun citra dan memastikan bahwa perusahaan mampu menghantarkan produk demi kepentingan public serta untuk membentuk presepsi positif masyarakat terhadap perusahaan. PT. Lestari Dini Tunggul melakukan promosi dengan publisitas melalui kegiatan menjadi sponsorship pada acara-acara rumah sakit seperti rumah sakit gatering, ulang tahun rumah sakit, dan pembukaan gedung baru. Peran sebagai sponsor dilakukan oleh PT. Lestai Dini Tungggul melalui promosi pada buku agenda yang diberikan oleh pihak rumah sakit. Dalam buku agenda tersebut terdapat gambar produk dari PT. Lestari Dini Tunggul sehingga para peserta yang hadir dapat melihat produk yang dihasilkan perusahaan melalui agenda yang telah diberikan. 4.3.5 Pemasaran Langsung Pemasaran langsung yang diterapkan PT. Lestari Dini Tunggul yaitu dengan membagikan katalog perusahaan. Katalog ini berisi produk perusahaan yang juga didalamnya terdapat penjelasan dan spesifikasi produk PT. Lestari Dini Tunggul. 4.3.6 Interaktif Media PT. Lestari Dini Tunggul mempromosikan produknya dengan membuat situs web yang diberi nama www.lestarilinen.com. Konsumen dapat melihat contoh dari produk-produk yang diproduksi oleh PT. Lestari Dini Tunggul. Dalam situs web terdapat informasi mengenai alamat email yang dapat dihubungi dan juga contac person dari manajemen PT. Lestari Dini Tunggul sehingga
40
konsumen yang tertarik dengan produk lestari dapat langsung menghubungi melalui contac person yang sudah tersedia di situs web tersebut. 4.4. Rumusan Struktur Hierarki Bauran Promosi Penyusunan alokasi bauran promosi PT. Lestari Dini Tunggul dilakukan dengan menggunakan metode Analytic Hierarki Process yang terdiri dari empat komponen yang saling terkait dan penting untuk dievaluasi yaitu 1) faktor-faktor penyusun alokasi bauran promosi, 2) aktor yang berpengaruh dalam penyusunan alokasi bauran promosi, 3) tujuan bauran promosi, 4) alternatif alokasi bauran promosi. Gambar 3 menyajikan struktur hierarki pemilihan bauran promosi. Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul
Fokus
Faktor
Aktor
AP
SDM
PP
MM
PM
SE
MCP
MPel
MPen
Tujuan
Alternatif
A
B
C
D
E
F
Gambar 3. Struktur hierarki alokasi bauran promosi PT. Lestari Dini Tunggul
41
Keterangan : a) Tingkat I
: Masalah yang difokuskan untk dipecahkan secara hierarki dengan metode AHP (FOKUS).
Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul b) Tingkat 2
: Hal-hal yang menjadi faktor penyusun alokasi bauran promosi pakaian medis (FAKTOR).
1. AP
: Anggaran promosi
2. SDM
: Sumber Daya Manusia
3. PP
: Persaingan Pasar
c) Tingkat 3
: Aktor yang berperan dalam pengambilan keputusan alokasi bauran promosi (AKTOR).
1. MM
: Marketing manager
2. PM
: Plan manager
3. SE
: Sales eksekutif
d) Tingkat 4
: Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan alokasi bauran promosi (TUJUAN).
1. MCP : Meningkatkan citra perusahaan 2. MPel : Mempertahankan pelanggan 3. MPen : Meningkatkan penjualan e) Tingkat 5
: Hal-hal yang dirumuskan sebagai pilihan yang akan
direkomendasikan sebagai hasil untuk mencapai tujuan penelitian (ALTERNATIF). 1. Membuat kesan web yang interaktif (A) 2. Lebih aktif dalam melakukan penjualan personal (B) 3. Lebih aktif dalam melakukan promosi penjualan (C) 4. Merancang pemasaran langsung yang efektif (D) 5. Merencanakan program iklan media cetak dan luar ruang (E) 6. Pengembangan program publisitas (F)
42
4.4.1 Analisis Faktor-faktor Penyusunan Alokasi Bauran Promosi Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan alokasi bauran medis yaitu: a. Anggaran Promosi Anggaran merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kegiatan promosi. PT. Lestari Dini Tunggul menetapkan anggaran promosinya dengan menggunakan metode objective and task method yaitu perusahaan membuat anggaran promosi berdasarkan tujuan tertentu yang ingin dicapai, menentukan tugas-tugas yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan memperkirakan biaya untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Jumlah dari biaya-biaya inilah yang akan dijadikan anggaran promosi. b. Sumber Daya Manusia Pengembangan alokasi bauran promosi pakaian medis tidak lepas dari peran SDM. SDM yang profesional dan berkompeten diperlukan guna mendukung kinerja perusahaan dalam hal melakukan promosi, dimulai dari perencanaan aktifitas bauran promosi sampai dengan proses pelaksanaannya. c.
Persaingan Semakin banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang memasuki pasar medical, menyebabkan semakin meningkatnya tingkat persaingan dalam industri yang sama. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kompetisi dalam memperebutkan proyek dan kepercayaan konsumen. Pihak manajemen PT. Lestari Dini Tunggul perlu mengetahui kondisi perusahaan pesaing khususnya yang berkaitan dengan bauran promosi. Perusahaan harus lebih banyak mencari informasi mengenai pesaing serta lebih aktif menjalin komunikasi dengan pelanggan.
4.4.2 Aktor yang Berpengaruh Dalam Penyusunan Alokasi bauran Promosi Aktor merupakan orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan alokasi bauran promosi perusahaan, berdasarkan wawancara dengan pihak perusahaan, aktor-aktor yang berperan dan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan alokasi bauran promosi pakaian medis adalah Marketing Manager, Plant Manager dan Sales Eksekutif.
43
1. Marketing Manager (MM), bertanggung jawab dalam merencanakan dan mengelola wilayah kerja marketing, menyusun bisnis (action plan) dan analisa secara periodik. 2. Plant Manager (PM), bertanggung jawab dalam membuat sistem atau mekanisme
kerja
yang
efisien,
merencanakan
budget
operasional,
merencanakan produksi yang berkualitas dan tepat waktu. 3. Sales Eksekutif (SE), bertanggung jawab dalam memasarkan produk PT. Lestari Dini Tunggul, mempromosikan produk PT. Lestari Dini Tunggul dan mendistibusikan produk PT. Lestari Dini Tunggul. 4.4.3 Tujuan Promosi PT. Lestari Dini Tunggul Berdasarkan kegiatan wawancara dengan pihak perusahaan, maka diperoleh tujuan-tujuan yang ingin dicapai PT. Lestari Dini Tunggul dalam pemilihan alokasi bauran promosi, yaitu : a.
Meningkatkan citra perusahaan Citra perusahaan adalah segala sesuatu yang menyangkut nama baik, reputasi, dan kredibilitas suatu perusahaan dimata konsumen. Citra yang baik merupakan asset yang bernilai tinggi karena konsumen akan mencari perusahaan dengan reputasi yang baik. Untuk itu, kemampuan perusahaan dalam menciptakan produk yang sesuai dengan spesifikasi konsumen dapat mempengaruhi citra perusahaan.
b. Mempertahankan pelanggan Tujuan promosi kedua PT. Lestari Dini Tunggul adalah mempertahankan pelanggan.Hal ini dilakukan dengan cara menjalin komunikasi yang baik sehingga tercipta kerjasama yang baik. Pelanggan dari PT.Lestari Dini Tunggul sendiri sudah tersebar di seluruh Indonesia yang nantinya diharapkan akan membeli ulang produk dari PT. Lestari Dini Tunggul. Oleh karena itu, PT. Lestari Dini Tunggul harus bisa mempertahankan pelanggannya agar tetap tertarik pada produk perusahaan. c. Meningkatkan penjualan Promosi yang dilakukan oleh perusahaan, diupayakan dapat meningkatan penjualan produk, untuk itu perusahaan terus berusaha untuk
44
aktif dalam memasarkan produknya, sehingga target penjualan yang dimiliki perusahaan dapat tercapai dengan optimal. 4.4.4 Alternatif Alokasi Bauran Promosi a) Alternatif A : Membuat kesan web yang interaktif b) Alternatif B : Lebih aktif dalam melakukan penjualan personal c) Alternatif C : Lebih aktif dalam melakukan promosi penjualan d) Alternatif D : Merancang pemasaran langsung yang efektif e) Alternatif E : Merencanakan iklan media cetak dan luar ruang f) Alternatif F : Pengembangan program publisitas
45
4.5. Hasil Pengolahan Data Secara Horizontal dalam AHP Pengolahan data secara horizontal akan memperlihatkan tingkat pengaruh antara elemen-elemen dalam satu hierarki dengan elemen-elemen lainnya di tingkat hierarki yang berbeda. Hasil pengolahan dapat terlihat pengaruh antara satu faktor terhadap faktor lainnya pada tingkat hierarki dibawahnya. Pengolahan horizontal terbagi menjadi empat bagian yaitu pengolahan horizontal tingkat dua, tingkat tiga, tingkat empat dan tingkat lima. Analisis tingkat dua merupakan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyusunan alokasi bauran promosi pada PT. Lestari Dini Tunggul, analisis tingkat tiga merupakan analisis aktor-aktor yang terlibat, analisis tingkat empat merupakan analisis tujuan yang ingin dicapai serta analisis tingkat lima adalah analisis alternatif strategi yang dapat dipilih. 4.5.1 Elemen Aktor Penyusunan Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul Pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa aktor yang paling berpengaruh dalam menentukan anggaran promosi adalah manager marketing dengan bobot 0.721. Manager marketing merupakan aktor yang berperan dalam membuat program promosi perusahaan yang didalamnya pula terdapat besarnya anggaran yang akan dikeluarkan perusahaan untuk memberlangsungkan program promosi yang telah ditetapkan. Plant manager menjadi aktor kedua dengan bobot 0.183 dan aktor terakhir adalah sales eksekutif dengan bobot 0.096, aktor ini tidak terlalu berpengaruh dalam penyusunan anggaran promosi perusahaan karena hanya berperan untuk memberikan masukan apabila ada penambahan dari program promosi yang telah dibuat. Tabel 16. Susunan bobot dan prioritas hasil pengolahan horizontal antar elemen pada tingkat tiga (Elemen aktor yang berpengaruh dalam penyusunan alokasi bauran promosi pada PT. Lestari Dini Tunggul). Elemen Aktor Elemen Faktor MM PM SE Anggaran Promosi (AP) 0.183 0.096 0.721 Sumber Daya Manusia (SDM) 0.175 0.101 0.724 Persaingan Pasar (PP) 0.294 0.300 0.405 Dalam hal sumber daya manusia, aktor yang menjadi prioritas utama adalah manager marketing dengan bobot 0.724. Manager marketing berperan
dalam
menyiapkan
SDM
yang
handal
dan
berkompeten
46
untuk
bisa
mempromosikan produk perusahaan dengan baik, dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan dan motivasi kepada karyawannya yang juga dibarengi dengan eveluasi, sehingga produk perusahaan dapat terjual sesuai dengan target. Aktor kedua adalah plant manager dengan bobot 0.175, berperan dalam merencanakan jumlah SDM yang efisien dan menyelenggarakan recruitment sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan perusahaan, seperti untuk staff pemasaran yang akan mempromosikan produk perusahaan, kriteria yang dibutuhkan yaitu komunikatif, senang traveling, dan dapat menarik perhatian konsumen dalam berbicara. Aktor ketiga adalah sales eksekutif dengan bobot 0.101. Dalam upaya meningkatkan kualitas SDM, maka sales eksekutif berupaya untuk mengikuti program-program pelatihan yang telah dibuat oleh perusahaan sehingga dapat dimanfaatkan dalam upaya mencapai target dalam melakukan promosi. Aktor yang menjadi prioritas utama dalam hal persaingan pasar adalah manager marketing dengan bobot 0.405. Manager marketing perlu mengetahui sejauh mana perusahaan pesaing melakukan promosi, sehingga diharapkan perusahaan dapat mengetahui sejauh mana persaingan pasar yang terjadi pada pasar medical. Sales eksekutif merupakan aktor ke dua dengan bobot 0.300. Sales eksekutif
merupakan aktor yang terjun langsung ke lapangan, sehingga
diharapkan dapat bersaing dengan marketing pada perusahaan lain dalam mendapatkan tender dari pasar yang dituju. Sedangkan plant manager dengan bobot 0.294 merupakan aktor ketiga yang berpengaruh dalam hal persaingan pasar, yaitu berperan dalam membuat sistem atau mekanisme kerja yang efisien agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Plant manager juga memastikan pembelian bahan baku produk dari sumber-sumber yang kompetitif agar kualitas produk dapat terjaga dengan baik. Sehingga konsumen percaya akan kualitas yang ditawarkan oleh perusahaan dan diharapkan dapat melakukan pembelian dari produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen.
47
4.5.2 Elemen Tujuan Penyusunan Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul Pengolahan data horizontal pada tingkat selanjutnya adalah tingkat kepentingan aktor terhadap tujuan. Adapun hubungan tersebut menunjukkan sejauh mana aktor mempengaruhi tujuan yang dibuat. Tabel 17. Susunan bobot dan prioritas hasil pengolahan horizontal antar elemen pada tingkat empat (Elemen tujuan yang ingin dicapai PT. Lestari Dini Tunggul). Elemen Tujuan Elemen Aktor MCP MPel MPen 0.125 0.341 Marketing Manager 0.534 0.318 0.130 0.552 Plant Manager 0.074 0.178 0.748 Sales Eksekutif Berdasarkan Tabel 17 tujuan mempertahankan pelanggan menjadi prioritas pertama bagi seorang manager marketing dengan bobot 0.534 dengan tetap menjalin komunikasi dengan pelanggan yang sudah ada maka diharapkan hubungan baik dapat terjaga. Karena pelanggan merupakan pihak yang penting. Menurut Kotler (2005) mempertahankan pelanggan adalah lebih penting daripada menarik pelanggan, dan kunci dari mempertahankan pelanggan adalah kepuasan pelanggan. Pelanggan yang puas dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, diantaranya pelanggan dapat membeli ulang produk dari perusahaan, pelanggan juga dapat memberikan komentar yang baik mengenai produk perusahaan dan mereferensikan pada mitranya. Pelanggan yang puas juga dapat membeli lebih banyak produk perusahaan apabila perusahaan memperkenalkan produk baru. Untuk itu manager marketing berupaya untuk menjalin komunikasi dengan pelanggan, sehingga perusahaan mendapat informasi apa yang diingikan dan dibutuhkan oleh pelanggan mengenai produk perusahaan, selain itu juga manager marketing diharapkan dapat memberikan informasi mengenai produk perusahaan. Meningkatkan penjualan dengan bobot 0.341 menjadi prioritas kedua bagi manager marketing dalam mengalokasikan bauran promosi perusahaan. Manager marketing secara kontinue mengadakan koordinasi operasional dengan team marketing untuk memastikan program-program kerja dalam melakukan promosi berjalan sesuai rencana, sehingga dapat mendatangkan order yang nantinya dapat
48
meningkatkan penjualan produk. Sedangkan tujuan ketiga yang ingin dicapai oleh marketing manager adalah meningkatkan citra perusahaan dengan bobot 0.125. Meningkatkan penjualan dengan bobot 0.552 menjadi prioritas utama bagi plant manager. Dalam hal meningkatkan penjualan plant manager berperan dalam menjaga kualitas produksi perusahaan seperti konsistensi dari kualitas bahan baku dengan cara membeli dari sumber-sumber yang kompetitif, dan konsistensi terhadap kualitas pada saat proses produksi. Hal ini dilakukan untuk mencegah penurunan pesanan sehingga target perusahaan untuk meningkatkan penjualan produk dapat berjalan dengan baik. Meningkatkan citra perusahaan menjadi prioritas kedua bagi aktor plant manager dengan bobot 0.318. Sesuai dengan visinya yaitu menjadi market leader, maka plant manager juga dituntut untuk memberikan citra yang baik bagi perusahaan. Karena dengan pencitraan yang baik perusahaan dapat memanfaatkan citra positif yang telah terbentuk terhadap suatu merek,sehingga diharapkan adanya pembelian dari pencitraan yang baik terhadap merek tersebut. Tujuan prioritas ketiga dari plant manager adalah mempertahankan pelanggan dengan bobot 0.130. Plant manager berperan dalam merencanakan produksi yang berkualitas dan tepat waktu, sehingga pelanggan dapat puas dan percaya akan mutu dari produk perusahaan, dan diharapkan pelanggan dapat loyal dalam melakukan pembelian ulang akan produk perusahaan. Aktor sales eksekutif memiliki prioritas utama dalam tujuan meningkatkan penjualan dengan bobot 0.748 dalam alokasi bauran promosi karena sudah merupakan tanggung jawab utama bagi sales eksekutif untuk memasarkan dan mempromosikan produk PT.Lestari Dini Tunggul dengan gencar dan baik agar produk perusahaan dapat terjual sesuai dengan target yang telah ditentukan. Dengan adanya kegiatan promosi yang dilakukan, maka diharapkan dapat meningkatkan penjualan perusahaan. Sales eksekutif juga ikut berupaya dalam mempertahankan pelanggan dengan bobot 0.178. Upaya yang dilakukan yaitu dengan menjalin hubungan yang baik dan lebih bersifat kekeluargaan dengan pelanggan sehingga pelanggan merasa tertarik dan senang untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan. Tujuan meningkatkan citra perusahaan menjadi prioritas terakhir bagi aktor sales eksekutif dalam alokasi bauran promosi dengan
49
bobot 0.074. Sales eksekutif dituntut untuk memberikan pencitraan yang baik pada para customer dalam memasarkan produk perusahaan. 4.5.3 Elemen Alternatif Penyusunan Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul Pengolahan secara horizontal pada tingkat lima menunjukkan bobot untuk masing-masing elemen alternatif terhadap setiap tujuan yang ingin dicapai dalam alokasi bauran promosi pada PT. Lestari Dini Tunggul. Terdapat enam alternatif yang direkomendasikan yaitu membuat kesan web yang kuat dan interaktif, lebih aktif dalam melakukan penjualan personal, lebih aktif dalam melakukan promosi penjualan, merancang pemasaran langsung yang efektif, merencanakan iklan media cetak dan luar ruang, dan terakhir pengembangan program publisitas. Tabel 18. Susunan bobot dan prioritas hasil pengolahan horizontal antar elemen pada tingkat lima (Elemen alternatif yang ingin dipilih PT. Lestari Dini Tunggul). Elemen alternative Elemen Tujuan A B C D E F 0.066 0.223 0.314 0.292 0.069 0.035 MCP 0.052 0.206 0.338 0.263 0.075 0.067 Mpel 0.057 Mpen 0.316 0.233 0.254 0.096 0.044 Pada Tabel 18 dapat dilihat bahwa tujuan promosi PT. Lestari Dini Tunggul dalam meningkatkan citra perusahaan adalah alternatif alokasi C yaitu lebih aktif dalam melakukan promosi penjualan dengan bobot 0.314. Para konsumen membeli sesuatu bukan hanya sekedar membutuhkan barang itu, akan tetapi ada sesuatu yang lain yang diharapkannya, seperti citra yang terbentuk. Oleh sebab itu, penting bagi perusahaan untuk memberikan informasi kepada konsumen agar dapat membentuk citra yang baik. Hal yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan mempromosikan produknya melalui kegiatan promosi penjualan yang dilakukan dengan mengikuti pameran-pameran. Dengan keikutsertaan perusahaan dalam acara pameran, maka secara langsung perusahaanpun dapat memberikan informasi dengan sebaik-baiknya mengenai produk dan kualitas perusahaan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan citra perusahaan dimata konsumen. Alternatif kedua yaitu alternatif alokasi D dengan bobot 0.292, yaitu merancang pemasaran langsung yang efektif. Dengan mempromosikan produk perusahaan dengan pemasaran langsung yaitu melalui
50
kegiatan perusahaan memberikan katalog, baik secara langsung, maupun tidak langsung atau melalui media post. Dengan pemberian katalog tersebut diharapkan konsumen dapat lebih mengetahui produk yang ditawarkan perusahaan, sehingga dapat menarik minat konsumen dan memberikan citra yang positif untuk perusahaan. Tujuan promosi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan, alternatif prioritas tertinggi adalah alternatif C yaitu lebih aktif dalam melakukan promosi penjualan dengan bobot 0.338. Perusahaan mengikuti pameran rutin yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali yaitu hospital ekspo (Hospex). Pada pameran ini pengunjung yang banyak mendatangi yaitu diantaranya para direktur, owner maupun dokter, sehingga perusahaan secara langsung dapat membidik konsumen untuk mempromosikan dan memasarkan produknya. Dalam pameran ini para staf yang menjaga turut mempromosikan produk perusahaan dengan cara mengenakan produk pakaian medis, agar dapat menarik minat pengunjung untuk membeli produk perusahaan. Promosi penjualan lain yang dapat dilakukan perusahaan contohnya dengan memberikan diskon kepada pelanggan yang melakukan pembelian dalam jumlah yang telah ditentukan. Alternatif kedua yaitu merancang pemasaran langsung yang efektif dengan bobot 0.263. Pemasaran langsung merupakan upaya perusahaan untuk berkomunikasi secara langsung dengan pelanggan sasaran dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan atas produk perusahaan dan menimbulkan transaksi penjualan. Dalam hal tujuan perusahaan untuk mempertahankan pelanggan, maka pemasaran langsung yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan mengirimkan katalog perusahaan kepada pelanggan, agar pelanggan dapat ingat dan melakukan pembelian ulang terhadap produk perusahaan. Oleh karena itu, dalam rangka merancang pemasaran langsung yang efektif di masa yang akan datang, maka hal yang perlu dilakukan perusahaan adalah memasarkan melalui media telemarketing yang dilakukan dengan menelepon pelanggan secara langsung, memberikan informasi mengenai produk dan berusaha menjual produknya. Selain itu perusahaan juga dapat mengirimkan surat kepada pelanggan, memberikan lembar promosi berupa brosur, katalog, bahkan videotape, agar tujuan perusahaan dalam mempertahankan
51
pelanggan dapat tercapai dan pelangganpun dapat loyal untuk melakukan pembelian terhadap produk perusahaan. Tujuan promosi yang ketiga yaitu meningkatkan penjualan dengan alternatif alokasi B, yaitu lebih aktif dalam melakukan penjualan personal dengan bobot 0.316. Penjualan personal yang dapat dilakukan perusahaan yaitu dengan melakukan pendekatan kepada customer, menjalin hubungan baik dengan menerima masukan dari pelanggan apabila ada produk yang perlu dimodifikasi atau lain-lain, perusahaan juga perlu membangun keyakinan kepada pelanggan mengenai kualitas dari produk perusahaan dan selalu memberikan informasi mengenai produk baru yang ditawarkan. Penjualan personal yang dilakukan perusahaan juga dilakukan dengan mengunjungi rumah sakit-rumah sakit dan melakukan presentasi mengenai produk perusahaan. Dalam presentasi selain menjual produknya, perusahaan juga memberikan edukasi mengenai perawatan dari produk pakaian medis tersebut, agar produk yang dibeli dapat awet dan tetap terjaga. Pada presentasi itu pula perusahaan mempromosikan produknya dengan memberikan souvenir berupa gantungan kunci, pulpen atau tas yang berlogo perusahaan, akan tetapi souvenir yang dimiliki perusahaan masih minim, untuk itu sebaiknya perusahaan lebih banyak lagi dalam menyediakan souvenir dalam rangka mempromosikan produk perusahaan, sehingga diharapkan pelanggan baru tertarik untuk melakukan pembelian produk. Alternatif kedua yaitu dengan merancang pemasaran langsung yang efektif dengan bobot 0.254. Pemasaran langsung yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan memberikan katalog yang berisi produk perusahaan. Katalog tersebut haruslah menarik, dan jelas mengenai spesifikasi produk yang ditawarkan perusahaan agar pembelipun tertarik untuk membeli produk perusahaan. Kemudian dalam merancang pemasaran langsung, perusahaan sebaiknya lebih aktif mempromosikan produknya dengan cara mengirim email kepada rumah sakit ataupun klinik yang ada di Indonesia, sehingga dapat menarik pembeli untuk melakukan pembelian dan tujuan perusahaan untuk meningkatkan penjualanpun dapat tercapai.
52
4.6. Hasil Pengolahan Data Secara Vertikal Dalam AHP Pengolahan data secara vertikal akan menunjukkan besarnya tingkat alternative dari alokasi bauran promosi yang dapat dipilih. Hirarki pemilihan alternatif alokasi bauran promosi PT. Lestari Dini Tunggul dapat dilihat pada Gambar 4.
Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul
Fokus
Faktor AP 0.402
SDM 0.454
PP 0.144
MM 0.654
PM 0.179
SE 0.111
Aktor
MCP 0.089
Tujuan
Alternatif
A 0.095
B 0.269
MPel 0.555
C 0.236
MPen 0.279
D 0.213
E 0.098
F 0.089
Gambar 4. Hasil pengolahan vertikal struktur hierarki alokasi bauran promosi PT. Lestari Dini Tunggul 4.6.1 Elemen Faktor Terhadap Alokasi Bauran Promosi Pada PT. Lestari Dini Tunggul Berdasarkan Tabel 19 dapat dilihat bahwa faktor yang paling berpengaruh adalah sumber daya manusia dengan bobot 0.454. Faktor yang menjadi prioritas kedua dalam mengalokasikan bauran promosi adalah anggaran promosi dengan bobot 0.402 dan faktor terakhir adalah persaingan pasar dengan bobot sebesar 0.144.
53
Tabel 19. Susunan bobot dan prioritas faktor-faktor penyusun alokasi bauran promosi pada PT. Lestari Dini Tunggul Elemen Faktor Bobot Prioritas Anggaran Promosi 0.402 2 Sumber Daya Manusia (SDM) 0.454 1 Persaingan Pasar (PP) 0.144 3 Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi faktor utama dalam penyusunan alokasi bauran promosi hal ini dikarenakan untuk dapat menjalankan operasional perusahaan dibutuhkan dukungan sumber daya yang memadai, baik mengenai jumlah maupun kualitas personalnya. Untuk mempromosikan produk perusahaan juga diperlukan SDM yang professional dan berkompeten dibidangnya agar mampu bersaing dan meningkatkan penjualan produk perusahaan. Oleh karena itu dalam meningkatkan kualitas SDM maka pihak perusahaan memberikan pelatihan-pelatihan. Pelatihan yang diberikan diantaranya mengenai training of leadership,training of marketing, salesmanship, teknik negosiasi. Selain pelatihan, peningkatan SDM juga dibarengi dengan pengevaluasian kinerja, sehingga peningkatan kualitaspun diharapkan dapat terlaksana dengan baik. Peningkatan motivasi karyawan dalam hal melakukan promosi pada PT. Lestari Dini Tunggul dilakukan oleh perusahaan dengan cara memberikan traveling bonus kepada pada karyawan yang berhasil mencapai target penjualan yang telah ditetapkan perusahaan. Dengan adanya pemberian bonus tersebut diharapkan
karyawan
perusahaan
dapat
terpacu
dalam
memaksimalkan
pekerjaannya. Faktor kedua dalam penyusunan alokasi bauran promosi PT. Lestari Dini Tunggul adalah anggaran promosi dengan bobot 0.339. Anggaran yang dibuat perusahaan dibuat dalam bentuk program-program selama satu tahun kedepan yang diharapkan tujuan promosi yang dilakukan dapat tercapai dengan maksimal. Faktor prioritas terakhir dari ketiga faktor penyusunan alokasi bauran promosi perusahaan adalah persaingan pasar dengan bobot 0.089. Persaingan merupakan faktor yang dipertimbangkan perusahaan untuk menentukan kegiatan promosinya. Strategi yang dipilih harus memperhatikan situasi dan kondisi yang berkembang di pasar. Langkah yang harus dilakukan yaitu berusaha mengenali pesaingnya.
Segala
bentuk
aktifitas
yang
dilakukan
pesaing
dalam
mempromosikan produknya menjadi suatu pertimbangan bagi perusahaan. Hal ini
54
sangat penting bagi perusahaan sebagai bahan evaluasi akan alokasi promosi yang telah dilakukannya. 4.6.2 Elemen Aktor Terhadap Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul Berdasarkan Tabel 20 aktor yang memiliki prioritas paling besar dalam alokasi bauran promosi PT. Lestari Dini Tunggul adalah manager marketing dengan bobot 0.654. Manager marketing memiliki tanggung jawab besar dalam merencanakan, menyusun dan mengelola perencanaan bisnis pemasaran perusahaan yang akan dilakukan perusahaan. Manager marketing juga bertugas dalam menyusun anggaran dan membuat program promosi perusahaan. Oleh karena itu aktor manager marketing memiliki prioritas tertinggi dalam pemilihan alokasi bauran promosi PT. Lestari Dini Tunggul. Tabel 20. Susunan bobot dan prioritas aktor yang berperan dalam pemilihan alokasi bauran promosi pada PT. Lestari Dini Tunggul Aktor Bobot Prioritas Manager Marketing 0.654 1 Plant Manager 0.179 2 Sales Eksekutif 0.111 3 Aktor plant manager menempati prioritas kedua dengan bobot 0.179. plant manager berperan dalam membuat sistem atau mekanisme kerja yang efisien dalam membuat produk perusahaan yang akan dipasarkan oleh team marketing, Plant manager juga berperan dalam hal merencanakan SDM yang berkualitas, sehingga dapat menjalankan aktifitas dalam melakukan promosi produk perusahaan sesuai dengan rencana. Sales eksekutif adalah pihak yang mendapat prioritas terkecil dengan bobot 0.111 karena peranannya dalam alokasi bauran promosi karena hanya terbatas sebagai pelaksana dari program promosi yang telah ditentukan dan juga sebagai pemberi masukan dan pertimbangan dalam setiap kebijakan yang akan ditetapkan perusahaan. 4.6.3 Elemen Tujuan Terhadap Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul Pada Tabel 21 dapat dilihat bahwa tujuan utama yang ingin dicapai dalam pelaksanaan alokasi bauran promosi PT. Lestari Dini Tunggul adalah mempertahankan pelanggan dengan bobot 0.555. Tujuan ini menjadi prioritas utama karena terkait dengan upaya perusahaan untuk terus menjalin hubungan
55
dengan para pelanggan tetapnya. Pelanggan tetap merupakan pembeli yang sudah memiliki pengalaman menggunakan produk yang dihasilkan oleh perusahaan serta melakukan pembelian rutin dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, mempertahankan pelanggan yang memiliki sikap loyal tersebut harus mendapat perhatian dari perusahaan karena mempertahankan pelanggan yang sudah ada lebih sulit dibandingkan dengan mendapatkan pelanggan baru. Hal utama yang harus dilakukan perusahaan adalah mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk agar pelanggan mendapatkan kepuasan dari produk yang dihasilkan perusahaan. Tabel 21. Susunan bobot dan prioritas tujuan alokasi bauran promosi pada PT. Lestari Dini Tunggul Tujuan Bobot Prioritas Meningkatkan Citra Perusahaan 0.089 3 Mempertahankan Pelanggan 0.555 1 Meningkatkan Penjualan 0.279 2 Tujuan selanjutnya yang menjadi prioitas kedua adalah meningkatkan penjualan dengan bobot 0.279. Promosi yang dilakukan oleh perusahaan diupayakan dapat meningkatan penjualan produk, untuk itu perusahaan terus berusaha untuk aktif dalam memasarkan produknya, sehingga target penjualan yang dimiliki perusahaan dapat tercapai dengan optimal. Tujuan yang menjadi prioritas terakhir adalah meningkatkan citra perusahaan dengan bobot 0.089. Citra yang baik merupakan aset yang bernilai tinggi karena konsumen akan mencari perusahaan dengan reputasi yang baik. Untuk itu, kemampuan perusahaan dalam menciptakan produk yang sesuai dengan spesifikasi konsumen dapat mempengaruhi citra perusahaan. 4.6.4 Elemen Alternatif dalam Penyusunan Alokasi Bauran Promosi PT. Lestari Dini Tunggul Berdasarkan Tabel 22 dapat dilihat bahwa hasil akhir dari pengolahan vertikal menunjukkan bahwa alternatif bauran promosi lebih aktif melakukan penjualan personal
merupakan prioritas utama dengan bobot 0.269. Hal ini
dikarenakan operasinya yang lebih fleksibel sehingga perusahaan dapat mengamati reaksi pembeli dan menyesuaikan pendekatannya sehingga pembeli dapat langsung tertarik akan produk perusahaan, kemudian penjualan personal
56
juga dilakukan untuk membina hubungan jangka panjang dengan pembeli, dimulai dari hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab. Oleh karena itu, agar kegiatan penjualan personal pada PT. Lestari Dini Tunggul lebih baik dan efektif di masa yang akan datang, maka perusahaan lebih aktif lagi dalam melakukan penjualan personal dengan cara lebih aktif berpromosi ke rumah sakit-rumah sakit, pemberian cenderamata yang lebih menarik sehingga dapat diingat oleh konsumen. Tabel 22. Bobot dan prioritas alternatif alokasi bauran promosi PT. Lestari Dini Tunggul Alternatif Bobot Prioritas Membuat kesan web yang kuat dan interaktif 0.095 5 Lebih aktif dalam melakukan penjualan personal 0.269 1 Lebih aktif dalam melakukan promosi penjualan 0.236 2 Merancang pemasaran langsung yang efektif 0.213 3 Merencanakan program iklan media cetak dan 0.098 4 luar ruang Pengembangan program publisitas 0.089 6 Prioritas kedua dalam pemilihan alternatif alokasi ini adalah lebih aktif dalam melakukan promosi penjualan dengan bobot 0.236. Promosi penjualan yang telah dilakukan perusahaan yaitu dengan ikut seta dalam pameran-pameran seperti Hospex (Hospital Expo) yang diadakan setiap satu tahun sekali, pameran alat-alat kesehatan (pada bulan oktober dan novermber) ,pameran yang diadakan Himpunan Kesatuan Ahli Bedah Indonesia dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Dengan alternatif tersebut perusahaan diharapkan
lebih aktif lagi
dalam mengikuti pameran atau acara yang diselenggarakan. Dengan kegiatan promosi penjualan pula perusahaan dapat memberikan potongan harga seperti diskon. Dengan adanya potongan harga, maka pelanggan merasa beruntung sehingga lebih tertarik untuk melakukan pembelian produk.
57
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai alokasi bauran promosi pakaian medis pada PT. Lestari Dini Tunggul secara menyeluruh, terdapat beberapa hal penting yang dapat disimpulkan, yaitu : 1. Bentuk-bentuk promosi yang telah dilakukan oleh PT. Lestari Dini Tunggul adalah melalui periklanan, perusahaan melakukan promosi melalui majalah Persi (Persatuan rumah sakit Indonesia), pada penjualan personal, perusahaan mempromosikan produknya dengan mendatangi rumah sakit dan melakukan presentasi. Kegiatan melalui promosi
penjualan,
yang
dilakukan
perusahaan
yaitu
dengan
menghadiri pameran, yaitu Hospex (Hospital Expo) dan pameran alat kesehatan. Untuk publisitas, perusahaan melakukan promosi melalui peran menjadi sponsor, seperti rumah sakit gatering. Promosi langsung juga dilakukan melalui pembagian katalog. Dan promosi terakhir yaitu melalui interaktif media, yaitu dengan membuat situs web yang bernama lestarilinen.com. 2. Alternatif alokasi bauran promosi pakaian medis pada PT. Lestari Dini Tunggul yang paling diprioritaskan adalah lebih aktif dalam melakukan penjualan personal (0.269). Tujuan prioritas yang ingin dicapai oleh perusahaan
dalam
melakukan
promosi
yaitu
mempertahankan
pelanggan (0.555), sementara aktor yang paling berpengaruh dalam alokasi bauran promosi perusahaan adalah marketing manager (0.654), dan faktor yang menjadi prioritas alokasi bauran promosi perusahaan adalah sumber daya manusia (0.454).
58
2. Saran Hal-hal yang menjadi saran dan masukan bagi perusahaan atas bahasan dalam penelitian ini adalah : 1. Dalam mempromosikan produknya melalui media cetak pada periklanan, maka perusahaan sebaiknya perusahaan lebih aktif dan rutin dalam mempromosikan produknya melalui majalah-majalah kesehatan, majalah rumah sakit, dan surat kabar dengan cakupan geografis yang lebih luas, sementara promosi periklanan melalui media luar ruang, perusahaan sebaiknya mempromosikan melalui pembuatan spanduk atau poster, sehingga konsumen dapat mengetahui produk perusahaan dan tertarik dalam melakukan pembelian produk. 2. Pada kegiatan promosi melalui media interaktif, perusahaan sebaiknya membuat website semenarik mungkin dengan cara melakukan komunikasi interaktif agar dapat berkomunikasi dengan konsumen, sehingga konsumen dapat lebih terlibat dengan produk yang ditawarkan perusahaan., seperti menerima pengajuan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari konsumen sampai dengan proses pembelian.
59
DAFTAR PUSTAKA Agrina, L. 2009. Analisis Bauran Promosi Ekspor Sepatu Kulit (Studi Kasus Pada CV. Fortuna Shoes Bandung). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ariff, H. 2008. Penggunaan Proses Hierarki Analitik (PHA) untuk Pemilihan Konsep Desain Terbaik. Jurnal pada www.academicjournals.org/sre/pdf/ pdf2009/apr/hambalietal.pdf. Malaysia. [15 Agustus 2010]. Chandra, G. 2001. Strategi dan Program Pemasaran. PT ANDI, Yogyakarta. Dermawan, R. 2005. Model Kuantitatif Pengambilan Keputusan dan Perencanaan Strategis, Bandung. Divisi Marketing. 2010. Harga Produk Pakaian Operasi. PT. Lestari Dini Tunggul, Jakarta. Divisi Marketing. 2010. Data Penjualan. PT. Lestari Dini Tunggul, Jakarta. Durianto, D. Sugiarto, T. Sitinjak. 2004. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merk. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hasibuan, M.S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara, Jakarta. HRD dan GA Manager. 2010. Struktur Organisasi Perusahaan. PT. Lestari Dini Tunggul, Jakarta. Google. 2010. Perkembangan Jumlah Rumah Sakit. http: google.com. Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran 11th Edition, Jilid 1. Indeks, Jakarta. Montevechi, J.A.B. 2010. Pengambilan Keputusan dengan Multi Kriteria dalam Pemilihan Scanning Ultrasonik dalam Sistem Rumah Sakit Swasta di Brazil. Jurnal pada www.ijah.org/index.php.ijahp/article/viewrst/70, Brazil. [15 Agustus 2010]. Morissan. 2007. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Ramdina Prakarsa, Jakarta. Pengertian Rumah Sakit. http://id.wikipedia.org/wiki/rumahsakit [15 Agustus 2010]. Perkembangan Rumah Sakit. http: //www.bni.co.id/Portals/0/document/ulasan ekonomi/rumahsakit(net).pdf [15 Agustus 2010]. Rachmanda, Y. 2009. Analisis Strategi Bauran Promosi AJB Bumiputera 1912 cabang Siliwangi Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Simamora, H. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Salemba, Jakarta.
60
Suwanto, dan Rasto. 2003. Manajemen Perusahaan Suatu Pendekatan Operatif dan Sistem Informasi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Bandung. Saaty, T.L.1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (IPPM), Jakarta. _____. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (IPPM), Jakarta. Sutojo, S. 2003. Manajemen Penjualan Yang Efektif. PT. Damar Mulia Pustaka, Jakarta. Tjiptono, F. 1997. Strategi Pemasaran. PT. ANDI, Yogyakarta.
61
Laampiran 1
KUESIIONER PE ENELITIIAN ANALISIS S ALOKA ASI BAUR RAN PRO OMOSI PAKAIAN P N OPERA ASI (Studii Kasus paada PT. Lestari L Diini Tungggul)
Oleh :
Noor Indah Peermatasarri H24087 7019
PR ROGRAM M SARJA ANA ALIH JENIS MANAJJEMEN D DEPART TEMEN MANAJE M MEN FAKUL LTAS EK KONOMI DAN MA ANAJEM MEN IN NSTITUT T PERTA ANIAN BO OGOR 2010 0
62
Lanjutan Lampiran 1 Kepada Responden yang terhormat, Dalam rangka menyelesaikan studi/tugas akhir di Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Departemen Manajemen, Institut Pertanian Bogor, diperlukan dukungan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini dibuat untuk mendukung proses akhir pengolahan data dalam rangka pemecahan masalah. Pengisian kuesioner ini memiliki tujuan untuk menentukan sejauh mana pengaruh dan tingkat faktor, aktor, tujuan dan komponen lain dalam memperoleh alternatif bauran promosi bagi perusahaan. Landasan utama pengisian kuesioner ini adalah sebuah hierarki (AHP) dengan komponen-komponen lengkap yang disusun sesuai literatur, hasil observasi dan pendapat pihak terkait dalam perusahaan. Penyusunan hierarki ini sesungguhnya disesuaikan dengan keadaan perusahaan. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini. Kejujuran Bapak/Ibu/Saudara dalam mengisi kuesioner ini sangat berarti bagi penelitian ini. Terima kasih atas bantuan dan kesediaannya dalam mengisi kuesioner ini.
November, 2010
Noor Indah Permatasari H24087019
63
Lanjutan Lampiran 1 DATA RESPONDEN
1. Nama
: …………………………………………….
2. Jenis Kelamin
: a. Pria b. Wanita
3. Usia
: ………… Tahun
4. Pendidikan terakhir
: a. SMA atau sederajat b. Diploma/Sarjana Muda c. Sarjana S1 d. S2 atau lebih
5. Jabatan
: ………………………………………….
6. Tugas dan Wewenang : a. …………………………………………………………………... b. ………………………………………………………………….. c. …………………………………………………………………. d. …………………………………………………………………. e. ………………………………………………………………….. 7. Lama bekerja di PT. Lestari Dini Tunggul : ………………Tahun 8. Pernahkan anda bekerja di tempat lain sebelumnya? a. Ya b. Tidak 9. Jika anda menjawab Ya (pada pertanyaan no 8, berapa lama anda bekerja sebelumnya? .......................... Tahun 10.Jabatan terakhir Anda sewaktu keluar dari perusahaan tersebut? ……………. 11. Tanggal Pengisian
: ………………………………………………..
64
Lanjutan Lampiran 1 PETUNJUK PENGISIAN : 1. Pada bagian ini anda diminta untuk membandingkan antara elemen A dan elemen B, lalu member tanda X atau 9 Nilai perbandingannya. 2. Jawaban dari pertanyaan tersebut. Diberi nilai oleh responden berdasrkan tingkat kepentingan dari elemen-elemen yang dibandingkan secara bersamaan. 3. Nilai perbandingan yang diberikan mempunyai skala 1-9. Definisi dari skala yang digunakan untuk nilai komparasi ditentukan sebagai berikut: Nilai Komparasi
Definisi
1
A dan B sama penting
3
A sedikit lebih penting dari B
5
A lebih penting dari B
7
A sangat jelas lebih penting dari B
9
A Mutlak lebih penting dari B
2, 4, 6, 8
Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan
65
Lanjutan Lampiran 1 Contoh : Anda diminta untuk membandingkan tingkat kepentingan antara “PRODUK” dengan “HARGA”.
1. Jika Anda menganggap PRODUK sama penting dengan HARGA, maka: A PRODUK
Nilai Skala Perbandingan 98765432123456789
B HARGA
2. Jika Anda menganggap PRODUK sedikit lebih penting dari HARGA, maka : A PRODUK
Nilai Perbandingan 98765432123456789
B HARGA
3. Jika Anda menganggap HARGA sangat jelas lebih penting dari PRODUK, maka : A PRODUK
Nilai Perbandingan 98765432123456789
B HARGA
66
Lanjutan Lampiran 1
A. KUESIONER FAKTOR Dalam menyusun bauran promosi perusahaan, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan pengaruhnya terhadap penyusunan bauran promosi. Adapun faktor-faktor tersebut adalah: 1. Anggaran Promosi:
:Besarnya anggaran yang disediakan oleh perusahaan untuk melaksanakan promosinya.
2. Sumber Daya Manusia : Kuantitas maupun mutu sumber daya manusia yang menangani kegiatan 3. Persaingan Pasar
:Tingkat persaingan yang terjadi dalam
industri
dapat
dijadikan
panduan untuk merencanakan dan menyusun suatu bauran promosi yang tepat bagi perusahaan. Bauran promosi yang dijalankan perusahaan harus mempertimbangkan situasi dan kondisi persaingan yang ada.
Instruksi 1. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relative antara satu faktor dengan faktor lainnya dalam menentukan bobot prioritas alternatif bauran promosi. Pilih salah satu jawaban dengan tanda (X) atau menghitamkan. A Anggaran Anggaran SDM
Nilai Skala Banding B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SDM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Persaingan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Persaingan Pasar
67
Lanjutan Lampiran 1 B. KUESIONER AKTOR Aktor yang terlibat dalam menentukan prioritas pemilihan alternatif bauran promosi perusahaan adalah: 1. Marketing Manager 2. Plant Manager 3. Sales Eksekutif Instruksi 2.1 Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara aktor satu dengan aktor lainnya dalam konteks anggaran. A
Nilai Skala Banding
B
Marketing Manager
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Plant Manager
Marketing Manager
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sales Eksekutif
Plant Manager
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sales Eksekutif
Instruksi 2.2 Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara aktor satu dengan aktor lainnya dalam konteks Sumber Daya Manusia. A
Nilai Skala Banding
B
Marketing Manager
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Plant Manager
Marketing Manager
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sales Eksekutif
Plant Manager
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sales Eksekutif
Instruksi 2.3 Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara aktor satu dengan aktor lainnya dalam konteks Teknologi Produksi. A
Nilai Skala Banding
B
Marketing Manager
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Plant Manager
Marketing Manager
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sales Eksekutif
Plant Manager
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sales Eksekutif
68
Lanjutan Lampiran 1 Instruksi 2.4 Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara aktor satu dengan aktor lainnya dalam konteks Persaingan Pasar. A
Nilai Skala Banding
B
Marketing Manager 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Plant Manager Marketing Manager 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sales Eksekutif Plant Manager
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sales Eksekutif
69
Lanjutan Lampiran 1 C. KUESIONER TUJUAN Terdapat 4 tujuan yang ingin dicapai perusahaan melalui bauran promosi yang dipilih, yaitu: 1. Meningkatkan Citra Perusahaan (MCP) 2. Mempertahankan Pelanggan (MPel) 3. Meningkatkan Penjualan (MPen) Instruksi 3.1 Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara salah satu tujuan dengan tujuan lainnya untuk Marketing Manager dalam menentukan prioritas alternaltif bauran promosi. A
Nilai Skala Banding
B
MCP
98765432123456789
MPel
MCP
98765432123456789
MPen
MPel
98765432123456789
MPen
Instruksi 3.2 Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara salah satu tujuan dengan tujuan lainnya untuk Plant Manager dalam menentukan prioritas alternaltif bauran promosi. A
Nilai Skala Banding
B
MCP
98765432123456789
MPel
MCP
98765432123456789
MPen
MPel
98765432123456789
MPen
Instruksi 3.3 Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara salah satu tujuan dengan tujuan lainnya untuk Sales Eksekutif dalam menentukan prioritas alternaltif bauran promosi. A
Nilai Skala Banding
B
MCP
98765432123456789
MPel
MCP
98765432123456789
MPen
MPel
98765432123456789
MPen
70
Lanjutan Lampiran 1 D. KUESIONER ALTERNATIF BAURAN PROMOSI Untuk mencapai tujuan promosinya, ada beberapa alternatif bauran promosi yang dapat dilakukan, yaitu: 1. Membuat kesan web yang interaktif (A) 2. Lebih aktif dalam melakukan penjualan personal (B) 3. Lebih aktif dalam melakukan promosi penjualan (C) 4. Merancang pemasaran langsung yang efektif (D) 5. Merencanakan program iklan media cetak dan luar ruang (E) 6. Pengembangan program publisitas (F) Instruksi 4.1 Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara alternatif satu dengan
alternatif
lainnya
untuk
mencapai
meningkatkan citra perusahaan. A A A A A A B B B B C C C D D E
Nilai Skala Banding 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
B B C D E F C D E F D E F E F F
tujuan
71
Lanjutan Lampiran 1 Instruksi 4.2 Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara alternatif satu dengan
alternatif
lainnya
untuk
mencapai
mempertahankan pelanggan A A A A A A B B B B C C C D D E
Nilai Skala Banding 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
B B C D E F C D E F D E F E F F
tujuan
72
Lanjutan Lampiran 1 Instruksi 4.3 Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara alternatif satu dengan alternatif lainnya untuk mencapai tujuan meningkatkan penjualan. A A A A A A B B B B C C C D D E
Nilai Skala Banding 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
B B C D E F C D E F D E F E F F
SARAN DAN KOMENTAR Saran dan komentar untuk pemilihan bauran promosi pakaian medis pada PT. Lestari dini Tunggul : ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Terima Kasih Atas Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara
73
Lampiran 2
STRUKTUR ORGANISASI PT. LESTARI DINI TUNGGUL
DIRECTOR
MARKETING MGR
MARKETING ASET MGR
ADMIN
FINANCE MGR
PLANT MGR
PRODUCTION MGR
SEWING MGR
PPIC MGR
SEWINGSPV1
QC MG
FIN ASET MGR
FN1
FN2
SALES EKSEKUTIF
INDUSTRY &EKSPORT SALES
PURCHASING
74
Lampiran 3 PRIORITAS FAKTOR
PRIORITAS AKTOR Prioritas Untuk Aktor Bedasarkan Faktor AP
Prioritas Untuk Aktor Bedasarkan Faktor SDM
Prioritas Untuk Aktor Bedasarkan Faktor PP
PRIORITAS TUJUAN Prioritas Tujuan Berdasarkan Aktor MM
Prioritas Tujuan Berdasarkan Aktor PM
75
Lampiran 3 Prioritas Tujuan Berdasarkan Aktor SE
PRIORITAS ALTERNATIF