f
f
F'fT
ANALISA REGIONAL SISTEM REPARASI DAN PEMELIHARAAN ALAT .ALAT PENGOLAHAN LAHAN MEKANIS
',~~
>:"
~"
_"J
olen IIOBBY IWESHAIlNOWO
F. 15 0153
1983 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKUI.TAS TEKNOI.OGI PERTANIAIIII BOGOR
I
ANALISA REGIONAL SISTEH REPARASI DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT PENGOLAHAN LAHAN MEKANIS
Oleh
ROBBY KOESHARNOWO f. 150753
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk rnernperoleh gelar
SARJANA HEKANISASI PERTAl'lIAN dari Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
1983 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN BOG 0 R
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN ============================================================
ANALISA REGIONAL SISTEM REPARASI DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT PENGOLAHAN LAHAN HEKANIS
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untukmemperoleh gelar Jj'<
SARJANA HEKANISASI PERTANIAN dari Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Disetujui : Oktober 1983
ROBBY KOESHARNOWO (F 150753). Analisa Regional Sistem Repar.§. si dan Pemeliharaan Alat-alat Pengolahan Lahan Mekanis. (Dibawah bimbingan Dr.Ir. ERIYA'l'NO MSAE).
RINGKASAN Untuk meningkatkan produksi padi di Indonesia, salah s.§. tu jalan adalah dengan mengintroduksikan perala tan mekanis
secara selektif dan tepat.
Kebutuhan akan sumber tenaga peng
olahan tanah secara mekanis meningkat, yang terbukti dengan bertambahnya pemakaian traktor kecil.
Kerusakan traktor akan
mengakibatkan peningkatan biaya pemeliharaan dan perbaikan serta mengurangi umur mesin. Tujuan studi ini adalah perencanaan regional yang meliputi analisa wilayah ten tang sistem reparasi dan pemeliharaan alat-alat pengolahan lahan mekanis.
Studi ini didukung de-
ngan analisa pendugaan proyeksi enerji pengolahan tanah gun a melihat kecenderungan pemanfaatan traktor pada tahun
perenc~
naan (1983 - 1987). Dari hasil pengamatan terhadap 43 unit traktordi Kabupaten Bojonegoro menyatakan bahwa kasus kerusakan traktor
k~
cil dipengaruhi oleh ketrampilan operator dan pemeliharaan terhadap traktor tersebut.
Bentuk kerusakannya yaitu patah,
pecah atau cepat aus; yang paling banyak adalah V-belt putus
83.72%, oli seal rotary pecah 81,40%, rantai rotary putus 62,79%, roda sangakar patah 60,47%, kampas kopling cepat aUs 41,86% dan pisau rotary patah 34,88%.
Pemeliharaan terhadap
KATA PENGANTAR Fuji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. atas rahmat dan bimbinganNya sehingga pada akhirnya Skripsi ini dapat tersusun. Laporan ini disusun berdasarkan analisa suatu studi yang berlangsung mulai bulan Agustus 1983 sampai dengan pertengahan bulan Oktober 1983 di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak Ir. Bambang Moersito sebagai Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Daerah Propinsi Dati I Jawa Timur cabang Bojonegoro.
2.
Bapak Dr.Ir. Eriyatno MSAE, sebagai dosen pembimbing pe-
3.
nulis. Bapak Ir. R.G. Sitompul, sebagai anggota tim penguji.
4.
Bapak Dr. Moeljarno Djojomartono MSA, sebagai Panitia Pendidikan Seksi Seminar.
4.
Semua pihak yang telah membantu penulis hingga tersusunnya Skripsi ini. Penulis mengharapkan saran demi perbaikan, dan akhirnya
semoga Skripsi ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 1983
DAFTAR TABEL Ralaman Tabel
1. Umur ekonomis dari beberapa tipe traktor ••••
Tabel
2. Luas tanam (hektar) tanaman pangan tiap
tahun di Kabupaten Bojonegoro ••••••••••••••• Tabel
46
7. Perincian jumlah unit traktor yang mengalami kerusakan berdasarkan tahun pembeliannya ••••
Tabel
45
6. Distribusi kekurangan enerji atau tenaga peng Qlahan tanah menurut daerahnya.untuk tahun 1983 di Kabupaten Bojonegoro ••••••••••••••••
Tabel
34
5. Kekurangan enerji atau tenaga pengolahan tanah untuk lahan tanaman pangan komoditi padi di Kabupaten Bojonegoro •••••••••••••••••••••
Tabel
32
4. Jarak antara dua kecamatan dan jumlah unit traktor di Kabupaten Bojonegoro •••••••••••••
Tabel
31
3. Kebutuhan enerji pengolahan tanah untuk tiap hektar lahan tanaman pangan untuk komoditi padi di Kabupaten Bojonegoro ••••••••••••••••
Tabel
12
51
8. Daftar kecamatan dan desa tempat dilakukannya studi, jumlah responden pemilik serta jumlah unit traktor ..••.•.•••••..••••••.•..•
52
9. Macam-macam kerusakan traktor serta persentase unit traktor yang mengalaminya • • • • • • • • •
53
Tabel 10. Matrik kerusakan dari suku cadang traktor yang sering mengalaminya •••••••••••••••••.••
54
Tabel 11. Matrik pemeliharaan rutin terhadap tenaga pengolahan tanah di Kabupaten Bojonegoro ••••
65
Tabel 12. Metoda transportasi berdasarkan jarak yang terdekat ke lokasi bengkel dan jumlah unit traktor yang mengalami kerusakan ••••••••••••
72
Tabel
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar Gambar Gambar
1. Konstruksi traktor kecil dari salah satu merk • • • • • • • • • • • • • • • • v • • • • • • • • •
• • • • • •
2. Perala tan dan perlengkapan traktor kecil untuk pengolahan tanah
...................
pe~eliharaan
alat-alat pengo-
lahan lahan mekanis •.•..•.....••..••..••.
Gambar
Gambar
30
6. Jaringan kerja dar1 jarak an tara dua kecamatan di wilayah Kabupaten Bojonegoro ••••
Gambar
29
5. Diagram a11r (flow chart) dari sistem reparasi dan
Gambar
28
4. Diagram kotak hitam (block diagram) dar1 sistem reparasi dan pemeliharaan alat-alat pengolahan lahan mekanis •••••••••••••••••
Gambar
11
3. Rangkaian sebab akibat (causal loop) dar1 sistem reparas1 dan pemeliharaan alat-alat pengolahan lahan mekanis •••••••••••••••••
Gambar
8
33
7. Graf1k perkembangan penduduk dan kebutuhan pangan d1 Kabupaten BOjonegoro dar1 tahun
1978-1987 ..................................
39
8. Grafik perkembangan produksi pad1 dan kebutuhan pangan d1 Kabupaten BOjonegoro dari tahun 1978-1987 •••••••••••••••••••••
40
9. Grafik ketersediaan enerji dan kebutuhan enerj1 untuk pengolahan tanah komod1t1 pa d1 di Kabupaten Bojonegoro selama tahun perencanaan ................................
43
Gambar 10. Gambar kerusakan suku cadang traktor yang sering mengalami rusak ..............•••••
57
Gambar 11. Umur ekonom1s tral,tor tangan 8 dk berda,... sarkan pada pendapatan bersih dan biaya reparasi dan pemeliharaan setiap tahun •••
67
Ha1aman Gambar 12. Umur ekonomis traktor tangan 10,5 dk berdasarkan pada pendapatan bersih dan biaya reparasi dan peme1iharaan setiap tahun •••••••••••••••••••••••••.
69
Gambar 13. Umur ekonomis traktor mini 14 dk berdasarkan pada pendapatan bersih dan biaya reparasi dan peme1iharaan setiap tahun •••••.•..••••••••••.••.•••
70
Gambar 14. Jaringan kerja dari jarak yang terdekat ke lokasi bengke1 di kecamatan Bojonegoro •.•..•.•...................•...•..
72
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Peta Kabupaten Bojonegoro • • • • • • • • • • • • • •
82
Lampiran 2. Data perhitungan ekonomi teknik penggun~ an traktor tangan 8 dk di Kabupaten Bojonegoro •••••••••••••••••••••••••••••••
83
Lampiran 3. Data perhitungan ekonomi teknik penggun~ an traktor tangan 10,5 dk di Kabupaten Bojonegoro •••••••••••••••••••••••••••••
85
Lampiran 4. Data perhitungan ekonomi teknik penggun~ an traktor mini 14 dk di Kabupaten Bojonegoro •••••••••••••.
Lampiran
0
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
5. Data teknis traktor kecil dari salah
•
•
•
•
87
s~
tu merk di Kabupaten Bojonegoro ••••••••
89
Lampiran 6. Kapasitas kerja alat dan mesin pertanian dalam pengolahan tanah sawah •••••••••••
90
1. PENDAHULUAN
A.
LA'l1AR BELAKANG
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk dapat mempertahankan keseimbangan akan kebutuhan konsumsi adalah dengan modernisasi pertanian.
Salah satu aspek dalam
modernisasi pertanian adalah penggunaan alat-alat dan mesin-mesin pertanian ( 28 ). Tujuan mekanisasi yang lebih luas untuk meningkatkan produksi bahan makanan di Indonesia adalah dengan jalan mengintroduksikan perala tan mekanis secara selektif dan tepat ( 29,15 ). Menurut JAVE HAMID (1973), pada waktu yang bersamaan harus pula diakui bahwa mekanisasi pertanian penting
sek~
li artinya bagi peningkatan produktivitas dan perkembangan pertanian.
Dan para petani d:!:. Indenesia telah berusa-
ha memperoleh kesempatan menggunakan traktor untuk usaha pengolahan tanahnya dengan cara menyewa, memborongkan pengolahan tanahnya atau membeli traktor secara koperasi ( 26,2 ). Faktor-faktor penyebab meningkatnya kebutuhan akan sumber tenaga pengolahan tanah secara mekanis antara lain (a) terbatasnya luasan tanah yang dapat dipergunakan menyediakan makanan bagi ternak yang selama ini merupakan sumber tenaga pengolahan tanah (24); (b) makin meluasnya penanaman varitas unggul baru yang mempunyai umur bibit sekitar 20 hari, yang cenderung membatasi waktu pengolahan