“ANALISIS AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT PADA LIMA SAUDARA FURNITURE”
Dwi Mulia Septiani 21209272
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap perusahaan yang menjalankan suatu kegiatan produksi, tentu memiliki tujuan yang sama yaitu, mendapatkan keuntungan. Untuk jenis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pada umumnya perusahaan jenis ini memiliki kegiatan produksi dalam skala kecil. Dengan adanya UMKM saat ini semakin banyak keberadaannya termasuk usaha sejenis yang menjadi pesaing usaha lainnya. Akuntansi differensial dapat digunakan oleh manajemen perusahaan dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan terbaik dari berbagai alternatif yang tersedia. Alternatif yang ada dalam akuntansi differensial, yaitu membeli atau membuat sendiri, menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk, menghentikan atau melanjutkan suatu produksi, dan menolak atau menerima pesanan khusus. Untuk itu manajemen suatu perusahaan dapat menggunakan analisis akuntansi differensial dalam keputusan menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk. Dimana pada dasarnya akuntansi differensial merupakan taksiran perbandingan antara aktiva, pendapatan, dan biaya dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif tindakan lain. Sehingga pihak manajemen perusahaan dapat mengambil keputusan terbaik, berdasarkan informasi dari perbandingan berbagai alternatif yang ada.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengetahui, Keputusan apa yang sebaiknya diambil oleh perusahaan LIMA SAUDARA FURNITURE untuk keputusan menjual langsung atau memproses lebih lanjut antara produksi kursi kayu biasa atau kursi kayu dengan busa mati berdasarkan hasil analisis akuntansi differensial ? Batasan Masalah Penulis mengambil data yang digunakan adalah data penjualan perusahaan LIMA SAUDARA FURNITURE produk kursi kayu biasa dan produk kursi kayu dengan busa mati pada tahun 2011. Sehingga penulis memberikan batasan masalah dalam mengambil keputusan menjual langsung atau memproses lebih lanjut menjadi kursi kayu dengan busa mati berdasarkan analisis akuntansi differensial.
Tujuan Penelitian Penulisan ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui, keputusan apa yang sebaiknya diambil oleh perusahaan LIMA SAUDARA FURNITURE untuk keputusan menjual langsung atau memproses lebih lanjut antara produk kursi kayu biasa atau kursi kayu dengan busa mati berdasarkan hasil analisis akuntansi differensial.
Manfaat Penelitian 1. Akademis 2. Praktis Methode Penelitian 1. Objek Penelitian 2. Data 3. Methode Pengumpulan Data 4. Alat Analisis Yang Digunakan
BAB IV A. Proses Produksi Kursi Kayu Biasa 1. Biaya Bahan Baku Produksi Kursi Kayu Biasa (BBB)
Tabel 4.1 Biaya Bahan Baku Produksi Kursi Kayu Biasa Oktober 2011 Jenis Bahan Baku
Kuantitas
Harga / Unit
Kursi Kayu setengah jadi
27 Unit
Rp 160.000
Total Rp 4.320.000
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Produksi Kursi Kayu Biasa (BTKL) Tabel 4.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Produksi Kursi Kayu Biasa Oktober 2011 Keterangan
Jumlah
Bagian Pengampelasan ( 4 orang x Rp 55.000 x 26 hari )
Rp 5.720.000
Bagian Finishing ( 1 orang x Rp 80.000 x 26 hari )
Rp 2.080.000
Total
Rp 7.800.000
3. Biaya Overhead Pabrik Produksi Kursi Kayu Biasa Tabel 4.3 BOP Variabel Produksi Kursi Kayu Biasa Oktober 2011
Keterangan
Jumlah
Biaya Listrik Bulan Oktober
Rp 150.000
Biaya Telepon Bulan Oktober
Rp 100.000
Dempul (4 kg x Rp 28.500 )
Rp 114.000
Lem Atleco ( 7 bungkus x Rp 6000 )
Rp 42.000
Lem Campur ( 1 kg x Rp 70.000 )
Rp 70.000
Lem Putih ( 2 kg x Rp 18.000 )
Rp 36.000
Paku Pen ( 15 buah x Rp 200 x 27 kursi )
Rp 81.000
Sekrup ( 10 buah x Rp 25 x 27 kursi )
Rp
Total
6.750
Rp 599.750
Tabel 4.4 BOP Tetap Produksi Kursi Kayu Biasa Oktober 2011 Keterangan
Jumlah
Biaya Listrik Bulan Oktober
Rp 100.000
Biaya Penyusutan Alat Semprot
Rp 125.000
Biaya Penyusutan Bangunan
Rp 1.041.667
BTKL (Sopir)
Rp 150.000 Total
Rp 1.416.667
•
Tabel 4.5
Laporan Laba-Rugi Oktober 2011 LIMA SAUDARA FURNITURE Pada Produksi Kursi Kayu Biasa Penjualan ( Rp 600.000 x 27 unit ) Biaya Variabel : BBB Rp 4.320.000 BTKL Rp 7.800.000 BOP Variabel Rp 599.750 + Total Biaya Variabel Laba Kontribusi
Biaya Tetap : BOP Tetap Biaya Pemasaran Biaya Administrasi dan Umum Total Biaya Tetap Laba Bersih
Rp 16.200.000
Rp 12.719.750 Rp 3.480.250
Rp 1.416.667 Rp 1.500.000 Rp 20.000 + Rp 2.936.667 Rp 543.583
B. Proses Produksi Kursi Kayu Dengan Busa Mati 1. Biaya Bahan Baku Produksi Kursi Kayu Dengan Busa Mati (BBB) Tabel 4.6 Biaya Bahan Baku Produksi Kursi Kayu Dengan Busa Mati Oktober 2011 Jenis Bahan Baku
Kuantitas
Harga/Unit
Total
Kursi Kayu Setengah Jadi
27 Unit
Rp 160.000
Rp 4.320.000
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Produksi Kursi Kayu Dengan Busa Mati (BTKL) Tabel 4.7 Biaya Tenaga Kerja Langsung Produksi Kursi Kayu Dengan Busa Mati Oktober 2011 Keterangan
Jumlah
Bagian Pengampelasan ( 4 orang x Rp 55.000 x 26 hari )
Rp 5.720.000
Bagian Finishing ( 1 orang x Rp 80.000 x 26 hari )
Rp 2.080.000
Bagian Pemasangan Busa ( 1 orang x Rp 30.000 x 26 hari )
Rp 780.000
Total
Rp 8.580.000
3. Biaya Overhead Pabrik Produksi Kursi Kayu Dengan Busa Mati Tabel 4.8 BOP Variabel Produksi Kursi Kayu Dengan Busa Mati Oktober 2011 Keterangan
Jumlah
Busa ( Rp 40.000 x 27 unit )
Rp 1.080.000
Kain Alas ( Rp 55.000 x 4 meter )
Rp 220.000
Kain Blacu ( Rp 7.000 x 12 meter )
Rp
Total
84.000
Rp 1.384.000
Tabel 4.9 BOP Tetap Produksi Kursi Kayu Dengan Busa Mati Oktober 2011
Keterangan
Jumlah
Biaya Listrik Bulan Oktober
Rp 100.000
Biaya Penyusutan Alat Semprot
Rp 125.000
Biaya Penyusutan Bangunan
Rp 1.041.667
BTKL ( Sopir )
Rp 150.000
Total
Rp 1.416.667
•
Tabel 4.10 Laporan Laba-Rugi Oktober 2011 LIMA SAUDARA FURNITURE Pada Produksi Kursi Kayu Dengan Busa Mati
Penjualan ( Rp 700.000 x 27 unit ) Biaya Variabel : BBB Rp 4.320.000 BTKL bagian kursi kayu biasa Rp 7.800.000 BTKL bagian kursi kayu dengan busa mati Rp 780.000 BOP Variabel Rp 1.384.000 + Total Biaya Variabel Laba Kontribusi Biaya Tetap : BOP Tetap Rp 1.416.667 Biaya Pemasaran Rp 1.500.000 Biaya Administrasi dan Umum Rp 20.000 + Total Biaya Tetap Laba Bersih
Rp 18.900.000
Rp 14.284.000 Rp 4.616.000
Rp 2.936.667 Rp 1.679.333
Rangkuman Hasil Penelitian Tabel 4.11 Analisis Akuntansi Differensial Dalam Keputusan Menjual Langsung Atau Memproses Lebih Lanjut Kursi Kayu Biasa Menjadi Kursi Kayu Dengan Busa Mati LIMA SAUDARA FURNITURE Oktober 2011 Keterangan Menjual Proses Lebih Differensial Langsung Lanjut Penjualan
Rp 16.200.000
Rp 18.900.000
BBB BTKL : Kursi Kayu Biasa Kursi Kayu Dengan Busa mati BOP Variabel
Rp 4.320.000
Rp 4.320.000
Rp 7.800.000
Rp 7.800.000 Rp 780.000
Rp 780.000
599.750
Rp 1.384.000
Rp 784.250
Total Biaya Variabel
Rp 12.719.750
Rp 14.284.000
Rp 1.564.250
Laba Kontribusi Total Biaya Tetap
Rp 3.480.250 Rp 2.936.667
Rp 4.616.000 Rp 2.936.667
Rp 1.135.750 -
Laba / Rugi Bersih
Rp
Rp 1.679.333
Rp 1.135.750
Rp
543.583
Rp 2.700.000
BAB V • •
• •
1. Kesimpulan Berdasarkan perhitungan akuntansi differensial dalam keputusan menjual langsung atau memproses lebih lanjut kursi kayu pada LIMA SAUDARA FURNITURE. Maka LIMA SAUDARA FURNITURE memperoleh hasil laba bersih dari penjualan kursi kayu dengan busa mati sebesar Rp 1.679.333 dan hasil laba bersih dari penjualan kursi kayu biasa sebesar Rp 543.583, sehingga memperoleh laba bersih differensial sebesar Rp 1.135.750. Dan LIMA SAUDARA FURNITURE akan memilih keputusan dengan memproses lebih lanjut produk kursi kayu biasa dengan busa mati yang lebih menguntungkan karena akan memperoleh laba yang lebih besar ketimbang dengan menjual kursi kayu biasa yang hanya memperoleh laba yang lebih sedikit. 2. Saran Sesuai dengan hasil perhitungan akuntansi differensial terhadap LIMA SAUDARA FURNITURE, penulis memberi saran kepada pihak pengambil keputusan. Dalam penelitian ini adalah pemilik usaha sekaligus manajer selain membuat proses produk kursi kayu biasa dan memproses kursi kayu dengan busa mati manajer harus memutuskan untuk memperbanyak proses produk kursi kayu dengan busa mati. Karena dilihat dari hasil laporan laba rugi yang diperoleh laba untuk proses produk kursi kayu dengan busa mati lebih besar dibanding proses produk kursi biasa. Jadi manajer harus mengambil keputusan untuk tetap membuat proses produk kursi kayu biasa, hanya saja lebih diperbanyak untuk membuat proses produk kursi kayu dengan busa mati.
~~ Sekian Terima Kasih ~~