SINERGI IMPLEMENTASI DAKWAH DAN PERKADERAN DI AMAL USAHA MUHAMMADIYAH ( RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH /’AISYIYAH )
Syaifulloh
1
PESAN PAK AR Kyai Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah,bukan sekedar untuk memperbanyak sekolah dan perguruan tinggi,bukan pula sekedar untuk memperbanyak rumah sakit,rumah yatim,balai pengobatan.Tetapi Kyai mendirikan Muhammadiyah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam ,sehingga sekurang-kurangnya manusia Indonesia dapat mewujudkan masyarakat utama ,adil makmur berjalan menurut garis yang diridhoi oleh Allah” KH. AR Fachruddin 2
AMAL USAHA DAN MISI MUHAMMADIYAH • Misi utama Muhammadiyah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Untuk merealisasikan gagasan tersebut Muhammadiyah melaksanakan dakwah Islam amar makruf nahi munkar dan tajdid yang diwujudkan dalam usaha-usaha di segala bidang kehidupan.Usaha Muhammadiyah tersebut diantaranya diwujudkan dalam bentuk Amal Usaha Kesehatan dan Sosial • Muhammadiyah telah mencatatkan prestasi di bidang AUM Kesehatan dan Sosial sebanyak 557 rumah sakit,besar,sedang dan kecil serta 319 panti asuhan,82 panti berkebutuhan khusus dan 54 panti jompo sebagai bentuk nyata dari pengabdian dan ibadah warga Muhammadiyah kepada Allah swt.
3
AUMKES SEBAGAI SARANA DAKWAH • Dakwah berasal dari kata da’aa – yad’uu- da’watan yang berarti ajakan, seruan atau himbauan.Jadi secara etimologis dakwah berarti mengajak seseorang atau sekelompok orang untuk memeluk agama Islam. • Secara luas dakwah adalah upaya untuk mengajak seseorang atau sekelompok orang (masyarakat ) agar memeluk dan mengamalkan ajaran Islam ke dalam kehidupan yang nyata . • Esensi dakwah Islam adalah mengajak kepada kebaikan (yad’una ilal khair) ,memerintahkan kepada yang makruf (ya’muruna bil ma’ruf) dan melarang dari perbuatan munkar (yanhauna anil munkar) dalam arti yang luas .
4
Pokok-pokok Pikiran dalam Buku Induk Panduan Dakwah Rumah Sakit Muhammadiyah - Aisyah (2013) yang diterbitkan bersama oleh Majelis Tabligh dan Majelis PKU PP Muhammadiyah
Subyek sekaligus obyek dakwah di rumah sakit Muhammadiyah adalah para pegawai dengan tujuan “terwujudnya setiap pegawai rumah sakit menjadi pribadi muslim yang sebenar-benarnya”. dengan indikator :
1. Setiap pegawai rumah sakit memiliki visi dan misi pribadi yang sesuai dengan Muhammadiyah/Aisyah
2.Setiap pegawai rumah sakit terbiasa dengan Sembilan Kebiasaan Emas ( The Nine Golden Habits)
KOMPETENSI DASAR AGEN DAKWAH PEGAWAI RSM-A Kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh pegawai rumah sakit berkaitan dengan fungsinya sebagai agen/pelaku dakwah terdiri dari :
1. Mampu membaca Al Qur’an dengan lancar sesuai dengan kaidahkaidah tajwid,
2. Mampu melaksanakan shalat sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW,
3. Memahami dasar-dasar ajaran agama Islam serta mampu melaksanakan amaliah sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW
4. Mampu berdakwah melalui pendekatan profesinya masing-masing
Media Dakwah Pembinaan Pegawai 1.
Bimbingan membaca Al Qur’an
2.
Pelatihan toharoh dan shalat sesuai tuntunan Nabi
3.
Pelatihan penyelarasan visi dan misi
4.
Penerbitan modul pembelajaran Islam atau buletin
5.
Pengajian rutin dan berkala di rumah sakit
6.
Pengajian umum berkala di PRM
7.
Pengajian anggota berkala (di PRM/PCM
8.
Pengajian akbar di PDM atau PWM
9.
Baitul Arqam untuk semua pegawai
10.
Kursus Tafhimul Qur’an ( tartil dan hafalan surat – surat pendek )
11.
Kursus Spiritual Care
12.
Pelatihan khusus yang mendukung proses dakwah RS
13
Fasilitas bahan bacaan dan audio visual
Dakwah disampaikan pula kepada sasaran 1. Peserta didik (co-ass,perawat,bidan, farmasi praktikan)
2. Pelanggan (pasien dan keluarganya), 3. Rekanan dan mitra (dokter tamu,tenaga bantu,pemasok,organisasi profesi,klinik dan rumah sakit mitra)
Sasaran Dakwah 4.Instansi pemerintah terkait
5.Instansi swasta terkait
6.Masyarakat (tetangga,kelompok potensial,layanan jenazah,layanan sosial, pengembangan jaringan Muhammadiyah /Aisyah, layanan kesehatan keliling )
SISTEM PERKADERAN MUHAMMADIYAH • Kader secara etimologis mereka adalah anggota inti terpilih atau tulang punggung organisasi. • Terminologis kader Muhammadiyah adalah anggota inti yang terlatih serta memiliki komitmen terhadap perjuangan dan cita-cita Persyarikatan. • Kader memiliki fungsi sebagai inti pergerakan sekaligus aktor penting dalam proses regenerasi 10
VISI,MISI,TUJUAN PERKADERAN
VISI
• Kader Paripurna untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya
MISI
• Mengintensifkan pneguhan ideologi Muhammadiyah di seluruh lini Persyarikatan, Ortom dan AUM • Mengintensifkan pneguhan ideologi Muhammadiyah di seluruh lini Persyarikatan, Ortom dan AUM • Mensinambungkan pewarisan nilai-nilai bermuhammadiyah • Mengoptimalkan revitalisasi kader • Mensinambungkan pewarisan nilai-nilai bermuhammadiyah • Mengoptimalkan revitalisasi kader
TUJUAN
• Terbentuknya kader Muhammadiyah yang berjiwa Islam berkemajuan serta mempunyai integritas dan kompetensi untuk berperan dalam persyarikatan,kehidupan umat ,bangsa dan konteks global
KOMPETENSI KADER : Kemampuan berpikir bersikap dan bertindak secara konsisten • Kompetensi kader paripurna yaitu kompetensi yang harus dimiliki oleh kader yang telah melewati berbagai bentuk , jenis dan tingkatan perkaderan. Ada empat jenis kompetensi kader yaitu 1.Kompetensi Keberagamaan 2.Kompetensi Akademis dan intelektual 3. Kompetensi Sosial Kemanusiaan dan Kepeloporan 4. Kompetensi Keorganisasian dan Kepemimpinan
• Kompetensi kader berjenjang, adalah kompetensi yang secara berjenjang mengikuti jenjang dan hirarkhi kepemimpinan dalam Persyarikatan yang dirinci dalam ranah kognitif,afektif dan psikomotor yang akan bermuara pada kompetensi kader paripurna.
12
JENIS PERKADERAN 1. Perkaderan utama : yaitu pelatihan kader formal yang dilakukan untuk menyatukan visi dan pemahaman ideologis dan sistem gerakan yang dilakukan oleh MPK dengan empat jenjang : a.Baitul Arqam ,merupakan pelatihan kader di tingkat PRM dan PCM serta PDM (2 hari satu malam) b.Darul Arqam merupakan pelatihan kader di tingkat Wilayah ( 5 hari 4 malam) dan Pusat ( 7 hari 6 malam )
2. Perkaderan fungsional : yaitu merupakan bentuk pendidikan,pelatihan,kursus atau kajian intensif yang terstruktur tanpa ditetapkan kurikulum baku tapi disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsi tertentu dari majelis,lembaga atau AUM, seperti Pelatihan Kader Tarjih,Penataran profesi perawat dan sebagainya
13
KELOMPOK MATERI PERKADERAN Ada empat kelompok materi + Muatan Lokal dalam Kurikulum Baitul Arqam maupun Darul Arqam yang diturunkan dari nilai-nilai standar kompetensi kader. Jenis materi,kedalaman dan cakupan materi dirinci dalam silabus
1. Kelompok Materi Ideologi Muhammadiyah
2.Kelompok Materi Pengembangan Wawasan
3.Kelompok Materi Sosial Kemanusiaan dan Kepeloporan
4.Kelompok Materi Kepemimpinan dan Organisasi
PEMBELAJARAN DAN EVALUASI • Pembelajaran dalam Perkaderan berdasarkan teori belajar Konstruktivisme dengan model Andragogi (pembelajaran orang dewasa) dan strategi Active Learning • Evaluasi program dilakukan dengan model CIPP yang mengevaluasi lima komponen pembelajaran yaitu konteks,input,proses,output dan outcome. Teknik penilaian belajar peserta meliputi ranah kognitif,afektif dan psikomotor peserta perkaderan 15
SUB SISTEM PERKADERAN • Sebagai satu sistem maka perkaderan di Ortom,AUM,UPP di seluruh jenjang pimpinan Muhammadiyah adalah bagian dari sub sistem Sistem Perkaderan Muhammadiyah dan dilaksanakan dalam koordinasi dengan MPK di masing-masing tingkatan Persyarikatan
16
USULAN SINERGITAS PERKADERAN UNTUK AUMKES • Kami mengapresiasi Buku Induk Panduan Dakwah Rumah Sakit Muhammadiyah/Aisyah beserta buku pendampingnya karena sudah secara komprehensip memaknai AUM Kes sebagai sarana dakwah Muhammadiyah • Buku Induk Panduan Dakwah Rumah Sakit Muhammadiyah/Aisyah dan Buku Pendamping Panduan Dakwah Rumah Sakit Muhammadiyah/ Aisyah ( 2013 ) belum membicarakan secara khusus tentang bentuk perkaderan secara spesifik. Hanya dimasukkan kegiatan Baitul Arqam untuk pegawai tetap dan Darul Arqam untuk pejabat struktural yang merupakan bagian dari pembinaan kepada para pegawainya agar memiliki kompetensi sebagai agen /pelaku dakwah. di rumah sakit. • Istilah kader memiliki terminologi yang berbeda dengan terminologi agen/pelaku dakwah , karena terminologi agen/pelaku dakwah lebih subordinate dengan terminologi kader.Untuk itu khusus kegiatan Dakwah untuk pegawai diusulkan diganti dengan istilah Perkaderan dengan Visi,Misi,Tujuan dan Kompetensi yang lebih komprehensip
17
USULAN SINERGITAS PERKADERAN UNTUK AUMKES • Berdasarkan pengalaman melakukan kerjasama dengan beberapa PKU Muhammadiyah di berbagai tempat,perlu dilakukan modifikasi bentuk dan jenis perkaderan khusus untuk AUMKES berdasarkan segmentasi, kualifikasi peserta, keluasan materi, dan lama perkaderan. – Untuk pegawai baru dan sebagai syarat diangkat sebagai pegawai tetap harus mengikuti Baitul Arqam yang setara BA Cabang dan Ranting selama 2 hari satu malam – Kegiatan dakwah yang dilakukan terhadap para pegawai merupakan tindak lanjut perkaderan berdasarkan analisis biodata/kompetensi pegawai tersebut dalam rangka peningkatan kompetensi kader – Peningkatan jenjang kader untuk posisi middle manajer kebawah bisa dilakukan dengan Baitul Arqam yang setara untuk BA Daerah selama 2 hari satu malam – Peningkatan jenjang kader untuk posisi Top manajer bisa dilakukan secara bertahap yaitu Darul Arqam setara dengan Darul Arqam Wilayah dan Pusat. Mungkin waktunya bisa dikurangi menjadi 3 atau 4 hari dengan modifikasi kurikulum dengan tetap mengacu kepada 5 kelompok materi
18
USULAN SINERGITAS PERKADERAN UNTUK AUMKES • Penataran /Pelatihan khusus bisa dimasukkan dalam bentuk Perkaderan Fungsional dengan memasukkan materi/kegiatan yang relevan • Dalam setiap kegiatan perkaderan sebaiknya selalu berkoordinasi dengan Pimpinan Muhammadiyah / MPK level setempat supaya kegiatan tersebut sinkron dengan program MPK dalam kedudukannya selaku penanggungjawab perkaderan • Karena kualitas SDM itu amat penting dalam peningkatan mutu rumah sakit,maka sebaiknya sejak awal dianggarkan biaya untuk perkaderan 19
Perkaderan di Panti Asuhan Muhammadiyah/Aisyah • Pada umumnya panti Asuhan menghimpun anak-anak yatim,piatu,yatim piatu atau anak yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial.Mereka diasramakan dan dan dididik dalam suasana keluarga besar Islam . Mereka mendapat pendidikan agama dan ketrampilan di asrama serta mengikuti pendidikan formal SD sampai SLTA di luar Panti. 20
PERKADERAN DI PANTI ASUHAN
1. Perlu diadakan perkaderan Baitul Arqam bagi para pengasuh agar mereka mengenal Muhammadiyah dan diupayakan untuk melibatkan mereka dalam kegiatan-kegiatan Muhammadiyah supaya para pengasuh itu juga menjadi kader Muhammadiyah
2. Pendidikan di asrama diupayakan dengan kurikulum pesantren dan melibatkan anak-anak asuh dalam kegiatan dan perkaderan IPM
3. Pemetaan potensi anak asuh/santri dan pendampingan untuk meraih cita-cita hidup santri sampai mereka dapat mandiri
PERKADERAN DI PANTI ASUHAN
4.Melakukan kegiatan Baitul Arqam purna studi bagi anak asuh/santri yang akan meninggalkan Panti Asuhan.
5.Upaya untuk menjadikan alumni bisa aktif di pergerakan Muhammadiyah
6.Menyusun Bank data bagi alumni santri/anak asuh sebagai jejaring sosial yang menguatkan jalinan Panti, santri,alumni dan Muhammadiyah/ Aisyah .
TERIMA KASIH WASSALAM WR WB