ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit infeksi masih menjadi permasalahan utama kesehatan di Indonesia (Kuswandi et al., 2001). Rendahnya tingkat ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, lingkungan serta kondisi nutrisi yang buruk memicu terjangkitnya berbagai macam penyakit infeksi. Infeksi adalah proses invasi dan pembiakan mikroorganisme yang terjadi di jaringan tubuh manusia yang secara klinis mungkin tidak terlihat atau dapat menimbulkan cedera selular lokal, akibat kompetisi metabolisme, toksin, replikasi intrasel atau respon antigen-antibodi (Dorlan, 2002). Penyakit infeksi disebabkan oleh bakteri atau mikroorganisme yang patogen, yang masuk dan berkembang biak di dalam jaringan tubuh (Jawetz et al., 2005). Indonesia kaya akan keanekaragaman flora yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Masyarakat Indonesia telah banyak menggunakan tumbuhan untuk mengatasi berbagai macam penyakit, termasuk penyakit infeksi. Dibandingkan dengan bahan kimia sintetik, bahan alam memiliki beberapa kelebihan, yaitu efek sampingnya relatif rendah, dalam suatu ramuan dengan komponen berbeda memiliki efek saling mendukung, pada satu tanaman memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta lebih untuk penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif (Katno dan Pramono, 2010). Salah satu tumbuhan yang berpotensi dalam mengatasi penyakit infeksi adalah lumut. Tumbuhan lumut merupakan sekelompok tumbuhan non vascular yang
1 Skripsi
Respon Ekstrak Etil Asetat Lumut Hati (Dumortiera hirsuta) sebagai Antimikroba terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans
Muhimatus Sa’diyah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2
termasuk dalam divisi Bryophyta, memiliki susunan tubuh yang masih sederhana, berukuran kecil, dan belum memiliki akar, batang, dan daun sejati (Stern, 2003). Ekstrak tumbuhan lumut biasanya dimanfaatkan sebagai antikanker, antibakteri, antifungi, antifeedan, mengobati darah tinggi, epilepsi, sebagai antiseptik, penyakit kulit,
mengobati luka
bakar, luka
sayatan,
mengobati
penyakit
jantung,
menumbuhkan rambut, menghilangkan racun akibat gigitan ular, dan juga sebagai pendegradasi logam berat yang banyak terkandung dalam tanah pertanian (Ismaini, 2009). Penelitian mengenai berbagai jenis tanaman lumut menunjukkan bahwa kelompok tanaman ini berpotensi sebagai bahan antimikroba, diantaranya ekstrak etanol dan etil asetat lumut hati Marchantia paleacea aktif menghambat bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus tiphymurium (Fadhilla, 2010). Ekstrak dari lumut Thuidium sp. mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli (Masruroh, 2008). Ekstrak beberapa spesies lumut hati termasuk Dumortiera hirsuta menunjukkan aktivitas antimikroba (Zinsmeister dan Mues, 1990 dalam Asakawa, 2007). Beberapa jenis alkaloid, saponin, flavonoid, dan polifenol merupakan senyawa yang berkhasiat sebagai antimikroba (Robinson, 1995). Kandungan bioaktif lumut sebagian besar teridentifikasi sebagai senyawa fenolik dan terpenoid. Senyawa fenolik dan terpenoid memiliki sifat dan aktivitas antibakteri yang berbeda. Akan tetapi, secara umum mekanisme antibakteri kedua senyawa tersebut adalah dengan merusak struktur dinding sel dan mengubah permeabilitas membran sitoplasma sel.
Skripsi
Respon Ekstrak Etil Asetat Lumut Hati (Dumortiera hirsuta) sebagai Antimikroba terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans
Muhimatus Sa’diyah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3
Perubahan dan kerusakan yang terjadi selanjutnya akan menyebabkan kebocoran bahan-bahan intraseluler dan terganggunya sistem metabolisme sel (Fadhilla, 2011). Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa ekstrak kloroform, metanol dan air lumut hati Dumortiera hirsuta aktif menghambat mikroba Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Candida albicans (Junairiah et al., 2010). Ekstrak air Dumortiera hirsuta efektif menghambat tujuh fungi fitopatogen, diantaranya Alternaria
alternate,
theobromae, Fusarium
Aspergillus
niger,
Botrytis
oxysporum, Penicillium
cinerea,
Botryodiploidia
expansum, dan
Penicillium
crysogenum (Alam et al., 2011). Mukherjee et al. (2012) melaporkan bahwa ekstrak etanol dan metanol Dumortiera hirsuta memiliki aktifitas antibakteri terhadap Staphylococcus marcescens. Lumut hati Dumortiera hirsuta aktif menghambat Candida albicans (Chopra, 1998). Selama ini belum diketahui aktivitas antimikroba Dumortiera hirsuta dengan menggunakan pelarut etil asetat. Penggunaan pelarut etil asetat yang bersifat semipolar ini untuk mengikat senyawa bioaktif seperti flavonoid dan alkaloid (Harbourne, 1984 dalam Nasution, 2010) dan steroid yang sebagian bersifat semipolar (Robinson, 2000 dalam Fadhillla, 2010) dalam lumut hati Dumortiera hirsuta yang bersifat toksik bagi mikroba uji. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antimikroba ekstrak etil asetat lumut hati Dumortiera hirsuta terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Escherichia coli ATCC 25922, dan Candida albicans ATCC 10231. Penggunaan berbagai variasi konsentrasi ekstrak etil asetat Dumortiera hirsuta diharapkan dapat menunjukkan besarnya daerah penghambatan yang berbeda pada mikroba uji,
Skripsi
Respon Ekstrak Etil Asetat Lumut Hati (Dumortiera hirsuta) sebagai Antimikroba terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans
Muhimatus Sa’diyah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4
sehingga dapat diketahui nilai Minimal Inhibitory Concentration (MIC) dan Minimal Bactericidal/Fungicidal Concentration (MBC/MFC). 1.2
Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Apa saja golongan senyawa metabolit sekunder yang terdapat di dalam ekstrak etil asetat Dumortiera hirsuta? 2. Apakah perbedaan konsentrasi ekstrak etil asetat Dumortiera hirsuta berpengaruh terhadap besarnya daerah penghambatan (mm) pertumbuhan mikroba Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans? 3. Berapakah nilai MIC dan MBC/MFC ekstrak etil asetat Dumortiera hirsuta yang dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh mikroba Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans? 1.3
Asumsi Penelitian Kandungan bioaktif lumut hati Dumortiera hirsuta teridentifikasi sebagai
senyawa flavonoid, alkaloid dan steroid (Junairiah et al., 2010) yang merupakan zat antimikroba (Coolborn dan Bolatito, 2009). Semakin tinggi konsentrasi zat antimikroba, semakin tinggi pula kemampuan dalam menghambat mikroorganisme (Pelczar dan Chan, 1988).
1.4
Skripsi
Hipotesis Penelitian
Respon Ekstrak Etil Asetat Lumut Hati (Dumortiera hirsuta) sebagai Antimikroba terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans
Muhimatus Sa’diyah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5
Hipotesis dari penelitian ini adalah : 1.4.1
Hipotesis kerja Jika konsentrasi antimikroba ekstrak etil asetat Dumortiera hirsuta berpengaruh terhadap besarnya diameter daerah penghambatan pertumbuhan mikroba, maka terdapat perbedaan besarnya diameter daerah penghambatan pada masing – masing mikroba Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans.
1.4.2
Hipotesis statistik Ho : Tidak ada pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak etil asetat Dumortiera hirsuta terhadap diameter daerah penghambatan pertumbuhan Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans H1 : Ada pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak etil asetat Dumortiera hirsuta terhadap diameter daerah penghambatan pertumbuhan Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans
1.5
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam ekstrak etil asetat Dumortiera hirsuta 2. Mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak etil asetat Dumortiera hirsuta terhadap besarnya daerah penghambatan (mm) pertumbuhan mikroba Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans
Skripsi
Respon Ekstrak Etil Asetat Lumut Hati (Dumortiera hirsuta) sebagai Antimikroba terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans
Muhimatus Sa’diyah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
6
3. Mengetahui nilai MIC dan MBC/MFC ekstrak etil asetat Dumortiera hirsuta yang dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh mikroba Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans 1.6
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
mengenai aktivitas antimikroba dalam ekstrak etil asetat lumut hati Dumortiera hirsuta serta nilai MIC dan MBC/MFC ekstrak etil asetat lumut hati Dumortiera hirsuta yang dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh mikroba Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans, sehingga dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan.
Skripsi
Respon Ekstrak Etil Asetat Lumut Hati (Dumortiera hirsuta) sebagai Antimikroba terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans
Muhimatus Sa’diyah