ARTIKEL
DESAIN ASSESSMENT CENTRE DI PPPPTK BMTI UNTUK UJI KOMPETENSI GURU
Oleh Wiyoto Nip. 19530912 197703 1 002 Pembina Utama Madya Widyaiswara Utama
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI 2014
i
DESAIN ASSESSMENT CENTRE DI PPPPTK BMTI UNTUK UJI KOMPETENSI GURU
ABSTRAK Penelitian ini dimaksudkan untuk menetapkan
aspek-aspek yang perlu
dipersiapkan oleh PPPPTK BMTI dalam mendirikan assessment centre dan merancang proses beroperasinya assessment centre yang sesuai dengan peran dan fungsi PPPPTK BMTI. Jenis penelitian pengembangan dipilih untuk mendapatkan data empiris tentang pengelolaan assessment center di bidang pendidikan meliputi komponenkomponen
assessment
center,
manajemen
pengelolaan,
training
asesor,
metodologi dan uji kompetensi guru. Data yang terkumpul, kemudian diramu menjadi program yang dapat diimplementasikan di PPPPTK BMTI dan diuji kelayakan serta keterbacaannya pada pakar penilaian. Aspek-aspek yang perlu dipersiapkan oleh PPPPTK BMTI dalam mendirikan assessment centre meliputi adanya pernyataan kebijakan PPPPTK BMTI, pembentukan satuan kerja, penyiapan struktur organisasi, penyiapan perangkat dan penyiapan tempat uji kompetensi, sedangkan Pengoperasian assessment centre di PPPPTK BMTI ditetapkan berdasarkan alur proses kegiatan yang telah dilakukan oleh TUK, yakni pemeriksaan porto folio peserta, verifikasi hasil pemeriksaan, pelaksanaan uji kompetensi dan penyerahan sertifikat.
Kata kunci: assessment centre, pernyataan kebijakan PPPPTK BMTI, pembentukan satuan kerja, penyiapan struktur organisasi, penyiapan perangkat dan penyiapan tempat uji kompetensi.
ii
A. PENDAHULUAN PPPPTK BMTI merupakan lembaga diklat yang memiliki peran sangat besar dalam meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan khususnya dalam hal peningkatan kompetensi. Untuk meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan tersebut diperlukan beberapa komponen agar dapat terlaksana dengan baik. Komponen-komponen tersebut diantaranya adalah adanya standar kompetensi, adanya program diklat yang dikembangkan berdasarkan standar yang ada, pelaksanaan diklat yang didukung dengan sumber daya yang mencukupi dan akhirnya harus ada sistem penilaian untuk mengukur pencapaian kompetensi dari peserta diklat. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia nomor 41 tahun 2012 tentang organisasi dan tata kerja pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan, pasal 2 berbunyi : “PPPPTK
mempunyai
tugas
melaksanakan
pengembangan
dan
pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan bidangnya.” Salah satu dari tugas tersebut adalah menyelenggarakan fungsi evaluasi program dan fasilitasi peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, yang di dalamnya mencakup evaluasi hasil belajarnya. Evaluasi belajar dan pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran hasil belajar dan pembelajaran. Sistem penilaian yang baik adalah sistem penilaian yang mengacu pada azas obyektifitas, adil, transparan, dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu perlu suatu unit yang disebut Assesment Board dalam mengembangkan sistem penilaian yang akuntabel dan kredibel. Pada saat ini PPPPTK BMTI telah memiliki Tempat Uji Kompetensi (TUK) untuk program keahlian bangunan, elektronika, kelistrikan, pemesinan dan otomotif yang utamanya digunakan untuk menguji kompetensi peserta diklat, yang operasionalnya bekerjasama dengan lembaga sertifikasi profesi. Keberadaan TUK yang tersebar di masing-masing departemen digunakan untuk menguji kompetensi peserta diklat, guru/siswa sekolah kejuruan dan
1
praktisi industri yang memerlukan sertifikasi keahlian sebagai bukti penguasaan kompetensinya. Bagi peserta diklat yang berlatar belakang sebagai guru, yang merupakan sasaran utama diklat sesuai tugas dan fungsi PPPPTK-BMTI, uji kompetensi yang dilakukan oleh TUK hanya menguji sebagian kompetensi guru, yaitu kompetensi profesionalnya, sedangkan kompetensi lain yang harus dimiliki oleh guru sesuai SKG dalam Permendiknas nomor 16 tahun 2007 belum dapat diuji melalui TUK. Disamping itu, masing-masingbTUK berdiri sendiri dan terhubung langsung dengan LSP-nya masing-masing, sehingga tidak terkoordinasi secara internal di PPPPTK-BMTI. Dengan kondisi ini, akan lebih memiliki arti strategis jika dibentuk satu assessment board atau assessment centre yang dapat memfasilitasi semua TUK yang ada, sehingga
faktor
efektivitas
dan
efisiensi
penyelenggaraannya
dapat
ditingkatkan. Melalui penelitian ini diharapkan dapat terwujud satu rancangan assessment centre yang dapat diimplementasikan di PPPPTK BMTI, sehingga pelaksanaan uji kompetensi di setiap TUK dapat lebih termotivasi dalam menyiapkan dan melaksanakan uji kompetensi. B. METODE PENELITIAN Pengembangan Assesment Center dilakukan dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Pada tahap awal dikembangkan model dan selanjutnya dilakukan penelitian evaluatif, penelitian evaluatif berfungsi untuk
membandingkan
antara
pelaksanaan
assesment
yang
sudah
dilaksanakan di PPPPTK BMTI dengan model asesmen yang sedang dikembangkan. Sedangkan penelitian dan pengembangan berfungsi untuk mengembangkan model asesmen berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan. Data berbentuk informasi yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dari: 1. Sumber kepustakaan berupa buku referensi tentang konsep assessment center, aspek-aspek yang diperlukan dalam assessment center, dan proses pelaksanaan assessment center.
2
2. Pengalaman organisasi di negara-negara yang telah melaksanakan assessment center dalam bentuk laporan yang dimuat di internet. 3. Pengalaman PPPPTK BMTI yang telah melaksanakan Tempat Uji Kompetensi (TUK) pada bidang keahlian bangunan, elektro, mesin, dan konversi energi. 4. Pakar atau para profesional yang menguasai keilmuan dalam hal penilaian atau assessment. Alur pengembangan menggunakan prosedur sebagai berikut: 1. Peneliti melakukan persiapan dengan mengumpulkan buku referensi dan info dari berbagai sumber. 2. Peneliti mengembangkan standar, kriteria, struktur dan mekanisme Assesment Center. 3. Dilakukan uji publik untuk menangkap ide-ide dari beberapa pihak. 4. Selanjutnya standar, kriteria, struktur dan mekanisme tersebut diperbaiki. 5. Langkah selanjutnya adalah dengan mengajukan kembali hasil revisi konsep kepada para calon pengguna untuk memperoleh masukan. 6. Langkah nomor 4 dan 5 diulangi beberapa kali hingga diperoleh persetujuan dari semua pihak 7. Pada tahap akhir konsep tersebut
dijadikan model
penyelenggaraan
assessment center.
C. HASIL PENGEMBANGAN MODEL ASSESSMENT CENTER Berdasarkan pada pengembangan program assessment center dan pembahasan pakar penilaian, maka model assessment center PPPPTK BMTI, dapat dikembangkan melalui prosedur berikut.
3
Pembentukan Satuan Kerja Assessment Center
Penyiapan Struktur Organisasi Assessment Center
Pernyataan Kebijakan PPPPTK BMTI
Penyiapan Perangkat Assessment Center
Penyiapan Tempat Uji Kompetensi
Pelaksanaan Uji Kompetensi
Langkah pertama yang sebaiknya dilaksanakan dalam pembentukan assessment center adalah dibentuknya satuan kerja oleh Kepala Pusat. Satuan kerja terdiri dari staf dengan kompetensi memadai yang diperlukan untuk menyiapkan
komponen-komponen
penting
dalam
assessment
center.
Komponen dimaksud meliputi (1) analisis pekerjaan (Job Analysis); (2) klasifikasi perilaku; (3) teknik penilaian; (4) penilaian jamak; (5) simulasi; (6) asesor; (7) training asesor; (8) pencatatan perilaku; (9) laporan; dan (10) penyatuan data. Disamping pekerjaan tersebut, satuan kerja juga diminta untuk menyiapkan struktur organisasi yang mewadahi aktivitas assessment center dengan melibatkan staf yang menguasai pengetahuan tentang assessment center. Satuan kerja ini juga mempunyai tugas untuk menyiapkan naskah pernyataan kebijakan berdirinya assessment center di PPPPTK BMTI.
4
Perangkat assessment center disiapkan oleh organisasi yang telah dibentuk melalui workshop sekaligus melakukan validasi keterbacaan dan kecukupannya. Adapun perangkat yang perlu disiapkan meliputi: 1.
Prosedur uji kompetensi; Prosedur uji kompetensi dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut: a.
Peserta akan
mendapatkan
informasi
mengenai
proses
Uji
Kompetensi dan kemasan sertifikasi yang akan diperoleh. b.
Berdasarkan
informasi
ini
maka
calon
peserta
uji
dapat
mempertimbangkan persiapan untuk mengikuti uji kompetensi. Apabila sudah siap maka peserta dapat mendaftarkan ke assessment center. c.
Pedaftaran dengan cara mengisi formulir pendaftaran sertifikasi (dapat diambil pada menu download). Melampirkan: Foto copy Ijasah terakhir, Foto copy KTP / Paspor / Kitas, Surat Rekomendasi dari Pimpinan / Atasan Langsung / Rekanan Kerja (bila ada), CV atau Surat Keterangan Pengalaman kerja.
d.
Formulir pedaftaran beserta persyaratannya yang sudah diisi dan dipenuhi dikirimkan kepada : Assessment Center PPPPTK BMTI, Jalan pasantren, Cibabat, Cimahi, Jawa Barat.
e.
Membayar biaya sertifikasi.
f.
Pra-assesment/penilainan kepada calon dan pemeriksaan portofolio dilaksanakan berupa wawancara atau penelaahan bukti-bukti pendukung.
g.
Calon akan dijadwalkan untuk mengikuti Uji Kompetensi.
h.
Pelaksanaan uji kompetensi dapat berupa tes tertulis, Uji praktek/demonstrasi, observasi ditempat kerja maupun kombinasi dari beberapa metode dimaksud.
i.
Uji kompetensi dilakukan oleh asesor assessment center dengan memakai Materi Uji Kompetensi (MUK) yang disusun berdasarkan standar kompetensi yang diperlukan.
5
j.
Apabila Uji Kompetensi telah dilaksanakan maka assessment center PPPPTK BMTI membuat keputusan apakah peserta uji dinyatakan kompeten atau belum kompeten. Bagi yang sudah kompeten diberikan sertifikat.
2.
Prosedur simulasi; Simulasi dapat dilakukan dengan tiga langkah, yakni (a) persiapan simulasi, (b) pelaksanaan simulasi, dan (c) penutup. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan simulasi, yaitu: 1) penentuan tujuan; 2) penjelasan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan; 3) penjelaskan peranan dan waktu; 4) pemberian kesempatan untuk bertanya dan memberikan kesempatan bagi peserta untuk menyiapkan diri masing-masing. Pada pelaksanaan simulasi, hal yang terpenting adalah pengamatan dari para asesor. Masing-masing asesor mengisi instrumen simulasi dan menuliskan catatan sesuai dengan hasil pengamatannya. Diskusi antar asesor terhadap hasil pengamatan simulasi merupakan bagian penutup dari simulasi. Penetapan ketercapaian kompetensi oleh peserta didasarkan pada argumentasi setiap asesor yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
3.
Instrumen wawancara; Instrumen wawancara berisi pertanyaan seputar kompetensi yang diukur dengan maksud untuk menambah keyakinan asesor dalam menetapkan penguasaan kompetensi yang dikuasai oleh peserta.
4.
Instrumen pengamatan; Instrumen ini umumnya berisi kegiatan peserta yang akan diamati meliputi
urutan
pekerjaan,
ketepatan
pengoperasian,
kesigapan,
kemampuan, dan segi keamanan atau keselamatan kerja dalam melaksanakan pekerjaan yang sedang diujikan. 5.
Format laporan; Format laporan hasil pengamatan yang harus diisi oleh asesor harus disiapkan
agar
memudahkan
6
dalam
pengiasian
dan
pengorganisasiaannya. Hal ini diperlukan karena laporan akan dijadikan bahan diskusi bersama sesama asesor atau menyatukan data statistik. 6.
Instrumen tes psikologi (jika diperlukan); Instrumen ini perlu disiapkan jika kompetensi yang diujikan melibatkan faktor intelegensi, emosi, motivasi, dan waktu.
7.
Instrumen penilaian simulasi. Hal yang terpenting dalam simulasi adalah pengamatan dari para asesor. Oleh karenanya setiap asesor harus membawa dan mengisi instrumen simulasi dan menuliskan catatan sesuai dengan hasil pengamatannya.
Hal yang tidak kalah pentingnya untuk dipersiapkan adalah keberadaan asesor yang akan melakukan penilaian, mulai dari diklat hingga memperoleh setifikatnya. Tempat uji kompetensi merupakan suatu tempat kerja profesi atau tempat yang memiliki sarana dan prasarana dengan kriteria setara dengan tempat kerja profesi yang diverifikasi oleh LSP untuk menjadi tempat uji kompetensi.
D. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan kajian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Aspek-aspek yang perlu dipersiapkan oleh PPPPTK BMTI dalam mendirikan assessment centre meliputi adanya pernyataan kebijakan PPPPTK BMTI, pembentukan satuan kerja, penyiapan struktur organisasi, penyiapan perangkat dan penyiapan tempat uji kompetensi. 2. Pengoperasian
assessment
centre
di
PPPPTK BMTI ditetapkan
berdasarkan alur proses kegiatan yang telah dilakukan oleh TUK, yakni pemeriksaan forto folio peserta, verifikasi hasil pemeriksaan, pelaksanaan uji kompetensi dan penyerahan sertifikat. Dengan kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian, diharapkan dalam menindak lanjutinya menerapkan saran berikut. 1. Keberhasilan pelaksanaan assessment center sangat ditentukan oleh satuan kerja dalam menyiapkan perangkat, oleh karenanya penetapan 7
personel dalam satuan kerja memerlukan kecermatan dalam hal penguasaan kompetensi substantif, teknik penilaian dan metodologi penyelenggaraan assessment center. 2. Pemenuhan fasilitas, dukungan moril dan kerja sama dengan LSP akan sangat berpengaruh terhadap implementasi assessment center, oleh karenanya perlu mendapatkan perhatian khusus !
E. DAFTAR PUSTAKA Byham, W.C., (2004). What Is An Assessment Center?. Development Dimensions International Inc. Byham, W.C., (2005). The Assessment Center Method And Methodology. Development Dimensions International Inc. Byham, W.C., (2006), Everyting you wanted to know about Assessment Centres, Tata Management Training Centre. Department of Health State of Victoria, (2012). Board Assessment. Victorian Government, 50 Lonsdale St, Melbourne. Dunnette, M.D. & Hough L.M., (1990). Handbook of Industrial and Organizational Psychology. Chicago: Rand McNally College Publishing Co. Dessler, G. (2013). Human Resource Management. Pearson Education Limited. Echols, J.M. dan Shadily H., (1995). Kamus Inggris Indonesia. PT. Gramedia Jakarta International Congress on Assessment Center Methods, (2000). Guidelines and Ethical Considerations for Assessment Center Operations. San Francisco, California, U.S.A. Middlemist, R.D., Hitt, M.A. and Greer, C.R., (1983). Personnel management: jobs, people, and logic, Prentice-Hall. Milton D. Hakel, M.D., Koenig J.A., and Elliott, S.W. (2008). Assessing Accomplished Teaching. the National Academy of Sciences. 8
Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia nomor 41, (2012). Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 27, (2012). Uji Kompetensi Guru. 28th International Congress on Assessment Center Methods, (2000). Guidelines and Ethical Considerations for Assessment Center Operations. Development Dimensions International, Inc., MM. Pittsburgh, Pennsylvania.
9