Penerapan Pembelajaran E-learning (Learning Management System) untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Peserta Diklat Teknik Jaringan Komputer di PPPPTK BMTI Agung Puspita Bantala PPPPTK BMTI JL. Pasantren Km2 Cibabat Cimahi e-mail :
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran obyektif tentang peningkatan kemampuan kognitif peserta diklat setelah diterapkan pembelajaran melalui e-learning (learning management system), sebagai tambahan diklat pada diklat jaringan komputer. Penelitian ini menggunakan metode experiment kuasi, dengan membandingkan kelas experiment (peserta diklat yang belajar menggunakan sistem e-learning) dan kelas kontrol (peserta diklat yang hanya belajar dengan metode konvensional). Subjek penelitian adalah peserta diklat jaringan komputer di PPPPTK BMTI. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes untuk menunjukkan hasil belajar peserta diklat dan angket untuk mengetahui proses pembelajaran. Hasil penelitian yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara peserta diklat di kelas kontrol dan kelas experiment pada tahap pre test. Pada tahap post test terdapat perbedaan signifikan antara peserta diklat yang hanya belajar menggunakan pembelajaran konvensional dengan peserta diklat yang mendapat tambahan pembelajaran melalui e-learning. Peningkatan atau n-gain yang lebih tinggi terdapat pada kelas experiment. Ini menunjukkan bahwa kemampuan peserta diklat yang mendapatkan tambahan pembelajaran melalui e-learning meningkat lebih tinggi dibanding peserta diklat yang hanya belajar menggunakan pembelajaran konvensional. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran e-learning dapat meningkatkan kemampuan kognitif peserta diklat pada diklat jaringan komputer tingkat dasar. Respon peserta diklat terhadap proses pembelajaran konvensional, e-learning dan materi ditinjau dari kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan kegiatan akhir pembelajaran dapat disimpulkan baik Kata kunci: e-learning, learning management system, kemampuan kognitif.
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PPPPTK BMTI adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional di bidang pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan. PPPPTK BMTI merupakan salah satu dari dua belas PPPPTK yang mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan di bidang teknik. Salah satunya dengan mengadakan diklat atau penataran bagi tenaga kependidikan, dalam bidang mata tataran teknik. Diklat yang dilaksanakan di PPPPTK BMTI meliputi diklat pemesinan (otomotif, mesin konvensional dan CNC), diklat elektronika, diklat teknik informasi, diklat ketenaga listrikan dan diklat bangunan. Diklat jaringan komputer adalah salah satu mata diklat yang diadakan di PPPPTK BMTI pada jurusan teknik informasi. Dari tes hasil diklat untuk mata diklat jaringan komputer tingkat dasar dalam dua priode, ditunjukan pada tabel 1 dan 2 berikut ini :
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tabel 1 Hasil Rekapitulasi Nilai Test Diklat Jaringan Komputer priode 1 Mata Tataran Nama Rerata 1 2 3 4 5 6 A.T.L 67 72 61 74 62 72 68 A.F 62 75 66 62 62 60 64.5 D.M 61 61 66 75 66 72 66.8 E.F 65 73 71 73 69 72 70.5 E.S.H 69 61 75 71 70 63 68.2 W.W 67 73 72 71 72 64 69.8 M.H 61 66 68 62 71 69 66.2 Q.J.L.S 67 62 61 63 73 66 65.3 68 73 61 72 64 72 68.3 Sw U.S 70 70 66 71 63 61 66.8 Wh 72 68 62 70 73 69 69 Yi 68 74 71 72 66 71 70.3 Tabel 2 Hasil Rekapitulasi Nilai Tes Diklat Jaringan Komputer priode 2 Mata Tataran Nama Rerata 1 2 3 4 5 6 A.D.R 69 77 72 67 61 67 68.8 A.S 67 73 61 65 63 78 67.8 D.J 60 61 62 67 71 70 65.2 E.R.H 72 78 61 79 63 73 71 Jn 60 75 71 61 66 76 68.2 J.A 74 80 70 62 75 70 71.8 Ks 78 73 63 63 63 79 69.8 M.I 80 66 70 61 77 76 71.7 S.A.S 68 63 66 74 79 70 70 Sm 70 76 72 73 79 76 74.3 T.N 64 70 73 80 61 76 70.7 Y.A 74 79 61 79 79 76 74.7
Dengan rerata seperti pada tabel di atas maka dapat dikategorikan nilai hasil belajar peserta diklat untuk teknik jaringan komputer termasuk kategori sedang, sedangkan harapan dari hasil evaluasi belajar peserta diklat untuk diklat teknik jaringan komputer adalah kategori baik
Berdasarkan kondisi permasalahan di atas, upaya pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan tambahan atau supplement materi diklat terhadap peserta diklat teknik jaringan komputer di PPPPTK BMTI. Tambahan materi tersebut diberikan atau dilakukan, secara mandiri. Salah satu langkah yang dapat diterapkan yaitu dengan menerapkan pembelajaran menggunakan e-learning pada para peserta diklat. Rosenberg [13] menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Bahkan Onno W. Purbo [17] menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik. E-learning dalam katagori online learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, sharing pembelajaran dan informasi. E-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradigma tradisional dalam pelatihan. Uraian tersebut menunjukkan bahwa sebagai dasar dari e-learning adalah pemanfaatan teknologi internet. Dalam online learning pada dasarnya e-learning merupakan bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi jaringan komputer. Oleh karena itu e-learning dapat digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauh dan juga sistem pendidikan konvensional. Dalam pendidikan konvensional fungsi e-learning bukan untuk mengganti, melainkan memperkuat pembelajaran konvensional Kualitas pembelajaran semakin meningkat dengan memanfaatkan e-learning sebagaimana yang dikemukakan Hasbullah [9] bahwa : “Dari hasil pengujian Sistem E-learning pada beberapa mata kuliah, rerata responden tertarik dan antusias menggunakan model pembelajaran ini. Dengan pemanfaatan elearning sebagai sarana pembelajaran kualitas pembelajaran dan hasil belajar semakin baik”. Berbeda dengan pendapat diatas e-learning belum memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh Ali dkk. [1] bahwa: “Pengaruh e-learning terhadap pembelajaran dapat dilihat dari aspek motivasi, hasil belajar dan waktu belajar. Dari kuisioner didapatkan data, e-learning memberikan peningkatan motivasi pada guru dan siswa, Sedangkan hasil belajar dan waktu yang dibutuhkan untuk memahami materi pelajaran belum memberikan pengaruh yang signifikan”. Berdasarkan uraian diatas tentang penerapan pembelajaran menggunakan e-learning masih menunjukan kesimpulan yang kontroversi, sebagian peneliti mengatakan keberhasilan penerapan pembelajaran menggunakan e-learning dapat meningkatkan hasil belajar dan kualitas pembelajaran, namaun sebagian lain mengatakan penerapan e-learning dalam meningkatkkan hasil pembelajaran belum memberikan pengaruh yang signifikan. Atas dasar hasil penelitian yang kontroversi tentang penerapan sistem pembelajaran e-learning, penulis merasa perlu untuk mengujicobakan pembelajaran berbasis e-learning (Learning Management System) dalam program diklat di PPPPTK BMTI. 1.2 Rumusan Masalah Bertitik tolak dari uraian permasalahan yang dituangkan di atas, maka masalah pokok dalam penelitian ini meliputi : 1. Bagaimana perbedaan peningkatan kemampuan kognitif peserta diklat setelah mendapatkan tambahan pembelajaran melalui pembelajaran berbasis e-learning (Learning Management System) pada diklat teknik jaringan komputer di PPPPTK BMTI, dibandingkan dengan peserta diklat yang hanya belajar secara konvensional. 2. Bagaimana respon peserta terhadap pembelajaran konvensional, pembelajaran berbasis elearning (Learning Management System) dan materi diklat pada diklat teknik jaringan komputer di PPPPTK BMTI ?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mendapatkan gambaran secara jelas tentang perbedaan peningkatan kemampuan kognitif para peserta diklat setelah mendapatkan tambahan materi menggunakan pembelajaran berbasis e-learning (Learning Management System) pada diklat teknik jaringan komputer di PPPPTK BMTI, sedangkan tujuan yang lebih khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendapatkan gambaran secara jelas tentang penerapan pembelajaran e-learning berbasis e-learning (Learning Management System) dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, mempercepat penguasaan materi diklat pada diklat teknik jaringan komputer di PPPPTK BMTI. 2. Mendapatkan gambaran secara jelas tentang respon peserta terhadap pembelajaran elearning berbasis e-learning (Learning Management System), pembelajaran konvensional dan materi diklat jaringan komputer di PPPPTK BMTI . 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian Melalui penelitian yang dilakukan ini, diharapkan memperoleh suatu nilai manfaat yang meliputi : 1. Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penilaian sistem diklat sehingga dapat dijadikan perbaikan bagi penyelenggaraan selanjutnya yang diselenggarakan secara rutin di PPPPTK BMTI . 2. Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penilaian peningkatan kemampuan kognitif para peserta diklat setelah mengikuti diklat dengan penerapan pembelajaran berbasis e-learning (Learning Management System), sehingga dapat dijadikan data untuk peningkatan diklat selanjutnya di PPPPTK BMTI . 1.5 Hipotesis Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Terdapat perbedaan yang signifikan tentang peningkatan kemampuan peserta diklat yang diberikan tambahan (supplement) belajar menggunakan e-lerning dibandingkan peserta diklat yang hanya belajar menggunakan pembelajaran konvensional 2 METODE PENELITIAN 2.1 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dibagi menjadi dua tahap yaitu : (a) Tahap pembuatan sistem e-learning berbasis LMS di PPPPTK BMTI, (b) Tahap pengujian sistem sistem e-learning berbasis (Learning Management System), untuk melihat peningkatan kemampuan kognitif peserta diklat dengan menggunakan tes. Pada tahap pembuatan sistem elearning langkah-langkah yang dilakukukan adalah sebagai berikut : meyiapkan perangkat keras, infrastruktur jaringan, pemilihan software e-learning berbasis (Learning Management System) dan installasi software e-learning (Learning Management System) menggunakan Dokeos, meyiapkan materi pembelajaran (content learning) dan pengaturan (administrasi pembelajaran). 2.1.1 Tahapan Pembuatan e-learning Perangkat keras keras yang disiapkan untuk software e-learning berbasis (Learning Management System) meliputi sistem jaringan komputer di PPPPTK BMTI yang terdiri atas intranet (jaringan komputer lokal) dan internet (jaringan komputer global) dan perangkat keras server sebagai komputer yang memberikan layanan e-learning. Software e-learning berbasis (Learning Management System) yang dibutuhkan adalah software learning management system yang memiliki fasilitas e-laerning yang hight trafic atau dapat melayani pengguna dengan jumlah yang tinggi, fasilitas yang tidak terlalu komplek namun memiliki sistem menu dan navigasi yang mudah dipahami oleh pengguna. Romi Satria Wahono [11], menyarankan penggunan Dokesos sebagai sistem software e-
learning yang memiliki kemampuan hight trafic. Fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam dokeos adalah sebagai berikut: Installasi Software e-learning berbasis (Learning Management System) dilakukan pada server e-learning dengan sekema seperti Gambar 1 Internet
ISP
Intranet 192.168.89.254/24
NIC1
Server e-lerning (http://e-Training.tedcbandung.com)
Gatway Prim.DNS Sec.DNS
: 202.150.129.250 : 255.255.255.248 : 202.150.129.249 : 202.150.128.65 : 202.150.129.65
ip192.168.89.253/24 gtw192.168.89.254 NIC2 IP
ip192.168.89.10/24 gtw192.168.89.254
: 192.168.89.8 : 255.255.255.0
server
server
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa server e-learning terhubung kedalam dua jaringan komputer yaitu jaringan lokal atau intranet dan jaringan global atau internet, langkah selanjutnya setelah sistem server e-learning berjalan adalah meyiapkan isi pembelajaran(content learning) yang terdiri dari fasilitas persentasi materi jaringan komputer, simulasi jaringan komputer yang interaktif, forum, chat, quiz dan tugas. Isi pembelajaran tersebut di unggah (upload) kedalam sistem e-learning. 2.1.2 Tahapan Pengujian e-learning Pada tahap pengujian e-learning, peserta diklat pada diklat jaringan komputer di PPPPTK BMTI dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas experiment, kedua kelas tersebut harus memiliki rencana pembelajaran yang berbeda untuk kelas experiment mendapat perlakukan khusus dengan menambahkan e-learning pada materi jaringan komputer sesuai dengan rencana pembelajaran kelas experiment. Sekenario pembelajaran kelas experiment adalah memadukan pembelajaran konvensional dengan pembelajaran berbasis e-learning(e-learning blended). materi – materi dalam e-learning tersebut dijadwalkan pada waktu-waktu tertentu dan dilakukan secara mandiri berikut fasiltas-fasilitas e-learning seperti fasilitas persentasi materi jaringan komputer, simulasi jaringan komputer yang interaktif, forum, chat, quiz dan tugas 2.2 Metode Penelitian yang digunakan Untuk melihat peningkatan hasil belajar peserta diklat yang telah mengunakan pembelajaran e-learning, perlu dilakukan penelitian dengan metode yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian quasi experiment atau experiment semu dengan rancangan penelitian menggunakan “Pretest-Posttest Nonequivalent Control Group Design”. Disain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.
Klompok
Tabel 3 Desain Penelitian Pre tes Perlakuan
Pos tes
Keterangan: E = Kelompok experiment K : Kelompok kontrol Q1: Pre-test kelompok Kontrol Q2: Pos tes kelompok Kontrol X : Perlakuan berupa penggunaan model e-learning berbasis LMS Q3: Pre-test kelompok experimen Q4 : Post-test kelompok experiment 2.3 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PPPPTK BMTI (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri), Departemen Elektro dan Teknik Informasi yang berada di Jl. Pasantren km 2 Cibabat Cimahi. Adapun pelaksanaan penelitian dilakukan pada diklat teknik jaringan komputer dengan peserta dari provinsi Kaltim dan Diklat pembiayaan DIPA pada bulan Maret 2010 sampai dengan April 2010. 2.4 Subyek Penelitian Subyek penelitian yang terkait dengan penelitian ini yaitu peserta diklat teknik di PPPPTK BMTI sebanyak 60 orang yang diambil dari semua anggota populasi (sampel jemuk), kemudian di bagi menjadi dua kelas yaitu, 30 orang peserta diklat di kelas experiment dan 30 orang peserta diklat di kelas kontrol. 2.5 Instrumen Yang Digunakan Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes untuk menunjukkan hasil belajar peserta diklat dan angket untuk mengetahui proses pembelajaran. 2.5.1 Menyusun instrumen Langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam menyusun soal – soal dan angket atau kuesioner adalah sebagai berikut : menyusun kisi-kisi angket dan tes, menyusun pernyataanpernyataan disertai alternatif jawabannya, menyusun pertanyaan–pertanyaan butir soal dan kunci jawaban, menetapkan kriteria penskoran untuk alternatif jawaban baik untuk angket maupun test. Dari hasil peyusunan soal – soal sebagai instrumen penelitian didapat 42 butir soal pre tes, 50 butir soal pos tes dan 23 item pertanyaan angket Sebelum kegiatan pengumpulan data dilakukan, angket dan soal test yang akan digunakan terlebih dahulu diujicobakan terhadap responden yang ditetapkan atau di luar responden yang telah ditetapkan dengan syarat memiliki karakteristik yang sama. Hal ini penting dilakukan untuk dapat mengetahui layak tidaknya digunakan dalam penelitian ini. 2.5.2 Pengujian Instrumen Setelah data uji coba angket terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas alat pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat dipertanggung jawabkan. 2.5.2.1 Uji Validitas Instrumen Untuk menguji validitas terhadap instrumen dilakukan dengan menggunakan produc moment di bawah ini, rumus produc moment (Riduwan 2008 : 110) adalah :
Dimana:
rXY = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan. ∑x = jumlah skor item ∑y = jumlah skor total (seluruh item) N = jumlah responden. Kriteria pengujian yang dipergunakan adalah untuk tingkat signifikansi tertentu (dalam hal ini 95%), di mana tabel t yang digunakan mempunyai dk =(n- 2) maka hipotesis diterima jika rhitung > rtabel , maka diambil kesimpulan bahwa soal valid. 2.5.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen Untuk menguji reliabilitas terhadap instrumen dengan menggunakan teknik belah dua (split-half method), dengan belahan pertama merupakan item bernomor ganjil dan belahan kedua merupakan item bernomor genap. Kemudian keduanya dikorelasikan dengan menggunakan rumus Spearman Brown ,dengan rumus 3.2 Spearman Brown (Sugiyono 2008:136) :
Dimana: = reliabilitas internal seluruh item = korelasi product moment antara belahan ganjil- genap 2.5.2.3 Uji Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (P) yang dihitung dengan menggunakan rumus 3.3 (Suharsimi 2008:208) :
Dimana: P = indeks kesukaran B = banyaknya sempel penelitian yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh sempel penelitian peserta tes Suharsimi (2008:210) menjelaskan ketentuan yang sering diikuti untuk menentukan tingkat kesukaran dari soal sebagai berikut(hasil telah dimodifikasi): Soal dengan P = 0,00 – 0,30 : soal sukar Soal dengan P = 0,31 – 0,70 : soal sedang Soal dengan P = 0,70 – 1,00 : soal mudah. 2.6 Prosedur Pengolahan Data Untuk menguji terdapat tidaknya perbedaan antara hasil belajar peserta diklat yang menggunakan e-learning dan yang tidak menggunakan e-learning, maka data yang diperoleh dianalisis dengan uji prasyarat meliputi : uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis menggunakan uji t dua pihak dengan masing-masing rumus perhitungan. 2.6.1 Uji Normalitas Sebelum dilakukan pengujian untuk mendapatkan kesimpulan, maka data yang diperoleh perlu diuji normalitasnya menggunakan chi-square :
2.6.2 Uji Homogenitas Selain uji normalitas data, perlu juga diuji homogenitasnya untuk mengetahui apakah data sample diperoleh dari populasi yang bervarian homogen. Pengujian uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varian terbesar dengan varian terkecil :
2.6.3 Uji Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian prasyarat diperoleh bahwa data yang berupa data dari kelas experiment dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen. Untuk itu dilakukan uji hipotesis untuk manganalisis perbandingan menggunakan rumus uji-t (separated variant):
Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varian homogen maka dapat digunakan rumus separated, untuk melihat harga t tabel gunakan dk = n1 + n2 – 2, Sugiyono. [23], kemudian menentukan kaidah pengujian: a) taraf signifikansinya (α = 0.05) b) dk = n1 + n2 – 2 c) mencari harga t tabel pada α = 0,05 Selanjutnya membandingkan ttabel dengan thitung dengan kriteria pengujian dua pihak : Jika thitung ≤ ttabel , maka maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika thitung > ttabel, maka maka Ho ditolak dan Ha diterima, Sugiyono. [23]. 2.6.4 Analisis Data Angket Data hasil pengisian angket, berisi tentang tanggapan peserta diklat terhadap proses pembelajaran berbasis konvensional, e-learning dan materi diklat pada diklat jaringan di PPPPTK BMTI. Angket yang digunakan bersifat tertutup, artinya peneliti membatasi alternatif jawaban yang dipilih oleh responden sesuai dengan isi item angket. Angket yang digunakan dalam penelitian disusun menggunakan teknik pensekalaan menurut Likert tersusun dalam bentuk pernyataan sikap dengan lima pilihan sikap: SS (sangat setuju), S (setuju), R (ragu-ragu), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju). Setelah dilakukan penyebaran angket, hasil penyebaran angket tersebut kemudian diolah dan dipresentasekan untuk memperoleh nilai tafsiran. Berdasarkan lokakarya Jurusan ADPEN IKIP, Purba.dkk [15], tafsiran dari persentase angket dapat dilihat pada tabel 4 Tabel 4 Hubungan Harga Persentasi dengan Tafsiran Harga Persentasi (%) Tafsiran 0
Tidak ada
1 – 25
Sebagian secil
26 - 49
Hampir separuhnya
50
Separuhnya
51 - 75
Sebagian besar
76 – 99
Hampir seluruhnya
100
Seluruhnya
3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis data Pre tes Analisis data pre test digunakan untuk melihat kondisi awal dari data hasil penelitian guna mengetahui perbedaan antara kelas experiment dan kelas kontrol. Untuk menganalisis perbedaan tersebut digunakan uji-t yang menguji hipotesis komparatif dua sampel independen dengan teknik statistik parametrik. Jika dua rerata berasal dari dua sampel yang jumlahnya sama dengan varians data homogen, maka rumus uji-t yang digunakan adalah separated varians. Bila jumlah anggota sample n1 = n2, dan varian homogen maka dapat digunakan rumus t-test baik separated maupun pool varians. Sugiyono [23]. Untuk menganalisis data menggunakan uji t-tes separated varians memerlukan persyaratan-persyaratan antara lain: Data harus berasal dari varians yang homogen dan berdistribusi normal. Untuk itu perlu dilakukan uji normalitas data dan homogenitas data. 3.1.1 Uji Normalitas Data Pre tes Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, di bawah ini merupakan tabel perhitungan normalitas dan hasil perhitungan normalitas data sebagai berikut: Kelas
χ2 hitung
Tabel 5 Hasil Pengujian Normalitas data Pre tes χ2 tabel χ2 tabel Kesimpulan
3.1.2 Uji Homogenitas Data Pre test Analisis selanjutnya adalah ujicoba homogenitas untuk mengetahui populasi varians mempunyai varian yang sama atau beda. Tabel berikut adalah hasil perhitungan uji homogenitas. Tabel 6 Hasil Pengujian Homogenitas Data Pre tes Kelas
χ2 hitung
χ2 tabel
χ2 tabel
Kesimpulan
Experiment
0,18
23,7
0,18 < 23,7
Kontrol
0,34
23,7
0,34 < 23,7
χ2 hitung < χ2 tabel Data Homogen χ2 hitung < χ2 tabel Data Homogen
3.1.3 Uji Kesamaan Dua Rerata pada Pre tes Setelah pengujian normalitas data dan homogenitas data dilakukan, didapat kesimpulan bahwa data pre tes dari dua sample yaitu kelas experiment dan kontrol berdistribusi normal dan berasal dari populasi dengan varians yang sama. Oleh karena itu, uji–t sample bebas dihitung menggunakan rumus uji-t separated didapatkan hasil seperti pada tabel 7
Tabel 7 Hasil Uji Kesamaan Dua Rerata data Pre tes T hitung
T tabel
Analisis
hipotesis
0,97
2,017
thitung < ttabel
Ho diterima dan ha ditolak
Dasar pengambilan keputusan dengan uji t: Ho: tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre tes kelas experiment dan kelas kontrol Ha: terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre tes kelas experiment dan kelas kontrol Jika Statistik Hitung (thitung) > Statistik Tabel (ttabel), maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika Statistik Hitung (thitung) ≤ Statistik Tabel (ttabel), maka Ho diterima dan Ha ditolak Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai t hitung sebesar 0,97. Dengan derajat kebebasan adalah dk = n1 + n2 - 2, 30 + 30 – 2 = 58, tingkat signifikansi (α ) adalah 0,05. Dari ttabel didapat angka 2,017. Jadi thitung < ttabel atau 0,97 < 2,017, Ho berhasil diterima dan Ha ditolak. 3.2 Analisis Data Pos tes Analisis data pos test digunakan untuk melihat kemajuan peserta diklat setelah mendapatkan pembelajaran, baik kelas experiment yang mendapatkan model pembelajaran berbasis e-learning atau pun kelas kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan. Analisis data yang dilakukan juga memiliki persyaratan yaitu data harus berasal dari distribusi normal dan varains yang homogen 3.2.1 Uji Normalitas Data Pos tes Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil pos tes berdistribusi normal atau tidak. Tabel 8 dibawah ini merupakan hasil perhitungan normalitas pada data pos test Kelas Experimens Kontrol
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas Pos tes χ2 tabel Analisis Kesimpulan 11,07 -3,70 < 11,07 χ2 hitung < χ2 tabel Data Berdistribusi Normal -83,60 11.07 -83,60 < 11,07 χ2 hitung < χ2 tabel Data Berdistribusi Normal
χ2 hitung -3,70
3.2.2 Uji Homogenitas Data Pos tes Analisis homogenitas data pos tes untuk kelas experiment dan kontrol digunakan untuk mengetahui populasi varians apakah mempunyai varians yang sama atau beda pada data hasil pos tes. Tabel 9 adalah hasil perhitungan uji homogenitas. Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas Data Pos tes Kelas
χ2 hitung
χ2 tabel
χ2 tabel
Experimens
0,04
23,7
0,04 < 23,7
Kontrol
0,00
23,7
0,00 < 23,7
Kesimpulan χ2 hitung < χ2 tabel Data Homogen χ2 hitung < χ2 tabel Data Homogen
3.2.3 Uji Kesamaan Dua Rerata pada Data Pos tes Setelah pengujian normalitas data dan homogenitas yang telah dilakukan, didapat kesimpulan bahwa data pos tes dari dua sample yaitu kelas experiment dan kontrol berdistribusi normal dan berasal dari populasi dengan varians yang sama. Oleh karena itu uji –t sample bebas di hitung menggunakan rumus uji-t separated dengan hasil pada tabel 10
Tabel 10 Hasil Uji Kesamaan Dua Rerata Pos tes thitung
ttabel
Analisis
hipotesis
2,33
2,017
thitung > ttabel
Ho ditolak ha di terima
Dasar pengambilan keputusan dengan uji t: Ho: tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre tes kelas experiment dan kelas kontrol Ha: terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre tes kelas experiment dan kelas kontrol Jika statistik hitung (thitung) > Statistik Tabel (ttabel), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika statistik hitung (thitung) ≤ Statistik Tabel (ttabel), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai t hitung sebesar 2,33. Dengan derajat kebebasan adalah dk = n1 + n2 - 2, 30 + 30 – 2 = 58, tingkat signifikansi (α) adalah 0,05. Dari ttabel didapat angka 2,017. Jadi thitung > ttabel atau 2,33 > 2,017 Ho ditolak dan Ha berhasil diterima 3.3 Deskripsi Data Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari hasil pre tes dan pos tes memberikan gambaran kemampuan peserta diklat pada mata diklat jaringan komputer tingkat dasar. Dari data pre tes dan pos tes diperoleh peningkatan (gain) kemampuan peserta diklat. Deskripsi data pre tes, pos tes, dan peningkatan (gain) dilakukan menggunakan bantuan Software SPSS 15.0 3.3.1 Deskripsi Data Pre tes Data pre tes memberikan gambaran kemampuan awal peserta diklat sebelum memperoleh materi pelajaran. Deskripsi data hasil pre tes kelas experiment dan kelas kontrol diperlihatkan pada tabel 11 berikut: Tabel 11 Deskripsi Data Pre tes Berdasarkan Kelas N Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum Sum Percentiles
25 50
experiment 30 0 34.8039 1.91849 36.7647 44.12 10.50802 110.418 -.549 .427 -.297 .833 41.18 11.76 52.94 1044.12 28.6765 36.7647
Kontrol 30 0 32.4510 1.48226 32.3529 38.24 8.11868 65.913 -.596 .427 -.189 .833 29.41 14.71 44.12 973.53 26.4706 32.3529
75
44.1176
38.2353
Valid Missing
Dari tabel di atas dijelaskan, bahwa rerata nilai pre tes kelas experiment dari 30 orang peserta diklat sebesar 34,80. Sedangkan kelas kontrol dari 30 orang peserta diklat sebesar 32,45, terdapat selisih 2,35. Nilai pre tes kelas kontrol berada antara 14,71 dan 44,12 dengan standar deviasi 8,11. Sedangkan nilai pre tes kelas experiment berada antara 11,76 dan 52,94 dengan standar deviasi 10,50 Jumlah seluruh nilai peserta diklat kelas experiment yaitu 1044 dan kelas kontrol 973.
3.3.2 Deskripsi Data Pos tes Data pos tes memberikan gambaran kemampuan akhir siswa setelah memperoleh materi pelajaran. Data pos tes diperoleh dari tes tertulis dengan jenis tes dan jumlah tes yang berbeda seperti pada pre tes. Deskripsi data hasil pos tes kelas kontrol dan kelas experiment diperlihatkan pada tabel 12 Tabel 12 Deskripsi Data Pos tes Berdasarkan Kelas experiment N Valid 30 Missing 0 Mean 34.8039 Std. Error of Mean 1.91849 Median 36.7647 Mode 44.12 Std. Deviation 10.50802 Variance 110.418 Skewness -.549 Std. Error of Skewness .427 Kurtosis -.297 Std. Error of Kurtosis .833 Range 41.18 Minimum 11.76 Maximum 52.94 Sum 1044.12 Percentiles 25 28.6765 50 36.7647 75 44.1176
Kontrol 30 0 32.4510 1.48226 32.3529 38.24 8.11868 65.913 -.596 .427 -.189 .833 29.41 14.71 44.12 973.53 26.4706 32.3529 38.2353
Dari tabel di atas dijelaskan, bahwa rerata nilai pos tes kelas experiment dari 30 orang peserta diklat sebesar 72,74. Sedangkan kelas kontrol dari 30 orang peserta diklat sebesar 66,56 selisih 6,18. Nilai pre tes kelas kontrol berada antara 41,18 dan 76,47 dengan standar deviasi 10,20. Sedangkan nilai pre tes kelas experiment berada antara 47,06 dan 91,18 dengan standar deviasi 10,36. Jumlah seluruh nilai peserta diklat kelas experiment yaitu 2182 dan kelas kontrol 1997 3.3.3 Deskripsi Data Peningkatan (Gain) Data peningkatan merupakan data yang diperoleh dari selisih antara pre tes dengan pos tes yang diperoleh peserta diklat. Analisis data selanjutnya akan dilakukan terhadap data peningkatan (gain). Pada tabel 13, diperlihatkan data peningkatan (gain) berdasarkan kelas Tabel 13 Deskripsi Data Peningkatan (gain) Berdasarkan Kelas experiment N
Valid
Control
30
30
0
0
Mean
72.7443
66.5687
Std. Error of Mean
1.89151
1.86275
Median
73.5300
67.6500
73.53
73.53(a)
10.36024
10.20270
107.334
104.095
-.463
-1.023
.427
.427
-.016
.211
Missing
Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis
Std. Error of Kurtosis
.833
.833
Range
44.12
35.29
Minimum
47.06
41.18
Maximum
91.18
76.47
Sum Percentiles
2182.33
1997.06
25
64.7100
61.0250
50
73.5300
67.6500
75
82.3500
74.2650
Berdasarkan tabel 13, dapat dijelaskan bahwa kedua kelas mengalami rerata peningkatan yang berbeda. Peserta diklat pada kelas experiment mengalami rerata peningkatan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan selisih 3,83. Untuk kelas kontrol rerata peningkatan (gain) 34,11 dengan rerata pos tes 66,56 dan rerata pre tes 32,45. Sedangkan kelas experiment rerata peningkatan (gain) 37,94 dengan rerata pos tes 72,74 dan rerata pre tes 34,80. 3.4 Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian 3.4.1 Temuan Penelitian Berdasarkan hasil analisis data pre tes, pos tes, serta melihat rerata peningkatan (gain) terhadap kelas experiment dan kontrol menggunakan perhitungan secara manual dan melalui bantuan SPSS. Demikian juga analisis kualitatif terhadap angket mengenai tanggapan peserta diklat terhadap pembelajaran baik konvensional, e-learning dan materi diklat, diperoleh beberapa temuan sebagai berikut: a. Nilai rerata pre tes kelas experiment dan kelas kontrol berturut-turut sebesar 34,80 dan 32,45. Data nilai pre tes kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan uji t dua pihak untuk mengetahui kesamaan dua rerata terhadap nilai pre tes tersebut. Hasilnya didapat nilai t hitung = 0,97. Apabila nilai thitung dibandingkan dengan ttabel pada taraf nyata dengan derajat kebebasan 58 diperoleh ttabel = 2,017, maka didapat thitung < ttabel. Keputusan yang diambil yaitu Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan awal peserta diklat antara kelas experiment dan kelas kontrol b. Secara keseluruhan, nilai rerata pos tes kelas experiment (72,74) lebih besar dibandingkan kelas kontrol (66,56). Disini dapat disimpulkan kemampuan akhir peserta diklat kelas experiment relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol c. Rerata peningkatan (gain) berdasarkan kelas, kelas experiment sebesar 37,94 dan kelas kontrol sebesar 34,11 selisih 3,83. Hal ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar tertinggi dicapai pada kelas experiment d. Tanggapan, peserta diklat terhadap proses pembelajaran konvensional, e-learning maupun materi diklat sebagian besar atau dengan harga tafsiran (50% - 75%), menilai berkatagori baik. 3.4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil temuan penelitian di atas yang dibuktikan melalui analisis statistik baik manual maupun SPSS versi 15 menunjukkan bahwa: a. Kemampuan awal peserta diklat kelas kontrol dan kelas experiment adalah sama. Hal ini dapat dilihat dari nilai rerata pre tes kedua kelas dan dibuktikan dengan uji-t sampel bebas dua pihak untuk melihat perbedaan dua rerata. Dari hasil perhitungan uji-t dari data pre tes kelas experiment dan data pre tes kelas kontrol didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil pre tes kedua kelompok penelitian. Karena t hitung = 0,97 berada diantara t tabel yaitu - 2,017 dan + 2, 017. Ini berarti terdapat hasil belajar yang hampir sama dari kedua kelompok experiment. Digambarkan dalam kurva sebagai berikut.
Gambar 1 Kurva Uji-t Pre tes Kelas Experiment dan Kontrol
Antara kelompok experiment dengan kelompok kontrol, tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan. Artinya kedua kelompok memperoleh hasil belajar yang sama. Hal ini disebabkan karena pre tes dilakukan sebelum dilakukannya proses pembelajaran, sehingga peserta diklat mengisi tes sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Uji-t yang dilakukan terhadap hasil pre tes kelas experiment dan pre tes kelas kontrol sangat penting, hal ini untuk menunjukkan bahwa kedua kelompok tersebut setara sehingga layak untuk dibandingkan dan dijadikan sampel dalam penelitian ini b. Setelah proses pembelajaran dilaksanakan dengan memberi perlakuan pada kelas experiment, kemampuan akhir kedua kelompok mengalami perbedaan. Dari hasil perhitungan uji-t dari data pos tes kelas experiment dan data pos tes kelas kontrol didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil pos tes kedua kelompok penelitian. Karena t hitung = 2,33 berada diluar t tabel yaitu - 2.017 dan + 2.017. Ini berarti terdapat hasil belajar yang berbeda dari kedua kelompok dalam penelitian. Digambarkan dalam kurva sebagai berikut:
Gambar 2 Kurva Uji-t Pos tes Kelas Experiment dan Kontrol
Hasil belajar kelas experiment lebih baik terhadap peningkatan hasil belajar, ditunjukkan oleh adanya peningkatan (gain) nilai pos tes terhadap pre tes dari kedua kelas tersebut. Peningkatan kelas experiment 37,94 sedangkan kelas kontrol 34,11. Penerapan pembelajaran konvensional ditambah pembelajaran berbasis e-learning sebagai komplemen (pelengkap) dalam proses belajar mengajar memberikan perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar dibandingkan dengan hasil belajar dengan menerapkan pembelajaran konvensional. Hal ini disebabkan pembelajaran berbasis e-learning sebagai suplemen dapat memberikan pengalaman yang lebih nyata kepada peserta diklat, khususnya untuk pembelajaran yang berkenaan dengan ranah kognitif. Dalam pembelajaran jaringan komputer
peserta diklat diharapkan memiliki pemahaman yang cukup mengenai komponen-komponen perangkat keras jaringan komputer sebelum memasuki praktikum. Aspek kognitif dapat dicapai jika pengajar dapat menyampaikan materi pembelajaran secara jelas, bermakna dan bila perlu memanfaatkan media simulasi yang terdapat dalam e-learning, Sehingga dapat menjembatani proses pemerolehan materi pelajaran menjadi mudah dan mengalir sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Penggunaan pembelajaran berbasis e-learning, juga dapat memberikan kesempatan kepada peserta diklat untuk dapat belajar secara bebas dalam mencari bahan-bahan atau materi pembelajaran. Kelebihan lain dari e-learning dibandingkan kelas konvensional adalah peserta diklat terbebas dari perasaan malu, jika merasa tidak bisa menjawab pertanyaan pengajar, atau gagal dalam belajarnya. Selain itu peserta diklat juga dapat bebas bertanya dan berdiskusi dengan pakar yang ada di bidangnya atau melalui program bantuan profesional (help) secara on line yang didesain pada materi pembelajaran e-learning. Dengan demikian berdasarkan temuan dalam penelitian penggunaan e-learning dianggap layak dalam proses pembelajaran di PPPPTK BMTI khususnya departemen Elektro dan Teknik Informasi, karena dapat memberikan hasil belajar yang berbeda dengan pembelajaran konvensional. Pendapat ini didukung oleh pendapat peserta diklat yang diambil melalui angket, bahwa hampir seluruh atau 76% harga persentasi tafsiran peserta diklat meyatakan setuju proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran e-learning pada materi jaringan komputer tingkat dasar. Pembelajaran menggunakan e-learning dalam materi jaringan komputer dasar telah mengikuti tahapan-tahapan yang ditetapkan hal ini dapat dilihat dari hasil angket yang menyatakan sebagian besar atau 75 % harga persentasi tafsiran peserta diklat meyatakan setuju bahwa kegiatan awal sampai akhir telah diklaksanakan dengan baik melalui pembalajaran tersebut. Begitu juga dengan materi diklat melalui e-learning, membuat materi lebih mudah dipahami terlihat dari pengisian angket menyatakan sebagian besar atau 51% harga persentasi tafsiran, pesrta diklat setuju bahwa materi diklat melalui e-learning lebih mudah dimengerti karna disertai dengan simulasi dan dapat dilakukan berulangkali 3.5 Kesimpulan Hasil penelitian menetapkan kesimpulan sebagai berikut: (a) Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pos tes kelas kontrol yaitu peserta diklat yang hanya belajar secara konvensional, dengan kelas experiment, yaitu peserta diklat yang belajar dengan dukungan pembelajaran e-learning (Learning Management System) pada diklat teknik jaringan komputer di PPPPTK BMTI. Dari hasil statistik, pembelajaran pada kelas experiment mendapatkan peningkatan yang lebih baik dari pada kelas kontrol dan disimpulkan bahwa pembelajaran di kelas experiment yaitu pembelajaran yang di dukung oleh e-learning dapat meningkatkan kemampuan kognitif peserta diklat. (b) Penguatan atau gain yang didapat dari kedua kelas (kontrol dan experiment) setelah dilakukan pembelajaran dan diberikan perlakuan khusus pada kelas experiment menunjukan perbedaan yang signifikan. Kelas experiment memiliki gain atau penguatan yang tinggi dibandingkan kelas kontrol yang hanya mendapat pembelajaran konvensianal tanpa tambahan e-learning. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang didukung oleh e-learning dapat memberikan penguatan pada pembelajaran. (c) Dari hasil angket pelaksanaan pembelajaran konvensional, pembelajaran e-learning (Learning Management System) dan materi diklat telah mengikuti tahapan-tahapan atau strategi pembelajaran yang sesuai, hal ini di nilai oleh peserta diklat sebesar 75% harga persentasi tafsiran dengan katagori baik. 3.6 Saran Berdasarkan temuan penelitian yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran, dalam penerapan pembelajaran melalui e-learning berbasis LMS (learning management system)
yaitu: (a) Meskipun hasil penelitian menunjukan bahwa e-learning berbasis LMS (learning management system) dapat meningkatkan kemampuan kognitif peserta diklat, hendaknya pada penerapannya tidak meninggalkan pembelajaran konvensional. Artinya dalam penerapan e-learning berbasis LMS akan lebih baik jika menggunakan model web centered course, yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Dengan model ini pembelajaran dapat saling melengkapi. (b) Pada penelitian ini, penggunaan e-learning sebagai dukungan pada diklat adalah sebagai suplemen. Sehingga peserta diklat mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak? Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta diklat untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya pilihan (opsional), peserta diklat yang memanfaatkannya memiliki kemajuan yang lebih baik pada kemampuan kognitif. Setelah dilakukan penelitian ini dan didapatkan hasil penelitian bahwa penggunaan pembelajaran e-learning dapat meningkatkan kemampuan peserta diklat, hendaknya penggunaan e-learning dijadikan sebuah komplemen. Sehingga materi pembelajaran e-learning dapat diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta diklat pada diklat konvensional di PPPPTK BMTI. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran e-learning diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) (c) Walaupun langkah-langkah pembelajaran menggunakan e-learning (Learning Management System) yang dinilai peserta diklat memiliki nilai rerata yang termasuk katagori baik, hendaknya peningkatan pembelajaran selalu dilakukan sesuai dengan tuntutan yang ada Pada tahap instruksional (kegiatan inti) perlu adanya peningkatan pada bagian materi dasar yang melandasi materi pokok (teori dasar). Berdasarkan harga persentasi tafsiran yang meyatakan hampir separuhnya atau 49% harga persentasi tafsiran mengatakan setuju dan sangat setuju bahwa teori dasar yang melandasi materi pokok sangat sesuai, ideal dari persentasi tafsiran adalah sebagian besar 51% atau seluruhnya yaitu 100% harga persentasi tafsiran meyatakan teori dasar yang melandasi materi pokok sangat sesuai. REFERENSI [1]
[2] [3]
[4] [5]
[6] [7] [8]
Ali,M.,Istianto,W.D.,Sigit,Y.,Munir,M. (2006). Studi Pemanfaatan E-learning sebagai Media Pembelajaran Guru dan Siswa SMK di Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Teknik Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNY Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Beam, P. (1997). Breaking the Sprinter’s Wrist : Achieving Cost-Effectiveness in Online Learning. Paper presented at the International Symposium on Distance Education and Open Learning, organized by MONE Indonesia, IDLN, SEAMOLEC, ICDE, UNDP and UNESCO Tuban, Bali, Indonesia Bullen, M. (2001). e-learning and the Internationalization Education, Malaysian Journal of Educational Technology 1(1), 37 - 46 Darmayanti,T.,Setiyani,M.Y.,Oetojo,B.(2007).E-learning pada Pendidikan Jarak Jauh: Konsep Yang Mengubah Metode Pembelajaran di Perguruan Tinggi di Indonesia. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh.8, (2), 99 - 113 Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta: Direktorat Jendral PMPTK Hartanto, A.A. dan Purbo, O.W. (2002). Teknologi e-learning Berbasis PHP dan MySQL, Elex Media Komputindo. Jakarta. Hasan, A.M.(2003). Pengembangan Profesionalisme Guru di Abad Pengetahuan
[9]
[10]
[11] [12] [13]
[online] http://re-searcengines.com/amhasan.html. Diakses 13 Desember 2009 Hasbullah(2007). Perancangan dan Implementasi Model Pembelajaran E-learning untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di JPTE FPTK UPI. Bandung: Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI Irawan, J. (2007). Kompetensi Profesional Guru dalam Pembelajaran Seni Rupa SMAN Kabupaten Demak, Tugas Akhir pada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang Romi Satria Wahono http://romisatriawahono.net/2008/01/24/memilih-sistem-elearningberbasis-open-source/ diakses 22 Januari 2010 Koran, Jaya Kumar C. (2002). Aplikasi E-learning dalam Pengajaran dan pembelajaran di Sekolah Malasyia. Rosenberg, M. J. (2001). E-Learning: Strategies for delivering knowledge in the digital age. NY: McGraw Hill.
[14] [Online] www.moe.edu.my/smartshool/neweb/Seminar/kkerja8.htm. [15] Nafiar, H.,Setiani,Y.,Puspitasari,L. (2005). Laporan Penelitian Pengaruh Pengaruh Pelatihan E-learning terhadap Motivasi Peserta dalam Penggunaan Metode Elearning di Universitas Pajajaran Bandung. Bandung:Universitas Pajajaran [16] Ngadiyo. (2008). Pembelajaran E-learning dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.[Online]http://nurma.staff.uns.ac.id/wpcontent/blogs.dir/25/files//2008/11/ 187_30203614_e-learning_ngadiyo.pdf. Diakses 22 Januari 2010 [17] Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000, tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi. Jakarta: Sinar Grafika. [18] Purba, Janulis P., et al. (2004). Pengembangan “Model Belajar Konstruktivis” dalam Pembelajaran Teknik Dasar Listrik & Elektronika di SMK untuk Menunjang Pelaksanaan KBK”. Laporan Penelitian Tindakan Kelas pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan UPI Bandung: tidak diterbitkan. [19] Purbo, Onno W. dan Antonius AH. (2002). Teknologi e-learning Berbasis PHP dan MySQL: Merencanakan dan Mengimplementasikan Sistem e-learning. Jakarta: Gramedia [20] Riduwan. (2008). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta [21] Roestiyah, N.K. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. [22] Ruseffendi, E. T. (1991). Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar Khususnya dalam Pengajaran Matematika untuk Guru dan Calon Guru. Bandung: Tarsito. [23] Sanapiah Faisal. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional. [24] Sanjaya, W. (2008) . Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada [25] Subiyanto, Paul. 2005. Proses Berfikir Aktif Siswa yang Terabaikan. (Online). (http://www.balipost.com/balipostcetak/2005/5/8/kel1.html).Diakses 13 Desember 2009 [26] Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta [27] Sukardi,.Widatmono,R. Surjono,H.D. (2007). Pengembangan E-learning UNY. Jurnal dari penelitian di universitas negri Yogyakarta. (12), 1 - 40 [28] Sunardio.S dan Karto. (2008). ” Implementasi Model Pembelajaran E-learning untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Mata Kuliah Teknik Digital”, dalam Sari Penelitian Pembelajaran Hibah PTK dan PPKP Tahun 2006. Jakarta: Depdiknas Dirjen PMPTK [29] Surjono, D.H dan Nurkhamid. (2008). Pengembangan Model E-learning Adaptif terhadap Keragaman Gaya Belajar Mahasiswa untuk Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran. Jurnal dari penelitian di Universitas Negri Yogyakarta. (18), 1 - 50 [30] Suyanto, A.H.(2005) Mengenal e-learning. [Online]. http://www.asep-
hs.web.ugm.ac.id/elearn.pdf. Diakses 22 Januari 2010 [31] Wahono,S.R. (2007). Sistem eLearning Berbasis Model Motivasi Komunitas. Jurnal Teknodik. Dokumentasi Informasi Ilmiah (PDII). (12), 1 - 16 [32] Zakaria,M. (2006). Laporan Penelitian E-learning Sebagai Model Pembelajaran Mandiri dengan Pendekatan Kooperatif dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Lulusan Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Fakultas Teknik jurusan Teknik pendidikan elektronika dan Teknik Informasi Universitas Yogyakarta