PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) DAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP IT AL-MUTTAQIEN BOGOR Indah Maesa, Oding Sunardi, Rita Retnowati Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Pakuan Bogor 2012 ABSTRACT This research is a classroom action research. The objective of this research is to increase the result of science study 0f 7th grade of SMP IT Al-Muttaqien Bogor. Sample in this research is 23 students consist of 17 male students and 6 female students. The process of the research is done by two cycles, each cycle consists of four steps, there are: action planning, PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, and review) and Talking Stick action, observation and reflection. The average result score of students before the PQ4R and Talking Stick strategy implicated in class is 65. After the PQ4R and Talking Stick strategy the average result score of students is 69 in cycle I and 76 in cycle II. The results showed that in cycle I the enthusiasm of student increase 79% in action 1 and 86% in action 2. The results showed that in cycle II the enthusiasm of student increase 88% in action 1 and 92% in action 2. Based on achieved result, the conclusion is application of PQ4R and Talking Stick Strategy can increase the result score of students. Keywords: learning achievement, PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, and review), talking stick, learning menthods ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP IT AL-Muttaqien Bogor. Sampel dalam penelitian terdapat 23 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Proses penelitian dilakukan dalam dua siklus dalam setiap siklus terdapat 4 tahap anatara lain: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum dilakukan Penerapan Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran PQ4R (preview, questions, read, reflect, recite, Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
1
review) dan Talking Stick pembelajaran hanya satu arah saja, pada pelaksanaan ulangan harian mempeoleh nilai rata-rata 65. Nilai hasil belajar kelas VII pada siklus I rata-rata 69; siklus II 76 sedangkan antusias siswa mengalami peningkatan, pada siklus I tindakan 1 mencapai 79% dan pada tindakan 2 86%. Pada siklus kedua, antusias siswa lebih meningkat, yaitu 88% pada tindakan1 dan 92% pada tindakan 2 dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran PQ4R dan Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Kata kunci: hasil belajar, PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, and review), talking stick, motode pembelajaran
A. Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi berkembang sangat pesat dan menurut adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia perlu ditingkatkan untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu upaya peningkatan sumber daya manusia adalah melalui pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting untuk perkembangan suatu bangsa dan negara, karena pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Memahami fungsi pendidikan tersebut, mencerminkan bahwa pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa. Kualitas pendidikan sangat erat hubungannya dengan mutu guru. Dalam rangka mewujudkan usaha peningkatan mutu pendidikan, maka mutu guru dalam berbagai segi harus ditingkatkan, karena peran guru merupakan kunci keberhasilan dalam misi pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
Kegiatan belajar mengajar, siswa memerlukan sesuatu yang dapat memungkinkan dirinya dapat berinteraksi dengan guru. Kebutuhan akan bimbingan, bantuan dan perhatian yang dapat menimbulkan kemandirian siswa dalam belajar, bukan ketergantungan terhadap guru. Untuk dapat menciptakan suasana yang merangsang semangat siswa untuk belajar, meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan pemogramnisasian proses belajar yang baik. Suasana belajar yang menyenangkan, demokratis yang didalamnya terdapat kebebasan siswa dalam belajar serta mengeluarkan pendapat, dapat memberikan peluang bagi siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal dibandingkan jika siswa mendapatkan suasana belajar yang kaku dengan disiplin yang mengekang dan otoriter, sehingga dapat menimbulkan kecemasan dan ketakutan dalam diri siswa ketika belajar. Sikap negatif siswa terhadap pelajaran yang sedang dihadapi berdampak terhadap rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa.
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
2
Berdasarkan hasil observasi ditemui permasalahan pada kelas VII-B di SMP IT AL-MUTTAQIEN Bogor pada saat diadakan tes hasil belajar kelas VII-B hanya 65% siswa yang dapat mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Banyaknya materi membuat siswa menjadi jenuh dan malas untuk membaca, serta materi yang dibaca kurang dipahami siswa mengenai konsep-konsep penting yang dipelajari. Dengan demikian materi yang telah dipelajari kurang dikuasai oleh siswa, sedangkan guru terkadang meminta siswa untuk belajar, menghafal, memahami suatu materi pelajaran namun tidak pernah mengajarkan atau membiming bagaimana belajar dengan menyenangkan sehingga materi mudah dipahami oleh siswa. Pembelajaran yang kurang variatif menyebabkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA menjadi berkurang serta penyampaian yang monoton dapat menciptakan suasana belajar yang membosankan, sehingga mengakibatkan siswa kurang menyukai pelajaran IPA. Hal ini berdampak terhadap rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Salah satu tugas seorang guru dalam mewujudkan pendidikan di sekolah adalah dengan mengembangkan strategi belajar mengajar secara efektif. Tujuan pengembangan strategi diarahkan untuk menciptakan kondisi yang dapat mempengaruhi kehidupan siswa agar dapat belajar dengan baik dan menyenangkan. Pelaksanaan belajar mengajar secara efektif tersebut merupakan pengajaran yang bersifat
kompleks dan sangat menuntut kesanggupan seorang guru. Gagne (1985) dalam Anitah (2008) mengemukakan bahwa belajar sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Pengertian ini menunjukkan bahwa suatu kegiatan harus membuat perubahan dalam diri seseorang. Sadirman (2006) yang berpendapat bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam (factor internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan mencari strategi pembelajaran yang sesuai dalam kegiatan proses belajar mengajar (PBM) salah satu strategi yang perlu diterapkan adalah strategi pembelajaran PQ4R dan Talking Stick. Menurut Trianto (2007) Strategi PQ4R merupakan singkatan dari P yaitu preview yang berarti membaca selintas dengan cepat, Q yaitu questions atau bertanya, dan 4R yaitu singkatan dari read, yaitu membaca, reflect yaitu reflex, recite yaitu Tanya jawab sendiri dan review yaitu mengulang secara menyeluruh. Strategi pembelajaran PQ4R digunakan untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep penting dari materi pelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran. Dengan melakukan preview dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebelum membaca, mengaktifkan pengetahua awal dan mengawali proses pembuatan hubungan antara informasi baru dengan Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
3
apa yang diketahui. Pembelajaran PQ4R yang dilakukan berpusat pada siswa yang menekankan agar siswa membangun pengetahuannya. Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas VII, maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan judul Penerapan Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran PQ4R (preview, questions, read, reflect, recite, review) dan Talking Stick untuk meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII SMP IT AL-MUTTAQIEN Bogor. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka rumusan masalah pada PTK ini adalah Apakah dengan menggunakan strategi PQ4R dan Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar IPA dan bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran PQ4R dan Talking Stick pada pembelajaran IPA. Pemecahan masalah yang dilakukan oleh peneliti menggunakan strategi PQ4R dan Talking Stick. Penelitian tindakan kelas ini diharapkan data member manfaat bagi siswa untuk melatih, memahami dan menguasai konsep-konsep penting dalam materi pelajaran. Selain itu, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dpat membantu guru, khususnya guru IPA agar dapat menambah wawasan dengan menggunakan strategi pembelajaran PQ4R dan Talking Stick serta dapat dijadikan alternatif sebagai strategi belajar yang dapat digunakan
untuk membuat siswa aktif pada proses pembelajaran. B. Metodologi Penelitian Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMP IT ALMUTTAQIEN Bogor yang berlokasi di Jl.Babakan Sukajadi Tamansari Bogor. Kelas yang digunakan untuk penelitian tindakan kelas ini ialah kelas VII-B yang berjumlah 23 siswa dengan karakteristik berbeda baik kemampuan prestasi belajar serta sosial ekonominya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2012. Penelitian ini dimasukkan dalam penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini melibatkan peneliti, pengamat, guru bertindak sebagai pelaksana strategi dan siswa sebagai subjek serta objek yang teliti. Proses kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan PQ4R (Preview, Questions, Read, Reflect, Recite dan Review) dan Talking Stick. Proses penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam beberapa siklus setiap siklus dilakukan sesuai dengan perubahan-perubahan yang ingin dicapai. Dari penelitian ini diharapan adanya suatu perubahan dalam perbaikan pembelajaran baik dari segi pengetahuan maupun perilaku melalui pembelajaran kontekstual. Rancangan penelitian tindakan terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
4
5.
Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan pembelajaran atau langkah kerja pada penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan pngembangan silabus dan penlaian pembelajaran yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indicator, penilaian, alokasi waktu, sumber belajar, bahan dan alat yang digunakan. 2. Penyusunan RPP yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, strategi pembelajaran, sumber belajar dan penilaian. 3. Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran PQ4R dan Talking Stick. 4. Menyusun evaluasi berupa hasil tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Menyiapaan instrumen ukur untuk megukur motivasi belajar siswa. Setelah tahap perencanaan, selanjutnya proses pembelajaran dilaksanakan pada kelas VII B SMP IT Al-Muttaqien sesuai jadwal penelitian yang disusun berdasarkan jadwal pelajaran kelas tersebut dengan setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 40 menit dan pada satu siklus terdapat 4 kali pertemuan. Jumlah keseluruhan ada 4 kali pertemuan. Pengamatan pada penelitian tindakan kelas melibatkan Guru mata pelajaran IPA dan observer Guru SMP IT-ALMUTTAQIEN, mahasiswa serta peneliti. Indikator keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini meliputi keoptimalan perencanaan strategi pembelajaran, ditandai dengan adanya penyusunan dan pembuatan skenario pembelajaran yang telah memenuhi unsur keterlibatan keaktifan siswa dan setting pembelajaran yang variatif dan menyenangkan. Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA ditandai dengan ketercapaian indikator yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan individu yang mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 70 (mencapai 80%) dan jika jumlah siswa yang memiliki nilai di bawah nilai KKM tidak mencapai 80% maka proses pembelajaran tidak berhasil (gagal), sehingga harus dilakukan siklus ke dua, ke tiga dan seterusnya. C. Temuan Penelitian
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
5
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak 2 siklus sehingga jumlah keseluruhan ada 4 pertemuan yaitu pertemuan 1 (Selasa, 1Mei 2012), pertemuan 2 (Sabtu, 5 Mei 2012), pertemuan 3 (Selasa, 29 Mei 2012) dan pertemuan 4 (Sabtu, 3 Juni 2012). Proses pembelajaran pada siklus I pertemuan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah disusun oleh peneliti dan telah didiskusikan dan dipelajari terlebih dahulu oleh guru, maka diperoleh nilai pada grafik dibawah ini: 69
70 68 66
pula dengan aktivitas belajar siswa yang belum maksimal dan fokus dalam mengikuti pelajaran. Aktivitas siswa terbatas pada mendengarkan, mencatat, menjawab pertanyaaan bila guru memberikan pertanyaaan walaupun disetiap tindakannya sudah ada interaksi, namun aktivitas siswa dan guru dalam memotivasi siswa untuk belajar harus ditingkatkan lagi, dengan pemberian reward saat evaluasi di akhir siklus kepada siswa dapat dilakukan agar siswa lebih termotivasi untuk belajar lebih baik, oleh karena itu perlu dilakukan siklus berikutnya.
65
64 62 Sebelum PTK
Siklus 1
Grafik 1. Hasil Belajar Siklus I
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
79 86
21
14
On-Task Off-Task
Berdasarkan grafik hasil evaluasi diatas diperoleh rata-rata nilai mencapai 69 dan nilai pada siklus 1 ini mengalami peningkatn apabila dibandingkan dengan nilai sebelum dilakukan penelitian yaitu 65. Nilai rata-rata pada siklus 1 belum berhasil mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70. Hal ini dapat dipengaruhi oleh aktivitas guru maupun selama proses pembelajaran, dari aktivitas guru di setiap tindakan siklus masih belum maksimal, walaupun dari setiap tindakannya terdapat kemajuan begitu
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Grafik 2. Antusias Siswa Siklus I Grafik on-task dan off-task siswa diatas, tedapat peningkatan dari mulai pertemuan ke-1 sikus pertama ini sampai petemuan ke-2. Peningkatan ontask siswa pada pertemuan 1 hingga pertemuan ke-2 mencapai 7 %, dan offtask mengalami penurunan hingga 4 %. Pada siklus I ini terdapat kemajuan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar dengan baik dari setiap tindakannya. Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
6
Namun aktivitas on-task siklus pertama ini belum mencapai prosentase yang diharapkan. Untuk itu, pada siklus II diharapkan selain hasil belajar juga grafik aktivitas siswa tersebut mencapai peningkatan yang lebih memuaskan. Refleksi Siklus 1 Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat kekurangan pada siklus I baik dari segi perencanaan, pelaksanaan alokasi waktu, antusias siswa dan hasil belajar yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat dari antusias siswa yang masih rendah selama proses pembelajaran dan hasil belajar siswa yang belum sesuai harapan yaitu keberhasilan siswa yang mencapai KKM >70 yaitu 80% dari jumlah siswa. Pemberian bahan bacaan oleh guru agar siswa membuat intisari dari materi berlangsung kurang tertib. Pada saat kegiatan inti ini banyak siswa yang melakukan kegiatan diluar KBM seperti mengobrol, usil dan mengerjakan kegiatan lain, tetapi tidak ada teguran dari guru, sehingga antusias siswa masih kurang dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Hasil membuat intisari yang akan dipresentasikan masih saling mengandalkan antara satu siswa dengan siswa lainnya dan siswa masih malumalu serta ragu dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan strategi Talking stick karena siswa kurang menguasai materi yang dipelajari. Hal ini mengakibatkan waktu yang telah ditentukan dari setiap kegiatan tidak tercukupi. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diuraikan di atas, perlu
dilakukan perbaikan untuk siklus berikutnya karena pada siklus pertama memiiki kendala-kendala pada saat proses pembelajaran. Kendala-kendala pada siklus pertama diantaranya masih rendahnya antusias siswa selama proses pembelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak maksimal, dan waktu yang telah ditentukan tidak mencukupi dalam proses Talking Stick. Dengan demikian kendala-kendala yang ada pada siklus satu harus diperbaiki dengan memperbaiki skenario pembelajaran pada siklus berikutnya. Hal ini bertujuan agar antusias siswa selama proses pembelajaran dapat meningkat sehingga hasil pembelajaran yang diperoleh dapat sesuai dengan kriteria yang ditentukan yaitu pencapaian nilai KKM 80% dari jumlah siswa. Siklus kedua dilaksanakan pada Selassa, 29 Mei 2012. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah disusun oleh peneliti dan telah didiskusikan dan dipelajari terlebih dahulu oleh guru bersangkutan. Berdasarkan pengamatan terhadap penerapan strategi pembelajaran PQ4R dan Talking stick menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah lebih baik dibanding dengan siklus I. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Kendala-kendala pada siklus I dapat teratasi pada siklus II, respons siswa lebih baik dalam proses pembelajaran sehingga menimbulkan peran aktif siswa dalam pembelajaran dan
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
7
peningkatan hasil belajar siswa yang sesuai dengan kriteria keberhasilan. 80
76
75 70
69 65
65 60 55 Sebelum PTK
Siklus 1
Siklus 2
Grafik 3.Evaluasi Hasil Belajar Siswa Hasil yang diperoleh selama dilakukannya tindakan 1 dan 2 pada siklus ke II ini peningkatan. Dapat dilihat rata-rata hasil belajar siswa pada siklus ke II adalah sebesar 76. Banyaknya siswa yang telah mencapai KKM adalah sebesar 87% atau berjumlah 20 orang dan 13% sisanya masih memperoleh nilai di bawah KKM dan jumlah siswa tersebut diberi remedial oleh guru sampai mencapai batas yang ditentukan. Karena presentase jumlah siswa yang sudah memperoleh nilai di atas KKM ini lebih banyak dan perolehan nilai rata-rata pada siklus II ini sudah mencapai lebih dari batas nilai yang ditentukan yaitu 70 serta media pembelajaran sudah dapat digunakan secara maksimal oleh guru dan pengaturan waktu sudah sangat efektif, maka penelitian dihentikan sampai siklus ke-2. D. Pembahasan
Penelitian tindakan dengan menggunakan model pembelajaran PQ4R dan Talking stick hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian adalah sebesar 65. Pada siklus 1, nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 69, jumlah siswa yang masih memiliki nilai di bawah KKM sebanyak 5 orang atau sekitar 22% dari 23 jumlah seluruh siswa. Pada siklus ke-2 rata-rata nilai hasil belajar siswa telah mencapai 76. Banyaknya siswa yang memperoleh nilai di atas KKM adalah 20 orang atau sekitar 87% dari 23 jumlah seluruh siswa. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebelum dilakukannya penelitian hanya sekitar 65% dari 23 jumlah siswa, pada siklus ke-1 ada peningkatan sampai 78%, karena itu jumlah perolehan nilai siswa yang sudah di atas KKM ini belum maksimal, untuk itu dilakukan siklus ke-2 dengan adanya refleksi dan upaya-upaya perbaikan dari kekurangan pada siklus ke-1 baik dari cara atau langkah guru mengajar, media maupun aktivitas siswa selama proses pembelajaran, untuk siklus ke-2 ini mengalami peningkatan yang cukup baik. Siswa yang telah mencapai nilai di atas KKM sebesar 87% yaitu 20 orang siswa memperoleh nilai di atas 70 dan 3 orang sekitar 13% siswa masih mendapat nilai kurang dari 70. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru adalah memberikan remedial tambahan tugas kepada 3 siswa tersebut yang belum memenuhi nilai di atas KKM. Oleh karena itu pada siklus ke-2 ini nilai ratarata hasil belajar siswa yang diperoleh Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
8
sudah diatas 70, itu berarti pada siklus ke-2 ini sudah menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik, dengan adanya respons dan aktivitas belajar yang baik dari siswa dalam proses pembelajaran serta dengan penggunaan model pembelajaran PQ4R (preview, questions, read, reflect, recite, review) dan Talking Stick ini juga mampu membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan proses bertanya dan mengkomunikasikan pengetahuan serta dapat menjangkau materi pelajaran dalam cakupan yang luas sehingga diperoleh peningkatan hasil belajar sesuai dengan kriteria keberhasilan. Hal ini sesuai dengan Sadirman (2006) yang berpendapat bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam (factor internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Model pembelajaran PQ4R (preview, questions, read, reflect, recite, review) dan Talking Stick merupakan model pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami konsepkonsep penting dalam pembelajaran, melatih siswa membaca dan memahami materi dengan cepat serta agar siswa lebih giat belajar, sehingga tercipta suasana belajar yang komunikatif. Aktivitas siswa dalam setiap siklus yang tidak terlibat dalam kegiatan belajar mengajar mengalami penurunan, sehingga tercipta kondisi kelas yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa terjadi penurunan aktivitas di luar kegiatan belajar mengajar seperti mengobrol,
usil, mengantuk, melamun dan melakukan pekerjaan lain di luar pembelajaran (Off Task). Aktivitas siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya terlihat antusias siswa pada siklus I tindakan 1 on task mencapai 79% dan off task 21%, pada tindakan 2 on task meningkat 86% dan off task 14% sedangkan pada siklus II, tindakan 1 mengalami peningkatan pada aktivitas on task mencapai 88% dan off task 12% kemudian meningkat lagi pada tindakan ke 2 aktivitas on task siswa mencapai 92% dan off task 8%. Presentase off task turun sebesar 7% di siklus I dan menjadi lebih rendah 4% di siklus II, sedangkan presentase on task naik mencapai 7% di siklus I dan meningkat sebesar 4% di siklus II dari 88% hingga 92% di pertemuan ke-2. Aktivitas on task dan off task siswa memperoleh peningkatan yang lebih baik dalam setiap tindakan. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa terjadi peningkatan antusias siswa dengan menggunakan strategi media pembelajaran yang digunakan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Trianto (2007) salah satu strategi yang paling banyak dikenal untuk membantu siswa memahami dan mengingatkan materi yang di baca serta dapat mengembangkan metakognitif siswa yaitu stratgi PQ4R karena metakognitif berhubungan dengan pengetahuan siswa tentang berfikir dan kemampuan siswa menggunakan strategi-strategi belajar tertentu dengan tepat. E. Kesimpulan Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
9
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa penggabungan dua model pembelajaran yaitu PQ4R (preview, questions, read, reflect, recite, review) dan Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VII-B di SMP IT Al-Muttaqien Bogor. Hal tersebut dilihat dari kriteria keberhasilan dengan berbagai indikator pencapaian melalui tes hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya, yaitu siklus I rata-rata hasil belajar mencapai 69 dan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa mencapai 76. Penerapan model pembelajaran PQ4R (preview, questions, read, reflect, recite, review) dan Talking Stick agar dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa SMP IT-Almuttaqien Bogor adalah pada bagian pendahuluan guru memberikan apersepsi, motivasi, menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Pada kegiatan inti guru menyajikan materi secara umum selanjutnya pada kegiatan Preview guru memberikan bahan bacaan kepada siswa untuk dibaca dan menginformasikan kepada siswa bagaimana menemukan ide pokok pembelajaran yang hendak dicapai. Pada kegiatan Questions menginformasikan kepada siswa untuk membuat pertanyaan dari ide pokok dengan menggunakan kata apa, mengapa, siapa dan bagaimana. Read memberikan tugas kepada siswa untuk membaca dan menanggapi pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Reflect menginformasikan materi dan menugaskan siswa memberikan pertanyaan kepada siswa dengan teknik
Talking Stick. Recite meminta siswa membuat intisari dari seluruh pembahasan pelajaran yang dipelajari dan menjawab pertanyaan dari guru. Preview menugaskan siswa membaca intisari yang dibuatnya dan membaca kembali bahan bacaan. Setelah tahaptahap pada kegatan inti selesai kemudian kegiatan penutup, guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari kemudian bersama siswa guru merangkum materi pelajaran yang telah dipelajari. F. Daftar Pustaka Sadirman. A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rosa Grasindo Persada. Sri, Anitah W. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Universitas terbuka. Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo. Sukarti. 2007. Belajar Pembelajaran. Bogor : Universitas Pakuan. Suyatno. 2009. Menjelajahi Pembelajaran Inovatif. Surabaya : Masmedia Buana Pustaka. Syah, Muhibin. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
10
Uno,
Hamzah. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.
G. Biodata Penulis Indah Maesa Widia Sari, lahir di Bogor 31 Desember 1990. S1 Pendidikan Biologi Universitas Pakuan.
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
11
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
12
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
13