Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
ANALISA KELAYAKAN PEMBANGUNAN PRIVATE WING DI RUMAH SAKIT PELABUHAN SURABAYA Wahyudiono Dwi Wasono1, R. Sutjipto Tantyonimpuno2, Trijoko Wahyuadi3 1 Mahasiswa Program Studi MMT-ITS 2, 3 Dosen Program Studi MMT-ITS
ABSTRAK Dalam rangka mengembangkan Jasa Pelayanan Rawat Inap, untuk menambah jumlah Tempat Tidur terlebih dahulu perlu ditelaah bagaimanakah Jumlah Permintaan Hari Rawat Inap pada masa lalu dan bagaimanakah perkiraan pada masa yang akan datang. Berdasarkan Perkiraan Jumlah Permintaan Hari Rawat Inap pada masa yang akan datang tahun 2005 – 2020, dilakukan analisa dengan 3 (tiga) skenario yaitu Rencana Private Wing untuk jangka waktu 10 tahun (2006 – 2015), 12 tahun (2006 – 2017) dan 15 tahun (2006 – 2020). Analisa yang digunakan sebagai Indikator Kelayakan Investasi yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP) dan Profitability Index (PI). Dengan Analisa Sensitifitas terhadap Bed Occupancy Rate (BOR) diperoleh hasil untuk jangka waktu 10 tahun sensitif 3,5%, 12 tahun sensitif 6,5% dan 15 tahun sensitif 21,5%. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa yang paling menguntungkan adalah Rencana Pembangunan Private Wing untuk jangka waktu 15 tahun dengan Nilai Investasi = Rp. 23.782.618.200,-, NPV = Rp. 12.534.801.236,-, IRR = 13,57%, PP = 9 tahun dan PI = 1,53. Kata kunci: Jumlah Permintaan Hari Rawat Inap, Jumlah Tempat Tidur dan Bed Occupancy Rate (BOR) ABSTRACT To support inpatient Department by developing total amount and capacity of inpatient beds, first step is having to know before and the next demand. Demand analysis of inpatient department year 2005 to 2020 provide in three scheme, first ten years 2006 – 2015, second twelve years 2006 – 2017, third fifteen years 2006 – 2020. Analysis which used to feasibility investment indicator is Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP) and Profitability Index (PI). According of sensitivity analysis to Bed Occupancy Rate the result are : the next 10 years is 3.5 %, the next 12 years is 6.5 % and the next 15 years is 21.5 %. Providing of all analysis upon Surabaya Port Hospital ”Private Wing” Project the most feasible are on fifteen years, investation funding on Rp. 23.782.618.200,- and the finance figure will be NPV = Rp. 12.534.801.236,-, IRR = 13,57 %, PP = 9 years, PI = 1,53. Keywords: The Demand, needs of inpatient beds and Bed Occupancy Rate PENDAHULUAN Latar Belakang Rumah Sakit Pelabuhan Surabaya (RSPS) didirikan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi Pegawai PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III beserta keluarganya dan juga bagi masyarakat umum, dengan standar pelayanan Rumah Sakit
ISBN : 979-99735-0-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Umum Type C. Adapun lokasi RSPS yaitu di Jl. Kalianget No. 1–2 Tanjung Perak – Surabaya. Merujuk pada hasil Studi Perencanaan yang dibuat oleh Manajemen RSPS pada saat persiapan perubahan status dari unit pelayanan kesehatan menjadi perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas sebagai Anak Perusahaan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III (1 September 1999), menunjukkan bahwa RSPS saat ini telah memenuhi kriteria sebagai RS Skala Regional, satu satunya aspek yang belum tercapai adalah jumlah tempat tidur. Selain itu dengan mempertimbangkan Tingkat Pemanfaatan Tempat Tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) / Hari Rawat Inap selama tahun 2000 – 2004 menunjukkan peningkatan antara 5% sampai dengan 7%. Hal tersebut mendasari Manajemen RSPS berusaha mengembangkan Jasa Pelayanan Rawat Inap yaitu menambah jumlah tempat tidur dengan konsep Private Wing dengan memanfaatkan lahan yang ada. Untuk merealisasi konsep Private Wing tersebut tentunya diperlukan Investasi yang terlebih dahulu perlu dilakukan Analisa Kelayakannya. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang dapat diambil adalah : bagaimanakah jumlah permintaan hari rawat inap pada masa yang akan datang untuk private wing yang direncanakan, beapakah jumlah tempat tidur atau kamar yang diperlukan, bagaimanakah rencana fisik bangunan sehubungan dengan lahan yang ada, berapakah nilai investasi yang dibutuhkan dan bagaimanakah kelayakannya Tujuan Analisa Analisa ini dilakukan dengan tujuan antara lain : mengetahui jumlah permintaan hari rawat inap pada masa yang akan datang untuk private wing yang direncanakan, mengetahui jumlah tempat tidur atau kamar yang diperlukan, merencanakan fisik bangunan sehubungan dengan lahan yang ada, mengetahui nilai investasi dan kelayakan pembangunan private wing. Manfaat Analisa Analisa ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu membantu Manajemen RSPS dalam hal mengambil keputusan pembangunan Private Wing (dibatalkan, ditunda atau diteruskan). METODA Analisa Kelayakan ini dimulai dari observasi yaitu wawancara dengan manajemen RSPS dan mempelajari buku Laporan Keuangan dan Laporan Manajemen RSPS serta buku ilmiah yang lain untuk mendapatkan landasan teori. Langkah-langkah yang dilakukan dalam Analisa ini meliputi: Perkiraan Jumlah Permintaan Hari Rawat Inap pada masa yang akan datang di RSPS menggunakan teori Metode Arithmatic (Linear) Trend, dengan jalan mengekstrapolasi trend perkembangan permintaan menggunakan persamaan matematis garis lurus Y = a + bx, untuk melihat Trend Perkembangan Jumlah Permintaan Hari Rawat Inap dari data historis tahun 2000–2004 diproyeksikan sampai dengan tahun 2020. Berdasarkan perkiraan jumlah permintaan hari rawat inap tahun 2005 – 2020 direncanakan 3 skenario penambahan jumlah tempat tidur untuk Private Wing, yaitu tahun 2006–2015 (10 tahun), 2006–2017 (12 tahun) dan 2006–2020 (15 tahun). Berdasarkan perkiraan jumlah permintaan hari rawat inap tahun 2005–2020, dihitung Perkiraan Jumlah Permintaan Hari Rawat Inap, Bed Occupancy Rate (BOR) dan Jumlah Pasien untuk Private Wing dengan menggunakan perbandingan antara jumlah tempat tidur RSPS Eksisting dengan Private Wing.
ISBN : 979-99735-0-3
B-3-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Rencana Fisik Bangunan Dari luas lahan yang tersedia, direncanakan 40% untuk fisik bangunan dan 60% untuk lahan terbuka (taman dan parkir). Rencana Fisik Bangunan termasuk Fisik Gedung (Tata Ruang), Fasilitas Penunjang Non Medis (meubelair, lift, AC dan lainlain) dan Peralatan Medis. Perencanaan dilakukan dengan cara berkonsultasi dengan Manajemen RSPS. Sumber Daya Manusia Penentuan jumlah dan kualifikasi sumber daya manusia mengikuti standarisasi ketenagaan rumah sakit pemerintah yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 262/MEN.KES/Per/VII/1979, menggunakan perbandingan jumlah tempat tidur dengan sumber daya manusia sebagai berikut : Tempat Tidur : Medis (Dokter) = 9:1 Tempat Tidur : Paramedis Perawatan = 1:1 Tempat Tidur : Paramedis Non Perawatan = 5 : 1 Tempat Tidur : Non Medis = 4:3 Menyusun Proyeksi Biaya, meliputi: - Biaya Investasi Estimasi Nilai Investasi berdasarkan Rencana Anggaran Biaya Fisik Bangunan, untuk fisik gedung menggunakan harga satuan per M2 bangunan gedung bertingkat klas A, sedangkan untuk fasilitas penunjang non medis dan peralatan medis menggunakan perkiraan harga pasar. - Biaya Penyusutan Dengan cara mengelompokkan semua jenis aktiva, dihitung biaya penyusutannya berdasarkan umur ekonomis masing-masing jenis aktiva, antara lain : gedung, peralatan medis, instalasi gas medis, meubelair, perlengkapan gedung (lift, AC dan lain-lain), komputer, taman dan parkir. - Biaya Pegawai Biaya Pegawai = Jumlah Pegawai x Gaji Pegawai. Gaji pegawai mengikuti yang berlaku di RSPS dan asumsi gaji Manager meningkat 15% setiap 2 tahun dan Non Manager meningkat 20% setiap 2 tahun. - Biaya Makan Pegawai Biaya Makan Pegawai = Jumlah Pegawai x Tarif Makan Pegawai (satu kali makan perhari). Tarif makan pegawai mengikuti yang berlaku di RSPS dan asumsi meningkat 10% setiap 2 tahun. - Biaya Listrik Biaya Listrik = Daya listrik terpasang x 75% Pemakaian x Tarif Listrik PLN per Kwh dan asumsi tarif listrik meningkat 10% setiap 2 tahun. - Biaya Air Biaya Air = (Jumlah Pegawai + Jumlah Pasien + Jumlah Penunggu Pasien) x 150 liter per hari x Tarif PDAM per M3 dan asumsi tarif PDAM meningkat 10% setiap 2 tahun. - Biaya Telepon. Biaya Telepon = Biaya Telepon per bulan x 12 dalam satu tahun dan asumsi tarif telepon meningkat 10% setiap 2 tahun. - Biaya Pemeliharaan Asumsi Biaya Pemeliharaan sebesar 3% dari nilai aktiva. - Biaya Asuransi Asumsi Biaya Asuransi sebesar 1,5 permil atau 0,0015 dari nilai aktiva dan meningkat 10% setiap 2 tahun.
ISBN : 979-99735-0-3
B-3-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
- Biaya Administrasi Kantor Biaya Administrasi Kantor = Biaya Administrasi per bulan x 12 dalam satu tahun dan asumsi meningkat 10% setiap 2 tahun. - Biaya Umum Biaya Umum = Biaya Umum per pegawai dalam satu tahun dan asumsi meningkat 10% setiap 2 tahun. - Biaya Sewa Tanah Biaya Sewa Tanah = Luas Tanah x Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) per M2 tahun 2004 di wilayah Pelabuhan Tanjung Perak. - Menyusun Proyeksi Pendapatan Pendapatan dihasilkan dari perkalian jumlah hari rawat inap atau jumlah pasien dengan tarif pelayanan, penentuan tarif pelayanan mengikuti yang berlaku di RSPS dan asumsi tarif meningkat 10% setiap 2 tahun. Proyeksi Pendapatan meliputi: Pendapatan Rawat Inap = Jumlah Hari Rawat Inap x Tarif Kamar/TT. Pendapatan Laboratorium (asumsi 100% Jumlah Pasien) = Jumlah Pasien x Tarif Periksa x 10% (kontribusi). Pendapatan Radiologi (asumsi 75% Jumlah Pasien) = 0,75 x Jumlah Pasien x Tarif Radiologi x 10% (kontribusi). Pendapatan apotek (asumsi 3 hari sekali menerima resep) = (Hari Rawat Inap : 3) x Harga Obat x 10% (kontribusi). Pendapatan Kamar Operasi (asumsi 30% Jumlah Pasien) dilakukan tindakan operasi besar 20%, operasi sedang 60%, operasi kecil 20% = 0,30 x Jumlah Pasien x Tarif Operasi x 10% (kontribusi). Pendapatan Ruang ICU (asumsi 5% Jumlah Pasien) = 0,05 x Jumlah Pasien x Tarif Ruang ICU x 10% (kontribusi). Pendapatan Klinik Gizi (Makan Pasien 3 kali per hari) = Hari Rawat Inap x Tarif Makan Pasien. Pendapatan Visite Dokter (asumsi 2 hari sekali visite) = (Hari Rawat Inap : 2) x Tarif Visite Dokter x 15% (kontribusi). Pendapatan CT Scan (asumsi 5% jumlah pasien) = 0,05 x Jumlah Pasien x Tarif CT Scan x 10% (kontribusi). Pendapatan Kafetaria (swakelola RSPS) = Keuntungan per bulan x 12 dalam satu tahun. Pendapatan Sewa Ruangan (Book Store) = Sewa Ruangan per tahun . Menyusun Proyeksi Arus Kas Dengan mengelompokkan proyeksi penerimaan kas dan proyeksi pengeluaran kas. Proyeksi penerimaan kas didapatkan dari proyeksi pendapatan. Sedangkan proyeksi pengeluaran kas didapatkan dari proyeksi biaya kas. Biaya non kas (penyusutan) tidak dimasukkan sebagai komponen proyeksi biaya kas. Kemudian proyeksi arus kas disusun dengan mengurangi proyeksi penerimaan kas dengan proyeksi pengeluaran kas sehingga menghasilkan saldo kas bersih. Analisa Keuangan Setelah dilakukan penyusunan Proyeksi Arus Kas, kemudian dilakukan analisa keuangan dengan bantuan menggunakan program Microsoft Excel meliputi: Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Payback Period (PP) Profitability Index (PI)
ISBN : 979-99735-0-3
B-3-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Pembahasan Merangkum Hasil Analisa Rencana Private Wing 10 tahun, 12 tahun dan 15 tahun dan melakukan analisa sensitifitas dengan menggunakan parameter Bed Occupancy Rate (BOR). Untuk memudahkan analisa dibuat kerangka operasional seperti terlihat pada gambar dibawah ini. PERMASALAHAN
Study Pustaka
Observasi
Analisa Pengembangan Private Wing RSPS Perkiraan Permintaan Hari Rawat Inap (3 Skenario) ( 3 Skenario) Rencana Jumlah Tempat Tidur
SumberDaya Manusia
Fisik Gedung
Nilai Investasi
Tarif
Biaya
Pendapatan
- Proyeksi Arus Kas - Analisa Keuangan
Layak / Tidak Layak Pembahasan
Kesimpulan & Saran
ISBN : 979-99735-0-3
B-3-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
HASIL DAN PEMBAHASAN Perkiraan Jumlah Permintaan Hari Rawat Inap Masa yang akan Datang Untuk memperkirakan jumlah permntaan Hari Rawat Inap pada masa yang akan datang adalah dengan menelaah terlebih dahulu perkembangan permintaan hari rawat inap dari masa yang lalu (tahun 2000 – 2004) hingga saat ini, dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: Mencari titik tengah (mean) urutan tahun yang lampau yaitu tahun 2002, menghitung jarak (deviasi, D) tiap tiap tahun dengan mean, mengkuadradkan deviasi (D2) masing masing tahun, serta menjumlah seluruh kuadrad deviasi ( D2), mengkalikan jumlah permintaan hari rawat inap (P) masing masing tahun dengan angka deviasi tahun yang bersangkutan ( PD), membagi jumlah perkalian ( PD) dengan jumlah kuadrad deviasi. Hasil pembagian tersebut memberikan nilai trend perkembangan permintaan dari satu tahun ke tahun berikutnya, yang dalam persamaan Y = a + bx adalah nilai b, menambahkan atau mengurangi jumlah permintaan rata rata pada tahun tahun yang lampau (atau a dalam persamaan diatas) dengan hasil perkalian b dan deviasi tahun yang bersangkutan. Analisis Perkembangan Permintaan Hari Rawat Inap (VIP A-9 TT) Tahun 2000-2004
2000 2001 2002 2003 2004
Permintaan (P) 1.318 1.470 1.581 1.768 1.993
Deviasi (D) -2 -1 0 1 2
Jumlah ()
8.130
0
Tahun
D²
PD
Trend Jumlah Permintaan
4 1 0 1 4
-2.636 -1.470 0 1.768 3.986
1.626 - ( 2 x 165 ) = 1.296 1.626 - ( 1 x 165 ) = 1.461 1.581 1.626 + ( 1 x 165 ) = 1.791 1.626 + ( 2 x 165 ) = 1.956
10
1.648
Jumlah permintaan rata rata (a dalam persamaan Y = a + bx) adalah P : n atau 8.130 : 5 = 1.626, sedangkan nilai trend perubahan permintaan adalah PD : D2 atau 1.648 : 10 = 164,8 = 165. Untuk menghitung proyeksi jumlah permintaan hari rawat inap pada tahun tahun mendatang, rumus persamaan Y = a + bx tetap dipergunakan. Dengan mempergunakan rumus persamaan tadi, jumlah permintaan hari rawat inap pada tahun 2005 (1 tahun di depan tahun 2004) dapat dihitung sebagai berikut Y = 1.626 + (3 x 165 ) = 2.121. Mengikuti langkah–langkah seperti tersebut di atas maka perkiraan permintaan tahunan hari rawat inap masa yang akan datang untuk masing-masing kelas perawatan dari tahun 2005 – 2020 sebagaimana tabel dibawah ini.
ISBN : 979-99735-0-3
B-3-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Perkiraan Jumlah Permintaan Hari Rawat Inap Tahun 2005 – 2020 Tahun Deviasi
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
+ + + + + + + + + + + + + + + +
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
VIP A - 9 TT
VIP B – 22 TT
Klas I A - 29 TT
Klas I B - 38 TT
Permintaan BOR % Permintaan BOR % Permintaan BOR % Permintaan BOR %
2.121 2.286 2.451 2.616 2.781 2.946 3.111 3.276 3.441 3.606 3.771 3.936 4.101 4.266 4.431 4.596
64,57 69,59 74,61 79,63 84,66 89,68 94,70 99,73 104,75 109,77 114,79 119,82 124,84 129,86 134,89 139,91
6.608 7.453 8.298 9.143 9.988 10.833 11.678 12.523 13.368 14.213 15.058 15.903 16.748 17.593 18.438 19.283
82,29 92,81 103,34 113,86 124,38 134,91 145,43 155,95 166,48 177,00 187,52 198,04 208,57 219,09 229,61 240,14
6.549 7.111 7.673 8.235 8.797 9.359 9.921 10.483 11.045 11.607 12.169 12.731 13.293 13.855 14.417 14.979
61,87 67,18 72,49 77,80 83,11 88,42 93,73 99,04 104,35 109,66 114,96 120,27 125,58 130,89 136,20 141,51
7.865 8.441 9.017 9.593 10.169 10.745 11.321 11.897 12.473 13.049 13.625 14.201 14.777 15.353 15.929 16.505
56,71 60,86 65,01 69,16 73,32 77,47 81,62 85,78 89,93 94,08 98,23 102,39 106,54 110,69 114,84 119,00
Dari tabel di atas, diketahui tingkat pemanfaatan tempat tidur (BOR) masing masing kelas perawatan akan mencapai tingkat optimum (BOR > 90%) pada tahun yang berbeda sebagai berikut : VIP A - 9 TT, BOR = 94,70%, hari rawat inap 3.111 hari, pada tahun 2011. VIP B - 22 TT, BOR = 92,81%, hari rawat inap 7.453 hari, pada tahun 2006. Kls IA - 29 TT, BOR = 93,73%, hari rawat inap 9.921 hari, pada tahun 2011. Kls IB - 38 TT, BOR = 94,08%, hari rawat inap 13.049 hari, pada tahun 2014. Berdasarkan perkiraan jumlah permintaan hari rawat inap tahun 2005 - 2020, direncanakan 3 (tiga) skenario penambahan jumlah tempat tidur untuk Private Wing yaitu tahun 2006 – 2015 (10 tahun), 2006 – 2017 (12 tahun) dan 2006 –2020 (15 tahun). Rencana Private Wing Untuk 10 Tahun (2006 - 2015) Jumlah Tempat Tidur Penambahan jumlah tempat tidur yang dibutuhkan dihitung sebagai berikut: Mengurangkan perkiraan jumlah permintaan hari rawat inap pada tahun 2015 dengan jumlah permintaan hari rawat inap pada saat optimum (BOR > 90%), kemudian membagi hasil pengurangan tersebut dengan jumlah hari dalam 1 (satu) tahun 365 hari: VIP A : 3.771 – 3.111 = 660 : 365 = 1,81 = 2 TT VIP B : 15.058 – 7.453 = 7.605 : 365 = 20,84 = 21 TT Klas I A : 2.169 – 9.921 = 2.248 : 365 = 6,16 = 6 TT Klas I B : 13.625 – 13.049 = 576 : 365 = 1,58 = 2 TT Jumlah = 31 TT Menggunakan asumsi tingkat pemanfaatan tempat tidur (BOR) = 95% pada tahun 2015, yaitu dengan membagi perkiraan jumlah permintaan hari rawat inap pada tahun 2015 dengan asumsi BOR dikalikan jumlah hari dalam 1 (satu) tahun 365 hari: VIP A : 3.771 : (0,95 x 365) = 3.771 : 346,75 = 10,87 = 11 TT (Eksisting 9 TT + Private Wing 2 TT) VIP B : 15.058 : (0,95 x 365) = 15.058 : 346,75 = 43,42 = 43 TT (Eksisting 22 TT + Private Wing 21 TT)
ISBN : 979-99735-0-3
B-3-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Klas I A : 12.169 : (0,95 x 365) = 12.169 : 346,75 = 35,09 (Eksisting 29 TT + Private Wing 6 TT) Klas I B : 13.625 : (0,95 x 365) = 13.625 : 346,75 = 39,29 (Eksisting 38 TT + Private Wing 2 TT)
= 35 TT = 40 TT
Jumlah Permintaan Hari Rawat Inap, BOR dan Jumlah Pasien Jumlah Permintaan Hari Rawat Inap Berdasarkan perkiraan jumlah permintaan hari rawat inap, menggunakan perbandingan antara jumlah tempat tidur RSPS Eksisting dan Private Wing, diperoleh jumlah permintaan hari rawat inap RSPS Eksisting dan Private Wing, selanjutnya disusun total permintaan hari rawat inap untuk Private Wing. BOR Total dan Penggunaan Tempat Tidur Menggunakan persamaan BOR = Jumlah Hari Rawat Inap : (Jumlah TT x 365) x 100% maka diperoleh hasil BOR Total dan Penggunaan Tempat Tidur Private Wing. Jumlah Pasien Menggunakan persamaan Jumlah Pasien = Jumlah Hari Rawat Inap : Rata-rata Hari Rawat Inap per pasien (normatif = 4) maka di dapat hasil perkiraan jumlah pasien. Rencana Fasilitas Fisik Bangunan Berdasarkan jumlah tempat tidur sebanyak 31 TT, direncanakan fasilitas fisik gedung, fasilitas penunjang non medis (meubelair dan lain lain) dan peralatan medis. Dengan ukuran luas lahan (37M x 60M) = 2.220 M2, menggunakan perbandingan 40% untuk fisik bangunan dan 60% untuk lahan terbuka (parkir dan taman), di rencanakan fisik bangunan ukuran (21 M x 42 M) = 882 M2 - 4 (empat) lantai - 30 (tiga puluh) kamar, dengan pembagian ruang per lantai sebagai berikut : Lantai I : Ruang Administrasi dan Fasilitas Umum Lantai II : Ruang VIP B - 10 Kamar (10 TT) Lantai III : Ruang VIP B - 10 Kamar (10 TT) Lantai IV : Ruang VIP A - 2 Kamar (2 TT) Ruang VIP B - 1 Kamar (1 TT) Ruang Klas I A - 6 Kamar (6 TT) Ruang Klas I B - 1 Kamar (2 TT) Kebutuhan Sumber Daya Manusia Penentuan jumlah dan kualifikasi Sumber Daya Manusia mengikuti Standarisasi Ketenagaan Rumah Sakit Pemerintah yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 262/MEN.KES/Per/VII/1979, dengan perbandingan jumlah tempat tidur dan sumber daya manusia sebagai berikut: Standar: Rencana: Tempat Tidur : Medis (Dokter) = 9 : 1, 31 TT = 4 Medis Tempat Tidur : Paramedis Perawat = 1 : 1, 31 TT = 31 Perawat Tempat Tidur : Paramedis Non Perawat = 5 : 1, 31 TT = 7 Non Perawat Tempat Tidur : Non Medis = 4 : 3, 31 TT = 24 Non Medis Seperti pada umumnya bahwa Rumah Sakit beroperasi selama 24 Jam (3 shift), maka jumlah tenaga Perawat yang dibutuhkan dikalikan 3 (tiga). Jumlah Sumber Daya Manusia (Pegawai) direncanakan sebagai berikut : Medis : 4 Perawat (3 shift) : 93 Non Perawat : 7 Manajer : 1 Penanggung Jawab Ruang : 4 Administrasi & Keamanan : 19 Jumlah : 128
ISBN : 979-99735-0-3
B-3-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Proyeksi Biaya Proyeksi Biaya meliputi: biaya investasi, penyusutan, pegawai, makan pegawai, listrik, air, telepon, pemeliharaan, asuransi, administrasi kantor, umum dan sewa tanah. Dari uraian jenis biaya tersebut diatas, diperoleh Proyeksi Biaya. Proyeksi Pendapatan Proyeksi Pendapatan meliputi : pendapatan rawat inap, laboratorium, radiologi, apotek, kamar operasi, ruang ICU, CT Scan, klinik gizi, visite dokter, kafetaria dan sewa ruangan. Dari uraian jenis pendapatan tersebut diatas, diperoleh Proyeksi Pendapatan. Proyeksi Arus Kas dan Analisa Keuangan Penyusunan proyeksi arus kas adalah dengan mengelompokkan proyeksi arus kas masuk dan proyeksi arus kas keluar. Proyeksi arus kas masuk didapatkan dari proyeksi pendapatan, sedangkan proyeksi arus kas keluar didapatkan dari proyeksi biaya. Biaya Penyusutan (biaya non kas) tidak dimasukkan sebagai komponen proyeksi biaya kas. Kemudian proyeksi arus kas disusun dengan mengurangi proyeksi arus kas masuk dengan proyeksi arus kas keluar sehingga menghasilkan saldo arus kas bersih. Dengan bantuan menggunakan program Microsoft Excel diperoleh hasil Analisa Keuangan dengan discount factor 8% sebagai berikut: NPV positif sebesar = Rp. 763.425.018,IRR = 8,86% Payback Period = 8 tahun Profitability Indeks = 1,05 Rencana Private Wing Untuk 12 Tahun (2006 - 2017) Mengikuti langkah langkah seperti Rencana Private Wing Untuk 10 tahun diperoleh hasil analisa keuangan sebagai berikut: NPV positif sebesar = Rp. 2.307.650.090,IRR = 9,69% Payback Period = 8 tahun Profitability Indeks = 1,12 Rencana Private Wing Untuk 15 Tahun (2006 - 2020) Mengikuti langkah langkah seperti Rencana Private Wing Untuk 10 tahun diperoleh hasil analisa keuangan sebagai berikut: NPV positif sebesar = Rp. 12.534.801.236,IRR = 13,57 % Payback Period = 9 tahun Profitability Indeks = 1,53 PEMBAHASAN Hasil Analisa Hasil analisa Rencana Private Wing untuk jangka waktu 10 tahun, 12 tahun dan 15 tahun, secara ringkas dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: Hubungan Waktu Investasi Dengan Kebutuhan Tempat Tidur, Pegawai, Jumlah Lantai / Phisik Bangunan, Nilai Investasi dan Indikator Kelayakan Investasi WAKTU INVESTASI
TEMPAT TIDUR
PEGAWAI
TAHUN
UNIT
ORG
10 12 15
31 42 59
128 172 241
JUMLAH LANTAI
4 (30 KM) 5 (39 KM) 6 (54 KM)
(Rp. M)
NET PRESENT VALUE (Rp. M)
INTERNAL RATE OF RETURN (%)
16.16 19.92 23.78
0.76 2.30 12.53
8.86 9.69 13.57
NILAI INVESTASI
ISBN : 979-99735-0-3
B-3-9
PAYBACK PERIOD
PROFITA BILITY INDEKS
(Th)
8 8 9
1.05 1.12 1.53
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Analisa Sensitivitas Mengingat hasil analisa Rencana Private Wing tersebut di atas sifartnya “Perkiraan”, selanjutnya dilakukan analisa sensifitas dengan menggunakan parameter Bed Occupancy Rate (BOR) untuk masing-masing hasil analisa. Dengan bantuan menggunakan program Microsoft Excel diperoleh hasil sebagai berikut: Rencana Private Wing untuk 10 tahun (2006-2015), dengan BOR diturunkan sebesar 3,5% (tiga koma lima persen), diperoleh hasil: NPV negatif sebesar = (Rp. 107.899.809,-) IRR = 7,88 % Payback Period = 8 tahun Profitability Indeks = 0,99 Rencana Private Wing untuk 12 tahun (2006-2017), dengan BOR diturunkan sebesar 6,5% (enam koma lima persen), diperoleh hasil : NPV negatif sebesar = (Rp. 163.259.601,-) IRR = 7,88 % Payback Period = 10 tahun Profitability Indeks = 0,99 Rencana Private Wing untuk 15 tahun (2006-2020), dengan BOR diturunkan sebesar 21,5% (dua puluh satu koma lima persen), diperoleh hasil : NPV negatif sebesar = (Rp. 55.369.701,-) IRR = 7,93 % Payback Period = 9 tahun Profitability Indeks = 0,99 Pembiayaan Modal Pembiayaan modal untuk total investasi yang diperlukan, dapat direncanakan dengan meminjam sebagian modal melalui kredit Bank dengan beberapa alternatif sebagai berikut: Modal Sendiri : 80%, Pinjaman : 20% Modal Sendiri : 70%, Pinjaman : 30% Modal Sendiri : 60%, Pinjaman : 40% Modal Sendiri : 50%, Pinjaman : 50% Modal Sendiri : 40%, Pinjaman : 60% Dari alternatif pembiayaan modal tersebut diatas, dilakukan perhitungan dengan suku bunga efektif sebesar 10% pertahun, didapat hasil bahwa untuk Rencana Private Wing 10 tahun diperoleh NPV Negatif, untuk Rencana Private Wing 12 tahun diperoleh NPV Negatif dan untuk Rencana Private Wing 15 tahun diperoleh NPV Negatif pada Pembiayaan Modal Sendiri : 40% dan Pinjaman : 60%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari analisa diperoleh hasil sebagai berikut: Rencana Private Wing untuk jangka waktu 10 tahun (2006-2015), dibutuhkan 30 kamar / 31 tempat tidur dengan bangunan 4 (empat) lantai dan biaya investasi sebesar Rp. 16.165.173.750,-. Dari Analisa Keuangan dengan discount factor 8% diperoleh nilai: NPV positif sebesar = Rp. Rp. 763.425.018,-, IRR = 8,86%, PP = 8 tahun dan PI = 1,05. Rencana Private Wing untuk jangka waktu 12 tahun (2006-2017), dibutuhkan 39 kamar / 42 tempat tidur dengan bangunan 5 (lima) lantai dan biaya investasi sebesar Rp. 19.927.380.000,-. Dari Analisa Keuangan dengan discount factor 8% diperoleh nilai: NPV positif sebesar = Rp. 2.307.650.090,-, IRR = 9,69%, PP = 8 tahun dan PI = 1,12.
ISBN : 979-99735-0-3
B-3-10
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Rencana Private Wing untuk jangka waktu 15 tahun (2006-2020), dibutuhkan 54 kamar / 59 tempat tidur dengan bangunan 6 (enam) lantai dan biaya investasi sebesar Rp. 23.782.618.200,-. Dari Analisa Keuangan dengan discount factor 8% diperoleh nilai : NPV positif sebesar = Rp. 12.534.801.236,-, IRR = 13,57%, PP = 9 tahun dan PI = 1,53. Rencana Pembangunan Private Wing untuk jangka waktu 10 tahun, 12 tahun dan 15 tahun dapat diterima atau layak dilaksanakan. Berdasarkan penilaian aspek keuangan maka akan lebih menguntungkan apabila investasi dilakukan dengan jangka waktu 15 tahun. Dimana proyek 15 tahun dapat menghasilkan NPV sebesar Rp. 12,53 Miliar. Sementara dari tingkat kembalian (IRR), proyek 15 tahun juga memberikan tingkat bunga yang lebih baik dibanding proyek lain. Selain itu dengan tingkat suku bunga 13,57%, proyek 15 tahun ini menjanjikan tingkat kembalian lebih tinggi dibanding suku bunga tabungan atau deposito. Saran Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan analisa Aspek Pasar yaitu Rumah Sakit pesaing, yang belum dilakukan dalam analisa kelayakan ini. Untuk pelaksanaan pembangunan Private Wing sebaiknya perencanaan teknis dibuat lebih detail. DAFTAR PUSTAKA Atmaja, L.S. (2001), Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta. Sutojo, S. (2000), Studi Kelayakan Proyek: Konsep, Teknik dan Kasus, Penerbit PT. Damar Mulia Pustaka, Jakarta. Tandelilin, E. (2001), Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama, Penerbit PT. BPFE, Yogyakarta. Umar, H. (2003), Study Kelayakan Dalam Bisnis Jasa, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Weston, J.F. and Brigham, E.F. (1990), Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Jilid Satu, Eds. Ivone Pongoh dan Yati Sumiharti, Penerbit Erlangga, Jakarta. Wijono, D. (1999), Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan: Teori Strategi dan Aplikasi, Volume 2, Penerbit Airlangga University Press, Surabaya
ISBN : 979-99735-0-3
B-3-11