OPOLASTALA DAN TRINITAS (SUATU STUDI PERBANDINGAN TERHADAP NILAI-NILAI AGAMA SUKU TENTANG KETUHANAN DI BURU SELATAN DAN KONSEP TRINITAS DALAM KEKRISTENAN)
TESIS Diajukan kepada FakultasTeologi UKSW Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Master Sosiologi Agama Oleh YUDI NOYA 7520011013 Program Studi Magister Sosiologi Agama FakultasTeologi Universitas Kristen SatyaWacana 2013
1
ii
BERSAMA TUHAN ADA JALAN KELUAR TERHADAP SEMUA PERSOALAN
Janganlah Hendaknya Kamu Kuatir Tentang Apapun Juga, Tetapi Nyatakanlah Dalam Segala Hal keinginanmu kepada Allah dalam Doa dan permohonan dengan Ucapan Syukur Filipi 4 : 6-7
iii
LEMBARAN PERSEMBAHAN
UNTUK MEREKA YANG TERSAYANG Derasnya hujan tak dapat menghentikanmu Teriknya mentari tak bisa menghalangimu Keluh kesah tak pernah terdengar olehku Ketegaran hatimu menguatkan setiap langkahku Kau bagaikan sang surya yang selalu bersinar tepat waktu Tak ada yang dapat menggantikan sosok dirimu di hatiku
iv
Tidak ada kehangatan yang dapat menggantikan kehangatan dirimu Tidak ada senyuman terindah selain senyuman-mu MAMA Kehadiranmu membuat hidupku berarti Aku sanggup melangkah melewati badai hidup Walau duri dan kerikil menusuk jantung ini Namun Ku kan terus melangkah hingga garis finis Sebab Ku tahu MAMA Selalu ada bersamaku
v
Kini Kebahagiaan telah ku raih Satu babak dalam hidupku telah terbuka Dengan sepasang tangan yang kokoh Membelai memberikan kekuatan Bagi jiwa ku yang hampir rapuh PAPA Engkaulah benteng perlindungan ku, Tempat ku mengaduh Ketekunanmu membuat ku menghargai ARTI HIDUP Terima kasih Mama, Terima kasih Papa
vi
Terima kasih atas segala yang telah ku terima Dan Rangkaian kata kan ku ukir di dada ini Hanya untuk mengungkapkan Betapa aku bersyukur Syukur Syukur Kesempurnaan hidup telah ku dapati Sebab ALLAH ku sungguh dasyat Kemuliaan, Keagungan-Nya melebihi jagad raya
vii
Semua yang Tersayang selalu mendukungku Ku tak pernah sendiri melewati gersangnya HIDUP INI Selalu ada kakak, saudara dan sahabat Suka dan duka berganti tanpa henti Bagaikan aliran sungai yang mengalir Tak berujung Namun pasti “Itulah Hidup” Karena “masalah adalah tanda bahwa kita hidup” Terima kasih
viii
CINTA Sosok dirimu sangat berarti untukku Yakinlah Hanya Aku yang paling memahami besar arti Kejujuran Diri Indah Sanubari mu KASIH
PERCAYALAH TESIS
ini Kupersembahkan untuk kalian semua yang kukasihi
ix
KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya dalam Tuhan Yesus Kristus, maka saya dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu, saya menyadari bersamaNya, saya mampu menyelesaikan semua yang Ia percayakan kepada saya untuk dikerjakan dari awal saya masuk pada magister ini. Dalam penyusunan tesis ini judul yang diambil ialah Opolastala dan Trinitas (Suatu studi perbandingan terhadap nilai-nilai agama suku tentang ketuhanan di Buru Selatan dan Konsep Trinitas dalam kekristenan ). Tulisan ini lahir dari realita yang dialami oleh masyarakat Buru Selatan khususnya jemaat Waelo yang merefleksikan Iman secara kontekstual melalui Opolastala sebagai bentuk Trinitas dari kepercayaan mereka. Hal ini sekaligus merupakan manifestasi dari kehadiran gereja yang kontekstual dalam kehidupan masyarakat. Selain melalui penelitian lapangan, berbagai sumber lainnya, digunakan dalam tesis ini yang berusaha utnuk menjawab masalah yang menjadai Tujuan Judul Tesis ini. Demikian tesis ini saya susun. Namun, dengan menyadari akan kekurangannya, maka saya mengucap syukur kepada Tuhan, karena Ia telah memberikan pihak-pihak yang mendukung saya melalui semangat, saran dan kritik untuk selesainya tesis ini. Oleh karena itu, ucapan terima kasih saya kepada : 1. Universitas Kristen Satya Wacana, terkhususnya Magister Sosiologi Agama yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menuntut ilmu dan mengembangkan diri dalam dunia pendidikan.
x
2. Pdt. Prof John A. Titaley, ThD., selaku pembimbing utama yang telah memberikan pengetahuan dalam proses penyelesaian tesis ini dan memberikan ujian ketika mendekati hari Natal. Dukungan dan Motivasi yang bapak berikan selama bimbingan sungguh berharga Bagi saya. Semoga Tuhan Yesus memberkati Bapak dan keluarga. 3. Dr. Flip P.B. Litaay SH, MS., selaku pembimbing kedua, dosen dan telah menjadi orang tua kedua bagi penulis. Terima kasih untuk semua masukan, kritikan yang sangat membangun, bantuan dan sumbangan pengetahuan selama penulis menulis tesis ini. Untuk semua motivasi dan semangat yang diberikan, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Tuhan Yesus memberkati Bapak dan keluarga. 4. Pdt. Dr. Ebenheizer I. Nuban Timo., selaku penguji yang telah memberikan masukan yang berarti, sekaligus seorang motivator yang selalu memberikan bantuan dan dorongan. Terima kasih banyak Tuhan Yesus memberkati Bapak dan keluarga. 5. Pdt. Dr. Daniel Nuhamara M.Th., selaku dosen wali. Terima kasih banyak untuk setiap dorongan dan masukan yang telah diberikan. Tuhan Yesus memberkati Bapak dan keluarga selalu 6. Seluruh dosen dan pegawai: Bapak David Samiyono, Pdt. Retnowati, Pdt. Thobias Messakh, Pdt. Dien Sumiyatiningsih, Pa Semangun, Ibu Citra, Pa Totok, ibu Budi, Mba Liana. Terima Kasih Atas Ilmu, semangat, bantuan dan canda tawa yang telah diberikan sungguh berarti bagi saya. 7. Pemerintah dan masyarakat negeri Buru Selatan yang telah membantu proses penelitian. Tuhan Yesus memberkati.
xi
8. Pdt Kelly. Tupan., Trima Kasih Banyak untuk semua bantuan dan motivasi yang selama ini diberikan. Usaha yang keras pasti memberikan hasil yang terbaik adalah ajaran yang kaka ajarkan, kini telah adik rasakan. Tuhan memberkati kaka dan keluarga selalu 9. Seluruh Masyarakat Waelo yang telah membantu seluruh proses penelitian tesis ini, Trima Kasih Banyak Tuhan Yesus memberkati 10. Papa dan mama tersayang, yang selalu mengingatkan, mendoakan, menyayangi, memberi dukungan dan menyediakan semua yang saya butuhkan. Terlalu indah semua yang mama dan papa beri. Semoga apa yang penulis lakukan dapat memberi kebahagiaan dan kebanggaan bagi papa dan mama. 11. Saudara terkasih Berti Noya, Ua In, Terima kasih untuk kasih sayang dan motivasi yang diberikan. Semoga hal ini dan memberikan kebahagiaan dan kebanggaan bagi kalian yang adalah anugrah terindah yang diberikan Tuhan 12. Kaka Levi Siahaya, terima kasih untuk semua motivasi yang telah diberikan baik secara moril maupun materi. Semoga hal ini dan memberikan kebahagiaan dan kebanggaan bagi kaka. Tuhan memberkati kaka dan keluarga. 13. Basudara Markas, Kaka Oby, kaka Eric, kaka Econ, kaka Nelson, kaka Ampi, kaka Chris, bu Joberth, bu Vicky, kaka Jhon dan bu Petra. Dangke banyak buat semua dukungannya. Tuhan Yesus memberkati katong samua kedepan.
xii
14. Dangke banyak vor bu Eten, bu Rio, bu Anes, bu Ai, usi Nevi, usi Esy, usi Lana... yang telah memberikan dorongan dan motivasi. Tuhan Yesus memberkati basudara samua. 15. Sahabat terbaik, bung Aleka, bung Gustav, bung Gerald, bung Nunu, usi Sari, usi Lery, usi Medlyn, Dangke banyak sudah membantu beta dalam segala hal... Yakinlah katong samua pasti sukses, Tuhan Yesus jaga katong punya persahabatan selalu. 16. Teman-teman Magister Sosiologi Agama UKSW 2011, terima kasih atas persahabatan dan kasih sayang yang tumbuh selama ini, sungguh berharga. Tuhan Yesus memberkati katong s’mua. 17. Cintaku, Stevany F. W. Pattiasina (Wences) Terima Kasih untuk kehadiranmu dalam hidupku. Terima kasih buat semua dukungan yang telah kau berikan. Terima kasih karena kau selalu memberikan semangat dan motifasi bagiku untuk menyelesaikan penulisan ini. Terima kasih buat semuanya. Tuhan Yesus tetap menyertai kita berdua ke depan. 18. Semua pihak yang telah memberi dukungan dan motivasi kepada penulis. Semoga Tuhan Yesus selalu memberkati kita semua.
Salatiga, 01 Februari 2013
xiii
ABSTRAK
Tuhan dipahami ada dalam realitas yang abstrak dan empirik. Pada aras abstrak, Tuhan menempati tempat-tempat yang sakral, ideal dan transenden. Masyarakat memahaminya sebagai “Tuhan yang di atas.” Sebagai Tuhan dalam aras abstrak ini, Ia berkuasa mengendalikan segala sesuatu dan kuasanya itu hanya bisa dirasakan, diyakini dan dipercayai, walau sebetulnya ia tetap abstrak. Pada aras ini agama-agama maupun kepercayaan-kepercayaan kemudian melahirkan berbagai doktrin mengenai Tuhan sebagai tokoh adikodrati yang tak terlihat ( Invisible God). Sementara pada aras empirik, Tuhan itu kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai identitas, simbol dan personifikasi. Pada saat ini agama-agama membuat bagi dirinya, identifikasi Tuhan dalam berbagai atribut budaya (Cultural names of God). Kemudian dikenal berbagai identitas budaya mengenai Tuhan dalam agama-agama seperti Allah SWT (Islam), Syang Hyang Widi Wasa (Hindhu), Tritunggal (Kristen), Thian (Konghucu), Yahweh (Yahudi), Aluk to Dolo (Toraja), Ranying (Dayak Kaharingan), Opolastala (Pulau Buru) dan lainnya. Identitas budaya mengenai Tuhan ini kemudian diyakini sebagai cara Tuhan mengekspresikan diriNya didalam masyarakat/dunia, oleh setiap agama. Karena itu, penyebutan tentang Yang Mutlak dapat saja berbeda-beda, sesuai dengan pengalaman manusia yang disapa oleh Yang Mutlak. Pemahaman tentang konsep Tuhan dipengaruhi oleh iklim, letak geografis dan alam manusia hidup. Karena lingkungan tersebut membentuk pemikiran manusia tentang sosok yang disebut Yang Mutlak (Abstrak/ Absolut/ Eternal One). Konsep Tuhan menurut orang Kristen disebut dengan istilah Tritunggal. Tritunggal adalah gambaran Tuhan yang esa dalam menyatakan dirinya kepada manusia melalui tiga cara. Ini bukan berarti ada tiga Tuhan yang disembah melainkan ada tiga pengalaman akan Tuhan yang satu dalam kepercayaan umat Kristen. Konsep Tuhan dalam kekeristenan ini memiliki kesejajaran dengan konsep Tuhan dalam komunitas Bupolo di pulau Buru yang menyebut Tuhan dengan istilah Opolastala. Opolastala adalah pemberian nama budayawi kepada Yang Mutlak yang berasal dari konteks alam, ekonomi, budaya kehidupan setempat. Opolastala dalam xiv
praktek adat dan kebudayaan komunitas Bupolo dikenal dalam tiga dimensi yakni Opo Geba s’nulat (Allah Pencipta) , Opo Geba BIlangan (Allah yang menyelamatkan) dan Opo Geba Panatat (Allah yang berdiam bersama). Melalui studi pustaka dan wawancara yang dilakukan, hasil analisa menunjukan adanya persamaan dan perbedaan antara konsep Opolastala dan Trinitas dalam keristenan. Persamaan dan perbedaan ini menunjukan bahwa Tuhan dalam konsep empirik selalu memliki perbedaan satu dengan yang lainnya, akan tetapi dalam arah abstrak setiap kepercayaan selalu memiliki nilai yang sama, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan lainnya, sehingga memaknai Tuhan secara kontekstual bukan sebuah tindakan sinkritisme semata, namun merupakan cara memahami kehidupan masyarakat secara lebih dekat.
Kata Kunci : Opolastala dan Trinitas
xv
DAFTAR ISI
LEMBARAN JUDUL …………………………………………………….
i
LEMBARAN PENGESAHAN……………………………………………
ii
MOTTO…………………………………………………………………….
iii
LEMBARAN PERSEMBAHAN………………………………………….
vi
KATA PENGANTAR……………………………………………………..
x
ABSTRAKSI……………………………………………………………….
xiv
DAFTAR ISI………………………………………………………………
xvi
Peta 1
Ix
Peta Pulau Buru Selatan…………………………………………
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………………………………
1
1.1.1
Identifikasi Permasalahan………………………………………
1.1.2
Alasan Pemilihan Judul………………………………………….. 7
B. Perumusan Masalah (Riset Question)………………………………….
1
8
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………., 8 D. Metode Penelitian………………………………………………………. 9 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian…………………………………….. 9 2. Lokasi Penelitian…………………………………………………….
10
3. Sumber Data…………………………………………………………. 10 E. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………… 11 F. Signifikansi Penelitian………………………………………………….. 12 1.
Signifikansi akademis……………………………………………….. 12
2.
Signifikansi Praktis……………………………………………………13
xvi
G. Definisi Istilah-Istilah……………………………………………………13 H. Garis Besar Penulisan…………………………………………………... 13 BAB II KONSEP TUHAN A. Masa awal Perkembangan Trinitas …………………………..……… … 15 1. Masa Gereja Purba ………………………………………………… .15 2. Masa Peralihan Palestina ke Yunani………………………….………16 2.1 Pluralisme ……………………………………………………… 17 2.2 Monarkhianisme ………………………………………………… 18 2.2.1 Monarkhianisme Dinamis ………………………………….19 2.2.2 Monarkhianise Modalis……………………………………..19 3. Masa Pra Konsili…………………………………………………….. 20 3.1 Irenius ……………………………………………………………20 3.2 Tertulianus ………………………………………………………. 23 3.3 Origenes………………………………………………………….. 26 B. Perkembangan Trinitas Masa Konsili ………………………………… . .28 1. Latar Belakang Konsili Nicea ………………………………………. 29 1.1 Pandangan Arius………………………………………………… 30 1.2 Konsili Nicea …………………………………………………… 32 2. Latar Belakang Konsili Konstantinopel……………………………...34 2.1 Athanasius………………………………………………………..35 2.2 Ketiga Orang Kapadokia Basilius Agung, Gregorius dari Nyssa dan Gregrorius dari Nazianze ……………………………..37 2.3 Konsili Konstantinopel……………………………………………38 C. Perkembangan Trinitas Masa Pasca Konsili ……………………………..39
xvii
1. Trinitas Imanen..................................................................................... 39 1.1 Kesatuan Allah ……………………………………….................. 40 1.2 Hakikat Allah …………………………………........................... 41 2. Ekonomi Keselamatan ...…………………………………………….. 42 D. Perkembangan Trinitas Masa Kini………………………………………. 43 1. Trinitas Monopersonal ……………………………………………….44 2. Trinitas Sosial…………………………………………………………45 E. Trinitas Masa Pluralsme Agama-Agama…………………………………. 47 F. Kesimpulan ……………………………………………………………… 50 BAB III KONSEP OPOLASTALA A. Pendahuluan …………………………………………………………… 53 B. Konteks Buru Selatan ………………………………………………… 54 1.
Deskripsi Komunitas Bupolo……………………………………… .. 55
2.
Deskripsi Kondisi Alam Komunitas Bupolo……………………… ...56
3.
Deskripsi Kosmologi Komunitas Bupolo…………………………… 57
4.
Deskripsi Dimensi Kearifan Komunitas Bupolo…………………… 59
5.
Deskripsi Dimensi Ruang Komunitas Bupolo……………………… 62
6.
Deskripsi Dimensi Kekerabatan Komunitas Bupolo ………………. 69
7.
Klasis ( Gereja ) Di Buru Selatan ……………………………………70
C.
Deskripsi dan Analisa Data …………………………………………… 72 1. Asal-usul Kepercayaan Orang Bupolo……………………………… 73 1. 1 Pengertian Opolastala ………………………………………… 73 1. 2 Asal Usul Manusia Pertama Komunitas Bupolo……………… 73
xviii
1. 3 Asal-Usul Kepercayaan Komunitas Bupolo…………………… 74 2. Dimensi Aktifitas dan Adat Kepercayaan Komunitas Bupolo………78 2. 1 Aktifitas Berkebun…………………………………………….. 78 2.1.1 Adat Sihit ( Sasi ) …………………………………………. 78 2.1.2 Adat menebang Pohon ( Latak dan Tahak ) ……………… 78 2.1.3 Adat Membakar ( Pefak )…………………………………. 79 2.1.4 Adat Menanam ( Sekak ) ………………………………… 80 2.1.5 Adat Panen ( Egu )……………………………………….... 82 2.1.6 Adat Persembahan ( Tema )………………………………...83 2. 2 Aktifitas berburu………………………………………………. 84 2.2.1 Persiapan Diri ……………………………………………... 84 2.2.2 Prosesi Berburu …………………………………………… 85 2.2.3 Ungkapan Syukur ……….. ……………………………… 87 2. 3 Aktifitas di Tempat Keramat………..…………………………. 87 2.3.1 Keramat Rana ……………………………………………... 88 2.3.2 Keramat Butal ……………………………………………... 88 2.3.3 Keramat Husmsikit ……………………………………….. 88 3. Dimensi Opolastala Sebagai Tuhan………………………………….89 3. 1 Opo Geba S’nulat Sebagai Allah Pencipta Langit dan Bumi……89 3. 2 Opo Geba Bilangan Sebagai Allah Yang Mengenal dan Memilihara Umatnya…………………………………………… 92 3.3 Opo Geba Penatat Sebagai Allah Yang Berdiam bersama dan Memberkati Umatnya ………………………………………….. 96 3.4 Relasi Opo Geba S’nulat, Opo Geba Bilangan dan Opo Geba
xix
Penatat………………………………………………………….. 97 4 Cara Masyarakat Memaknai Opolastala Sebagai Bentuk Harmonisasi Antara Allah, Manusia Dan Alam……………………………………. 99 5
Kesimpulan.......................…………………………………………… 102
BAB IV PERBANDINGAN KONSEPTUAL A. Trinitas Sebagai Konsep Harmonisasi Agama-Agama …………………104 B. Persamaan dan Perbedaan Trinitas dan Opolastala .……………………107 1. Persamaan Trnitasdan Opolastala …………………………………. 107 2. Perbedaan Trinitas dan Opolastala ..………………………………. 113 C. Refleksi Mengenai Yang MahaTinggi dan Solusi Terhadap Konsep Tuhan Yang Plural ……………………………………………. 125 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………………… 132 B. Saran dan rekomendasi ………………………………………………. 135 DAFTAR PUSTAKA ................……………………………………………....
xx
139
xxi