An-Nuur www.masjidannuur.com
Ayo Makmurkan Masjid
Buletin
Masjid An-Nuur Perumahan Permata Timur Kalimalang Jakarta Timur
Majalah Masjid
Qur’an & Hadits
Shalat
Idul FITRI
di Masjid An-Nuur
AMAL SHALEH Al-Qur’an Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. al- Asr [103] :1-3
Diriwayatkan oleh Ibnu Syahin dalam As-Sunnah yang bersumber dari Imam Ali bin Abi Thalib bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Iman dan Amal merupakan dua saudara yang bersekutu (berhubungan) dalam satu ikatan. Allah Swt tidak menerima salah satunya kecuali bersama temannya.”
M
asjid An-Nuur nampak ramai oleh jamaah yang berdatangan untuk mendirikan shalat Idul Fitri. Banyaknya jamaah hingga memadati jalanan di lingkungan Perumahan Permata Timur. Sholat Idul Fitri setahun sekali menjadi media ukhuwah Islamiyah mengumpulkan umat Islam dalam satu ikatan aqidah.
Dewan Penasehat: H Muhammad Bhakty Kasry | Pemimpin Redaksi: Emil Azman Sulthani | Redaktur: Fathurroji NK | Tim Redaksi: Syaiful Atmar, Dedeng Syahbudin | Photografer: Fathur & Thaif | Desain & Layout: Langit Putera Cahya | Ditribusi : Muhammad Thaif | Alamat Redaksi: Masjid An-Nuur Perum. Permata Timur Curug Kalimalang Pondok Kelapa Jakarta Timur 13450 | Telp. 021-86900849 | Faks. 021-86900877 | Email:
[email protected] | Website: www.masjidannuur.com
Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dan Abu Na’im, “Seorang sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, yang bagaimanakah orang yang baik itu?’ Nabi Saw menjawab, ‘Yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya.’ Dia bertanya lagi, ‘Dan yang bagaimana orang yang paling buruk (jahat)?’ Nabi Saw menjawab, ‘Adalah orang yang panjang usianya dan jelek amal perbuatannya’.”
- Info Kegiatan - 2 - Pengajian - 3 - Nurani | Suara Jamaah - 6 - Jejak Rasul | Sahabat - 7 - Galeri- 8
1 | Buletin An-Nuur | Vol.42 /Tahun 04/ Dz Qo’dah 1434 - September 2013
HADITS
Info Kegiatan
Kegiatan Setahun 2013
2 | Buletin An-Nuur | Vol.42 /Tahun 04/ Dz Qo’dah 1434 - September 2013
1. Sholat Qiyamullail seminggu dua kali setiap Jumat dan Ahad dini hari. Imamnya; ustadz. H Hasanudin Sinaga SQ. ( imam tetap Masjid Istiqlal), Ustadz H. Nur Syarifudin Zaky SQ ( Al Hafiz, Qori Nasional), Ustadz H. Ali Imron, Ustadz Biron, dan Ustadz Tafsirudin. 2. Pengajian Dhuha setiap sebulan sekali. 3. Pengajian Tematik setiap malam Senin setelah Maghrib. 4. Dzikir dg ustadz HM Arifin Ilham setiap Sabtu awal bulan. 5. Pengajian al-Qur’an setiap hari Kamis setelah Isya’ (Pengajar Ustadz H. Nur Syarifudin Zaky) 6. Pengajian ibu-ibu Khoirunnisa setiap Jumat sore, Jumat pertama dan ketiga (Pengajar Ustadz H Ali Imron) 7. Santunan sembako setiap sebulan sekali. 8. Program santunan anak yatim. 9. Sunatan masal setahun sekali pada bulan Muharam. 10. Klinik sehat An-Nuur di buka setiap; Senin, Rabu dan Jumat pukul 16.30-20.00 wib 11. Yayasan Roudlatul Jannah (pelayanan kematian) 12. Setiap Ramadhan mengadakan buka bersama bersama kaum dhuafa & anak yatim sebulan penuh. 13. Setiap Ramadhan di hari ke 21 mengadakan sahur bersama (700-1000 nasi kotak) di sediakan oleh PT. Pandu Siwi Sentosa/donatur tetap ) 14. Setiap Ramadhan di 10 hari terakhir mengadakan shalat Qiyamullail plus sahur bersama. 15. Pengurus DKM An-Nuur (Sie peribadatan) menerima pengislaman para mualaf yang akan masuk Islam.
Laporan Keuangan JULI 2013 : Saldo awal Rp 64.250.476 Penerimaan Rp 32.342.935 Pengeluaran Rp 41.749.287 Saldo Akhir Rp 54.844.125
Peristiwa
Bulan Dz. Qo’dah BANYAK peristiwa bersejarah yang terjadi pada bulan Dz Qo’dah ini. Beberapa peristiwa penting yang berlaku dalam sejarah Islam pada bulan ini antara lain:
01 02 03
tahun 3 Hijriyah terjadi perang badar as-Shoghir.
tahun 5 Hijriyah terjadi perang bani Quraizhah
tahun ke-enam Hijriah. Perjanjian Hudaibyah ditandatangani. Rasulullah beserta sekitar 1400 kaum muslimin tanpa perlengkapan perang, berangkat ke Mekah untuk umrah. Namun di kawasan Hudaibiyah, rombongan dicegat kaum musyrikin. Setelah melalui perundingan panjang, akhirnya disepakati perjanjian Hudaibiyah. Isinya kaum muslimin tidak boleh memasuki Mekah untuk menunaikan ibadah umrah, namun tahun depan larangan tersebut dicabut.
04
tahun ke sepuluh Hijriah Rasulullah Berangkat Haji Wada’. Rasulullah beserta lebih dari 100.000 Muslimin, keluar dari kota Madinah dengan tujuan menunaikan haji ke kota Mekah.
Struktur Organisasi Masjid An-Nuur Dewan Pembina dan Penasehat
AGENDA SEPTEMBER 2013 Khotib Jumat Tanggal
Nama Khotib
06
H. Maryono
13
H. Ubaidilah
20 27
H. Syafarudin Tanjung H. Sofwan Jauhari
Penceramah Pengajian Ahad Shubuh Tanggal
01 08 15
Nama Penceramah H. Fauwzi H. Ibnu Albughury H. Fauzan Royani
22 29
H. Ahmad Junaidi H. MASADI SHULTANI
Pengajian Tematik Ahad Malam AHAD
Nama Penceramah
01 (AKHLAK)
H. JUMHARUDIN
02 (SHIRAH)
H. AHMAD HATTA
03 (TAUHID)
H. KHUSNUL HAKIM
04 (FIKIH)
H. JAELANI
Ketua : H Muhammad Bhakty Kasry Anggota : M Ichtiadi, Nuratim, Maryono Saliyam, Soewarno, Agus Herman Dewan Kemakmuran Masjid Ketua : Dedeng Syahbudin Wakil : Dadang S Munir Majelis Syariah: Sjaiful Atmar, Yan Kuryana, Emil Azman Sulthani Sekretariat/ Humas: Ketua : Ihsanurijal Anggota : Adi Sasuci Sabarman, Nur Syamsi, Muh. Thoif KEUANGAN: Ajie Kusmantoro, Ning Kuryana, Yanti Bambang PERIBADATAN: Ketua : Emil Azman Sulthani Anggota : Nugroho, Nur Syarifudin Zaky, M. Nurman, Syahrul Romdhon, Ahmad Ali Syuhada PEMBINAAN SOSIAL: Ketua : Alex BA Muharam Anggota : Liliek Ichtiadi, Satria, Solikhan, Dhani. SARANA PRASARANA: Bambang Widjanarko, Harry Utomo, Radian Sibarani, Ubaidillah, Rojak, Joko Santoso, Dian Santosa, Adi Setiawan
Selama Ramadhan
B
ulan Ramadhan telah berlalu, bulan berkah dan penuh maghfirah telah meninggalkan umat Islam. Bulan yang penuh dengan kebaikan ini semoga bisa menjadi inspirasi umat Islam untuk tetap melakukan kebajikan di bulan-bulan selanjutnya. Semangat beribadah umat Islam hendaknya tidak pergi bersamaan dengan perginya Ramadhan. Ramadhan telah menjadi media menempa diri untuk kita bisa mempersiapkan diri ketika ditinggal Ramadhan. Sejatinya, hadirnya Ramadhan sebagai berkah bagi umat Islam untuk melakukan instrospeksi diri guna melangkah dan berbuat yang lebih baik lagi di bulan-bulan berikutnya. Pada malam Ramadhan ada suatu malam yang memiliki hikmah luar biasa, yaitu malam lailatul qadr. Biasanya pada sepuluh hari terakhir umat Islam berlomba untuk meraih
malam tersebut. Karena itulah, DKM Masjid An Nuur memberikan fasilitas bagi para jamaah untuk meraih lailatul qadr dengan menggelar ibadah qiyamullail pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Rangkaian qiyamullail berjamaah ini juga dilanjutkan dengan ceramah agama dan disambung dengan sahur bersama gratis. Seperti tahun-tahun sebelumnya para imam yang memimpin qiyamullail berjamaah adalah Al Hafizh Ustadzh H Hasanudin Sinaga, (Imam tetap Masjid Istiqlal), Al Hafizh Us-
3 | Buletin An-Nuur | Vol.42 /Tahun 04/ Dz Qo’dah 1434 - September 2013
Syiar An-Nuur
tadz H Nur Syarifudin Zakky, (Qori Nasional), Al Hafizh Ustadz H Ahmad Rofiudin Mahfuzh (Imam tetap Masjid Istiqlal), Al Hafizh Ustadz H Ali Imron (Imam tetap Masjid Al Azhar), Al Hafizh UstadzH Khairul Anwar (Qori Nasional), dan Al Hafizh Ustadz H Tafsiruddin (Imam tetap Masjid Baitus Salam). Sedangkan para penceramah yang memberikan taushiyah usai qiyamullail di malam ganjil adalah KH Tengku Zulkarnain (malam ke21), KH Agus Darmawan (malam ke-23), H Agus Supriyatna (malam ke-25), KH Anwar Sanusi (malm ke-27), dan KH Ali Ahmadi Bagus, (malam ke-29). Selain kegiatan qiyamullail, Masjid An Nuur juga mengelar buka bersama atau ta’jil setiap hari selama sebulan penuh. Tak hanya sebungkus ta’jil, panitia juga menyiapkan nasi kotak bagi para musafir yang mampir ke masjid ini untuk kebutuhan berbuka puasa. Semoga amal ibadah donatur dalam buka bersama ini diterima oleh Allah SWT. Semoga para donatur yang ikut berjuang atas terselenggaranya kegiatan di bulan suci Ramadhan ini diberikan kesehatan, kekuatan iman, sehingga bisa terus mendonasikan hartanya di jalan Allah, aamin yaa rabbal alamiin.v
Idul Fitri
Mempertahankan
4 | Buletin An-Nuur | Vol.42 /Tahun 04/ Dz Qo’dah 1434 - September 2013
Tradisi Ramadhan
S
uara takbir, tahlil dan tahmid terus menggema dari pengeras suara Masjid An Nuur. Pagi itu, jalanan di perumahan Permata Timur mulai nampak ramai dipadati jama’ah yang ingin menjalankan ibadah shalat Idul Fitri di Masjid An Nuur. Jama’ah berbondong-bondong membawa keluarganya masing-masing untuk beribadah kepada Allah. Panitia pelaksanaan shalat Id pun nampak sibuk mengatur jama’ah yang datang untuk menempati shaf yang telah disediakan. Karena jumlah jama’ah yang membludak, panitia pun menggelar tikar plastik di jalanan masjid. Praktis, jalanan tutup diisi oleh jama’ah. Tahun ini, Masjid An Nuur tetap berpegang teguh pada keputusan pemerintah tentang penetapan 1 Syawal 1434 H atau bertepatan dengan hari Kamis 9 Agustus 2013. Adapun khatib yang mengisi khutbah adalah
Ustadz H Mukhsinin Fauzi, dan imam Ustadz H Nur Syarifuddin Zakky. Dalam khutbahnya, Ustadz Mukhsinin mengajak kepada jamaah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, karena itu sebuah kewajiban bagi umat Islam. Di bulan yang penuh kemenangan ini, seluruh umat Islam di dunia bertakbir. Kalimat takbir telah menjadi kekuatan bagi umat Islam dalam mengusir angkara
dan zakat maal yang telah disalurkan umat Islam harus didistribusikan secara merata kepada seluruh umat Islam yang kurang mampu sehingga semuanya bergembira dan tidak ada kesedihan. Idul Fitri merupakan puncak kebahagiaan umat Islam, meskipun kita berproses menjadi pribadi yang taat aturan. Rusaknya negeri ini karena individu senang melanggar aturan. “Setelah Ramadhan pergi, kita harus istiqamah mengisi setahun ke depan dengan amal kebaikan sebagaimana pada bulan Ramadhan,” katanya.v
Pengurus DKM An-Nuur Mengucapkan Mohon Maaf Lahir & Bathin Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT, Amin
5 | Buletin An-Nuur | Vol.42 /Tahun 04/ Dz Qo’dah 1434 - September 2013
murka yang bersumber dari dalam dan luar. Bahkan ketika Nabi Muhammad berperang selama lebih dari 50 kali, kalimat takbir selalu menjadi penyemangat pasukan Muslim berjihad. Ustadz Mukhsinin mengatakan, di hari yang suci ini, kita kembali pada bentuk aslinya. Yaitu fitrah dan suci, maka kesucian ini hendaknya tidak di-
kotori dengan keburukan. “Jangan biarkan kesucian jiwa ini terkotori oleh nafsu dan pengaruh syetan,” tegasnya. Idul Fitri merupakan kemenangan bagi umat Islam dari penaklukan hawa nafsu, karena itu seluruh umat Islam harus bersenangsenang, pesta dengan makanan yang baik dan tidak boleh ada kesedihan. Karena Allah memerintahkan untuk begembira, maka puasa di hari pertama Syawal hukumnya haram. Momentum Idul Fitri harus menjadi titik balik umat Islam untuk lebih peduli dengan sesama. Zakat fitrah
Pengajian
Hidup Baru Setelah
Ramadhan
D 6 | Buletin An-Nuur | Vol.42 /Tahun 04/ Dz Qo’dah 1434 - September 2013
i penghujung Ramadhan, jama’ah yang mengikuti qiyamullalil masih nampak banyak, setidaknya sekitar lima ratusan lebih masih setia mendekatkan diri kepada Allah untuk meraih berkah dari malam lailatul qadr. Malam ke-29 dari bulan Ramadhan Masjid An Nuur menghadirkan penceramah Ustadz H Ali Ahmadi,
Sang ustadz dalam kesempatan itu banyak mengupas tentang perpisahan dengan Ramadhan. Pasalnya, bulan berkah itu mulai pergi. Ustadz Ahmadi mengatakan, selama sebulan umat Islam telah digembleng dan menempa diri untuk menjadi pribadi yang bertaqwa. Apa yang telah dilakukan oleh umat Islam selama sebulan harus berdampak positif di bulan berikutnya hingga Ramadhan tiba kembali. Hadirnya Syawal sebagai keme-
nangan menjadi permulaan menjalankan hidup baru yang penuh dengan berkah. Umat Islam harus mempertahankan tradisi kebaikan yang berlaku selama Ramadhan. Sebab itulah yang akan jadi modal untuk menjalankan kehidupan selama setahun ke depan. Setelah Ramadhan, papar Ustadz Ahmadi, syetan akan mendatangi dari berbagai sisi untuk menjerumuskan manusia ke lembah kenistaan. Karena itulah, umat Islam harus banyak berdzikir mendekatkan diri kepada Allah, agar terhindar dari pengaruh setan. v
Memaknai
Hakikat Hidup
S
uasana masih di bulan Syawal, tepatnya pada tanggal 18 Syawal tahun 1434 H atau bertepatan dengan Ahad tanggal 25 Agustus 2013. Jama’ah yang hadir di pengajian pekanan setiap hari Ahad ini masih diminati oleh para jama’ah yang juga ikut qiyamullail. Semoga kegiatan ini bisa istiqamah hingga hari kiamat. Pada pengajian ini, Masjid An Nuur menghadirkan Ustadz H Taum Puli dengan mengambil tema seputar ‘Hakikat Hidup’. Sebelum menjelaskan tentang hidup, Ustadz menerangkan tentang hakikat. Menurutnya, hakikat adalah sesuatu di balik sesuatu. Makna terdalam yang ada pada sesuatu. Menurut Ustadz, pengaruh godaan dunia yang sangat banyak ini telah menggeser persepsi manusia tentang hidup. Banyak yang berang-
gapan bahwa kehidupan di dunia ini hanya berakhir di dunia. Misalnya saja, ketika manusia dicabutnya nyawanya, banyak orang beranggapan bahwa mati itu hanya sebatas tidak menghirup udara alias tidak bernafas. “Hidup bukan hanya proses menghirup udara saja,” katanya. Ustadz juga menyitir QS Al Baqarah (2): 156 yang menjelaskan hidup itu tidak hanya di dunia, “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki”. Bahkan sebaliknya, manusia yang hidup namun hatinya gelap tanpa hidayah maka pada hakikatnya ia telah mati meski jasad dalam keadaan
hidup. Karena itu, umat Islam harus mengokohkan tauhid sehingga bisa memaknai hidup ini dengan benar, yaitu dengan menjaga hati tetap terang dengan ibadah. Hidup, jelas Ustadz, adalah suatu keadaan yang berkesinambungan sejak kita dicipta hingga melihat dan berjumpa dengan Allah di akhirat kelak, jadi hidup itu tidak hanya saat berada di dunia saja, melainkan saat berada di alam lain, seperti alam kubur alam mahsyar dan lain seterusnya.v
Nurani
LEBIH DEKAT
Dengan ALLAH SWT
A
llah SWT menjadikan manusia untuk mengabdi dan menyembah kepadaNya. Kelompok umat yang tampil menyediakan diri menerima dan menyambut petunjuk Allah di dalam Al Quran yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah adalah umat yang dekat dengan Allah. Umat ini disebut ummatul ijaabah, yang mempunyai sifat-sifat yang sangat dekat dan akrab kepada Allah dan hidup dalam suasana wata’aawanu ‘alal birri wattaqwaa (saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa) kepada sesama umat manusia di bawah naungan dan payung Al Quran. Dalam beberapa referensi buku tauhid disebutkan ciri-ciri ummatul ijaabah ini, yaitu seimbang dalam mempraktikkan hablum minallaah dan hablum minannaas, beramal ikhlas karena Allah, terbuka menyatakan keyakinan dan amar ma’ruf nahi munkar. Pertama proporsional antara mu’amalah ma’al khaliq (hubungan langsung dengan Allah yang Maha Pencipta) dan mu’amalah ma’al makhluq (hubungan sosial kemasyarakatan kepada sesama makhluk ciptaan Allah). Umat manusia sebagai ciptaan Allah berhubungan langsung kepada Allah dengan cara hanya beribadah kepadaNya. Dan manusia berinteraksi sosial antara satu dengan yang lainnya atau kepada sesama manusia adalah merupakan
ibadah sosial untuk meraih ridha Allah. Kesuksesan yang telah dicapai dalam derajat hidup yang lebih baik, kekuasaan, anak keturunan harus dalam rangka ingat kepada Allah dan menurut petunjuk RasulNya. Jangan sebaliknya menjadikan kita umat yang kufur nikmat. Kedua, beramal ikhlas kepada Allah dan ittiba’ kepada Rasul. Ummatul ijaabah cerdas dalam beramal, baik duniawi maupun ukhrawi. QS Al A’raaf (7): 181, Allah berfirman: “Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan”. Umat yang menyediakan diri dan tampil ke depan untuk menegakkan dan menyambut perintah Allah dan Rasulullah walaupun ditantang dan ditolak oleh sebagian manusia yang lain, tetapi tampil sebagai pelopor menyampaikan da’wah ilahi ini demi menegakkan kebenaran di muka bumi ini. Ketiga, terbuka menyatakan keyakinan. Ummatul ijaabah tampil dengan adil, dan terbuka menyatakan keyakinannya beriman kepada Allah dan Rasulullah. Hadits Rasulullah mengatakan: “Akan senantiasa tampil satu golongan dari pada umatku yang bersikap terus terang dalam menegakkan kebenaran, mereka tidak terpengaruh orang-orang yang berusaha menggagalkan mereka. Dan tidak pula tergoda oleh orang-orang yang menantang mereka sampai
berdiri hari kiamat” (HR Bukhari Muslim). Mereka tampil jujur, menyatakan perjuangan politiknya dalam memakmurkan masyarakatnya, dan tidak takut kepada penindasan manusia yang zalim dalam menegakkan kalimat Allah dan RasulNya. Keempat, menegakkan kebenaran dan memberantas kejahatan. Sebagai umat yang terbaik atau “khaira ummah”, ummatul ijaabah senatiasa menegakkan kebenaran yang berasal dari Allah dan yang telah diajarkan oleh Rasulullah. Tidak hanya itu sekaligus senantiasa pula memberantas kemungkaran dengan cara yang elegan. Sesuai dengan firman Allah dalam QS Ali Imran (3): 110: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah ….”. Ummatul ijaabah membangun kebersamaan, bersinerji menyusun barisan jamaah dalam membangun masyarakat madani yang diridhai oleh Allah dan RasulNya. Semogalah kita dapat mengambil iktibar dan pelajaran yang sebanyak-banyak dalam ciri-ciri ummatul ijaabah ini. Semoga Allah membukakan hati dan pikiran kita apa sesungguhnya arti dan esensi ummatul ijaabah ini dalam rangka meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, aamiin yaa rabbal‘aalamiin . Wallaahu a’lam bishshawaab. v
7 | Buletin An-Nuur | Vol.42 /Tahun 04/ Dz Qo’dah 1434 - September 2013
Diasuh Oleh: H Emil Azman Sulthani (Penanggung Jawab Sie Peribadatan)
Galeri
8 | Buletin An-Nuur | Vol.42 /Tahun 04/ Dz Qo’dah 1434 - September 2013
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
KETERANGAN FOTO: 1) Pengurus dan jamaah Masjid An-Nuur berpoto bersama. 2) Ustadz H Ali Ahmadi saat memberikan tausiyah di malam ke-29 Ramadhan 3) Jamaah berdatangan untuk sholat Idul Fitri 4) - 6) Jamaah mendengarkan khutbah sholat Idul Fitri 7) Rinno Mandariza mewakili Pandu Logistics di malam terakhir (ke-29) Ramadhan 8) Salam salaman usai qiyamullail 9) - 10) Suasana sahur bersama di malam ke-29 Ramadhan