BAB II KAJIAN PUSTAKA KAJIAN TEORI A. Lumut 1. Deskripsi Lumut Secara ilmu tumbuhan, lumut termasuk Bryophyta, atau tumbuhan non vaskuler. Adapun ciri-ciri dari lumut ialah sebagai berikut: a. Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit. b. Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem). Pada tumbuhan lumut terdapat gametangia (alat-alat kelamin) yaitu: Alat kelamin jantan disebut anteridium yang menghasilkan spermatozoid. Alat kelamin betina disebut arkegonium yang menghasilkan ovum. c. Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (dioesius). Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupakan gerak kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur. d. Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian-bagian: vaginula (kaki), seta (tangkai), apofisis (ujung seta yang melebar), kotak spora: kaliptra (tudung) dan kolumela (jaringan dalam kotak spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat haploid.
e. Lumut mengalami keturunan (metagenesis). Dalam daur hidupnya, lumut mengalami dua fase kehidupan, yaitu fase gametofit (haploid) dan fase sporofit (diploid). Alat perkembangbiakan jantan berupa antheridium dan alat perkembangbiakan betina berupa arkegonium.
Gambar1. Lumut yang Menempel pada Tembok (Dokumen Pribadi, 2016) 2. Macam-Macam Lumut a. Lumut hati (Hepaticeae) Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan.Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina. Contohnya: Ricciocarpus, Marchantia dan Lunulari (Sainuddin, 2013).
b. Lumut Daun/Musci Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang periodik mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut itu dapat kita jumpai di antara rumputrumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang-cabang pohon, di rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida merupakan kelas lumut terbesar, terdiri 95% dari seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies. Kelompok ini terkenal dengan memilikinya spore capsules dengan gigi yaitu Arthrodontous; yang terpisah dari lainnya dan tergabung di dasar dimana mereka mengikat untuk membuka kapsulnya. Gigi ini membuka saat penutup operkulum jatuh. Pada kelompok lumut lain, kapsul adalah nematodontous dengan operkulum terikat, atau lainnya membuka tanpa operculum atau gigi (Sainuddin, 2013). c. Lumut Tanduk Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros sp. Lumut tanduk memiliki ciri-ciri seperti: tubuhnya mirip lumut hati, tapi berbeda pada sporofitnya, berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan dekat dengan tumbuhan berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut, gametofitnya
berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi yang berlekuk, rhizoid berada pada bagian ventral, habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi. Cotohnya Anthoceros leavis (Sainuddin, 2013). B. Lumut Sebagai Media Tanam Tumbuhan lumut memiliki peranan dalam menyediakan oksigen untuk tumbuhan lain, mengingat tumbuhan lumut memiliki sifat sel yang menyerupai spons untuk menyerap air. Tumbuhan ini selalu menjadi perintis untuk tumbuh di tempat yang tidak disukai tanaman pada umumnya. Sifat lumut yang menyerupai spons yang dapat menyimpan air berfungsi untuk menjaga kelembaban dan sebagai absorban. Tumbuhan ini juga diduga memiliki berbagai kandungan hara yang dapat menunjang sifatnya sebagai media tanam. Berbagai fungsi di atas menguatkan bahwa lumut dapat digunakan sebagai media tanam yang pada penellitian kali ini akan dicoba untuk melakukan penyemaian benih sawi yang kemudian akan dilihat performanisnya (Suryadarma, 2015). Menurut Washington (2012), lumut mampunyai properti-properti sebagai berikut: 1. Mampu menyimpan banyak air. 2. Lumut kering dapat mengembang ukurannya menjadi 16 hingga 26 kali pada saat basah. Lumut hidup, aktif mengasamkan mediatanam di bawahnya.Lumut hidup, aktif melepaskan ion Hidrogen (H+) ke media. Lumut juga terbukti memiliki sifat anti gulma dan jamur. Lapisan lumut yang tebal bisa menghambat pertumbuhan gulma
dan jamur, karena biji-biji gulma dan spora jamur yang menempel pada lapisan lumut tersebut tidak bisa tumbuh karena kondisi yang terlalu asam (Washington, 2012). C. Tanaman Sawi 1. Deskripsi Tanaman Sawi Hijau Tanaman sayur merupakan salah satu tanaman andalan negara Indonesia. Banyak sekali petani Indonesia yang membudidayakan berbagai jenis tanaman sayuran. Hal tersebut disebabkan karena iklim di Indonesia memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-sayuran, baik sayur dataran rendah hingga sayur dataran tinggi, sehingga jika ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran. Tanaman ssayuran yang mudah dibudidayakan adalah caisim atau sawi hijau karena caisim ini sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya. Selain itu juga sangat potensial untuk komersial dan prospek sangat baik. Sawi hijau merupakan jenis sayur yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga kelas atas. Kadungan gizi setiap 100 g bahan yang dapat dimakan pada sawi hijau adalah, Kalori 22.00 kl, Protein 2.30 g, Lemak 0.30g, Karbohidrat 4.00 g, Serat 1.20 g, Kalsium 220.50 mg, Fosfor 38.40 mg, Besi (Fe) 2.90 mg, Vitamin A969.0 SI, Vitamin B1 0.09 mg, Vitamin B2 0.10 mg, Vitamin B30.70 mg, dan Vitamin C 102.00 mg (Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1981).
2. Morfologi Tanaman Sawi Hijau Tanaman sawi hijau memiliki sistem perakaran tunggang (radix primaria) dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar ke semua arah pada kedalaman antara 30-50 cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain menghisap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman. Umunya daun-daun sawi bersayap dan bertangkai panjang dan bentuknya pipih (Rahmat Rukmana, 1994: 15-16). Tanaman sawi dapat dilihat pada Gambar 2
Gambar 2. Sawi Hijau (Sumber: Google, 2016) Klasisfikasi botani dari tanaman sawi hijau adalah sebagai berikut: Divisi
: Spermatophyta.
Subdivisi
: Angiospermae.
Kelas
: Dicotyledonae.
Ordo
: Rhoeadales (Brassicales).
Famili
: Cruciferae (Brassicaceae).
Jenis
: Brassica.
Spesies
: Brassica Juncea L.
3. Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Hijau Kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman sawi hijau (Brassica juncea L) dapat memberikan hasil panen yang tinggi. Sehingga dengan demikian untuk menunjang usaha tani sawi hijau yang berhasil, lokasi usaha tani harus memilki kondisi lingkungan yang sesuai seperti yang di kehendaki tanaman. Kecocokan keadaan lingkunan (iklim dan tanah) sangat menunjang produktifitas tanaman berproduksi (Yudharta, 2010). Sawi dikenal sebagai tanaman sayuran dengan iklim sedang (sub-tropis), tetapi saat ini berkembang pesat di daerah panas (tropis). Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah daerah yang mempunyai suhu malam hari ± 15.6oC dan siang harinya ±21.1oC serta penyinaran matahari 10-13 jam per hari (Rahmat Rukmana, 1994:34). Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 50 meter dpl (Rahmat Rukmana, 1994:35).
Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat ditanamn sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk, lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang, dengan demikian, tanaman ini cocok bila ditanam pada akhir musim penghujan. Tanah yang cocok ntuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat keasaman pH tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7. D. Pertumbuhan 1. Definisi Pertumbuhan Pertumbuhan adalah bertambah besarnya tanaman atau bagian tanaman akibat adanya penambahan unsur-unsur struktural yang baru. Organisme hidup mengalami pertumbuhan atau pertambahan dalam jumlah sel, volume, berat dan jumlah protoplasma dan kompleksitasnya (Saslisbury dan Ross, 1985: 291). Pertumbuhan tanaman ditunjukkan dengan pertambahan ukuran berat kering yang tidak dapat dibalik, terjadi karena ukuran dan jumlah sel bertambah. Pertambahan ukuran dan berat kering mencerminkan bertambhanya protoplasma. Sel mengalami perubahan dengan cara yang berbeda-beda, menghasilkan tumbuhan dewasa yang terususun dari berbagai jenis sel. Penambahan substansi biomassa yang dihasilkan dari proses biosintesis tercermin dari penambahan berbagai macam substansi di dalam sel seperti
karbohidrat, asamnukleat, klorofil dan sebagainya. Bentuk akhir dari gejala pertumbuhan yang mudah diamati tercermin dalam perubahan tinggi, ukuran dan berat tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995:141).
2. Unsur Hara Tanaman Unsur hara tanaman adalah unsur yang diserap oleh tumbuhan. Menurut Hanafiah (2007), unsur kimia yang dianggap esensial sebagai unsur hara tanaman adalah jika memenuhi syarat sebagai berikut: a. Unsur hara harus terlibat langsung dalam penyediaan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. b. Unsur ini tersedia agar tanaman dapat melengkapi siklus hidupnya. c. Jika tanaman mengalami defisiensi hanya dapat diperbaiki dengan unsur tersebut. Unsur hara makro esensial jika dibutuhkan dalam jumlah besar biasanya di atas 500 ppm dan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, biasanya kurang dari 50 ppm disebut mikro esensial. Tergolong ke dalam unsur hara makro antara lain nitrogen, hidrogen, oksigen, fosfor, kalium, belerang, kalsium, dan magnesium. Sedangakn unsur hara mikro antara lain adalah boron, besi, mangan, tembaga, seng, dan khlorin.
Menurut Sutedjo (2010), jumlah besar yang dibutuhkan tanaman dalam bentuk unsur hara dibedakan menjadi unsur hara makro dan mikro. Unsur makro terdiri atas: a. Karbon, Oksigen, dan Hidrogen (C, O, dan H) Karbon, Oksigen dan Hirogen merupakan bahan baku dalam pembentukan jaringan tubuh tanaman. Berada dalam bentuk H2O (air), H2CO3 (asam arang), dan CO2 dalam udara. 1) Karbon (C). Penting sebagai pembangun bahan hara, karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik, diambil dalam bentuk CO2. 2) Oksigen (O). Terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk pembangun bahan organik, daimabil dalam bentuk CO2. 3) Hidrogen (H). Merupakan elemen pokok pembangun bahan organik, yang tersuplai dari air b. Nitrogen Nitogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbhan tanaman yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagianbagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar, tetapi jika jumlahnya terlalu banyak akan menimbulkan terhambatnya pembungaan dan pembuahan pada tanaman. Fungsi nitrogen adalah sebagai berikut: 1) Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
2) Dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar, dan warna yang lebih hijau (pada daun muda berwarna kuning). 3) Meingkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman. 4) Meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan. 5) Meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme di dalam tanah. Nitrogen diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3- (Nitrat) dan NH4+ (ammonium), akan tetapi nitrat akan segera tereduksi menjadi amonium. Kekurangan unsur nitrogen dapat terlihat dimulai dari daunnya, warnanya yang hijau agak kekuningan selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap. Jaringan daun mati, daun mati inilah yangmenyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan. c. Fosfor Fosfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO4- dan HPO4. Secara umum, fungsi dari fosfor (P) dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut: 1) Dapat mempercepat pertumbuhan akar. 2) Dapat mempercepat serta memperkuat pertumuhan tanaman muda menjadi dewasa. 3) Dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan biji atau gabah. 4) Dapat meningkatkan produksi biji-bijian. Fosfor dalam tanah dapat digolongkan dalam 2 bentuk, yaitu bentuk organik dan anorganik. Dalam tanah, fungsi P terhadap tanaman adalah sebagai zat pembangun dan terikat dalam senyawa-senyawa organis.
d. Kalium Kalium diserap dalam bentuk K+ (terutama pada tanaman muda).Kalium banyak terdapat pada sel-sel muda bagian tanaman yang mengandung protein, inti-inti sel tidak mengandung kalium. Zat kalium mempunyai sifat mudah larut dan hanyut, selain itu mudah difiksasi dalam tanah. Zat kalium yang tidak diberikan secara cukup, maka efisiensi N dan P akan rendah, dengan demikian maka produksi yang tinggi tidak dapat diharapkan. Kalium berperan dalam membantu pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan bagian kayu dari
tanaman,
meningkatkan
resistensi
tanaman
terhadap
penyakit,
meningkatkan kualitas biji/buah. Gejala defisiensi yang terdapat pada daun, awalnya tampak agak mengkerut dan kadang-kadang mengkilap, selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun, pada akhirnya daun akan nampak bercak-bercak kotor, berwaran coklat, dan jatuh kemudian mengering dan mati e. Kalsium Kalsium diserap dalam bentuk Ca++, sebagian besar terdapat dalam daun berbentuk kalsium pektat yaitu bagian lamella pada dinding sel. Selain itu, terdapat juga pada batang, berpengaruh baik dalam pertumbuhan ujung dan bulu-bulu akar. Kalsium terdapat pada tanaman yang banyak mengandung protein.Beberapa fungsi kalsium yaitu: 1) Menetralkan asam-asam organik yang dihasilkan pada metabolisme.
2) Penting bagi pertumbuhan akar. 3) Dapat menetralkan tanah asam, dapat menguraikan bahan organik, tersedianya pH pada tanah juga bergantung pada kalsium. Defisiensi unsur Ca menyebabkan terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran. Gejala tampak pada daun-dan muda yang selai berkeriput juga mengalami perubahan warna pada ujung-ujung tepinya. Defisiensi Ca menyebabkan pertumbuhan tanaman lemah. Karena pengaruh terkumpulnya zat-zat lain yang banyak pada sebagian dan jaringan-jaringannya dan menyebabkan distribusi zat-zat yang penting bagi pertumbuhan bagian yang lain terhambat.
f. Magnesium Magnesium diserap dalam bentuk Mg++, merupakan bagain dari klorofil. Kadar Mg di dalam baian-bagian vegetatif dapat dikatakan rendah daripada kadar Ca, akan tetapi di dalam bagain-bagain generatif malah sebaliknya. Mg banyak terdapat terdapat dalam buah dan tanah. Ada beberapa faktor seperti temperatur, kelembaban pH, dan beberapa faktor lainya dapa mempengaruhi tersedianya magnesium di dalam tanah. Menurut Sutedjo (2010) unsur hara mikro yang diperlukan tanaman untuk mendukung pertumbuhannya antara lain ialah: a. Besi (Fe)
Zat besi penting dalam pembentukan hijau daun (klorofil), pembentukan zat karbohidrat, lemak, protein, dan enzim. Tersedianya zat besi dalam tanah secara berlebihan misalnya karena pemupukan yang berlebihan dapat membahayakan bagi tanaman. Sebagai pupuk zat besi ini dipakai dalam bentuk larutan yang disemprotkan melalui daun atau dalam bentuk bubuk yang diinjeksikan ke tanah. Gejala defisiensi Fe pada daun muda mulai tidak secara bersamaan berwarna hijau muda pucat atau hijau kekuningan, sedangkan tulang daun serta jaringannya tidak mati. Kemudian tulang daun terjadi klorosis, yang tadinya hijau menjadi kuning dan adapula yang menjadi putih. b. Borium Borium diserap tanaman dalam bentuk BO3 dan berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama pada titik tumbuh puncak, juga dalam pertumbuhan tepungsari, bunga dan akar. Kekurangan unsur ini dapat berpengaruh pada kuncup-kuncup pucuk yang tumbuh dan akibatnya dapat memtikan. Petumbuhan meristem juga dapat terganggu, dapat menyebabkan kelainan-kelainan dalam pembentukan berkas pembuluh. c. Mangan (Mn) Mangan diserap tanaman dalam bentuk Mn+.Mangan diperukan oleh tanaman untuk pembentukan zat protein dan vitamin terutama vitamin C. Mn juga penting utnuk mempertahankan kondisi hijau pada daun yang tua. Tersedianya Mn bagi tanaman tergantung pada pH tanah, dimana pH rendah
mangan akan banyak tersedia. Kelebihan mn bisa dikurangi dengan cara menambah zat fosor dan kapur. Defisiensi Mn gejalanya daun-daun muda di antara-tulang-tulang daun akan secara bersamaa terjadi klorosis, dari warna hujau menjadi kuning dan selanjutnya putih. d. Tembaga (Cu) Unsur tembaga diserap oleh akar tanaman calam bentuk Cu++.Tembaga sangan dperlukan untuk pembentukan enzim-enzim dan juga pembentukan hijau daun (klorofil). Pada umumnya tanah jarang sekali kekurangan Cu, apabila terjadi maka akan berpengaruh pada daun yaitu belang, ujung daun memutih, dan juga pertumbuhan mejadi tidak normal. e. Seng (Zn) Zn diserap tanaman dalam bentuk Zn++. Dalam keadaan yang sedikit Zn sudah cukup untuk tanaman dan apabila kelebihan akan menjadi racun bagi tanaman. Kekurangan Zn terjadi pada tanah-tanah yang asam sampai sedikit netral.Defisiensi Zn dapat menyebabkan pertumbuhan vegetatif terhambat selain itu juga dapat menghamat pertumbuhan biji. Dilihat dari fungsi utamanya bagi tanaman, unsur-unsur hara dapat dikelompokkan menjadi a. Hara komponen: C,H, O, N dan S yang peraen utamanya sebagai komponen utama bahan-bahan organik. b. Hara energi: P, Mg, dan Borium yang berperan dalam reaksi transfer energi dan translokasi karbohidrat.
c. Hara keseimbangan ionik: K, Mg, Ca, dan Cl yang berfungsi tak spesifik, atau sebagai komponen spesifik dari senyawa-senyawa organik, atau untuk mempertahankan keseimbangan ionik. d. Hara enzimatik: Cu, Fe, Mn, dan Zn yang berperan dalam transport elektron dan sebagai katalis reaksi-reaksi atau aktivitas enzimatik. e. Hara klorofil: N, Mg, Cu, dan Zn yang berperan sebagai penyusun atau sintesis klorofil. f. Hara produksi oksigen: Mn dna Cl yang berperan dalam sistem produksi O2 g. Hara mekanikan: K, Ca, dan Mn yang berperan secara structural atau fisik tanaman(Hanafiah, 2007:253). E. Klorofil Salah satu produk biomasa penting dalam tanaman adalah klorofil. Klorofil merupakan pigmen hijau yang berperan penting pada proses fotosintesis. Pigmen hijau daun tersebut disintesis di dalam kloroplas terutama mesofil daun atau jaringan palisade. Secara ultrastruktur, klorofil menempati membrane tilakoid grana suatu kloroplas bersama pigmen-pigmen lain yang mendukung proses penyerapan energi surya. Menurut Leech (1976), kloroplas terdapat di dalam sitoplasma, sel-sel mesofil atau palisade, menempati lebih dari 90% volume sitoplasma. Molekul klorofil tersusun atas 4 cincin pirol dengan Mg sebagai inti.pada klorofil terdapat rangkaian yang disebut fitil (C20H39O) yang jika terkena air dengen pengaruh enzim klorofilase akan berubah menjadi fitol (C20H39OH). Fitol adalah alkohol primer jernih yang mempunyai daya afinitas yang kuat terhadap O2 dalam
proses produksi klorofil (Suyitno, 2008:4). Struktur kimia dari klorofil dapar dilihat pada gambar 3
Gambar 3. Struktur Kimia Klorofil (Sumber: bestekin.com, 2016) Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua jenis klorofil yaitu klorofil-a dan klorofil-b. Saat keadaan normal,proporsi klorofil-a jauh lebih banyak daripada klorofil-b. Akibat adanya klorofil, tumbuhan dapat menyusun makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari, srtuktur kimia dari klorofil-a dan klorofil-b dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Struktur Kimia Klorofil a dan b (Sumber: Suyitno Al, 2008) Sifat fisik klorofil adalah menerima dan atau memantulkan dalam gelombang yang berlainan.Klorofil banyak menyerap sinar dengan panjang gelombang antara 400-700 nm, terutama sinar merah dan biru. Sifat kimia klorofil antara lain: a. Tidak larut dalam air, melainkan larut dalam pelarut organic yang lebih polar, seperti etanol dan kloroform. b. Inti Mg akan tegeser oleh atom H bila dalam suasan asam, sehingga membentuk suatu persenyawaan yang disebut feofitin yang berwarna coklat (Suyitno, 2008). Secara umum pembentukan kloroplas (termasuk klorofil) dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor kimia dari lingkungannya. Diantara faktor tersebut, cahaya merupakan faktor paling penting, sedangkan faktor kimia antara lain senyawa dasar
pembentuk, metabolic inhibitor, mineral/nutrisi herbisida. Faktor nutrisi meliputi unsur makro (N, P, K, Ca, S, Mg) dan mikro (Fe, Mn, Cu, B, Zn). Cahaya mempengaruhi baik pada pengubahan proplastida menjadi kloroplas maupun protoklorofilid menjadi korofilid (Thrope, 1984: 452).
F. Kerangka Pikir Lumut (Bryophyta)
Tanaman Perintis
Penghasil Oksige n
Menahan Erosi
Menjaga kelembaban Sebagai absorban Mengandung bahanbahan organik
Penyimpan Air
Media Tanam
Tanaman sayur permintaan tinggi
Parameter pertumbuan; tinggi tanaman, jumlah daun, dan kadar klorofil
Variasi campuran (sekam, cocopeat)
Media tanam tananaman sawi hijau
Pertumbuhan dan produksi tanaman sawi hijau
Parameter produksi; bobot basah dan bobot kering
Gambar 5. Kerangka Pikir