ANALISA PERHITUNGAN PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA (TCTO) PADA PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH UNIVERSITAS NEGERI MALANG
HARDIAN BUDI SANTOSO NRP. 3108.040.611 Dosen Pembimbing Ir. IMAM PRAYOGO PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011
LATAR BELAKANG Proyek pembangunan Gedung Kuliah Universitas Negeri Malang ini mengalami keterlambatan waktu penyelesaian dari jadwal rencana yang seharusnya selesai pada akhir Akhir Desember 2007. Berdasarkan analisa earned value pada minggu ke-enam bulan Juli 2007 atau pada saat durasi proyek mencapai 36 hari, progress rencana yang seharusnya mencapai 8.90 % ternyata realita di lapangan baru mencapai 0.35 %. sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa proyek tersebut mengalami keterlambatan. Dari progress di atas diperkirakan proyek baru akan selesai pada pertengahan Januari 2007, namun pihak pemilik menginginkan proyek tersebut dapat selesai sesuai jadwal atau paling tidak sebelum tanggal 30 Desember 2007 gedung tersebut sudah dapat digunakan. Dengan demikian perlu adanya percepatan pada pelaksanaan proyek tersebut agar keterlambatan dapat terkejar. Untuk itu dalam Tugas Akhir ini akan dikaji mengenai penerapan Metode Time Cost Trade Off (TCTO) untuk dapat menganalisa biaya dan waktu proyek sehingga didapat biaya dan waktu optimum proyek. . •Dalam tugas akhir ini alternative kompresi yang digunakan yaitu penambahan jam kerja (lembur)+Tenaga Kerja,penambahan Jam kerja Lembur (4jam) dan Penambahan Kapasitas Concrete Pump.
RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang akan ditinjau pada judul Tugas Akhir ini antara lain : Berapa biaya yang dibutuhkan untuk mempercepat proyek pada saat durasi percepatan Bagaimana pengaruh analisa analisa TCTO yang dilakukan terhadap biaya dan waktu pelaksanaan Berapakah jumlah waktu dan biaya optimal yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek setelah dilakukan analisa TCTO
BATASAN MASALAH Pembahasan dibatasi hanya pada Pembangunan Gedung Kuliah Universitas Negeri malang Alternatif kompresi yang dipakai yaitu : Penambahan jam kerja (lembur) + Tenaga Kerja Penambahan Jam Kerja ( 4jam) Penambahan Kapasitas concrete Pump Pemilihan alternatif kompresi akan berbeda untuk masing-masing kegiatan tergantung dari bisa tidaknya cara kompresi yang dipilih diterapkan pada kegiatan yang akan dikompresi dan kemungkinan untuk dapat diterapkan di lapangan
TUJUAN Untuk mengetahui apakah waktu keterlambatan proyek bisa terbayar dengan melakukan crashing Untuk mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan untuk melakukan percepatan Untuk mengetahui perbandingan antara biaya normal dan percepatan Untuk mengetahui biaya operasional setelah dilakukan percepatan
• Grafik Biaya dan Waktu Optimum biaya
titik terendah
Biaya proyek optimal
Total biaya proyek
Biaya tidak langsung
Biaya langsung Biaya optimal Kurun waktu
METODOLOGI FLOW CHART
Latar belakang / Permasalahan
Pengumpulan data : Time schedule Anggaran biaya
-
Identifikasi aktivitas pekerjaan sisa
Membuat Network diagram terhadap sisa pekerjaan
Menentukan lintasan kritis
Analisa Normal Cost dan Normal Duirasi
a. Alternative Crashing : Penambahan jam kerja Penambahan tenaga kerja kombinasi keduanya
-
A
A Menentukan : Crash duration Crash cost Cost slope
Analisa TCTO
Membuat hubungan grafik waktu & biaya
Membandingkan biaya dan waktu optimal hasil analisa TCTO dengan biaya untuk mempercepat proyek sampai didapat durasi percepatan max
Kesimpulan
Hasil analisa : Nilai proyek = Rp 7,434,201,246.01 Proyek mengalami keterlambatan 21 hari Jika proyek terlambat maka dikenakan denda 1/1000 Denda per/harinya yaitu = Rp 7,434,201.25 Dan denda per/21 hari yaitu = 156,118,226.25 Maka bila proyek terlambat maka harus mengeluarkan biaya total sebesar = Rp 8,378,660,426.14 Proyek dipercepat max 142 hari atau selisih 26 hari dari nilai keterlambatan Maka bila proyek dipercepat maka harus mengeluarkan biaya total sebesar = Rp 6,583,369,643.63 Selisih antara biaya total proyek terlambat dan dipercepat adalah yaitu sebesar : Rp 8,378,660,426.14 - Rp 6,583,369,643.63= Rp 1,795,290,782.51 Selisih antara Nilai kontrak dikurangi dengan Nilai Total cost dipercepat yaitu :
Kesimpulan : Keterlambatan proyek dapat diatasi dengan metode crashing menggunakan beberapa alternatif. Diantaranya penambahan jam kerja lembur = 4 jam (alternatif 1), penambahan kapasitas alat berat + penambahan regu kerja (alternatif 2), serta penambahan regu kerja +lembur (alternatif 3). Bila proyek terlambat 26 hari, maka harus membayar denda dan biaya akan membengkak sebesar Rp 8,378,660,426.14 Dan untuk mempercepat keterlambatan tersebut dan tidak membayar denda maka dilakukan crashing agar biaya tidak membengkak,crashing percepatan max dengan durasi 142 hari dan biaya Rp 6,583,369,643.63 ternyata keterlambatan proyek sudah dapat terkejar dan lebih cepat dari jadwal yang diperkirakan yaitu 168 hari proyek dan lebih menguntungkan dari segi waktu dan biaya.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH