ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Pendahuluan Pembenihan merupakan suatu tahap kegiatan dalam budidaya yang sangat menentukan kegiatan pemeliharaan selanjutnya dan bertujuan untuk menghasilkan benih. Benih yang dihasilkan dari proses pembenihan ikan seharusnya memiliki kualitas dan kuantitas yang tinggi supaya kegagalan yang terjadi dalam poses pembesaran dapat diperkecil kemungkinannya (Murtidjo, 2001). Proses pembenihan didalamnya terdapat banyak hal yang harus diperhatikan agar mendapat benih yang berkualitas. Keberhasilan pembenihan dipengaruhi oleh keadaan benih, kualitas air yang jernih dan terhindar dari serangan hama dan penyakit. Proses pembenihan dapat menentukan keberhasilan dari proses pembesaran ikan lele (Effendi, 2003). Upaya peningkatkan kualitas benih ikan lele salah satunya yaitu dengan dilakukan hibridisasi atau pembenihan hybrid. Hibridisasi merupakan kegiatan persilangan yang dapat diaplikasikan pada ikan, udang, kerang maupun rumput laut. Hasil kegiatan hibridisasi tersebut dapat menghasilkan keturunan yang unggul, namun ada juga yang steril dan dapat menghasilkan strain baru (Rustidja, 2005). Hibridisasi mudah dilakukan bila dapat dilakukan reproduksi buatan dengan melakukan striping telur dan sperma. Hibridisasi atau persilangan merupakan suatu upaya untuk mendapatkan kombinasi antara populasi yang berbeda untuk menghasilkan keturunan yang memiliki sifat unggul (Gusrina, 2008). Tujuan dari praktek kerja lapang ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh pengetahuan keterampilan lapangan tentang teknik pembenihan hybrid ikan lele (Clarias sp.), untuk mengetahui masalah yang timbul dalam teknik pembenihan hybrid ikan lele (Clarias sp.). Manfaat yang diperoleh dari praktek kerja lapang ini adalah untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan kerja serta mengetahui permasalahan yang ada dalam teknik pembenihan hybrid ikan lele (Clarias sp.), untuk memadukan antara teori yang diterima dengan kenyataan yang ada di lapang tentang teknik pembenihan hybrid ikan lele (Clarias sp.), sehingga dapat memahami dan mengatasi permasalahan yang timbul di lapangan.
ARTIKEL ILMIAH
TEKNIK PEMBENIHAN HYBRID IKAN LELE SANGKURIANG...
VEGA CHRISNAWATI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan pada tanggal 20 Januari – 15 Februari 2014 di di Balai Benih Ikan yang terletak di Jalan Puncak Jaya II No. 40 Pare, Kediri, Jawa Timur Metode kerja yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode deskriptif dengan teknik pengambilan data meliputi data primer dan data sekunder.
Hasil dan Pembahasan Kegiatan Pembenihan Hybrid Secara umum kegiatan pembenihan hybrid ikan lele sangkuriang dengan ikan lele phyton meliputi persiapan kolam, seleksi induk, proses pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva, panen dan pemasaran. Persiapan Kolam Kolam pemijahan di UPTD BBI Pare untuk ikan lele menggunakan bak beton yang berukuran 5,07 x 1,42 x 0,57 m3. Kolam yang digunakan berupa bak beton dan perawatan yang diberikan terdiri dari pembersihan, perbaikan bak pemijahan, pengeringan dan pengisian air. Tujuan diberikan perawatan yaitu untuk menjaga kualitas air sehingga bibit penyakit dan kotoran pada bak pemijahan dapat hilang (Cahyono, 2000 ). Pembersihan bak pemijahan dilakukan dengan cara menyikat dinding bak sehingga kotoran pada dinding dapat terangkat. Bak pemijahan kemudian dikeringkan dengan sinar matahari. Pengeringan bak berlangsung selama seminggu. Tujuan pengeringan yaitu untuk menghilangkan mikroorganisme pathogen yang menganggu proses pembenihan dan pemeliharaan (Amri dan Khairuman, 2008). Pengisisan air dilakukan apabila bak pemijahan sudah siap. Air dalam bak pemijahan berasal dari sumur bor yang dialirkan hingga setinggi 0,38 meter. Setelah dilakukan pengisisan air maka kolam siap untuk digunakan. Seleksi Induk Seleki induk dilakukan dengan mengenali jenis ikan lele yang akan disilangkan. Jenis ikan lele yang dilakukan hybrid adalah ikan lele sangkuriang dengan ikan lele phyton. Morfologi yang dimiliki masing-masing ikan merupakan perbedaan yang menjadi ciri khas dari masing-masing jenis (Triastuti dkk, 2011).
ARTIKEL ILMIAH
TEKNIK PEMBENIHAN HYBRID IKAN LELE SANGKURIANG...
VEGA CHRISNAWATI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Warna tubuh ikan lele phyton lebih gelap dari ikan lele sangkuriang. Induk lele yang dilakukan hybrid menggunakan induk betina dari ikan phyton dan induk jantan ikan lele sangkuriang. Tujuan dari pemilihan ikan lele phyton sebagai induk betina adalah supaya produksi telur yang dihasilkan lebih banyak karena bentuk perut ikan lele phyton yang besar (Khairuman dan Amri, 2008). Pemilihan ikan lele sangkuriang sebagai induk jantan supaya pertumbuhan yang cepat pada induk ikan lele sangkuriang dapat diturunkan kepada benih yang dihasilkan nantinya (Sumantadinata dan Hadiroseyani, 2002). Syarat yang perlu diperhatikan dalam seleksi induk, antara lain dipijahkan berumur antara 12-18 bulan atau sekitar 1,5 tahun, bergerak lincah dan gesit, sehat, tidak stress, tubuh tidak luka dan berparasit; morfologi tubuh bagus, tidak memiliki kecacatan fisik dan kelengkapan, keseimbangan anggota badan sebelah kanan dan sebelah kiri harus simetri. Berat badan untuk jantan berkisar 0,5 – 0,75 kg dan untuk betina 0,7 – 1,0 kg (Suyanto, 2007). Perbandingan induk lele betina dengan jantan yang digunakan untuk pemijahan adalah 1 : 1. Hal ini bertujuan supaya telur yang dihasilkan induk betina akan terbuahi seluruhnya oleh sperma induk jantan (DKP, 2008).
Teknik Pemijahan Pembenihan hybrid atau persilangan secara umum dibagi menjadi tiga macam yaitu hybrid intraspesifik, hybrid interspesifik dan hybrid intragenik (Gusrina, 2008). Pembenihan hybrid yang dilakukan di UPTD BBI Pare menggunakan jenis hybrid interspesifik dengan menggunakan teknik pemijahan alami. Hybrid interspesifik ini merupakan perkawinan silang dari genus yang sama tetapi spesies berbeda. Induk ikan lele setelah
diseleksi jenis dan
kematangan gonad kemudian dimasukkan ke bak pemijahan berukuran 5,07 x 1,42 x 0,57 m3. Pemasukkan induk lele ke dalam kolam pemijahan dilakukan pada sore hari karena perkawinan lele berlangsung pada malam hari sampai pagi hari (Suyanto, 2007) yaitu sekitar pukul 02.00 sampai 03.00 sehingga dilakukan adaptasi terlebih dahulu sampai mencapai proses pemijahan. Induk jantan dan betina dimasukkan secara bersamaan ke bak pemijahan.
ARTIKEL ILMIAH
TEKNIK PEMBENIHAN HYBRID IKAN LELE SANGKURIANG...
VEGA CHRISNAWATI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Induk betina dan jantan akan berdekatan dan induk jantan berenang mengikuti induk betina. Ketika induk betina telah terangsang maka akan mengeluarkan telur dengan berenang pada sudut-sudut kolam. Kemudian induk jantan mengeluarkan cairan sperma yang mengarah pada telur-telur yang nantinya akan menempel di kakaban dan dasar kolam (Wartono, 2011). Telur-telur yang terbuahi akan memiliki warna kuning kehijauan dan terlihat menempel diseluruh dasar kolam dan kakaban (Amri dan Khairuman, 2008).
Penetasan telur dan Pemeliharaan Larva Telur yang dihasilkan pada proses pemijahan selanjutnya dihitung jumlahnya dengan cara metode sampling yaitu mengambil sampel telur pada kolam penetasan. Telur-telur yang dihasilkan akan menempel pada seluruh dasar kolam dan kakaban. Sampling telur dilakukan dengan cara mengambil sampel telur setiap 25 cm2 di lima lokasi dari sisi kakaban dan kolam secara acak kemudian dihitung rata-ratanya sehingga diperoleh jumlah telur pada ukuran 25 cm2. Hasil penghitungan telur tersebut dikali dengan luas bak penetasan kemudian dibagi luas sampling yang digunakan. Jumlah telur yang dihasilkan oleh induk pada proses pemijahan di UPTD BBI Pare sebanyak 150.000 butir telur. HR dari telur-telur yang dihasilkan oleh induk ikan lele hasil pembenihan hybrid yaitu sekitar 80% dari jumlah telur yang dikeluarkan induk. 80% dari jumlah telur yaitu sekitar 120.000 telur yang menetas. Hal ini menunjukan bahwa larva yang dihasilkan adalah 120.000 ekor. Telur hasil pemijahan akan menetas dalam dua hari setelah proses pemijahan. Kecepatan penetasan telur dipengaruhi suhu air pada kolam penetasan. Suhu optimal untuk penetasan telur lele adalah sekitar 27-30 0C (Amri dan Khairuman, 2008). Kakaban harus selalu terendam air sehingga telur ikan lele selalu berada dalam air dan dapat menetas dengan baik. Larva yang berumur tiga hari sudah terlihat bentuk tubuhya dengan warna yang masih transparan. Menurut Sunarma (2007) larva mulai diberikan pakan alami berupa cacing sutra (Tubifex)
pada umur tiga hari karena cadangan
makanan yang dimiliki telah habis.
ARTIKEL ILMIAH
TEKNIK PEMBENIHAN HYBRID IKAN LELE SANGKURIANG...
VEGA CHRISNAWATI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Parameter Kualitas Air Benih ikan lele akan peka terhadap perubahan suhu air pada kolam pemeliharaan. Kualitas air yang kurang baik akan menimbulkan pengaruh yang buruk kepada benih ikan seperti kandungan oksigen yang rendah akan menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lambat bahkan ikan dapat keracunan dan mengalami kematian akibat kualitas yang buruk tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Mashudi (2006) bahwa kondisi air yang tidak memenuhi syarat merupakan sumber penyakit yang paling berbahaya. Rendahnya kualitas air juga berpengaruh terhadap derajat penetasan telur (HR) dan tingkat kelangsungan hidup benih (SR). Tabel 1. Parameter Kualitas Air Kolam Induk
In Out
Suhu (oC) 26,1 25,4
pH 8,9 8,6
O2 (mg/l) 7,7 7,46
Kecerahan 30 cm
(Sumber: Data Pribadi, 2014) Parameter kualitas air pada benih ikan lele di BBI Pare dilakukan setiap hari. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kualitas air pada kolam benih ikan lele. Parameter yang digunakan dalam pengukuran ini adalah pH, suhu, DO, dan kecerahan. Parameter kualitas air dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Parameter Kualitas Air Kolam Benih Suhu Hari kepH DO (mg/liter) (oC) 1 26 8,9 7,40 2 25,9 7,56 7,50 3 26,1 7,91 7,27 4 25,1 7,28 7,42 5 25,4 7,10 7,82 6 25,8 7,35 8,10 7 24,7 7,10 7,45 8 26,3 7,81 7,23 9 25,2 7,66 8,22 10 28,6 8,15 8,01 11 29,6 7,73 7,56 12 30,4 8,48 7,11 13 30,1 8,16 6,78 14 30.2 8,20 6,57 Sumber: Hasil Pengamatan PKL
ARTIKEL ILMIAH
Kecerahan (cm) 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
TEKNIK PEMBENIHAN HYBRID IKAN LELE SANGKURIANG...
VEGA CHRISNAWATI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Pakan Jumlah pakan dan jenis pakan yang diberikan kepada benih ikan lele berbeda sesuai dengan umur benih (Mujiman, 1994). Jumlah pakan yang diberikan dihitung berdasarkan jumlah bobot biomasa dalam kolam. Frekuensi pemberian pakan sebanyak 2-3 kali per hari yaitu pagi, siang dan sore hari. Tetapi dalam proses pembenihan di UPTD BBI Pare untuk larva yang berumur 3 - 10 hari diberikan pakan alami berupa cacing Tubifex tanpa penghitungan dari biomasa dan frekuensi pemberian hanya sekali dalam sehari yaitu pagi hari
Pengendalian Hama dan Penyakit Penyakit merupakan faktor yang menyebabkan sakit atau faktor biotik dan abiotik yang menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh sebagian dan atau seluruhnya (Muftach, 2013). Kegiatan pembenihan hybrid ikan lele di UPTD BBI Pare tidak ditemukan adanya hama dan penyakit yang mengganggu kelangsungan hidup ikan di kolam. Proses pemijahan di kolam telah memunculkan jamur pada telur telur yang bonor. Jamur tersebut diduga Saprolegnia sp dengan ciri-ciri jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati. Gejala penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang halus berwarna putih seperti kapas (Kurniawan, 2012). Pencegahan penyebaran jamur dalam kolam penetasan telur yaitu dengan cara membuang semua telur telur bonor yang menjadi tempat berkembangnya jamur, sehingga kesehatan ikan tetap terjaga.
Panen Panen dalam kegiatan pembenihan hybrid ikan lele sama seperti panen pembenihan ikan lele pada umumnya. Panen benih ikan lele dapat dilakukan secara serentak atau bertahap (Afrianto, 1998). Panen dilakukan berdasarkan ukuran dan umur benih ikan lele hybrid. Benih ikan lele hybrid yang mengalami pemanenan adalah benih yang berumur satu bulan setengah atau sekitar enam minggu. Ukuran benih ikan lele saat berumur enam minggu adalah sekitar 5-7 cm. Ikan lele merupakan ikan budidaya yang tergolong dalam ikan konsumsi sehingga proses pemanenannya berdasarkan ukuran dan umur ikan. Benih ikan lele akan dipanen apabila ada permintaan dari pembeli.
ARTIKEL ILMIAH
TEKNIK PEMBENIHAN HYBRID IKAN LELE SANGKURIANG...
VEGA CHRISNAWATI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Selama proses pembenihan tingkat kelulushidupan benih atau Survival Rate (SR) sampai proses panen yaitu sebesar 84% dari jumlah larva yang menetas. Kegiatan panen dilakukan pada saat pagi hari ketika air kolam belum terpapar matahari terlalu lama sehingga suhu air masih dingin dan kandungan DO rendah.
Pemasaran Benih hasil hibrid selain dapat menambah diversifikasi spesies juga mempunyai prospek budidaya yang berpeluang untuk meningkatkan produksi perikanan di masa datang (Sunarma et al., 2007). Penjualan benih hybrid lele dilakukan dengan harga per ekor berdasarkan ukuran, semakin besar ukurannya maka semakin tinggi harga penjualannya. Lokasi pemasaran benih ini yaitu wilayah Jawa Timur seperti Lamongan, Surabaya, Sidoarjo, Boyolali, dan lain lain.
Kesimpulan Teknologi pembenihan hybrid ikan lele (Clarias sp.) dapat dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu persiapan wadah berupa kolam permanen berukuran 5,07 x 1,42 m2 dengan kondisi perairan rata-rata suhu 26,1 oC, pH sekitar 8 - 9 dan kecerahan 30 cm. Pemeliharaan induk untuk kemudian melakukan seleksi induk yang meliputi seleksi jenis dan seleksi kelamin, perbandingan betina jantan yang digunakan adalah 1:1. Pembenihan hybrid ikan lele dilakukan dengan teknik pemijahan alami kemudian pemeliharaan larva, pemberian pakan serta pengendalian hama dan penyakit sampai masa panen dan pemasaran. Masalah yang dihadapi ketika melakukan proses pembenihan hybrid ikan lele adalah ketersediaan induk murni, kontrol sifat keturunan, cuaca, harga benih fluktuatif, suplay pakan alami.
Ucapan Terima Kasih Pada kesempatan ini, dengan penuh rasa hormat penulis haturkan terima kasih kepada Bapak Bapak Budijono Langgeng S., S.Pt selaku kepala BBI Pare yang telah memberikan izin dan fasilitas untuk melaksanakan PKL di BBI Pare,
ARTIKEL ILMIAH
TEKNIK PEMBENIHAN HYBRID IKAN LELE SANGKURIANG...
VEGA CHRISNAWATI