Akselerasi Pencapaian Program Kependudukan, KB, dan Pembangunan Keluarga Melalui Pendekatan Analisis Kuadran* Oleh :Susanto, S.Pd** Analis Data danInformasi Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan e-mail:
[email protected] Pendahuluan Analisis kuadran atau Importance Performance Analysis (IPA) adalah sebuah teknik analisis deskriptif yang diperkenalkan oleh John A. Martilla dan John C. James tahun 1977. Importance Performance Analysis adalah suatu teknik analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kinerja penting apa yang harus ditunjukkan oleh suatu organisasi dalam memenuhi kepuasan para pengguna jasa mereka (konsumen). Awalnya, Martilla dan James memaksudkan metode ini untuk digunakan dalam bidang riset pemasaran dan perilaku konsumen. Kendati demikian, pada perkembangan selanjutnya, kini penggunaannya telah meluas pada riset-riset pelayanan rumah sakit, pariwisata, sekolah, bahkan hingga analisis atas kinerja birokrasi publik (pemerintahan). Diera transparansi pemerintahan saat ini Kementrian dan Lembaga (K/L) dituntut agar selalu mengembangkan kompetansinya untuk mmenjadi K/L yang handal, tangguh dan terpercaya utamanya dalam melayani masyarakat. Demikianhalnya dengan BKKBN, yang memilikivisi“Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas”, BKKBN tidak hanya mengedepankan jargon menjadi lembaga yang kridibel namun lebih pada bagaimana mampu berkontribusi langsung bagi masyarakat dalam mewujudkan penduduk yang seimbang dan Keluarga yang berkualitas. Uji Beda Harapan dan PersepsiMelaluiAnalisisKuadrandengan SPSS Uji ini dilakukan guna menguji apakah terdapat kesenjangan (gap) antara Harapan dengan Persepsi dalam variabel yang dianalisis. Uji dilakukan dengan membedakan nilai Mean antara Harapan dengan Persepsi dan perbedaan tersebut berlangsung dalam kelompok sampel yang sama (pelanggan sama, mengisi kuesioner sama). Nilai Mean tiap variabel diinput ke dalam SPSS, berlaku untuk variabel Harapan dan variabel Persepsi. Guna menguji ada tidaknya gap, digunakan Wilcoxon Signed-Rank Test. Uji ini diciptakan oleh Frank Wilcoxon tahun 1945. Uji ini diterapkan pada data-data yang sifatnya non parametrik seperti data tidak berdistribusi normal dan diukur dengan skala yang lebih rendah dari interval. Wilcoxon Signed-Rank Test diterapkan jika terdapat 2 perangkat skor yang ingin diperbandingkan. Skor-skor tersebut berasal dari partisipan yang sama. Skor yang berbeda adalah skor Harapan dan skor Persepsi. Partisipan yang sama adalah Pelanggan yang sama. Uji Wilcoxon Signed-Rank Test dilakukan dengan menggunakan SPSS. Tata tertib dalam melakukan uji ini dengan SPSS adalah: 1. Buat 2 variabel baru yaitu : (a) Mean Harapan tiap Responden dan (b) Mean Persepsi tiap Responden. 2. Klik menu Analyze > Nonparametric Tests > 2 Related Samples. 3. Pada jendela Two-Related Samples Test masukkan Mean Harapan ke Variable 1 dan Mean Persepsi ke Variable 2. 4. Pastikan Test Type Wilcoxon sudah terceklis. 5. Klik OK. Dalam menginterpretasi kuadran, keduanya merinci sebagai berikut:
1
A. Concentrate Here (konsentrasi di sini). Faktor-faktor yang terletak dalam kuadran ini dianggap sebagai faktor yang Penting dan atau Diharapkan oleh konsumen tetapi kondisi Persepsi dan atau Kinerja Aktual yang ada pada saat ini belum memuaskan sehingga pihak manajemen berkewajiban mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk meningkatkan kinerja berbagai faktor tersebut. Faktorfaktor yang terletak pada kuadran ini merupakan prioritas untuk ditingkatkan. B. Keep up with the good work (pertahankan prestasi). Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap Penting dan Diharapkan sebagai faktor penunjang bagi kepuasan konsumen sehingga pihak manajemen berkewajiban memastikan bahwa kinerja institusi yang dikelolanya dapat terus mempertahankan prestasi yang telah dicapai. C. Low Priority (prioritas rendah) Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini mempunyai tingkat Persepsi atau Kinerja Aktual yang rendah sekaligus dianggap tidak terlalu Penting dan atau terlalu Diharapkan oleh konsumen sehingga manajemen tidak perlu memprioritaskan atau terlalu memberikan perhatian pada faktor-faktor tersebut. D. Possibly Overkill (terlalu berlebih). Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap Tidak Terlalu Penting dan atau Tidak Terlalu Diharapkan sehingga pihak manajemen perlu mengalokasikan sumber daya yang terkait dengan faktor-faktor tersebut kepada faktor-faktor lain yang mempunyai prioritas penanganan lebih tinggi yang masih membutuhkan peningkatan, semisal di kuadran B. AnalisisKuadranDalam Program KKBPK Implementasi analisis kuadran dalam penetapan strategi atau tindaklanjut terhadap capaian program, adalah salah satu upaya dalam mendapat kanstrategi yang tepat sasaran.Terdapat dua variable yang digunakan dan relevan terhadap goal program KKBPK yaitu peningkatan CPR (Contraceptive Pravalency Rate) dan penurunan TFR (total Fertility Rate) suatu wilayah. Dua Variable inilah yang akan digunakan dalam penetapan koordinat sumbu X dan Y pada grafik analisis kuadran. Merujuk pada data-data TFR dan CPR hasil Susenas tahun 2013 serta berdasarkan Analisis Sederhana Data Hasil Susenas tersebut dengan menggunakan Analisis Kuadran, maka didapat beberapa wilayah Kabupaten/Kota dengan Posisi Kuadran yang berbeda, dan memerlukan pendekatan dan intervensi yang berbeda pula. Hasil Pemetaan Sistem Kuadran di Propinsi Sumatera Selatan tergambar sebagai berikut :
2
GambaranSkalaPrioritasAnalisisKuadran
KUADRAN II
KUADRAN I
CPR rendah; TFR tinggi (PRIORITAS GARAPAN-1)
CPR tinggi; TFR tinggi (PRIORITAS GARAPAN-2)
KUADRAN III
KUADRAN IV
CPR rendah; TFR rendah
CPR tinggi; TFR rendah
TabelSebaran TFR, CPR danASFR Sumatera Selatan (Susenas 2013) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kabupaten Ogan Komering Ulu Ogan Komering Ilir Muara Enim Lahat Musi Rawas Ogan Komering Ulu Selatan Ogan Ilir Empat Lawang Pagar Alam Lubuk linggau Palembang Musi Banyuasin Banyu Asin Ogan Komering Ulu Timur Prabumulih Sumatera Selatan
TFR 2,43 2,89 2,63 2,71 2,47 2,62 2,58 2,42 2,57 2,55 2,18 2,24 2,40 2,41 2,24 2,42
ASFR CPR Cara KUADRAN 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 Modern 68,0 I 35 182 124 79 49 14 3 72,6 I 71 143 131 136 73 20 4 71,2 I 35 163 127 122 64 15 0 73,1 I 55 176 111 107 80 8 3 75,0 I 59 135 141 83 48 23 5 68,0 I 74 198 129 76 39 7 0 68,2 I 25 118 141 128 75 24 5 72,2 I 30 222 75 111 37 9 0 81,4 I 33 138 177 90 56 19 0 63,4 II 29 128 133 123 73 21 2 51,6 III 15 68 150 108 78 19 0 68,6 IV 42 131 97 105 52 20 0 71,6 IV 51 139 103 112 38 35 2 71,5 IV 48 149 116 104 62 3 0 71,8 IV 33 124 151 55 61 22 1 67,8 40 129 126 107 61 19 2
3
A. Kuadran I ( TFR Tinggi, CPR Tinggi ) Sebanyak 9 ( sembilan ) Kabupaten/kota yang termasuk Kuadran I antara lain : OKU, OKI, Muara Enim, Lahat, Musirawas, OKUS, Ogan Ilir, Empat Lawang dan Pagar Alam. Program dan Kegiatan yang memungkinkan dapat dilaksanakan melalui intervensi kegiatan Program KKB-PK pada Kuadran I tersebut antara lain: 1. Pelayanan Kontrasepsi dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Rasional. 2. Penggarapan wilayah-wilayah khusus (DAS, KUMIS, Bareta, dsb.) 3. Penggarapan Segmen sasaran strategis berdasarkan Hasil Pendataan Keluarga melalui data by name by adress. 4. Optimalisasi Advokasi dan KIE wilayah sasaran khusus. 5. Membentuk dan mengembangkan program-program Pembangunan Keluarga. B. Kuadran II (TFR Tinggi, CPR Rendah) Kota Lubuk Linggau merupakan satu-satunya wilayah di Sumatera Selatan yang termasuk kategori Kuadran II. Bentuk-bentuk Pendekatan Pelaksanaan Program yang dikembangkan di wilayah tersebut meliputi kegiatan-kegiatan antara lain : 1. Peningkatan Pelayanan Statis di Pusat-Pusat Pelayanan seperti Rumah Sakit, Klinik KB, Dokter/Bidan Praktek Swasta, Polindes, dsb. 2. Optimalisasi dan Peningkatan Frekuensi Pelayanan Momentum (Baktos) dengan melibatkan berbagai sektor. 3. Mempertajam Segmentasi Sasaran Penggarapan Program terutama sasaran-sasaran Wilayah khusus (DAS, Kumis, Galciltas, dsb.)
C. Kuadran III (TFR Rendah, CPR Rendah) Kota Palembang merupakan kota yang termasuk dalam kategori Kuadran III, dengan pola pendekatan Program yang dilakukan antara lain melalui : 1. Optimalisasi Pelayanan KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran. 2. Optimalisasi Pelaksanaan Advokasi dan KIE khususnya Program PUP dan PAP bagi Remaja, bekerjasama dengan sektor/mitra kerja strategis seperti Kemenag, Diknas, dan sebagainya. D. Kuadran IV ( TFR Rendah, CPR Tinggi ) Sebanyak 4 (empat) kabupaten kota di Propinsi Sumatera Selatan termasuk kedalam kuadran IV yaitu Musi Banyuasin, Banyuasin, OKUT, dan Prabumulih. Pendekatan Program dan Kegiatan yang dilaksanakan diarahkan antara lain pada : 1. Optimalisasi Pelayanan dan Penmggunaan Alat Kontrasepsi Rasional. 2. Sosialisasi dan Pembinaan Kesehatan Reproduksi melalui Advokasi dan KIE khususnya pada sasaran remaja. 3. Pengarapan Program Pendewasaan Usia Perkawinan. 4. Membentuk dan mengembangkan Program-Program Pembangunan Keluarga.
4
Penutup Fokus–fokus Penggarapan Program seperti Peningkatan MKJP, Penurunan ASFR 15-19 tahun, Pengembangan Program-program Rintisan akan terus dilakukan dengan terus mengoptimalkan Kerjasama dan Kemitraan dengan berbagai sektor yang diikuti pula dengan Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan jajaran Pelaksana dan Pengelola Program KKB-PK di berbagai tingkatan wilayah. Disadari sepenuhnya bahwa tidak ada Keberhasilan tanpa bantuan pihak atau mitra kerja lain. Oleh sebab itu Kritik, Saran atu masukan dari berbagai pihak menjadi harapan kami dalam mengawal dan melaksanakan keberhasilan Program KKB-PK sesuai dengan tujuan yang kita harapkan bersama.
Daftar Pustaka BKKBN Sumsel, Perwakilan. 2015. EvaluasiCapaian Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga dan Realisasi Anggaran Tahun 2014:20-42. Basri, Seta. 2011. Analisis Kuadran Harapan dan Persepsi Publik Jurnal Online.http://setabasri01.blogspot.co.id/2011/04/analisis-deskriptif-denganimportance.html. (Diaksestanggal 09 Oktober 2015, pukul 11.43)
*Ulasan dari Berbagai Sumber **Staf Subbid Data dan Informasi Perwakilan BKKBN Sumsel
5