1 | Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April, 2016
AKSESIBILITAS PEMUKIMAN DAN MOBILITAS PENDUDUK DI KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI
Oleh : R. Fitriana, G. Kamil P *), B. Waluya *) Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia Email :
[email protected] ,
[email protected] ,
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan lahan dari pertanian menjadi pemukiman dan menganalisis aksesibilitas terhadap mobilitas penduduk. Aksesibilitas di Kecamatan Purwantoro berpengaruh dalam hal ekonomi, lingkungan, sosial dan penggunaan lahan. Perubahan penggunaan lahan terjadi di beberapa wilayah di Kecamatan Purwantoro, dimana terdapat kecenderungan meningkatnya alih fungsi lahan pertanian yang semakin sempit karena tumbuhnya pusat-pusat kegiatan baru yang mengakibatkan masyarakat melakukan mobilitas penduduk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan populasi dan sampel adalah sebagian masyarakat yang ada di Kecamatan Purwantoro. Hasil penelitian menunjukkan : topografi yang berbeda-beda di Kecamatan Purwantoro mengakibatkan tingkat aksesibilitas pada sebagian wilayah sangat rendah, sehingga membuat jarak cukup jauh dengan jaringan jalan. Penduduk Kecamatan Purwantoro yang sebagian besar bekerja sebagai petani, baik yang berada pada pemukiman memanjang, mengelompok maupun menyebar melakukan mobilitas jenis harian dan bulanan. Jarak mobilitas yang paling banyak terdapat pada penduduk yang berasal dari ketiga pola persebaran pemukiman 10-50 km, sebagian besar bermobilitas ke luar Kabupaten Wonogiri. Perbedaan terdapat pada intensitas mobilitas, penduduk yang dari pola memanjang paling sering melakukan mobilitas, karena aksesibilitas lebih menunjang di banding dengan pola pemukiman lainnya. Diharapkan pemerintah lebih memperhatikan Kecamatan Purwantoro, karena letaknya yang paling ujung membuat kecamatan ini kurang diperhatikan baik dari segi ekonomi maupun jaringan jalan. Karena masih ada sebagian desa yang belum begitu banyak angkutan umum yang melewati jalan ke pemukiman mereka dan banyak jalan yang rusak, berlobang-lobang yang tidak diperbaiki.
Kata Kunci : Aksesibilitas, Pemukiman, Mobilitas Penduduk
This research aims to identify the pattern influencing the change of agricultural land into residential and analyze the accessibility of population mobility. Accessibility in the District Purwantoro influential in terms of economic, environmental, social and land use. Changes in land use occurred in some areas in the district Purwantoro, where there is an increasing trend of agricultural land conversion is getting narrower due to the growth of new centers of activity that resulted community population mobility. This research uses descriptive method, with a sample population and is part of the population in Sub Purwantoro. The results showed: varying topography in District Purwantoro resulted in levels of accessibility in some areas is very low, thus making a considerable distance to a road network. Purwantoro District residents who mostly work as farmers, both located in residential
Fitriana, R |2 Aksesibilitas Pemukiman Dan Mobilitas Penduduk.... compounds, clumped or spread mobility types of daily and monthly. Distance mobility are most numerous in population coming from third settlement distribution pattern of 10-50 km, most mobility out Wonogiri. There are differences in the intensity of mobility, the population of the most frequent pattern extends mobility, because accessibility is more support compared with other settlement patterns. Expected government pay more attention to the District Purwantoro, because it was the very end to make this district less attention in terms of both economic as well as the road network. Because there are still some villages that have not been so many public transports through the streets to their settlements and many roads were damaged, punch that is not corrected. Key Words : Accessibilitys, Settlement,, Social Mobility
*) Penulis Penanggung Jawab
Fitriana, R |3 Aksesibilitas Pemukiman Dan Mobilitas Penduduk....
gerakkan distribusi serta mempersingkat
PENDAHULUAN Tingkat aksesibilitas suatu wilayah bisa di ukur berdasarkan beberapa variabel
waktu yang diperlukan dalam mengolah dan memindahkan bahan.
yaitu ketersediaan jaringan jalan, jumlah
Keberadaan jalan sebagai usaha
alat transportasi, panjang dan lebar jalan
untuk memperbaiki aksesibilitas daerah
dan
pinggiran
kualitas
jalan.
Seperti
yang
atau
pedesaan,
cukup
dikemukakan oleh Bintarto (1983, hlm.
memberikan dampak pada seluruh aspek,
66) “salah satu variabel dapat dinyatakan
tetapi dampak langsung yang terlihat dan
apakah tingkat aksesibilitas tinggi atau
menimbulkan
rendah dilihat dari banyaknya sistem
dalam hal penggunaan lahan. Sebagaimana
jaringan
dikemukakan oleh Soemarwoto (1985,
yang
tersedia
pada
daerah
tersebut”.
permasalahan
hlm. 202) “ perubahan yang terjadi pada
Sumaatmadja (1981, hlm. 46),
lingkungan masyarakat akan menimbulkan
mengemukakan peranan prasarana jalan
tekanan
yaitu “jalan merupakan urat nadi dalam
kebutuhan lahan”.
berkomunikasi,
difusi,
interaksi,
modernisasi dan proses pembangunan”. Adanya aksesibilitas diharapkan dapat
kompleks
mengatasi
beberapa
hambatan
pada
penduduk
terhadap
Tekanan penduduk yang tinggi di daerah pedesaan yang tidak diimbangi oleh lapangan pekerjaan di luar sektor pertanian menyebabkan
masyarakatnya
mencoba
mobilitas, baik mobilitas fisik maupun non
mencari kehidupan di kota-kota sekitar
fisik. Mobilitas pada dasarnya terjadi
(Mantra, 1985, hlm. 178).
karena ketimpangan pembangunan dan
Yuniarto
(1991,
hlm.
35)
ketidakmerataan fasilitas sosial ekonomi
menyatakan bahwa perubahan penggunaan
antar wilayah (Saefullah, 1992, hlm. 5).
lahan dalam pelaksanaan pembangunan
Transportasi
merupakan
unsur
tidak dapat dihindari, karena dua hal yaitu
utama dalam pembentukan struktur ruang.
adanya
Transportasi
kebutuhan yang semakin meningkat dan
berfungsi
sebagai
penghubung antar bagian wilayah dan pusat-pusat
pertumbuhan.
Selain
keperluan
untuk
memenuhi
meningkatnya mutu kehidupan yang baik. Terdapatnya
pemukiman
transportasi, morfologi dan topografi juga
disebabkan oleh adanya kemungkinan
mempengaruhi (Pasya, 2006, hlm. 159).
untuk hidup bagi masyarakat pedesaan
Kemajuan transportasi membawa
yang bersangkutan, sesuai dengan keahlian
peningkatan mobilitas, semakin tinggi
atau keterampilan mereka. Makin besar
mobilitas yang dilakukan, semakin cepat
kemungkinan untuk hidup yang diberikan
Fitriana, R |4 Aksesibilitas Pemukiman Dan Mobilitas Penduduk....
suatu
wilayah,
semakin
besar
pula
Apabila hal tersebut diatas tidak
kemungkinan jumlah manusia yang tinggal
diantisipasi
di wilayah tersebut (Banowati, 2006, hlm.
berpengaruh pada menurunnya fungsi dan
56).
tingkat Wilayah yang memiliki kondisi
dengan
aksesibilitas
keseimbangan
segera,
jalan
lingkungan
akan
tersebut, di
sekitar
jalan yang baik, bisa dilalui dengan
Kecamatan Purwantoro juga pada struktur
berbagai jenis kendaraan, banyak terdapat
ruang Kecamatan Purwantoro. Pengaruh
alat transportasi untuk menuju ke lokasi
tersebut disebabkan karena struktur ruang
kapan saja dengan tingakt kenyamanan
terbentuk
dan kenyamanan yang baik, maka bisa
penggunaan lahan. Untuk itu, perlu adanya
dikatakan aksesibilitas daerah tersebut
studi yang membahas tipologi perubahan
baik. Tetapi pada kenyataan di Kecamatan
lahan untuk mengkaji pola perubahan yang
Purwantoro kebalikan dari hal tersebut,
terjadi pada wilayah pemukiman sekitar
karena keadaan kondisi jalan yang kurang
Kecamatan Purwantoro, yang selanjutnya
baik, ada yang bagus dan ada juga yang
akan digunakan sebagai langkah awal
jelek. Selain pada jarak daer desa ke kota
merumuskan arahan pengendaliaannya.
dari
pola
persebaran
jenis
yang relatif jauh, sehingga penduduk terhambat dalam melakukan pergerakkan. Tingkat mobilitas penduduk di
METODE Metode
yang
digunakan
dalam
Kecamatan Purwantoro disebabkan jumlah
penelitian ini adalah metode deskriptif.
penduduk
bertambah
Populasi dalam penelitian ini adalah
mengakibatkan ketidakseimbangan antar
seluruh kepala keluarga yang ada di
jumlah penduduk yang bekerja di sektor
Kecamatan Purwantoro yang berjumlah
pertanian beralih ke non-pertanian.
18.636. Sampel wilayah dalam penelitian
yang
terus
Kondisi seperti ini sangat besar kemungkinan
penduduk
di
daerah
ini yaitu wilayah dan subjek penelitian yang mengalami mobilitas penduduk di
Kecamatan Purwantoro yang kebanyakan
Kecamatan
Purwantoro.
bertempat tinggal di desa dengan rata-rata
perhitungan
jumlah
memiliki
rendah.
menggunakan rumus Dixon dan B. Leach (
Sedikitnya kepemilikan lahan, pekerjaan
Dalam Tika, 2005. 24) di peroleh jumlah
yang tidak tetap menimbulkan sebagian
sampel sebanyak 85 responden.
penduduk
tingkat
ekonomi
Kecamatan
Purwantoro
melakukan mobilitas ke luar kecamatan.
Berdasarkan
sampel
dengan
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi lapangan, penyebaran angket,
Fitriana, R |5 Aksesibilitas Pemukiman Dan Mobilitas Penduduk....
dan studi dokumentasi. Sedangkan teknik
deskriptif, analisis persentase, hubungan
pengolahan analisis data yang digunakan
antar
dalam penelitian ini adalah validasi data,
moment.
variabel,
uji
korelasi
product
tabulasi data, pengolahan dan penyajian data
dengan
menggunakan
analisis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 1 Peta Aksesibilitas Sumber : Peta RBI 25.000 Lembar 1508-114 Slogohimo Tahun 2001 Peta RBI 25.000 Lembar 1508-123 Purwantoro Tahun 2001
Fitriana, R |6 Aksesibilitas Pemukiman Dan Mobilitas Penduduk.... Tabel 1 Aksesibilitas Pemukiman Kecamatan Purwantoro No
Nama Desa
Pemukiman
Kondisi Jalan
1 2 3 4 5 6 7 8
Sumber Bangsri Tegalrejo Biting Kepyar Purwantoro Miricinde Sukomangu
Sangat Jarang Padat Padat Jarang Padat Jarang Sangat Padat Padat
9
Joho
Padat
10 11 12 13 14 15
Talesan Sendang Kenteng Ploso Gondang Bakalan
Padat Jarang Padat Jarang Sangat Padat Jarang
Tanah Berbatu Aspal Aspal ½ Semen, ½ Batu Tanah Berbatu Aspal Aspal Tanah Berbatu ½ Semen, ½ Batu Aspal Tanah Berbatu ½ Semen, ½ Batu Aspal Tanah Berbatu Aspal
Tujuan Mobilitas Jakarta Surabaya, Jakarta Jakarta, Surabaya Jakarta, Kalimantan Jakarta, Surabaya Jakarta, Bandung Jakarta, Surabaya, Kalimantan Jakarta, Kalimantan, Bandung Jakarta, Bandung, Kalimantan, Surabaya Jakarta, Surabaya Surabaya, Jakarta Jakarta, Bandung Jakarta Surabaya Jakarta, Surabaya
Sumber: Hasil Penelitian 2016
Tabel 2 Hasil Angket Penelitian Pola Pemukiman
Luas Lahan
Jenis Lahan
Jenis Tanaman
Alasan Menjual Lahan
Luas Sawah
Memanjang Mengelompok Menyebar
Jumlah 41 22 22
Status Kepemilikan Rumah
> 1400 1400-7000 7000-14000 <14000
31 19 21 14
Ukuran Luas Rumah
Sawah Ladang Kebun
22 18 9
Kepemilikan Kendaraan
Tegalan Padi Palawija Tanaman Keras Dibiarkan
36 21 27 33 4
Frekuensi Mobilitas
Sangat butuh uang
63
Tidak ada yang mengolah
7
Lahan dihargai sangat tinggi
11
Terkena gusuran < 0,5 Ha 0,5-1 Ha 1-3 Ha
4 36 39 7
> 3 Ha Bagus
3 49
Sedang
12
Rusak
24
Kondisi Jalan
Sumber : Hasil Penelitian 2016
Kondisi Dinding Rumah
Alasan Mobilitas
Status Kepemilikan Lahan
Pendapatan
Menyewa Warisan Membeli
Jumlah 5 12 68
36-45 m² > 45 m² Semi Permanen Permanen
16 69 28 57
Motor Mobil Motor dan Mobil
53 21 11
Harian Mingguan Bulanan Tahunan Penghasilan Lebih Besar Melanjutkan Pendidikan Ingin Mencari Pengalaman Tidak adanya pekerjaan di daerah asal Pemilik Penyewa Penggarap Ikut dengan keluarga
0 13 51 21 50
< Rp 1.000.000/bln Rp 1.000.0002.000.000/bln Rp 2.000.0003.000.000/bln > Rp 3.000.000/bln
17 28
8 5 22
59 15 9 2
33 7
Fitriana, R |7 Aksesibilitas Pemukiman Dan Mobilitas Penduduk....
Kondisi geografi suatu daerah akan berpengaruh
terhadap
distribusi
atau
dan
sebagainya.
negatifnya
Sedangkan
adalah
dampak
berkurangnya
areal
mobilitas penduduk. Faktor-faktor fisik
tanah pertanian serta berubahnya orientasi
daerah yang berpengaruh tersebut di
penduduk yang semula bidang pertanian
antaranya
menjadi non-pertanian.
adalah
ketinggian
wilayah,
kemiringan lereng, jaringan jalan dan
Penduduk Kecamatan Purwantoro
perairan darat. Penggunaan lahan selain
sekarang ini cenderung mengarah pada
dipengaruhi oleh kondisi geografi yang
pergeseran mata pencaharian dari sektor
telah ada juga dipengaruhi oleh perubahan
pertanian ke non pertanian. Pekerjaan di
faktor-faktor
luar sektor pertanian sudah mulai menjadi
geografi
yang
mungkin
terjadi. Akibatnya penggunaan lahan bisa
tumpuan
tetap
tenaga
maupun
mengalami
perubahan
harapan, kerja
karena
yang
tiap
penyerapan tahun
terus
ukuran, yaitu bisa meluas atau menyempit.
meningkat tetapi lapangan kerja terbatas
Bentuk penggunaan lahan satu dengan
ditambah dengan adanya teknologi baru
yang lain bisa saja berbeda-beda karena
dibidang
disebabkan
fisiknya,
pekerja
pola-pola
pencahariannya.
sehingga
oleh
keadaan
membentuk
suatu
pemukiman.
pertanian, yang
akhirnya
banyak
kehilangan
mata
Berbagai
sumber
penghasilan yang diperoleh sesuai dengan
Mayoritas penduduk di Kecamatan
kemampuannya,
keterampilan,
Purwantoro bekerja sebagai petani. Namun
pengetahuan dan pendidikan seseorang.
penggunaan
seperti:
Sebagian keluarga yang mempunyai tanah
pemukiman, tegalan, ladang atau kebun
yang sempit atau tidak mempunyai tanah
menjadi bagian dari kegiatan pertanian
sama
yang
tambahan
bermobilitas ke luar daerah atau tempat
bahkan ada sebagian penduduk yang
tinggal guna memenuhi kebutuhan hidup
menjadikan lahan kering sebagai pertanian
mereka.
utama,
lahan
menjadi
yang
kering,
penghasilan
menghasilkan
sekali,
mereka
banyak
yang
karena
Bertambahnya jumlah penduduk
ditanami sayuran, seperti: ditanam tomat,
mengakibatkan kebutuhan akan lahan terus
cabai dan lain sebagainya.
meningkat.
Penggunaan lahan akan berdampak
keberadaannya
positif dan negatif terhadap lingkungan
penduduk
dan masyarakat. Dampak positif yang
Seperti
lengkapnya
Kecamatan
fasilitas
sosial
seperti
kesehatan, peribadatan, rekreasi, olah raga
Lahan
luas
yang tetap, sedangkan
terus
halnya
dengan
menerus penggunaan Purwantoro
bertambah. lahan
di
dimana
pemukiman lebih dominan dari pada lahan
Fitriana, R |8 Aksesibilitas Pemukiman Dan Mobilitas Penduduk....
pertanian, ini merupakan suatu kenyataan
perubahan penggunaan lahan mengarah
yang sedang terjadi. Luas penggunaan
pada pergeseran mata pencaharian dari
tanah di Kecamatan Purwantoro menurut
sektor
data dari kecamatan adalah tanah tegalan
Banyaknya perubahan penggunaan lahan
sebesar 1430,2100 Ha dan tanah sawah
pertanian ke non pertanian menyebabkan
seluas 853,8285 Ha. Wilayah Kecamatan
penduduk
Purwantoro sebagian besar merupakan
banyak
lahan kering dari pada lahan basah, terlihat
penduduk ke luar Kecamatan Purwantoro,
bahwa lahan kering lebih dominan dari
karena penyerapan tenaga kerja yang tiap
pada lahan basah. Hampir semua lahan
tahunnya terus meningkat tetapi lapangan
sawah di Kecamatan Purwantoro adalah
kerja terbatas ditambah dengan teknologi
sawah tadah hujan, dimana sawah yang
baru dibidang pertanian.
pertanian
di
ke
non
Kecamatan
yang
pertanian.
Purwantoro
melakukan
mobilitas
sistem pengairannya sangat mengandalkan
Seperti halnya yang disampaikan
curah hujan. Jenis sawah ini hanya
Rusli (1985, hlm. 107) bahwa “seorang
menghasilkan
sirkulator tinggal di tempat tujuan untuk
sedangkan
di
di
musim
musim
hujan
kering
saja, sawah
periode
waktu
tertentu
umpamanya
dibiarkan tidak diolah karena air sulit
seminggu, sebulan, atau dengan pola yang
didapat atau tidak ada sama sekali.
kurang teratur diselang dengan kembali
Sawah
umumnya
dan tinggal di tempat asal untuk waktu-
dipanen satu tahun sekali. Intensitas
waktu tertentu pula”. Sejalan dengan
penggunaan tenaga kerja di sawah tadah
pendapat Rusli tersebut, hasil penelitian ini
hujan lebih tinggi karena petani harus
pun
menyulam
lebih
seluruhnya pelaku mobilitas di Kecamatan
sering dibandingkan sawah irigasi, akibat
Purwantoro memiliki waktu berbulan-
suplai air yang tidak stabil. Maka dari itu
bulan untuk tinggal di daerah tujuan dan
alasan kenapa wilayah purwantoro lebih
tinggal di daerah asal, serta sebagian kecil
dominan tegalan daripada sawah. Jenis
lainnya memiliki pola mingguan ataupun
tanaman
tahunan,
Purwantoro
tadah
hujan
(menanam
yang
ada
lebih
kembali)
di banyak
Kecamatan ditanami
tanaman keras seperti jati, mahoni, sengon,
menunjukkan
yang
bahwa
hampir
disesuaikan
dengan
kebutuhan mobilitas. Alasan yang mendorong penduduk
atau kadang tegalan mereka di tanami
Kecamatan
dengan tanaman palawija.
mobilisan adalah penghasilan lebih besar
Pada saat sekarang ini Kecamatan Purwantoro
cenderung
mengalami
Purwantoro
sebagian
dibanding di daerah asal dan hampir seperempat
menyatakan
karena
tidak
Fitriana, R |9 Aksesibilitas Pemukiman Dan Mobilitas Penduduk....
adanya pekerjaan di daerah sendiri. Hasil
Sedangkan yang lulusan SMA lebih
tersebut sejalan dengan yang disampaikan
banyak menjadi buruh di sebuah pabrik.
oleh Mantra (2012, hlm. 187) yang mengemukakan
bahwa
sebagian
penduduk
paling
Kecamatan Purwantoro bermobilitas ke
dominan yang mempengaruhi seseorang
Jakarta, karena mereka berpikir Ibu Kota
untuk
sulitnya
lebih memberikan penghasilan yang lebih
memperoleh pekerjaan dan pendapatan di
besar daripada di daerah asal. Tak jarang
daerah asal dan kemungkinan untuk
mereka juga ada yang bermobilitas ke
memperoleh pekerjaan dan pendapatan
Kalimantan
yang lebih baik di daerah tujuan”. Dan
karena di Kalimantan sedang atau banyak-
para mobilisan di Kecamatan Purwantoro
banyaknya
menunjukkan bahwa hampir setengahnya
Mobilisan
sumber informasi mobilisan mengenai
bermobilitas di Kecamatan Purwantoro
daerah tujuan diperoleh dari saudara dan
mayoritas yang bertempat tinggal di
teman
pemukiman memanjang dekat dengan
bermobilitas
yang
telah
“faktor
Hampir
adalah
terlebih
dahulu
melakukan mobilitas di daerah tersebut. Rata-rata mobilisan di Kecamatan
sebagai
buruh
terjadi yang
bangunan,
pembangunan. paling
banyak
jalan raya, karena aksesibilitas yang mudah
dan
jarang
penduduk
yang
Purwantoro adalah usia produktif 20-30
bertempat tinggal di pemukiman yang
tahun. Usia yang masih terbilang produktif
memanjang memiliki lahan sawah, mereka
untuk
kegiatan.
lebih banyak memiliki tegalan dan lahan
Purwantoro
tersebut hanya ditanami dengan tanaman
melakukan mobilitas disamping karena
keras seperti jati, senggon, mahoni dll atau
kebutuhan yang terus meningkat ditambah
untuk membangun rumah. Sedangkan
dengan tingkat pendidikan yang kurang
penduduk yang berada di pegunungan
menyebabkan
dengan
melakukan
Penduduk
berbagai
Kecamatan
masyarakat
Kecamatan
pola
memusat
memilih
luar kecamatan. Dengan pendidikan rata-
dibandingkan untuk bermobilitas ke luar
rata hanya lulusan Sekolah Dasar (SD),
kecamatan.
ditempat perantauan mereka lebih banyak
pertanian mereka dekat dengan rumah,
bekerja sebagai buruh/kuli bangunan dan
aksesibilitas dan jaringan jalan juga kurang
pedagang.
memadai.
keterampilan
yang
tidak
adanya
mereka
memiliki
lahan
banyak
Purwantoro lebih memilih bermobilitas ke
Karena
mengolah
lebih
Disamping
sawahnya
karena
lahan
Oleh sebab itu, penggunaan “jarak”
sehingga mereka harus bersaing dengan
sebagai
ukuran
aksesibilitas
mulai
mobilisan yang lain di daerah perantauan.
diragukan orang dan mulai dirasakan
F i t r i a n a , R | 10 Aksesibilitas Pemukiman Dan Mobilitas Penduduk....
bahwa
penggunaan
merupakan
“waktu
kinerja
dibandingkan
yang
dengan
tempuh”
lebih
pada
wilayah
rendah
dan
wilayah
dalam
pertengahan dengan kemiringan lereng
Dapat
datar hingga miring. Kemudian pola
disimpulkan bahwa suatu tempat yang
mengelompok paling banyak terbentuk
berjarak jauh belum tentu dikatakan
pada
mempunyai aksesibilitas rendah atau suatu
kemiringan agak curam dan merupakan
tempat yang berjarak dekat mempunyai
satu-satunya
aksesibilitas tinggi karena terdapat faktor
terdapat
lain dalam menentukan aksesibilitas yaitu
Sementara itu pola menyebar paling
waktu tempuh.
banyak
menyatakan
“jarak”
baik
Pola memanjang paling banyak terbentuk
aksesibilitas.
Beberapa jenis tata guna lahan mungkin
tersebar
secara
meluas
wilayah
pertengahan
pola
di
dengan
pemukiman
wilayah
ditemukan
yang
pegunungan.
pada
wilayah
pertengahan dengan kemiringan lereng agak miring hingga agak curam. Lokasi
(perumahan) dan jenis lainnya mungkin
jaringan
berkelompok (pusat pertokoan). Beberapa
berpengaruh besar terhadap terbentuknya
jenis tata guna lahan mungkin ada di satu
pola memanjang, sedangkan pada pola
atau dua lokasi saja dalam suatu kota
mengelompok dan menyebar pengaruhnya
seperti rumah sakit dan terminal. Dari sisi
tidak terlalu besar.
jaringan transportasi, kualitas pelayanan transportasi
pasti
juga
jalan
dan
perairan
darat
Penduduk Kecamatan Purwantoro
berbeda-beda;
yang sebagian besar bekerja sebagai
sistem jaringan transportasi di suatu daerah
petani, baik yang berada pada pemukiman
mungkin lebih baik dibandingkan dengan
memanjang,
daerah lainnya baik dari segi kuantitas
menyebar
(kapasitas) maupun kualitas (frekuensi dan
harian dan bulanan. Jarak mobilitas yang
pelayanan).
pelayanan
paling banyak terdapat pada penduduk
angkutan umum biasanya lebih baik di
yang berasal dari ketiga pola persebaran
pusat pertokoan dan pada beberapa jalan
pemukiman 10-50 km, sebagian besar
utama transportasi dibandingkan dengan di
bermobilitas ke luar Kabupaten Wonogiri.
daerah pinggiran kota.
Perbedaan
terdapat
pada
mobilitas,
penduduk
yang
Contohnya
memanjang
KESIMPULAN Kondisi
paling karena
terhadap
menunjang
di
terbentuknya pola persebaran pemukiman.
pemukiman
berpengaruh
Kecamatan
melakukan
mobilitas,
Purwantoro
fisik
mengelompok
maupun
mobilitas
sering
intensitas dari
lainnya.
pola
melakukan
aksesibilitas
banding
jenis
dengan
lebih pola
Selanjutnya
F i t r i a n a , R | 11 Aksesibilitas Pemukiman Dan Mobilitas Penduduk....
penduduk
yang
sering
melakukan
Perbedaan selanjutnya terdapat pada durasi
mobilitas
adalah
pola
pemukiman
mobilitas penduduk dari pola pemukiman
mengelompok dan yang paling jarang
memanjang
adalah
dibandingkan dengan durasi mobilitas
penduduk
yang
berpola
di
pemukiman menyebar karena mereka lebih dekat
dengan
lahan
yang
lebih
singkat
penduduk dari rumah berpola lain.
pertaniannya. Rusli,
DAFTAR PUSTAKA Banowati, Eva. (2006). Geografi Pemukiman. Semarang. Unnes. Bintarto, R. (1983). Interaksi Desa, Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia. Mantra, IB. (1985). Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mantra, IB. (2012). Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pasya. (2006). Geografi Pemahaman Konsep dan Metodologi. Bandung: Buana Nusantara.
S. (1983). Pengantar Ilmu Kependudukan-Edisi Revisi. Jakarta: LP3ES. Saefullah, A. (1992). Mobilitas Penduduk dan Perubahan di Pedesaan. Jurnal Prisma No 1 Juli 1992. Soemarwoto, O. (1985). Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan. Sumaatmadja, N. (1981). Studi Geografi: Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Bandung: Alumni. Tika, M.P. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Gramedia. Yuniarto, T dan Woro, S. (1991). Evaluasi Sumberdaya Lahan-Keseuaian Lahan. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.