HUBUNGAN PERSEPSI IBU RUMAH TANGGA MENGENAI PENCEMARAN LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT MASYARAKAT DESA KARANG TENGAH, KECAMATAN BABAKAN MADANG, KABUPATEN BOGOR Agung Suhermanto, Rita Retnowati, Eka Suhardi Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Pakuan 2012 ABSTRACT This study aims to determine the existence of a positive relationship between the perception of housewives about environmental pollution with healthy behavior. Methods this study uses survey research and correlational approach that includes regression testing and research data obtained using a questionnaire instrument. This study was conducted on 16 to 30 January 2012. The results of this study indicate that healthy behavior may be determined by perception of housewives about environmental pollution by 44,48%. Based on these result it can be concluded that there is a positive relationship between the perception housewives about environmental pollution with public health behavior RW 13, Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Keywords : Relationships, Perception, Environmental Poluution, Healthy Lifestyle
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan yang positif antara persepsi ibu rumah tangga mengenai pencemaran lingkungan dengan perilaku hidup sehat. Metode penelitian ini menggunakan penelitian survei dan pendekatan korelasional yang meliputi uji regresi dan data penelitian diperoleh dengan menggunakan instrumen kuisioner. Penelitian ini dilaksanakan pada 16 hingga 30 januari 2012. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perilaku hidup sehat dapat ditentukan oleh persepsi ibu rumah tangga mengenai pencemaran lingkungan sebesar 44,48%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif anatara persepsi ibu rumah tangga mengenai pencemaran lingkungan dengan perilaku hidup sehat masyarakat RW 13, desa Karang Tengah, kecamatan Babakan madang, kabupaten Bogor. Kata Kunci : Hubungan, Persepsi, Pencemaran Lingkungan, Perilaku Hidup Sehat.
A. Pendahuluan Pencemaran pada lingkungan merupakan salah satu faktor terjadinya global warming, dengan keadaan tanah yang mengandung zat kimia berbahaya akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dapat berfungsi sebagai metabolik CO2 menjadi O2 melalui proses fotosintesis, 83% peningkatan radiasi gas rumah kaca disebabkan oleh CO2, 15 % CH4 dan sisanya N2O dan CO (Ministry of Environment, 2001). Jumlah emisi CO2 terbesar di Indonesia disebabkan oleh deforestasi dan konversi lahan (74%), diikuti konsumsi energi (23%) dan proses industri (3%). Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengelola pembuangan limbah rumah tangga baik yang padat maupun yang cair, pembangunan ruang terbuka hijau, penyediaan tempat sampah yang memadai, dan sistem pengangkutan limbah oleh pemerintah daerah. Lingkungan merupakan tempat dimana mahluk hidup bisa mempertahankan diri, maka jika lingkungan tempat habitat mahluk hidup terganggu akibatnya dapat menurunkan populasi mahluk yang hidup di lingkungan tersebut. Berbagai mahluk yang hidup baik tumbuhan, hewan maupun manusia akan hidup dengan baik apabila lingkungan hidupnya tidak terkena pencemaran yang dapat merusak kelangsungan hidup mahluk yang ada di dalamnya. Fungsi diperbaikinya sistem pengelolaan sampah atau limbah rumah tangga agar lingkungan sekitar tidak terkena pencemaran. Biasanya yang sering diabaikan oleh para ibu rumah tangga adalah tentang limbah cair yang dibuang sembarangan, akibatnya tanah yang ada di lingkungan sekitar tercemar
oleh zat kimia pada limbah cair tersebut. Limbah rumah tangga dibuang begitu saja tanpa melihat dampak yang akan terjadi pada suatu saat nanti.selain limbah cair, adapun limbah padat yang hanya dibakar agar tidak terlihat menumpuk. Sebagaimana contohnya masyarakat yang berada di RW 13 Desa Karang Tengah Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor. Hasil wawancara dengan ketua RW 13 yang menyatakan bahwa warga RW 13 masih dapat dikatakan kurang dalam menjaga kesehatan lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku hidupnya. Warga sekitar menggunakan kamar mandi yang terdapat di luar rumah bahkan terlihat dari jalan utama. Keadaan kamar mandi tersebut sangat kumuh, tidak terdapat atap sebagai penutup. kamar mandi tersebut berada tepat di atas aliran selokan. Keadaan tersebut dapat menjadikan aliran air dan keadaan tanah sekitarnya menjadi kurang baik dan merugikan bagi organisme lain serta masyarakat. Data tersebut diambil pelaksanaan KKN yang dilakukan di daerah karang tengah tersebut. Selama dua bulan pelaksanaan KKN berjalan ternyata setelah menelusuri wilayah karang tengah lebih dalam masih banyak terdapat lingkungan yang kurang sehat sehingga dikatakan bahwa keadaan lingkungan tidak sehat tersebut diakibatkan oleh tingkah laku warga wilayah tersebut. Penduduk setempat mempunyai kebiasaan membakar limbah rumah tangga agar limbah tersebut tidak terlihat menumpuk. Kebiasaan tersebut dilakukan karena tidak tersedianya tempat atau penampungan sampah yang memadai dan apabila terjadi hujan maka limbah tersebut dibuang melalui aliran air baik itu selokan maupun sungai yang berada di dekat pemukiman penduduk tersebut oleh
masyarakat setempat. Limbah yang dibuang tersebut terbawa oleh derasnya air yang mengalir akibat hujan. Kebiasaan tersebut dapat menimbulkan udara yang kurang segar bahkan dapat merugukan bagi kesehatan dan dapat mencemari air yang ada pada sungai. Masyarakat setempat pun mempunyai kebiasaan membuang kakus pada aliran selokan, karena terdapat beberapa kamar mandi yang digunakan untuk mandi dan cuci kakus berada di atas selokan yang mempunyai aliran cukup deras. Salah satu penyebab terjadinya pengelolaan limbah yang kurang baik adalah karena faktor status pendidikan. Rata-rata masyarakat setempat adalah lulusan SD itu pun masih terdapat warga yang tidak tamat dalam mengenyam bangku pendidikan dasar. Oleh karena itu masyarakat hanya mengelola sampah dengan pengetahuan yang mereka ketahui, tanpa melihat akibat dari tindakan yang telah mereka lakukan. Kepala rumah tangga pada pemukiman tersebut mempunyai mata pencaharian sebagai buruh pengangkut batu. Batu yang diangkut berasal dari wilayah setempat yang kaya akan bebatuan. Kebiasaan tersebut akan merusak keadaan tanah wilayah tersebut, dalam jangka waktu yang lama batuan pada wilayah tersebut akan habis sehingga kemungkinan terjadinya longsor sangat besar. Berdasarkan pernyataan di atas dihasilkan suatu rumusan masalah yaitu “ apakah terdapat hubungan yang positif anatara persepsi ibu rumah tangga mengenai pencemaran lingkungan dengan perilaku hidup sehat?”. Hakikat persepsi ibu mengenai pencemaran lingkungan dan perilaku hidup sehat dapat kita ketahui berdasarkan beberapa teori para ahli. Menurut Widayatun (1999) menyatakan bahwa persepsi atau tanggapan merupakan proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukkan bagaimana melihat,
mendengar, merasakan, member serta meraba (kerja indera) di sekitarnya. Sejalan dengan itu, Slameto (1995) mengatakan bahwa persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungan. Hubungan yang dilakukan dengan indera, yaitu indera penglihat, indera pendengar, peraba, perasa dan pencium. Pencemaran (polusi) adalah proses masuknya polutan ke dalam suatu lingkungan sehingga menurunkan mutu lingkungan Mahfud dalam Soemarwoto (2009). masuknya suatu bahan pada lingkungan dapat berpengaruh pada menurunkan mutu lingkungan. Lingkungan menurut Soerjani (1987) adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahlukhidup termasuk manusia dan perilakunya yang menentukan perikehidupan serta kesejahteraan manusia dan mahluk hidup lainnya, Berdasarkan teori tersebut definisi persepsi mengenai pencemaran lingkungan adalah penafsiran terhadap masuknya zat polutan kedalam kesatuan ruang, daya keadaan dan mahluk hidup yang merupakan perilaku manusia sehingga merubah kelangsungan hidup organisme didalamnya, sedangkan hakikat perilaku hidup sehat dapat kita ketahui berdasarkan teori para ahli yaitu, Perilaku merupakan tingkah laku, perbuatan atau tindakan seseorang terhadap suatu lingkungan Suryanto (2006). Hal ini sejalan dengan Notoatmodjo (2003) yang mengatakan bahwa, perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Menurut Pangastuti (2006), hidup sehat adalah keadaan hidup yang sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Berdasarkan teori para ahli sebelumnya maka dapat diambil suatu definisi mengenai perilaku hidup sehat yaitu kegiatan individu untuk bebas dari rasa sakit baik jasmani dan rohani serta sosial agar dapat hidup sejahtera di lingkungannya. B. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Persepsi Masyarakat Mengenai Pencemaran Lingkungan dengan Perilaku Hidup Sehat, Masarakat RW 13, Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada 1630 Januari 2012, dengan menggunakan metode penelitian survei dan menggunakan pendekatan korelasional. Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan instrumen kuisioner berskala lima untuk Persepsi Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencemaran Lingkungan dengan Perilaku Hidup Sehat Masyarakat RW 13. Desa Karang Tengah. Kecamatan Babakan Madang. Kabupaten Bogor. Uji validitas setiap butir instrument menggunakan rumus Product Moment Pearson dan untuk pengujian reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronboach. Hasil uji reliabilitas bagi persepsi mengenai pencemaran lingkungan sebesar 0,772 sedangkan untuk perilaku hidup sehat sebesar 0,795. Instrument yang sudah valid dan reliabel digunakan untuk menguji hipotesis hubungan Persepsi Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencemaran Lingkungan dengan Perilaku Hidup Sehat Masyarakat RW 13. Desa Karang Tengah. Kecamatan Babakan Madang. Kabupaten Bogor. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga warga RW 13 Desa Karang Tengah Kecamatan Babakan Madang yang mempunyai pendidikan terakhir SD yang berjumlah 95 orang. Penarikan sampel
penelitian dilakukan dengan teknik proporsional random, yaitu secara acak berdasarkan banyaknya ibu rumah tangga yang bersatatus lulusan SD dari setiap RT. Pengambilan sampel dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Perhitungan Pengambilan Sempel Rukun Perhitungan Random Jumlah Tetangga(RT) RT 01 = 35 Warga 35/95 x 40 = 14,7 15 RT 02 = 29 Warga 29/95 x 40 = 12,2 12 RT 03 = 31 Warga 31/95 x 40 = 13,05 13 95 Warga
40
C. Temuan Penelitian Berdasarkan jawaban responden untuk persepsi ibu rumah tangga mengenai pencemaran diperoleh respon jumlah minimal 104 dan skor maksimal 159. Setelah dilakukan perhitungan, menghasilkan skor rata-rata (Mean) empirik sebesar 130,725 dengan nilai tengah (Median) sebesar 130,77 sedangkan skor yang sering muncul (Modus) sebesar 134,75 dan rata-rata (Mean) teoritik sebesar 105. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai varians sebesar 53,984 dan simpangan baku (Standar Deviasi) sebesar 7,347. Distribusi frekuensi pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perilaku Hidup Sehat Masyarakat Kelas Interval F F relatif (%) 104-113 114-123 124-133 134-143 144-153 154-163
4 9 10 11 4 2
10 22,5 25 27,5 10 5
Jumlah
40
100
Berdasarkan jawaban responden diperoleh respon jumlah minimal 97 dan skor maksimal 157. Setelah dilakukan perhitungan, menghasilkan skor rata-rata (Mean) empirik sebesar 122,7 dengan nilai tengah (Median) sebesar 158, 955 sedangkan skor yang sering muncul (Modus) sebesar 122,07 dan rata-rata (Mean) teoritik sebesar 102. Berdasarkan
hasil perhitungan diperoleh nilai varians sebesar 131,29 dan simpangan baku (Standar Deviasi) sebesar 11,458. Distribusi frekuensi pada tabel 3 berikut. Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Persepsi Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencemaran Lingkungan
KelasInterval 97-107 108-118 119-129 130-140 141-151 152-162
F
F relative (%)
2 12 17 8 0 1
Jumlah
5 30 42,5 20 0 2,5
40
100
Data yang diperoleh maka dilakukan uji prasyarat dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas galat baku taksiran dilakukan untuk mengetahui apakah populasi yang diteliti berdistribusi normal atau tidak berdasarkan data yang diperoleh. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Liliefors. Tabel 4. Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas Galat Taksiran Harga L Keterangan Regres Lo-maks Lt
Berdasarkan hasil perhitungan 2 2 diperoleh χ hitung < χ tabel = 8,723 < 38,88, maka dapat disimpulkan bahwa varian skor Y yang dikelompokan atas dasar X berasal dari populasi yang homogen. Hipotesis dalam penelitian ini akan diuji menggunakan metode statistik berupa uji korelasi sederhana dari regresi linier. Adapun data yang akan diuji terdiri dari data persepsi ibu rumah tangga mengenai pencemaran lingkungan (X) dan perilaku hidup sehat masyarakat (Y). 1. Uji Regresi Berdasarkan perhitungan statistik diperoleh persamaan regresi Ŷ = 35,33 + 0,777X. hasil regresi linier sederhana terhadap data penelitian diperoleharah regresi sebesar 0,777X pada arah yang sama dan konstanta sebesar 35,33 Tabel 6. ANAVA untuk Uji Signifikan dan Uji Linieritas dengan Persamaan Regresi Ŷ = 35,33 + 0,777X Sumber Varians Total Regresi (a) Regresi(b/a) Sisa
dk
Jk
S2
Fhitung
Ftabel Ket 5% 1%
40 690525 690525 1 683561,02 683561,02 1 3093,003 3093,003 30,364** 4,10 7,35 Sangat 38 3870,977 10,867 Signifikan
L Y–Ŷ
0,0982
0,1386
Normal
Hasil uji normalitas pada tabel 4 menunjukkan bahwa Lt hitung (0,0982) > Lttabel (0,1386), sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal. Pada uji homogenitas yang berfungsi untuk membuktikan apakah sampel yang diambil berasal dari populasi yang homogen atau tidak, menggunakan uji Bartlett. Tabel 5. Ringkasan Pengujian Homogenitas Varians Harga χ2 Keterangan kelompok χ2hitung χ2tabel skor Yditinjau dari X Y atas X 8,723 38,88 Homogen
Tuna Cocok 25 2734,137 Galat 13 1136,84
109,365 87,449
1,2506
2,42
3,59
Syarat signifikansi untuk keberartian regresi adalah Fhitung > Ftabel, sedangkan untuk linieritas regresi adalah Fhitung < Ftabel. Dengan demikian keberartian regresi adalah sangat signifikan, karena Fhitung > Ftabel = 30,364 > 4,10, dan linieritas regresinya adalah linier, karena Fhitung < Ftabel = 1,25 < 2,42. Persamaan regresi Ŷ = 35,33 + 0,777X berikut penyebaran data yang menunjukan sifat linieritas hubungan antara persepsi ibu rumah tangga mengenai pencemaran lingkungan dengan perilaku hidup sehat.
Linier
180
dipengaruhi oleh persepsi mengenai pencemaran lingkungan sebesar 44,48%.
Perilaku Hidup Sehat
160 140 120 100 80 60 40 20 0 0
50
100
150
200
Persepsi Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencemaran Lingkungan
Gambar 1. Garis regresi hubungan antara persepsi ibu rumah tangga mengenai pencemaran lingkungan dengan perilaku hidup sehat
2. Uji Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi antara persepsi ibu rumah tangga mengenai pencemaran lingkungan dengan perilaku hidup sehat menggunakan uji-t adalah 0,667. Tabel 7. Ringkasan Hasil Perhitungan Korelasi Uji-t Koefisien Koefisien Signifikansi Korelasi (r)
Determinasi (r2)
thitung
ttabel α = 0,05
0,667
0,445
5,51*
1,68
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukan bahwa koefisien korelasi positif dengan r = 0,667. Keberartian nilai korelasi ini diuji dengan uji-t, hasil perhitungan diperoleh harga thitung = 5,51 sedangkan ttabel = α = 0,05 = 1,68, sehingga diperoleh thitung > ttabel. Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi ibu rumah tangga mengenai pencemaran lingkungan dengan perilaku hidup sehat. Selanjutnya dari koefisien korelasi dapat dihitung pula keberartian koefisien determinasi yaitu 0,6672 x 100% = 44,48%. Harga ini memberikan gambaran bahwa perilaku hidup sehat masyarakat
D. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, diperoleh bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi ibu rumah tangga mengenai pencemaran lingkungan dengan perilaku hidup sehat masyarakat. Hubungan positif yang didapat sesuai dengan teori Widayatun (1999) menyatakan bahwa persepsi atau tanggapan merupakan proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukkan bagaimana melihat, mendengar, merasakan, memberi serta meraba (kerja indera) di sekitarnya. Melalui persepsi, manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungan. . Perilaku hidup sehat ibu rumah tangga dapat dihasilkan dari penginterpretasian stimulus yang diterima alat indera yang berupa keadaan sekitar berdasarkan pengalaman dan menjadikan aktivitas ibu rumah tangga dalam menjaga dan memelihara lingkungan agar tidak tercemar,
Hubungan positif ditunjukan dari data analisis statistik yang menghasilkan harga koefisien korelasi (r) = 0,667. Hal tersebut menunjukan hubungan yang tinggi antara persepsi ibu rumah tangga mengenai pencemaran lingkungan dengan perilaku hidup sehat masyarakat, sedangkan koefisien determinasi (r2) = 0,445. Hal tersebut mempunyai arti, kenaikan maupun penurunan perilaku hidup sehat masyarakat dapat ditentukan oleh variabel persepsi ibu rumah tangga mengenai pencemaran lingkungan sebesar 44,48%. Harga thitung diperoleh sebesar 5,51 > ttabel sebesar 1,68, dapat disimpulkan bahwa data termasuk signifikan. Data tersebut menunjukan bahwa semakin baik atau semakin besar persepsi ibu rumah tangga mengenai pencemaran lingkungan (X), maka semakin tinggi pula perilaku hidup sehat masyarakat.
E. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif antara persepsi ibu rumah tangga mengenai pencemaran lingkungan dengan perilaku hidup sehat masyarakat RW 13 Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor dengan kekuatan hasil perhitungan diperoleh harga (koefisien korelasi r) sebesar 0,667. Nilai koefisien determinasi (r2) sebesar 0,445 memberikan gambaran bahwa proses pembentukan perilaku hidup sehat masyarakat dapat ditentukan oleh persepsi ibu rumah tangga mengenai pencemaran lingkungan sebesar 44,48%. A. Daftar Pustaka Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Pangastuti, M. 2006. Sosiologi Pendidikan Kesehatan; Suatu Analisis Sosiologi tentang berbagai Problema Pendidikan Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Bina Aksara. Soerjani, Moh. 1987. Sumber Daya Alam dan Kependudukan Dalam Pembangunan. Jakarta : UI Press. Soemarwoto, otto. 2009. Psikologi Lingkungan dan Pembangunan. Jakarta : Djambatan. Suryanto. 2006. Kamus lengkap Bahasa Indonesia. Bandung : Tarsito. Widayatun, Tri Rusmi. 1999. Ilmu Perilaku (Buku Pegngan Mahasiswa AKPER).Jakarta : CV. Agung Seto. B. Biodata Penulis Penulis bernama Agung Suhermanto, lahir di Bogor 14 Agustus 1989, lulusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan Bogor 2012.