ADJEKTIVA SYARAH HARZSALISTIAN 06 313 1211 016
PENGERTIAN *Adjektiva adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat. Adjektiva yang memberikan keterangan terhadap nomina itu berfungsi atributif. Keterangan itu dapat mengungkapkan suatu kualitas atau keanggotaan dalam suatu golongan. * Adjektiva adalah kata yang menjelaskan kesifatan atau keadaan suatu benda atau yang di bendakan ,biasanya disertai kata keterangan amat,paling,dan sangat.
Menurut Harimurti Kridalaksana bentuknya kata sifat dapat berupa : 1. Adjektiva Dasar 2. Adjektiva Turunan 3. Adjektiva Majemuk
1. Adjektiva Dasar Sebagian besar adjektiva dasar merupakan bentuk yang monomorfemis, meskipun ada yang berbentuk perulangan semu. Contoh: arif, anggun, rajin, malas, besar, mewah,adil,cerah. 2. Adjektiva Turunan a. Adjektiva turunan berafiks, misalnya: prefiks se- , contoh: secantik, semahal, seluas dan dengan prefiks ter-, contoh: terpandai, terlama, terbaru,terhormat.
b.. Adjektiva turunan bereduplikasi contoh: elok-elok, kecil-kecil, mudamuda, gagah-gagah,ringan-ringan. c. Adjektiva berafiks ke-R-an atau ke-an, misalnya: Kebelanda-belandaan , kemalu-maluan , kesakitan,kesepian d.. Adjektiva berafiks –I (atau alomorfnya),misalnya: Abadi (abad) , alami , alamiah )alam ,duniawi )dunia, gerejani (gereja), hewani(hewan),ilmiah(ilmu),insani(insan ,jasadi(jasad).
E. .Adjektiva yang berasal dari berbagai kelas dengan proses-proses berikut: a. deverbalisasi: mencekam, terhormat, terpaksa, tersinggung. b. denominalisasi: berapiapi,berbisa,berbuih,membudaya,melembaga c. deadverbialisasi: berkurang, bertambah d. denumeralia: manunggal, mendua, menyeluruh. e. deinterjeksi: aduhai, asoi, sip, wah, yahud
3. Adjektiva majemuk yaitu adjektiva yang merupakan gabungan morfem terikat dengan morfem bebas dan ada yang merupakan gabungan dua morfem bebas. Kridalaksana menyebut adjektiva gabungan morfem terikat dengan morfem bebas dengan istilah adjektiva majemuk subordinatif, dan adjektiva gabungan dua morfem bebas dengan istilah adjektiva majemuk koordinatif.
Adjektiva majemuk di bagi kedalam 2 bagian : a. Subordinatif Berat lidah , besar mulut,buta hari , buta huruf,kepala dingin , murah hati , pahit lidah,panas hati,cepat lidah,besar mulut. B. Koordinatif Aman sentausa , baik buruk , besar kecil , lemah gemulai , suka duka , porak poranda , riang gembira , sehat walafiat,gagah perkasa.
Kategori Adjektiva Ada dua macam kategori adjektiva : A. 1. Ajektiva predikatif, yaitu ajektiva yang dapat menempati posisi predikat dalam klausa, misalnya: gedung yang baru itu sangat megah 2. Ajektiva atributif , yaitu ajektiva yang mendampingi nomina dalam frase nominal,tempatnya sebelah kanan nomina. Contoh: buku merah, harga mahal. Jika katanya lebih dari satu, rangkaiannya itu lazimnya dihubungkan oleh kata yang. Contohnya: baju putih yang panjang dan bersih .
B.1. Ajektiva bertaraf Ajektiva bertaraf yang mengungkapkan suatu kualitas yakni yang dapat berdampingan dengan agak.sangat, seperti pekat,makmur 2. Ajektiva tak bertaraf Ajektiva tak bertaraf yang mengungkapkan keanggotaan dalam suatu golongan. yakni yang tidak dapat berdampingan dengan agak,sangat, seperti nasional,intern
Jenis kata adjektiva ( kata sifat ) Ada sembilan jenis kata adjektif : 1. Kata adjektif sifat / keadaan 2. Kata Adjektif Warna 3. Kata Adjektif Ukuran 4. Kata Adjektif Bentuk 5. Kata Adjektif Jarak 6. Kata Adjektif Waktu 7. Kata Adjektif Perasaan 8. Kata Adjektif Cara 9. Kata Adjektif Pancaindera
Contoh wacana Salah Urus Kereta O
Lagi-lagi kecelakaan kereta api terjadi. Kereta api Citra Jaya terguling di Cibatu, Jawa Barat, Sabtu lalu. Pada hari yang sama, sepur eksekutif Argo Lawu juga anjlok di Banyumas, Jawa Tengah. Ini makin menunjukkan perkeretaapian kita dalam kondisi gawat. Pemerintah mesti segera membenahinya sebelum korban jatuh lebih banyak akibat kecelakaan. Musibah kereta api Argo Lawu tak memakan korban. Tapi kecelakaan kereta Citra Jaya menyebabkan puluhan orang terluka. Daftar kecelakaan pun bertambah panjang. Dalam kurun waktu empat bulan terakhir sudah terjadi 10 kali kecelakaan kereta api. Angka ini naik hampir tiga kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu. Tidaklah salah pernyataan Menteri Perhubungan Hatta Rajasa kemarin bahwa anjloknya dua sepur itu seharusnya bisa dideteksi. Tandatanda amblesnya tanah di bawah bantalan rel kereta tentu bisa diamati jauh hari. Dengan kata lain, semestinya manajemen PT Kereta Api lebih serius mengawasi jalur kereta api. Persoalannya, Pak Menteri Cuma melihat sisi ketidakberesan PT Kereta Api. Yang terjadi sebenarnya
O
pemerintah juga salah urus perusahaan ini sehingga terus merugi. Jumlahnya tidak tanggung-tanggung, Rp 1,4 triliun per tahun. Inilah yang menyebabkan perusahaan milik negara tersebut tak sanggup memberikan layanan yang baik. Kerugian besar muncul karena PT Kereta Api diwajibkan memelihara jaringan rel di Indonesia. Total duit yang dikeluarkan untuk perawatan reguler per tahun mencapai Rp 2,1 triliun. Sementara itu, anggaran dari pemerintah hanya Rp 750 miliar. Di luar perawatan rutin, PT Kereta Api jelas tak mampu lagi menanggungnya. Padahal sebagian besar bantalan rel itu perlu diganti. Dari total panjang lintasan rel kereta api 4.676 kilometer, separuh lebih berusia di atas 50 tahun. Jangan heran jika banyak bantalan rel yang sudah lapuk. Kondisi ini sangat mudah membuat kereta api anjlok. Faktanya, sebagian besar kecelakaan kereta api yang terjadi pada 2001-2006 akibat kurang beresnya rel. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional tahun lalu menghitung dibutuhkan Rp 6 triliun untuk menyehatkan kereta api dan jaringan rel.
Dalam keadaan anggaran negara yang sedang tekor, angka itu memang tampak besar. Tapi, kalau pemerintah bisa menalangi Lapindo Brantas Inc. Sekitar Rp 7,5 triliun buat membangun infrastruktur di Porong Sidoarjo, kenapa untuk urusan yang ini tidak? Pemerintah tak perlu ragu mengucurkan dana untuk pembenahan perkeretaapian. Jika dikelola dengan benar, kereta api sebetulnya berpotensi menunjang perekonomian. Dengan pengelolaan di bawah standar pun, setiap tahun kereta api mampu mengangkut 150 juta penumpang dan 5 juta ton barang. Kalau ditangani lebih baik, jumlah penumpangnya tentu akan jauh meningkat. Pendapatan PT Kereta Api pun akan bertambah. Membiarkan kereta api berlari di atas bantalan rel yang lapuk atau tak terurus sungguh berbahaya. Jika pemerintah peduli keselamatan warganya, kondisi perkeretaapian yang amburadul harus segera dibenahi.
Hasil Analisis 1. Kata Adjektiva Keadaan: Gawat,Amburadul,sanggup,bisa,naik, Mudah,mampu,tekor,meningkat,bertambah 2. Kata Adjektiva Warna: Hitam dan putih 3. Kata Adjektiva Ukuran:Panjang,besar 4. Kata Adjektiva Bentuk: saya tidak menemukan 5. Kata Adjektiva Jarak: Jauh 6. Kata Adjektiva Waktu:saya tidak menemukan 7. Kata Adjektiva Perasaan: Ragu,serius,baik 8. Kata Adjektiva Cara: Saya tidak menemukan 9. Kata Adjektiva Pancaindra: Saya tidak menemukan
Saya menganalisis pula kata sifat yang terdapat pada wacana tersebut dalam bentuk kata nya dan kategori-kategorinya. Di Adjektiva dasar terdapat kata : *Gawat,panjang,naik,bisa,jauh,seurius,sanggup,baik,m ampu,besar,lapuk,mudah,kurang,tekor,ragu,amburadul. Di Adjektiva turunan yang berasal dari berbagai kelas dengan proses-proses terdapat kata : * Bertambah,itu merupakan deadverbialisasi Contoh lainnya seperti Adjektiva yang bertaraf yang dapat di ikuti oleh kata sangat,agak : Agak besar,Sangat mudah,lebih baik Di Adjektiva Predikatif terdapat kalimat : Kondisi ini sangat mudah. Di Adjektiva Atributif terdapat kalimat : Kondisi perkeretaapian yang amburadul dan buruk.
TERIMA KASIH