ALLAH TRINITAS Dalam Alkitab, Sejarah, Theologi, dan Penyembahan
ROBERT LETHAM
Penerbit Momentum 2011
Allah Trinitas Dalam Alkitab, Sejarah, Theologi, dan Penyembahan Oleh: Robert
Letham
Penerjemah: Lanna Wahyuni Editor: Irwan Tjulianto Pengoreksi: Jessy Siswanto Tata Letak: Patrick Serudjo dan Djeffry Imam Desain Sampul: Patrick Serudjo Editor Umum: Solomon Yo Copyright © 2004 by Robert Letham Originally published in English under the title The Holy Trinity: In Scripture, History, Theology, and Worship by P&R Publishing Company, P.O. Box 817, Phillipsburg, New Jersey 08865-0817 All rights reserved. Hak cipta terbitan bahasa Indonesia © 2008 pada Penerbit Momentum (Momentum Christian Literature) Andhika Plaza C/5-7, Jl. Simpang Dukuh 38-40, Surabaya 60275, Indonesia. Telp.: +62-31-5472422; Faks.: +62-31-5459275 e-mail:
[email protected] website: www.momentum.or.id
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT) Letham, Robert, Allah Trinitas: dalam alkitab, sejarah, theologi, dan penyembahan / terj. Lanna Wahyuni – cet. 1 – Surabaya: Momentum, 2011. xiv + 547 hlm.; 15,5 cm. ISBN 979-3292-92-X 1. Trinitas
2. Tritunggal
2011
3. Allah 231’.044–dc22
Cetakan pertama: Februari 2011 Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang mengutip, menerbitkan kembali, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun dan dengan cara apa pun untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali kutipan untuk keperluan akademis, resensi, publikasi, atau kebutuhan nonkomersial dengan jumlah tidak sampai satu bab.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Singkatan Pendahuluan Bagian Satu: Dasar-dasar Alkitab
1. 2. 3.
Latar Belakang Perjanjian Lama Yesus dan Bapa Roh Kudus dan Pola-pola Triadik Ekskursus: Pola-pola Rangkap Tiga di Surat Efesus
Bagian Dua: Perkembangan Sejarah
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Trinitarianisme Awal Kontroversi Arian Athanasius Bapa-Bapa Cappadocia Konsili Konstantinopel Augustinus Timur dan Barat: Kontroversi Filioque Timur dan Barat: Berpisahnya Jalan John Calvin
Bagian Tiga: Diskusi Modern
13. Karl Barth 14. Rahner, Moltmann, dan Pannenberg
ix xiii 1 15
17 35 55 77 91
93 113 133 153 175 193 211 231 263 281
283 305
ALLAH TRINITAS
viii
15. Kembali ke Gereja Timur: Bulgakov, Lossky, dan Staniloae 16. Thomas F. Torrance BAGIAN EMPAT: MASALAH-MASALAH KRITIS
17. 18. 19. 20.
Trinitas dan Inkarnasi Trinitas, Penyembahan, dan Doa Trinitas, Penciptaan, dan Misi Trinitas dan Pribadi-Pribadi
337 373 393
395 427 447 483
Apendiks 1: Gilbert Bilezikian dan Lompat Bungee
507
Apendiks 2: Kevin Giles tentang Subordinasionisme
517
Daftar Kata-kata
525
Bibliografi
533
S A T U
LATAR BELAKANG PERJANJIAN LAMA
Allah di Kejadian 1 “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Diperlukan seluruh isi Alkitab yang selanjutnya untuk menyingkapkan arti yang tersembunyi dalam kalimat yang singkat ini. Meskipun demikian, pasal pertama dari Kitab Kejadian menyatakan banyak hal. Pasal pertama Kitab Kejadian menggambarkan penciptaan dan pembentukan dunia serta pengaturan tempat tinggal umat manusia. Pasal itu menunjukkan manusia sebagai kepala atau mahkota ciptaan, dalam kaitan dengan, dan dalam persekutuan dengan, Allah Penciptanya. Tindakan penciptaan itu sendiri bersifat langsung dan tanpa perantaraan (ay. 1-2), berbeda dengan karya pembentukan setelah itu.1 Hasilnya adalah sebuah kosmos yang belum berbentuk, kosong, gelap, dan basah – tidak cocok untuk kehidupan manusia. Sisa pasal tersebut menggambarkan pembentukan dunia (atau pendistingsian) dan pendandanan (adornment) – Allah memberikan tatanan, terang, dan keadaan kering, membuatnya cocok bagi berkembangnya kehidupan. Pertama, Allah menciptakan terang dan menetapkan batas-batas bagi kegelapan (ay. 2-5). Kedua, Ia membentuk bumi, sehingga bumi tidak lagi tanpa bentuk (ay. 6-8, 9-10). Ketiga, Allah memisahkan air dan membentuk daratan yang kering, sehingga bumi tidak lagi seluruhnya basah (ay. 9-10). Setelah ini, Ia mengisi bumi, mengakhiri kekosongannya (ay. 20-30), pertama dengan ikan dan burung-burung, kemudian dengan binatang darat, dan akhirnya, sebagai puncak dari keseluruhannya, dengan manusia yang dijadikan seturut gambar-Nya. Allah ini bukan hanya mahakuasa, tetapi juga seorang perencana yang ahli, artis, dan arsitek tertinggi. 1
Herman Bavinck, In the Beginning: Foundations of Creation Theology, ed. John Vriend dan John Bolt (Grand Rapids: Baker, 1999), 100 dst. Lihat juga diskusi di Thomas Aquinas, ST, Bag. 1a, P. 66, art. 1-4 dan seluruh bagian P. 66-74 secara umum.
18
ALLAH TRINITAS
Keteraturan ini jelas dari kesejajaran-kesejajaran antara dua kelompok hari, tiga yang pertama dan tiga yang kedua.2 Pada hari pertama Allah menciptakan terang, sementara pada hari keempat Ia menjadikan bulan dan bintang-bintang. Pada hari kedua Ia memisahkan air, menjadikan awan dan laut, dan membentuk langit, sementara pada hari kelima Ia menciptakan burung dan ikan untuk tinggal di sana. Pada hari ketiga Ia membentuk tanah yang kering, dan pada hari keenam Ia menciptakan binatang dan manusia, dengan tanah itu sebagai unsur aslinya. Ia menunjukkan kebebasan-Nya yang berdaulat dalam menamai dan memberkati ciptaan-Nya, dan melihatnya bahwa semuanya baik. Pada akhirnya tibalah hari ketujuh yang belum berakhir, di mana Allah masuk ke dalam peristirahatan-Nya yang Ia jadikan untuk dibagikan kepada manusia, rekan sekerja-Nya, yang Ia ciptakan menurut gambar-Nya sendiri. Tercakup pula dalam hal ini adalah undangan yang implisit untuk meneladani Dia.3 Tidaklah perlu untuk terlalu berpanjang lebar mengenai penciptaan, karena hal itu secara umum sudah begitu dikenal. Hal yang sangat mencolok adalah pengaturan Allah yang berdaulat dan yang memberikan keragaman. Secara khusus, Ia membentuk bumi dalam cara rangkap tiga. Pertama, Ia mengucapkan firman perintah secara langsung. Ia berfirman, “Jadilah terang,” dan jadilah terang (ay. 3). Dengan perintah yang tampaknya tanpa perlu bersusah payah, Ia menjadikan cakrawala (ay. 6), tanah yang kering (ay. 9), bintang-bintang (ay. 14-15), dan burung serta ikan (ay. 20-21). Cukup bagi Dia untuk berbicara; perintah-Nya segera dipenuhi. Kedua, Ia bekerja. Ia memisahkan terang dari gelap (ay. 4). Ia menjadikan cakrawala dan memisahkan air (ay. 7). Ia menjadikan dua penerang besar, matahari dan bulan (ay. 16), menempatkan keduanya di cakrawala untuk menerangi bumi (ay. 17). Ia menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan bermacammacam burung (ay. 21). Ia menjadikan binatang-binatang liar di bumi dan binatang-binatang melata (ay. 25). Akhirnya Ia menciptakan manusia – lakilaki dan perempuan – menurut gambar-Nya (ay. 26-27). Pokok pikiran di sini adalah mengenai tindakan Allah yang terfokus dan bertujuan, mengenai karya ilahi untuk menggenapkan tujuan-tujuan-Nya. Akan tetapi, ada juga cara pembentukan yang ketiga, di mana Allah menggunakan aktivitas ciptaan-ciptaan itu sendiri. Allah memerintahkan bumi untuk menghasilkan tunas-tunas, tumbuh-tumbuhan, pohon-pohonan (ay. 11-12). Ia meminta te2 Pola ini paling tidak sudah diperhatikan ketika sejak abad ketiga belas. Lihat Robert Grosseteste, On the Six Days of Creation: A Translation of the Hexaëmeron, terj. C. F. J. Martin (Oxford: Oxford University Press untuk British Academy, 1996), 160-61 (5.1.3-2.1); Aquinas, ST, Pt. 1a, Q. 74, art. 1. Lihat artikel saya, “‘In the Space of Six days’: The Days of Creation from Origen to the Westminster Assembly,” WTJ 61 (1999): 149-74. 3 Bdk. Ibr. 3:7-4:11.