ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
2.1
Sejarah Kelurahan Ubud Ubud merupakan salah satu destinasi utama pariwisata di Privinsi Bali.
Nama Ubud sendiri berasal dari kata Ubad yang memilki arti sebagai obat. Pada masa penyebaran agama agama Hindu, seorang yang bernama Mpu Markandya tiba di sebuah bukit kecil yang memanjang dari arah utara ke selatan. Bukit ini diapit oleh dua buah sungai panjang menyerupai naga, sungai wos timur dan barat. Kedua sungai ini bertemu di sebuah titik lokasi yang disebut campuhan, yang dijadikan tempat bertapa untuk Mpu Markandya tersebut. Semakin lama Mpu tersebut merambas hutan guna mendirikan pemukiman, sarwa ada, dan membagikan tanah kepada para pengikutnya. Dengan demikian Yoga tersebut telah sempurna, ditandai dengan dianugerahinya tanah untuk pertanian sebagai sumber kehidupan. Masyarakat pemukiman tersebut menyebut pemukiman tersebut dengan nama Desa Ubud yang sesuai dengan makna nya, sebagai obat kehidupan bagi masyarakat. Pada tahun 1922 keperbekelan Desa Ubud dimulai dan berubah status menjadi Kelurahan Ubud pada tanggal 30 Desember 1980, sementara peresmian Kelurahan Ubud, sebagai kelahiran, dilakukan pada tanggal 1 Januari 1981.
Perubahan Peruntukan Lahan Pertanian dan Pergeseran Implementasi Konsep Tri Hita Karana SKRIPSI
PERUBAHAN PERUNTUKAN...
NI WAYAN WIDNYANI
27
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.2
Gambaran Umum Kelurahan Ubud Kelurahan Ubud merupakan salah satu kelurahan yang berada di
Kecamatan Ubud yang letaknya juga berada di pusat pemerintahan kecamatan. Dengan luas wilayah 779,92 hektar are atau kurang lebih seluas 7,8 kilometer persegi, terdapat enam desa adat (pakraman) di Kelurahan Ubud yakni desa pakraman Ubud, Bentuyung, Junjungan, Tegallantang, Taman Kaja, dan Padangtegal.Secara geografis, Kelurahan Ubud terletak pada 825’19”S dan 11514’42”E, dan berada pada ketinggian 325 m dari permukaan laut. Adapun curah hujan rata-rata per tahun di Kelurahan Ubud, berdasarkan data yang diperoleh dari Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah IIIBali, pada tahun 2013 adalah sebesar 214,75 mm/tahun, sementara untuk tahun 2014 rata-rata per-tahun curah hujan di Kelurahan Ubud sebesar 158 mm. Bila diuraikan lebih jauh secara geografis, Kelurahan Ubud berada dalam jarak 40 Km dari daerah pegunungan terdekat dan 15 Km dari Laut terdekat. Sedangkan untuk ke daerah sungai tidak sampai dalam hitungan kilometer, mengingat di dalam wilayah Kelurahan Ubud sendiri dilalui oleh aliran Sungai Wos. Sedangkan untuk batas wilayahnya, di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tegallang, di sebelah timur berbatasan dengan Desa Peliatan, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Mas, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sayan.
Perubahan Peruntukan Lahan Pertanian dan Pergeseran Implementasi Konsep Tri Hita Karana SKRIPSI
PERUBAHAN PERUNTUKAN...
NI WAYAN WIDNYANI
28
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.3
Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya Kondisi sosial dan ekonmi sangat erat kaitannya dengan jumlah penduduk
dan sumber mata pencahariannya. Jumlah penduduk Kelurahan Ubud pada tahun 2014 tercatat sebanyak 12.145 jiwa dengan jumlah usia produktif sebanyak 7.555 jiwa. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin terdiri dari penduduk lakilaki sebanyak 6.098 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 6.047 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2.474 KK. Sementara komposisi penduduk berdasarkan sumber mata pencahariannya dapat dijelaskan melalui diagram berikut ini: Gambar 2.3.1 Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian 1745 1389 550 105
7
Berdasarkan
tingkat
2
pendidikannya,
126
79
masyarakat
Kelurahan
Ubud
mayoritas tamat menempuh jenjang Sekolah Menengah Atas sebanyak 3.598 orang. Akan tetapi masih sangat banyak penduduk yang bertamatan Sekolah Dasar sebanyak 2.210 orang. Sedangkan untuk fasilitas sarana pendidikan yang terdapat di Kelurhan Ubud yaitu sebanyak dua unit Taman Kanak-Kanak (TK); Perubahan Peruntukan Lahan Pertanian dan Pergeseran Implementasi Konsep Tri Hita Karana SKRIPSI
PERUBAHAN PERUNTUKAN...
NI WAYAN WIDNYANI
29
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
lima unit Sekolah Dasar (SD); dua unit Sekolah Menengah Pertama (SMP); satu unit Sekolah Menengah Atas (SMA); dan satu unit Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hampir seluruh masyarakat Kelurahan Ubud beragama Hindu, namun terdapat dua puluh dua orang yang memeluk agama Islam. Meski demikian kerukunan dan toleransi antar umat beragama tetap terjaga dengan baik. Jumlah tempat beribadah bagi umat Hindu sebanyak empat puluh satu unit pura. Sedangkan bila ditinjau dari aspek organisasi, Kelurahan Ubud memliki satu organisasi karang taruna, dua puluh enam organisasi PKK, dan dua puluh organisasi subak. Sementara fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh Kelurahan Ubud meliputu posyandu sebanyak tiga belas unit, poliklinik sebanyak satu unit, puskesmas sebanyak satu unit, praktek dokter sebanyak dua belas unit, dan pos Keluarga Berencana sebanyak satu unit.
Perubahan Peruntukan Lahan Pertanian dan Pergeseran Implementasi Konsep Tri Hita Karana SKRIPSI
PERUBAHAN PERUNTUKAN...
NI WAYAN WIDNYANI
30
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.4
Kondisi Pariwisata Ubud mengalami perkembangan di sektor pariwisata dengan begitu
pesatnya. Keindahan panorama alamnya, seni budaya, adat istiadat dan kereligiusan masyarakat Ubud menjadikan Ubud memiliki daya tarik dan banyak dikunjungi wisatawan baik asing maupun domestik. Pariwisata yang dilaksanakan di Ubud sendiri adalah pariwisata budaya, dimana penyelenggaraan pariwisata budaya dilaksanakan berdasarkan azas manfaat, usaha bersama dan kekeluargaan, adil dan merata, percaya pada diri sendiri dan peri kehidupan, keseimbangan, keserasian dan keselarasan yang berdasar pada Agama Hindu. Penyelenggaraan pariwisata Budaya tidak terlepas dari partisipasi masyarakatnya, karena masyarakat merupakan motor penggerak dari kebudayaan itu sendiri. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Ubud bersama dengan tokoh masyarakat dan Kepala Lingkungan se-Kelurahan Ubud telah membentuk sebuah Yayasan yang dinamakan Yayasan Bina Wisata, dan dalam salah satu kegiatan yayasan membentuk sebuah sentra informasi untuk memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada para wisatawan yang datang ke Ubud yang bernama “Ubud Tourist Information” atau UTI. Dengan memanfaatkan berbagai media baik cetak maupun elektronik, utamanya media online yakni melalui media website yang dikelola sendiri berupaya untuk memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada para wisatawan yang ingin dan sedang ada di Ubud. Informasi yang dahulunya terbatas kini diera media social dan internet Yayasan Bina Wisata mengembangkan diri dan memperluas jaringan informasi secara global.
Perubahan Peruntukan Lahan Pertanian dan Pergeseran Implementasi Konsep Tri Hita Karana SKRIPSI
PERUBAHAN PERUNTUKAN...
NI WAYAN WIDNYANI
31
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Gambar 2.4.1 Pelbagai Event untuk Pariwisata
Sumber: Profil Kelurahan Ubud
Pariwisata Budaya sebagai jenis kepariwisataan yang pengembangan dan pelestariannya menggunakan kebudayaan daerah Bali yang dijiwai oleh Agama Hindu yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional. Pariwisata Budaya sebagai potensi dasar yang paling dominan, yang di dalamnya tersirat cita-cita
Perubahan Peruntukan Lahan Pertanian dan Pergeseran Implementasi Konsep Tri Hita Karana SKRIPSI
PERUBAHAN PERUNTUKAN...
NI WAYAN WIDNYANI
32
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
akan adanya hubungan timbal balik antara pariwisata dan kebudayaan, sehingga keduanya meningkat secara serasi, selaras dan seimbang. Dalam pengembangannya, kemajuan sektor pariwisata budaya di Kelurahan Ubud, tidak terlepas dari adanya kerjasama yang baik antara Pemerintah Kelurahan Ubud dengan LPMnya dan Lembaga Adat yang ada, yaitu Desa Pekraman, serta para pengusaha yang ada di Kelurahan Ubud. Kondisi tersebut ditambah dengan potensi alam dan tradisi adat istiadatnya, merupakan modal utama bagi masyarakat Kelurahan Ubud sehingga mampu melaksanakan upaya-upaya pengembangan sektor pariwisata di wilayahnya secara maksimal, yang secara tidak langsung telah memberikan dampak positif bagi perkembangan kepariwisataan di Kabupaten Gianyar, bahkan di Bali pada umumnya. Salah satu upaya yang dilaksanakan di bawah koordinasi Lembaga Adat dan sanggar-sanggar kesenian yang ada, yaitu dengan mengadakan secara rutin pagelaran-pagelaran seni budaya yang mengambil tempat di Balai-balai Banjar se Kelurahan Ubud maupun di Lingkungan Puri Ubud sebagai pusat kegiatan seni dan budaya di Kelurahan Ubud. Di samping itu juga melalui melalui media tersebut di atas, upaya untuk menumbuh kembangkanpotensi seni budaya di kalangan generasi muda secara rutin dilaksanakan. Sehingga regenerasi terhadap pelestarian warisan seni budaya yang bernilai tinggi ini dapat berjalan sesuai harapan. Selanjutnya, sebagai salah satu ajang promosi kepariwisataan, masyarakat Kelurahan Ubud, telah secara rutin mengadakan event-event yang bersifat
Perubahan Peruntukan Lahan Pertanian dan Pergeseran Implementasi Konsep Tri Hita Karana SKRIPSI
PERUBAHAN PERUNTUKAN...
NI WAYAN WIDNYANI
33
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
internasional seperti Ubud Festival dan Ubud Writers Readers Festival. Kegiatan Ubud Festival yang secara rutin dilaksanakan, menjadi media bagi masyarakat Kelurahan Ubud untuk menampilkan potensi seni dan budaya yang dimilikinya. Sedangkan kegiatan Ubud Writers Readers Festival menjadi ajang bertemu bagi para penulis dari manca Negara yang juga secara rutin dilaksanakan setiap tahun.
Perubahan Peruntukan Lahan Pertanian dan Pergeseran Implementasi Konsep Tri Hita Karana SKRIPSI
PERUBAHAN PERUNTUKAN...
NI WAYAN WIDNYANI
34
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.5
Kondisi Pertanian Hamparan pertanian yang hijau menjadi salah satu icon daerah pariwisata
di kelurahan Ubud untuk menarik minat wisatawan asing maupun domestik. Pertanian di Ubud menjadi sangat menarik karena sistem pertanian di Provinsi Dewata ini tidak hanya memiliki keindahan panorama, melainkan juga mengandung esensi nilai adat dan keagamaan yang sangat kuat. Lanskap lahan pertanian yang bertingkat merupakan salah satu bentuk implementasi dari Konsep Tri Hita Karana. Lanskap lahan ini dilengkapi juga dengan sistem irigasi yang biasa disebut subak oleh masyarakat Bali. Tujuan dibentuknya sistem subak ini adalah untuk mengatur dan mengontrol sistem pengairan agar kelestarian air tetap terjaga. Hal ini merupakan perwujudan rasa syukur kepada Syang Hyang Widi dan alam, serta menjaga kerukunan antar petani sehingga tecipta keharmonisan sebagaimana yang terkandung dalam Tri Hita Karana. Selain itu setiap lahan pertanian terdapat pura kecil untuk melakukan sembahyang di sawah. Sembahyang dilakukan di masing-masing lahan yang dimiliki oleh petani. Terdapat sesajen sebagai tanda terimakasih dan memohon agar lahan tetap terjaga baik dari bencana alam maupun hama. Namun luas lahan pertanian di Ubud semakin meyempit dikarenakan mengalami perubahan peruntukan lahan. Hal tersebut ditandai dengan areal-areal persawahan yang berubah menjadi bangunan-bangunan penunjang wisata seperti villa, cafe, restoran, dan tempat spa. Sedangkan eksistensi sawah hanya sebagai panorama pemandangan. Kegiatan-kegiatan di areal persawahan pun sekarang lebih didominasi oleh kegiatan pembangunan daripada kegiatan para petani pada Perubahan Peruntukan Lahan Pertanian dan Pergeseran Implementasi Konsep Tri Hita Karana SKRIPSI
PERUBAHAN PERUNTUKAN...
NI WAYAN WIDNYANI
35
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
umumnya. Tidak kurang dari delapan belas belas hektar are lahan pertanian yang mengalami perubahan peruntukan. Hingga tahun 2015 kesekertariatan Desa Ubud mencatatat luas areal persawahan seluas tiga ratus enampuluh hektar are. Sedangkan produktivitas pertanian berdasarkan data Badan Pusat Statistik menunjukkan pertanian Kelurahan Ubud memiliki produktivitas 60,04. Seperti yang telah diulas di atas bahwa subak berperan sebagai organisasi sosial religius bagi masyarakat Bali. Ritual keagamaan yang dilakukan oleh para petani pun juga dinaungi oleh organisasi tersebut. Pelbagai ritual pertanian tersebut meliputi upacara mulaimengerjakan sawah (ngendag memacul), upacara ngurit, upacara saat menanampadi, upacara padi berusia 12 hari, upacara padi berusia 17 hari, upacara padi berusia 27 hari, padi berusia 35 hari, padi berusia 42 hari, padi berusia 70 hari, padi berusia 105 hari, padi pada saat beling (bunting), padi saat meluspusin, upacara ngusaba ring bedugul, upacara mantenin ring sawah, upacara pecaruan sebelum panen, upacara pada saat panen, upacara mendak Dewa Nini, upacara menyusun padi, upacara menaikkan padi ke lumbung, upacara menurunkan padi dari lumbung, upacara mralina Dewa Nini, upacara nyimpen beras di pulu, dan upacara ngerasakin. Tiap subak tersebut juga mengadakan ritual yang dilakukan oleh perkumpulan tiap organisasi subak, seperti apabila ada wabah penyakit yang menyerang tanaman petani. Hal ini sesuai dengan Palet 2 Indik Pengaci Ring Subak pawos 17: sajawaning piodalan kewentenang peneduh wiadin nangluk mrana manut wiguna. Di samping itu buku Bebantenan Ring Pesawahan Subak Saba terdapat tuntunan dan petunjuk bagi petani dalam mengatasi berbagai wabah (mrana), sarana perlengkapan yang Perubahan Peruntukan Lahan Pertanian dan Pergeseran Implementasi Konsep Tri Hita Karana SKRIPSI
PERUBAHAN PERUNTUKAN...
NI WAYAN WIDNYANI
36
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
digunakan, serta mantra yang harus diucapkan, seperti padi dirusak oleh burung, hama wereng, hama tikus, dan hama walang sangit.
Gambar 2.5.1 Lahan Pertanian Kelurahan Ubud
Sumber: Profil Kelurahan Ubud
2.6
Kondisi Perdagangan Sebagai Kelurahan yang berlokasi di jantung kota Kecamatan sangat logis
bila dari segi sarana prasarana pendukung yang dimilikinya bisa dikatakan cukup lengkap. Dan hal ini dengan sendirinya memberikan pengaruh secara tidak langsung terhadap keberagaman pola mata pencaharian ataupun lapangan pekerjaan yang bisa dilakoni oleh masyarakatnya. Salah satu sektor yang menjadi pilihan hidup yang digeluti oleh masyarakat Kelurahan Ubud adalah sektor perdagangan. Sektor ini didukung oleh karakteristik Kelurahan Ubud sebagai sebuah daerah tujuan pariwisata yang diunggulkan di Kabupaten Gianyar. Sebagai Perubahan Peruntukan Lahan Pertanian dan Pergeseran Implementasi Konsep Tri Hita Karana SKRIPSI
PERUBAHAN PERUNTUKAN...
NI WAYAN WIDNYANI
37
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kelurahan yang berada di jantung ibu kota Kecamatan Ubud, keberadaan Pasar sebagai media pertemuan penjual dengan pembeli juga memberikan andil dari berkembangnya sektor Perdagangan di Kelurahan Ubud. Meskipun keberadaan Pasar Ubud, tidak otomatis didominasi oleh masyarakat Ubud, akan tetapi tetap saja
keberadaanya
memberikan
pengaruh
yang
cukup
signifikan
bagi
pertumbuhan perekomian masyarakat setempat. Pengelolaan Pasar Ubud itu sendiri berada di bawah tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Gianyar melalui Dinas Pendapatan dan Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Gianyar. Meskipun demikian dalam setiap upaya penataan maupun penertiban yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, selalu melibatkan unsur Pemerintah Kelurahan dan LPM Kelurahan Ubud. Contoh sinergi yang baik antara pemerintah Kabupaten dengan Kelurahan bersama LPM serta swasta salah satunya telah terwujud dalam hal perbaikan dan penataan taman Pasar Ubud. Pada Tahun 2014 LPM Kelurahan Ubud atas kerjasama dan koordinasi yang baik telah berhasil melaksanakan penataan taman Pasar Ubud melaui bantuan dana Corporate Social Responsbility (CSR), sehingga tampilan Pasar Ubud yang sebelumnya tidak tertata, gersang dan kurang bersih, kini sudah menjadi sangat baik, tertata rapi, hijau dan tentunya diharapkan dapat memberi manfaat terhadap kenyamanan wisatawan dan juga masyarakat Kelurahan Ubud. Selain Penataan taman Pasar Ubud LPM juga telah melaksanakan penataan/perbaikan Pos Polisi Catus Pata Ubud sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari taman Pasar Ubud, disamping itu dalam perencanaan nantinya juga akan di buat garase untuk mobil Pemadam Kebakaran sebagai Perubahan Peruntukan Lahan Pertanian dan Pergeseran Implementasi Konsep Tri Hita Karana SKRIPSI
PERUBAHAN PERUNTUKAN...
NI WAYAN WIDNYANI
38
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
langkah antisipasi mengingat kawasan Ubud yang ramai dan padat dengan bangunan maupun penduduknya serta padatnya jalur lalu lintas, sehingga dengan mendekatkan pelayanan mobil pemadam kebakaran diharapkan nantinya dampak dari bencana dapat ditekan dan diminimalisir.
Perubahan Peruntukan Lahan Pertanian dan Pergeseran Implementasi Konsep Tri Hita Karana SKRIPSI
PERUBAHAN PERUNTUKAN...
NI WAYAN WIDNYANI
39