ADJEKTIVA BERMAKNA KESUNGGUHAN MAJIME, SHINKEN, DAN HONKI (SATU TINJAUAN SEMANTIK)
GHAIDA OKTAVIANA 1806 1006 0029
UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU BUDAYA JATINANGOR AGUSTUS 2012
2
ADJEKTIVA BERMAKNA KESUNGGUHAN MAJIME, SHINKEN, DAN HONKI (SATU TINJAUAN SEMANTIK) GHAIDA OKTAVIANA1 1806 1006 0029
ABSTRAK Skripsi ini membahas tentang adjektiva bersinonim dalam bahasa Jepang yang memiliki makna kesungguhan. Dalam pembahasannya lebih difokuskan pada makna dari adjektiva majime, shinken, dan honki. Ketiga adjektiva ini umum digunakan pada bahasa lisan maupun tulisan baik dalam ragam baku dan tidak baku. Walaupun memiliki kemiripan makna dalam bahasa Jepang dan ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, adjektiva majime, shinken, dan honki tidak selalu dapat bersubtitusi satu sama lain.
Kata Kunci : Majime, Shinken, Honki, Na-Keiyoushi, Sinonim 1
Mahasiswa Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, 13 Juli 2012
Lulus pada sidang yang diadakan pada tanggal 13 Juli 2012
3
ABSTRACT This thesis discusses about Japanese adjectives which mean ‘seriousness’. The discussion is focusing on the meaning from Japanese adjectives majime, shinken, and honki. These adjectives are often used in written and oral languages both formal and informal situation. Although they have a similar meaning when translated to Bahasa Indonesia, these adjectives are not always could replace each other in sentences.
Keywords : Majime, Shinken, Honki, Na-Keiyoushi, Synonym
Lulus pada sidang yang diadakan pada tanggal 13 Juli 2012
4
Pendahuluan A. Latar Belakang Pada setiap bahasa akan ditemukan kata–kata dengan makna yang sama atau mirip. Baik bahasa Indonesia maupun bahasa Jepang memiliki kata–kata yang memiliki makna yang hampir sama atau mirip. Dalam bahasa Indonesia kata–kata yang memiliki makna yang hampir sama atau mirip ini disebut sinonim, sedangkan dalam bahasa Jepang ini disebut ruigigo. Verharr (1988: 132) menjelaskan bahwa sinonim adalah “ungkapan yang kurang lebih lebih sama maknanya dengan ungkapan lain”. Dalam bahasa Jepang sinonim disebut dengan ruigigo. Berikut adalah penjelasan ruigigo menurut Tokugawa (1976:3), 「類義語」というのは、意味が同じ、またはよく似ている単語のことである。 「Rugigo」 to iu no wa, imi ga onaji, mata wa yoku niteiru tango no koto dearu. ‘Ruigigo adalah, kata dengan makna yang sama atau mirip.’ Berikut adalah kata-kata bersinonim yang akan penulis bahas dalam karya tulis ini. Kata-kata bersinonim berikut berasal dari kelas kata adjektiva yang memiliki makna kesungguhan, yaitu majime, shinken, dan honki. Mari kita lihat contoh berikut : (1)
(2)
(3)
何をするにも真剣な彼の態度はみんなの手本だ。 Nani wo suru ni mo shinken na kare no taido wa minna no tehon da. ‘Apapun yang dilakukan sikap seriusnya menjadi contoh semua orang.’ あの学生はとても真面目です。 Ano gakusei wa totemo majime desu. ‘Siswa itu sangat serius.’ 冗談で言ったまでだ,本気にす るな。 Joudan de itta made da, honki ni suru na. Aku hanya bercanda, jangan dianggap serius.’
B. Pembatasan Masalah Untuk memfokuskan penelitian dan memahaminya secara mendalam, penulis hanya membatasi pada tiga adjektiva majime, shinken, dan honki melalui tinjauan semantik dan membatasinya sebagai berikut: 1. Apa makna adjektiva kesungguhan majime, shinken, dan honki?
Lulus pada sidang yang diadakan pada tanggal 13 Juli 2012
5
2. Apa persamaan dan perbedaan dari kata bermakna kesungguhan majime, shinken, dan honki? Dan bagaimanakah subtitusi ketiganya?
C. Tujuan Penelitian Agar penelitian tetap berjalan dengan terarah dan sistematis, maka penulis menetapkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Mengetahui makna dari adjektiva kesungguhan majime, shinken, dan
honki. 2. Mengetahui persamaan dan perbedaan dari kata bermakna kesungguhan majime, shinken, dan honki, dan apakah ketiganya dapat saling bersubtitusi.
Pembahasan Dalam karya tulis ini penulis akan meneliti tentang persamaan dan perbedaan dari adjektiva bermakna kesungguhan yaitu majime, shinken, dan honki yang akan dikaji dengan tinjauan semantik. Verhaar (2008: 385) menjelaskan semantik sebagai cabang linguistik yang meneliti tentang arti atau makna. Semantik dapat dibagi atas semantik gramatikal dan semantik leksikal. Semantik gramatikal, dijelaskan oleh Verhaar(2008:386) unsur pembawa makna terkecil adalah morfem, atau dalam konteks ini adalah morfem terikat, seperti afiks. Namun sering tidak mudah untuk memberi deskripsi semantis bagi afiks, akan tetapi tidak dapat disangsikan bahwa morfem terikat membawa makna tertentu: makna gramatikal. Sedangkan untuk semantik leksikal, Verhaar menjelaskan bahwa kamus merupakan contoh yang tepat dari semantik leksikal karena makna tiap-tiap kata dijelaskan di dalamnya sebagai sifat kata sebagai unsur leksikal. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa makna gramatikal adalah makna yang muncul setelah adanya proses gramatikal dan makna leksikal didapatkan dari bentuk dasar dari suatu kata. Dalam bahasa Jepang kedua makna ini masing-masing disebut sebagai bunpoteki-imi dan jishoteki-imi. Semantik dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah imiron(意味論). Izuru (1983: 166) menjelaskan pengertian imiron (意味論)sebagai berikut:
Lulus pada sidang yang diadakan pada tanggal 13 Juli 2012
6
単語や形態素の意味や意味の変化を歴史的心理学的に研究する語学の部門。 Tango ya keitaiso no imi no henka o rekishiteki shinrigakutekini kenkyuu suru gogaku no bumon. ‘Bagian dari ilmu bahasa yang secara historis dan psikologis meneliti makna kata, makna morfem, dan perubahan makna.’ A. Analisis Majime Bila penulis perhatikan dari definisi-definisi tentang adjektiva majime yang telah disebutkan pada bab sebelumnya, penulis berasumsi bahwa adjektiva majime
memiliki bermacam-macam makna untuk menyatakan kesungguhan.
Untuk lebih jelasnya mengenai macam-macam makna kesungguhan pada adjektiva majime penulis akan memaparkannya sebagai berikut: a. Serius 1. 海藤くんはまじめねえ。 Kaidou-kun wa majime nee. ‘Kaidou-kun serius ya.’ (Flat Vol. 3 P. 77) Pada data (1) adjektiva majime mengacu pada subjek, Kaido-kun. Situasi pada percakapan subjek, Kaidou-kun, baru saja selesai membantu salah satu gurunya disekolah. Karena diucapkan setelah pekerjaan selesai penulis berasumsi bahwa dalam data (1) pembicara sebagai seorang guru mengetahui kepribadian subjek menyampaikan apa yang dia perhatikan mengenai subjek. Jadi secara keseluruhan data (1)
penulis berasumsi bahwa pembicara berbicara tentang
kepribadian dari subjek yang terlihat serius. b. Kerja keras あっくんはまじめだなあ、そんなにがんばらなくてもい と思うんだけどなあ。 Akkun wa majime da naa, sonna ni ganbaranakutemo ii to omoun dakedo naa. ‘Akkun serius ya, menurutku tidak perlu berusaha sampai seperti itu tidak apa-apa.’ (Flat Vol. 3 P. 66) Pada data (2), adjektiva majime menjelaskan tentang kondisi dan 2.
pergerakan pada suatu situasi. Dari kalimat yang diucapkan oleh pembicara, penulis berasumsi bahwa subjek pembicara, Akkun, sangat bersungguh-sungguh dengan apa yang dia lakukan saat itu, hal ini dapat dilihat dari pendapat pembicara
Lulus pada sidang yang diadakan pada tanggal 13 Juli 2012
7
yang menyatakan ‘..., sonna ni ganbaranakutemo ii to omoun dakedo naa’ . Pada saat itu subjek sedang mencari semanggi berdaun empat untuk diberikan pada ibunya. Dari perkataan pembicara nuansa kesungguhan dari adjektiva majime yang muncul pada data (2) adalah subjek bekerja keras dengan apa yang dia lakukan saat itu. Secara kesuluruhan makna dari data (2) pembicara menyampaikan bahwa Akkun sangat berusaha keras dengan apa yang dia kerjakan walaupun menurut pembicara dia tidak perlu berusaha terlalu keras. c. Jujur 3. やくざの世界から足を洗ってまじめに生きる Yakuza no sekai kara ashi wo aratte majime ni ikiru. ‘Mengundurkan diri dari dunia yakuza dan menjalani hidup dengan serius.’ (http://www.ymknu200719.com/kotowaza/koto-a-0061.html) Salah satu makna kesungguhan dari adjektiva majime yang penulis temukan adalah “jujur”. Dari data (3) penulis berasumsi bahwa sebelumnya pembicara adalah seorang yakuza. Walaupun ‘majime ni ikiru’ dapat diartikan ‘hidup dengan serius’ penulis merasa bahwa ‘hidup dengan jujur’ lebih cocok untuk mengungkapkan maksud dari kalimat ini, selain itu “jujur” di sini dapat berarti hidup sesuai dengan aturan hukum. Secara keseluruhan data (3) bermakna bahwa pembicara ingin terlepas dari dunia yakuza dan hidup dengan jujur. d. Rajin 4. 女の子だからまじめな方がいいけど、勉強は中くらいでいい、 出来過ぎても可愛くないって感覚生まれつき持ってるんだ。 Onna no ko dakara majime na hou ga ii kedo, benkyou wa chuu kurai de ii, dekisugitemo kawaikunaitte kankaku umaretsuki motterunda. ‘Karena dia adalah perempuan memang lebih baik dia (terlihat) serius, biasa-biasa saja dalam pelajaran sudah cukup, dia menyadari bahwa bila terlalu pandai akan terlihat tidak manis.’ (Bakuman Vol. 1 P. 81) Salah satu makna kesungguhan yang penulis temukan dari adjektiva majime adalah serius yang berkesan rajin. Dari kalimat “benkyou wa chuu kurai de ii” penulis berasumsi bahwa subjek pembicara adalah seorang pelajar, karena itu penulis merasa bahwa “rajin” lebih tepat digunakan untuk memaknai adjektiva majime pada data (4). Situasi pada saat kalimat ini diucapkan pembicar sedang berkomentar tentang gadis yang disukai oleh lawan bicaranya. Selain itu dari
Lulus pada sidang yang diadakan pada tanggal 13 Juli 2012
8
penjelasan yang disampaikan oleh pembicara penulis mendapat kesan bahwa pembicara cukup mengetahui kepribadian dari subjek pembicara. Secara keseluruhan data (4) bermakna bahwa pembicara menjelaskan kesan yang dia dapatkan dari subjek pembicara adalah seorang perempuan yang terlihat serius tapi tidak bersikap seakan-akan dia sangat pandai. e. Pengabdian 5. 凄く仕事はまじめで立派な人だったぜ。 Sugoku shigoto wa majime de rippana hito dattaze. ‘(Dia) Melakukan pekerjaannya dengan serius, orang yang hebat.’ ( Wild Life Vol. 21 P. 78) Pada data (5) pernyataan pembicara yang menyatakan bahwa subjek pembicara adalah “rippana hito” penulis berasumsi bahwa orang yang dibicarakan adalah seseorang yang sangat serius dalam melakukan pekerjaannya. Subjek yang dibicarakan adalah seorang trans-seksual yang membuka usaha gaybar walaupun ditentang oleh orang tuanya subjek tetap pada pendiriannya. Selain itu dari pernyataan pembicara, penulis mendapat kesan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh subjek pembicara telah dijalani dalam waktu yang cukup lama dan subjek melakukan pekerjaannya dengan serius, karena itu penulis berpendapat adjektiva majime pada data (5) bermakna “pengabdian”. Pada data (5) adjektiva majime menjelaskan perilaku subjek terhadap pekerjaannya. Secara keseluruhan data (5) bermakna bahwa pembicara menyampaikan pendapatnya tentang subjek sebagai orang yang hebat karena melakukan pekerjaannya dengan penuh pengabdian.
B. Analisis Shinken Sama halnya dengan adjektiva majime, penulis juga menemukan bermacam-macam makna kesungguhan pada adjektiva shinken. Untuk lebih jelasnya mengenai macam-macam makna kesungguhan pada adjektiva shinken penulis akan memaparkannya sebagai berikut: a. Serius 6. あんな真剣に生きてる人間を、なんつーか・・・自分の偏 見だけで認めたやんねのって...正しいことなんかなあ?
Lulus pada sidang yang diadakan pada tanggal 13 Juli 2012
9
Anna shinken ni ikiteru ningen wo, nantsuuka....jibun ni henken dake de mitometayanne no tte ...tadashi koto nanka naa? ‘Orang yang hidup dengan serius seperti itu, apa ya...hanya karena prasangka lalu kita tidak mengakuinya...itu bukanlah hal yang benar kan?’ (Wild life Vol. 21 P. 78) Salah satu definisi dari adjektiva shinken adalah dapat digunakan untuk menjelaskan hal yang abstrak salah satunya adalah cara hidup. Jadi Pada data (6) adjektiva shinken menjelaskan tentang seseorang yang menjalankan hidupnya dengan serius. Seseorang yang dibicarakan oleh pembicara adalah seorang transeksual yang memiliki gay bar. Penulis berasumsi makna kesungguhan pada data (6) dapat berarti bahwa orang yang dibicarakan adalah seseorang yang menjalankan hidupnya sesuai dengan prinsip yang dia yakini. Secara kesuluruhan data (6) bermakna bahwa pembicara tidak menyetujui apa bila seseorang yang hidup dengan memegang teguh prinsip hidupnya tidak seharusnya dinilai berdasarkan prasangka. 7. 自殺を真剣に考える。 Jisatsu wo shinken ni kangaeru ‘Benar-benar berpikir untuk bunuh diri.’ (Alc.co.jp) Salah satu nuansa serius yang dijelaskan oleh adjektiva shinken adalah serius yang berarti tidak main-main. Begitu pula dalam data (7) penulis berasumsi bahwa subjek pembicara memang mempertimbangkan untuk bunuh diri. Selain itu penulis berpendapat bahwa bunuh diri bukanlah hal yang bisa dianggap sepele karena menyangkut nyawa seseorang. Secara keseluruhan data (7) bermakna bahwa subjek pembicara sangat serius memikirkan untuk melakukan bunuh diri b. Terlibat dengan serius 8. 俺、こんなに時間がもったいないって思った事ない。 こんなに真剣に何かに打ち込んだ事も。 Ore, konna ni jikan ga mottanaitte omotta koto nai. Konna ni shinken ni nani ka ni uchi konda koto mo. ‘Aku, tidak pernah berpikir ini akan membuang waktuku. Begitupun juga untuk serius dalam suatu hal.’ (Bakuman Vol. 1 P. 147) Pada data (8) makna dari adjektiva shinken sesuia dengan definisi yang menyatakan honki ni natte monogoto ni torikunde “bersungguh-sungguh terlibat
Lulus pada sidang yang diadakan pada tanggal 13 Juli 2012
10
dalam suatu hal”. Situasi saat kalimat ini diucapkan adalah saat pembicara memutuskan untuk menjadi seorang mangaka. Jadi dalam data (8) makna kesungguhan pada adjektiva shinken menyatakan kesungguhan untuk terlibat dengan serius dalam suatu hal. Secara keseluruhan data (8) bermakna bahwa pembicara sebelumnya tidak pernah mengira dirinya akan melibatkan diri dengan serius dalam hal yang dilakukannya saat itu. c. Fokus 9. タイム計るからな、真剣に走ってくれよー Taimu hakaru kara na, shinken ni hashitte kure yo- ‘Karena waktunya akan diukur, lari dengan serius ya-’ (Giant Killing Vol. 1 P. 100) Situasi pada saat kalimat ini diucapkan yaitu ketika sebuat tim sepak bola akan menentukan pilihan pemain untuk sebuah pertandingan percobaan, pelatih meminta para pemainnya untuk memfokuskan perhatian mereka pada tes lari yang akan dilaksanakan. Pada data (9) penulis berasumsi bahwa adjektiva shinken memiliki makna kesungguhan ‘fokus tanpa memperdulikan hal yang lain’, dalam kalimat ini hal yang diperlukan untuk fokus adalah berlari. Secara kesulurahan data (9) bermakna bahwa pembicara meminta lawan bicara untuk fokus berlari karena lama waktu berlari akan diukur.
C. Analisis Honki Sama halnya dengan adjektiva majime dan shinken, penulis juga menemukan bermacam-macam makna kesungguhan pada adjektiva honki. Untuk lebih jelasnya mengenai macam-macam makna kesungguhan pada adjektiva shinken penulis akan memaparkannya sebagai berikut: a. Serius 10. 初めては遊びだったんだがね...だんだん本気になっ てくる。 Hajimete wa asobi dattan da ga ne...dan dan honki ni natte kuru. ‘Awalnya hanya main-main tapi...lama-lama jadi serius.’ (Giant Killing Vol.9 P. 172) Pada data (10) pembicara menjelaskan pendapatnya mengenai sepak bola. Dapat diketahui adanya perubahan sikap dari hanya main-main menjadi lebih
Lulus pada sidang yang diadakan pada tanggal 13 Juli 2012
11
serius. Secara keseluruhan data (10) menjelaskan perubahan sikapnya terhadap sepak bola yang awalnya hanya dia lakukan untuk sekedar bersenang-senang berubah menanggap sepak bola lebih sekedar dari hanya permainan. b. Hal yang sebenarnya 11. いや、これおちょくってるんじゃない。本気で言って る... Iya, kore ochokutterun janai. Honki de itteru... ‘Bukan, ini bukan gurauan. Dia berkata serius...’ (Bakuman Vol. 3 P. 39 ) Situasi percakapan saat data (11) diucapkan, sebelumnya lawan pembicara mengajak pembicara untuk bersahabat dengannya. Situasi pada saat kalimat ini diucapkan adalah ketika seorang mangaka yang dianggap rival oleh pembicara berharap mereka berdua dapat menjadi sahabat yang baik, awalnya pembicara merasa ajakan rivalnya hanya sebuah gurauan tapi akhirnya dia merasa bahwa rivalnya tersebut mengatakan hal yang sebenarnya. Data (11) menjelasakan reaksi pembicara terhadap ajakan lawan bicaranya. Pembicara merasa mungkin lawan bicaranya hanya menggoda, tapi melihat sikap dari lawan bicaranya pembicara yakin bahwa lawan bicaranya mengatakan hal sebenarnya tanpa bermaksud untuk menggoda. Secara keseluruhan data (11) pembicara berpendapat bahwa lawan bicaranya memang berniat untuk mengajak pembicara bersahabat.
D. Persamaan dan Perbedaan Majime, Shinken, dan Honki Bila kita melihat makna ketiga adjektiva ini dalam kamus JepangIndonesia maka kita akan menemukan kata-kata serius, sungguh-sungguh, tulus, jujur. Dan apabila kita perhatikan pada kamus Jepang-Jepang maka ketiga kata ini akan muncul pada definisi-definisi satu sama lain. Pada sub-bab ini penulis akan berusaha untuk menjelaskan apakah ketiga adjektiva ini yaitu majime, shinken,dan honki dapat saling bersubtitusi satu sama lain. Mari perhatikan contoh-contoh berikut. 5. 凄く仕事はまじめで立派な人だったぜ。 Sugoku shigoto wa majime de rippana hito desu. ‘Melakukan pekerjaannya dengan serius, orang yang hebat.’ (Wild Life Volume 21) (5)* 凄く仕事は真剣で立派な人だったぜ。
Lulus pada sidang yang diadakan pada tanggal 13 Juli 2012
12
Sugoku shigoto wa shinken de rippana hito desu. ‘Melakukan pekerjaannya dengan serius, orang yang hebat.’ (5)** 凄く仕事は本気で立派な人だったぜ。 Sugoku shigoto wa honki de rippana hito desu. ‘Melakukan pekerjaannya dengan serius, orang yang hebat.’ Dalam data (5) pembicara menyatakan subjek sebagai rippa na hito ‘orang yang hebat’, dari pernyataan ini penulis berpendapat bahwa subjek menggeluti pekerjaannya dalam waktu yang cukup lama dan melakukannya dengan serius, oleh karena itu maka pembicara dapat mengeluarkan pernyataan bahwa subjek adalah orang yang hebat. Pada data
(5)* dan (5)**,
walaupun dalam bahasa Indonesia
terjemahannya tidak akan berubah tetapi ada perbedaan kesan pada makna bila majime disubtitusi oleh shinken dan honki. Salah satu definisi menjelaskan shinken dan honki sebagai berikut, [Shinken na][honki na] wa, sono toki no taido ya yousu wo arawasu koto shika nai.‘[Shinken na] [honki na], hanya menjelaskan perilaku dan situasi pada saat itu,’ dari penjelasan ini penulis berpendapat bahwa walaupun dalam bahasa Indonesia terjemahannya tidak ada perubahan tetapi dalam data (5) tidak tepat mensubtitusi majime dengan shinken dan honki, karena shinken dan honki hanya menjelaskan kondisi pada satu waktu. 10. 初めては遊びだったんだがね...だんだん本気になって くる。 Hajimete wa asobi dattan da ga ne...dan dan honki ni natte kuru. ‘Awalnya hanya main-main tapi...lama-lama jadi serius.’ (Giant Killing Vol. 9 P.172) (10)* 初めては遊びだったんだがね...だんだんまじめになっ てくる。 Hajimete wa asobi dattan da ga ne...dan dan majime ni natte kuru. ‘Awalnya hanya main-main tapi...lama-lama jadi serius.’ (10)** 初めては遊びだったんだがね...だんだん真剣になっ てくる。 Hajimete wa asobi dattan da ga ne...dan dan shinken ni natte kuru. ‘Awalnya hanya main-main tapi...lama-lama jadi serius.’
Lulus pada sidang yang diadakan pada tanggal 13 Juli 2012
13
Pada data (10)** honki disubtitusi dengan shinken, bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia arti dari kalimat ini tidak akan berubah, tapi apakah makna dari kalimat ini akan berubah. Pada penjelasannya Watanabe menyebutkan bahwa shinken adalah ‘Tidak curang dan sama sekali tidak main-main, keadaan bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu.’ Penulis berpendapat bahwa hal ini sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh pembicara terhadap lawan bicaranya. Selain itu pada salah satu definisi dari adjektiva shinken dijelaskan 「honki (shinken) ni natte 」to iu katachi de wa, dochi mo tsukaeru ‘Dalam bentuk 「honki (shinken) ni natte 」, kedua bentuk ini dapat digunakan’. Dari penjelasan ini penulis berpendapat bahwa dalam data (10) honki bisa disubtitusi dengan shinken. Selanjutnya untuk data (10)* honki disubtitusi dengan majime, salah satu dari definisi yang disebutkan sebelumnya adalah ‘Hal yang serius. Bukan gurauan juga bukan bohong. Hal yang penuh ketaattan. Hal yang tulus.’ Dari definisi tersebut penulis berpendapat bahwa untuk data (10) majime dapat digunakan untuk mensubtitusi honki karena secara makna ataupun arti tidak akan ada perubahan. Dari penjelasan-penjelasan tersebut maka penulis berpendapat bahwa antara majime, shinken, dan honki memiliki persamaan dan perbedaan yang membuat ketiganya tidak dapat selalu saling bersubtitusi satu sama lain. Mari perhatikan tabel berikut ini, Adjektiva Majime Shinken Honki
Keseriusan rendah X X O
Keseriusan tinggi X O X
Tabel 1
Serius (Tidak mainmain, tidak bercanda) Hal yang sebenarnya (tulus, jujur) Terlibat dengan
Majime o
Shinken o
Honki o
o
o
o
o
o
o
Lulus pada sidang yang diadakan pada tanggal 13 Juli 2012
14
serius Fokus tanpa memperdulikan hal lain Pengabdian (rajin) Kerja keras
x
o
x
o o
x o
x o
Tabel 2
Simpulan Sesuai dengan makna dari ketiga adjektiva yang telah penulis dapatkan, majime, shinken, dan honki memiliki makna kesungguhan. Makna kesungguhan yang dimiliki adjektiva majime
yang penulis
dapatkan antara lain adalah: a. Serius b. Kerja keras c. Jujur d. Rajin e. Pengabdian Makna kesungguhan yang dimiliki adjektiva shinken yang penulis dapatkan antara lain adalah: a. Serius b. Terlibat dengan serius c. Fokus Makna yang dimiliki adjektiva honki yang penulis dapatkan antara lain adalah: a. Serius b. Hal yang sebenarnya Walaupun secara makna hampir tidak ada perbedaan diantara ketiganya, majime, shinken, dan honki tidak selalu dapat saling bersubtitusi karena terdapat keadaan dimana ketiganya tidak dapat saling bersubtitusi. Misalnya pada saat menjelaskan tentang perilaku dan kodisi pada suatu situasi maka ketiga adjektiva ini dapat saling menggantikan, tetapi saat digunakan untuk menjelaskan bahwa seseorang memiliki sifat serius, maka adjektiva yang dapat digunakan adalah
Lulus pada sidang yang diadakan pada tanggal 13 Juli 2012
15
majime. Selain itu shinken memiliki keseriusan yang lebih tinggi dari pada honki, jadi pada saat mengutarakan sesuatu yang sangat serius, walaupun saat diartikan kedalam bahasa Indonesia tidak akan mengubah arti, lebih tepat jika menggunakan adjektiva shinken.
Daftar Sumber Fujisaki, Masato. 2003. Wild Life. Tokyo: Shogakukan. Natsu, Aogiri. 2008. Flat. Tokyo: Mag Garden. Nishio, Minoru. 1982. Iwanami Kokugo Jiten. Tokyo : Iwanami Shoten. Nishio, Toraya. 1972. Keiyoushi no Imi Yoho no Kijutsuteki Kenkyuu. Tokyo : Shuei Shuppan. Shinmura. Izuru. 1973. Kojien. Tokyo : Iwanami Shoten. The Japan Foundation Japanese Language Institute. 1995. Basic Japanese-English Dictionary. Tokyo : Bonjinsha. Tokugawa dan Miyajima. 1976. Ruigigo Jiten. Tokyo: Tokyodo Shuppan. Tsunamoto, Masaya. 2007. Giant Killing. Tokyo: Kodansha. Verhaar, J. W. 2008. Asas-asas Linguitik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Watanabe, Chihiro. 1996. Tadashii Kotobazukai no Tame Nita Kotoba Tsukaiwake Jiten. Tokyo: Sotakusha. Yamada, Toshio. 1965. Shinchou Kokugo Jiten. Tokyo : Shinchousha http://www.alc.co.jp http://www.nikkei.com http://www.ymknu200719.com/kotowaza
Lulus pada sidang yang diadakan pada tanggal 13 Juli 2012