ANALISIS WAKTU DAN BIAYA PEKERJAAN REHABILITASI FILTER INSTALASI PENGOLAHAN AIR GAJAH MUNGKUR Siti Rohana Nasution Nuridin Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila Email :
[email protected]
ABSTRAK Proyek rehabilitasi Filter Instalasi Pengolahan Air Gajah Mungkur yang mempunyai 12 filter dan 4 diantaranya sudah selesai direhabilitasi pada kegiatan proyek sebelumnya, merupakan proyek yang membutuhkan penyusunan perencanaan jadwal biaya yang baik, dimana instalasi ini tidak boleh berhenti beropersai selama proyek berlangsung.Teknik Jaringan kerja merupakan penyempurnaan metode sebelumnya mampu menyuguhkan teknik dasar menentukan urutan dan kurun waktu kegiatan proyek dan memperkirakan kurun waktu penyelesaian proyek. Salah satu analisis jaringan kerja adalah Critical Path Methode (CPM). Dengan metode CPM, perencanaan kurun waktu proyek yang sebelumnya 85 hari, dapat diketahui jalur kritisnya dan dapat dilakukan analisis percepatan kegiatan hingga mencapai titik optimalnya pada kurun waktu penyelesaian 40 hari untuk setiap pengerjaan rehabilitasi 2 buah filter. Selain menganalisa percepatan waktu, metode ini dapat membantu menganalisa biaya yang timbul dari percepatan waktu tersebut. Pada proyek ini, total biaya pada umur proyek 85 hari adalah Rp. 967,739,000 untuk setiap 2 filter, dapat diminimalisasikan sebesar 0,58% persen dari biaya semula atau lebih murah Rp 5,655,000. Sehingga dengan waktu proyek yang lebih singkat dapat dikerjakan dengan biaya yang paling efesien tanpa mengurangi kualitas pekerjaan.
Kata Kunci : Perencanaan ,Jaringan Kerja , Critical Path Methode (CPM), Biaya, Efesiensi.
1.
Percepatan Waktu,
PENDAHULUAN
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Gajah Mungkur dibangun pada tahun 1959, berlokasi di Semarang, propinsi Jawa Tengah dengan kapasitas 500 liter/detik (sumber : Degrémont ). Rancang bangun instalasi ini dikerjakan oleh Degrémont SA dari Paris, Perancis. Instalasi ini terdiri dari bangunan pompa air baku, kanal pembagi, clarifier, filter pasir, tanki penampungan, bangunan kimia dan kantor. Pada tahun 2004 kapasitas IPA tersebut tinggal 280 liter/detik dikarenakan instalasi sudah tua. Pada tahun sebelumnya yaitu tahu 2001 hasil audit PT. Tirta Cisadane Jakarta (TC) pada PDAM Semarang menyatakan adanya penurunan kapasitas Instalasi Pengolahan Air Gajah Mungkur (IPA GM) dari 500 liter / detik (lpd) menjadi 300-400 liter/detik. Peremajaan peralatan, perbaikan kondisi bangunan dan perubahan sistem operasi diperlu dilakukan untuk mengembalikan pada kondisi awal. PT. Degrémont Indonesia yang tidak lain adalah cabang perusahaan Degrémont SA, ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Selama masa rehabilitasi, instalasi tidak boleh berhenti beroperasi. Oleh karena itu pekerjaan rehabilitasi ini memerlukan perencanaan yang baik. Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengatasi hal ini, diantaranya adalah Network Planning. Metode ini mampu menyuguhkan teknik dasar dalam menentukan urutan dan kurun waktu kegiatan unsur proyek serta dapat memperkirakan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Salah satu metode yang sering digunakan dalam proyek konstruksi adalah CPM (Critical Path Method)
1
2.
CRITICAL PATH METHOD (CPM)
Metode Jalur Kritis atau Critical Path Method (CPM) merupakan alat perencanaan dan pengkoordinasian lainnya yang diperkenalkan oleh JE Kelly dari Remington Rand dan MR Walker dari duPont pada tahun 1957. Tim riset CPM harus menentukan bagaimana cara sebaik-baiknya untuk mengurangi waktu yang diperlukan untuk menjalankan konstruksi yang berhasil mengurangi jumlah biaya seminimal mungkin. Metode ini menggunakan satu angka estimasi dan dalam prakteknya banyak digunakan oleh industri dan proyek-proyek engineering konstruksi. Jaringan kerja dapat memecahkan masalah yang belum terpecahkan oleh Metode Bagan Balok ( bar Chart ) yaitu : − − −
berapa lama perkiraan kurun waktu penyelesaian proyek kegiatan-kegiatan mana yang bersifat kritis dalam hubungannya dengan penyelesaian proyek. bila terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu, bagaimana pengaruhnya terhadap sasaran jadwal penyelesaian proyek secara menyeluruh.
Dari segi penyusunan jadwal jaringan kerja berguna untuk : − menyusun urutan kegiatan proyek yang memiliki sejumlah besar komponen dengan hubungan ketergantungan yang kompleks; − membuat perkiraan jadwal proyek yang paling ekonomis − mengusahakan fluktuasi minimal penggunaan sumber daya manusia. Suatu jalur kritis bisa didapatkan dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap urutan pekerjaan dan menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya sebuah jalur kritis terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya. Perhitungan untuk menentukan jalur kritis adalah sebagai berikut : a. Perhitungan maju EST = EET EFT = EST + T = EET + t b. Perhitungan mundur − Pada terminal kejadian berlaku EET = LET. − Saat paling akhir terjadinya sebuah kejadian sama dengan nilai terkecil dari saat paling akhir untuk memulai aktivitas yang berpangkal pada kejadian tersebut yaitu LET = LST minimum − c. Perhitungan Slack/Float − Total Float adalah jumlah waktu penyelesaian aktivitas dapat dimundurkan tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari pemyelesaian proyek secara keseluruhan. Rumus digunakan untuk mencari Total Float (S) adalah : TF =LFT–EST–t − Free Float adalah jumlah waktu dimana penyelesaian suatu aktivitas dapat dimundurkan tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya aktivitas FF =EFT–EST Dimana : S = Kelonggaran waktu total SF = Waktu aktivitas bebas EST = Saat mulai aktivitas tercepat EFT = Saat berakhirnya aktivitas yang paling cepat LFT = Saat berakhirnya aktivitas yang paling akhir
2
Beberapa masalah yang sering timbul dalam menyusun penjadwalan suatu proyek adalah bagaimana : a. Mencari hubungan jadwal-biaya yang ekonomis. b. Menyusun jadwal dengan keterbatasan sumber daya. c. Meratakan pemakain sumber daya. Untuk menganalisa lebih lanjut hubungan antara waktu dan biaya suatu kegiatan, digunakan definisi sebagai berikut : a. Kurun waktu normal Adalah kurun waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan sampai selesai, dengan cara yang efesien tetapi diluar pertimbangan adanya kerja lembur dan usahausaha khusus lainnya, seperti menyewa peralatan yang canggih. b. Biaya normal Adalah biaya langsung yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan dengan kurun waktu normal. c. Kurun waktu dipersingkat ( crash time ) Adalah waktu dipersingkat untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang secara teknis masih mungkin. Disini dianggap sumber daya bukan merupakan hambatan. d. Biaya untuk waktu dipersingkat ( crash cost ) Adalah jumlah biaya langsung untuk menyelesaikan pekerjaan dengan waktu dipersingkat. Bila semua sumberdaya yang dipunyai perusahaan dikerahkan sehingga suatu kegiatan bisa diselesaikan secepat mungkin, kegiatan tersebut dinamakan Crashed. Kondisi Crashed tidak hanya berhubungan dengan waktu tercepat, tetapi juga dengan biaya terbesar. Hubungan antara waktu dan biaya digambarkan dalam bentuk grafik di bawah ini :
Gambar Project Crashing CPM mengasumsikan bahwa umur proyek bisa dipersingkat dengan penambahan sumber daya tenaga kerja, peralatan, modal untuk kegiatan tertentu. Garis yang berhubungan dua titik dalam gambar tersebut dinamakan Cost Slope. Untuk suatu aktivitas mempunyai cost-slope tersendiri. Besarnya cost-slope adalah : Costslope Dimana : -
Cc Cn Tn Tc
=
Cc Cn Tn Tc
= = = =
biaya crash biaya normal waktu normal waktu crash 3
Pengurangan umur proyek akan menambah biaya / ongkos langsung (direct cost) proyek. Sebaliknya pengurangan ini akan mengurangi ongkos tidak langsung (indirect cost) proyek. Pekerjaan rehabilitasi IPA Gajah Mungkur ini meliputi semua fasilitas. Namun seperti penjelasan pada Bab I, penelitian hanya dibatasi pada pekerjaan rehabilitasi Filter. Jumlah Filter 12 buah, 4 diantaranya sudah selesai dikerjakan (Filter no;12, 11, 10 dan 9) oleh Sub-Kontraktor. Kondisi design Filter terpasang yaitu type “T” akan dirubah menjadi type “V”. Dengan perubahan ini, maka sistem kontrol dan pengaturan filter terpasang dengan Siphon dan Partilisasi Bok akan dirubah menjadi sistem kontrol dengan katup dan sistem elektronik. Gambaran proyek yang dikerjakan adalah merubah system simpon menjadi system katup dan elektronik seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 1 Kontrol dan Pengatur Filter
Gambar 2 Desk Kontrol dan Pengatur Filter Aktivitas Utama Rehabilitasi Filter − Preparation − Demolition − Pabricate & Rehabilitation − Installations − Testing − Commissioning − HandOver 3. IDENTIFIKASI JALUR KRITIS DAN UMUR PROYEK
4
Di bawah ini adalah urutan pekerjaan rehabilitasi filter: Tabel 1. Aktifitas pekerjaan proyek Rehabilitasi Filter Kode
Aktivitas
Durasi Pred
A
Preparation
3
-
B
Excavation of existing sand and gravel
12
A
C
Dem. scour, siphon ,old pipes and valves
6
A
D
Take out filter slab
4
B
E
Demolition filter slab support and existing blowing pipe and puddle
10
D
F
Chipping of concrete wall demolition wash water weir old
12
E
G
Boring concrete for puddle pipe
3
C
H
Install air scour, air trap, and instrumentation puddle pipe
4
G
I
Fabrication air blowing PVC pipe including support
6
G
J
Install TW outlet & air scour pipes
4
H
K
Install air scour & TW valves
2
H
L
Install air trap pipe & valve
2
H
M
Install PDT & LT instrumentation
2
H
N
Reinforcing steel work filter slab & weir
6
F
O
Curing & re-lining of wall
12
F
P
Install air blowing PVC pipe
1
O,I
Q
Verification & Install weir box & sweeping pipe
2
P
R
Install J-bolt to slab support
4
N,P
S
Install penstock and stop log
2
Q
T
Concrete framework & pouring
6
R
U
Curing of concrete weir & concrete support filter slab
3
T
V
Install FRP filter slab
4
U
W
Install plat strip support & FOSROCKjonting application
2
V
X
Install nozzle
2
W
Y
Connection cable power & control to valve & to filter desk
5
K,L, M,S
Z
set-up program for filtration system
2
Y
AA
Run test the whole filter plant/Individual test
2
AB
AB
test nozzle w/o media & Rectification
3
Z,A A
AC
Backfill sand and gravel to filter
4
AE
AD
Performance test with media & Rectification
3
AF
AD
Performance test with media & Rectification
3
AF
5
Tabel 2.
Perhitungan Durasi Proyek Hitungan Maju ES EF
Hitungan Mundur LS LF
Float
Kegiatan
Durasi
(ID)
(hari)
TF
FF
A
3
0
3
0
3
0
0
B
12
3
15
3
15
0
0
C
6
3
9
38
44
35
0
D
4
15
19
15
19
0
0
E
10
19
29
19
29
0
0
F
12
29
41
29
41
0
0
G
3
9
12
44
47
35
0
H
4
12
16
54
58
42
0
I
6
12
18
47
53
35
0
J
4
16
20
58
62
42
0
K
2
20
22
62
64
42
0
L
2
22
24
64
66
42
0
M
2
22
24
64
66
42
0
N
6
41
47
48
54
7
0
O
12
41
53
41
53
0
0
P
1
53
54
53
54
0
0
Q
2
54
56
62
64
8
0
R
4
54
58
54
58
0
0
S
2
56
58
64
66
8
0
T
6
58
64
58
64
0
0
U
3
64
67
64
67
0
0
V
4
67
71
67
71
0
0
W
2
71
73
71
73
0
0
X
2
73
75
73
75
0
0
Y
5
58
63
66
71
8
0
Z
2
63
65
71
73
8
0
AA
2
65
67
73
75
8
0
AB
3
75
78
75
78
0
0
AC
4
78
82
78
82
0
0
AD
3
82
85
82
85
0
0
Dari hasil perhitungan tabel diatas dapat diketahui nilai Total Float (TF), dimana kegiatan kritis adalah kegiatan yang memiliki nilai Total Float = 0, sehingga dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Jalur kritis proyek adalah kegiatan : A – B – D – E – F – O – P – R – T – U – V – W – X – AB – AC dan AD. 2. Kurun waktu penyelesain proyek 85 hari atau sama dengan 680 jam. 4. Percepatan Umur Proyek Untuk analisis mempersingkat umur proyek, digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut ; − Jumlah sumber daya yang tersedia tidak merupakan kendala − Bila diinginkan waktu penyelesaian kegiatan lebih cepat lingkup yang sama, maka sumber daya akan bertambah, baik tenaga kerja, material maupun peralatan. Untuk mencapai tujuan tersebut, dapat dilakukan dengan memperpendek waktu kritisnya yang dilakukan dalam beberapa cara yaitu: − metode overtime, − metode penambahan tenaga kerja, − metode penambahan tenaga kerja + overtime. Setelah mempelajari kegiatan-kegiatan yang berada pada lintasan kritis, kegiatan yang mungkin dapat dipercepat adalah kegiatan B – D – E – F – O – R – T – V – W – X dan AC , sedangkan aktivitas kritis lainnya merupakan aktivitas yang tidak dapat dirubah 6
lagi (fixed time activity) seperti curing time concrete atau kegiatan yang dikerjakan oleh kantor pusat seperti aktivitas commissioning. 1. Percepatan Waktu Metode Overtime Tabel 3 Perhitungan Overtime Kegiatan
Durasi Normal
Overtime
Durasi Baru
(ID)
hari
jam
jam
jam
hari
B
12
96
32
64
8
D
4
32
8
24
3
E
10
80
24
56
7
F
12
96
32
64
8
O
12
96
32
64
8
R
4
32
8
24
3
T
6
48
16
32
4
V
4
32
8
24
3
AC
4
32
8
24
3
Dengan melakukan overtime pada kegiatan B – D – E – F – O – R – T – V – W dan AC, diketahui waktu penyelesaian proyek lebih cepat 21 hari, sehingga proyek merubah menjadi 85 hari - 21 hari = 64 hari. 2. Percepatan Waktu Metode Penambahan Tenaga Kerja Penambahan tenaga kerja dilakukan dengan cara menambahkan group, jadi apabila satu group terdiri dari 2 orang maka penambahan tenaga kerjanya juga 2 orang. Tabel 4. Metode Penambahan Tenaga Kerja
Dari tabel diatas diketahui penambahan tenaga kerja sebanyak 2 kali lipat dari jumlah normal pada aktivitas B – D – E – F – O – P – R – T – V – W – X dan AC mengurangi setengah dari waktu penyelesaian kegiatan tersebut. Sehingga kurun waktu proyek menjadi hanya 49 hari kerja . Sehingga metode menjadi pilihan pertama untuk mempersingkat penyelesaian proyek.
3. Percepatan Waktu Metode Penambahan Tenaga Kerja + Overtime Metode ketiga ini dilakukan dengan penggabungan dari cara pertama dan kedua. Pertama-tama dilakukan penambahan tenaga kerja kemudian ditambah overtime. 7
Overtime dilakukan secara maksimal perhari 4 jam, agar waktu percepatan umur proyek dapat terpenuhi. Tabel 5. Metode Penambahan Tenaga Kerja + Overtime
Dengan mempercepat jalur non kritis “N” dengan metode overtime menjadi 4 hari dan jalur kritis “ D dan V” menjadi 3 hari, didapatkan umur proyek 40 hari. Sedangkan jalur kritis bertambah yaitu aktivitas non-ktitis C – G – H – J – K – L – M – Y – Z dan AA menjadi kritis. Sehingga dengan metode ini jalur kritis berubah menjadi A – B – C – D – E – F – G – H – J – K – L – M – O – P – R – T – U – V – W – X – Y– Z – AA AB – AC dan AD. Untuk mengetahui apakah umur proyek sudah sampai pada titik batas maksimum waktu proyek dapat dipersingkat (Project Crash Point) , maka kita mencoba mempercepat kegiatan C, H dan J dengan metode overtime. Sehingga durasi kegiatan C menjadi 4 hari, kegiatan H menjadi 3 hari dan kegiatan J menjadi 3 hari. Sehingga total hari dipercepat adalah 4 hari. Dibawah ini adalah perhitungan umur proyek dengan kegiatan C, H dan J dipercepat: Dari perhitungan di atas dan gambar jaringan kerja, dapat diketahui bahwa dengan mempercepat kegiatan C, H dan J tidak merubah umur proyek menjadi lebih singkat, umur proyek tetap 40 hari. Dapat di ambil kesimpulan bahwa Titik Dipersingkat Total (All Crash Point) telah tercapai. 4. Biaya proyek Di bawah ini adalah daftar perencanaan biaya tidak langsung untuk umur proyek normal yaitu 85 hari : Setiap pengurangan durasi waktu pekerjaan akan mengurangi biaya tidak langsung sebesar Rp. 200.000/hari Tabel 6. Rencana Anggaran Site Expense No.
Biaya
Uraian
(Rp)
1
Office facilities ( including safetyy)
4.149.489
2
Office consumables - general
10.315.159
3
Communication
10.282.747
4
Site allowance
15.000.000
5
Security
28.000.000
6
Housing
7
Allowance & housing for labour
20.362.031
8
Site car
23.149.260
9
Local Transportasi
32.185.027
8.888.333
TOTAL
152.332.046
8
Di bawah ini adalah perencanaan biaya langsung untuk setiap kurun waktu umur proyek ; Tabel 7. Biaya Langsung Umur Proyek Normal Biaya (Rp)
Durasi
TK
(hari)
(org)
A
3
5
5.000.000
660.000
5.660.000
ID
Material
Total Biaya
T. Kerja
(Rp)
B
12
5
281.625
2.640.000
2.921.625
C
6
5
0
2.800.000
2.800.000
D
4
5
2.000.000
880.000
2.880.000
E
10
5
0
2.200.000
2.200.000
F
12
5
0
2.640.000
2.640.000
G
3
4
0
570.000
570.000
H
4
6
10.675.000
700.000
11.375.000
I
6
3
9.177.820
1.050.000
10.227.820
J
4
6
9.555.000
1.400.000
10.955.000
K
2
6
45.313.040
700.000
46.013.040
L
2
3
4.765.590
350.000
5.115.590
M
2
3
20.140.707
350.000
20.490.707
N
6
2
0
360.000
360.000
O
12
3
14.850.000
1.560.000
16.410.000
P
1
6
0
350.000
350.000
Q
2
6
96.000.000
700.000
96.700.000
R
4
5
106.311.644
880.000
107.191.644
S
2
6
106.311.644
700.000
107.011.644
T
6
5
48.934.447
1.320.000
50.254.447
U
3
2
0
300.000
300.000
V
4
5
75.600.000
880.000
76.480.000
W
2
5
24.548.800
880.000
25.428.800
X
2
6
35.328.000
700.000
36.028.000
Y
5
4
99.297.795
0
99.297.795
Z
2
2
7.500.000
0
7.500.000
AA
2
2
0
140.000
140.000
AB
3
2
0
210.000
210.000
AC
4
5
65.804.475
880.000
66.684.475
3
2
AD
0
210.000
210.000
Total
787.395.587
27.010.000
Pembulatan
787.396.000
27.010.000
814.405.587 814.406.000
Tabel 8. Biaya Langsung Metode Overtime Biaya (Rp)
Kegiatan (ID)
Overtime
A B
Material
Total Biaya T. Kerja
(Rp)
5.000.000
660.000
5.660.000
1.648.092
281.625
1.760.000
3.689.717
0
2.800.000
2.800.000
D
412.023
2.000.000
660.000
3.072.023
E
1.236.069
0
1.540.000
2.776.069
F
1.648.092
0
1.760.000
3.408.092
G
0
570.000
570.000
H
10.675.000
700.000
11.375.000
9.177.820
1.050.000
10.227.820
C
I J
9.555.000
1.400.000
10.955.000
K
45.313.040
700.000
46.013.040
L
4.765.590
350.000
5.115.590
20.140.707
350.000
20.490.707
M N O
946.127
0
360.000
360.000
14.850.000
1.040.000
16.836.127
0
350.000
P Q
350.000
96.000.000
700.000
96.700.000
106.311.644
660.000
107.383.667
106.311.644
700.000
107.011.644
48.934.447
880.000
50.638.493
0
300.000
300.000
75.600.000
660.000
76.672.023
W
24.548.800
880.000
25.428.800
X
35.328.000
700.000
36.028.000
Y
99.297.795
0
99.297.795
Z
7.500.000
0
7.500.000
AA
0
140.000
140.000
AB
0
210.000
210.000
412.023
65.804.475
540.000
66.756.498
0
210.000
210.000
7.950.518
787.395.587
22.630.000
Pembulatan 7.951.000
787.396.000
22.630.000
817.976.105 817.977.000
R
412.023
S T
824.046
U V
AC
412.023
AD Total
9
Tabel 9. Biaya Langsung Metode Penambahan Tenaga Kerja Durasi
T. Kerja
(hari)
(orang)
A
3
5
B
12
10
C
6
5
D
4
E
ID
Biaya (Rp) Material
Total Biaya
T. Kerja
(Rp)
5,000,000
660,000
5,660,000
281,625
2,640,000
2,921,625
0
2,800,000
2,800,000
10
2,000,000
880,000
2,880,000
10
10
0
2,200,000
2,200,000
F
12
10
0
2,640,000
2,640,000
G
3
4
0
570,000
570,000
H
4
6
10,675,000
700,000
11,375,000
I
6
3
9,177,820
1,050,000
10,227,820
J
4
6
9,555,000
1,400,000
10,955,000
K
2
6
45,313,040
700,000
46,013,040
L
2
3
4,765,590
350,000
5,115,590
M
2
3
20,140,707
350,000
20,490,707
N
6
2
0
360,000
360,000
O
12
6
14,850,000
1,560,000
16,410,000
P
1
6
0
350,000
350,000
Q
2
6
96,000,000
700,000
96,700,000
R
4
10
106,311,644
880,000
107,191,644
S
2
6
106,311,644
700,000
107,011,644
T
6
10
48,934,447
1,320,000
50,254,447
U
3
2
0
300,000
300,000
V
4
10
75,600,000
880,000
76,480,000
W
2
10
24,548,800
880,000
25,428,800
X
2
12
35,328,000
700,000
36,028,000
Y
5
4
99,297,795
Z
2
2
7,500,000
0
7,500,000
AA
2
2
0
140,000
140,000
AB
3
2
0
210,000
210,000
AC
4
10
65,804,475
880,000
66,684,475
AD
3
2
99,297,795
0
210,000
210,000
Total
787,395,587
27,010,000
Pembulatan
787,396,000
27,010,000
814,405,587 814,406,000
Tabel 10. Biaya Tambah Peralatan Kerja Metode Penambahan Tenaga Kerja Biaya per Group
Penambahan
T Biaya/Grp
(Rp)
(group)
(Rp)
B
170.000
1
170.000
D
540.000
1
540.000
E
845.000
1
845.000
F
834.000
1
834.000
O
60.000
1
60.000
R
40.000
1
40.000
T
120.000
1
120.000
V
200.000
1
200.000
W
200.000
1
200.000
X
170.000
1
170.000
AC
170.000
1
170.000
ID
Total
3.349.000
Sehinga total biaya langsung yang dikelurkan untuk metode ini adalah :
10
Biaya material
:
Rp
787,396,000
Biaya tenaga kerja
:
Rp
27,010,000
Biaya peralatan tambahan
:
Rp
3,349,000
Rp
817,755,000
Total
Tabel 11 Biaya Langsung Metode Penambahan Tenaga Kerja + Overtime ID
Biaya (Rp)
T. Kerja (orang)
A
5
Overtime
Material
Total Biaya T. Kerja
(Rp)
5,000,000
660,000
5,660,000
281,625
2,640,000
2,921,625
0
2,800,000
2,800,000
2,000,000
660,000
3,072,023
B
10
C
5
D
5
E
10
0
2,200,000
2,200,000
F
10
0
2,640,000
2,640,000
G
4
0
570,000
570,000
H
6
10,675,000
700,000
11,375,000
412,023
I
3
9,177,820
1,050,000
10,227,820
J
6
9,555,000
1,400,000
10,955,000
K
6
45,313,040
700,000
46,013,040
L
3
4,765,590
350,000
5,115,590
M
3
20,140,707
350,000
20,490,707
N
2
0
360,000
710,983
O
6
14,850,000
1,560,000
16,410,000
P
6
0
350,000
350,000
Q
6
96,000,000
700,000
96,700,000
R
10
106,311,644
880,000
107,191,644
S
6
106,311,644
700,000
107,011,644
T
10
48,934,447
1,320,000
50,254,447
U
2
0
300,000
300,000
V
5
75,600,000
660,000
76,672,023
W
10
24,548,800
880,000
25,428,800
X
12
35,328,000
700,000
36,028,000
Y
4
99,297,795
0
99,297,795
Z
2
7,500,000
0
7,500,000
AA
2
0
140,000
140,000
0
210,000
210,000
65,804,475
880,000
66,684,475
AB
2
AC
10
AD
350,983
412,023
0
210,000
210,000
Total
2 1,175,029
787,395,587
26,570,000
Pembulatan
1,176,000
787,396,000
26,570,000
815,140,616 815,141,000
11
Tabel 12 Biaya Tambah Peralatan Kerja Metode Penambahan Tenaga Kerja+Overtime ID B
Biaya per Group
Penambahan
Total Biaya per Group
(Rp)
(group)
(Rp)
170,000
1
170,000
D
0
E
845,000
1
845,000
F
834,000
1
834,000
O
60,000
1
60,000
R
40,000
1
40,000
T
120,000
1
120,000
V
0
W
200,000
1
200,000
X
170,000
1
170,000
AC
170,000
1
170,000
Total
2,609,000
Sehinga total biaya langsung yang dikelurkan untuk metode ini adalah : Biaya material
:
Rp
787,396,000
Biaya tenaga kerja
:
Rp
26,570,000
Biaya overtime
:
Rp
1,176,000
Biaya peralatan tambahan
:
Rp
2,609,000
Rp
817,751,000
Total
Tabel 13 Biaya Langsung Kegiatan C, H dan J Dipercepat
12
ID
Biaya (Rp)
T. Kerja (orang)
Overtime
Material
Total Biaya T. Kerja
(Rp)
A
5
5,000,000
660,000
5,660,000
B
10
281,625
2,640,000
2,921,625
C
5
441,156
0
2,800,000
2,800,000
D
5
412,023
2,000,000
660,000
3,072,023
E
10
0
2,200,000
2,200,000
F
10
0
2,640,000
2,640,000
G
4
0
570,000
570,000
H
6
10,675,000
700,000
11,375,000
I
3
9,177,820
1,050,000
10,227,820
J
6
9,555,000
1,400,000
10,955,000
K
6
45,313,040
700,000
46,013,040
L
3
4,765,590
350,000
5,115,590
M
3
20,140,707
350,000
20,490,707
N
2
0
360,000
710,983
O
6
14,850,000
1,560,000
16,410,000
P
6
0
350,000
350,000
Q
6
96,000,000
700,000
96,700,000
R
10
106,311,644
880,000
107,191,644
S
6
106,311,644
700,000
107,011,644
T
10
48,934,447
1,320,000
50,254,447
U
2
0
300,000
300,000
V
5
75,600,000
660,000
76,672,023
W
10
24,548,800
880,000
25,428,800
X
12
35,328,000
700,000
36,028,000
Y
4
99,297,795
0
99,297,795
Z
2
7,500,000
0
7,500,000
AA
2
0
140,000
140,000
AB
2
0
210,000
210,000
AC
10
65,804,475
880,000
66,684,475
AD
2
0
210,000
210,000 815,140,616 815,141,000
110,289 220,578
350,983
412,023
Total
1,947,052
787,395,587
26,570,000
Pembulatan
1,948,000
787,396,000
26,570,000
13
Tabel 14 Biaya Tambah Peralatan Kerja Jalur Kritis C, H dan J Dipercepat ID B
Biaya per Group
Penambahan
Total Biaya per Group
(Rp)
(group)
(Rp)
170,000
1
170,000
D
0
E
845,000
1
845,000
F
834,000
1
834,000
O
60,000
1
60,000
R
40,000
1
40,000
T
120,000
1
120,000
V
0
W
200,000
1
200,000
X
170,000
1
170,000
AC
170,000
1
170,000
Total
2,609,000
Sumber : Pengolahan data Sehinga total biaya langsung yang dikelurkan untuk metode ini adalah : Biaya material
:
Rp
787,396,000
Biaya tenaga kerja
:
Rp
26,570,000
Biaya overtime
:
Rp
1,948,000
Biaya peralatan tambahan
:
Rp
2,609,000
Rp
818,523,000
Total
5. Perbandingan Waktu dan Biaya Proyek Setelah melakukan pengolahan data, kita dapat menganalisa hasil pengolahan data tersebut. Berikut adalah analisis perbandingan durasi dan biaya total umur proyek : Tabel 15 Metode
Perbandingan Waktu Umur Proyek Umur Proyek Selisih Efesiensi (hari)
(hari)
(persentasi)
normal
85
0
0%
Overtime
64
21
24.71%
T. Tenaga kerja
49
36
42.35%
T. kerja + overtime
40
45
52.94%
C, H & J dipercepat
40
45
52.94%
14
Dari tabel di atas terlihat bahwa efesiensi durasi waktu pengerjaan terbesar pada umur 40 dengan efesiensi 52.94% dari umur proyek normal. Tabel 16 U. Proyek
Perbandingan Biaya Umur Proyek Biaya (Rp)
Efesiensi
(hari)
Tdk langsung
Langsung
Total
(persentasi)
85
153,333,000
814,406,000
967,739,000
64
149,133,000
817,977,000
967,110,000
0.06%
49
146,133,000
817,755,000
963,888,000
0.40%
40
144,333,000
817,751,000
962,084,000
0.58%
40
144,333,000
818,523,000
962,856,000
0.44%
Dari tabel di atas terlihat bahwa efesiensi biaya terbesar pada umur proyek 40 hari dengan biaya lebih rendah 0.58% atau Rp 5,655,000.
Biaya
975,000,000
950,000,000
925,000,000 40
49
64
85
Waktu
Gbr. 3
Tabel 17 U. Proyek
Hubungan Biaya dan Umur Proyek
Perbandingan Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya T. Kerja Selisih Kenaikan
(hari)
Langsung
(Rp)
(Persentasi)
85
27,010,000
64
30,581,000
3,571,000
11.68%
49
30,500,000
3,490,000
11.44%
40
29,755,000
2,745,000
9.23%
40 31,127,000 Sumber : Pengolahan data
4,117,000
13.23%
Dari tabel diatas, jika kita akan memilih umur dan biaya yang paling ekonomis, maka dipilih kenaikan biaya yang paling kecil yaitu pada umur proyek 40 hari dengan metode penambahan tenaga kerja + overtime atau lebih mahal Rp. 2,745,000 dari biaya normal.
15
Biaya
35,000,000
30,000,000
25,000,000 40
49
64
85
Waktu
Gbr. 4 Hubungan Waktu dan Biaya Tenaga Kerja Langsung 6. KESIMPULAN Dari hasil pengolahan dan analisa data dengan menggunakan metode Critical Path Method (CPM) diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Umur Proyek pada keadaan normal adalah 85 hari. 2. Jalar kritis pada umur proyek normal adalah aktivitas A – B – D – E – F – O –P – R – T – U – V – W – X – AB – AC dan AD. 3. Biaya total proyek dalam keadaan normal adalah Rp. 967,739,000 4. Mempersingkat umur proyek dilakukan dengan 3 cara yaitu : a. Metode Overtime − Menghasilkan umur proyek 64 hari. − Jalur kritis : A – B – D – E – F – O – P – R – T – U – V – W – X – AB – AC dan AD. − Total biaya proyek Rp. 967,110,000, lebih murah Rp. 629,000 atau lebih efesien 0,06% dari total biaya umur proyek normal. b. Metode Penambahan Tenaga Kerja − Menghasilkan umur proyek 49 hari. − Jalur kritis : A – B – D – E – F – O – P – R – T – U – V – W – X – AB – AC dan AD. − Total biaya proyek Rp. 963,888,000, lebih murah Rp. 3,581,000 atau lebih efesien 0,40% dari total biaya umur proyek normal. c. Metode Penambahan Tenaga Kerja + Overtime − Menghasilkan umur proyek 40 hari. − Jalur kritis : A – B – D – E – F – O – P – R – T – U – V – W – X – AB – AC dan AD dan menghasilkan jalur kritis baru : C – G – H – J – K – L – M – Y – AA dan Z . − Total biaya proyek Rp. 962,084,000, lebih murah Rp. 5,655,000 atau lebih efesien 0,58% dari total biaya umur proyek normal. 5. Titik Dipersingkat Total (All Crash Point ) dianalisa dengan mempercepat aktivitas kritis C, H dan J : − Menghasilkan umur proyek tetap 40 hari. − Jalur kritis : A – B – D – E – F – O –P – R – T – U – V – W – X – AB – AC dan AD. − Total biaya proyek Rp. 962,856,000, lebih murah Rp. 4,883,000 atau lebih efesien 0,44 % dari total biaya umur proyek normal. 6. Titik batas maksimum waktu proyek dapat dipersingkat (Project Crash Point) didapat pada umur proyek 40 hari. 7. Metode yang menghasilkan umur dan biaya paling ekonomis yaitu Metode Penambahan Tenaga Kerja + Overtime dengan total biaya proyek Rp. 962,084,000, lebih murah Rp. 5,655,000 atau lebih efesien 0,58% dari total biaya umur proyek normal
16
7. SARAN Penambahan tenaga kerja pada aktivitas kritis “V, W dan X yaitu pada pekerjaan sipil tidak perlu merekrut tenaga kerja dari luar tetapi cukup dengan memberdayakan tenaga kerja dari pekerjaan mekanikal, dimana pada hari ke 24 tenaga pekerjaan mekanikal telah selesai . DAFTAR PUSTAKA Andreas Prasetia, Perencanaan Paket Pekerjaan Mechanical Ventilation Air Conditioning Dengan Metode Jaringan Verja ( Studi Kasus Proyek Pembangunan Apartment Grand Indonesia), Tugas Akhir, Jurusan Teknik Industri, Fak. Teknik Univ. Jakarta, 2007 Haeden Ali, Tubagus, Prinsip-prinsip Network Planning, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992. Herjanto Eddy, Manajemen Produksi dan Operasi, Grasindo, Jakarta, 2003 Indra Andianto, Studi Tentang Perencanaan Waktu dan Biaya Pada Proyek Pembangunan Ruko di PT. Boga Arta Satria, Tugas Akhir, Fakultas Bisnins dan Manajemen Universitas Widyatama, 2005. Reksohadiprodjo , Manajemen Proyek Operasional, BPFE, Yogyakarta, 1995 Soedradjat Sastraatmadja, Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan (cara modern) NOVA, Bandung, 1994 Suharto Iman , Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional, Erlangga, Jakarta, 1995. Suharto Iman , Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta, 1997. Sultan Syah Mahendra, Manajemen Proyek Kiat Sukses Mengelola Proyek, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004. Tjutju Tarliah D. dan Ahmad D., Operation Research, Edisi Kedua, Sinar Baru, Bandung, 1992.
17