Allah atau YHWH? Dr. Jeff Hammond Mengapakah topik ini perlu diseminarkan? Satu hari di Ambon pada tahun 2002, setelah melayani seminar JDN (Jaringan Doa Nasional), ada seorang bapak yang menyerahkan sebuah paket kepada saya dengan penjelasan bahwa orang Kristen harus menggunakan kata “Yahweh” dan tidak boleh menggunakan kata “Allah” karena kata “Allah” adalah sesembahan agama Islam dan Allah merupakan Dewa Bulan. Kemudian di Papua saya mendengar kisah seorang pelayan yang menempeling wajah seorang pelayan yang lain karena dia menggunakan kata “Allah” dan bukan kata “Yahweh”. Lalu di Manado saya diminta agar tidak menggunakan kata “Allah” tetapi harus menghormati nama Tuhan yang sebenarnya dengan menggunakan kata “Yahweh”. Kemudian di Jakarta HP saya dibanjiri tuduhan dengan ratusan SMS dari seorang pemimpin kaum penentang kata “Allah” bahwa saya adalah seorang penyesat karena saya menggunakan kata “Allah” dalam pelayanan saya. Walaupun saya sudah berusaha memberi penjelasan singkat kepadanya, SMS-SMSnya itu disebarkan olehnya ke kalangan tertentu dengan peringatan bahwa saya sedang berusaha mengislamisasi umat Kristen dan menjadikannya penyembah berhala Dewa Bulan karena saya menggunakan kata “Allah”. Selain itu kami mendengar informasi tentang perpecahan-perpecahan jemaat yang terjadi di beberapa tempat bahkan permusuhan yang terjadi antara sesama orang percaya yang tadinya sahabat tetapi sekarang menjadi seperti musuh. Lebih serius lagi adalah reaksi teman-teman Islam yang menanggapi argumentasi gerakan “anti kata Allah” sebagai penghinaan terhadap mereka dan hal ini menimbulkan bahaya perpecahan masyarakat sehingga toleransi akan kebebasan beragama menjadi terancam. Berhubung ada juga kawan-kawan dari Sumatra ke Jawa ke Sulawesi ke Ambon ke Papua dan ke tempattempat yang lain yang menanyakan secara baik dan terbuka tentang penggunaan kata “Yahweh” dan “Allah” oleh umat Kristen, saya telah memberi jawaban-jawaban singkat berdasarkan penyelidikan dan pengalaman pelayanan saya. Hasilnya adalah desakan-desakan untuk menyusun bahan tentang topik “Allah & NamaNya” dan untuk membuat serangkaian seminar agar topik ini diselidiki dalam sikap kasih persaudaraan berdasarkan kebenaran Firman Tuhan dan fakta-fakta sejarah dan linguistik. Oleh karenanya, bahan ini merupakan usaha memberi penjelasan-penjelasan yang dapat difahami dan diterima oleh umat Kristiani tentang makna kata “Allah” dan pemahaman tentang keindahan nama-Nya. Semoga seminar ini menjadi berkat bagi Anda! Topik-topik yang perlu dibahas 1. Penggunaan dan makna kata Allah dalam Sejarah 2. Apakah kata Allah dapat dipertahankan oleh umat Kristen menurut Theologia Alkitab? 3. Apakah kata Allah tepat dipakai umat Kristen menurut Ilmu Linguistik? 4. Bagamaina dampaknya gerakan “anti kata Allah” atas persatuan Tubuh Kristus? 5. Nama Allah dalam kaitan Komunikasi Lintas Budaya dan Agama 6. Siapakah Allah dan siapakah nama-Nya dalam Alkitab? Di dalam seminar ini karena terbatas waktunya, kami tak dapat membahas semuanya.
1 - Penggunaan dan makna kata Allah dan kata YHWH dalam Sejarah 1. Kata Allah dalam Sejarah Kata Allah adalah sebagai kata sesembahan diketahui berasal dari tiga sumber bahasa Semitik yaitu Bahasa Aram, Bahasa Ibrani dan Bahasa Arab. Kata ini dapat dilihat dalam berbagai tulisan, puisi, inskripsi dan sebagainya selama lebih dari 3500 tahun. Kata Allah tidak berasal dari agama Islam ataupun agama Kristen tetapi sudah ada pra-Islam dan pra-Kristen sebagai kata biasa yang dipakai di Timur Tengah sebagai kata sesembahan. Pada waktu itu ada ratusan Allah atau al-ilah. Ada untuk matahari, ada untuk air, ada untuk
1
bulan, ada untuk kesuburan, ada untuk perang dsb dan pada umumnya tiap suku Arab telah memiliki satu Allah (Al-Ilah) sebagai yang terutama atas semua ilah lainnya. Dalam zaman jahiliah suku satu mempunyai Allah lain dari suku lain yang mempunyai Allah pengakuannya sendiri yang berbeda. Dalam agama Islam, semua Al-Ilah dan semua ilah selain yang diberitakan oleh Muhammad disingkirkan sehingga monotheisme menjadi realita di semenanjung Arabia. Pada waktu zaman pra-Kristen, agama Yahudi mengakui Allah (dalam bentuk kata Elohim dan kata Alaha) sebagai satu-satunya Allah yang benar. Ini adalah monotheisme yang dianut Abraham yang telah menolak semua Allah lainnya sebagai dewa-dewi atau berhala yang sama sekali tidak memiliki kuasa ataupun kehidupan. Dalam Alkitab Yahudi: Sebagian kecil Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Aram. Perhatikan dua ayat, satu dari Kitab Nabi Daniel dan satu dari Kitab Ezra: Daniel 2:47, "Sesungguhnya Allah-mu itu Allah yang mengatasi segala allah dan berkuasa atas para raja. Bahasa Aram: “di elahekon hu elah elahin, umara malekin” Ezra 5:1, “Dalam Nama Allah Israel.” Bahasa Aram: “Be Shum elah yisra'el” Kata sesembahan yang berasal dari tiga sumber bahasa Semitik: a. Bahasa Aram – elah/Alaha b. Bahasa Ibrani – eloh/Elohim c. Bahasa Arab – ilah/Allah Kata Allah ada dalam berbagai tulisan, puisi, inskripsi dan sebagainya selama lebih dari 3500 tahun sebagai sesembahan. Semuanya menggunakan kata yang sama berdasarkan tiga huruf yang sama dalam bahasa Arab dan bahasa Ibrani ALH yaitu alef-lamed-heh. 2. Kata YHWH dalam Sejarah Walaupun pemakaian YHWH dalam Alkitab adalah khusus untuk nama Tuhan, ternyata di zaman Perjanjian Lama kata YHWH juga dipakai sebagai nama dewa yang memiliki isteri, yaitu Asherah. Apakah kita membuang kata YHWH karena ada yang memakainya beda dengan kita? Sama sekali tidak! a. Kuntillet Ajrud – Abad ke-8 sM YHWH dan isterinya Asherah ditemukan di bagian selatan Kadesh Barnea, Israel dan menunjukkan bahwa pada waktu bangsa Israel tidak setia kepada Firman Tuhan maka mereka telah menyembah berhala-berhala dan konsep mereka tentang Allah menjadi keliru. Ini terjadi berulang kali di zaman raja-raja setelah Kerajaan Israel pecah menjadi Bani Yehuda dan Bani Israel.
b. Meshe Stele – 2Raja 3:1-27 Batu Moab ini menceritakan zaman pemberontakan Moab setelah kematian Raja Ahab. Dalam inskripsi ini ada sebutan YHWH tertua dalam sejarah di luar Alkitab dan berasal dari Abad ke-9 sM. 3. Kata Allah dalam Sejarah Gereja Kisah 2:8-11, “Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.” Kata Allah didengar dalam masing-masing bahasa. Mereka semua dengar kata Allah dalam bahasa mereka sendiri. Kata apa yang didengar orang-orang berbahasa Arab? Apa mereka dengar kata Yahweh? Tidak! Apa
2
mereka dengar kata Elohim? Tidak! Apa mereka dengar kata Allah? Tentu! Karena itulah kata sesembahan untuk satu-satunya yang berkuasa dalam bahasa Arab. Di dalam sejarah Gereja sejak zaman itu, orang-orang Arab Kristen telah menggunakan kata Allah sebagai satu-satunya sesembahan di dalam percakapannya bahkan di dalam Alkitabnya. Perhatikan kesaksian Dr. Fouad Elias Accad, seorang pemimpin Arab Kristen, mantan Sekjen Lembaga Alkitab Libanon, seorang ahli sejarah dan bahasa-bahasa Timur Tengah yang menulis tentang usaha meniadakan kata Allah atau pun untuk menggantikannya dengan kata lain, seperti Yahweh: “Selama lebih dari lima ratus tahun sebelum Muhammad, mayoritas besar orang Yahudi dan Kristen di Arabia menggunakan kata Allah. Bagaimana mungkin kita dapat katakan bahwa Allah adalah kata invalid? Dan bagaimana dengan 10 sampai 12 juta Arab Kristen masa kini? Mereka telah menyerukan Tuhan dengan kata ‘Allah’ di dalam Alkitabnya, nyanyiannya, puisinya, tulisannya, dan penyembahannya untuk lebih dari sembilan-belas abad. Betapa besar penghinaan terhadap mereka kalau kita memberitahukan mereka untuk jangan menggunakan kata Allah!” Fouad Elias Accad, The Qur’an as a Bridge to the Bible (Colorado Springs, CO: NAV Press, 1997), p. 22. 4. Pemakaian kata Allah oleh Umat Kristen: a. Kata-kata Bismillah, Al-Rahman dan Al-Rahiim dalam sejarah. Kata-kata itu sudah ratusan tahun dipakai oleh umat Kristen sebelum lahirnya agama Islam dan secara linguistik dan historis membuktikan keabsahan pemakaian kata Allah oleh orang Kristen sepanjang zaman, sebelum dan sesudah munculnya agama Islam. Di dalam lebih dari 20 gedung Gereja di Madaba dekat Bukit Nebo dan banyak rumah orang Kristen di Syria, Libanon, Iraq dan Palestina dari abad keempat ditemukan “Bismillah al-Rahman al-Rahiim”. b. Muyawarah Gereja di Nicea – 325AD Musyawarah ini dihadiri juga oleh para pemimpin Gereja-gereja Arabia, Yaman dan Yordan dan termasuk nama-nama seperti “Abdallah” yaitu Hamba Allah. Enno Littmann, Arabic Inscriptions (Leiden, 1949) c. Inskripsi kuno umat Kristen Arab telah menggunakan kata Allah sebelum zaman Islam. Ini nyata di inskripsi-inskripsi di kuburan orang-orang Kristen dan di dalam gedung-gedung Gereja yang ditemukan di Umm al-Jimāl, Jordan. Enno Littmann, Arabic Inscriptions (Leiden, 1949) d. Ayat-ayat Al-Qur’an menunjukkan bahwa kata Allah adalah kata umum yang dipakai sebagai sesembahan Umat Yahudi dan Umat Kristen di zaman Muhammad. Umat Kristen ditantang karena mereka telah memberitakan bahwa Yesus adalah Allah. Bagi Umat Islam ucapan itu dan ucapan bahwa Yesus adalah Anak Allah adalah haram, Surah 5:17-18. e. Naskah Alkitab Bahasa Arab yang lengkap yang tertua disebut Codex 151 dari tahun 867 M. The Early Versions of the New Testament: Their Origin, Transmission, and Limitations Oxford University Press, USA (September 15, 1977), p. 261. KESIMPULAN SEJARAH • Kata Allah adalah kata umum untuk Yang disembah dan telah dipakai demikian selama 3500 tahun di dalam kalangan kafir, Yahudi dan Kristen dan bukan sebagai nama. Nama untuk Allah (ilah, elah, eloh, elohim, alah) mereka diberi nama-nama sesuai dengan kepercayaannya. • Dalam agama Islam kata Allah bukan hanya sesembahan tetapi juga nama dari Yang disembah dan sudah dipakai demikian secara khusus sejak Abad ke-7. • Itulah adalah fakta sejarah bahwa masing-masing agama menamakan Yang disembahnya dan ada ratusan nama yang pernah dipakai.
2 - Apakah pemakaian kata Allah dapat dipertahankan oleh umat Kristen menurut Theologia Alkitab? 1. Siapakah Allah? a. Dalam zaman jahiliah Allah adalah sesembahan dan ada ratusan Allah – al-ilah (tunggal) - al-aliha (jamak)
3
b. Dalam umat Yahudi dan umat Kristen Allah adalah kata sesembahan bukan nama Sang Pencipta c. Dalam agama Islam kata Allah adalah nama sesembahannya. 2. Konsep Allah Kristen Konsep Kristen tentang Allah adalah beda dengan Islam. Dalam Islam Allah adalah nama sesembahannya. Dalam Islam Allah bukan Bapa dan tidak mempunyai anak. Hal-hal ini jelas berbeda dengan konsep Kristen. Dalam konsep Kristen kata Allah bukan nama tetapi kata sesembahan seperti Elohim dalam bahasa Ibrani, Theos dalam bahasa Yunani, Alaha dalam bahasa Aram, Deos dalam bahasa Latin dan God dalam bahasa Inggris. Dalam konsep Kristen Allah adalah sesembahan Tritunggal (Bapa-Firman-Roh) di mana Allah adalah Bapa dan Allah memiliki anak-anak melalui penciptaan dan penebusan dan secara khusus Yesus melalui penjelmaan (inkarnasi). Dalam konsep Kristen Allah memiliki nama yang sudah dinyatakan di sepanjang sejarah seperti El-Shaddai kepada Abraham, Ishak dan Yakub (Kel. 6:3), EHYEH/YAHWEH kepada Musa (Kel.3:14-16) dan Kurios Yesous Xristos kepada Gereja Mula-mula (Kis 2:36; 4:1-31). Di zaman Perjanjian Lama, nama Allah belum ninyatakan dengan lengkap melainkan dinyatakan bertahap-tahap sampai nama itu dapat dikenal dengan sempurna melalui kedatangan Yesus yang datang untuk menyatakan Allah selengkapnya kepada kita. Jadi sekarang, nama Allah dapat dikenal sepenuhnya dan Roh Kudus telah menyatakan-Nya sehingga umat Kristiani memiliki pewahyuan nama-Nya yang lengkap yang dapat dikenal dalam semua bahasa (termasuk bahasa Indonesia) yang mengekspresikan sifat kekekalan-Nya dan KeMahaHadiran-Nya dalam segala tempat dan waktu (TUHAN), karya keselamatan yang dianugerahkan-Nya (YESUS) dan kuasa urapan-Nya (KRISTUS). Nama di atas semua nama adalah nama tritunggal yang mewahyukan sifat Allah yang Tritunggal – Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus. Satu Allah dalam tiga Pribadi. Satu Esensi dalam tiga Wujud! Bandingkan sebiji telur, buah, ruang, waktu, keluarga, insan manusia dsb. 3. Konsep Nama Tuhan Menghormati nama TUHAN adalah sangat penting! Apakah nama bisa dirobah? Dalam Alkitab nama-nama dirobah untuk merefleksikan panggilan, karakter dan sifat seseorang, misalnya, Abram menjadi Abraham, Sara menjadi Sarah, Yakub menjadi Israel, Kefas menjadi Petrus dan Saulus menjadi Paulus. Maleakhi 3:16; Amsal 30:4; Yohanes 5:43;17:6; Kisah 4:12; Nama apa yang dimaksudkan? Nama yang termulia adalah Tuhan Yesus Kristus – inilah puncak perjalanan pewahyuan nama Allah dalam sejarah: Kel. 6:1-3 - Kepada Abraham, Ishak dan Yakub Tuhan menyatakan nama-Nya sebagai El-Shaddai yaitu Allah yang Mahakuasa. Kel. 6:1-3 - Kepada Musa Tuhan dinyatakan sebagai EHYEH/YAHWEH yaitu yang Mahahadir dalam semua waktu dan ruang Kis 2:36; Filipi 2:9-11 - Kepada Gereja Mula-mula pewahyuan nama Allah dinyatakan selengkapnya, yaitu Tuhan Yesus Kristus Nama-Nya menyatakan KeMahaHadiran-Nya dalam segala tempat dan waktu (TUHAN/KURIOS/YAHWEH), karya keselamatan yang dianugerahkan-Nya (YESUS/YESOUS/YASHUA) dan kuasa urapan-Nya (KRISTUS/XRISTOS/MASCHIAH). 4. Allah Kristen adalah TriTunggal Nama di atas semua nama adalah nama tritunggal yang mewahyukan sifat Allah yang Tritunggal – Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus. Satu Allah dalam tiga Pribadi. Satu Esensi dalam tiga Wujud! Tiga nama dalam satu nama yaitu Tuhan Yesus Kristus. Bandingkan: a. Telur: kulit – putih -kuning b. Buah: kulit - daging - benih 4
c. Ruang: panjang – lebar - tinggi d. Waktu: masa lampau – masa kini – masa depan e. Keluarga: ayah – ibu - anak f. Insan manusia: tubuh, jiwa - roh 5. Khotbah di Areopagus di kota Atena– Kisah 17:16-34 Paulus melihat bahwa masyarakat Yunani menyembah banyak berhala yang masing-masing adalah ‘theos’ atas sesuatu, mis. Ares - Theos Perang, Zeus - Theos Guntur dan Hades - Theos Alam Maut dan “theoi” lainnya seperti Artemis, Apollo, Atena, Dionisius, Poseidon dst. Setelah Paulus melihat keterikatan masyarakat Atena dengan penyembahan berhala dan setelah melihat satu patung yang ada tulisan “Kepada Allah (theos) yang tidak dikenal,” maka Paulus memberitakan Injil. Rasul Paulus, yang lancar berbahasa bahasa Ibrani, bahasa Latin, bahasa Yunani dan bahasa Aram tidak menggunakan kata bahasa Ibrani YAHWEH. Dia tidak berkata bahwa mereka adalah salah dalam menggunakan kata THEOS atau kata KURIOS tetapi dia telah memperkenalkan Allah dan Nama-Nya kepada mereka dalam bahasa mereka sendiri. Ini adalah prinsip yang sama yang dikerjakan Roh Kudus pada Hari Pentakosta dan meneguhkan prinsip bahwa Allahnya Umat Yahudi dan Umat Kristiani dapat dikenal menurut nama-Nya di dalam setiap bahasa. Ingat nama YHWH adalah kata kerja yang dinamik dan bukan kata benda yang statik. Jadi Paulus, Petrus, Markus, Matius, Yohanes dan Lukas, semuanya digerakkan oleh Roh Kudus untuk menulis nama TUHAN dalam Perjanjian Baru dengan kata KURIOS dan bukan YAHWEH. Ini prinsip yang sama yang dikerjakan Roh Kudus pada Hari Pentakosta dan meneguhkan prinsip bahwa Allahnya Umat Yahudi dan Umat Kristiani dapat dikenal menurut nama-Nya di dalam setiap bahasa. Ketahuilah bahwa nama YHWH adalah kata kerja yang dinamik dan bukan kata benda yang statik. Jadi Paulus, Petrus, Markus, Matius, Yohanes dan Lukas, semuanya digerakkan oleh Roh Kudus untuk menulis nama TUHAN dalam Perjanjian Baru dengan kata KURIOS dan bukan YAHWEH. Dalam bahasa Aram Tuhan adalah MARYAH Alah Dalam bahasa Yunani Tuhan adalah KURIOS Theos Dalam bahasa Arab Tuhan adalah RABB Allah dan Dalam bahasa Indonesia Tuhan adalah TUHAN Allah! 6. Kelahiran Gereja Tuhan 30M – Kisah 2:1-11 Pada Hari Pentakosta ketika Roh Kudus dicurahkan dan 120 murid Yesus dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus telah terjadi dua mukjizat ajaib sekaligus. Pertama murid-murid itu telah berbahasa bahasa-bahasa baru bagi mereka dan kedua para pendengar telah mendengar bahasa-bahasa itu dalam bahasanya sendiri. Ada 17 bahasa yang berbeda yang didaftarkan yang mendengar “dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatanperbuatan besar yang dilakukan Allah.” Kata apa didengar masing-masing orang itu dalam bahasanya sendiri? Tentu 17 cara yang berbeda sesuai dengan bahasa masing-masing. Karena hanya ada satu kata untuk Yang Disembah di dalam bahasa Arab yaitu Allah (kata definitif dari Al-ilah yang menjadi Allah) jadi inilah kata yang mereka dengar, dan karena itu, secara theologia Alkitab, sejak Hari Pentakosta, orang-orang Kristen Arab di seluruh dunia menggunakan kata Allah di dalam doa, ibadah, penyembahan bahkan semua versi tulisan Alkitab dalam bahasa Arab selama sejarah Gereja sampai hari ini. 7. Penggunaan kata Elohim dan kata Yahweh dalam penyembahan berhala Penyelidikan theologia dalam Firman Tuhan dan sejarah membuktikan bahwa semua kata yang dipakai dalam bahasa-bahasa Alkitab untuk menjelaskan Tuhan yang kita sembah, yaitu YHWH, Elohim, Theos, Alah telah dipakai juga untuk penyembahan dewa-dewi dan berhala-berhala dalam Alkitab. Kata Elohim dipakai sebagai kata dalam penyembahan berhala 240 kali dalam Perjanjian Lama. Kata El 15 kali. Kata Eloah 5 kali, Kata Elah 16 kali. Di dalam inskripsi-inskripsi sejarah YAHWEH juga disebut sebagai dewa yang memiliki isteri, yaitu Asherah. Kata theos adalah kata umum bahasa Yunani untuk mengidentifikasi berbagai macam dewa-dewi dan berhala baik dalam Perjanjian Lama (Septuaginta) dan dalam Perjanjian Baru. Apakah kita akan membuang semua kata itu karena kata-kata itu pernah dipakai untuk tujuan yang salah? Sama sekali tidak! Kita mengenal yang kita sembah. Dalam bahasa Ibrani Dia adalah YHWH Elohim, dalam
5
bahasa Aram Dia adalah MARYAH Alaha, dalam bahasa Yunani Dia adalah KURIOS Theos, dalam bahasa Arab Dia adalah RABB Allah dan dalam bahasa Indonesia Dia adalah TUHAN Allah! 8. Pewahyuan progresif Nama Tuhan di sepanjang Alkitab Salah satu prinsip pewahyuan dalam Alkitab adalah Allah menyatakan kebenaran-Nya tahap demi tahap. Perhatikan: Yesaya 28:9-10; Ibrani 1:1-2. Kebenaran dinyatakan sedikit demi sedikit di zaman Perjanjian Lama, tetapi di dalam Yesus, segenap Firman telah datang. Lihat prinsip ini dalam kebenaran Anak Domba dari Kejadian sampai Wahyu (Kej. 4; Kej.22; Kel.12; Imam.1-5; Yes. 53; Yoh.1:29; Kis.8; 1Ptr.1:18-20; Why.5:6; Why.21-22). Nama Allah juga dinyatakan kepada umat-Nya secara progresif dan tahap demi tahap: i. Walaupun nama YHWH sudah ada di Alkitab sejak Kej. 2:4; 4:26 dll., nama Allah dinyatakan pada zaman pra-Hukum Taurat kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai El-Shaddai yang mengungkapkan KeMahaKuasaan Tuhan – Keluaran 6:1-3 ii. Nama Allah dinyatakan kepada Musa pada zaman Hukum Taurat sebagai YHWH yang mengungkapkan KeMahaHadiran Tuhan dalam setiap ruang dan waktu – Keluaran 3:13-16 iii. Nama Tuhan dinyatakan kepada Gereja Tuhan pada Zaman Anugerah, pasca-Hukum Taurat sebagai Kurios Yesous Xristos yang mengungkapkan Allah TriTunggal dalam nama yang Tritunggal yang menyatakan KeMahaKuasaan, KeMahaHadiran dan KeMahaKasihan-Nya dalam karya keselamatan yang sempurna – Kisah 2:21-36; 4:10-12 Filipi 2:6-11. Apa nama YHWH dibuang? Tidak! Nama itu tercakup di dalam ”nama di atas segala nama” TUHAN YESUS KRISTUS! 9. Buahnya pengajaran anti-Allah? Matius 7:15-27 membangun rumah di atas batu Kristus. Bukan kata-kata yang diserukan tetapi apa kita melakukan kehendak Bapa. Mat 7:20, “dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” Setiap orang yang membangun atas dasar yang lain membangun rumah yang tidak akan tahan uji dan akhirnya akan hancur. Apa buahnya? 1. Perpecahan jemaat 2. Perkelahian dan kebencian 3. Pengajaran sesat VCD yang diedarkan oleh salah satu kelompok gerakan anti-Allah mencatat website dasar informasinya: http://www.backtoyahweh.com Di Website itu Anda dapat membaca artikel-artikel bahwa untuk menggunakan kata Yesus adalah salah dan bahwa Paulus adalah rasul palsu yang dipenuhi roh Satan seperti Yudas Iskariot. “Just as Judas was indwelled by Satan to betray Jesus, Paul was indwelled by Satan to destroy Christianity! Paul taught ANOTHER Gospel! The Apostle Paul was a Deceiver! A Judas in the camp!” “Sama seperti Yudas didiami oleh Satan untuk mengkhianati Yesus, Paulus didiami oleh Satan untuk menghancurkan Kekristenan! Paulus mengajarkan Injil LAIN! Rasul Paulus adalah Penipu! Seorang Yudas di dalam perkemahan!” KESIMPULAN THEOLOGIA Penggunaan kata ALLAH dan kata TUHAN adalah tepat sesuai dengan pengajaran Alkitab. 1. Semua kata bahasa tulisan asli Alkitab (Ibrani, Aram, Yunani), termasuk nama-nama dapat diterjemahkan ke dalam semua bahasa dan tidak ada larangan dari Tuhan tentang perubahan nama-nama sedangkan di dalam Alkitab sudah ada nama-nama yang dirobah. 2. Kata TUHAN sebagai terjemahan YHWH adalah tepat 3. Kata Allah sebagai terjemahan Elohim adalah tepat 4. Baik kata YHWH maupun kata Allah dipakai oleh para penyembah berhala sebagai nama berhalanya, namun walaupun ada yang salah pakai kata-kata itu hal itu bukan alasan yang tepat untuk meniadakan pemakaian kata-kata itu. 5. Pewahyuan “nama di atas segala nama” dalam Alkitab Perjanjian Baru terjadi dalam bahasa Yunani, bukan bahasa Ibrani, dan nama itu dinyatakan sebagai KURIOS YESOUS XRISTOS yaitu Tuhan Yesus 6
Kristus. Inilah nama yang tepat secara theologia untuk diproklamirkan dan disembah oleh umat Kristiani sebagai nama Allah.
3. Penggunaan kata Allah menurut Ilmu Linguistik (Bahasa) a. Ilmu Linguistik (Ilmu Bahasa) dan kata Allah 1. Apakah kata “Allah” hanya berada dalam bahasa Arab dan bahasa Melayu? Kata “Allah” dan variasi linguistiknya terdapat dalam 14 bahasa dalam 30 negara. Antara lain semua bangsa Arab yang berbahasa Semit (Arab, Ibrani, Aram dll); bahasa-bahasa Melayu (Indonesia, Malaysia, Brunei); bahasa Urdu; bahasa Nigeria, bahasa Bengali dll. 2. Asal-usul kata Allah Kata Allah adalah kata sesembahan yang berasal dari tiga sumber bahasa-bahasa Semitik yang semuanya berasal dari akar yang sama yaitu ALH (alef-lamed-heh): i. Bahasa Ibrani – eloh (alah), eloah, Elohim ii. Bahasa Aram – elah (alah), Alaha iii. Bahasa Arab – ilah (alah), Allah Kata Allah adalah kata sesembahan yang berasal dari tiga sumber bahasa-bahasa Semitik yang semuanya berasal dari akar yang sama yaitu A-L-H
alef-lamed-heh Bahasa Ibrani
alif-lam-ha Bahasa Arab
alap-lamad-heh Bahasa Aram
إﻟﻪ
3. Bahasa Perjanjian Lama Hampir keseluruhan Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani kecuali beberapa bagian yang ditulis dalam bahasa Aram, misalnya, Daniel 2:4 - 7:28; Ezra 4:8 - 6:18; dan 7:12-26. Di semua bagian yang ditulis dalam bahasa Aram kita tidak menemukan kata-kata Ibrani YHWH atau Elohim melainkan yang kita temukan adalah kata-kata dalam bahasa Aram yang berdasarkan kata Elah yang adalah sama dengan kata Ilah dalam bahasa Arab sebagai dasar kata Allah dan tercatat 16 kali. Dalam bahasa Semitik kuno, ternyata kata Allah dan kata Elohim adalah kata yang sama! 4. Bahasa Perjanjian Baru Menurut kesaksian para pemimpin dalam sejarah Gereja Mula-mula seperti Eusebius (c.263-339) and Jerome (c.340-420), kitab-kitab Perjanjian Baru mula pertama telah ditulis dalam bahasa Yunani kecuali Injil Matius dan Kitab Ibrani, yang aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani. Dalam buku The Church History of Eusebius, Book VI, chapter 14 ditulis: “Suratan Ibrani adalah hasil karya Paulus... yang ditulis kepada orang-orang Ibrani dalam bahasa Ibrani; tetapi… Lukas telah menerjemahkannya dengan sangat hati-hati dan menerbitkannya untuk masyarakat Yunani, dan oleh karenanya gaya ekspresi dalam suratan ini adalah sama dengan yang terdapat dalam Kisah Para Rasul.” Eusebius juga mencatat informasi tentang Injil Matius dalam Pasal 25 dari Buku VI itu: “Di antara keempat injil ... yang pertama yang diterbitkan adalah Matius, yang dulu adalah pemungut cukai, tetapi kemudian menjadi seorang rasul Yesus Kristus, dan telah menuliskannya untuk para petobat Yahudi, dan menerbitkannya dalam bahasa Ibrani.” Jerome telah menulis dalam bukunya Riwayat Orang-orang yang Termasyur Pasal 3 bahwa Injil Matius diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani agar dapat dibaca oleh semua jemaat. Walaupun ada beberapa orang masa kini yang mengatakan ingin mengemukakan bahwa Perjanjian Baru mula pertama ditulis dalam bahasa Aram hal itu mudah sekali dibatalkan karena: 1.Fakta sejarah dan bukti linguistik bahwa semua naskah tertua bahasa Aram adalah jelas terjemahan dari bahasa Yunani dan 2. Pemakaian bahasa Aram dalam Perjanjian Baru yang harus diterjemahkan misalnya: Markus 15:34 dengan kata-kata “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”
7
Perhatikan konteks Markus 15:34-35, “Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”, yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: "Lihat, Ia memanggil Elia.” Kalau semuanya ditulis dalam bahasa Aram tidak akan perlu diterjemahkan bahkan tidak akan ada yang berpikir Yesus memanggil Elia. 5. Asal-usul kata YHWH Kata YHWH adalah yang disebut tetragrammaton atau keempat huruf dasar kata untuk nama Tuhan. Kata ini sebagai “nama” adalah berbeda dengan nama biasa yang diberikan kepada manusia. Nama-nama kita adalah identifikasi siapakah kita sedangkan nama Tuhan lebih fleksibel karena menunjukkan kekekalan-Nya. Sejak pembuangan ke Babel sekitar tahun 536 sebelum Masehi yang berlangsung selama 70 tahun, tabut perjanjian itu tidak ada sehingga kata YHWH tidak diucapkan lagi sejak saat itu hingga sekarang. Tidak ada kalangan Yahudi yang mengetahui cara mengucapkan empat huruf YHWH itu dengan tepat. Empat huruf YHWH, yôd – hê' – vâv – hê' : -- yôd, transliterasi "Y" -- hê', transliterasi "H" -- vâv / wâw, transliterasi "W" atau "V" -- hê', transliterasi "H" Berhubung kata YHWH berasal dari akar HYH, hê' - yôd - hê', yang merupakan kata kerja dalam tatabahasa Ibrani yang disebut Qal Imperfect dan konjugasinya dalam tatabahasa Ibrani tidak membolehkan vokal ‘a’ pada suku kata pertama, maka vokal ‘a’ diganti menjadi "SYEVA'" ‘e’ sehingga pemakaian huruf hidup dari kata A(e)donay (E-O-A) dalam YHVH dapat ditulis YEHOVAH. 6. Pengucapan YHVH/YHWH/JHVH Ada beberapa variasi pengucapan huruf-huruf dalam bahasa Ibrani, baik huruf hidup maupun huruf matinya seperti dalam YHVH atau YHWH atau JHVH atau JHWH. Huruf-huruf hidup hanya mulai dicatat sekitar abad Abad ke-6 dan Abad ke-7 M. Para ahli Yahudi yang dikenal sebagai Masoretes, telah menciptakan simbol-simbol untuk mewakili semua huruf hidup yang sedang dipakai dalam tradisi-tradisi oralnya. Simbol-simbol ini kemudian ditambahkan kepada tulisan Alkitab Bahasa Ibrani. Untuk tetragrammaton YHWH/JHVH, sudah terlalu lama tidak diucapkan sehingga tidak ada yang mengetahui ucapannya yang benar. Kalau masa kini ada yang mengatakan bahwa mereka mengetahu pengucapannya yang benar maka mereka adalah ahli segala ahli dan pantas kita bertanya dari mana mereka dapat mengetahuinya sedangkan orang Yahudi pun tidak tahu! Walaupun sejumlah besar dari pakar-pakar bahasa Semit menganggap dan menduga bahwa YAHWEH adalah ucapan yang lebih tepat dan lebih dekat aslinya daripada kata YEHOVAH namun catat bahwa pengucapan Yahweh dan Jehovah dan Yehowah bukanlah terjemahan akurat untuk nama Tuhan. Yang memaksakan pelafalan ini atau itu adalah orang yang kurang mengerti agama Yahudi dan penyusunan naskah Masoretic. Hal ini diungkapkan dalam banyak sekali buku riset para ahli, misalnya Judaism Vol. 1 & 2 disusun oleh George Foot Moore. Sampai hari ini ada beberapa dialek pelafalan bahasa Ibrani sama seperti yang juga nyata antara Suku Efraim dan Suku Manasye dalam zaman Perjanjian Lama seperti dalam insiden pembunuhan 42.000 orang Efraim oleh Yefta (seorang Hakim yang berasal dari suku Manasye) dalam Kitab Hakim-Hakim 12:5-6: “Untuk menghadapi suku Efraim itu, maka orang Gilead menduduki tempat-tempat penyeberangan sungai Yordan. Apabila dari suku Efraim ada yang lari dan berkata: “Biarkanlah aku menyeberang,” maka orang Gilead berkata kepadanya: “Orang Efraimkah engkau?” Dan jika ia menjawab: “Bukan,” maka mereka berkata kepadanya: “Coba katakan dahulu: syibolet.” Jika ia berkata: sibolet, jadi tidak dapat mengucapkannya dengan tepat, maka mereka menangkap dia dan menyembelihnya dekat tempat-tempat penyeberangan sungai Yordan itu. Pada waktu itu tewaslah dari suku Efraim empat puluh dua ribu orang.” 7. Mengapakah orang Yahudi takut mengucapkan YHWH/JHVH?
8
Nama kudus YHWH/JHVH sebenarnya berasal dari akar 3 huruf yaitu "HYH". Dari akar ini kita memperoleh EHYEH, YAHWEH, HAYAH, HOWEH, YIHYEH dst. Karena nama Tuhan dihujat maka seorang anak perempuan dirajam dengan batu - Imamat 24:11-16, “Anak perempuan Israel itu menghujat nama TUHAN dengan mengutuk, lalu dibawalah ia kepada Musa. Nama ibunya ialah Selomit binti Dibri dari suku Dan. Ia dimasukkan dalam tahanan untuk menantikan keputusan sesuai dengan firman TUHAN. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Bawalah orang yang mengutuk itu ke luar perkemahan dan semua orang yang mendengar haruslah meletakkan tangannya ke atas kepala orang itu, sesudahnya haruslah seluruh jemaah itu melontari dia dengan batu. Engkau harus mengatakan kepada orang Israel, begini: Setiap orang yang mengutuki Allah harus menanggung kesalahannya sendiri. Siapa yang menghujat nama TUHAN, pastilah ia dihukum mati dan dilontari dengan batu oleh seluruh jemaah itu. Baik orang asing maupun orang Israel asli, bila ia menghujat nama TUHAN, haruslah dihukum mati.” 8. Pemakaian kata YHWH dalam Alkitab Bahasa Ibrani: Keluaran 3:13-16, 3:13 – “Lalu Musa berkata kepada Allah: “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? Apakah yang harus kujawab kepada mereka?” Vayomer Moshe el-ha'Elohim hineh anochi va el-beney Yisra'el ve'amarti lahem Elohey avoteychem shlachani aleychem ve'amru-li mah-shmo mah omar alehem. 3:14 – “Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU [AKU ADALAH YANG AKU ADALAH].” Lagi firman-Nya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU [AKU YANG ADA] telah mengutus aku kepadamu.” Vayomer Elohim el-Moshe ehyeh asher ehyeh vayomer koh tomar livney Yisra'el ehyeh shlachani aleychem. 3:15 – “Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.” Vayomer od Elohim el-Moshe koh tomar el-beney Yisra'el YHWH (ucapan: ADONAY) Elohey avoteychem Elohey Avraham Elohey Yitschak ve'Elohey Ya'akov shlachani aleychem zeh-shemi le'olam vezeh zichri ledor dor. Vayomer Elohim el-Moshe eheyeh asher eheyeh vayomer koh tomar livney Yisra'el eheyeh shlachani aleychem. Tuhan berkata bahwa nama-Ku adalah EHYEH = AKU ADALAH (AKU YANG ADA) Kita berkata bahwa nama-Nya adalah YEHOVAH /YAHWEH = DIA ADALAH (DIA YANG ADA) Wahyu 1: 8, “Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada (HOWEH) dan yang sudah ada (HAYAH) dan yang akan datang (YIHYEH), Yang Mahakuasa.” Semua kata itu dalam bahasa Ibrani yang berkaitan dengan YHWH berasal dari akar yang sama yaitu HYH. 9. Terjemahan YHWH dalam Alkitab Septuaginta Para pemimpin dan ahli Taurat Yahudi sejak awal zaman penulisan Perjanjian Lama tidak memberitakan atau menafsirkan bahwa kata YHWH harus dipertahankan sebagai satu-satunya ungkapan nama Tuhan. Dari semula mereka mengetahui bahwa kata YHWH adalah kata kerja yang bentuknya dapat berubah sesuai dengan siapakah pemakai kata atau masa kata kerja itu secara tatabahasa. Karena kata itu bukan kata benda maka yang penting adalah Sang Pribadi yang abadi di baliknya dan bukan huruf-hurufnya secara harfiah. Oleh karena itu kata YHWH di dalam bahasa Aram (bahasa sehari-hari orang Yahudi) diterjemahkan oleh umat Yahudi sebagai MARYAH (Lk 4:8) dan kata Elohim diterjemahkan sebagai Eloah/Alaha. Dalam bahasa Arab kata YHWH diterjemahkan oleh umat Yahudi menjadi RABB dan kata Elohim diterjemahkan oleh ahliahli Yahudi menjadi Ilah/Allah. Dalam bahasa Yunani kata YHWH diterjemahkan oleh umat Yahudi menjadi Kurios dan kata Elohim diterjemahkan oleh ahli-ahli Yahudi menjadi Theos. Dalam bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia kata YHWH diterjemahkan menjadi TUHAN dan kata Elohim diterjemahkan menjadi Allah. 9
Jadi para pakar Yahudi pada tahun 280BC, 310 tahun sebelum Hari Pentakosta dan lahirnya Gereja Tuhan pada tahun 30M, yang menerjemahkan kata ADONAY dan kata YHWH ke dalam bahasa Yunani dengan menggunakan kata KURIOS. 10. Pemakaian Septuaginta oleh Yesus dan Para Rasul Yesus, para Rasul dan Gereja Mula-mula telah menggunakan Alkitab Septuaginta dan tidak satu kali mereka mengatakan bahwa Septuaginta adalah salah karena menggunakan kata KURIOS sebagai ganti YHWH dan ADONAY dan menggunakan kata THEOS sebagai ganti kata ELOHIM. Mereka telah tetap menggunakan bahasa yang sudah dipakai setiap hari selama 310 tahun. Mereka tidak pernah menuntut bahwa kata YAHWEH harus dipakai. Perlu diperhatikan bahwa pada zaman itu bilamana seseorang melafalkan kata YHWH bahwa mereka akan ditangkap, diadili dan dirajam dengan batu sebagai penghujat nama Tuhan. 11. Nama Allah dalam Tiga Bahasa Penulisan Kitab Torah (Perjanjian Lama) i. Bahasa Ibrani Tanakh ii. Bahasa Aram Targum iii. Bahasa Yunani Septuaginta Dalam ketiga bahasa Alkitab ini yang dipakai oleh Umat Yahudi dan Umat Kristiani, hanya Tanakh Ibrani yang menggunakan huruf-huruf tetragrammaton YHWH sedangkan dalam Targum dan Septuaginta, katakata YHWH dan kata Eloah/Elohim diterjemahkan ke dalam bahasa Aram dan bahasa Yunani: Bahasa Ibrani (Tanakh) Bahasa Aram (Targum) Bahasa Yunani (Septuaginta) YHWH MARYAH KURIOS ELOAH/ELOHIM ELOH/ALAHA THEOS Dalam menyelidiki naskah-naskah Perjanjian Baru kita tidak akan menemukan satu kali dalam lebih dari 13,000 naskah tua bahasa Yunani dan bahasa Latin kata Yahweh atau YHWH. Yang kita temukan adalah KURIOS (untuk Tuhan) dan THEOS (untuk Allah). Hal ini jelas juga dari kutipan ayat Perjanjian Lama yang menggunakan kata YHWH tetapi menggunakan kata KURIOS dalam Perjanjian Baru, misalnya Matius 3:3 yang mengutip Yesaya 40:3. Kata KURIOS ditulis 665 kali dalam Perjanjian Baru dan kata THEOS ditulis 1345 kali. Yesus telah berkata dalam Matius 24:35, “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” Kalau kata YHWH telah dipakai dalam tulisan asli Perjanjian Baru, maka kata itu akan jelas nampak dalam naskah-naskah, tetapi satu kali pun tidak ada. Kalau ada orang mau menuduh bahwa naskahnaskah sudah dipalsukan maka itu jelas-jelas adalah pekerjaan Satan yang mau menghancurkan iman Kristiani dan siapapun melakukannya menjadikan dirinya seorang anak Iblis (1Yohanes 3:10). Walaupun Rasul Paulus berbahasa Ibrani, dia tidak pernah menulis tetragrammaton YHWH di dalam ke-14 suratannya. Rasul Petrus dan Lukas telah menggunakan bentuk bahasa Yunani untuk nama Yesus Kristus, yaitu Yesous Christos dan bukan bahasa Ibrani Yehoshua atau Yahshua dalam Kisah 4:10-12. Keselamatan hanya ditemukan melalui nama Yesus bukan dengan menggunakan huruf-huruf YHWH! Tidak ada satu perintah dalam Alkitab yang berkata kita tidak boleh menerjemahkan nama-Nya ke dalam bahasa-bahasa lain atau bahwa hanya bahasa Ibrani boleh dipakai. Justru karena itu Alkitab ditulis dengan menggunakan tiga bahasa yaitu bahasa Ibrani, bahasa Aram dan bahasa Yunani. Keselamatan tidak didasarkan suatu nama rahasia atau pelafalal yang khusus yang hanya diketahui oleh sekelompok kecil. Yesus telah datang untuk menyatakan Nama Bapa-Nya kepada murid-murid-Nya bahkan kepada SEMUA ORANG (Yohanes 17:6, 26) namun satu kali pun Roh Kudus, Sang Pengilham Firman Tuhan, tidak menggunakan kata YHWH dalam penulisan Perjanjian Baru, melainkan kata KURIOS. Yesus telah menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa yang penting adalah mengenal cara kehidupan Bapa dan bukan hanya berseru, “YHWH, YHWH” seperti dikatakan-Nya dalam Matius 7:21, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: KURIOS, KURIOS! (atau YHWH, YHWH) akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” 12. Asalnya Bahasa Arab Modern Semua data yang dikumpulkan dalam riset ahli bahasa Semit, François Nau pada abad yang lalu, telah membuktikan bahwa susunan bahasa Arab modern pada Abad ke-6 dikerjakan oleh kaum Arab Kristen Syria
10
yang menyusunnya demi kepentingan pendidikan. Baca dalam Les Arabes chrétiens de Mésopotamie et de Syrie du septième au huitième siècle, Paris, 1933, hal. 96. Tindak lanjut kita 1. Berdasarkan fakta-fakta linguistik/bahasa, kita menolak faham menggantikan kata Allah dengan kata Yahweh dan kita tetap mempertahankan kata Allah sebagai kata sesembahan yang tepat untuk Sang Pencipta yang dikenal dengan nama lengkap di dalam Perjanjian Baru sebagai Tuhan Yesus Kristus, nama tritunggal untuk Allah yang Tritunggal, yaitu, Bapa, Anak dan Roh Kudus. 2. Berdasarkan fakta-fakta sejarah bahwa pemakaian kata Allah sudah ada di dalam Gereja Tuhan sejak Hari Pentakosta, dipakai terus sepanjang sejarah Gereja oleh saudara-saudara seiman yang berbahasa Arab dan bahwa penggunaan kata Allah dalam 14 bahasa di dunia dan adalah identik dengan penggunaan kata-kata sesembahan bahasa Semit lainnya di sepanjang sejarah seperti El, Eloh, Eloah, Elohim, Ilah, Alaha dst yang semuanya berasal dari akar yang sama maka kata Allah adalah kata tepat untuk dipertahankan sebagai kata sesembahan umat Kristiani. 3. Berdasarkan fakta-fakta theologia bahwa kata Allah untuk umat Kristiani adalah kata sesembahan dan bukan nama dan bahwa Allah kita dapat dikenal dalam semua suku, kaum dan bangsa di dalam bahasanya sendiri seperti jelas pada Hari Pentakosta dengan 17 bahasa yang disebut dan uraian Rasul Paulus kepada masyarakat Atena, maka kata Allah adalah kata tepat secara theologia untuk dipertahankan umat Kristiani baik di Indonesia maupun di setiap bahasa yang menggunakan kata Allah sebagai kata sesembahan. 4. Berdasarkan fakta bahwa nama TUHAN adalah topik yang sangat penting, ajarkan Firman TUHAN kepada jemaat agar mereka mengenal namanya-Nya, mencintai nama-Nya, menyembah nama-Nya dan memberitakan nama-Nya! Referensi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Alkitab LAI Terjemahan Baru © LAI 1974 Allah in the Jewish Bible , By Dennis Giron Is Allah Equivalent to God? by Joachim Martillo (
[email protected]) Britannica Concise Encyclopedia, Allah Wikipaedia Who is Allah? by Rick Brown, http://www.ijfm.org/PDFs_IJFM/23_2_PDFs/Brown_WhoIsAllah.pdf Allah in Translations of the Bible, Kenneth J. Thomas is a UBS (United Bible Societies) Arthur Jeffery, The Foreign Vocabulary of the Qur’ān (Baroda: Oriental Institute, 1938), p. 66; D. B. Macdonald, Encyclopaedia of Islam, New Edition (Leiden: E. J. Brill, 1971), III, 1093. Fouad Elias Accad, The Qur’an as a Bridge to the Bible (Colorado Springs, CO: NAV Press, 1997), p. 22. Accad is the former General Secretary of the Bible Society of Lebanon and father of the present General Secretary. Nama ALLAH dalam ALKITAB oleh Bambang Noorsena, Sun Jan 22, 2006 Artikel-artikel http://www.sarapanpagi.org The Name of G-d, by Duane D. Miller The Sacred Name - Is a Christian Required to Use It? by Ken Graham The Treasures of St. Catherine's Monastery, by Shirley W. Madany -- Middle East Resources Was Allah The Moon God of Ancient Arab Pagan? By Syed Kamran Mirza Back to Yahweh, http://www.backtoyahweh.com Berbagai Kamus – bahasa Indonesia, bahasa Arab, bahasa Ibrani, bahasa Aram, bahasa Inggris.
(Untuk kalangan sendiri)
11