Analisa Faktor Luas Lahan Dan Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Petani Jagung Di Desa Dadapan Titin *) * Dosen Fakultas ekonomi Universitas Islam Lamongan
ABTRAKSI Pembangunan pertanian mempunyai berbagai tujuan.Tujuan pembangunan pertanian adalah untuk meningkatkan produksi dan memperluas keaneka ragaman hasil pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan industri dalam negeri serta memperbesar ekspor, meningkatkan taraf hidup dan pendapatan pertanian, mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan dan lapangan kerja serta dukungan pembangunan daerah Pertanian merupakan sektor terbesar negara ekonomi berkembang, pemasok bahan baku bagi industri dan menjadi sumber penghasil devisa. Namun banyak faktor-faktor yang dihadapi petani baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga akan mempengaruhi tingkat pendapatan mereka. Penelitian ini bersifat kualitatif.Dari hasil uji validitas diperoleh X1 0,75 dan X2 0,57. Uji reliabilitas dikatakan reliabel karenari 0,72 ≥nilai cronbach. Uji regresi berganda diperoleh Y = 3,73 + 0,33X1 + 0,20X2artinyavariable X akan naik 0,33 dan 0,20 dengan ketentuan variabel lain yang mempengaruhi = 0. Korelasi berganda diperoleh 0,78 maka pengaruh luas lahan (X 1) dan tenaga kerja (X2) secara simultan terhadap tingkat pendapatan (Y) tergolong kuat. Kontribusi secara simultan sebesar 61,64% sisanya ditentukan oleh variabel lain. Dari uji t diperoleh t hitung X1 7,896 ≥ ttabel 2,010 dan thitung X2 4,806 ≥ ttabel 2,010, Ha berbunyi ada pengaruh signifikan secara parsial antara luas lahan dan tenaga kerja terhadap tingkat pendapatan diterima. Dari uji F diperoleh Fhitung 387,761 ≥ Ftabel 5,09, maka tolak Ho dan Teriman Ha. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa luas lahan dan tenaga kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pendapatan, dan luas lahan merupakan faktor yang paling dominan.
Kata kunci: luas lahan, tenaga kerja, pendapatan PENDAHULUAN Penduduk Indonesia umumnya bermukim di pedesaan dengan mata pencaharian pokok di sektor pertanian, sehingga boleh dikatakan pembangunan pedesaan berkaitan erat dengan pembangunan pertanian. Pembangunan pedesaan merupakan program atau strategi yang didesain untuk meningkatkan kesejahteraan target group tertentu di pedesaan. Pertanian merupakan sektor terbesar dalam setiap ekonomi negara berkembang.Sektor ini menyediakan pangan bagi sebagian besar penduduknya dan memberikan lapangan pekerjaan, dan dapat juga dimanfaatkan menjadi Bahan Bakar Nabati (BBN). Selain menyediakan kebutuhan pangan bagi penduduk dan menyerap tenaga kerja, sektor pertanian merupakan pemasok bahan baku bagi sektor industri dan menjadi sumber penghasil devisa. Peningkatan produktivitas sektor pertanian dapat dicapai melalui penggunaan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses pembangunan secara efisien. Penggunaan faktor produksi secara efisien berarti akan dapat menekan biaya dalam pengelolaan pertanian tersebut, sehingga dapat diperoleh hasil produksi yang lebih besar. Pembangunan pertanian mempunyai berbagai tujuan.Tujuan pembangunan pertanian
adalah untuk meningkatkan produksi dan memperluas keaneka ragaman hasil pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan industri dalam negeri serta memperbesar ekspor, meningkatkan taraf hidup dan pendapatan pertanian, mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan dan lapangan kerja serta dukungan pembangunan daerah. Berbagai teori pertumbuhan ekonomi klasik menunjukkan bahwa sukses pembangunan sektor industrialisasi disuatu negara selalu diiringi dengan perbaikan produktifitas dan pertumbuhan berkelanjutan di sektor pertanian. Dadapan adalah sebuah desa di kecamatan Solokuro kabupaten Lamongan yang sebagian besar adalah berprofesi sebagai petani.Dimana diantarannya adalah jagung, kacang tanah, cabai, dan padi.Dari sekian yang di produksi, jagung adalah yang terbanyak.Dengan lahan pertanian jagung mencapai sekitar 1000 hektar.Jika produksi jagung per hektar rata-rata 5 ton, maka produksi jagung dari desa Dadapan dapat mencapai 5000 ton pada satu kali panen. Tanaman jagung sebagai usaha tani yang pengusahaannya dilakukan secara intensif oleh petani untuk mendapatkan hasil yang maksimal.Namun demikian banyak kendala-kendala yang dihadapi petani. Persoalan-persoalan dalam ekonomi petani pertanian tersebut antara lain : jarak waktu yang lebar antara pengeluaran dan penerimaan pendapatan dalam pertanian, karena
pendapatan yang diterima petani hanya pada setiap musim panen saja, padahal pengeluaran harus dikeluarkan setiap hari. Permasalahan lain dari pertanian itu sendiri, menyangkut penentu produktivitas di sektor pertanian, antara lain: faktor eksternal seperti musim kemarau yang menghambat produktivitas pertanian. Faktor kedua adalah penyusutan luas lahan pertanian yang diakibatkan adanya industrialisasi dan urbanisasi.Selanjutnya terbatasnya pemanfaatan teknologi dan rendahnya kualitas SDM juga menjadi penentu produktivitas pertanian. Menggambarkan dan menganalisa masalahmasalah pembangunan ekonomi di Indonesia secara keseluruhan adalah suatu pekerjaan yang cukup sulit karena memerlukan suatu studi yang mendalam dan pengumpulan data yang cukup rumit.Oleh kerena itu lebih menyederhanakan persoalannya dalam tulisan ini dibatasi pembahasan mengenai pembangunan ekonomi di Jawa Timur khususnya di Desa Dadapan Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan. Jagung merupakan komoditas yang dapat diandalkan sebagai bahan pangan, pakan ternak, dan menjadi BBN. Peningkatan produksi jagung sangat diharapkan untuk memenuhi permintaan jagung dari dalam ataupun luar negeri, untuk itu perlu perbaikan seperti: 1.
2. 3. 4.
Peningkatan penanaman jagung di beberapa lahan yang cocok untuk penanaman jagung, atau dapat dikatakan sebagai pemanfaatan lahan untuk produksi jagung. Penggunaan bibit unggul hibrida dan memperhatikan pemupukan. Peningkatan persepsi atau status sosial komoditas jagung. Perhatian pemerintah dalam pemanfaatan jagung sebagai biodiesel, dengan peningkatan teknologi.
Masalah konsumsi pangan dan pemenuhannya, merupakan hal yang penting dan sensitif dalam dinamika kehidupan sosial ekonomi.Oleh karena itu pemerintah terus berupaya mencukupi kebutuhan pangan dari produksi sendiri dengan harga terjangkau oleh masyarakat. Tingkat kesejahteraan petani sering dikaitkan dengan keadaan usaha tani yang dicerminkan oleh tingkat pendapatan petani.Tingkat pendapatan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, Dalam konteks teori produksi kaitannya dengan pertanian, faktor penting dalam pengelolaan sumberdaya produksi adalah faktor alam (tanah), modal, dan tenaga kerja, selain itu juga faktor manajemen.Modal yang dimaksud adalah termasuk biaya untuk pembelian pupuk, pestisida, dan bibit.
Menurut (DR. Bustanul Arifin, 2005 : 11)Pembangunan suatu daerah dilakukan dengan mengusahakan agar senantiasa tercipta perubahanperubahan sosial, dalam arti kata masyarakat diajak maju, sehingga makin pandai, makin terampil, makin bersemangat, makin tekun bekerja dan seterusnya. Dengan perubahan sosial macam itu produktifitas disegala bidang kegiatan dan ditambah dengan sarana-sarana ekonomis, maka proses pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Apabila semua masyarakat disuatu daerah berusaha dibidang pertanian, atau menjadi peternak, ada yang menanam pohon-pohon untuk menghasilkan kayu dan lainnya, maka perubahan sosial masyarakat terutama pada segi-segi pertanian meningkat, gairah dan semangat kerja dalam usaha-usaha pertanian meningkat pula, sehingga produktivitas masingmasing sektor pertanian meningkat. Pertanian merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan.Sedangkan definisi manajemen produksi menurut (Drs. E.A. Abd. Rachim,2008: 2) bahwa Manajemen operasi secara umum dapat diartikan sebagai pengarahan dan pengendalian berbagai kegiatan yang mengolah berbagai jenis sumberdaya untuk membuat barang atau jasa tertentu. Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih atau bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pemasaran. Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian pertanian intensif (pertanian industri dan pertanian berkelanjutan), selain itu dikenal pula pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan berbentuk pertanian subsistem, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya. Segala suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting yang selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki resiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Diambil dari skripsi terdahulu.Menurut winardi alam mengukur kondisi ekonomi seseorang atau rumah tangga, salah satu konsep pokok yang paling sering digunakan yaitu melalui tingkat pendapatan.Pendapatan menunjukkan seluruh uang atau hasil material lainnya yang dicapai seseorang
atau rumah tangga dalam jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi. (winardi, 98: 245). Dalam ekonomi modern terdapat dua cabang utama teori, yaitu teori harga dan teori pendapatan. Teori pendapatan termasuk dalam ekonomi makro, yaitu teori yang mempelajari halhal besar seperti : 1. 2. 3.
Prilaku jutaan rupiah pengeluaran konsumen. Investasi dunia usaha. Pembelian yang besar yang dilakukan pemerintah.
Menurut pelopor ilmu ekonomi klasik, Adam Smith dan David Ricardo, distribusi pendapatan digolongkan menjadi tiga kelas sosial yang utama, yaitu : pekerja, pemilik modal dan tuan tanah. Ketiganya menentukan tiga faktor produksi, yaitu tenaga kerja, modal dan tanah.Penghasilan yang diterima dari setiap faktor dianggap sebagai pendapatan masing-masing keluarga terlatih terhadap pendapatan nasional. Secara umum faktor-faktor produksi dipengaruhi oleh alam (tanah), modal dan tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup, bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja saja tetapi kualitas dan macam tenaga kerja perlu juga diperhatikan. Jumlah tenaga kerja ini masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja. Bila kualitas tenaga kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi (Soekartawi, 2005). Pembicaraan mengenai tenaga kerja dalam pertanian Indonesia harus dibedakan ke dalam persoalan tenaga kerja dalam usaha tani kecilkecilan (usaha tani pertanian rakyat) dan persoalan tenaga kerja dalam perusahaan pertanian yang besarbesar yaitu perkebunan, kehutanan, peternakan dan sebagainya, pembedaan ini penting karena apa yang dikenal sebagai tenaga kerja dalam usaha tani tidaklah sama pengertiannya secara ekonomis dengan pengertian tenaga kerja dalam perusahaanperusahaan dalam perkebunan. Faktor-faktor yang Permintaan Tenaga Kerja: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tingkat Upah Teknologi Produktivitas tenaga kerja Kualitas tenaga kerja Fasilitas modal Manajemen Pertanian Modern
Mempengaruhi
Manajemen Pertanian Modern adalah Usaha-usaha Meningkatkan Hasil Pertanian dengan cara-cara modern. Berikut yang dapat dilakukan dalam manajemen pertanian modern : 1. 2. 3. 4. 5.
Intensifikasi Pertanian Ekstensifikasi Pertanian Diversifikasi Pertanian Mekanisasi Pertanian Rehabilitasi Pertanian
METODE PENELITIAN Variabel independent (bebas) dan variable dependent (terikat) pada penelitian ini antara lain: Luas Lahan (X1) dan Tenaga Kerja (X2) sebagai variabel bebas, Tingkat Pendapatan (Y) sebagai variabel terikat. Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan angket atau kousoner. Populasi dalam penelitian ini adalah petani desa Dadapan berjumlah 100 orang petani. Semetara itu sampel yang digunakan yaitu 50 orang petani. Teknik analisis data yang digunakan antara lain: (1) Uji Regresi berganda, (2) Uji Korelasi berganda, (3) Koefisien determinasi, (4) Uji – t,(5) dan Uji – F. Pengujian Hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variable menggunakan korelasi berganda, uji – t dan Uji – F.
PEMBAHASAN Dari Uji persamaan yaitu:
Regresi
Berganda
terdapat
3,73 + 0,33 X1 + 0,20 X2 Dari uji korelasi didapatkan nilai korelasi (R) sebesar 0,78 Dari koefisien determinasi diperoleh variabel luas lahan (X1) dan tenaga kerja (X2) mampu mempengaruhi variabel tingkat pendapatan petani jagung sebesar 61,64%, sedangkan sisanya 38,36% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. . Dari hasi uji t diperoleh t hitung luas lahan (X1) sebesar (7,893), sedangkan t hitung tenaga kerja (X2) sebesar (4,806) dari t tabel yaitu sebesar 2,010 Dari Uji – F diperoleh 37,761 sedangkan sebesar 3,195
sebesar
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Uji validitas untuk variabel luas lahan (X1) sebesar 0,75 dan mempunyai tingkat pengaruh yang kuat terhadap tingkat pendapatan petani jagung (Y), sedangkan untuk variabel tenagan kerja (X2) sebesar 0,57 dan mempunyai tingkat pengaruh yang sedang terhadap tingkat pendapatan petani jagung (Y). Karena nilai variabel luas lahan (X1) lebih besar dari pada variabel tenaga kerja (X2) maka hipotesis diterima yaitu luas lahan mempunyai pengaruh yang lebih dominan dari pada tenaga kerja terhadap tingkat pendapatan petani jagung di desa Dadapan Solokuro Lamongan. Uji reliabilitas diperoleh ri sebesar 0,72, karena ri lebih besar dari chonchanch alpha (0,60) maka instrumen dikatakan reliabel dan dapat digunakan dalam pengambilan data. Regresi berganda Y=3,73 + 0,33Xi + 0,20X2 a =3,73 merupakan nilai konstanta yang artinya bahwa apabila variabel bebas yaitu luas lahan (X1) dan tenaga kerja (X2) yang mempengaruhi = 0 maka hasil yang diperoleh dari variabel terikat yaitu tingkat pendapatan petani jagung (Y) sebesar 3,73. b1=0,33 berarti variabel luas lahan (X1) mempengaruhi tingkat pendapatan petani jagung sebesar (0,33). Jika variabel luas lahan (X1) berubah (dinaikkan) satu satuan maka luas lahan akan berubah (naik) sebesar 0,33 dengan ketentuan variabel lain yang mempengaruhi = 0 (konstan). b2=0,20 berarti variabel tenaga kerja (X2) mempengaruhi tingkat pendapatan petani jagung (Y) sebesar 0,20. Jika variabel tenaga kerja (X2) berubah atau dinaikkan satu satuan maka pendapatan petani jagung akan berubah (naik) sebesar 0,20 dengan ketentuan variabel lain yang mempengaruhi = 0 (konstan). Korelasi ganda diperoleh sebesar 0,78 yang artinya menunjukkan bahwa variabel luas lahan (X1) dan tenaga kerja (X2) mampu menjelaskan variabel tingkat pendaatan petani jagung sebesar dengan nilai koefisien determinasi sebesar 61,64%, sedangkan sisanya 38,36% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Uji t untuk variabel X1 diperoleh thitung X1 7,893 > ttabel 2,010, sehingga Ha berbunyi ada pengaruh yang signifikan antara luas lahan (X1) terhadap tingkat pendapatan petani jagung diterima. Dan Ho berbunyi tidak ada pengaruh yang signifikan antara luas lahan (X1) terhadap tingkat pendapatan petani jagung ditolak. Dari perhitungan uji validitas variabel X1 maka disimpulkan bahwa luas lahan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap tingkat pendapatan petani jagung.
GAMBAR 1. Kurva Penolakan dari Hasil Uji t X1
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
-thitung 2,010
thitung2,010
ttabel 7,896
Sedangkan uji t untuk variabel X2 diperoleh t hitung X2 4,806 > t tabel 2,010, sehingga Ha berbunyi ada pengaruh yang signifikan antara tenaga kerja terhadap tingkat pendapatan petani jagung diterima dan Ho berbunyi tidak ada pengaruh yang signifikan antara tenaga kerja terhadap tingkat pendapatan petani jagung ditolak. Dari perhitungan uji validitas X2 maka dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja mempunyai pengaruh yang sedang terhadap tingkat pendapatan petani jagung. GAMBAR 2. Kurva Penolakan dari Hasil Uji t X2
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
-thitung 2,010
thitung2,010
ttabel 4,806
Dari hasil uji validitas tersebut membuktikan adanya pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap tingkat pendapatan petani, dan variabel luas lahan (X1) berpengaruh paling dominan terhadap tingkat pendapatan petani jagung Uji F diperoleh dari nilai Fhitung 37,761 dengan nilai α = 0,05 dan jumlah n = 50 maka diketahui Ftabel 3,195. Dengan demikian maka nilai Fhitung 37,761 > Ftabel 3,195, maka tolak Ho dan terima Ha yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara luas lahan (X1) dan tenaga kerja (X2) terhadap pendapatan petani jagung. GAMBAR 3 Kurva Uji F
Ftabel 3,195
Fhitung37,761
KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis dan hasil penelitian telah dibahas dalam Bab V mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan petani jagung di desa Dadapan Solokuro Lamongan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain: Melihat hasil uji t, luas lahan (X1) dan tenaga kerja (X2) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap tingkat pendapatan petani jagung (Y), hal ini dibuktikan dengan melihat derajat hubungan antara variabel luas lahan (X1) dengan variabel tingkat pendapatan petani jagung (Y) tergolong kuat dan searah sebesar 0,75, sedangkan tenaga kerja (X2) dengan variabel tingkat pendapatan petani jagung (Y) tergolong searah sebesar 0,57. Dari uji hipotesis t hitung X1 7,896 ≥ ttabel 2,010 dan thitung X2 4,806 ≥ ttabel 2,010 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya luas lahan (X1) dan tenaga kerja (X2) berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani jagung (Y). Melihat hasil uji F, luas lahan (X1) dan tenaga kerja (X2) berpengaruh signifikan secara simultan, hal ini dibuktikan dari hasil Fhitung = 37,761 ≥ Ftabel = 5,09 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya variabel luas lahan (X1) dan tenaga kerja (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel tingkat pendapatan petani jagung (Y). Sedangkan korelasi linier berganda sebesar 0,78 menunjukkan bahwa variabel luas lahan (X1) dan tenaga kerja (X2) mampu menjelaskan variabel tingkat pendapatan petani jagung sebesar 0,78 dengan nilai koefisien determinasi sebesar 61,64%, sedangkan sisanya 38, 36% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti. Dari persamaan regresi linier berganda Y = a + b1 + b2 maka diperoleh Y = 3,73 + 0,33X1 + 0,20X2. Menunjukkan bahwa variabel bebas luas lahan (X1) mempunyai pengaruh yang kuat dan lebih dominan dibanding variabel tenaga kerja (X2), atau melihat uji t yang dimana thitung X1 7,896 ≥ ttabel 2,010.
SARAN Adapun saran dari penulis dari hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis di desa Dadapan Solokuro Lamongan: 1.
2.
Petani harus tetap menjaga dan mengolah lahan mereka dengan baik, karena luas lahan di sini memiliki pengaruh yang paling dominan dalam mempengaruhi tingkat pendapatan petani jagung. Petani juga tetap menjaga keberadaan tenaga kerja agar tetap dapat bereproduksi yang bertujuan meningkatkan pendapatan.
Karena tingkat pendapatan tidak akan lepas dari faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, baik pengaruhnya secara langsung maupun tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA BustanulArifin,Pembangunan Pertanian, PT Grasido Jakarta, 2005, hal: 11-14 Abd’rachim, Manajemen Produksi, Nobel Edumedia Jakarta, 2008, hal: 2 Sadono Sukiro, Mikro Ekonomi Teori Pengantar, PT Raja Grafindo Persada Jakarta, 2009, hal: 195-350 http://acehmillano.wordpress.com/2013/03/09/faktor -produksi-ekonomi/ Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT Rineka Cipta Jakarta, 2010, Edisi ketujuh, hal: 64 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT Rineka Cipta Jakarta, 2002, Edisi kelima, hal: 98-135 http://amaniaonfire.blogspot.com/ http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi, PT Raja Grafindo PersadaJakarta, 2011, Edisi kesembilan, hal: 55-56 Sudjana,Metode Statistika, Tarsito Bandung , 2005, hal: 347-348