Alkitab adalah Firman Allah
By Arianto Pakaang
Alkitab Terdiri dari 66 Buku • Perjanjian Lama (39 Buku) Kitab Taurat (Pentateuch): Kejadian – Ulangan Kitab Sejarah: Yosua – Ester Kitab Nyanyian (Puisi): Ayub – Kidung Agung Kitab Nubuat: Yesaya – Maleakhi
Pendahuluan
• Perjanjian Baru (27 Buku)
Pendahuluan
Injil: Matius – Yohanes Sejarah: Kisah Para Rasul Surat: Roma – Yudas Nubuat: Wahyu
• Ditulis sekitar 40 Penulis dengan 20 pekerjaan • Hidup di 10 Negara • Masa penulisan lebih daripada 1500 tahun • Dalam tiga bahasa (Ibrani, Yunani dan Aram) • Memiliki Satu Tema: “Seluruh Alkitab mengajarkan tentang Kristus.” (Martin Luther)
Pendahuluan
Mengapa Harus Belajar Doktrin Alkitab?
Pertama, Seluruh pengajaran Kristen bersumber dari Alkitab. Dengan demikian kita harus terlebih dahulu memahami apakah sebenarnya Alkitab itu sebelum kita bisa ‘memakainya’ dengan tepat dan benar.
Mengapa Harus Belajar Doktrin Alkitab? Kedua, Kita juga harus memiliki sikap yang benar dan tepat akan Alkitab. Studi doktrin Alkitab sangat ‘urgent’ (mendesak) dibutuhkan dalam kondisi kekristenan saat ini karena munculnya sikap yang salah dan tidak tepat terhadap Alkitab: Alkitab bukanlah Firman Tuhan, Alkitab sukar dimengerti, Alkitab hanya buku catatan kuno yang tidak ada hubungannya lagi dengan zaman ini, munculnya keraguan akan Alkitab sebagai Firman Tuhan, ketidakpedulian pada Alkitab dan kuasa serta kebenaran Firman Tuhan, Adanya otoritas lain yang dianggap lebih tinggi disbanding Alkitab.
Mengapa Harus Belajar Doktrin Alkitab? Ketiga, Transformasi hidup tidak akan pernah terjadi tanpa adanya bible movement - dimana Firman Tuhan dipelajari, dijunjung tinggi, dan ditaati (2 Raja 22:12-13; Neh 8:4-13) Bukannya sikap ‘lapar dan haus akan kebenaran’ yang kita miliki, tapi kita merasa sudah kenyang dan cukup. Pembelajaran Firman Tuhan juga tidak lagi menjadi pusat dari hidup kita, sehingga bukan hanya kita sendiri yang menderita tapi sikap hati kita membuat orang-orang yang kita layani juga memiliki sikap hati yang sama.
Alkitab adalah Firman Allah 1. 2.
Alkitab mengatakan dirinya Firman Allah Sikap Tuhan Yesus yang menerima dan menjunjung tinggi Alkitab 3. Superioritas dan keistimewaan ajaran Alkitab 4. Kuasa Alkitab yang mengubah hidup 5. Kesatuannya yang ajaib 6. Kemurniannya 7. Ketepatan nubuat dan nilai nubuat yang tiada tara 8. Sifat universalnya 9. Ketahanannya terhadap segala serangan 10. Pengalaman pribadi
Alkitab adalah Firman Allah
Bukti Eksternal • Tulisan-tulisan dari Gereja mulamula dan sejarahwan sekelur • Penemuan-penemuan Arkeologi • Hasil-hasil sains
Alkitab adalah Firman Allah
Pembuktian internal dan eksternal memberi kita suatu keyakinan rasional tentang Alkitab adalah Firman Allah, tetapi Roh Kudus yang diam di dalam kita memberi “kepastian.”
Alkitab adalah Firman Allah John Owen: Alkitab merupakan wahyu supranatural, dan tanpa karya Allah yang bersifat supranatural di dalamnya, tidak akan ada pembaca yang mau tunduk kepada yang Berdaulat.
Implikasi 1 Alkitab haruslah menjadi otoritas tertinggi mengenai apa yang kita percayai dan bagaimana kita hidup lebih dari apapun. Segala otoritas yang ada (tradisi, pernyataan hamba Tuhan, pengajaran, nubuatan, penglihatan) haruslah diukur kebenarannya berdasarkan terang Alkitab.
Implikasi 2 Ketidakpercayaan – ketidaktaatan kepada Alkitab adalah ketidakpercayaan – ketidaktaatan kepada Allah sendiri.
Implikasi 3 Kita seharusnya memiliki keyakinan yang teguh akan kebenaran-kebenaran Alkitab karena perkataan Allah adalah kebenaran itu sendiri (Yoh. 17:17) – pentingnya mengimani perkataan Alkitab. Kita juga seharusnya memiliki keyakinan teguh dalam penyampaian kebenaran Alkitab kepada orang-orang yang kita layani.
Implikasi 4 Karena hanya Roh Allah sendiri yang sanggup membukakan pikiran Allah, maka perenungan Alkitab harus disertai doa dan kerendahan hati mohon pimpinan Roh.
• Revelation • Inspiration • Inerransi/Infallibiliti • Kanon • Iluminasi
Setiap tukang kebun yang berpengalaman mengetahui bahwa untuk menghasilkan bunga-bunga yang indah diperlukan ketekunan dan kerja keras. Tidak cukup dengan menabur bibit saja. Tanah harus disiapkan, benih harus disirami setelah ditanam, rumput-rumput harus dibuang. Pekerjaan pemeliharaan ini perlu dilakukan setiap hari, supaya tanaman muda tidak mati. Akhirnya semua ketekunan dan kerja keras akan menghasilkan bunga-bunga yang indah dipandang dan harum baunya.
Persekutuan kita dengan Tuhan juga memerlukan pemeliharaan. Setiap hari kita perlu datang pada Tuhan, supaya hubungan kita dengan Tuhan berkembang. Dan, buah Roh seperti yang tertulis di Galatia 5:22 juga akan tampak dalam hidup kita bagi kemuliaan Allah.
Apakah Waktu Teduh itu? • Waktu Teduh adalah waktu yang khusus disediakan bagi Tuhan setiap hari. Sebaiknya waktu ini disediakan pada pagi hari sebelum sarapan. Di sana kita bertemu dengan Tuhan, berbicara dengan-Nya dalam doa, dan mendengar apa yang Ia katakan melalui Firman-Nya.
Apakah Waktu Teduh itu? • Waktu Teduh adalah respons kita terhadap kerinduan Allah Bapa untuk bersekutu dengan anak-anak-Nya. • Waktu Teduh adalah persekutuan yang indah dengan Tuhan pada tiap permulaan hari, dan merupakan penyerahan diri yang baru pada hari itu.
Mengapa Waktu Teduh Perlu? Pertama, contoh dari Yesus. Ia menunjukkan betapa Ia menikmati persekutuan dengan Bapa-Nya. “Meskipun hari sebelumnya Ia sibuk sekali, tetapi keesokan harinya Ia bangun pagi-pagi dan menyediakan waktu bagi Bapa-Nya” (Mrk. 1:21-37). Kalau Yesus, manusia yang sempurna, memerlukan waktu teduh dengan Tuhan, apalagi kita.
Mengapa Waktu Teduh Perlu? Kedua, Tuhan merindukan persekutuan dengan kita. Ini suatu hal yang luar biasa, bahwa Pencipta langit dan bumi benarbenar menginginkan persekutuan dengan ciptaan-Nya. Tuhan lebih menghargai persekutuan kita dengan Dia daripada apa yang kita lakukan bagi-Nya. Tuhan lebih menginginkan persekutuan pribadi yang teratur antara Dia dengan kita.
Mengapa Waktu Teduh Perlu? Ketiga, tanpa waktu teduh yang teratur, kita tidak dapat bertumbuh dalam iman. Orangorang saleh yang dipakai Tuhan dari abad ke abad, semuanya mempunyai waktu teduh yang teratur, misalnya Daud (Mzm. 5:4), Daniel (Dan. 6:11), Martin Luther, John Wesley, dan lain-lain.
Saran-Saran Praktis • Sediakan waktu yang teratur setiap pagi. Sebagai permulaan mulailah dengan 15 menit. Sesudah kebiasaan itu tertanam, sediakan waktu yang lebih lama. • Cari tempat yang tenang. Hindari suarasuara yang bisa mengganngu misalnya radio, tape-recorder, tv, dan sebagainya.
Saran-Saran Praktis • Tenangkan hati dan harapkan kehadiran Tuhan. Tujuan waktu teduh adalah untuk memenuhi kebutuhan kita akan Tuhan, mengisi tangki rohani kita sebelum memulai hari itu. • Baca Alkitab dan mengikuti buku penuntun tertentu seperti Santapan Harian, Saat Teduh, Renungan Harian, Dian Kampus, Our Daily Bread, dan sebagainya.
Saran-Saran Praktis • Atau, renungkanlah satu bagian dari Alkitab selama satu minggu, misalnya Mazmur 1, 8, 23, 119, Matius 5-7, Yohanes 15, 17, I Korintus 13, Ibrani 11, dan lain-lain. • Doakan apa yang telah kita renungkan dan serahkan diri kita kepada Tuhan untuk hari itu. • Tulis dalam buku khusus apa yang telah Tuhan ajarkan.
Pemahaman Alkitab: Markus 1:21-39 Bagian ini memberi gambaran tentang apa yang Yesus lakukan pada suatu hari pada awal pelayanan-Nya; dimulai dengan peristiwa pada suatu pagi di hari Sabat dan berakhir keesokan harinya.
1. Ayat 21-34. Sebutkan hal-hal yang dilakukan Yesus pada pagi, siang hingga malam hari. Apakah ada tanda-tanda bahwa Ia beristirahat selama hari itu? Kira-kira jam berapa Ia berhenti bekerja pada hari itu? (Perhatikan ayat 32,33). 2. Ayat 35-39. Meskipun sehari sebelumnya merupakan hari yang sibuk dan melelahkan, kirakira pukul berapa Yesus bangun? Apa yang Yesus lakukan? Di mana? Mengapa Ia memilih tempat itu? 3. Ayat 36. Adakah orang lain yang juga bangun pagi untuk berdoa? Yesus bangun pagi untuk bersekutu dengan Bapa-Nya. Apakah hal ini yang pertama kali dilakukan Yesus? (Perhatikan kata “menyusul” ayat 36, “menemukan” ayat 37)
• 1:21 Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. • 1:22 Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. • 1:23. Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak:
• 1:24 "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." • 1:25 Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" • 1:26 Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. • 1:27 Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya." • 1:28 Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea.
• 1:29. Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. • 1:30 Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. • 1:31 Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. • 1:32 Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. • 1:33 Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu.
• 1:34 Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. • 1:35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. • 1:36 Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; • 1:37 waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau." • 1:38 Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." • 1:39 Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan. • {{{
Penerapan Pribadi 1. Apa yang dapat saya pelajari dari contoh Yesus di atas? 2. Apa halangan terbesar bagi saya untuk melakukan waktu teduh secara teratur? Bagaimana saya bisa mengatasinya? 3. Ceritakan bagaimana Saudara melakukan waktu teduh! Sebutkan kapan, berapa lama, apa yang dilakukan, memakai bahan apa, dan sebagainya! 4. Apa manfaat waktu teduh bagi Saudara? Kalau tidak ada manfaatnya, apa sebabnya? Bagaimana mengatasinya?
Ayat Hafalan Markus 1:35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.