Buku Pedoman Penggunaan Data untuk Advokasi Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Tingkat Kabupaten Kota Penyusun Tim PKMK FK UGM: Anis Fuad DEA; dr.Nurholis Majid, M.Kes; Henri Puteranto, S.Sos,M.Si; Swasti Sempulur,S.Sos; Dimas Budi Wicaksono, SKM; Yufan Putri Astrini, S.Si; R. Wibowo; Theresia Pratiwi Elingsetyo Sanubari, M.Kes, Slamet Suprianto Provinsi Sulawesi Selatan : Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Sulawesi Selatan: Dra. Noriva Pulung,MSi; Amirullah Hamzah,SH,MH; Irmawati Rachman, S.Sos; Evita Marini Bandaso, SKM. Badan Keluarga Berencana Kota Makasar : Dra.Sumarni, MSi; Drs. Muhammad Ramli, MM; Drs. Abdul Haris,AK,MM; Abdul Kadir,SKM. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Gowa: Drs. Ishaq Chandra; Hj.ST.Yuliana,S.Sos; Dra. Dahliah; Jasmin, S.Sos. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bulukumba: Andi Nurgawati, SE; Hj. Arpina, SE; Herawati; Faisal.B, SKM Provinsi Sumatera Utara : Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Propinsi Sumatera Utara: LeafioRinta, S.Kom, M.Sc; Ichsanuddin Hakim, S.kom BadanPemberdayaanPerempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Medan: Ir. Asrah FM Harahap, MM; Husna Rahmayani, SH.i; Lisbed Hanna Barus, SE; Dra. Enita Esterlina Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Deli Serdang: Dwi Haryono, SE; Gustian SH; Dra. Sri TutiHidayati; Yusriani Harahap, S.Kom
i
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga KabupatenAsahan: Abdul Kholik, SE; Lestari, Amd; Dewi Dani Hasibuan,SH
Berencana
(BPPKB)
Provinsi Jawa Tengah : Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah: Aan Supardan, S.Sos, MA; Adhitya Ardian Putra,S.I.Kom; Krisan Aprian Widagdo,S.Si; AdiSetyo Pramono,SE, MM; dr. Yuliana, M.Si; Fitri Setiawan Badan Pemberdayan Masyarakat Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Cilacap : Agus Subagyo; Endah Wijayanti, SE; Waluyo, S.Kom; Yudhasmara Soeharto, SH; Benny Purwanto, SE, M.Si. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Brebes: Ratnawati SE; Helmi Isnaeni, ST; Budi Setiwan, SE; Tarsono, S.Pd,M.Pd; AfiyahHidayati, S.Kep Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten: Drs. Sriyana,MM; Rosyidatul .H, A.Md; Rohadi Sumedi, S.Sos; Sudarsana, SE; Sunarta Provinsi DKI Jakarta : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuandan Keluarga Berencana Erma Suryani, SH.M.AP; AlifSirusi, S.AP.; Ichwan Fitriyanto,Amd; Kantor KB Kota Adminsitrasi Jakarta Utara: Drs. Bambang Kristianto, M.Si; Kantor KB Kota Administrasi Jakarta Timur : Walyati Burhanuddin, SH.; Sugesti Agra, SE.
ii
KATA PENGANTAR
Program desentralisasi monitoring dan evaluasi program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) difokuskan pada penguatan kualitas, aksesibilitas, dan penggunaan data KKBPK di tingkat kabupaten. Untuk merealisasikan hal ini upaya yang diharapkan adalah adanya pemanfaatan penggunaan data rutin yang telah dicatat dan dilaporkan setiap bulannya. Proses untuk memcapai penguatan kualitas data, pengolahan data, pemanfaatan data, hingga penyampaian data kepada pihak para pemangku kepentingan dilakukan melalui beberapa tahapan yang membutuhkan pedoman untuk pelaksanannya. Untuk menuntun proses tersebut salah satunya adalah dengan mengembangkan panduan atau pedoman pada setiap tahapan proses penguatan pemanfaatan data. Data akan menjadi bermakna manakala dapat disampaikan untuk dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan dan penentuan kebijakan yang lebih baik dalam upaya peningkatan kualitas progam KB Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada dengan salah satu misinya melakukan penelitian, konsultasi, dan pelatihan dalam kebijakan kesehatan mendapatkan kesempatan berharga untuk dapat bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dalam program Desentralisasi Monitoring dan Evaluasi Program KB. Program ini didukung oleh Avenir Health dengan dukungan dana dari Bill & Melinda Gate foundation dan Tahir foundation. Salah satu kegiatan dari bentuk kerjasama ini adalah pengembangan buku pedoman. Ada dua jenis buku terkait dengan pemanfaatan data yakni Buku Pedoman Diseminasi, dan Tehnik Komunikasi, serta Buku Pedoman Penggunaan Data untuk Advokasi. Buku Pedoman Penggunan Data untuk Advokasi ini, merupakan rangkaian pengembangan buku pedoman sebelumnya yakni Pedoman Diseminasi dan Tehnik Komunikasi. Kedua buku ini adalah pedoman untuk memanfaatkan data sebaik mungkin untuk penguatan program Keluarga Berencana. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu tersusunnya buku pedoman pemanfaatan data ini untuk menjadi pegangan dalam menjalankan dan memajukan pogram KB di kabupaten kota. Yogyakarta, 2016 Anis Fuad, DEA Kepala Divisi Sistem Informasi Kesehatan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
iii
iv
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii DAFTAR ISI ......................................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. vi DAFTAR TABEL ................................................................................................................. vii DAFTAR AKRONIM DAN ISTILAH ..................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................1 A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1 B. Bagaimana Menggunakan Buku Pedoman Penggunaan Data untuk Advokasi Program KKBPK di Tingkat Kabupaten/Kota............................................................. 2 C. Kegunaan Buku Pedoman.......................................................................................... 4 D. Pengguna Buku Pedoman .......................................................................................... 4 BAB II PENGGUNAAN DATA UNTUK ADVOKASI PROGRAM KKB DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA ............................................................................................................5 A. Pengertian Advokasi .................................................................................................... 5 B. Tujuan dan Prinsip Penggunaan Data untuk Advokasi Program KKBPK ....................... 6 C. Prinsip dalam Penggunaan Data untuk Advokasi Program KKBPK di Tingkat Kabupaten/Kota. .......................................................................................................... 6 D. Isi Data, Sumber Data, dan Periode Penggunaan Data untuk Advokasi Program KKBPK di Tingkat Kabupaten/Kota. ............................................................................. 8 E. Tahapan Pengunaan Data untuk Advokasi Program KKBPK ........................................ 10 BAB III MEDIA PENGGUNAAN DATA UNTUK ADVOKASI PROGRAM KKBPK DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA .......................................................................................................... 13 A. Kertas Kebijakan untuk Advokasi Program KKBPK di Tingkat Kabupaten/Kota. ...... 13 B. Contoh Kertas Kebijakan ......................................................................................... 15 BAB IV PENUTUP.............................................................................................................. 16 A. Kesimpulan .............................................................................................................. 16 B. Saran. ....................................................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 17
v
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Sistematika Buku Pedoman ................................................................................... 3 Gambar 2 Prinsip Penggunan Data untuk Advokasi ................................................................ 7 Gambar 3 Tahapan Penggunaan Data untuk Advokasi......................................................... 10 Gambar 4 Media Advokasi ..................................................................................................... 13 Gambar 5 Sistematika Kertas Kebijakan ................................................................................ 14
vi
DAFTAR TABEL Tabel 1 Isi dan Sumber Data .................................................................................................... 9
vii
DAFTAR AKRONIM DAN ISTILAH AKA AKI Bappeda BB BKB BKL BKR BKKBN CPR Dinkes DPRD Etimologi F/I/Dal F/II/Pelkon KB KLH KKBPK LPP PA PB Pegiat Program KB PIK-KRR Poktan PLKB PKB PKK Pokjanal Posyandu PP dan PA PUS Susenas SDKI
viii
: Angka Kematian Anak : Angka Kematian Ibu : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah : Berat Badan : Bina Keluarga Balita : Bina Keluarga Lansia : Bina Keluarga Remaja : Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional : Contraceptive Prevalence Rate : Dinas Kesehatan : Dewan Perwakilan Rakyart Daerah : Cabang ilmu bahasa yang mempelajari asal usul suatu kata : Laporan Bulanan Pengendalian Lapangan : Laporan Bulanan Pelayanan Kontrasepsi Kabupaten/Kota : Keluarga Berencana : Kementerian Lingkungan Hidup : Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga : Laju Pertumbuhan Penduduk : Peserta Aktif : Peserta Baru :Orang-orang yang bekerja di bidang program KB : Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja : Kelompok Kegiatan : Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana : Penyuluh Keluarga Berencana : Pembinaan Kesejahteraan Keluarga : Kelompok Kerja Nasional : Pusat Pelayanan Terpadu : Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak : Pasangan Usia Subur : Survei Sosial Ekonomi Nasional : Survei Demografi Kesehatan Indonesia
SDM Unmet Need
: Sumber Daya Manusia : Proporsi wanita usia subur dalam status kawin yang tidak menggunakan Alat kontrasepsi
ix
x
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBK) di Indonesia pernah mencatat sejarah kejayaan di era tahun 90-an. Pada masa kejayaan ini Indonesia berhasil mendapatkan penghargaaan di tingkat internasional dalam isu pengendalian penduduk. Salah satu aspek yang mendukung kesuksesan pemerintah Indonesia pada era tahun 90-an tersebut adalah peran yang sangat kuat dari Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dari tingkat pusat sampai tingkat daerah yang berbasis pada peran aktif Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan masyarakat. Sistem terpusat dari tingkat pusat sampai tingkat daerah yang dikenal dengan sebutan sentralisasi menjadikan BKKBN pusat menjadi sentral dalam proses implementasi program KB di Indonesia dengan wewenang dan otorisasi penuh sampai tingkat daerah sehingga implementasi program dilaksanakan dengan komitmen yang sama kuatnya dari pusat sampai tingkat daerah. Dengan sistem desentralisasi yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia sejak awal tahun 2000-an menyebabkan wewenang BKKBN pusat tidak sebesar di era 90-an. Saat ini Badan KB di masing-masing kabupaten/kota memiliki wewenang penuh dalam menjalankan program KKBPK sehingga implementasi program bisa berbeda-beda dipengaruhi oleh komitmen dan kebijakan pemerintah masingmasing wilayah. Kondisi ini menyebabkan apabila komitmen pemerintah daerah tinggi maka program KB dapat bergerak maju dan begitu pula sebaliknya. Pada era sekarang ini kampanye program KKBPK kepada masyarakat yang bertujuan mendorong keterlibatan masyarakat tidaklah cukup sehingga para penggiat program harus berjuang lebih keras untuk mencapai visi dan misi program KKBPK. Para penggiat program KKBPK harus mampu mendorong pihakpihak pengambil kebijakan dan instansi lain yang terkait untuk lebih aktif menjalankan perannya. Salah satu aksi untuk menggerakkan pemerintah dan pengambil kebijakan adalah melakukan advokasi atau pembelaan melalui tindakan-tindakan yang persuasif. Advokasi adalah media atau cara yang digunakan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Advokasi lebih merupakan suatu usaha sistematis dan terorganisir
1
untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap maju (Fakih, 2001) Advokasi melingkupi berbagai aspek, salah satunya adalah informasi dasar yang menjadi alat dalam melakukan advokasi. Informasi dasar yang menjadi alat advokasi harus dipersiapkan secara matang dan harus akurat agar bisa memberikan pengetahuan yang benar tentang isu yang sedang diadvokasi sehingga mampu mempengaruhi pihak-pihak pengambil kebijakan untuk memberikan dukungan sesuai tujuan dari advokasi. Buku pedoman penggunaan data untuk advokasi program KKBPK di tingkat kabupaten/kota ini disusun untuk membantu para penggiat program KB dalam menjawab permasalahan diatas khususnya dalam memberikan dukungan pada kegiatan advokasi program KKBPK. Buku pedoman ini tidaklah berjalan sendiri melainkan berjalan bersama dengan buku pedoman lainnya dimana semua buku tersebut saling berkaitan dalam penggunaannya. Seri buku program yang disusun adalah: 1. 2. 3. 4. 5.
Buku Pedoman Analisis dan Interpretasi Data Buku Pedoman Umpan Balik Buku Pedoman Bimbingan Teknis Buku Pedoman Diseminasi Dan Komunikasi Efektif Buku Pedoman Pengguanaan Data untuk Advokasi
B.
Bagaimana Menggunakan Buku Pedoman Penggunaan Data untuk Advokasi Program KKBPK di Tingkat Kabupaten/Kota.
Buku ini disusun untuk merespon kebutuhan lapangan sesuai kegiatan program. Secara umum buku ini disusun sebagai buku panduan bagi tim pengelola data Badan KB tingkat kabupaten/kota dengan harapan dapat memberikan kontribusi pada pelaksanaan program KKBPK secara umum dan kegiatan penggunaan data untuk advokasi program KKBPK di tingkat kabupaten/kota secara khusus. Isi yang ada di dalam buku ini dapat dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan karena di dalamnya memperkenalkan konsep dasar umum tentang penggunaan data untuk advokasi kebijakan. Oleh karena itu, hal penting yang perlu dilakukan pembaca sebelum menggunakan buku ini adalah mengidentifikasi diri Anda, termasuk kelompok pengguna manakah Anda?
2
Buku petunjuk teknis ini terdiri dari empat bab. Berikut ini adalah penjelasan secara umum dari setiap bab dalam buku pedoman ini Gambar 1. Sistematika Buku Pedoman
BAB I
Pendahuluan : Latar belakang, kegunaan buku pedoman, pengguna buku pedoman
BAB II
Penyedian data untuk advokasi program KKBPK tingkat kabupaten/ kota
BAB III
Lembar fakta penyediaan data untuk advokasi program KKBPK tingkat kabupaten/ kota
BAB IV
Penutup : rangkuman, rekomendasi
Bab I: Pendahuluan. Bab ini terdiri dari 3 pokok bahasan, yaitu (A) Latar belakang, (B) Kegunaan buku pedoman, (C) Pengguna buku pedoman. Bab ini secara umum memberikan penjelasan tentang pentingnya penggunaan data untuk advokasi dalam menyukseskan program KKBPK secara keseluruhan. Tujuan dari buku pedoman ini penting untuk dipahami oleh pihak-pihak pengguna buku ini baik terkait secara langsung maupun tidak langsung serta pengguna buku lainnya. Bab II: Penggunaan Data untuk Advokasi Program KKBPK di Tingkat kabupaten/kota. Bab ini terdiri dari 4 pokok bahasan yaitu (A) Apa yang dimaksud dengan advokasi dan penggunaan data, (B) Tujuan dan prinsip penggunaan data untuk advokasi program KKBPK di tingkat kabupaten/kota, (C) Periode, isi data dan sumber data penggunaan data untuk advokasi program KKBPK di tingkat kabupaten/kota, (D) Tahapan penggunaan data untuk advokasi program KKBPK di tingkat kabupaten/kota. Bab ini secara umum memberikan penjelasan tentang konsep dasar umum tentang advokasi dan penggunaan data untuk advokasi meliputi definisi, tujuan advokasi dan prinsip advokasi. Pada bab ini juga memberikan penjelasan terkait kegiatan advokasi data program KKBPK sehingga pengguna buku harus mencermati dan mengidentifikasi isi dalam buku ini dan menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Bab III: Kertas Kebijakan Penggunaan Data untuk Advokasi Program KKBPK di Tingkat kabupaten/kota. Bab ini terdiri dari 3 pokok bahasan yaitu (A) Saluran komunikasi untuk advokasi program KKBPK di tingkat kabupaten/kota, (B) Contoh kertas kebijakan untuk advokasi program KKBPK di tingkat kabupaten/kota. Bab ini
3
secara umum memberikan penjelasan tentang saluran komunikasi yang bisa digunakan dalam advokasi. Bab IV: Penutup. Secara umum bab ini berisi tentang rangkuman dari buku pedoman ini dan rekomendasi terhadap para pengguna buku agar penggunaan buku menjadi efektif dan memberikan manfaat yang besar bagi pengguna tersebut
C.
Kegunaan Buku Pedoman
Kegunaan pedoman penggunaan data untuk advokasi program KKBPK di tingkat kabupaten/kota ini adalah: 1. Menyediakan informasi dasar tentang advokasi bagi pelaksana program KKBPK di kabupaten/kota khususnya tim data program KKBPK. 2. Menyediakan informasi dasar tentang penggunaan data untuk advokasi bagi pelaksana program KKBPK di kabupaten/kota khususnya tim data program KKBPK. 3. Menyediakan panduan teknis bagi pelaksana program KKBPK di kabupaten/kota khususnya tim data program KB dalam menyediakan data program untuk mendukung kegiatan advokasi program KKBPK di tingkat kabupaten/kota.
D.
Pengguna Buku Pedoman
Buku pedoman ini secara umum dapat digunakan oleh semua pihak yang mempunyai keterkaitan dengan program KKBPK dalam konteks kegiatan advokasi. Secara khusus buku pedoman ini disusun untuk pihak-pihak penyedia data program untuk kegiatan advokasi program KKBPK di tingkat kabupaten/kota, yaitu: 1. Tim data program KKBPK di tingkat kab/kota. 2. Pengambil kebijakan terkait program KKBPK yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan program KKBPK.
4
BAB II PENGGUNAAN DATA UNTUK ADVOKASI PROGRAM KKBPK DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA
A.
Pengertian Advokasi
Advokasi adalah aksi sosial, politik dan budaya yang dilakukan secara terencana, terstruktur dan kolektif yang menyertakan berbagai taktik untuk mengubah sebuah kebijakan. Advokasi merupakan usaha yang sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi, mendorong dan mendesakkan terjadinya sebuah perubahan kebijakan (Fakih, 2001) Advokasi dilakukan melalui berbagai bentuk aksi kegiatan yang terencana untuk mencapai tujuannya. Berbagai ragam advokasi yang kita kenal adalah 1. Advokasi Litigasi advokasi yang dilakukan melalui jalur hukum ke pengadilan, yang termasuk dalam jenis advokasi litigasi adalah legal standing dan class action.1 2. Advokasi non-litigasi, yaitu advokasi yang sifatnya lebih politis, antara lain advokasi kebijakan, kampanye media dan mobilisasi massa (Mukharrom, 2015) Tujuan dari kegiatan advokasi mempengaruhi pihak lain melalui berbagai cara agar pihak tersebut menyetujui gagasan kita dan melakukan tindakan untuk mendukung gagasan kita dengan mengeluarkan kebijakan yang berpihak. Salah satu hal penting untuk diperhatikan dalam melakukan advokasi adalah memahami perspektif dari pihak yang menjadi sasaran advokasi untuk mencapai tujuan advokasi. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan beberapa alat advokasi, salah satu alat terpenting adalah data.
1
Legal standing adalah tuntutan hukum di pengadilan yang dilakukan oleh orang-perorangan ataupun kelompok/organisasi yang bertindak untuk dan mewakili kepentingan public. Class action dilakukan untuk tuntutan perdata yang biasanya terkait permintaan ganti rugi yang diajukan oleh sejumlah orang atau Advokasi yang baik adalah yang secara sengaja dan sistematis memang dirancang untuk mendesakkan adanya dan terjadinya perubahan dalam isi, tata-laksana, dan budaya hukum yang berlaku. kelompok tertentu.
5
Data merupakan salah satu kompenen yang memegang peran penting dalam proses pelaksanaan program KKBPK. Selama ini penggiat program KKBPK telah melakukan pengumpulan data di lapangan, pengolahan data, analisis data, diseminasi data dan lainnya. Salah satu manfaat lain dari data adalah sebagai alat dalam melakukan advokasi kebijakan dan anggaran. Advokasi yang dilakukan akan sangat kuat apabila didukung oleh data yang akurat.
B. Tujuan dan Prinsip Penggunaan Data untuk Advokasi Program KKBPK Penggunaan data untuk advokasi program KKBPK di tingkat kabupaten/kota adalah serangkaian kegiatan penggunaan data program KKBPK yang sudah melalui proses pengumpulan data lapangan, pengolahan data dan analisis data untuk mendukung kegiatan advokasi program KKBPK. Kegiatan penggunaan data ini sangat penting dalam upaya melakukan advokasi yang berbasis data. Semakin kuat data yang digunakan dalam kegiatan advokasi, maka semakin kuat pula advokasi tersebut. Tujuan dari kegiatan penggunaan data untuk advokasi program KKBPK ini adalah menyediakan data program KKBPK yang akurat untuk mendukung kegiatan advokasi program KKBPK di tingkat kabupaten/kota. Harapannya adalah dengan tersedianya data program yang akurat akan memberikan dukungan yang kuat dan signifikan pada hasil advokasi program sehimgga akan memberikan dampak yang diharapkan untuk kemajuan program KKBPK secara umum.
C. Prinsip dalam Penggunaan Data untuk Advokasi Program KKBPK di Tingkat Kabupaten/Kota. Dalam kegiatan penggunaan data untuk advokasi program KKBPK di tingkat kabupaten/kota yang harus dilakukan adalah mengumpulkan dan mengolah data secara terus menerus untuk menjamin ketersediaan data setiap saat yang siap digunakan sebagai alat advokasi. Data program KKBPK yang disediakan untuk kegiatan advokasi program KKBPK tersebut tidak hanya data rutin program KB, tetapi juga data-data kependudukan lainnya yang terkait dengan program KKBPK baik langsung maupun tidak langsung seperti laju pertumbuhan penduduk, angka kelahiran tercegah. Selain itu juga perlu diterapkan sistem informasi berbasis data yang menjadi sumber dasar dan sumber informasi yang akurat.
6
Prinsip-pinsip yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penggunaan data untuk advokasi program KKBPK di tingkat kabupaten/kota adalah: Gambar 2. Prinsip Penggunan Data untuk Advokasi
Fakta
Mudah dijelaskan dan dipahami
Fokus pada tujuan advokasi
Akurat
Prespektif dari sasaran
1. Fakta. Data yang disediakan adalah fakta yang sebenarnya berdasarkan temuan di lapangan, jangan sekali-kali menyajikan data yang bukan fakta atau hanya berdasarkan asumsi. 2. Akurat. Data yang disediakan adalah data yang sudah melewati proses verifikasi dan analisa untuk menjamin keakuratan data. 3. Perspektif dari sasaran. Data yang disediakan harus memberikan dukungan bagi kegiatan advokasi yang dilakukan. Cari tahu dan pastikan perspektif dari pihak yang menjadi sasaran advokasi tentang program KKBPK termasuk isu yang paling diperhatikan yang terkait dengan program KKBPK. Manfaatkan perspektif tersebut dengan menyediakan beberapa data yang relevan sehingga pihak yang diadvokasi menjadi fokus dan memberikan perhatian serius.
7
4. Fokus pada tujuan advokasi. Data yang disediakan harus sesuai dengan tujuan advokasi yang dilakukan. Sediakan beberapa data terpenting untuk menarik perhatian. Data estimasi atau data trend sangat cocok digunakan untuk menggambarkan dan menegaskan bahwa ide yang ditawarkan adalah sangat penting dilakukan, apabila tidak dilakukan akan berdampak buruk di masa depan. Seharusnyalah setiap data yang disajikan dalam advokasi merupakan data terpenting sesuai tujuan advokasi. 5. Mudah dijelaskan dan dipahami. Data yang disediakan haruslah data yang mudah dijelaskan oleh pelaku advokasi. Pastikan pelaku advokasi memahami makna dan inti dari data tersebut. Selain mudah dijelaskan, data tersebut juga harus mudah dipahami. Gunakan grafik yang sesuai dengan jenis data yang disediakan. Untuk membantu 2 hal ini, sajikan data dengan visual yang baik dan menarik.
D. Isi Data, Sumber Data, dan Periode Penggunaan Program KKBPK di Tingkat Kabupaten/Kota.
Data untuk Advokasi
Isi data yang disediakan harus sesuai dengan kebutuhan dari tim pelaksana advokasi. Lakukan komunikasi yang intensif dengan tim pelaksana advokasi tersebut untuk memastikan data apa yang menjadi kebutuhan mereka dan memastikan data yang disediakan benar-benar sesuai. Data yang disediakan diambil dari berbagai sumber data yang bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya. Data yang disediakan bisa berupa data rutin atau data kependudukan lainnya seperti hasil Survei Sosial Ekonomi NAsional (Susenas) dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia 9SDKI), yang menggambarkan kondiri terkini dari program KKBPK. Periode kegiatan penggunaan data untuk advokasi program KKBPK ini dilakukan sesuai kebutuhan dari aksi advokasi, tidak ada periode khusus secara berkala sehingga tim penyedia data harus siap setiap saat untuk menyediakan data program sesuai kebutuhan tim pelaksana advokasi.
8
Beberapa data tersebut dapat didapatkan dari dashboard BKKBN yang juga dikembangkan sebagai bagian dari program ini. Tabel 1. Isi dan Sumber Data Nomor Isi Data Sumber Data Periode 1 Dampak Susenas, SDKI, LPP, Disesuaikan kependudukan, Kemenag, Angka LPP dan TFR, Kementerian PP&PA, Jumlah Pernikahan Dashboard BKKBN, usia dini, Jumlah AKI SUSENAS, SDKI dan AKA, Jumlah Pernikahan usia dini. 2 Persentase CPR, F/I/Dal,F/II/Pelkon, Disesuaikan Jumlah PUS yang BPS umur istrinya <20 PK, Dashboard BKKBN tahun, Persentase LPP, Jumlah PIK-R/M yang terbentuk, Jumlah Anggota BKR, Presentase CPR, Jumlah anak yang Naik BB di Posyandu Jumlah Anggota BKB, Partisipasi anggota Poktan, Partisipasi dalam pertemuan POKTAN, Pengurus / Pengelola / pokjanal dari PKK. 3 Volume sampah, Data KLH Disesuaikan Luas lahan yang Dinas kehutanan & tersedia perkebunan
9
E. Tahapan Pengunaan Data untuk Advokasi Program KKBPK Kegiatan penggunaan data untuk advokasi program KKBPK ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: Gambar 3. Tahapan Penggunaan Data untuk Advokasi
Tahap 1: Penerimaan kebutuhan
Tahap 2: Identifikasi kebutuhan data
Tahap 3: Pemilihan konten data
Tahap 4: Penyerahan data
Tahap 5: Pembuatan media advokasi
Tahap pertama adalah penerimaan kebutuhan. Tim penyedia data akan menerima permintaan kebutuhan data dari tim pelaksana kegiatan advokasi. Apabila diperlukan, tim penyedia data bisa mengambil inisiatif membuka komunikasi lebih dulu dengan tim pelaksana advokasi untuk memberikan stimulan terhadap kebutuhan data untuk advokasi. Pada tahapan ini tim advokasi bekerjasama dengan tim data sudah menetapkan topik isu dan sasaran advokasi. Misal di Kabupaten Suka Maju, isu advokasinya adalah mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan alokasi biaya pendidikan melalui pengendalian penduduk. Tahap kedua adalah identifikasi kebutuhan data. Setelah menerima permintaan data untuk advokasi dari tim advokasi, lakukan identifikasi data yang dibutuhkan untuk advokasi yang sedang direncanakan. Lakukan komunikasi yang intensif dengan tim pelaksana advokasi dalam identifikasi data ini. Komunikasikan tentang ide dasar advokasi yang direncanakan meliputi pihak yang menjadi sasaran advokasi, tujuan advokasi, waktu pelaksanaan advokasi, dan jenis kegiatan advokasi. Identifikasi beberapa data terkait pihak yang menjadi sasaran advokasi, misalnya isu yang disukai, latar belakang pemikiran, perspektif tentang program KKBPK dan data lain yang relevan.
10
Tahap ketiga adalah pemilihan isi data. Pilih data yang sesuai kebutuhan kegiatan advokasi yang direncanakan. Lakukan komunikasi yang intensif dengan pelaksana advokasi untuk meyakinkan isi data yang dipilih benar-benar sesuai kebutuhan advokasi. Pilih beberapa data dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penggunaan data untuk advokasi agar isi data yang dipilih adalah tepat. Sediakan data yang mendukung yang bersumber dari data rutin,data survai dan data permodelan yang dapat menggambarkan situasi di masa depan apabila tidak segera dilakukan tindakan untuk perubahan. Data permodelan dapat diperoleh dengan menggunakan aplikasi spectrum yakni suatu policy model yang berbasis pada sistem komputer yaitu window. Program spectrum dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti menstimulasi terjadinya sebuah dialog mengenai suatu isu atau kebijakan, memberikan suatu kerangka pikir yang jelas dalam memahami isu-isu dan mengevaluasi beberapa alternative, membantu pemangku kebijakan dalam menetapkan tujuan (goal), serta memfasilitasi program perencanaan dan pengambilan keputusan (BKKBN, 2011) Sebagai contoh untuk tahapan ini topik advokasi di Kabupten Suka Maju adalah mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan alokasi biaya pendidikan melalui pengendalian penduduk. Mengacu pada hasil permodelan dapat diperhitungkan pengurangan beban pembiayaan apabila dapat menekan jumlah angka kelahiran. Salah satu permodelan yang efektif untuk menekan angka kelahiran adalah dengan menurunkan angka penggunaan kontrasepsi tradisional dan meningkatkan penggunaan kontrasepsi modern efektif untuk menekan angka kelahiran. Setelah tim data mengumpulkan dan melakukan analisa data yang mendukung advokasi , selanjutnya minta kepada tim advokasi untuk mereview data serta penyajian grafik atau gambar pendukung yang telah disediakan oleh tim data. Langkah berikutnya adalah melakukan perbaikan data sesuai hasil review dari tim advokasi. Tahap keempat adalah penyerahan data. Serahkan data yang meliputi hasil analisis interpretasi data danilustrasi pendukung kepada tim pelaksana advokasi. Lakukan komunikasi yang intensif untuk memastikan pelaksana advokasi paham dengan makna data yang disediakan tersebut. Apabila diperlukan, lakukan
11
presentasi kepada tim pelaksana advokasi tentang analisisi dan interpretasi data agar tim advokasi benar-benar memahami makna dari data tersebut. Tahap kelima adalah pembuatan media advokasi. Buatlah media untuk advokasi yang sesuai dengan jenis kegiatan advokasi yang direncanakan. Pada buku pedoman ini salah satu media yang dicontohkan adalah menggunakan kertas kebijakan atau policy brief sebagai saluran advokasi.
12
BAB III MEDIA PENGGUNAAN DATA UNTUK ADVOKASI PROGRAM KKBPK DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA A.
Kertas Kebijakan Kabupaten/Kota.
untuk
Advokasi
Program
KKBPK
di
Tingkat
Media komunikasi yang dapat digunakan untuk penggunaan data untuk advokasi program KKBPK di tingkat kabupaten/kota sangat beragam. Setiap jenis dan bentuk media komuniasi tersebut mempunyai karakteristik, kelemahan, dan kelebihan masing-masing. Pilihlah media yang sesuai dengan jenis kegiatan advokasi yang dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan, SDM, karakteristik sasaran, dan sumber daya lainnya yang dimiliki. Berikut ini adalah berbagai macam jenis media komunikasi yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan penggunaan data untuk advokasi program KKBPK di tingkat kabupaten/kota, yaitu: Gambar 4. Media Advokasi
Buku pedoman ini memberikan petunjuk bagaimamana mengembangkan kertas kebijakan sebagai alat untuk advokasi kepada pemerintah. Policy brief atau kertas kebijakan adalah dokumen singkat yang menguraikan tentang sebuah isu atau masalah tertentu yang dirancang untuk memfasilitasi sebuah alternatif kebijakan ( Eisele, n.d). Oleh karena kertas kebijakan merupakan alat untuk untuk pengambilan keputusan, maka kertas kebijakan sebaiknya menyajikan argumentasi yang komprehnsif.
13
Mengacu pada pengertian kertas kebijakan, maka dapat disimpulkan bahwa keunggulan advokasi menggunakan kertas kebijakan adalah bentuknya ringkas, sederhana, fokus pada satu permasalahan tertentu, dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi audiens tertentu. Secara umum sistematika penulisan kertas kebijakan meliputi bagian sebagai berikut2 : Gambar 5. Sistematika Kertas Kebijakan
1. Judul Rumuskan dan buatlah judul tulisan yang sangat mengundang perhatian audiens untuk membaca dan memaksa mereka untuk memberikan perhatian pada isi policy brief atau kertas kebijakan 2. Ringkasan eksekutif. Bagian ini menguraikan masalah utama kebijakan yang dirancang/dianalisis, memperkenalkan temuan kunci dan mengadvokasi serangkaian tindakan. 3. Permasalahan Bagian ini berisikan tinjauan singkat dari akar masalah, implikasi kebijakan pada masalah, dan penekanan tentang pentingnya harus segera diambil tindakan dalam bentuk kebijakan. Kritik dari pilihan-pilihan kebijakan dengan menguraikan
2
http://www.kebijakankesehatanindonesia.net/
14
kelemahan dari pendekatan saat ini dan argumen yang menggambarkan mengapa dan bagaimana pendekatan yang ada saat ini tidak berhasil. Sajikan data yang relevan penting terkait isu yang sedang diangkat dalam kegiatan advokasi. Gunakan data rutin, data survai, dan data modeling. Sertakan hasil analisis dan interpretasi data untuk memperkuat dan memperjelas argumentasi. 4. Pilihan Kebijakan Bagian ini berisikan gambaran tindakan yang mungkin atau tidak untuk dilakukan, dengan setidaknya 3 program potensial tindakan. 5. Rekomendasi Berisikan saran atau rekomendasi bagi pengambil kebijakan, sedapat mungkin bagian rekoemndasi hatus ditulis secara jelas, (step-by-step), dan bersifat opersional. 6. Lampiran: Lampiran dimasukkan hanya bila benar-benar diperlukan. Lampiran bisa juga berupa sumber pustaka. B.
Contoh Kertas Kebijakan
Beberapa link berikut merupakan contoh policy brief atau kertas kebijakan yang dikembangkan dan berasal dari berbagai sumber. aiphss.org/wp.../Kumpulan-Policy-Brief_Bahasa-Indonesia_Bagian-I-22Nov2014 mutupelayanankesehatan.net/index.php/publikasi/policy-brief www.kebijakanaidsindonesia.net/id/policy-brief kebijakankesehatanindonesia.net/sites/default/files/file/policy/PB No 6.pdf www.bkkbn.go.id/.../KajianKeterkaitan Sosio Demografi .
15
BAB IV PENUTUP A.
Kesimpulan
Penggunaan data untuk advokasi program KKBPK di tingkat kabupaten/kota merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan dalam upaya mendorong sebuah perubahan melalui kegiatan advokasi kepada pihak pengambil kebijakan terkait program KKBPK. Dalam konteks program KKBPK, pihak yang menjadi sasaran advokasi adalah pengambil kebijakan tingkat kabupaten/kota yaitu: Bupati/Walikota, DPRD, Dinkes, Bappeda, dan Instansi atau lembaga lain yang terkait dengan kebijakan program KKBPK tingkat kabupaten/kota. Penggunaan data untuk advokasi program KKBPK dilakukan sesuai dengan kebutuhan lapangan. Penggunaan data untuk advokasi ini bisa dilakukan melalui berbagai media komunikasi yang sesuai dengan karakteristik pihak yang menjadi sasaran kegiatan advokasi, kemampuan pendanaan dan SDM.
B.
Saran.
Penting bagi penyedia data untuk advokasi program KKBPK untuk memiliki pemahaman dan keterampilan tentang cara menyediakan data untuk advokasi ini dan tentang strategi advokasi. Beberapa keterampilan yang penting dalam melakukan kegiatan diseminasi program KKBPK ini antara lain adalah keterampilan teknik menulis, dan mengolah data. Salah satu unsur dalam penyajian data program untuk advokasi adalah pokok berita atau judul . Judul memiliki peran yang sangat penting sehingga penyedia data program untuk advokasi ini harus memilih dan merumuskan judul dengan sangat seksama, tajam dan mampu mengundang perhatian dan ketertarikan pihak yang menjadi sasaran advokasi. Gunakan data modeling dalam setiap media yang dibuat untuk kegiatan advokasi, baik dalam bentuk slide presentasi, lembar fakta, dan kertas kebijakan untuk menggambarkan situasi di masa depan agar audiens penerima informasi memberikan perhatian yang kuat terhadap informasi yang diberikan.
16
DAFTAR PUSTAKA BKKBN (2011) Pembelajaran Aplikasi Spectrum www.bkkbn.go.id/.../Materi%20Spectrum/Buku_Materi_Pembelajaran_Aplik asi Eisele, F (n.d.). Preparing a Policy Brief Issue [PDF Document]. Retrieved from https://www.courses.psu.edu/hpa/hpa301_fre1/IBInstructions_fa02.PDF Mukharrom,M.T.(2015) Teologi Advokasi. Mulyana, Nana (2015) Tehnik/Media Advokasi Rekomendasi Kebijakan. Topatimasang Roem, Mansour Fakih, Toto Raharjo (2001) Merubah Kebijakan Publik
17