Kebijakan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga dalam Mendukung Keluarga Sehat
Surya Chandra Surapaty (Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) Diwakili Dr.Abidinsyah Siregar,DHSM,Mkes (Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi BKKBN Pusat) Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2016 Gelombang II Jakarta, 5 April 2016
Dr.ABIDINSYAH SIREGAR,DHSM,MKes NIP : 19570525 198412 1001
Alamat Rumah : Jl.Bina Husada Blok B7/16, Jakarta-14350 Mobilephone/E : +628126045557 /
[email protected] RIWAYAT PEKERJAAN/JABATAN • 15. 2014 (SEJAK 21 JAN) : DEPUTI BID.ADVOKASI PENGGERAKAN DAN INFORMASI BKKBN PUSAT (ESELON I/A) . 14. 2013-2016 : KOMISIONER KPHI • 13. 2011 – 2014 : DIREKTUR BINA PELAY.KES TRADISIONAL&KOM, KEMKES RI • 12. 2010 - 2011 : SEKRETARIS INPEKTORAT JENDERAL, DEPKES RI • 11. 2008 – 2010 : KEPALA PUSAT PROMOSI KESEHATAN, DEPKES RI • 10. 2005 – 2008 : SEKRETARIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA (KKI) • 09. 2003-2005 : KABAG TU DINKES SUMUT • 06. 1997-1999 : KADISKES KAB SIMALUNGUN • 05. 1994-1996 : KADISKES KAB.LAB.BATU • 04. 1992-1994 : KASI RUJUKAN KANWILKESSU • 01. 1985 – 1987 : KA PUSK.SIGALINGGING KAB DAIRI PROV.SUM.UTARA
Sinkronisasi Program KKBPK dalam Mendukung Program Keluarga Sehat
MASALAH KEPENDUDUKAN INDONESIA
Penduduk BESAR dengan kualitas relatif rendah LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK masih TINGGI Fertilitas relatif masih TINGGI dengan penyebaran TIDAK MERATA Mortalitas • Angka Kematian anak masih TINGGI • Angka Kematian Ibu masih TINGGI • Angka Harapan Hidup relatif RENDAH Mobilitas • Persebaran TIMPANG • Urbanisasi • Transmigrasi • TKI/TKW, dll
4
5
6
Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia (Juta) 330 jt
JUTA JIWA 300 275
250
SUKSES INDONESIA KELAHIRAN TERCEGAH HAMPIR 100 JUTA
343,96 jt
285 jt 305,6 jt
80 Juta
225 200
205 JT
Bila LPP 1,49%
Bila LPP 0,62%
237.6 JT
175
Tahun 2050 penduduk >450 juta
150
119,2 jt
125
97,1 jt
100 75 50
40.2 jt
25 0
1900
1961
1971
2000
2010
2035
TAHUN 8
8
Kebijakan dan Strategi Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)*
*Program KKBPK adalah paradigma baru BKKBN sejak UU No.51 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya 3. MEMBANGUN INDONESIA DARI PINGGIRAN DENGAN MEMPERKUAT DAERAHDAERAH DAN DESA DALAM KERANGKA NEGARA KESATUAN 4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya 5. MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MANUSIA INDONESIA 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik 8. MELAKUKAN REVOLUSI KARAKTER BANGSA 9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia 10
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA
DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
Pendidikan
Kedaulatan pangan
Kesehatan
Antarkelompok pendapatan
Kedaulatan energi dan ketenagalistrikan
Perumahan Kemaritiman dan kelautan
BKKBN
DIMENSI PEMERATAAN & KEWILAYAHAN
Mental/Karakter Pariwisata dan industri
Antarwilayah: (1) Desa, (2) Pinggiran (3) Luar Jawa (4) Kawasan Timur
Penguatan dan pemaduan kebijakan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi Penyediaan sarana dan prasarana serta jaminan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi yang memadai Peningkatan pelayanan KB dengan penggunaan MKJP untuk mengurangi resiko drop-out maupun penggunaan non-MKJP dengan memberikan informasi secara berkesinambungan untuk keberlangsungan kesertaan ber-KB Peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga lapangan KB dan tenaga kesehatan pelayanan KB Advokasi Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) kepada para pembuat kebijakan, serta promosi dan penggerakan masyarakat Pembinaan ketahanan dan pemberdayaan keluarga melalui kelompok kegiatan bina keluarga dalam rangka melestarikan kesertaan ber-KB Penguatan tata kelola pembangunan kependudukan dan KB melalui penguatan landasan hukum dan kelembagaan
Penguatan bidang KKB melalui penyediaan data dan informasi yang berkualitas
RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH (RPK) 2017 PRIORITAS NASIONAL: PEMBANGUNAN KESEHATAN Kemenkes, Kemenpora, Kemendikbud, Kemenag, BPOM, BPJS, Kementan, KemenKP, Kemensos, Kemenristekdikti, Kemenkeu,BKKBN KemenPDTT, KemenPANRB, Kemenkominfo, Kemenhub, Kemendag, Kemenperin, KemenLHK, Kemenaker, KemenPUPR, Kemendagri, Pemda
BKKBN, Kemenkes, BPS, Kemensos, Kemendagri, Kemendikbud, Kemenag, Pemda
Peningkatan Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi
Penguatan promotif dan preventif: “Gerakan Masyarakat Sehat”
Peningkatan Derajat Kesehatan dan Gizi Masyarakat
Percepatan perbaikan gizi masyarakat
Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan
Kemenkes, BPJS, Kemensos, BPS, Kemen PANRB, Kemenristekdikti, BPOM, Pemda
Kemenkes, Kemendikbud, Kemenperin, Kementan, Kemendag, BKKBN, BPOM, Kemenag, Kemensos KemenPPPA, Kemenkominfo KemenPUPR, KemenKP, KemenPDTT, Kemendagri
Sumber: Deputi Kementerian PPN/Bappenas Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Kick-off Bilateral Meeting, 29 Feb 2016
RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH (RPK) 2017 PENDEKATAN HOLISTIK PENINGKATAN PELAYANAN KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI Peningkatan pelayanan KB
BKKBN/SKPD KB Kemendagri Pemda BPS
Penguatan regulasi, kelembagaan, serta data dan informasi
BKKBN/SKPD KB Kemenkes/Dinkes BPOM BPJS PU/Dinas PU
Penguatan Advokasi dan KIE KB BKKBN/SKPD KB Kemenag Kemenkes/Dinkes
Pengendalian jumlah penduduk (TFR/kelahiran)
BKKBN/SKPD KB Kemensos Kemdikbud
Pembangun -an Keluarga
Pembinaan remaja
BKKBN Kemendikbud/ Dinas Pendidikan Kemenag
Sumber: Deputi Kementerian PPN/Bappenas Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Kick-off Bilateral Meeting, 29 Feb 2016
SASARAN STRATEGIS BKKBN 2015 - 2019 No
INDIKATOR
2015
2016
2017
2018
2019
20152019
1
Persentase laju pertumbuhan penduduk (LPP)
1,38 (2010-2015)
1,27
1,25
1,23
1,21
1,19 (2015-2020)
2
Angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) per WUS (15-49 tahun)
2,37 (SDKI 2012 TFR 2,6)
2,36
2,33
2,31
2,28
2,28
3
Persentase pemakaian kontrasepsi (contraceptive prevalence rate/CPR)
65,2 65,4 65,6 65,8 66,0 66,0 (all method) (all method) (all method) (all method) (all method) (all method)
a. Menurunnya tingkat putus pakai kontrasepsi
26,0
25,7
25,3
25,0
24,6
24,6
b. Meningkatnya penggunaan MKJP (persen)
20,5
21,1
21,7
22,3
23,5
23,5
4
Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need)(%)
10,60
10,48
10,26
10,14
9,91
9,91
5
Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15 – 19 tahun)
46 per 1.000 kelahiran
44 per 1.000 kelahiran
42 per 1.000 kelahiran
40 per 1.000 kelahiran
38 per 1.000 kelahiran
38 per 1.000 kelahiran
6
Presentase kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15-49 tahun)
7,1
7,0
6,9
6,8
6,6
6,6
PROGRAM BKKBN TAHUN 2015– 2019 1.
Program Kependudukan, KB, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK): • Bidang Pengendalian Penduduk (Dalduk) • Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) • Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) • Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (ADPIN) • Pengelolaan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Provinsi
1.
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya • Sekretariat Utama (Sestama) • Pengelolaan Program Dukungan Manajemen Provinsi Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN • Inspektorat Utama (Irtama) • Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Provinsi Program Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan serta Kerja Sama Internasional BKKBN • Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan (Latbang) • Pengelolaan Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan di Provinsi
PROGRAM TEKNIS
2.
PROGRAM GENERIK
3.
FORMASI PENGGARAPAN Program Kependudukan, KB, dan Pembangunan Keluarga DALDUK
PENGAWASAN
PENELITIAN & PELATIHAN DUKUNGAN MANAJEMEN
KBKR
ADPIN
KSPK
SERVICE CENTER
MISSION CENTER
LPP TFR – CPR Unmet Need ASFR – KTD
PENGEMBANGAN KEGIATAN PRIORITAS PROGRAM KKBPK
MEMPERHATIKAN
9 Agenda Prioritas Pembangunan Pemerintah (Nawa Cita) periode 2015-2019
Dimensi pembangunan (BKKBN masuk ke dalam dimensi pembangunan bidang kesehatan dan pembangunan mental/karakter bangsa (Revolusi Mental)
Target/sasaran yang harus dicapai dalam RPJMN 2015-2019
MEMPERTIMBANGKAN Perkembangan lingkungan strategis terkait Program KKBPK di Indonesia: • SDKI 2017 • MDGs dan SDGs Agenda • Pemanfaatan bonus demografi, dll.
Memiliki daya ungkit terhadap upaya pencapaian sasaran strategis dalam Renstra BKKBN 2015-2019
Penduduk BESAR dengan kualitas relatif rendah LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK masih TINGGI Fertilitas relatif masih TINGGI dengan penyebaran TIDAK MERATA Mortalitas • Angka Kematian anak masih TINGGI • Angka Kematian Ibu masih TINGGI • Angka Harapan Hidup relatif RENDAH Mobilitas • Persebaran TIMPANG • Urbanisasi • Transmigrasi • TKI/TKW, dll
Jumlah Penduduk Terbesar Pada Tahun 2050 PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA 2050 SUMBER: UN, INED
Tahun 2050 309 - 330 juta (UN, INED)
Tahun 2025 270 juta (BPS 2008)
Lihatlah… . Ulah manusia
1,7 M 1,3 M 433 Jt
Tahun 2010 237 juta
423 Jt 312 Jt
2050
Diprediksi, jumlah penduduk Indonesia akan terus naik. Penduduk Indonesia sampai 2050 adalah 309 – 330 juta, masih menjadi negara ke 6 dengan penduduk terbesar dunia
309 Jt
Kerusakan Lingkungan Kelangkaan Sumber Daya
Kerawanan pangan Kemiskinan Konflik Sosial
20
Proyeksi penduduk menurut provinsi: Indonesia, 2010 – 2035 (Dalam Ribuan)
Provinsi terbesar jumlah penduduk : 1. Jabar 2. Jatim 3. Jateng 4. Sumut 5. Banten 6. DKI Jakarta
Sumber. Bappenas, dkk, 2014, Proyeksi Penduduk 2010-2035.
LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA 1930 - 2010 “Jumlah penduduk merupakan modalitas bagi pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Meskipun demikian, populasi penduduk yang tidak terkendali juga merupakan ancaman besar bagi ekonomi negara.” Tingginya laju pertumbuhan penduduk akan membawa dampak bagi penyediaan pangan, lahan pertanian, perumahan dan barang konsumsi lainnya. Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia rata-rata 1, 49 persen/tahun. Itu artinya, setiap tahunnya akan terjadi pertumbuhan penduduk sekitar 3,5 juta lebih per tahun.
TINGGI KELUARGA MISKIN/HAMPIR MISKIN Jumlah miskin dan hampir miskin sebesar 28,04 juta keluarga (43,35%) dari total jumlah keluarga sebesar 64,69 juta keluarga (hasil pendataan keluarga 2012)
Jumlah Lansia Meningkat Jumlah Lansia meningkat karena makin tingginya Angka Harapan Hidup. Perlu dibarengi dengan kontrol kelahiran jika ingin tingkat kepadatan penduduk terkendali.
Jumlah Penduduk Lansia (Persentase) 15,000%
12,648%
10,000% 5,000%
6,900%
7,175%
7,932%
1990
2000
2010
4,500%
,000% 1971
2025
Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1990, 2000 Proyeksi Penduduk 2005-2025
ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) NASIONAL SINGAPURA: 3/100.000 KELAHIRAN HIDUP
BRUNEI 24/100.000 KELAHIRAN HIDUP
TARGET PEMERINTAH MENURUNKAN AKI MENJADI 102/100.000 KELAHIRAN HIDUP PADA 2015
MALAYSIA 29/100.000 KELAHIRAN HIDUP
AKI 2010
THAILAND 48/100.000 KELAHIRAN HIDUP VIETNAM 59/100.000 KELAHIRAN HIDUP
FILIPINA 99/100.000 KELAHIRAN HIDUP INDONESIA 228/100.000 KELAHIRAN HIDUP KAMBOJA 250/100.000 KELAHIRAN HIDUP TIMOR LESTE 300/100.000 KELAHIRAN HIDUP
BERDASAR SURVEI DEMOGRAFI KESEHATAN INDONESIA 2012, AKI MELONJAK MENJADI 359/100.000 KELAHIRAN INDONESIA ADALAH SALAH SATU NEGARA DGN AKI TERTINGGI DI ASIA, NOMOR 3 DI ASEAN
WHO, WORLD HEALTH STATISTICS 2013
ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) NASIONAL SINGAPURA: 2/1000 LAHIR HIDUP
BRUNEI 5,6/1000 LAHIR HIDUP
TARGET PEMERINTAH MENURUNKAN AKB MENJADI 23/1000 LAHIR HIDUP PADA 2015
MALAYSIA 5,6/1000 LAHIR HIDUP
AKB 2011
THAILAND 10,6/1000 KELAHIRAN HIDUP VIETNAM 17,3/1000 LAHIR HIDUP
FILIPINA 20,2/1000 LAHIR HIDUP INDONESIA 24,8/1000 LAHIR HIDUP KAMBOJA 36,2/1000 LAHIR HIDUP MYANMAR 47,9/1000 LAHIR HIDUP
BERDASAR SURVEI DEMOGRAFI KESEHATAN INDONESIA 2012, AKB NAIK MENJADI 32/1000 LAHIR HIDUP
INDONESIA ADALAH NEGARA DGN AKB TERTINGGI NOMOR 4 DI ASEAN THE UN-INTER AGENCY FOR CHILDREN MORTALITY ESTIMATES (ICME) 2011
1
Kondisi Produktivitas SDM Indonesia 8: Average working hours: 2100 hrs/yr
SEBAGAI INDIVIDU & SEBAGAI KELOMPOK MASYARAKAT (Hasil Survey IMD tahun 2012 dari 59 Negara Terkemuka)
20
10
20: Acceptance of foreign ideas
27: Values System 28: Attitudes of Society 28: Atracting & toward retaining talents 30 Globalization 31: Corporate 31: Flexibility & value toward adaptability 32: Workers 32: Employee employee motivation training 33: Emphasis on 33: Image of cus-tomer’s Indonesia abroad 34: 34: Social system satisfaction Entrepreneurship sesponsibility 36: Values System 39: Auditing & of Society 40 accounting practices 41: implementation 41: Adaptability of Competent com-panies to Senior 44: Ethical market change Manager practices 27: Brain drain
45: Quality of skilled labor
48: Efficiency of SME’s 57: Productivity of Services (PPP)
58
50
47: Labor relations
52: Productivity of agricultures (PPP) 58: Labor productivity
47: International experiences 52: Productivity of Industry (PPP)
58: Overall productivity Indonesia
47: Efficiency of large companies
Tabel 1. Ranking IPM Beberapa Negara Tahun 2012 Negara
Ranking IPM Angka Kematian ibu
Usia Harapan Hidup
Jepang
10
5
87.9
Korea Sel.
12
16
79.3
Singapura
18
3
83.8
Malaysia
64
29
74.0
Sri Langka
97
60
75.9
Thailand
103
48
73.9
Indonesia
121
359
71.6 28
PERAN KB DALAM PENINGKATAN IPM ⬇MMR ⬇IMR
KESEHATAN
⬆GIZI ANAK
IPM ⬆KECERDASAN ⬆PARTISIPASI SEKOLAH
KB
PENDIDIKAN
⬆TINGKAT PENDIDIKAN ⬆PUBLIC SAVING
⬆PRIVATE SAVING ⬆MUTU SDM
EKONOMI
Kerangka Teori: Continuum of Care BKL Lansia
BKR BKB
Pelayanan bagi anak SMP/A & remaja •
Pelayanan bagi anak SD
KBPP Persalinan, Pemeriksaa nifas & Pelayanan n Kehamilanneonatal PUS & WUS
4T
•Konseling
• Konseling Gizi dan kesehatan • Pelayanan KB
Pelayanan BKB bagi balita • Pelayanan • bagi bayi
•Inisiasi Menyusu • Konseling • ANC terpadu Dini • Fe & asam •KB pasca folat
• Konseling • Kualitas • Degener asi
Konseling: Gizi HIV/AIDS, NAPZA dll • Kespro remaja
•Konseling •Upaya Kesehatan Sekolah Konseling Pemantauan pertumbuhan & perkembangan
• Konseling
•ASI eksklusif • Imunisasi dasar lengkap • MPASI • Pemantauan pertumbuhan
persalinan
31
TAHAPAN PEMBANGUNAN BIDANG KEPENDUDUKAN RPJPN 2005-2025 (UU No. 17/2007)
RPJM 3 (20152019) RPJM 1 (20052009) Mengendalik an jumlah
dan laju pertumbuh an penduduk
RPJM 2 (2010-2014) Terkendali nya jumlah dan laju pertumbuhn penduduk
Tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang
RPJM 4 (2020-2024)
Bertahan nya kondisi penduduk tumbuh seimbang
Penyusunan RPJMN 2015-2019 dan Rencana Strategis (Renstra) BKKBN 2015-2019
TFR
KUADRAN ANTARA TFR DAN CPR MODERN
TARGET
CPR MODERN
TARGET
33
DATA NASIONAL No
Provinsi
JUMLAH PENDUDUK
CPR MODERN
TFR
1
Sumatera Selatan
7,450,394
2.42
67.8
2
Bengkulu
1,715,518
2.38
71.8
3
Lampung
7,608,405
2.50
68.8
4
Bangka Belitung
1,223,296
2.49
68.8
5
Jawa Barat
40,649,611
2.37
65.7
6
Kalimantan Barat
4,377,216
2.48
67.3
7
Kalimantan Timur
3,779,353
2.43
62.6
8
Gorontalo NAD
1,040,164
2.68
4,494,410
2.40
51.7
9
67.0
10
Sumatera Utara
12,952,116
2.69
49.9
11
Sumatera Barat
4,846,909
2.79
51.3
12
Riau
5,538,367
2.57
58.1
13
Nusa Tenggara Barat
4,484,162
2.52
60.2
14
Nusa Tenggara Timur
4,562,763
3.47
41.6
15
Sulawesi Tengah
2,635,009
2.75
60.7
16
Sulawesi Selatan
7,797,016
2.47
51.3
17
Sulawesi Tenggara
2,220,697
2.92
53.3
18
Maluku
1,559,234
3.16
39.3
19
Sulawesi Barat
1,158,651
3.11
48.2
20
Maluku Utara
1,038,087
2.79
53.9
21
Papua Barat
760,422
2.96
42.0
22
2,833,381
2.50
16.7
23
Papua Kepulauan Riau
1,610,160
2.18
49.0
24
DKI
7,325,842
1.73
56.5
25
DIY
3,068,622
2.02
26
Jambi
3,092,265
2.36
27
Jawa Tengah
31,631,655
2.32
64.0
28
Jawa Timur
37,476,757
2.07
65.7
29
Banten
10,632,166
2.32
62.2
30
Bali
3,890,757
2.25
61.9
31
Kalimantan Tengah
2,410,996
2.29
73.2
32
Kalimantan Selatan
2,777,396
2.30
69.4
33
Sulawesi Utara
2,270,596
2.29
64.9
Nasional
235,071,235
2.37
58.5 68.8
61.5
KUA DRAN
I I I I I I I I II II II II II II II II II II II II II II III III III IV IV IV IV IV IV IV IV
UNMET NEED 6.9 4.8
MIX KB MKJP 11.0 17.9
ASFR
PROPORSI HAMIL
UKP
15-19 TH
20-24 TH
25-29 TH
30-34 TH
35-39 TH
40-44 TH
45-49 TH
40
129
126
107
61
19
2
7.7
20
43
123
133
101
57
17
3
5.2
20
6.2
12.7
39
142
124
108
62
22
3
5.9
20
8.1
7.7
55
157
119
95
53
18
2
4.8
20
9.2
12.5
37
119
122
105
63
24
5
9.1
20
13.0
7.3
49
151
114
97
55
23
6
5.9
20
12.0
11.7
47
131
125
97
58
22
6
7.2
20
49
163
135
114
54
18
3
4.7 10.8
20 20
6.6
28.5
10.2
5.2
14.3
16.3
10.4 9.5
22.2 10.4
16
102
144
115
72
26
6
18
127
161
129
76
24
3
7.0
22
11
119
159
137
92
36
5
6.0
22
26
148
136
122
59
19
3
5.7
20
4.8
16.2
41
140
125
103
61
28
4
6.0
20
17.5
28.1
30
172
172
153
106
52
9
7.5
21
9.2
13.4
54
147
135
107
75
26
6
7.4
20
13.5
9.2
32
121
137
102
71
26
5
3.4
20
49
150
147
120
76
30
12
8.0
20
9.1
15.2
18.9
10.1
39
131
179
147
86
41
10
13.0
21
9.5
13.2
46
171
147
135
86
32
4
13.0
21
13.1
14.3
39
152
140
121
63
36
7
8.1
20
16.7
9.5
60
172
132
128
66
29
6
12.9
20
19.1
14.0
47
156
120
90
50
24
12
11.1
20
13.5
19.1
18
86
140
111
59
20
1
7.3
22
7.8
21.2
16
69
108
85
51
16
1
3.8
21
7.9
34.0
20
81
123
111
51
15
2
2.8
22
49
132
122
99
52
17
2
7.9
20
5.9
10.5
7.7
21.1
36
128
128
99
55
15
3
3.8
20
6.4
16.5
39
123
105
87
44
14
3
3.3
20
9.2
9.9
34
106
116
110
64
27
6
3.9
20
6.2
35.9
32
120
152
92
44
9
1
2.7
21
58
134
105
84
56
15
8
5.9
20 19
8.7
5.3
4.7
6.9
51
130
116
90
52
19
3
3.7
9.3
23.2
47
113
125
96
53
19
4
5.6
21
9.6
15.5
35
124
127
104
60
21
4
6.1
20
34
KUADRAN TFR DAN CPR MENURUT PROVINSI
Sumber data: Susenas 2013
35
36
TARGET UMUM PROGRAM KEPENDUDUKAN
FERTILITAS
• Tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang pada tahun 2015 dan terus berlanjut s/d tahun 2035
MORTALITAS
• Menurunnya angka kematian bayi dan meningkatnya angka harapan hidup ;
MOBILITAS
• Tersebarnya penduduk secara lebih proporsional .
KELUARGA BERENCANA (KB) PENGATURAN FERTILITAS
KELUARGA BERENCANA • • • •
Usia ideal perkawinan Usia ideal melahirkan Jarak ideal melahirkan Jumlah ideal anak yang dilahirkan
PENGATURAN FERTILITAS MELALUI KELUARGA BERENCANA Kebijakan KB dilaksanakan untuk membantu pasangan suami istri dalam mengambil keputusan dan mewujudkan hak-hak reproduksi
• Mengatur kehamilan yang diinginkan • Menurunkan AKB dan AKI • Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB • Meningkatkan keikutsertaan pria • Promosi ASI Eksklusif
Sinkronisasi Program dan Kegiatan dalam Mendukung Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Sehat
PRIORITAS PROGRAM KELUARGA SEHAT Kesehatan ibu: - Menurunkan angka kematian ibu (AKI) Kesehatan anak: - Menurunkan angka kematian bayi (AKB) - Menurunkan prevalensi balita pendek (stunting) Pengendalian penyakit menular: - Mempertahankan prevalensi HIV-AIDS <0,5 - Menurunkan prevalensi tuberkulosis - Menurunkan prevalensi malaria Pengendalian penyakit tdk menular: - Menurunkan prevalensi hipertensi - Mempertahankan prevalensi obesitas pada 15,4 - Menurunkan prevalensi diabetes - Menurunkan prevalensi kanker
UPAYA BKKBN DALAM TURUT MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI)
menurunkan TFR dan ASFR usia 15-19 meningkatkan kesertaan ber-KB dan peningkatan pemakaian MKJP menurunkan unmet need melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB intensifikasi promosi dan konseling kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi peningkatan kapasitas bidan dalam hal konseling kesehatan reproduksi, APN, dan rujukan, serta jaminan ketersediaan bidan di desa (kerja sama dengan Kemkes) pendewasaan usia perkawinan peningkatan kegiatan promotif – preventif (kerja sama dengan Kemkes melalui BOK Puskesmas) ADVOKASI DAN KIE UNTUK MENURUNKAN AKI
3 TERLAMBAT
4 TERLALU 1. Terlalu muda melahirkan (<20 tahun)
1. Terlambat mencapai fasilitas kesehatan
2. Terlalu tua melahirkan (>35 tahun)
2. Terlambat mendapatkan pertolongan nakes
3. Terlalu dekat jarak melahirkan (<2 tahun)
3. Terlambat mengenali tanda bahaya persalinan
4. Terlalu banyak jumlah anaknya (>2 anak) AUDIT
4 KUNJUNGAN
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KB •
Penerapan Standardisasi Pelayanan KB dan Standardisasi Kapasitas Tenaga Kesehatan Pelayanan KBKR; – >2016 sosialisasi penerapan
•
Jaminan Ketersediaan Alkon dan Supply Chain Management (alur distribusi) alkon, termasuk adanya BOKB (DAK Non-Fisik Subbidang KB) TA 2016 untuk dukungan anggaran distribusi Alkon dari gudang kab/kota ke faskes
•
Peningkatan kerja sama Faskes Pelayanan KB dengan BPJS Kesehatan – perbaikan sistem data dan informasi Faskes pelayanan KB
UPAYA BKKBN DALAM TURUT MENINGKATKAN KESEHATAN ANAK (1)
BKKBN turut berpartisipasi untuk peningkatan kesehatan anak melalui kegiatan Bina Keluarga Balita/BKB (termasuk dalam kegiatan Pembangunan Keluarga) dengan fokus pada:
1. 1.000 hari pertama kehidupan (HPK)
2. tumbuh kembang balita dan anak
UPAYA BKKBN DALAM TURUT MENINGKATKAN KESEHATAN ANAK (2) 3. Pengembangan Program “Orang Tua Hebat”
46
KESEHATAN REPRODUKSI (KESPRO) DAN HAK-HAK REPRODUKSI Ruang lingkup kesehatan reproduksi dalam lingkup kehidupan Promosi dan konseling kelangsungan hidup ibu, bayi, dan anak (KHIBA) Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS), HIV, dan AIDS Pencegahan kanker alat reproduksi (KAR) Pencegahan dan penanganan infertilitas Kesehatan reproduksi remaja (KRR) Sumber: BKKBN, Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Promosi dan Konseling Kesehatan Reproduksi (Kespro) dalam Program Kependudukan, KB, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
UPAYA PENINGKATAN PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI (KESPRO)
1. 2. 3. 4.
5.
6.
7. 8.
Intensifikasi klinik KB dalam program kesehatan reproduksi Peningkatan peran bidan dalam KIE dan konseling kespro Sosialisasi dan workshop life cycle kesehatan reproduksi Pemberian promosi dan konseling kesehatan reproduksi yang ditandai dengan peningkatan pemahaman dan kesadaran kesehatan dan hakhak reproduksi Peningkatan partisipasi, pemahaman, dan kesadaran keluarga/orang tua/remaja mengenai kesehatan reproduksi dalam kelompok kegiatan pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga Intensifikasi KB IUD plus pap smear/IVA dalam rangka peningkatan KB MKJP Penguatan peran PKB/PLKB dan Kader dalam promosi kesehatan reproduksi di lini lapangan Pemenuhan kebutuhan terhadap akses keluarga dan masyarakat untuk mendapatkan informasi dan konseling kesehatan reproduksi
UPAYA PENINGKATAN PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI (KESPRO) Lanjutan …..
Pencegahan Kanker Alat Reproduksi dan Penanggulangan Infertilitas • Promosi dan konseling deteksi dini pencegahan kanker leher rahim/serviks • Integrasi pelayanan kontrasepsi IUD dan implan dengan deteksi dini kanker leher rahim pap smear • Promosi dan konseling deteksi dini pencegahan kanker payudara • Promosi dan konseling kembalinya kesuburan pasca penggunaan kontrasepsi
SINKRONISASI PROGRAM KKBPK DAN PROGRAM KELUARGA SEHAT MELALUI PEMBANGUNAN KELUARGA Usia kerja 5
6
Usia lanjut
Usia sekolah
4
1
Nikah
3
PEMBANGUNAN KELUARGA
2
Hamil
Bayi dan anak Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK)
Mempersiapkan Generasi Emas Indonesia
Kelompok umur
Struktur Penduduk Indonesia Tahun 2010 90+ 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39 20-29 10-19 0-9
Generasi 100 thn Merdeka (Usia pada tahun 2045)
Periode Bonus Demografi 2010-2035
0,28 1,58 5,43
Pendidikan Menengah Universal 10,75
Pendidikan karakter
20,01 30,57
38,34 41,20
45-54 tahun
43,55 45,93
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
35-44 tahun
50,00
Jumlah Penduduk (juta) 90+ 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39 20-29 10-19 0-9
0,2 0,9 3,1 5,6
Perempuan
9,7
0,1 0,7 2,4 5,2 10,3
15,2 19,0 20,7 21,3 22,3 30
20
10
Laki-laki
15,4 19,3 20,5 22,3 23,6 0
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011
Sasaran Kelompok Strategis
Paud HI (termasuk BKB) Pendidikan karakter
10
20
PEMBANGUNAN KELUARGA : balita dan anak, remaja, lansia 30
Strategi Pembangunan Keluarga Indonesia
Generasi yang cerdas komprehensif: produktif, inovatif, damai dlm interaksi sosialnya, sehat dan menyehatkan dalam interaksi alamnya, dan 51 berperadaban unggul
NAWA CITA 9 Agenda Prioritas
8 “MELAKUKAN REVOLUSI KARAKTER BANGSA”
BONUS DEMOGRAFI • Terjadi hanya satu kali dalam sejarah perjalanan suatu bangsa
• Memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan suatu bangsa • Di tingkat global, bonus demografi di negara-negara maju telah berlangsung sejak lama dan beberapa diantaranya memasuki tahun akhir • Di Amerika Serikat berlangsung tahun 1960-1965, Jepang tahun 19901995, sedangkan Korea Selatan, Taiwan dan Hongkong tahun 20102015
• Di tingkat regional ASEAN: Singapura dan Thailand berlangsung tahun 2010-2015, Vietnam tahun 2015-2020, Malaysia tahun 2030-2040, Filipina tahun 2040-2050, sementara Indonesia diperkirakan akan mengalami puncaknya pada tahun 2028-2031
Rasio ketergantungan dan Bonus Demografi
proyeksi SP2000
1971
2000
2010
86
54
51
Anak dan lansia per 100 usia produktif
Anak dan lansia per 100 usia produktif
Anak dan lansia per 100 usia produktif
Berdasarkan proyeksi SP2010 Window of Opp menyempit dan Angka ketergantungan tidak lagi serendah yang diharapkan Source : Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo SE MA PhD Head of Masters Program on Population and Labor University of Indonesia; 2011
2020-2030 Windows of Opportunity
44 Anak dan lansia per 100 usia produktif
>2045
>50 Naik terus karena naiknya proporsi lansia
2028-2031
>2045
47 Anak dan lansia per 100 usia produktif
>50 Naik terus karena naiknya proporsi lansia54 .
5
KITA PUNYA BONUS
DEMOGRAFI
Saat ini Indonesia menikmati Bonus Demografi karena penurunan fertilitas. Bisa berlanjut bahkan setelah RK naik lagi, namun harus bersumber dari kelompok lansia yang sehat, berpendidikan, dan produktif.
Kita telah, sedang, dan masih akan menikmati Bonus 1 ->>| 80,2
Bonus 2 ->>>
82,5 80,8 Rasio Ketergantungan 78,3
= Banyaknya penduduk usia nonproduktif yang ditanggung 72,4 oleh 66,1 penduduk usia produktif 100 orang 60,5 55,5
52,0 50,5
48,6 47,7 47,2 46,9 47,3 49,3
52,1
54,7
Tahun 1965
1975
Ukuran keluarga menjadi lebih kecil
1985 Terjadi perubahan struktur penduduk menurut umur
1995
2005
Jumlah bayi dalam keluarga berkurang
2015 Jumlah penduduk usia produktif meningkat
2025
2035
Beban setiap keluarga berkurang
2045
Kemampu an menabung menjadi lebih tinggi
55
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
Provinsi Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta
2010 56.3 58.0 57.7 54.1 50.8 51.3 51.3 51.1 48.6 46.8 37.4
2015 54.8 56.3 55.8 51.4 47.3 49.7 47.9 49.5 46.2 49.7 39.9
2020 53.6 55.3 54.8 49.7 44.5 48.4 46.2 48.6 44.9 46.4 42.0
2025 50.8 53.6 53.6 48.4 43.3 47.3 44.9 47.3 44.3 41.8 42.2
2030 47.9 51.7 51.7 47.1 42.7 45.8 44.3 45.6 44.3 38.1 40.1
2035 45.8 50.8 50.6 46.6 42.7 45.3 44.5 45.3 43.1 37.9 39.5
Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali NTB NTT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
49.9 49.9 45.8 46.2 48.6 47.3 55.8 70.6 52.7 50.4 49.3 48.6 47.9 52.7 56.0 63.4 51.7 60.5 63.1 61.3 53.6 53.8
47.7 48.1 44.9 44.3 46.4 45.6 53.8 66.7 50.8 46.2 48.6 46.2 46.6 50.6 52.9 60.5 48.6 56.0 59.7 58.5 49.4 47.5
46.4 47.7 45.6 44.9 45.3 43.3 52.2 63.4 49.7 43.3 47.7 44.5 46.4 49.7 51.3 58.0 47.5 53.8 58.2 56.0 47.1 43.7
46.4 48.4 46.8 44.3 43.9 42.2 50.2 62.1 48.8 41.4 46.2 43.7 46.8 49.5 50.4 54.6 47.7 52.7 57.5 53.4 45.3 42.0
46.2 49.9 47.7 46.2 41.8 43.3 48.6 61.6 47.3 40.3 44.7 43.1 47.3 48.6 49.5 52.7 47.7 51.5 55.8 51.5 44.3 41.6
46.6 51.7 48.4 48.4 41.0 45.8 48.1 61.6 46.6 39.9 44.7 43.5 48.4 48.6 49.7 51.5 47.9 51.1 54.3 50.8 43.7 42.2
Rasio Ketergantungan Menurut Provinsi, Indonesia 2010-2035 Provinsi dgn rasio ketergantungan tinggi bonus demografi belum tercapai di 2010-2035 Sumatera Utara, Sumatera Barat, NTT< Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku dan Maluku Utara
Provinsi dgn rasio ketergantungan rendah bonus demografi tercapai selama periode 2010-2035
Bangka Belitung, Kepri, Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jaw Timur, Banten, Bali, Kalsel, Kaltim, Sulut. Sumber: Bappenas, dkk., 2013, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.
56
Tantangan Pemberlakuan
Di dalam MEA yg bisa keluar masuk tidak hanya produk-produk barang, tapi juga tenaga kerja, jasa, dan modal.
TANTANGAN
INDONESIA
Menjadi pasar potensial bagi produk negara lain
PELAKU ATAU PENONTON?!!!
Memiliki penduduk terbesar dan sumber daya alam terbanyak jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya
Untuk menghadapi bonus demografi dan MEA, Indonesia memerlukan manusia berkualitas yang kompeten dan berkarakter. Untuk membentuk karakter, perlu Revolusi Mental menurut definisi Bung Karno.
Revolusi Mental Menurut Bung Karno Revolusi Mental adalah GERAKAN HIDUP BARU yang bertujuan untuk: 1. Menanamkan rasa percaya diri pada kemampuan sendiri 2. Menanamkan optimisme dan daya kreatif di kalangan rakyat dalam menghadapi rintangan dan kesulitan bermasyarakat dan bernegara “Ia adalah satu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, dan berjiwa api yang menyalanyala”. (Bung Karno, pidato pada peringatan Hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1957)
Pembangunan Karakter Itu Penting “Bangsa ini harus dibangun dengan
mendahulukan pembangunan karakter. Kalau tidak dilakukan, bangsa Indonesia
akan menjadi bangsa kuli!” (Bung Karno)
12 Sifat Manusia Indonesia 1. Munafik/hipokrit 2. Enggan bertanggung jawab 3. Berjiwa feodal 4. Masih percaya takhyul 5. Artistik 6. Watak yang lemah 7. Boros
8. 9. 10. 11. 12.
Lebih suka tidak bekerja keras Tukang menggerutu Cepat cemburu dan dengki Sok Tukang tiru/plagiat
(Mochtar Lubis, Dalam Manusia Indonesia: Sebuah Pertanggung Jawab, 1977)
Perubahan Mental Negatif Menjadi Positif • Mental penakut menjadi mental pemberani • Mental pecundang menjadi mental pemenang • Mental tempe menjadi mental baja • Mental egois menjadi mental sosial • Mental bengis menjadi mental humanis • Mental maling menjadi mental dermawan • Mental korup menjadi mental bersih • Mental bebek menjadi mental rajawali • Mental pelit menjadi mental murah hati • Mental pengemis menjadi mental pejuang • Mental peniru menjadi mental pelopor • Mental pengikut menjadi mental pemimpin • Mental sombong menjadi mental rendah hati • Mental bos menjadi mental pelayan
Terbentuknya Karakter Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan.
Nilai-nilai Karakter cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif
bersih dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih
OLAH PIKIR
OLAH RAGA
OLAH HATI
OLAH RASA/ KARSA
beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik
ramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolit , mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja 64
Relasi Ideologi
SKEMA REVOLUSI PANCASILA Superstruktur Mental-Kultural Masyarakat religius berperikemanusiaan, egaliter, mandiri, amanah, tak memuja materialismehedonisme, menjalin persatuan dengan semangat pelayanan
(Sila 4)
Perekonomian merdeka yang berkeadilan dan berkemakmuran, berlandaskan usaha tolong-menolong, menekankan penguasaan negara (atas sektor strategis) Seraya memberi peluang bagi hak milik pribadi dengan fungsi sosial
Basis Material
Tujuan
Konsentrasi kekuatan nasional melalui demokrasi permusyawaratan yang berorientasi persatuan (Negara Kekeluargaan) dan keadian (Negara Kesejahteraan)
Agen Politikal
REVOLUSI PANCASILA
Relasi Produksi
(Sila 1,2,3)
Perikehidupan kebangsaan dan kewargaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila
(Sila 5)
Sumber: Yudi Latif, 2015, Revolusi Pancasila
Revolusi Mental
Konsep Trisakti
“Dalam melaksanakan revolusi mental, kita dapat menggunakan konsep Trisakti yang pernah diutarakan Bung Karno dalam pidatonya tahun 1963...” (Joko Widodo, “Revolusi Mental”, Kompas, Sabtu, 10 Mei 2014, hal. 6)
Sumber: Buku panduan Revolusi Mental yang disusun Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI serta pemaparan rancangan oleh Kelompok Kerja Revolusi Mental Tim Transisi Pemerintahan Jokowi-JK, dikutip dalam Majalah Detik Nomor 203, 19-25 Oktober 2015.
REVOLUSI MENTAL DIMULAI DARI KELUARGA
8 Fungsi Keluarga
dasar penerapan
Fungsi Agama Fungsi Lingkungan
Fungsi Cinta Kasih
Fungsi Ekonomi
Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Fungsi Sosial Budaya
Fungsi Reproduksi
Fungsi Perlindungan 68
IMPLEMENTASI PROGRAM KKBPK SECARA UTUH DI LINI LAPANGAN
Formasi ideal Program KKBPK di seluruh tingkatan wilayah
Penggarapan Program KKBPK yang utuh dan menyeluruh di seluruh tingkatan wilayah (meliputi kegiatan seluruh bidang BKKBN dan lintas sektor)
Sesuai dengan pola penggarapan Program KKBPK
Presiden RI : Kampung KB TA 2016: Pilot Project minimal 1 Kampung KB di setiap kab/kota 514 Kampung (Telah dicanangkan oleh Presiden Jokowi di Kab. Cirebon, Prov. Jabar tgl 14 Januari 2016)
Kegiatan didukung oleh BKKBN dengan integrasi kegiatan lintas sektor
KAMPUNG KB Kampung KB merupakan direktif Presiden RI dalam upaya merevitalisasi Program KKBPK guna mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Kampung KB merupakan satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara, yang memiliki kriteria tertentu di mana terdapat keterpaduan Program KKBPK dan pembangunan sektor terkait yang dilaksanakan secara sistemik dan sistematis.
Secara umum, Kampung KB bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara melalui Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta pembangunan sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Secara khusus, Kampung KB bertujuan untuk meningkatkan peran Pemerintah, Pemerintah Daerah, Lembaga Non Pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi, melakukan pendampingan, dan pembinaan kepada masyarakat agar turut berperan serta aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui berbagai indikator, baik dari Bidang Pengendalian Penduduk dan KB maupun indikator lintas sektor.
Sesuai arahan Presiden RI pada Rapat Kerja Pemerintah dengan seluruh Menteri, Kepala Lembaga, dan eselon I K/L (22 Maret 2016):
“Perkuat sinergi antarkementerian dan antarditjen, jangan berjalan sendiri-sendiri”
KRITERIA KAMPUNG KB KRITERIA UTAMA
KRITERIA WILAYAH
Dua kriteria utama yang wajib dipenuhi dalam pemilihan dan penetapan pembentukan kampung KB: a. jumlah keluarga miskin diatas rata-rata tingkat desa/kelurahan di mana kampung tersebut berada. b. jumlah peserta KB di bawah rata-rata pencapaian peserta KB tingkat desa/kelurahan di mana kampung tersebut berlokasi.
Setelah dua kriteria utama pemilihan dan pembentukan Kampung KB terpenuhi, maka selanjutnya dapat memilih salah satu atau lebih kriteria wilayah berikut: 1. kumuh 2. pesisir/nelayan; 3. daerah aliran sungai (DAS); 4. bantaran kereta api; 5. kawasan miskin (termasuk miskin perkotaan); 6. terpencil; 7. perbatasan; 8. kawasan industri; 9. kawasan wisata; 10. padat penduduk
KRITERIA PROGRAM PEMBANGUNAN KELUARGA 1) Partisipasi keluarga dalam program ketahanan keluarga 2) Partisipasi keluarga dalam program pemberdayaan keluarga 3) Partisipasi remaja dalam PIK
DAPAT DIINTEGRASIKAN
Sasaran Kampung KB a. Keluarga b. Remaja
DAPAT DIINTEGRASIKAN
c. Penduduk lanjut usia (lansia) d. Pasangan Usia Subur (PUS)
e. Keluarga dengan balita f. Keluarga dengan remaja
g. Keluarga dengan lansia h. Sasaran sektor sesuai dengan bidang tugas masing masing
PESAN PRESIDEN RI PADA PENCANANGAN KAMPUNG KB DI CIREBON 14 JAN’16
HASIL YANG DIHARAPKAN PENDIDIKAN SETINGGI MUNGKIN
PEKERJAAN KOMPETITIF
POLA HIDUP SEHAT SEHARI-HARI
GENERASI EMAS AKTIF DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
MENIKAH TERENCANA
HARGANAS:
BANGUN KARAKTER BANGSA DARI KELUARGA Sabtu, 1 Agustus 2015 |
• Presiden Jokowi menginstruksikan penanaman nilai-nilai budi pekerti dalam sistem pendidikan. Namun, keterlibatan keluarga tak kalah penting. • Keluarga Indonesia jadi tiang negeri yang kuat dan kokoh menuju Indonesia maju dan sejahtera. • Keluarga sebagai garda terdepan pembangunan sosial dan kesejahteraan rakyat.
KESIMPULAN Melalui Program Pembangunan Keluarga yang komprehensif dengan pendekatan berwawasan kependudukan dapat mewujudkan keluarga Indonesia berkualitas
75
Terima Kasih
www.bkkbn.go.id