ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR PENCEGAHAN KEBAKARAN DI RUANG PRODUKSI P.T MHE-DEMAG INDONESIA
Oleh : DIDIT STYO WIBOWO 100610322 H
UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III PROGRAM STUDI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA SURABAYA 2010
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
PENGESAHAN
Dipertahankan di depan tim penguji Tugas Akhir Program Pendidikan Diploma III Prgram Studi Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Hiperkes dan Keselamatan Kerja pada tanggal 01 Pebruari 2010
Mengesahkan Universitas Airlangga Fakultas Kesehatan Masyarakat
Dekan.
Prof Dr. J. MUKONO, dr.,M.S.,M.PH., NIP. 130676012
Tim penguji :
1. Mulyono, S.KM., M.Kes 2. M. Sulaksmono, dr., M.S., M.PH., SpOk 3. Suko Wahyudi, Ir
ii Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat lulus Program Pendidikan Diploma III Program Studi Hiperkes dan Keselamatan kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya
Oleh :
DIDIT STYO WIBOWO 100610322 H
Surabaya, 15 Pebruari 2010 Mengetahui,
Menyetujui,
Ketua Pendidikan Diploma III
Pembimbing
Program Studi hiperkes dan Keselamatan kerja
M.Sulaksmono,dr.,M.S.,M.PH.,SpOK.
M. Sulaksmono,dr.,M.S.,M.PH.,SpOK.
NIP.130531785
NIP.130531785
iii Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil A’lamin Segala puji syukur ke hadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya, sehingga dapat terselesaikan Tugas Akhir yang berjudul “PENCEGAHAN KEBAKARAN DI RUANG PRODUKSI P.T MHEDEMAG INDONESIA” sebagai salah satu persyaratan akademis dalam rangka menyelesaikan kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya. Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada
beliau
bapak
M.Sulaksmono,dr.,M.S.,M.PH.,SpOK.
Selaku
pembimbing yang dengan kesabaranya telah memberikan petunjuk, koreksi serta saran hingga terwujudnya Tugas Akhir ini. Kemudian tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof Dr. H. J Mukono, dr.,M.S.,M.PH., Selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. 2. M.Sulaksmono,dr.,M.S.,M.PH.,SpOK Selaku Ketua Program Studi Diploma III Higiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
iv Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3. Bapak Hardianto Raharja selaku ketua / pembimbing lapangan di P.T MHE-Demag yang telah banyak memberikan informasi, saran dan bimbingan. 4. Bapak Eko Agung selaku staff karyawan P.T MHE-Demag Indonesia yang
telah
memberikan
data-data
dan
banyak
membantu
terlaksananya penelitian ini. 5. Ayah, Ibu dan Adik-adik tercinta yang telah memberikan dorongan dan dukungan baik materi maupun spiritual hingga terlaksananya penyusunan Tugas Akhir ini. 6. Teman-teman
F4
yang
menemani
dan
membantu
dalam
memperlancar proses penulisan Tugas Akhir ini. 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu sehingga terselesaikannya Tugas Akhir ini. Semoga Alloh SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah diberikan dan semoga Tugas Akhir ini berguna bagi kami sendiri maupun pihak lain yang memanfaatkanya.
Surabaya, Pebruari 2010 penulis
v Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ABSTRACT
Fire cold happen anytime, anywhere which came suddenly advers impact, both for employers, employees, society and environment. Fires can turn into disasters if not done in a quick handling and precise. Therefore, prevention and eradication of fire must be a program in corporate management policy and also supported by all the workers and the surrounding community. The research general objectives was to study fire prevention in the production of P.T MHE-Demag Indonesia, was particularly aim was to study the categories and fire prevention facilities in the production of P.T MHE-Demag Indonesia. This research type include in the descriptive observational studies, in terms of time, including Cross Sectional study. Research object is the Fire Prevention Program, equipment / facilities and fire prevention knowledge about the prevention employees at P.T MHE-Demag Indonesia. The study began 5-12 Oktober 2009. Fire prevention efforts application in P.T MHE-Demag Indonesia’s good enough, this is proved by means of adequate fire prevention, care and upkeep million has gone well. Employee awareness and knowledge about fire prevention is also quite nice. Part employee for fire preventive effort so big. Therefore obligate to increase another continue programs safety work in fire field and Drills in this away routine or continue. Keyword : Fire Prevention Effort
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ABSTRAK Kebakaran dapat terjadi kapan saja, dimana saja yang datangnya tiba-tiba dan berdampak merugikan, baik bagi pengusaha, karyawan, masyarakat maupun lingkungan. Kebakaran dapat berubah menjadi bencana apabila tidak dilakukan penanganan secara cepat dan tepat. Oleh karena itu upaya pencegahan dan pemberantasan kebakaran haruslah menjadi program dala kebijaksanaan managemen perusahaan dan juga didukung oleh segenap pekerja dan masyarakat sekitar. Tujuan umum dari penelitian adalah untuk mempelajari pencegahan kebakaran di bagian produksi di P.T MHE-Demag Indonesia, sedang tujuan khususnya ialah mempelajari kategori serta sarana pencegahan kebakaran di bagian produksi P.T MHE-Demag Indonesia. Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian observasional deskriptif, ditinjau dari segi waktu termasuk penelitian Cross Sectional. Objek penelitian adalah Program Pencegahan Kebakaran, Peralatan / sarana pencegahan kebakaran dan pengetahuan karyawan tentang adanya pencegahan di P.T MHE-Demag Indonesia. Waktu penelitian mulai 5-12 Oktober 2009. Penerapan upaya pencegahan kebakaran di P.T MHE-Demag Indonesia sudah cukup bagus, hal ini dibuktikan dengan alat-alat pencegahan kebakaran yang memadai, perawatan serta pemeliharaanya juga telah berjalan dengan baik. Kesadaran serta pengetahuan karyawan tentang pencegahan kebakaran juga cukup cukup bagus. Kata kunci : Upaya dan Sarana Pencegahan Kebakaran
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Hampir setiap hari media massa memuat berita kejadian kebakaran dan dalam setiap kasus selalu diikuti kerugian harta benda dan penderitaan. Ini menunjukkan bahwa disetiap tempat terdapat potensi sumber bahaya kebakaran yang selalu mengintai kapan peluang itu ada. Sehubungan dengan perkembangan di sektor industri yang semakin kompleks dimana terdapat banyak sumber potensi yang dapat memicu terjadinya kebakaran dan bila terjadi kebakaran akan banyak pihak yang akan merasakan kerugianya antara lain pihak investor, para pekerja dan masyarakat luas. Oleh sebab itu upaya pencegahan dan pemberantasan kebakaran haruslah menjadi program dalam kebijaksanaan managemen perusahaan dan juga harus di dukung oleh segenap pekerja. Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja telah mengantisipasi dalam mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, memberi jalan keselamatan, penyelenggaraan latihan penanggulangan kebakaran yang wajib diterapkan di setiap tempat kerja sejak dari perencanaan serta adanya sanksi hukuman terhadap pelanggaran. Kebakaran dapat terjadi kapan saja, dimana saja, yang datangnya tiba – tiba dan berdampak merugikan, baik bagi pengusaha, karyawan, masyarakat maupun lingkungan. Kebakaran dapat berubah menjadi bencana apabila tidak dilakukan penanganan secara cepat dan tepat.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pada tanggal 26 juli 2007 terjadi kebakaran di Pasar Turi. Pada saat proses pemadaman mengalami kesulitan disebabkan tidak berfungsinya hydrant yang ada di Pasar Turi. Setidaknya tiga hidran air yang ada tidak bisa disedot oleh pemadam kebakaran. Petugas hanya mengandalkan truk tangki air yang biasa untuk menyiram tanaman. Api diperkirakan telah melalap sekitar 2.000 stan pedagang. Dari jumlah itu, terdapat 566 stan di lantai satu, 613 stan di lantai dua, 600 stan di lantai tiga dan 150 stan tidak permanen ikut terbakar. Kebakaran di
Pasar
Turi
terjadi
tiga
kali
dalam
beberapa
tahun
terakhir
( www.metrotvnews.com ).
Pada tanggal 11 Desember 2008 kira-kira pukul 12.40 WIB, terjadi kebakaran kecil di Mal Ambasador, Jakarta. Kebakaran ini terjadi pada salah satu stan di ruang pameran tengah, lantai dasar. Tepatnya di stan RBS, persis di panel neon box-nya. Sumber api menurut dugaan maupun beberapa orang yang ada di sekitarnya adalah akibat gangguan listrik ( www.wikimu.com ).
Berdasarkan beberapa kejadian kebakaran tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwa suatu kejadian baik itu kecelakaan, kebakaran dan peledakan tidak hanya menyebabkan kerugian material, tetapi menyebabkan cidera pada tenaga kerja. Cidera yang dialami dapat berupa patah tulang, cacat permanen, luka bakar bahkan dapat menimbulkan kematian. Untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan maka harus dilakukan upaya pencegahan kebakaran, . Dengan adanya upaya pencegahan kebakaran, kita bisa mengetahui langkah yang harus di lakukan bila terjadi keadaan darurat.
Tugas Akhir
Selain itu, kita bisa
Pencegahan kebakaran...
melakukan
upaya
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
penanggulangan kebakaran dengan cepat dan tepat sehingga api dapat dikendalikan ketika masih kecil.
Berikut ini beberapa contoh bangunan tinggi atau sarana umum yang sudah melaksanakan penanggulangan kebakaran dengan baik antara lain :
1. Menurut Kepala Puslit Kebudayaan dan Pariwisata Unud Dr. Ir. Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc., pengelola hotel berbintang di Bali dinilai sudah lumayan bagus memelihara manajemen darurat penanganan bencana, termasuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya tragedi kebakaran. Simulasi rutin penanggulangan dan evakuasi korban menjadi agenda rutin di hotel tersebut ( www.cybertokoh.com ). 2. Manager Centro Lifestyle Department Store, Ida Ayu Maharani, S.Psi., M.Si., simulasi penanggulangan kebakaran juga rutin diadakan manajemen Centro Lifestyle Department Store yang terletak di Jalan Kartika Plaza Kuta ( www.cybertokoh.com ). 3. Hal serupa juga menjadi agenda rutin pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah. Berbagai fasilitas tanggap darurat, menurut Kepala Bidang Keperawatan RSUP Sanglah, Komang Ayu Mustriwati, telah disiagakan pihaknya. Ini dilengkapi agenda simulasi yang telah digelar dua kali ( www.cybertokoh.com).
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1.2 Identifikasi Masalah
P.T MHE-Demag Indonesia merupakan perusahaan yang cukup besar di Surabaya. Sehingga P.T MHE-Demag Indonesia harus mampu untuk menerapkan pencegahan kebakaran bila sewaktu – waktu terjadi kebakaran.
P.T MHE-Demag Indonesia memiliki potensi bahaya kebakaran yang bila terjadi dapat menimbulkan kerugian yang tidak sedikit dan dapat berdampak luas. Hal ini dengan adanya banyak mesin-mesin elektronik yang mengandung aliran listrik. sehingga dapat beresiko untuk menimbulkan kebakaran.
Kebakaran adalah salah satu kondisi darurat, maka upaya dan tindakan terpadu dalam menanggulangi kebakaran harus dilaksanakan secara tepat waktu, tertib, efektif dan efisien sehingga sebelum api membesar, api sudah dapat dikendalikan tanpa menimbulkan kerugian yang berarti ( Building & Plant Safety Institute, 2006 ).
Namun upaya diatas tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung dengan sarana kebakaran yang memadai dan tepat guna. Sarana harus terjamin kualitasnya, yaitu dengan cara memelihara dengan baik seperti melakukan pemeriksaan rutin, sehingga fasilitas tersebut selalu siap digunakan dalam kondisi darurat.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlunya untuk mengadakan penelitian tentang pelaksanaan pencegahan kebakaran di P.T MHE-Demag Indonesia
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Bagaimanakah pelaksanaan Pencegahan kebakaran di P.T MHE-Demag Indonesia ?
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT 2.1 Tujuan umum
Mempelajari Pencegahan Kebakaran di bagian produksi P.T MHEDemag Indonesia.
2.2 Tujuan khusus
1. Mempelajari Upaya Pencegahan Kebakaran di bagian produksi P.T MHE-Demag Indonesia 2. Mempelajari Sarana Kebakaran di P.T MHE-Demag Indonesia.
2.3 Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1.
Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat
bagi
perusahaan
dalam
kaitannya
dengan
Pencegahan Kebakaran. 2.
Bagi peneliti Mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan sampai seberapa jauh teori-teori yang sudah ditetapkan pada kasus di lapangan khususnya mengenai Pencegahan Kebakaran.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3.
Bagi peneliti lain Sebagai tambahan wawasan, pengetahuan dan pengalaman tentang Pencegahan Kebakaran serta sebagai data yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Konsep Dasar Kebakaran Kebakaran adalah sesuatu hal yang sangat tidak diinginkan, karena dapat menimbulkan penderitaan dan malapetaka. Sehingga kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran perlu ditingkatkan ( Suma’mur, 1987 ).
Kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak terkendali. Boleh jadi api itu kecil, tetapi apabila tidak dikendaki adalah termasuk kebakaran. Hampir terbakarpun artinya adalah kebakaran ( Depnakertrans, 2001 ).
Kebakaran dapat dipengaruhi oleh beberapa unsur yaitu :
a) Oksigen
Oksigen merupakan unsur terjadinya api yang terdapat dimana-mana, sekitar 21% oksigen terdapat di udara sehingga kemungkinan timbulnya kebakaran bisa terjadi dimana saja. Tanpa oksigen kebakaran tidak akan terjadi.
b) Bahan bakar
Bahan bakar atau bahan yang mudah terbakar ini banyak jenisnya, ada bahan baker padat, cair, gas. Hampir semua bahan di tempat kerja
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
merupakan sumber bahan bakar. Berbagai bahan di tempat kerja merupakan sumber bahan bakar. Berbagai macam bahan baku, peralatan kerja, perabotan dan sebagainya adalah bahan potensial yang dapat menyebabkan kebakaran.
c) Panas
Panas merupakan sumber energi untuk terjadinya pembakaran. Unsur panas dapat terjadi dari adanya sumber api, yaitu api terbuka atau bunga api dan sebagainya.
3.2 Sumber Penyebab Kebakaran
Untuk dapat mencegah timbulnya kebakaran maka kita harus mengetahui sumber penyebabnya, khususnya yang terjadi diperusahaan / industri, antara lain :
1. Listrik
Listrik merupakan penyebab utama kebakaran industri. Hubungan pendek, pemanasan berlebihan dari alat-alat listrik, dan sambungan atau peralatan listrik yang rusak dapat menyebabkan percikan api yang dapat memicu kebakaran.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2. Rokok
Penyebab kebakaran yang disebabkan oleh rokok terdapat dimana saja demikian pula kebiasaan merokok diantara tenaga kerja amatlah besar sehingga perlu pengawasan dan disiplin atas larangan untuk tidak merokok ditempat-tempat dimana terdapat bahan-bahan mudah terbakar.
3. Gesekan
Gesekan dari bagian-bagian mesin yang rusak, kurang di stel atau kurang pelumasan dapat menimbulkan panas yang berlebihan / percikan api. Oleh karena itu desain dan pemeliharaan yang baik ditunjang dengan inpeksi regular atau berkala perlu dilakukan untuk mencegah gesekan yang menimbulkan kebakaran.
4. Material terlalu panas
Proses-proses abnormal yang menyebabkan meningkatnya temperatur dapat menyebabkan pemanasan material yang ada disekitarnya
5. Api dari burner
Api yang timbul dari pemakaian obor, senter, oven atau furnace dapat menimbulkan kebakaran. Hal ini dapat dicegah dengan desain, operasi dan pemeliharaan yang baik.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
6. Pembakaran spontan
Sampah berminyak, kotoran-kotoran dalam cerobong asap dan sampah industri lainya dapat menimbulkan percikan api spontan. Karena itu kebersihan dan pengaturan pembuangan limbah harus di pelihara dengan baik dan benar.
7. Pengelasan dan pemotongan
Bunga api, percikan dan logam panas dari pengelasan dan pemotongan dapat menimbulkan kebakaran. Hal ini dapat dicegah dengan adanya prosedur ijin kerja (Hot Work Permit)
8. Exposure
Yaitu kebakaran yang bersumber dari daerah sekitar / tetangga. Dapat dicegah dengan dinding pemisah dan pemasangan sistem sprinkle / sprayers.
9. Kebakaran disengaja
Yaitu kebakaran yang dilakukan orang yang berniat buruk terhadap perusahaan. Dapat dicegah dengan pemagaran lingkungan pabrik, penjagaan ketat satpam dan sistem pengamanan lain.
10. Reaksi kimia
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Reaksi kimia yang tidak terkendali dari bahan-bahan lain yang terdapat ditempat kerja dapat menimbulkan kebakaran. Contoh reaksi Kalium Permanganat dengan gliserol. Hal ini dapat dicegah dengan pengawasan terhadap penyimpanan dan penggunaan bahan-bahan kimia di tempat kerja.
3.3 Klasifikasi Kebakaran
3.3.1 Klasifikasi kebakaran menurut NFPA, Jepang dan Indonesia 1. Kebakaran klas A Kebakaran klas A umumnya kebakaran yang terjadi pada bahan bakar padat ( kecuali logam ) atau bahan bakar yang bila terbakar meninggalkan residu ( abu atau arang ) seperti kayu, kertas, karet, plastik dan kain. 2. Kebakaran klas B
Kebakaran klas B mencangkup kebakaran bahan bakar cair dan gas. Sebagai contoh adalah gasoline, solar, kerosene dan methan. 3. Kebakaran klas C Klas kebakaran ini mencangkup peralatan listrik atau yang dialiri listrik. Bagaimana aliran listrik telah dimatikan, bahan yang terbakar dapat diklasifikasikan klas A, B atau D. 4. Kebakaran klas D Klas kebakaran ini mencangkup kebakaran logam; seperti magnesium, titanium, zirconium, sodium dan potassium.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3.3.2 Klasifikasi Potensi Bahaya Kebakaran Menurut Keputusan Menteri Negara No. 186 / MEN / 1999.
Klasifikasi potensi bahaya kebakaran menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 186 / MEN / 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja sebagai berikut :
1. Bahaya Kebakaran Ringan Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar rendah, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah, sehingga menjalarnya api lambat. 2. Bahaya Kebakaran Sedang 1 Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, menimbun bahan dengan tinggi tidak lebih tinggi dari 2,5 meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sedangkan menjalarnya api sedang. 3. Bahaya Kebakaran Sedang 2 Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, menimbun bahan dengan tinggi lebih dari 4 meter, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga menjalarnya api sedang. 4. Bahaya Kebakaran Sedang 3 Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi, sehingga menjalarnya api cepat.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5. Bahaya Kebakaran Berat Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, menyimpan bahan cair, serta atau bahan lainnya dan apabila terjadi kebakaran apinya cepat membesar dengan melepaskan panas tinggi, sehingga menjalarnya api cepat.
3.4 Upaya Pencegahan Kebakaran 1
Inspeksi Inspeksi / pengawasan dilakukan secara teratur di setiap unit/bagian perusahaan. Inspeksi dapat dilakukan berkala harian, mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan tergantung besarnya resiko kebakaran di tiap unit bangunan. Tujuan Inspeksi ini adalah untuk memeriksa apakah peralatan atau bahan berada pada keadaan mestinya yang tidak berisiko menimbulkan kebakaran.
2. Ijin kerja panas ( Hotwork Permit) Proses kerja yang menggunakan, menimbulkan bunga api atau sumber panas perlu diberlakukan surat ijin kerja. Surat ijin ini mengharuskan tenaga kerja yang akan melaksanakan tugas menyangkut penyalaan/terbakarnya material yang mudah terbakar harus terlebih dahulu memperoleh ijin kerja panas
3. Bangunan / material tahan api
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pembuatan konstruksi tahan api ataupun penggunaan material tahan api perlu dipertimbangkan dalam pencegahan kebakaran khususnya pada tahap awal perencanaan. Demikian pula mengganti bahan-bahan yang bersifat mudah terbakar dengan bahan-bahan tahan api
4. Drill Kebakaran Drill kebakaran adalah suatu kegiatan/program latihan dalam rangka menghadapi kebakaran. Tenaga kerja dan petugas pemadam kebakaran harus melakukan latihan tersebut secara serius seolah-olah sedang menghadapi kebakaran yang sesungguhnya. Mereka dilatih meninggalkan tempat setelah mendengar alarm/tanda bahaya dan melakukan evakuasi dari gedung dengan tertib dan benar.
3.5 Peralatan Pencegahan Kebakaran
1. APAR / Fire Extinguishers / Racun Api Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran A,B dan C. Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran beratnya, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan besarkecilnya resiko kebakaran yang mungkin timbul dari daerah tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar terasa tidak rasional bila di situ kita tempatkan racun api dengan ukuran 1,2 Kg dengan jumlah satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada yang dari bahan kimia
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kering, foam / busa dan CO2, untuk Halon tidak diperkenankan dipakai di Indonesia. 2. Hydran Ada 3 jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman dan hydran kota, sesuai namanya hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman ditempatkan di halaman, sedangkan hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air. 3. Detektor Asap / Smoke Detector Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung. 4. Fire Alarm Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat. 5. Sprinkler Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3.6 Evakuasi
Evakuasi adalah memindahkan atau mengungsikan manusia dan barangbarang berharga atau dokumen bila memungkinkan dari tempat berbahaya ke tempat lain yang aman (PT. Petrokimia Gresik, 2002 ). 3.6.1 Sarana Evakuasi Sarana penunjang sewaktu dilakukan evakuasi, meliputi :
a. Sarana penyelamatan jiwa yang disediakan oleh bangunan tersebut, seperti tangga kebakaran, koridor, pintu kebakaran, jendela rescue, exit facilities, temporary shelter dan pintu keluar. b. Sarana bantu evakuasi, seperti lampu tanda penunjuk, alat peluncur / chute, tangga monyet, tangga lipat, system tali-temali ( knot & lines ). c. Sarana bantu dari luar,yakni yang disediakan atau diupayakan dari luar oleh Dinas Kebakaran seperti aereal Ladder, snorkel, helicopter, bantuan tim SAR.
3.6.2 Sistem Evakuasi 1. Persiapan a. Pada saat api membesar, dibawah pengawasan petugas pemadam kebakaran, para penghuni mengadakan persiapan untuk melaksanakan evakuasi.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
b. Para penghuni menunggu petunjuk dan perintah dari petugas pemadam kebakaran. c. Petugas pemadam kebakaran selalu melaporkan situasi kebakaran ke pos komando. d. Supervisor / pengawas harus menghitung jumlah anggotanya. 2. Pelaksanaan a. Perintah evakuasi dikeluarkan oleh pimpinan penyelamatan kebakaran melalui sound system atau peralatan komunikasi lainnya kepada para supervisor / pengawas. b. Perintah evakuasi dikeluarkan sewaktu api semakin membesar dan sulit untuk dikuasai, bahkan diduga akan menjalar ke lantai lainnya. c. Setelah mendapat perintah untuk melaksanakan evakuasi maka : 1) Supervisor atau petugas penyelamat membimbing penghuni menuju tangga kebakaran hingga mencapai daerah aman / tempat berkumpul. 2) Tetap menjaga agar para penghuni tidak panik. 3) Petugas penyelamat memeriksa seluruh ruangan untuk meyakinkan bahwa para penghuni benar – benar telah meninggalkan dan mengosongkan tempat mereka. d. Pengawas
evakuasi mengendalikan
pelaksanaan evakuasi
dan
memperhatikan tahapan – tahapan evakuasi. 3. Pelaksanaan evakuasi total
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pada saat api sudah tidak dapat dikendalikan lagi, bahkan telah menjalar ke lantai berikutnya, dimana general alarm telah dibunyikan di seluruh lantai, maka evakuasi. 4. Kegiatan di tempat berkumpul / assembly area Setelah melaksanakan evakuasi, para penghuni secara keseluruhan berkumpul di tempat berkumpul / assembly area / master point. Para supervisor atau yang ditunjuk segera mengecek para penghuni dan menghitungnya, selanjutnya melaporkan kepada pengawas evakuasi. Para petugas P3K menginventarisasi para penghuni yang terluka dan mengambil tindakan selanjutnya.
3.6.3 Organisasi evakuasi
Susunan organisasi evakuasi harus dibuat dan disesuaikan menurut kebutuhan, dimana masing – masing petugas memiliki uraian dan spesifikasi kerja ( Job Description ), misal sebagai berikut : 1. Direktur Emergency a. Memberikan
arahan
umum
mengenai
Polici
penanggulangan
emergency. b. Penanggung jawab umum pelaksanaan pengendalian emergency. c. Melaporkan hasil penanggulangan emergency kepada Direksi dan Dewan Komisaris. d. Melakukan pemantauan, kontak dengan pihak luar dalam upaya pengendalian kondisi emergency. 2. Koordinasi Emergency
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
a. Menyusun strategis penangulangan emergency. b. Mengkoordinasi pelaksanaan di lapangan. c. Memegang komando pelaksanaan lapangan dalam pengendalian emergency. d. Melaporkan hasil penanggulangan emergency kepada Direksi dan dewan Komisaris. e. Melakukan pemantauan di lapangan. f. Melaporkan
hasil
pelaksanaan
di
lapangan
kepada
Direktur
Emergency. g. Dalam pelaksanaannya harus dibantu oleh kegiatan di unit controlroom, komunikasi dan telekomunikasi, kontak luar dan penunjang ke sekretariatan untuk membuat laporan. 3. Kepala Bagian Pemadam Kebakaran a. Memimpin operasi pemadaman. b. Melakukan koordinasi dengan dinas kebakaran. c. Mengawasi dan melaksanakan standard operating procedur ( SOP ) pemadaman. d. Malaporkan hasil pelaksanaan pemadaman kepada Koordinator Emergency. 4. Kepala Bagian Keamanan / Security a. Memimpin dan mengkoordinasi pelaksanaan pengamanan dan penertiban di lingkungan dalam maupun luar bangunan.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
b. Pelaksanaan pengaman / security ditujukan khususnya terhadap personil, dokumen penting dan asset berharga lainnya. c. Melakukan koordinasi dengan pihak Polri. d. Mengawasi pelaksanaan SOP Security System. e. Malaporkan hasil pelaksanaan pengamanan dan penertiban kepada Koordinator Emergency. 5. Kepala Bagian Penyelamatan ( Rescue ) a. Memimpin, melakukan koordinasi dan mengawasi jalannya operasi evakuasi, pelaksanaan bantuan madis / P3K serta transportasi. b. Mengawasi dan melaksanakan SOP Penyelamatan ( Rescue ). c. Melaporkan
hasil
pelaksanaan
evakuasi
kepada
Koordinator
Emergency. 6. Kepala Bagian Utilitas a. Memimpin,
melakukan
koordinasi
dan
mengawasi
jalannya
pelaksanaan operasi utilitas dalam koordinasi emergency. b. Memimpin,
melakukan
koordinasi
dan
mengawasi
jalannya
pelaksanaan perbaikan yang menyangkut utilitas. c. Malaporkan pelaksanaan tugas kepada koordinator emergency. d. Melakukan koordinasi dengan pihak PLN, PDAM, maupun kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan yang menyangkut utilitas. e. Untuk pelaksanaan tugas bagi Kepala Bagian Utilitas lainnya seperti pengawas lantai bangunan, transportasi, medical aids / P3K dapat dirincisesuai dengan fungsinya masing – masing.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3.6.4 Prosedur Evakuasi
Secara umum prosedur evakuasi meliputi hal – hal, sebagai berikut : 1. Pemberitahuan lewat alat komunikasi oleh Koordinator Emergency atau yang ditunjuk mengenai dilaksanakannya evakuasi, baik total maupun parsial. 2. Pemberitahuan lanjutan / terinci pada : a. Seluruh penghuni pemakai bangunan ( kecuali petugas operasi peralatan tertentu / shut-down process ). b. Seluruh anggota tim pemandu evakuasi. 3. Melakukan
evakuasi,
dimana
petugas
pemberi
pengumuman,
akan
mengumumkan urut – urutan evakuasi, misalnya dari lantai ke –n ( lantai yang terbakar ). Berturut – turut untuk penghuni lantai n + 1, lantai n + 2, lantai n – 1, lantai n + 3, lantai n + 4, lantai n – 2, lantai n – 3. 4. Petugas pengawas bangunan / lantai dan pemandu mulai bekerja memandu dan menunjukkan arah kepada para pengungsi. 5. Pada saat yang sama, tim medis / P3K dan tim transportasi mulai bekerja secara terpadu dan terkoordinasi. 6. Selama masa evakuasi segala tindakan akan diberitahukan dan dipantau lewat alat komunikasi, termasuk berhenti di temporary shelter ( tempat aman sementara ) atau ke halaman luar bangunan ( tempat aman mutlak ). 7. Pencatatan menyeluruh agar dilakukan untuk memastikan semua selamat.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB IV KERANGKA KONSEPTUAL
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)
-
Program kerja dan pelaksanaan Peran serta pimpinan dan tenaga kerja
Peraturan perundangundangan
Upaya Pencegahan kebakaran
1. Inspeksi / pengawasan 2. Ijin kerja panas (Hotwork Permit) 3. Drill Kebakaran
Pemeriksaan Dan Pemeliharaan
Alat-alat Pencegah Kebakaran : 4. Bangunan / Material Tahan Api 1. APAR 2. Hydran 3. Detector Asap 4. Alarm Kebakaran 5. Sprinkle
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti Setiap perusahaan pasti memiliki potensi bahaya untuk terjadinya keadaan, seperti kebakaran. Agar perusahaan tidak mengalami kerugian yang besar, maka diperlukan suatu langkah preventif yaitu dengan manajemen pengaman kebakaran. Salah satunya adalah dengan menerapkan Pencegahan Kebakaran yang tepat. Pencegahan tersebut harus dilaksanakan sebelum kebakaran terjadi. Pencegahan Kebakaran dapat berjalan dengan lancar bila sarana untuk kebakaran dipelihara dengan baik dan dilakukan pengecekan secara berkala. Pencegahan Kebakaran juga harus diketahui oleh seluruh tenaga kerja di perusahaan tersebut.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB V METODE PENELITIAN
5.1 Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian observasional deskriptif, yaitu untuk mendapatkan dan mengumpulkan data primer dan ditunjang dengan data sekunder. Apabila dilihat dari segi waktunya, penelitian ini bersifat cross sectional karena pengamatan dilakukan serentak pada satu periode waktu tertentu dan tempat penelitian langsung di lapangan P.T MHE-Demag Indonesia.
5.2 Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah Program Pencegahan Kebakaran, Peralatan / Sarana Pencegahan kebakaran dan Pengetahuan 64 karyawan tentang adanya pencegahan kebakaran di P.T MHE-Demag Indonesia
5.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian tentang pencegahan kebakaran dilaksanakan di P.T MHE-Demag Indonesia pada bulan Oktober 2009. Karena di P.T MHE-Demag Indonesia berpotensi terjadi kebakaran yang mungkin disebabkan berbagai faktor penyebab didalamnya.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5.4 Variable,Definisi Operasional dan Cara Pengukuran No Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran 1. Kebakaran Bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala Observasi api yang tidak terkendali. Boleh jadi api itu kecil, tetapi apabila tidak dikehendaki adalah termasuk kebakaran. hampir terbakarpun artinya adalah kebakaran. (Depnakertrans. 2003)
2.
Potensi kebakaran Klasifikasi potensi bahaya kebakaran menurut yang sering terjadi Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 186 / MEN / 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di tempat kerja :
Kuesioner
1. Bahaya kebakaran ringan, yaitu kebakaran yang melepaskan api rendah, menjalarnya api lambat. 2. Bahaya kebakaran sedang 1, yaitu kebakaran yang menimbun bahan dengan tinggi tidak lebih tinggi dari 2.5 meter. 3. Bahaya kebakaran sedang 2, yaitu kebakaran yang menimbun bahan dengan tinggi lebih dari 4 meter. 4. Bahaya kebakaran sedang 3, yaitu kebakaran yang melepaskan panas tinggi, menjalarnya api cepat. 5. Bahaya kebakaran berat, yaitu kebakaran yang apinya cepat membesar dengan melepaskan panas tinngi, menjalarnya api cepat.
3.
Tugas Akhir
Pengetahuan tentang Adalah kefahaman respoden tentang upaya dan upaya dan sarana sarana pencegahan kebakaran dikategorikan pencegahan menjadi : kebakaran a. Mengetahui, bila karyawan mengetahui
Pencegahan kebakaran...
Kuesioner
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
upaya dan sarana pencegah kebakaran. b. Tidak mengetahui, bila karyawan tidak mengetahui aspek dan sarana pencegah kebakaran.
Tugas Akhir
4.
Upaya pencegahan Upaya pencegahan kebakaran terdiri dari : kebakaran a. Inspeksi b. Ijin kerja panas (HotWork Permit) c. Bangunan material tahan api d. Drill kebakaran
Observasi dan Kuesioner
5.
Peralatan Kebakaran
Alat-alat yang di gunakan untuk mencegah kebakaran misalnya : a. APAR b. Hydran c. Detektor Asap d. Fire Alarm e. Sprinkle
Observasi dan Kuesiner
6.
APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Alat untuk memadamkan api, berbentuk tabung silinder yang dapat dioperasikan secara manual untuk memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran (ketika api masih kecil). APAR terdiri dari berbagai jenis antara lain : 1. Jenis Air 2. Jenis Busa (foam) 3. Jenis Halon 4. Jenis Bubuk Kering 5. Jenis CO2
Observasi
7.
Hydran
Yaitu alat pemadam api jika terjadi kebakaran besar yang berisikan air. Hydran yang digunakan terletak di halaman atau OutDoor Hydran
Observasi
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. 1. Data primer Data primer ini diperoleh dari tempat penelitian. a. Pengisian kuesioner oleh karyawan P.T MHE-Demag Indonesia. b. Observasi pelaksanaan pencegahan kebakaran di P.T MHE-Demag Indonesia.
2. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang telah ada di perusahaan tersebut. a. Profil perusahaan b. Pencegahan kebakaran di P.T MHE-Demag Indonesia.
5.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh selanjutnya di olah dengan cara diedit, hal yang tidak sesuai dipertanyakan kembali serta dianalisis secara deskriptif, yaitu dalam bentuk narasi yang di deskripsikan dengan jelas.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB VI HASIL PENELITIAN 6.1. Gambaran umum PT. MHE DEMAG INDONESIA 6.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. MHE-Demag Indonesia adalah perusahaan joint venture antara jebsen dan Jessen (SEA) Pte Ltd, Singapura dengan Demag Cranes & Components Gmbh, Jerman. Pada awalnya diresmikan pada tanggal 2 februari 1977 dibawah nama P.T. MHE DEWANA INDONESIA yang kemudian menjadi anak perusahaan dari Jebsen group Companies South East Asia, perusahaan besar yang bergerak dibidang perdagangan, manufaktur, dan perindustrian. Pada Januari 1987 Jebsen dan Jessen Group of Companies South East Asia, Singapura bekerjasama dengan Mannesmann Demag AG, Jerman dan Mengubah MHE group menjadi perusahaan joint venture, yang mana keduanya memiliki saham yang sama besar 50%-50%. Setelah Mannesmann group diakuisi oleh Siemen group di bulan mei 2001, sehingga Mannesmann Demag AG tidak ada lagi dan menjadi Demag Cranes & Components GmbH. PT MHE-Demag Indonesia dari awal berdiri sampai dengan saat ini akan tetap berusaha untuk dapat melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Bentuk kepedulian perusahaan ini terhadap pengelolaan dan pemantaun lingkungan yaitu dengan pembentukan.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Komite EHS (Environmental, Health and Safety) yang mengurusi persoalan lingkungan, kesehatan, dan keselamatan kerja pada tahun 1996, serta dengan memperolehnya standart sertifikasi ISO 14000:2004. 6.1.2. Struktur Organisasi PT. MHE-Demag Indonesia PT. MHE-Demag Indonesia di pimpin oleh seorang Direktur yang tugasnya sehari-hari di bantu oleh manager EHS dimana manager EHS tersebut memiliki stafstaf yang akan bertanggung jawab memanage cabang-cabang Perusahaan antara lain di Surabaya, Jakarta, dan Medan. Untuk lebih lengkapnya lagi struktur organisasi PT. MHE DEMAG dapat di lihat pada lampiran 1. 6.1.3 Karyawan PT. MHE-Demag Indonesia Jumlah keseluruhan karyawan PT. MHE DEMAG adalah 109 orang. Berdasarkan tingkat pendidikannya terbagi menjadi: 1. Sekolah dasar (SD)
: 2 orang
2. SLTP
: 1 orang
3. SLTA
: 72 orang
NO
PENDIDIKAN
JUMLAH
PERSENTASE
1
SD
2
1.83 %
2
SLTP
1
0.9 %
3
SLTA
72
66.1 %
4
D3 / S1
34
31.2 %
4. D3 / S1
Tugas Akhir
: 34 orang
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tabel 6.1 Karakteristik jenjang dan jumlah karyawan
Karyawan PT. MHE-Demag Indonesia di bagi menjadi 4 klasifikasi pekerjaan yaitu : 1. Manager 4 karyawan, terdiri atas 4 orang laki-laki. 2. Executive 29 karyawan, terdiri atas 26 orang laki-laki dan 3 orang wanita. 3. Supervisor 12 karyawan, terdiri atas 9 orang laki-laki dan 3 orang wanita. 4. Operative 64 karyawan, terdiri atas 63 orang laki-laki dan 1 orang wanita. Berdasarkan jenis kelaminya yaitu : 1. Pria
: 102 orang
2. Wanita : 7 orang Tabel 6.2 Karakteristik jumlah karyawan berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
Pria
102
93.57 %
Wanita
7
6.43 %
6.1.4 Pengaturan waktu kerja Waktu kerja yang dilakukan di PT. MHE DEMAG INDONESIA yaitu hari Senin-Jumat di mulai pada pukul 08.00-16.00 dan waktu selebihnya di hitung lembur. PT. MHE-Demag Indonesia tidak melakukan shift kerja, seluruh karyawan masuk pagi hingga sore hal ini di karenakan karyawan di PT MHE-Demag Indonesia hanya
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
sedikit yaitu 109 orang karyawan sehingga tidak di berlakukan shift kerja seperti pada perusahaan pada umumnya yang memiliki jumlah karyawan yang banyak. 6.2. Kebijaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. MHE-Demag Indonesia dalam upaya penerapan Undang-Undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan kesehatan Kerja memandang perlu menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan pimpinan perusahaan dalam bidang k3 di PT. MHE-Demag Indonesia sebagai berikut: 6.2.1. Maksud dan Tujuan Dengan adanya perlindungan terhadap para pekerja yang dapat mempengaruhi proses produktivitas dari suatu perusahaan, maka sasaran umum dari k3 di perusahaan adalah perlindungan terhadap tnaga kerja di tempat kerja, perlindungan terhadap setiap orang yang berada di tempat kerja dan perlindungan terhadap bahan serta peralatan produksi. Dengan di bentuknya k3 di perusahaan mempunyai tujuan antara lain : 1. Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatanya dalam melakukan suatu aktivitas produksi. 2. Setiap orang yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula keselamatanya. 3. Mencegah atau menanggulangi gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja. 6.2.2. Ruang lingkup kegiatan k3
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
K3 membantu mengurangi beban kerja dengan modifikasi cara kerja atau perencanaan mesin serta alat-alat kerja dan keadaan lingkungan yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja dalam suatu perusahaan. Faktor penyebab terjadinya beban tambahan : 1. Faktor Fisik
: Cahaya, suhu, kelembaban, kecepatan angin, suara,
radiasi, vibrasi, mekanik, tekanan udara. 2. Faktor Kimia
: Gas, uap, debu, kabut, asap, cairan dan benda padat.
3. Faktor Biologi
: Bakteri, virus dll.
4. Faktor Fisiologi
: Konstruksi mesin dalam pabrik, alat-alat kerja sikap
dan cara kerja. 5. Faktor Psikologi
: Suasana kerja, hubungan pribadi, pemilih
6.2.3. Tanggung jawab Pimpinan Perusahaan 1. Pimpinan perusahaan sekaligus pimpinan k3 bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan k3 dan peraturan serta undang-undang k3 di perusahaan. 2. Hasil produksi meninggkat dengan mutu dan kualitas yang baik dalam waktu cepat dan bisa mencegah kerusakan alat-alat, pemborosan bahan produksi dan kehilangan jam kerja karena kecelakaan atau sakit. 3. Meningkatkan prestasi tenaga kerja dengan pendidikan, latihan ketrampilan dan pengetahuan.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4. Semua karyawan mulai dari pimpinan atas harus memahami dan menghayati tanggung jawabnya dalam bidang k3 di lingkungan perusahaan pada umumnya dan di lingkungan kerja pada khususnya. 6.2.4. Tanggungjawab Karyawan 1. Berkewajiban melaksanakan dan menerapkan ketetapan dan memelihara kebersihan lingkungan kerja sehingga tercipta lingkungan kerja yang aman, sehat, nyamandan memacu semangat kerja. 2. Harus melaporkan dan meminta pertolongan pertama kepada pengawas setiap bentuk luka sekecil apapun. 3. Kondisi peralatan dan perbuatan yang kurang selamat harus segera di laporkan kepada pengawas. 4. Wajib membaca dan memahami serta mematuhi seluruh petunjuk dan arahan tentang k3. 5. Setiap karyawan yang mendapat perlengkapan k3 wajib mempergunakanya. 6. Setiap karyawan wajib mematuhi semua peraturan yang telah di tetapkan oleh perusahaan dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja 6.3. Proses Produksi PT. MHE DEMAG Indonesia, beroperasi setiap harinya memproduksi Pesawat Angkat dan Angkut yang biasa disebut crane. Adapun asal bahan yang digunakan dalam pembuatannya berasal dari dua tempat dalam negeri (Bahan Baku
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Lokal) dan luar negeri (Bahan Baku Import). Dan berdasarkan bagian dari crane kita klasifikasikan menjadi dua struktur dan Mesin Angkut Utama (Hoist). Untuk Struktur mayoritas bahan yang dipakai adalah bahan baku lokal seperti plat besi, besi profil (Besi Siku, H beam, Canal U, Canal C dll), dan kawat las. Dan untuk Mesin Angkut Utama (Hoist) kita menggunakan bahan baku import yang telah siap untukdi rakit dengan struktur. Alur proses produksinya adalah, bahan struktur (Plat & Besi Profil) kita potong sesuai dengan desain yang dikehendaki dengan menggunakan alat las potong atau gergaji mesin. Setelah bahan-bahan tersebut kita potong, dilakukan proses selanjutnya yaitu perakitan/penggabungan bahan-bahan dengan cara di las, adapun jenis las yang digunakan adalah las listrik AC. Setelah struktur telah siap, kita lakukan pengecatan terhadap struktur, kemudian dilanjutkan dengan perakitan struktur dengan mesin angkut utama (Hoist). Setelah crane jadi kita lakukan pengujian barang. Dan setelah hasil dari pengujian telah selesai dengan permintaan customer, barang akan di packing dan siap untuk di kirim.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Adapun skema proses produksi dapat di lihat dari gambar alur berikut ini. Skema Proses Produksi :
Bahan Baku Import Storage Bahan Baku Gudang Bahan Baku Lokal
Pengeluaran Bahan baku
Pemotongan Bahan baku
Pengelasan Bahan baku
Pengecatan barang semi jadi
Perakitan barang semi jadi
Uji Barang jadi
Packing
Tugas Akhir
Pengiriman
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
6.4. Upaya Pencegahan Kebakaran Upaya pencegahan kebakaran ini adalah tanggung jawab semua orang yang bekerja dalam perusahaan tersebut, ini adalah bentuk kesadaran terhadap keselamatan kerja pada diri pekerja khususnya serta keselamatan pada orang lain pada umumnya. Hal ini juga berpengaruh pada produktivitas kerja yang dapat menguntungkan kedua pihak yaitu pihak perusahaan dan tenaga kerja itu sendiri. Adapun upaya-upaya pencegahan kebakaran yang telah di lakukan oleh PT. MHE DEMAG Indonesia, meliputi: 1. Inspeksi Inspeksi / pengawasan dilakukan secara teratur di setiap unit/bagian perusahaan. Inspeksi dapat dilakukan berkala harian, mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan tergantung besarnya resiko kebakaran di tiap unit bangunan. Tujuan Inspeksi ini adalah untuk memeriksa apakah peralatan atau bahan berada pada keadaan mestinya yang tidak berisiko menimbulkan kebakaran.
2. Ijin kerja panas ( Hotwork Permit) Proses kerja yang menggunakan, menimbulkan bunga api atau sumber panas perlu diberlakukan surat ijin kerja. Surat ijin ini mengharuskan tenaga kerja yang akan melaksanakan tugas menyangkut penyalaan/terbakarnya material yang mudah terbakar harus terlebih dahulu memperoleh ijin kerja panas. 3. Bangunan / material tahan api
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pembuatan konstruksi tahan api ataupun penggunaan material tahan api perlu dipertimbangkan dalam pencegahan kebakaran khususnya pada tahap awal perencanaan. Demikian pula mengganti bahan-bahan yang bersifat mudah terbakar dengan bahan-bahan tahan api.
4. Drill Kebakaran Drill kebakaran adalah suatu kegiatan / program latihan dalam rangka menghadapi kebakaran. Tenaga kerja dan petugas pemadam kebakaran harus melakukan latihan tersebut secara serius seolah-olah sedang menghadapi kebakaran yang sesungguhnya. Mereka dilatih meninggalkan tempat setelah mendengar alarm/tanda bahaya dan melakukan evakuasi dari gedung dengan tertib dan benar. 5. Alat Pencegah Kebakaran Alat pencegah kebakaran yang di pakai oleh PT MHE DEMAG Surabaya adalah berupa : a. APAR b. Hydrant c. Fire Alarm Peranan atau keterlibatan karyawan PT. MHE DEMAG INDONESIA terhadap upaya pencegahan kebakaran, dari hasil lembar kuesioner mendapatkan data karakteristik 64 sampel sebagai berikut.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1. Pengalaman karyawan yang mengetahui telah terjadi kebakaran di unit kerjanya Dari uraian diatas menunjukkan bahwa pengalaman karyawan yang mengetahui terjadinya kebakaran adalah seluruh unit kerja para karyawan pernah terjadi kebakaran. 2. Tanggungjawab dalam upaya pencegahan kebakaran Tanggungjawab dalam upaya pencegahan kebakaran menunjukkan bahwa seluruh karyawan PT.MHE-Demag bertanggung jawab dalam pencegahan yang terjadi didalam perusahaan. Ini juga menunjukkan kepedulian dan tanggungjawab bukan hanya kepada pimpinan, kepala bagian atau bagian keamanan tetapi seluruh karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut. 3. Karakteristik karyawan yang mengetahui cara pencegahan terhadap bahaya kebakaran Seluruh karyawan telah mengetahui cara terhadap bahaya kebakaran, karena perusahaan telah memberi pengetahuan dan pelatihan kepada seluruh karyawan tentang cara pencegahan terhadap bahaya kebakaran yang apabila sewaktu-waktu bisa terjadi di dalam perusahaan.
4. Pelatihan khusus Drill kebakaran dari Perusahaan kepada tenaga kerja Dari uraian diatas menunjukkan bahwa seluruh karyawan telah mendapatkan pelatihan khusus Fire Drill yang diberikan oleh perusahaan 5. Karakteristik karyawan yang mengetahui sarana / alat untuk mencegah apabila terjadi kebakaran
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Seluruh karyawan telah mengetahui semua sarana / alat untuk mencegah apabila terjadi kebakaran, pengetahuan karyawan tentang sarana / alat
pencegah
kebakaran
diperoleh
dari
perusahaan
yang
selalu
mensosialisasikan tentang upaya-upaya dan sarana / alat pencegah kebakaran. 6. Karakteristik karyawan yang mengetahui tentang tabung pemadam api (APAR) Menunjukkan bahwa seluruh karyawan produksi mengetahui tentang tabung pemadam api atau yang sering disebut APAR. 7. Karyawan yang pernah di beri pelatihan khusus untuk menggunakan APAR Seluruh karyawan pernah di beri pelatihan khusus oleh perusahaan dalam menggunakan APAR sehingga para karyawan diharapkan bisa mengoperasikan APAR dalam rangka upaya pencegahan kebakaran yang kapanpun dan sewaktu-sewaktu bisa terjadi. Tabel 6.3 Karyawan yang bisa mengoperasikan APAR dengan benar Uraian
Jumlah Sampel
Persentase
D Bisa
60
93.75 %
Tidak bisa
4
6.25 %
ari tabel diatas dapat kita lihat bahwa 93.75 % karyawan PT.MHEDemag bisa mengoperasikan APAR dengan benar, dan hanya 6.25 % yang tidak bisa mengoperasikan APAR dengan benar.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB VII PEMBAHASAN 7.1. Kebijaksanaan Managemen k3 Kebijakan adalah arah yang ditentukan untuk di penuhi dalam proses kerja dan organisasi perusahaan, serta mengandung sasaran jangka panjang dengan ketentuan yang harus dipatuhi setiap kategori fungsionaris perusahaan. Adanya kebijaksanaan mengenai k3 di PT. MHE DEMAG Indonesia berarti pihak managemen
memberi dukungan dan perhatian yang besar
terhadap pelaksanaan k3 di perusahaan sebagai pelaksanaan UU NO.1 tahun 1970 dan seluruh peraturan yang berkaitan dengan k3. Bentuk dan isinya telah sesuai sengan pedoman kebijaksanaan managemen k3 yang di sesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan. Kebijaksanaan mengenai tanggung jawab yang harus di laksanakan oleh semua fungsionaris perusahaan menunjukkan adanya kerjasama antara pihak managemen dengan tenaga kerja dalam rangka pelaksanaan program k3 yang efektif. Maksud dan tujuan yang terkandung dalam kebijaksanaan tersebut sudah memenuhi syarat yang harus di taati yang merupakan sasaran dari kegiatan yang dilakukan, yaitu pemeliharaan kondisi kerja yang aman dan sehat, mentaati prosedur operational untuk mencegah kecelakaan dan penyakit serta mematuhi Undang-undang pokok k3 Nomor.1 tahun 1970 dan peraturan k3 lainya.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
7.2. Upaya Pencegahan Kebakaran Dalam upaya pencegahan kebakaran di PT. MHE DEMAG Surabaya melakukan berbagai cara yaitu dengan : 1. Inspeksi (pengawasan) berkala terhadap peralatan-peralatan listrik dan bahan produksi yang rentan / mudah terbakar di tempat kerja (ruang produksi), inspeksi peralatan dan bahan di PT. MHE DEMAG Surabaya ini dilakukan setiap 1 bulan sekali. Hal ini sudah efektif dilakukan, dan yang
melakukan inspeksi secara berkala tersebut adalah penanggung
jawab k3. 2. Hot Work Permit, yang di lakukan oleh PT MHE DEMAG INDONESIA hanya untuk pengerjaan dalam kaitan pekerjaan yang
berhubungan
dengan listrik dan bahan api di luar perusahaan, contoh untuk pengelasan, di mana tenaga kerja dari dalam (perusahaan) di suruh atau di minta untuk pengerjaan pengelasan di luar perusahaan, baru Hot Work Permit di berikan. Hal ini di karenakan PT MHE DEMAG tidak menggunakan Hot Work Permit dalam pengerjaan di dalam perusahaan karena PT MHE DEMAG adalah perusahaan yang memproduksi Crane dimana aktivitas sehari-hari di perusahaan adalah berhubungan dengan listrik dan api. 3. Fire Drill (pelatihan kebakaran), yang di lakukan oleh perusahaan ini adalah kepada semua warga PT MHE DEMAG yaitu semua tenaga kerja produksi, staff bahkan tenaga keamanan juga di bekali dengan pelatihan terhadap kebakaran. Pelatihan ini di lakukan dengan tujuan bahwa semua orang yang bekerja di PT MHE DEMAG paham dan tanggap terhadap
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kebakaran dan mengerti apa yang harus di lakukan apabila terjadi kebakaran sewaktu-waktu di dalam perusahaan. Pelatihan ini di lakukan kepada setiap tenaga kerja baru yang masuk bekerja di perusahaan ini.
Peranan atau Keterlibatan Karyawan Terhadap Upaya Pencegahan Kebakaran. Dari 64 sampel (100 %) pernah terjadi kebakaran di area kerja, dimana karyawan melakukan aktifitas pekerjaanya. Kebakaran yang terjadi adalah kebakaran ringan yang tidak membahayakan keselamatan dari pekerja itu sendiri. Dari 64 sampel (100 %) telah memiliki sikap bahwa usaha pencegahan bahaya kebakaran menjadi tanggungjawab seluruh karyawan. Hal ini sesuai dengan keadaan sebenarnya, dimana sebagian besar karyawan mempunyai peranan terhadap program-program dalam upaya pencegahan bahaya kebakaran. Bahan-bahan penyebab kebakaran di area / unit kerja karyawan yaitu dari 64 sampel (100 %) penyebabnya adalah dari bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar. Karyawan yang mengetahui aspek atau cara bagaimana pencegahan terhadap bahaya kebakaran dari 64 sampel (100 %) telah mengetahui cara untuk mencegah bahaya kebakaran yang setiap saat bisa terjadi di perusahaan tersebut. Hal ini yang di harapkan, karena dengan pengetahuan karyawan terhadap bahaya kebakaran maka bahaya kebakaran akan mudah di atasi dengan kesiap-siagaan dan tanggapnya para karyawan tersebut.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pelatihan khusus Drill kebakaran (program latihan menghadapi kebakaran) dari perusahaan apakah di berikan kepada karyawan, dari 64 sampel (100 %) bahwa ada pelatihan kebakaran atau Fire Drill dari perusahaan. Hal ini sesuai dengan kenyataan yang ada. Dari perusahaan memang telah memberikan pelatihan kebakaran ketika pekerja baru masuk bekerja di perusahaan tersebut. Pengetahuan karyawan terhadap sarana atau alat untuk mencegah apabila terjadi kebakaran, dari 64 sampel (100 %) karyawan tahu alat-alat apa saja yang digunakan untuk mencegah apabila terjadi kebakaran. alat-alat yang mereka ketahui yaitu hydran dan APAR. Dari 64 sampel (100 %) karyawan mengetahui tentang APAR. Hal ini membuktikan bahwa seluruh karyawan sudah di beri pengetahuan tentang tabung pemadam api (APAR). Dari 60 sampel (93.75 %) karyawan bisa mengoperasilkan APAR dengan benar sedangkan 4 sampel (6.25 %) belum bisa mengoperasikan APAR dengan benar. Hal ini berhubungan dengan perusahaan yang telah memberikan pelatihan khusus tentang APAR terhadap karyawan, dari 64 sampel
(100
%)
karyawan
telah
diberi
pelatihan
khusus
untuk
mengoperasikan APAR yang diadakan oleh perusahaan. Dan ini sesuai kenyataan dari observasi dan hasil penelitian.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
7.3. Hasil Observasi Alat-Alat Pencegah Kebakaran 1. APAR, yang di gunakan oleh PT. MHE DEMAG adalah berupa powder yang berisikan 4.5 kg hal ini di karenakan seluruh area produksi di perusahaan berkenaan dengan api dan listrik. Kalau seandainya menggunakan APAR berupa air maka kebakaran bukannya dapat di cegah, tetapi justru akan tidak terkontrol, karena air akan bereaksi dengan aliran listrik sehingga bisa saja api akan menjalar kemana-mana. Di dalam ruangan server, menggunakan APAR berupa CO2,
Karena kalau
menggunakan powder atau air akan mematikan dan merusak seluruh jaringan computer yang ada didalamnya. Tetapi ada bahaya yang ditimbulkan apabila menggunakan CO2 di dalam ruangan server tersebut, kalau CO2 sampai terhirup oleh tenaga kerja maka akan mengganggu pernafasan dan bisa-bisa yang menghirupnya akan jatuh pingsan tidak sadarkan diri. Jumlah seluruh tabung APAR di PT MHE DEMAG adalah 26 unit dari jenis CO2 dan Powder yang tersebar di berbagai area. Pemeriksaan tabung APAR di lakukan di perusahaan ini adalah secara berkala yaitu setiap 1 bulan sekali. Setiap APAR yang terpasang di perusahaan harus dalam kondisi siap pakai atau siaga, untuk itu diperlukan perawatan dan pemeriksaan secara teratur. Di PT. MHE DEMAG perawatan dan pemeriksaan APAR telah berjalan dengan baik. Yaitu dengan adanya petugas pengawas yang memeriksa secara continue. Dengan melihat jenis APAR yang dipasang di
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ruang produksi PT MHE DEMAG yaitu berjumlah 16 APAR dan penempatan tersebut berada sekitar 1 meter dari permukaan lantai, label dan segel semua terpasang atau tertera dengan bagus. Dan jarak APAR satu dengan yang lainya adalah sekitar 6-7 meter Hal ini sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (PER 04 / MEN / 1980) yang menetapkan bahwa jarak penempatan APAR tidak kurang dari 15 cm dari permukaan lantai dan penempatan APAR satu dengan yang lainya tidak melebihi 15 meter. 2. Hydran, yang di gunakan oleh PT MHE DEMAG adalah berupa OutDoor Hydran yang berjumlah 6 unit yang terletak di luar service workshop, luar Warehouse, dan area parkir mobil. Hydran sangat murah pemakainya, karena hanya dengan memakai air yang mudah di dapat dan melimpah sehingga efektif untuk di gunakan. Pemeriksaan hydran juga di lakukan kontinue yaitu setiap 1 bulan sekali. Pemeriksaan di lakukan dengan cara memeriksa tutup hydran, selang dan mungkin ada pipa yang bocor. Pemeriksaan dan perawatan hydran di PT. MHE DEMAG secara kontinue berjalan dengan baik dan terkontrol. Dan selama ini hydran di PT. MHE DEMAG tidak pernah digunakan karena di perusahaan tersebut tidak pernah terjadi kebakaran besar, yang sering terjadi hanya kebakaran tingkat ringan yang bisa di atasi dengan penyemprotan APAR.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
7.4 Kebakaran Yang Terjadi Pada Proses Produksi Dalam proses produksi terdapat bagian-bagian / unit kerja yang memungkinkan terjadinya bahaya kebakaran diantaranya dalam Proses Cutting atau pemotongan, bahaya kebakaran di timbulkan oleh percikan api dari peralatan yang digunakan yaitu las potong atau gerjaji mesin, kalau bukan karena percikan biasanya terjadi akibat konsleting listrik dari penggunaan alat tersebut. Kebakaran pada area cutting ini termasuk dalam bahaya kebakaran ringan. Bahaya kebakaran lainya biasa terjadi pada area welding atau pengelasan, bahaya juga biasa ditimbulkan oleh percikan api dan logam panas. dan kebakaran di area welding selama ini juga dalam tingkatan rendah yaitu tidak sampai menjalar luas dan bisa di atasi dengan penyemprotan APAR. Dan kebakaran di area welding ini termasuk kategori kebakaran ringan. Dan intinya kebakaran yang pernah terjadi di dalam ruang produksi PT MHE DEMAG adalah kebakaran dalam tingkatan ringan dan itupun jarang terjadi. Karena di samping sudah ada peralatan yang memadai, karyawan di perusahan tersebut paham bagaimana cara mengatasi kebakaran yang terjadi karena sudah di bekali pengetahuan dan pelatihan tentang bagaimana mengatasi bahaya kebakaran yang yang sewaktuwaktu bisa terjadi.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
7.2. Upaya Pencegahan Kebakaran Dalam upaya pencegahan kebakaran di PT. MHE DEMAG Surabaya melakukan berbagai cara yaitu dengan : 4. Inspeksi (pengawasan) berkala terhadap peralatan-peralatan listrik dan bahan produksi yang rentan / mudah terbakar di tempat kerja (ruang produksi), inspeksi peralatan dan bahan di PT. MHE DEMAG Surabaya ini dilakukan setiap 1 bulan sekali. Hal ini sudah efektif dilakukan, dan yang
melakukan inspeksi secara berkala tersebut adalah penanggung
jawab k3. 5. Hot Work Permit, yang di lakukan oleh PT MHE DEMAG INDONESIA hanya untuk pengerjaan dalam kaitan pekerjaan yang
berhubungan
dengan listrik dan bahan api di luar perusahaan, contoh untuk pengelasan, di mana tenaga kerja dari dalam (perusahaan) di suruh atau di minta untuk pengerjaan pengelasan di luar perusahaan, baru Hot Work Permit di berikan. Hal ini di karenakan PT MHE DEMAG tidak menggunakan Hot Work Permit dalam pengerjaan di dalam perusahaan karena PT MHE DEMAG adalah perusahaan yang memproduksi Crane dimana aktivitas sehari-hari di perusahaan adalah berhubungan dengan listrik dan api. 6. Fire Drill (pelatihan kebakaran), yang di lakukan oleh perusahaan ini adalah kepada semua warga PT MHE DEMAG yaitu semua tenaga kerja produksi, staff bahkan tenaga keamanan juga di bekali dengan pelatihan terhadap kebakaran. Pelatihan ini di lakukan dengan tujuan bahwa semua
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
orang yang bekerja di PT MHE DEMAG paham dan tanggap terhadap kebakaran dan mengerti apa yang harus di lakukan apabila terjadi kebakaran sewaktu-waktu di dalam perusahaan. Pelatihan ini di lakukan kepada setiap tenaga kerja baru yang masuk bekerja di perusahaan ini.
Peranan atau Keterlibatan Karyawan Terhadap Upaya Pencegahan Kebakaran. Dari 64 sampel (100 %) pernah terjadi kebakaran di area kerja, dimana karyawan melakukan aktifitas pekerjaanya. Kebakaran yang terjadi adalah kebakaran ringan yang tidak membahayakan keselamatan dari pekerja itu sendiri. Dari 64 sampel (100 %) telah memiliki sikap bahwa usaha pencegahan bahaya kebakaran menjadi tanggungjawab seluruh karyawan. Hal ini sesuai dengan keadaan sebenarnya, dimana sebagian besar karyawan mempunyai peranan terhadap program-program dalam upaya pencegahan bahaya kebakaran. Bahan-bahan penyebab kebakaran di area / unit kerja karyawan yaitu dari 64 sampel (100 %) penyebabnya adalah dari bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar. Karyawan yang mengetahui aspek atau cara bagaimana pencegahan terhadap bahaya kebakaran dari 64 sampel (100 %) telah mengetahui cara untuk mencegah bahaya kebakaran yang setiap saat bisa terjadi di perusahaan tersebut. Hal ini yang di harapkan, karena dengan pengetahuan karyawan
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
terhadap bahaya kebakaran maka bahaya kebakaran akan mudah di atasi dengan kesiap-siagaan dan tanggapnya para karyawan tersebut. Pelatihan khusus Drill kebakaran (program latihan menghadapi kebakaran) dari perusahaan apakah di berikan kepada karyawan, dari 64 sampel (100 %) bahwa ada pelatihan kebakaran atau Fire Drill dari perusahaan. Hal ini sesuai dengan kenyataan yang ada. Dari perusahaan memang telah memberikan pelatihan kebakaran ketika pekerja baru masuk bekerja di perusahaan tersebut. Pengetahuan karyawan terhadap sarana atau alat untuk mencegah apabila terjadi kebakaran, dari 64 sampel (100 %) karyawan tahu alat-alat apa saja yang digunakan untuk mencegah apabila terjadi kebakaran. alat-alat yang mereka ketahui yaitu hydran dan APAR. Dari 64 sampel (100 %) karyawan mengetahui tentang APAR. Hal ini membuktikan bahwa seluruh karyawan sudah di beri pengetahuan tentang tabung pemadam api (APAR). Dari 60 sampel (93.75 %) karyawan bisa mengoperasilkan APAR dengan benar sedangkan 4 sampel (6.25 %) belum bisa mengoperasikan APAR dengan benar. Hal ini berhubungan dengan perusahaan yang telah memberikan pelatihan khusus tentang APAR terhadap karyawan, dari 64 sampel
(100
%)
karyawan
telah
diberi
pelatihan
khusus
untuk
mengoperasikan APAR yang diadakan oleh perusahaan. Dan ini sesuai kenyataan dari observasi dan hasil penelitian.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
7.3. Hasil Observasi Alat-Alat Pencegah Kebakaran 3. APAR, yang di gunakan oleh PT. MHE DEMAG adalah berupa powder yang berisikan 4.5 kg hal ini di karenakan seluruh area produksi di perusahaan berkenaan dengan api dan listrik. Kalau seandainya menggunakan APAR berupa air maka kebakaran bukannya dapat di cegah, tetapi justru akan tidak terkontrol, karena air akan bereaksi dengan aliran listrik sehingga bisa saja api akan menjalar kemana-mana. Di dalam ruangan server, menggunakan APAR berupa CO2,
Karena kalau
menggunakan powder atau air akan mematikan dan merusak seluruh jaringan computer yang ada didalamnya. Tetapi ada bahaya yang ditimbulkan apabila menggunakan CO2 di dalam ruangan server tersebut, kalau CO2 sampai terhirup oleh tenaga kerja maka akan mengganggu pernafasan dan bisa-bisa yang menghirupnya akan jatuh pingsan tidak sadarkan diri. Jumlah seluruh tabung APAR di PT MHE DEMAG adalah 26 unit dari jenis CO2 dan Powder yang tersebar di berbagai area. Pemeriksaan tabung APAR di lakukan di perusahaan ini adalah secara berkala yaitu setiap 1 bulan sekali. Setiap APAR yang terpasang di perusahaan harus dalam kondisi siap pakai atau siaga, untuk itu diperlukan perawatan dan pemeriksaan secara teratur. Di PT. MHE DEMAG perawatan dan pemeriksaan APAR telah berjalan dengan baik. Yaitu dengan adanya petugas pengawas yang
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
memeriksa secara continue. Dengan melihat jenis APAR yang dipasang di ruang produksi PT MHE DEMAG yaitu berjumlah 16 APAR dan penempatan tersebut berada sekitar 1 meter dari permukaan lantai, label dan segel semua terpasang atau tertera dengan bagus. Dan jarak APAR satu dengan yang lainya adalah sekitar 6-7 meter Hal ini sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (PER 04 / MEN / 1980) yang menetapkan bahwa jarak penempatan APAR tidak kurang dari 15 cm dari permukaan lantai dan penempatan APAR satu dengan yang lainya tidak melebihi 15 meter. 4. Hydran, yang di gunakan oleh PT MHE DEMAG adalah berupa OutDoor Hydran yang berjumlah 6 unit yang terletak di luar service workshop, luar Warehouse, dan area parkir mobil. Hydran sangat murah pemakainya, karena hanya dengan memakai air yang mudah di dapat dan melimpah sehingga efektif untuk di gunakan. Pemeriksaan hydran juga di lakukan kontinue yaitu setiap 1 bulan sekali. Pemeriksaan di lakukan dengan cara memeriksa tutup hydran, selang dan mungkin ada pipa yang bocor. Pemeriksaan dan perawatan hydran di PT. MHE DEMAG secara kontinue berjalan dengan baik dan terkontrol. Dan selama ini hydran di PT. MHE DEMAG tidak pernah digunakan karena di perusahaan tersebut tidak pernah terjadi kebakaran besar, yang sering terjadi hanya kebakaran tingkat ringan yang bisa di atasi dengan penyemprotan APAR.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
7.4 Kebakaran Yang Terjadi Pada Proses Produksi Dalam proses produksi terdapat bagian-bagian / unit kerja yang memungkinkan terjadinya bahaya kebakaran diantaranya dalam Proses Cutting atau pemotongan, bahaya kebakaran di timbulkan oleh percikan api dari peralatan yang digunakan yaitu las potong atau gerjaji mesin, kalau bukan karena percikan biasanya terjadi akibat konsleting listrik dari penggunaan alat tersebut. Kebakaran pada area cutting ini termasuk dalam bahaya kebakaran ringan. Bahaya kebakaran lainya biasa terjadi pada area welding atau pengelasan, bahaya juga biasa ditimbulkan oleh percikan api dan logam panas. dan kebakaran di area welding selama ini juga dalam tingkatan rendah yaitu tidak sampai menjalar luas dan bisa di atasi dengan penyemprotan APAR. Dan kebakaran di area welding ini termasuk kategori kebakaran ringan. Dan intinya kebakaran yang pernah terjadi di dalam ruang produksi PT MHE DEMAG adalah kebakaran dalam tingkatan ringan dan itupun jarang terjadi. Karena di samping sudah ada peralatan yang memadai, karyawan di perusahan tersebut paham bagaimana cara mengatasi kebakaran yang terjadi karena sudah di bekali pengetahuan dan pelatihan tentang bagaimana mengatasi bahaya kebakaran yang yang sewaktuwaktu bisa terjadi.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. KESIMPULAN
1. Perusahaan ini sudah menerapkan program K3 khususnya dalam pencegahan kebakaran. Berbagai upaya-upaya dilakukan dari inspeksi, Fire Drill, Bangunan tahan api serta Hotwork Permit sudah terlaksana, serta kesiapan dari pimpinan dan juga karyawan yang bekerja di perusahaan ini terhadap pencegahan bahaya kebakaran serta berbagai program yang menyangkut Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Sarana pencegahan kebakaran sudah memadai dan telah dipersiapkan untuk mencegah apabila sewaktu-waktu terjadi kebakaran, dan juga perawatan serta pemeliharaanya sudah dilakukan secara berkala. Akan tetapi kesadaran seluruh warga perusahaan tentang pengetahuan dan tanggapnya terhadap pencegahan kebakaran ini terpenting agar kecelakaan akibat kebakaran bisa di minimalisir 8.2. SARAN 1. Sebaiknya inspeksi (pengawasan) terhadap peralatan pencegahan kebakaran dilakukan secara terus-menerus, di karenakan supaya kalau ada peralatan
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
pencegah kebakaran yang rusak atau tidak dapat di gunakan maka harus segera di perbaiki atau diganti yang baru. 2. Fire Drill (pelatihan kebakaran) yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja seharusnya dilakukan secara berkala setidaknya 6 bulan sekali , karena kalau tenaga kerja hanya di bekali pelatihan ketika tenaga kerja tersebut masuk pertama kali sebelum bekerja di perusahaan, di takutkan tenaga kerja tersebut akan lupa bagaimana metode atau cara-cara yang telah di ajarkan sesuai dengan standar prosedur operasional. Oleh karena itu perlu adanya pelatihan berkala untuk mengantisipasi kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kerja akibat mereka lupa bagaimana cara pencegahan kebakaran yang apabila terjadi. 3. Peranan / keterlibatan karyawan terhadap upaya pencegahan kebakaran demikian besar. Maka perlu di pupuk terus bersamaan dengan programprogram keselamatan kerja bidang kebakaran terutama diadakanya latihanlatihan secara rutin atau berkala.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR PUSTAKA
Depnakertrans, R.I. 2001. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran. Jakarta : Pusat Pengembangan Keselamatan Kerja dan Hiperkes. Depnakertrans, R.I. 2003. K3 Penanggulangan Kebakaran. Jakarta : Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan. Pemadam Kebakaran. 2002. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran, Gresik : Biro Inspeksi dan K3 PT. Petrokimia Gresik. Pemadam Kebakaran. 2002. Prosedur Pengendalian Keadaan Darurat, Gresik : Biro Inspeksi dan K3 PT. Petrokimia Gresik. Suma’mur P.K. 1987. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : CV. Haji Masagung. http://www.cybertokoh.com ( sitasi 26 Mei 2008 ). “Bangunan Tinggi Yang Telah Melaksanakan Penanggulangan Kebakaran”. http://www.wikimu.com ( sitasi 15 Januari 2009 ). “ Kebakaran di Mal Ambasador“
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
LAMPIRAN
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
hrk wro
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
HOT WORK PERMIT 1a. TYPE OF WORK
1b. TYPE OF INHERENT RISK
o Welding o Grinding o Cutting o Others 2. DATE/DURATION OF WORK Date:
Fire Electrocution
Time:
to
3. NATURE WORK a. Location: b. Work description :
c. Sketch on exact location of work
4. EQUIPMENT USED FOR DESIGNATED WORK
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5. ENVIRONMENT, HEALTH AND SAFETY PRECAUTIONS Yes a.
b. c. d. e. f. g. h.
NA
Are all combustible materials and chemical products kept at a safe distance, at least six meters away from the designated work area ? Is fire blanket used as a shield when minimum distance cannot be complied ? Is standby fire extinguisher in good working condition ? Do all gas have flash back arrestors ? Are all gas cylinders secured firmy ? Is appropriate Personal Protective Equipment being used ? Are emergencies routes and exist free from obstruction? Is electrical power supply OFF (for electrical work) ?
Checked by maintenance Assistant
6. AUTHORIZATION OF DESIGNATED WORK a. (Name of contractor)
of (Name of company)
Is hereby authorized to carry out the designated work. Remark :
Maintenance Assistant Signature b. I have understood and agreed to comply with all Environmental, Health and Safety Precautions briefed to me by the Safety Officer.
( Contractor ) COMPLETION OF WORK / STOP WORK
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Mhe SAFETY WORK PERMIT To : Attn. : cc. : Ref : Division : Copy : Date :
Location
:
Duration Time
: :
to to
Description :
RE : Safe Work Permit Policy Dear Sir/Madam, PT. MHE-Demag Indonesia follows a strict Environment. Health & Safety Policy. In order to ensure that our Policy is not compromised during contractual work on our premise, we wish to inform you of the following important rules : 1. Contractual work carried out on our company premise must be approved by our appointed holder. You are to apply for a SAFE WORK PERMIT and strictly follow the terms and conditions of the permit and work under the supervision of our in-house SWP Safety Officer. 2. Smoking is strictly prohibited exept in the designated area ( i.e. in th “SMOKING AREA”) OPTIONAL CLAUSE 3. You are reminded to strictly adhere to our rules mentioned above, falling which the following DEDUCTIONS may be taken against your sub-contractors or workers. It is deemed that your sub-contractors or workers are informed of our rules once they are in our company premises. DEDUCTIONS : 1st Infraction : up to a maximum of Rp. 1.000.000,00,- fine and offender removed permanently from our premises. 2nd Infraction : up to a maximum of Rp. 2.000.000,00,- fine and offender removed permanently from our premises. 3rd Infraction : contract will be terminated and all costs related to the terminationwill be borne by the contractor. We trust that these important rules meet with your understanding.
Yours sincerely, Safety Officer PT. Mhe Demag Indonesia
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Lembar Quisioner Nama Responden
:
Jenis Kelamin
:
Umur
:
Unit Kerja
:
Lama Bekerja
:
1. Apakah pernah terjadi kebakaran di unit kerja Anda ? a. Pernah b. Tidak Pernah
2. Menurut anda siapa yang bertanggung jawab dalam upaya pencegahan kebakaran di perusahaan ini ? a. Seluruh karyawan b. Bagian keamanan c. Kepala Bagian / Unit d. Pemimpin / Pemilik
3. Apakah anda mengetahui aspek atau cara pencegahan terhadap bahaya kebakaran ? a. Mengetahui b. tidak mengetahui
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4. Apakah ada pelatihan khusus Drill kebakaran (program latihan menghadapi kebakaran) dari perusahaan kepada tenaga kerja ? a. Ada b. Tidak ada
5. Berapa kali anda mengikuti pelatihan Drill Kebakaran selama anda bekerja disini?
6. Apakah anda tahu apa saja sarana / alat untuk mencegah apabila terjadi kebakaran ? a. Tahu b. Tidak tahu
7. Apa saja sarana / alatnya ?
8. Apakah anda tahu tentang APAR ? a. Tahu b. Tidak tahu
9. Apakah anda bisa mengoperasikan APAR dengan benar ? a. Bisa b. Tidak bisa
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
10. Apakah anda pernah di beri pelatihan khusus untuk menggunakan APAR? a. Pernah b. Belum pernah
11. Apa jenis Apar yang di pakai pada perusahaan ini ?
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Mhe DEMAG PT. MHE-DEMAG Indonesia
FIRE DRILL EVALUATION FORM Date of fire drill : 14 March 2009 Time of fire drill : 08.20 Target/goal of the drill : To anticipate in any fire or emergency situation Objective : Familiarization to all employees incld. Tenant and guests. Description of Planned Situation of Fire Occurrence and Rescue : (Include Fire Fighting Team & First Aid Team) ERP Leader : Hardianto Rahardja Vice ERP Leader : Joedy H Susanto FFT Leader (FIRE WARDEN) : Alimik Names of Participating Fire Fighting Team : Soetrisno, Lutfhi, Hendro, Sugiarto Names of Participating First Aid Team : Daryono, Hadi Siswanto, Siswanto
Tugas Akhir
Evaluation Points 1) Time taken for evacuation
Finding 1 Minutes, 53 sec
2) Time taken for the FFT to arrive at the fire position, verification and inform others member 3) Time taken for the FFT to take action to spray 4) Time taken to inform
53 sec
3 sec, dihitung oleh anggota security Kurang dr 1 sec, petugas
Pencegahan kebakaran...
Action Latihan Evakuasi berjalan lancar, tdk ada peserta yang berlari. Para peserta mematuhi pelatihan evakuasi ini. Route Emergency tdk ada yang terhalang. FFT Hendro dating sebagai org pertama dgn membawa tanung PMK, siap ntk disemprotkan utk pemadaman. Good NA
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Mhe DEMAG PT. MHE-DEMAG Indonesia Guard to call the fire Station.
5) Time taken to inform neighbours
6) Alarm triggered. 7) Security guard aware who was in the building at the moment of fire 8) Time taken for head count taked compared to the attendance. 9) Attendance list update 10) Any supplier / customer during the drill? Did the person they are dealing with inform them of the fire? Time taken for supplier / customer him evacuate. 11) Fire Fighting Team (FFT) sufficient. 12) All FFT took part. 13) Non-FFT in the building helping out 14) FFT Performance 15) First Aid Team (FAT) Sufficient 16) FAT Performance
Tugas Akhir
Sekuriti yg menekan tombol alarm, sekuriti ke2 menginfokan via mobile Speaker Tdk dilakukan, krn dilakukan dilingkungan sendiri Dilakukan, lgsg oleh petugas sekuriti yg berdinas YA,
Tidak diperlukan. Pd saat emergency petugas sekuriti perlu menelpon tetangga dan pasukan PMK Scenario pelatihan diatur bersama oleh MR dan petugas sekuriti. Ya
Dibawah 2 menit
N/A
Ya, diinfokan setiap hari via Lotus notes NA
N/A NA
Ya
Good
Ya Ya
Good Ya, sbg floor checker
Good, exercise Ya
Good Had been assigned as officer section Training penyegaran atau pelatihan extra diluar
Daryono, datang dgn membawa kotak P3K. Tdk
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
17)
General Response
18) Resuming work or operation 19) PD or GM comments 20) Others
Ada scenario pelaksanaan penanganan kecelakaan. Melatih kesigapan karyawan dalam melakukan tanggap darurat dlm hal ini evakuasi akibat kebakaran dan gempa. Floor checker disemua bagian melakukan tugasnya Normal & Relax (pak DS please state here) Pelatihan melakukan teknik pemadaman dgn karung basah dan tabung PMK dgn Instruktur Sutrisno dan lutfi kepada pegawai baru (list lihat dibawah). Kedepannya agar pengeras suara di w / s agar difungsikan lagi. Pemberitahuan dgn pengeras suara yg ada kurang jelas. Ada peserta yg mengalami panik, krn saat itu sdg melakukan pengangkatan benda besar.
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Pelatihan evakuasi bisa dilakukan di acara lain Reset of alarm triggered and
NA
Kedua trainer membimbing pelatihan tsb dgn baik
Sdg diusahakan dilakukan modifikasi systemnya. Integrasi system melalui pesawat telp yg sekarang blm memungkinkan. Brg agar diturunkan dulu dan ditaruh dgn aman, baru peserta boleh melakukan evakuasi. Diminta agar tdk panic dan bingung. Sosialisasi prosedur evakuasi dapat dijadwalkan utk thn 2010 lupa mendokumentasikan latihan evakuasi tsb dgn kamera.
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Mhe DEMAG PT. MHE-DEMAG Indonesia
Tugas Akhir
Event Recorder FFT Leader
ERP Leader
EHS chair
President Director
……………..
…………….
……………
…………………
…………….
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
(Hardianto)
Tugas Akhir
(Alimik)
(Hardianto)
Pencegahan kebakaran...
(G. Setiabudi)(Darmawan.S)
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3.0 INTRODUCTION AND OVERVIEW 3.1 COMPANY BACKGROUND PT. MHE-Demag Indonesia Company (MDI) is a 50-50 Joint Venture Company between the Jebsen and Jessen (SEA) Pte Ldt, Singapore and Demag Cranes & Components GmbH, Germany. Its inception was in 2 February 1977 under the name PT. MHE DEWANA INDONESIA which was then a wholly owned subsidiary of the Jebsen & Jessen Group of Companies South East Asia, a large and diversified group engaged in trading, manufacturing and industrial contracting. In January 1987, the Jebsen & Jessen Group of Companies (SEA), Singapore teamed up with Mannesmann Demag AG, Germany and transformed MHE group into a joint venture, with both holding companies having equal shareholding. Following Siemens’ acquisition of Mannesmann group in May 2001, Mannesmann Demag AG was spin off and became Demag Cranes & Components GmbH. 3.2 MHE-DEMAG GROUP OF COMPANIES (MDI) ACTIVITIES Since its inception in February 1977. MDI has been in the business of manufacturing, trading and servicing materials handling equipments. The factory is located in Rungkut Industrial Estate, Surabaya. MDI is mainly selling and/or producing cranes, hoist, dock levelers, good hoist, warehouse trucks and other material handling equipments. We are providing after sales service for all the products, which has been distributed in Indonesia. Activities such as fabrication, cutting, drilling, joining, assembling, disassembling and painting take place in the production floor. Pre-delivery activities of warehouse trucks and servicing/repairing are done in the service area. SEE APPENDIX A : MDI layout (include Surabaya, Jakarta, medan and subbranches pekanbaru, dan batam ) Currenly layout for Balikpapan and timika are not yet avaible, since they are new established.
3.3 SCOPE OF CERTIFICATION The certificate would be for manufacturing, trading and servicing of materials handling equipments. It will cover the company’s operation on-site as well as off-site. (see APPENDIX B for MDI Operational Structure for ISO 14001:2004 & OHSAS 18001:2007).
4.0 ENVIRONMENTAL, MANAGEMENT SYSTEM
Tugas Akhir
OCCUPATIONAL
Pencegahan kebakaran...
HEALTH
&
SAFETY
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4.1 General Requirements MDI formed the first Environmental, Health and Safety (EHS) Committee with the
Service Division Manager as the first EHS Chair in 1996. To make changes to its existing practice abd procedures to ensure that EHS issues are addressed in a structured and systematic manner, top management decided to go for certification with the intemationally recognize ISO14001:2004 (EMS) and OHSAS18001:2007 (OH&S MS) standard. In December 2002, the EHS committee was then restructured in preparation for the certification. EHS management Representative was appointed to work with consultant and CSU EHS Director to ensure that the environmental, occupational health and safety system requirements are established, implemented and maintained in accordance with ISO14001:2004 (EMS) and OHSAS18001:2007 (OH&S MS) standard.
4.2 Environmental, Health and Safety Policy The EHS Policy of MDI-has been defined, documented and authorized by General Manager of the company-expresses the organization’s dedication to achieving EHS excellence in its business. It also clearly states overall EHS objective and commitment that include the following principle :
Tugas Akhir
•
To established and maintain an EHS MS for Continual improvement in performance by setting objectives, prevention and proactive control of pollution, health and safety hazard and risk.
•
To educate, trainvand motivate employees to be aware of environmental aspects and occupational health and safety hazard and risk.
•
To comply with EHS laws, regulation, JJ corporate commitment and other requirements.
•
To strive towards an accidend-free, clean and conducive workplace.
•
To consider EHS criteria in our procurement practices.
•
To communicate to all employees and interested parties.
Pencegahan kebakaran...
Didit SW
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
The EHS policy is displayed at the GuardHouse as well as the Reception Area. Any request received, will be directed to the requesting party according to the Consultation and Communication procedure (MDI-EHS-2002/00)
Reference : Nil – A copy of the policy is as per APPENDIX C
4.3 Planing 4.3.1 Environmental Aspects, Hazard Identification, Risk Assessment & control
Tugas Akhir
Pencegahan kebakaran...
Didit SW