ajahnya yang cantik. Pangeran mengeluh atas keadaannya saat ini yang seperti orang sakit parah. Sejak melihat gadis aneh itu, ia selalu mudah melamun. Pikirannya dengan mudah melayang-layang tanpa tujuan. Gadis itu seperti telah menghinoptisnya. Gadis itu seperti memenuhi seluruh pikiran Pangeran dan Pangeran tidak dapat membuangnya. Mandletron sangat puas dan gembira ketika mereka tiba di Pienlang. Langkah pertama yang dilakukannya ketika ia tiba di tempat itu adalah mendatangi rumah yang dijadikan rumah sakit oleh gadis itu. “Luar biasa!” Mandletron kagum pada apa yang dilihatnya. “Tak kusangka di sini ada rumah sakit yang menyenangkan seperti ini. Aku akan betah tinggal sebulan di sini.” Mandletron menatap dinding-dinding putihnya yang mengkilat. Dari pintu, terlihat ranjang-ranjang berjajar rapi di kanan kiri. Ruangan ini tidak terlalu besar tetapi juga tidak kecil. Lorong panjang dari pintu terus menuju ke dalam ruang tempat para dokter berkumpul. Dari jendela-jendela besar di dinding, terlihat hijau pohon. Angin yang segar terus mengalir ke dalam ruangan yang penuh warna putih itu. Mandletron mengawasi lekat-lekat bentuk ruangan itu. “Dulu tempat apa ini?”
www.ac-zzz.tk “Tempat berkumpul penduduk,” jawab Pangeran, “Mengapa? Ada masalah?” “Aku merasa tempat ini seperti gereja. Bukankah gereja juga mempunyai lorong panjang dari pintu ke dalam dan di kanan-kirinya adalah bangku umat.” “Bukan, tempat ini bukan gereja. Lancetlon menyempurnakan apa yang telah dilakukan gadis itu. Gadis itu yang menata tempat ini seperti ini.” Mandletron hanya termangu-mangu. Tiba-tiba ia berkata, “Di mana dia?” “Dia siapa?” Pangeran kebingungan, “Gadis itu?” Mandletron mengangguk penuh semangat. “Apakah engkau lupa aku telah berulang kali mengatakan padamu bahwa ia tidak akan datang lagi ke tempat ini?” “Aku yakin ia akan datang. Entah bagaimana, aku merasa yakin!” Mandletron mengepalkan tangannya. Matanya bersinar penuh keyakinan. Pangeran hanya dapat mengangkat bahunya. Sudah lama ia berada di sini tetapi sebentarpun ia tidak melihat gadis itu. “Akan kuantar kau ke tempat penggalian sungai.” Mereka meninggalkan rumah sakit yang telah selesai diperbaiki Lancetlon itu. Penggalian anak sungai telah meninggalkan desa Pienlang. Penggalian kini terarah menuju Herbranchts. Setelah sebulan berada di Pienlang, para pekerja terus menggali dengan penuh semangat. Mereka tidak merasa bosan pada pekerjaan mereka yang melelahkan. Semua ingin menyelesaikan pekerjaan ini demi keinginan gadis itu. Semua ingin menyenangkan gadis yang selalu memberikan perhatiannya walau ia tidak pernah lagi datang ke Pienlang. “Bagaimana perkembangannya, Lancetlon?” tanya Pangeran dari kejauhan. “Semua berjalan lebih cepat dari yang direncanakan, Pangeran,” seru Lancetlon gembira, “Tuan Puteri pasti akan sangat senang.” “Ke mana sungai ini akan kauarahkan?” tanya Mandletron. “Tuan Puteri ingin kami mengarahkan sungai ini ke Herbranchts sebelum dikembalikan ke induknya.” “Keadaan di Herbranchts seperti di Pienlang?” “Tidak. Desa itu sudah makmur. Keadaannya jauh lebih baik daripada di Pienlang. Kalau Anda ke sana, Anda akan menjumpai desa itu menyerupai kota kecil daripada sebuah desa.”
www.ac-zzz.tk Pangeran memperhatikan para pekerja. Tiba-tiba ia berkata, “Aku merasa pekerja ini lebih banyak dari yang kemarin-kemarin.” “Anda orang yang jeli,” puji Lancetlon, “Para pekerja memang bertambah. Banyak penduduk Herbranchts yang datang membantu ketika mengetahui anak sungai ini akan digali melalui Herbranchts.” “Dengan bantuan ini, aku yakin pekerjaan ini akan segera selesai.” “Pasti, Pangeran.” “Berbicara tentang Herbranchts, aku merasa heran. Kalau desa itu lebih makmur dari Pienlang, mengapa Putri kalian ingin anak sungai ini dilewatkan Herbranchts?” “Saya kurang mengetahuinya. Tuan Puteri sangat sulit ditemui bahkan ia lebih sibuk dari saya yang kata orang adalah orang yang paling sibuk di Evangellynn.” Lancetlon tertawa geli. “Tuan Puteri adalah gadis yang tidak pernah berhenti bekerja. Sepanjang yang saya ketahui, ia selalu mempunyai banyak tugas.” “Selain mengurusi Pienlang, ia masih harus mengurusi pekerjaan di kerajaannya sendiri.” “Ayah dari kerajaan mana yang membiarkan putrinya berkeliaran seorang diri. Kalau benar ia secantik yang kalian katakan, aku takkan membiarkan ia berkeliaran di kerajaan orang lain.” Pangeran tertegun menyadari kebenaran ucapan Mandletron. “Tidak selalu sendirian,” bantah Lancetlon, “Pernah Tuan Puteri menemui saya bersama seorang pria. Saya juga sering melihatnya bersama beberapa pelayannya. Ayah gila mana yang akan membiarkan putri secantik itu berkeliaran sendirian.” “Tidak ada,” sahut Mandletron. “Aku ingin melihat keadaan Herbranchts.” “Aku ikut!” “Apakah engkau ingin menitipkan sesuatu?” “Tidak, Pangeran. Semua yang kami butuhkan telah Anda siapkan, kami tidak kekurangan apapun.” “Baiklah. Aku pergi melihat keadaan Herbranchts untuk membandingkannya dengan Pienlang.” “Selamat pagi, Pangeran,” kata Lancetlon. “Selamat siang.” Pangeran dan Mandletron menunggang kembali kuda mereka dan menujuHerbranchts.
www.ac-zzz.tk Keadaan desa itu benar-benar berbeda dengan keadaan Pienlang, seperti yang dikatakan Lancetlon. Jalanan desa itu sudah rata. Di kanan kiri jalan, terdapat rumah-rumah yang indah. Rumah-rumah mewah turut menghiasi desa yang tak jauh lebih besar dari Pienlang itu. Di beberapa tempat terlihat kaca-kaca toko kecil dengan tulisannya yang besar-besar. Di sudut lain, terlihat toko besar. Kereta kuda berlalu lalang di jalanan yang ramai. Penduduk berlalu lalang dengan baju mereka yang sederhana tetapi indah. Para pria memakai topi hitam yang tinggi dan para wanita mengenakan gaun yang panjang berumbai. “Aku merasa seperti berada di kota daripada di desa,” komentar Mandletron. “Desa ini sudah makmur. Mengapa gadis itu masih membelokkan sungai ke tempat ini?” “Aku tidak mempunyai ide tentang itu. Jadi, jangan bertanya padaku.” Kuda kedua pria itu berjalan dengan perlahan di sepanjang jalan Herbranchts yang besar dan ramai. Mereka berhenti di sebuah bangunan besar. Di depan bangunan kayu itu terdapat tulisan besar yang berbunyi, ‘Toko Serba Ada. Anda dapat menemukan segala yang Anda perlukan di sini.’ “Kurasa ini adalah toko terbesar di sini.” Pangeran memperhatikan bangunan tak bertingkat itu. Dari kanan ke kiri, bangunan itu membentang sejauh sepuluh meter dan dari depan ke belakang, membentang sejauh tujuh meter. “Luasnya menyerupai toko-toko di kota,” Pangeran sependapat. “Tak heran bila Lancetlon mengatakan tempat ini jauh lebih menyerupai kota kecil daripada desa.” Pintu toko itu terbuka. Seorang pria muncul dengan barang yang tingginya hampir menutupi pandangannya. Di belakangnya masih ada seorang pria yang membawa barang yang banyak pula. Mereka membawa barangbarang itu ke kereta yang berdiri tak jauh dari pintu. “Penduduk desa ini juga kaya,” komentar Mandletron. Seorang pria tengah baya muncul membawa sebuah kotak besar. Ia tersenyum pada seseorang yang mengikuti di belakangnya. Dari belakang pintu, muncul seseorang bergaun jingga. Rambut hitam panjangnya, menutupi pinggangnya yang ramping. Matanya bersinar lembut bagaikan cahaya matahari pagi hari.
www.ac-zzz.tk Pangeran tertegun. Itulah gadis yang kemarin dilihatnya. Itulah sang Putri yang selama ini dibicarakan penduduk Pienlang. Gadis itu tersenyum pada pria tengah baya itu. Mereka berbicara dengan penuh keakraban kemudian pria itu mengantar gadis itu ke kereta yang telah menanti di depannya. Seorang pria berbaju hitam, telah berdiri di samping kereta kuda coklat itu. Pria itu menyerahkan kotak besar yang dibawanya pada gadis itu. Gadis itu mengangguk pada pria tua kemudian pria berbaju hitam itu membantunya naik ke dalam kereta. Pria berbaju hitam itu kemudian duduk di samping kusir kuda. Pria itu melambaikan tangan pada gadis itu ketika kereta mulai bergerak. Ia terus berada di depan pintu sampai kereta itu membelok di tikungan. “Cantik sekali!” seru Mandletron setelah pria itu masuk kembali ke dalam toko. “Luar biasa! Baru kali ini aku melihat gadis secantik itu. Aku merasa aku sedang jatuh cinta.” Tidak ada sahutan. Tetapi, Mandletron tidak peduli ia terus berkata, “Tidak rugi aku bangun pagi dan berkuda bersamamu. Aku yakin malam ini aku tidak dapat tidur karena terus terbayang wajah cantiknya.” Pangeran tidak mendengarkan apa yang dikatakan Mandletron. Dalam pikirannya terdengar kebingungannya sendiri. Mengapa gadis itu bisa berada di sini? Apa yang dilakukannya di tempat ini? Pangeran tiba-tiba turun dari kudanya. Mandletron terkejut dan cepat-cepat mengejar Pangeran. Pangeran memasuki toko itu. Pria tengah baya yang tadi berdiri di depan meja kasir. Melihat kedatangan Pangeran, ia segera berkata, “Selamat datang, Tuan. Adakah yang bisa saya bantu?” “Apakah Anda mengetahui siapa gadis yang baru Anda antar itu?” “Gadis yang mana, Tuan?” pria itu kebingungan, “Pelanggan saya banyak.” “Gadis yang baru saja Anda antar ke kereta kudanya. Gadis yang bergaun jingga itu dan berambut hitam,” Pangeran menjelaskan. “Oh… Tuan Puteri yang Anda maksud.”
www.ac-zzz.tk “Benar,” Pangeran tidak sabar. “Tuan Puteri adalah salah satu pelanggan saya, Pangeran. Beliau sering membeli bahan makanan di sini untuk diberikan pada orang lain. Karena itu, saya tidak pernah mengambil untung darinya. Bahkan, saya sering ikut menyumbang. Tuan Puteri adalah gadis yang baik hati.” Tanpa diminta, pria itu meneruskan ceritanya, “Penduduk di sini semua mengenal Tuan Puteri. Sebab, Tuan Puteri banyak membantu kami ketika kami kesulitan seperti Pienlang. Karena itu ketika mendengar keadaan di Pienlang, kami banyak memberikan bantuan. Banyak dari pemuda kami yang ikut membantu menggali anak sungai. Saya mendengar Tuan Puteri menginginkan anak sungai itu digali melalui tempat ini agar kami terhindar dari bencana yang sama.” “Bencana itu terjadi dua tahun lalu. Keadaan kami waktu itu sama seperti keadaan di Pienlang. Daerah ini memang sulit mendapatkan air. Kalau musim kemarau berlangsung lama, tempat ini akan mengalami musim kemarau yang berkepanjangan. Tuan Puteri tidak ingin hal ini terjadi lagi.” “Ketika mendengar niat baik Tuan Puteri untuk menggali anak sungai bagi kedua desa ini, kami tidak mau tinggal diam. Para pemuda kami dan para pria yang masih kuat, berangkat ke sana tiap pagi untuk memberikan bantuan.” Pangeran merasa pria itu telah berbicara terlalu menyimpang jauh. “Apakah Anda mengetahui siapa gadis itu?” katanya mengulangi pertanyaan. “Gadis itu adalah putri yang menolong kami,” jawab pria itu. “Maksud adalah saya adalah nama keluarga gadis itu.” “Maafkan saya, Tuan. Saya tidak pernah menanyakannya. Saya hanya mengetahui para pelayan Tuan Puteri memanggilnya demikian.” Pangeran kecewa mendengarnya. “Gadis itu adalah Putri yang selama ini selalu kauceritakan?” Pangeran terkejut. “Benarkah itu?” “Ya,” kata Pangeran. Pangeran menghadap pria itu dan berkata, “Terima kasih atas cerita Anda, Tuan. Selamat pagi.” “Senang bisa membantu Anda, Tuan. Selamat pagi.” Pangeran meninggalkan tempat itu dengan kecewa. “Aku tidak menyangka Putri itu sangat cantik. Jauh lebih cantik dari yang kubayangkan.” Pangeran tidak menyahut.
www.ac-zzz.tk Wajah gadis itu ketika tersenyum tadi, kembali terlintas di matanya. Mata bersinar lembut. Caranya memandang sekitarnya, sangat anggun. Ia menatap sekitarnya dengan penuh kelembutan. Senyumannya sangat manis dan anggun. Ia terlihat sangat anggun ketika menundukkan kepala. Langkah-langkah kakinya ringan tetapi tegas. Tubuhnya ketika berpaling ke kereta, sangat luwes bagaikan sekuntum bunga yang menari bersama angin. Gerakan tubuhnya sangat luwes. Lebih luwes dan lebih anggun dari bunga manapun. Malam ini tidak hanya Mandletron yang tidak akan dapat tidur. Pangeran juga tidak akan dapat tidur karena di matanya selalu terlintas wajah gadis itu yang cantik. 7 Pangeran merasa gila. Setiap hari ia semakin sulit tidur karena gadis itu. Sejak pertemuan terakhir mereka, Pangeran tidak dapat memejamkan mata di malam hari. Hatinya terus terusik oleh gadis itu. Gadis itu sangat luwes dan anggun tetapi ia tidak angkuh. Dengan penuh kelembutan ia membantu setiap orang tak peduli orang itu miskin atau tidak. Semakin hari, mata Pangeran semakin merah karena kurang tidur. Untuk berbaring di tempat tidur, sangat mudah bagi Pangeran tetapi untuk dapat memasuki dunia mimpi… Pangeran benar-benar gila karena gadis itu. Siapa gadis itu Pangeran tidak tahu. Apakah ia akan bertemu dengannya lagi, Pangeran juga tidak tahu. Seminggu telah berlalu sejak perjumpaannya yang terakhir dengan gadis itu di Herbranchts. Bila seminggu lagi Pangeran bertahan dalam keadaan ini, matanya akan semakin membengkak seperti seekor katak. Garis-garis hitam di sekeliling matanya mulai muncul. Setiap malam, Pangeran merasa sangat lelah dan ingin segera tidur. Tetapi, ketika ia berbaring di ranjang, ia tidak dapat memejamkan mata. Ia
www.ac-zzz.tk selalu teringat pada gadis cantik yang telah memporak-porandakan seluruh pikirannya. Pikiran Pangeran kusut. Ia tidak tahu bagaimana terbebas dari penyakit ingin tahu ini. Andai saja ada dokter yang bisa menyembuhkan penyakit ini, Pangeran akan segera menemuinya. Entah mengapa ia tidak pernah berhenti teringat pada gadis itu walau ia tahu pertemuannya kembali dengan gadis itu sangat mustahil. “Gadis itu sulit ditemui.” Itulah yang dikatakan Lancetlon padanya. Bahkan Lancetlon berkata, “Ia lebih sibuk dari saya.” Lancetlon adalah orang yang selalu dicari oleh setiap orang yang ingin membangun atau memperbaiki rumah. Setiap hari, ia selalu mendapat pekerjaan baru. Bila gadis itu lebih sibuk dari Lancetlon, ia tidak mempunyai banyak waktu untuk berbicara dengan Pangeran. Belum lagi gadis itu selalu menghindari Pangeran. Pangeran tidak mengerti mengapa ia merasa gadis itu menghindari pertemuan dengannya. Apakah ia takut tunangannya cemburu atau ia enggan berjumpa dengan Pangeran? Kecemburuan muncul di hati Pangeran setiap ia teringat pada tunangan gadis itu. Pria itu sangat beruntung. Ia mendapatkan gadis tercantik di seluruh dunia dan juga gadis yang paling mempesona. Seluruh jiwa raga gadis itu mempesona setiap orang yang melihatnya. Tua muda, semua mencintai gadis itu. Pria maupun wanita menyukainya. Walaupun ke manapun ia pergi selalu menarik perhatian para pria, takkan ada wanita yang dapat membenci gadis berhati lembut itu. Pangeran melangkahkan kudanya semakin dalam ke desa yang tak pernah dikunjunginya itu. Langkah kaki Pangeran tak berhenti seperti pikiran yang terus berkecamuk di kepalanya. Mata Pangeran memandang jalanan tetapi yang terlihat olehnya adalah wajah gadis itu. Wajah ovalnya yang cantik mempesona. Kuda Pangeran berjalan dengan santai. Pangeran tidak memberi perintah apa-apa padanya. Ia berjalan selangkah demi selangkah dengan perlahan.
www.ac-zzz.tk Dari kejauhan tampak seorang gadis bergaun nila berjalan bersama seorang anak. Pangeran menatap lekat-lekat wajah gadis yang mendekat itu. Tangan kanan gadis itu menggendong seorang anak kecil dan tangan kirinya menggandeng yang lain. Wajahnya tersenyum. Sinar senyumannya menakjubkan. Gadis itu seperti tidak hanya tersenyum dengan bibirnya tetapi juga dengan jiwanya. Gadis itu berhenti di depan sebuah rumah lalu menurunkan anak dalam gendongannya. Gadis itu mencium dahi kedua anak itu lalu beranjak dari tempat itu. Pangeran segera memacu kudanya mengejar gadis itu. Gadis itu menuju sebuah kereta yang telah menantinya. Seorang pria berbaju hitam membuka pintu kereta untuknya dan membantunya naik sebelum duduk di samping kusir kuda. Setelah gadis itu naik, kereta meluncur dengan cepat. Pangeran tertegun melihat cepatnya gadis itu pergi. Gadis itu datang secepat angin dan pergi lebih cepat dari kilat. Gadis itu selalu datang dan pergi dengan cepat. Tiba-tiba terlintas dalam benak Pangeran bahwa gadis itu berasal dari kerajaan yang berbatasan langsung dengan Evangellynn. Gadis itu tidak akan dengan mudah muncul di Evangellynn bila kerajaannya jauh dari Evangellynn. Kerajaan gadis itu pasti ada di antara kerajaan-kerajaan tetangga yang tepat berbatasan dengan Evangellynn. Pangeran yakin ia akan dapat menemukan gadis itu di antara kerajaankerajaan tetangga. Dengan penuh semangat, Pangeran membelokkan kudanya ke Schildi. Pangeran ingin segera menyelidiki silsilah kerajaan-kerajaan tetangga. Pangeran ingin segera mengirim dirinya sendiri untuk berkunjung ke negaranegara tetangga. Pangeran tidak sabar menyusun rencana kepergiaannya ke negaranegara tetangga. Setibanya di Istana Welyn, Pangeran segera meloncat turun dari kudanya dan berlari ke Ruang Perpustakaan. Tanpa mempedulikan kebingungan penjaga perpustakaan, Pangeran mencari-cari buku di lemari-lemari perpustakaan yang tingginya memenuhi seluruh dinding ruang yang sangat luas itu. Dengan asyiknya, Pangeran mencari silsilah kerajaan-kerajaan tetangga.
www.ac-zzz.tk “Eduardo!” Pangeran menghentikan kesibukannya mendengar panggilan ibunya. “Apa yang kaulakukan di atas sana?” tanya Ratu dengan suara keras. “Aku mencari buku,” jawab Pangeran dengan suara keras pula. “Turunlah! Ada yang ingin kubicarakan denganmu.” Pangeran menuruni tangga tinggi yang digunakan untuk mencari buku di tempat yang tinggi. “Kemarilah. Kita akan berbicara di Viridis Cella.” Pangeran mengikuti langkah Ratu dengan enggan. Pangeran dapat menduga apa yang akan dikatakan Ratu padanya. Ratu akan menyuruhnya memikirkan pernikahan! Sudah bosan Pangeran mendengar hal itu. Ia malas mendengar hal yang terus diajukan padanya itu. Ratu membuka pintu dan membiarkan Pangeran masuk lebih dulu. Pangeran dan Ratu duduk berhadap-hadapan. Ratu diam mengawasi putranya sebelum akhirnya berkata, “Masalah Pienlang telah selesai?” “Hampir,” Pangeran membenarkan, “Penggalian sungai hampir rampung. Lancetlon memperkirakan dalam waktu tiga minggu lagi, anak sungai itu akan rampung. Tetapi, melihat orang yang membantu terus bertambah, Lancetlon berpikir dua minggu lagi pekerjaan ini akan rampung.” “Bagaimana dengan penduduk Pienlang?” Pangeran keheranan mendengar pertanyaan Ratu. Biasanya ibunya hanya tertarik untuk mengetahui apakah ia jatuh cinta pada seorang gadis atau kapan ia akan menikah. Ibunya tidak pernah bertanya tentang pekerjaannya. Rajalah yang biasanya selalu bertanya tentang masalah ini. “Keadaan rakyat sudah jauh lebih baik. Penduduk Herbranchts banyak memberikan bantuan bagi penduduk Pienlang. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Penduduk Pienlang telah mulai mengolah lahan mereka dengan sumur-sumur yang dibangun. Penduduk yang sakit sudah hampir sembuh semua. Di rumah sakit masih terdapat beberapa orang yang penyakitnya parah. Tetapi sekarang mereka sudah jauh lebih baik.” “Bagus,” kata Ratu, “Pekerjaanmu sangat memuaskan, anakku.” Pangeran ingin tahu apa yang ingin dikatakan Ratu. “Pienlang dapat dikatakan telah selesai. Engkau bisa mewakilkan tugasmu pada Roger, bukan?” “Benar.” “Bagus sekali,” Ratu puas. “Sekarang engkau bisa membantuku, bukan?”
www.ac-zzz.tk “Tentu. Kapanpun Mama membutuhkan bantuan,” kata Pangeran kebingungan. Cepat-cepat Pangeran menambahkan, “Kecuali masalah pernikahan.” “Tentu. Aku tidak akan membicarakan masalah pernikahan lagi. Aku sudah bosan. Aku tidak tahu bagaimana membuatmu mau menikah,” aku Ratu, “Aku hanya ingin mengingatkanmu pada tugas-tugasmu sebagai Putra Mahkota.” “Sejak engkau menangani masalah Pienlang, aku melihat engkau semakin tidak menjaga kesehatanmu. Akhir-akhir ini aku melihat engkau semakin lesu. Kalau engkau lelah, beristirahatlah. Jangan biarkan dirimu sakit.” “Aku baik-baik saja.” “Satu hal lagi yang perlu kauperhatikan adalah engkau mempunyai banyak pekerjaan di luar Pienlang. Masalah Pienlang bia kaulimpahkan pada Roger dan sekarang waktunya engkau mengerjakan tugas-tugas kenegaraanmu. Dulu aku pernah berjanji akan memberimu kebebasan setelah bertemu putri keluarga Horthrouth. Tetapi kebebasan yang kuberikan itu tidak berlaku untuk selamanya. Satu setengah bulan sudah cukup.” “Aku mengerti. Aku akan menyuruh Roger menggantikan aku menangani Pienlang. Dan, mulai besok aku akan mulai melaksanakan tugas-tugas kenegaraanku.” “Aku senang mendengarnya. Besok pagi aku akan menyuruh pelayan mengantarkan jadwal kegiatanmu. Langkah pertama yang harus kaulakukan adalah berkunjung di beberapa tempat di Evangellynn. Sejak engkau mengetahui keadaan Pienlang, engkau mengabaikan keadaan di tempat lain. Ayahmu khawatir rakyat yang lain cemburu pada penduduk Pienlang yang mendapat banyak perhatianmu.” “Aku mengerti kekhawatiran kalian. Besok aku akan memulai kunjunganku.” “Jangan kecewakan aku pada hal ini,” Ratu mengingatkan, “Aku sudah cukup kecewa oleh sikap keras kepalamu. Jangan membuatku semakin kecewa. Engkau putraku yang bisa kubanggakan. Aku yakin akan hal itu.” Ratu meninggalkan Pangeran sendirian di Veridis Cella. Semangat Pangeran yang semula membara, menyusut. Pangeran sedih dengan keputusan Ratu tetapi Pangeran tidak dapat berbuat apa-apa. Ratu benar. Ia telah mengabaikan daerah-daerah yang lain dan menganakemaskan Pienlang. Walaupun Pienlang telah dapat ditinggalkannya, Pangeran tetap menangani tempat itu. Ia tidak melihat pada daerah lain selain Pienlang.
www.ac-zzz.tk Mulai besok, kesibukannya sebagai Putra Mahkota akan dimulai. Dan, ia tidak akan mempunyai waktu lagi untuk mencari sang Putri. Pangeran berharap setelah mengunjungi daerah-daerah lain di Evangellynn, Raja akan menyuruhnya berkunjung ke kerajaan-kerajaan tetangga. Pangeran sangat mengharapkannya karena ia ingin sekali menemukan sang Putri. Pangeran ingin berjumpa dengannya untuk mengucapkan terima kasihnya yang dalam. Pagi hari ketika Pangeran bangun, seorang pelayan datang dengan daftar kegiataan Pangeran. Pangeran berganti baju dan bersiap-siap sarapan bersama kedua orang tuanya. “Engkau sudah menerima jadwal kegiatanmu?” tanya Raja. “Sudah.” “Jangan sampai terlambat,” Ratu mengingatkan, “Jangan membuat mereka terlalu lama menanti kedatanganmu.” “Baik, Mama,” jawab Pangeran tanpa semangat. Pangeran merasa enggan memulai pekerjaannya, kesibukannya. Ia ingin mencari putri itu. Sebelum ia berhasil menemukannya, Pangeran tidak akan merasa lega. Ia merasa berhutang pada gadis itu dan ia perlu melakukan sesuatu untuk menebusnya. Sesuatu apa, Pangeran tidak tahu. Ia tidak tahu apa yang masih belum dimiliki oleh putri secantik dia yang selalu disukai semua orang. Pangeran tidak tahu apa yang masih diinginkan Putri yang mempunyai segala sesuatu yang ia inginkan itu. Tetapi, kelak bila Pangeran bertemu lagi dengannya, Pangeran akan melakukan segala sesuatu untuk membalas budi baik Putri itu pada rakyatnya. Pangeran akan melakukan segalanya untuk Putri yang luhur budi itu. Pangeran mengucapkan janji itu berulang kali ketika kereta kuda membawanya ke tempat pertama yang harus didatanginya pagi ini. Pertemuan-pertemuan yang dulu menjadi makanan sehari-hari Pangeran, sekarang terasa membosankan. Dulu Pangeran dengan senang hati menghadiri setiap pertemuan. Pangeran senang mengetahui apa yang sedang berkembang di kalangan rakyatnya. Sekarang… Entahlah. Pangeran sendiri tidak mengerti mengapa ia merasa sangat enggan untuk melakukan semua kegiatannya.
www.ac-zzz.tk Belum ia melihat kegiatannya, ia telah merasa jenuh. Ingin Pangeran cepat-cepat menyelesaikan semua pertemuan hari ini dan segera ke Pienlang serta Herbranchts untuk mencari sang Putri. Kejenuhan Pangeran ini mengingatkannya pada kejenuhannya pada saat ia harus menemui para gadis keluarga Horthrouth. Seperti saat itu, Pangeran ingin segera menyelesaikan tugasnya. Belum satu pertemuanpun didatangi, tetapi Pangeran sudah merasa sangat lelah. Pangeran ingin mencari sang Putri di Herbranchts. Seperti dulu, keinginan Pangeran dikurung oleh titah Ibunda Ratu. Kereta yang membawa Pangeran akhirnya berhenti. Banyak orang yang telah ebrada di depan menanti kedatangan Pangeran. “Selamat pagi, Pangeran,” sambut seorang pria berjas hitam. “Selamat pagi,” Pangeran berusaha bersikap seramah mungkin. “Semoga perjalanan Anda ke sini nyaman.” Pangeran memasuki Gedung Utama. Di gedung ini sering diadakan pertemuan-pertemuan. Sering juga jamuan besar oleh suatu badan diadakan di tempat ini. Hari ini Pangeran datang untuk membuka acara diskusi para ahli ekonomi Evangellynn. Dengan datangnya Pangeran, acara segera dimulai. Mula-mula Heckock, pria yang tadi menyambut Pangeran sekaligus ketua panitia acara ini memberikan pidato panjang lebarnya. “Terima kasih atas kehadiran kalian, para undangan yang terhormat pada acara ini. Terima kasih pula atas kehadiran Yang Mulia Pangeran Eduardo yang berkenan membuka acara ini. Dalam kesempatan ini, saya mewakili seluruh panitia mengucapkan selamat datang pada Anda semua. Semoga perjalanan Anda menyenangkan.” Heckock memulai pidatonya dengan kata-kata yang menjemukan. Di manapun Pangeran berada, ia selalu mendengar kata-kata itu dalam kata-kata pertama pidato. “Hari ini kita berkumpul di tempat ini untuk membicarakan beberapa masalah ekonomi kerajaan ini. Seperti yang kita lihat, perekonomian Evangellynn mengalami banyak kemajuan dalam beberapa tahun terakhir ini. Tetapi, masih banyak rakyat di luar sana yang menderita kemiskinan. Hari ini kita berkumpul untuk mencari jalan yang terbaik untuk lebih menyejahterahkan kerajaan ini dan membawanya pada kehidupan yang lebih makmur.”
www.ac-zzz.tk “Tindakan lebih berarti daripada kata-kata seperti itu,” kata Pangeran pada dirinya sendiri, “Ketika melihat orang miskin di depan mereka, apakah mereka akan membantu? Aku yakin kalian akan merasa jijik. Lihatlah sang Putri! Ia tidak mempedulikan statusnya sebagai putri kerajaan. Tanpa rasa jijik ia mencium anak-anak miskin itu. Tanpa rasa takut, ia merawat orangorang yang menderita itu. Tetapi apa yang dapat kalian lakukan dengan omong kosong ini?” Pangeran tidak mendengar kelanjutan pidato pria itu. Ia kembali teringat saat ia melihat gadis itu berjalan bersama dua anak laki-laki dari desa kumuh. Seperti yang selalu dilihat Pangeran, gadis itu tampak bersinar. Ia menggendong anak kecil tanpa perasaan terpaksa. Wajahnya berseri cantik saat itu. Tubuh kedua anak itu kotor. Tubuh mereka penuh debu. Mereka seperti selepas bermain tanah. Tetapi, gadis itu tidak takut anak-anak kecil itu mengkotori gaun nilanya yang indah. Tanpa rasa jijik ia mencium dahi kedua anak itu dengan penuh kasih sayang. Pangeran melihat sinar kasih sayang yang besar di mata gadis itu ketika ia menatap kedua anak itu. Semua orang di dalam gedung bertepuk tangan sangat keras. Pangeran terkejut. Ia melihat semua orang melihat padanya. Mengertilah Pangeran bahwa telah tiba saat baginya untuk memberikan pidato. Pangeran berdiri dan menuju podium. “Selamat pagi,” kata Pangeran membuka pidatonya, “Selamat datang bagi Anda semua. Saya sungguh berterima kasih pada Anda semua yang telah menyempatkan diri untuk datang. Saya hanya ingin menekankan beberapa hal.” “Pertama, pertemuan ini adalah penting bagi Evangellynn. Apa yang Anda bicarakan dalam pertemuan ini, saya harap bisa membantu perkembangan Evangellynn. Saya sangat berharap seseorang menyampaikan pada Istana apa yang menjadi hasil dari pertemuan ini. Kedua dan yang terpenting, perkataan tanpa perbuatan adalah omong kosong. Beberapa saat lalu Heckock mengatakan tujuan pertemuan ini antara lain untuk meningkatkan kemakmuran Evangellynn terutama rakyat yang miskin. Tetapi saya mengatakan pertemuan ini sungguh tidak berguna bila kalian hanya berbicara. Tunjukkan perbuatan kalian yang benar-benar ingin membantu rakyat yang masih miskin. Tunjukkan! Jangan hanya berbicara tetapi tunjukkan pada dunia keinginan kalian untuk memperbaiki kehidupan ini!”
www.ac-zzz.tk Semua yang ingin Pangeran katakan telah tersampaikan. Pangeran mengakhiri pidatonya dengan berkata, “Dengan ini saya menyatakan Pertemuan Para Ahli Ekonomi Evangellynn yang kedua puluh resmi dibuka.” Semua bertepuk tangan dengan meriah ketika Pangeran menuruni podium ke tempatnya semula. Setelah acara ini dinyatakan dibuka oleh Pangeran, beberapa orang maju ke depan untuk memimpin pertemuan ini. Pangeran mendengarkan ceramah panjang lebar di pertemuan para ahli ekonomi dengan jenuh. Pembicaraan mereka tidak pernah berubah. Selalu dan selalu yang dibicarakan kemajuan ekonomi Evangellynn dan ramalan mereka atas ekonomi yang mendatang. Segala masalah ekonomi yang ada sampai yang akan muncul, dibicarakan dengan tuntas. Pertentangan pun tak terlewatkan. Pangeran tidak tertarik mendengar perdebatan yang panjang lebar ini. Pembicaraan ini hanya akan memperlambat kepulangan Pangeran di Istana. Dulu Pangeran merasa tertarik mengikuti pembicaraan bahkan ia juga ikut memberikan pendapat. Sekarang ia lebih tertarik untuk ke Herbranchts. Pangeran melakukan pekerjaannya dengan setengah hati. Pembicaraan yang tiada berujung pangkal antar para ahli ekonomi membuat Pangeran merasa lelah. Hari telah siang. Sudah waktunya Pangeran meninggalkan tempat ini untuk menuju tempat lain. Pangeran mendekat Heckock yang duduk tak jauh darinya. “Acara ini sungguh menarik untuk diikuti tetapi sayang aku tidak dapat terlalu lama berada di sini,” bisik Pangeran. Heckock segera berdiri. “Saya mengerti, Pangeran. Tentunya masih banyak kegiatan yang harus Anda lakukan. Saya akan mengantar Anda.” “Tidak perlu. Aku yakin engkau ingin mengikuti acara ini dari awal sampai akhir.” “Saya merasa senang dapat mengantar kepergian Anda,” Heckock melawan dengan sopan. “Duduklah yang nyaman dan dengarkan pembicaraan ini. Aku tidak ingin menganggu yang lain.” “Sesuai kehendak Anda, Pangeran,” Heckock mengalah. Pangeran meninggalkan tempat itu. Semua orang sibuk mencurahkan perhatian pada pembicaraan yang semakin memanas hingga tak memperhatikan kepergiaan Pangeran. Kereta kuda Istana terus menanti Pangeran di depan Gedung Utama.
www.ac-zzz.tk Prajurit segera membuka pintu kereta ketika melihat kedatangan Pangeran bersama beberapa pengawalnya. “Sekarang kita menuju Xelnyz,” prajurit memberitahu. Pangeran mendengarkan dengan malas. Biasanya, setiap kali selesai menyelesaikan suatu kegiatan, Pangeran selalu bertanya, “Sekarang kita ke mana?” Lama kelamaan kebiasaan itu membuat Fahrein selalu memberitahu ke mana tujuan mereka selanjutnya sebelum Pangeran bertanya. Fahrein tidak merasakan kejanggalan pada sikap Pangeran hari ini. Ia mengira Pangeran lelah. Pangeran bersandar dengan malas. Ingin sekali ia menyuruh prajurit berbelok ke Pienlang. Tetapi ia telah berjanji pada Ratu untuk melepaskan Pienlang pada Roger. Pangeran sudah tidak peduli lagi ke mana kereta membawanya. Ia hanya ingin segera menyelesaikan semua ini dan segera melanjutkan pencariaannya pada Putri asing itu. Perjalanan kali ini lebih lama dari saat mereka meninggalkan Istana. Kali ini kereta membawa Pangeran ke Xelnyz yang letaknya 100 mil dari Schildi. Kereta perlahan-lahan melambatkan jalan dan akhirnya berhenti. Pangeran tidak menanti prajurit membukakan pintu baginya. Ia ingin segera menyelesaikan kegiatan hari ini dan menghibur diri di Pienlang. Mungkin hari ini di sana Pangeran akan bertemu dengan Putri yang telah memenuhi seluruh isi kepalanya itu. Fahrein terkejut pintu kereta tiba-tiba dibuka sebelum ia membukanya. Pangeran keluar dari dalam kereta dengan wajahnya yang menahan kebosanan. Melihat dua orang suster mendekat, Pangeran cepat-cepat memasang wajah tersenyum. “Selamat datang, Pangeran,” sambut seorang suster yang telah tua. “Semoga perjalanan Anda menyenangkan.” “Terima kasih,” kata Pangeran. “Perkenalkan saya adalah Suster Theodore yang mengepalai Panti Asuhan Popolo. Saya bertanggung jawab atas semua kegiatan di Panti Asuhan ini. Ini adalah Suster Bernadetta.” “Mari saya antar berkeliling, Pangeran,” kata suster itu pula.
www.ac-zzz.tk hati. Seorang suster yang masih muda memapah suster tua itu dengan hati“Anda tidak perlu repot-repot mengantar saya,” kata Pangeran, “Saya tidak ingin merepotkan Anda. Sebaiknya Anda beristirahat. Saya melihat Anda kurang sehat.” Suster tua itu tersenyum lembut. “Selama saya masih hidup, saya mampu melakukannya.” Suster lanjut usia itu melangkah dengan hati-hati mengantar Pangeran ke dalam gereja tua itu. “Ini adalah gereja tempat kami biasa mengadakan misa. Saat ini pastor sedang pergi sehingga ia tidak dapat menyambut Anda.” “Tidak perlu dipikirkan. Saya mengerti kesibukan Anda semua.” Pangeran melihat beberapa anak yang berdiri di samping altar. Mereka bernyanyi lagu-lagu pujian dengan penuh semangat. “Mereka adalah anak-anak yang bertugas menyanyi lagu gereja dalam tiap misa. Setiap anak kami latih untuk menjadi anggota paduan suara dan mereka bertugas sesuai jadwal yang kami atur.” Pangeran mendengarkan tetapi pikirannya melayang-layang jauh. Kedua suster itu mengantar Pangeran ke bagian belakang gereja. “Inilah tempat anak-anak itu dirawat,” kata Suster Theodore. “Di sini kami menampung anak-anak yang malang itu.” Tidak ada pembatas antara gereja dengan panti asuhan selain sebuah pintu kayu coklat yang seperti siap hancur. Pangeran melihat banyak anak bermain-main di dalam ruangan. Tempat itu cukup luas. Tetapi tidak cukup luas untuk menampung anak-anak banyak itu. “Setiap tahun, banyak anak yang masuk ke tempat ini tetapi anak yang diadopsi sangat sedikit. Bila keadaan ini terus berlangsung, kami khawatir tidak mampu menampung semua anak-anak malang ini. Saat ini kami sudah mengalami kesulitan dalam menampung mereka,” kata Suster Bernadetta. “Kami berencana membangun sebuah bangunan di samping tempat ini untuk menampung mereka. Tempat ini sudah terlalu sesak untuk anak-anak,” kata Suster Theodore, “Anak-anak selalu membutuhkan tempat yang luas untuk bermain.” Walaupun anak-anak itu kekurangan tempat untuk bermain kejar mengejar, mereka tampak senang. Walaupun anak-anak itu harus duduk di lantai dan bermain dengan mainan sederhana, wajah mereka berseri-seri.
www.ac-zzz.tk Di dalam ruangan itu tampak dua orang suster yang kewalahan menjaga anak-anak yang jumlahnya sekitar lima puluh itu. “Kami juga kekurangan orang untuk merawat mereka,” jelas Suster Bernadetta. “Tetapi dalam waktu dekat ini, bantuan akan datang. Biara pusat telah mengirimkan orang untuk membantu kami.” “Sekarang akan saya tunjukkan tempat belajar anak-anak,” kata Suster Theodore. Mereka terus melangkah semakin ke dalam. “Kami mengajari anak-anak dengan cara yang sederhana. Kami tidak mampu memberikan pendidikan yang baik untuk mereka. Untuk membiayai kehidupan mereka, kami menanti bantuan orang lain. Anda perlu melakukan sesuatu untuk anak-anak ini,” kata Suster Theodore sambil berjalan. Pangeran mengangguk. Kedua suster itu menunjukkan semua tempat pada Pangeran. Ruang belajar yang sederhana dengan beberapa kursi, ruang makan yang kecil dengan meja panjang dikelilingi puluhan kursi, ruang perpustakaan dengan buku-buku agama yang tebal. Semua mereka tunjukkan pada Pangeran. Seperti yang dikatakan Suster Theodore, tempat ini luas tetapi tidak cukup untuk menampung lebih dari 130 anak yang tiap tahunnya terus bertambah. Untuk itu ia mengatur pemakaian setiap tempat secara bergiliran. Saat Pangeran melihat Ruang Belajar, beberapa anak sedang belajar di ruangan itu tetapi beberapa saat lagi mereka akan berganti giliran dengan anak yang lain. Sayang sekali anak-anak yang ingin mengetahi banyak itu tidak dapat menggunakan waktu sepanjang hari untuk belajar. Mereka harus rela mengalah dengan teman-teman mereka. Seorang guru yang didatangkan dari tempat lain mengajari anak-anak itu. Semula, kata Suster Theodore, hanya ada seorang suster yang mengajar anak-anak sepanjang hari. Tetapi sejak tahun lalu beberapa guru didatangkan dari luar untuk mengajar anak-anak. Mereka mengajar secara bergiliran dan suster yang semua menjadi guru itu bisa mencurahkan perhatiannya pada perawatan anak-anak. Kedua suster itu mengantar Pangeran ke sebuah ruangan sangat luas dengan ranjang-ranjang berderet rapi. Lima lajur tempat tidur memenuhi ruangan itu dan membuatnya tampak sesak. “Tempat ini adalah ruang tidur anak-anak. Karena terbatasnya tempat, kami terpaksa mengumpulkan mereka di tempat ini. Anak-anak terpaksa tidur seranjang dengan teman mereka. Sebab masih ada teman mereka yang tidak bisa tidur berdua dengan yang lain.”
www.ac-zzz.tk Pangeran melihat beberapa anak berbaring tak berdaya di tempat tidur. Sementara itu banyak tempat tidur kosong yang rapi. “Mereka adalah anak-anak yang sejak lahir cacat fisik . Mereka tidak dapat meninggalkan tempat ini. Selain anak-anak yatim piatu, kami juga menerima anak-anak yang cacat. Setiap minggu ada seorang dokter yang khusus didatangkan untuk memeriksa mereka dan anak-anak lain bila ada yang sakit,” jelas Suster Theodore pula. Mata Pangeran yang menjelajahi ruangan luas itu tertumbuk pada rambut hitam panjang yang bergelombang di samping tempat tidur di seberang ruangan. Rambut hitam yang bergelombang pada bagian bawah itu membangkitkan perasaan ingin tahu Pangeran. Seperti mengetahui apa yang ada di benak Pangeran, Suster Theodore berkata, “Ia adalah gadis yang banyak membantu kami. Tanpa dia, kami tidak akan dapat bertahan hingga hari ini. Selain memberikan bantuan barang dan uang, ia juga membantu kami merawat…” Suster Theodore belum menyelesaikan kalimatnya, Pangeran telah meninggalkannya. Pangeran mendekati gadis itu. Perasaannya tidak keruan ketika ia semakin mendekati rambut hitam yang menutupi gadis bergaun coklat muda itu. Pangeran ingin segera berlari mendekat tetapi ia juga ingin berjalan perlahan-lahan hingga gadis itu tidak mengetahui kedatangannya dan tidak sempat menghindar. Pangeran ingin memanggil gadis itu tetapi ia tidak ingin gadis itu mengetahui kedatangannya. Pangeran ingin bergegas tetapi ia juga ingin menahan langkahnya. Pangeran menyeberangi ruangan itu dengan hati-hati. Ia tidak ingin menimbulkan bunyi sedikitpun yang dapat menyadarkan gadis itu akan kedatangannya. Ketika akhirnya Pangeran tiba tepat di belakang gadis itu, Pangeran kebingungan. Pangeran tidak tahu harus berbuat apa. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Pangeran tidak tahu harus melakukan apa. Ia bingung. Harus memanggil gadis itu atau menepuk bahunya atau mengajaknya berbicara. Sementara itu dua suster berdiri di ambang pintu dengan kebingungan. Beberapa pengawal Pangeran yang terus mengikutinya, juga tidak tahu harus mendekat atau tetap di tempat.
www.ac-zzz.tk 8 Gadis itu perlahan-lahan membalikkan badannya. Pangeran terpesona oleh mata hijau bening yang menatapnya lembut. Wajah cantik itu tersenyum padanya dan suaranya yang lebih lembut dari nyanyian burung surga berkata, “Selamat siang, Pangeran.” “S… selamat siang.” Pangeran tidak dapat melepaskan pandangannya dari wajah cantik di depannya. Matanya yang hijau dengan bingkai rambut hitam yang bersinar seperti membawa sinar misterius yang membuat Pangeran terjebak di dalam pesonanya. Pangeran menatap gadis itu lekat-lekat. Seperti yang biasa dilihat Pangeran, gadis itu mengenakan baju sederhana. Tidak ada pita berumbai yang menghiasi. Tidak ada lekukanlekukan yang rumit. Gaun yang dikenakannya benar-benar gaun sederhana tanpa model yang selalu dikenakan oleh para gadis desa. Tetapi kain yang digunakan untuk membuat gaunnya adalah kain katun yang halus. Gadis itu tampak manis dengan gaun coklat mudanya yang serasi dengan kulitnya yang kuning kecoklatan. Pipinya yang selalu memerah membuatnya tampak kekanak-kanakan. Tetapi sinar matanya yang lembut dan garis wajahnya yang klasik menunjukkan kedewasaannya. “Bila Anda tidak tersinggung, Yang Mulia Pangeran, dapatkah Anda memberitahu saya apakah yang membuat Anda terus menatap saya?” gadis itu bertanya sopan dengan suaranya yang membawa Pangeran terbuai oleh perasaan. “T… tidak. Tidak ada apa-apa,” sahut Pangeran cepat-cepat. “Sungguh tidak ada apa-apa.” Gadis itu tersenyum mempesona. “Dari mana Anda mengetahui kedatangan saya?” Pangeran kebingungan, “Saya yakin saya telah berjalan sepelan mungkin hingga tak menimbulkan suara sedikitpun.” Gadis itu memalingkan kepala pada anak di tempat tidur. Kedua tangannya mengelus penuh kasih sayang wajah anak itu. “Ia yang memberitahu saya.” “Rupanya aku telah meremehkanmu.” Anak itu tersenyum.
www.ac-zzz.tk “Bagaimana Anda bisa sampai ke tempat ini?” “Dengan kendaraan tentunya,” jawab gadis itu. Pangeran benar-benar terpesona oleh suara merdu yang tegas itu. Suara maupun gerakan gadis itu sangat luwes dan anggun. Pangeran tidak pernah menemukan gadis seperti itu di tempat mana pun. “Apa yang Anda lakukan di sini?” “Saya membantu para suster merawat anak-anak. Mereka membutuhkan pengasuh terutama anak-anak yang berada di ruangan ini dan tidak dapat meninggalkan tempat ini. Mereka kesepian dan membutuhkan kawan.” “Mengapa mereka tidak dapat meninggalkan tempat ini?” “Sebenarnya mereka dapat, tetapi bila mereka di luar, tidak ada yang dapat menjaganya. Kami kekurangan tenaga. Saat ini kami berharap para suster segera datang untuk membantu. Tetapi, beberapa hari lalu saya mendengar kabar dari biara pusat bahwa mereka kekurangan orang.” “Permintaan biarawati banyak tetapi yang mendaftarkan diri menjadi biarawati sedikit. Menurut saya, yang membuat sedikit orang yang mendaftarkan diri menjadi biarawati adalah ketatnya peraturan biara. Biarabiara hanya mau menerima orang dari kalangan tertentu. Andai mereka mau terbuka pada setiap orang, entah itu miskin atau kaya, akan banyak biarawati yang kita miliki.” “Saya sungguh menyesali keadaan ini. Pimpinan gereja pun menggunakan kekuasaan mereka untuk memeras rakyat. Entah kapan seorang pastor benarbenar mengabdikan diri mereka pada Tuhan.” Pangeran terkesan oleh pengetahuan gadis itu yang luas. “Andai dalam waktu sebulan, seperti yang dijanjikan pimpinan biara, para biarawati itu tidak datang, saya akan bertindak.” “Tindakan apa yang akan Anda ambil?” “Saya akan melanggar wewenang pihak gereja. Saya akan mengirim orang ke tempat ini. Saya tidak akan mempedulikan apakah tempat ini dikelola oleh gereja atau tidak. Anak-anak membutuhkan pengasuh.” Pangeran kagum oleh keberanian gadis itu. Ia tidak pernah melihat seorang gadis seberani gadis ini. Biasanya ia mendengar kata-kata para gadis yang berani tetapi keberanian mereka hanya dalam kata-kata. Gadis ini lain. Pangeran melihat sinar perlawanan di mata hijau bening yang mengagumkan itu. Gadis itu benar-benar ciptaan yang paling mempesona!
www.ac-zzz.tk Matanya hijau bening seperti kelereng kaca yang dalam. Sinar matanya yang lembut seperti tidak pernah terlepas darinya. Di dalamnya terdapat banyak kejutan-kejutan yang mengagumkan. Sungguh menyenangkan untuk terus dipandang. “Saya mendukung Anda,” kata Pangeran. “Saya sangat berterima kasih pada kebaikan hati Anda, Pangeran. Tetapi Anda tidak perlu repot-repot melakukannya. Saya tidak ingin kerajaan ini bertengkar dengan pihak gereja. Anda mengerti apa akibatnya bila kita berseteru dengan Roma. Dengan seluruh Raja Eropa tunduk padanya, Uskup Agung Roma bisa membuat Evangellynn dibenci semua negara. Jangan mempersulit kerajaan Anda sendiri demi rakyat dan juga demi keturunan Anda kelak.” “Bagaimana dengan kerajaan Anda?” Gadis itu kebingungan. “Kerajaan saya?” “Kalau Anda membuka perselisihan dengan biara, kerajaan Anda bisa terkena dampaknya.” Gadis itu tertawa geli – membuat Pangeran keheranan. “Dari mana Anda mendapatkan ide itu?” tanyanya tanpa dapat menyembunyikan senyum gelinya yang manis. Pangeran kebingungan oleh tindakan gadis itu. “Bukan kehendak saya mengecewakan Anda, tetapi Anda harus tahu saya tidak mempunyai kerajaan apapun.” “Dari mana Anda bisa memperoleh semua bantuan yang Anda berikan untuk penduduk Pienlang?” “Bila saya tidak salah, tentunya Anda berpikir sayalah yang mendatangkan semua bantuan itu.” Gadis itu menatap Pangeran dengan pandangannya yang menghanyutkan. “Sungguh menyesal saya membuat Anda kecewa. Semua bantuan itu tidak berasal dari saya. Dengan rendah hati, saya mengakui bahwa saya tidak mampu memberikan semua bantuan itu. Sebagian besar bantuan yang saya berikan kepada penduduk Pienlang berasal dari penduduk Evangellynn pula. Saya hanya membantu menyalurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.” Pangeran tidak percaya. “Tidak seorangpun yang dapat memberikan bantuan yang setiap hari membutuhkan uang jutaan selama satu bulan lebih termasuk saya dan Anda. Kerajaan tidak dapat membiayai kehidupan Pienlang sampai mereka mampu bangkit kembali tanpa bantuan rakyat.” Pangeran menatap gadis itu. Ia tidak mempercayai kata-kata gadis itu.
www.ac-zzz.tk “Saya tidak ingin meremehkan kekayaan Evangellynn tetapi apa yang saya katakan ini benar. Pikirkanlah, Pangeran. Bila Anda tidak tersinggung, saya menyarankan Anda menghitung berapa pengeluaran yang harus Anda keluarkan untuk memenuhi semua kebutuhan penduduk Pienlang. Cukup dalam satu hari.” “Sehari kurang lebih tujuh ratus lima puluh ribu Golpie atau delapan ribu lima ratus Poundsterling tetapi itu belum termasuk bila mereka ke dokter.” Gadis itu menatap anak kecil itu dan tersenyum. “Engkau pintar. Setiap hari engkau makin pintar menghitung. Berapa orang yang kauhitung dalam perkiraanmu itu?” “Saya mengira jumlah penduduk desa itu dua ribu orang.” “Hampir sesuai, sayang. Engkau pandai. Suatu hari nanti aku akan mengusulkan orang mengambilmu sebagai akuntan mereka.” “Sungguh? Saya ingin sekali menjadi ahli keuangan yang pandai.” “Tentu, sayang. Tetapi engkau harus rajin berlatih bila ingin citacitamu terwujud. Ingat kata dokter. Engkau harus rajin berlatih kalau ingin kakimu sembuh benar.” “Saya pasti rajin berlatih, Nona.” Gadis itu tersenyum senang. Ia menepuk kepala anak itu dengan lembut. “Jangan sampai aku mendengar Suster Bernadetta mengeluh karena engkau tidak mau melatih kakimu. Bila aku mendengarnya, aku akan membatalkan semua janjiku padamu. Engkau mengerti?” “Saya mengerti!” “Bagus, anak manis. Aku bangga padamu.” Gadis itu mencium dahi anak itu. “Saya berjanji melaporkannya pada Anda bila ia membandel lagi, Nona.” Pangeran terkejut oleh kedatangan suara wanita lain. Gadis itu membalikkan badannya dan tersenyum. “Aku berharap tidak mendengarkan laporannya, Suster Bernadetta.” “Saya juga berharap tidak melaporkannya.” “Adakah sesuatu yang terjadi hingga Anda ke sini, Suster?” “Suster Theodore ingin Anda dan Pangeran, bila Pangeran tidak keberatan, untuk makan siang bersama kami. Sekarang sudah waktunya makan.”
www.ac-zzz.tk “Saya sangat menghargai tawaran itu, Suster. Saya sangat senang bisa menikmati makan siang bersama Anda semua.” Gadis itu menatap Pangeran. “Bagaimana dengan Anda, Pangeran?” “Aku juga tidak keberatan. Aku merasa sangat tersanjung.” “Mari, Pangeran, Nona.” Suster Bernadetta mengantar mereka ke ruang makan. Anak-anak telah berkumpul di dalam ruangan. Mereka telah duduk rapi menghadapi piring mereka. Mereka menanti saat membuka hidangan-hidangan di atas meja yang tertutup oleh kain. Mereka tidak sabar untuk segera makan. Kedua tangan mereka telah menggenggam erat sendok makan mereka. Puluhan pasang mata kecil itu mengawasi kedatangan mereka. Pangeran duduk bersama suster-suster lain di meja kecil yang terpisah dari meja besar di dalam ruangan itu. Di seputar meja kecil itu tertata rapi piring dan sendok. Di tengah, terdapat berbagai hidangan yang tertutup oleh kain putih yang telah menguning. Kursi-kursi kayu sederhana mengitari meja kotak kecil itu. “Silakan duduk, Pangeran.” “Terima kasih, Suster.” Pangeran menoleh pada gadis di sampingnya. Ia ingin berbuat sopan dengan menarikkan kursi bagi gadis itu tetapi gadis itu telah mengangkat bangku kayu itu lalu duduk di atasnya. “Sekarang kita bisa memulai makan siang,” kata Suster Theodore. Suster Bernadetta berjalan ke samping meja besar itu dan berkata, “Anak-anak sekarang waktunya kita berdoa agar Tuhan memberkati makan siang kita ini.” Anak-anak meletakkan sendok mereka dan melipat tangan di atas meja. Seperti biasa, Suster Bernadetta menunjuk seorang anak untuk memimpin doa. “Tuhan, terima kasih Engkau telah memberikan kesempatan pada kami untuk menikmati makan siang ini. Berkatilah makanan ini. Semoga kami masih dapat menyantap hidangan seperti ini esok hari. Berkatilah pula orang-orang yang telah menyiapkannya untuk kami.” Untuk mengakhiri doa yang diucapkan anak itu, Suster Bernadetta mengajak semua berdoa Bapa Kami. Pangeran merasa asing dengan suasana ini. Biasanya ia tidak pernah berdoa sebelum makan maupun setelah makan. Suster Bernadetta kembali menempati tempat duduknya. Suara riang anak-anak yang sudah tidak sabar memenuhi Ruang Makan. Bunyi sendok yang beradu dengan piring menyemarakkan riuh anak-anak.
www.ac-zzz.tk Pangeran tertarik oleh suasana ini. Ia tidak pernah berada dalam suasana seperti ini sebelumnya. Pangeran mengamati anak-anak yang berebut mengambil makanan duluan. Anak-anak itu sudah tidak sabar mengisi perut mereka. “Mereka selalu ribut saat makan,” Suster Theodore memberitahu, “Berulang kali kami ajarkan untuk tidak berebut tetapi mereka tetap seperti ini.” Pangeran memalingkan kepala dari anak-anak itu. Pangeran kebingungan melihat makanan yang telah tersaji di meja. Di Istana, pelayan-pelayan muncul membawakan makanan. Seorang pelayan membawa satu jenis makanan. Ia mendatangi Pangeran dan menawarkan makanan yang dibawanya pada Pangeran. Bila Pangeran mau, ia mengambilkannya untuk Pangeran setelah itu ia kembali ke dapur bersama makanan yang dibawanya. Gadis di samping Pangeran tersenyum. Ia mengambil piring Pangeran dan berkata, “Bisakah Anda memberitahu saya apa yang Anda sukai, Pangeran?” Pangeran terdiam. “Kami menyesal tidak dapat menghidangkan makanan selezat yang koki Istana buat.” “Tidak apa-apa,” Pangeran cepat-cepat berkata, “Aku tidak kecewa dengan yang telah kalian siapkan untuk menjamuku. Aku hanya tidak tahu harus makan apa. Semua ini menggiurkan.” Gadis itu mengambilkan segala sesuatu yang dikiranya akan disukai Pangeran kemudian ia meletakkan piring yang penuh berisi makanan itu ke depan Pangeran. “Silakan, Pangeran. Saya berharap saya tidak salah memilih.” Pangeran menatap mata hijau yang tersenyum lembut itu. “Terima kasih,” kata Pangeran canggung. Pangeran tidak biasa diperlakukan seperti ini oleh seorang wanita. Pangeran menatap makanannya dengan terkagum-kagum. Gadis itu menatakan makanannya dengan indah. Sayur-mayur yang hijau menghiasi piring di satu sudut. Di atasnya terdapat ikan bakar yang menggiurkan. Di sisi yang lain, bulir-bulir nasi yang putih memanjang seperti sebuah pulau kecil. Tatanan sederhana buatan gadis itu menambah selera makan Pangeran. Tangannya yang terampil tidak kalah dari koki Istana.
www.ac-zzz.tk Tengah Pangeran asyik menghabiskan makanan yang menurutnya adalah makanan terlezat yang pernah dinikmatinya, gadis itu berdiri. “Bila Anda tidak keberatan, saya ingin membawakan makanan bagi anakanak di Ruang Tidur.” “Saya akan membantu Anda, Nona.” “Tidak perlu. Kalian bisa menghabiskan makanan Anda setelah itu membantu saya. Saya tidak ingin menganggu saat makan Anda.” Gadis itu menuju dapur yang letaknya tepat di samping Ruang Makan. Pangeran cepat-cepat menghabiskan makanannya. Ia tidak ingin gadis itu menghilang lagi. Baru pertama kali ini Pangeran bisa berbicara dengan gadis menarik itu. Karena itu Pangeran tidak ingin ditinggal begitu saja. Seusai menghabiskan makan siangnya, Pangeran bangkit sambil berkata, “Bila Anda semua tidak keberatan, saya ingin undur diri dulu.” “Silakan, Pangeran.” Pangeran meninggalkan Ruang Makan dan bergegas ke Ruang Tidur. Pangeran lega melihat rambut hitam bergelombang di tepi sebuah tempat tidur. “Anak manis harus makan yang banyak setelah itu harus minum obat,” terdengar suara merdu gadis itu membujuk. Gadis itu tersenyum senang ketika memasukkan sesuap nasi ke dalam mulut anak itu. “Pintar,” katanya. Pangeran berdiri di belakang gadis itu dan mengawasinya dengan penuh kekaguman. Pangeran tidak akan menemukan gadis lain yang selembut gadis ini. Hatinya lembut dan penuh kasih sayang. Sungguh gadis yang sulit ditemukan. Beberapa saat kemudian beberapa suster muncul dengan beberapa anak. Mereka datang untuk menyuapi anak-anak yang lain. “Ayo, sayang, tinggal satu sendok. Setelah ini semuanya habis,” bujuk gadis itu, “Jadilah anak pintar. Jangan membuat nasi ini sedih. Temantemannya telah meninggalkannya. Ia tentu ingin menyusul kawan-kawannya.” Gadis kecil itu membuka mulutnya. “Pintar, sayang. Engkau telah menghabiskan makan siangmu.” Gadis itu meletakkan piring di meja samping tempat tidur dan mengambil gelas dan sebutir pil. Dengan sabar, gadis itu menanti anak itu menelan makanannya.
www.ac-zzz.tk “Sekarang waktunya minum obat,” gadis itu mengangkat tubuh anak itu dengan hati-hati. Dengan penuh kelembutan ia membantu anak itu meminum air putih yang telah disiapkannya bersama obatnya. Setelah itu gadis itu menunduk mencium pipi gadis kecil itu. “Engkau anak yang pintar, sayang,” katanya kemudian meninggalkan anak itu. Gadis itu melakukan pekerjaan yang sama kepada beberapa anak. Dengan penuh perhatian, ia menyuapkan sesendok demi sesendok makanan ke dalam mulut anak-anak itu. Dengan penuh kasih sayang ia menyodorkan gelas ke mulut anak-anak itu. Pangeran senang mengawasi gadis itu. Tubuhnya yang luwes berputar-putar di dalam ruangan luas itu. Gerakannya yang anggun menyertai setiap lambaian rambut hitamnya yang tergerai panjang. Walaupun di ruangan ini masih ada suster-suster lain dan anak-anak yang cukup dewasa untuk membantu pekerjaan para suster, Pangeran masih dapat menemukan gadis itu. Walaupun gadis itu tersembunyi di antara puluhan gadis lain, Pangeran yakin ia masih dapat menemukan gadis itu. Gadis itu sangat unik. Kulitnya kuning berseri kecoklatan seperti orang timur. Pipinya kemerahan. Rambutnya hitam lebat dan bergelombang indah pada ujungnya. Matanya hijau tua bening seperti sebuah kelereng. Perpaduan antara mata, rambut dan kulitnya yang berseri membuatnya tampak unik. Unik tak terkatakan. Wajahnya yang manis memancarkan keanggunan. Matanya yang bening mengantarkan suasana lorong yang dalam dan penuh misteri. Rambut hitam legamnya menambah kesan misteriusnya. Pipinya selalu merona kemerahan seperti bibir mungilnya yang selalu memerah. “Pangeran…” Gadis itu tersenyum dan mengulangi, “Pangeran, apakah yang Anda pikirkan?” Pangeran terkejut. Gadis itu tiba-tiba saja berada di depannya. Wajah gadis itu dekat dengan wajahnya. Mata hijau bening itu menatapnya dengan penuh kegelian. Mulut mungilnya membentuk seulas senyum lembut. “Apa yang terjadi?” tanya Pangeran menyembunyikan kekagetannya. “Kita harus meninggalkan ruangan ini. Sudah waktunya anak-anak ini tidur.” “Kita tidak boleh menganggu mereka, bukan?”
www.ac-zzz.tk Gadis itu tersenyum dan meninggalkan ruangan itu. Pangeran mengikuti gadis itu. Sebelum meninggalkan ruangan itu, gadis itu menutup pintu. “Anda telah melihat keadaan anak-anak di Panti ini. Saya bisa berharap Anda melakukan sesuatu untuk membantu mereka.” Pangeran merasa suasana seperti ini pernah terjadi. Gadis itu lebih dulu memberi bantuan. Akhirnya Pangeran mengetahui keadaan rakyatnya dan setelah itu gadis itu pergi dengan keyakinan Pangeran akan melakukan sesuatu untuk membantu rakyat. “Anda akan pergi?” tanya Pangeran menahan kekecewaan. Gadis itu tersenyum sebagai jawabannya. “Ke mana Anda akan pergi? Bolehkah saya mengantar Anda ke penginapan Anda?” “Tidak perlu merepotkan Anda, Pangeran. Saya tidak akan pergi ke mana-mana.” “Maksud Anda?” “Saya baru saja berjanji pada seorang anak untuk menginap di sini untuk beberapa hari.” Pangeran gembira mendengarnya. Ia tidak perlu lagi kesulitan mencari gadis itu. “Dalam hari-hari mendatang, saya bisa menemui Anda di sini?” tanya Pangeran sambil menahan luapan kegembiraannya. “Tentu saja, Pangeran. Saya tidak melarang Anda untuk menemui saya.” Pangeran tersenyum senang. “Anda tidak keberatan saya menemui Anda. Betapa sangat melegakan.” Gadis itu memandang Pangeran dengan keheranan tetapi ia tidak mau bertanya. Ia pergi ke Aula tempat anak-anak bermain. Kedatangan gadis itu segera disambut oleh anak-anak. “Nona, mainlah bersama kami.” “Tidak. Mainlah bersama kami.” “Bersama kami saja.” Gadis itu melerai anak-anak itu. “Aku akan bermain dengan kalian semua.” “Kata Suster Bernadetta Anda akan menginap di sini. Benarkah itu?” “Benar.” Anak-anak itu berlompat-lompatan gembira. Mereka tertawa dan menari senang.
www.ac-zzz.tk Gadis itu tersenyum. “Sudah,” suaranya yang lembut menenangkan anak-anak itu, “Jangan berlompat-lompatan lagi. Kalau kalian jatuh, aku akan dimarahi oleh Suster Theodore.” Beberapa anak bergelayutan di tangan gadis itu tetapi ia tidak merasa keberatan. Ia menggandeng anak-anak itu ke tengah ruangan. “Hari ini aku tidak bisa bermain bersama kalian. Ada sesuatu yang harus kubicarakan bersama Suster Theodore dan Pangeran.” Anak-anak itu mendesah kecewa. “Aku berjanji akan segera menyelesaikannya kemudian kita akan bermain sampai puas. Sepanjang hari esok aku ada di sini. Besok aku akan menemani kalian bermain.” “Janji?” tanya anak-anak itu. Gadis itu tersenyum. “Aku janji.” “Baiklah, Anda boleh pergi bersama Pangeran.” Gadis itu tersenyum cantik. “Mari, Pangeran. Para pengawal kecil saya telah memberikan ijin.” Pangeran mengikuti gadis itu ke ruangan Suster Theodore. “Selamat siang, Suster Theodore. Saya berharap saya tidak menganggu istirahat siang Anda.” “Tidak. Anda tidak menganggu saya. Saya belum berencana untuk beristirahat. Silakan masuk, Nona.” “Silakan, Pangeran.” Gadis itu membiarkan Pangeran memasuki ruangan kecil itu kemudian ia menutup pintu. “Silakan duduk, Pangeran,” kata Suster Theodore. Pangeran menatap sebuah kursi kayu di depan meja. “Silakan duduk, Pangeran. Saya lebih senang berdiri,” kata gadis itu. Pangeran ragu-ragu. “Silakan, Pangeran,” ulang gadis itu. Pangeran duduk dengan perasaan mengganjal. Sudah menjadi suatu kebiasaan di sini untuk memperlakukan wanita dengan sopan. Segala sesuatu pertama kali untuk wanita tetapi gadis ini lain. Ia tidak berusaha diperlakukan sopan tetapi memperlakukan orang lain dengan sopan. “Apakah yang membuat Anda menemui saya, Nona?” “Saya merasa Anda harus melaporkan segala sesuatu di tempat ini kepada Pangeran agar Pangeran tahu harus berbuat apa untuk menolong anakanak ini.”
www.ac-zzz.tk “Sejujurnya, saya merasa tidak ada lagi yang perlu dilakukan oleh Pangeran. Semua telah Anda atasi sejak dua tahun lalu. Anda tidak pernah membiarkan kami kekurangan sesuatu apapun.” “Sebaliknya, saya tidak dapat melakukan apa yang bisa dilakukan Pangeran.” “Apakah itu, Nona?” “Sudah waktunya tempat ini mendapatkan bangunan baru. Tahun ini, Popolo masih dapat menampung anak walaupun berdesak-desakkan tetapi tahun depan, saya tidak yakin lagi. Sudah waktunya pula tempat ini mempunyai dokter tetap yang tinggal di tempat ini dan selalu siap memberikan bantuan pada anak-anak yang cacat. Mereka juga membutuhkan orang yang ahli dalam bidang ini.” “Anda juga memerlukan sebuah sekolah besar yang dapat menampung semua anak. Kasihan anak-anak yang harus belajar hingga larut malam. Mereka telah merasa sangat lelah ketika memulai pelajaran mereka.” “Perawat-perawat yang sabar juga diperlukan dalam pelatihan dan perawatan anak-anak yang cacat. Saya berharap suatu hari nanti mereka bisa seperti kawan-kawan mereka. Mereka ingin keluar dari ruang tidur dan kita tidak boleh mengurung mereka. Saya tidak setuju kebebasan anak-anak itu terus dikurung.” “Dan, yang tidak kalah pentingnya. Seorang guru yang khusus bagi anak-anak cacat itu perlu didatangkan agar kelak mereka bisa bekerja seperti orang normal lainnya. Anak-anak buta perlu mendapat guru yang bisa mengajari mereka menulis. Anak-anak tuli perlu belajar mendengar dengan melihat gerak mulut lawan bicara. Mereka juga perlu diajari berbicara dengan normal.” “Anda benar, Nona. Saya merasa malu tidak memikirkan semua itu.” “Jangan merasa seperti itu, Suster. Anda membuat saya merasa tidak enak telah mengatakan semua itu. Mungkin sebaiknya saya tidak mengatakannya di depan Anda.” “Anda adalah gadis yang cerdas, Nona. Semua yang Anda pikirkan belum pernah terlewat dalam pikiran saya walaupun saya telah mengelola tempat ini selama puluhan tahun. Anda seperti sebuah berkah yang diberikan Tuhan pada kami.” “Terima kasih atas pujian Anda yang tulus, Suster. Saya sangat menghargainya tetapi saya merasa Anda terlalu melebih-lebihkan kenyataan. Saya membantu karena saya merasa sudah sepatutnya saya membantu.”
www.ac-zzz.tk Gadis itu melirik Pangeran dan melanjutkan. “Sekarang bukan waktunya untuk berparade pujian, Suster Theodore. Saya menemui Anda di sini untuk membicarakan masalah-masalah Popolo dengan Pangeran. Agar Pangeran tahu harus berbuat apa untuk Popolo.” “Saya mengaku kalah, Nona.” Suster Theodore tersenyum. “Apakah semuanya telah jelas bagi Anda, Pangeran?” “Ya. Apa yang Anda katakan telah memberikan banyak bantuan bagi Evangellynn. Saya sangat menghargai usul-usul Anda yang sangat bagus itu.” “Saya merasa senang bisa berguna bagi Evangellynn.” “Apa yang menyebabkan kecacatan anak-anak itu?” “Sebagian besar dari mereka cacat sejak lahir. Dan, beberapa cacat akibat kecelakaan. Anak-anak yang lumpuh setelah kecelakaan inilah yang mempunyai harapan besar untuk sembuh. Dibanding anak-anak yang lumpuh sejak lahir, mereka bisa berjalan dengan normal bila setiap hari rajin berlatih. Karena kekurangan orang, kami tidak dapat melakukannya secara rutin setiap hari. Dengan sangat menyesal, kami melatih mereka seminggu dua kali.” “Besok bantuan yang saya minta akan datang,” kata gadis itu. “Saya sangat menyesal tidak bisa sering datang ke sini hingga tidak menyadari kekurangan Popolo.” “Anda sudah berkenan datang sudah membuat kami sangat senang, Nona. Anda tidak perlu merasa bersalah. Kami sudah mengirim permintaan bantuan kepada biara pusat sejak tahun lalu tetapi hingga kini belum ada balasan.” “Aku akan menghubungi biara pusat untuk memperhatikan masalah Popolo,” Pangeran menawarkan bantuan. “Terima kasih, Pangeran. Sejujurnya saya berharap Anda melakukannya. Tetapi, jangan sampai membuat perselisihan dengan mereka. Saya yakin Anda telah mengetahui keadaan saat ini.” “Saya akan mengingat baik-baik pesan Anda,” janji Pangeran. Tiba-tiba pintu diketuk. Gadis itu segera menuju pintu. Fahrein berdiri di depan pintu dengan raut wajahnya yang cemas. “Kepala Pengawal Anda datang mencari Anda, Pangeran.” Pangeran segera menemui Fahrein. Pangeran menutup pintu dan berkata perlahan, “Ada apa?” “Sudah waktunya kita menuju tempat lain, Pangeran. Waktu berkunjung Anda di tempat ini telah usai sejak satu setengah jam yang lalu.”
www.ac-zzz.tk Biasanya, Pangeran akan marah karena Fahrein terlambat memberitahunya. Tetapi sekarang Pangeran berkata, “Lupakan saja. Di sini masih ada urusan penting yang harus kuselesaikan.” “Tetapi, Pangeran… Mereka tentu telah menunggu Anda.” “Kirim prajurit untuk mengatakan pada mereka untuk tidak menungguku. Aku harus menyelesaikan urusan penting ini.” “Te…” “Tidak ada bantahan!” Pangeran membalikkan badan dan membuka pintu. Fahrein tidak bisa berbuat apa-apa selain melihat Pangeran menghilang ke dalam ruangan kecil itu. “Maafkan atas gangguan kecil ini,” kata Pangeran, “Sekarang kita bisa melanjutkan pembicaraan kita.” Lonceng berdentang dengan keras. Gadis itu tersenyum. “Dengan sangat menyesal, saya memberitahu bahwa waktu tidak mengijinkan kita untuk melanjutkan pembicaraan ini.” “Anda akan pergi?” tanya Pangeran khawatir. “Apakah Anda lupa, Pangeran? Saya telah berjanji pada puluhan anak untuk menginap di sini. Saya tidak ingin mengecewakan Anda.” Pangeran lega diingatkan kembali oleh janji gadis itu pada anak-anak. “Sekarang sudah waktunya tidur siang bagi penghuni Popolo,” gadis itu memberitahu, “Anda juga, Suster Theodore. Jangan sampai Anda jatuh sakit lagi karena lelah.” Gadis itu berdiri di samping Suster Theodore dan membantunya berdiri. “Saya masih cukup sehat untuk berjalan sendiri , Nona.” “Ijinkanlah saya membantu Anda, Suster Theodore,” bujuk gadis itu. Dengan penuh hati-hati, ia memapah Suster Theodore. Pangeran cepat-cepat membukakan pintu. “Terima kasih, Pangeran,” gadis itu tersenyum pada Pangeran. Pangeran tidak ingin kehilangan gadis itu lagi. Ia mengikuti gadis itu yang memapah Suster Theodore ke ruang tidurnya. Mereka berjalan melalui lorong panjang yang terang benderang dengan jendela-jendela yang berjajar rapi di dindingnya. Ruang tidur para suster terletak di belakang ruang tidur anak-anak. Bila sewaktu anak-anak itu membutuhkan para suster, dengan mudah mereka
www.ac-zzz.tk bisa menuju tempat para suster itu. Sebuah lorong kecil menghubungkan kedua lorong itu. Pangeran membukakan pintu ruang tidur Suster Theodore. “Terima kasih, Pangeran,” kata gadis itu lagi. Gadis itu memapah Suster Theodore ke dalam ruangan kemudian menutupnya dengan perlahan. Tak lama kemudian ia muncul kembali. Panti Asuhan yang ramai ketika Pangeran datang, sekarang menjadi sepi. Anak-anak telah naik ke tempat tidur masing-masing. Gadis itu menuju di Ruang Tidur anak-anak. Anak-anak yang sudah berbaring itu duduk tegak di tempat tidurnya. “Anda akan tidur bersama kami?” “Tidak, aku akan menemani kalian sampai kalian semua tidur. Sekarang berbaringlah. Bila para suster tahu kalian terbangun karena aku, mereka akan memarahiku. Kalian tidak ingin melihat aku dimarahi para suster, bukan?” Gadis itu mendekati sebuah ranjang dan menyelimuti anak-anak itu. Setiap satu langkah, gadis itu berhenti untuk mencium dahi anak-anak itu dan menyelimutinya. Kadang, gadis itu mengatakan sesuatu kepada anak itu. Sementara gadis itu mengelilingi ruangan itu, Pangeran terus mengikuti di belakangnya. Ketika ia telah mencium anak terakhir, gadis itu menuju pintu. “Selamat tidur, anak-anak manis. Bermimpilah yang indah,” kata gadis itu sebelum menutup pintu. Matahari telah membelakangi jendela yang menghadap timur. Matahari yang semakin condong ke barat memberikan sinar hangat di lorong. Gadis itu berdiri di samping jendela dan memandang keluar. “Hari sudah siang. Tak lama lagi matahari akan tenggelam.” Pangeran menatap gadis itu. “Bukan maksud saya untuk mengusir Anda, Pangeran. Juga bukan kehendak saya untuk meminta Anda kembali. Waktu terus berjalan. Kekhawatiran Kepala Pengawal Anda sangat berarti. Bila Anda tidak segera kembali, saya khawatir Anda akan tiba di Schildi setelah langit menjadi gelap.” “Hal sekecil ini bukan masalah bagi saya. Saya bisa menginap di Xelnyz.” “Saya juga mempunyai pendapat, Pangeran. Dengan kuda-kuda Anda yang perkasa itu, Anda bisa mencapai Schildi dalam waktu dua jam.” Pangeran tersenyum senang. “Jangan membuat Paduka Raja dan Ratu mencemaskan Anda. Saya yakin Anda bisa mengirim prajurit untuk memberitahu Paduka Raja dan Ratu
www.ac-zzz.tk bahwa hari ini Anda tidak akan pulang. Tetapi, alangkah baiknya bila Anda berpamitan dulu pada mereka. Mereka tentu akan lebih lega bila mendengar sendiri dari Anda.” Gadis itu berjalan ke gereja. Pangeran mengikuti gadis itu hingga di depan gereja. Ketika melihat kereta kudanya, Pangeran terkejut. Ia seperti tidak sadar ketika mengikuti langkah-langkah ringan gadis itu. “Selamat sore, Pangeran,” kata gadis itu dengan senyumnya yang mempesona. “Engkau tidak akan pergi, bukan?” “Tidak. Untuk beberapa hari mendatang, saya akan berada di sini,” gadis itu mengatakan dengan tegas. Pangeran meraih tangan gadis itu dan menciumnya dengan lembut. “Selamat sore, M’lady. Semoga besok kita masih bisa bertemu.” “Selamat sore, Pangeran. Semoga perjalanan Anda menyenangkan.” Pangeran menoleh pada gadis itu sebelum menaiki keretanya. Ketika kereta mulai bergerak, gadis itu melambaikan tangannya. Pangeran melihat gadis itu terus melambaikan tangannya hingga kereta cukup jauh. Seperti yang ditakutkan gadis itu, langit telah gelap ketika Pangeran memasuki Istana Welyn. Setelah menginjakkan kaki di halaman Istana yang luas, Pangeran segera menuju kamarnya. Hatinya sangat gembira. Semua beban pikiran yang selama ini memenuhi pikirannya hilang. Malam ini Pangeran akan tidur sangat nyenyak dengan mimpi yang paling indah di dunia. 9 “Selamat pagi, Mama,” sambut Pangeran senang. Ratu keheranan melihat Pangeran sudah berada di Ruang Makan. “Pagi sekali engkau,” celetuk Ratu. “Bagaimana perjalananmu kemarin?” “Sangat menyenangkan,” sahut Pangeran lalu melanjutkan makan paginya lagi. Pelayan segera menyajikan makan pagi untuk Raja dan Ratu. Pangeran cepat-cepat menghabiskan makanannya. Ia sudah tidak sabar bertemu gadis itu di Xelnyz.
www.ac-zzz.tk “Mengapa engkau terburu-buru?” tanya Raja keheranan. Pangeran tidak pernah makan pagi mendahului kedua orang tuanya. Mereka selalu makan pagi bersama. Tetapi untuk makan siang dan makan malam, mereka jarang mempunyai kesempatan bersama. Biasanya mereka selalu disibukkan oleh urusan mereka masing-masing. Bila Raja atau Ratu datang terlebih dulu, mereka menanti Pangeran. Demikian pula Pangeran. Hari ini pertama kalinya Pangeran mendahului kedua orang tuanya. “Aku mempunyai banyak pekerjaan.” Pangeran menyeka mulutnya dengan kain kemudian meletakkan kain itu di meja. Pangeran cepat-cepat menghabiskan minumnya dan beranjak bangkit. “Aku pergi dulu, Mama, Papa.” Pangeran mencium pipi kedua orang tuanya dan segera menuju kereta yang telah menantinya. “Apa yang terjadi padanya?” tanya Raja kebingungan. “Kemarin ia tidak bersemangat. Tetapi, hari ini ia terburu-buru pergi.” “Aku tidak tahu,” Ratu juga kebingungan. Ratu memegang pipinya yang tadi dicium Pangeran. “Tidak biasanya Eduardo mencium kita. Apa yang terjadi padanya?” Ratu menatap Raja. Raja hanya mengangkat bahu. Di luar, Pangeran bersiul-siul riang sambil melangkahkan kakinya. Prajurit segera membukakan pintu kereta. “Ke Xelnyz,” kata Pangeran lalu masuk ke dalam kereta. Para prajurit itu segera menunggang kuda mereka masing-masing. Kusir kuda segera melajukan kereta. Di dalam kereta, Pangeran sudah tidak sabar ingin bertemu gadis itu. Sepanjang malam, Pangeran memimpikan gadis itu. Gadis itu benarbenar mempesona. Sedetikpun Pangeran tidak dapat melepaskan wajah gadis itu dari matanya. Walaupun gadis itu berada jauh darinya, Pangeran terus melihat wajahnya yang mempesona. Pangeran menyesal ketika menyadari ia belum bertanya apapun tentang gadis itu. Gadis itu membuatnya melupakan segala sesuatunya. Segala yang siap ditanyakannya menjadi dilupakannya begitu saja. Mereka bertemu dan berbicara banyak hal tetapi tidak ada yang menyangkut diri gadis itu. Kemarin malam ketika akan naik ke tempat tidur, Pangeran tersadar ia bahkan belum mengetahui nama gadis it