James Bradley :
Amerika melihat Tiongkok sebagai fatamorgana Penulis Amerika : <Panji generasi Ayah> ; disiarkan 2015-09-19 08:00:54
Page | 1
Kata kunci : Hubungan China-Amerika; panji generasi ayah; penancapaan bendera Amerika di pulau Iwo Jima; lawatan Xi Jin Ping ke amerika; rencana undang-undang keamanan; fatamorgana Tiongkok; Amerika kembali ke Eropa dan Asia.
14 September siang jam 2, penulis kenamaan Amerika, novelis-sejarah <Panji generasi Ayah>
James
Bradley
berkunjung
ke
Akademi
Penelitian
Masalah-masalah
Internasional Shanhai, melakukan tukar pikiran tentang tulisan-tulisan lama dan buku barunya yang menyangkut hubungan Amerika Tiongkok dan lain-lain bersama para peneliti dan mass media Shanghai. Website ‘Guancha zhe’ mengirim peninjau militernya mengikuti pertemuan ini. Bradley adalah
penulis novel sejarah <Panji generasi Ayah> dan
Amerika yang kenamaan, dua jilid buku ini pernah mendapat kehormatan sebagai penulis urutan buku terlaris yang disiarkan oleh “Newyork Times”. Beliau pernah hidup dan bekerja di 40 lebih negara dan mendirikan Yayasan Bradley. Karangannya yang terbaru “Fatamorgana China : Sejarah tersembunyi bencana-Amerika di Asia”( The China Mirage: The Hidden History of American Disaster in Asia) dari sudut pandang sejarah Amerika introspeksi dalam kesalahan memprediksi, bisa dipakai untuk memperbaiki kebijakan Amerika yang kacau-balau beserta pengaruh selanjutnya. Rumah-tangga dimana ayah adalah pahlawan-perang. Tanya : Pemahaman pembaca China terhadap anda bersumber dari buku ‘Panji generasi Ayah’ dan dari cerita dengan nama yang sama yang difilemkan. Pembaca China memahami anda terutama bersumber dari
‘Panji generasi
Ayah’ dan dari film yang
digubah berdasar buku itu. Buku itu asalnya dari ilustrasi penancapan bendera dalam peperangan di Iwojima yang kesohor, ayah anda adalah salah satu yang ikut menancapkan bendera itu. Bisakah anda mengisahkan pengaruh ayah terhadap anda ?
Jawab : Ya ! gambar film itu mungkin film perang yang dicetak ulang paling banyak dalam sejarah, lebih dari serjuta lembar dan filem yang disutradarai Steven Spielberg itu menjadi sangat tersohor. Ayahku, John Bradley adalah salah satu dari enam serdadu penancap bendera itu. Beliau adalah prajurit-dokter, juga salah satu 3 dari sekian yang bisa bertahan hidup. Tetapi, setelah beliau meninggal, saya baru menemukan medali dan catatan singkat dari kawannya. 1
Sewaktu ayah masih hidup, beliau tidak pernah menyinggung hal ini. Saya pernah tanya ibu, ibu menjawab, selama 47 tahun menikah dengan beliau, ayahmu hanya sekali menyinggung cerita dalam peperang. Justru karena saya tidak mengetahui apa yang pernah dialami ayah, mengapa bisa muncul dalam gambar itu, saya harus mewewancarai untuk memahami peristiwa yang beliau alami, baru ahkirnya muncul buku ‘Paji generasi Ayah’ ini. Penancapan bendera di Iwojima Tanya : Mengenai cerita ini, mayoritas Chinese mengetahui dari cerita filem, apakah buku ini ada terjemahan bahasa Tionghua ? Jawab : Saya pernah menulis 4 jilid buku, dua yang pertama ada terjemahan Chinesenya, terjemahannya sangat buruk, buku ketiga sedang diterjemahkan di Bei Jing, sedang ‘“Fatamorgana China : Sejarah tersembunyi bencana-Amerika di Asia” sedang diterjemahkan di Tai-bei. Di tanah Asia, Amerika pernah mengalami tiga kali peperangan yang dibayar dengan harga yang mahal dan pengorbanan jiwa yang banyak, masing-masing perang Pasifik, perang Korea dan perang Vietnam. Saya yang sejak kecil dan dewasa di Jepang, merasa perlu meneliti Asia, muncullah serial buku ini. Mengapa mengatakan China fatamorgana ? Tanya : Apa motivasi anda menulis “Fatamorgana China : Sejarah tersembunyi bencanaAmerika di Asia” ? Jawab : Buku ini (sambil menunjukkan bukunya) tentu cetakan yang saya simpan sendiri, dengan nama yang agak kacau. Semuanya disebabkan informasi yang tidak lancar. Pemahaman Amerika terhadap China tidaklah tepat, mereka mengandalkan imajinasi. Inilah yang memunculkan fatamorgana yang remang-remang. (penulis menunjukkan satu ilustrasi yang menggambarkan kesalah-pahaman orang Amerika terhadap Chinese.). Saya menunjukkan lukisan pada tahun 90 an abad 19, yang menggambarkan seorang ’bayi Tionghua dalam pelukan Dewi-kebebasan’. Seorang bayi Tionghua dalam pelukan Dewikebebasan, adalah gambaran konkret harapan Amerika terhadap Tiongkok --mengharapkan satu Tiongkok yang ter Amerikanisasi, ter Westenisai dan ter Kristenisasi. Saat itu dalam negeri Amerika pemahaman terhadap negeri Tiongkok amat sedikit, banyak sumber informasi datangnya dari para misionaris, berita yang dikirim ke Amerika isinya mengatakan, beri saya sedikit modal lagi, tak lama Tiongkok akan ter Kristenkan semua. Tetapi, tahun 1882, Amerika menerbitkan undang-undang anti-Tionghua. Sebelumnya, di Amerika tidak pernah ada pengertian imigran gelap, setiap orang yang datang dari berbagai negara boleh bebas mencari kediamannya ---- ,terhadap etnis Tionghua justru dibuat undang-undang demikian ini. Penyebab awalnya adalah informasi yang menyimpang dari para missionaris, kemudian setelah berinteraksi nyata dengan bangsa Tionghua baru muncul kenyataan ini. 2
Page | 2
Tanya : Penelitian terahkir menunjukkan, sebanyak 53% orang Amerika tidak puas terhadap China, bagaimana pandangan anda? Dua pihak Amerika maupun Tiongkok bukannya tidak ada komunikasi, kesan yang salah mengapa sedemikian mengakar dalam, seperti apa yang anda tulis dalam buku, Amerika melihat Tiongkok tetap saja seperti fatamorgana ? Jawab : Ini bisa dirunut sampai abad 19, terhadapTiongkok, orang Amerika penuh dengan imajinasi. Walau pun sekarang lebih banyak informasi yang masuk, tetapi gambaran fatamorgana itu belum berubah. Tiongkok tidak berubah seperti yang diharapkan orang Amerika, tidak seperti Jepang yang sudah menjadi begundal dan pengikut Amerika. Dalam buku saya masih ada satu ilustrasi, yaitu pada tahun 1944 paman Sam bersama gadis Tiongkok, setahun sebelum perang berahkir. Upaya propaganda semu dari Amerika telah menhasilkan buahnya, yaitu Tjiang Kai Sek dan keluarga Song sudah menjadi umat Kristen, justru telah mengacaukan kesimpulan bahwa Tiongkok telah ter Kristenisasi, sehingga kesimpulannya berlarut salah. Setelah PD II usai, keadaan ini semakin memburuk. Saat itu McCarthyism merajalela, McCarthy menggenggam setumpuk kertas diacung-acungkan sambil berkata, dia telah memiliki daftar nama didalam Kongres dimana ada mata-mata komunisnya. Padahal, yang dia katakan daftar nama itu sebetulnya cuma terdapat satu nama saja yaitu John S.Service (punya nama Tionghua : 谢伟思). Service pernah berhubungan akrab dengan Mao Ze Dong. Setelah Service ditangkap didalam Kongres Amerika tidak ada lagi orang yang mengerti bahasa Tionghua dan memahami Tiongkok. Saat PDII, Amerika mengharap Tiongkok bisa ter Amerikanisasi, bisa ter Westernisasi dan bisa ter Kristenisasi. Ternyata, semua gagal. Amerika sangat kecewa. Ditambah perbedaan ideologi dikemudian hari dan pertentangan kepentingan negara, masa Amerika terhadap pemahaman Tiongkok semakin rapuh, ditambah harapan yang tak tercapai, penilaian Amerika terhadap Tiongkok semakin negativ. Tanya : Dalam ilmu politik Amerika ada bagian penting yang bernama China study, sedang saat PDII, metoda China study yang dipakai Amerika meniru modelnya UniSovyet, kemudian diketahui model ini tidak bisa dipakai, lalu diganti, masih tidak sempurna, diganti lagi .... , saat itu, betapa lemahnya pemahaman Amerika terhadap Tiongkok? Jawab : Tahun 50 an abad yang lalu, informasi mengenai Tiongkok yang didapat Amerika terutama datang dari CIA yang bersumber dari Hongkong dan Taiwan, isi informasi semuanya negativ. Ditambah McCarthysme yang mempengaruhi Kongres Amerika, sehinga dalam Kongres sudah tidak ada satupun yang menguasai bahasa Tionghua. Sampai ahkirnya saya tahu, ternyata pada tahun 1944 Mao Ze Dong sudah mengharap berbaikan dengan Amerika, tetapi, karena instansi pemerintah Amerika tidak mendapat informasi yang effektiv, ditambah pemblokiran berita yang dilakukan Tjiang Kai Sek, bersalaman antara Amerika dan Tiongkok molor sampai zamannya Nixon. 3
Page | 3
Ditinjau dari berbagai peristiwa diatas, di Asia Amerika melakukan dua kali peperangan ---- perang Korea dan perang Vietnam ----, kurban yang jatuh cukup banyak, dalam hal ini Tjiang Kai Sek tidak bisa melepaskan tanggung-jawabnya begitu saja. Fatamorgana Tiongkok dan hubungan Amerika-Tiongkok kini
Page | 4
Tanya : Dari pandangan negativ rakyat Amerika umum terhadap Tiongkok, apa pengaruhnya terhadap hubungan Ameruka Tiongkok ? Setiap penyelenggaraan pemilu di Amerika, calon peserta pasti menjadikan Tiongkok sebagai bulan-bulan serangan, misalnya yang dilakukan Donald Trump kali ini. Bagaimana pandangan anda ? Paling tidak, dilihat dari permukaan, begitu banyak calon peserta pemilu menaruh perhatian terhadap Tiongkok, boleh kata Amerika sedang dengan cermat memperhatikan Tiongkok, dalam kemajuan yang dicapai Tiongkok kini, apakah para calon itu pernah mengemukakan pendapat ? Jawab : Saya sudah memlihat pidatonya Trump, panjangnya 4 jam, ditonton 20,000 orang. Dia bilang harus ke Tiongkok melihat-lihat, Tiongkok dalam membangun infrastruktur, jembatan, bandara demikian besar dan megahnya, infrastruktur Amerika terlihat kusam. Amerikalah yang telah membantu pembangunan Tiongkok, Amerika membuat Tiongkok bangkit, sebaliknya Tiongkok telah merebut lapangan kerja kita. Saya (Bradley) kira dia seorang tolol, bicaranya tidak jelas juntrungnya (ngalor-ngidul), tetapi sudut masuknya sangat menarik. Kata Trump, penyebab majunya Tiongkok adalah mengendalikan kurs mata uang Tiongkok RMB (Ren-min-bi), tentu saja kenyataannya bukanlah begitu. Tanya : Kalau pemahaman Amerika terhadap Tiongkok adalah fatamorgana, apakah terhadap Timur-tengah dan tempat-tempat lain juga begitu ? Jawab : Tidak! Penyebabnya Amerika dengan daerah Timur-tengah banyak bersinggungan, maka tidak terjadi ilusi. Pada saat menulis buku ini, pernah seorang pejabat Dewan Negara tanya saya, apakah tahu persentasi pemegang paspor warga Amerika, saya katakan kira-kira 20% hingga 25% lah. Dia berkata, tidak sedemikian banyak, hanya 6% sampai 7%, semula hanya 5%, berhubung sekarang ke Kanada dan Meksiko harus pakai paspor, jumlah pemilik paspor agak meningkat. Tetapi, paspor digunakan bepergian untuk keperluan wisata ke Eropa atau kepulauan Karibia, bukan untuk pergi memahami Tiongkok, maka opini rakyat Amerika terhadap Tiongkok dikendalikan oleh masmedia. Tanya : Amerika sangat mendambakan Tiongkok ter Amerikanisir, katakanlah, militer Tiongkok sungguh telah ter Amerikanisir, maka, armada lautnya juga mirip dengan armada laut Amerika yang menjelajahi seluruh dunia, kalau begini jadinya, bukankah lautan Pasifik menjadi terlalu kecil sehingga gampang terjadi benturan ? Jawab : saya pernah menghadiri sebuah perjamuan yang diadakan oleh panglima armada laut Pasifik Amerika, saat itu para anggota staf tingginya juga hadir, hidangan yang disajikan sangat bernuansa Jepang. Mengambil kesempatan itu saya mewewancarai dia : 4
Jepang sudah terkolonisasi oleh Amerika, sedang Tiongkok dan Amerika ada konflik kepentingan dilaut, mengapa militer Amerika tidak bernegosiasi dengan militer Tiongkok untuk membagi ulang pulau-pulau dan lingkup pengaruhnya ? Saat ini, panglima angkatan laut Pasifik Amerika adalah laksamana Harris, --- beliau separo keturunan Jepang, --- hanya menjawab dengan satu kalimat : Presiden Obama mengatakan Tiongkok telah melewati batas, maka, kami (angkatan laut) harus berreaksi. Tangan militer Amerika sangat panjang, dimana pun ada, garis pertama interaksi Tiongkok-Amerika adalah militer Amerika yang unjuk-gigi merentangkan-cakar, bagaimana bisa interaksi baik-baik? Jelas, militer Amerika adalah penghalang utama interaksi Amerika-Tiongkok yang normal. Militer Tiongkok-Amerika yang saling berhadapan, seolah rumah yang sudah disiram bensin, setitik percikan api saja sudah cukup membuat rumah itu terbakar, sedang masyarakat Amerika salah mengerti terhadap Tiongkok, ini sangat berbahaya. Walaupun saya rasa Trump itu tolol, tetapi, sepatah katanya mengesankan saya, Trump pernah ditanya masalah Tiongkok di laut Tiongkok-selatan menjadi
menguruk karang-karang
pulau, Trump menjawab, laut Tiongkok selatan beribu mil jauhnya, kita
sebaiknya lebih memperhatikan urusan dalam negeri saja. Kalau armada laut Tiongkok membesar, toh samudra Pasifik lebih besar, kita sebaiknya mundur ke Hawai saja. Titik kuncinya yalah, mas media Amerika seolah dikendalikan oleh angkatan laut, selalu mengatakan, bagaimana Tiongkok telah membangun armada lautnya, seolah armada laut itu sudah didepan Florida. Padahal Tiongkok Cuma punya satu kapal induk dan itu pun sedang dalam percobaan dan pelatihan. Seluruh dunia cuma ada 20 buah kapal induk, milik Amerika 11 buah;
masyarakat
Amerika
tidak punya gambaran yang benar
terhadap Tiongkok, penyebabnya adalah pengaruh opini yang dicipta mas media. Mas media CNN demikian dekatnya dengan angkatan laut Amerika, solah-olah penyambung lidahnya, maka tak heran ketidak percayaan dan kecemasan masyarakat Amerika meningkat. Saya pernah tanya presiden Jimmy Carter bagaimana melihat Tiongkok, beliau menjawab, bahwa beliau telah melihat Tiongkok yang maju; dalam pembicaraan beliau dengan Den Xiao Ping beliau pernah mengatakan agar Byble boleh beredar di Tiongkok dan ahkirnya menjadi kenyataan. Inilah yang menyebabkan Carter mengatakan Tiongkok sudah lebih maju. Jelas sekali dorongan untuk meng-Kristenkan Tiongkok dari para petinggi Amerika kuat sekali. Usai PDII dan dalam Perang-dingin, Amerika dan Uni-Sovyet pun ada komunikasi dan saling kunjung, tetapi justru dengan Tiongkok sangat tersekat, ditambah semangat orang Amerika dalam penyebaran agama, ketersekatan itu semakin parah dan rasa permusuhan pun mejadi semakin kuat.
5
Page | 5
Tanya : Lalu, apa sebenarnya yang dikhawatirkan Amerika terhadap Tiongkok ? Penduduknya yang banyak? Sistem politiknya? Kalau Amerika berkeinginan memahami Tiongkok tetapi tidak ada kemajuan, ini salah siapa? Salah Tiongkokkah? Jawab : Masalah yang dikhawatirkan banyak, misalnya hutang Amerika terhadap Tiongkok banyak, ada anggapan bahwa Tiongkok telah merebut mangkok nasinya orang Amerika, Hak-Asasi yang tidak sempurna dll.dll. Tetapi, menurut kesimpulan saya, Tiongkok menjadi negara kuat, tetapi tidak seperti Jepang yang penurut. Dalam pemikiran tradisional Amerika terhadap Jepang sangatlah bersahabat, Jepang adalah Yankee nya Asia Timur ---- kecuali saat PDII. Mungkin orang Tionghua yang ke Amerika terlalu rajin terlalu berhasil --- tentu ini menimbulkan kecemasan, tetapi bukan penyebab utama, bukan ini. Dalam kehidupan saya 30 tahun sebelumnya saya tidak pernah bersentuhan dengan orang Tionghua, saya bersentuhan dengan orang Jerman, orang perancis, orang Korea, orang Jepang yang datang dari Asia, tetapi tidak pernah bertemu dengan orang Tionghua, keterpisahan dua belah pihak terlalu lama. Saya perlu menyinggung ulang masalah Amerikanisasi. Saya rasa exklusivisme Amerika ini agak menggelikan, tetapi para politikus dan media-masa demikianlah anggapannya. Yaitu, bila Tiongkok ingin berhubungan baik dengan Amerika, sikap hidup orang Tiongkok harus seperti Amerika dulu, demikian juga pola pikirnya. Hubungan Tiongkok-Amerika, Jepang-Amerika Tanya : Anda menjadi dewasa di Jepang, bagaimana anda melihat Jepang? Dalam PDII, Amerika dan Jepang bermusuhan, Jepang berusaha menggolkan undang-undang keamanan (scurity bill), apakah Amerika tidak khawatir Jepang lepas dari kendalinya? Jawab : Dalam mata saya, Jepang adalah sebuah tanah jajahan Amerika, dimana-mana adalah pangkalan militer Amerika, Jepang seolah kaus tangannya tentara Amerika begitu. Sekali keperluan, saya menghubungi kedutaan Amerika, walaupun saya dewasa di Jepang, saya tidak pernah berhubungan dengan orang kedutaan. Waktu saya memasuki bangunan itu, rasanya ini juga pangkalan militer, selain duta besarnya seorang sipil, suasana lainnya berjalan bak pangkalan militer. Didalam negeri Amerika, oleh pengaruh media, rakyat menganggap Jepang dan Felipina adalah negara normal, padahal, dalam kenyataan para politisi negara tersebut tidak bisa sepenuhnya mengendalikan situasi negerinya. Contohnya, rakyat Jepang minta supaya pangkalan militernya pindah kelain tempat, seorang perwira pasukan marinir akan berkata, ini adalah tempat yang kami dapat dari hasil kemenangan perang 1945. Mengenai menguatnya potensi Jepang dan diterimanya UU-Keamanan, semua tidak lepas dari kontrol Amerika, saya samasekali tidak khawatir. Dalam menghadapi Tiongkok, kondisinya berbeda, Tiongkok menjadi kuat, tetapi Amerika tak kuasa mengedalikan, inilah sebabnya Amerika menjadi penuh waspada terhadap Tiongkok. 6
Page | 6
Tanya : Apa penilaian anda , sekiranya terjadi benturan antara Amerika dan Tiongkok? Jawab : Saya hanya seorang rakyat biasa, walaupun khawatir terhadap kejadian itu, tetapi sumber informasi saya hanya berita koran dari berita televisi. Pernah seorang anggota Kongres ---- saya tidak menyebut siapa dia, berkata pada saya sewaktu-waktu bisa perang dengan Tiongkok. Kalau dalam negeri Amerika ada oarang berkata bahwa Jerman dan Jepang adalah musuh --- dalam sejarah mereka pernah benar-benar jadi musuh --- tetapi pasti ada orang yang membantah, tetapi kalau mengatakan Tiongkok adalah musush, tidak ada orang yang menentang. Mereka secara wajar beranggapan Tiongkok adalah musuh mereka. Bisakah merubah situasi ?
Tanya : Apakah dalam buku < Fatamorgana China : Sejarah tersembunyi bencanaAmerika di Asia> menyinggung sumber-masalah yang tidak diketahui oleh masyarakat umum? Jawab : Ya, dalam buku itu saya mengungkapkan hal-hal yang berkaitan antara Amerika dan Tiongkok, misalnya universitas ternama, Yale, Harvard, Prinston, juga rel kereta api yang semuanya dibeayai dari keuntungan perdaganagn opium. Misalnya lagi bagaimana Rosevelt ikut kompetisi dalam pemilihan presiden, ayah Rosevelt tidak terlalu kaya, tetapi ibu Rosevelt adalah keluarga mampu yang dengan dana yang kuat mendukung kampanye Rosevelt ----- dana itu sumbernya juga dari perdagangan opium dengan Tiongkok. Orang-orang kaya Amerika yang namanya tercantum dalam daftar Forbes, sumber kekayaan awalnya pasti ada kaitannya dengan perdagangan opium dengan Tiongkok. Hal ini banyak orang Amerika tidak tahu, mungkin banyak orang Tionghua pun tidak tahu. Presiden Rosevelt dengan Tiongkok memiliki keterkaitan sejarah yang cukup dalam, mialnya hubungan dengan presiden Tjiang Kai Sek cukup erat demikian juga dengan Song Zi Wen yang yang mampu menelusup kedalam pemerintahan Amerika, beliaulah yang menganjurkan Rosevelt agarTjiang Kai Sek menjadi pemimpin umat Kristen Tiongkok. Tak heran selama PDII pemerintah Rosevelt selalu mendukung pemerintah Tjian Kai Sek. Selama PDII, pemerintah Amerika telah menanam uang sangat besar terhadap pemerintah Tjiang Kai Sek, dan sangat konsekuen. Sementara itu, sebagai tentara sekutu, semua mengatakan bahwa rezim Tjiang itu sangat korup dan sangat payah, tetapi mereka tidak sanggup meyakinkan Rosevelt. Boleh dikata Rosevelt adalah teman baik dan teman lamanya Tiongkok, hanya saja biliau tidak pernah memahami secara mendalam tentang Tiongkok, yang dia dukung adalah Tiongkok dalam bayang-bayangnya. Tanya : Sudah menjadi kenyataan bahwa hubungan Tiongkok-Amerika mengalami ketersekatan, apa yang perlu dilakukan Tiongkok untuk memperbaiki situasi? Jawab : Saya adalah orang Amerika, maka saya lebih memperhatikan masalah Amerika. Kalau anda ke Amerika, anda akan melihat bahwa infrastruktur Amerika sudah mulai 7
Page | 7
kepayahan. Jembatan sudah menua, bajanya sudah mulai karatan, tetapi Amerika tetap saja menghamburkan dolarnya untuk membom banyak tempat. Sebenarnya pemikiran itupun lumrah saja, bagi pemerintah, militer dan instansi inteligen, memproduksi pesawat tempur dan bom adalah bisnis yang sangat menguntungkan, bayangkan saja, harga pesawat tempur yang demikian mahal adalah alat perang yang sangat menguntungkan, lagi pula alat perang yang kadaluarsa harus diperbarui. Sedang pembangunan dalam negeri seperti membuat sekolah perlu koordinasi dengan mengumpulkan pandapat masyarakat setempat, mengkalkulasi dana dan seterusnya; lagi pula sekolah tidak mendatangkan keuntungan, berdiri dalam jangka panjang tidak perlu pembaruan. Amerika membaggakan dirinya adalah negara demokratis, tetapi, kalau kita membaca data-data dana permohonan pembanguan kepada pemerintah, ternyata 30 % diblok hitam, yaitu dihapus. Lagi pula, kementerian dalam negari berhak mengontrol dan mengusut setiap permohonan keperluan umum. Tetapi produk peralatan senjata tidak ditentukan oleh rakyat, pemerintah, militer dan dinas inteligen bila merasa perlu, langsung berhak memproduksi. Saya mengharap Amerika seperti Tiongkok yang konsentrasi dalam pembanguan dalam negari, lebih banyak mencurahkan dananya kedalam negeri. Tanya : Sekiranya anda seorang penentu kebijakan pemerintah Amerika, bagaimana menyelesaikan masalah dimata Amerika Tiongkok adalah fatamorgana? Jawab : Sekiranya saya seorang raja Amerika, saya setiap tahun akan meyandera sejumlah anak Amerika dikirim keTiongkok, tetapi mereka harus memikir sendiri untuk pulang. Dengan cara ini interaksi akan meningkat dan saling pemahaman berkembang! Tentu ini tidak mungkin. Tanya : Xi Jin Ping akan melawat ke Amerika, mohon bertanya, terhadap Xi dan kepemimpinan Tiongkok anda punya pandangan apa? Jawab : Saya hanya seorang rakyat jelata, berbagai pandangan tingkat tinggi sumbernya haya dari mas media. Saya rasa ketua Xi Jin Ping cakap dan ganteng. Ha..ha..! Tanya : Trimakasih anda hadir dalam pertemuan ini ! Jawab : Trimakasih !
Diterjemahkan oleh: Indarto.Tan, dari bhs Tionghoa: http://www.guancha.cn/JamesBradley/2015_09_19_334827_1.shtml
8
Page | 8