Bagian
1 Al Battani Pemopuler Istilah Tabel Sinus, Tangen, dan Kotangen Pelajar SMP sudah berkenalan dengan istilah Sinus, Kosinus, Tangen, dan Kotangen. Akan tetapi, kita kadang-kadang tidak mengenal pemopuler istilah tersebut. Siapakah yang memopulerkannya? Salah satu tokohnya adalah Al-Battani yang di kalangan ilmuwan Barat dikenal dengan sebutan Albategni atau Albategnius.
Al Battani Pemopuler Istilah Tabel Sinus, Tangen, dan Kotangen
7
Sumber:
[email protected]
Gambar 1.1 Al Battani
Dia dikenal menggunakan prinsip trigonometri ketika melakukan observasi astronomi di observatorium yang dibangun Khalifah Makmun Ar-Rasyid dan Khalifah Abbasiyah. Pengertian Sinus dan Kosinus tersebut untuk menggantikan istilah chord atau tali busur yang biasa digunakan dalam perhitungan astronomi dan tri-gonometri di masa itu. Dalam bahasa Arab, istilah Sinus disebut jaib yang berarti teluk atau garis bengkok. Adapun, kotangen dalam bahasa Arab adalah bayangan lurus atau garis istiwa’ (khatulistiwa) dari Gnomon. Gnomon adalah suatu alat semacam papan yang digunakan untuk mengukur cahaya matahari setelah dibagi menjadi dua belas bagian. Tangen, kata Al-
8
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Battani, adalah garis bayang-bayang melintang yang jauh di permukaan Gnomon. Dia mengukur garis lurus khatulistiwa melalui pengukuran bayang-bayang yang menyeruak pada alat Gnomon. Garis lurus itulah yang dikenal dengan sebutan kotangen. Adapun, garis melintangnya disebut tangen. Teori tangen dan kotangen inilah yang kemudian menjadi dasar ilmu trigonometri. Alat Gnomon yang dipakai Al-Battani menjadi sumber ilham bagi para ilmuwan untuk menciptakan jam yang kita kenal pada sekarang. Ilmuwan yang mendapatkan semangat keilmuan Al-Battani ialah Abbas bin Abdullah Habsy Al-Hisab Al-Marwarji, seorang astronom muda yang membagi bidang alat tersebut menjadi enam puluh bagian. Setiap bagian dinilainya sama dengan satu jam. Satu jam sama dengan 60 menit dan satu menit sama dengan 60 detik. Dari kedua pembagian ini, jelas Al-Battani membagi satu hari sama dengan 12 jam, sedangkan Al-Mawarzi menjadi 60 jam. Seiring zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan, ilmu ini juga sampai ke Eropa dan kemudian dikembangkan menjadi pembagian waktu yang sekarang ini. Salah satu yang menunjukkan kematematikawanannya ialah keberhasilan Al-Battani menyusun daftar tabel sinus, tangen, dan kotangen dari 0 derajat s.d. 90 derajat secara cermat. Tabel ini dengan tepat dia terapkan dalam operasi aljabar dan trigonometri untuk segitiga sferis. Al-Battani juga berhasil memperkenalkan istilah berbahasa Arab yang kelak menjadi terkenal dalam bidang astronomis, yakni azimut,
Al Battani Pemopuler Istilah Tabel Sinus, Tangen, dan Kotangen
9
zenit, dan nadir. Dia juga berhasil menunjukkan letak kekeliruan ilmuwan Cladius Ptolemaeus tentang gerak, posisi, dan apogee matahari. Perhitungan Ptolemaeus mencatat 17 derajat, sedangkan AlBattani mencatat garis bujur apogee matahari telah bertambah 16 derajat 40 menit. Dengan menghitung panjang tahun menjadi 365 hari, 5 jam 46 menit, 24 detik, ketepatan hitungan itu hanya berselisih 2 menit dibandingkan dengan waktu yang sebenarnya. Buah pikir Al-Battani yang terkenal, di antaranya, ialah Az-Zij dan Risalah fi Tahqiq Aqdar al-Ittisalat, yang diterjemahkan ke dalam hampir semua bahasa.
Wafa Muhammad al Buzjani Penerus Al Battani Trigonometri adalah salah satu cabang dari ilmu matematika geometri. Sebagian besar siswa di Indonesia memang kurang menyukai pelajaran trigonometri karena dianggap sulit, banyak rumusnya dan memiliki soal-soal yang sangat variatif dan rumit. Meski demikian, trigonometri adalah salah satu cabang ilmu yang sangat penting. Tanpa ilmu trigonometri, wajah dunia tidak akan “secanggih” seperti sekarang. Tidak akan berdiri bangunan-bangunan indah, tinggi dan berstruktur kokoh, jika insinyur yang membangunnya tidak menguasai hitungan trigonometri dengan baik. Tanpa pemahaman trigonometri yang bagus, pesawat terbang maupun alat-alat berbasis mesin lainnya tidak akan bekerja dengan baik, karena mesin yang 10
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
berputar akan menciptakan pola-pola trigonometri seperti sinus dan cosinus. Tanpa ilmu trigonometri, kita tidak dapat menonton TV dan mendengar musik , sebab sumber arus listrik yang dipakai memiliki pola-pola trigonometri yang harus dikuasai dengan baik. Tanpa kemampuan yang prima dalam trigonometri, sulit tercipta sistem yang sangat canggih seperti Global Positioning System (GPS). Pendek kata, tanpa kemampuan memahami trigonometri dengan baik, wajah dan keadaan dunia akan tampak “primitif “. Ilmu trigonometri melejit pesat sejak ditemukan formula yang sekarang dikenal sebagai sinus, cosinus dan tangen. Dengan adanya formula tadi, banyak perhitungan geometri yang dapat dibuat menjadi mudah dan efisien karena tidak perlu lagi berputar-putar dan berulang-ulang. Formula penting trigonometri yaitu sinus, cosinus diperkenalkan pertama kali oleh matematikawan muslim kelahiran Iran, Wafa Muhammad al Buzjani pada tahun 964 Masehi alias 1.050 tahun silam. Kelak bersama matematikawan muslim lainnya yaitu Al Batani, beliau merumuskan formula tangens. Wafa Muhammad al Buzjani lahir tahun 940 Masehi di Buzjan, sekarang termasuk wilayah negara Iran. Kemudian beliau melanjutkan pendidikan ke Bagdad, Irak di tahun 959, dan akhirnya dikenal sebagai salah satu pakar matematika dan astronomi. Jasa Wafa Muhammad al Buzjani di bidang matematika geometri sangat besar. Beberapa kontribusinya antara lain menciptakan solusi bagi problema geometri yang berhubungan dengan arah mata angin,
Al Battani Pemopuler Istilah Tabel Sinus, Tangen, dan Kotangen
11
merumuskan dan membuat solusi untuk formula geometri berbentuk segi delapan beraturan dan persamaan trigonometri segitiga dalam hubungannya dengan lingkaran. Selain itu, ada dua karya monumental dari Wafa Muhammad al Buzjani, yaitu solusi dari persamaan geometri x**4 = a dan x**4 + a (x**3)=b Juga penemuan bentuk penjumlahan sinus yaitu: 2 sin **2 (a/2) – 1 = cos (a) dan sin (a) = 2 sin (a/2) cos (a/2) Karya-karya Wafa Muhammad al Buzjani diabadikan dalam tiga buah buku utamanya yaitu Ilm al Hisab yang berisi konsep dasar teorema dan hitungan aritmatika, Al Kamil yang berisi formulaformula matematika, Ilm al Handsa yang berisi formula problema dan solusi dari geometri terapan. Ketiga buku tersebut sangat tebal, masing-masing sekira 800 halaman. Enam hingga sepuluh abad kemudian, bukunya menjadi rujukan para ahli astronomi dan geometri seperti Tycho Brache, Gauss dan Lobachevsky. Pada tahun 997 Masehi beliau wafat di Kota Bagdad pada usia yang relatif muda yaitu 57 tahun. Meski telah tiada, Wafa Muhammad al Buzjani tetap akan dikenang dan dihargai jasanya karena terbukti mampu menjaga harkat dan martabat Islam. Semangat pengorbanan untuk matematika yang diperlihatkan Wafa Muhammad al Buzjani diharapkan menjadi cambuk bagi generasi muda, khususnya pemuda Islam untuk lebih percaya diri dan terpacu dalam memperdalam ilmu.
12
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Bagian
2 Al Battani Menemukan Hitungan Jarak Keliling Bumi Sejak berabad-abad lamanya, astronomi dan matematika begitu lekat dengan umat Islam. Tidak heran apabila sejumlah ilmuwan di kedua bidang tersebut bermunculan. Salah seorang di antaranya adalah Abu Abdallah Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan Al-Battani. Ia lebih dikenal dengan panggilan Al-Battani atau Albatenius.
Al Battani Menemukan Hitungan Jarak Keliling Bumi
13
Sumber: Eureka Dwiraga, 2007
Gambar 1.2 keliling bumi
Al Battani lahir di Battan, Harran, Suriah pada sekitar 858 M. Keluarganya merupakan penganut sekte Sabbian yang melakukan ritual penyembahan terhadap bintang. Namun, ia tak mengikuti jejak langkah nenek moyangnya, bahkan ia lebih memilih memeluk Islam. Ketertarikannya dengan benda-benda yang ada di langit membuat Al Battani kemudian menekuni astronomi. Secara informal, ia mendapatkan pendidikan dari ayahnya yang juga seorang ilmuwan, Jabir Ibn San’an Al-Battani. Keyakinan ini menguat dengan adanya bukti kemampuan Al Battani membuat dan
14
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
menggunakan sejumlah perangkat alat astronomi seperti yang dilakukan ayahnya. Beberapa saat kemudian, ia meninggalkan Harran menuju Raqqa yang terletak di tepi Sungai Eufrat, di sana ia melanjutkan pendidikannya. Di kota inilah ia melakukan beragam penelitian hingga ia menemukan berbagai penemuan cemerlangnya. Pada saat itu, Raqqa menjadi terkenal dan mencapai kemakmuran. Ini disebabkan karena kalifah Harun Al Rashid, khalifah kelima dalam Dinasti Abbasiyah, pada 14 September 786 membangun sejumlah istana di kota tersebut. Ini merupakan penghargaan atas sejumlah penemuan yang dihasilkan oleh penelitian yang dilakukan Al Battani. Usai pembangunan sejumlah istana di Raqqa, kota ini menjadi pusat kegiatan baik ilmu pengetahuan maupun perniagaan yang ramai. Buah pikirnya dalam bidang astronomi yang mendapatkan pengakuan dunia adalah lamanya bumi mengelilingi bumi. Berdasarkan perhitungannya, ia menyatakan bahwa bumi mengelilingi pusat tata surya tersebut dalam waktu 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik. Perhitungannya mendekati dengan perhitungan terakhir yang dianggap lebih akurat. Itulah hasil jerih payahnya selama 42 tahun melakukan penelitian yang diawali pada musa mudanya di Raqqa, Suriah. Ia menemukan bahwa garis bujur terajauh matahari mengalami peningkatan sebesar 16,47 derajat sejak perhitungan yang dilakukan oleh Ptolemy. Ini membuahkan penemuan yang penting mengenai gerak lengkung matahari. Al Battani Menemukan Hitungan Jarak Keliling Bumi
15
Al Battani juga menentukan secara akurat kemiringin ekliptik, panjangnya musim, dan orbit matahari. Ia pun bahkan berhasil menemukan orbit bulan dan planet dan menetapkan teori baru untuk menentukan sebuah kondisi kemungkinan terlihatnya bulan baru. Ini terkait dengan pergantian dari sebuah bulan ke bulan lainnya. Penemuannya mengenai garis lengkung bulan dan matahari, pada 1749 kemudian digunakan oleh Dunthorne untuk menentukan gerak akselerasi bulan. Dalam bidang matematika, Al Battani juga memberikan kontribusi gemilang terutama dalam trigonometri. Laiknya, ilmuwan Muslim lainnya, ia pun menuliskan pengetahuannya di kedua bidang itu ke dalam sejumlah buku.
Sumber: Eureka Dwiraga, 2007
Gambar 2.1 Karya Al Battani tentang Astronomi.
16
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Bukunya tentang astronomi yang paling terkenal adalah Kitab Al Zij. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke12 dengan judul De Scienta Stellerum u De Numeris Stellerum et Motibus oleh Plato dari Tivoli. Terjemahan tertua dari karyanya itu masih ada di Vatikan. Terjemahan buku tersebut tak melulu dalam bahasa latin tetapi juga bahasa lainnya. Terjemahan ini keluar pada 1116 sedangkan edisi cetaknya beredar pada 1537 dan pada 1645. Sementara terjemahan karya tersebut ke dalam bahasa Spanyol muncul pada abad ke-13. Pada masa selanjutnya baik terjemahan karya Al Battani dalam bahasa Latin maupun Spanyol tetap bertahan dan digunakan secara luas. Tidak heran apabila tulisannya, sangat memberikan pengaruh bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa hingga datangnya masa Pencerahan. Dalam Fihrist, yang dikompilasi Ibn An-Nadim pada 988, karya ini merupakan kumpulan Muslim berpengaruh pada abad ke-10, dinyatakan bahwa Al Battani merupakan ahli astronomi yang memberikan gambaran akurat mengenai bulan dan matahari. Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri: tan a =
sin a cos a
sec a = 1 + tan 2 a
Al Battani Menemukan Hitungan Jarak Keliling Bumi
17
Beliau juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus: sin a =
a 1 + a2
dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan persamaan-persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen. Informasi lain yang tertuang dalam buku Fihrist menyatakan pula bahwa Al Battani melakukan penelitian antara tahun 877 dan 918. Tidak hanya itu, di dalamnya juga termuat informasi mengenai akhir hidup sang ilmuwan ini. Fihrist menyatakan bahwa Al Battani meninggal dunia dalam sebuah perjalanan dari Raqqa ke Baghdad. Perjalanan ini dilakukan sebagai bentuk protes karena ia dikenai pajak yang berlebih. Al Battani memang mencapai Baghdad untuk menyampaikan keluhannya kepada pihak pemerintah. Namun kemudian, ia menghembuskan napas terakhirnya ketika dalam perjalanan pulang dari Baghdad ke Raqqa.
18
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Bagian
3 Al Battani, Orang Pertama yang Menemukan Perubahan Aphelion (Titik Terjauh) Matahari Orang yang di Barat dikenal dengan Albategnius ini mempunyai nama panjang Abu Abdullah Muhammad Ibnu Jabir Ibnu Sinan Al Battani. Dia seorang ahli astronomi sekaligus mahir matematika. Kelahirannya sekitar tahun 244 H / 858 M di Harran, sekarang kota Altinbasak di Turki, dekat kota Urfa. Namun, ada juga yang mengatakan ia berasal dari Battan, sebuah desa di perbatasan Harran. Dia keturunan orang-orang Sabi’an, dan awalnya menganut
Al Battani, Orang Pertama yang Menemukan Perubahan Aphelion (Titik Terjauh) Matahari
19
paganisme Hellenis, tapi kemudian ia menjadi seorang muslim. Pendidikan pertamanya ia peroleh dari sang ayah, Jabir Ibnu Sin’an Al Battani. Selanjutnya, ia belajar di Raqqa, tepian Sungai Eufrat, hingga memperoleh ilmu yang luas. Di akhir abad ke-9 M, Al Battani pindah ke Samarra untuk melanjutkan pekerjaannya hingga ia wafat di sana sekitar tahun 317 H / 929 M. Kecuali itu, disebutkan pula ia pernah belajar di Syiria, selain belajar di Raqqa dan Samarra’. Apa Karyanya? Minatnya yang kuat terhadap astronomi membuat Al Battani menggunakan waktunya untuk melakukan kegiatan ilmiah di bidang ini, hingga ia dikenal luas sebagai ilmuwan dengan berbagai hasil karyanya. Di Raqqa, Al Battani melakukan kajian dan observasi astronominya pada sekitar tahun 877-929 M dan menghasilkan banyak penemuan di bidang ini. Orang yang disebut pakar astronomi terbesar ini membuat tabel perhitungan gerakan planet (al zij as sabi’) yang akurat dari hasil penelitiannya. Dia melakukan perbaikan dalam karya Ptolemy (Ptolomeus). Karya Ptolemy yang terkenal adalah Majesty. Perbaikannya dengan hitungan yang tepat tahun matahari 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik sangat luar biasa, yang kita kenal sekarang sebagai hitungan hari dalam setahun. Dengan demikian, Al Battani merupakan orang pertama yang menemukan perubahan aphelion (titik terjauh) matahari. Perbedaan hitungannya dengan perhitungan modern sekarang hanya 2 menit 22 detik. Dia menemukan bahwa garis bujur apogee (jarak lintasan
20
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
terjauh) matahari telah meningkat 16° 47' berdasar hitungan Ptolemy. Temuannya ini sangat penting dalam hal gerak putaran matahari dan variasinya serta persamaan waktu. Al Battani tak mempercayai trepidation (rasa takut), tapi ia percaya equinoxes (waktu siang dan malam sama panjangnya), meskipun Copernicus, seorang ilmuwan Polandia yang lahir tahun 1473 M dan terkenal dengan teori heliosentrisnya, beberapa abad kemudian mempunyai pemahaman yang salah tersebut. Menarik apa yang dikatakan oleh Prof. Phillip Hitti mengomentari penemuan-penemuan fundamental Al Battani dalam bidang astronomi dengan pernyataannya, “Dia (Al Battani) melakukan perubahan dalam karya Ptolomeus dan meluruskan perhitungan untuk orbit bulan dan planet-planet tertentu. Dia juga menyatakan kemungkinan terjadinya gerhana matahari tahunan dan menentukan pergantian musim dengan akurat, menentukan ketepatan dan rata-rata orbit benda-benda langit, lama tahun dan ketepatan musim tropis serta rata-rata orbit matahari.” Pengakuan jujur seorang ilmuwan Barat semacam Prof. Phillip Hitti menunjukkan kredibilitas dan kapabilitas ilmuwan muslim ini yang mempunyai sumbangan besar terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban dunia hingga manfaatnya bisa kita rasakan sekarang. Al Battani adalah ilmuwan yang kritis, dan bukan tipe pengekor. Hal ini terbukti dengan berbagai konsepnya yang bertentangan dengan Ptolomeus, dan memberikan penjelasannya. Al Battani
Al Battani, Orang Pertama yang Menemukan Perubahan Aphelion (Titik Terjauh) Matahari
21
membuktikan variasi diameter angular matahari yang memungkinkan terjadunya gerhana matahari tahunan. Tak hanya itu, ia juga mengajukan teori baru yang sangat jenius untuk menentukan kondisi terlihatnya bulan baru dengan merevisi orbit bulan dan planet. Hasil temuan Al Battani pun digunakan jauh berabad-abad setelahnya oleh Dunthorne pada tahun 1749 M. Dunthorne menggunakan cara pengamatan Al Battani yang baik sekali mengenai gerhana bulan dan matahari untuk menentukan akselerasi gerak bulan. Al Battani juga menemukan koefisien ilmu falak untuk menentukan ketepatan tinggi dan ketepatan equinoxes 54.5" per tahun serta penyimpangan ecliptic lingkaran peredaran bola bumi) 23° 35'. Selain itu, tokoh yang satu ini terkenal juga karena temuannya yang cerdas dalam memberikan solusi permasalahan trigonometri ruang dengan mengunakan metode proyeksi orthografis. Hasil temuan Al Battani memang berkualitas, hingga Hevilius berdasarkan penyelidikannya terhadap karya Al Battani, menemukan variasi sirkular bulan. Karya Al Battani dalam bidang astronomi adalah kitabnya, yaitu Az Zij Ash Shabi’ yang beberapa kali dipublikasikan di Erpoa di beberapa abad setelahnya sekitar tahun 1537 M dan 1645 M. Ini adalah bukti pengakuan dunia atas kebesaran keilmuannya di bidangnya. Kita sekarang mengenal rasio trigonometri, bukan? Ternyata rasio trigonometri merupakan salah satu karya besar Al Battani dalam bidang matematika. Al Battani adalah orang nomor wahid yang
22
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
mengganti penggunaan busur Yunani dengan sinus dan pemahaman yang jelas mengenai keunggulannya. Dia juga mengemangkan konsep cotangent dan melengkapi tabelnya dengan hitungan derajat. Karya Al Battani mengundang komentar dan pengakuan Joseph Hell dengan mengatakan, “Dalam bidang trigonometri teori sinus, cosinus, dan tangen merupakan bidang yang dikuasi orang Arab.” Tak hanya itu, Baron Carra de Vaux yang awalnya meremehkan ilmuwan muslim dalam bukunya The Legacy of Islam, akhirnya mengakui kontribusi dan kapabilitas ilmuwan muslim dengan menuliskan bahwa orangorang Arab (ilmuwan muslim) salah satunya telah memberikan landasan bagi penemuan trigonometri sferis (spherical trigonometry). Oleh karena itu, kebesaran Eropa setelahnya di masa Peurbach, Regiomantanus, dan Copernicus tak dapat dipisahkan dari para pendahulu mereka, yaitu ilmuwan-ilmuwan muslim dengan karyakarya besarnya sebagai landasannya. Al Battani juga banyak menulis buku tentang astronomi dan trigonometri. Buku termasyhurnya adalah tentang astronomi yang dilengkapi tabel, yang pada abad ke-12 diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan judul De Scienta Stellarum-De Numeris Stellarum et Motibus oleh Plato of Tiboli pada paroh kedua abad ke-9 M. Ada bab khusus yang membahas trigonometri di buku ini, yaitu di bab ketiga. Buku Al Battani ini terjemahan kunonya berada di Vatikan. Selain itu, Isaac Ibnu Sid (Isaac ha Hazzan), yang menerjemah dari bahasa Arab ke abahsa Spanyol sekitar tahun 1263-
Al Battani, Orang Pertama yang Menemukan Perubahan Aphelion (Titik Terjauh) Matahari
23
1277 M di Toledo, juga menerjemahkan salah satu karya Al Battani dengan judul Canons. Hingga sang fisikawan dan astronom kenamaan semacam Copernicus pun dalam bukunya De Revolutionibus Qrbium Clestium mengakui Al Battani. Begitulah Al Battani alias Albategnius, mewujudkan imannya dengan karyakarya ilmiahnya demi kemaslahatan manusia.
24
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Bagian
4 Peran Matematika Sepeninggalan Al Battani Matematika dan Peradaban Manusia Selain masalah politik, kira-kira sebab apakah terjadi sengketa perbatasan di Ambalat oleh Indonesia dan Malaysia. Harus disadari, terdapat beda pemikiran tentang pengukuran batas wilayah akibatnya masing-masing pihak mengklaim sebagai hak miliknya. Ketika berbicara tentang ukur-mengukur, sulit rasanya menepis anggapan bahwa di sinilah matematika berperan penting.
Peran Matematika Sepeninggalan Al Battani
25
Sedangkan matematika sering dihindari, apalagi ketika mempelajarinya di bangku sekolah. Sedikit sekali adanya kesadaran bahwa aplikasi matematika dalam kehidupan terasa sangat berarti. Jika melihat sejarah peradaban manusia pada masa lalu, terlihat bahwa matematika selalu memainkan peran utamanya. Matematika menjadi sarana untuk pengukuran perbatasan Negara; peramalan cuaca; navigasi laut; pembangunan rumah dan jembatan; penggambaran peta; pengembangan persenjataan; perencanaan perang dan damai; pemahaman gerak benda langit; peningkatan perdagangan. Pada abad ini (XXI), matematika telah menjadi alat untuk penemuan prinsip sains baru; penciptaan komputer; pengarahan lalu lintas dan komunikasi; penggunaan energi atom; penemuan biji tambang baru; peramalan pertumbuhan penduduk; penemuan mesin baru; pengembangan strategi permainan; pembuatan vaksin dan obat baru; navigasi angkasa luar; peramalan cuaca. Masa sekarang, tampaknya matematika lebih dikuasai oleh orang non-muslim dibanding umat Islam sendiri. Padahal dunia Islam telah melahirkan berbagai tokoh yang tidak hanya menguasai bidang ilmu agama juga piawai dalam bidang ilmu matematika. Misalnya Jabir bin Sinan al-Battani seorang ulama yang ahli trigonometri dan penemu hukum sinus dan cosinus, Omar Kayyam seorang cendekiawan muslim bidang astronomi, sastra dan matematika.
26
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Adapula seorang ilmuwan muslim kelahiran Kharizm, Iran, dikenal sebagai ahli di bidang astronomi, geografi dan matematika. Ia juga dikenal sebagai pencetus angka ‘0’ dan mengenalkan sistem notasi desimal serta tanda pengkalian dua sebagaimana dipakai sekarang.
Peradaban Manusia Semakin banyak manusia atau kelompok manusia menguasai pengetahuan, maka makin tinggi peradaban yang dimilikinya, karena manusia adalah makhluk yang berfikir dan matematika sendiri adalah cara/metode berpikir dan bernalar. Matematika dapat digunakan untuk memutuskan apakah suatu ide itu benar atau salah, atau paling sedikit ada kemungkinan benar sebagai suatu medan eksplorasi dan penemuan. Di situ, setiap hari ide baru ditemukan. Matematika adalah cara berfikir yang digunakan untuk memecahkan semua jenis persoalan di dalam sains, pemerintahan, dan industri. Ia adalah bahasa universal yang dipahami oleh semua bangsa di dunia. Bahkan dipercayai, bahwa matematika akan menjadi bahasa yang dipahami oleh penduduk di planet Mars (jika, di sana ada penduduknya). Matematika adalah seni, seperti halnya musik, penuh dengan simetri, pola, dan irama yang dapat sangat menyenangkan. Matematika dilukiskan pula sebagai pelajaran tentang pola. Pola
Peran Matematika Sepeninggalan Al Battani
27
adalah sejenis keteraturan, baik dalam bentuk maupun ide. Pelajaran tentang pola ini menjadi begitu penting dalam sains. Sebab, keteraturan dan simetri terjadi begitu sering di alam nyata. Pandang saja: bunyi, cahaya, magnetisme, aliran listrik, gelombang laut, lintasan pesawat dan satelit, aliran air, mekanika atom. Semua itu mempunyai pola yang di dunia matematika dapat diklasifikasikan ke dalam jenis pola tertentu. Pemikiran sempit selama ini, bahwa matematika hanya bidang ilmu yang selalu berhubungan dengan angka saja, membuat kepala menjadi pusing harus dibuang jauh-jauh karena penalaran juga menjadi bagian tak terpisahkan dalam menguasai matematika. Oleh karena itu, Baik matematika terapan maupun matematikan murni, keduanya tumbuh terus setiap hari. Melalui eksperimen, imajinasi, dan penalaran, matematikawan menemukan fakta dan ide baru sehingga pemerintah, pengusaha, dan ilmuwan, dapat menggunakannya untuk memajukan peradaban manusia. Jika berpikir sejenak tentang perkembangan/perubahan dunia dewasa ini, misalnya tentang satelit, kapal selam nuklir, mesin otomatis, antibiotika, telepon dan televisi digital, terlihat bagaimana matematika dan sains telah mengubah gaya hidup manusia. Sudah barang tentu tidak semua orang mampu menjadi matematikawan atau ilmuwan. Tetapi, agar orang dapat memahami
28
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
dunia yang makin modern ini, adalah mutlak perlu sedikit-banyak mengetahui tentang matematika. Pengetahuan matematika ini akan membawa orang lebih berjaya baik di sekolah, di rumah maupun di hari depan. Jika ingin mengembangkan karir di bidang sains, statistika, dan keteknikan yang semuanya mendasarkan pada matematika, mutlak perlu menjadi pakar di bidang ini. Kini ada keinginan besar dari matematikawan untuk melakukan riset, mengajar atau menemukan penerapan baru dari matematika ‘lama’ maupun ‘baru’. Matematikawan profesional tidak jarang memainkan peran penting dalam membangun peradaban manusia. Motode penalaran yang digunakan oleh matematikawan besar dunia dan hasil logika mereka, jauh lebih penting daripada budaya manusia masa kini. Matematika merupakan ‘alat’ bagi pembuat peta, arsitek, navigator angkasa luar, pembuat mesin, akuntan, dan lain-lain. Memang betul, akuntan yang bekerja dengan masalah keuangan, astronom yang mengukur jarak Bumi ke Mars, insinyur yang merancang jembatan, fisikawan yang membuat plastik baru, biasanya bukanlah matematikawan secara langsung. Mereka menggunakan ide matematis yang telah diketemukan matematikawan. Matematikawanlah yang berkewajiban menemukan matematika baru dan ide matematis baru.
Peran Matematika Sepeninggalan Al Battani
29
Matematikawan menyenangi bergulat dengan ide. Ia bekerja, utamanya dengan pemikiran dan penalaran. Inilah suatu jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan sambil menunggu bus, mendaki gunung, atau bahkan mandi. Apakah pekerjaan itu dikerjakan di belakang meja atau di laboratorium, tetap saja sangat menarik dan penting untuk peradaban manusia
30
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Bagian
5 Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim 1. Banu Musa Bersaudara dan Air Mancur Seperti mendiang ayahnya, Banu Musa bersaudara menitipkan sesuatu yang berharga sepeninggal mereka. Sebelumnya, ayah Banu Musa bersaudara telah menitipkan mereka ke orang-orang terpelajar dan tepercaya hingga mereka menjadi cendekiawan. Kitab al-Hiyal atau Kitab Perangkat Mekanik merupakan hal bernilai yang ditinggalkan Banu Musa bersaudara. Melalui kitab ini, mereka memberikan warisan berguna bagi perkembangan teknik dan arsitektur dalam dunia Islam.
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
31
Sumber: Ensikolipedia Islam, 2000
Gambar 5.1 Banu Musa bersaudara merancang beragam bentuk air mancur, memperkaya arsitektur Islam.
Banu Musa bersaudara hidup pada abad ke-9. Mereka adalah ilmuwan yang sangat aktif berkegiatan di Bayt al-Hikmah, Baghdad, Irak. Ini merupakan sebuah tempat yang terkenal dengan perpustakaan dan penerjemahan beragam ilmu pengetahuan. Banu Musa terdiri atas tiga bersaudara. Yang pertama adalah Abu Ja’far Muhammad ibn Musa ibn Shakir yang hidup antara tahun 803-873. Dia memiliki keahlian khusus di bidang astronomi, teknik,
32
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
geometri, dan fisika. Kemudian, ada juga Ahmad bin Musa ibn Shakir yang hidup antara tahun 803-873. Ahmad memiliki keahlian khusus di bidang teknik dan mekanik. Selain itu, juga ada Al-Hasan bin Musa ibn Shakir yang hidup antara tahun 810-873. Dia pun memiliki keahlian yang sangat dikuasainya, yaitu bidang rekayasa dan geometri. Banu Musa bersaudara merupakan putra-putra dari Musa ibn Shakir yang bekerja sebagai ahli astrologi Khalifah al-Ma’mun. Pada saat Musa ibn Shakir meninggal, dia meninggalkan anak-anaknya yang masih muda dalam lingkungan kekhalifahan. Musa memercayakan anak-anaknya untuk dibimbing oleh Ishaq bin Ibrahim al-Mus’abi, mantan gubernur Baghdad. Dalam bidang pendidikan, ia menitipkan anak-anaknya kepada Yahya bin Abu Mansur. Seorang cendekiawan yang bergiat di Bayt al-Hikmah. Dalam kitabnya, Banu Musa bersaudara menciptakan rancangan pembuatan air mancur dalam beragam teknik dan trik. Mereka menerapkan beragam prinsip geometri dan fisika untuk membuat air mancur.
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
33
Sumber: Ensikolipedia Islam, 2000
Gambar 5.2 Salah satu kitab karya Banu Musa bersaudara.
Kitab tersebut juga memuat tujuh model atau rancangan air mancur. Rancangan pertama mengenalkan bentuk dasar yang ditemukan dalam semua air mancur. Rancangan lainnya menunjukkan pembuatan air mancur yang lebih rumit. Tentu, itu memerlukan ketelitian dan kemampuan teknik yang lebih tinggi. Dalam kitabnya itu, Banu Musa bersaudara misalnya memberi penjelasan mengenai pembuatan air mancur yang bentuk pancaran airnya bisa berubah dari satu bentuk ke bentuk lain secara periodik.
34
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Banu Musa bersaudara juga menguraikan, setiap air mancur memiliki tunas yang menjadi tempat pipa-pipa membentuk air mancur yang memancar dan memiliki bentuk yang unik. Biasanya, dalam tunas itu terdapat dua kompartemen. Pada bagian bawah, tekanan air terakumulasi sebelum air tersebut dilepaskan melalui pipa yang ada di kompartemen atas. Bentuk air mancur yang memancar keluar tergantung bagaimana kompartemen atas diatur. Paling tidak, terdapat tiga bentuk dasar air yang memancar keluar dari sebuah air mancur, yaitu bentuk lili, perisai, dan tombak. Air mancur lainnya merupakan bagian dari rancangan hebat yang bisa memasukkan dua bentuk pancaran air mancur dalam sebuah tunas. Pada air mancur jenis ini, dua bentuk pancaran air mancur bisa terbentuk secara bersamaan. Ada pula pancaran air mancur yang berubah secara periodik, misalnya berubah dari sebuah tombak ke sebuah perisai, kemudian kembali lagi ke pancaran air berbentuk tombak. Untuk membuat pancaran air yang keluar bergantian dan berbentuk seperti tombak dan perisai, diperlukan pengaturan yang sangat cermat dan teliti. Pengaturan harus seimbang dengan memerhatikan prinsip-prinsip fisika. Keseimbangan bertindak sebagai sebuah saklar yang menentukan bagaimana air dari kanal utama didistribusikan ke setiap bak. Salah satu bak difungsikan untuk memancarkan air dalam bentuk tombak,
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
35
sedangkan bak yang satunya untuk memancarkan air dalam bentuk perisai. Bak ini ditempatkan pada air mancur dan tersembunyi dari pandangan publik. Bak tersebut berfungsi sebagai akumulator tekanan. Dengan demikian, bak tersebut menyediakan pasokan air yang cukup dan tekanan untuk menciptakan efek air mancur yang diinginkan. Dalam sebuah rancangan, Banu Musa bersaudara mendesain sebuah bak yang menentukan bentuk air yang keluar. Selanjutnya, mereka merancang air mancur dengan roda gerigi dan katup canggih yang memungkinkan bentuk pancaran air berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Penemuan cara pembuatan air mancur oleh Banu Musa bersaudara memberikan efek besar bagi kemajuan arsitektur Islam. Sebab, air mancur itu sangat berguna untuk mempercantik taman dengan meletakannya di antara pepohonan atau dalam sebuah kolam yang indah. Dalam berbagai catatan sejarah Islam, terungkap bahwa umat Islam menjadi umat pertama yang menggunakan media air dalam rancangan sebuah taman. Pun, memanfaatkan media air untuk memperindah ruangan, baik di rumah, masjid, istana, maupun taman umum. Sayangnya, hanya ada sedikit naskah sejarah yang menyebutkan dan mengisahkan keberadaan air mancur pada masa kekhalifahan al-Ma’mun. Bahkan, Banu Musa bersaudara tak banyak pula menuliskan bagaimana setiap perangkat yang mereka temukan digunakan. 36
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Buah pemikiran Banu Musa bersaudara tak sebatas pada rancangan air mancur. Mereka menorehkan sejumlah rancangan dalam Kitab al-Hiyal. Mereka juga menemukan sejumlah mesin otomatis dan alat mekanik lainnya. Beberapa penemuan lainnya yang berhasil diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya adalah katup, mesin yang bisa diprogram, seruling otomatis, perangkat trik mekanik, lampu badai, lampu otomatis, tekanan diferensial, dan masker gas.
Sumber: Ensikolipedia Islam, 2000
Gambar 5.3 Buku karya Banu Musa bersaudara.
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
37
Banu Musa bersaudara juga menemukan sebuah alat yang dikenal sebagai alat musik mekanik paling awal. Alat musik ini disebut sebagai hydropowered organ, kemudian sering digunakan dan diproduksi hingga pertengahan abad ke-19. Alat musik penemuan mereka lainnya disebut seruling otomatis yang merupakan salah satu mesin yang bisa diprogram untuk pertama kalinya. Tak hanya itu, Banu Musa bersaudara juga meninggalkan karya-karya mereka dalam bidang matematika. Kitab Pengukuran Pesawat dan Figur Berbentuk Bola merupakan salah satu risalah matematika paling terkenal dari karya Banu Musa bersaudara. Dalam kitab ini, mereka membahas masalah yang dipikirkan Archimedes, ahli matematika, fisika, dan astronomi dari Yunani. Archimedes membahas pengukuran lingkaran pada bola dan silinder. Di sisi lain, Abu Ja’far Muhammad ibn Musa ibn Shakir, yang berusia paling tua di antara tiga bersaudara itu, juga dikenal sebagai perintis astrofisika dan mekanika langit. Abu Ja’far Muhammad, dalam bukunya, memberikan penjelasan tentang gerakan bola. Dalam buku tersebut, dia juga menuliskan penemuannya tentang benda-benda langit yang menjadi subjek dalam hukum fisika bumi. Karya Abu Ja’far Muhammad lainnya adalah pembahasan tentang gerakan bintang dan hukum tarik-menarik. Ia mengungkapkan adanya gaya tarik-menarik antara benda-benda langit. Hal ini membuktikan bahwa hukum gravitasi Newton berlaku secara universal.
38
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Sementara itu, Ahmad ibn Musa ibn Shakir, adik Abu Ja’far Muhammad, yang ahli mekanik, menuliskan karya tentang perangkat mekanik. Sedangkan, Al-Hasan ibn Mu-sa-ibn Sha-kir yang berusia paling muda dan ahli geometri menuliskan karya tentang elips. 2. Abu Rayhan al-Biruni Abu Rayhan al-Biruni adalah seorang ilmuwan besar, fisikawan, astronom, sosiolog, sastrawan, sejarawan dan matematikawan yang nilainya tidak pernah diketahui. Dia dipertimbangkan sebagai bapak dari unified field theory (teori segala sesuatu) oleh peraih penghargaan Nobel Profesor Abdus Salam. Abu Rayhan al-Biruni hidup hampir seribu tahun yang lalu dan sezaman dengan Ibn Sina (Avicenna) dan Sultan Mahmoud Ghazni.
Sumber: Wikipedia
Gambar 5.4 Abu Rayhan al-Biruni.
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
39
Pada saat menjelang akhir hayatnya, Biruni dikunjungi oleh tetangganya yang merupakan ahli fiqih. Abu Rayhan masih dalam keadaan sadar, dan tatkala melihat sang ahli fiqih, dia bertanya kepadanya tentang hukum waris dan beberapa hal yang berhubungan dengannya. Sang ahli fiqih terkesima melihat seseorang yang sekarat masih tertarik dengan persoalan-persoalan tersebut. Abu Rayhan berkata, “Aku ingin bertanya kepadamu: mana yang lebih baik, meninggal dengan ilmu atau meninggal tanpanya?” Sang ahli fiqih menjawab, “Tentu saja lebih baik mengetahui dan kemudian meninggal.” Abu Rayhan berkata, “Untuk itulah aku menanyakan pertanyaanku yang pertama.” Beberapa saat setelah sang ahli fiqih tiba dirumahnya, tangisan duka mengatakan kepadanya bahwa Abu Rayhan telah meninggal dunia.
Sumber: Wikipedia
Gambar 5.5 Sebuah ilustrasi pergerakan fase bulan dari buku karya Abu Rayhan al-Biruni.
40
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Lalu setelah itu, hampir seribu tahun yang lalu, ketika umat muslim adalah pembawa obor pengetahuan pada zaman kegelapan. Mereka menciptakan peradaban Islam, didorong oleh penelitian dan penemuan ilmiah, yang membuat bagian dunia lainnya iri selama berabad-abad. Dalam kata-kata Carli Fiorina, seorang CEO Hewlett Packard yang visioner dan berbakat tinggi, “Adalah para arsitek yang mendesign bangunan-bangunan yang mampu melawan gravitasi. Adalah para matematikawan yang menciptakan aljabar dan algoritma yang dengannya komputer dan enkripsi data dapat tercipta. Adalah para dokter yang memeriksa tubuh manusia, dan menemukan obat baru untuk penyakit. Adalah para astronom yang melihat ke langit, memberi nama bintang-bintang, dan membuka jalan bagi perjalanan dan eksplorasi antariksa. Adalah para sastrawan yang menciptakan ribuan kisah; kisah-kisah perjuangan, percintaan dan keajaiban. Ketika negeri lain takut akan gagasan-gagasan, peradaban ini berkembang pesat dengannya dan membuat mereka penuh energi. Ketika ilmu pengetahuan terancam dihapus akibat penyensoran oleh peradaban sebelumnya, peradaban ini menjaga ilmu pengetahuan tetap hidup, dan menyebarkannya kepada peradaban lain. Tatkala peradaban barat modern sedang berbagi pengetahuan ini, peradaban yang sedang saya bicarakan ini adalah dunia Islam bermula pada tahun 800 hingga 1600, yang termasuk di dalamnya Dinasti Ottoman dan kota Baghdad, Damaskus dan Kairo, dan penguasa agung seperti Sulaiman yang Bijak. Walaupun kita sering kali tidak menyadari
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
41
hutang budi kita kepada peradaban ini, sumbangsihnya merupakan bagian dasar dari kebudayaan kita. Teknologi industri tidak akan pernah hadir tanpa kontribusi para matematikawan arab.” 3. Apotek, Buah Karya Peradaban Islam Peradaban Islam dikenal sebagai perintis dalam bidang farmasi. Para ilmuwan Muslim di era kejayaan Islam sudah berhasil menguasai riset ilimiah mengenai komposisi, dosis, penggunaan, dan efek dari obat-obatan sederhana dan campuran. Selain menguasai bidang farmasi, masyarakat Muslim pun tercatat sebagai peradaban pertama yang memiliki apotek atau toko obat. Sharif Kaf al-Ghazal dalam tulisannya bertajuk The valuable contributions of Al-Razi (Rhazes) in the history of pharmacy during the Middle Ages, mengungkapkan, apotek pertama di dunia berdiri di kota Baghdad pada tahun 754 M. Saat itu, Baghdad sudah menjadi ibukota Kekhalifahan Abbasiyah. ‘’Apotek pertama di Baghdad didirikan oleh para apoteker Muslim,’’ ungkap al-Ghazal. Jauh sebelum peradaban Barat mengenal apotek, masyarakat Islam lebih dulu menguasainya. Sejarah mencatat, apoteker pertama di Eropa baru muncul pada akhir abad ke-14, bernama Geoffrey Chaucer (1342-1400). Ia dikenal sebagai apoteker asal Inggris. Apotek mulai menyebar di Eropa setelah pada abad ke-15 hingga ke-19 M, praktisi apoteker mulai berkembang di benua itu. ‘’Umat Islam-lah yang mendirikan warung pengobatan pertama,’’ papar Howard R Turner dalam bukunya bertajuk Science in Medievel
42
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Islam . Philip K Hitti dalam bukunya yang terkenal bertajuk History of Arab, juga mengakui bahawa peradaban Islamlah yang pertama kali mendirikan apotek. ‘’Selain itu, peradaban Islam juga merupakan pendiri sekolah farmasi pertama,’’ ungkap K Hitti. Ia juga membuktikan bahwa umat Muslim di era kekhalifahan sebagai pencipta pharmacopoeia yang pertama. Perkembangan ilmu farmasi yang begitu cepat, membuat apotek atau toko-toko obat tumbuh menjamur di kota-kota Islam. Hampir di setiap rumah sakit besar di kota-kota Islam dilengkapi dengan apotek atau instalasi farmakologi. Apotek-apotek itu dikelola oleh apoteker yang menguasai ilmu peracikan obat. ‘’Kaum Muslimin menyumbang begitu banyak hal terhadap perkembangan apotek atau obat,’’ ungkap Howard R Turner dalam bukunya bertajuk Science in Medievel Islam . Di era kejayaan Islam, toko-toko obat bermunculan bak jamur di musim hujan. Toko obat yang banyak jumlahnya tak cuma hadir di kota Baghdad - kota metropolis dunia di era kejayaan Abbasiyah - namun juga di kota-kota Islam lainnya. Para ahli farmasi ketika itu sudah mulai mendirikan apotek sendiri. Mereka menggunakan keahlian yang dimilikinya untuk meracik, menyimpan, serta menjaga aneka obat-obatan. Pemerintah Muslim pun turun mendukung pembangunan di bidang farmasi. Rumah sakit milik pemerintah yang ketika itu memberikan perawatan kesehatan secara cuma-cuma bagi rakyatnya juga mendirikan laboratorium untuk meracik dan memproduksi
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
43
aneka obat-obatan dalam skala besar.Keamanan obat-obatan yang dijual di apotek swasta dan pemerintah diawasi secara ketat. Secara periodik, pemerintah melalui pejabat dari Al-Muhtasib - semacam badan pengawas obat-obatan - mengawasi dan memeriksa seluruh toko obat dan apotek. Para pengawas dari Al-Muhtasib secara teliti mengukur akurasi berat dan ukuran kemurnian dari obat yang digunakan. Pengawasan yang amat ketat itu dilakukan untuk mencegah penggunaan bahan-bahan yang berbahaya dalam obat dan sirup. Semua itu dilakukan semata-mata untuk melindungi masyarakat dari bahaya obat-obatan yang tak sesuai dengan aturan. Pengawasan obatobatan yang dilakukan secara ketat dan teliti yang telah diterapkan di era kekhalifahan Islam. Perkembangan ilmu botani dan kimia telah mendorong umat Muslim untuk mengembangkan farmasi. Pada masa itu, ilmuwan Muslim seperti Muhammad ibnu Zakariya al-Razi (865-915 M) alias Razes turut mengembangkan pengobatan dengan menggunakan obat-obatan. Selain itu, dokter dan ahli farmasi Muslim lainnya Abu al-Qasim al-Zahrawi alias Abulcasis (936-1013 M) juga tercatat sebagai saintis perintis dalam bidang distiliasi dan sublimasi.
44
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Sumber: Ensikolipedia Islam, 2000
Gambar 5.6 Dunia farmasi dikembangkan oleh saintis muslim.
Tidak hanya itu, Sabur ibnu Sahl (wafat 869 M), juga tercatat sebagai dokter pertama yang mencetuskan pharmacopoedia. Ia telah menjelaskan beragam jenis obat-obatan untuk mengobati penyakit. Saintis Muslim lainnya yang turut menopang tumbuhnya aoptek di era Islam adalah al-Biruni (973-1050 M). Sang ilmuwan legendaris Islam itu telah menulis buku farmakologi yang sangat berharga bertajuk Kitab al-Saydalah (Buku tentang Obat-obatan). Dalam kitabnya itu, al-Biruni menjelaskan secara detail pengetahuan mengenai peralatan untuk pembuatan oba-obatan, peran farmasi, fungsi serta tugas apoteker. Ia juga menjelaskan tentang
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
45
apotek. Ilmuwan Muslim lainnya, Ibnu Sina alias Avicenna juga menulis tak kurang dari 700 persiapan pembuatan obat, peralatannya, kegunaan dan khasiat obat -obatan tersebut. Kontribusi Ibnu Sina dalam bidang farmasi itu dituliskannya dalam bukunya yang sangat monumental Canon of Medicine. Ilmuwan Muslim lainnya yang turut menopang berdiri serta berkembangnya apotek di dunia Islam adalah al-Maridini dan Ibnu al-Wafid (1008-1074). Kedua karya ilmuwan Muslim itu telah dicetak dalam bahasa Latin lebih dari 50 kali. Kitab yang ditulis keduanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin berjudul
De
Medicinis universalibus et particularibus dan Medicamentis simplicibus. ”Kaum Muslimin telah menyumbang banyak hal dalam bidang farmasi dan pengaruhnya sangat luar biasa terhadap Barat,” papar Turner. Menurut Turner, para sarjana Muslim di zaman kejayaan telah memperkenalkan sederet obat herbal yang terbukti berkhasiat untuk kesehatan, seperti, adas manis, kayu manis, cengkeh, kamper, sulfur, serta merkuri sebagai unsur atau bahan racikan obat-obatan. Menurut K Hitti, kemajuan peradaban Islam dalam farmasi dan apotek ditopang oleh banyaknya buku dalam bidang farmakologi yang ditulis ilmuwan Muslim. K Hitti mencatat, buku farmakologi pertama di dunia Islam ditulis oleh Jabir bin Hayyan. Selain itu, ada pula karya al-Razi, Ibnu Sina, Tabari dan d Majusi. ‘’al-Razi dan Ibnu Sina adalah dua dokter yang paling terkemuka di zamannya,’’ ujar K Hitti.
46
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Sejak dulu, apotek yang dikelola apoteker merupakan bagian yang tak terpisahkan dari institusi rumah sakit. Hal itu sama halnya dengan farmasi dan farmakologi yang juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ilmu kedokteran. Dunia farmasi profesional secara resmi terpisah dari ilmu kedokteran di era kekuasaan Kekhalifahan Abbasiyah. Terpisahnya farmasi dari kedokteran pada abad ke-8 M, membuat farmakolog menjadi profesi yang independen dan farmakologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Menurut Howard R Turner, praktisi seperti herbalis, kolektor, penjual tumbuhan, rempah-rempah untuk obatobatan, penjual dan pembuat sirup, kosmetik, air aromatik, serta apoteker merupakan profesi yang menopang geliat farmasi di dunia Islam.
Ilmuwan Muslim Penopang Apotek 1. Abu Ja’far Al-Ghafiqi (wafat 1165 M) Ilmuwan Muslim yang satu ini juga turut memberi kontribusi dalam pengembangan farmakologi dan farmasi. Sumbangan Al-Ghafiqi untuk memajukan ilmu tentang komposisi, dosis, meracik dan menyimpan obat-obatan dituliskannya dalam kitab Al-Jami’ AlAdwiyyah Al-Mufradah. Risalah itu memaparkan tentang pendekatan dalam metodelogi, eksperimen, serta observasi dalam farmakologi dan farmasi.
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
47
2. Sabur Ibnu Sahl (wafat 869 M) Ibnu Sahal adalah dokter pertama yang mempelopori pharmacopoeia. Kontribusinya dalam bidang farmakologi dan farmasi juga terbilang mata besar. Dia menjelaskan beragam jenis obatobatan. Sumbangannya untuk pengembangan farmakologi dan farmasi dituangkannya dalam kitab Al-Aqrabadhin.
3. Yuhanna Ibnu Masawayh (777 M— 857 M) Orang Barat menyebutnya Mesue. Ibnu Masawayh merupakan anak seorang apoteker. Kontribusinya juga terbilang penting dalam pengembangan farmasi dan farmakologi. Dalam kitab yang ditulisnya, Ibnu Masawayh membuat daftar sekitar 30 macam aromatik.Salah satu karya Ibnu Masawayh yang terkenal adalah kitab Al-Mushajjar Al-Kabir. Kitab ini merupakan semacam ensiklopedia yang berisi daftar penyakit berikut pengobatannya melalui obat-obatan serta diet. 4. Abu Hasan ‘Ali bin Sahl Rabban at- Tabari At-Tabari lahir pada tahun 808 M. Pada usia 30 tahun, dia dipanggil oleh Khalifah Al-Mu’tasim ke Samarra untuk menjadi dokter istana. Salah satu sumbangan At-Tabari dalam bidang farmakologi adalah dengan menulis sejumlah kitab. Salah satunya yang terkenal adalah Paradise of Wisdom. Dalam kitab ini dibahas mengenai pengobatan menggunakan binatang dan organ-organ burung. Dia juga memperkenalkan sejumlah obat serta cara pembuatannya.
48
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
5. Jejak Buku dalam Peradaban Islam Peradaban moderen Barat sesungguhnya banyak dipengaruhi oleh temuan saintis muslim. Hal itulah adalah fakta bahwa di dasar peradaban mereka ada sebuah peninggalan khsanah ilmu pengetahuan hasil karya peradaban Islam. Berkat peradaban Islamlah cara berpikir rasional yang merupakan peninggalan zaman Yunani hidup kembali. Yang membangunkannya adalah para ilmuwan Islam. Jadi di sini peradaban Islam adalah sebagai ‘jembatan penting’ dari hadirnya peradaban masa kini. Bagi benak banyak orang, mereka tampaknya begitu yakin bahwa peradaban kontemporer ini hadir begitu saja sebagai karya orisinil peradaban barat. Fanatisme ini banyak terlihat dengan mengatakan bahwa ‘bapak peradaban’ dunia adalah Isac Newton. Begitu juga dengan anggapan fanatik bahwa bapak ilmu filsafat moderen adalah Imanuel Kant. ‘Kebutaan’ akan fakta sejarah ini pun sebenarnya harus dimaklumi. Para ahli hukum misalnya tak akan pernah berpikir bahwa hukum perdata yang kini berlaku di Indonesia ‘diam-diam’ juga mendapat sumbangan khasanah hukum fikih. Mereka tidak tahu betapa pada zaman Napoleon misalnya, begitu banyak buku klasik dari Mesir diangkut ke Perancis bersamaan dengan ‘dirampoknya’ berbagai barang peninggalan peradaban era ke kaisaran Firaun dari negara itu. Salah satu kaidah peninggalan fiqh yang diimpor dalam
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
49
hukum perdata di antara adalah pengaturan pasal bahwa setiap kali terjadi transaksi adalah harus dilakukan dengan tertulis. Dalam peradaban Islam itu karya tulis memang menjadi bahan penting. Apalagi ada sandaran perintah Tuhan bahwa membaca adalah hal yang wajib. Akibatnya, selama era kekhalifahan Islam, penulisan buku menjadi sangat penting artinya. Para khalifah membangun perpustakaan dengan koleksi ribuan buku. Ilmuwan pun getol menulis hasil karyanya, baik itu dari bidang ilmu filsafat etika, kedokteran, sejarah, sosiologi, dan musik. Tokoh klasiknya dalam hal ini seperti Al Ghazali, Al Kindi, Ibu Rush, Al Farabi, Ibnu Khaldun, Ibnu Haitam, dan banyak lainnya. Tokoh yang berjasa besar dalam bidang perbukuan atau khasanah inteletual adalah salah satu raja dalam dinasti Abbasiyah, Khalifah Al-Makmun yang memerintah pada 813-833 M. Dia sangat antusias mendorong penerjemahan berbagai karya filsafat dan ilmu pengetahuan Yunani ke dalam bahasa Arab. Penerjemahan itu sebagian dilakukan secara langsung dari karya asli bahasa Yunani, sebagian lainnya hasil terjemahan bahasa Syiria dari bahasa Yunani.
50
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Sumber: Ensikolipedia Islam, 2000
Gambar 5.7 Khalifah Al-Makmun yang memerintah pada 813-833 M.
Bahkan, pada era itu, Khalifah Makmun mensyaratkan agar para pejabat pemerintahnya yang non Arab diminta menguasai sedikitnya dua bahasa. Dan memang dari sanalah sumber tenaga para penerjemah buku direkrut. Salah satu jalur penandatanganannya adalah melalui Harran, kota di Mesopotamia, yang memang banyak penduduknya masih menggunakan bahasa Yunani. Jalur datangnya para penerjemah lainnya adalah melalui Jund-i-Shahpur di Khuzistan. Kota ini dibangun oleh Kaisar Sasanid Shahpur I sebagai tempat
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
51
para tawanan yang dibawa dari Syiria. Kota ini menjadi pusat ilmu kedokteran. Membanjirnya terjemahan buku dari bahasa Yunani dan Syira ke dalam bahasa Arab tersebut jelas menunjukan bahwa waktu itu sudah terdapat masyarakat pembaca yang aktif. Sedangkan pusat kebudayaan Arab yang sedang tumbuh pada saat itu adalah Baghdad. Kota itu terletak di tepi sungai Tigris, tidak jauh dari Ctesiphon, bekas ibu kota kerajaan Persia dan ibu kota kerajaan sebelumnya, Parta Arsacadid. Baghdad sendiri dibangun pada 762 M sebagai ibukota Kekhalifahan Abbasiyah. Selain dipenuhi bangunan megah, kota ini juga dilengkapi dengan gedung perpustakaan yang lengkap. Dalam soal perkembangan keilmuan melalui maraknya penerbitan buku, penulis ‘Mankind and Mother Earth’, Arnold Toynbee, menyatakan, fermentasi intelektual yang muncul pada masyarakat Islam pada masa itu didorong oleh kebutuhan untuk melengkapi ajaran Islam dengan berbagai perangkat intelektual. Islam jelas membutuhkan sistem hukum dan sistem teologi yang memadai bagi sebagian masyarakat di kerajaan yang wilayahnya meliputi berbagai pusat peradaban kuno di mana sudah mempunyai peradaban ‘lebih matang’. 5. Al Razi, Penemu Obat Penyakit Cacar dan Campak Tahukah kita siapa orang yang paling berjasa menemukan penyebab sekaligus obat penyakit cacar dan campak?
52
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Dia adalah Al Razi. Nama lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Al Razi. Di dunia Barat, dia lebih dikenal dengan sebutan Rhazes. Dialah orang pertama yang mencurahkan segenap pikirannya untuk mendiagnosa penyakit cacar dan campak. Hasil penelitiannya tentang kedua penyakit tersebut dihimpun dalam buku Aj Judari wa Al Hasbah (Naskah tentang Cacar dan Campak) atau dikenal dengan bahasa Latin De Pestilentia atau De Peste.
Sumber: Ensikolipedia Islam, 2000
Gambar 5.8 Al Razi
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
53
Dalam dunia kedokteran, nama Al Razi memang sudah tak asing lagi. Jika Ibnu Sina tersohor sebagai perintis awal ilmu kedokteran, Al Razi dikenal sebagai perintis kedokteran modern. Karya-karyanya banyak dijadikan rujukan oleh para ilmuwan Barat hingga abad ke-19. Salah satu karya medis Al Razi yang membuatnya terkenal sampai ke dunia Barat adalah Al Hawi. Buku yang terdiri atas 20 jilid tersebut dianggap sebagai buku induk dalam bidang kedokteran. Buku ini menghimpun hasil-hasil eksperimen, penelitian, dan pengalaman medisnya selama 15 tahun. Apa yang dituliskan di dalamnya adalah hasil rangkuman ilmu-ilmu kedokteran yang telah dibaca, dicatat, lalu diuji keabsahan dan kebenarannya lewat eksperimen. Kurang lebih setengah abad setelah Al Razi wafat, buku tersebut baru dijumpai dua jilid dan jauh sesudahnya baru diketemukan dalam berbagai museum di Eropa. Atas perintah Raja Charles I dari Anyou, Al Hawi diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, bahasa resmi ilmu pengetahuan Eropa waktu itu. Al Razi lahir di Rayy, dekat Teheran, Iran pada 846 M dan wafat di kota yang sama pada 925 M. Ia dididik dan dibesarkan dalam lingkungan agama yang ketat. Semasa muda ia gemar bermain kecapi dan menekuni musik vokal. Namun saat menginjak dewasa ia beralih menggeluti filsafat, kimia, matematika, dan kesastraan. Menginjak usia tua, Al Razi beralih menekuni secara serius masalah-masalah kedokteran. Sebelumnya ia dikenal sebagai ahli kimia. Ia meninggalkan dunia kimia karena penglihatannya mulai
54
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
kabur akibat eksperimen-eksperimen kimia. Dalam waktu yang relatif cepat, ia mendirikan rumah sakit di Rayy, salah satu rumah sakit yang terkenal sebagai pusat penelitian dan pendidikan medis. Tak lama kemudian, ia juga dipercaya untuk memimpin rumah sakit di Baghdad. Selama hidupnya, Al Razi menulis sekitar 232 karya ilmiah dalam banyak bidang seperti kimia, kedokteran, astronomi, sejarah, filsafat, teologi, dan juga etika (filsafat moral). 6. Jauh Sebelum Copernicus Masyarakat umum mengenal Copernicus sebagai penemu ilmu astrononi modern. Kendati demikian, para ahli sejarah sepakat bahwa sebagian besar teori Copernicus berdasar pada pemikiran Nasirudin Al-Tusi dan Ibnu Shatir. Teori dan model-model planet Ibnu Shatir secara matematis sangat identik dengan teori dan model-model planet yang diperkenalkan Copernicus yang hidup lebih dari satu abad setelah Ibnu Shatir. Fakta ini jelas mengundang tanya: bagaimana Copernicus memperoleh seluruh elemen informasi yang dilahirkan dari pemikiran Ibnu Shatir tersebut? Garis transmisi ilmu pengetahuan yang bisa menguak fakta ini dapat diuraikan melalui jalur perputaran informasi di Italia. Saat itu orang-orang Yunani dan Latin menggunakan teori-teori Al-Tusi untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya. Pada waktu ini
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
55
pulalah Copernicus sedang menjalankan studinya di sana. Copernicus mengulangi penggunaan teori-teori yang sudah diterapkan Al-Tusi dan para pengikutnya. Copernicus juga mengadopsi secara tegas teori-teori astronomi yang terdapat dalam buku De Revolutionibus karya Al-Zarqali dan Al-Battani. Al-Zarqali, lahir pada tahun 1028 M, merumuskan Skema Toledan (Toledan Tables) yang terkenal dan sangat mempengaruhi pengembangan teori-teorinya. Copernicus juga diketahui mengulangi sebagian besar Skema Toledan untuk memperkaya khasanah pengetahuan astronominya, termasuk katalog bintang dan skema planet yang disusun Al-Battani. Al-Battani, Al-Sufi, Al-Biruni, dan Ibnu Yunus dikenal di kalangan Muslim sebagai astronom-astronom berpengaruh. Al-Battani (929 M) dikenal masyarakat Eropa sebagai Albategni atau Albatenius yang merupakan pengarang Skema Sabian (Sabian Tables atau Al-Zij AlSabi) yang memberikan pengaruh cukup besar terhadap perkembangan ilmu astronomi, baik di kalangan astronom Muslim maupun Kristen.
56
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Sumber: Ensikolipedia Islam, 2000
Gambar 5.9 Kegiatan imuwan muslim.
Skema ini menyuguhkan orbit matahari dan bulan yang mengarah pada penemuan orbit bulan terhadap matahari. Skema ini pula yang mematahkan kesimpulan Ptolemy bahwa matahari mengelilingi bulan. Dalam ilmu astronomi modern, orbit bulan dan matahari pada Skema Sabian juga mengandung arti bahwa bumi berkeliling dalam orbit berbentuk elip. Al-Battani juga meneliti hitungan pergantian bulan, jarak galaksi dan putaran tahun, prediksi gerhana, dan fenomena paralak yang membawa kita pada gerbang teori relativitas dan era ruang angkasa. Al-Battani juga dikenal sebagai pionir bidang trionometri. Dia merupakan salah satu di antara orang-orang yang kita kenal sebagai pengguna trionometri pertama kali. Pada periode yang sama, Yahya
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
57
Ibnu Abi Mansour juga menyelesaikan revisi Skema Almagest setelah observasi mendalam dan rangkaian tes terhadap Skema Mumtahan (skema validasi). Rincian penelitian Abi Mansour ini dipaparkan dalam Konferensi Tahunan ke-23 Sejarah Ilmu Pengetahuan Arab yang digelar pada tanggal 23-25 Oktober 2001 di Aleppo, Suriah. Sekadar menambah contoh, pada era yang sama, pemikir Muslim Abdul Rahman Al-Sufi (903-986 M) juga melakukan sejumlah observasi pada kemungkinan konsistensi gerhana dan pergerakan matahari. Rangkaian jejak rekam para pemikir Muslim dalam bidang astronomi ini membuktikan pada kita, apa pun sejarah ilmu pengetahuan yang ditulis dunia Barat (Yunani dan Latin), tetap tidak merontokkan fakta bahwa pemikir-pemikir Muslim telah lebih dulu menanamkan dasar-dasar ilmu perbintangan jauh sebelum para pemikir Barat mengkodifikasikannya dalam bentuk buku dan catatancatatan yang rapi. Sejak berabad-abad lamanya, astronomi dan matematika begitu lekat dengan umat Islam. Tak heran bila sejumlah ilmuwan di kedua bidang tersebut bermunculan. Salah seorang di antaranya adalah Abu Abdallah Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan Al-Battani. Ia lebih dikenal dengan panggilan Al-Battani atau Albatenius. Buah pikirnya dalam bidang astronomi yang mendapatkan pengakuan dunia adalah lamanya bumi mengelilingi bumi. Berdasarkan perhitungannya, ia menyatakan bahwa bumi mengelilingi pusat tata surya tersebut dalam waktu 365 hari, 5 jam,
58
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
46 menit, dan 24 detik. Perhitungannya mendekati dengan perhitungan terakhir yang dianggap lebih akurat. Itulah hasil jerih payahnya selama 42 tahun melakukan penelitian yang diawali pada musa mudanya di Raqqa, Suriah. Ia menemukan bahwa garis bujur terajauh matahari mengalami peningkatan sebesar 16,47 derajat sejak perhitungan yang dilakukan oleh Ptolemy. Ini membuahkan penemuan yang penting mengenai gerak lengkung matahari. Al Battani juga menentukan secara akurat kemiringin ekliptik, panjangnya musim, dan orbit matahari. Ia pun bahkan berhasil menemukan orbit bulan dan planet dan menetapkan teori baru untuk menentukan sebuah kondisi kemungkinan terlihatnya bulan baru. Ini terkait dengan pergantian dari sebuah bulan ke bulan lainnya. Penemuannya mengenai garis lengkung bulan dan matahari, pada 1749 kemudian digunakan oleh Dunthorne untuk menentukan gerak akselerasi bulan. Dalam bidang matematika, Al Battani juga memberikan kontribusi gemilang terutama dalam trigonometri. Laiknya, ilmuwan Muslim lainnya, ia pun menuliskan pengetahuannya di kedua bidang itu ke dalam sejumlah buku. Bukunya tentang astronomi yang paling terkenal adalah Kitab Al Zij. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke12 dengan judul De Scienta Stellerum u De Numeris Stellerum et Motibus oleh Plato dari Tivoli. Terjemahan tertua dari karyanya itu masih ada di Vatikan. Terjemahan buku tersebut tak melulu dalam bahasa latin tetapi juga bahasa lainnya.
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
59
Terjemahan ini keluar pada 1116 sedangkan edisi cetaknya beredar pada 1537 dan pada 1645. Sementara terjemahan karya tersebut ke dalam bahasa Spanyol muncul pada abad ke-13. Pada masa selanjutnya baik terjemahan karya Al Battani dalam bahasa Latin maupun Spanyol tetap bertahan dan digunakan secara luas. Tidak heran bila tulisannya sangat memberikan pengaruh bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa hingga datangnya masa Pencerahan. Dalam Fihrist, yang dikompilasi Ibn An-Nadim pada 988, karya ini merupakan kumpulan Muslim berpengaruh pada abad ke-10, dinyatakan bahwa Al Battani merupakan ahli astronomi yang memberikan gambaran akurat mengenai bulan dan matahari. Informasi lain yang tertuang dalam Fihrist menyatakan pula bahwa Al Battani melakukan penelitian antara tahun 877 dan 918. Tak hanya itu, di dalamnya juga termuat informasi mengenai akhir hidup sang ilmuwan ini. Fihrist menyatakan bahwa Al Battani meninggal dunia dalam sebuah perjalanan dari Raqqa ke Baghdad. Perjalanan ini dilakukan sebagai bentuk protes karena ia dikenai pajak yang berlebih. Al Battani memang mencapai Baghdad untuk menyampaikan keluhannya kepada pihak pemerintah. Namun kemudian ia menghembuskan nafas terakhirnya ketika dalam perjalanan pulang dari Baghdad ke Raqqa. Al Battani lahir di Battan, Harran, Suriah pada sekitar 858 M. Keluarganya merupakan penganut sekte Sabbian yang melakukan ritual penyembahan terhadap bintang. Namun ia tak mengikuti jejak
60
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
langkah nenek moyangnya, ia lebih memilih memeluk Islam. Ketertarikannya dengan benda-benda yang ada di langit membuat Al Battani kemudian menekuni astronomi. Secara informal ia mendapatkan pendidikan dari ayahnya yang juga seorang ilmuwan, Jabir Ibn San’an Al-Battani. Keyakinan ini menguat dengan adanya bukti kemampuan Al Battani membuat dan menggunakan sejumlah perangkat alat astronomi seperti yang dilakukan ayahnya. Beberap saat kemudian, ia meninggalkan Harran menuju Raqqa yang terletak di tepi Sungai Eufrat, di sana ia melanjutkan pendidikannya. Di kota inilah ia melakukan beragam penelitian hingga ia menemukan berbagai penemuan cemerlangnya. Pada saat itu, Raqqa menjadi terkenal dan mencapai kemakmuran. Ini disebabkan karena kalifah Harun Al Rashid, khalifah kelima dalam dinasti Abbasiyah, pada 14 September 786 membangun sejumlah istana di kota tersebut. Ini merupakan penghargaan atas sejumlah penemuan yang dihasilkan oleh penelitian yang dilakukan Al Battani. Usai pembangunan sejumlah istana di Raqqa, kota ini menjadi pusat kegiatan baik ilmu pengetahuan maupun perniagaan yang ramai. 7. Kilas Balik Saintis Muslim Sejarah adalah peristiwa yang sudah terjadi, namun baru ditulis kemudian, jauh setelah kejadian sebenarnya berlalu. Sebagai cerita masa lalu sejarah mudah untuk dimanipulasi, dan disampaikan
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
61
kepada generasi berikutnya yang hanya bisa menerima mentahmentah informasi itu sebagai kebenaran. Informasi mengenai penemuan-penemuan sains dan teknologi yang pernah kita terima kebanyakan berasal dari buku-buku pengetahuan Barat. Penemu-penemu yang disebut sebagai yang pertama di dunia itu pun dipuji sebagai orang yang berjasa kepada ilmu pengetahuan dan umat manusia. Abad pertengahan, masa kegelapan di Barat. Sejak jatuhnya kekaisaran Romawi tanggal 4 September 476, ketika kaisar terakhir dari kekaisaran Romawi Barat, Romulus Augustus, diberhentikan oleh Odoacer, seorang Jerman yang menjadi penguasa Itali setelah Julius Nepos meninggal pada tahun 480, maka dikatakan Eropa telah memasuki Masa-masa Kegelapan (Dark Ages). Masa-masa Kegelapan ini berlangsung kira-kira dari tahun 476 itu hingga Renaisans, sekitar tahun 1500-an. Renaisans disebut juga masa kelahiran kembali Eropa, atau kelahiran kembali budaya Yunani dan Romawi Purba, berupa kemajuan di bidang seni, pemikiran dan kesusasteraan yang mengeluarkan Eropa dari kegelapan intelektual abad pertengahan. Kembalinya budaya Yunani dan Romawi Purba tersebut direbut dari tangan ilmuwan-ilmuwan Islam setelah mengalami perkembangan yang luar biasa. Dengan tanpa malu-malu, plagiatorplagiator Eropa itu mengklaim bahwa penemuan-penemuan sains dan teknologi itu adalah hasil usaha mereka.
62
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Fakta-fakta sejarah sebenarnya yang terjadi, bahwa penemuanpenemuan sains dan teknologi itu sebagian besar berasal dari masa kejayaan Kekhalifahan Islam, oleh para sarjana Muslim. Semoga pengetahuan ini dapat disampaikan kepada anak-cucu kita dan menjadi penyadar bahwa kita sebenarnya mempunyai potensi yang sangat besar untuk menguasai kembali sains dan teknologi, dan tidak hanya menjadi pemakai atau korban teknologi. a. Sejak 5.000 tahun SM Masa perkembangan kebudayaan Mesir Purba. Menghasilkan limaslimas (piramida) yang hebat, sistem pengairan yang baik dan sistem bintang yang cukup bagus. Namun ilmu bintang (astronomi) masih tercampur-aduk dengan ilmu perbintangan (astrologi). Ahli-ahli pengetahuan adalah pendeta-pendeta yang tidak mengenal batas antara logika, takhayul, dan kepercayaan, yaitu pemuja tritunggal Apis-Isis-Osiris. b. Sejak 4.000 tahun SM Masa perkembangan kebudayaan India Purba. India dengan kecenderungan samadinya lebih terkungkung dalam metafisika, monisme (menunggalnya manusia dengan dewata), dan pantheisme (hadirnya dewata di dalam segala yang ada). Mewariskan pengetahuan Astadhyayi, tata bahasa Sanskrit oleh Panini (kurang lebih 400 tahun SM) adalah pembahasan ilmiah ilmu bahasa yang mendahului pembahasan oleh Aristoteles (384-322 SM) dan bernilai jauh lebih tinggi.
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
63
c. Sejak lebih dari 2.000 tahun SM Masa ini merupakan masa perkembangan kebudayaan Tiongkok Purba. Dengan pengetahuan bercorak kudus (sacral, scared). Mereka berpikir bahwa segala pemberian berasal dari Thian dan bukan obyektif-empirik, hasil ikhtiar manusia secara sistematik. Cara berpikir manusia Tiongkok Purba pada umumnya masih berdasarkan firasat dan renungan, belum kritik-analitik. d. Sejak lebih dari 1.000 tahun SM Berkembangnya kebudayaan Parsi Purba. Penemuan jentera (roda gigi/gir) dalam pembuatan tembikar, dan kini mulai dari jam tangan yang terkecil hingga roket angkasa yang terbesar menggunakan jentera di dalam mesinnya. e. Sejak 500 tahun SM Dimulainya kebudayaan Yunani-Romawi. Dengan filsafat anthroposentrik (manusia berada pada pusat segala aktivitas) mereka di dalam banyak hal berlawanan dengan kecenderungankecenderungan niskala Mesir Purba, India Purba, Tiongkok Purba, dan Parsi Purba serta bersikap akliah (rational). Kecendrungan berpikir seolah-olah manusia berdiri di luar alam dan melihat alam sebagai suatu yang terpotong-potong, maka lahirlah pengertian jagat besar (makrokosmos) dan jagat kecil (mikrokosmos). Tidak ada batas antara filsafat dan pengetahuan.
64
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
f. 48 SM – 371 Penyerbuan Julius Caesar, kaisar Romawi, pada tanggal 48 SM menghancurkan karya-karya asli ilmu filsafat dan pengetahuan Yunani di perpustakaan-perpustakaan Iskandariah. Kemudian pada 272 M Kaisar Romawi berikutnya, Lucius Domithius Aurelianus, dan Kaisar Theodosius Magnus pada 371 M melakukan hal yang sama. g. 476 Awal Eropa memasuki masa kegelapan (Dark Ages), yaitu sejak jatuhnya kekaisaran Romawi terakhir tanggal 4 September 476 di mana kaisar Romawi Barat, Romulus Augustus, diberhentikan oleh Odoacer. h. 571 Kelahiran Nabi Muhammad Saw pada tanggal 12 Rabiul Awal pada Tahun Gajah (bertepatan dengan 20 April 571). Disebut Tahun Gajah disebabkan pada tahun itu Raja Abrahah dari Yaman dengan 60 ribu pasukan bergajahnya ingin menghancurkan Kabah (Baitullah) di Makkah, namun digagalkan Allah Swt dengan serangan burung ababil yang melempari pasukan itu dengan batu berapi (QS.Al-Fiil). Muhammad Saw adalah Rasul terakhir utusan Allah Swt yang membawa risalah kenabian untuk seluruh umat manusia dan alam semesta.
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
65
i. 610 Nabi Muhammad Saw menerima wahyu pertama, yakni Alquran surah Al-alaq ayat 1-5 yang diawali dengan kalimat “iqro” yang artinya bacalah. Kalimat ini menjadi awal ditemukannya metoda ilmiah, yakni metode empirik-induktif dan percobaan yang menjadi kunci pembuka rahasia-rahasia alam semesta yang menjadi perintis modernisasi Eropa dan Amerika. Guna penyebaran agama, dikembangkanlah gerakan yang bertujuan membuat “melek” huruf yang belum pernah ada bandingannya pada masa itu. Kepandaian baca tulis tidak lagi menjadi monopoli kaum cendikiawan. Ini adalah langkah pertama gerakan ilmu secara besar-besaran. Konsep tentang karantina pertama kali diperkenalkan dalam abad ke-7 oleh Nabi Muhammad Saw, yang dengan bijaksana memperingatkan supaya hati-hati ketika memasuki atau meninggalkan suatu daerah yang terkena wabah penyakit. Sejak abad ke-10, dokter-dokter Islam berinovasi dengan mengisolasi individu-individu penderita penyakit dan mengasingkannya ke arah utara. Sedangkan konsep karantina yang dikembangkan di Venice, Italia pada tahun 1403 bukanlah yang pertama di dunia. j. 660 – 750 Kekuasaan Daulah Umayyah menguasai Damsyik (Spanyol) tahun 629 M, Syam dan Irak tahun 637 M, Mesir sampai Maroko tahun 645 M, Persia tahun 646 M, Samarkand tahun 680 M, seluruh
66
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Andalusia tahun 719 M, dan akhirnya tertahan di Poiteier pada tahun 732 M dalam usahanya memperluas pengaruh ke Prancis. k. 700-an (Kompas, navigasi, ensiklopedi geografi, kalender, peta dunia) Ahli ilmu geografi Islam dan navigator-navigatornya mempelajari jarum magnet – mungkin dari orang Cina, namun para navigator itulah yang pertama kali menggunakan jarum magnet di dalam pelayaran.
Mereka menemukan kompas dan menguasai
penggunaannya di dalam pelayaran menuju ke Barat. Navigatornavigator Eropa bergantung pada juru-juru mudi Muslim dan peralatannya ketika menjelajahi wilayah-wilayah yang tak dikenal. Gustav Le Bon mengakui bahwa jarum magnet dan kompas betulbetul ditemukan oleh Muslim dan orang Cina hanya berperan kecil. Alexander Neckam, seorang Inggris, seperti juga orang Cina, mungkin belajar tentang kompas dari pedagang-pedagang Muslim, namun dikatakan bahwa dialah orang pertama yang menggunakan kompas dalam pelayaran. Dan orang Cina memperbaiki keahlian mereka yang berhubungan pelayaran setelah mereka mulai berinteraksi dengan Muslim selama abad ke-8. Diceritakan bahwa ilmu geografi dihidupkan kembali abad ke15, ke-16 dan ke-17 ketika pekerjaan Ptolemius di masa lampau ditemukan. Penjelajah dengan ekspedisi-ekspedisi Portugis dan Spanyol juga mendukung hal ini. Risalah pertama berbasis ilmiah tentang geografi dihasilkan selama periode ini oleh sarjana-sarjana Eropa.
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
67
Namun, apakah fakta sesungguhnya? Ahli geografi Islam menghasilkan buku-buku yang tak terhitung tentang Afrika, Asia, India, Cina dan orang-orang Indian selama abad ke-8 hingga abad ke-15. Tulisan-tulisan itu mencakup ensiklopedi geografi pertama di dunia, almanak-almanak dan peta jalan. Karya-karya agung abad ke-14 oleh Ibnu Battutah menyediakan suatu pandangan yang terperinci mengenai geografi dunia di masa lampau. Ahli geografi Muslim dari abad ke-10 sampai abad ke-15 telah melampaui hasil dari orang-orang Eropa tentang geografi daerah-daerah ini dengan baik ketika memasuki abad ke-18.
Para penjelajah Eropa
menyebabkan kehancuran pada lembaga pendidikan, sarjana-sarjana dan buku-buku mereka. Mereka tidak memberikan makna apa pun pada perkembangan ilmu geografi untuk dunia Barat. l. 735 Khalifah Abu Ja’far Abdullah Al-Manshur mempekerjakan para penerjemah yang menerjemahkan buku-buku kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat dari bahasa Yunani, Parsi dan Sanskrit, di antaranya terdapat Bakhtaisyu Kabir alias Bakhtaisyu ibnu Jurijs ibnu Bakhtaisyu, Al-Fadzj ibnu Naubakht dan anaknya Abu Sahl Tiamdz ibnu Al-Fadzl ibnu Naubakht, serta Abdullah ibnu Al-Muqaffa. m. 740-an Berbagai bentuk jam mekanik dihasilkan oleh insinyur-insinyur Muslim Spanyol, ada yang besar dan kecil, dan pengetahuan ini kemudian sampai ke Eropa melalui terjemahan buku-buku mekanika Islam ke bahasa Latin. Jam-jam ini menggunakan sistem picu beban.
68
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Gambar desain dari beberapa bagian gir dan sistem kerjanya juga ada. Jam seperti itu dilengkapi dengan buangan air raksa, jenis yang kemudian secara langsung dijiplak oleh orang-orang Eropa selama abad ke-15. Sebagai tambahan, selama abad ke-9, Ibn Firnas dari Spanyol Islam, menurut Will Durant, menemukan sebuah alat yang mirip arloji sebagai penanda waktu yang akurat. Ilmuwan-ilmuwan Muslim juga membangun bermacam jam-jam astronomi yang sangat akurat untuk digunakan dalam observatorium-observatorium mereka. Namun, dikatakan kepada kita bahwa sampai abad ke-14, satusatunya jenis jam yang ada adalah jam air. Di tahun 1335, sebuah jam mekanis yang besar dibangun di Milan, Italia. Dikatakan bahwa jam ini adalah jam berpicu beban pertama di dunia. n. 750 – 1258 Kekuasaan Daulah Abbasiah di Baghdad (Irak) o. 765 Fakultas kedokteran pertama didirikan oleh Jurjis ibnu Naubakht. p. 800 Ibn Firnas, seorang penemu Muslim Spanyol, tercatat sebagai orang yang pertama membangun dan menguji sebuah pesawat terbang pada tahun 800-an. Roger Bacon belajar tentang pesawat terbang dari referensi-referensi ilmuwan Muslim mengenai pesawat terbangnya Ibnu Firnas. Belakangan yang dikenal adalah penemuan oleh Bacon, ditanggali sekitar 500 tahun kemudian dan Da Vinci sekitar 700 tahun kemudian.
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
69
Para ahli matematika Islam yang menemukan aljabar memperkenalkan konsep tentang menggunakan huruf-huruf sebagai variabel-variabel yang tak dikenal dalam persamaan-persamaan sejak abad ke-9. Melalui sistem ini, mereka memecahkan berbagai persamaan-persamaan yang kompleks, termasuk kuadrat dan persamaan pangkat tiga. Mereka menggunakan simbol-simbol untuk mengembangkan dan menyempurnakan teorema binomial. Jadi Francois Vieta, seorang ahli matematika Prancis, bukanlah yang pertama menggunakan lambang-lambang aljabar pada tahun 1591. Dia menulis persamaan-persamaan aljabar dengan huruf-huruf seperti x dan y, dan mengatakan bahwa penemuannya ini mempunyai dampak serupa dengan kemajuan dari penggunaan angka Romawi ke angka Arab. Dikatakan bahwa selama abad ke-17 Rene Descartes telah menemukan bahwa aljabar bisa digunakan untuk memecahkan persoalan geometris. Tetapi jauh sebelumnya, yakni sejak abad ke-9, para ahli matematika di masa kekhalifahan Islam sudah melakukan hal yang sama. Pertama adalah Thabit bin Qurrah, kemudian diikuti oleh Abu Al-Wafa pada abad ke-10 dengan membukukan kegunaan Aljabar untuk mengembangkan geometri menjadi eksak dan menyederhanakan sains. Diinformasikan juga kepada kita bahwa tadinya tidak ada perbaikan sejak dibuatnya ilmu bintang selama Abad Pertengahan mengenai gerakan planet-planet sampai abad ke-13. Lalu seorang
70
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
bijaksana dari Kastil (Spanyol Tengah) bernama Alphonso menemukan Tabel Alphonsine, yang lebih akurat dibanding tabel milik Ptolemius. Fakta sebenarnya adalah ahli ilmu falak (ilmu bintang) Islam membuat banyak perbaikan-perbaikan atas penemuan Ptolemius sejak abad ke-9. Mereka adalah ahli ilmu falak pertama yang memperdebatkan gagasan-gagasan kuno Ptolemius. Di dalam kritik mereka atas orang-orang Yunani, mereka manyatukan bukti bahwa matahari adalah pusat dari sistem matahari dan bahwa garis orbit bumi dan planet-planet lainnya boleh jadi berbentuk lonjong (elips). Mereka menghasilkan ratusan tabel-tabel astronomikal dengan keakuratan tinggi dan gambar-gambar bintang. Banyak dari kalkulasi mereka sangat akurat sehingga mereka dihormati pada masa itu. Tabel milik Alphonso (Alphonsine Tables) hanyalah sekedar salinan dari pekerjaan ilmu bintang yang dipancarkan ke Eropa melalui Islam di Spanyol. Disebutkan pula bahwa seorang sarjana Inggris bernama Roger Bacon pada tahun 1268 untuk pertama kali membuat lensa kaca untuk meningkatkan penglihatan. Pada waktu yang hampir bersamaan, kacamata bisa didapat dan telah digunakan di Cina dan Eropa. Tentu saja kacamata sudah muncul sebelum kacamata Roger Bacon selesai pembuatannya, karena Ibnu Firnas dari Spanyol Islam sudah menemukan kacamata pada abad ke-9, dan diproduksi serta dijual di wilayah Spanyol selama lebih dari dua abad. Setiap sebutan
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
71
kacamata oleh Roger Bacon, maka itu hanyalah sebuah pengaliran kembali pekerjaan Al-Haytham, orang yang memiliki hasil riset yang dijadikan referensi oleh Bacon. Sarjana-sarjana Islam dari abad ke-9 sampai ke-14 mempelajari dan menemukan ilmu etnografi. Sejumlah ahli geografi Muslim menggolongkan ras-ras, mencatat secara terperinci penjelasan kebiasaan-kebiasaan budaya unik mereka dan penampilan fisiknya. Para ahli Muslim itu menulis ribuan halaman mengenai topik ini. Pekerjaan seorang Jerman bernama Johann F. Blumenbach (17521840) yang mengaku sebagai yang pertama menggolong-golongkan ras ke dalam 5 golongan besar (kulit putih, kuning, coklat, merah dan hitam), tidak sebanding dengan pekerjaan-pekerjaan ahli geografi Muslim itu. r. 813 Pada masa kekuasaan Khalifah Al-Maimun ibnu Harun Al-Rasyid didirikan Daru Al-Hikmah atau Akademi Ilmu Pengetahuan pertama di dunia, yang terdiri dari perpustakaan, pusat pemerintahan, observatorium bintang, dan universitas (Daru Al-Ulum. s. 850 Ahli kimia Islam menghasilkan kerosin (minyak tanah murni) melalui penyulingan produk minyak dan gas bumi (Encyclopaedia Britannica, Petroleum) lebih dari 1.000 tahun sebelum Abraham Gesner, orang Inggris, mengaku sebagai yang pertama menghasilkan kerosin dari penyaringan aspal.
72
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
t. 866 Kertas tertua yang menjadi contoh untuk dicetak di dunia Barat adalah sebuah naskah Arab berjudul Gharib Al-Hadist oleh Abu ‘Ubyad Al-Qasim ibnu Sallam bertanggal Dzulqaidah 252 atau 13 Nopember – 12 Desember 866, yang masih tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden. u. 900-an Pabrik kertas muncul di Mesir, kemudian di Maroko tahun 1100 M, dan di Spanyol tahun 1150 M yang sudah berhasil membuat kertas putih dan berwarna. Bandul ditemukan oleh Ibnu Yunus al-Masri selama abad ke10, orang yang pertama mempelajari dan mendokumentasikan gerakan bergetarnya. Hasil perhitungannya digunakan dalam jamjam yang diperkenalkan oleh ahli ilmu Fisika Muslim selama abad ke-15. Baru pada abad ke-17 Galileo yang masih remaja telah menciptakan bandul. Diceritakan bahwa dia melihat cahaya api pada lampunya berayun-ayun tertiup angin, lalu dia pulang ke rumah dan menemukan bandul dengan inspirasi itu. Dikatakan bahwa trigonometri dikembangkan oleh bangsa Yunani, padahal di masa itu Trigonometri hanya tinggal teori. Teori itu kemudian dikembangkan dan mencapai tingkat kesempurnaan yang modern di tangan sarjana-sarjana Muslim, dan penghargaan untuk itu secara khusus pantas diberikan kepada al-Battani. Dialah yang menguraikan kata-kata fungsi dasar dari ilmu pengetahuan ini,
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
73
seperti sinus, kosinus, tangen, dan kotangen. Istilah sebelumnya berasal dari terminologi Arab, Jaib untuk sinus yang berarti garis bengkok, istiwa’ untuk kotangen yang berarti bayangan lurus dari gnomon, dan tangen adalah bayang-bayang melintangnya. Selain menetapkan dengan akurat tabel perhitungan trigonometri dari 0 hingga 90 derajat, dia juga berhasil dengan tepat menghitung satu tahun matahari atau masehi, yaitu 365 hari 5 jam 46 menit dan 24 detik. Sebelumnya diketahui bahwa persamaan pangkat tiga yang sulit dan masih belum terpecahkan hingga abad ke-16 ketika Niccolo Tartaglia, seorang ahli matematika Italia berhasil memecahkannya. Kenyataannya persamaan pangkat tiga seperti itu dan juga banyak persamaan-persamaan dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi sudah dapat dipecahkan dengan mudah oleh para ahli matematika Muslim sejak abad ke-10. Selama abad ke-10 atau lebih awal, ratusan ahli matematika Muslim menggunakan dan menyempurnakan teorema binomial. Mereka memulai penggunaannya untuk solusi yang sistematis atas persoalan aljabar. Namun dikatakan bahwa Isaac Newtonlah yang mengembangkan teorema binomial pada abad yang ke-17. Demikian juga dikatakan bahwa Robert Boyle, dalam abad ke17, yang pertama mengembangkan ilmu kimia, padahal beberapa ahli kimia Muslim, termasuk Ar-Razi, Al-Jabr, Al-Biruni dan AlKindi, melaksanakan eksperimen-eksperimen ilmiah dalam ilmu
74
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
kimia sekitar 700 tahun sebelum Boyle melakukannya. Durant menulis bahwa orang Islam memperkenalkan metode percobaan pada ilmu pengetahuan ini. Humboldt meyakini bahwa orang Islam sebagai penemu ilmu Kimia. Paul Ehrlich (abad ke-19) disebut sebagai pencipta obat-obatan kemoterapi, yakni pemakaian obat-obatan yang khusus untuk membunuh mikroba, padahal dokter-dokter Islam telah menggunakan berbagai macam unsur pokok yang spesifik untuk menghancurkan mikroba. Mereka menggunakan belerang (Sulfur) sebagai bahan utama khusus untuk membunuh kuman kudis. ArRazi (pada abad ke-10) menggunakan campuran air raksa sebagai antiseptik yang penting. Banyak ahli kimia Muslim telah menghasilkan alkohol sebagai obat-obatan terapeutik melalui penyulingan sejak abad ke-10 dan melakukan pabriksasi alat-alat penyulingan yang pertama untuk digunakan dalam proses kimiawi. Mereka menggunakan alkohol sebagai bahan pelarut dan antiseptik, jauh sebelum Arnau de Villanova, seorang Spanyol pada tahun 1300, yang mengaku telah membuat alkohol yang pertama di dunia. Diberitakan bahwa anestesia modern ditemukan pada abad ke19 oleh Humphrey Davy dan Horace Wells. Sebenarnya anesthesia modern ditemukan, dikuasai dan disempurnakan oleh ahli anestesia Muslim 900 tahun sebelum kedatangan Davy dan Wells. Mereka menggunakan cara oral seperti juga anestesia yang dihirup.
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
75
Sejak abad ke-10 dokter-dokter Islam dan ahli bedahnya sudah menggunakan alkohol sebagai pencegah infeksi ketika membersihkan luka-luka, jadi pencegahan infeksi yang dilakukan oleh ahli bedah dari Inggris, Joseph Lister pada tahun 1865 bukanlah yang pertama. Ahli bedah di Spanyol yang Islam menggunakan metoda-metoda khusus untuk memelihara antisepsis sebelum dan selama perawatan. Mereka juga memulai tindakan-tindakan khusus untuk memelihara kesehatan selama periode pasca operasi. Tingkat sukses mereka sangat tinggi, sehingga penjabat-penjabat tinggi di seluruh Eropa datang ke Cordova, Spanyol, untuk meminta pelayanan kesehatan yang dapat diperbandingkan dengan “Mayo Clinic” di Abad Pertengahan. Menurut apa yang kita ketahui, William Harvey menemukan sirkulasi darah pada awal abad ke-17. Dia yang pertama dengan benar menguraikan fungsi jantung, pembuluh nadi dan vena. Galen dari Roma telah memperkenalkan ide yang salah mengenai sistem peredaran darah, dan Harvey yang pertama menetapkan bahwa darah dipompa ke seluruh tubuh via oleh kerja jantung dan klep-klep pembuluh darah. Oleh karena itu, dia dihormati sebagai pendiri ilmu tubuh manusia (physiology). Tetapi 7 abad sebelumnya, yakni pada abad ke-10, Ar-Razi menulis sebuah risalah yang mendalam mengenai sistem pembuluh
76
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
darah, dan dengan teliti digambarkannya fungsi pembuluh darah dan klep-klepnya. Ibnu An-Nafs dan Ibnu Al-Quff (pada abad ke13) mendokumentasikan secara penuh tentang sirkulasi darah dan dengan tepat menggambarkan ilmu urai tubuh dari jantung dan fungsi klep-klepnya 300 tahun sebelum Harvey. William Harvey adalah seorang lulusan Universitas Padua yang terkenal di Itali, yang pada waktu itu mayoritas kurikulumnya didasarkan pada teks buku Ibnu Sina dan Ar-Razi. v. 960 Gerbert d’Aurillac, seorang Perancis, menerjemahkan buku-buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin, dan dengan ini, era penerjemahan buku-buku ilmiah Islam dimulai. Gerbert kemudian menjadi Paus Sylvester II, meskipun begitu dia masih disebut tukan sihir karena kepercayaannya terhadap sains yang sangat ditentang oleh gereja pada masa itu. w. 1000-an Kaca dan cermin digunakan di Spanyol Islam. Orang-orang Venesia belajar tentang seni membuat peralatan berbahan gelas yang bagus dari seniman-seniman pembuat kaca dari Syria selama abad ke-9 dan ke-10. Namun yang diketahui umum cermin dan kaca diproduksi pertama kali tahun 1291 di Venesia. Dikatakan pula bahwa pada abad ke-17 Isaac Newton mengadakan penyelidikan tentang prisma, lensa-lensa dan cahaya. Padahal dalam abad ke-11 Al-Haytham telah menetapkan hampir
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
77
segala sesuatu yang dikemukakan oleh Isacc Newton mengenai ilmu optik itu, jauh berabad-abad sebelumnya, dan Al-Haytham dihormati oleh banyak penguasa pada masa itu sebagai “penemu optik.” Demikian juga mengenai penyelidikan tujuh variasi warna yang dibiaskan oleh prisma, selain telah lebih dulu dipelajari oleh AlHaytham, pada abad ke-14 Kamal Ad-Din juga melakukannya. Ada dugaan kalau Newton sedikit dipengaruhi oleh Al-Haytham. Al-Haytham adalah ilmuwan fisika yang paling banyak dijadikan referensi di Abad Pertengahan. Pekerjaan-pekerjaannya digunakan dan dikutip oleh sebagian besar sarjana-sarjana Eropa selama abad ke-16 dan 17, tidak sebanding dengan Newton dan Galileo seandainya digabungkan. Dalam abad ke-16 dikatakan bahwa Leonardo Da Vinci menjadi pendiri ilmu geologi ketika ia mencatat fosil-fosil yang ditemukan di pegunungan yang diindikasi sebagai asal-muasal cairan bumi. Tetapi kenyataanya pada abad ke-11, Al-Biruni membuat dengan tepat perngamatan ini dan menambahkannya ke dalam ilmu geologi, termasuk sebuah buku yang sangat besar, ratusan tahun sebelum Da Vinci dilahirkan. Ibnu Sina mencatat hal ini dengan baik. Jadi sangat mungkin kalau Da Vinci pertama kali belajar konsep ini dari terjemahan buku-buku Islam ke dalam bahasa Latin. Da Vinci tidak menambahkan pengetahuan apa pun yang asli dari dirinya.
78
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
y. 1030 Jauh sebelum Paracelsus (abad ke-16) dikatakan menemukan candu yang disuling untuk anesthesia, dokter-dokter Islam sudah memperkenalkan nilai anestetik dari candu asli selama Abad Pertengahan. Candu mula-mula digunakan sebagai bagian dari anestetik oleh orang Yunani. Paracelus adalah seorang murid yang memperlajari pekerjaan-pekerjaan Ibnu Sina, dan dari situlah hampir dipastikan dia memperoleh ide ini. z. 1050 Konsep keterbatasan materi alam pertama kali ditekuni oleh AlBiruni, seorang sarjana besar Islam dari Persia dalam tahun 1050. Konsep mengenai wujud materi alam yang bisa berubah namun massanya tetap, seperti air yang jika dipanaskan akan berubah menjadi uap, namun massa total tetap sama. Tapi dikatakan bahwa penemunya adalah Antione Lavoiser pada abad ke-18, padahal Lavoiser adalah seorang murid dari para ahli ilmu kimia dan fisika Muslim pada masanya dan sering mengambil referensi dari bukubuku mereka. Disebutkan bahwa Nicolas Desmarest pada tahun 1756 adalah orang pertama yang mempelajari tentang pembentukan geologi lembah-lembah, dengan teorinya bahwa lembah-lembah itu dibentuk dalam suatu periode yang lama oleh waktu dan aliran udara. Padahal Ibnu Sina dan Al-Biruni membuat dengan tepat penemuan itu dalam abad ke-11, 700 tahun sebelum Desmarest melakukannya.
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
79
Al-Biruni adalah orang yang melakukan eksperimen besar pertama di dunia. Dia menulis lebih dari 200 buku, dan banyak ilmuwan yang mendiskusikan eksperimen-eksperimennya. Hasil karyanya berupa sejumlah literatur ilmiah berbagai bidang ilmu pengetahuan dalam 13.000 halaman, jauh melebihi apa yang ditulis oleh Galileo digabungkan dengan Newton. Jadi tidak benar bahwa Galileo adalah orang pertama yang melakukan eksperimen besar di dunia pada abad ke-17. Pada tahun-tahun berikutnya, yakni 1121, Al-Khazini, ilmuwan Muslim kelahiran Bizantium atau Yunani tahun 1115 dan wafat 1130 adalah saintis yang serba bisa yang menguasai astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika serta filsafat. Dia telah memberi kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan sains modern, salah satunya adalah kitab Mizan al-Hikmah atau Balance of Wisdom. Buku yang ditulisnya dalam tahun 1121 itu mengungkapkan bagian penting fisika Islam. Dalam buku itu, Al-Khazini menjelaskan sacara detail pemikiran dan teori yang diciptakannya tentang keseimbangan hidrostatika, konstruksi dan kegunaan, serta teori statika atau ilmu keseimbangan, hidrostatika dan pusat gravitasi. Al-Khazini dan ilmuwan Muslim lainnya merupakan yang pertama menjeneralisasi teori pusat gravitasi dan mereka adalah yang pertama kali menerapkannya ke dalam benda tiga dimensi. Para ilmuwan Muslim, salah satunya al-Khazini telah melahirkan ilmu gravitasi yang kemudian berkembang di Eropa.
80
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Jelas di sini Isaac Newton sangat terlambat mengemukakan teori Gravitasi di dalam bukunya Philosophia Naturalis Principia Mathematica yang dipublikasikan tahun 1687, 500 tahun lebih setelah buku Al-Khazini membahas hal yang sama. Jadi bagaimana dengan cerita apel yang jatuh itu? Pada 1130, Gerard da Cremona, orang Italia yang tinggal di Spanyol, menerjemahkan 92 buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin. Buku terjemahannya itu antara lain Al-Asrar (rahasia-rahasia) karya Abu Bakr Muhammad ibnu Zakaria Ar-Razi (bhs.Ltn.Razes, Rases, atau Rhazes), sebuah karya dokter Abu Az-Zahrawi tentang metoda pembedahan, buku karya Abu Muhammad Dhiyauddin AlBaithar (bhs.Ltn.Alpetagrius) mengenai tumbuh-tumbuhan. Giovanni Morgagni (1682-1771), orang Itali yang dihormati sebagai bapak pathology (ilmu penyakit) karena dikatakan sebagai orang pertama yang dengan benar menguraikan sifat alami penyakit. Namun jauh sebelum Giovanni melakukannya, para ahli bedah Islam adalah ahli patologi pertama sesungguhnya. Mereka menyadari secara penuh sifat alami penyakit dan menggambarkan berbagai macam penyakit dengan detil modern. Ibnu Zuhr dengan benar menggambarkan sifat alami radang selaput dada (pleurisy), tuberkulosis (TBC) dan radang kantung jantung (pericardistis). AzZahrawi dengan teliti mendokumentasikan ilmu penyakit dari hydrocephalus (air di otak) dan penyakit-penyakit sejak lahir lainnya. Ibnu Al-Quff dan Ibnu An-Nafs memberi uraian-uraian sempurna
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
81
tentang penyakit-penyakit peredaran darah. Ahli-ahli bedah Islam lainnya memberi uraian-uraian akurat pertama tentang penyakit berbahaya tertentu, termasuk kanker perut, usus dan kerongkongan. Para ahli bedah Islam ini adalah pemula dari pathology (ilmu penyakit), bukan Giovanni Morgagni. Pada 1140-an, para ahli matematik Islam memperkenalkan bilangan negatif untuk digunakan dalam berbagai fungsi aritmetika sedikitnya 400 tahun sebelum Geronimo Cardano mengakui telah memperkenalkannya dalam tahun 1545, dengan mengatakan bahwa angka-angka bisa kurang dari nol. Pada 1160, mata air-mata air Nil yang mengalir melalui danaudanau besar di Khatulistiwa telah ditetapkan dengan seksama oleh Al-Idrisi, sedangkan orang-orang Eropa baru menemukannya pada paruh kedua abad ke-19. Pada 1200-an, informasinya pada tahun 1614, John Napier menemukan logaritma dan tabel logaritmik, namun sejak abad ke13 para ahli matematika Islam sudah menemukannya dan tabel logaritmik seperti itu sudah umum di dalam dunia pengetahuan Islam pada masa itu. Pada 1205, Amir Ya’qub dalam pertempuran Mahdiyya telah menggunakan artileri sebagai senjata terakhir. Pada tahun 1273, Sultan Abu Yusuf pada pertempuran Sijilmasa di Maroko Selatan mempergunakan meriam-meriam. Pada tahun 1342, dua orang
82
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Inggris, Lord Derby dan Lord Salisbury, hadir pada pertempuran Algericas yang dipertahankan dengan cara yang sama oleh orangorang Arab. Ketika kedua orang Inggris itu menyaksikan daya efek mesiu, maka mereka membawa penemuan ini ke negeri mereka. Pada 1240 – 1250, seorang frater Katolik Roma anggota Ordo Fransiskan dari Inggris bernama Roger Bacon datang untuk mempelajari bahasa Arab ke Paris dan Toledo karena ada orangorang Perancis yang pandai berbahasa Arab di sana. Selain itu di sana terdapat banyak terjemahan buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin dan naskah-naskah asli berbahasa Arab. Dikatakan bahwa perawatan pertama dengan anesthesia (pembiusan) dilakukan oleh C.W. Long, seorang Amerika pada tahun 1845, padahal 600 tahun sebelum Long melakukannya, seorang Muslim Spanyol, Az-Zahrawi dan Ibnu Zuhr, di antara para ahli bedah Muslim lainnya, sudah melaksanakan ratusan perawatan-perawatan melalui cara pembiusan dengan penggunaan narkotika yang direndam pada spon, yang ditempatkan dengan cara menutup wajah. Pada 1250 – 1257, Roger Bacon pulang ke Inggris dan melanjutkan pelajaran Bahasa Arabnya di Universitas Oxford dengan membawa sejumlah besar buku-buku ilmiah Islam dari Paris. Di antaranya Al-Manazhier kar ya Ali Al-Hasan ibnu Haitsam diterjemahkan Bacon ke dalam bahasa Latin, bahasa ilmiah Eropa pada masa itu.
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
83
Terdapat penjelasan-penjelasan mengenai mesiu dan mikroskop pada naskah itu, namun secara tidak jujur dia telah mencantumkan namanya sendiri pada terjemahan-terjemahan itu dan dengan demikian dia telah melakukan plagiat terang-terangan. Sangat berbeda dengan penerjemah-penerjemah Muslim yang menerjemahkan kar ya-kar ya Pythagoras, Plato, Aristoteles, Aristarchos, Euclides dan Claudius Ptolemaios, dan lain-lain dengan tetap menyebutkan nama pengarang-pengarang aslinya. Pada 1300-an, dimulai abad Renaisans (B.Perancis Renaissance) atau kelahiran kembali, di mana ditemukan kembali cerahnya peradaban Yunani dan Romawi (yang dianggap sebagai “klasik”) ketika keduanya mengalami masa keemasan. Renaisans berlangsung antara abad ke-14 hingga abad ke-17 di Eropa. Tampak di sini, bahwa kebangkitan Eropa yang diawali dengan Renaisans erat hubungannya dengan kembalinya penerjemahan buku-buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin, antara lain Gerbert d’Aurillac, orang Perancis yang menjadi Paus Sylvester II (tahun 960), Gerard da Cremona, orang Itali (tahun 1130), Seorang frater Katolik Roma, Roger Bacon dari Inggris (tahun 1250).
84
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Sumber: Ensikolipedia Islam, 2000
Gambar 5.10 Johan Gutenberg (1398-1468), kitab, dan mesin cetaknya.
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
85
Dikatakan bahwa tahun 1454, Johan Gutenberg (1398–1468) menemukan mesin cetak paling canggih di abad pertengahan. Faktanya, alat cetak berbahan kuningan yang dapat dipindahkan telah digunakan di Spanyol Islam 100 tahun sebelumnya, ketika Gutenberg belum lahir. Pada 1400-an, dikatakan bahwa sistem desimal di dalam matematika pertama kali dikembangkan oleh seorang Belanda, Simon Stevin, tahun 1589. Sistem desimal membantu ilmuwan matematika karena menggantikan bilangan pecahan yang sulit, sebagai contohnya 1/2, dengan menggunakan desimal menjadi 0,5. Padahal para ahli matematika Islam adalah yang pertama menggunakan sistem desimal sebagai ganti bilangan pecahan secara besar-besaran. Buku Al-Kashi, berjudul “Kunci kepada Aritmatika”, yang ditulis pada awal abad ke-15 dan menjadi stimulus untuk aplikasi sistematis sistem desimal untuk seluruh bilangan dan pecahanpecahannya. Pada 1600-an, Francis Bacon–seorang Bacon yang lain, menyebarluaskan teori induksi dan percobaan-percobaan ilmiah (eksperimen) atau empirisme ilmiah di dalam karya-karyanya The Advencement of Learning (1605), Novum Organum (1620), De Augmentis Scientiarum (1623), Sylva Sylvarum (1624), dan New Atlantis (1624), yang dengan alat cetak buku buatan Johan Gutenburg buku-buku tersebut dicetak.
86
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Kemudian berkembang teori Baconian Philosophy yang kemudian menjadi dasar metode ilmiah pada ilmu pengetahuan dan teknologi di Barat (Eropa dan Amerika), yang mana metode tersebut sebetulnya merupakan jiplakan Bacon dari ilmu pengetahuan di dunia Islam.
Pengayaan Wawasan tentang Saintis Muslim
87
88
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika
Daftar Pustaka Masyhur, Mustafa. 1987. Jalan Menuju Pembebasan. Jakarta: Media Dakwah. Mufatteh, Syahid Muhammad. Rabiul Awal 1423. “Peranan Ilmuwan Islam dalam Kemajuan Ilmu Pengetahuan”. Kedutaan Besar Republik Islam Iran: Majalah Yaumul al- Quds, No. 35. R.A. Gunadi dan M. Shoelhi. 2002. Dari Penakluk Jerusalem hingga Angka Nol. Jakarta: Republika. Rahayu, Iman. 2007. Kimia dan Ilmu Pengethauan Alam. Bandung: KM. Soetarno. 2001. Rangkuman Pengetahuan Alam Lengkap. Semarang: Aneka Ilmu.
Pengayaan Daftar Pustaka Wawasan tentang Saintis Muslim
89
Riwayat Penulis
J. Zahrani K., lahir di Bandung pada 15 Mei 1977. Penulis ini adalah alumnus Sastra Perancis, Universitas Padjadjaran. Aktivitasnya, selain mengurus anak juga menulis artikel tentang wanita dan karier serta ilmu pengetahuan. Sejumlah artikelnya pernah dimuat oleh Pikiran Rakyat, Bandung Pos, dan Galamedia. Nama J. Zahrani K. merupakan nama pena dari Hetti Restianti. Beberapa buku karyanya diterbitkan oleh sejumlah penerbit. Berikut ini beberapa karya Hetti Restianti: Seri Planet (Penerbit EDwiraga Bandung, 2007) dan Bertanam Tanaman Hias (Penerbit EDwiraga, 2007), dan Menulis bagi Ibu Rumah Tangga (Penerbit EDwiraga, 2008).
90
Al-Battani, Penemu Berbagai Teori Matematika