JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
1
Analisa Waktu dan Biaya Pekerjaan Instalasi Machinery dan Electrical Outfitting pada Pembangunan Landing Craft Utility (LCU) 300 DWT Ulfah Rahmadan, Imam Rochani, Mas Murtedjo Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected]
Abstrak Dalam pekerjaan instalasi machinery dan electrical outfitting terdapat kegiatan yang belum dapat dimulai jika kegiatan lain yang mendahuluinya belum dirampungkan. Untuk itu digunakanlah Critical Path Methode (CPM) yaitu sebuah metode yang sangat membantu dalam proses perencanaan seluruh kegiatan yang harus diselesaikan dalam proyek. Dengan CPM didapatkanlah critical path (lintasan kritis) dari sebuah network diagram (jarinan kerja). Selanjutnya dari informasi tersebut dapat ditemukan beberapa kegiatan dimana waktu pembuatannya dapat dipersingkat sehingga didapatkan waktu pengerjaan proyek yang paling efisien. Proses pemampatan dilakukan dengan cara menghilangkan Total Float (waktu mengambang) yang berharga negative pada jaringan kerja dengan cara mendistribusikannya pada kegiatan – kegiatan lain secara proporsional sehingga didapatkanlah durasi – durasi baru untuk tiap kegiatan. Dari hasil analisa didapatkan, umur pekerjaan instalasi machinery dan electrical outfitting yang baru setelah dimampatkan adalah 112 hari, sedangkan umur pekerjaan awalnya adalah 122 hari. Dengan jumlah tenaga kerja sama, yaitu 122 orang didapatkan untuk umur pekerjaan instalasi yang telah dimampatkan, harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 162.335.255 ,-. Sedangkan dengan waktu instalasi normal membutuhkan biaya sebesar Rp. 130.115.000 ,-. Ini berarti untuk pemampatan umur pekerjaan instalasi machinery dan electrical outfitting sebanyak 10 hari dibutuhkan penambahan biaya sebesar Rp.32.220.255,I. PENDAHULUAN Saat pembangunan LCU telah memasuki tahapan outfitting, maka dalam proyek tersebut akan terjadi banyak pekerjaan yang berjalan secara bersamaan. Kegiatan kegiatan kecil ini terikat sebagai suatu keseluruhan hingga memiliki tujuan akhir yang sama yaitu rampungnya sebuah LCU 300 DWT. Pada fase awal inilah waktu sering terbuang secara signifikan. Jika memungkinkan, sebisa mungkin hal ini harusnya dihindari karena waktu merupakan komoditi terpenting dalam pengerjaan sebuah proyek. Penggunaan Critical Path Methode (CPM) sangat membantu dalam proses perencanaan seluruh tugas yang harus diselesaikan dalam proyek. Dengan menggunakan CPM, akan dijabarkan seluruh daftar kegiatan yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek (biasanya dikategorikan dalam struktur rincian kerja), waktu (durasi yang dibutuhkan dari masing – masing kegiatan), serta perencanaan SDM. Dari proses tersebut didapatkanlah critical path yaitu lintasan – lintasan kritis dari sebuah network diagram, yang nantinya dari data tersebut dapat ditemukan beberapa kegiatan dimana waktu pembuatannya dapat dipersingkat sehingga didapatkan waktu pengerjaan proyek hingga selesai yang paling efisien. II. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian untuk tugas akhir ini, untuk lebih jelasnya dijabarkan sebagai berikut : A. Studi Literatur Adapun studi kepustakaan yang digunakan antara lain: 1. Studi mengenai proses produksi kapal [1] [3] [4] [8] 2. Studi mengenai penggunaan jam orang pada pembangunan kapal [5] [9] 3. Studi mengenai pekerjaan instalasi Machinery dan Electrical Outfitting pada pembangunan kapal [1] 4. Studi mengenai network planning dan network diagram dalam pelaksanaan pembangunan kapal [2] [6] [7] 5. Studi mengenai percepatan waktu pembangunan [2] [6] [7] 6. Studi mengenai komponen biaya dalam proses produksi kapal [4] [8] B. Pengumpulan Data Ukuran kapal yang akan dibangun pada penyelesaian tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Ship’s name : Landing Craft Utility 300 DWT Length Over All (LOA) : 43.33 m Length Between Perpendiculars (LPP) : 39.00 m Breadth Moulded (B) : 10.50 m Depth Moulded (H) : 3.25 m Draught (T) : 1.80 m
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 Tabel 1. Tabel breakdown structure beserta ketergantungannya dalam pekerjaan instalasi machinery dan electrical outfitting LCU 300 DWT
2 KODE
AB AC
KODE
ACTIVITY
DURATION
PREDECESSORS
A B C
Erection Welding Erection Welding
4 days 3 days 31 days
-
D
Cutting Of Temporary Access Erection Auxilliary Engine / Genset Erection "Fuel Oil Daily Tank" Running Of Aux Engine / Genset Erection Main Engine Assembly / Welding Of Temporary Access RUDDER Fabrication Assembly Ud Plate + Side Shell Grand Assembly Ud Plate + Side Shell Welding Propeller Shaft Alignment Propeller Shaft Booring Rudder Shaft Alignment Rudder Shaft Booring Rudder Stock And Rudder Blade Set Up Steering Gear Set Up Water Ballast System Fresh Water System Hydraulic Oil System Fuel And Lubrication Oil System Fuel And Lubrication Oil System Hydraulic Oil System Steel Grating Set Up Erection : Electric Main Switchboard
1 day
-
AF
2 days
D
AG
2 days
E
4 days
F;Y
2 days
E
2 days
H
E F G H I J K L M N O P Q R Set Up T U V W X Y Z AA
HULL FAIRING
6 days
-
6 days
J
6 days
K
8 days
L
8 days
C
8 days
N
6 days
N
8 days
P
6 days
Q
13 days
R
15 days
B
15 days
B
6 days
B
16 days
B
6 days
B
4 days
B
12 days
W
7 days
H
AD AE
AH
AI
ACTIVITY
Erection : Electric Bridge Control Consule Electric Cable Tray Installation Electric Cable Lying Set Up Steering & Navigation Set Up Main Power Supply And Genset Set Up Staring Main Engine And Motor System Set Up Accomodation Socket And Lighting Set Up Smoke And Fire Detector System
DURATION
PREDECESSORS
6 days
A
20 days
AB
30 days
AC
15 days
AD
15 days
AA ; AD
20 days
AF
15 days
AG
12 days
AH
Langkah – langkah untuk menyusun jadwal kegiatan pekerjaan instalasi machinery dan electrical outfitting LCU 300 DWT sampai dilakukan pemampatan adalah sbb : 1. Membuat jaringan kerja. Pembuatan jaringan kerja diawali dengan menyusun lintasan – lintasan kegiatan serta urutan – urutan peristiwa yang akan dikerjakan dalam proses instalasi machinery dan electrical outfitting. 2. Menghitung SPA yaitu saat paling awal suatu kegiatan dapat dimulai, kemudian menghitung SPL, yaitu saat paling lambat suatu kegiatan dapat dimulai untuk tiap – tiap kegiatan. SPL untuk kegiatan paling akhir merupakan umur pekerjaan instalasi itu sendiri. 3. Menentukan lintasan kritis yang ada pada jaringan kerja. Dari jaringan kerja pekerjaan instalasi machinery dan electrical outfitting ini didapatkan lintasan kritis yaitu : A – AB – AC – AD – AF – AG – AH – AI 4. Selanjutnya adalah menentukan umur pekerjaan instalasi yang baru, yaitu 112 hari dari waktu normal pengerjaan yaitu 122 hari. Ini berarti kegiatan instalasi mengalami percepatan sebanyak 10 hari. 5. Menghitung mundur nilai LET (Latest even time) pada network diagram yang telah dibuat pada tahap pertama. 6. Menentukan EET (earliest even time) dan LET (Latest even time) pada network diagram yang telah dibuat pada tahap pertama. 7. Hitung total float dari semua kegiatan yang ada dengan rumus : LET – D – EET = TF Dimana : LET D EET
………. (1)
= Waktu selesai paling akhir = Durasi = waktu paling awal dimulai
Adapun EET, LET , serta total float setiap kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
Tabel 2. EET dan LET serta total float dari tiap – tiap kegiatan instalasi machinery dan electrical outfitting LCU 300 DWT ACTIVITY A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S Up T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI
Durasi (Hari)
(EET)
(LET)
0 0 0 0 1 3 7 3 5 0 6 12 18 31 39 39 45 53 59 3 3 3 3 3 3 19 5 4 10 30 60 60 75 95 110
-6 80 69 39 41 108 112 43 50 92 98 104 112 77 85 85 93 99 112 96 96 96 96 96 108 108 50 0 20 50 65 65 85 100 112
4 3 31 1 2 2 4 2 2 6 6 6 8 8 8 6 8 6 13 15 15 6 16 6 4 12 7 6 20 30 15 15 20 15 12
Total Float -10 77 38 38 38 103 101 38 43 86 86 86 86 38 38 40 40 40 40 78 78 87 77 87 101 77 38 -10 -10 -10 -10 -10 -10 -10 -10
8. Selanjutnya dihitung durasi baru dari kegiatan – kegiatan yang nilai TF nya paling besar dengan rumus : Ln (baru) = Ln (lama) + Ln (lama) x TF Li Dimana : Ln (baru) = durasi baru Ln (lama) = durasi lama Li = lama durasi proyek TF = nilai Total Float negative
… (2)
Berikut adalah durasi baru dari kegiatan – kegiatan dengan nilai TF negative paling besat, yaitu -10 : Tabel 3. Durasi baru untuk proses pemampatan pertama Nama Peristiwa
DURASI LAMA (HARI)
DURASI BARU (HARI)
A AB AC AD
4 6 20 30
4 6 18 28
3
Nama Peristiwa
DURASI LAMA (HARI)
DURASI BARU (HARI)
AE AF AG AH AI
15 15 20 15 12
14 14 18 14 11
9. Hitung kembali nilai EET dan LET pada jaringan kerja dengan menggunakan durasi baru yang telah dihitung sebelumnya. 10. hitung kembali nilai TF. Apabila nilai TF sudah berharga positif maka perhitungan selesai. Jika masih ada nilai TF yang berharga negative, maka lakukan perhitungan pemampatan tahap kedua. Berikut adalah hasil perhitungannya : TABEL 4. total float dengan menggunakan durasi baru Nama Peristiwa
Durasi (Hari)
(EET)
(LET)
Total Float
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI
4 3 31 1 2 2 4 2 2 6 6 6 8 8 8 6 8 6 13 15 15 6 16 6 4 12 7 6 18 28 14 14 18 14 11
0 0 0 0 1 3 7 3 5 0 6 12 18 31 39 39 45 53 59 3 3 3 3 3 3 19 5 4 10 28 56 56 70 88 102
3 80 69 44 46 108 112 48 55 92 98 104 112 77 85 85 93 99 112 96 96 96 96 96 108 108 55 9 27 55 69 69 87 101 112
-1 77 38 43 43 103 101 43 48 86 86 86 86 38 38 40 40 40 40 78 78 87 77 87 101 77 43 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
Dari table diatas dapat dilihat bahwa masih ada TF yang bernialai negative. Oleh karena itu dilakukan perhitungan durasi baru kembali dari kegiatan – kegiatan dengan harga TF negative paling besar yaitu -1. Berikut adalah hasil perhitungannya :
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
4
Tabel 5. Durasi baru untuk proses pemampatan kedua DURASI LAMA (HARI) 4 6 18 28 14 14 18 14 11
Nama Peristiwa A AB AC AD AE AF AG AH AI
DURASI BARU (HARI) 4 6 18 27 14 14 18 14 11
Berikutnya lakukan perhitungan nilai EET, LET, serta TF kembali dengan menggunakan durasi baru. Berikut adalah hasil perhitungannya : Tabel 6. EET dan LET dengan menggunakan durasi baru dari pemampatan yang kedua Nama Peristiwa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R Set Up T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI
Durasi (Hari)
(EET)
(LET)
Total Float
4 3 31 1 2 2 4 2 2 6 6 6 8 8 8 6 8 6 13 15 15 6 16 6 4 12 7 6 18 27 14 14 18 14 11
0 0 0 0 1 3 7 3 5 0 6 12 18 31 39 39 45 53 59 3 3 3 3 3 3 19 5 4 10 28 55 55 69 87 101
4 80 69 44 46 108 112 48 56 92 98 104 112 77 85 85 93 99 112 96 96 96 96 96 108 108 55 10 28 55 69 69 87 101 112
0 77 38 43 43 103 101 43 49 86 86 86 86 38 38 40 40 40 40 78 78 87 77 87 101 77 43 0 0 0 0 0 0 0 0
Dari table diatas dapat dilihat bahwa tidak ada TF yang berharga negative. Ini berarti proses pemampatan selesai. Sedangkan untuk nilai TF yang berharga = 0, merupakan lintasan kritis yang baru dari jaringan kerja tersebut.
III. HASIL DAN DISKUSI a.
Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Tanpa Adanya Pemampatan. Biaya tenaga kerja diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah total kebutuhan jam orang (J.O) dengan tarif perhari yang berlaku. Kebutuhan JO yang digunakan dalam perhitungan untuk masing – masing kegiatan ini ini merajuk kepada ketentuan yang digunakan oleh perusahaan galangan di Surabaya, yaitu PT. Dumas. Adapun perhitungan jumlah pekerja yang dibutuhkan pada jadwal normal menggunakan rumus : … (3) Dimana : Hari kerja rata-rata perbulan Jam kerja perhari
= 24 hari = 8 jam
Sehingga jika dijabarkan kedalam table, berikut adalah penjabarannya : Tabel 7. Jumlah pekerja dan upah pekerja satuan / hari Kegiatan D E F G H I J K L M N O P Q R St Up T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI
Durasi (Hari) 1 2 2 4 2 2 6 6 6 8 8 8 6 8 6 13 15 15 6 16 6 4 12 7 6 20 30 15 15 20 15 12
Jam Orang (JO) 80 48 80 192 192 192 256 320 320 288 320 240 312 360 360 108 512 144 72 288 224 192 800 960 576 576 768 360 384 jumlah
Jumlah Pekerja 1 5 3 3 5 1 4 4 4 4 5 5 6 5 5 3 3 3 2 4 3 2 3 4 4 5 4 5 5 5 3 4 122
Upah Pekerja Satuan (rupiah/hari) 80.000 125.000 100.000 96.000 96.000 100.000 100.000 96.000 96.000 100.000 96.000 96.000 96.000 96.000 96.000 96.000 80.000 80.000 80.000 80.000 80.000 80.000 80.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 Table diatas menjabarkan jumlah pekerja, Jam orang (JO), durasi waktu pekerjaan, serta upah satuan harian pekerja dari masing – masing kegiatan. Sehingga selanjutnya dapat dihitung besar total upah pekerja yang harus dikeluarkan untuk pekerjaan instalasi machinery dan electrical outfitting selama 122 hari. Proses perhitungan dijabarkan dalam table dibawah ini : Tabel 8. Total upah pekerja pekerjaan instalasi machinery dan electrical outfitting untuk 122 hari Kegiatan D E F G H I J K L M N O P Q R Set T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI Total
Durasi (Hari) 1 2 2 4 2 2 6 6 6 8 8 8 6 8 6 13 15 15 6 16 6 4 12 7 6 20 30 15 15 20 15 12
Upah Pekerja (rupiah/hari) 80.000 625.000 300.000 288.000 480.000 100.000 400.000 384.000 384.000 400.000 480.000 480.000 576.000 480.000 480.000 288.000 240.000 240.000 180.000 320.000 240.000 180.000 240.000 500.000 500.000 625.000 500.000 600.000 600.000 600.000 375.000 500.000 12.665.000
Total Upah Pekerja (Rupiah) 80.000 1.250.000 600.000 1.152.000 960.000 200.000 2.400.000 2.304.000 2.304.000 3.200.000 3.840.000 3.840.000 3.456.000 3.840.000 2.880.000 3.744.000 3.600.000 3.600.000 1.080.000 5.120.000 1.440.000 720.000 2.880.000 3.500.000 3.000.000 12.500.000 15.000.000 9.000.000 9.000.000 12.000.000 5.625.000 6.000.000 130.115.000
Dengan demikian besarnya biaya tenaga kerja langsung dalam pekerjaan instalasi machinery dan electrical outfitting Landing Craft Utility (LCU) 300 DWT sebelum pemampatan (122 hari) adalah sebesar Rp. 130.115.000 ,b. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Sesudah Pemampatan Dengan cara yang sama peda perhitungan biaya tenaga kerja langsung sebelum pemampatan, dilakukan juga perhitungan biaya tenaga kerja langsung untuk jadwal sesudah dilakukannya pemampatan. Berikut adalah table yang memuat durasi baru, kebutuhan JO, jumlah pekerja, serta upah satuan harian pekerja untuk pekerjaan instalasi selama 112 hari. Tabel 9.
5 Jumlah pekerja dan upah pekerja satuan / hari Durasi (Hari)
Kegiatan D E F G H I J K L M N O P Q R St Up T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI
1 2 2 4 2 2 6 6 6 8 8 8 6 8 6 13 15 15 6 16 6 4 12 7 6 18 27 14 14 18 14 11
Jam Kerja/ hari 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Jam Orang (JO) 80 48 80 192 192 192 256 320 320 288 320 240 312 360 360 108 512 144 72 288 224 192 720 874 524 524 699 336 352 TotaL
Jumlah Pekerja 1 5 3 3 5 1 4 4 4 4 5 5 6 5 5 3 3 3 2 4 3 2 3 4 4 5 4 5 5 5 3 4 122
Upah Pekerja Satuan (Rupiah / Hari) 104.000 162.500 130.000 124.800 124.800 130.000 130.000 124.800 124.800 130.000 124.800 124.800 124.800 124.800 124.800 124.800 104.000 104.000 104.000 104.000 104.000 104.000 104.000 162.500 162.500 162.500 162.500 162.500 162.500 162.500 162.500 162.500
Jumlah Pekerja yang digunakan baik pada jadwal normal maupun jadwal yang telah dimampatkan adalah tetap, yaitu 122 orang. Namun karena kebutuhan jam orang yang berubah, maka diperlukan adanya lembur atau penambahan jam kerja dari 8 jam/hari menjadi 12 jam/hari. Upah satuan harian pekerja lembur dengan pekerja biasa pun berubah. Untuk upah harian lembur umumnya ditambah dengan 30% dari upah satuan harian biasa. Berdasarkan durasi yang ada untuk masing – masing kegiatan, maka dapat dihitung jumlah total upah pekerja yang harus dikeluarkan untuk pekerjaan instalasi selama 112 hari. Hasil perhitungan disajikan dalam table dibawah ini : Tabel 10. Total upah pekerja pekerjaan instalasi machinery dan electrical outfitting untuk 112 hari Kegiatan
Durasi (Hari)
Upah Pekerja (Rupiah / Hari)
Total Upah Pekerja (Rupiah)
D E F G H I J
1 2 2 4 2 2 6
104.000 812.500 390.000 374.400 624.000 130.000 520.000
104.000 1.625.000 780.000 1.497.600 1.248.000 260.000 3.120.000
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
Kegiatan K L M N O P Q R St Up T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI Total
Durasi (Hari)
Upah Pekerja (Rupiah / Hari)
Total Upah Pekerja (Rupiah)
6 6 8 8 8 6 8 6 13 15 15 6 16 6 4 12 7 6 18 27 14 14 18 14 11
499.200 499.200 520.000 624.000 624.000 748.800 624.000 624.000 374.400 312.000 312.000 208.000 416.000 312.000 208.000 312.000 650.000 650.000 812.500 650.000 812.500 812.500 812.500 487.500 650.000 16.510.000
2.995.200 2.995.200 4.160.000 4.992.000 4.992.000 4.492.800 4.992.000 3.744.000 4.867.200 4.680.000 4.680.000 1.248.000 6.656.000 1.872.000 832.000 3.744.000 4.550.000 3.900.000 14.625.000 17.743.218 11.089.511 11.089.511 14.786.015 6.825.000 7.150.000 162.335.255
Dengan demikian jumlah biaya tenaga kerja pada pekerjaan instalasi machinery dan electrical outfitting LCU 300 DWT selama 112 hari adalah sebesar Rp. 162.335.255,III. KESIMPULAN Dari analisa yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Terciptanya jaringan kerja pekerjaan instalasi machinery dan electrical outfitting pada pembangunan Landing Craft Utility (LCU) 300 DWT yang menyertakan logika ketergantungan untuk masing – masing kegiatan yang nantinya dapat digunakan sebagai awal untuk proses pemampatan umur pekerjaan. 2. Proses pemampatan dilakukan dengan menghilangkan nilai total float yang berharga negative dengan cara mendistribusikannya pada kegiatan – kegiatan lain secara proporsional. 3. dengan pelaksanaan pekerjaan instalasi machinery dan electrical outfitting secara normal selama 122 hari, biaya tenaga kerja yang dikeluarkan adalah Rp. 130.115.000,- . Kemudian setelah dilakukan pemampatan selama 10 hari sehingga umur pekerjaan instalasi menjadi 112 hari, maka biaya tenaga kerja langsung meningkat menjadi Rp. 162.335.255,- atau selisih Rp. 32.220.255,- dari biaya awal. 4. keuntungan deri pemampatan waktu pekerjaan instalasi machinery dan electrical outfitting ini antara lain dapat memenuhi target waktu pembangunan yang diberikan owner. Namun Pemampatan dalam suatu pekerjaan atau proyek tidak harus selalu dilakukan jika tidak menyalahi kontrak megingat perubahan pertambahan biaya
6 langsung yang cenderung mahal. Pemempatan hanya dilakukan apabila dikhawatirkan waktu selesainya pekerjaan akan terlambat diakibatkan oleh suatu hal, seperti : mesin yang terlambat dating karena ditahan oleh bea cukai. DAFTAR PUSTAKA 1. a Group of Authorities. Marine Engineering. The Society of Naval Architecs and Marine Engineers. 2. Badri, Sofwan. 1997. Dasar-dasar Network planning. Jakarta : Rineka Cipta 3. Chirillo,L.D. 1983. Integrated Hull Outfitting and Painting. USA : NSRP, Maritime Administration in cooperation with Todd Pacific Shipyard Corp. 4. Eyres, David, 2007. Ship Construction . USA 5. Lamb, Thomas. 1986. Engineering for Ship Production (SP-9). Washington,D.C : U. S. Department Of Commerce Maritime Administration. 6. Manfaat, Djauhar. 1989. Optimasi Perencanaan Jam Orang dan Jam Mesin dalam Pembangunan Fixed Offshore Platform di PT Guna Nusa Utama Fabricators Jakarta. Surabaya : Penelitian Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 7. Orr, Alan D . 2012. Manajemen Proyek Tingkat Lanjutan. Jakarta: Indeks. 8. Pujawan, I Nyoman. 2009. Ekonomi Teknik Edisi Kedua. Surabaya. Guna Widya. 9. Raharjo, Agung. 2008. Penerapan Crah Program Untuk Mempercepat Waktu Pembangunan Kapal : Studi Kasus Pembangunan Dry Cargo Vessel 18.500 DWT di PT. Jasa Marina Indah Semarang. Surabaya : ITS 10. Rochani, Imam. 2011. Catatan Kuliah Mata Kuliah Ekonomi Teknik. Surabaya : Jurusan Teknik Kelautan/FTK ITS 11. Suharto, Anjhar , soejitno. 1996. Galangan Kapal. Surabaya : Fakultas Teknologi Kelautan ITS. 12. Soeharto, Iman. 1997. Manajemen Proyek. Jakarta : Erlangga 13. Supomo, Heri. 2006. Catatan Kuliah Mata Kuliah Manajemen Industri. Surabaya : Jurusan Teknik Kelautan/FTK ITS. 14. Wardhana, Wisnu. 2010. Catatan Kuliah Mata Kuliah Ekonomi Teknik. Surabaya : Jurusan Teknik Kelautan/FTK ITS.